BAB 1
PENDAHULUAN
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, mamfaat penelitian, sistematika
penulisan.
Guru merupakan unsur penting dalam proses belajar mengajar, serta memiliki
tanggung jawab yang besar. Sebagai seorang guru peranan dan keahlian yang baik sangat
pendidikan. Guru merupakan pembimbing siswa untuk mengenal, memahami dan mampu
memberikan solusi permasalahan yang dihadapi siswa. Guru tidak hanya menguasai materi
pembelajaran atau pandai dalam menyampaikan materi yang diajarkan, namun seorang guru
harus mampu menggali potensi yang ada pada dirinya dan siswa sehingga ada suatu nilai,
perubahan yang didapatkan dari hasil pembelajaran yang dilakukan, baik dalam proses
undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2, pendidik
2
Pendidikan pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis
kompetensi yakni:
seorang guru untuk mencapai pengajaran yang maksimal kepada peserta didik. Pengertian
guru menurut Barlow ( 1985 ) ialah The ability of a teacher to responsibly perform his or her
duties appropriately. Artinya, kompetensi Guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru
dalam menjalankan profesi keguruannya. Artinya guru yang bagus dalam melaksanakan
profesinya disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional. Profesional ( professional )
1
Andar Gultom, profesionalisme, Standart Kompetensi, Dan Pengembangan Profesi Guru PAK ( Bandung: Bina
Media Informasi, 2007 ), 38
3
dari kata profession ( pekerjaan ) yang berarti sangat mampu melakukan pekerjaan. Maka
pengertian guru profesional adalah guru yang melaksanakan tugas keguruan dengan
kemampuan tinggi sebagian sumber kehidupan.2 Maka sehubungan dengan itu, masalah yang
terpenting adalah bagaimana seorang guru memiliki kemampuan yang baik serta mampu
menggunakan kompetensinya dalam melakukan setiap tugas dan tanggung jawabnya sebagai
dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajar dengan berhasil.3
Maka sehubungan dengan itu, Guru yang dikatakan profesional adalah guru yang mampu
melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik serta menguasai materi ajar, mampu
permasalahan siswa dengan cara mengenal karakter siswa dan mampu mengevaluasi peserta
didik yang diharapkan untuk menghasilkan perubahan bagi guru maupun kepada peserta
didik. Materi yang disajikan seorang guru yang profesional harus mampu melihat apa yang
menjadi kebutuhan siswa sehubungan dengan apa yang terjadi pada siswa yang diajar,
Guru pendidikan Agama Kristen ( PAK ) adalah figur manusia yang menempati posisi
dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika banyak gejolak permasalahan
dalam pendidikan terutama kepada siswa/i, figur guru PAK mesti dilibatkan dalam persoalan
formal dalam pendidikan dan karakter di sekolah. Karena harapan guru PAK mampu
teramat khusus perubahan karakter dan pola pikir di sekolah, yaitu melalui sikap, dalam
2
Muhibbin Syah, M. Ed, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1995 ) hal 229-230
3
Hamzah B. Uno, Profesi Keguruan ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008 ) 18
4
pengajaran. Dimana karakter buruk yang peneliti temukan di lapangan yaitu: malas belajar,
malas mengerjakan bersekutu, merokok, cabut, asusila, tidak peduli kepada diri sendiri dan
orang lain, mencuri, rendah diri, tidak menghargai orang lain, cakap kotor. Hal ini juga
teladan sikap yang baik kepada murid, maupun cara berbicara yang kurang baik, serta
penekanan nilai pendidikan karakter kepada peserta didik, guru belum mampu menjadi garam
dan terang kepada siswa dengan kurangnya sosialisasi kepada peserta didik, serta pola
pengajaran yang kurang menarik. Hal ini akan berpengaruh sekali kepada karakter peserta
Istilah pendidikan merupakan terjemahan dari “ education ” dalam bahasa inggris kata
“ education” berasal dari bahasa latin: educare yang berarti membimbing (to lead) ditambah
awalam “ e” yang berarti keluar (out). Jadi arti dasar dari pendidikan adalah: suatu tindakan
untuk membimbing keluar.4 Maka sehubungan dengan itu, dalam pengajaran Pendidikan
Agama Kristen yang diteladankan oleh Yesus sendiri dalam pengajaran-Nya untuk membawa
orang- orang mengerti dan memahami arti pengajaran-Nya, sehingga orang yang tidak
mengerti dibawa keluar dari pola pikirnya dan diubahkan menjadi memahami arti dari
pengajaran-Nya, dan itu yang harus diteladankan dalam Pendidikan Agama Kristen, untuk
membawa siswa/i mengerti dan memahami pengajaran dari Yesus Kristus sebagai Guru
Guru PAK yang memiliki kompetensi profesional harus mampu memahami dan
menguasai substansi yang terkat dengan materi PAK, dan karakteristik siswa/i. Pendidikan
karakter adalah salah satu materi yang diajarkan oleh guru PAK maka dari salah satu syarat
penting bagi guru adalah paham akan Firman Tuhan untuk membawa pendidikan karakter
4
Daniel Nuhamara, M.Th, Pembimbing PAK, ( Bandung: Jurnal Info Media, 2007 ) 8
5
pembelajaran dalam kehidupan. Muatan karakter dalam pengajaran yang ada di SMA Negeri
1 Sipora yaitu gaya hidup modren, menjadi Murid Yesus Kristus, menghargai orang lain,
persahabatan, pacaran, citra pelajar Kristen, Kamu adalah garam dan terang Dunia, Hidup
damai dengan semua orang, tanggung jawab anak kepada orang tua, kepada guru dan Gereja.
Melalui muatan karakter yang ada dalam pembelajaran yang diajarkan, maka penekanan nilai
serta penanaman konsep kepada peserta didik membuka pola pikir peserta didik bagaimana
seharusnya dilakukan dalam hidup mereka itu dapat diajarkan baik dalam tindakan kelas
pemahaman dan cara berpikir. Seiring dengan kecerdasan itu maka perubahan karakter yang
harus dimiliki peserta didik itu sangat juga perlu diperhatikan dan dibina melalui pengajaran
yang baik kepada mereka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah “ karakter ” berarti
sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain,
tabiat, watak. “Karena semua orang dilahirkan dengan kebutuhan yang hampir sama, yaitu
kebutuhan untuk merasa aman dan dihargai, diterima, diperhatikan dan disenangi, diampuni
dan mengampuni, merasa aman sebagaimana adanya”5, maka sehubungan dengan itu,
karakter yang diharapkan dalam pribadi setiap orang sangat berpengaruh dalam proses
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai karakter yang baik maka
Karakter berasal dari bahasa Yunani Charassein, yang berarti “ membuat tajam ”,
Pertama, bersifat deterministik yang berarti sekumpulan kondisi rohaniah pada diri kita yang
sudah dianugrahkan. Kedua, bersifat non deterministik atau dinamis yaitu tingkat kekuatan
atau ketangguhan seseorang dalam upaya mengatasi kondisi rohaniah yang sudah ada. Maka
5
Margaret Hensley, Konsep Diri & Kedewasaan Rohani ( Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2006 ) 9
6
dapat dipahami, orang yang bersikap pasrah pada kondisi- kondisi diri yang sudah ada,
disebut karakter lemah. Di sisi lain, mereka yang tidak mau menerima begitu saja kondisi-
kondisi diri yang sudah ada, berusaha mengatasinya, di sebut berkarakter kuat atau tangguh.6
Sehubungan dengan itu, karakter dalam diri peserta didik harus dibangun dan dipulihkan
karena mereka berusaha menyempurnakan diri belajar terus itulah yang membuat karakter
seseorang itu kuat, meskipun menghadapi tekanan dari luar dan dari dalam. Dengan
menyadari hal itu maka pengertian, pengajaran serta bimbingan yang jelas sangat diperlukan
untuk menyadarkan karakter atau sikap yang tidak baik. Pendidikan karakter adalah upaya
yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik ( good character )
berlandaskan kebajikan yang tinggi ( kecenderungan untuk melakukan tindakan yang baik )
Karakter adalah hakikat, sifat dan ekspresi kepribadian seseorang yang dinyatakan
melalu pembicaraan serta perilaku dalam lingkungan atau konteks di mana ia hidup.7 Maka
sehubungan dengan itu karakter merupakan penyatuan yang beriringan dan saling
berhubungan antara akal-budi, perasaan dan tubuh yang diaplikasikan dalam perkataan
ataupun dalam tindakan baik ketika dengan orang lain maupun ketika melakukan aktivitas
sendiri.
Dengan demikian di sini dibutuhkan integritas seorang guru. dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, integritas diartikan sebagai mutu, sifat, kedaaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
6
Saptono, M.Pd, Dimensi- dimensi Pendidikan Karakter ( Salatiga: Erlangga, 2011 ) 17-18
7
Yakop Tomatala, pemimpin yang handal, ( Jakarta: YT Leadership Foundation, 1996 ) 41
8
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Cet.3, Jakarta: Balai
Pustaka, 1990 ), 335
7
karakter siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala- gejala sebagai berikut: Masih ada guru
Pendidikan Agama Kristen yang tidak sunguh-sungguh menyadari panggilannya sebagai guru
Pendidikan Agama Kristen sehingga tidak menjalankan tugasnya sebagai guru Pendidikan
Agama Kristen dengan baik. Masih ada guru Pendidikan Agama Kristen yang bertindak kasar
kepada siswa dalam proses pembelajaran yang menekan mental siswa tersebut. Masih ada
guru Pendidikan Agama Kristen yang kurang disiplin waktu terlebih pada saat pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen sehingga siswa/i terkontaminasi menjadi kurang disiplin waktu
juga. Masih ada guru Pendidikan Agama Kristen yang belum mampu mengaplikasikan
Firman yang diajarkan sehingga pengajarannya tidak mempengaruhi karakter siswa. Masih
ada guru Pendidikan Agama Kristen yang belum memahami kompetensi profesional dalam
pengajaran Pendidikan Agama Kristen sehingga guru hanya menuntut siswa untuk
Sehubungan dengan itu, salah satu yang dapat menolong guru PAK dalam
serta tindakan yang dicerminkan akan membuat siswa memiliki kesadaran akan pentingnya
mempergunakan waktu yang ada, arif dan bijak sana, tidak mengikut nafsu dunia, tetapi
sebaiknya kepada pembentukan nilai pribadi, identitas, maupun pandangan hidup yang sering
kali membuat siswa merasa ragu- ragu terhadap identitas dirinya, arti hidup yang benar, serta
“ pandangan kita atas diri kita sendiri akan sangat mempengaruhi semua bidang
kehidupan kita. Kalau pandangan kita atas diri kita sendiri baik dan berdasarkan
prinsip-prinsip Firman Tuhan, maka kehidupan kita akan berdampak stabil dan kita
juga akan memperoleh keuntungan- keuntungan yang lain. Sebaliknya, kalau
8
pandangan kita atas diri sendiri berdasarkan sistem dunia ini, maka kita akan
bertindak seperti orang- orang dunia”9
Bagi remaja, Allah adalah Pribadi yang berperan dalam hidupnya. Dia menjadi
sahabat yang paling karib. Di lubuk hati mereka, ada komitmen dan loyalitas yang sangat
kepercayaan mereka kepada Allah, maka mereka tidak bergantung sepenuhnya kepada orang
lain.10 Oleh karena itu, hidup yang bergantung kepada Allah akan membantu mengenal diri
mereka sendiri dan identitas mereka yang membentuk karakter mereka, melalui pengajaran
dan keteladanan yang menolong setiap peserta didik. Pengajaran yang dimaksud yaitu
pengajaran yang diteladankan Kristus bagi seorang guru maupun kepada peserta didik yang
diharapkan mampu memberikan buah yang baik sebagai pengenalan akan Kristus.
kurangnya karakter dalam pendidikan karakter siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala-
gejala sebagai berikut: Masih ada siswa yang melakukan asusila sehingga menikah dibawah
umur. Masih ada siswa malas berdoa ketika dalam pembelajaran PAK di sekolah. Masih ada
siswa yang tidak peduli pada diri sendiri seperti cabut, malas membuat tugas. Masih ada
siswa yang suka kata kotor, suka berbohong, tidak memiliki percaya diri atauh rendah diri.
Guru PAK yang profesional harus memahami karakter siswa di dalam pembelajaran,
agar siswa tidak menganggap sepele Pendidikan Agama Kristen. Mata pelajaran ini
merupakan mata pelajaran yang sangat penting untuk ditingkatkan di sekolah, karena
membentuk moral, karakter, etika, dan spritual. Untuk itu guru PAK harus mampu menjadi
guru yang profesional agar siswa mampu mencintai dan mengalami perjumpaan dengan
Kristus yang membantu pembentukan karakter peserta didik. Dalam kehidupan peserta didik
9
Tom Yeakley, Watak Pekerja Kristus, ( Bandung; Yayasan Kalam Hidup, 1999 ) 17
10
Dien Sumiyantiningsih, Mengajar dengan Kreatif & Menarik, ( Yogyakarta: Andi, 2006 ) 128-129
9
di SMA Negeri 1 Sipora yaitu belum memakai waktu dengan seksama artinya tidak memakai
waktu dengan benar, atau tidak mempergunakan hidup dengan baik, bahkan masih memakai
hidup kepada dunia. Bebal dalam arti sukar mengerti, tidak menanggapi apa yang sudah
didengar dari pengajaran. Namun yang harus dilakukan yaitu Arif artinya bijak sana, berilmu,
mengerti dengan cara melakukan dari hasil pengajaran teramat khusus pengajaran dari
Firman Allah. Serta mengerti kehendak Tuhan yang dimaksud adalah mempergunakan hidup
ini baik di masa remaja untuk Tuhan, suka persekutuan, menjadi teladan baik perkatanan dan
perbuatan, bertanggung jawab dalam hidup ( Efesus 5:15-17 ). Bahkan Firman Tuhan dalam
Roma 12:2, menjelaskan agar tidak serupa dengan dunia namun berubah oleh pembaharuan
budi yang artinya menggunakan kebijaksanaan yang diberikan Tuhan untuk bertindak . Untuk
itu guru profesional harus mengerti akan karakter yang mereka miliki dan mampu
memberikan konsep pemikiran yang jelas kepada peserta didik, sebagai mana karakter
Karakter bukanlah kata yang asing bagi dunia keagamaan, termasuk di dalam
kekristenan. Namun banyak orang tetap melihat karakter itu tidak terlalu berpengaruh kepada
masa depan sehingga sering diabaikan. Pengertian yang sempit tentang karakter,
mengakibatkan mereka tidak menjaga diri, tidak mengenal diri sendiri dengan benar, bahkan
tidak sedikit yang menukar kebiasaan yang baik dengan alasan materi, jabatan, wanita, pria
dan sebagainya.
Sedikitnya, ada empat alasan mendasar mengapa sekolah pada masa sekarang perlu
lebih sungguh- sungguh menjadikan dirinya terpat terbaik bagi pendidikan karakter. Keempat
mengajar, dan membimbing peserta didik. Guru adalah orang yang mampu merancang
program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik
mencapai tingkat kedewasaan dalam berpikir maupun karakter sesuai dengan tujuan proses
pendidikan.
Hubungan peserta didik dan guru sangat diperlukan di dalamnya karena adanya
hubungan timbal balik dan respon dari guru dan siswa akan menghasilkan tujuan yang di
inginkan lebih khusus lagi kepada karakter peserta didik. Tugas mengajar guru PAK harus
berpedoman kepada pengajaran Yesus Kristus sebagai Guru Agung, guru PAK juga harus
mampu memahami kebenaran Firman Tuhan sebagai landasan materi pengajaran yang
Di samping pribadi Yesus mahir akan Firman Tuhan, seorang Guru perlu mengenali
sifat- sifat manusia.12 Berarti ketika seorang Guru PAK mengajar maka mengenali
kepribadian atau karakter itu sangat diperlukan, di mana dengan mengenali karakter siswa,
materi dan tujuan pembelajaran akan dapat dipahami dan dimengerti dan dilakukan dengan
baik.
Karakter Siswa Menurut Efesus 5:15-17 di SMA Negeri 1 Sipora Tahun Ajaran 2014/2015”
Identifikasi masalah
11
Ibid , 4
12
J. M. Price, Yesus Guru Agung ( Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 1994 ) 12
11
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akba mengatakan bahwa “ identifikasi masalah
Dari uraian yang sudah dipaparkan penulis dalam latar belakang, maka ada berapa
pokok masalah yang akan dipaparkan dalam identifikasi masalah sebagai proses perumusan
masalah dan harus menggambarkan masalah dalam topik maupun judul. Berdasarkan latar
perubahan sejak belajar PAK di dalam sekolah, karena sikap siswa sehari- hari
masih menunjukkan sikap yang jauh dari Tuhan, seperti perbuatan asusila ( hamil
di luar nikah ), malas beribadah, malas membawa alkitab, suka berbohong, malas
berdoa, rendah diri, tidak peduli kepada diri sendiri dan sesama, tidak percaya diri,
marah, bertutur kata tidak baik/ cakap kotor pada saat pembelajaran PAK dan di
kemajuan dalam belajar PAK, karena masih banyak siswa tidak serius dalam
13
W.J.S. Poerwodarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: P.N. Balai Pustaka, 1985 ) 65
14
Husaini Usman & purnomo Setiady, Metode Penelitian Sosial, ( Bandung: Bumi Aksara ) 18
12
mengalami perubahan karakter dalam kehidupan tingkah laku serta cara berpikir
profesional guru PAK dalam pendidikan karakter siswa di SMA Negeri 1 Sipora
harus diambil guru PAK dalam membangun karakter siswa di SMA Negeri 1
Pembatasan Masalah
Ada banyak masalah yang dapat di teliti berdasarkan identifikasi masalah. Mengingat
keterbatasan waktu, tempat, sarana dan prasarana yang mendukung dan juga agar penelitian
lebih mendalam, maka peneliti membatasi masalah supaya tidak mengambang dan
“ pokok itu hendaknya jangan terlalu luas, tetapi cukup sempit dan terbatas untuk ditelaah
Adapun batasan masalah yang peneliti tentukan adalah 1, 2 dan 3, masalah tersebut adalah:
15
S. Nasution, Penuntun Membuat Desertasi, Tesis, Skiripsi, Laporan Paper ( Jerman: 1980 )
13
perubahan sejak belajar PAK di dalam sekolah, karena sikap siswa sehari- hari
masih menunjukkan sikap yng jauh dari Tuhan, seperti perbuatan asusila ( hamil
di luar nikah ), malas beribadah, malas membawa alkitab, suka berbohong, malas
berdoa, rendah diri, tidak peduli kepada diri sendiri dan sesama, tidak percaya diri,
marah, bertutur kata tidak baik/ cakap kotor pada saat pembelajaran PAK dan di
mengalami perubahan karakter dalam kehidupan tingkah laku serta cara berpikir
profesional guru PAK dalam pendidikan karakter siswa menurut Efesus 5:15-17 di
Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan salah satu hal yang penting dalam penulisan karya
ilmiah. Rumusan masalah menurut Moh. Nazir dalam bukunya metode penelitian
mengemukakan:
14
“ Tiap kerja penelitian harus mempunyai masalah dalam penelitian untuk dipecahkan,
pemecahan masalah dalam penelitian sangat berguna, untuk membersihkan kebingungan kita
akan satu hal, untuk memisahkan kemenduaan dan untuk mengatasi rintangan ataupun untuk
menutup celah antara kegiatan. Karena penelitian memperoleh jawaban atas masalah tersebut.
Perumusan maslaah merupakan langkah yang penting dan pekerjaan sulit dalam penelitian ”16
Berdasarkan uraian pada latarbelakang dan batasan masalah maka yang menjadi
karakter siswa menurut Efesus 5:15-17 di SMA Negeri 1 Sipora Tahun Ajaran
2014/2015?
Tujuan Penelitian
Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas untuk mencapai langkah-
langkah yang dibutuhkan sehingga dapat mencapai tujuan yang jelas, maka sangat diperlukan
Tujuan penelitian dapat diartikan sebagai berikut, oleh karena itu ketajaman seseorang
dapat merumuskan tujuan penelitian akan sangat mempengaruhi keberhasilan penelitian yang
akan dilaksanakan, karena tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik tujuan yang akan
dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian, harus mempunyai rumusan yang jelas
16
Moh. Nazir, Metode Penelitian, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 ) 133
17
Muhammad Ali, Prosedur Dan Strategi Penelitian Pendidikan, ( Bandung: Aksara, 1985 ) 30
15
Oleh karena itu, menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting
dalam pencapaian hasil yang diharapakan, karena sebagai titik pandang yang sistematis.
1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru PAK di SMA Negeri 1 Sipora Tahun
Ajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kompetensi profesional guru PAK terhadap
pendidikan karakter siswa menurut Efesus 5:15-17 di SMA Negeri 1 Sipora Tahun
Ajaran 2014/2015.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
keprofesionalan guru PAK dalam pendidikan karakter siswa menurut Efesus 5:15-17 di SMA
Manfaat Praktis
pendidikan di sekolah.
b. Bagi guru: Membantu guru yang ada di sekolah teramat khusus guru PAK dalam
c. Bagi siswa: Sebagai bahan untuk meningkatkat perubahan yang baik mengenai
karakter dan bertumbuh di dalam Kristus, tidak menyianyiakan waktu yang ada
16
namun dengan arif, dan memakai hidup hanya untuk kemuliaan Tuhan, bukan kepada
dunia.
d. Bagi pembaca: Sebagai bahan acuan untuk membuka wawasan baru tentang
e. Bagi penulis: Sangat berguna untuk mendukung tugas akhir dan menambah wawasan
Sistematika Penulisan
Keseluruhan gagasan, pikiran dan asal usul, semuanya itu dapat dilihat dari rangkaian
bab hingga yang lebih terkecil dari bab. Berdasarkan pengelolaan masalah tersebut diatas
BAB III Berisikan Metode penelitian, tempat dan waktu, populasi dan sampel,
instrumen penelitian, teknik Pengumpulan data, uji coba angket, teknik analisa
BAB IV Berisi pembahasan deskripsi data hasil penelitian, uji persyaratan analisis, uji
hipotesis, pembahasan.
BAB II
Bab ini akan memuat alasan mengenai kajian pustaka, kerangka berpikir, hipotesis
penelitian skripsi.
Kajian Pustaka
Dalam latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam BAB I di atas telah
disinggung betapa pentingnya kompetensi profesional guru PAK dalam pendidikan karakter
siswa menurut Efesus 5:15-17. Dalam kajian pustaka ini akan dibahas lebih rinci dan jelas
seberapa pentingnya profesional guru PAK dalam pendidikan karakter siswa di SMA Negeri
Kompetensi
sesuatu18. Dalam buku profesionalisme, standar kompetensi, dan pengembangan profesi guru
PAK, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
18
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia , ibid, 453
18
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan betindak.19 Dalam buku profesionalisme, standar
kompetensi, dan pengembangan profesi guru PAK, kompetensi pada dasarnya merupakan
kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk
kerja, yang diharapkan bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program
kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
Kompetensi guru memiliki banyak makna. Hal ini sesuai dengan beberapa pendapat,
a. Broke and Stone mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai suatu gambaran
kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.
b. Charles mengemukakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk
mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
c. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan
dosen, dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.21
Dari uraian di atas, kompetensi mempunyai arah tujuan atau rasional dan perilaku
nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati namun mencakup sesuatu yang tidak kasat mata.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, teknologi, sosial dan
spritual yang membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup mengusai materi,
dan pemahaman akan peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan
profesionalisme.
19
Andar Gultom, Profesionalisme, Standar Kompetensi, Dan Pengembangan Profesi Guru PAK (Bandung: Bina
Media Informasi, 2007), hlm.25
20
Lidya Yulianti, Profesionalisme, Standar Kompetensi, Dan Pengembangan Profesi Guru PAK, (Bandung: Bina
Media Informasi, 2009), 38
21
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: remaja Rosdakarya, 2008 ), 25
19
Dari beberapa uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kompetensi guru
adalah suatu kemampuan, kecakapan dan kewenangan yang harus dimiliki oleh seseorang
dalam menyandang profesinya sebagai guru mencakup pengetahuan dan perilaku yang
mendukung dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugasnya sebagai guru secara baik.
mendukung dalam tanggung jawab profesinya sebagai guru. Dengan adanya kompetensi
seorang guru akan menambah kualitas dalam pengajaran dan teladan sikap yang akan
Profesional
Istilah profesional sudah tidak asing lagi kita temukan dalam kehidupan sehari-hari,
namun pengertian profesional sering tidak sejalan dengan tindakan yang dijalankan dalam
profesinya. Karena masih banyak orang belum paham benar akan pengertian profesional baik
Profesional berasal dari kata profesi yang berarti secara analogis “mampu” atau
“ahli”22. Secara etiomologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris, yaitu profession atau
bahasa latin profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau
ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi profesi berarti suatu
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan pengetahun teoritis sebagai instrumen untuk
22
Pupuh Fathurroman & Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT. Refika Aditama), 1
23
Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), 16
20
kemampuan untuk bekerja secara profesional dalam bidang pendidikan Agama Kristen secara
bertanggung jawab, dalam perkataan dan tindakan baik dalam proses belajar mengajar. Jadi
Berdasarkan berbagai pendapat diatas, profesi adalah suatu bidang pekerjaan atau
keahlian tertentu yang memiliki kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu
yang diperoleh melalui proses pendidikan secara akademis yang memperoleh penghasilan
dari keahliannya.
Sehubungan dengan itu, di dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005 pasal 8 tentang
guru dan dosen, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Serta dalam Undang-undang No.14 Tahun 2015 pasal 2 tentang guru dan dosen disebut
bahwa, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
24
Udin Syaefudin Saud, Pengambangan Profesi Guru, (Bandung: CV.Alfabeta, 2009), 16
25
Soetjipto, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 17
26
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi kurikulum (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), 13
27
Hilda Karli, Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Sertifikasi Guru Dilaksanakan, (Jakarta: Generasi Info Media,
2009), 14
21
Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan karena kepada
Kompetensi Profesional
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
b. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
relektif.
e. Memamfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengkomunikasikan dan
mengembangkan diri.29
peserta didik. Dengan demikian guru perlu memiliki profesional yang baik, karena peserta
didik akan memahami, meneladani pengajaran baik dalam proses pembelajaran maupun
dalam bertindak. Dalam hal ini guru tidak hanya dituntut untuk memaknai pembelajaran,
tetapi penting bagaimana guru menjadikan pembelajaran itu sebagai ajang pembentukan
karakter dan perbaikan sikap peserta didik. Untuk itu seorang guru Pendidikan Agama
Kristen harus menjadikan Yesus sebagai teladan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Menjadi teladan berarti perkataan dan tindakan harus sesuai dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.
28
E. Mulyasa, Ibid, 135
29
Rusman,Ibid, 58
22
Kompetensi propesional dalam diri seorang guru PAK sangat berpengaruh terhadap
tingkat keberhasilan guru sebagai pengembang sumber daya manusia serta dalam menumbuh
kembangkan kesadaran minat belajar dan perubahancara berpikir yang berdampak kepada
menegaskan bahwa:
“Guru yang memiliki kompetensi profesional harus mampu menguasai disiplin ilmu
pengetahuan sebagai sumber belajar, menguasai bahan ajar, mampu mengenal karakteristik
peserta didik, menguasai tujuan pendidikan, menguasai metode dan model mengajar,
menguasai teknologi pembelajaran, menguasai penilaian dan mampu merencanakan dan
memimpin untuk kelancaran proses pendidikan”.30
Pendidikan Agama Kristen. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan kedalam indikator esensial
sebagai berikut.
Tabel
No Komponen Indikator
.
1 Penguasaan bahan kajian 1. Memahami substansi keilmuan yang terkait dengan
akademik materi PAK
2. Mampu mengkaji isi buku-buku teks dan refrensi
materi pembelajaran PAK
3. Memahami substansi khusus sesuai dengan jenis
pelayanan yang dibutuhkan siswa.
2 Menguasai 1. Menguasai ilmu-ilmu yang relevan dengan
pendalaman/aplikasi materi pendidikan agama Kristen
pembelajaran PAK 2. Mampu mengaplikasikan materi pembelajaran
PAK kedalam kelompok mata pelajaran serta
dalam kehidupan sehari-hari.
3 Pengembangan profesi 1. Mengikuti informasi perkembangan IPTEK-SENI
dengan langkah-langkah yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan
penelitian dan kajian kritis ilmiah.
untuk menambah wasan 2. Mengembangakan berbagai model pembelajaran
dan memperdalam yang relevan dengan mata pelajaran PAK
30
Hamzah, Profesi Kependidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 64
23
Guru
Guru adalah orang yang dewasa dalam intelektual dan kepribadian. Ia harus tahu lebih
banyak dari peserta didiknya. Namun ia juga harus menyadari bahwa dia juga perlu belajar
dari peserta didik, sehingga ia tidak malu jika ada juga yang belum ia tahu namun diketahui
“Menurut pandangan tradisional, guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Menurut persatuan guru-guru Amerika Serikat, guru
adalah semua petugas yang terlibat dalam tugas-tugas kependidikan. Menurut Balnadi
Sutadipura, guru adalah orang yang layak digugu dan ditiru”. 31
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
Kebudayaan, guru adalah seorang yang mempunyai gagasan yang harus diwujudkan untuk
kepentingan anak didik, sehingga menunjang hubungan sebaik-baiknya dengan anak didik,
Menurut beberapa ahli seperti Jean D. Grambs dan C. Morris MC Clare guru yaitu
mereka yang secara sadar mengarahkan pengalaman dan tingkah laku dari seseorang individu
hingga terjadi pendidikan. Dan menurut Laurence D. Hazkew guru adalah seseorang yang
mempunyai kemampuan dalam menata dan mengelola kelas. Jadi dapat ditarik kesimpulan
31
Syafruddin Nurdin, Ibid, 6
24
bahwa guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertangggung jawab dalam mendidik,
Kata Guru dalam bahasa Yunani “Rabbi” (Yoh.1:38) yang berarti tuanku atau
pemimpin33 yang berarti patut ditiru, baik untuk dicontoh. Dalam hal ini seorang guru terlebih
dahulu melatih dan membina kepribadianya, artinya ia harus mampu membina pribadinya
sendiri secara profesional terlebih dahulu sebelum mengajarkannya kepada peserta didik.
Sebagai teladan tentu saja profesional yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta
didik serta orang yang ada disekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya
sebabagi guru. Maka kefrepesionalan guru PAK, baik dari hidup sehari-hari, pengajaran
dalam pembelajaran serta aplikasi yang dapat diteladankan kepada peserta didik juga harus
Dari beberapa pendapat di atas, seorang guru tidak hanya memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik dalam pembelajaran saja, namun seorang guru juga harus
mampu memberikan aplikasi pengajaran dalam hidup, baik perkataan dan tindakan.
Sehingga pengajaran yang diberikan dan keprofesionalan seorang guru akan dapat dilihat dan
diteladani peserta didik. Dalam Pendidikan Agama Kristen, guru sebagai pengajar,
Seorang guru PAK dipanggil untuk melayani, menyatakan kebenaran Injil, serta
meneladani Yesus sebagai Guru Agung dalam pengajaran dan tindakan, yang diharapkan
dapat memberikan perubahan pemikiran serta tindakan dalam kehidupan peserta didik. Guru
PAK sangat berat tanggung jawabnya, karena guru PAK bertanggung jawab untuk membina
kerohanian peserta didik, maka seharusnya seorang guru harus mengenal peserta
32
H. Hamzah, Profesi Kependidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 15
33
Poerwodarminto, W.J.S. ibid, 101
25
mereka dan mencintai mereka dihadapan Allah. Yesus mengajar kepada murid-murid-Nya
dengan meberikan pengaruh karena baik perkataan dan tindakan Yesus, Yesus merupakan
Seorang guru profesional harus membawa peserta didik kepada perubahan nilai-nilai
Kristen. Namun rendahnya penghargaan terhadap guru pendidikan agama Kristen berdampak
pada pemahaman tentang profesional. Dengan demikian guru PAK profesional adalah guru
yang mengajar dengan kemampuan dan karakter tinggi yang mendasarkan pengajaran kepada
Menjadi guru profesional dalam bidang tertentu, maka seorang guru perlu memiliki
persyaratan untuk mempertajam profesinya sebagai seorang guru. Demikian juga guru PAK
dipenuhi sebagai seorang guru PAK profesional. UU Nomor 20 Tahun 2003 BAB IX Pasal
42 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, disebut bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi
minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar yang dihasilkan oleh
melaksanakan tugasnya sebagai guru PAK. Dan ini bukti otentik yang sifatnya formal, bahwa
seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan tertentu yang diperlukan
34
Andar Gultom, Profesionalisme, Standar Kompetensi, Dan Pengembangan Profesi Guru PAK, ( Bandung: Bina
Media Informasi, 2007), 28-29
26
Mengajar dan menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang guru harus memiliki
kompetensi sebagai hal yang menjadi dasarnya dalam proses pembelajaran. Kent L. Johnson
dalam Called To Teach, mengemukakan bahwa ada sedikitnya enam segi kemampuan dan
keterampilan yang harus dikembangkan guru dalam mengembangkan profesinya. Keenam hal
itu meliputi;
kompetensi yang berupa konsep dan pengalaman rohani, serta perubahan sikap dan perilaku
sebagai buah pembelajaran PAK, maka seorang guru PAK harus memiliki pengalaman
rohani. Pengalaman rohani yang dimaksud disini yaitu : Guru PAK harus percaya bahwa
Alkitab adalah Firman Allah artinya guru PAK harus percaya akan otoritas Alkitab sebagai
Firman Allah, tidak keliru. Karena itu akan menentukan tujuan Pendidikan Agama Kristen,
karena Alkitab merupakan sebagai sumber pengajaran bagi seorang guru PAK ( 2 Tim 3:16-
17; 2 Pet 1:19-20). Karena Alkitab menjelaskan bahwa manusia berdosa (Rom 3:23), oleh
sebab itu, manusia memerlukan Yesus Kristus sebagai juru selamat pribadinya (1 Kor 13:3-
5).36
35
B. S. Sijabat, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1994), 46
36
Andar Gultom, Profesionalisme, Standar Kompetensi, Dan Pengembangan Profesi Guru PAK, 30-31
27
Modal dasar suatu profesi yaitu komitmen yang tinggi, karena dampak yang akan
didalami akan berdampak pada kinerja sseorang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
pada profesi tersebut. Dan dengan komitmen itu, seseorang akan terpanggil dan sekaligus
merasa memiliki. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru akan
jabatan/profesinya. Demikian dengan guru PAK harus mencintai profesinya, karena jika tidak
demikian akan merasa terpaksa untuk melakukan tugasnya. Guru PAK profesional tidak akan
pernah merasa terpaksa dalam menjalankan tugasnya. Guru PAK profesional dengan
komitmen tinggi, akan memiliki kepedulian tinggi terhadap tugas-tugas profesinya. Perhatian,
dan tanggung jawabnya akan dicurahkan dengan baik yang berdampak pada pengajran dan
Guru PAK Profesional juga mempunyai beberapa peranan penting lainnya dalam
penasehat.
pembimbing belajar. Ia tahu sebab-akibat dari pengajaran yang tidak baik untuk guru maupun
peserta didik.38 Menjadi seorang guru harus mampu membimbing peserta didik dalam proses
37
Andar Gultom, Ibid, 32-33
38
Earl V dan Jame D. Young, Guru Adalah Segala-galanya (Bandung: Tarate, 1983), 18
28
Guru harus mampu mengenali pesera didik dalam membimbing siswa, karena
bimbingan yang diberikan tidak hanya materi namun mampu mengenali latar belakang,
tingkat kemampuan atau perkembangan intelek, kekuatan dan kelemahan, dengan begitu guru
Untuk menjadi pembimbing bagi siswa tidak cukup hanya mengenal pribadi mereka,
namun seorang guru harus berpedoman kepada Firman Allah. Keberagaman karakter peserta
didik mengharuskan guru untuk paham akan Firman Allah dan mengenal tabiat mereka.
Tuhan Yesus sebagai Guru Agung sangat Paham Firman Allah (Luk 24:27), namun
mengenali sifat-sifat dari murid-murid-Nya (Mat 9:4). 39 sehubungan dengan hal itu, maka
seorang Guru PAK harus mampu membimbing peserta didik dengan mendasarkan pengajaran
dari Firman Allah serta mengenal karakter peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang dicapai. Karena dengan hal mendasar tersebut maka sangat menolong guru PAK untuk
Tugas dan tanggung jawab yang dimiliki seorang guru sangat penting dipahami
sebagai pendidik, namun salah satu yang paling penting ialah teladan atau contoh bagi murid-
muridnya dan semua yang memandangnya sebagai guru. Teladan yang dapat dilihat dari
seorang guru yaitu dari sikap guru menghadapi persolan hidup, seperti sikap sukses,
kegagalan dan lainnya.40 Sehubungan dengan itu, pada dasarnya perubahan perilaku yang
dapat ditunjukkan oleh peserta didik harus dipenaruhi oleh latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru. Atau dengan perkataan lain, guru mempunyai
pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik. Dengan begitu guru dapat menjadi
contoh karena guru adalah bagian dari kelompok orang pada satu komunitas atau masyarakat
39
J. M. Price, Ibid 9-13
40
Earl V dan Jame D. Young, Ibid 36
29
yang diharapkan dapat menjadi teladan baik perkataan dan tindakan sehari-hari. Untuk itu
seorang guru PAK propesional harus meningkatkan wawasan pengetahuan akademis dan
Guru PAK yang sungguh-sungguh memahami dan mengerti akan panggilannya harus
mampu memberikan teladan lewat hidup, baik perkataan dan kehidupannya. Sama seperti
Yesus adalah teladan bagi orang percaya, karena seluruh ajaran dapat dilihat dari praktek
kehidupan-Nya. Ketika mengajar sangat penting dalam berdoa, Ia selalu berdoa ( Mat
26:39,42). Ketika mengajar ia menyatakan pengampunan dan tidak mengutuk mereka yang
melakukan kesalahan ataupun kejahatan dan itu dapat dilihat melalui kerelaan Yesus Kristus
mati di kayu salib untuk menebus orang berdosa (Mat 27) , dan Yesus mengajar Kasih namun
Guru juga harus menjadi gembala bagi murid-muridnya, ia bertanggung jawab atas
hidup dan rohani mereka, ia wajib membina dan memajukan kerohanian mereka.41 Yesus
tidak hanya memberikan materi saja kepada peserta didik, sebagaimana layaknya seorang
gembala harus merawat, memberikan makan, mengenali setiap domba, dan bertanggung
Guru sebagai gembala kepada peserta didik dituntut untuk kritis dalam membina
hubungannya dengan peserta didik agar perubahan karakter yang diharapka dapat tercapai.
41
J. M. Nainggolan, Strategi Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: Generasi Info Media, 2008), 65
30
Guru merupakan penasihat bagi murid-muridnya dan sering pula bagi orang tua
mereka, murid dalam pendidikan selalu membutuhkan nasihat dan sering memerlukan
seseorang untuk diajak berbicara, maka murid akan datang kepada guru karena mereka
memerlukan nasihat untuk mendengarkan mereka dan meminta solusi.42 Sehubungan dengan
itu guru harus mampu menyelesaikan masalah dengan baik untuk mendapatkan kepercayaan
murid. Dengan begitu seorang guru harus dapat dipercaya dan berpikir dewasa.
Aga guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan, dan penasihat secara
lebih mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental.
Karena manusia memiliki sifat-sifat yang unik, karena peserta didik mau menjadi apa dia
kelak sangat dipengaruhi oleh pendidikan.43 Maka selayaknya seorang guru baik dalam
perkataan dan tindakan juga mencerminkan kepercayaan orang lain, teladan dan dapat dillihat
Dalam Kitab Yes 9:5 dikatakan “....dan nama-Nya disebut orang penasihat Ajaib...”
Yesus mengajar menyampaikan nasihat-nasihat yang menguatkan, dan mengubah hidup bagi
setiap orang yang datang dan percaya kepada-Nya, melalui perkataan-Nya, orang
menemukan jalan keluar dari setiap persoalan dan permasalahan yang dihapadai.
Untuk menyelidiki latar belakang kitab Efesus maka akan dibahas penulis kitab
Roma, tema kitab, waktu penulisan, latar belakang kitab dan tujuan penulisan.
Penulis: Paulus44
42
Earl V dan Jame D. Young, Ibid 49
43
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 44
44
Dianne Bergant, Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 343
45
Donald C. Stamps, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Manang: Gandum Mas, 1991), 1957
31
Penerima Surat: Orang- orang Kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus
Jemaat di Efesus: Didirikan oleh Paulus (Kis 19, 20) pada saat Paulus melakukan perjalanan
misi ketiga. Paulus sempat tinggal di Efesus dan mendidik mereka dengan penuh kasih untuk
semakin berakar selama 3 tahun. Menurut kesaksian Paulus jemaat Efesus adalah jemaat
yang dewasa (Ef 1:3-14) karena mereka bisa menerima makanan keras diketahui bahwa
sebagian jemaat adalah non-Yahudi, hanya sebagian kecil orang Yahudi. Timotius adalah
orang yang ditunjuk untuk melanjutkan pelayanan Paulus setelah Paulus pergi. Paulus
menulis surat ini karena dalam jemaat di Efesus berbangga menganggap diri tidak bergantung
pada Israel, dan berbantah-bantah dengan saudara-saudara Kristen asal Yahudi (Roma 11:33).
Untuk itulah mereka membutuhkan peringatan akan pentingnya asal-usul Gereja dari Israel.49
Tujuan penulisan: Agar pembacanya bertumbuh dalam Iman, Kasih, Hikmat, dan penyataan
Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan
Tuhan Yesus Kristus (4:1-3, 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman
dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan
“dalam Kristus” (1:3-14; 3:10-12) untuk gereja (1:22-23; 2:11-22; 3:21; 4:11-16 :5:25-27)
Agama
46
Donald C. Stamps, Ibid 1957
47
Donald C. Stamps, Ibid, 1957
48
Abieno, Tafsiran Alkitab Surat Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 3
49
Tafsiran Alkitab Masakini Matius-Wahyu, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2006), 577
50
Donald C. Stamps, Ibid, 1958
32
Tempat yang terkenal di Efesus adalah kuil dewi Artemis yang mahabesar. Dewi
Artemis adalah dewi orang-orang Efesus yang kemudian disamakan dengan dewi Artemis
orang Yunani dan Diana dari Romawi. Patungnya berupa sebuah tubuh yang berbuah dada
banyak dan berkepala seorang wanita, dengan sebongkah batu besar sebagai ganti kaki. Kuil
yang pertama mungkin dibangun sekitar abad yang keenam SM, tetapi belum selesai hingga
tahun 400 SM. Ia dibakar sampai rata ke tanah pada tahun 356 SM dan digantikan oleh
bangunan yang lebih baru dan lebih besar, 425 kaki kali 225 kaki, yang disokong oleh
sumbangan dari seluruh Asia. Ia dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia dan dikunjungi
Kuil ini bukan hanya merupakan pusat pemujaan saja, tetapi karena tanah dan
ruangan-ruangannya dianggap suci dan tidak boleh dicemari, ia juga merupakan tempat
perlindungan bagi kaum yang tertindas dan tempat penyimpanan harta. Suatu gambaran kasar
dari kuil ini terlukis pada mata uang Efesus, disertai sebutan yang digunakan dalam Kisah
Para Rasul bagi kota ini, NEOKOROS, atau kota yang memelihara kuil dewi Artemis.
Berbeda dengan kebanyakan orang yang terjebak dalam rutinitas ibadahnya, penduduk Asia
dan Efesus khususnya menunjukkan pengabdian yang nyaris fanatik terhadap dewi Artemis.
Kegairahan mereka tercermin dalam perbuatan orang banyak di gedung kesenian, yang
selama dua jam penuh meneriakkan 'Besarlah Artemis dewi orang Efesus" 51.
Ekonomi
Efesus adalah satu kota terkemuka di kawasan asia kecil kota yang maju dan menjadi
pusat perdagangan dan kebudayaan di provinsi itu. Letaknya juga sangat strategis menjadi
pertemuan di barat timur. Kota efesus dikelilingi oleh kota-kota pada zaman itu. Kota ini
terkenal dengan kuil-kuil penyembahan dewi orang efesus, yaitu diani, dewa pemelihara.
51
Hendry h halley, penuntun ke dalam perjanjian baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 313-371
33
Pendirian jemaat juga merupakan langkah strategis penginjilan paulus utuk memenangkan
kota penting di asia. Efesus adalah sebuah kota kuno taraf internasional. Terletak pada muara
Kaistros di Asia Kecil. Kira-kira tahun 1000 sebelum Masehi didiami oleh para imigran dari
Efesus sangat beruntung karena terletak di muara Sungai Kaister, dengan sebuah pelabuhan
laut yang terkemuka pada zaman itu. Juga, tiga jalan utama lewat Kota Efesus. Satu jalan
menuju ke Mesopotamia, sehingga kekayaan wilayah itu mudah didatangkan untuk dijual di
pasar Efesus. Ada juga sebuah jalan dari Galatia, dan satu lagi dari Lembah Maeander. Jelas,
pasar di Efesus penuh dengan segala macam barang yang mewah, seperti disebut dalam
Wahyu 18:12-13.
Efesus merupakan daerah otonom. Oleh karena itu, Kota Efesus menjadi "kota
bebas", dan tentara Roma tidak ditempatkan di situ. Juga, kebesaran Kekaisaran Romawi
menghormati Efesus secara rutin, karena gubernur dari Kekaisaran Romawi mengadakan
pengadilan rutin untuk kasus-kasus yang dianggap penting di Efesus. Setiap tahun di Efesus
diadakan Perlombaan Panonia, yang setara dengan Perlombaan Olimpia, diadakan pada
setiap bulan Mei. Kota Efesus sudah biasa menyaksikan kemewahan dan keramaian
kebudayaan Yunani dan Romawi. Kemudian bisa berkembang menjadi kota perdagangan
yang kaya dan bernilai budaya tinggi. Sejak tahun 133 sebelum Masehi menjadi pusat
propinsi Romawi di Asia. Kenisah dewi Artemis dengan arca dewi itu termasuk bilangan
mujizat dunia sejak dari zaman kuno (Kisah Para Rasul 19:35). Arca dewi Artemis
dikabarkan jatuh dari langit. Di kalangan koloni Yahudi di situ yang menikmati berbagai
privelesi istimewa, pewartaan agama Kristen memperoleh tanggapan kuat sekali (Kisah Para
Rasul 18:24), sedangkan di tengah penghuni lainnya berkembanglah kekuatan sihir (Kisah
Para Rasul 19:19). Paulus bekerja di Efesus dalam perjalanan misionaris yang pertama dan
34
kedua, sampai pada saat ia diusir karena huru-hara tukang perak (Kisah Para Rasul 18:19-21;
Politik
Efesus tergolong sebagai kota yang bebas dan menjalankan pemerintahannya sendiri.
Kekuasaan tertinggi dipegang oleh sidang rakyat yang diselenggarakan secara resmi (Kis
19:39), sedang para pemimpin atau senat kota itu berfungsi sebagai badan pembuat undang-
undang. Sekretaris kota atau "panitera kota" adalah pejabat yang bertanggung jawab: ia
Pengaruh kaum buruh juga kuat, karena serikat buruh tukang peraklah yang mengajukan
protes bahwa ajaran Paulus telah mengancam kelangsungan hidup usaha mereka membuat
Tabel
52
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1995) 360 - 365
53
Merrill C. Tenney, ibid 375
35
memandang, perhatikanlah
berhati-hati dengan
οὖν Karena itu, seksama,
then,
maka bagaimana
πῶς
Bagaimana kamu hidup,
ἀκριβῶς circumspectly,
Dengan teliti, janganlah
(ayat 15)
dengan seksama seperti orang
bebal, tetapi
seperti orang
arif,
ye walk how you live—
περιπατεῖτε,
Berperilaku
μὴ
Tidak
ὡς
Seperti
not as fools, not as unwise
ἄσοφοι,
Bodoh, bebal
ἀλλ’ Hanya
but as wise, but as wise,
ὡς Seperti
σοφοί, Bijaksana
αἱ ἡμέραι Bahwa adalah jahat. the days are evil. days are
Dan
Tuhan56.
Pasal 5:15
“Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang
bebal, tetapi seperti orang arif “διὰ τοῦτο μὴ γίνεσθε ἄφρονες, ἀλλὰ συνίετε τί τὸ θέλημα τοῦ κυρίου.
54
Bible Works9
55
Barclay M. Newman, Kamus Yunani Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014)
56
Alkitab (Jakara: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004), 1974
57
Spriros Zhodiates, The Compleate Word Study New Testament King James Version, (United States Of
America: AMG International, INC, 1992), 641
58
Zondervan, The NIV Study Bible, (USA: The International Bible Soceity, 1985), 1800
37
Efesus pasal 5:15 merupakan “cara hidup yang paling mendasar sebagai orang Kristen”.
Jika kita tidak berhati-hati dalam melangkah menjalani kehidupan ini, maka kita akan
menjadi orang yang pasrah dengan kehidupan ini, tidak memiliki rencana kedepan, hanya
memikirkan hari ini saja. Namun jika kita memakai hidup ini dengan baik berdasarkan
kebijaksanaan dari Tuhan, maka Tuhan akan bekerja dalam hidup kita.
Kata perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang
bebal, tetapi seperti orang arif, dalam bahasa Yunani Βλέπετε οὖν πῶς ἀκριβῶς περιπατεῖτε,
mempertimbangkan segala sesuatu dengan baik. diterjemahkan, See then that ye walk
circumspectly, ( lihat bahwa kamu berjalan dengan saksama)59. Be very careful, then, how you
live60, ( berhati-hatilah, kemudian, bagaimana kamu hidup). not as fools, (tidak bodoh). not as
unwise, (janganlah seperti orang bebal, tidak mau tau). but as wise,(tapi seperti orang arif).
Hidup yang saksama atau teliti yang dimaksud disini ialah sebelum bertindak perlu
memikirkan kedepan dengan penuh kehati-hatian, agar tidak terjadi penyesalan dikemudian
hari, yang bisa merusak kepada masa depan dan merugikan dirisendiri dan orang lain. Dan
jangan seperti orang bebal yaitu jangan memiliki sikap hidup yang tidak mau tau, acuh-tak
acuh dengan apa yang terjadi, namun harus arif yaitu mengerti, memahami, dengan bijak
sana.
Pasal 5: 16
Dalam pasal 5: 16, kata pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat
dalam bahasa Yunani ἐξαγοραζόμενοι τὸν καιρόν, ὅτι αἱ ἡμέραι πονηραί εἰσιν. Diterjemahkan
Redeeming the time, Artinya pergunakanlah waktu yang ada. Making the most of every
opportunity, Memakai sebagain besar setiap kesempatan. because the days are evil, Karena
hari-hari ini adalah jahat61. Yang dimaksud disini ialah kesempatan yang tidak akan terulang-
ulang, sebab waktu yang sangat berharga itu diberikan untuk dipakai sebaik mungkin, sebab
hari ini adalah jahat, dimana iblis juga bekerja untuk menghancurkan anak- anak Tuhan,
sehingga kesempatan yang berharga ini maka harus dipakai sebaik mungkin dengan penuh
Pasal 5:17
Dalam pasal 5:17, kata Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu
mengerti kehendak Tuhan dalam bahasa Yunani Διὰ τοῦτο μὴ γίνεσθε ἄφρονες, ἀλλὰ
συνιέντες τί τὸ θέλημα τοῦ κυρίου62. Artinya kesempatan yang ada jangan dipakai kepada hal
yang sia-sia, contohnya pergaulan bebas, tidak hormat kepada orang tua dan guru, tidak
menghargai diri sendiri, merokok, malas bersekutu dan belajar. Namun harus dengan cermat
memaki waktu yang berharga ini, kesempatan ini sebaik mungkin, penuh kehati-hatian dalam
bertindak, itu didapatkan berdasarkan pengenalan akan Allah yang jelas, pengajaran yang
baik, sikap yang mau memahami apa tujuan dan rencana Allah di dalam hidup.
61
Spriros Zhodiates, ibid, 530
62
Zondervan, ibid, 1800
39
Jelas bisa dilihat bahwa ketika membaca dan merenungkan Efesus 5:15-17, dapat
disimpulkan dimanapun dan bagaimanapun keadaan situasi yang dialami, maka ketika
melangkah harus penuh kehati-hatian dan penuh kebijaksanaan, agar tidak salah mengambil
keputusan dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain melalui perbuatan yang dilakukan.
Karena waktu yang sangat berharga itu tidak dapat terulang kembali, dengan mengerti apa
yang menjadi rencana dan kehendak Tuhan dalam hidup seseorang , maka kesempatan yang
Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata “didik”, dan mendapat awalan me sehingga menjadi
mendidik artinya, memelihara dan memberi latihan, yang memerlukan ajaran, tuntunan,
pimpinan mengenai ahlak dan kecerdasan pikiran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
“pendidikan” yaitu proses pengubahan sikap dan tata luku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Dalam bahasa inggris
pendidikan berasal dari kata education “mendidik” , dalam bahasa latin educare artinya
membimbing, yang ditambah awalan “e” yang berarti keluar (out), atau dapat diartikan juga
memberi peningkatan “ to give rise”, dan mengembangkan “to develop”63, dalam pengertian
Dalam pengertian luas education atau pendidikan yaitu sebuah proses dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara tingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan.64 Sehubungan dengan itu pendidikan berarti usaha yang dilakukan
secara sengaja secara terus menerus untuk membimbing atau mendidik dengan metode-
metode tertentu untuk membawa keluar dari ketidak tahuan, serta memiliki pemahaman dan
tingkah laku yang baik. Sebab dalam 2 Tim 3:16 berkata” segala tulisan yang diilhamkan
63
Muhibbin Syah, Ibid, 8
64
Muhabbin Syah, ibid, 10
40
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran ”. Berarti orang yang
mengalami bimbingan atau didikan, maka selayaknya mendapatkan perubahan kelakuan yang
dalam hal pertumbuhan Iman dalam dirinya, merupakan hal yang harus dilakukan seseorang
dalam dirinya untuk mencapai proses mencapai keserupaan dengan Kristus. Demikian juga
dengan pendidikan Agama Kristen yang diberikan kepada peserta didik untuk membangun
diri mereka serta membuka wawasan dan pola pikir yang salah, dengan kebenaran Firman
Tuhan yang diajarkan dalam pengajaran yang mereka terima akan meluruskan pemahaman
yang salah. Secara khusus pendidikan Agama Kristen menunjuk kepada persekutuan iman
yang melakukan tugas pendidikan agama, karena pendidikan agama kristen merupakan usaha
sadar, sistematis, dan berkesinambungan untuk membawa peserta didik keluar dari
keberdosaan kepada terang Kristus66. Dengan meluruskan pola pikir dan pemahaman yang
salah maka perlu sekali dimengerti bahwa pendidikan agama kristen sangat dibutuhkan dan
harus dipahami untuk menolong pribadi peserta didik untuk membawa keserupaan dengan
Kristus.
Pengertian Karakter
65
Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK (Bandung: Jurnal Info Media, 2009), 16
66
Daniel Nuhamara, Ibid, 25-26
41
Karakter adalah sikap batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah
laku. Yaitu batin manusia yang tersembunyi (1 Pet 3:4), yakni “inner beauty” atau “inner
quality” dalam diri seseorang. Yesus sangat menekankan sikap hati di dalam bukan hanya
perbuatan lahiriah (Mat 23:27-28).67 Karakter berasal dari bahasa Yunani Charassein, yang
berarti “ membuat tajam ”, atau“membuat dalam. Yang artinya bahwa sifat, tabiat, dan watak
(core virtues) yang secara objektif baik individu maupun masyarakat. Kebajikan disini yang
dimaksud yaitu rasa hormat (respect) dan tangung jawab (responsibility). Hormat berarti
menunjukkan penghargaan terhadap seseorang atau sesuatu, dan menunjuk kepada tiga
bentuk yaitu kepada diri sendiri, orang lain, dan segala bentuk kehidupan beserta dengan
tindakan aktif untuk menanggapi secara positif kebutuhan pihak lain, dan membantu orang
lain, dan pemenuhan kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang kepada diri sendiri dan
Karakter Kristen
Orang kristen yang disebut pengikut Kristus yang meneladankan perbuatan dari
Kristus sendiri, serta mengaplikasikan keteladanan dari Yesus dalam kehidupannya. Karakter
kristen merupakan suatu proses, bukan peristiwa, itu adalah suatu proses dari “manusia
duniawi” menjadi gambaran Kristus, Proses itu dimulai dari ketika kita percaya kepada
Kristus dan dijadikan ciptaan baru (2 Kor 5:17) serta Roh Kudus tinggal di dalam kita69.
Dengan memiliki pengenalan akan Kristus yang benar maka pengetahuan akan kebenaran
67
Rubin Adi Abraham, Saya Murid Kristus, (Bandung: Blessing Media, 2007), 13
68
Sabtono, Dimensi- dimensi Pendidikan Karakter, ibid 21
69
Tom Yeakley, Character Formation for Leader (Bandung: Kalam Hidup, 2013), 12
42
Allah juga harus benar. Melalui proses pendidikan maka seorang peserta didik akan diajar
serta dibekali untuk memiliki karakter pengikut Kristus. Melalui pengajaran yang baik dari
seorang guru yang profesional maka dapat mengubah pemahaman dan pemulihan cara
Tabel
N Subkomponen Indikator
4 Penguasaan diri 1. Mampu memakai waktu yang ada dengan baik dan
kehendak Allah
dibentuk
hidup benar
dengan benar
Kerangka Berpikir
kompetensi profesional, sehinggga guru pendidikan agama Kristen mampu menjadi contoh
dalam lingkungan sekolah, keluarga, masyarakatt, khususnya bagi peserta didik. Namun
masalah yang terjadi di SMA Negeri 1 Sipora, guru pendidikan agama Kristen belum
memiliki pemahaman tentang kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru, karena
dalam menjalankan tugasnya masih banyak tanggung jawab yang belum dilaksanakan.
Perubahan karakter siswa merupakan perubahan karakter yang sangat baik dihadapan
Tuhan, serta mencerminkan keteladanan bagi pengikut Kristus, dengan cara adanya
perubahan pemahaman yang jelas mengenai kekristenan, dan karakter yang baik dalam
kekristenan. Dengan adanya pemahaman yang jelas akan kekristenan maka juga diperlukan
menggunakan waktu yang berharga itu dengan sebaik mungkin, tidak memberikan kepada
dunia ini, berdasarkan kebijaksanaan dari Tuhan, dan mampu mengerti apa yang menjadi
44
kehendak Tuhan, dengan menjalankan ugas dan tanggung jawabnya sebagai peserta didik
dan dalam masyarakat ataupun dalam keluarga. Perilaku siswa di SMA Negeri 1 Sipora
sangat memprihatinkan. Banyak siswa yang masih suka menggungkan waktu kepada Dunia,
pergaulan bebas dengan pacaran yang tidak sehat, berkata kotor, tidak menghargai guru,
Melihat masalah yang ada di atas dibuthkan guru yang memiliki kompetensi
profesional yang baik maka kemungkinan terjadi perubahan pendidikan karakter siswa yang
mencerminkan pengikut Kristus melalui teladan yang diberikan seorang guru pendidikan
Agama Kristen dan mereka tidak meneladani dan menggunakan waktu yang berharga itu bagi
orang lain. Maka dibutuhkan kehati-hatian dalam melangkah serta mengerti kehendak Allah
Hipotesa Penelitian
Moh. Nazih dalam buku metode penelitian mengatakan: “ Hipotesa adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris”70.
Menurut Kartini kartono mengatakan bahwa hipotesis “Merupakan jawaban sementara dari
suatu penelitian yang harus diuji kebenaranya dengan jalan riset, oleh itu hipotesis dugaan
yang mungkin benar atau salah. Penelitian akan ditolak jika faktanya salah atau palsu dan
70
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Dhalia Indonesia, 1994), 133
71
Kartini Karono, Pengantar Metode Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990), 78
45
Dalam melakukan penelitian, hipotesa sangat penting memberikan tujuan yang sangat tegas
bagi seorang peneliti, membantu dalam menentukan arah dalam pembatasan ruang lingkup
penelitian dengan memilih fakta yang berhubungan (relevan). Dengan demikian, hipotesa
2. Tingkat pendidikan karakter siswa menurut Efesus 5:15-17 DI SMA Negeri 1 Sipora
pendidikan karakter siswa menurut Efesus 5:15-17 DI SMA Negeri 1 Sipora Tahun