Anda di halaman 1dari 1

Samuel Pintor

XI MIA 4

Pangeran Antasari

Awal Mula
Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi, Banjar, Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan. Ayah Pangeran Antasari adalah Pangeran Masohut
(Mas'ud) bin Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah anak Sultan Muhammad
Aliuddin Aminullah yang gagal naik tahta pada tahun 1785. Ia diusir oleh
walinya sendiri, Pangeran Nata, yang dengan dukungan Belanda
memaklumkan dirinya sebagai Sultan Tahmidullah II.

Perjuangan
Perlawanan rakyat Banjar dimulai ketika Belanda mengangkat Tamjidillah
menjadi Sultan Banjar menggantikan Sultan Adam yang meninggal dunia.
Rakyat beserta keluarga besar Kesultanan Banjar, termasuk Pangeran Antasari menuntut Belanda agar
Pangeran Hidayatullah yang merupakan pewaris sah, diangkat sebagai Sultan Banjar. Dimulai dari sana,
Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, dan Demang Leman memimpin rakyat Banjar melawan
Belanda.

Pangeran Antasari menyerang dan berhasil menguasai pendudukan Belanda di Gunung Jabuk. Selain itu,
ia juga menyerang tambang batu bara belanda di Pengaron. Kemudian, atas siasat Pangeran Antasari
dan Tumenggung Suropati, para pejuang Banjar turut berhasil menenggelamkan kapal Onrust sekaligus
para pemimpinnya, seperti Letnan van der Welde dan Letnan Bangert.

Di tahun 1861, Pangeran Hidayatullah ditangkap Belanda dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat.
Kepemimpinannya kemudian diambil alih Pangeran Antasari. Pangeran Antasari selanjutnya diangkat
sebagai Panembahan Amiruddin Khalifatul Mu'min oleh rakyat. Di tangannya, kualitas peperangan
meningkat karena ada unsur agama.

Wafat
Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862 karena penyakit cacar yang kala itu mewabah di
Kalimantan Selatan. Ia wafat ketika mempersiapkan serangan besar-besaran terhadap Belanda.
Pangeran Antasari mendapat gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional karena jasa-jasanya. Hal ini sesuai
dengan Surat Keputusan Presiden RI No. 06/TK/1968.

Anda mungkin juga menyukai