OLEH :
NAMA : M. Nizar
NIM : C1M0*****
PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI
KELOMPOK : 12
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini dikerjakan dan diserahkan untuk dinilai dan sebagai syarat untuk
mengikuti praktikum selanjutnya.
Mengetahui,
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan
teknik atau metode. Metode pengukuran kadar air yang ditetapkan dirancang
untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap
bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak mungkin. Kadar air benih
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi daya simpan benih.
Kadar benih yang terlalu tinggi dapat memacu respirasi dan berbagai cendawan
dapat tumbuh. Kadar air merupakan faktor yang penting dan mempengaruhi
kemunduran benih. Kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya
kadar airnya (Sutopo, 2012).
Kadar air benih adalah hilangnya berat air ketika benih dikeringkan,
dan dinyatakan sebagai persentase dari berat awal contoh benih. Metode
pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi,
dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan
pengurangan kelembapan sebanyak mungkin. Ada dua metode penetapan kadar
air yang dapat dilakukan, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode yang
paling umum digunakan untuk pengukuran kadar air adalah metode langsung.
Pada metode langsung kadar air benih dihitung secara langsung dari berkurangnya
berat benih akibat hilangnya air dalam benih, dengan cara menggunakan oven
suhu konstan. Sedangkan pengukuran kadar air secara tidak langsung kadar air di
ukur tanpa mengeluarkan air dari benih, tetapi dengan menggunakan hambatan
listrik dalam benih yang kemudian dikorelasikan dengan kadar air biaanya dengan
menggunakan alat yang bernama Steinlete Moisture Tester (Hasanah, 2016)
Jumlah air dalam suatu benih merupakan kadar air yang diukur
berdasarkan berat basah atu berat kering benihnya. Kadar air benih yang diberikan
berdasarkan berat basahnya, maka jumlah airnya merupakan persentase dari berat
benih sebelum airnya dihilangkan. Kadar air benih dinyatakan berdasarkan berat
kering, maka jumlah airnya merupakan persentase berat benih setelah airnya
dihilangkan (Justice, 2012).
METODELOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah amplop, oven, dan
timbangan analitik, sedangkan bahan yang digunakan adalah benih jagung,
kacang tanah, dan kedelai.
4.2.Pembahasan
Dari hasil pengamaatan kadar air benih, benih yang di uji coba
yaitu benih jagung, benih kacang hijau dan benih kacang kedelai. Benih ini
termasuk benih ortodoks. Pada praktikum uji kadar benih kali ini digunakan
metode secara langsung dengan menggunakan oven. Benih dioven selama +
240 menit, kemudian didapatkan kadar air benih berbeda dari masing-masing
ulangan. Pada pengujian kadar air benih kacang hijau yaitu pada ulangan 1
didapatkan kadar air benih 10,5%, ulangan ke-2 sebasar 10%, ulangan ke-3
sebesar 11,9%, dan pada ulangan ke-4 didapatkan kadar air sebesar 11,5%.
Pada pengujian kadar air benih kedelai diperoleh KA ulangan 1 sebesar
11,1%, ulangan ke-2 13, 3%, ulangan ke-3 12,9%, dan pada ulangan ke-4
12,7%. Dan pada pengujian kadar air benih jagung diperoleh KA pada
ulangan 1 4,4%, ulangan ke-2 30,7%, ulangan ke-3 8,0% dan pada ulangan
ke-4 13,4%. Adapun rata- rata KA yang didapat pada benih kacang hijau
sebesar 14,02%, pada benih kedelai sebesar 12,5%, dan pada benih jagung
sebesar 10,9%.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
sebaiknya dalam melakukan uji kadar air benih, perhitungan jumlah biji
dan penimbangannya dilakukan dengan cermat dan teliti agar memperoleh
data yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Justice, O.L. 2012. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press,
Jakarta.