Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

ACARA IV. UJI KADAR AIR BENIH

OLEH :

NAMA : M. Nizar

NIM : C1M0*****

PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI

KELOMPOK : 12

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini dikerjakan dan diserahkan untuk dinilai dan sebagai syarat untuk
mengikuti praktikum selanjutnya.

Mataram, 19 November 2022

Mengetahui,

Asiatensi Praktikum Praktikan

Elsa Liliyan Wulandhari


(C1M0*****) (C1M0*****)
BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara


untukdapat memperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih yang
mencakupkegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan
varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih,
Mutu benihterbagi atas mutu genetik, mutu fisik dan mutu fisiologis. Mutu
benih sangat tergantung oleh beberapa hal, salah satunya adalah kadar air
benih.
Kadar air benih ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian
hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang
dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan
Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur
berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut dan dinyatakan dalam %
terhadap berat asal contoh benih. Kadar air benih mempunyai peranan yang
penting dalam penyimpanan benih. Kadar air benih dapat memacu proses
respirasi benih sehingga akan meningkatkan perombakan sadangan makanan
benih, akibatnya benih akan kehabisan cadangan makanan pada saat
diperlukan/berkecambah.
Kadar air benih dapat diukur dengan menggunakan metode
langsung(menggunakan oven) maupun tidak langsung dengan menggunakan
moister tester.Prinsip kerja pada pengukuran kadar air secara tidak langsung
dengan menggunakan oven adalah pengurangan antara beret basah yakni
berat benihsebelum dioven dikurang dengan berat kering. Selisih tersebut
dibagi dengan berat basah dikalikan 100% sehingga bisa diperoleh kadar
air. Sedangkan pengukuran tidak langsung kadar air dapat segera diketahui
setelah benihdilakukan pengukuran kadar air melalui moiture tester. Pada
praktikum kali inikita menggunakan metode langsung yaitu menggunaka
oven.
1.2.Tujuan Praktikum

Praktikum uji kadar air benih memiliki tujuan agar mahasiswa


mengetahui langkah – langkah dan dapat menguji kadar air benih dengan
metode dasar.
BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan material yang higroskopis, memiliki susunan yang


kompleks dan heterogen. Air merupakan bagian yang fundamental terdapat
demikian rupa dalam benih, artinya terdapat di setiap bagian dalam benih. Kadar
air benih karena keadaan yang higroskopis itu tergantung pada lembab relatif dan
temperatur. Lembab relatif dan temperatur demikian menentukan dalam adanya
tekanan uap dalam benih dan dalam udara di sekitarnya. Tekanan uap dalam benih
yang lebih besar daripada tekanan udara di sekitarnya, menyebabkan uap air akan
menerobos dan keluar dari dalam benih. Tekanan uap air di luar benih yang lebih
tinggi, maka uap akan menerobos masuk ke dalam benih. Tekanan uap di dalam
benih sama kuatnya dengan tekanan uap di luar benih, maka dalam keadaan
demikian tidak akan terjadi pergerakan uap serta dalam keadaan demikian inilah
terjadinya kadar air yang seimbang (Kartasapoetra, 2016).

Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan
teknik atau metode. Metode pengukuran kadar air yang ditetapkan dirancang
untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap
bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak mungkin. Kadar air benih
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi daya simpan benih.
Kadar benih yang terlalu tinggi dapat memacu respirasi dan berbagai cendawan
dapat tumbuh. Kadar air merupakan faktor yang penting dan mempengaruhi
kemunduran benih. Kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya
kadar airnya (Sutopo, 2012).

Pengujian benih ditunjukan untuk mengetahui mutu atau kualitas benih.


Informasi tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual
maupun konsumen benih. Mereka dapat memperoleh keterangan yang dapat
dipercaya, tentang mutu atau kualitas dari suatu benih. Dalam proses pengujian
benih yang
diujikan antara lain viabilitas, benih atau daya hidup benih, struktur pertumbuhan,
uji kesehatan benih. Dalam pengujian benih langkah-langkah yang harus
dolakukan antara lain pengambilan contoh benih, pengujian kemurnian benih,
pengujian kadar air, uji daya kecambah, uji kesehatan (Wahyuni, 2013).

Kadar air benih adalah hilangnya berat air ketika benih dikeringkan,
dan dinyatakan sebagai persentase dari berat awal contoh benih. Metode
pengukuran kadar air yang diterapkan dirancang untuk mengurangi oksidasi,
dekomposisi atau hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan
pengurangan kelembapan sebanyak mungkin. Ada dua metode penetapan kadar
air yang dapat dilakukan, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode yang
paling umum digunakan untuk pengukuran kadar air adalah metode langsung.
Pada metode langsung kadar air benih dihitung secara langsung dari berkurangnya
berat benih akibat hilangnya air dalam benih, dengan cara menggunakan oven
suhu konstan. Sedangkan pengukuran kadar air secara tidak langsung kadar air di
ukur tanpa mengeluarkan air dari benih, tetapi dengan menggunakan hambatan
listrik dalam benih yang kemudian dikorelasikan dengan kadar air biaanya dengan
menggunakan alat yang bernama Steinlete Moisture Tester (Hasanah, 2016)

Jumlah air dalam suatu benih merupakan kadar air yang diukur
berdasarkan berat basah atu berat kering benihnya. Kadar air benih yang diberikan
berdasarkan berat basahnya, maka jumlah airnya merupakan persentase dari berat
benih sebelum airnya dihilangkan. Kadar air benih dinyatakan berdasarkan berat
kering, maka jumlah airnya merupakan persentase berat benih setelah airnya
dihilangkan (Justice, 2012).

Penurunan kadar air dapat dilakukan dengan pengeringan yang


dimaksudkan untuk mengurangi kadar air benih sehingga benih aman diproses
lebih lanjut, terhindar dari serangan hama dan penyakit serta tidak berkecambah
sebelum waktunya. Pengeringan benih perlu diketahui sifat benih apakah ortodoks
atau rekalsitran. Benih ortodoks kadar air saat pembentukan benih seitar 35-80%
dan pada saat tersebut benih belum cukup masak dipanen. Kadar air 18-40% benih
telah mencapai masak fisiologis, laju respirasi benih masih tinggi dan benih peka
terhadap detiorasi, cendawan, hama, dan kerusakan mekanis (Heuver, 2016).
BAB III.

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 November 2022


dimulai dari jam 11.00 – 12.30 WITA dan bertempat di Laboratorium
Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas
Mataram.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah amplop, oven, dan
timbangan analitik, sedangkan bahan yang digunakan adalah benih jagung,
kacang tanah, dan kedelai.

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Metode Oven


1. Masing-masing contoh benih ditimbang. Benih padi 20 gram,
benih jagung, 30 gram, benih kacang tanah 30 gram.
2. Masing-masing contoh benih dimasukkan kedalam amplop
berukran sedang yang berbeda-beda, kemudian contoh benih
yang berada di amplop sedang dimasukkan ke dalam aplop yang
berukuran besar kemudian contoh benih dimasukkan kedalam
oven selama 2 x 24 jam.
3. Setelah 2 x 24 jam contoh benih diambil kemudian ditimbang
Kembali untuk mendapatkan bobot akhir.
BAB IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil pengamatan uji kadar air benih menggunakan oven

Berat Berat Rata-


Berat Berat Berat
cawan cawan + rata KA
No. Ulangan cawan + benih benih KA%
kosong benih (%)
benih (g) awal akhir
(g) oven (g)
H1 23,9 32,4 8,5 31,5 7,6 10,5
1 H2 26,6 34,6 8 33,8 7,2 10
14,02
H3 21,1 30,3 9,2 29,2 8,1 11,9
H4 23,0 30,8 7,8 29,9 6,9 11,5
K1 24,0 31,2 7,2 30,4 6,4 11,1
K2 25,6 33,1 7,5 32,1 6,5 13, 3
2 12,5
K3 23,1 30,8 7,7 29,8 6,7 12,9
K4 22,4 31,0 8,6 29,9 7,5 12,7
J1 24,1 33,1 9 32,7 8 4,4
J2 24,2 33,3 9.1 30,5 6,3 30,7
3 10,9
J3 24,3 33,2 9.9 32,4 9,1 8,0
J4 25,3 33,5 8,2 32,4 7,1 13,4

4.2.Pembahasan

Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai


dengan teknik dan metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang
diterapkan dan dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau
hilangnya zat yang mudah menguap bersamaan dengan pengurangan
kelembaban sebanyak mungkin, karena benih memiliki sifat selalu berusaha
mencapai kondisi yang seimbang (equilibrium) dengan keadaan disekitarnya.
Diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama
penyimpanan. Berat air yang dikandung dalam benih dan yang kemudian
hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang
dinyatakan dalam persendase terhadap berat awal contoh benih. Kadar air
benih optimal yaitu kadar air tertentu dimana benih tersebut disimpan tanpa
mengalami penurunan mutu benih.

Dari hasil pengamaatan kadar air benih, benih yang di uji coba
yaitu benih jagung, benih kacang hijau dan benih kacang kedelai. Benih ini
termasuk benih ortodoks. Pada praktikum uji kadar benih kali ini digunakan
metode secara langsung dengan menggunakan oven. Benih dioven selama +
240 menit, kemudian didapatkan kadar air benih berbeda dari masing-masing
ulangan. Pada pengujian kadar air benih kacang hijau yaitu pada ulangan 1
didapatkan kadar air benih 10,5%, ulangan ke-2 sebasar 10%, ulangan ke-3
sebesar 11,9%, dan pada ulangan ke-4 didapatkan kadar air sebesar 11,5%.
Pada pengujian kadar air benih kedelai diperoleh KA ulangan 1 sebesar
11,1%, ulangan ke-2 13, 3%, ulangan ke-3 12,9%, dan pada ulangan ke-4
12,7%. Dan pada pengujian kadar air benih jagung diperoleh KA pada
ulangan 1 4,4%, ulangan ke-2 30,7%, ulangan ke-3 8,0% dan pada ulangan
ke-4 13,4%. Adapun rata- rata KA yang didapat pada benih kacang hijau
sebesar 14,02%, pada benih kedelai sebesar 12,5%, dan pada benih jagung
sebesar 10,9%.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulan bahwa kadar


air biji 30% merupakan batas tertinggi untuk dipanen. Semakin tinggi
kandungan air pada benih, maka semakin tidak tahan benih tersebut untuk
disimpan lama. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan,
didapatkan rata-rata nilai KA yang didapat pada benih kacang hijau sebesar
14,02%, pada benih kedelai sebesar 12,5%, dan pada benih jagung sebesar
10,9%

5.2. Saran

sebaiknya dalam melakukan uji kadar air benih, perhitungan jumlah biji
dan penimbangannya dilakukan dengan cermat dan teliti agar memperoleh
data yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah. 2014. Teknologi Pengelolaan Benih Beberapa Tanaman Obat di

Indonesia. Balai Penelitian Pangan dan Obat. Jurnal Litbang Pertanian.


Volume 25 (2): 68 – 73. Bogor.

Heuver, M. 2016. Introduction to Seed Testing. IAC Wageningen, Netherlands.

Justice, O.L. 2012. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press,
Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. 2016. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan


Praktikum. Bina Aksara, Jakarta.

Sutopo, 2012. Analisis Kadar Air Benih. BBPPTP Surabaya, Surabaya.

Wahyuni. 2013. Ilmu dan Teknologi Benih. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai