Anda di halaman 1dari 1

Oleh karena itu, sejatinya rumah kita bisa menjadi Darul Arqom, yakni markas dakwah, minimal

dakwah untuk keluarga. Dalam konteks ini, rumah bisa dijadikan tempat untuk melakukan interaksi
dengan al-Qur’an, baik pada level qiraah, tilawah, terjemah, tafsir ataupun tahfidz. Selain itu, rumah
bisa dijadikan tempat untuk memperbaiki kuantitas dan kualitas ibadah fardu, dzikir, wirid dan
munajat serta ibadah mahdhoh yang lainnya.

Berikutnya, rumah bisa dijadikan madrasah, yakni tempat untuk melakukan sharing empat hal;
pertama, power sharing, menghimpun kekuatan seluruh anggta keluarga untuk mensolusi problem
yang muncul dalam kehidupan keluarga. Kedua, information sharing, yakni berbagi informasi.
Seorang ayah bisa berbagi informasi dunia kerja kepada anaknya, anak bisa berbagi informasi pada
ibunya dan begitulah seterusnya. Ketiga, knowledge sharing, berbagi pengetahuan. Seluruh
anggota keluarga bisa berbagi pengetahuan yang berbasis pada pengalaman yang ditemui pada
kehidupannya masing-masing. Keempat, reward sharing, yakni berbagi hadiah. Dalam posisi rumah
sebagai madrasah, masing-masing elemen dalam keluarga akan dihantarkan untuk saling
mengapresiasi.

Bila rumah dijadikan basis dakwah seperti Darul Arqom, maka buahnya adalah transformasi ilmu.
Dengan begitu, proses kaderisasi anggota keluarga yang tangguh, militan dan cinta Islam akan
terbangun. Semoga.

Anda mungkin juga menyukai