Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA

“Sediaan Krim dengan Bahan Aktif Dexamethason &


Clotrimazole”

Disusun oleh:
FIKRI KOSASIH
MARIO SURIA
M DAFA ALIFIA

THARIQ AZIZ

KELOMPOK 5
DF21-1B

Dosen Pembimbing :
Hanifa Rahma, M.Si., Apt

POLTEKKES KEMENKES

BANDUNG JURUSAN FARMASI


2015
SEDIAAN KRIM CLOTRIMAZOLE 1%

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat membuat formula dan mengevaluasi sediaan krim dengan bahan aktif
Dexamethason 0,4% & Clotrimazole 10%

II. LATAR BELAKANG


Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep
yang cocok. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang
mengandung obat keras atau obat narkotika adalah 10%. Salep adalah sediaan
semi padat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan.
(Kemenkes RI, 2014)
Sediaan setengah padat terdiri dari : salep, krim, pasta, jeli, cerata dan
kataplasma. Salep yang digunakan untuk mata dibuat khusus dan disebut okulenta.
Salep dibuat dengan substansi berlemak seperti adeps lanae, vaselinum dan
minyak mineral. (Kemenkes RI, 2014)
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistrelatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. (Kemenkes RI, 2014)
Krim Clotrimazole 10% digunakan sebagai obat luar (topikal) sebagai
antibakteri yang umumnya pada vagina (penyakit candidiasis vagina) oleh
mikroorganisme Candida albicans juga sebagai antjamur pada kulit (Mardjono,
2007). Untuk krim Clotrimazole 1% dosis yang digunakan sehari 2 kali dioleskan
secukupnya pada daerah kulit setelah dibersihkan. (Mardjono, 2007)
Clotrimazole memiliki efek antijamur dan anti bakteri dengan mekanisme
kerja yang mirip dengan mikonazole. Yaitu dengan masuk ke dalam sel jamur dan
menyebabkan kerusakan dinding sel jamur sehingga permeabilitas terhadap
berbagai zat intrasel meningkat. Mungkin pula dapat terjadi gangguan sintesis
asam nukleat/penimbunan peroksida dalam sel jamur yang akan menyebabkan
kerusakan. Secara topikal, digunakan untuk pengobatan tinea pedis, kruris dan
korporis yang disebabkan oleh T.rubrum, T.mentagrophytes, E.floscoccum, dan
M.canis dan untuk tinea versikolor. Juga untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis
yang disebabkan oleh Candida albicans. (Mardjono, 2007)

III. TINJAUAN PUSTAKA


Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistrelatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. Sekarang ini batas tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari
emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol
berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk
penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat
melalui vaginal. (Kemenkes RI, 2014)
Krim memiliki 2 tipe yakni krim tipe m/a dan tipe a/m. Krim yang dapat
dicuci dengan air adalah tipe m/a, ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan
estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vagina. Stabilitas
krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh perubahan suhu dan
perubahan komposisi (adanya penambahan salah satu fase secara berlebihan).
Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika sesuai pengenceran yang cocok,
yang harus digunakan dalam waktu 1 (satu) bulan. (Syamsuni, 2007)

Penggolongan krim berdasarkan tipe :

- Tipe m/a atau o/w

Krim m/a (Vanishing krim) yang digunakan melalui kulit akan hilang tanpa
bekas. Pembuatan krim m/a sering menggunakan zat pengemulsi campuran
dari surfaktan (jenis lemak yang ampifil) yag umumnya merupakan rantai
panjang alkohol walaupun utnuk beberapa sediaan kosmetik pemakaian asam
lemak lebih populer.

Contoh : Shaving cream, hand cream, foundation cream. (Moebin)


- Tipe a/m atau w/o
Krim tipe a/m mengandung zat pengemulsi a/m yang spesifik seperti adeps
lanae, wool alkohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak
dengan logam bervalensi 2. Penggunaan krim jenis ni umumnya pada
penggunaan dengan waktu kontak yang lebih lama.
Contoh : cold cream, emolien cream. (Moebin, )
Keuntungan dan kerugian krim :
- Keuntungan sediaan krim :
 Mudah dicuci dan dihilangkan dari kulit dan pakaian.
 Tidak lengket (krim tipe m/a)
 Krim mudah dipakai memberika dispersi obat yang baik pada permuaan
kulit dan mudah dicuci da=engan air. (Anonim, 2015)

Basis Krim

Pemilihan basis krim tergantung sifat obat, OTT, absorpsi, sifat kulit, aliran
darah, dan jenis luka. Pertimbangan utamanya adalah sifat zat berkhasiat yang
digunakan dan konsistensi sediaan yang diharapkan. Persyaratan basis antara
lain : noniritasi mudah dibersihkan, tidak tertinggal di kulit, stabil, tidak
tergantung pada pH dan bersangkutan dengan berbagai obat. (Moebin, )

Koefisien partisi lipida air suatu obat adalah perbandingan kadar obat dalam
fase lipoid dan fase air setelah mencapai kesetimbangan. Peranan koefisien partisi
obat-obat dalam bidang farmasi sangat penting. Teori-teori tentang absorbsi,
ekstraksi, dan kromatografi banyak terkait dengan teori koefisien partisi.
Kecepatan absorbsi obat sangat dipengaruhi oleh koefisien partisinya. Hal ini
disebabkan oleh komponen dinding usus yang sebagian besar terdiri dari lipida
akan sangat sukar dilakukan absorbsi. Obat-obat yang mudah larut dalam lipida
tersebut dengan sendirinya memiliki koefisien partisi lipida-air yang besar,
sebaliknya obat-obat yang sukar larut dalam lipida akan memiliki koefisien partisi
yang kecil.

Metode pembentukan krim :

1. Metose Saponifikasi
Yaitu sabun yang digunakan sebagai emulsifier, m/a terbentuk selama
proses emulsifikasi. Contoh : Asam Stearat dan Triethanolamin,
membentuk sabun
trietanolamin stearat.
2. Metode HLB
Bahan-bahan yang larut minyak dan larut lemak dipanaskan dalam suatu
wadah hingga suhu diatas 75oC, air dipanaskan bersama komponen
komponen larut air, termasuk emulgatordalam wadah lain dengan suhu 75oC,
lalu keduanya dicampurkan dalam suhu yang sama (75oC) dan dicampur
hingga suhu mendekati 35oC, pengadukan dilakuakn hingga krim halus
terbentuk. (Anonim, 2015)

PREFORMULASI ZAT AKTIF


Zat Aktif Clotrimazole (British Pharmacopeia 2009 Vol. I & II p. 1)
Struktur

(British Pharmacopeia 2009 Vol. I & II p. 1)


Rumus molekul C22H17ClN2 (British Pharmacopeia 2009 Vol. I & II p. 1)
Titik lebur 141 °C to 145 °C (European Pharmacopeia 5.0 p. 1)
Pemerian Serbuk kristal putih atau kuning pucat. (British Pharmacopeia
2009 Vol. I & II p. 1)
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%) dan
metilen klorida. (British Pharmacopeia 2009 Vol. I & II p. 1)
Stabilita  Panas : Tidak ditemukan di pustaka British
Pharmacopeia, Japanese Pharmacopeia, European
Pharmacopeia, Farmakope Indonesia edisi V, Martindale,
The
Pharmaceutical Codex, USP 30.
 Cahaya : Terlindung dari cahaya. (British Pharmacopeia
2009 Vol. I & II p. 1)
 Air : Tidak ditemukan di pustaka British
Pharmacopeia, Japanese Pharmacopeia, European
Pharmacopeia, Farmakope Indonesia edisi V,
Martindale, The Pharmaceutical Codex, USP 30.
 pH : Tidak ditemukan di pustaka British
Pharmacopeia, Japanese Pharmacopeia, European
Pharmacopeia, Farmakope Indonesia edisi V,
Martindale, The Pharmaceutical Codex, USP 30.
Inkompatibilitas Efek sinergis dari surfaktan anionik Clotrimazole tertentu
terhadap candida albicans. Pengukuran koefisien partisi jelas
menunjukkan bahwa pasangan ion lipofilik antara clotrimazole
dan surfaktan aninionik terbentuk. Efek sinergis dari obat
mungkin karena pembentukan pasangan ion.

(pubchem.ncbi.nlm.gov/compound/Clotrimazole#section=toxity
) diakses Minggu, 17/05/2015 pk. 11.15
Keterangan lain Log P : 3,5
(pubchem.ncbi.nlm.gov/compound/Clotrimazole#section=toxity
) diakses Selasa, 19/05/2015 pk. 09.30
Penyimpanan Ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.
(pubchem.ncbi.nlm.gov/compound/Clotrimazole#section=toxity
) diakses Minggu, 17/05/2015 pk. 11.15

PREFORMULASI EKSIPIEN
1. Adeps lanae / Lanolin anhidrat

Zat Adeps lanae / Lanolin anhidrat (HOPE 6th ed p. 379)


Sinonim Adeps lanae; cera lanae; E913; lanolina; lanolin anhydrous;
Protalan anhidrat; lanolin; lemak bulu domba.

(HOPE 6th ed p. 379)

Struktur - (HOPE 6th ed p. 379)

Rumus molekul Lanolin anhidrat (8006-54-0) (HOPE 6th ed p. 379)


Titik lebur 45-55oC (HOPE 6th ed p. 379)
Pemerian Berupa kuning pucat, lengket, bau khas lemah. Lelehan
lanolin berupa cairan kuning jernih atau hampir jernih.
(HOPE 6th ed p. 379)
Kelarutan Bebas larut dalam benzen, kloroform, eter dan spiritus
minyak bumi, sesikit larut dalam etanol (95%) dingin dan
etanol (95%) mendidih, praktis tidak larut dala air. (HOPE 6th
ed p. 379)
Stabilita Lanoli secara bertahap mengalami autooksidasi selama
penyimpanan, untuk mengambat proses ini ditambahkan
BHT sebagai antioksidan. Paparan cahaya yang berebihan
dan pemanasan dapat menyebabkan penggelapan warna dan
menimbulkan bau tengik/rancidlike kuat. Namun lanolin
dapat disterilkan dengan pemanasan kering pada suhu 150oC.
(HOPE 6th ed p. 379)
Inkompatibilita Lanolin mungkin berisi peroksida yang daat mempengaruhi
s stabilitas obat aktif tertentu. (HOPE 6th ed p. 379)
Keterangan lain Kegunaan : Emulgator, basis salep/krim (HOPE 6th ed p. 379)
Penyimpanan Harus disimpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari
cahaya. (HOPE 6th ed p. 379)
Kadar 25-30% (HOPE 6th ed p. 379)
penggunaan

2. Butil Hidroksi Toluena (BHT)

Zat BHT (Butil Hidroksi Toluena) (HOPE 6th, p. 75)

Sinonim Agidol; BHT; 2,6-bis (1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol;


butylhydroxytoluene; butylhydroxytoluenum; Dalpac;
dibutylated hydroxytoluene; 2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-di-
tert-butyl-4-hydroxytoluene; E321; Embanox BHT;
Impruvol; Ionol CP; Nipanox BHT; OHS28890; Sustane;
Tenox BHT; Topanol; Vianol. (HOPE 6th, p. 75)
Struktur

(HOPE 6th, p. 75)


Rumus molekul C15H24O (HOPE 6th, p. 75)

Titik lebur 70oC (HOPE 6th, p. 75)


Pemerian Serbuk atau zat padat kristal kuning pucat atau putih dengan
bau khas fenol samar. (HOPE 6th, p. 75)

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, giserin, propilenglikol, larutan


hidroksida alkali, dan asam mineral; larut dalam aseton,
benzen, etanol (95%), eter, metanol, minyak dan minyak
mineral; lebih larut dalam minyak makanan dan minyak
lemak. (HOPE 6th, p. 75)
Stabilita Paparan cahaya, kelembaban, panas menyebabkan perubahan
warna dan kerugian aktivitas. Harus disimpan dalam wadah
tertutup, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk dan kering.
(HOPE 6th, p. 75)
Inkompatibilita Mengalami reaksi karakteristik feno, kontak dengan
s oksidator dapat menyebabkan pembakaran spontan garam
besi yang menyebabkan perubahan asam yang menyebabkan
dekomposisi yang cepat dengan nilai isobutana yang mudah
terbakar. (HOPE 6th, p. 75)
Keterangan lain Kegunaan : Antioksidan (HOPE 6th, p. 75)
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya,
ditempat sejuk dan kering. (HOPE 6th, p. 75)
Kadar Antioksidan untuk :
penggunaan b-Carotene 0.01%
Minyak sayur (dimakan) 0.01%
Minyak atsiri dan pewarna 0.02–0.5%
Minyak lemak 0.02%
Minyak ikan 0.01–0.1%
Injeksi intramuskular (i.m) 0.03%
Injeksi intravena (i.v) 0.0009–0.002%
Formula topikal 0.0075–0.1%
Vitamin A 10mg per million units
(HOPE 6th, p. 75)

3. Asam Stearat

Zat Asam sterat (HOPE 6th ed p. 697)


Sinonim Acidum stearicum; cetylacetic acid; Crodacid; Cristal G;
Cristal S; Dervacid; E570; Edenor; Emersol; Extra AS; Extra
P; Extra S; Extra ST; 1-heptadecanecarboxylic acid;
Hystrene; Industrene; Kortacid 1895; Pearl Steric; Pristerene;
stereophanic acid; Tegostearic. (HOPE 6th ed p. 697)
Struktur

(HOPE 6th ed p. 697)


Rumus molekul C18H36O2 (HOPE 6th ed p. 697)
Titik lebur 69-70oC (HOPE 6th ed p. 697)
Pemerian Keras, putih atau kuning samar, agak mengkilap, kristal padat
atau bubuk putih ata kekuningan, memiliki sedikit bau dan
rasa lemak. (HOPE 6th ed p. 697)
Kelarutan Bebas larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform dan
eter. Larut dalam etanol, heksana dan ppg,. Praktis tidak larut
dalam air. (HOPE 6th ed p. 697)
Stabilita Asam stearat merupakan bahan yang stabil, dapat
ditambahkan antioksidan. (HOPE 6th ed p. 697)
Inkompatibilita Asam stearat tidak kompatibel dengan sebagian besar logam
s hidroksida, zat pereduksi, dan agen pengoksidasi. (HOPE 6th
ed p. 697)
Keterangan lain Kegunaan : Emulgator. (HOPE 6th ed p. 697)
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah tertutup baki di tempat sejuk
dan kering. (HOPE 6th ed p. 697)
Kadar Salep dan krim 1-20% (HOPE 6th ed p. 697)
penggunaan

4. Metil paraben

Zat Metil Paraben (HOPE 6th ed. p. 443)


Sinonim Aseptoform M; CoSept M; E218; Metil asam 4
hidroksibenzoat, ester; metagin; Methyl Chemosept;
parahydroxybenzoas methylis; methyl p-hydroxybenzoate;
Methyl Parasept; Nipagin M; Solbrol
M; Tegosept M; Uniphen P-23. (HOPE 6th ed. p. 443)
Struktur

(HOPE 6th ed. p. 443)


Rumus molekul C8H8O3 (HOPE 6th ed. p. 443)
Titik lebur 125–128oC (HOPE 6th ed. p. 443)
Pemerian kristal tidak berwarna atau kristal putih
bubuk. Hal ini tidak berbau atau hampir tidak berbau dan
memiliki pembakaran sedikit
rasa. (HOPE 6th ed. p. 443)
Kelarutan Etanol 1 di 2, Etanol (95%) 1 : 3
Etanol (50%) 1 : 6
Eter 1 : 10
Gliserin 1 : 60
Minyak mineral Praktis tidak larut
Minyak kacang 1 : 200
Propilen glikol 1 : 5
Air 1 : 400, 1 : 50 di 50oC air, 1 : 30 di 80oC air. (
HOPE 6th ed. p. 443)
Stabilita Larutan air dari methylparaben pada pH Mei 03-06
disterilisasi oleh autoklaf pada 120oC selama 20 menit, tanpa
dekomposisi.
Larutan air pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10%
dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar,
sedangkan larutan air pada pH 8 atau di atas dikenakan
hidrolisis cepat (10% atau lebih setelah penyimpanan sekitar
60 hari pada suhu kamar) (HOPE 6th ed. p. 444)
Inkompatibilita Aktivitas antimikroba dari Methylparaben dan paraben lain
s sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti
sebagai polisorbat 80, sebagai akibat dari micellization.
(10,11) Namun, propilen glikol (10%) telah terbukti
mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben di hadapan
nonionik surfaktan dan mencegah interaksi antara
methylparaben dan polisorbat 80.
Tidak kompatibel dengan bahan lain, seperti bentonit,
magnesium trisilikat, talk, tragakan, natrium alginat, minyak
esensial, sorbitol, dan atropin. Juga bereaksi dengan berbagai
gula dan alkohol gula yang terkait.

Penyerapan methylparaben dengan plastik juga telah


dilaporkan. Methylparaben berubah warna dengan adanya
besi dan mudah terhidrolisis oleh alkali lemah dan asam
kuat. (HOPE 6th ed. p. 443)
Keterangan lain Kegunaan : Pengawet, antimikroba (HOPE 6th ed. p. 443)
Penyimpanan Disimpan pada suhu kamar. (HOPE 6th ed. p. 443)
Kadar Larutan oral dan suspensi 0,015-0,2% (HOPE 6th ed. p. 443)
penggunaan

5. Propil paraben

Zat Propil paraben (HOPE 6th ed. p. 596)


Sinonim Aseptoform P; CoSept P; E216; Propil asam 4-
hidroksibenzoat

ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propil


Aseptoform; propil

butex; Propil Chemosept; propylis parahydroxybenzoas;


propil phydroxybenzoate;

Propil Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen (HOPE


6th ed. p. 596)
Struktur

(HOPE 6th ed. p. 596)


Rumus molekul C10H12O3 (HOPE 6th ed. p. 596)
Titik lebur - (HOPE 6th ed. p. 596)
Pemerian Putih, kristal, tidak berbau, dan tidak berasa

bubuk. (HOPE 6th ed. p. 596)

Kelarutan Aseton Bebas larut

Etanol (95%) 1 di 1.1

Etanol (50%) 1 di 5.6

Eter Bebas larut

Gliserin 1 di 250

Mineral minyak 1 di 3330

Minyak kacang 1 di 70

Propilen glikol 1 di 3,9

Polietilen glikol (50%) 1 di 110

Air 1 di 4350 di 158C


1 2500

1 di 225 di 808C (HOPE 6th ed. p. 596)


Stabilita Larutan propil paraben berair pada pH 3-6 dapat disterilisasi
oleh

autoklaf, tanpa dekomposisi. (4) Pada pH 3-6, berair

solusi yang stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai


sekitar

4 tahun pada suhu kamar, sementara solusi pada pH 8 atau di


atas

tunduk pada hidrolisis yang cepat (10% atau lebih setelah


sekitar 60 hari di

suhu kamar). (HOPE 6th ed. p. 596)


Inkompatibilita Aktivitas antimikroba dari propil paraben berkurang jauh
s dengan adanya surfaktan nonionik. Penyerapan propil
paraben dengan plastik telah dilaporkan, dengan jumlah yang
diserap tergantung pada jenis plastic. Magnesium aluminium
silikat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning, dan biru
laut biru juga menyerap propil paraben, sehingga
mengurangi efektivitas pengawet. Propylparaben berubah
warna dengan adanya besi dan mudah terhidrolisis oleh
alkali lemah dan asam kuat. (HOPE 6th ed. p. 596)
Keterangan lain Kegunaan : Pengawet, antimikroba. (HOPE 6th ed. p. 596)
Penyimpanan - (HOPE 6th ed. p. 596)
Kadar Larutan oral dan suspensi 0.01–0.02% (HOPE 6th ed. p. 596)
penggunaan

6. Na2.EDTA

Zat Propil paraben (HOPE 6th ed. p. 596)


Sinonim Aseptoform P; CoSept P; E216; Propil asam 4-
hidroksibenzoat

ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propil Aseptoform;


propil

butex; Propil Chemosept; propylis parahydroxybenzoas;


propil phydroxybenzoate;

Propil Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen (HOPE


6th ed. p. 596)
Struktur

(HOPE 6th ed. p. 596)


Rumus molekul C10H12O3 (HOPE 6th ed. p. 596)
Titik lebur - (HOPE 6th ed. p. 596)
Pemerian Putih, kristal, tidak berbau, dan tidak berasa

bubuk. (HOPE 6th ed. p. 596)

Kelarutan Aseton Bebas larut

Etanol (95%) 1 di 1.1

Etanol (50%) 1 di 5.6

Eter Bebas larut

Gliserin 1 di 250

Mineral minyak 1 di 3330

Minyak kacang 1 di 70

Propilen glikol 1 di 3,9

Polietilen glikol (50%) 1 di 110

Air 1 di 4350 di 158C

1 2500

1 di 225 di 808C (HOPE 6th ed. p. 596)


Stabilita Larutan propil paraben berair pada pH 3-6 dapat disterilisasi
oleh

autoklaf, tanpa dekomposisi. (4) Pada pH 3-6, berair

solusi yang stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai


sekitar

4 tahun pada suhu kamar, sementara solusi pada pH 8 atau di


atas

tunduk pada hidrolisis yang cepat (10% atau lebih setelah


sekitar 60 hari di

suhu kamar). (HOPE 6th ed. p. 596)


Inkompatibilita Aktivitas antimikroba dari propil paraben berkurang jauh
s dengan adanya surfaktan nonionik. Penyerapan propil
paraben dengan plastik telah dilaporkan, dengan jumlah yang
diserap tergantung pada jenis plastic. Magnesium aluminium
silikat, magnesium trisilikat, oksida besi kuning, dan biru
laut biru juga menyerap propil paraben, sehingga
mengurangi efektivitas pengawet. Propylparaben berubah
warna dengan adanya besi dan mudah terhidrolisis oleh
alkali lemah dan asam kuat. (HOPE 6th ed. p. 596)
Keterangan lain Kegunaan : Pengawet, antimikroba. (HOPE 6th ed. p. 596)
Penyimpanan - (HOPE 6th ed. p. 596)
Kadar Larutan oral dan suspensi 0.01–0.02% (HOPE 6th ed. p. 596)
penggunaan

7. Trietanolamin (TEA)

Zat Trietanolamin (HOPE 6th ed. p. 754)

Sinonim TEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine; tris


(hydroxyethyl)amine; trolaminum. (HOPE 6th ed. p. 754)
Struktur

(HOPE 6th ed. p. 754)


Rumus molekul C6H15NO3 (HOPE 6th ed. p. 754)

Titik lebur 20-21oC (HOPE 6th ed. p. 754)


Pemerian TEA berupa cairan jernih tidak berwarna sampai kuning
pucat, cairan kental memiliki sedikit bau dan aroma. (HOPE
6th ed. p. 754)
Kelarutan Larut dalam aseton, karbon tetraklorida, air dan metanol.
(HOPE 6th ed. p. 754)
Stabilita TEA dapat menjadi warna coklat pada paparan udara dan
cahaya. 85% kadar dari TEA cenderung terstratifikasi
dibawah suhu 15oC. Homogenitas dapat dikembalikan
dengan pemanasan dan pencampuran sebelum digunakan.
(HOPE 6th ed. p. 754)
Inkompatibilita TEA adalah amina tersier yang mengandung gugus hidroksi
s yang mempu menjalani reaksi khas amina tersier dan
alkohol. TEA akan bereaksi dengan asam mineral untuk
membentuk garam kristal dan ester. Dengan asam lemak
yang lebih tinggi, TEA membentuk garam yang mudah larut
dalam air dan mempunyai karakteristik sabun. TEA juga
akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam
kompleks. Perubahan warna dan praesipitasi dapat terjadi
dengan adanya garam logam berat. TEA dapat bereaksi
dengan reagen seperti klorida tionil untuk menggantikan
gugus hidroksi dengan halogen. Hasil reaksi ini sangat
beracun menyerupai mustard nitrogen lainnya. (HOPE 6th ed.
p. 754)
Keterangan lain Kegunaan : Emulgator (HOPE 6th ed. p. 754)
Penyimpanan TEA harus disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung
dari cahaya, ditempat sejuk dan kering. (HOPE 6th ed. p. 754)
Kadar Emulgator : 2–4%
penggunaan
Minyak mineral : 5% (HOPE 6th ed. p. 754)

8. Aquadest

Zat Aquadest (HOPE 6th , p.766-770)


Sinonim Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide (HOPE 6th p.766-
770)
Struktur

(HOPE 6th p.766-770)


Rumus molekul H2O (HOPE 6th p.766-770)
Titik lebur 00C (HOPE 6th p.766-770)

Densitas: 1,00 g/cm3 (HOPE 6th p.766-770)


Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa. (HOPE 6th p.766-770)
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya. (HOPE 6th
p.766-770)
Stabilitas Stabilitas baik pada keadaan fisik (padat, cair, gas)

(HOPE 6th p.766-770)


Inkompatibilitas Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan bahan tambahan
lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam
adanya air atau uap air) pada suhu yang tinggi. Air juga
dapat bereaksi dengan logam alkali seperti kalsium oksida
dan magnesium oksida. Selain itu air juga bereaksi dengan
garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai
komposisi, dan dengan bahan organik tertentu dan kalsium
karbida. (HOPE 6thed. p.766-770)
Keterangan lain Kegunaan: Pelarut untuk pembuatan produk obat-obatan dan
sediaan farmasi, tidak cocok untuk digunakan dalam
pembuatan produk parenteral. (HOPE 6th ed. p.766-770)
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapt. Jika disimpan dalam
jumlah besar, kondiri penyimpanan harus dirancang untuk
membatasi pertumbuhan mikroorganisme dan mencegah
kontaminasi kegunaan. (HOPE 6th ed. p.766-770)

SPESIFIKASI SEDIAAN

Bentuk sediaan : Krim tipe m/a


Warna : Putih kekuningan
Bau : bau khas lavender
pH sediaan : 4,5 – 6,5
Kadar sediaan : 1%
Bobot sediaan : 5 gram/tube
Viskositas sediaan : 10000 mPa s (cPs) – 20000 mPa s (cPs)
Resep Standar Vanishing Cream (Vanduin hlm. 131)
Asam stearat 25
Adeps lanae 5
TEA 1,5
Gliserin 7
Aquadest ad 100

PENDEKATAN FORMULA
No Nama Bahan Jumlah Kegunaan
.
1. Dexamethasone 0,4% Bahan aktif
2. Clotrimazole 10% Bahan aktif
2. Metil paraben 0,2% Pengawet, antimikroba
3. Propil paraben 0,02% Pengawet, antimikroba
4. BHT 0,1% Antioksidan
5. Basis Krim
- Asam stearat 15% (dari basis Emulsifying agent
vanishing krim)
6. - Adeps lanae 5% Basis
7. - TEA 1,5% Alkalizing agent
8. - Gliserin 7% Emolient
9. Oleum lavandulae Qs Pengaroma
10. - Aquadest Ad 100% Pelarut

IV. PENIMBANGAN
Dibuat sediaan krim 5 tube @ 5 gram
5 x 5 gram = 25 gram
Sediaan dilebihkan 5%
≈ 26,5 gram
25 g + 5%(25 g) = 25 g + 1,25 g = 26,25 gram

g
1 x 26,5 g=0,265 g
1. Dexamethason : 100 g
1. Clotrimazole 1% b/b : 1g
26,g=0,265 g

100 g

Zat yang dipanaskan dan basis krim dilebihkan 20%

- Zat yang dipanaskan


1. Metil paraben 0,2% b/b
0,2 g
x 26,5 g=0,053 gram
100 g
≈ 0,064 gram
Dilebihkan 20% : 0,053 g + 20%(0,053 g) = 0,0636 gram
2. Propil paraben 0,02% b/b
0,02 g
x 26,5 g=0,0053 gram
100 g
Dilebihkan 20% : 0,0053 g + 20%(0,0053 g) = 0,00636 gram

≈ 0,0064 g
3. BHT 0,1% b/b
0,1 g
x 26,5 g=0,0265 gram
100 g
≈ 0,0320 g
Dilebihkan 20% : 0,0265 g + 20%(0,0265 g) = 0,0318 gram

- Basis krim
Basis krim = 26,5 g – (0,064 + 0,0064 + 0,032 + 0,265) g
= 26,5 g – 0,1088 g
≈ 26,4 gram2
= 26,3912 gram
≈ 32 gram
Dilebihkan 20 % : 26,4 g + 20%(26,4 g) = 31,38 gram
15 g
x 32 g=4,8 gram
1. Asam stearat 15% /bb
100 g
5g
x 32 g=1,6 gram
2. Adeps lanae 5% /b b
100 g
1,5 g
x 32 g=0,48 gram
3. TEA 1,5% /b b
100 g
7g
x 32 g=2,24 gram
4. Gliserin 7% /b b
100 g
5. Aquadest ad 100% b/b
= 32 g – (4,8 + 1,6 + 0,48 + 2,24) g
= 32 g – 9,12 g
≈ 23 gram
= 22,88 g = 23 ml

No. Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang


1. Clotrimazole 0,265 g ram
2. Metil paraben 0,064 gram
3. Propil paraben 0,0064 gram
4. BHT 0,032 gram
5. NA2.EDTA 0,0064 gram
6. Asam stearat 4,8 gram
7. Adeps lanae 1,6 gram

8. TEA 0,48 gram


9. Gliserin 2,24 gram
10. Oleum lavandulae qs
11. Aquadest 23 ml

V. PROSEDUR PEMBUATAN
 Pembuatan aqua bebas CO2
1. Memanaskan 500 ml air hingga mendidih.
2. Diamkan selama 30 menit, lalu ditututp dan didinginkan.
 Penaraan tube kosong
1. Timbang masing-masing tube kosong dengan menggunakan neraca analitik.
2. Hasil penimbangan dicatat, dan tube siap untuk dipakai.
 Penimbangan bahan
1. Clotrimazole ditimbang sebanyak 0,265 gram di kertas perkamen
menggunakan neraca analitik dan diberi nama.
2. Metil paraben ditimbang sebanyak 0,064 gram kertas perkamen menggunakan
neraca analitik dan diberi nama.
3. Propil paraben ditimbang sebnayak 0,0064 gram di kertas perkamen
menggunakan neraca analitik dan diberi nama.
4. BHT ditimbang sebanyak 0,032 gram di kertas perkamen menggunakan
neraca analitik dan diberi nama.
5. NA2EDTA ditimbang sebanyak 0,0064 gram di kertas perkamen
menggunakan neraca analitik dan diberi nama.
6. Asam stearat ditimbang sebanyak 4,8 gram di kertas perkamen besar
menggunakan neraca analitik dan diberi nama.
7. Adeps lanae ditimbang sebanyak 1,6 gram di kertas perkamen menggunakan
neraca analitik dan diberi nama.
8. TEA ditimbang sebanyak 0,48 gram di cawan penguap menggunakan neraca
analitik dengan penimbangan tidak langsung dan diberi nama.
9. Gliserin ditimbang sebanyak 2,24 gram di cawan penguap menggunakan
neraca analitik dengan penimbangan tidak langsung dan diberi nama.
10. Aquadest diukur sebanyak 23 ml di gelas ukur 100 ml.
 Pembuatan Sediaan Krim dengan Bahan Aktif Clotrimazole 1%
1. Mortir dan stamper dipanaskan.
2. TEA sebanyak 0,48 g dicampur dengan 23 ml Aquadest dan Na2EDTA
sebnayak 0,0064 gram di dalam cawan penguap (fase air).
3. Asam stearat sebanyak 4,8 gram dicampur dengan Adeps lanae sebnayak 1,6
gram, gliserin sebanyak 2,24 gram, metil paraben sebanyak 0,64 gram, propil
paraben sebanyak 0,0064 gram dan BHT sebanyak 0,032 gram di dalam
cawan penguap (fase minyak).
4. Fase air dan fase minyak dipanaskan diatas hotplate hingga suhu mencapai
60o-70oC.
5. Setelah suhu mencapai 60o-70oC, fase air dan fase minyak dicampurkan selagi
panas di dalam mortir yang telah dipanaskan, gerus kuat ad corpus krim,
dinginkan (basis krim).
6. Clotrimazole sebanyak 0,265 gram digerus di dalam mortir, gerus ad halus
tambahkan sedikit basis krim, gerus ad homogen.
7. Masukkan sisa basis krim ke dalam mortir, gerus ad homogen.
8. Cek pH sediaan dengan menggunakan indikator pH universal, jika belum
sesuai dengan spesifikasi, tambahkan HCl 0,1 N atau NaOH.0,1 N ke dalam
mortir, gerus ad homogen.
9. Tambahkan Oleum lavandulae secukupnya ke dalam mortir, gerus ad
homogen.
10. Sediaan ditimbang masing-masing sebanyak 5 gram dengan neraca analitik
dan dimasukkan ke dalam masing-masing tube.
11. Gunakan kertas perkamen untuk memasukkan sediaan ke dalam tube, kertas
perkamen digulung hingga menutupi sediaan krim.
12. Gulungan kertas perkamen yang berisi sediaan kemudian dimasukkan ke
dalam tube.
13. Tekan ujung tube dengan menggunakan pinset dan keluarkan kertas perkamen
dengan cara menarik kertas perkamen keluar.
14. Tube ditutup dengan melipat kembali bagian belakang tube yang terbuka
menggunakan pinset.
15. Untuk 1 buah sediaan diberi etiket, brosur dan dikemas dalam kemasan
sekunder.

VI. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

No Jenis Prinsip evaluasi Jumlah Hasil


Syarat
evaluasi sampel pengamatan
 Sediaan
1 FISIKA  Sediaan berwarna berwarna
putih putih
1 tube
Dilakukan pengujian  Sediaan beraroma Sediaan

1.1 Organoleptis rasa, bau, dan warna beraroma
khas lavender khas lavender
1 botol teteskan
menggunakan pipet Suspensi
ke dalam kaca arloji, dianggap
Ukuran partikel
lalu diratakan dan homogen jika
Homogenitas 1 tube sama secara
1.2 dilihat ukuran ukuran partikel
visual : Homogen
partikelnya, terlihat sama
dilakukan sebanyak 3 secara visual.
kali.
Tipe krim Teteskan sedikit 1 tube Zat warna metilen Zat warna
1.3 sediaan krim pada blue tersebar terlarut dan
kaca arloji, dalam sediaan = berdifusi
tambahkan indikator emulsi tipe homogen pada
metilen blue dan minyak dalam air fase
eksternalnya
berupa air.
amati perubahan
(o/w) (Farmasi fisika
yang terjadi.
hlm. 1144-
1145)
Menggunakan
indikator pH
universal.
Penetapan
Pengukuran
1.4 pH
dilakukan pada suhu 1 tube pH sediaan = 6 4,5 – 6,5
(FI V
25oC – 30oC kecuali
hlm.
dinyatakan lain pada
1563)
masing-masing
monografi.
Pengukuran
kekentalan
menguunakan alat
viskometer stormer
Viskositas
1.5 Uji viskositas dengan memasukkan
sekitar 10000
(FI V hlm. larutan suspensi ke 3 tube 15000 cP s
cP s – 20000
1562) dalam wadah, lalu
cP
spindel dimasukkan
s
dan dinyalakan.
Akan tertera
viskositas
sediaan tersebut.
1.6. Isi minimum Tube kosong, bersih 1 tube - Tidak ada 1
dan kering dirimbang wadah pun
dengan neraca yang bobotnya
analitik, lalu timbang <90% dari
tube yang sudah bobot yang
berisi sediaan tadi. tertera pada
Kemudian dihitung etiket.
selisih tube berisi
sediaan dengan tube
kosong.
Penentuan ukuran Ukuran globul
globul rata-rata berkisar 0,1 –
Ukuran dengan selang waktu 10 µm dan
1.7 3 botol -
globul tertentu mengikuti
menggunakan distribusi
mikroskop. normal.
Menggunakan
densikator vakum
Uji dan penambahan Tidak
1.8 kebocoran metilen blue. Jika - - mengalami
tube terjadi kebocoran, isi kebocoran tube
tube akan keluar dan
menjadi warnaa biru
Bahan aktif
dinyatakan
mudah terlepas
jika waktu
tunggu (waktu
Mengukur kecepatan
pertama kali zat
pelepasan bahan aktif
aktif ditentukan
dari sediaan krim
dalam cairan
Uji pelepasan dengan cara
1.9 - - penerima)
bahan aktif mengukur konsetrasi
semakin kecil.
zat aktif dalam cairan
Dalam hal ini
penerima dalam
tergantung
wadah tertentu.
pembawa
penambah
komponen 10
jenis cairan
penerima.
1.10 Uji difusi zat Menguji difusi bahan - - -
aktif dari aktif dari sediaan
sediaan krim menggunakan
suatu zat difusi
dengan cara
mengukur
konsentrasi bahan
aktif dalam cairan
penerima pada selang
waktu tertentu
Vield value sebuah
sediaan daat
ditentukan dengan
penetrometer.
Dilakukan uji
Vield value
Uji stabilitas dipercepat dengan
1.11 - - antara 100-
krim agitasi/sentifungal
1000 dines/cm3
yaitu sediaan
disentrifugasi,
dengan kecepatan
tinggi. (Lachman, hl.
1081)
2 KIMIA
2.1 Identifikasi Dengan
zat aktif menggunakan
(British spektrofotometri 3 botol - -
Pharmacopei inframerah/kromatog
a vol. I dan II rafi lapis tipis
p. 1)
Penetapan
kadar zat
aktif (British Menggunakan
2.2 3 botol - -
Pharmacopei kromatografi cair
a vol. I dan II
p. 1)
3 BIOLOGI Pengawet adalah zat 3 botol - Harus
antimikroba yang ditunjukkan
3.1 Uji efektifitas ditambahkan pada untuk semua
pengawet sediaan non-steril produk dosis
unuk melindungi
sediaan terhadap
pertumbuhan
(FI V mikroba yang ada
ganda
hlm. atau yang masuk
1354) secara tidak sengaja
selama/sesudah
proses produksi
Hasil yang
diperoleh
sesuai dengan
Kandungan parameter-
3.2 zat - - - operasional
antimikroba kromatografi
gas seperti
yang tertera
pada label.

VII. PEMBAHASAN
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai
konsistrelatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. (Kemenkes RI, 2014) Krim adalah bentuk sediaan semi solid kental,
umumnya
berupa emulsi m/a (krim berair) atau emulsi a/m (krim berlemak). (Lund, 1994)
Krim Clotrimazole 1% digunakan sebagai obat luar (topikal) sebagai
antibakteri yang umumnya pada vagina (penyakit candidiasis vagina) oleh
mikroorganisme Candida albicans juga sebagai antjamur pada kulit (Mardjono,
2007). Untuk krim Clotrimazole 1% dosis yang digunakan sehari 2 kali dioleskan
secukupnya pada daerah kulit setelah dibersihkan. (Mardjono, 2007)
Pada praktikum kali ini, dibuat sediaan krim (cremores) yang ditujukan untuk
penggunaan secara topikal yang menginginkan sediaan mudah dicuci dengan air,
tidak lengket, dan bahan aktif (obat) yang terkandung dalam sediaan ini mudah
diabsorpsi oleh kulit. (Anonim, 2015) sediaan dengan bahan aktif Clotrimazole ini
memiliki log P (Koefisien partisi) sebesar 3,5. (Anonim, 2009)
Dalam pembuatan sediaan ini terdapat beberapa maslah yang terjadi. Zat
aktif yaitu clotrimazole tidak larut dalam minyak dan praktis tidak larut dalam air
dan ditujukan untuk pemakaian topikal dalam bentuk sediaan semi solid (setengah
padat) sehingga dibuat sediaan krim. Selain itu, sediaan ini ditujukan agar obat
(zat aktif) yang terkandung dalam sediaan ini mudah di absorpsi secara optimal,
yang merupakan salah satu keunggulan pembuatan sediaan krim. (Anonim, 2015)
Selanjutnya, berdasarkan tipe krim terbagi menjadi 2 yait minyak dalam air (m/a)
dan air dalam minyak (a/m) yang pada masing-masing tipe memiliki keunggulan
dan kerugiannya masing-masing. Krim clotrimazole ini diinginkan untuk mudah
dicuci dengan air dan tidak lengket ketika dipakai sehingga dipilih tipe minyak
dalam air (m/a). (Syamsuni, 2007)
Karena sediaan krim yang dibuat merupakan tipe minyak dalam air (m/a)
maka diperlukan sebuah basis krim yang sama-sama ditujukan untuk tipe minyak
dalam air (m/a) yaitu dengan penambahan basis krim Vanishing Cream yang
memiliki formula dasar dalam buku vanduin hlm. 131. Di dalam resep/formula
standar vanishing ini mengandung beberapa zat diantaranya asam stearat, adeps
lanae, TEA, gliserin, dan aquadest. Masing-masing komponen vanishing krim
memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Seperti pada adeps lanae yang sebagai
basis dari sediaan semidolid itu sendiri. Asam stearat dan TEA sebagai emulgator,
gliserin sebagai emolien, juga terdapat aquadest sebagai pelarut. (Rowe, dkk,
2009)
Basis krim yang merupakan Vanishing krim ini terdapat TEA dan Asam
stearat sebagai emulgator pada sediaan ini dan TEA dapat membentuk sabun
sehingga dalam pembuatan sediaan ini menggunakan metode saponifikasi.
Dimana dalam pembuatannya yaitu dengan memanaskan fase minyak hingga suhu
65oC dan fase air hingga suhu 70oC. (Anonim, 2015) Komponen basis yang
digunakan merupakan zat tahan panas sehingga dalam pembuatan basis krim ini
dilakukan dengan cara peleburan yang sesuai dengan peraturan salep no. 4 dimana
bahan yang dipanaskan/dilebut, digerus dan di dinginkan. (Syamsuni, 2007)
Clotrimazole dikhawatirkan tidak tahan terhadap pemanasan maka dibuat
sediaan krim ini dengan metode triturasi yang dimana zat pembentuk krim tahan
panas sedangkan bahan aktif nya sendiri tidak tahan terhadap panas. Zat aktif
(Clotrimazole) tidak ada data kelarutan clotrimazole dalam lemak dan air sehingga
clotrimazole dijadikan sebagai fase luar dengan mengerus zat aktif dan
ditambahkan dengan basis sesuai dengan peraturan salep no.3. (Anonim, 2009)
Dalam sediaan ini, spesifikasi pH menyesuaikan dengan pH kulit normal
yaitu 4,5-6,5 karena tidak ditemukannya pH stabiitas dari Clotrimazole tersebut.
Maka sebisa mungkin sediaan yang dibuat tidak kurang dan tidak lebih dari range
tersebut karena akn menyebabkan iritasi. Sediaan krim Clotrimzole ini digunakan
secara multiple dose (tidak sekali pakai) juga mengandung air yang merupakan
sebuah media pertumbuham mikroorganisme sehingga ditambahkan
pengawet/antimikroba paraben yaitu metil paraben dan propil paraben. (Rowe,
dkk, 2009)
Dalam formula ini, mengandung beberapa lemak yang mudah dan rentan
teroksidasi baik oleh udara, hingga wadah alumunium yang digunakan.
Diperlukan zat yang dapat mencegah teroksidasinya fase minyak tersebut yaitu
dengan penambahan BHT (Butil Hidroksi Toluena) yang efektif telah digunakan
sebagai zat antioksidan. (Rowe dkk, 2009) Bentuk sediaan krim disini termasuk
dalam emulsi yang sehingga dibutuhkan emulgator yaitu TEA dan Asam. Stearat.
Krim merupakan sediaan semi-solida yang ditujukan secara topikal dimana
sediaan ini digunakan dengan kontak langsung dengan kulit, dikhawatirkan akan
meninggalkan kesan yang kering terhadap kulit, maka diperlukan bahan yang
berfungsi sebagai pelembab kulit seperti gliserin. Sediaan ini dikemas dalam
wadah alumunium, banyak zat yang kurang kompatibel dengan wadah
alumunium, sehingga ditambahkan Na2.EDTA sebagai pengkelat logam dan
sebagai pengkompleks.
Bobot sediaan dilebihkan 5% untuk menjamin bobot sediaan sesuai dengan
yang tertera pada etiket. Dan dilebihkan 20% untuk zat-zat yang dipanaskan untuk
mencegah kehilangan bobot selama proses pembuatan.

VIII. KESIMPULAN
A. Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.

No Nama Bahan Jumlah Kegunaan


.
1. Clotrimazole 1% b/b Bahan aktif
2. Metil paraben 0,2% b/b Pengawet, antimikroba
3. Propil paraben 0,02% b/b Pengawet, antimikroba
4. BHT 0,1% b/b Antioksidan
5. Na2EDTA 0,02% b/b Pengke;at, pengkompleks
6. Basis Krim
- Asam stearat 15% b/b (dari basis Emulgator
vanishing krim)
7. - Adeps lanae 5% b/b(dari basis Basis krim
vanishing krim)
8. - TEA 1,5% b/b (dari Emulgator
basis vanishing
krim)
9. - Gliserin 7% b/b (dari basis Emolient
vanishing krim)
10. Oleum lavandulae 4 gtt Pengaroma
11. - Aquadest Ad 100% b/b Pelarut

B. Kesimpulan Sediaan
Berdasarkan hasil pengaamatan dan evaluasi yang telah dilakukan,
sediaan dinyatakan memenuhi syarat.

IX. DAFTAR PUSTAKA


- Anonim 1 (2007). British Pharmacopoeia 2007. Volume I. Electronic Version.
London: hal. 843.
- Anonim, diakses pada Minggu, 10 Mei 2015 Pk. 18.46
http://kitapunya.info/2014/09/15/Beragam-manfaat-minyak-jagung-yang-jarang-
diketahui/
- Anonim. Diktat Kuliah Teknologi Farmasi Liquida dan Semi-solida hl. 122.
- Anonim (2006 ). Japanense Pharmacopoeia, Fifteen Edition. Electronic Version.
hal. 267, 268, 744.
- Anonim. 2015. Teori Pengantar Sediaan Farmasi. Krim.
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V,
Jakarta: Departemen Kesehatan.
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV,
Jakarta: Departemen Kesehatan.
- Dispensing of Pharmaceutical Student, Cooper & Gums.
- Komisi Farmakope Eropa. 2005. European Pharmacopoeia 5.0. Uppsala. Dewan
Eropa.
- Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek
Farmasi. Industri II, Edisi III diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan Iin Asyiyah.
UI. Press, Jakarta, 943, 963, 965, 969.
- Mardjono. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI.
- Martin, A., Bustamante, P., & Chun, A.H.C., 1993, Physical Pharmacy: Physical
Chemical Principles in the Pharmaceutical Sciences, Fourth Edition, Lea &
Febiger, Philadelphia, 331-336, 463.
- Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed.,
London : Pharmaceutical Press. .
- Sweetman, S.C., 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36th
edition, Pharmaceutical Press: London.
- Syamsuni H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta, EGC.
- Tjay Tan Hoan, Tahardja Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara
penggunaan dan efek-efek sampingnya), Edisi keenam. Jakarta. PT ELEX
MEDIA KOMPTINDO KELOMPOK KOMPAS-GRAMEDIA
X. LAMPIRAN
1. Kemasan Sekunder
2. Etiket
3. Brosur
Fixmazol®
Dexamethasone 0,4%
Clotrimazole 10%
KRIM

Indikasi :
Eksim dan Dermatitis, gangguan kulit seperti infeksi jamur
atau bakteri yang sensitif terhadap klotrimazol.

Komposisi :
Mengandung;Dexamethasone0,4% Clotrimazole 10% tiap 5 g
krim.

Mekanisme Kerja :
Dexamethason dan clotrimazole masuk ke dalam sel jamur
dan menyebabkan kerusakan dinding sel jamur sehingga
permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat.
Mungkin pula dapat terjadi gangguan sintesis asam
nukleat atau penimbunan peroksida dalam sel jamur yang
akan menyebabkan kerusakan.

Efek samping :
Pada penderita hipersensitif terjadi erotema, stinging,
deskuamasi, edema, pruritus, urtikaria dan iritasi.

Aturan pakai :
Krim dioleskan 2 kali sehari

Kontraindikasi :
Hipersensitif

Kemasan : 1 tube @ 5 g krim

No. Reg : DKL1500700729A1

XI. LAMPIRAN

UJI M

UJI TIPE UJI

Anda mungkin juga menyukai