BUDIDAYA TANAMAN SECARA HIDROPONIK SEBAGAI SOLUSI PERTANIAN DI LAHAN SEMPIT (AutoRecovered)
BUDIDAYA TANAMAN SECARA HIDROPONIK SEBAGAI SOLUSI PERTANIAN DI LAHAN SEMPIT (AutoRecovered)
M Bayu Ardi
Alih fungsi lahan sudah menjadi permasalahan yang sering terjadi di Indonesia
setiap tahunnya. Faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan
yaitu pertama, kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang alih fungsi lahan.
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya jika terdapat aparat pemerintahan yang
menerbitkan izin pengalihfungsihan lahan yang tidak semestinya maka akan dikenakan
sanksi penjara atau denda.
Kedua, faktor ekonomi dimana pemilik lahan ditawarkan harga beli yang tinggi
oleh investor. Para pemilik lahan yang tidak tahu mengenai alih fungsi lahan akan
terpengaruh atau tergiur dengan harga yang ditawarkan oleh investor yang biasanya
lebih mahal 2 kali lipat dari harga biasanya, sehingga para pemilik lahan berpikir akan
lebih baik jika lahannya dijual ke investor karena bisa membeli lahan yang lebih
murah di tempat lain.
Ketiga, lahan yang di alih fungsikan dipergunakan untuk kepentingan bersama
seperti SPBU, dan Bandara. Hal ini juga mendapatkan syarat jika ingin diwujudkan,
jika terdapat kelebihan lahan maka lahan tersebut harus di uji tingkat kesuburan tanah
serta masih layak untuk dipergunakan sebagai tempat pertanian atau tidak.
Kementerian Pertanian dalam menghadapi permasalahan ini telah secara aktif
melakukan upaya pencegahan alih fungsi lahan secara masif melalui pemberian
insentif bagi pemilik lahan, diantaranya dengan memberikan berbagai bantuan saprodi
seperti alat mesin pertanian, pupuk, dan benih bersubsidi. Selain itu, Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat ini tengah mengupayakan pencegahan alih fungsi
lahan dengan single data lahan pertanian dalam jangka pendek, dimana Bapak Syahrul
Yasin Limpo (Menpan) mengatakan bahwa data pertanian harus seragam, sehingga
data yang dipegang oleh Presiden, Gubernur, Bupati, Camat sampai kepala desa
semuanya sama sehingga tidak ada kesalahan data termasuk dalam masalah lahan dan
produksi. Dengan data yang akurat dapat menciptakan banyak program tepat guna
serta tepat sasaran untuk para petani di seluruh Indonesia.
Untuk itu di zaman modern ini telah banyak berkembang sistem pertanian yang tidak
memerlukan lahan yang luas dalam praktek budidayanya. Model pertanian yang
berkembang tidak kalah dengan pertanian konvensional yang biasanya dilakukan oleh
masyrakat pada umumnya. Selain simpel, menggunakan model pertanian yang
bermodalkan lahan sempit juga menguntungangkan
.
PENUTUP SIMPULAN
Simpulan
Memiliki lahan yang terbatas tidak menjadi hambatan bagi kita yang ingin
berbudidaya tanaman. Semakin berkembangnya model pertanian yang tidak
membutuhkan lahan pertanian yang luas, bisa kita terapkan menjadi peluang bisnis
atau hanya sekedar bersenang-sedang saja. Salah satu sistem pertanian yang sedang
populer dikalangan masyarakat indonesia adalah pertanian hidroponik. Pertanian
hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam atau soilless. Teknik ini bisa dilakukan dalam skala kecil
dengan lahan yang terbatas dengan berbagai metode yang bisa diterapkan sesuai
kebutuhan. Kita bisa membudidaya berbagai jenis tanaman sayuran maupun buah-
buahan.
Saran
Diharapkan tulisan ini dapat memberikan alternatif bagi petani atau masyarakat
yang tidak mempunyai lahan yang luas untuk berbudidaya tanaman. sistem