Anda di halaman 1dari 9

BUDIDAYA TANAMAN SECARA HIDROPONIK

SEBAGAI SOLUSI PERTANIAN DI LAHAN SEMPIT

M Bayu Ardi

Politeknik Pembangunan Pertanian Malang


Surel : mbayuardi2003@gmail.com

ABSTRAK: Artikel ini mendeskripsikan tentang sistem pertanian yang


bisa digunakan pada lahan sempit. Lahan pertanian yang kian hari semakin
berkurang sementara pemenuhan kebutuhan pangan dari hasil pertanian
semakin meningkat mendorong sektor pertanian untuk mengatasi kendala
tersebut dengan meningkatkan penerapan pertanian lahan sempit.
Berkaitan dengan hal ini, kegiatan produksi tanaman pangan di Indonesia
hingga saat ini sudah relatif berkembang dimana sudah banyak digunakan
teknologi budidaya yang berhasil diadopsi dari negara-negara maju.
Diantara sistem pertanian lahan sempit yangi diterapkan adalah sistem
budidaya secara hidroponik. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010),
hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang menggunakan air,
nutrisi dan oksigen, dengan kata lain teknik ini tidak menggunakan tanah
sebagai medianya. Sistem hidroponik yang dilakukan tanpa menggunakan
media tanah dapat menjadi solusi alternatif untuk efisiensi penggunaan
lahan.Sistem hidroponik juga menjadi solusi menghadapi kendala
degradasi tanah di lahan pertanian yang semakin berkurang kesuburannya,
hal ini dikarenakan pada sistem hidroponik hara disediakan dalam bentuk
larutan hara, mengandung semua unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh
tanaman agar tercapai pertumbuhan normal.

Kata-kata kunci: budidaya, hidroponik, pertanian lahan sempit

Alih fungsi lahan sudah menjadi permasalahan yang sering terjadi di Indonesia
setiap tahunnya. Faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan
yaitu pertama, kurangnya sosialisasi mengenai Undang-Undang alih fungsi lahan.
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya jika terdapat aparat pemerintahan yang
menerbitkan izin pengalihfungsihan lahan yang tidak semestinya maka akan dikenakan
sanksi penjara atau denda.
Kedua, faktor ekonomi dimana pemilik lahan ditawarkan harga beli yang tinggi
oleh investor. Para pemilik lahan yang tidak tahu mengenai alih fungsi lahan akan
terpengaruh atau tergiur dengan harga yang ditawarkan oleh investor yang biasanya
lebih mahal 2 kali lipat dari harga biasanya, sehingga para pemilik lahan berpikir akan
lebih baik jika lahannya dijual ke investor karena bisa membeli lahan yang lebih
murah di tempat lain.
Ketiga, lahan yang di alih fungsikan dipergunakan untuk kepentingan bersama
seperti SPBU, dan Bandara. Hal ini juga mendapatkan syarat jika ingin diwujudkan,
jika terdapat kelebihan lahan maka lahan tersebut harus di uji tingkat kesuburan tanah
serta masih layak untuk dipergunakan sebagai tempat pertanian atau tidak.
Kementerian Pertanian dalam menghadapi permasalahan ini telah secara aktif
melakukan upaya pencegahan alih fungsi lahan secara masif melalui pemberian
insentif bagi pemilik lahan, diantaranya dengan memberikan berbagai bantuan saprodi
seperti alat mesin pertanian, pupuk, dan benih bersubsidi. Selain itu, Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat ini tengah mengupayakan pencegahan alih fungsi
lahan dengan single data lahan pertanian dalam jangka pendek, dimana Bapak Syahrul
Yasin Limpo (Menpan) mengatakan bahwa data pertanian harus seragam, sehingga
data yang dipegang oleh Presiden, Gubernur, Bupati, Camat sampai kepala desa
semuanya sama sehingga tidak ada kesalahan data termasuk dalam masalah lahan dan
produksi. Dengan data yang akurat dapat menciptakan banyak program tepat guna
serta tepat sasaran untuk para petani di seluruh Indonesia.
Untuk itu di zaman modern ini telah banyak berkembang sistem pertanian yang tidak
memerlukan lahan yang luas dalam praktek budidayanya. Model pertanian yang
berkembang tidak kalah dengan pertanian konvensional yang biasanya dilakukan oleh
masyrakat pada umumnya. Selain simpel, menggunakan model pertanian yang
bermodalkan lahan sempit juga menguntungangkan
.

PERTANIAN PADA LAHAN SEMPIT


Bercocok tanam bukan hal yang mudah bagi setiap orang. Namun, saat ini
bercocok tanam kembali populer dengan munculnya inovasi berkebun di lahan sempit.
Fakta menunjukkan bahwa bercocok tanam membutuhkan lahan yang luas. Dengan
teknologi dan pengetahuan yang terus berkembang mengubah pandangan terhadap hal
tersebut. Saat ini banyak tutorial di platform sosial media yang dapat membantu
bercocok tanam di lahan sempit. Tidak hanya itu, metode dan jenis tanaman menjadi
hal utama bagi pemula.
Tidak mempunyai lahan yang luas dan ilmu yang cukup memang menjadi
masalah yang dijumpai. Apalagi bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan yang
minimnya lahan. Pasti seringkali kesulitan untuk bercocok tanam tanpa lahan yang
luas. Seiring perkembangan bercocok tanam dan adanya ide-ide baru.  Kini mulai
muncul berbagai metode bercocok tanam yang mudah diterapkan. Berikut metode
pertanian yang bisa di terapkan di lahan sempit
1. Metode Vertikultur
2. Metode Tabulampot 
3. Metode Aeroponik
4. Metode Hidroponik
Dari ke-4 metode di atas, hidroponik adalah salah satu metode pertanian yang
cukup populer dikalangan para petani di indonesia.Hidroponik merupakan salah satu
alternatif menanam yang dilakukan oleh sebagian orang dan tidak mempunyai lahan
cukup luas. Teknik menanam yang tidak menggunakan tanah ini ternyata bisa
memberikan keuntungan. Menanam dengan cara hidroponik ini memiliki keunggulan
diantaranya ramah lingkungan, hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi, hemat air
dan pupuk, pertumbuhan tanaman lebih cepat, kualitas tanaman terjaga, bisa ditanam
di mana saja dan kapan saja serta menghemat lahan, waktu dan tenaga
Perkembangan metode bercocok hidroponik di tanah air cukup bagus. Dengan
ketersediaan lahan yang semakin sempit, masyarakat mulai tertarik dengan hidroponik
karena bertanam dengan sistem hidroponik bisa dilakukan di mana saja dengan
memanfaatkan setiap jengkal lahan yang tersedia. 
Dengan hidroponik, bertanam sayuran, buah, ataupun bunga mulai di halaman
rumah, di samping rumah, di atas kolam ikan (menggunakan sistem aquaponik), di
tembok atau pagar rumah, dan sebagainya.
Dengan hidroponik, masyarakat yang tinggal di rumah susun atau apartemen
pun bisa bertanam bunga ataupun sayuran. Bercocok tanam secara hidroponik menjadi
alternatif paling realistis bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan. Semakin
meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
tubuh dan lingkungan ikut mendukung perkembangan hidroponik. Orang semakin tahu
bahwa sistem hidroponik ramah lingkungan karena penggunaan air dan pupuk lebih
hemat dan efisien karena larutan nutrisinya dapat dipakai ulang.

BUDIDAYA TANAMAN DENGAN SISTEM HIDROPONIK


Konsep pertanian organik
Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang
berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai  soilless
culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman
yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam
atau soilless. Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di
kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan
untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian
bernilai ekonomis.
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan
ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik
bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman,
atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini
terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin
tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Hidroponik atau tanaman yang tumbuh di media akar larutan hara, adalah
perkembangan produksi pangan komersial dan juga digunakan untuk produksi pangan
pada skala rumah tangga, juga bisa ditekuni karena hobi bertanam. Hidroponik
merupakan bagian dari hydroculture, yaitu pertumbuhan tanaman dengan media tanpa
tanah, atau lingkungan perairan
Dimana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik
apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini
fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut
nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya
melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Konsep hidroponik terus berevolusi waktu demi waktu. Awalnya teknik ini
dilakukan dengan cara langsung menanam tanaman di air, namun sekarang konsep ini
telah berkembang menjadi bermacam macam variasi akantetapi tetap tanpa
menggunakan media tanah. Ada tiga (3) konsep hidroponik yaitu:
1. Hidroponik murni. Meliputi penggunaan sistem “pengikatan” untuk menjaga
tanaman tetap berdiri, sehingga tanaman dapat mengembangkan akarnya kedalam
media air (nutrisi larut didalam air) tanpa bantuan zat padat lainnya seperti tanah.
2. Hidroponik. Metode paling umum dan banyak digunakan dalam teknik hidroponik
yang menggunakan zat padat berpori (batu, kerikil dan material non organic
lainnya) agar nutrisi tanaman dapat tembus dan bersirkulasi.
3. Hidroponik dalam arti luas.Merupakan gabungan kedua teknik sebelumnya dimana
siklus vegetatif tanaman tidak menggunakan tanah. Konsep ini sama dengan
“budidaya pertanian tanpa tanah” dan termasuk menanam di subtrats dan air. Jika
membahas tentang teknik semihidroponik, istilah ini mengacu pada penggunaan
subtrats non inert seperti serat kulit kelapa, beberapa kulit pohon, dan sekam padi
yang dimana ketika mulai terdekomposi, zat tersebut memberi nutrisi bagi
tanaman
Media Hidroponik
1. Media tanam hidroponik
Media tanam hidroponik adalah suatu media yang terbuat dari material atau
bahan selain tanah yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
akar tanaman. Berdasarkan pengertian tersebut media tanam hidroponik berfungsi
sebagai tempat menopang tanaman agar mampu berdiri tegak sehingga tidak
mudah roboh. Penggunaan macam dan peranan media merupakan perbedaan yang
sangat jelas antara menanam dengan cara konvensional dengan sistem hidroponik.
Media tanam yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil yang ditanam. Sebelum
menggunakan media tanam maka hal yang tak boleh dihindari adalah kriteria
dalam memilih media tanam hidroponik. Beberapa kriteria yang harus dimiliki agar
tanaman hidroponik dapat tumbuh dengan baik.
a) Media harus mampu untuk menyimpan kandungan air, sehingga tanaman
memperoleh nutrisi yang cukup dari kandungan air yang tersimpan pada
media.
b) Media memiliki struktur yang gembur, subur dan bisamenyerap air dengan
baik.
c) Memiliki kandungan garam yang rendah.
d) Tidak mudah berubah bentuk atau tidak mudah untuk menjadi kering saat
suhu yang ada di ruangan berubah.
e) Tidak memiliki hama atau penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman.
f) Media memiliki kandungan kapur atau unsur kalsium.

2. Macam-macam media tanam hidroponik


a) Rockwool
Rockwool merupakan salah satu media tanam hidroponik yang paling
banyak digunakan oleh petani/hobis hidroponik khususnya di Indonesia.
Rockwool merupakan media tanam anorganik yang berbentuk menyerupai
busa, memiliki serabut-serabut halus dan bobotnya sangat ringan. Busa ini
terbentuk dari batuan basalt yang dipanaskan dengan suhu sangat tinggi
hingga meleleh, kemudian mencair dan terbentuklah serat-serat halus.
b) Cocopeat
Cocopeat merupakan media tanam organik yang terbuat dari serbuk
sabut kelapa. Karena bersifat organik, maka bisa dikatakan cocopeat adalah
media tanam yang ramah lingkungan. Cocopeat merupakan media tanam yang
memiliki daya serap air yang sangat tinggi, memiliki rentang pH antara 5,0-
6,8 dan cukup stabil, sehingga bagus untuk pertumbuhan perakaran.
Dalam penggunaannya, biasanya cocopeat dicampur dengan media tanam lain
seperti sekam bakar dengan perbandingan 50 : 50. Tujuan dari pencampuran
ini adalah untuk mempertinggi aerasi pada media tanam, karena daya serap air
cocopeat sangat besar sehingga tingkat aerasi kecil. Tingkat aerasi ini
berfungsi agar akar dapat bernafas (menyerap oksigen) lebih baik.
c) Hydroton
Hydroton merupakan media tanam hidroponik yang terbuat dari bahan
dasar lempung yang dipanaskan, berbentuk bulatan-bulatan dengan ukuran
bervariasi antara 1 cm-2,5 cm. Dalam bulatan-bulatan ini terdapat poripori
yang dapat menyerap air (nutrisi) sehingga dapat menjaga ketersediaan nutrisi.
Hydroton memiliki pH netral dan stabil. Dengan bentuk yang bulat (tidak
bersudut), maka dapat mengurangi resiko merusak akar, dan ruang antar
bulatan-bulatan ini bagus untuk ketersediaan oksigen bagi akar. Hydroton
dapat dipakai berulang-ulang, cukup dicuci saja dari kotoran/lumut/alga jika
akan digunakan untuk penanaman selanjutnya.
d) Sekam bakar
Sekam bakar merupakan salah satu media tanam yang sering dan umum
dipakai, tidak hanya untuk budidaya hidroponik saja tetapi juga untuk
budidaya-budidaya tanaman dalam pot. Media tanam ini mudah kita temui dan
harga sangat ekonomis. Sekam bakar memiliki daya ikat air yang cukup
bagus, serta aerasi yang baik. Merupakan media tanam organik sehingga
ramah lingkungan, pH netral sehingga bagus untuk perakaran tanaman. Dalam
penggunaannya pada budidaya hidroponik, sering dicampur dengan cocopeat.
e) Perlite
Perlite merupakan media tanam yang dibuat dari batuan silika yang
dipanaskan pada suhu tinggi. Perlite memiliki aerasi yang bagus, pH netral
dan bobot yang sangat ringan (mirip busa/styrofoam). Perlite memiliki daya
serap air cukup baik sehingga bagus untuk perakaran. Dalam penggunaannya,
biasa dicampur dengan media tanam lain seperti cocopeat atau vermiculite
dengan perbandingan tertentu.
f) Vermiculite
Vermiculite memiliki sifat yang hampir sama dengan perlite, terbuat dari
batuan yang dipanaskan pada suhu tinggi. Tetapi verculite memiliki daya
serap air lebih tinggi dan bobot lebih berat dari perlite. Dalam
penggunaannya, biasa dicampur dengan perlite dengan perbandingan tertentu
g) Pasir
Pasir dapat digunakan untuk pembenihan tanaman pantai dan pegunungan.
Contoh di pantai seperti buah kelapa dan biji kacang

METODE PERTANIAN HIDROPONIK


Sistem Sumbu
Sistem sumbu (Wick System) merupakan salah satu sistem yang paling
sederhana dari semua sistem hidroponik karena tidak memiliki bagian yang bergerak
sehingga tidak menggunakan pompa atau listrik. Sistem sumbu merupakan sistem
pasif dalam hidroponik karena akar tidak bersentuhan langsung dengan air.
Dinamakan sistem sumbu karena dalam pemberian asupan nutrisi melewati akar
tanaman disalurkan dengan media atau bantuan berupa sumbu. Beberapa bahan umum
yang digunakan untuk sistem sumbu seperti kain flanel, tali fibrosa, jenis propylene,
sumbu obor tiki, tali rayon atau mop helai kepala, benang poliuretan dikepang, wol
tebal, tali wol atau strip, tali nilon, tali kapas, stripe kain dari pakaian atau selimut tua.
Sistem sumbu kurang efektif untuk tanaman yang membutuhkan banyak air. Sistem
sumbu cocok untuk pemula atau yang baru mencoba menggunakan sistem
hidroponik.Beberapa media tanam yang paling umum digunakan untuk sistem sumbu
ialah seperti coco coir, Vermiculite atau perlite. Alat yang dibutuhkan pun mudah
hanya larutan nutrisi kain flanel (bahan lain sebagai sumbu),aerator (opsional) dan
media untuk menjaga kelembaban seperti sekam bakar,cocopeat,hidroton.
Kelebihan sistem sumbu:
1. Biaya untuk mengumpulkan bahan yang diperluka tergolong sangat murah.
2. Bentuk yang sederhana dan pembuatannya yang mudah memungkinkan
hidroponik sistem sumbu dapat dilakukan bagi pemula.
3. Frekuensi penambahan nutrisi lebih jarang, dikarenakan menggunakan sumbu
sebagai media penyalur nutrisi.
4. Tidak tergantung listrik sehingga biaya relatif lebih murah.
5. Mudah untuk dipindahkan.
Kekurangan sistem sumbu:
1. Jumlah tanaman yang dihidroponikkan apabila berjumlah banyak maka akan
sedikit sulit dalam mengontrol pH air.
2. Hanya cocok untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan kapiler sumbu dalam menyalurkan nutrisi bersifat
terbatasJumlah tanaman yang dihidroponikkan apabila berjumlah banyak maka
akan sedikit sulit dalam mengontrol pH air..
Prinsip Kerja Sistem Sumbu (Wick System):
Sistem wick menggunakan prinsip kapilaritas, yaitu dengan menggunakan sumbu
sebagai penyambung atau jembatan pengalir air nutrisi dari wadah penampung air ke
akar tanaman. Sumbu yang digunakan dalam system ini biasanya berupa kain flanel
atau bahan lain yang dapat menyerap air

Sistem Rakit Apung (Water Culture System)


Sistem Rakit Apung (Water culture system) merupakan cara bercocok tanam
hidroponik modern yang dikembangkan oleh Massantini pada tahun 1976 di Italia dan
Jensen pada tahun 1980 di Arizona. Sistem rakit apung adalah yang sistem paling
sederhana dari semua sistem hidroponik aktif, cukup mudah digunakan karena tidak
membutuhkan alat yang terlalu banyak, yang dibutuhkan box atau wadah yang dapat
terbuat dari bahan plastik, styrofoam dan aerator. Hidroponik rakit apung merupakan
pengembangan dari sistem bertanam hidroponik yang dapat digunakan untuk
kepentingan komersial dengan skala besar ataupun skala rumah tangga.
Kelebihan sistem rakit apung:
1. Biaya pembuatan yang murah dikarenakan tidak memerlukan alat yang
menunjang sistem hidroponik mengalami keberlangsungan.
2. Bahan yang diperlukan untuk pembuatan mudah dicari dari lingkungan sekitar.
3. Perawatannya tidak sulit.
4. Tidak bergantung pada kondisi kestabilan berikut ketersediaan listrik, sehingga
bisa lebih hemat pengeluaran.
5. Lebih hemat air dan nutrisi.
Kekurangan sistem rakit apung:
1. Rancangan hidroponik tanaman dengan sistem rakit apung lebih cocok
dilakukan di dalam ruangan, bukan ditempatkan di luar ruangan.
2. Akar tanaman lebih rentan mengalami pembusukan karena terus tergenang
dalam air larutan nutrisi.
3. Kadar oksigen yang sedikit, meskipun ada sebagian akar tanaman yang tidak
terendam dalam larutan nutrisi sehingga memungkinkan ada oksigen untuk
membantu proses fotosintesis
Prinsip Kerja Sistem Rakit Apung:
Sistem Rakit Apung hampir sama dengan sistem sumbu, yaitu berupa sistem statis dan
sistem hidroponik sederhana. Perbedaannya dalam sistem ini tidak menggunakan
sumbu sebagai pembantu kapiler air, tetapi media tanam dan akar tanaman langsung
menyentuh air nutrisi.Wadah tempat tanaman berada dalam kondisi mengapung dan
bersentuhan langsung dengan air nutrisi. Secara prinsip kerja, sistem rakit apung
memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama dengan sistem sumbu. Hanya saja
dalam sistem rakit apung penggunaan air lebih banyak dari sistem sumbu.
Sistem rakit apung dapat digunakan untuk tanaman sayuran yang membutuhkan air
banyak dengan jangka waktu tanam relatif singkat seperti kangkung, Caisim, Pak
Choy, dan Petsai.

Sistem NFT (Nutrient Film Technique System)


Sistem NFT pertama kali dikembangkan oleh Dr. A.J. Cooper di Glasshouse
Crops Research Institute, Inggris. Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode
budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan
tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen.
Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air
yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa.
Daerah perakaran dalam larutan nutrisi dapat berkembang dan tumbuh dalam larutan
nutrisi yang dangkal sehingga bagian atas akar tanaman berada di permukaan antara
larutan nutrisi dan styrofoam, adanya bagian akar dalam udara ini memungkinkan
oksigen masih bisa terpenuhi dan mencukupi untuk pertumbuhan secara normal.
Nutrisi yang disediakan untuk tanaman akan diterima oleh akar secara terus menerus
menggunaakn pompa air yang ditempatkan pada penampung nutrisi yang disusun
sedemikian rupa agar pengaliran menjadi efektif. Juga diperlukan timer untuk
mengatur air yang mengalir, dan aerator untuk menunjang pertumbuhan akar.

Kelebihan Sistem NFT :


1. Sangat cocok untuk tanaman yang membutuhkan banyak air. Alasannya, sistem
NFT akan membuat aliran air dapat terpenuhi dengan mudah, stabil dan
baik.Pemenuhan air dalam NFT memungkinkan akar tanaman untuk menyerap
nutrisi lebih banyak sehingga terjadi proses fotosintesis yang lebih baik.
2. Dengan sistem NFT, masa tanam tanaman menjadi lebih singkat sehingga kita
bisa melakukan penanaman tanaman lebih banyak dibanding sistem hidroponik
konvensional. Dengan cara bercocok tanam hidroponik NFT, dapat memperoleh
untung lebih besar karena dalam satu waktu bisa panen hasil berkali-kali.
3. Perawatan, pengontrolan dan pemantauan aliran maupun kondisi nutrisi lebih
mudah dikarenakan nutrisi ditempatkan dalam satu tempat atau wadah sehingga
tidak perlu mengecek berulang kali karena dengan sekali melihat, maka kita
akan mengetahui kondisi nutrisi secara keseluruhan.
4. Sistem NFT mendapatkan aliran yang stabil dalam satu jalur nutrisi sehingga
kondisi nutrisi di semua bagian menjadi seragam. Nutrisi yang seragam akan
membuat tumbuhan memperoleh asupan kebutuhan secara merata dan seragam.
Akan diperoleh hasil pertanian yang lebih baik dan merata dikarenakan
pertumbuhan tanaman berlangsung secara optimal tanpa ada tanaman yang
dominan memperoleh nutrisi lebih banyak.
Kekurangan Sistem NFT:
1. Perlengkapan untuk membuat hidroponik NFT tergolong sangat mahal
meskipun banyak bahan alternatif yang bisa digunakan. Hal ini, dikarenakan
komponen peralatan untuk merancang sistem hidroponik NFT yang cukup
banyak, seperti pompa, persediaan nutrisi, tempat penanaman, dan lain
sebagainya.
2. Tidak cocok untuk pemula. NFT membutuhkan ilmu, kemampuan, dan
ketelitian agar dapat berhasil. Kerumitan dalam pengoperasian, seperti
pengecekan air dan nutrisi tidak bisa dilakukan oleh orang yang baru
belajar karena khawatir mengalami risiko kegagalan yang lebih besar.
3. Bergantung pada listrik. Beberapa alat memerlukan listrik yang stabil dan
terusmenyuplai agar sistem hidroponik yang telah dirancang terus berjalan.
4. Rentan terhadap penyakit apabila beberapa tanaman terkena penyakit. Akar
tanaman yang terintegrasi dengan aliran nutrisi akan lebih mudah menyebarkan
penyakit ke tanaman lain yang berada pada jalur atau wadah tersebut. Kondisi
semacam ini bisa menimbulkan kerugian.
Prinsip Kerja Sistem NFT:
Larutan (air dan nutrisi) yang mengaliri akar tanaman dengan dipompa dari reservoir,
dengan tebal aliran/arus 2-3 mm, bersirkulasi secara kontinu selama 24 jam pada
talang dengan kemiringan 5 %. Kecepatan aliran yang masuk diatur berkisar antara
0,3-0,75 liter/menit saat pembukaan kran. Aliran dalam sistem tersebut boleh berhenti
dengan batas waktu maksimal selama 10 menit dan setelah itu harus diari larutan lagi,
karena perakaran tanaman tidak boleh terlalu lama kering. Pada sistem NFT,
komponen inti yang menunjang diantaranya talang (bed), tanki penampung
(menampung larutan nutrisi) dan pompa air.

JENIS-JENIS TANAMAN YANG DAPAT DIBUDIDAYAKAN SECARA


HIDROPONIK
Hidroponik merupakan cara untuk membudidayakan berbagai jenis tanaman
dengan menggunakan media selain tanah.Pada dasarnya hidroponik tidak berbeda
dengan pembudidayaan tanaman secara konvensional. Beda hidroponik
dengan budidaya secara konvesional adalah penggunaan media dan perawatan yang
ekstra. Tanaman mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga tidak semua tanaman
dapat dibudidayakan secara hidroponik.
Tanaman yang dikembangkan secara hidroponik:
1. Tanaman sayuran daun
a) Tanaman kangkung
b) Tanaman bayam
c) Tanaman sawi
d) Tanaman selada
e) Tanaman seledri
f) Tanaman pakcoy
2. Tanaman sayuran buah
a) Tanaman paprika
b) Tanaman cabai
c) Tanaman mentimun
3. Tanaman buahan
a) Tanaman melon
b) Tanaman semangka
c) Tanaman strowberry

PENUTUP SIMPULAN
Simpulan
Memiliki lahan yang terbatas tidak menjadi hambatan bagi kita yang ingin
berbudidaya tanaman. Semakin berkembangnya model pertanian yang tidak
membutuhkan lahan pertanian yang luas, bisa kita terapkan menjadi peluang bisnis
atau hanya sekedar bersenang-sedang saja. Salah satu sistem pertanian yang sedang
populer dikalangan masyarakat indonesia adalah pertanian hidroponik. Pertanian
hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam atau soilless. Teknik ini bisa dilakukan dalam skala kecil
dengan lahan yang terbatas dengan berbagai metode yang bisa diterapkan sesuai
kebutuhan. Kita bisa membudidaya berbagai jenis tanaman sayuran maupun buah-
buahan.

Saran
Diharapkan tulisan ini dapat memberikan alternatif bagi petani atau masyarakat
yang tidak mempunyai lahan yang luas untuk berbudidaya tanaman. sistem

Anda mungkin juga menyukai