Anda di halaman 1dari 11

BAB 10

MEMAHAMI KERJA TIM

Mengapa Memiliki Tim Menjadi Sangat Populer?

1. Menganalisis pertumbuhan popularitas tim dalam organisasi

Untuk bersaing dengan lebih efektif dan efisien, organisasi telah


membentuk tim agar dapat memanfaatkan talenta karyawan dengan baik. Tim-
tim tersebut ada dimana mana. Mereka dapat dengan cepat merakit,
menyebarkan, fokus ulang, dan membukbarkan diri. Tim merupakan suatu
sarana efektif bagi manajemen untuk mendekorasikan organisasi dan
meningkatkan motivasi karyawan. Tim memudahkan partisipasi karyawan dalam
membuat berbagai keputusan. Bukti menunjukkan bahwa tim biasanya bekerja
lebih baik dari pada individu ketika tugas-tugas yang dilakukan membutuhkan
banyak keterampilan, pendapat dan pengalaman.

Perbedaan Antara Kelompok dan Tim

2. Membandingkan kelompok dan tim

Kelompok dan tim itu berbeda. Kelompok memiliki arti dua individu atau
lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Kelompok kerja (work group) itu sendiri adalah kelompok yang
berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan
untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area tanggung jawabnya.
Kinerja kelompok kerja merupakan gabungan dari kontribusi tiap anggota
keompok.

Sedangkan, tim kerja (work team) adalah suatu kelompok yang memiliki
upaya individu yang menghasilkan kinerja yang lebih besar daripada jumlah input
individu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tim kerja merupakan
bagian dari kelompok kerja.
Perbandingan kelompok kerja dan tim kerja

Pembanding Kelompok Tim


Tujuan Berbagi informasi Kinerja kolektif
Sinergi Netral (kadang negatif) Positif
Akuntabilitas Individual Individual dan mutual
Keterampilan Acak dan bervariasi Saling melengkapi

Tipe Tim

3. Membandingkan lima tipe tim

Tim dapat membentuk produk, memberikan jasa, menegosiasikan


kesepakatan, mengoordinasikan proyek, menawarkan saran, dan mengambil
keputusan.

Tipe-tipe tim :

a) Tim Pemecahan Permasalahan (Problem Solving Team)

Merupakan kelompok yang terdiri atas 5 sampai 12 karyawan dari


departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu
untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan
lingkungan kerja.
b) Tim Kerja yang Dikelola Sendiri (Self Managed Work Team)
Adalah kelompok yang terdiri atas 10 hingga 15 orang yang
memerlukan tanggung jawab dari supervisor mereka sebelumnya. Biasanya
tanggung jawabnya mencakup perencanaan dan pengaturan pekerjaan,
pemberian tugas kepada para anggota, pengendali kolektif atas langkah
kerja, pembuatan berbagai keputusan pengoperasian, pengambilan tindakan
untuk berbagai masalah, serta kerja sama dengan para pemasok dan
pelanggan.
c) Tim Fungsional Silang (Cross Functional Teams)

Yaitu para karawan yang berasal dari tingkat hierarki yang hampir
sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda, yang berkumpul
untuk menyelesaikan suatu tugas. Tim ini merupakan sarana yang efektif bagi
orang-orang di organisasi untuk saling bertukar informasi, mengembangkan
gagasan baru, memecahkan permasalahan, dan mengoordinasikan proyek
yang rumit.
d) Tim Virtual (Virtual Team)

Adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan


anggota–anggotanya yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan
bersama. Tantangan yang dihadapi, yaitu para anggota merasa terisolasi
dikarenakan kurangnya hubungan sosial dan interaksi langsung antar
anggota. Agar tim ini efektif, maka manajemen harus memastikan bahwa
kepercayaan tercipta antar anggota, perkembangan tim dimonitor dengan
teliti, dan upaya serta produk tim dipublikasikan di seluruh organisasi.
e) Sistem Multitim (Multiteam System)
Merupakan tim yang terdiri atas banyak tim, yang mana merupakan
suatu pengumpulan dua atau lebih tim yang saling bergantung yang saling
berbagi tujuan dari atasan.

Menciptakan Tim-Tim yang Efektif

4. Mengidentifikasi karakteristik dari tim yang efektif


a) Konteks
Faktor-faktor kontekstual yang menentukan tim dapat berhasil atau tidak :
 Sumber Daya yang Memadai

Setiap tim bergantung pada sumber daya yang berasal dari luar
organisasi. Jika terjadi kelangkaan sumber daya, maka dapat
menyebabkan menurunnya kemampuan tim untuk melaksanakan
pekerjaan secara efektif dalam mencapai tujuan. Tiap kelompok
memerlukan dukungan organisasi. Dukungan yang dimaksudkan meliputi
informasi secara tepat waktu, perlengkapan yang layak, kepegawaian
yang memadai, pemberian semangat, dan bantuan administrasi.

 Kepemimpinan dan Struktur

Tim dapat berfungsi dengan baik apabila semua anggotanya telah


diberi beban kerja atau tugasnya masing-masing. Baik dari manajemen
ataupun anggota memerlukan kepemimpinan dan struktur untuk
mengintegrasikan kemampuan individu. Para pemimpin perlu
mendelegasikan tanggung jawab kepada anggota tim dan berperan
sebagai fasilitator, yang memastikan jika tim bekerja bersama-sama dan
tidak bertentangan satu dengan lainnya.

 Iklim Kepercayaan

Tim yang efektif adalah tim yang saling mempercayai satu sama
lain dan mereka juga menunjukkan kepercayaan terhadap pemimpin
mereka. Kepercayaan antaranggota tim dapat memfasilitasi kerja sama,
menurunkan kebutuhan untuk memonitor perilaku satu sama lain, dan
mengikat anggota dengan keyakinan bahwa tidak aka nada yang
mengambil keuntungan dari tim mereka. Selain itu, anggota tim akan lebih
berani mengambil risiko dan mengungkapkan kelemahan mereka.
Kepercayaan terhadap pemimpin juga penting karena memungkinkan tim
untuk bersedia menerima dan berkomitmen terhadap berbagai tujuan dan
keputusan pemimpin mereka.

 Evaluasi Kerja dan Sistem Pemberian Imbalan

Untuk mengetahui kinerja anggota tim perlu dilakukan sebuah


evaluasi. Dalam melakukan evaluasi dan memberikan imbalan,
manajemen harus memodifikasi evaluasi tradisional yang berorientasi
secara individu dan sistem pemberian imbalan untuk mencerminkan
kinerja tim dan menitikberatkan pada sistem hybrid yang mengakui para
anggota individu atas kontribusi mereka yang luar biasa dan memberikan
imbalan kepada seluruh kelompok atas hasil yang positif.

b) Komposisi Tim
Kategori komposisi tim :
 Kemampuan dari Para Anggota

Bagian kerja dari tim bergantung pada tingkat pengetahuan,


keterampilan, dan kemampuan dari masing-masing anggota. Kinerja
sebuah tim tidak hanya merupakan penjumlahan dari kemampuan
masing-masing anggota, tapi kemampuan ini menetapkan batasan pada
apa yang para anggota dapat lakukan dan bagaimana mereka akan
menjalankan tim secara efektif.

 Kepribadian Para Anggota

Kepribadian secara signifikan memengaruhi perilaku karyawan


secara individual. Tim yang tingkat ketelitian dan keterbukaan terhadap
pengalaman lebih tinggi dari level rata-rata cenderung mengerjakan tugas
dengan lebih baik. Keramahan tiap anggota juga merupakan persoalan
yang penting. Tim yang bekerja dengan buruk ketika ada salah satu
anggotanya yang tidak menyenangkan, maka hal itu akan memengaruhi
kinerja keseluruhan dari tim tersebut. Individu yang teliti dibutuhkan untuk
menutupi kekurangan anggota tim lainnya dan penginderaan mereka akan
lebih bagus ketika dukungan mereka diperlukan. Level kinerja tim yang
lebih tinggi berkaitan dengan kecenderungan perilaku tertentu seperti
organisasi personel, membuat struktur yang kognitif, pencapaian orientasi,
dan ketahanan. Apabila anggota tim bersifat terbuka, mereka dapat
berkomunikasi dengan lebih baik satu sama lain. Begitu pula dengan
orang-orang yang berpikiran terbuka, lebih kreatif, dan inovatif.

 Mengalokasikan Aturan

Tim memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan anggota yang


terpilih memastikan peranan mereka telah dipenuhi. Jadi, pekerja yang
berpengalaman dan berhati-hati dalam peranannya dalam sebuah tim
sangat diperlukan. Manajer perlu memahami kekuatan masing-masing
individu yang berguna bagi tim, memilih anggota dengan kekuatan-
kekuatan mereka, dan mengalokasikan penugasan kerja yang sesuai
dengan gaya yang dipilih anggota.

 Keragaman Para Anggota

Peranan Kunci dalam Tim

Keragaman mendorong terciptanya demografi organisasi.


Demografi organisasi (organizational demography) merupakan kondisi di
mana para anggota dari suatu unit kerja berbagi atribut demografi yang
umum meliputi umur, jenis kelamin, ras, tingkat pendidikan, atau lamanya
mereka dalam organisasi, dan dampak atribut ini pada tingkat perputaran
pekerja. Keragaman ras dan gender berhubungan negatif dengan kinerja
tim dimana biasanya didominasi oleh karyawan berkulit putih atau pria.
Sedangkan, keragaman dalam fungsi, pendidikan, dan keahlian secara
positif terkait dengan kinerja kelompok, tapi efeknya kecil dan bergantung
pada situasi. Tim dengan budaya heterogen memiliki tingkat kesulitan
yang lebih tinggi dibanding dengan tim yang homogen dalam menciptakan
kinerja yang baik dan pemecahan masalah dalam tim.

 Besaran Tim

Tim yang kecil adalah kunci utnuk meningkatkan efektivitas


kelompok. Pada umumnya, tim yang paling efektif memiliki 5 hingga 9
anggota. Jika jumlah anggota tim terlalu banyak, maka permasalahan
koordinasi dapat meningkat secara eksponensial. Anggota tim akan sulit
berkoordinasi satu sama lain, terutama dibawah tekanan waktu. Dampak
lain bila jumlah anggota tim terlalu besar yakni, kekompakan dan
akuntabilitas mutu akan menuru, meningkatkan kemalasan sosial, dan
berkurangnya komunikasi.

 Fleksibilitas Anggota

Tim dengan para individu yang fleksibel memiliki anggota yang


mampu menyelesaikan tugas anggota lainnya. Ini benar-benar
merupakan nilai tambah untuk sebuah tim karena tim tersebut sangat
meningkatkan kemampuan adaptasinya dan menjadikannya tidak terlalu
bergantung pada satu anggota saja.

 Pilihan Anggota

Ketika orang yang lebih senang bekerja sendiri diminta untuk


masuk atau bergabung dalam sebuah tim, maka terdapat ancaman
langsung terhadap moral tim dan kepuasan anggota individual. Jadi,
dalam memilih anggota tim, seorang manajer harus memerhatikan pilihan
individu yang sejalan dengan kemampuan, kepribadian, dan keterampilan.
Tim yang memiliki kinerja tinggi cenderung terdiri atas orang-orang yang
lebih memilih bekerja sebagai bagian dari kelompok.

c) Proses

efektivitas efektivitas
kelompok
+
keuntungan
-
kerugian kelompok yang
yang dari proses dari proses aktual
potensial (sesungguhnya)

Efek dari Proses Kelompok


Meliputi :
 Rencana dan Tujuan Umum

Tim yang efektif akan mulai dengan menganalisis misi dari tim,
mengembangkan tujuan untuk mencapai misi itu, dan menciptakan
strategi untuk mencapainya. Tim yang secara konsisten mengerjakan
dengan lebih baik harus menetapkan makna yang jelas dari apa yang
perlu dilakukan dan bagaimana. Para anggota tim yang berhasil adalah
mereka yang menempatkan sejumlah waktu dan upaya yang sangat besar
dalam pembahasan, pembentukan, dan persetujuan atas suatu tujuan
yang menjadi milik mereka. Dalam proses ini, mengusahakan tipe tujuan
yang sama untuk seluruh pekerja pada suatu tim adalah hal penting. Tim
yang efektif akan memperlihatkan reflektivitas, yaitu suatu karakteristik tim
yang mencerminkan dan menyesuaikan rencana induk ketika diperlukan.
Tim yang memiliki reflektivitas tinggi dapat beradaptasi dengan lebih baik
terhadap konflik rencana dan tujuan di antara para anggota tim.

 Tujuan Spesifik

Tim yang berhasil akan menerjemahkan tujuan umum mereka


dalam tujuan kinerja yang lebih spesifik, dapat diukur, dan realistis. Tujuan
yang spesifik memfasilitasi komunikasi yang jelas. Tujuan tersebut
membantu tim fokus pada perolehan hasil.

 Keberhasilan Tim
Tim yang efektif yakin bahwa mereka pasti akan berhasil. Tim yang
berhasil akan meningkatkan keyakinan mengenai keberhasilan di masa
mendatang, yang mana hal itu akan memotivasi mereka untuk bekerja
lebih keras. Dalam meningkatkan keberhasilan tim, manajer dapat
melakukan dua hal. Pertama, membantu tim mencapai keberhasilan kecil
yang membangun kepercayaan diri. Kedua, menyediakan pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan teknik dan antar anggota.

 Mental Model

Merupakan pengetahuan dan keyakinan para anggota tim


mengenai bagaimana pekerjaan dapat diselesaikan oleh tim. Jika anggota
tim memiliki mental model yang salah, maka kinerja mereka akan
menurun. Apabila mental model yang dibagikan dilibatkan dalam interaksi
yang lebih sering dengan satu sama lain, maka mereka akan lebih
tremotivasi, memiliki lebih banyak tingkah laku yang positif mengenai
pekerjaan, dan memiliki tingkat kinerja yang diperingkatkan secara objektif
yang lebih tinggi.

 Level Konflik

konflik hampir selalu disfungsional, namun apabila tim-tim


melakukan aktivitas yang tidak rutin, ketidaksepakatan mengenai konten
tugas, menstimulasi pembahasan, memperkenalkan penilaian kritis atas
permasalahan dan opsi, serta dapat mengarah pada keputusan tim yang
lebih baik tidak akan menimbulkan disfungsional. Cara penyelesaiannya
dapat dilakukan dengan membuat perbedaan di antara tim yang efektif
dan tidak efektif.

 Kemalasan Sosial

Ketika kontribusi anggota tim tidak teridentifikasi, maka hal itu dapat
menimbulkan kemalasan sosial. Tim yang efektif dapat melemahkan
kecenderungan ini dengan membuat tiap anggota secara individu
bertanggung jawab secara bersama untuk maksud, tujuan, dan
pendekatan tim.
Mengubah Individu Menjadi Pemain Tim

5. Memperlihatkan bagaimana organisasi dapat menciptakan para pemain tim


a) Pemilihan (Merekrut Para Pemain Tim)
Beberapa orang telah memiliki keahlian untuk menjadi anggota tim
yang efektif. Ketika memilih kandidat, pastikan bahwa mereka telah
memenuhi peranan tim dan sejalan dengan persyaratan teknis. Jika
berhadapan dengan kandidat yang kurang terampil, maka manajer memiliki
tiga opsi. Pertama, jagan merekrut mereka. Kedua, jika akan merekrutnya
maka, tugaskan pada tugas atau posisi yang tidak memerlukan kerja tim.
Ketiga, kandidat yang kurang terampil dapat diikutkan dalam pelatihan.
b) Pelatihan (Menciptakan Para Pemain Tim)
Para ahli pelatihan melakukan latihan yang memungkinkan para
pekerja untuk mengalami kepuasan yang diberikan melalui kerja tim. Seminar
membantu para pekerja untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah, komunikasi, negosiasi, manajemen konflik, dan pelatihan.
c) Pemberian Imbalan (Menyediakan Insentif agar Menjadi Seorang Pemain
Tim yang Baik)
Sistem pemberian imbalan organisasi harus dikerjakan ulang untuk
mendorong usaha bekerja sama dan bukannya saling berkompetisi. Promosi,
kenaikan gaji, dan bentuk penghargaan lainnya harus diberikan kepada para
individu yang telah bekerja dengan efektif sebagai anggota tim dengan
melatih para kolega baru, berbagi informasi, membantu menyelesaikan konflik
dalam tim, dan menguasai keterampilan baru yang dibutuhkan. Selain itu,
imbalan individual harus diseimbangkan dengan kontribusi yang tanpa pamrih
kepada tim. Terakhir, ada imbalan secara intrinsik berupa persahabatan yang
diperoleh karyawan dari kerja tim.

Waspada! Tim Tidak Selalu Merupakan Jawaban

6. Memustuskan kapan menggunakan sistem individual dibandingkan tim

Kerjasama tim membutuhkan lebih banyak waktu dan sering kali lebih
banyak sumber daripada kerja secara individual. Jadi keuntungan dari adanya
tim harus melebihi biaya yang dikeluarkan. Namun, hal ini tidak selalu demikian.
Ada tiga tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah suatu tim sesuai
dengan situasi yang ada. Pertama, bisakah pekerjaan yang akan dilakukan
memperoleh hasil yang lebih baik bila dikerjakan oleh lebih dari satu orang?
Kedua, apakah pekerjaan yang akan dilakukan menciptakan maksud dan
serangkaian tujuan umum yang lebih dari sejumlah tujuan individual bagi orang-
orang dalam kelompok? Terakhir, apakah anggota kelompoknya saling
bergantung?

Anda mungkin juga menyukai