PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pembelajaran perbandingan dua besaran dengan
satuan yang berbeda?
2. Bagaimana konsep pembelajaran skala dalam kaitannya dengan materi
perbandingan?
3. Bagaimana konsep pembelajaran proporsi dalam kaitannya dengan materi
perbandingan?
4. Bagaimana konsep pembelajaran perbandingan senilai?
5. Bagaimana konsep pembelajaran perbandingan berbalik nilai?
6. Bagaimana konsep pembelajaran perbandingan bertingkat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Menemukan Perbandingan
Membangun persepsi positif siswa dengan menunjukkan proses
penemuan konsep dan aturan perbandingan menggunakan objek-objek
nyata melalui pengamatan merupakan langkah awal yang baik. Tentu saja,
hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan menjelaskan berbagai manfaat
yang berhubungan dengan materi perbandingan termasuk juga skala dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Siswa diajak berpikir dan
mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka baik secara individu maupun
kelompok dalam menanggapi pemecahan masalah serta dilatih untuk
bekerjasama dalam memecahkannya. Hasil kerja kelompok disajikan di
depan kelas dan meminta kelompok lain menanggapi hasil pemikiran
kelompok penyaji. Jika terdapat perbedaan pemikiran, maka gurulah yang
wajib menjembatani dan memberikan kepastian hasil pemecahan masalah
bersama siswa. Sekarang, marilah kita amati berbagai objek nyata yang
diajukan untuk menemukan konsep dan aturan perbandingan berdasarkan
ilustrasi berikut ini!
4
kuning dan 3 gelas berwarna krem. Selanjutnya, cermatilah pernyataan
berikut!
3. Sifat-Sifat Perbandingan
Untuk dua perbandingan senilai, a : b = c : d, selalu berlaku:
1. a/b = c/d ad = bc
2. a : b = c : b ka : kb = kc : kd
3. (a + b) : (c + d) = a : c = b : d
4. (a – b) : (c – d) = a : b = c : d
5. (a + c) : (b+ d) = a : b = c : d
6. (a – c) : (b – d) = a : b = c : d
5
Kecepatan rata-rata lari kakak saya adalah 8,5 kilometer per jam.
Pembahasan:
6
kilo meter dalam waktu 40 menit. Berarti Agung mengendarai sepeda
dengan kecepatan 24/40 = 3/5 km/menit.
Karena 2/5 < 1/2 < 3/5, dapat disimpulkan bahwa Agung
mengendarai sepeda paling cepat saat berada di lintasan ketiga dan
mengendarai sepeda paling lambat saat berada di lintasan pertama.
B. Skala
1. Pengertian Skala
Kata skala sering kita temui pada peta, denah, miniatur kendaraan,
maket, dan masih banyak benda yang menggunakan skala. Dalam hal
ini, skala menyatakan perbandingan antara ukuran gambar dan ukuran
sebenarnya atau sesungguhnya. Skala juga dapat kita temukan pada
termometer suhu, antara lain skala Celsius (oC), skala Reamur (oR),
dan skala Fahrenheit (oF). Skala pada termometer menyatakan
perbandingan suhu dalam derajat Celsius, Reamur, dan Fahrenheit
yang dinyatakan dengan perbandingan C : R : (F – 32) = 5 : 4 : 9.
Kamu akan melakukan hal yang sama jika membuat denah ruangan
yang ada di sekolahmu. Ruangan dan denah yang kamu buat
mempunyai bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda. Maket dan
7
denah dibuat sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan perbandingan
(skala) tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Skala adalah perbandingan yang menyatakan hubungan antara ukuran
benda /objek pada gambar, denah atau peta dengan ukuran benda/objek
yang sebenarnya. Skala 1: n pada peta atau denah artinya setiap 1 cm
jarak pada peta atau denah mewakili n cm pada jarak sebenarnya.
Maka :
Catatan:
- Skala biasanya dituliskan pada bagian bawah peta, denah, model
gedung, dan gambar berskala lainnya.
- Penulisan skala yang baik adalah dalam bentuk perbandingan
paling sederhana.
8
Gambar diatas merupakan peta provinsi Kalimantan Timur yang
dibuat dengan skala 1 : 6.000.000. Artinya 1 cm pada gambar
mewakili 6.000.000 cm pada keadaan sebenarnya. Dalam hal ini skala
adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya,
atau 6.000.000 cm pada keadaan sebenarnya digambar dalam peta 1
cm.
Contoh :
a. Perhatikanlah peta provinsi Kalimantan Timurtadi. Berapakah
jarak antara kota Samarinda dan Balikpapan pada keadaan yang
sebenarnya? Jika jarak pada peta adalah 2,5cm dengan skala
Skala 1 : 6.000.000.
Pembahasan:
Diketahui:
Jarak dalam peta = 2,5 cm
Skala 1 : 6.000.000, itu artinya 1 cm di peta mewakili
6.000.000cm pada keadaan aslinya.
Ditanyakan:
Jarak sebenarnya antara kota Samarinda dan Balikpapan…?
Penyelesaian:
Jarak sebenarnya = 2,5 x 6.000.000 = 15.000.000
Jadi, jarak Balikpapan dengan Samarinda adalah15.000.000 cm
= 150 km (ingat 1 km = 100.000 cm).
9
b. Jarak kota Samarinda dan Tarakan di provinsi Kaltim adalah
672 km. Tentukan jarak kedua kota tersebut pada peta berskala
1 : 6.000.000.
Pembahasan:
Diketahui:
Skala 1 : 6.000.000
Jarak kedua kota = 672 km
= 67.200.000 cm
Ditanyakan:
Penyelesaian:
67.200 .000
x=
6.000 .000
672
x= =11,2 cm
60
Jadi jarak Samarinda dan Tarakan dalam peta adalah 11,2 cm.
10
Pembahasan:
Diketahui:
Skala peta 1 : 12.000.000, jarak pada peta 0,13 cm
Kapal feri berangkat pukul 08.00 WIB
Kecepatan feri 24 km per jam.
Ditanyakan:
Waktu tiba di Pulau Samosir…?
Penyelesaian :
Jarak Parapat ke Pulau Samosir pada peta adalah 0,13 cm.
Jarak 1 cm pada peta = 12.000.000 pada jarak sebenarnya.
Jarak Parapat ke Pulau Samosir sebenarnya adalah 12.000.000
× 0,13 = 1.560.000 cm = 15,6 km.
15,6
Lama perjalanan kapal feri adalah =0,65
24
Lama perjalanan adalah 0,65 jam = 39 menit.
Sampai di Pulau Samosir adalah sekitar 08.39.
Jadi, kapal feri akan tiba di Pulau Samosir pada pukul 08.39
WIB.
11
Panjang pada model Lebar pada model Tinggi pada model
= =
Panjang Sebenarnya Lebar Sebenarnya Tinggi Sebenarnya
Contoh :
a. Sebidang kebun mempunyai panjang 600 m. Jika kebun itu
digambar pada denah berskala 1 : 10.000, berapa panjang
kebun pada denah?
Pembahasan:
600 m = 60.000 cm
Skala yang digunakan adalah 1 : 10.000.
Jadi panjang kebun pada denah itu adalah 60.0000 : 10.000 = 6
cm
12
Jadi luas tanah tersebut = 150 x 100 = 15.000 m2
13
Skala pada peta yang sering kalian jumpai menunjukkan skala
pengecilan. Artinya, ukuran pada peta lebih kecil dari ukuran
sebenarnya. Hal ini disebut faktor skala. Faktor skala dapat berupa
perbesaran dan pengecilan. Contohnya, foto benda. Pada foto tampak
kesamaan bentuk antara foto dan benda sebenarnya. Foto dapat
diperbesar atau diperkecil.
Pada gambar berskala selalu berlaku hal berikut.
a. Mengubah ukuran tetapi tidak mengubah bentuk.
b. Ukuran dapat diperbesar atau diperkecil.
Contoh:
1. Ukuran Foto I adalah 4 x 6 dan Foto II adalah 2 x 3. Berapakah
perbandingan ukuran Foto II ke Foto I?
Pembahasan:
Foto I berukuran 4 x 6 berarti lebar 4 cm dan panjang 6 cm.
Foto II berukuran 2 x 3 berarti lebar 2 cm dan panjang 3 cm.
14
8 12
=
16 x
16 ×12
x=
8
x=12 cm
15
40 × 4 = 5 × R
40 × 4
R=
5
R = 32
C. Proporsi
1. Pengertian Proporsi
Proporsi merupakan salah satu perbandingan yang dapat kita temui
dalam kehidupan sehari-hari (cdalam pembelian barang,
membandingkan barang, dan pembuatan makanan). Contoh yang
pertama yaitu seorang koki membuat kue-kue mini dengan
menggunakan resep kue besar dengan cara mengurangi kadar bahan
yang sesuai, dengan rasio yang sama dengan kue besar.
16
Kue-kue mini Kue besar
17
tersebut didapatkan. Digunakan untuk melihat komposisi suatu variable
dalam populasi. Bentuk ini sering dinyatakan dalam persen, yaitu dengan
mengalikan pecahan ini dengan 100%. Dua rasio dapat dikatakan
proporsional jika dan hanya jika pecahan-pecahan yang mewakilinya
ekuivalen.
18
b. Proporsi dalam Bentuk Grafik.
Dalam kegiatan pembelajaran, proporsi dapat disajikan
dalam subuah grafik. Dengan adanya hal tersebut
mengharuskan peserta didik untuk mengetahui manakah yang
termasuk proporsi atau bukan proporsi dalam sebuah grafik
dengan mengunakan rumus a/b = c/d atau a.d = c.b seperti
berikut ini:
19
dan mencari nilai yang ditanyakan. Cara yang baku untuk
menyelesaikan masalah adalah membentuk dua perbandingan
untuk menyatakan informasi yang diketahui dalam soal.
Dua perbandingan yang sama ini membentuk suatu
proporsi. Misalnya, dalam masalah resep kue, kita
mendapatkan informasi yang cukup untuk menulis suatu
perbandingan. Kemudian tulis suatu proporsi untuk
menentukan kuantitas yang akan dicari. Terdapat empat cara
untuk menulis proporsi, yaitu:
Cara pertama:
Cara kedua:
Cara ketiga:
20
Cara keempat:
21
rasio, dapat kita ketahui bahwa rasio banyaknya jeruk sama
dengan rasio harganya, dapat kita simpulkan bahwa 7/21 =
10000/30000 = 1/3. Dengan demikian harga jeruk pada toko
swalayan A dan B mempunyai harga yang sama.
Liter Km
Banyak bensin yang dibutuhkan 60 480
Jarak tempuh 45 A
60 x A = 480 x 45
A = (480 x 45)/60
A = 360
Jadi, untuk 45 liter bensin mobil tersebut dapat menempuh jarak
sejauh 360 km.
D. Perbandingan Senilai
1. Pengenalan Perbandingan Senilai
Dalam mengajarkan materi perbandingan senilai kita dapat mengajak
peserta didik untuk mengenal perbandingan senilai dimulai dengan
kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan
22
menanyakan kepada peserta didik apakah mereka pernah membeli baju
muslim atau tidak.
Kemudian jelaskan kepada mereka, bahwa mereka dapat membeli
baju muslim sesuai dengan jumlah uang yang mereka bayarkan kepada
penjual. Contohnya: jika harga 1 baju muslim Rp.125.000,00 maka
banyaknya uang yang harus dibayarkan untuk membeli 3 baju muslim
adalah = 3 × Rp. 125.000,00 = Rp. 375.000,00.
Semakin banyak jumlah baju yang dibeli, maka semakin banyak pula
jumlah uang yang harus dibayarkan. Perbandingan ini disebut dengan
perbandingan senilai. (Nuharini, 2008:152)
Selain contoh yang telah dijelaskan di atas, adapun kejadian lain yang
termasuk perbandingan senilai, yaitu:
23
Misalkan diketahui dua besaran A dan B
Contoh soal:
1. Zahra membeli 1 lusin baju muslimah dengan harga Rp
480.000,00. Jika ada pembeli lain yang membeli baju
muslimah sama seperti Zahara sebanyak 15 buah, berapakah
harga 15 buah baju muslimh ?
Pembahasan:
Cara I
1 lusin baju harganya Rp 480.000,00
1 buah baju harganya Rp 480.000,00 : 12 = Rp 40.000,00
Jadi harga 15 buah baju adalah 15 x Rp 40.000,00 = Rp
600.000,00
Cara II
Dapat dibuat tabel sebagai berikut :
24
Jadi harga 15 buah baju muslimah adalah 15 x Rp 40.000,00 = Rp
600.000,00
Cara II
Dapat dibuat tabel sebagai berikut :
25
3. Adrian akan membeli 5 peci. Harga yang ditawarkan untuk 3 peci
yaitu Rp.45.000,00. Berapa banyak uang yang harus Adrian
bayarkan?
Pembahasan:
45000
Jika 3 peci seharga Rp.45.000,00 maka, harga untuk 1 peci = =
3
Rp.15.000,00.
Jadi, banyaknya uang yang harus Andrian bayarkan adalah = 5 ×
Rp.15.000,00 = Rp. 75.000,00.
Jarak (km) 1 2 3 4 5 6
Waktu (menit) 3 6 9 12 15 18
26
Selanjutnya, pada gambar di atas menunjukkan grafik dari tabel
tersebut. Tampak bahwa grafik perbandingan senilai berupa garis
lurus. Jika jarak bertambah (semakin jauh), maka waktu yang
dibutuhkan pun bertambah (semakin lama).
27
40 6
30 8
20 12
X Y
60 x 4 = 240
40 x 6 = 240
3 2
adalah kebalikan dari .
2 3
28
Karena berlaku perbandingan berbalik nilai maka :
Contoh soal:
29
Jadi jika pekerjaan tersebut dikerjakan oleh 14 pekerja akan selesai
dalam waktu 36 hari.
2. Seorang arsitek memperkirakan dapat menyelesaikan sebuah gedung
perkantoran dalam waktu 10 bulan 100 buruh. Arsitek itu
menginginkan gedung tersebut selesai dalam 8 bulan. Berapa jumlah
buruh yang diperlukan?
Pembahasan:
Dalam soal ini dapat kita lihat bahwa waktu berkurang berarti pekerja
bertambah, maka digunakan perbandingan berbalik nilai.
100 8
n
= 10
100 x 1 0
n= =125
8
Jadi, jumlah buruh yang dibutuhkan adalah sebanyak 125 orang.
30
Jadi, untuk 25 ekor ayam persediaan makanan akan habis selama 18
hari.
Cara II
30
x= x 15 = 18
25
Jadi, untuk 25 ekor ayam, persediaan makanan akan habis selama 18
hari.
31
F. Perbandingan Bertingkat
Berdasarkan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013, perbandingan
bertingkat merupakan salah satu materi perbandingan yang diajarkan pada
siswa kelas IX MTs/SMP semester I. Untuk mengetahui lebih jelasnya, di
dalam makalah ini akan diuraikan beberapa penjelasan mengenai materi
perbandingan bertingkat sebagai berikut:
1. Pengenalan Perbandingan Bertingkat
Pada kehidupan sehari-hari kita pasti sering melakukan kegiatan
yang memiliki hubungan erat dengan materi perbandingan. Apabila
kita membandingkan dua hal, maka kita akan mendapatkan hasil yang
satu lebih tinggi, lebih besar, lebih cepat, lebih dekat, atau lebih dari
yang lain. Selanjutnya, bagaimana jika kita membandingkan benda-
benda yang jumlahnya lebih dari dua? Dan bagaimana hasil yang dapat
kita peroleh dari perbandingan tersebut?
32
Untuk memperoleh jawabannya marilah kita perhatikan contoh
dibawah ini:
Pada sebuah desa, terdapat tiga orang pemuda yang bernama
Angga, Cakra dan Wijaya. Ketiga pemuda tersebut masing-masing
memiliki tinggi 160 cm, 165 cm, dan 180 cm. Dari data tersebut kita
dapat membuat perbandingan ketiganya secara bersamaan sebagai
berikut:
= 32 : 33 : 36
33
secara lebih cepat. Adapun langkah-langkahnya, sebagai
berikut:
Buatlah sebuah tabel yang terdiri dari beberapa baris
dan 4 kolom., Kolom 1 berisi identitas yang
dibandingkan, kolom 2 berisi bilangan perbandingan,
kolom 3 berisi bilangan pengali, dan kolom 4 berisi
bilangan riil dari perbandingan tersebut. Karena bentuk
tabel ini tidak baku , maka kita dapat menggunakan
format tabel yang dianggap lebih mudah.
Carilah berapa bilangan pengali dengan membagi
bilangan riil dengan bilangan pembanding (kolom 4 :
kolom 2)!
Kalikan bilangan pengali dengan angka perbandingan
untuk mendapatkan bilangan riil.
Contoh soal:
a. Jumlah mukena.
b. Jumlah sajadah.
c. Jumlah sorban.
d. Jumlah ketiganya.
e. Selisih jumlah antara sajadah dan sorban.
Pembahasan:
34
Pertama kita masukkan semua data ke dalam tabel, kemudian
baru kita cari bilangan pengali dari data-data yang telah
diketahui. Perhatikan ilustrasi di bawah ini!
Mukena (M) 9
Sajadah (Sa) 5
Sorban (So) 3
Jumlah M – Sa 24
Jumlah Sa – So
Mukena (M) 9 6 54
Sajadah (Sa) 5 6 30
Sorban (So) 3 6 18
Jumlah M – Sa 4 6 24
Jumlah Sa – So 2 6 12
35
perbandingan dengan bilangan pengali sehingga kita bisa
memperoleh jawabannya.
Pembahasan:
Terdapat dua pebandingan yang terpisah pada soal di atas,
sehingga langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan
menyatukan dulu perbandingaanya.
36
kang Asep = 8/(8 + 12 + 15) x 70 = 8/35 x 70 = 16 juz.
Jadi, banyaknya hafalan Al-qur’an kang Asep adalah 16 juz.
Pembahasan:
Diketahui:
Yang suka Fisika : 45% x 40 = 18
Yang suka Bahasa Inggris : 40% x 40 = 16
Yang tidak suka keduanya : 30% x 40 = 12
Ditanyakan:
- Banyaknya siswa yang suka keduanya…?
- Banyaknya siswa yang suka keduanya dan menempati
peringkat 10 teratas…?
Jawab:
Banyaknya siswa yang suka keduanya
= (18 + 16 ) – (40 – 12) = 6
Banyaknya siswa yang suka keduanya dan menempati
peringkat 10 teratas = 50% x 6 = 3
37
2. Pada suatu negara telah dilakukan sensus penduduk.
Ternyata, dari hasil sensus tersebut menunjukkan bahwa
57% penduduknya masih tergolong miskin dan dari
presentase penduduk miskin tersebut 30% masih bisa
kuliah di perguruan tinggi karena mendapatkan beasisiwa
berprestasi. Berapakah perbandingan penduduk miskin
yang tidak bisa kuliah di perguruan tinggi dengan jumlah
penduduk keseluruhan pada negara tersebut?
Pembahasan:
JUMLAH PENDUDUK
100%
Penduduk Miskin Penduduk Tidak Miskin
57% 33%
Kuliah Tidak Kuliah
30% 27%
38
70 % x 57 % 57 %
= 57 % x 100 % × 100 %
3.990 399
= 10.000 = 1.000
39
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbandingan merupakan pembagian antara dua satuan yang sama.
Perbandingan dapat dinyatakan sebagai berikut : a/b = a : b dengan a/b
dibaca a berbanding b. Selain itu, adapun syarat sebuah perbandingan
antara lain: satuan-satuan yang diperbandingkannya sejenis,
perbandingannya dibuat dalam bentuk pecahan yang paling sederhana dan
dinyatakan dengan bilangan bulat positif, dan perbandingan dapat
disederhanakan bentuknya tanpa menggunakan satuan. Namun, adakalanya
kita juga dapat membandingkan dua benda dengan satuan yang berbeda
seperti yang telah dijelaskan dalam makalah ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan berbagai macam
permasalahan yang berkaitan dengan perbandingan. Perbandingan dapat
diterapkan pada berbagai macam pekerjaan seperti pembuatan peta, maket,
termometer, pencetakan foto dan lain sebagainya dengan menerapkan
penggunaan skala melalui perbandingan-perbandingan yang sesuai. Selain
penerapan skala dalam berbagai macam pekerjaan, perbandingan juga dapat
diterapkan pada resep-resep pembuatan makanan maupun minuman dengan
menggunakan proporsi yang sesuai dengan perbandingannya.
Secara umum, perbandingan dalam matematika dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu perbandingan senilai, perbandingan berbalik
nilai, dan perbandingan bertingkat. Perbandingan senilai merupakan
perbandingan yang berbalik lurus dimana nilai suatu barang akan naik/turun
sejalan dengan nilai barang yang dibandingkan. Sebagai contohnya yaitu
perbandingan jumlah barang yang dibeli dengan harga yang harus di bayar,
jumlah konsumsi bahan bakar dan jarak yang ditempuh, jumlah kaleng cat
dan luas permukaan yang bisa di cat dan sebagainya.
Sedangkan perbandingan berbalik nilai adalah perbandingan yang
membandingkan dua buah keadaan di mana jika besaran yang satu
40
bertambah/berkurang maka besaran yang lain akan berlaku sebaliknya
yakni berkurang/bertambah. Contohnya antara lain: banyaknya pekerja
dengan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan (untuk
pekerjaan yang sama), kecepatan dengan waktu tempuh (untuk jarak yang
sama), banyaknya ternak dan waktu untuk menghabiskan makanan tersebut
(untuk jumlah makanan ternak yang sama), dan lain-lain.
Selanjutnya, setelah peserta didik mempelajari perbandingan senilai
dan berbalik nilai, peserta didik akan diarahkan untuk mempelajari
perbandingan bertingkat. Perbandingan bertingkat adalah perbandingan
dengan tingkatan yang jumlahnya lebih dari dua atau bisa juga diartikan
sebagai perbandingan yang bertingkat-tingkat.
Setelah mempelajari semua hal yang berkaitan dengan perbandingan,
peserta didik dapat menggunakan rumus-rumus perhitungan seperti yang
telah dijelaskan di atas untuk mempermudah dalam menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai,
dan perbandingan bertingkat.
B. Saran
Dalam kegiatan pembelajaran, kita sebagai generasi tenaga
kependidikan harus mampu menyampaikan materi dengan baik dan tepat
kepada peserta didik sehingga tujuan pembelajaran yang ingin kita capai
dapat terwujud. Tujuan pembelajaran akan tercapai jika dalam penyampain
materi, guru dapat memberikan suasana belajar yang efektif dan
menyenangkan agar peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan semangat.
Dari berbagai pengalaman yang ada, kita pasti bisa mengambil hikmah
serta pesan tersirat yang terkandung didalamnya. Untuk itu, dengan
terselesaikannya penyusunan makalah ini kami berharap semoga rekan-
rekan semua bisa menjadi tenaga pendidik yang sesuai dengan nilai-nilai
yang melekat pada falsafah kehidupan bangasa dan negara kita.
Semoga apa yang telah kami uraikan didalamnya dapat bermanfaat
serta menjadi salah satu sumber referensi bagi rekan-rekan sekalian yang
41
membacanya. Dan tak lupa pula, segala nasehat dan motivasi yang
membangunpun sangat kami perlukan demi menghasilkan hasil yang lebih
baik lagi.
Maka dari itu, kita harus berusaha dan terus berupaya demi
membangkitkan kembali semangat belajar para generasi muda bangsa
melalui metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
42
DAFTAR PUSTAKA
Dame, Rosida Manik. 2009. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika I Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
43
http://rumusiana.com/bentuk-bentuk-perbandingan-dalam-matematika.html
diakses pada tanggal 18 Februari 2017
44