Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN IPS di SD (PDGK4106)

(TUGAS TUTORIAL 3)

NANA NURHASANAH
857038696

UPBJJ BANDAR LAMPUNG POKJAR GISTING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
1. Jika anda sebagai seorang guru di dalam sebuah kelas dan menjadi nahkoda bagi kapal
yang berisi penumpangnya adalah murid anda. Anda harus mengajarkan metode
pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif. Rancanglah dan berilah
contoh terkait metode pembelajaran IPS SD dengan berlandaskan pendekatan kognitif
digunakan untuk mengajarkan materi pendidikan IPS di SD kepada peserta didik anda
sesuai dengan pengalaman anda sebagai seorang guru profesional!

Penyelesaian :
Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang menekankan pada bagimana cara individu
memberi respon yang datang dari sebuah masalah dengan cara mengorganisasikan data,
memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah. Istilah
kognitif berasal dari kata latin cognoscere yang artinya mengetahui (to know). Pendekatan
kognitif adalah pendekatan yang menekankan pada bagimana cara individu memberi
respon yang datang dari sebuah masalah dengan cara mengorganisasikan data,
memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah.

Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan
inkuiri. Inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang
bersifat mencari secara kritis, analisis dan argumentative dengan menggunakan langakah-
langkah tertentu menuju suatu kesimpulan.

Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bakwa perkembangan individu ini bersifat
independen (bebas). Oleh karena itu, dalam penerapannya lebih menitikberatkan pada
penyelidikan yang bersifat bebas, tetapi terarah dan sistematis.

Tahap-tahap penerapan metode berlandaskan pendekatan kognitif (latihan inkuiri) yaitu :


1. Menyajikan masalah
Guru mengajukan situasi yang mengandung masalah dan menentukan prosedur inkuiri
yang akan ditempuh oleh siswa.

2. Mengumpulkan data dan verifikasi data


Siswa mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan. Tahap ini
dimaksudkan untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki
peristiwa situasi masalah.

3. Mengumpulkan unsur baru


Siswa bersama guru mengadakan eksperimen dan pengumpulan data (unsur baru).
Maksud kegiatan eksperimen ini adalah memisahkan variabel yang mendukung,
mengajukan hipotesis dan mengetes sebab akibat.

4. Merumuskan penjelasan
Siswa bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi, dan
sistematis.

5. Menganalisis terhadap proses inkuiri


Siswa mengalisis pola-pola penemuan. Tahapan ini sangat penting untuk mengetahui
sejauh mana proses inkuiri telah dilaksanakan dan apabila menemui beberapa
kekurangan dicoba untuk diperbaiki secara sistematis.
Contoh rancangan metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan kognitif :

Kelas/Semester : 6/II

Kompetensi Dasar :
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.

Materi Pokok :
Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.

Hasil Belajar :
a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial negara Indonesia dengan negara tetangga.

Indikator :
a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial di Indonesia dengan negara-negara tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.

Setelah memahami di atas, langkah selanjutnya adalah :


1. Menyajikan masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan seperti berikut ini. Bagaimana gejala
alam dan sosial di Indonesia jika dibandingkan dengan negara tetangganya ?

2. Mengumpulkan data dan verifikasi data


Siswa mengumpulkan data melalui buku-buku sumber yang berkaitan dengan masalah
yang dirumuskan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji situasi peristiwa
Pemberontakan G30S/PKI sehingga siswa memahami situasi secara objektif. pada
tahap verifikasi data ditanyakan situasi, kondisi, dan objek secara sistematis.

3. Mengumpulkan unsur baru


Guru dan siswa mencocokkan secara langsung antara informasi dengan rumusan
masalah yang dirumuskan dan menemukan unsur-unsur baru yang dapat digunakan
untuk menjawab masalah secara mendetail, rapi, dan sistematis.

4. Merumuskan penjelasan
Guru membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab atas masalah
secara mendetail, rapi, dan sistematis.

5. Menganalisis proses inkuiri


Siswa menganalisis pola-pola penemuannya dan siswa menilai efektivitas proses
inkuiri yang dilakukan. Kemudian, memperbaiki kekurangan yang ada. nenerapan
penggunaan metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif ini pada
dasarnya dimulai dengan konfrontasi intelektual dan diakhiri dengan penemuan
jawaban atas masalah secara ilmiah melalui metode-metode ilmiah. Kegiatan ini
menekankan pada kemampuan intelektual melalui mengorganisasikan data,
merumuskan masalah, membangun konsep dan merumuskan pernyataan atas masalah
yang ada.
2. Terdapat banyak metode pembelajaran dengan pendekatan apapun di dalam mengajarkan
kegitan belajar mengajar pendidikan IPS di SD salah satunya yaitu metode pembelajaran
melalui pendekatan sosial. Analisislah penggunaan metode pembelajaran IPS SD kelas
tinggi berdasarkan pendekatan sosial!

Penyelesaian :
Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan
perkatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial. Salah satu metode
pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sosial yaitu inkuiri sosial. Metode ini
berangkat dari kenyataan bahwa peserta didik sering menghadapi masalah-masalah sosial.
Fungsi sekolah selain memecahkan masalah sosial juga memelihara dan menjaga nilai-
nilai sosial.

Tahap-tahap merancang penggunaan metode berlandaskan pendekatan sosial dalam


pembelajaran IPS SD, yakni :
1. Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah sosial yang
dijadikan pokok pembahasan. Masalah sosial hendaknya masalah yang betul-betul
menarik dan memerlukan pemecahan secepatnya. Kemudian, peserta didik dengan
bantuan guru merumuskan masalah sosial dan membatasi ruang lingkup
permasalahannya.

2. Tahap hipotesis
Peserta didik bersama guru menyusun hipotesis. Hipotesis ini sebagai acuan dalam
usaha pemecahan masalah. Hipotesis yang baik harus memenuhi syarat berikut ini :
a. Valid (shahih), yaitu menguji apa yang seharusnya diuji.
b. Kompabilitas yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi
pengalaman siswa/guru yang telah diperoleh sebelumnya.
c. Mempunyai hubungan dengan peristiwa yang telah terjadi agar dapat diadakan
pembuktian

3. Tahap definisi
Peserta didik mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang terdapat pada
hipotesis.

4. Tahap eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasi dan asumsi-asumsinya.

5. Tahap pembuktian hipotesis


Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data
melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang dibahas.
Setelah data memenuhi syarat, kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis
yang telah dirumuskan. Demikianlah suatu hipotesis diuji secara empirik untuk
dipastikan hipotesis diterima atau ditolah.

6. Tahap generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan yang benar-benar terbaik
untuk pemecahan masalah.
Contoh penerapan metode pembelajaran IPS SD berdasarkan pendekatan sosial di kelas
tinggi :

Kelas/Semester : 5/II

Kompetensi Dasar :
Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.

Pokok Bahasan :
Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia

Hasil Belajar :
a. Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia
b. Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.

Indikator :
a. Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, pensebaran dan
kepadatan penduduk di Indonesia.
b. Menginterpretasikan berbagai grafik penduduk.
c. Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia.
d. Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat dari perpindakan penduduk yang terjadi di
Indonesia.
e. Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah, dan pemerintahan pusat.
f. Menjelaskan sistem pemerintahan demkorasi.
g. Memberi contoh tugas dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat.

Setelah memahami langkah diatas, langkah selanjutnya adalah :


1. Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang
berkaitan dengan jumlah penduduk yang meledak, golongan penduduk muda,
penyebaran tidak merata dan kepadatan yang tinggi. Salah satu akibatnya adalah
munculnya masalah sosial, yaitu kemiskinan masih ditambah penodongan, pencurian,
tuna susila dan tuna wisma. Rumusan masalahnya adalah “Faktor-faktor apa yang
menyebabkan kemiskinan di suatu daerah ?“ Jadi, masalah pokoknya adalah terjadinya
kemiskinan.

2. Tahap hipotesis
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun hipotesis, yaitu berikut ini :
a. Kondisi fisik suatu daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
b. Kualitas sumber daya manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah, mempunyai
hubungan dengan terjadinya kemiskinan.

3. Tahap definisi
Peserta didik membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis.
a. Kondisi fisis adalah lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap
perikehidupan manusia, misalnya keadaan sumber daya alam pada suatu daerah.
b. Kualitas sumber daya manusia adalah derajat kemampuan manusia untuk
mengolah sumber daya alam yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
c. Kemiskinan dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan
struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan
sebagai akibat terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber daya alam
terhadap kehidupan manusia rendah. Kemiskinan struktural/buatan adalah
kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat perubakan ekonomi, teknologi dan
pembangunan itu sendiri atau karena kelembagaan yang ada menyebabkan
sebagian masyarakat tidak memperoleh kesempatan yang sama untuk menguasai
sumber daya sehingga menjadi miskin.
d. Pada golongan penduduk muda, bentuk grafik penduduknya seperti pyramid, yaitu
golongan penduduk usia muda jauk lebik besar daripada usia dewasa dan tua.

4. Tahap eksplorasi
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika dedukasi dan
mengembangkan hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya.

5. Tahap pembuktian
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data
melalui metode-metode pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang dibahas.
Setelah data lengkap, kemudian diadakan analisis data dan dihubungkan dengan
hipotesisnya untuk dipastikan apakah hipotesis itu diterima atau tidak.

6. Tahap generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban atas
masalah yang dibahas, berikut ini :
a. Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.
b. Kualitas sumber daya manusia yang rendah mendukung terjadinya kemiskinan di
suatu daerah.

3. Terdapat beberapa aspek kognitif dalam merancang dan menyusun alat evaluasi hasil
Belajar IPS di SD. Terkait hal tersebut, telaah dan berilah contoh 2 tingkatan aspek kognitif
dalam evaluasi hasil belajar IPS SD!

Penyelesaian :
Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai dua tingkatan sebagai berikut :
1. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih rendah, meliputi hal- hal berikut ini :
a. Evaluasi yang mengungkapkan pengetahuan (knowledge) atau C1
Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes yang
mengungkap penalaran dalam kategori terendah. Evaluasi ini hanya mengungkap
fakta, definisi, pengertian dan sejenisnya. Jadi, peserta didik hanya dituntut untuk
mengingat kembali apa yang telah dipelajari. Misalnya pertanyannya sebagai
berikut :
1) Dimanakah terdapat tambang timah di Indonesia ?
2) Siapakah presiden pertama negara RI ?
3) Siapakah Bung Karno ?
4) Berapakah jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 ?
5) Apa nama ibukota provinsi Jawa Timur ?

Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi yang mengungkap pengetahuan,


antara lain : Apa, siapa, dimana, kapan, sebutkan.
b. Evaluasi yang mengungkapkan pemahaman (comprehension) atau C2.
Evaluasi ini menuntut siswa untuk memahami atau mengerti apa yang telah
dipelajari. Dengan demikian, siswa dituntut dapat menjelaskan apa yang telah
dipelajari dengan kalimatnya sendiri. dia tidak sekedar dapat mengingat dan
menghafal informasi yang telah diperoleh, tetapi dapat memilih dan
mengorganisasikan informasi tersebut. Termasuk dengan menafsirkan gambaran,
grafik, bagan, dll dengan kata-katanya sendiri.

Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi yang mengungkap pemahaman,


antara lain : Mengapa?; Jelaskan!; uraikan!; Berilah ulasan!; Bandingkan!.

Contoh :
a. Mengapa pulau Jawa padat penduduknya ?
b. Jelaskan secara singkat lingkungan sekolahmu !
c. Uraikan dengan kata-katamu sendiri mengapa di Indonesia agama Islam mula-
mula berkembang di daerah pantai ?
d. Berilah ulasan singkat pentingnya persatuan dalam keberagaman !
e. Bandingkan metode ceramah dan dengan metode diskusi !

c. Evaluasi yang mengungkapkan penerapan (application) atau C3.


Pada evaluasi ini, siswa dapat menggunakan informasi yang diterima untuk
memecahkan suatu masalah. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, kukum
atau proses yang telah dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan
jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan.

Kata-kata yang sering digunakan untuk mengungkap penerapan adalah :


Demonstrasikan!; Tunjukkanlah!; Klasifikasikanlah!; Carilak hubungan!;
Tuliskan!; dan Gambarkan!.
Contoh :
a. Demonstrasikan terjadinya gerkana matakari dengan 3 bola yang ukurannya
berbeda.
b. Tunjukkanlah letak nulau Bangka pada nulau Sumatera!
c. Klasifikasikanlah penduduk Indonesia atas golongan produktif, belum
produktif, dan tidak produktif !

2. Evaluasi yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, meliputi hal- hal berikut ini :
a. Evaluasi yang mengungkap analisis atau C4
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan
menciptakan sesuatu yang baru. Untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus
mampu menguraikan sebab, motif, atau pertanyaan analisis, siswa harus mampu
menguraikan sebab, motif, mampu mengadakan deduktif (dari suatu generalisasi
hal umum, dicari faktanya, ke hal yang khusus). Oleh karena itu, pertanyaan
analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai
alternatif.
Contohnya :
1) Menguraikan alasan atau sebab-sebab suatu kejadian.
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya perang Diponegoro ?
2) Mempertimbangkan dan menganalisis informasi agar dapat menyimpulkan
informasi yang diterima.
Berdasarkan data yang ada, jumlah penganggur dan tunawisma adalah
penduduk desa yang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Bagaimana cara
mengatasinya ?
3) Mengalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang
menunjang atau bahkan menyangkal kesimpulan.
Bukti-bukti apakah yang dapat dikumpulkan bahwa kerajaan Majapahit
pernak berdiri di Kota Mojokerto ?

Kata-kata yang dapat dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) analisis, antara lain :
Sebutkan bukti-bukti!; Mengapa?; Tunjukkan sebab-sebabnya!; Analisislah!;
Berilah alasannya!.

b. Sintesis atau C5
Sintesis merupakan jenjang kedua dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berpikir orisinal dan kreatif.
Siswa dituntut berpikir induktif (dari faktor, fakta, dan unsur-unsur yang bersifat
khusus, diambil dari suatu kesimpulan atau generalisasi).
Jenis pertanyaan sintesis dapat berbentuk :
a. Pertanyaan yang menuntut siswa membuat prediksi atau peramalan atau
perkiraan.
Apa dampak yang mungkin terjadi jika pantai utara Jawa Barat ditimbun untuk
dijadikan daerah pemukiman ?
b. Pertanyaan yang menuntut siswa mengungkapkan ide dan menghasilkan
pemikiran yang orisinil.
Bagaimana tindakan Anda jika perahu tempel yang Anda tumpangi terdampar
pada suatu pulau yang tidak berpenduduk?
c. Pertanyaan yang menuntut siswa untuk memecahkan masalah.
Apa yang harus kita lakukan agar masyarakat menaati peraturan lalu lintas ?

Beberapa kata-kata yang dipakai untuk pertanyaan sintesis antara lain :


1) Susunlah dengan kata-katamu !
2) Apa yang mungkin terjadi ?
3) Buatlah perkiraan apa yang terjadi ?’
4) Bagaimanakah ?

c. Evaluasi atau C6
Evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap penilaian menuntut siswa untuk
melakukan kegiatan berpikir yang paling tinggi. Dia dapat melakukan itu apabila
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dapat dikuasai dengan baik.

Pertanyaan yang mengungkap evaluasi menuntut adanya standar atau kriteria yang
jelas. Kemungkinan jawaban yang diberikan siswa berbeda-beda. Hal itu tidak
menjadi masalah, asal sudah ada kriteria yang jelas. Adanya perbedaan itu justru
memperluas segi penalaran siswa sehingga mereka mempunyai cakrawala yang
luas.

Pertanyaan yang mengungkap evaluasi penilaian dapat dikategorikan sebagai


beriktut :
a. Pertanyaan yang meminta siswa untuk memberikan pendapat.
Setujukah Anda terhadap kehidupan ala barat yang sangat bebas ?
b. Pertanyaan yang memberi penilaian terhadap suatu ide.
Menurut pendapat Anda, apakah benar pengusaha dengan modal besar akan
menang dalam persaingan usaha ?
c. Pertanyaan yang meminta siswa untuk dapat memecahkan masalah.
Cara manakah yang dapat dipilih untuk mengatasi pengangguran ?
d. Pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya terbaik.
Manakah yang lebih baik, mengajar dengan ceramah atau diskusi ?

Beberapa kata-kata yang dipakai untuk pertanyaan sintesis antara lain :


1) Berilah pendapat bahwa . . . . .
2) Bandingkan !
3) Bedakanlah!
4) Berilah alasan!
5) Berilah kritik!
6) Setujukah anda bila . . .
7) Alternatif mana yang lebih baik ?

4. Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga alat evaluasi yang
disusun betul-betul baik. Analisislah rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap sosial!

Penyelesaian :
Sebelum menyusun alat evaluasi, kita perlu merencanakannya sehingga alat evaluasi yang
disusun betul-betul baik.
Dalam merancang alat evaluasi perlu dipelajari kurikulum sekolah yang berlaku, yang
mengenai hal-hal berikut ini :
1) Kompetensi Dasar
2) Materi Pokok
3) Hasil Belajar
4) Indikator Materi

Materi pelajaran yang ada pada kurikulum sekolah perlu dikembangkan lebih terperinci.
Hal tersebut akan mempermudah dalam menyusun kisi-kisi soal. Setelah materi
dijabarkan, kemudian disusun indikator untuk kisi-kisi soal yang akan dibuat.

Contoh rancangan alat evaluasi tentang nilai dan sikap :

Kelas/Semester : 3/I

Kompetensi Dasar :
Kemampuan mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga.

Pokok Bahasan :
Kedudukan dan peran anggota keluarga.

Hasil Belajar :
a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga.
b. Menceritakan peran anggota keluarga.
Indikator :
a. Menceritakan kedudukan anggota keluarga :
1) Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga.
2) Membuat silsilah keluarga.
b. Menceritakan peran anggota keluarga :
1) Menjelaskan peran setiap anggota keluarga.
2) Menjelaskan kecenderungan perubahan peran di keluarga.
Misalnya, ibu yang bekerja mencari nafkah.
3) Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan perannya dalam keluarga.

Dalam materi tersebut dapat dibuat indikator tes (kisi-kisi soal) yang mengungkap nilai
dan sikap sosial sebagai berikut :
a. Dengan bekerja sama dengan adiknya membersihkan halaman rumah. Doni dapat
mengkargai kedua adiknya yang bekerja dengan baik.
b. Dengan bekerja sama dengan ibunya yang mengajar memasak, Tuti dan adiknya dapat
menghargai ibunya yang pintar memasak dan sabar.

Contoh berikut adalah alat evaluasi atau tes dari indikator a (yang mengungkapkan nilai
sosial) sebagai berikut :
1. Membersihkan halaman rumah dikerjakan oleh Doni, Tuti dan adiknya. Kebersihan
halaman rumah ditentukan oleh . . . .
a. Doni yang membersihkan halaman depan rumah.
b. Tuti dan adiknya yang membersihkan halama samping rumah.
c. Ketiga anak tersebut, masing-masing memberi sumbangan terhadap kebersihan
halaman rumah.
d. Kebersihan halaman rumah hanya ditentukan oleh Doni.

Jawaban yang benar adalah C.

Untuk indikator b (yang mengungkapkan nilai sosial) adalah :


2. Belajar memasak dilakukan oleh Tuti dan adiknya, dibimbing oleh ibunya yang pandai
memasak dan sabar. Keberhasilan memasak ditentukan oleh . . .
a. Ibunya yang pandai memasak dan sabar
b. Tuti yang serius belajar memasak
c. Adik Tuti yang serius belajar memasak
d. Tuti dan adiknya yang serius serta Ibunya yang pandai memasak dan sabar

Jawaban yang benar adalah D.

5. Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johnson dalam Udin
S.Winataputra (2003) menjelaskan bahwa model pemecahan masalah menitikberatkan
masalah secara kelompok, yaitu pada kemampuan mengambil keputusan. Analisislah
penerapan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah menurut pendapat ahli di atas!
Penyelesaian :
Model yang dikemukakan oleh David Johson dan Frank Johson dalam Udin
S.Winataputra (2003) dimana model ini menitikberatkan pada pemecahan masalah
masalah secara kelompok meliputi beberapa unsur sebagai berikut :
a. Dapat menghasilkan kesepakatan tentang sesuatu keadaan yang dikehendaki.
b. Sepakat menetapkan struktur dan prosedur untuk menghasilkan, memahami dan
memakai informasi yang relevan dengan keadaan yang aktual.
c. Sepakat untuk menetapkan struktur dan prosedur untuk menemukan kemungkinan
pemecahan masalah, memutuskan dan mempergunakan cara pemecahan masalah yang
terbaik dan efektif.

Langkah-langkah pemecahan masalah secara berkelompok yang dikemukakan David


Johson dan Frank Johson sebagai berikut :
a. Definisi masalah
Definisi masalah merupakan langkah yang paling sulit. Apabila mampu merumuskan
dengan baik maka langkah selanjutnya akan lebih mudah. Untuk perumusan masalah
ini dianjrkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tampunglah secara terbuka semua pernyataan masalah.
2) Rumuskan kembali setiap pernyataan sehingga dapat memperoleh gambaran yang
ideal dan faktual. Pilihlah salah satu definisi yang penting dan dapat dipecahkan.

b. Diagnosis masalah
Langkah kedua ini kita ingin mengetahui dimensi dan sebab-sebab timbulnya masalah.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sifat dan besarnya kekuatan yang mendorong ke
arah situasi yang ideal dan kekuatan-kekuatan yang menghambat ke arah tersebut.

c. Merumuskan alternatif strategi


Dalam kelompok ketiga ini kelompok harus mencari dan menemukan berbagai
alternatif cara pemecahan masalah, dimana kelompok harus kreatif, berpikir divergen,
memahami pertentangan antar idea dan punya daya temu yang tinggi.

d. Penentuan dan penerapan suatu strategi


Setelah berbagai alternatif strategi pemecahan masalah diperoleh maka kelompok pada
tahap ini memutuskan untuk memilih alternatif mana yang akan dipakai. Tahap ini
mengandung dua aspek utama pemecahan masalah, yaitu :
1) Pengambilan keputusan yaitu suatu proses mengambil suatu pilihan dari berbagai
alternatif tindakan.
2) Keputusan penerapan, yaitu suatu proses untuk mengambil tindakan yang
diperlukan sehingga menghasilkan pelaksanaan tersebut.

Dalam tahap ini, kelompok harus menggunakan pertimbangan yang kritis, berpikir
konvergen dalam membuat perencanaan yang nyata mengenai pelaksanaan.

e. Evaluasi keberhasilan strategi


Dalam langkah kelima ini kelompok mempelajari : apakah strategi itu berhasil
diterapkan (evaluasi proses), apakah akibat penerapan strategi itu (evaluasi hasil) dan
apakah keadaan faktual sudah lebih mendekati keadaan yang ideal daripada sebelum
penerapan.
Hasil akhir dari evaluasi harus menunjukkan bahwa masalah apa yang sudah
dipecahkan, seberapa jauh pemecahannya, masalah apa yang belum terpecahkan dan
masalah baru apa yang timbul sebagai akibat pemecahan ini.

Anda mungkin juga menyukai