Skripsi Gita Redho Yani
Skripsi Gita Redho Yani
SKRIPSI
Disusun Oleh :
142160102
JURUSAN AKUNTANSI
YOGYAKARTA
2020
i
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Yogyakarta
Disusun Oleh :
142160102
YOGYAKARTA
2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun Oleh :
142160102
Sri Astuti, SE., M.Si., Ak. Dr. Zuhrohtun, SE., M.Si., Ak.
NIP 2 7110 96 0070 1 NIP 2 7401 98 0191 1
iii
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI
Disusun Oleh :
Telah dipresentasikan didepan penguji pada tanggal 08 Mei 2020 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Sri Astuti, SE., M.Si., Ak. Dr. Zuhrohtun, SE., M.Si., Ak.
NIP 2 7110 96 0070 1 NIP 2 7401 98 0191 1
Dr. Sriyono, SE., M.Si., Ak., CA Kunti Sunaryo., SE., M.Si., Akt
NIP 2 7210 98 0183 1 NIP 2 7311 98 0182 1
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
v
ABSTRAK
jenis pajak daerah dan retribusi daerah di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015-
2018, (2) Tingkat kontribusi tiap jenis pajak daerah dan retribusi daerah terhadap
pendapatan asli daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2015-2018. Penelitian ini
merupakan data keuangan dari BKAD Kulon Progo berupa target dan realisasi
pajak daerah dan retribusi daerah tahun 2015-2018, target dan realisasi
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Tingkat efektivitas 6 pajak daerah yaitu
Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air
Tanah, dan PBB-P2 selama 4 tahun rata-rata efektivitasnya sudah melebihi 100%.
Tingkat efektivitas 4 pajak daerah lainnya masih mengalami fluktuasi. (2) Tingkat
efektivitas retribusi daerah rata-rata masih berada dibawah 100%, hanya pada
periode tertentu efektivitasnya yang melebihi 100%. (3) Hampir seluruh tiap jenis
pajak daerah dan retribusi daerah berada pada kategori sangat kurang
ada pada PBB-P2, dan kontribusi retribusi daerah terbesar ada pada retribusi jasa
umum.
vi
ABSTRACT
of each type of regional tax and regional retribution at Kulon Progo regency in
2015-2018. (2) The level of contribution of each type of regional tax and regional
This research uses qualitative descriptive analysis method. The data used are
financial data from the BKAD Kulon Progo: targets and realization of regional
The results of this research are: (1) The effectiveness level of 6 regional
tax namely Restaurant Tax, Billboard Tax, Street Lighting Tax, Parking Tax,
Groundwater Tax, and PBB-P2 for 4 years the average effectiveness has exceeded
100%. The effectiveness level of the other 4 local taxes is still fluctuating. (2) The
in certain periods the effectiveness exceeds 100%. (3) Almost all types of regional
tax and regional retribution are in the category of very less contributing to the
vii
MOTTO
Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped
by dogma, which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the
noise of others’ opinions drown out your own inner voice. And most important,
Steve Jobs
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pada kesempatan ini, atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan yang
telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dengan segala kerendahan
1. Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan ridho-Nya sehingga skripsi
2. Kedua orangtua penulis, Ayah dan ibu yang selalu memberikan dukungan
moril maupun materil, kasih sayang serta doa yang tiada henti-hentinya yang
telah kalian berikan selama ini. Ayah dan ibu adalah motivasi terbesar saya,
3. Kedua adikku yaitu Gina dan Ghaly yang telah menjadi penyemangat saya
4. Ibu Sri Astuti, S.E., M.Si., Ak. dan Dr. Zuhrotun., S.E., M.Si., Ak selaku
Yogyakarta.
6. Keluarga Emong yaitu Nisrina, Regita, Garda dan Violin yang telah
ix
8. Teman-teman kos Dalmatians yaitu Chika, Keke, Almi, Novi, dan Yovan.
angkatan 2016 akuntansi UPN “Veteran” Yogyakarta yang selama ini telah
berproses bersama.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu selama masa kuliah dan proses penulisan skripsi ini.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan
kepada :
2. Bapak Dr. Winarno, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Bapak Dr. Hiras Pasaribu, M.Si., Ak., CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi
4. Ibu Sri Astuti, SE., M.Si., Ak. dan Ibu Dr. Zuhrohtun, SE., M.Si., Ak. selaku
dosen pembimbing;
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan demi perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
xii
2.1.4 Retribusi Daerah ........................................................................... 31
2.1.4.1 Pengertian Retribusi Daerah ...................................................... 31
2.1.4.2 Sifat-sifat Retribusi ................................................................... 32
2.1.4.3 Bentuk Retribusi Daerah ........................................................... 33
2.1.4.4 Jenis-jenis Retribusi Daerah ...................................................... 34
2.1.5 Efektivitas .................................................................................... 36
2.1.6 Kontribusi..................................................................................... 37
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 40
3.1 Objek Penelitian .................................................................................. 40
3.2 Data dan Jenis Data.............................................................................. 40
3.3 Model dan Teknik Analisis Data .......................................................... 40
3.3.1 Analisis Efektivitas ....................................................................... 41
3.3.2 Analisis Kontribusi ....................................................................... 42
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............. 43
4.1 Data Penelitian..................................................................................... 43
4.2 Analisis dan Hasil Penelitian ................................................................ 46
4.2.1 Analisis Efektivitas ....................................................................... 47
4.2.1.1 Analisis Efektivitas Pajak Daerah .............................................. 48
4.2.1.2 Analisis Efektivitas Retribusi Daerah ........................................ 60
4.2.2 Analisis Kontribusi ....................................................................... 64
4.2.2.1 Analisis Kontribusi Pajak Daerah .............................................. 65
4.2.2.2 Analisis Kontribusi Retribusi Daerah ........................................ 88
BAB V KESIMPULAN................................................................................ 101
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 101
5.2 Keterbatasan dan Saran ...................................................................... 102
5.3 Implikasi Hasil Penelitian .................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106
LAMPIRAN ................................................................................................... 109
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Realisasi Pendapatan Daerah Kab. Kulon Progo 2018 ...................... 4
Tabel 4.1 Target dan Realisasi PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun
2015-2018...................................................................................... 43
xiv
Tabel 4.13 Efektivitas PBB-P2 Tahun 2015-2018 ......................................... 57
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Penerimaan PAD Kab. Kulon Progo Tahun 2015 ...........................65
Diagram 4.2 Penerimaan PAD Kab. Kulon Progo Tahun 2016 ...........................66
Diagram 4.3 Penerimaan PAD Kab. Kulon Progo Tahun 2017 ...........................67
Diagram 4.4 Penerimaan PAD Kab. Kulon Progo Tahun 2018 ...........................68
Diagram 4.5 Penerimaan Pajak Daerah Kab. Kulon Progo Tahun 2015 ..............69
Diagram 4.6 Penerimaan Pajak Daerah Kab. Kulon Progo Tahun 2016 ..............70
Diagram 4.7 Penerimaan Pajak Daerah Kab. Kulon Progo Tahun 2017 ..............71
Diagram 4.8 Penerimaan Pajak Daerah Kab. Kulon Progo Tahun 2018 ..............72
Diagram 4.9 Penerimaan PAD Kab. Kulon Progo Tahun 2015 ...........................88
Diagram 4.10 Penerimaan PAD Kab. Kulon Progo Tahun 2016 .........................89
Diagram 4.11 Penerimaan PAD Kab. Kulon Progo Tahun 2017 .........................90
Diagram 4.12 Penerimaan PAD Kab. Kulon Progo Tahun 2018 .........................91
Diagram 4.13 Penerimaan Retribusi Daerah Kab. Kulon Progo Tahun 2015 ......92
Diagram 4.14 Penerimaan Retribusi Daerah Kab. Kulon Progo Tahun 2016 ......93
Diagram 4.15 Penerimaan Retribusi Daerah Kab. Kulon Progo Tahun 2017 ......94
Diagram 4.16 Penerimaan Retribusi Daerah Kab. Kulon Progo Tahun 2018 ......95
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini diketahui Indonesia secara de facto terdiri atas 34 provinsi, di
setiap provinsi terdiri dari kabupaten, dan kabupaten terbagi lagi menjadi
kecamatan hingga tingkat desa. Dengan adanya pembagian ini tentu saja
setiap daerah pasti memiliki potensi-potensi yang berbeda. Hal ini menjadi
tantangan bagi setiap pemerintah daerah untuk dapat memanfaatkan segala aspek
Daerah dijelaskan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kebijakan ini diharapkan pemerintah daerah dapat lebih aktif dalam upaya
1
2
daerah otonom yang sebenarnya. Pendapatan daerah dapat bersumber dari pusat
Ayat (2) disebutkan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri dari tiga yaitu
Yang Sah. Kemudian pada Pasal 6 Ayat (1) dijabarkan bahwa Pendapatan Asli
Daerah terdiri atas Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah
teoritis, semakin besar pendapatan asli daerah dari suatu wilayah, semakin
yang ada sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan
Retribusi Daerah dijelaskan bahwa pajak daerah dan retribusi daerah merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan
wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan.
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima kabupaten atau
kota yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian
telah diberi wewenang untuk menggali sumber-sumber ekonomi yang ada sesuai
dengan potensi dan keadaan daerah. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Tabel 1.1
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi DI Yogyakarta 2018
No. Kabupaten/Kota PAD
1. Kab. Bantul 462.653.956.230
2. Kab. Gunung Kidul 226.984.458.096
3. Kab. Kulon Progo 211.159.699.911
4. Kab. Sleman 894.272.961.558
5. Kota Yogyakarta 667.493.075.470
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpk.kemenkeu.go.id)
Berdasarkan Tabel 1.1, Pendapatan Asli Daerah Kulon Progo pada tahun
2018 masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan pendapatan asli daerah
4
kabupaten/kota lain yang ada di Yogyakarta. Pada tahun 2018 Pendapatan Asli
pendapatan daerah. Pendapatan asli daerah yang masih rendah ini merupakan
salah satu alasan peneliti judul penelitian ini. Berikut merupakan data mengenai
Tabel 1.2
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018
No. Sumber Pendapatan Daerah Realisasi Kontribusi %
1. PAD 211.159.699.911 14
2. Dana Perimbangan 973.566.099.728 64
3. Lain-lain Pendapatan Daerah
335.004.131.331 22
yang Sah
Total Pendapatan Daerah 1.519.729.930.970 100
Sumber: BKAD Kulon Progo
Pendapatan Daerah Kulon Progo sebagian besar masih berasal dari dana
Pendapatan Daerah Kulon Progo, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kulon
Progo masih memiliki ketergantungan yang besar dengan pemerintah pusat. Maka
dari itu Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo melalui dinas yang terkait
Kulon Progo merupakan kabupaten dengan potensi dan kontribusi pertanian yang
tambang, seperti batu andesit, batu kapur, pasir pasang bangunan dan tanah urug.
Pasir dan batu kali merupakan komoditas barang galian yang cukup potensial di
Kabupaten Kulon Progo. Selain tambang dan galian, Kabupaten Kulon Progo
mempunyai potensi air tanah yaitu Mata air Clereng, Tuk Mudal, Tuk Gua
Kiskendo, dan lainnya. Potensi lain dari Kabupaten Kulon Progo adalah sektor
pariwisata. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kulon Progo, diketahui bahwa
Kabupaten Kulon Progo memiliki kurang lebih 11 Desa Wisata. Setiap desa
memiliki objek wisata dan potensi yang berbeda-beda, yang jika dikelola dengan
maksimal akan memberikan manfaat yang besar bagi Kulon Progo. Namun tidak
semua objek wisata tersebut beretribusi, berdasarkan data dari BPS Kulon Progo
yaitu Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2019 beberapa obyek wisata
Kemudian potensi yang tak kalah besar dan menjadi alasan lain mengapa
peneliti memilih Kabupaten Kulon Progo adalah karena adanya mega proyek
Kabupaten Kulon Progo. Bandar udara ini berdiri di tanah seluas 600 hektar.
Bandara ini akan memiliki terminal seluas 210.000 m2 dengan kapasitas 20 juta
akan selesai pada Februari atau Maret 2020. Dengan adanya pembangunan
bandara tersebut, tentu saja akan membawa dampak bagi perekonomian yang ada
di Kulon Progo dan juga akan berdampak pada Pendapatan Asli Daerah Kulon
dua sumbernya yaitu pajak daerah dan retribusi daerah dapat dilakukan dengan
melakukan analisis tingkat efektivitas dan tingkat kontribusi. Penelitian ini tidak
kontribusi, penelitian ini penting dilakukan karena penelitian ini bertujuan untuk
melakukan analisis lebih dalam terkait perkembangan dari tiap-tiap pajak daerah
dan retribusi daerah, potensi dan kendala apa saja yang terjadi terkait dengan
Sehingga setelah memperoleh hasil dari analisis peneliti dapat memberikan solusi
dan saran kepada BKAD Kabupaten Kulon Progo terkait dengan upaya
(2012) analisis efektivitas adalah nilai yang digunakan menjelaskan berapa jauh
pencapaian suatu tujuan. Dimana semakin besar persentase tujuan yang dicapai,
Hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Zulfikar dan Abdul
Asli Daerah di Kabupaten Barru tahun 2013-2017 tergolong kecil dengan nilai
dengan nilai persentase 30,06%. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian
ini menambah alat ukur untuk menganalisis penerimaan pajak daerah dan retribusi
efektivitas Pajak Reklame sudah efektif dan Pajak Hotel masih dinilai tidak efektif
pada tahun 2015. Secara keseluruhan kontribusi Pajak Reklame dan Pajak Hotel
Potensi penerimaan Pajak Reklame dan Pajak Hotel akan mengalami kenaikan
pada tahun 2016. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini akan
membahas tiap tiap pajak daerah dan retribusi daerah, sedangkan penelitian
Kobandaha dan Heince (2016) hanya terfokus pada Pajak Reklame dan Pajak
Hotel.
0,26% masuk dalam kategori kecil, efektivitas penerimaan pajak daerah diperoleh
retribusi daerah rata-rata diperoleh sebesar 115,0% dengan kategori sangat efektif.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini adalah penelitian ini akan
menggunakan dua rasio yaitu efektivitas dan kontribusi, dan akan membahas
penelitian mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli
2015-2018”.
1. Efektivitas pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kulon Progo tahun
2015-2018.
tahun 2015-2018.
3. Kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kulon Progo tahun
2015-2018.
tahun 2015-2018.
Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
di Kabupaten Kulon Progo peneliti berharap penelitian ini akan bermanfaat bagi
Kulon Progo.
10
Asli Daerah.
agar dapat memahami isi penelitian ini. Sistematika penelitian terbagi menjadi
BAB I PENDAHULUAN
Penelitian.
Bab ini berisi tentang data objek penelitian, analisis data dan
BAB V PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
Pasal 18 Ayat (2) dan Ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut Asas Otonomi dan
12
13
Pendapatan Asli Daerah atau disebut juga PAD adalah pendapatan yang
Tahun 2004 yang mengatur tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan
pendapatan asli daerah yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah
daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi
pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan pada daerah
indikator tingkat kemajuan suatu daerah. Menurut Anggoro (2017) daerah yang
dianggap maju adalah daerah yang memiliki PAD yang tinggi. Hal ini dapat
dimengerti karena dengan tingginya PAD yang diterima suatu daerah maka
14
berkurang.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pasal 6 ayat (1), yang terdiri atas:
1. Pajak Daerah
Retribusi Daerah Pasal 1 dijelaskan bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi
disebutkan juga pajak kabupaten/kota dibagi menjadi beberapa yaitu, Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Parkir, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang
Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan P2, serta Pajak Bea Perolehan Hak atas
2. Retribusi Daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
dadan. Secara keseluruhan ada 30 jenis retribusi yang dapat dipungut oleh daerah dan
15
Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu. Hal ini dijelaskan pada Undang-
Undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah..
yang dimaksud dengan hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan antara
lain bagian laba dari BUMD, hasil kerjasama dengan pihak ketiga. Menurut Halim
daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Pasal 6 Ayat (2), Lain-lain PAD yang
b. Jasa giro;
c. Pendapatan bunga;
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan
16
e. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
Menurut Halim (2014) pajak daerah adalah pajak asli daerah maupun pajak negara
sehubungan dengan tugas dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus
dan Retribusi Daerah Pasal 1, Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak,
adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
demi kemakmuran rakyat. Seperti halnya dengan pajak pada umumnya, pajak
daerah mempunyai peranan ganda. Menurut Resmi (2019) fungsi pajak yaitu:
Retribusi Daerah Pasal 2 Ayat (1) dan (2), Pajak daerah dibagi menjadi dua jenis
yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten. Pajak daerah tidak semuanya dapat
dipungut oleh suatu pemerintah daerah, semua itu tergantung potensi sumber daya
yang ada. Karena jika potensi yang dimiliki daerah tersebut kurang memadai
maka daerah boleh tidak memungut pajak daerah tersebut. Pemungutan harus
dilakukan sesuai dengan kebijakan daerah yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Daerah.
atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. Untuk wajib pajak badan,
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak
perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar,
18
hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha. Objek Pajak Bea
ialah orang pribadi atau badan yang dapat menerima penyerahan kendaraan
bermotor. Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang
semua jenis bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan
bermotor.
Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan pemanfaatan air
permukaan. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan
tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun di darat.
19
permukaan. Subjek Pajak Air Permukaan adalah orang pribadi atau badan
Pajak Air Permukaan adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
e. Pajak Rokok
Pajak Rokok adalah pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh
adalah konsumen rokok itu sendiri. Wajib Pajak Rokok adalah pengusaha
Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai. Pajak Rokok dipungut oleh
a. Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan termasuk jasa terkait lainnya
sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan
Pemerintah Daerah;
4) Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti
Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan
hotel.
b. Pajak Restoran
kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga atau katering. Objek
(1) adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya
Subjek pajak restoran ialah orang pribadi atau badan yang membeli
c. Pajak Hiburan
seperti:
1) Tontonan film
4) Pameran;
9) Ketangkasan;
Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menikmati
hiburan. Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau Badan yang
menyelenggarakan Hiburan.
d. Pajak Reklame
adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya
orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan
Daerah;
Daerah.
Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik
yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. Listrik yang
sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Dikecualikan dari objek
Pajak Penerangan Jalan sebagaimana dimuat pada Pasal 52 ayat (1) adalah:
Daerah;
Subjek dari pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang
pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik, namun dalam hal
tenaga listrik disediakan oleh sumber lain, wajib pajak penerangan jalan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di
Logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana
batubara. Dikecualikan dari objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Subjek pajak mineral bukan logam dan batuan adalah orang pribadi atau
badan yang dapat mengambil mineral bukan logam dan batuan dan Wajib
25
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi atau badan
g. Pajak Parkir
badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun
parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan bagian
Daerah;
Daerah.
Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
parkir kendaraan bermotor. Wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau
Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan pemanfaatan air
tanah. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan tanah. Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan
peribadatan;
Subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan yang
Tanah adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan
sarang burung wallet. Subjek Pajak Sarang Burung Walet ialah orang
burung walet. Wajib Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau
27
Walet.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas
orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan
2) Jalan tol.
3) Kolam renang.
4) Pagar mewah.
5) Tempat olahraga.
7) Taman mewah.
9) Menara.
pemerintahan;
28
dengan itu;
4) Hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum
difungsikan;
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang
pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai hak atas bumi atau
perdesaan dan perkotaan sendiri ialah orang pribadi atau badan yang secara
nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan memperoleh manfaat atas Bumi,
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas
perolehan hak atas tanah atau bangunan. Perolehan Hak atas Tanah dan/atau
diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau
badan. Objek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah
perolehan hak atas tanah dan bangunan yaitu, hak milik, hak guna usaha,
hak guna bangunan, hak pakai, hak milik atas satuan rumah susun, dan hak
dimaksud meliputi:
1) Pemindahan hak karena: jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat,
pelepasan hak.
Subjek Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah orang
pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan bangunan. Wajib
Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah orang pribadi
Tarif pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah sesuai dengan
peraturan yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah memiliki tarif yang berbeda untuk setiap jenis
pajaknya yaitu:
2. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan paling tinggi masing
sebesar 10%. Khusus tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor untuk
bahan bakar kendaraan umum dapat ditetapkan paling kecil 50% lebih rendah
dari tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor untuk kendaraan pribadi.
4. Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen).
5. Tarif Pajak Rokok ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari cukai rokok.
6. Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
7. Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
8. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35% (tiga puluh lima
diskotik, karaoke, klab malam, permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi
uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75%
31
tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
9. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25% (dua puluh lima
persen).
10. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen).
11. Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan paling tinggi
12. Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30% (tiga puluh persen).
13. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20% (dua puluh
persen).
14. Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen).
15. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling
16. Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan ditetapkan paling tinggi
penduduk kepada negara dengan adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
badan. Retribusi daerah juga merupakan komponen lain dari Pendapatan Asli
yuridiksinya.
dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa retribusi daerah sendiri adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
pribadi maupun Badan. Biasanya retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang menggunakan jasa dan perizinan tertentu dihitung dengan cara
mengalikan tarif retribusi dengan penggunaan jasa, hal tersebut telah diatur pada
1. Sifat Pemungutannya
Dilihat dari sifat pemungutannya retribusi hanya berlaku untuk orang tertentu
yaitu bagi yang menikmati jasa pemerintah yang dapat ditunjuk, yang merupakan
timbal balik atas jasa atau barang yang telah disediakan oleh pemerintah setempat.
2. Sifat Paksaanya
33
umum, dan dalam pelaksanaannya dapat dipaksakan, yaitu bagi siapa yang ingin
retribusi. Jadi sifat paksaan pada retribusi daerah bersifat ekonomis sehingga pada
hakikatnya diserahkan pada pihak yang bersangkutan untuk membayar atau tidak.
kecil lainnya yang dipungut untuk menebus biaya yang dikeluarkan seperti akte
2. Public Prices
Public Prices adalah penerimaan yang diterima oleh pemerintah daerah dari
barang privat atau jasa lainnya. Prinsip yang digunakan adalah harus dibuat secara
meskipun biaya yang dibayarkan untuk jasa yang ditetapkan oleh peraturan pajak
Retribusi Daerah BAB VI Pasal 108 disebutkan terdapat 3 (tiga) jenis objek
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. Jenis Retribusi Jasa Umum adalah:
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan
Sipil
dan juga pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara
d. Retribusi Terminal
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
2.1.5 Efektivitas
kurang menjadi perhatian utama. Dapat dikatakan efektif apabila proses kegiatan
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. Semakin besar ouput yang
dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditentukan, maka
tujuan, atau ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari
operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan
pelayanan kepada sasarn yang telah ditentukan yaitu masyarakat. Ulum (2012)
berpendapat bahwa efektivitas adalah satu nilai yang menjelaskan berapa jauh
2.1.6 Kontribusi
penerimaan PAD, yang dalam penelitian ini yaitu pajak daerah dan retribusi
Semakin besar hasilnya maka semakin besar pula peranan pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap PAD, dan sebaliknya jika hasil perbandingannya kecil
berarti peranan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD juga kecil.
Kriteria kontribusi menurut Tim Litbang Depdagri Fisipol UGM 1991 sebagai
berikut:
38
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti dan
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
1. A.B. Analisis Kontribusi Hasil penelitian yang dilakukan
Setiawan, E. dan Efektivitas ini menunjukkan bahwa rata-rata
Surtini Sumber-Sumber efektivitas Pajak Daerah adalah
(2017) Penerimaan 107,31%, Retribusi Daerah
Pendapatan Asli adalah 105,49%, Manajemen
Daerah (PAD) Pada Kekayaan Daerah adalah
Pemerintah Daerah 95,54%, dan Penghasilan Sah
Kabupaten Cianjur. Lainnya adalah 112,51%.
Tingkat kontribusi sumber
pendapatan pemerintah daerah
pada periode 2012 - 2014 mulai
dari 0,30% hingga 10,13% dan
hasilnya sangat cukup dan
cukup.
2. A. Imam Kontribusi Pajak Hasil penelitian ini
Zulfikar & Daerah Dan Retribusi menunjukkan bahwa Kontribusi
Abdul Daerah Terhadap Pajak Daerah terhadap PAD di
Rahman Pendapatan Asli Kabupaten Barru tahun 2013-
(2019) Daerah Di Kabupaten 2017 tergolong kecil dengan
Barru Tahun 2013- nilai persenta 12,82%, sementara
2017. Kontribusi Retribusi Daerah
terhadap Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Barru
tahun 2013-2017 tergolong kecil
dengan nilai persentase 17,34%.
39
METODE PENELITIAN
Objek dari penelitian ini adalah Kabupaten Kulon Progo. Data didapatkan
dari BKAD Kulon Progo, dan akan dilakukan analisis terkait dengan tingkat
Data pada penelitian ini diperoleh dari Badan Keuangan dan Aset Daerah
yang ada di Kulon Progo. Sumber data yang digunakan ialah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2017) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder dalam penelitian ini
berupa laporan keuangan yaitu, target dan realisasi pendapatan asli daerah, target
dan realisasi pajak daerah, target dan realisasi retribusi daerah Kabupaten Kulon
ilmiah yang berasal dari suatu subjek atau objek sesuai dengan fakta. Dalam
40
41
kontribusi dari pajak daerah dan retribusi daerah dari tahun 2015-2018 yang ada
kemudian setelah dihitung, peneliti akan membandingkan hasil antar tahun. Jika
sudah mendapatkan hasilnya, peneliti akan melakukan analisis lebih lanjut terkait
dengan hasil perhitungan yang ada, hal ini dilakukan agar peneliti dapat
dan retribusi daerah tiap tahunnya sehingga peneliti dapat melihat potensi dari
tiap-tiap pajak daerah dan retribusi daerah dan memberikan solusi kepada BKAD
realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah berhasil mencapai target
yang telah ditentukan pada suatu periode tertentu, hal ini juga dilakukan agar
Tabel 3.1
Kriteria Tingkat Efektivitas
Persentase Kriteria
> 100% Sangat Efektif
100% Efektif
90% - 99% Cukup Efektif
75% - 89% Kurang Efektif
< 75% Tidak Efektif
Sumber: Mahmudi (2019)
42
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah dengan realisasi pendapatan asli
Tabel 3.2
Kriteria Tingkat Kontribusi
Persentase Kontribusi Kriteria
0,00%-10% Sangat Kurang
10,10%-20% Kurang
20,10%-30% Sedang
30,10%-40% Cukup Baik
40,10%-50% Baik
> 50% Sangat Baik
Sumber: Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM 1991
BAB IV
laporan keuangan berupa target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah, target dan
realisasi Pajak Daerah, dan target dan realisasi Retribusi Daerah yang ada di
Kulon Progo. Data sekunder tersebut diperoleh dari Badan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Kulon Progo. Periode data penelitian mencakup data periode
tahun 2015 sampai dengan 2018. Data utama dari penelitian ini diantaranya
sebagai berikut:
1. Data Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2015-2018.
Tabel 4.1
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2015-2018
No. Tahun Target PAD Realisasi PAD
1. 2015 155.969.689.703 170.822.326.558
2. 2016 172.434.611.253 180.273.363.595
3. 2017 221.215.012.962 249.692.648.563
4. 2018 207.069.271.745 211.159.699.911
Sumber: BKAD Kabupaten Kulon Progo
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa target dan realisasi PAD di
Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2017 terus mengalami kenaikan, namun
pada tahun 2018 mengalami penurunan baik dari target maupun realisasi. Pada
43
44
Rp249.692.648.563, dan pada tahun 2018 target dan realisasi dari PAD
realisasi terhadap PAD pada tahun 2018 disebabkan karena turunnya penerimaan
dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah yaitu dari penerimaan Badan
2. Data Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2015-2018.
Tabel 4.2
Target dan Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2015-2018
No. Tahun Target PD Realisasi PD
1. 2015 22.867.137.517 25.528.089.698
2. 2016 88.042.121.948 31.393.835.053
3. 2017 43.024.098.351 47.232.364.751
4. 2018 56.432.581.290 59.412.829.634
Sumber: BKAD Kabupaten Kulon Progo
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa target dan realisasi penerimaan
pajak daerah pada tahun 2015-2018 terus mengalami kenaikan, namun mengalami
penurunan target pada tahun 2017. Pada tahun 2015 target pajak daerah hanya
Rp31.393.835.053. Pada tahun 2016 target yang ditetapkan sangat tinggi sehingga
tidak berhasil tercapai. Tingginya target yang ditetapkan pada tahun 2016
45
melainkan di Kementrian Agraria dan Tata Ruang. Lalu pada tahun 2017 target
Tabel 4.3
Target dan Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2015-2018
No. Tahun Target RD Realisasi RD
1. 2015 7.994.269.739 6.917.789.003
2. 2016 9.997.647.529 9.857.662.642
3. 2017 7.407.197.578 7.329.130.686
4. 2018 8.789.535.814 9.351.832.029
Sumber: BKAD Kabupaten Kulon Progo
Berdasarkan tabel 4.3 target dan realisasi penerimaan retribusi daerah setiap
dikarenakan pada tahun tersebut salah satu retribusi perizinan tertentu yaitu
rertibusi izin gangguan telah dicabut izin pelayanannya oleh DPMPT. Pada tahun
barat dengan ibu kotanya yaitu Wates. Secara geografis kabupaten Kulon Progo
terletak pada 7°38'42" - 7°59'3" Lintang Selatan dan 110°1'37" - 110°16'26" Bujur
Timur. Luas wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah 58.627,54 hektar, secara
pedukuhan.
Batas Kabupaten Kulon Progo di sebelah timur yaitu Kabupaten Bantul dan
Hindia. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 445.655 jiwa yang tersebar
pada wilayah seluas 586,28 km² dengan tingkat kepadatan penduduk 760 jiwa/km.
perlintasan nasional di Pulau Jawa, yaitu jalan Nasional sepanjang 28,57 km dan
jalur Kereta Api sepanjang kurang lebih 25 km. Hampir sebagian besar wilayah di
menggambarkan tingkat pencapaian hasil dari program dengan target yang telah
realisasi penerimaan per jenis pajak daerah dan retibusi daerah dengan target
pajak daerah dan retribusi daerah, rumus efektivitas menurut Mahmudi (2019):
Secara umum, nilai efektivitas pajak daerah dan retribusi daerah dapat
Tabel 4.4
Kriteria Tingkat Efektivitas
Persentase Kriteria
> 100% Sangat Efektif
100% Efektif
90% - 99% Cukup Efektif
75% - 89% Kurang Efektif
< 75% Tidak Efektif
Sumber: Mahmudi (2019)
48
Berikut data dan perhitungan tingkat efektivitas per jenis pajak daerah di
1. Pajak Hotel
tahun 2015-2018:
Tabel 4.5
Perhitungan Efektivitas Pajak Hotel Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 99.900.000 77.156.500 77,23 Kurang Efektif
2016 77.156.500 84.390.500 109,38 Sangat Efektif
2017 49.616.875 70.982.760 143,06 Sangat Efektif
2018 70.991.013 84.054.000 118,40 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
Progo tahun 2015-2018, dapat dilihat pada tahun 2015 tingkat efektivitas pajak
hotel masih dalam kategori kurang efektif namun pada tahun 2016-2018 tingkat
efektivitas pajak hotel sudah masuk dalam kategori sangat efektif. Tingkat
efektivitas pajak hotel pada tahun 2015 sebesar 77,23% dengan realisasi
masih terpusat di 2 kecamatan saja yaitu Kecamatan Temon dan Wates, dan juga
belum banyaknya penginapan serta homestay yang tersedia dan juga target pajak
hotel yang ditetapkan terlalu tinggi sehingga realisasinya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Pada tahun 2016 tingkat efektivitasnya naik menjadi 109,38% dengan
2017 tingkat efektivitas naik lagi hingga 143,06% dengan realisasi Rp70.982.760,
49
akan tetapi walaupun pada tahun 2017 tingkat efektivitasnya sangat tinggi akan
tetapi realisasi yang diterima tetap lebih besar pada tahun 2016, tingginya
efektivitas dikarenakan target yang ditetapkan pada tahun 2017 jauh lebih rendah
dibandingkan dengan tahun 2016. Dan pada tahun 2018 tingkat efektivitas turun
mengalami penurunan akan tetapi realisasi pada tahun 2018 lebih besar
dibandingkan tahun 2017. Naiknya pajak hotel pada tahun 2018 karena pihak
homestay, dll yang memiliki potensi untuk menjadi wajib pajak hotel.
2. Pajak Restoran
Tabel 4.6
Perhitungan Efektivitas Pajak Restoran Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 693.075.000 944.144.425 136,23 Sangat Efektif
2016 875.766.797 1.299.612.691 148,40 Sangat Efektif
2017 1.397.083.643 1.632.098.323 116,82 Sangat Efektif
2018 1.506.496.720 1.950.192.381 129,45 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil olah data, dapat diketahui dari tahun 2015-2018 tingkat
efektivitas pajak restoran di Kabupaten Kulon Progo berada pada kategori sangat
efektif. Realisasi pajak restoran yang diterima juga terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya, yang tertinggi ada pada tahun 2018 dengan realisasi
potensi yang ada dari sektor ini. Perkembangan kuliner di Kulon Progo juga
50
Bandara YIA memicu meningkatnya bisnis kuliner di Kulon Progo. Pada tahun
2018, terdapat 35 wajib pajak pestoran yang tercatat. Maka dari itu BKAD
melakukan pendataan ulang karena diyakini masih banyak jasa kuliner yang
belum dikenai pajak. Dan setelah dilakukan pendataan terdapat kurang lebih 124
restoran dan warung makan yang terdapat di Kulon Progo, dan terdapat 77
restoran yang memiliki potensi untuk menjadi wajib pajak restoran. Dengan
adanya pendataan ini, diharapkan dapat menjadi potensi baru bagi pajak restoran
3. Pajak Hiburan
Tabel 4.7
Perhitungan Efektivitas Pajak Hiburan Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 37.250.000 42.027.808 112,83 Sangat Efektif
2016 18.028.500 11.739.600 65,12 Tidak Efektif
2017 12.673.050 15.752.000 124,30 Sangat Efektif
2018 12.673.050 7.815.000 61,67 Tidak Efektif
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan data yang telah diolah, tingkat efektivitas dari pajak hiburan
tahun 2015 tingkat efektivitas pajak hiburan 112,83% masuk ke dalam kategori
sangat efektif dengan realisasi yang lumayan besar yaitu Rp42.027.808. Pada
tahun 2016 tingkat efektivitas menurun drastis menjadi 65,12% dengan kategori
tidak efektif, hal ini disebabkan karena rendahnya realisasi yang diterima yaitu
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, padahal target yang dibuat sudah rendah.
Pada tahun 2017 tingkat efektivitas pajak hiburan mengalami kenaikan yaitu
124,30% dengan kategori sangat efektif diikuti dengan realisasi yang lebih tinggi
dari tahun 2016 sebesar Rp15.752.000. Pada tahun 2018 tingkat efektivas pajak
hiburan kembali mengalami penurunan yaitu 61,67% masuk kategori tidak efektif
dengan penerimaan yang sangat rendah yaitu Rp7.815.000. Pajak hiburan terus
ditarik pajaknya. Berdasarkan data dari BKAD Kulon Progo, pada tahun 2018
hanya tersisa 2 objek pajak hiburan yang dapat dikenai pajak yaitu dari
terdapat objek karaoke, namun sejak 2017 objek tersebut tidak dapat dikenai pajak
hiburan lagi karena sesuai aturan Perda Kulon Progo hiburan malam tidak
diperkenankan, sehingga tempat hiburan karaoke ditutup oleh pihak Satpol PP.
Perlu adanya penggalian potensi baru oleh pemerintah terhadap objek pajak
hiburan.
4. Pajak Reklame
Tabel 4.8
Perhitungan Efektivitas Pajak Reklame Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 320.407.500 408.329.987 127,44 Sangat Efektif
2016 408.329.987 462.835.700 113,35 Sangat Efektif
2017 428.160.323 444.474.409 103,81 Sangat Efektif
2018 428.160.323 464.945.899 108,59 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
52
Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2018 mengalami fluktuasi namun sudah
berada pada kategori sangat efektif. Pada tahun 2015 tingkat efektivtas pajak
reklame 127,44% masuk ke dalam kategori sangat efektif dengan realisasi sebesar
penurunan menjadi 113,35% masih dalam kategori sangat efektif, walau tingkat
dibandingkan tahun 2015 yaitu sebesar Rp462.835.700. Pada tahun 2017 tingkat
tahun tersebut banyak reklame tak berizin dan reklame yang dipasang di tempat
kenaikan lagi menjadi 108,59% diikuti dengan realisasi yang juga mengalami
Tabel 4.9
Perhitungan Efektivitas Pajak Penerangan Jalan Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 6.220.860.405 6.790.722.592 109,16 Sangat Efektif
2016 7.193.365.684 7.403.908.879 102,93 Sangat Efektif
2017 8.613.981.982 8.936.927.994 103,75 Sangat Efektif
2018 9.963.046.092 10.021.732.467 100,59 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
53
tingkat efektivitasnya naik turun akan tetapi realisasi dari pajak penerangan jalan
setiap tahun terus meningkat. Pada tahun 2015 tingkat efektivitas pajak
penerangan jalan ialah 109,16% masuk pada kategori sangat efektif dengan
penurunan menjadi 102,93% masih dalam kategori sangat efektif dengan realisasi
realisasi pada tahun 2016 lebih besar dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017
tingkat efektivitas pajak penerangan jalan naik lagi menjadi 103,75% masuk
kategori sangat efektif dengan realisasi yang juga mengalami kenaikan menjadi
Rp 8.936.927.994. Pada tahun 2018 tingkat efektivitas memang lebih rendah dari
tahun 2018 yaitu 100,59%, namun realisasi yang diterima menyentuh angka
realisasi setiap tahunnya, hal ini dikarenakan adanya kerja sama antara pihak PLN
dengan pihak BKAD Kulon Progo. Pihak PLN yang mengelola dan yang
melaporkannya kepada pihak BKAD. Setiap bulannya pihak PLN dan pihak
6. Pajak Parkir
tahun 2015-2018:
54
Tabel 4.10
Perhitungan Efektivitas Pajak Parkir Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 18.750.000 20.255.200 108,03 Sangat Efektif
2016 22.494.485 29.883.200 132,85 Sangat Efektif
2017 44.842.000 50.043.000 111,60 Sangat Efektif
2018 54.169.650 74.898.996 138,27 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
parkir pada tahun 2015 mencapai 108,03% masuk pada kategori sangat efektif
dengan realisasi Rp20.255.200. Pada tahun 2016, tingkat efektivitas naik menjadi
kategori sangat efektif. Walaupun tingkat efektivitasnya turun akan tetapi pajak
dibanding tahun 2016 yaitu mencapai Rp50.043.000. Pada tahun 2018 tingkat
efektivitas naik lagi menjadi 138,27% diikuti dengan kenaikan realisasi pajak
pajak parkir sendiri dikarenakan tingginya kesadaran dari para pengusaha tempat
khusus parkir dan penitipan motor dalam membayar pajak. Parkir di swalayan
tahunnya. Parkir YIA juga sudah mulai masuk pada tahun 2018 akan tetapi belum
2019 pajak parkir YIA akan memberikan dampak yang besar untuk pajak parkir.
55
Tabel 4.11
Perhitungan Efektivitas Pajak Air Tanah Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 10.869.047 13.175.664 121,22 Sangat Efektif
2016 25.650.000 30.792.273 120,05 Sangat Efektif
2017 38.675.835 57.575.846 148,87 Sangat Efektif
2018 70.206.558 84.059.312 119,73 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
Kulon Progo pada tahun 2015-2018 mengalami fluktuasi dengan kategori sangat
efektif, akan tetapi mengalami kenaikan yang konstan pada realisasinya. Tingkat
kenaikan realisasi sebesar Rp30.792.273. Pada tahun 2017 pajak air tanah
sebelumnya.
makin banyaknya pengguna air tanah misalnya oleh pihak hotel dan penginapan
yang melakukan pengeboran air tanah, usaha pencucian baju atau laundry, rumah
sakit swasta, pencucian mobil, dan juga perusahaan wig PT. Sung Chang yang ada
56
tahun 2015-2018:
Tabel 4.12
Perhitungan Efektivitas Pajak MBLB Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 701.575.000 1.008.049.663 143,68 Sangat Efektif
2016 937.685.601 1.120.212.625 119,47 Sangat Efektif
2017 3.395.354.191 4.170.938.730 122,84 Sangat Efektif
2018 12.650.000.000 10.351.325.520 81,83 Kurang Efektif
Sumber: Data Diolah
fluktuasi. Pada tahun 2015 tingkat efektivitas mencapai 143,68% masuk pada
efektivitas pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 119,47% masih dalam
akan tetapi realisasi yang diterima lebih tinggi yaitu Rp1.120.212.625. Pada tahun
pada tahun 2017 disebabkan karena mulai adanya pembangunan posko atau pos
MBLB mulai dari Kecamatan Kokap, Pengasih, Sentolo, Lendah, dan Galur.
57
Sistemnya ialah petugas posko akan mendata material yang diangkut setiap truk
Pada tahun 2018 tingkat efektivitas turun menjadi 81,83% masuk ke dalam
kategori kurang efektif, namun hal ini bukan berarti terjadi penurunan pada
realisasinya akan tetapi karena target yang ditetapkan memang jauh lebih tinggi
pendapatan pajak mineral bukan logam dan batuan. Maka dari itu target yang
ditetapkan pada tahun tersebut menjadi tinggi, walaupun target tidak tercapai
Tabel 4.13
Perhitungan Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas% Kriteria
2015 10.675.911.174 11.131.934.094 104,27 Sangat Efektif
2016 11.663.347.981 12.582.313.200 107,88 Sangat Efektif
2017 15.109.282.845 15.329.005.593 101,45 Sangat Efektif
2018 17.508.691.499 22.594.417.483 129,05 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
Progo pada tahun 2015-2018 mengalami fluktuasi akan tetapi masih dalam
58
kategori sangat efektif selama 4 tahun tersebut. Pada tahun 2015 tingkat
efektivitas PBB P2 berada pada angka 104,27% masuk pada kategori sangat
2017 tingkat efektivitas turun menjadi 101,45%, dengan realisasi yang mengalami
lagi menjadi 129,05% diikuti dengan kenaikan realisasi yang lumayan besar yaitu
tahun pihak BKAD Kulon Progo melakukan sosialisasi mengenai PBB P2, baik
Penyerahan SPPT PBB P2 2018 tertinggi antara lain kepada Wajib Pajak
PT.Angkasa Pura I dengan Pajak Bumi dan Bangunan yang harus dibayarkan
sebesar Rp 6 M, hal ini berkaitan dengan pembangunan YIA. Diikuti wajib pajak
tinggi lainnya yaitu PT. Pertamina UPMS IV, CV.Karya Hidup Sentosa, PT. Sung
Chang Indonesia, BPD DIY Cab. Wates, Hotel King/Sinar Waluyo, PT.Lestari
Pelita Graha, BRI Cab. Wates, PT.Capital Realm Indonesia, dan Perum Pegadaian
membentuk tim intensifikasi penagihan pajak, yang mana salah satu tugas tim
kesamaan data para penunggak pajak, antara yang dimiliki oleh pihak BKAD dan
data yang dipegang oleh pemerintahan desa. Jika data sudah sama, akan
tahun 2015-2018:
Tabel 4.14
Perhitungan Efektivitas Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 4.088.539.390 5.091.143.025 124,52 Sangat Efektif
2016 66.820.296.412 8.368.146.385 12,52 Tidak Efektif
2017 13.934.427.606 16.524.566.096 118,59 Sangat Efektif
2018 14.168.146.385 13.779.388.574 97,26 Cukup Efektif
Sumber: Data Diolah
sangat drastis yaitu hanya sebesar 12,52% masuk pada kategori tidak efektif
disebabkan karena target yang ditetapkan oleh pemerintah sangat tinggi mencapai
berdampak besar pada BPHTB. Akan tetapi pada kenyataanya BPTHB belum
dapat diproses pada tahun 2016, dan juga proses pengurusan BPHTB tidak masuk
prosesnya diurus di pusat bukan di daerah. Pada tahun 2017 tingkat efektivitas
tingkat efektivitas turun menjadi 97,26% masuk pada kategori cukup efektif
banyak warga yang terkena dampak dari pembangunan YIA namun menunggak
pembayaran BPHTB.
Tabel 4.15
Perhitungan Efektivitas Retribusi Jasa Umum Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 4.530.659.855 3.306.527.868 72,98 Tidak Efektif
2016 5.820.127.074 5.652.979.620 97,13 Kurang Efektif
2017 2.610.457.906 2.726.826.250 104,46 Sangat Efektif
2018 3.140.348.314 3.528.793.604 112,37 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2018 terus mengalami kenaikan secara
konstan. Pada tahun 2015 tingkat efektivitas retribusi jasa umum hanya 72,98%
Hal ini dikarenakan tidak tercapainya target dari Retribusi Pelayanan Kesehatan
dan Retribusi Pelayanan Pasar. Pada tahun 2016 tingkat efektivitas mengalami
kenaikan yaitu 97,13% masuk pada kategori kurang efektif diikuti dengan
2017 tingkat efektivitas naik lagi menjadi 104,46% masuk pada kategori sangat
Hal ini terjadi karena menurunnya realisasi dari Retribusi Pelayanan Kesehatan
sehingga berpengaruh terhadap retribusi jasa umum. Pada tahun 2018 tingkat
Telekomunikasi, dan juga terdapat potensi baru yang masuk pada tahun tersebut
Tabel 4.16
Perhitungan Efektivitas Retribusi Jasa Usaha Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 2.669.103.500 3.008.194.000 112,70 Sangat Efektif
2016 3.365.175.000 3.246.120.850 96,46 Cukup Efektif
2017 4.039.835.000 4.034.261.700 99,86 Cukup Efektif
2018 4.646.011.500 4.615.890.950 99,35 Cukup Efektif
Sumber: Data Diolah
Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2018 mengalami fluktuasi akan tetapi
untuk realisasi terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 tingkat efektivitas
62
retribusi jasa usaha ialah 112,70% masuk dalam kategori sangat efektif dengan
penurunan menjadi 96,46% masuk dalam kategori cukup efektif dengan realisasi
Rp4.034.261.700. Target yang ditetapkan pada tahun 2017 memang lebih tinggi
2017 karena realisasi tidak sesuai target. Realisasi tidak sesuai target disebabkan
oleh Retribusi Tempat Pelelangan Ikan, Retribusi Terminal, dan Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga yang tidak mencapai target. Pada tahun 2018 tingkat
efektivitas menjadi 99,35% masuk dalam kategori cukup efektif dengan realisasi
Rp4.615.890.950. Target tidak tercapai pada tahun 2018 dipengaruhi oleh tidak
tercapainya target dari Retribusi Terminal, Retribusi Tempat Khusus Parkir dan
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga. Walaupun selama 3 tahun yaitu dari
2016-2018 retribusi jasa usaha tidak berhasil mencapai target, akan tetapi realisasi
Tabel 4.17
Perhitungan Efektivitas Retribusi Perizinan Tertentu Tahun 2015-2018
Tahun Target Realisasi Efektivitas % Kriteria
2015 794.506.384 603.067.135 75,90 Kurang Efektif
2016 812.345.455 958.562.172 118,00 Sangat Efektif
2017 756.904.672 568.042.736 75,05 Kurang Efektif
2018 1.003.176.000 1.207.147.475 120,33 Sangat Efektif
Sumber: Data Diolah
63
Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2018 mengalami fluktuasi. Pada tahun
2015 tingkat efektivitas retribusi perizinan tertentu berada pada angka 75,90%
tercapainya target pada tahun 2015 disebabkan oleh kurangnya penerimaan dari
masyarakat untuk mengurus IMB. Pada tahun 2016 tingkat efektivitas naik
retribusi izin gangguan. Pada tahun 2017 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
gangguan. Hal ini dilakukan atas dasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Negeri Nomor 27 Tahun 2009. Permendagri No. 27 Tahun 2009 berisi tentang
Permendagri menjadi dasar bahwa izin gangguan di daerah sudah tidak sesuai
Dengan demikian regulasi yang berkaitan dengan penetapan izin gangguan perlu
dicabut. Pada tahun 2018 tingkat efektivitas mengalami kenaikan yang signifikan
penerimaan per jenis pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli
membandingkan realisasi per jenis pajak daerah dan retribusi dengan penerimaan
Halim (2014):
Tabel 4.18
Kriteria Tingkat Kontribusi
Persentase Kontribusi Kriteria
0,00%-10% Sangat Kurang
10,10%-20% Kurang
20,10%-30% Sedang
30,10%-40% Cukup Baik
40,10%-50% Baik
> 50% Sangat Baik
Sumber: Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM 1991
65
Diagram 4.1
Penerimaan PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015
Pajak Daerah
15%
4% Retribusi Daerah
6%
Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
75%
Lain-lain PAD yang sah
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Kulon Progo berasal dari pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah. Pajak daerah menempati posisi kedua sebagai penyumbang
terbesar pada penerimaan PAD tahun 2015 dengan persentase sebesar 15%,
diketahui bahwa tahun 2015 Kulon Progo memiliki 10 jenis pajak daerah.
Penyumbang penerimaan PAD terbesar berasal dari Lain-lain PAD yang Sah
dengan persentase sebesar 75%, tingginya penerimaan dari Lain-lain PAD yang
Sah karena sumber ini memang memiliki banyak potensi. Kemudian untuk
Diagram 4.2
Penerimaan PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Pajak Daerah
17%
Retribusi Daerah
6%
8% Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
69%
Lain-lain PAD yang Sah
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 terjadi
yaitu berada pada persentasse 17%. Hal ini dikarenakan penerimaan pajak daerah
jenis pajak daerah yang mengalami kenaikan. Walau mengalami kenaikan, namun
pada tahun 2016 pajak daerah tidak berhasil mencapai targetnya, hal ini
dikarenakan pada tahun 2016 target yang ditetapkan sangat tinggi. Target tinggi
mengalami kenaikan persentase menjadi 6% dan 8%. Lain-lain PAD yang sah
67
Diagram 4.3
Penerimaan PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017
Pajak Daerah
19%
Retribusi Daerah
3%
6%
Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
72%
Lain-lain PAD yang Sah
Kulon Progo tahun 2017 mengalami kenaikan. Pada tahun 2017 persentase
kontribusi pajak daerah naik menjadi 19% dari total penerimaan PAD. Naiknya
persentase ini dikarenakan naiknya penerimaan dari pajak daerah pada tahun
tersebut. Pada tahun 2017 pembangunan Bandara YIA telah dilakukan, adanya
pajak misalnya pada penerimaan pajak MBLB, PBB P-2 dan BPHTB. Persentase
retribusi daerah dan pengelolaan kekayaan daerah pada tahun 2017 kembali
68
mengalami penurunan. Namun untuk lain-lain PAD yang sah pada tahun 2017
Diagram 4.4
Penerimaan PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018
Pajak Daerah
28%
Retribusi Daerah
pajak daerah pada tahun 2018 mengalami kenaikan yang pesat dari tahun
pajak daerah ini disebabkan karena naiknya penerimaan pajak daerah pada tahun
beberapa jenis pajak daerah secara signifikan, beberapa jenis pajak daerah tersebut
yaitu pajak MBLB, PBB-P2, PPJ, dan pajak air tanah. Persentase kontribusi
penurunan yang cukup pesat, hal ini dikarenakan turunnya pendapatan dari BLUD
Kontribusi tiap jenis pajak daerah terhadap total penerimaan pajak daerah
Diagram 4.5
Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015
0% Pajak Parkir
penerimaan dari tiap jenis pajak daerah di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015
bervariasi. Persentase kontribusi terbesar berasal dari PBB-P2 yaitu sebesar 44%,
persentase kontribusi dari BPHTB sebesar 20%. Terdapat beberapa jenis pajak
daerah yang pada tahun 2015 persentasenya berada di bawah 1% yaitu pajak
hiburan, pajak air tanah, pajak hotel dan pajak parkir. Pada tahun 2015
kecil, hal ini dikarenakan pada tahun tersebut belum terdapat banyak potensi-
70
potensi dari pajak daerah. Pemerintah juga belum dapat memanfaatkan dengan
Kontribusi tiap jenis pajak daerah terhadap total penerimaan pajak daerah
Diagram 4.6
Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
1% Pajak Hotel
Pajak Restoran
4%
Pajak Hiburan
27% Pajak Reklame
24%
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Parkir
0%
4% Pajak Air Tanah
Berdasarkan data diatas, dapat diliat bahwa persentase kontribusi dari tiap
jenis pajak daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2016 tidak mengalami banyak
persentase kontribusi dari BPHTB sebesar 27% mengalami kenaikan dari tahun
yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Masih sama dengan tahun
sebelumnya, beberapa jenis pajak daerah yaitu pajak hotel, pajak hiburan, pajak
air tanah, dan pajak parkir masih berada pada persentase dibawah 1%. Hal ini
71
dikarenakan jenis pajak lain memiliki kontribusi yang lebih besar, dan beberapa
Kontribusi tiap jenis pajak daerah terhadap total penerimaan pajak daerah
Diagram 4.7
Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017
jenis pajak daerah pada tahun 2017 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2017
dari tahun sebelumnya, realisasi BPHTB juga mengalami kenaikan dari tahun
mengalami penurunan persentase kontribusi menjadi 19%, namun hal ini bukan
pajak daerah dikarenakan terjadi kenaikan dari jenis-jenis pajak daerah yang lain,
Beberapa jenis pajak daerah seperti pajak hotel, pajak parkir, dan pajak air tanah
memang masih memiliki persentase kontribusi yang kecil akan tetapi untuk
Kontribusi tiap jenis pajak daerah terhadap total penerimaan pajak daerah
Diagram 4.8
Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018
1% Pajak Restoran
Pajak Hiburan
23% 17%
Pajak Reklame
penerimaan tiap jenis pajak daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2018
kontribusi terbesar ada pada penerimaan BPHTB yaitu sebesar 23%, BPHTB
Persentase kontribusi jenis pajak daerah yang lain masih berada pada angka yang
Pada tahun 2018 persentase kontribusi pajak hiburan sangat kecil, hal ini karena di
Berikut data dan perhitungan tingkat kontribusi per jenis pajak daerah
1. Pajak Hotel
Tabel 4.19
Perhitungan Kontribusi Pajak Hotel Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 77.156.500 170.822.326.558 0,04 Sangat Kurang
2016 84.390.500 180.273.363.595 0,05 Sangat Kurang
2017 70.982.760 249.692.648.564 0,03 Sangat Kurang
2018 84.054.000 211.159.699.911 0,04 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
daerah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2018 mengalami fluktuasi dan
masuk pada kategori sangat kurang. Secara umum realisasi penerimaan pajak
hotel mengalami naik turun begitu juga dengan persentase kontribusinya terhadap
PAD. Pada tahun 2015 sampai 2016, persentase kontribusi mengalami kenaikan
74
dari 0,04% menjadi 0,05%. Namun pada tahun 2017 mengalami penurunan
menjadi 0,03%, hal ini disebabkan karena menurunnya realisasi pajak hotel yang
diterima. Pada tahun 2018 persentase kontribusi naik lagi menjadi 0,04%, hal ini
pajak hotel selama 4 tahun adalah 0,04% masuk pada kategori sangat kurang
daerah di Kulon Progo disebabkan karena tidak banyaknya keberadaan hotel dan
penginapan yang ada di Kulon Progo. Berdasarkan data dari BKAD, pada tahun
2019 terdapat 6 hotel non bintang akan tetapi sudah bersertifikat dan terdapat
Jika dilihat pajak hotel memiliki potensi yang besar, hal tersebut
Maret 2020 nanti, Bandara YIA direncanakan akan beroperasi secara penuh 24
jam. Beroperasinya Bandara YIA tentu saja akan membutuhkan sarana akomodasi
salah satunya tempat penginapan baik berupa hotel bintang maupun non bintang.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
(DPMPT) Kulon Progo, sejumlah hotel berbintang akan segera berdiri tidak jauh
dari Bandara YIA. Dengan adanya pembangunan hotel ini diharapkan mampu
2. Pajak Restoran
Tabel 4.20
Perhitungan Kontribusi Pajak Restoran Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 944.144.425 170.822.326.558 0,55 Sangat Kurang
2016 1.299.612.691 180.273.363.595 0,72 Sangat Kurang
2017 1.632.098.323 249.692.648.564 0,65 Sangat Kurang
2018 1.950.192.381 211.159.699.911 0,92 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
asli daerah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2018 mengalami fluktuasi
dan berada pada kategori kontribusi sangat kurang. Pada tahun 2015 sampai 2016
persentase kontribusi mengalami kenaikan dari 0,55% menjadi 0,72%. Pada tahun
yang lebih besar. Pada tahun 2018 persentase kontribusi naik lagi menjadi 0,92%
masih ada potensi yang belum tergali oleh pemerintah, seperti banyaknya pemilik
restoran yang ada di Kulon Progo menunggak membayar pajak restoran. Namun
adanya kerja sama antara instansi yang ada di Kulon Progo dengan restoran atau
warung makan yang berada disekitar kantor. Kerja sama tersebut berupa belanja
makanan dan minuman ketika instansi akan mengadakan rapat. Untuk menggali
potensi yang lain, akhir tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Kulonprogo memilki
Glagah karena Pantai Glagah berlokasi sangat dekat dengan Bandara YIA.
3. Pajak Hiburan
Tabel 4.21
Perhitungan Kontribusi Pajak Hiburan Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 42.027.808 170.822.326.558 0,02 Sangat Kurang
2016 11.739.600 180.273.363.595 0,006 Sangat Kurang
2017 15.752.000 249.692.648.564 0,006 Sangat Kurang
2018 7.815.000 211.159.699.911 0,004 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
terendah berada pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,004%. Rata-rata persentase
kontribusi pajak hiburan selama 4 tahun adalah 0,009% masuk dalam kategori
sangat kurang berkontribusi. Terus terjadinya penurunan selama 4 tahun baik dari
pajak hiburan.
77
Hanya ada 2 objek pajak hiburan yang dapat ditarik yaitu dari Manunggal
Fair dan Pasar Malam yang terdapat di 12 Kecamatan. Manunggal fair adalah
agenda rutin tahunan sebagai rangkaian acara peringatan hari jadi Kabupaten
dijadikan sebagai sarana edukasi, promosi, interaksi, informasi dan transaksi serta
sebagai sarana hiburan bagi masyarakat Kulon Progo. Sedangkan untuk pasar
malam sendiri, pelaksanaanya tidak pasti dan tidak selalu ada. Semua itu
tergantung dari panitia pelaksana, namun biasanya pasar malam diadakan pada
hari libur sekolah dan pada libur lebaran. Diketahui bahwa Kulon Progo memiliki
11 Desa Wisata, dari sini diharapkan pemerintah dapat melihat potensi lain yang
berkaitan dengan objek pajak hiburan pada Desa Wisata ini. Jika objek pajak
hiburan bertambah, hal tersebut tentu saja akan berpengaruh positif terhadap
4. Pajak Reklame
Tabel 4.22
Perhitungan Kontribusi Pajak Reklame Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 408.329.987 170.822.326.558 0,24 Sangat Kurang
2016 462.835.700 180.273.363.595 0,25 Sangat Kurang
2017 444.474.409 249.692.648.564 0,17 Sangat Kurang
2018 464.945.899 211.159.699.911 0,22 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
Progo pada tahun 2015-2018 mengalami fluktuasi dan masuk dalam kategori
78
sangat kurang berkontribusi. Pada tahun 2015 sampai 2016 persentase kontribusi
mengalami kenaikan dari 0,24% menjadi 0,25%. Pada tahun 2017 mengalami
penurunan menjadi 0,17%, hal ini disebabkan oleh naiknya pendapatan asli daerah
yang lumayan besar akan tetapi tidak diikuti kenaikan realisasi pajak reklame.
Tahun 2017 juga banyak reklame liar yang ditertibkan oleh Satpol PP karena tidak
sesuai dengan aturan yang ada. Pada tahun 2018 persentase kontribusi naik lagi
persentase kontribusi pajak reklame selama 4 tahun adalah 0,22% dalam kategori
sangat kurang berkontribusi. Hingga saat ini, masih banyak reklame dan baliho
tak berizin yang ditertibkan oleh Satpol PP. Selain reklame tak berizin, ada juga
reklame yang sudah habis masa berlaku izinnya akan tetapi tidak dilepas oleh
pemiliknya.
usaha skala nasional dan internasional untuk mengikuti seleksi mitra usaha
komersial di Bandara YIA. Adapun seleksi mitra usaha kali ini salah satunya
meliputi kategori usaha pengelolaan reklame. Hal ini tentu dapat menjadi potensi
lain bagi pajak reklame yang ada di Kulon Progo. Seiring dengan adanya bandara
YIA di Kulon Progo ini juga berpengaruh terhadap perkembangan jual beli tanah
khususnya tanah kaplingan, hal ini berdampak pada pemasangan iklan kaplingan
tanah. Namun disayangkan reklamenya yang dipasang banyak tanpa izin dan
pemasangannya tidak pada tempatnya. Hal tersebut jelas itu melanggar Perda
Kulon Progo dan juga berpengaruh negatif pada pendapatan asli daerah dari sektor
79
pajak reklame. Perlu adanya pengawasan lebih ketat oleh pihak-pihak terkait
terhadap reklame agar potensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.
Tabel 4.23
Perhitungan Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 6.790.722.592 170.822.326.558 3,97 Sangat Kurang
2016 7.403.908.879 180.273.363.595 4,11 Sangat Kurang
2017 8.936.927.994 249.692.648.564 3,58 Sangat Kurang
2018 10.021.732.467 211.159.699.911 4,74 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
penurunan pada tahun 2017 menjadi 3,58%, namun naik lagi pada tahun 2018
dalam mengelola pajak penerangan jalan. Pajak penerangan jalan memang belum
berkontribusi besar terhadap BKAD, maka dari itu BKAD dan PLN terus
menggali potensi-potensi yang ada agar dapat meningkatkan PPJ dengan cara
melakukan koordinasi setiap bulannya. Selain itu pada akhir tahun 2019, Unit
80
lapisan stakeholder PLN yang ada di Kabupaten Kulon Progo, mulai dari
Forkopimda, instansi terkait, mitra kerja dan pelanggan. Dengan adanya kegiatan
ini diharapkan dapat menjadi forum untuk saling bertukar informasi, pengetahuan,
Kulon Progo sampai dengan saat ini ada pada kategori normal, baik kecukupan
penyaluran sampai ke pelosok dan pemukiman. Adanya kerja sama antara PLN,
dapat memberikan manfaat yang baik bagi pertumbuhan PPJ sehingga nantinya
6. Pajak Parkir
Tabel 4.24
Perhitungan Kontribusi Pajak Parkir Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 20.255.200 170.822.326.558 0,01 Sangat Kurang
2016 29.883.200 180.273.363.595 0,02 Sangat Kurang
2017 50.070.000 249.692.648.564 0,02 Sangat Kurang
2018 74.898.996 211.159.699.911 0,03 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
81
daerah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2018 masih sangat kurang
akan tetapi terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 persentasenya 0,01%,
kemudian pada tahun 2016 hingga 2017 persentasenya naik dan berada pada rasio
yang sama yaitu 0,02%. Pada tahun 2018 persentasenya naik lagi menjadi 0,03.
Rata-rata persentase kontribusi pajak parkir selama 4 tahun adalah 0,02% masuk
dalam kategori kontribusi sangat kurang. Kontribusi pajak parkir setiap tahunnya
Terdapat potensi baru dari pajak parkir yaitu parkir yang ada di Bandara
YIA. Diketahui bahwa parkir YIA juga sudah mulai masuk pada tahun 2018 akan
mulai tahun 2019 pajak parkir Bandara YIA akan memberikan dampak yang besar
untuk pajak parkir pada Kabupaten Kulon Progo. Apalagi bulan Maret 2020
Bandara YIA akan mulai beroperasi secara penuh, yang mana akan semakin
banyak penumpang yang datang. Semakin banyak penumpang yang ada, semakin
banyak pula pajak parkir yang akan diterima karena pasti penumpang datang ke
bandara menggunakan kendaraan dan kendaraan tersebut tentu saja harus dikenai
bandara. Kesadaran para pengusaha wajib pajak parkir yang semakin tinggi juga
yang ada ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli
daerah.
82
Tabel 4.25
Perhitungan Kontribusi Pajak Air Tanah Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 13.175.664 170.822.326.558 0,007 Sangat Kurang
2016 30.792.273 180.273.363.595 0,02 Sangat Kurang
2017 57.575.846 249.692.648.564 0,02 Sangat Kurang
2018 84.059.313 211.159.699.911 0,04 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
asli daerah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-2018 terus mengalami
kenaikan walaupun masih dalam kategori kontribusi sangat kurang. Pada tahun
2016 menjadi 0,02%, tahun 2017 persentase masih sama dengan tahun
sebelumnya yaitu 0,02%. Pada tahun 2018 persentase kontribusi naik lagi menjadi
0,04%. Rata-rata persentase kontribusi penerimaan pajak air tanah selama 4 tahun
adalah 0,021% masuk dalam kategori sangat kurang berkontribusi. Potensi pajak
air tanah semakin tahun cukup banyak, potensi tersebut dari para pengusaha hotel,
penginapan, laundry, pencucian mobil, rumah sakit swasta, dan perusahaan wig
PT. Sung Chang yang ada di Wates. Usaha-usaha tersebut memang banyak
menggunakan air tanah. Akan tetapi walaupun banyak potensi, pada prakteknya
secara kewajiban penerimaan pajak air tanah masih sangat rendah dan belum
potensi penerimaan pajak air tanah ialah melakukan sosialisasi. Sosialisasi Pajak
Air Tanah ini memang ditujukan bagi wajib pajak daerah yang ada di wilayah
Kabupaten Kulon progo. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk
perpajakan masyarakat terhadap pajak air tanah. Izin Pajak Air Tanah sendiri
mengawasi dan memantau perkembangan usaha pajak air tanah ini. Hal ini
Tabel 4.26
Perhitungan Kontribusi Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 1.008.049.663 170.822.326.558 0,59 Sangat Kurang
2016 1.120.212.625 180.273.363.595 0,62 Sangat Kurang
2017 4.170.938.730 249.692.648.564 1,67 Sangat Kurang
2018 10.351.325.520 211.159.699.911 4,90 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
Progo pada tahun 2015-2018 terus mengalami kenaikan walau masih dalam
84
berada pada rasio 0,59%, kemudian pada tahun 2016 naik menjadi 0,62%. Pada
tahun 2017 persentase naik lagi menjadi 1,67%, hingga pada 2018 persentase
MBLB selama 4 tahun adalah 1,94% masih dalam kategori sangat kurang. Pajak
MBLB sejak tahun 2017 memang mulai mengalami kenaikan secara signifikan
baik dari persentase kontribusi maupun realisasinya. Hal ini dikarenakan pada
tahun 2017 mulai adanya pembangunan posko atau pos pemungutan dan
sebagai strategi baru untuk menutup kebocoran pendapatan dari Pajak MBLB.
Laporan wajib dari sektor tersebut selama ini jauh dari keadaan sebenarnya,
Saat ini terdapat 3 objek Pajak MBLB di Kulon Progo yaitu, batu andesit,
pasir pasang bangunan, dan tanah urug. Kenaikan penerimaan Pajak MBLB pada
tahun 2018 salah satu faktornya karena adanya pembangunan Bandara YIA.
tambang Kulon Progo menyetor bahan material ke sana. Faktor lainnya ialah
sudah terdapat 15 pos pungutan dan pendataan pajak MBLB, yang mana setiap
harinya terdapat 48 THL dari BKAD yang akan berjaga dan melakukan pendataan
85
Tabel 4.27
Perhitungan Kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 11.131.934.094 170.822.326.558 6,51 Sangat Kurang
2016 12.582.313.200 180.273.363.595 6,97 Sangat Kurang
2017 15.334.117.448 249.692.648.564 6,14 Sangat Kurang
2018 22.594.417.483 211.159.699.911 10,70 Kurang
Sumber: Data Diolah
terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-
2018 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 dan 2016 persentase kontribusi
mengalami kenaikan dari 6,51% menjadi 6,97% masuk dalam kategori sangat
6,14%, dan pada tahun 2018 meningkat pesat menjadi 10,70% masuk dalam
disebabkan oleh banyaknya bangunan yang sudah berdiri namun belum terdaftar
PBB P2 nya, baru pajak buminya saja yang terdaftar. Hal tersebut tentu saja
maksimal. Alasan lainnya karena banyaknya wajib pajak PBB yang di desa
86
tahunnya dan selalu terjadi setiap tahun. Penyebab tunggakan itu antara lain
karena adanya tunggakan dari data tahun sebelumnya, wajib pajak di luar kota
atau alamatnya tidak jelas karena terjadi transaksi penjualan dan balik nama,
hingga adanya ulah oknum perangkat desa tertentu yang malah tidak menyetorkan
salah satu tugas tim tersebut adalah menggencarkan penagihan tunggakan Pajak
hanya menerima pendataan dari DPU dan Pelayanan PATEN Kecamatan, namun
penyesuaian data. Hal ini dilakukan untuk mengecek kesamaan data para
penunggak pajak, antara yang dimiliki oleh BKAD dan data yang dipegang oleh
Kulon Progo, karena sebagai salah satu sektor penyumbang PAD terbesar,
Tabel 4.28
Perhitungan Kontribusi BPHTB Tahun 2015-2018
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 5.091.143.025 170.822.326.558 2,98 Sangat Kurang
2016 8.368.146.385 180.273.363.595 4,64 Sangat Kurang
2017 16.524.566.096 249.692.648.564 6,61 Sangat Kurang
2018 13.779.388.574 211.159.699.911 6,52 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
namun pada tahun 2018 mengalami penurunan dengan kontribusi sangat kurang.
Pada tahun 2015 dan 2016 persentase kontribusi mengalami kenaikan dari 2,98%
menjadi 4,64%, kemudian pada tahun 2017 naik lagi menjadi 6,61%. Pada tahun
dalam kategori sangat kurang berkontribusi. BPHTB memiliki potensi yang besar
pada tahun 2017, potensi ini berkaitan dengan adanya pembangunan Bandara YIA
Angkasa Pura I dalam pembebasan lahan bandara baru di Kulon Progo. Alasan
yang disampaikan oleh PT Angkasa Pura I atau pemerintah, yakni karena bandara
merupakan proyek negara dibiayai negara dan untuk kepentingan negara. Dari
masalah ini Pemerintah Daerah Kulon Progo berharap adanya payung hukum
berupa peraturan daerah yang jelas, supaya di kemudian hari tidak ada persoalan
dampak pada penerimaan pajak daerah maupun retribusi daerah di Kulon Progo.
depannya akan banyak pembangunan fisik seperi hotel, restoran, tempat hiburan,
maupun bangunan lain yang berguna untuk menunjang akomodasi yang ada di
sekitar Bandara YIA. Kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan agar BPHTB
dapat memberikan kontribusi yang lebih terhadap Pendapatan Asli Daerah Kulon
Progo.
Diagram 4.9
Penerimaan PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015
Pajak Daerah
15%
4% Retribusi Daerah
6%
Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
75%
Lain-lain PAD yang sah
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 Pendapatan
Asli Daerah Kabupaten Kulon Progo berasal dari pajak daerah, retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli
89
daerah yang sah. Persentase kontribusi retribusi berada pada angka terendah yaitu
hanya 4%, angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan kontribusi sumber
pendapatan asli daerah yang lain. Retribusi daerah dibagi menjadi 3 pos utama, di
Kabupaten Kulon Progo memiliki 8 jenis retribusi jasa umum, 6 jenis retribusi
jasa usaha, dan 2 jenis retrbusi perizinan tertentu. Persentase kontribusi terbesar
dimiliki oleh lain-lain PAD yang mencapai 75%, kemudian diikuti pajak daerah
Diagram 4.10
Penerimaan PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
Pajak Daerah
17%
Retribusi Daerah
6%
8% Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
69%
Lain-lain PAD yang Sah
PAD pada tahun 2016 mengalami perubahan dan rata-rata mengalami kenaikan
terhadap kenaikan retribusi daerah. Kenaikan lain juga terjadi pada kontribusi
penurunan persentase kontribusi pada lain-lain PAD yang sah. Retribusi daerah
Diagram 4.11
Penerimaan PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017
Pajak Daerah
19%
Retribusi Daerah
3%
6%
Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
72%
Lain-lain PAD yang Sah
persentase kontribusi retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah pada tahun
2017. Persentase kontribusi retribusi daerah berada pada angka 3%, terjadinya
jasa umum dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi jasa umum turun
dikarenakan beberapa target dari retribusi jasa umum tidak berhasil tercapai salah
91
perizinan tertentu juga mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena pada
tertentu yaitu retribusi izin gangguan. Akibatnya retribusi daerah pada tahun 2017
pajak daerah dan lain-lain PAD yang sah berhasil mengalami kenaikan persentase
kontribusi.
Diagram 4.12
Penerimaan PAD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018
Pajak Daerah
28%
Retribusi Daerah
tertentu naik dikarenakan naiknya retribusi izin mendirikan bangunan, hal ini
berkaitan dengan adanya Bandara YIA yang mana adanya pembangunan bandara
lain-lain PAD yang sah, turun dikarenakan BLUD RSUD Wates mengalami
Diagram 4.13
Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015
9%
dari tiap jenis retribusi daerah di Kabupaten Kulon Progo tahun 2015 bervariasi.
Persentase kontribusi terbesar ada pada retribusi jasa umum sebesar 48%.
Diketahui memang pos retribusi jasa umum memiliki jenis terbanyak diantara
93
retribusi lainnya yaitu berjumlah 8 retribusi. Disusul dengan retribusi jasa usaha
dengan kontribusi sebesar 43% yang memiliki 6 jenis retribusi. Terakhir ditempati
oleh retribusi jasa usaha dengan persentase kontribusi yang sangat kecil yaitu 9%,
kecilnya kontribusi retribusi perizinan tertentu dikarenakan pos retribusi ini hanya
memiliki 2 jenis retribusi yaitu retribusi izin trayek dan retribusi izin mendirikan
bangunan.
Diagram 4.14
Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016
10%
pendapatan asli daerah Kabupaten Kulon Progo tahun 2016. Terjadi kenaikan
persentase kontribusi pada retribusi jasa umum menjadi 57% dan retribusi
naiknya penerimaan dari beberapa retribusi dari pos retribusi tersebut sehingga
mengalami penurunan menjadi 33%, hal ini dikarenakan tidak tercapainya target
dari beberapa jenis retribusi jasa usaha salah satunya adalah retribusi tempat
Diagram 4.15
Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017
8%
kontribusi dari masing-masing retribusi daerah pada tahun 2017. Retribusi jasa
umum. Penurunan lain terjadi pada retribusi perizinan tertentu, turun menjadi 8%
dengan realisasi yang juga lebih rendah dari tahun sebelumnya. Turunnya retribusi
95
perizinan tertentu disebabkan karena pada tahun 2017 salah satu dari retribusi
perizinan tertentu yaitu retribusi izin gangguan telah dicabut pelayanannya oleh
daerah sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan kemudahan
retribusi jasa usaha, naiknya kontribusi dikarenakan retribusi jasa usaha berhasil
Diagram 4.16
Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018
13%
retribusi daerah pada tahun 2018 mengalami fluktuasi. Retribusi perizinan tertentu
kontribusi naik menjadi 13% jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
96
Kenaikan ini terjadi karena naiknya penerimaan dari salah satu retribusi perizinan
penerimaan IMB bertambah. Kenaikan juga terjadi pada retribusi jasa umum,
persentase kontribusi berada pada angka 38%. Penurunan terjadi pada kontribusi
retribusi jasa usaha berada pada angka 49%, hal ini disebakan karena turunnya
penerimaan dari retribusi tempat khusus parkir. Banyaknya pungutan liar di area
wisata menjadi penyebab dari turunnya penerimaan retribusi tempat khusus parkir
Berikut data dan perhitungan tingkat kontribusi per jenis retribusi daerah
Tabel 4.29
Perhitungan Kontribusi Retribusi Jasa Umum
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 3.354.452.868 170.822.326.558 1,96 Sangat Kurang
2016 5.652.979.620 180.273.363.595 3,13 Sangat Kurang
2017 2.737.209.250 249.692.648.564 1,09 Sangat Kurang
2018 3.528.793.604 211.159.699.911 1,67 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
2015 sampai 2016 persentase kontribusi naik dari 1,96% menjadi 3,31%. Pada
97
tahun 2017 persentase mengalami penurunan menjadi 1,09%, dan pada tahun
2018 naik lagi menjadi 1,67%. Rata-rata persentase kontribusi rertibusi jasa
umum selama 4 tahun adalah 1,96% masuk dalam kategori sangat kurang
berkontribusi.
Berdasarkan data dari BKAD Kulon Progo, saat ini terdapat 8 jenis
retribusi jasa umum dikarenakan tidak banyaknya potensi yang ada, dan juga
menurunnya jumlah pasien yang datang di salah satu puskesmas perbatasan akibat
adanya relokasi yang menyebabkan sulitnya akses jalan. Adanya perubahan tarif
diterbitkan terkendala Perbup yang belum jadi. SKRD adalah surat ketetapan
Pemerintah perlu menggali potensi lebih dalam lagi terkait dengan retribusi jasa
Tabel 4.30
Perhitungan Kontribusi Retribusi Jasa Usaha
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 3.008.194.000 170.822.326.558 1,76 Sangat Kurang
2016 3.246.120.850 180.273.363.595 1,80 Sangat Kurang
2017 4.035.606.200 249.692.648.564 1,61 Sangat Kurang
2018 4.615.890.950 211.159.699.911 2,18 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
mengalami fluktuasi dengan kontribusi sangat kurang. Pada tahun 2015 sampai
2016 persentase kontribusi mengalami kenaikan dari 1,76% menjadi 1,80%, pada
tahun 2017 mengalami penurunan persentase menjadi 1,61%, dan naik lagi di
tahun 2018 menjadi 2,18%. Rata-rata persentase kontribusi retribusi jasa usaha
jumlah TPI di Kulon Progo masih sedikit padahal potensi ikan dilaut selatan
sangat tinggi. Beberapa TPI tersebut juga perlu direhabilitasi sudah rusak dimakan
usia, hal ini perlu dilakukan agar nelayan dan pengunjung TPI lebih nyaman.
memilih menaiki kereta api saat berpergian. Banyaknya pungutan liar di area
parkir. Hal ini perlu diperhatikan lagi oleh pemerintah, agar potensi yang ada
tidak menjadi sia-sia. Harus ada evaluasi terus menerus agar retribusi jasa usaha
dapat ditingkatkan.
Tabel 4.31
Perhitungan Kontribusi Retribusi Perizinan Tertentu
Tahun Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontribusi% Kriteria
2015 603.067.135 170.822.326.558 0,35 Sangat Kurang
2016 958.562.172 180.273.363.595 0,53 Sangat Kurang
2017 568.042.736 249.692.648.564 0,22 Sangat Kurang
2018 1.207.147.475 211.159.699.911 0,57 Sangat Kurang
Sumber: Data Diolah
mengalami fluktuasi dan berada pada kategori sangat kurang berkontribusi. Pada
tahun 2015 sampai 2016 persentase kontribusi mengalami kenaikan dari 0,35%
menjadi 0,53%, kemudian pada tahun 2017 persentase turun menjadi 0,22%
pada tahun 2017 salah satu jenis retribusi jasa usaha yaitu Retribusi Izin
Gangguan telah dihapuskan. Pada tahun 2018 persentase kontribusi naik lagi
retribusi izin gangguan, dan retribusi izin trayek. Akan tetapi pada tahun 2017,
gangguan. Permendagri menjadi dasar bahwa izin gangguan di daerah sudah tidak
Indonesia. Kini hanya 2 retribusi yang dapat ditarik oleh pemerintah Kulon Progo,
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
1. Beberapa pajak daerah selama 4 tahun sudah berada pada tingkat efektivitas
diatas 100% yang mana masuk dalam kategori sangat efektif. Beberapa pajak
daerah itu ialah pajak restoran, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak
parkir, pajak air tanah, dan PBB-P2. Namun ada juga pajak daerah yang
cukup efektif, dan tidak efektif. Pajak daerah tersebut ialah pajak hotel, pajak
retribusi yang selama 4 tahun terus berada pada kategori sangat efektif, hanya
ada beberapa yang persentasenya diatas 100% dan masuk dalam kategori
sangat efektif. Beberapa retribusi itu yaitu rertibusi jasa umum pada tahun
2017-2018, rertibusi jasa usaha pada tahun 2015, dan retribusi perizinan
sangat kurang. Belum ada jenis pajak daerah yang memiliki kontribusi besar
terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015-
101
102
2018 juga menunjukkan hasil yang sangat kurang. Belum ada retribusi daerah
lapangan yang sebenarnya. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah untuk dapat
dapat melakukan analisis pada sumber pendapatan asli daerah yang lain yaitu hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain lain pendapatan asli
implikasi penelitian yang dapat diberikan peneliti bagi dinas terkait berdasarkan
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
Saat ini hanya ada 2 objek pajak hiburan yaitu Manunggal Fair dan pasar
Kulon Progo mengkaji ulang mengenai objek pajak hiburan agar dapat
d. Pajak Reklame
PPJ. Bagi pihak BKAD untuk terus melakukan koordinasi dengan pihak
f. Pajak Parkir
104
terkait dengan pajak air tanah. Proses perijinan pemanfaatan air tanah
i. PBB-P2
Perlu adanya penyesuaian data antara data yang dipegang oleh BKAD
j. BPHTB
umum.
pelelangan ikan, dan juga menertibkan para parkir liar yang ada ditempat
Bawuna, Nona N., Lintje Kalangi., dan Treesje Runtu. 2016. Analisis Efektivitas
Kinerja Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume 16 No. 04 Tahun 2016.
Lasari, N. Desi. 2016. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Karangasem Tahun 2011-2015.
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi. Vol: 8 Nomor: 3 Tahun 2016.
106
107
Resmi, Siti. 2019. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi 11 Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.
Siahaan, Marihot P. 2016. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Syam, Akhmad Yafiz., Lisandri, dan Fahmi Rizani. 2016. Influence Of PAD and
DAU On Economic Growth With Capital Expenditure as An Intervening
Variable On Regency and Municipal Government In South Kalimantan
Province. Journal Research and Analysis: Economy. E-ISSN: 2597-6591.
Zulfikar, A. Imam., dan Abdul Rahman. 2019. Kontribusi Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Barru.
Sentralisasi. Volume 8 No. 1. Hal 18 – 32.
109
110
Pajak Hotel
77.156.500
2015 = x 100% = 77,23%
99.900.000
84.890.500
2016 = x 100% = 110,38%
77.156.500
70.982.760
2017 = x 100% = 143,06%
49.616.875
84.054.000
2018 = x 100% = 118,40%
70.991.013
Pajak Restoran
944.144.425
2015 = x 100% = 136,23%
693.075.000
1.299.612.691
2016 = x 100% = 148,40%
875.766.797
1.632.098.323
2017 = x 100% = 116,82 %
1.397.083.643
1.950.192.381
2018 = x 100% = 129,45%
1.506.496.720
Pajak Hiburan
42.027.808
2015 = x 100% = 112,83%
37.250.000
11.739.600
2016 = x 100% = 65,12%
18.028.500
15.752.000
2017 = x 100% = 124,30%
12.673.050
7.815.000
2018 = x 1 00% = 61,67%
12.673.050
111
Pajak Reklame
408.329.987
2015 = x 100% = 127,44 %
320.407.500
462.835.700
2016 = x 100% = 113,35 %
408.329.987
444.474.409
2017 = x 100% = 103,81%
428.160.323
464.954.899
2018 = x 100% = 108,59 %
428.160.323
6.790.722.592
2015 = x 100% = 109,16%
6.220.860.405
7.403.908.879
2016 = x 100% = 102,93%
7.193.365.684
8.936.927.994
2017 = x 100% = 103,75%
8.613.981.982
10.021.732.647
2018 = x 100% = 100,59%
9.963.046.092
Pajak Parkir
20.255.200
2015 = x 100% = 108,03%
18.750.000
29.883.200
2016 = x 100% = 132,85%
22.494.485
50.043.000
2017 = x 100% = 111,60%
44.842.000
74.898.996
2018 = x 100% = 138,27%
54.169.650
13.175.664
2015 = x 100% = 121,22%
10.869.047
112
30.792.273
2016 = x 100% = 120,05%
25.650.000
57.575.846
2017 = x 100% = 148,87%
38.675.835
84.059.312
2018 = x 100% = 119,73%
70.206.558
1.008.049.663
2015 = x 100% = 143,68%
701.575.000
1.120.212.625
2016 = 937.685.601
x 100% = 119,47%
4.170.938.730
2017 = x 100% = 122,84%
3.395.354.191
10.351.325.520
2018 = x 100% = 81,83%
12.650.000.000
11.131.934.094
2015 = x 100% = 104,27%
10.675.911.174
12.582.313.200
2016 = x 100% = 107,88%
11.663.347.981
15.329.005.593
2017 = x 100% = 101,45%
15.109.282.845
22.594.417.483
2018 = x 100% = 129,05%
17.508.691.499
5.091.143.025
2015 = x 100% = 124,52%
4.088.539.390
8.368.146.385
2016 = x 100% = 12,52%
66.820.296.412
113
16.524.566.096
2017 = x 100% = 118,59%
13.934.427.606
13.779.388.574
2018 = x 100% = 97,26%
14.168.146.385
3.306.527.868
2015 = x 100% = 72,98%
4.530.659.855
5.652.979.620
2016 = x 100% = 97,13%
5.820.127.074
2.726.826.250
2017 = x 100% = 104,46%
2.610.457.906
3.528.793.604
2018 = x 100% = 112,37%
3.140.348.314
3.008.194.000
2015 = x 100% = 112,70%
2.669.103.500
3.246.120.850
2016 = x 100% = 96,46%
3.365.175.000
4.034.261.700
2017 = x 100% = 99,87%
4.039.835.000
4.615.890.950
2018 = x 100% = 99,35%
4.646.011.500
603.067.135
2015 = x 100% = 75,90%
794.506.384
958.562.172
2016 = x 100% = 118%
812.345.455
114
568.042.736
2017 = x 100% = 75,05%
756.904.672
1.207.147.475
2018 = x 100% = 120,33%
1.003.176.000
Pajak Hotel
77.156.500
2015 = x 100% = 0,04%
170.822.326.558
84.390.500
2016 = x 100% = 0,05%
180.273.363.595
70.982.760
2017 = x 100% = 0,03%
249.692.648.564
84.054.000
2018 = x 100% = 0,04%
211.159.699.911
Pajak Restoran
944.144.425
2015 = x 100% = 0,55%
170.822.326.558
1.299.612.691
2016 = x 100% = 0,72%
180.273.363.595
1.632.098.323
2017 = x 100% = 0,65%
249.692.648.564
1.950.192.381
2018 = x 100% = 0,92%
211.159.699.911
Pajak Hiburan
42.027.808
2015 = x 100% = 0,02%
170.822.326.558
11.739.600
2016 = x 100% = 0,006%
180.273.363.595
115
15.752.000
2017 = x 100% = 0,006%
249.692.648.564
7.815.000
2018 = x 100% = 0,004 %
211.159.699.911
Pajak Reklame
408.329.987
2015 = x 100% = 0,24%
170.822.326.558
462.835.700
2016 = x 100% = 0,25%
180.273.363.595
444.474.409
2017 = x 100% = 0,17%
249.692.648.564
464.945.899
2018 = x 100% = 0,22%
211.159.699.911
6.790.722.592
2015 = x 100% = 3,97%
170.822.326.558
7.403.908.879
2016 = x 100% = 4,11%
180.273.363.595
8.936.927.994
2017 = x 100% = 3,58%
249.692.648.564
10.021.732.467
2018 = x 100% = 4,74%
211.159.699.911
Pajak Parkir
20.255.200
2015 = x 100% = 0,01%
170.822.326.558
29.883.200
2016 = x 100% = 0,02%
180.273.363.595
50.070.000
2017 = x 100% = 0,02%
249.692.648.564
74.898.996
2018 = x 100% = 0,03%
211.159.699.911
116
13.175.664
2015 = x 100% = 0,007%
170.822.326.558
30.792.273
2016 = x 100% = 0,02%
180.273.363.595
57.575.846
2017 = x 100% = 0,02%
249.692.648.564
84.059.313
2018 = x 100% = 0,04%
211.159.699.911
1.008.049.663
2015 = x 100% = 0,59%
170.822.326.558
1.120.212.625
2016 = x 100% = 0,62%
180.273.363.595
4.170.938.730
2017 = x 100% = 1,67%
249.692.648.564
10.351.325.520
2018 = x 100% = 4,90%
211.159.699.911
11.131.934.094
2015 = x 100% = 6,51%
170.822.326.558
12.582.313.200
2016 = x 100% = 6,97%
180.273.363.595
15.334.117.448
2017 = x 100% = 6,14%
249.692.648.564
22.594.417.483
2018 = x 100% = 10,70%
211.159.699.911
5.091.143.025
2015 = x 100% = 2,98%
170.822.326.558
117
8.368.146.385
2016 = x 100% = 4,64%
180.273.363.595
16.524.566.096
2017 = x 100% = 6,61%
249.692.648.564
13.779.388.574
2018 = x 100% = 6,52%
211.159.699.911
3.354.452.868
2015 = x 100% = 1,96%
170.822.326.558
5.652.979.620
2016 = x 100% = 3,13%
180.273.363.595
2.737.209.250
2017 = x 100% = 1,09%
249.692.648.564
3.528.793.604
2018 = x 100% = 1,67%
211.159.699.911
3.008.194.000
2015 = x 100% = 1,76%
170.822.326.558
3.246.120.850
2016 = x 100% = 1,80%
180.273.363.595
4.035.606.200
2017 = x 100% = 1,61%
249.692.648.564
4.615.890.950
2018 = x 100% = 2,18%
211.159.699.911
118
603.067.135
2015 = x 100% = 0,35%
170.822.326.558
958.562.172
2016 = x 100% = 0,53%
180.273.363.595
568.042.736
2017 = x 100% = 0,22%
249.692.648.564
1.207.147.475
2018 = x 100% = 0,57%
211.159.699.911