Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IMAN, IPTEK DAN AMAL

Disusun Oleh:
KELOMPOK 8

Nama : 1. Nazwa Nabila (2221054)


2. Novi Ramadona (2221057)
3. Septi Wulandari (221080)

Dosen Pengampuh : Yesi Wulandari, M.Pd

Mata Kuliah : Pendidikan Agama

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI


KESEHATAN
STIKES DONA PALEMBANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan Tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan Para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis Pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia Biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik Penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik

Serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan
oleh kami Untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam
pengetahuan kita bersama

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………1-2

A. Latar Belakang……………………………………………..…………………...1-2
B. Rumusan Masalah……………………………………….……………………..2
C. Tujuan……………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….…………………….3-8

A. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu………...…………………….4-5


B. Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman…………..………………………..5
C. Pengertian Ilmu, Pengetahuan, Teknologi dan Seni……..………….……..6
D. Iman, Ipteks, dan Amal Sebagai Kesatuan………………….…..………….7-8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….9

A. Kesimpulan…………………………………………………….………………9
B. Saran………………………………………………………….………………..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………………...10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Peran Islam dalam perkembangan iptek dan seni pada dasarnya ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma (cara pandang) ilmu
pengetahuan dan seni. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat
Islam karena Aqidah Islam ini wajib dijadikan landasan pemikiran bagi seluruh ilmu
pengetahuan. Bukan berarti menjadikan Aqidah Islam sebagai sumber segala macam
ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu
pengetahuan.Jadi ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan
tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah
Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar
syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada
ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek dan mengembangkan seni, jika telah dihalalkan oleh Syariah
Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan seni telah diharamkan oleh Syariah,
maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat
sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.1

Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan
menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “
menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”.

1 Hasan, (2000). Peran Islam dalam perkembangan iptek dan seni. Jakarta
Dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam Islam, kita perlu
mengembangkannya potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap
berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap
sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian iman, iptek dan amal sebagai
kesatuan
2. Bagaimana kewajiban menuntut ilmu dan amal
3. Apa fungsi iman, iptek dan amal
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian iman, iptek dan amal sebagai kesatuan
2. Mengetahui kewajiban menuntut ilmu dan amal
3. Mengetahui fungsi iman, iptek dan amal

2
BAB II

PEMBAHASAN

Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan


mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman
menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-
Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi
segala larangan.

Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya
terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh
Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran
dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan
manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa
Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia
(knowledge and science).

Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari


zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan
maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak, melainkan kita harus
memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika
hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan
tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam. Karena itu menjadi
suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan
kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai
fitrahnya.

3
Kesenian islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa
nasihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak
tentang akidah. Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini
dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah
ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan
manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan
keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119).2

Ada 4 hal pandangan islam dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai
dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan
manusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.

A. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu

Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu
pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu
kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi
kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata
ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada
duniawi.

Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak
menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk
mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik
itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan.
Dalam Alquran terdapat 620 kata amal.

2 (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119). Pengertian seni islam. Jakarta


Dalam kaitannya dengan orang yang beriman harus didasarkan pada
pengetahuan (al-ilm) dan direalisasikan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi
kesejahteraan dunia dan akhirat, tentunya amal yang dibenarkan oleh ajaran agama
(amal saleh).

B. Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman

Tanggung jawab adalah sebagai perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung


jawab atau sesuatu yang dipertanggungjawabkan. Istilah tanggung jawab dalam
bahasa Inggris disebut responsibility atau dikenal dengan istilah populer
accountability, dalam bahasa agama disebut hisab (perhitungan).

Penjelasan Alqur-an yang berkaitan dengan tuntutan tanggung jawab yang


berkaitan dengan ilmu pengetahuan bahwa semua anggota badan yang meliputi indra
pendengaran, penglihatan dan hati harus dipertanggungjawabkan. Seni adalah
keindahan yang merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan
mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh
kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun jenis keindahan itu. Dorongan
tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang dianugerahkan Allah kepada
hamba-hamba-Nya.3

Tanggung jawab ilmuwan dan seniman meliputi:

(1) nilai ibadah,

(2) berdasarkan kebenaran ilmiah,

(3) ilmu amaliah, dan

(4) menyebar-luaskan ilmunya.

3 M Ali. (1999). Tanggung jawab ilmuan dan seniman. Surabaya


C. Pengertian Ilmu, Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui


tangkapan pancaindra dan firasat. Kata ilmu berasal dari bahasa Arab "alima-
ya'lamu. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi sehingga
menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji
ulang secara ilmiah. Secara sederhana pengetahuan dan ilmu dapat dijelaskan
sebagai berikut: Pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu
dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan “apa”, misalnya apa batu, apa
gunung, apa air, dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat
menjawab “apa” tetapi akan dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” , misalnya
mengapa batu banyak macamnya, mengapa gunung dapat meletus, mengapa es
mengapung dalam air. Sedangkan teknologi adalah hasil produk pengetahuan dan
ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa
ketimpang-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungan.

Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang
Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART”
(artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah
kegiatan. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang.. Selain itu Seni juga
merupakan ekspresi keindahan. Seni identik dengan keindahan.Dan keindahan
menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah
melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya
dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka
tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya
dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”

6
D. Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan

Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan


mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman
menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-
Nya disertai melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi
segala larangan. Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu
tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja,
melainkan ilmu oleh Allah dituliskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada
kita melalui Alquran dan As-Sunnah (segala sesuatu yang bersumber dari Nabi
Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya). Ilmu Allah itu
melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti
jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber
pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science). Dalam
pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem yang
disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah,
dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.

Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang dari


zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai keagamaan
maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti disalahkan, melainkan kita harus
memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi itu. Jika
hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan manusia dari jati diri dan
tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh islam.

7
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya
dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. sebagaimana yang dinyatakan
dalam Al-Qur’an S.Ibrahim/14:24-25 didalamnya disebutkan “Ayat di atas
mengibaratkan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik,
iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan -
dahan/cabang-cabang yang berupa ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat
buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. ”.4

Dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan keutuhan antara iman, ilmu


dan amal atau syariah dan akhlak dengan dinul Islam (perumpamaan yang
baik) bagaikan sebatang pohon yang baik. Ini merupakan gambaran bahwa antara
iman, ilmu dan amal merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan
antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang
menupang tegaknya ajaran Islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan
dahan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu ibarat dengan teknologi dan seni.
IPTEKS yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal
shaleh bukan kerusakan alam.

4 Al-quran dan terjemahannya. Surat Ibrahim/14:24-25


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurnaan. kesempurnaan


ini membuat manusia diberikan potensi untuk mengembangkan, memanfaatkan dan
mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan Allah swt untuk kita dengan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki. Oleh sebab itu marilah kita menjaga
dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap berpedoman pada al-Qur’an dan
as sunnah sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.

B. Saran

Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita didasair dengan keimanan dan


ketakwaan kepada Allah swt agar dapat memberikan bagi kehidupan serta
lingkungan sekitar kita.

9
Daftar Pustaka

http://Iptek dan Seni dalam Islam _ MasBied.com.html

Alquran dan Terjemahannya. (1986). Jakarta: Depag RI.

(1999). Agama, Etos Kerja, dan Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia. Bapindo, DKI

Jakarta.

Chatibul Umam, (Ed.). (1988). Tipologi Manusia Pembangunan dalam Alquran. Jakarta: PTIQ.

E. Hasan Saleh. (2000). Studi Islam di Perguruan Tinggi: Pembinaan IMTAQ dan Pengembangan

Wawasan. Cetakan Kedua. Jakarta : ISTN.

Endang Saifuddin Anshari. (1983). Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan

Umatnya. Bandung: Pustaka.

Fachrudin HS. (1992). Ensiklopedi Alquran, 2 jilid. Jakarta: Renika Cipta.

Harun Yahya. (2001). Bagaimana Muslim Berpikir? Jakarta: Rabbani Pres.

Harry Hamersma. (1990). Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern. Cetakan Keempat. Jakarta:

Gramedia.

http: // iptek dan seni dalam islam_MasNied.com.htm

10

Anda mungkin juga menyukai