Disusun Oleh:
KELOMPOK 8
Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan Tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan Para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis Pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia Biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik Penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan
kritik
Serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan
oleh kami Untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam
pengetahuan kita bersama
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………1-2
A. Latar Belakang……………………………………………..…………………...1-2
B. Rumusan Masalah……………………………………….……………………..2
C. Tujuan……………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….…………………….3-8
A. Kesimpulan…………………………………………………….………………9
B. Saran………………………………………………………….………………..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………………...10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek dan seni pada dasarnya ada 2 (dua).
Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma (cara pandang) ilmu
pengetahuan dan seni. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat
Islam karena Aqidah Islam ini wajib dijadikan landasan pemikiran bagi seluruh ilmu
pengetahuan. Bukan berarti menjadikan Aqidah Islam sebagai sumber segala macam
ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu
pengetahuan.Jadi ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan
tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah
Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar
syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada
ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek dan mengembangkan seni, jika telah dihalalkan oleh Syariah
Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan seni telah diharamkan oleh Syariah,
maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat
sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.1
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan
menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “
menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”.
1 Hasan, (2000). Peran Islam dalam perkembangan iptek dan seni. Jakarta
Dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam Islam, kita perlu
mengembangkannya potensi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan tetap
berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-sunnah sebagai rasa syukur kita terhadap
sumber daya alam yang beranekaragam diciptakan untuk kita semua.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian iman, iptek dan amal sebagai
kesatuan
2. Bagaimana kewajiban menuntut ilmu dan amal
3. Apa fungsi iman, iptek dan amal
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian iman, iptek dan amal sebagai kesatuan
2. Mengetahui kewajiban menuntut ilmu dan amal
3. Mengetahui fungsi iman, iptek dan amal
2
BAB II
PEMBAHASAN
Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak hanya
terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan ilmu oleh
Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran
dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan
manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa
Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia
(knowledge and science).
3
Kesenian islam tidak harus berbicara tentang islam. Ia tidak harus berupa
nasihat langsung, atau anjuran berbuat kebajikan,bukan juga penampilan abstrak
tentang akidah. Seni yang islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini
dengan bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah
ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan
manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan
keindahan (Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119).2
Ada 4 hal pandangan islam dalam etos kerja yaitu: Niat (komitmen) sebagai
dasar nilai kerja, Konsep ihsan dalam bekerja, Bekerja sebagai bentuk keberadaan
manusia, dan Orang mukmin yang kuat lebih disukai.
Pengertian yang kita petik dari ayat ini bahwasanya menuntut ilmu
pengetahuan adalah suatu perintah (amar) sehingga dapat dikatakan suatu
kewajiban. Harus kita sadari bahwa agama adalah merupakan pedoman bagi
kebahagiaan dunia akhirat, sehingga ilmu yang tersimpul dalam agama tidak semata
ilmu yang menjurus kepada urusan ukhrawi, tetapi juga ilmu yang mengarah kepada
duniawi.
Manusia dituntut untuk menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak
menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk
mencapai kecerdasan atau disebut ulama (orang yang memiliki ilmu). Namun di balik
itu, orang yang memiliki ilmu (ilmuwan) akan berdosa jika ilmunya tidak diamalkan.
Dalam Alquran terdapat 620 kata amal.
Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang
Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART”
(artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah
kegiatan. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang.. Selain itu Seni juga
merupakan ekspresi keindahan. Seni identik dengan keindahan.Dan keindahan
menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah
melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya
dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka
tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya
dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”
6
D. Iman, Ipteks, dan Amal sebagai Kesatuan
7
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya
dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. sebagaimana yang dinyatakan
dalam Al-Qur’an S.Ibrahim/14:24-25 didalamnya disebutkan “Ayat di atas
mengibaratkan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik,
iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan -
dahan/cabang-cabang yang berupa ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat
buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. ”.4
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
Daftar Pustaka
(1999). Agama, Etos Kerja, dan Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia. Bapindo, DKI
Jakarta.
Chatibul Umam, (Ed.). (1988). Tipologi Manusia Pembangunan dalam Alquran. Jakarta: PTIQ.
E. Hasan Saleh. (2000). Studi Islam di Perguruan Tinggi: Pembinaan IMTAQ dan Pengembangan
Endang Saifuddin Anshari. (1983). Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan
Harry Hamersma. (1990). Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern. Cetakan Keempat. Jakarta:
Gramedia.
10