Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata : Islam dan Budaya Jawa Prodi : Manajemen Dakwah


Kuliah
Hari, Tgl : Kelas :
Waktu : Dosen : Jiyanto , S.Pd.I, M.Pd.I
Ruang :

A. Petunjuk Umum UTS Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam:


1. Ujian ini dilakukan dengan model “Take Home” dikerjakan secara individual.
2. Anda bisa mengerjakan soal pada lembar jawaban word.
3. Jawaban diketik dengan rapi.
4. Setiap jawaban harus disertakan footnote (sumber referensi dengan jelas).
5. Apabila ditemukan dua jawaban yang sama, maka keduanya dianggap tidak
mengikuti UTS.
6. Sertakan identitas anda secara jelas pada lembar jawaban.

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!


1. Jelaskan bagaimana hubungan antara agama dan budaya! (point 15)

2. Jelaskan perbedaan antara Islam historis dengan Islam Normatif! (point 15)

3. Jelaskan tentang akulturasi dan asimilasi antara Islam dan Budaya Jawa!

(point 20)

4. Pilihlah satu saja contoh budaya jawa yang merupakan hasil akulturasi
dengan agama Islam. Kemudian jelaskan hal-hal berikut ini terkait budaya
tersebut: (point 50)
a. Jelaskan pengertian budaya tersebut!
b. Jelaskan bagaimana ritual/prosesi budaya tersebut!
c. Jelaskan tujuan dari pelaksanaan budaya tersebut!
d. Jelaskan pandangan Islam tentang budaya tersebut!

Selamat Mengerjakan
Nama : Dwi Nastiti
Nim : 221231036
Kelas : Menejemen Dakwah / 1a
Matkul : Islam Dan Budaya Jawa
Dosen : Jiyanto, S.Pd.I, M.Pd.I
Hari, Tgl : Rabu, 26 Oktober 2022

1. Menurut Andito dkk, budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan
kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama, tetapi dikondisikan oleh kontek
hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya, dan beberapa kondisi yang objektif. Faktor kondisi
yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang berbeda-beda walaupun agama yang
mengilhami ialah sama. Oleh karena itu, ada nuansa yang membedakan Islam yang tumbiuh dalam
masyarakat yang pengaruh Hinduisme dengan yang tidak.budaya agama tersebut akan terus tumbuh
dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan
penganutnya. Namun, hal pokok bagi semua agama ialah bahwa agama berfungsi sebagai alat
pengatur sekaligus membudayakannya dalam artu mengungkapkan apa yang ia percaya dalam
bentukbenuk budaya, yaitu dalam struktur etis, seni, bangunan, struktur masyarakat, adat istiadat,
dan lain-lain. Jadi, ada pluralisme budaya berdasarkan kriteria agama. Hal ini terjadi karena
manusia sebagai homoreligious merupakan insan yang berbudi daya dan dapat berkreasi dalam
kebebasan menciptakan pelbagai objek realitas dan tata nilai baru berdasarkan inspirasi agama.1
2. Istilah dari Islam normatif ialah wahyu Allah SWT yang di sampaikan kepada RasullulohSAW
untuk mendapatkan suatu kebahagiaan didunia dan akhirat. Islam normatif lebih cenderung hanya
kedalam teks Al-Qur’an semata dan tidak memahami terlebih dahulu asbabul nuzul yang melatar
belakangi turunnya ayat tersebut.Untuk memahami serta memaknai agama Islam, kalangan
tekstualis atau normatif berusahamelakukan proyek Arabisasi dalam setiap komunitas Islam di
seluruh dunia.2
Sedangkan Islam historis merupakan islam yang dalam pengamalannya dilihat dari sejarah-
sejarah Islam terdahulu baik dari segi budaya ataupun kehidpuan sosial yang berlaku
di lingkungantertentu, banyak sekali sejarah-sejarah Islam yang telah tertulis dalam berbagai buku
pelajaranataupun dalam jurnal ilmiah yang menceritakan tentang sejarah munculnya agama
Islam .Dapatdicermati dari sejarah panjang Rasulullah SAW, yang begitu luar biasa
dalammembangun Islam dan berbagai tradisi da budaya dengan melalui prinsip dasar nilai plural
1
Ibid, h. 199.
2
Edi Susanto, “Pendidikan Agama Islam; Antara Tekstualis Normatif Dengan Kontekstualis Historis,” Tadrîs,4, 4
(2009): 175.
danmultikultural di tengah komunitas yang multietnis, ras, budaya dan agama selama belasan tahun
diMakkah lalu hijrah ke Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi Madinah.3
3. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa,
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itu sendiri. 4 Proses dari
wujud akulturasi kebudayaan, terjadi ketika beberapa kebudayaan saling berhubungan secara
intensif dalam jangka waktu yang cukup lama, kemudian masing-masing dari kebudayaan tersebut
berubah saling menyesuaikan diri menjadi satu kebudayaan. Hasil dari proses wujud akulturasi
kebudayaan tersebut, dapat dilihat pada bahasa, religi dan kepercayaan, organisasi sosial
kemasyarakatan, sistem pengetahuan, kesenian dan bentuk bangunan. Bentuk dari perwujudan
akulturasi budaya, merupakan salah satu hasil aktivitas manusia dalam menjalankan proses
perpaduan budaya.
Asimilasi adalah perpaduan dua atau lebih kebudayaan, kemudian menjadi satu budaya baru
tanpa adanya tidak-tidak yakin paksaan (Mudzirin kamuusuf,t. : _89 ). Proses ini adalah terjadi
ketika ada doa kelompok atau lebih masyarakat dengan budaya yang berbeda saling berinteraksi atas
dasar sikap terbuka, sikap toleran, dari masing-masing-masing kelompok. Biasanya asimilasi terjadi
secara perlahan dan sangat evolutif dalam waktu yang relatif panjang, hingga tanpa teras mereka
memiliki budaya baru hasil dari campuran diantara yang berinteraksi. Kebudayaan sebagai hasil
interaksi selanjutnya menjadi kesepakatan bersama dalam sebuah komunitas.
4. Salah satu contoh budaya jawa yang merupakan hasil akulturasi dengan agama Islam adalah
sekatenan.
a. istilah sekaten ini berasal dari kata syahadatain yang artinya yakni (aku bersaksi

tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad utusan Allah). Dari syahadatain
itu muncullah kalimat sekaten karena lebih mudah pelafalanya bagi orang Jawa.
Dalam penyiaranya Sunan Kalijaga menggunakan gamelan (sunan Giri) dan
gendhing-gending ciptaan wali songo guna untuk menarik minat masyarakat
sekitar.5 Tradisi sekaten ini masih dapat kita lihat pelaksaankanya di 3 kerajaan
yakni kerajaan Cirebon, kerajaan Surakarta dan Kerajaan Yogyakarta.
b. Adapun tahapan-tahapan atau prosesi dalam acara sekaten dilaksanakan pada
bulan maulud yang dimulai dari tahap persiapan, kemudian dilanjutkan dengan

jalanya upacara sekaten yang meliputi, slametan, tahap gamelan pusaka sekaten
dibunyikan pertama kali, tahap Miyos Gangsa, tahap Numplak Wajik, tahap
3
ulthan Syahril, “Integrasi Islam Dan Multikulturalisme: Perspektif Normatif Dan Historis,”
 Analisis XIII,no. 2 (Desember 2013): 299
4
Imam Subqi, M.S.I, M.Pd, Sutrisno,M.Pdi, Reza ahmadiansah,M.Si ,“Islam dan Jawa” ,Solo: Percetakan Ivorie, hlm.
133.
5
Soepanto,dkk, Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta,(Yogyakarta: Proyek Inventarisasi Dan
Pembinaan Nilai-nilai Budaya,1992), 5.
pembacaan Riwayat Nabi dan tahap Kondur Gongso. Kemudian lanjut acara
penutupun yakni Grebeg Maulud. 6
c. Adapun tujuan dari sekaten antara lain:
1. Memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW
2. Menambah keimanan kepada allah Swt dan kecintaan kepada Rasululluh
dengan harapan mendapat syafaatnya
3. kerap dijadikan sebagai pandangan hidup orang Jawa yang direflesikan
dalam bentuk bahasa simbol.
d. kembali pada strategi kebudayaan Sunan Kalijaga. Bagaimanapun, Islam datang
ke tanah Jawa ketika situasi budaya dan tradisi non-Islam telah mengakar kuat.
Strategi alkulturasi sengaja dipilih Sunan Kalijaga sebagai jalan syiar. Masuk
melalui proses penyesuaian terhadap adat istiadat, tradisi, dan budaya Jawa saat
itu, kemudian ditambahkan unsur atau nilai-nilai Islam di dalamnya.

6
Soepanto,dkk, Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta,(Yogyakarta: Proyek Inventarisasi Dan
Pembinaan Nilai-nilai Budaya,1992), 5.

Anda mungkin juga menyukai