Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ibrahim Movic Rusman

Kelas : 12 MIA 1

Proyek Ambisius Kereta Cepat, Untuk Siapa?

       Dilansir dari Katadata (19/10/2022), proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung pada 13 Oktober
2013 silam hingga hari ini berkali-kali menuai kritikan. Persoalannya adalah pembengkakan anggaran
yang akhirnya harus menguras dana APBN untuk membiayainya. Meskipun Presiden Joko Widodo
memprediksi proses ini sudah mencapai 88% namun hal ini tidak terlepas dari bagian Proyek
Strategis Nasional (PSN) yang menjadi kepingan tak terpisahkan dari gurita bisnis Tiongkok.
 Pelaksana proyek ini yakni KCIC merupakan konsorsium yang berisi empat BUMN dan perusahaan
Cina. Dilihat, Cina beberapa tahun terakhir otoritasnya memang agresif mengembangkan banyak
proyek di luar negeri melalui Belt & Road Initiative (BRI). Tidak hanya proyek KCJB yang
mendapatkan kritikan, LRT Palembang yang disinyalir untuk menyukseskan Asian Games, untuk
koneksi dari Palembang ke Jakabaring, pun hasilnya tidak tepat sasaran. Kritik dari Gubernur Jawa
Barat, Ridwan Kamil, menyebut kalau  pembangunan  LRT belum dibutuhkan oleh masyarakat
setempat. 
"Nah, sekarang apa yang terjadi? Nggak ada penumpangnya, itu Rp 9 triliun," tambahnya. Pada
akhirnya, proyek yang seharusnya dibuat untuk mengatasi masalah rakyat jadi terkesan seperti
proyek ambisius semata. 
Kereta api cepat dan LRT menambah deretan proyek yang tidak membawa manfaat optimal untuk
rakyat. Sebab pembangunan infrastruktur seharusnya tepat sasaran serta memberi dampak
efektivitas pada pemasukan negara dan kesejahteraan masyarakat. 
Dana yang dikeluarkan tidaklah sedikit apalagi saat ini kondisi Indonesia sedang dalam tahap
pemulihan pandemi COVID-19, fokus perekonomian negara seyogyanya ditujukan untuk
menguatkan ekonomi rakyat yang terdampak. Bukankah banyak masyarakat yang di-PHK atau
lapangan pekerjaan yang hilang sebagai efek pandemi COVID-19? 
Nyatanya pembangunan kereta api cepat dan LRT ini tidak memberi efek domino yang positif pada
rakyat justru dana besar yang sudah dikeluarkan hanya memperbanyak utang negara pada negara
lain. Hal tersebut semakin menampilkan kebobrokan negara dengan pencitraan melalui proyek
ambisius ini. 
Jika diperhatikan negara seakan tidak peduli pada masalah yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat. Padahal negara memiliki peran penting untuk menjaga dan memakmurkan negerinya,
seyogyanya Indonesia dengan potensi SDA yang melimpah dan SDM yang berkualitas mampu
menopang ekonomi rakyatnya yang terpuruk. Jika dipikirkan bagaimana bisa negara yang kaya ini
belum maju juga? Masih ada ketimpangan antara si kaya dan si miskin. 
Walaupun Indonesia berfalsafah dan berideologi Pancasila tapi tetap saja negara ini belum bisa
berdiri di kaki sendiri. Masih "membebek" ke negara-negara yang terkenal dengan ideologi
kapitalisnya. Lucu karena memang negara kita sedari awal sudah berkecimpung di alam kapitalisme
ini. Maka wajar kalau negara hanya memikirkan keuntungan materi. 
Meski harus merogoh kocek dari dana APBN untuk membuat LRT dan kereta api cepat untuk
bermegah-megahan. Padahal ada rakyat yang pontang-panting menghidupi dirinya sendiri dengan
tangis air mata.
Berbeda dengan prinsip kapitalisme, Islam menghukumi bahwa proyek negara haruslah berdasarkan
kebutuhan dan kebermanfaatan untuk umat. Islam memikirkan mulai dari esensi kenapa proyek ini
harus dibangun, impact yang dihasilkan, pembangunan yang berstrategis agar meminimalisir
kerugian, hingga segala macam teknis yang aman agar tidak membahayakan alam sekitar. Bahkan,
Islam tidak membiarkan investor asing seenaknya menguasai proyek negara. 
Tenaga kerja lebih diutamakan masyarakat lokal bukan TKA dan dana yang dikeluarkan akan
bersumber dari Baitul Mal bukan dari hasil hutang. Sebelum itu, anggaran dana yang ada sudah
digolongkan penggunaanya, diutamakan terlebih dahulu untuk kebutuhan primer rakyat kemudian
sisanya dialokasikan untuk pembangunan fasilitas atau yang sejenis. Tentu, negara yang memakai
Islam sebagai landasannya tidak akan menempatkan proyek yang ada demi investor apalagi demi
ambisi kekuasaan.  

Anda mungkin juga menyukai