Anda di halaman 1dari 18

BEST PRACTICE

PEMBELAJARAN TEMATIK BERORIENTASI HOTS MATERI


PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED
LEARNING PADA SISWA KELAS IV SDN TANIPAH
KECAMATAN ALUH-ALUH TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh:

Aspihani, S.Pd
NIP.19851229 201001 1 014

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR


DINAS PENDIDIKAN
SD NEGERI TANIPAH
TAHUN 2021

i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Best Practice ini. Laporan Best Practice
dengan judul “Pembelajaran Tematik Berorientasi HOTS Materi Pelestarian Lingkungan
melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas IV SDN Tanipah Kecamatan
Aluh-Aluh Tahun Pelajaran 2020/2021” ini merupakan salah satu bentuk pengembangan
kompetensi profesionalisme guru.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ini dapat terselesaikan karena bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Maidi Armansyah, ST, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar.
2. Bapak H. Rasidi, S.Pd.SD, selaku Kepala Satuan Pendidikan Dasar SDN Tanipah yang
telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Bapak Nanda Setiawan, S.Pd. selaku tutor Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi Guru Kelas Tinggi Sekolah Dasar Kelas
630060.4301.4227.B. yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
4. Seluruh siswa kelas IV di SDN Tanipah tahun pelajaran 2020/2021 yang telah ikut
berpartisipasi dalam kegiatan ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam
penulisan karya ilmiah ini.
Semoga seluruh kebaikan budi dan amal kebaikan dari semua pihak di atas
mendapat imbalan yang berlipat dari Allah SWT.
Penulis sudah berusaha maksimal agar laporan ini sesuai dengan kaidah penulisan
karya ilmiah, akan tetapi penulis sadar dan siap menerima saran dan kritik. Oleh karena
itu penulis sangat terbuka menerima kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang.
Semoga Laporan Best Practice ini memberikan manfaat bagi ilmu dan pengetahuan,
aamiin.
Penulis,

Aspihani, S.Pd

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PUBLIKASI
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………… 1
B. Jenis Kegiatan…………………………………………………………………….... 2
C. Manfaat Kegiatan…………………………………………………………………… 2
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
D. Tujuan dan Sasaran…………………………………………………………………. 3
E. Bahan/Materi Kegiatan……………………………………………………………... 3
F. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan……………………………………………… 4
G. Alat/Instrumen ……………………………………………………………………… 8
H. Waktu dan Tenpat Kegiatan………………………………………………………….8
BAB III HASIL KEGIATAN
A. Hasil Simpulan……………………………………………………………………… 9
B. Masalah yang di Temukan ………………………………………………………... 10
C. Cara Menghadapi Masalah………………………………………………………………………….…. 10
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
C. Simpulan…………………………………………………………………..………. 11
D. Rekomendasi………………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa muatan
pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya Bahasa Indonesia,
IPA, dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian disajikan dalam satu
pembelajaran utuh yang saling berkaitan.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini,
penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku
tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis
mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar
belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan
kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir
siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru
hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang
menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku
dan anak-anak tampak tidak ceria.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi
bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan
cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah
penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat
teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran
yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah model pembelajaran Discovery learning. Discovery learning menekankan
pentingnya pemahaman struktur atau ide – ide penting terhadap suatu disiplin ilmu
melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam DL siswa
dituntut untuk aktif melakukan pencarian pengalaman belajar menggunakan analisis

1
dan pemecahan masalah yang dihadapinya dengan menemukan dan menyelidiki
sendiri.
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model DL,
penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus
dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model DL ini diterapkan pada kelas
IV yang lain ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik
pembelajaran DL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best
practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model DL.

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan
pembelajaran tematik di kelas IV untuk pasangan KD Bahasa Indonesia, dan IPA.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan pratik baik ini adalah meningkatkan kompetensi siswa
dalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.

2
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik
penulis dalam meerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills
(HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas IV semester 1 di SD
Negeri Tanipah sebanyak 18 orang.
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas
IV untuk tema 4 subtema 3 yang merupakan pembelajaran tematik gabungan KD
Bahasa Indonesia, IPS dan IPA berikut ini.
Bahasa Indoesia

Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara menggunakan daftar


KD 3.3
pertanyaan.

Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif


KD 4.3
dalam bentuk teks tulis.

IPS

Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam untuk


KD 3.2
kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi.

Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya


KD 4.2 alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/ kabupaten sampai tingkat
provinsi.

IPA

KD 3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya


alam di lingkungannya

3
KD 4.8 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang
dilingkungannya

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan
pembelajaran tematik terpadu dengan model pembelajaran .
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah
dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajara tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada
di kelas IV, penulis memilih tema Berbagai Pekerjaan untuk membelajarkan
pasangan KD muatan Bahasa Indoesia; KD muatan IPS dan muatan IPA di
kelas IV semester 1.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

IPK Bahasa Indoesia

3.3.1 Menemukan informasi dari seorang tokoh melalui wawancara


menggunakan daftar pertanyaan. (IPK pendukung)

3.3.2 Menggali informasi dari seorang tokoh melalui wawancara


menggunakan daftar pertanyaan. (IPK Kunci)

3.3.3 3.3.3 Menganalisis informasi dari seorang tokoh melalui wawancara


menggunakan daftar pertanyaan. (IPK pengayaan)

4.3.1 Membuat laporan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan


kalimat efektif dalam bentuk teks tulis (IPK Pendukung)

4.3.2 Melaporkan hasil wawancara menggunakan kosakata baku dan kalimat


efektif dalam bentuk teks tulis.. (IPK kunci)

4
IPS

3.2.1 Menyebutkan karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam


untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai
tingkat provinsi.( IPK Pendukung)

3.2.2 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya


alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten
sampai tingkat provinsi. ( IPK Kunci)

3.2.3 Menganalisis karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam


untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai
tingkat provinsi. ( IPK Pengayaan)

4.2.1 Menyajikan hasil identifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan


sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/
kabupaten sampai tingkat provinsi. (IPK Pengayaan)

IPA

3.8.1 Mengidentifikasi upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya


alam di lingkungannya. ( IPK Pendukung)

3.8.2 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber


daya alam di lingkungannya. (IPK Kunci)

3.8.3 Menganalisis pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber


daya alam di lingkungannya. (IPK Pengayaan)

4.8.1 Melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama


orang-orang di lingkungannya. ( IPK Kunci)

4. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah Problem Based Learning (PBL) .
5. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran

5
Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan model DL.
Kegiatan Model Pembelajaran Waktu

Tahap 1 1. Peserta didik mengamati video kebakaran hutan / 175


2. Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai
menit
Pemberian peristiwa yang terjadi dalam video
3. Peserta didik membentuk kelompok dengan
membilang angka 1 sampai 4 secara bergantian
Rangsangan dengan tertib.
(Stimulation) 4. Peserta didik berkumpul dengan peserta didik lain
yang membilang dengan angka yang sama tanpa
membandingkan perbedaan SARA.
5. Peserta didik berkumpul dalam kelompok dan
menyimak instruksi dengan teliti.

Tahap 2 6. Peserta didik membuat pertanyaan dengan (5W+1H)


menggunakan kata tanya dimana, apa, siapa,
Pernyataan/ mengapa, dan bagaimana.
a. Dimana terjadinya kebakaran hutan itu?
Identifikasi b. Apa dampak yang ditimbulkan dari kebakaran
Masalah hutan itu?
c. Siapa saja pihak yang harus ikut serta mencegah
(Problem kebakaran hutan?
Statement) d. Mengapa sering terjadi kebakaran hutan ?
e. Bagaimana solusi dan upaya pencegahan untuk
mengurangi kebakaran hutan ?
Tahap 3 7. Peserta didik diberi kesempatan untuk mencari
informasi melalui buku , internet dan bila
Pengumpulan memungkinkan melakukan wawancara dengan
masyarakat , khususnya petani.
Data (Data
Collection)

6
Tahap 4 8. Peserta didik menyelesaikan permasalahan yang
terdapat pada LK.
Pengolahan 9. Peserta didik menentukan hubungan karakteristik
ruang berupa dataran rendah dengan seringnya terjadi
Data (Data kebakaran hutan
Processing) 10. Peserta didik menganalisis hubungan antara
karakteristik ruang berupa dataran rendah dengan
seringnya terjadi kebakaran hutan .
11. Peserta didik berdiskusi mengenai hubungan antara
karakteristik dataran rendah , seringnya terjadi
kebakaran, penyebab kebakaran hutan , dan upaya
yang dapat di lakukan untuk pencegahan kebakaran
hutan
12. Guru melakukan pengamatan untuk menilai sikap dan
keterampilan peserta didik

Tahap 5 13. Peserta didik menjawab pertanyaan yang dibuat


(5W+1H) )
Pembuktian a. Dimana terjadinya kebakaran hutan itu?

(Verification) b. Apa dampak yang ditimbulkan dari kebakaran


hutan itu?
c. Siapa saja pihak yang harus ikut serta mencegah
kebakaran hutan?
d. Mengapa sering terjadi kebakaran hutan ?
e. Bagaimana solusi dan upaya pencegahan untuk
mengurangi kebakaran hutan ?
14. Peserta didik menyajikan informasi penting yang
saling berkaitan ke dalam tulisan dengan bahasa
sendiri.

7
Tahap 6 15. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
mengenai karakteristik dataran rendah , hubungannya
Menarik dengan kebakaran hutan , penyebab kebakaran hutan
dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk
Kesimpulan/ mengurangi atau mencegah kebakaran hutan.
Generalisasi
(Generaliza 16. Peserta didik melakukan tanya jawab mengenai
karakteristik dataran rendah, kebakaran hutan, upaya
tion) untuk mencegah kebakaran hutan .
17. Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi mengenai
karakteristik dataran rendah, kebakaran hutan, upaya
untuk mencegah kebakaran hutan .dengan arahan
guru.
18. Peserta didik secara mandiri menyelesaikan
permasalahan pada soal evaluasi.

6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 higga 6 di atas kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP
disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan
karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) contoh teks
fungsi bagian tubuh hewan, (b) seekor burung dalam sangkar (c) gambar berbagai
jenis burung-, dan (d) lembar kerja siswa (LKS) tematik.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen
untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen
untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis pilihan ganda dan
uraian singkat.
E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktik baik ini dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2021 bertempat di kelas IV
SD Negeri Tanipah

8
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi
lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan
pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai
sintak DL mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa
dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah siswa melihat seekor burung dan dilanjutkan dengan melihat gambar
aneka burung, siswa akan jauh lebih memahami berbagai fungsi dari bagian
tubuh burung. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi
fungsi bagian tubuh hewan. Pemahaman ini membantu siswa dalam
menganalisis fungsi bagian tubuh burung.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi
HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja
sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan;
kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran
yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan
ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan
pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan
yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik berorientasi
HOTS dengan menerapkan Problem Based Learning ini. Dalam pembelajaran

9
ini pemahaman siswa tentang fungsi baguan tubuh burung benar-benar
dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). PBL yang
diterapkan dengan menyajikan seekor burung dan gambar burung berisi
permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan
masalah.
Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan
dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada
teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga
dari alam serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari
sumber lainnya.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan
model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu
menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi
ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat membantu
mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas
tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS).
Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar
bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan
HOTS.

10
BAB IV
Simpulan dan Rekomendasi
E. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL layak dijadikan praktik
baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan
masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis
dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL yang
dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan
PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

F. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan
inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa
dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih
bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama
(tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah,
seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi
penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain
tentang pembelajaran HOTS.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, (2018). Buku Guru Dan Buku Siswa Sd/Mi Kelas 4 ( Empat ) Kurikulum 2013
Revisi 2017 Semester 1 : http://guruzamannowid.blogspot.co.id/2018/01/buku-
guru-dan-buku-siswa-sdmi-kelas-4_16.html
Anonym, (2018). Perangkat Pembelajaran SD Kelas 4.
http://www.datadikdasmen.com/2018/11/perangkat-pembelajaran-lengkap-sd-
kelas_34.html

12

Anda mungkin juga menyukai