Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Golongan E/ Kelompok 2C
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
Permasalahan selanjutnya ialah terkait pengendalian OPT. pengendalian
tersebut harus dilakukan dengan memperhatikan lingkungan disekitar supaya
tidak merusak lingkungan. Selektif dan teliti dalam mencari bibit penanaman,
penyesesuain penggunaan lahan yang baik serta diolahnya dengan mekanisme
pengendalian OPT. Keseluruhan permasalahan tersebut dapat terselesaikan
dengan baik apabila telah dapat dipahami terkait budidaya tanaman jagung yang
efisien dan efektif. Benih yang mempunyai kualitas baik maka akan menghasilkan
tanaman yang bagus yaitu tanaman menjadi dapat berproduksi tinggi. di kalangan
para petani yang sering kita jumpai dalam pembenihan adalah harga benih yang
mahal sehingga petani lebih memilih menanam turunan hibrida dari pertanaman
musim sebelumnya. Sehingga produksi jagung menjadi turun drastis.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan mempelajari teknik budidaya tanaman
jagung.
2. Mahasiswa mampu melatih keterampilan dalam menetukan
komponenkomponen budidaya yang baik bagi tanaman jagung.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4
dan terserap bagi tanaman sehingga perlu suatu perlakuan tertentu agar kebutuhan
hara tanaman dapat dengan mudah tercukupi. Unsur N termasuk dalam unsur
yang lambat pelepasannya dari berbagai macam mineral anorganik yang
dipengaruhi oleh energi dari sistem kelarutan nutrisi tersebut (Zou et al., 2014).
Pemupukan pada tanaman juga harus memperhatikan 5 tepat yaitu tepat
jenis, tepat dosis, tepat tempat, tepat waktu dan tepat cara. Hal tersebut harus
dipenuhi agar pupuk dapat tersedia dan diserap oleh tanaman. Ketersediaan hara
tanaman dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal sehingga
tanaman dapat memberikan produksi yang optimal pula. Pemupukan pada
tanaman jagung harus memperhatikan tingkat dan jenis pupuk yang sesuai untuk
mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman (Rahhutami et al., 2015).
Menurut Chen et al. (2017), pupuk juga berperan dalam peningkatan produksi
jagung akan tetapi setangah dari pupuk yang diaplikasikan pada lahan tersebut
tidak terserap oleh tanaman sehingga menimbulkan residu dalam tanah. Pupuk
yang diaplikasikan ke tanah tersebut biasanya pupuk padat. Ada 2 jenis pupuk
padat, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal hanya
mengandung 1 unsur hara sedangkan pupuk majemuk mengandung lebih dari 1
unsur hara (Hendaryono, 1998).
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
6
2 Lokal 2
3 Hibrida 2
4 Manis 3
5 Lokal 3
6 Hibrida 3
7
mengkilap, apabila biji ditusuk dengan ibu jari maka biji tersebut tidak berbekas,
dan mempunyai kadar air biji sekitar 25 %.
8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tinggi Tanaman Jagung
Tinggi Tanaman
100
80 1-Manis-2 benih/lubang
60 4-Manis-3 benih/lubang
2-Lokal-2 benih/lubang
40
5-Lokal 3 benih/lubang
20
3-Hibrida-2 benih/lubang
0
6-Hibrida-3 benih/lubang
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 5 6
Berdasarkan data diatas terdapat perbedaan yang sangat jauh antara jagung
lokal, hibrida dan jagung manis. Tanaman jagung manis dengan jumlah 3
perlubang yang dilakukan pada petak 4 merupakan jagung tertinggi yaitu 82 cm.
Sementara jagung lokal dengan 2 benih perlubang merupakan jagung dengan
tinggi yang paling rendah yaitu 12 cm.
Jumlah Daun
9
8
1-Manis-2 benih/lubang
7 4-Manis-3 benih/lubang
6 2-Lokal-2 benih/lubang
5-Lokal 3 benih/lubang
5
4 3-Hibrida-2 benih/lubang
3 9 6-Hibrida-3 benih/lubang
1
Berdasarkan data diatas dapat diketahui jumlah daun tanaman jagung
memiliki perbedaan yang sangat nyata. Ada 2 tanaman yang memiliki daun
terbanyak yaitu jagung manis dengan jumlah 3 benih per lubang dan jagung
hibrida dengan 2 benih per lubang. Daun yang paling sedikit ialah jagung lokal
dengan 3 benih perlubang.
Volume Akar
200
Manis-2 benih/lubang
Lokal 2 benih/lubang
150
Hibrida 2 benih/lubang
Manis 3 benih/lubang
100
Lokal 3 benih/lubang
Hibrida 3 benih/lubang
50
Minggu 6
4.2 Pembahasan
Budidaya tanaman jagung utamanya terdiri dari pengolahan tanah,
persiapan benih, pembibitan, pemeliharaan, pengendalian OPT, pemupukan dan
panen. Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna, dilanjut dengan penyiangan.
Benih jagung yang digunakan sebagai variabel ialah benih jagung manis, hibrida
dan lokal. Benih unggul akan mendukung varietas unggul. Varietas yang unggul
harusnya dapat berproduksi tinggi, berumur pendek, tahan serangan penyakit
10
utama dan sifat-sifat lain yang menguntungkan. Penyiapan benih jagung dapat
dilakukan dengan memperoleh benih dari penanaman sendiri yang dipilih dari
beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya (Warisno, 1998).
Tanaman jagung manis dengan 3 benih perlubang memiliki rata-rata tinggi
tanaman tertinggi. Hal tersebut dapat disebabkan oleh pengelolaan yang lebih
baik. Selain itu, tanaman jagung manis merupakan tanaman jagung yang tinggi.
Menurut ginting dkk. (2017) tanaman jagung manis merupakan tanaman c4 yang
dapat tumbuh tinggi apabila menerima cahaya penuh. Kondisi daerah lahan yang
cukup terang merupakan faktor lain yang mampu meningkatkan tinggi tanaman
jagung manis. Jagung jenis lokal dengan jumlah benih penanaman 2 benih
perlubang merupakan jagung yang paling pendek rata-rata tingginya. Hal tersebut
dapat diakibatkan oleh kualitas benih serta asal mula benih itu ada. Karena benih
lokal yang digunakan ialah benih lokal yang dijual dipasar dalam bentuk pipilan.
Jumlah daun dari jagung cukup merata perbedaannya. Penanaman jagung
memang paling baik ialah dengan menanam setiap lubang 2 benih. Jagung manis
dengan 3 benih perlubang dan jagung hibrida dengan 2 benih perlubang memiliki
jumlah daun yang sama dan jumlahnya paling tinggi. Jagung manis merupakan
tanaman dengan daun terbanyak diimbangi oleh tinggi tanaman. Sementara
jagung hibrida memang memiliki ciri daun yang banyak dan tinggi tanaman yang
sedang. Hal tersebut demi membuat fotosintesis menjadi optimal dan fotosintat
tidak terbuang atau terfokus pada tinggi tanaman. Jumlah daun mempengaruhi
fotosintesis, fotosintesis membutuhkan unsur hara dan unsur hara diberikan saat
pemupukan. Pemupukan pada tanaman jagung harus memperhatikan tingkat dan
jenis pupuk yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman
(Rahhutami et al., 2015).
Volume akar yang paling besar ialah volume tanaman hibrida dengan 2
benih perlubang. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh tanaman hibrida yang aktif
dalam pergerakan menyerap unsur hara sehingga akar bergerak mencari celah atau
pori dalam tanah. hal lain yang perlu diperhatikan juga pemupukan yang
dilakukan pada tanaman sangat mempengaruhi banyak dan volume dari akar
tanaman. Pemupukan yang diberikan sesuai dengan dosis yang tepat akan
11
meningkatkan hasil produksi dibandingkan dengan pemberian pupuk yang
berlebihan malah justru akan meunrunkan hasil produksi. Penggunaan pupuk yang
di terapkan di antaanya yaitu urea sebanyak 50kg/ha, SP-36 sebanyak 75kg/ha dan
KCL sebanyak 75kg/ha. Pemberian pupuk guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas tanaman serta memenuhi unsur-unsur yang di perlukan tanaman
(Warisno, 1998).
12
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum budidaya tanaman Jagung, dapat kami simpulkan :
1. Tinggi tanaman jagung yang paling baik antara jagung lokal, hibrida dan
jagung manis ialah jagung manis.
2. Jumlah daun yang paling banyak dari ketiga jagung ialah jagung hibrida
dan jagung manis.
3. Volume akar yang paling besar ialah volume akar jagung hibrida.
5.2 Saran
Budidaya tanaman jagung sebaiknya juga diperhitungkan waktu
pemupukannya karena pemupukan jagung umumnya dilakukan setelah jagung
tumbuh. Selain pengambilan akar jagung untuk pengukuran volume sebaiknya
menggunakan alat yang mamadai.
13
DAFTAR PUSTAKA
Chen, J., F. Cao, H. Xiong, M. Huang, Y. Zou, and Y. Xiong. 2017. Effects of
Single Basal Application of Coated Compound Fertilizer on Yield and
Nitrogen Use Efficiency in Double Cropped Rice. The Crop, 5(1): 265-
270.
Zou, H., Y. Ling, X. Dang, N. Yu, Y. Zhang, Y. Zhang, and H. Dong. 2014.
Solubility Characteristics and Slow Release Mechanism of Nitrogen from
Organic-Inorganic Coumpound Coated Urea. Photoenergy, 2015(1): 1-6.
14
LAMPIRAN
Chen, J., F. Cao, H. Xiong, M. Huang, Y. Zou, and Y. Xiong. 2017. Effects of
Single Basal Application of Coated Compound Fertilizer on Yield and
Nitrogen Use Efficiency in Double Cropped Rice. The Crop, 5(1): 265-
270.
15
16
17
18
Ginting, R.P., Syafrinal, S. Yoseva. 2017. Pengaruh Beberapa Bahan Aktif Herbisida
Pada Sistem Tanam Segitiga Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung
Manis (Zea Mays Var. Saccharata Sturt.). Jom Faperta,2(4): 1 – 15.
19
20
Hendaryono, D. P. S. 1998. Budidaya Anggrek dengan Bibit dalam Botol.
Yogyakarta: Kanisius.
21
Istiqomah, N., Mahdiannoor, dan F. Rahman. 2016. Metode Pengolahan Tanah
terhadap Pertumbuhan Ubi Alabio (Dioscorea alata L.). Ziraa’ah, 41(2):
233-236.
22
23
Jayasumarta, D. 2012. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk P terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril).
Agrium, 17(3): 148-154.
24
25
26
27
Larosa, O. L., T. Simanungkalit, dan S. Damanik. 2014. Pertumbuhan dan
Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) pada Beberapa
Persiapan Tanah dan Jarak Tanam. Agroekoteknologi, 3(1): 1-7.
28
Rahhutami, R., Sudradjat, dan S. Yahya. 2015. Optimization and Effect of N, P,
and K Single Fertilizer Package Rate on Two Years Old Immature Oil
Palm (Elaeis guineensis Jacq.). Applied Sciences, 3(3): 382-387.
29
Warisno. 1998. Jagung Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.
30
Zou, H., Y. Ling, X. Dang, N. Yu, Y. Zhang, Y. Zhang, and H. Dong. 2014.
Solubility Characteristics and Slow Release Mechanism of Nitrogen from
Organic-Inorganic Coumpound Coated Urea. Photoenergy, 2015(1): 1-6.
31
32