Tim Penyusun :
Dr. Ir. Nursyirwani, M.Sc
Prof. Dr. Ir. Irwan Effendi, M.Sc
Dr. Syahril Nedi, M.Si
Mardalisa, B.Sc., M.Si
Laboran:
Mestika Yunas
I. RESPONSI PRAKTIKUM
II. PAKAIAN
i
2. Setiap praktikan masuk sesuai dengan .gelombang yang telah ditentukan,
jika terdapat kesalahan memasuki gelombang:menjadi tanggung jawab
praktikan dan harap melapor asisten.
3. Setiap praktikan bertanggung jawab terhadap kebersihan/kerusakan alat-
alat laboratorium yang disebabkan kelalaian praktikan.
4. Praktikan harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum
memasuki laboratorium terutama tentang materi yang akan
dipraktikumkan dan sudah membuat laporan sementara, termasuk alat tulis
dan pensil warna.
5. Setiap kelompok wajib membawa kain lap masing-masing 1 buah
6. Pada saat mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa wajib membawa
penuntun praktikum.
7. Dalam laboratorium praktikum dilarang :
1. Meninggalkan laboratorium tanpa seizin dari asisten.
2. Makan dan minum.
3. Menggunakan Handphone (Handphone dimatikan/dibuat getar
saja)
4. Mengerjakan sesuatu hal yang tidak ada hubungannya
dengan materi praktikum
5. Membuat materi laporan sementara dalam laboratorium dan
membawa laporan resmi terdahulu.
8. Sebelum praktikum dimulai akan diadakan pretest, oleh karena
setiap praktikan harus sudah mempersiapkan diri.
9. Jika pada saat praktikan berhalangan hadir dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan baik itu sakit atau sebab lain harus adaa
surat keterangan
10. Dan jika berhalangan hadir tanpa alasan yang dapat dipertanggunjawabkan
maka konsekuensinya tidak diperbolehkan mengikuti ident bab yang
bersangkutan
11. Setelah praktikum selesai, praktikan menghadap asisten masing-masing
untuk dapat mengesahkan laporan sementara, semua materi praktikum
harus dikerjakan dengan baik kecuali jika terdapat kekurangan yang
ii
bersifat teknis dan harus seizin dengan asisten. Jika memungkinkan maka
akan diadakan post test oleh masing-masing.
a. Diperingatkan
b. Diberi tugas
c. Tidak diperkenankan mengikuti praktikum
d. Tidak diperkenankan mengikuti ujian mata kuliah pada akhir semester.
iii
KATA PENGANTAR
mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan telah dapat diselesaikan. Buku ini
terdapat di lingkungan laut. Sebagian besar teknik uji yang disusun dalam buku
ini adalah prosedur yang umum dilakukan pada praktikum biokimia umum dan
ekologi perairan.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
3. Penentuan Salinitas......................................................................... 3
v
1. PENENTUAN OKSIGEN TERLARUT
warna yang terjadi pada saat proses pengendapan dan titrasi dengan larutan
thiosulfat dan pada saat penambahan indikator amilum. Volume total larutan
Prosedur:
Sampel air dimasukkan sebanyak 50 ml kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan 1 ml larutan MnSO4dan 1 ml larutan alkalin (NaOH:KI),
diaduk, dibiarkan selama 10 menit agar endapan yang terbentuk sempurna
Ditambahkan 2 ml H2SO4 8 N (endapan larut). Dicatat warna yang
terbentuk
Jika terbentuk larutan berwarna coklat, dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N
sampai berwarna kuning. (Jika terbentuk larutan berwarna kuning, jangan
dititrasi)
Ditambah 1 ml indicator amilum 1 %, catat warna yang terbentuk
Lanjutkan titrasi (dititrasi sampai warna biru hilang).
Catat volume total pemakaian Na2S2O3 0,025 N
1
2. PENENTUAN KARBONDIOKSIDA TERLARUT
Prosedur:
Sampel air dimasukkan sebanyak 50 ml kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan 5 tetes indikator phenolphthalein (pp) 1%. Catat warna
Jika terbentuk warna merah muda/pink maka nilai CO2 = 0
Jika tidak terbentuk warna merah muda/pink (larutan tidak berwarna),
dititrasi dengan larutan Na2CO3 0,0454 N sampai terbentuk warna merah
muda/pink.
Dicatat volume pemakaian Na2CO3
Rumus CO2:
2
3. PENENTUAN SALINITAS
Prosedur:
Sampel air dimasukkan sebanyak 50 ml ke dalam Erlenmeyer
Ditambahkan 5 tetes indikator K2CrO4 5%, kemudian catat perubahan
warnanya
Dititrasi dengan AgNO3 0,1 N sampai terbentuk endapan merah
Dicatat perubahan warnanya dan volume AgNO3 yang terpakai.
Rumus Salinitas:
V AgNO3× N AgNO3× 35,5 × 1000 = ................. ppt
Volume sampel
3
4. PENENTUAN ORGANIK TOTAL
Prosedur:
Sampel air dimasukkan sebanyak 25 ml kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan 25 ml Na2C2O4 0,1 N dan 10 ml H2SO4 4 N, dihomogenkan
Dipanaskan sampai suhu 70oC
Selagi panas dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N sampai terbentuk
larutan berwarna ungu
4
5. ANALISIS BIOMASSA LAMUN DAN KONSENTRASI KARBON
JARINGAN TUMBUHAN
Setiap spesies yang ditemukan lamun dipisahkan antara daun, akar, rhizome,
kemudian ditimbang berat basah dari setiap bagian setiap bagian tersebut. Setelah
itu sampel lamun dimasukkan kedalam oven dengan 60 – 7 °C selama 48 jam
sampai kadar airnya hilang lalu didinginkan dan ditimbang berat keringnya.
Kemudian sebelum mendapatkan berat biomassa organik lamun (seagrass),
terlebih dahulu dilakukan pengabuan dengan Furnance dengan suhu 555 °C
selama 4 – 5 jam. Kemudian dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Keterangan :
W1 = Berat basah waktu diambil (g)
W2 = Berat kering setelah di oven pada suhu 60 – 70 °C (g)
W3 = Berat kering setelah pengabuan
( AFDM = Ash Free Dry Mass ) pada suhu 555 °C (g)
a. Sebanyak satu gram sampel kering dimasukkan kedalam labu takar 50 ml,
ditambahkan 10 ml 0.0167 M 𝐾2 𝐶𝑟207 dan 10 ml 𝐻2𝑆𝑂4 pekat lalu
dikocok. Warna merah jingga pada laruta harus tetap dijaga.
b. Jika terjadi perubahan warna menjadi hijau atau biru maka ditambahkan
10 ml 𝐾2 𝐶𝑟207 dan 10 ml 𝐻2𝑆𝑂4 . Setiap jumlah penambahan dicatat.
Penambahan jumlah blanko juga harus sama banyak.
5
c. Larutan kemudian didiamkan selama 30 menit hingga dingin.
d. Setelah dingin ditambahkan 5 ml H3PO3 85% dan 1 ml indicator
difenilamin, kemudian larutan diencerkan dengan aquades hingga volume
larutan mencapai 50 ml.
e. Sebanyak 5 ml larutan dipipet ke dalam Erlenmeyer 50 ml dan
ditambahkan 15 ml aquades, kemudian dititrasi dengan larutan Fe𝑆𝑂4 1 N
hingga warna menjadi kehijauan. Prosedu tersebut dilakukan terhadap
sampel dan blanko. Kemudian dihitung dengan rumus :
( B−A) .Fe𝑆04 12
C= x x 100%
g𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 4000
6
6. PENENTUAN KARBON PADA BIOTA
Prosedur:
Sampel ditimbang ± 2 gr di dalam cawan porselen
Dibakar didalam furnace (tanur), dengan suhu 400-600oC selama 3 jam
Sampel arang/abu yang terbentuk dimasukkan kedalam Erlenmeyer
dengan 25 ml akuades
Ditambahkan: - 10 ml larutan K2Cr2O7 0,1 N
- 5 ml H2SO4 pekat
- 10 ml H3PO4 pekat
- 2 ml indikator diphenylamin,
dihomogenkan
Dititrasi dengan larutan (NH4Fe)2(SO4)3 0,1 N sampai terbentuk larutan
berwarna hijau. Dicatat pemakaian (NH4Fe)2(SO4)3
7
7. PENENTUAN PHOSPHOR BIOTA
Prosedur:
Sampel ditimbang sebanyak ±2 gr di dalam cawan porselen
Dibakar dan diabukan dalam furnace /tanur pada suhu 400-6000C selama 3
jam
Abu dipindahkan kedalam Erlenmeyer dengan 25 ml HCl 4 N, dipanaskan
sampai volume tunggal ≤10 ml
Diencerkan sampai volume 100 ml, kemudian disaring
Dimasukkan 25 ml larutan abu kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan 2 tetes indicator Metyl Merah
Dinetralkan dengan asam nitrat 4 N
Ditambahkan: - 50 ml akuades
- 20 ml ammonium nitrat 5%
- 20 ml ammonium molibdat
Didiamkan selama ± 5 menit
Disaring
Dicuci dengan 25-50 ml akuades
Endapan dipindahkan kedalam Erlenmeyer semula dengan cara melubangi
kertas saring dan 50 ml larutan NaOH 0,1 N
Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N memakai indikator pp 5 tetes sampai
warna merah hilang dan larutan menjadi tidak berwarna