Anda di halaman 1dari 14

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA KELAUTAN

Tim Penyusun :
Dr. Ir. Nursyirwani, M.Sc
Prof. Dr. Ir. Irwan Effendi, M.Sc
Dr. Syahril Nedi, M.Si
Mardalisa, B.Sc., M.Si

Laboran:
Mestika Yunas

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
PERATURAN DAN TATA TERTIB
PRAKTIKUM BIOKIMIA KELAUTAN

I. RESPONSI PRAKTIKUM

1. Respon dilaksanakan sesuai jadwal yang di tentukan sebelum praktikum


2. Keterlambatan bagi praktikan dalam mengikuti respon diberi toleransi 10
menit, jika diluar waktu tersebut dianggap tidak mengikuti respon dan
tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada bab tersebut
3. Bila tidak mengikuti respon karena suatu alasan tertentu harap
menyertakan surat keterangan yang bisa dipertanggungjawabkan misalnya;
surat keterangan dokter jika sakit atau surat keterangan lainnya dan
diserahkan kepada asisten saat praktikum.

II. PAKAIAN

1. Bagi semua praktikan diwajibkan berpakaian rapi dan sopan dengan


ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak diperkenankan memakai celana Jeans bagi laki-laki/rok jeans
bagi perempuan
b. Tidak diperkenankan memakai kaos dengan/tanpa kerah bagi laki-
laki
c. Tidak diperkenankan memakai sandal, dan atau sepatu sandal
d. Diwajibkan memakai masker jika menggunakan bahan-bahan
kimia
e. Tidak boleh memakai perhiasan pada saat praktikum.
2. Jas praktikum dipakai sebelum memasuki laboratorium.

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Toleransi keterlambatan 10 menit, selebihnva tidak diperkenankan


mengikuti praktikum.

i
2. Setiap praktikan masuk sesuai dengan .gelombang yang telah ditentukan,
jika terdapat kesalahan memasuki gelombang:menjadi tanggung jawab
praktikan dan harap melapor asisten.
3. Setiap praktikan bertanggung jawab terhadap kebersihan/kerusakan alat-
alat laboratorium yang disebabkan kelalaian praktikan.
4. Praktikan harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum
memasuki laboratorium terutama tentang materi yang akan
dipraktikumkan dan sudah membuat laporan sementara, termasuk alat tulis
dan pensil warna.
5. Setiap kelompok wajib membawa kain lap masing-masing 1 buah
6. Pada saat mengikuti kegiatan di laboratorium mahasiswa wajib membawa
penuntun praktikum.
7. Dalam laboratorium praktikum dilarang :
1. Meninggalkan laboratorium tanpa seizin dari asisten.
2. Makan dan minum.
3. Menggunakan Handphone (Handphone dimatikan/dibuat getar
saja)
4. Mengerjakan sesuatu hal yang tidak ada hubungannya
dengan materi praktikum
5. Membuat materi laporan sementara dalam laboratorium dan
membawa laporan resmi terdahulu.
8. Sebelum praktikum dimulai akan diadakan pretest, oleh karena
setiap praktikan harus sudah mempersiapkan diri.
9. Jika pada saat praktikan berhalangan hadir dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan baik itu sakit atau sebab lain harus adaa
surat keterangan
10. Dan jika berhalangan hadir tanpa alasan yang dapat dipertanggunjawabkan
maka konsekuensinya tidak diperbolehkan mengikuti ident bab yang
bersangkutan
11. Setelah praktikum selesai, praktikan menghadap asisten masing-masing
untuk dapat mengesahkan laporan sementara, semua materi praktikum
harus dikerjakan dengan baik kecuali jika terdapat kekurangan yang

ii
bersifat teknis dan harus seizin dengan asisten. Jika memungkinkan maka
akan diadakan post test oleh masing-masing.

IV. LAPORAN AKHIR

1. Laporan akhir praktikum harus sudah disahkan asisten masing-


masing sebelum ujian dilaksanakan.
2. Jika berhalangan hadir pada saat ujian maka wajib .menghubungi asisten
yang bersangkutan dengan memberikan surat keterangan yang
dapat dipertanggungjawabkan agar dapat diberikan ujian susulan.

V. PELANGGARAN DAN SANKSI

1. Jika tidak ikut praktikum tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan


maka tidak diperbolehkan mengikuti ujian pada bab tersebut.
2. Jika tidak ikut ujian pada salah satu bab maka tidak diperbolehkan
mengikuti ident mid sekaligus ujian semester.
3. Jika terjadi kerusakan dengan alat praktikum atau alat dalam laboratorium
maka diwajibkan mengganti yang baru sesuai dengan alat yang rusak
4. Pelanggaran terhadap ketentuan di atas akan dikenai sanksi :

a. Diperingatkan
b. Diberi tugas
c. Tidak diperkenankan mengikuti praktikum
d. Tidak diperkenankan mengikuti ujian mata kuliah pada akhir semester.

VI. PERATURAN TAMBAHAN

Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib/peraturan di atas akan


diberitahukan kemudian.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucap syukur atas rahmat dan kasih sayang

Allah Subhanahuwata’ala buku “Penuntun Praktikum Biokimia Kelautan” untuk

mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan telah dapat diselesaikan. Buku ini

disiapkan sebagai pegangan mahasiswa untuk melakukan praktikum di

Laboratorium Kimia Oseanografi dan Lab. Mikrobiologi Laut.

Buku ini berisi teknik dalam pengumpulan sampel di lapangan, dan

prosedur analisis komponen-komponen dan unsur-unsur kimia penting yang

terdapat di lingkungan laut. Sebagian besar teknik uji yang disusun dalam buku

ini adalah prosedur yang umum dilakukan pada praktikum biokimia umum dan

ekologi perairan.

Dengan membaca buku penuntun praktikum dan mengikuti kegiatan

praktikum biokimia kelautan, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan dalam berbagai pengujian dibidang biokimia kelautan dan

meningkatkan pemahaman teori biokimia kelautan. Selanjutnya keterampilan dan

pemahaman biokimia yang diperoleh mahasiswa diharapkan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bidang pendidikan, penelitian dan

kegiatan pelayanan kepada masyarakat.

Pekanbaru, November 2022

Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Isi Halaman

PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM...................... i

KATA PENGANTAR....................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................... iii

1. Penentuan Oksigen Terlarut........................................................... 1

2. Penentuan Karbondioksida Terlarut............................................... 2

3. Penentuan Salinitas......................................................................... 3

4. Penentuan Organik Total................................................................ 4

5. Analisis Biomassa Lamun dan Konsentrasi Karbon Jaringan Tumbuhan 5

6. Penentuan Karbon pada Biota........................................................ 7

7. Penentuan Phosphor Biota.............................................................. 8

v
1. PENENTUAN OKSIGEN TERLARUT

Kandungan oksigen terlarut di perairan dapat ditentukan dengan metode

titrasi selain dengan menggunakan alat DO meter. Prinsipnya adalah perubahan

warna yang terjadi pada saat proses pengendapan dan titrasi dengan larutan

thiosulfat dan pada saat penambahan indikator amilum. Volume total larutan

thiosulfat yang terpakai selama titrasi dicatat.

Prosedur:
 Sampel air dimasukkan sebanyak 50 ml kedalam Erlenmeyer
 Ditambahkan 1 ml larutan MnSO4dan 1 ml larutan alkalin (NaOH:KI),
diaduk, dibiarkan selama 10 menit agar endapan yang terbentuk sempurna
 Ditambahkan 2 ml H2SO4 8 N (endapan larut). Dicatat warna yang
terbentuk
 Jika terbentuk larutan berwarna coklat, dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N
sampai berwarna kuning. (Jika terbentuk larutan berwarna kuning, jangan
dititrasi)
 Ditambah 1 ml indicator amilum 1 %, catat warna yang terbentuk
 Lanjutkan titrasi (dititrasi sampai warna biru hilang).
 Catat volume total pemakaian Na2S2O3 0,025 N

Rumus kandungan O2 terlarut:

V Na2S2O3 × N Na2S2O3 × 8 × 1000 = ................. ppm


Volume sampel

1
2. PENENTUAN KARBONDIOKSIDA TERLARUT

Karbondioksida terlarut di perairan juga dapat dilakukan dengan metode


titrasi, berbadasarkan perubahan warna larutan setelah penambahan indikator
phenolphthalein (pp) 1% dan larutan dinatrium karbonat.

Prosedur:
 Sampel air dimasukkan sebanyak 50 ml kedalam Erlenmeyer
 Ditambahkan 5 tetes indikator phenolphthalein (pp) 1%. Catat warna
 Jika terbentuk warna merah muda/pink maka nilai CO2 = 0
 Jika tidak terbentuk warna merah muda/pink (larutan tidak berwarna),
dititrasi dengan larutan Na2CO3 0,0454 N sampai terbentuk warna merah
muda/pink.
 Dicatat volume pemakaian Na2CO3

Rumus CO2:

V Na2CO3 × N Na2CO3 × 12 × 1000 = ................. ppm


Volume sampel

2
3. PENENTUAN SALINITAS

Selain dengan menggunakan alat Refractometer, salinitas suatu perairan


juga dapat ditentukan dengan metode titrasi. Caranya sangat sederhana dan mudah
dilakukan baik di lapangan maupun di laboratorium.

Prosedur:
 Sampel air dimasukkan sebanyak 50 ml ke dalam Erlenmeyer
 Ditambahkan 5 tetes indikator K2CrO4 5%, kemudian catat perubahan
warnanya
 Dititrasi dengan AgNO3 0,1 N sampai terbentuk endapan merah
 Dicatat perubahan warnanya dan volume AgNO3 yang terpakai.

Rumus Salinitas:
V AgNO3× N AgNO3× 35,5 × 1000 = ................. ppt
Volume sampel

3
4. PENENTUAN ORGANIK TOTAL

Prosedur:
 Sampel air dimasukkan sebanyak 25 ml kedalam Erlenmeyer
 Ditambahkan 25 ml Na2C2O4 0,1 N dan 10 ml H2SO4 4 N, dihomogenkan
 Dipanaskan sampai suhu 70oC
 Selagi panas dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N sampai terbentuk
larutan berwarna ungu

Untuk pembuatan larutan blanko:


 Sebanyak 25 ml akuades dan 25 ml Na2C2O4 0,1 N dan 10 ml H2SO4 4 N,
dihomogenkan
 Dipanaskan sampai suhu 70oC
 Selagi panas dititrasi dengan larutan KMnO4 0,1 N sampai terbentuk
larutan berwarna ungu

Rumus Organik Total:

(V KMnO4blanko– V KMnO4sampel) × N KMnO4× 40 × 1000 =..................ppm


Volume sampel

4
5. ANALISIS BIOMASSA LAMUN DAN KONSENTRASI KARBON
JARINGAN TUMBUHAN

Setiap spesies yang ditemukan lamun dipisahkan antara daun, akar, rhizome,
kemudian ditimbang berat basah dari setiap bagian setiap bagian tersebut. Setelah
itu sampel lamun dimasukkan kedalam oven dengan 60 – 7 °C selama 48 jam
sampai kadar airnya hilang lalu didinginkan dan ditimbang berat keringnya.
Kemudian sebelum mendapatkan berat biomassa organik lamun (seagrass),
terlebih dahulu dilakukan pengabuan dengan Furnance dengan suhu 555 °C
selama 4 – 5 jam. Kemudian dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Biomasssa Organic = 𝖶2 − 𝖶3 (g/𝑚3)


𝖶1

Keterangan :
W1 = Berat basah waktu diambil (g)
W2 = Berat kering setelah di oven pada suhu 60 – 70 °C (g)
W3 = Berat kering setelah pengabuan
( AFDM = Ash Free Dry Mass ) pada suhu 555 °C (g)

Perhitungan nilai kandungan karbon lamun perjaringan ( daun, rhizome


dan akar ) dianalisis dengan menggunakan metode Walkley dan Black ( Sulaeman
et al., 2005) dan metode pengabuan ( Helrick, 1990 ) yang dilakukan di
Laboratorium Kimia Ilmu Kelautan Universitas Riau dengan prosedur sebagai
berikut :

a. Sebanyak satu gram sampel kering dimasukkan kedalam labu takar 50 ml,
ditambahkan 10 ml 0.0167 M 𝐾2 𝐶𝑟207 dan 10 ml 𝐻2𝑆𝑂4 pekat lalu
dikocok. Warna merah jingga pada laruta harus tetap dijaga.
b. Jika terjadi perubahan warna menjadi hijau atau biru maka ditambahkan
10 ml 𝐾2 𝐶𝑟207 dan 10 ml 𝐻2𝑆𝑂4 . Setiap jumlah penambahan dicatat.
Penambahan jumlah blanko juga harus sama banyak.

5
c. Larutan kemudian didiamkan selama 30 menit hingga dingin.
d. Setelah dingin ditambahkan 5 ml H3PO3 85% dan 1 ml indicator
difenilamin, kemudian larutan diencerkan dengan aquades hingga volume
larutan mencapai 50 ml.
e. Sebanyak 5 ml larutan dipipet ke dalam Erlenmeyer 50 ml dan
ditambahkan 15 ml aquades, kemudian dititrasi dengan larutan Fe𝑆𝑂4 1 N
hingga warna menjadi kehijauan. Prosedu tersebut dilakukan terhadap
sampel dan blanko. Kemudian dihitung dengan rumus :

( B−A) .Fe𝑆04 12
C= x x 100%
g𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 4000

Dimana : C = Kandungan Karbon Jaringan Lamun (%)


A = Volume Titrasi Sampel (ml)
B = Volume Titrasi Blanko (ml)
12/4000 = mili equivalent berat dari C (gram)

6
6. PENENTUAN KARBON PADA BIOTA

Prosedur:
 Sampel ditimbang ± 2 gr di dalam cawan porselen
 Dibakar didalam furnace (tanur), dengan suhu 400-600oC selama 3 jam
 Sampel arang/abu yang terbentuk dimasukkan kedalam Erlenmeyer
dengan 25 ml akuades
 Ditambahkan: - 10 ml larutan K2Cr2O7 0,1 N
- 5 ml H2SO4 pekat
- 10 ml H3PO4 pekat
- 2 ml indikator diphenylamin,
dihomogenkan
 Dititrasi dengan larutan (NH4Fe)2(SO4)3 0,1 N sampai terbentuk larutan
berwarna hijau. Dicatat pemakaian (NH4Fe)2(SO4)3

Untuk pembuatan larutan blanko:


 Ditambahkan: - 25 ml akuades
- 10 ml larutan K2Cr2O7 0,1 N
- 5 ml H2SO4 pekat
- 10 ml H3PO4 pekat
- 2 ml indicator diphenylamin,
Dihomogenkan
 Dititrasi dengan larutan (NH4Fe)2(SO4)3 0,1 N sampai terbentuk larutan
berwarna hijau. Dicatat volume (NH4Fe)2(SO4)3

Rumus karbon (C):

(V titrasi4blanko – V titrasisampel) × N (NH4Fe)2(SO4)3× 12 × 1000 =


………….ppm
Volume sampel

7
7. PENENTUAN PHOSPHOR BIOTA

Prosedur:
 Sampel ditimbang sebanyak ±2 gr di dalam cawan porselen
 Dibakar dan diabukan dalam furnace /tanur pada suhu 400-6000C selama 3
jam
 Abu dipindahkan kedalam Erlenmeyer dengan 25 ml HCl 4 N, dipanaskan
sampai volume tunggal ≤10 ml
 Diencerkan sampai volume 100 ml, kemudian disaring
 Dimasukkan 25 ml larutan abu kedalam Erlenmeyer
 Ditambahkan 2 tetes indicator Metyl Merah
 Dinetralkan dengan asam nitrat 4 N
 Ditambahkan: - 50 ml akuades
- 20 ml ammonium nitrat 5%
- 20 ml ammonium molibdat
 Didiamkan selama ± 5 menit
 Disaring
 Dicuci dengan 25-50 ml akuades
 Endapan dipindahkan kedalam Erlenmeyer semula dengan cara melubangi
kertas saring dan 50 ml larutan NaOH 0,1 N
 Dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N memakai indikator pp 5 tetes sampai
warna merah hilang dan larutan menjadi tidak berwarna

Untuk pembuatan larutan blanko:


 Sebanyak 50 ml NaOH dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
 Ditambahkan 5 tetes indikator pp
 Dititrasi dengan larutan HCl
Rumus Konsentrasi Phosphor:

P ×(V titrasiblanko– V titrasisampel) × N NaOH× 0,135 × 1000 = ................. ppm


N HCl
Volume sampel

Anda mungkin juga menyukai