Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEMI SOLID

PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN


NEOMISIN SULFAT CREAM (NEOSIN CREAM)

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Inaya Try Nanda Putri (1948311005)
2. Ismawati (1948311006)
3. Lintang Syaikah P (1948311007)
4. Aji Febriansyah (2048312002)

Dosen Pengajar :
apt. Yenny, S.Farm, M.Farm

PROGRAM STUDI DIPLOMA FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN GENESIS MEDICARE
2022
PENDAHULUAN
Dasar teori
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60 %
dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Keuntungan sediaan cream antara lain :
1. Mudah menyebar rata
2. Praktis
3. Mudah dibersihkan atau dicuci
4. Cara kerja berlangsung pada jaringa setempat
5. Digunakan sebagai kosmetik
6. Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.
Kekurangan sediaan cream antara lain ;
1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas
2. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas
3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu system campuran
terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan
penambahan salah satu fase secara berlebihan

Tujuan penggunaan sediaan Neomisin sulfat krim yaitu:


Neomycin adalah antibiotik golongan aminoglikosida yang digunakan untuk
mengobati infeksi-infeksi yang disebabkan terutama oleh bakteri gram negatif. neomycin
bekerja dengan cara mengikat secara reversibel terhadap sub unit30s dari ribosom bakteri
sehingga menghambat sintesa protein yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan
bakteri itu. Selain itu karena neomycin dapat larut dalam air sehingga dapat dijadikan
sebagai fase air dalam formula ini.
Formula
zat aktif
1. Neomisin Sulfat (Farmakope Indonesia Edisi VI halaman 1240)
Sinonim : Neomicyn Sulfate Struktur

Rumus Molekul : C23H46N6O13.H2SO4


Bobot molekul : 614.6
Pemerian : Serbuk putih agak kuning / padatan kering mirip es;
Tidak berbau / praktis tak berbau; Higroskopis; Larutan
memutar bidang polarisasi ke kanan.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat sukar larut dalam etanol.
Tidak larut dalam aseton, kloroform dan eter.
Stabilitas : Neomisin merupakan kationik dan menjadi bentonit jika
berikatan; bisa memecah emulsi jika dengan adanya Na
lauril sulfa dan mengendap dengan adanya gom.
(Martindale halaman 1188).
Inkompabilitas : Tidak bercampur dengan substansi anionik dalam
larutan, bisa menimbulkan endapan, juga pada krim yang
mengandung Na lauril sulfat.Tidak bercampur dengan
garam cephalotin dan garam novobiocin
(Martindale;1188).
Farmakologi : Aktifitasnya adalah bakterisid dengan menembus
dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom didalam
sel.
pH : 5 -7,5
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Antibiotik mengatasi infeksi kulit akibat bakteri
Kadar : 0,35% (Martindale Halaman 306)
Dosis Neomisin
Oleskan neomycin salep, krim, atau gel secukupnya pada area kulit yang
mengalami infeksi, sebanyak 1–3 kali sehari.
EKSIPIEN

1. Cera Alba (Farmakope Indonesia Edisi VI Halaman 1084)


Sinonim : Malam Putih
Titik lebur : 61°C – 64°C
Ph : 5 – 9 (HOPE Halaman 779)
Pemerian : Padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam
keadaan lapisan tipis; bau khas lemah dan bebas bau tengik.
Bobot jenis lebih kurang 0,95
Kelarutan : Tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol dingin.
Etanol mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari
mirisin, yang merupakan kandungan malam putih. Larut
sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak
dan minyak atsiri. Sebagian larut dalam benzen dingin dan
dalam karbon disulfida dingin. Pada suhu lebih kurang 30°
larut sempurna dalam benzen, dan dalam karbon disulfida.
Stabilitas : Pada suhu > 150 °C terjadi ester. Akibat penurunan harga
asam dan melting point.
Inkompabilitas : Tidak kompatibel dengan oksidator (HOPE Halaman 779)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Zat pengeras/pengental (stieffening agent) basis minyak,
stabilisator emulsi, peningkat konsentrasi krim. (HOPE
Halaman 779)
Konsentrasi : 1 – 20 % (HOPE halaman 779)

2. Lanolin (Farmakope Indonesia Edisi VI Halaman 1000)


Sinonim : Lemak bulu domba, Adeps lanae
Pemerian : Massa seperti lemak, lengket; warna kuning; bau khas.
Kelarutan : Tidak larut dalam air; dapat bercampur dengan air lebih
kurang dua kali beratnya; agak sukar larut dalam etanol
dingin; lebih larut dalam etanol panas; mudah larut dalam
eter, dan dalam kloroform.
Titik Lebur : 38 ° - 44°C
Stabilitas : Lanolin secara bertahap dapat mengalami autoksidasi
selama penyimpanan. Ke menghambat proses ini,
dimasukkannya butylated hydroxytoluene adalah diizinkan
sebagai antioksidan. Paparan berlebihan atauberkepanjangan
pemanasan dapat menyebabkan lanolin anhidrat menjadi
gelap dan mengembangkan bau tengik yang kuat. Namun,
lanolin dapat disterilkan dengan panas kering pada 150°C.
Salep mata yang mengandung lanolin dapat disterilkan
dengan penyaringan
Inkompabilitas : Lanolin mungkin mengandung prooksidan, yang dapat
mempengaruhi stabilitas obat aktif tertentu.
Penyimpanan : Lanolin harus disimpan dalam wadah yang terisi penuh dan
tertutup rapat terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk
dan kering.
Kegunaan : Basis Krim

3. Parafin Liquid (Farmakope Indonesia Edisi VI Halaman 1181)


Sinonim : Paraffinum liquidum, Minyak mineral
Pemerian : Cairan berminyak, jernih, tidak berwarna, bebas atau
praktis bebas dari fluoresensi. Dalam keadaan dingin tidak
berbau, tidak berasa dan jika dipanaskan berbau minyak
tanah lemah
Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam minyak
menguap; dapat bercampur dengan minyak lemak; tidak
bercampur dengan minyak jarak.
Bobot Jenis : 0,845 – 0,905
Stabilitas : Akan teroksidasi dalam keadaan terbuka dan terkena panas
juga cahaya.
Inkompabilitas : dengan oksidator kuat (HOPE halaman 446)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Topikal Emulsion
Konsentrasi : 1 – 32 % (HOPE halaman 446)
4. Nipagin (Hope Halamanan 441)
Nama lain :Methylparaben, Methyl Hydroxybenzoate, Methyl
Parahydroxybenzoate
Struktur Kimia : C8H8O3
Bobot Molekul : 152,15
Pemerian : Kristal, tidak berwarna atau bubuk krital putih, tidak berbau
atau hampir tidak berbau dan memiliki sedikit rasa
terbakar.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzene dan dalam karbon
tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Larut dalam 30 bagian air panas 80º C
Khasiat : Pengawet (HOPE Halaman. 441)
Konsentrasi : Pengunaan topikal 0,02 % - 0,3 % . (HOPE Halaman 441)
Titik Lebur : 125-128º C (HOPE Halaman 441)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering
(HOPE Halaman 441)

5. Gliserin (Farmakope Indonesia edisi VI hal 680 – 682)


Nama resmi : GLYCERIN
Nama lain : Gliserin
Rumus molekul : C3H8O3
Bobot molekul : 92,09
Pemerian :Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis,
hanya boleh berbu khas lemah (tajam atau tidak enak),
higroskopik, larutan netral terhadap lakmus
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan
dalam minyak menguap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Humektan
Konsentrasi : < 30% (HOPE Halaman 283)
6. Butil Hidroksil Toluena (Farmakope Indonesia Edisi VI hal 340)
Rumus Molekul : C15H24O.
Berat Molekul : 220,35.
Pemerian : Hablur padat, putih; bau khas lemah.
Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air,gliserin,propilenglikol,
larutan alkali hidroksida,dan larutan encer asam mineral.
Bebas larut dalam aceton, benzena, etanol 95%,
ester,metanol,toluena,minyak tetap dan minyak mineral.
Lebih larut daripada butylated hydroxyanisole dalam
minyak makan dan lemak.
Stabilitas :Paparan terhadap cahaya, kelembapan,
dan panas menyebabkan perubahan warna dan
hilangnya 19 jenis aktivsi. Butylated hydroxytoulene
harus disimpan dalam wadah tertutup baik,terlindung dai
cahaya,ditempat yang sejuk dan kering. (HOPE 6th HAL
76).
Titik didih : 265 ºC (HOPE 6 th HAL 75).
Konsentrasi : 0.01% - 0.1% (HOPE 6th HAL 75).
Khasiat : Antioksidan (HOPE 6th HAL 75).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

7. Aquabidest (Farmakope Indonesia edisi V hal 63)


Nama resmi : Aqua destilata

Nama sinonim : Air suling


Rumus : H2O
molekul
Berat molekul : 18,02
Pemerian :Cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Baik
Khasiat : Zat tambahan, pelarut
A. FORMULASI
Tiap 10 gram Sediaan Krim Neomisin Sulfat Krim mengandung :

R/ Neomisin Sulfat 0,35%


Cera Alba 20%
Parafin Liquid 25%
Gliserin 20%
BHT 0,1%
Nipagin 0,3%
Aquadest q.s
Adeps Lanae ad 10gram

No. Nama Bahan Perhitungan 1 Perhitungan 10 Khasiat


Pot Pot
1 Neomycin 0,035 x 10 = 0,35 Antiobiotik
Sulfate 𝑥 10 = 0,035
2 Cera Alba 2 x 10 = 20 Stiffening Agent
𝑥 10 = 2
3 Gliserin 2 x 10 = 20ml Humektan, emolient
𝑥 10 = 2𝑚𝑙
4 Paraffin Liquid 2,5 x 10 = 25 Emulgator
𝑥 10 = 2,5
5 BHT 0,01 x 10 = 0,1 Antioksidan
𝑥 10 = 0,01
6 Nipagin 0,03 x 10 = 0,3 Pengawet
𝑥 10 = 0,03
7 Aquadest Panas 0,03 x 30 = 0,9ml 0,9 x 10 = 9ml Pelarut
Aquadest 0,035 x 10 = 0,35 0,35 x 10 = 3,5ml
8 Adeps Lanae 10 – 7,475 = 2,175 2,175 x 10 = 21,75 Basis krim
Kelarutan Neomycin
Mudah larut dalam air 1-10
Neomycin yang digunakan sebanyak 0,035 x 1 – 10 = 0,035ml – 0,35ml
Butuh aquadest sebanyak 0,035ml-0,35ml untuk melarutkan 0,035 gram
neomycin Untuk 10 Pot dibutuhkan 0,035ml-0,35ml x 10 = 0,35ml – 3,5ml
Aquadest untuk melarutkan 0,35 gram neomycin

Kelarutan Metylparaben
Larut dalam 30 bagian air panas 80 ºC
0,03 x 30 = 0,9ml
Butuh air panas 80 ºC sebanyak 0,9ml untuk melarutkan 0,03 gram metylparaben
Untuk 10 Pot dibutuhkan 0,9ml x 10 = 9ml air panas ºC untuk melarutkan 0,3 gram
metylparaben
ALAT DAN BAHAN
a) Alat
1. Timbangan Analitik
2. Cawan persolen
3. Beaker glass 1000mL
4. Gelas ukur 100mL
5. Batang pengaduk
6. Corong kaca
7. Kertas Perkamen Secukupnya
8. Sudip
9. Erlenmyer 250mL
Packaging, meliputi :
a. Tube
b. Kardus Krim Neomisin sulfat
c. Label etiket Krim Neomisin Sulfat
d. Leaflet Krim Neomisin Sulfat

b) Bahan
1. Neomisin Sulfat = 0,35 gram
2. Cera Alba = 20 gram
3. Gliserin = 20 ml
4. Paraffin liquid = 25 gram
5. BHT = 0,1 gram
6. Nipagin = 0,3 gram
7. Aquadest panas = 9 ml
8. Aquadest = 3,5 ml ~ 4ml
9. Adeps lanae = 21,75 gram
CARA PEMBUATAN
1. Siapkan alat dan bahan
2. Setarakan timbangan
3. Panaskan Alu dan mortir
4. Timbang bahan obat neomisin sulfat sebanyak 0,35gram , Cera Alba sebanyak
20gram , Parrafin liquid 25gram , Gliserin takar menggunakan gelas ukur
sebanyak 20ml, BHT sebanyak 0,1 gram , Nipagin 0,3 gram , Aquadest panas
takar menggunakan gelas ukur sebanyak 9ml , Aquadest takar menggunakan
gelas ukur sebanyak 4ml, Adeps lanae sebanyak 21,75gram
5. Masukkan Cera alba, paraffin liquid, Adeps lanae ke dalam cawan lebur di atas
waterbath ad mencair
6. Larutkan Neomisin dengan aquadest
7. Larutkan nipagin dengan aquadest panas 9ml
8. Masukkan BHT ke dalam lumpang gerus ad halus tambahkan fase minyak
yang sudah dilebur gerus ad basis krim
9. Masukkan Gliserin sedikit demi sedikit ad homogen
10. Masukkan Larutan neomicin sedikit demi sedikit gerus ad homogen
11. Masukkan larutan nipagin sedikit demi sedikit gerus ad homogen
12. Jika semua bahan sudah homogen masukkan ke dalam tube.
13. Tempelkan label gentamicin salep pada tube.
14. Masukkan ke dalam dus gentamicin salep.
15. Tambahkan leaflet gentamicin salep.
EVALUASI SEDIAAN
Alat untuk evaluasi sediaan salep gentamicin sulfat
1. Kaca Arloji 2 buah
2. Kertas pH
3. Viskosimeter Brookfiled
4. Sudip 2 buah
5. Penggaris
6. Beaker glass 100 ml 1 buah
7. Anak timbangan 5 gram , 20 gram, 50 gram, 100gram
8. Mikroskop

Evaluasi sediaan salep sulfat


Tujuan dari uji evaluasi sediaan Cream Neomisin sulfat adalah untuk menguji
apakah Cream nemoisin sulfat tersebut layak untuk digunakan dan memenuhi
standar mutu salep yang telah ditentukan.
Evaluasi yang digunakan pada Cream Neomisin sulfat adalah evaluasi fisika yang
meliputi :

1. Uji organoleptis
Tujuan dari uji organoleptis adalah untuk memeriksa kesesuaian tekstur, bau
dan warna sediaan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Prinsip uji
organoleptis adalah pemeriksaan tekstur, bau dan warna menggunakan panca
indra. Syarat pada uji organoleptis adalah tekstur, bau dan warna sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan. Berikut cara pengujian organoleptis :
a. Sediaan Salep Neomisin sulfat dituang pada wadah
b. Diamati tekstur dan warna
c. Diamati bau dengan indera pencium
2. Uji pH
Tujuan dari pengujian pH adalah untuk melihat tingkat keasamaan sediaan dan
untuk mengetahui sifat dari salep dalam mengiritasi kulit.
Syarat pada uji pH adalah sediaan sebaiknya memiliki pH sesuai dengan kulit,
yaitu sekitar 4,5 -6,5 karena pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit
kering sedangkan pH terlalu asam menyebabkan iritasi kulit.
Berikut cara pengujian pH :
a. Kertas pH dimasukkan ke dalam sediaan Neomisin sulfate cream
b. Ditunggu beberapa saat
c. Diamati kertas pH
d. Dibandingkan dengan indikator pH
e. Diamati warna yang terjadi, tulis hasil pH.
3. Uji Homogenitas
Tujuan untuk mengetahui salep yang dibuat homogen atau tercampur merata
antara zat aktif dengan basis salep.
Syarat : menyebar rata (homogen)
Cara pengujian : menggunakan objek glass yang dihimpitkan lalu diamati
dengan alas hitam/putih.
4. Uji Daya sebar
Tujuan untuk mengetahui kemampuan penetrasi salep dalam kulit atau dalam
jaringan kulit sehingga memberikan efek lokal atau sistemik. Pada sediaan ini
diharapkan lebih memiliki daya sebar yang lebih baik. Semakin luas membran
tempat sediaan menyebar maka koefisien difusi makin besar yang
mengakibatkan difusi obat pun semakin meningkat, sehingga semakin besar
daya sebar suatu sediaan maka semakin baik.
Syarat: diameter daya sebar yang baik adalah 5-7 cm
Cara pengujian :
1. Timbang sebanyak 0,5 gram cream
2. Letakan diatas cawan petri.
3. Cawan petri yang lain diletakan secara terbalik diatas cream tersebut.
4. Setelah itu ditambahkan beban 25 gram selama 1 menit pada cawan petri,
dan diukur menggunakan penggaris diameter lingkaran salep tersebut
kemudian catat hasilnya, ulangi percobaan terebut secara bergantian
menggunakan beban anak timbangan 50 gram, 75 gram, 100 gram, 125 g
5. Uji Viskositas
Tujuan menunjukkan daya alir atau kekentalan suatu zat cair atau semi padat
dan memeriksa kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Prinsip : pengukuran dilakukan menggunakan viskosimeter Brookfield pada
beberapa harga kecepatan geser.
Syarat : Nilai viskositas sesudai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Cara
pengujian : Masukan salep kedalam beakerglass 100ml penuh, pasang spindle,
pastikan salep sampai menutupi batas spindle. atur perputaran viscometer, Uji
viskositas dilakukan menggunakan alat viskometer Brookfield dengan rotasi
perputaran 1,5 rpm, 3 rpm, 6 rpm, 12 rpm, 30 rpm, 60rpm
6. Uji Tipe Emulsi Krim
Tujuan untuk mengetahui tipe krim yang sebenarnya. Krim yang dibuat adalah
tipe krim O/W sehingga pada uji ini digunakan methylene blue untuk mengetahui
adanya fase air (globul warna biru)
Cara pengujian : sebanyak 1 gram krim dioleskan pada kaca preparatdan diteteskan
methylene blue sampai menyebar diatas krim, lalu amati dengan mikroskop.
Apabila terlihat warna biru merata maka krim benar merukapak tipe O/W
(Ansel,1989).
HASIL EVALUASI SEDIAAN NEOMISIN SULFATE CREAM
Evaluasi yang digunakan pada sediaan neomisin sulfate cream adalah evaluasi
fisika meliputi:
NO. Perihal Hasil Dokumentasi

1. Uji Tekstur: Halus , Lembut


Oraganoleptis Bau : Beraroma bulu domba
(Khas Adeps Lanae)
Warna : Putih
Hasil pengujian: memenuhi persyaratan

2. Uji pH pH Neomisin Cream : 5


Hasil pengujian; Memenuhi syarat uji
pH, Karena pH Cream adalah 5, pH
netral untuk sediaan topical (pH 4,5-
6,5)

3. Uji Hasil uji Homogenitas : Homogen


Homogenistas
4. Uji Hasil uji daya sebar : g. Tanpa Beban
Daya Sebar a. Tanpa Beban : 2,9 cm
b. Bobot 25 gram : 3 cm
c. Bobot 50 gram : 3 cm
d. Bobot 75 gram : 3,3 cm
e. Bobot 100 gram : 3,4 cm
f. Bobot 125 gram : 3,8 cm
= 3,8 cm – 2,9cm = 0,9cm
h. Bobot 25 gram

i. Bobot 50 gram

j. Bobot 75 gram
k. Bobot 100gram

l. Bobot 125 gram

6. Uji Hasil uji viskositas: a. Rotasi Perputaran 1,5 Rpm


Viskositas Speed = 1,5 RPM
Data = 99600 mPa’s
Percent = 24,9 %
b. Rotasi perputaran 3 Rpm
Speed = 3 RPM
Data = 70000 mPa’s
Percent = 35,0 %

c. Rotasi perputaran 6 Rpm

Speed = 6 RPM
Data = 36700 mPa’s
Percent = 36,7%

d. Rotasi perputaran 12 Rpm

Speed = 12 RPM
Data = 18500 mPa’s
Percent = 37,0 %
Speed = 30 RPM e. Rotasi Perputaran 30 Rpm
Data = 9320 mPa’s
Percent = 46,6 %

f. Rotasi Perputaran 60 Rpm

Speed = 60 RPM
Data = 5120 mPa’s
Percent = 51,2 %
7. Uji Hasil uji : Menggunakan methylene blue
Tipe Emulsi Terlihat lingkaran warna biru ,maka krim
Krim
tersebut merupakan tipe M/A

g.
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan setengah padat
dengan zat aktif Neomisin sulfat yang mempunyai khasiat sebagai antibiotic untuk
mengatasi infeksi kulit akibat bakteri. Formula yang digunakan adalah Neomisin
sulfat,Cera alba,Parafin liquid,Gliserin,BHT,Nipagin,Adeps lanae dan Aquadest.
Langkah awal dalam pembuatan krim adalah dengan menimbang Neomisin
sulfat sebanyak 0,35gram,Cera alba sebanyak 20gram,Parafin liquid sebanyak
25ml,Gliserin sebanyak 20ml,BHT sebanyak 0,1gram,Nipagin sebanyak 0,3gram
dan Adeps lanae sebanyak 21,75gram. Setelah itu masukkan fase minyak (Cera
alba,Parafin liquid,Adeps lanae,dan BHT) kedalam cawan lalu lebur diatas
waterbath sampai cair. Lalu masukkan kedalam lumpang yang sudah dipanaskan
lalu ditambahkan neomisin yang sudah dilarutkan,gerus ad homogen lalu
tambahkan nipagin yang sudah dilarutkan gerus ad homogen lalu masukkan gliserin
gerus ad homogen.Setelah itu lakukan uji evaluasi.
Untuk memastikan stabilitas maka dilakukan beberapa pengujian dengan
hasil sebagai berikut, Uji yang pertama adalah Uji Organoleptis,tujuan dari uji
organoleptis adalah untuk memeriksa kesesuaian tekstur, bau dan warna sediaan
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Prinsip uji organoleptis adalah
pemeriksaan tekstur, bau dan warna menggunakan panca indra. Syarat pada uji
organoleptis adalah tekstur, bau dan warna sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Pada sediaan kami didapatkan tekstur yang halus,lembut. Warna putih
dan memiliki bau khas dari adeps lanae.
Uji homogenitas dilakukan dengan menutup atau merapatkan dengan kaca
arloji satunya dari langkah uji organoleptis. Pada sediaan kami didapatkan hasil
yang homogen.
Uji pH dilakukan dengan memasukkan kertas pH ke dalam sediaan, Tujuan
dari pengujian pH adalah untuk melihat tingkat keasamaan sediaan dan untuk
mengetahui sifat dari krim dalam mengiritasi kulit. Pada sediaan kami didapatkan
hasil pH 5
Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viscometer Brookfield,
dilakukan dengan memasukan Pasta ke dalam beaker glass 100 ml penuh. Pasang
spindle, pastikan krim sampai menutupi batas spindle. Pada sediaan kami
dilakukan uji pada speed yang berbeda dan hasil yang didapatkan yaitu, dengan
speed 1,5 Rpm menghasilkan 99600mPa’s dengan presentasi 24,9%. Pada speed 3
Rpm menghasilkan 70000mPa’s dengan presentase 35,0%. Pada speed 6 Rpm
menghasilkan 36700mPa’s dengan presentase 36,7%. Pada speed 12 Rpm
menghasilkan 18500mPa’s dengan presentase 37,0%. Pada speed 30 Rpm
menghasilkan 9320 mPa’s dengan presentase 46,6% dan pada speed 60 Rpm
menghasilkan 5120 mPa’s dengan presentase 51,2%.
Uji tipe krim Tujuan untuk mengetahui tipe krim yang sebenarnya. Krim
yang dibuat adalah tipe krim O/W sehingga pada uji ini digunakan methylene blue
untuk mengetahui adanya fase air (globul warna biru)
Uji yang terakhir adalah uji daya sebar dilakukan dengan ditimbang sediaan
krim neomisin sebanyak 0,5 gram, Setelah itu ditambahkan beban 25 gram selama
1 menit pada cawan petri, dan diukur menggunakan penggaris diameter lingkaran
salep tersebut kemudian catat hasilnya, ulangi percobaan terebut secara bergantian
menggunakan beban anak timbangan 50 gram, 75 gram, 100 gram, 125 g.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan :

1. Formula yang digunakan untuk krim Neomisin sulfat : Neomisin sulfat


sebanyak 0,35gram,Cera alba sebanyak 20gram,Parafin liquid sebanyak
25ml,Gliserin sebanyak 20ml,BHT sebanyak 0,1gram,Nipagin sebanyak
0,3gram dan Adeps lanae sebanyak 21,75gram.
2. Sedian pasta yang dibuat adalah sediaan krim tipe air dalam minyak
3. Evaluasi sediaan dari krim neomisin sulfat :
a. Pada uji organoleptis didapatkan tekstur yang halus,dan
lembut,berwarna putih dan memiliki bau yang khas dari adeps lanae.
b. Pada uji pH,didapatkan hasil 5 (memenuhi syarat)
c. Pada uji homogenitas,didapatkan hasil sediaan krim yang homogen
d. Pada uji daya sebar,didapatkan hasil daya sebar sebesar 0,9cm
e. Pada uji viskositas,didapatkan hasil dari masing-masing kecepatan
yaitu,pada kecepatan 1,5 RPM dengan data 99600mPa’s, pada
kecepatan 3 RPM dengan data 70000mPa’s,pada kecepatan 6 RPM
dengan data 36700mPa’s,pada kecepatan 12 RPM dengan data
18500mPa’s, pada kecepatan 30 RPM dengan data 9320mPa’s dan
pada kecepatan 60 RPM dengan data 5120mPa’s.
f. Uji tipe krim : didapatkan hasil tipe krim air dalam minyak hal ini
karena pada saat dilihat dengan mikroskop terlihat gelembung-
gelembung air didalamnya.

SARAN

Pada saat pembuatan hendaknya menggunakkan lumpang yang panas agar


perubahan suhu yang terjadi tidak terlalu drastis yang membuat sediaan langsung
menjadi keras ketika diaduk dalam lumpang. Pada saat pembuatan seharusnya
memasukkan bahan lain pada saat basis krim belum terbentuk,hal ini agar kedua
bahan tidak memisah. Pada saat pembuatan pada proses pegadukan harus dilakukan
dengan konsisten agar sediaan tidak pecah.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : 1979.


Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi VI. Jakarta : 2020.Handbook
Of Pharmaceutical Excipients EdisiVI. Jakarta : 2009.
Martindale The Complete Drug Reference 36th Edition
LAMPIRAN

Lampiran I Label Neomisin sulfat cream

Lampiran II Dus obat Neomisin sulfat cream


Lampiran III Leaflet Neomisin sulfat cream
Lampiran IV alat – alat yang digunakan pada saat praktikum
Lampiran V bahan – bahan yang digunakan pada saat praktikum
Lampiran VI Neosin cream

Anda mungkin juga menyukai