Anda di halaman 1dari 3

Membangun Kreatifitas dari Pemanfaatan Barang Bekas

Dusun Rumbia memiliki potensi kerajinan yang tinggi. Barang bekas yang dihasilkan
oleh warga dapat dimanfaatkan menjadi suatu kerajinan yang bernilai seni dan memiliki
nilai jual. Melalui kegiatan pelatihan pemanfaatan barang bekas, warga dusun Rumbia
terutama generasi muda dapat kreatif dalam memaksimalkan penggunaan barang yang
dimiliki.
Barang bekas yang tidak terkelola merupakan masalah lingkungan yang sangat serius
saat ini. Barang bekas juga dapat menjadi sampah karena tidak terkelola dengan baik.
Jumlah produksi barang bekas setiap tahun akan bertambah seiring dengan bertambah
jumlah penduduk. Setiap hari setiap orang menghasilkan barang bekas, baik barang bekas
berupa sampah organik maupun anorganik. Namun, yang memprihatinkan barang bekas
tersebut dibuang tanpa adanya proses pengelolaan yang maksimal. Akibatnya, akan
menambah jumlah barang bekas dan merusak lingkungan yang ada di sekitarnya.
Pemerintah saat ini telah berupaya dengan berbagai cara untuk mengatasi masalah
barang bekas. Terutama masalah barang bekas anorganik. Namun, upaya tersebut belum
mencapai titik kesempurnaan. Hal ini dikarenakan angka jumlah barang bekas yang ada di
Indonesia sangat tinggi. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun
2021 mencatat volume sampah di Indonesia mencapai 30 juta ton/tahun dan 64,54%nya
sudah terkelola dengan baik. Tulisan ini dibuat untuk memberikan pandangan mengenai
pemanfaatan bebarapa barang bekas tersebut khususnya di Dusun Rumbia dan umumnya
untuk semua. Mari kita berpartisipasi dalam mengelola sampah di negara kita tercinta
dengan memanfaatkan barang bekas.
Masyarakat dapat mendaur ulang barang bekas menjadi barang yang berguna.
Barang bekas merupakan barang-barang yang sudah dimanfaatkan untuk keperluan
kehidupan manusia. Namun, barang-barang itu sebagian masih dapat difungsikan kembali
dan ada juga barang-barang yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Barang bekas
berbahan plastik terkenal awet karena memiliki sifat terurai dalam waktu yang lama.
Barang bekas plastik dapat diubah menjadi barang yang lebih menarik misalnya barang
bekas plastik dapat diubah menjadi, bingkai foto, dompet, tas, wadah media tanam,
aksesoris dan berbagai produk lainnya. Botol kemasan dapat diubah menjadi pot tanaman,
tempat pensil, dan berbagai pernak-pernik lainnya. Dengan dihasilkannya produk-produk
tersebut, maka masyarakat memiliki peluang penghasilaan ekonomi yang tinggi. Selain itu
dalam penggelolaan barang bekas seseorang dapat mendirikan sebuah perusahaan besar
maupun usaha kecil menengah untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya.
Beberapa kebijakan pemerintah mengenai pengusaha kecil menengah yaitu dengan
memberi beban pajak yang rendah sebesar 0,5% sehingga pengusaha daur ulang barang
bekas dapat memaksimalkan keuntungannya.
Berdasarkan sifatnya, barang bekas terdiri dari barang bekas organik dan anorganik.
Barang bekas organik mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,
plastik organik dan sebagainya. Barang bekas anorganik adalah barang bekas yang tidak
mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan,
botol, dan gelas minum. Barang bekas anorganik tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme di dalam tanah hingga menyebabkan proses penghancuran yang
berlangsung sangat lama. Oleh karena itu, barang bekas anorganik dapat dimanfaatkan
dengan pengelolaan yang baik. Salah satu pemanfaatan barang bekas anorganik adalah
dengan cara proses daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan upaya untuk mengolah
barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat dipakai kembali. Beberapa barang
bekas anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang, misalnya plastik,
gelas, logam, dan kertas.
Barang bekas plastik biasanya digunakan sebagai pembungkus barang. Plastik juga
digunakan sebagai perabotan rumah tangga seperti ember, piring, gelas, dan lain
sebagainya. Keunggulan barang-barang yang terbuat dari plastik yaitu tidak berkarat dan
tahan lama. Karena itu, upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan barang bekas
plastik untuk didaur ulang menjadi barang yang sama fungsinya dengan fungsi semula
maupun digunakan untuk fungsi yang berbeda. Misalnya ember plastik bekas dapat didaur
ulang dan hasil daur ulangnya setelah dihancurkan dapat berupa ember kembali atau
dibuat produk lain seperti sendok plastik, tempat barang bekas, atau pot bunga. Plastik
dari bekas makanan ringan atau sabun deterjen dapat didaur ulang menjadi kerajinan
misalnya kantong, dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau payung. Botol bekas
minuman bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-anak. Sedotan minuman dapat
dibuat bunga-bungaan, bingkai foto, taplak meja, hiasan dinding atau hiasan lainnya.
Barang bekas dari bahan logam seperti besi, kaleng, dan alumunium dapat dijadikan
berbagai jenis barang kerajinan yang bermanfaat. Berbagai produk yang dapat dihasilkan
dari barang bekas kaleng di antaranya tempat barang bekas, vas bunga, gantungan kunci,
celengan, gift box, dan lain-lain. Barang bekas gelas atau kaca yang sudah pecah dapat
didaur ulang menjadi barang-barang sama seperti barang semula atau menjadi barang lain
seperti botol yang baru, vas bunga, cindera mata, atau hiasan lainnya yang mempunyai
nilai artistik dan ekonomis. Barang bekas dari kertas dapat didaur ulang baik secara
langsung ataupun tak langsung. Secara langsung artinya kertas tersebut langsung dibuat
kerajinan atau barang yang berguna lainnya. Sedangkan secara tak langsung artinya kertas
tersebut dapat dilebur terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian dibuat berbagai
kerajinan. Hasil daur ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak hiasan, sampul
buku, bingkai photo, tempat pinsil, dan lain sebagainya.
Tahapan daur ulang barang bekas dapat dimulai dari mengumpulkan, yakni mencari
barang bekas yang akan diproses. Kemudian dilanjutkan dengan memilah, yakni
mengelompokkan barang bekas yang telah dikumpulkan berdasarkan jenisnya. Kemudian
masuk ke proses pembuatan dan terakhir adalah penggunaan kembali atau dijual.
“Lakukan secara mandiri Jika mempunyai waktu dan ketrampilan kenapa tidak
melakukan proses daur ulang sendiri. Dengan kreatifitas berbagai barang bekas yang
telah terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi barang-barang baru yang
bermanfaat.”
Daur ulang atau recycle adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya barang bekas yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca karena
barang bekas yang dibakar. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan barang
bekas padat yang terdiri atas kegiatan pengumpulan, pemilahan, pemrosesan,
pendistribusian/penggunaan produk. Daur ulang juga merupakan komponen utama dalam
manajemen barang bekas modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki pengelolaan
barang bekas yaitu 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Oleh karena itu, marilah kita
manfaatkan dengan maksimal apa yang kita miliki termasuk barang bekas dilingkungan
sekitar.

REFERENSI:

Darto, K. A. 2007. Kisah Sukses Pengelolaan Persampahan di Berbagai Wilayah di


Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

Anda mungkin juga menyukai