Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KERJA

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


(PPI)

UPTD RSUD SAGARANTEN KABUPATEN SUKABUMI


Kp. Cigadog RT 025 RW 006 Desa Sagaranten (0266)6345422 Su
email : sagarantenrsud@gmail.com
Kecamatan Sagaranten – Kabupaten Sukabumi 43181
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A : LATAR BELAKANG
B : TUJUAN UMUM DAN KHUSUS
BAB II : KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
BAB III : CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
BAB IV : SASARAN
BAB V : JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB VI : EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
BAB VII : PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN

BAB I
PENDAHULUAN

Semakin pesatnya ilmu dan teknologi dibidang medis masa kini, maka semakin
kompleks pula pelayanan kesehatan di rumah sakit, ditandai dengan meningkatnya
prosedur-prosedur invasive baik untuk terapi maupun untuk pemantauan kondisi
pasien. Keadaan ini akan menimbulkan dampak meningkatnya kejadian infeksi di
pusat pelayanan terutama di rumah sakit yang dikenal dengan infeksi rumah sakit /
Healthcare associated infections (HAis).

Infeksi rumah sakit akan berdampak menurunkan mutu pelayanan kesehatan pada
pasien karena akan meningkatkan angka kematian dan biaya perawatan akibat
semakin lamanya hari rawat serta biaya pengobatan semakin besar. Disamping itu
infeksi rumah sakit juga membahayakan petugas medis sendiri karena mereka
beresiko tertular infeksi ditempat kerja yang penatalaksanaan umumnya sulit dan
mahal. Keluarga pasien dan pengunjung juga berpotensi menularkan penyakit dari
komunitas kepada pasien yang dirawat, namun mereka juga berpotensi tertular
infeksi rumah sakit seperti tuberkulosis atau metisilin resisten stafilokokus aureus
(MRSA).

Dalam rangka mencegah dan mengendalikan infeksi rumah sakit tersebut, maka
kementrian kesehatan republik indonesia menyusun kebijakan dan pedoman
pencegahan pengendalian infeksi rumah sakit yang harus dilaksankan oleh semua
rumah sakit yang ada di indonesia. Sejalan dengan amanat tersebut RS Sagaranten
Kabupaten Sukabumi juga telah membentuk komite PPIRS dan menyusun kebijakan
serta pedoman PPIRS guna melaksankan kebijakan dan pedoman tersebut perlu
disusun program PPIRS untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang wajib dilaksankan
oleh komite PPIRS lewat tim PPIRS serta seluruh unit pelayanan baik medis maupun
non medis dilingkungan rumah sakit.

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi merupakan masalah penting, baik di negara maju maupun di
negara berkembang. Menurut asal kuman penyebab, infeksi dibagi dua yaitu
infeksi yang berasal dari komunitas dan infeksi yang berasal dari rumah sakit.

Infeksi yang berasal dari Rumah Sakit disebut HAis (Hospital Acuired infections)
yaitu infeksi yang terjadi selama proses perawatan di Rumah Sakit atau fasilitas
kesehatan lain, dimana pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi

Saat masuk, termasuk infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang.
Juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan.

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sanagat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat yang menerima
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung Rumah Sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dihadapkan pada resiko terjadinya infeksi
baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit.

Penyakit infeksi yang didapat di Rumah sakit meliputi peningkatan angka


kesakitan dan kematian, kecacatan, peningkatan lama tinggal di rumah sakit, dan
peningkatan biaya. Selain itu infeksi akan berdampak pada penurunan
pendapatan dan penurunan citra Rumah sakit, dan dapat menimbulkan tuntutan
hukum.

Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas


kesehatan lainnya perlu diterapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),
yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan
serta monitoring dan evaluasi.

Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit sangat penting karena


menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit.

Wabah atau kejadian luar biasa dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya,
sehingga kewaspadaan melalui sterilisasi dan tindakan pencegahan serta
pengendalian infeksi perlu terus ditingkatkan, selain itu infeksi yang terjdi di
rumah sakit tidak saja dapat dikendalikkan tetapi juga dapat dicegah dengan
melakukan langkah- langkah yang sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penting dibuat penyusunan Program


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit Sagaranten.

Dimana progran tersebut menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan dan


pencegahan pengendalian infeksi sehingga diharapkan dapat meminimalkan
kejadian infeksi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Meningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit melalui Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit, yang dilaksanakan oleh semua unit
terkait di Rumah Sakit agar dapat menurunkan angka kejadian infeksi di
Rumah sakit Sagaranten sukabumi.

2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan insiden rate rumah sakit di RS Sagaranten Kabupaten
Sukabumi.
b. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat akibat infeksi rumah
sakit di RS Sagaranten Kabupaten Sukabumi.
c. Melindungi pasien dari penularan infeksi rumah sakit.
d. Melindungi tenaga kesehatan dari penularan infeksi rumah sakit.
e. Melindungi pengunjung rumah sakit dan masyarakat dilingkungan rumah
sakit.
f. Melindungi lingkungan didalam dan disekitar rumah sakit.

BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan pokok dan rincian adalah langkah – langkah kegiatan yang harus dilakukan
sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan
yang yang dilakukan adalah sebagai berikut :

A. Penerapan kewaspadaan isolasi


Rincian kegiatan :
1. Menyusun kebutuhan Hand Hygiene dan Alat pelindung diri
2. Evaluasi SPO dan revisi bila tidak sesuai dengan prinsip PPI
3. Menyusun kebutuhan stiker PPI dan pemasangan pada semua area
pelayanan dan tempat pengunjung rumah sakit
4. Pengawasan penerapan kewaspadaan standar pada seluruh area pelayanan
pasien.
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
c. Peralatan perawatan pasien
d. Pengendalian lingkungan
e. Penatalaksanaan linen
f. Penatalaksanaan limbah
g. Kesehatan karyawan / perlindungan petugas kesehatan
h. Penempatan pasien
i. Etika batuk
j. Praktek menyuntik yang aman
k. Lumbal punksi
5. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan hasil surveilans setiap 3
bulan
6. Rapat evaluasi setiap tahun untuk menilai / mengkaji ulang pelaksanaan
kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi kesulitan dan
hambatanya.
B. Penggunaan Antibiotika yang rasional
Rincian kegiatan :
Rapat dengan komite medik dan farmasi tentang standar penggunaan
antimikroba yang rasional.

C. Surveilans PPIRS
Rincian kegiatan :
1. Pengumpulan data kejadian infeksi di rumah sakit meliputi infeksi saluran
kemih terkait pemakaian kateter urine, Flebitis berkaitan penggunaan kateter
intravena, infeksi daerah operasi, decubitus.
2. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD
3. Pengolahan data untuk menentukan insiden rate suatu infeksi rumah sakit.
4. Pelaporan kepada direktur setiap 3 bulan.

D. Pendidikan dan pelatihan PPIRS


1. Melakukan pelatihan PPI secara periodik kepada seluruh karyawan RS
2. Melakukan penyuluhan tentang PPI pada pasien dan pengunjung rumah sakit.
3. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang pengendalian infeksi bagi tim
PPIRS baik IPCO, IPCN, IPCLN.

E. Kesehatan karyawan
Rincian kegiatan :
1. Kebijakan tentang pemeriksaan lengkap pada karyawan baru sebelum bekerja
di RS
2. Membuat SPO penanganan terkena pajanan.
3. Merekomendasikan agar semua karyawan di vaksin hepatitis B
4. Kebijakan tentang pemeriksaan kesehatan berkala pada petugas yang
beresiko terkena infeksi.

BAB III
CARA MELAKSANKAN KEGIATAN

Adapun untuk melakukan kegiatan diatas maka dilakukan :

1. Rapat rutin tiap bulan


2. Kerja sama dengan pihak farmasi dalam penggunaan antimikroba
3. Kerja sama dengan pihak diklat dalam melakukan pendidikan dan pelatihan
4. Kerja sama dengan pihak komite medik, K3RS dalam pelaksanaan kesehatan
karyawan
5. Kerja sama dengan pihak rumah tangga dalam penyediaan sarana dan
prasarana
6. Audit pelaksanaan PPI, kepatuhan petugas
7. Monitoring rutin

BAB IV
SASARAN

A. Sasaran program dengan melibatkan:


1. Seluruh staf RS
Seluruh staf RS dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan
pelayanan kepada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung di
unitnya masing-masing.
a. Dokter : 80%
b. Perawat : 80%
c. Bidan : 80%
d. Petugas lab : 80%
e. Cleaning service : 80%
f. Security : 80%
g. Petugas gizi : 80%
h. Office : 80%

2. Pasien dan keluarga : 80%


Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut serta
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi, edukasi diberikan secara
langsung (face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan dalam
bentuk penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.

3. Pengunjung : 80%
Pengunjung pasien yang datang ke RS diberikan edukasi tentang PPI dengan
harapan ikut dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di RS
terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan tidak dilakukan pada saat
mengunjungi pasien-pasien dengan penyakit menular, immunocompromissed,
maupun tentang upaya lain yang berhubungan dengan PPI.
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Bulan Penaggung
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 jawab
1. Pembentukan komite PPIRS X Komite
2. Menyusun pedoman PPIRS X X Komite
3. Evaluasi SOP dan revisi bila tidak Komite & anggota
X X
sesuai dengan prinsip PPI
4. Pendidikan dan pelatihan IPCN
X X
berkelanjutan bagi Tim PPI : IPCN
5. Menyusun kebutuhan sarana PPI X X Komite & anggota
6. Melakukan pelatihan PPI rutin pada Komite & IPCN
X X
seluruh karyawan Rs Sagaranten
7. Surveilans : X X X X X X X X X X X X IPCN & IPCLN
a. Hais : Flebitis, ISK, IDO,
Decubitus
b. Audit kepatuhan petugas untuk
HH dan APD. X X X X X X X X X X X X
8. Sosialisasi / penyuluhan tentang PPI IPCN
pada pasien, keluarga, dan X X X X X X X X X X X X
pengunjung Rs.
9 Rapat evaluasi penerapan Komite
. kewaspadaan isolasi dan hasil X X X X
surveilans setiap 3 bulan
10. Rapat evaluasi setiap tahun untuk Komite
menilai / mengkaji ulang pelaksanaan
kebijakan dan pedoman PPIRS yang X
berlaku dan mendeteksi kesulitan dan
hambatannya.
BAB VI

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan akan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali, laporan
evaluasi kegiatan ini dibuat oleh Komite PPI setiap tiga buln ditujukan kepada yang
bertanggung jawab (Direktur) atau kepada yang bertanggung jawab pada kegiatan
tersebut dan ditembuskan pada Komite PPI.
BAB VII

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Pencatatan dan pelaporan pada setiap kegiatan sebagai berikut :


1. Revisi pedoman PPIRS
Adanya dokumen tentang hal-hal yang direvisi dan pedoman yang telah
direvisi.
2. Evaluasi SOP dan revisi bila tidak sesuai dengan prinsip PPI
Adanya dokumen SOP yang direvisi dan SOP hasil revisi serta SOP baru.
3. Sosialisasi program PPI
Adanya undangan sosialisasi dan daftar hadir sosialiasi program.
4. Sosialisasi pedoman dan SOP
Adanya undangan dan daftar hadir
5. Menyusun kebutuhan sarana PPI
Adanya dokumen jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan
6. Audit lingkungan pada seluruh area pelayanan
Adanya dokumen hasil audit lingkungan seluruh area pelayanan
7. Surveilans :
a. Hais : IDO, ISK, Flebitis, decubitus
Adanya laporan kejadian Hais setiap 3 bulan ditujukan kepada direktur
RS Sagaranten.
b. Audit kepatuhan petugas untuk HH dan penggunaan APD
Adanya pelaporan kepatuhan petugas unuk HH dan pnggunaan APD
setiap 3 bulan.
8. Rapat evaluasi penerapan kewaspadaan isolasi dan hasil surveilans setiap
3 bulan
Adanya undangan, daftar hadir dan notulen rapat.
9. Rapat evaluasi setiap satu tahun untuk menilai/ mengkaji ulang
pelaksanaan kebijakan dan pedoman PPIRS yang berlaku dan mendeteksi
kesulitan dan hambatan.
Ada undangan, daftar hadir, dan notulen rapat.
10. Melakukan pelatihan PPI pada seluruh karyawan RS Sagaranten
Adany kerangka acuan dan daftar hadir peserta pelatihan dan bersertifikat.
11. Sosialisasi / penyuluhan tentang PPI pada pasien, keluarga, dan
pengunjung RS
Adanya bukti sudah mendapatkan sosialisasi PPI daftar hadir.
12. Mengikuti pendidikan berkelanjutan tentang PPI bagi IPCN
Ada surat tugas, sertifikat PPI dasar dn IPCN.
B. Evaluasi
Semua kegiatan yang telah direncanakan akan dievaluasi pada akhir tahun
untuk mengetahui kegiatan yang telah dilaksankan dan yang belum
dilaksankan sehingga menjadi acua perencanaan kegiatan tahunan.
BAB VIII
PENUTUP

Program PPI di UPTD RSUD Sagaranten yang disusun untuk tahun 2022
meliputi kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dn
kegiatan yang baru diterapkan atau bersifat pengembangan untuk
peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi.

Program PPI Tahun 2022 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan Komite PPI UPTD RSUD Sagaranten.

Anda mungkin juga menyukai