Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN
dan penurunannya sangat lambat.AKI dari 390/100.000 kelahiran hidup (SDKI
tahun 1994), menjadi 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003.
Demikian pula AKN 28,2/1000 kelahiran hidup tahun 1987-1992 menjadi
21,8/1000 kelahiran hidup pada tahun 1992-1997.Disamping itu Index
Pembangunan Manusia di Indonesia berada pada urutan ke 107 dibandingkan
dengan bangsa lain dan selama 5 tahun terakhir ini mengalami perbaikan namun
sangat lambat. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa
padatahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium
(Millenium Development Goals) pada tahun 2015.

Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait
dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :1. Mengurangi angka kematian bayi
dan balita sebesar dua per tiga dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000
kelahiran hidup. 2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari
AKI pada tahun 1990 dari 307 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya cara yang tepat yang
bisa dilakukan pihak Rumah Sakit seperti dengan melaksanakan sistem rawat
gabung (Rooming-in). Pada umumnya, rumah sakit yang belum mengadakan rawat
gabung akan  merasa khawatir bila akan memulai program rawat gabung di
sarananya. Berbagai penolakan biasanya akan muncul baik dari para petugas
rumah sakit, baik medis maupun non medis, maupun dari para ibu dan anggota
keluarganya. Umumnya masalah dapat diatasi bila ada komitmen yang kuat di
pihak pengelola rumah sakit dan para petugas pelaksana di ruangan.

1
B. Pengertian

Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus


menerus.Pada rawat gabung/rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di
dekat ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in,
yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama di ranjang ibu.

Melakukan rawat gabung segera pada bayi baru lahir sangat penting dalam
memulai kegiatan menyusui. Pelayanan ini kelihatannya sederhana tapi sangat
membantu ibu dan bayi untuk sukses melewati masa-masa sulit di awal kelahiran.
Ibu akan mengenal tanda-tanda bayi ingin minum, dan segera memberinya pada
bayi hingga bayi bisa menyusui kapan saja (on demand).

Merombak atau menghilangkan ruang bayi yang telah bertahun-tahun ada,


bukan pekerjaan yang sederhana. Beberapa kondisi yang harus disiapkan adalah
menyiapkan para tenaga perawat dan menghilangkan pemikiran mereka bahwa
rooming in membuat mereka menjadi lebih repot karena harus bolak-balik ke
ruang ibu untuk berbagai macam alasan.

Perlu ditekankan pada tenaga kesehatan yang membantu ibu melahirkan,


pentingnya edukasi sebelum kelahiran pada ibu hamil agar proses rawat gabung
dapat terselenggara dengan baik. Ibu mengerti mengapa ada di satu ruangan
dengan bayi merupakan suatu hal yang penting dan sangat diperlukan untuk sebuah
proses menyusui. Perawat dengan cara yang santun mendukung dan terus
membimbing ibu agar meyusui bayinya.

Dengan demikian maka rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk


merawat bayi dan ibu yang sehat karena dapat meningkatkan pemberian ASI,
mengurangi risiko infeksi, meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, dan
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan rumah sakit.  Mengadakan program
rawat gabung di rumah sakit membutuhkan komitmen yang kuat dari pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan, pengetahuan yang cukup bagi para petugas
kesehatan dan pendampingan bagi para ibu dan keluarganya

2
C. Tujuan Rawat Gabung

Tujuan rawat gabung adalah agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin
kapan saja dibutuhkan. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang
benar seperti yang dilakukan oleh petugas. Ibu mempunyai pengalaman dalam
merawat bayinya sendiri selagi ibu masih dirumah sakit dan ibu memperoleh bekal
keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.
Rawat gabung juga memungkinkan suami dan keluarga dapat terlibat secara aktif
untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara
baik dan benar, selain itu ibu mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat
selalu kontak dengan buah hati yang sangat dicintainya,demikian pula sebaliknya
antara bayi dan ibunya.

3
BAB II

RUANG LINGKUP RAWAT GABUNG

A. Kriteria Rawat Gabung

Tidak semua bayi baru lahir dapat menjalani rawat gabung. Perlu dibuat
suatu kriteria/syarat untuk menentukan bayi mana saja yang dapat menjalani rawat
gabung. Kriteria yang dapat dipakai adalah sebagai berikut:

1. Bayi normal, tidak mempunyai cacat bawaan berat

2. Nilai Apgar menit ke-5 lebih dari 7

3. Keadaan bayi stabil

4. Berat badan lahir 2500-4000 gram

5. Umur kehamilan 37-42 minggu

6. Tidak ada faktor resiko

7. Ibu dalam keadaan sehat

B. Manfaat rawat gabung

1. Mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui.


Dengan rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih
mudah memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya
memungkinkan ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum
sehingga ibu/bayi dapat menyusui/menyusu on demand. Ibu yang melakukan
rawat gabung menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih
lama, dan lebih besar kemungkinannya menyusui eksklusif dibandingkan ibu
yang tidak melakukan rawat gabung

2. Memungkinkan proses bonding Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin


antara ibu dan bayinya. Makin banyak waktu ibu bersama bayinya, makin cepat
mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan respon setiap saat. Rawat
gabung juga menurunkan hormon stres pada ibu dan bayi.

4
3. Secara edukatif, ibu akan diajarkan cara menyusui yang benar, cara merawat
payudara, merawat tali pusat, dan memandikan bayi. Keterampilan ini
diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri setelah pulang dari rumah sakit. Hal ini juga dapat digunakan sebagai
sarana pendidikan bagi keluarga, terutama suami. Dengan mengajarkan suami
cara merawat ibu dan bayi, dengan ini suami akan lebih termotivasi untuk
memberi dorongan moral bagi istrinya agar mau menyusui bayinya.

4. Menurunkan infeksi
Secara medis, pelaksanaan rawat gabung akan menurunkan terjadinya infeksi
nosokomial pada bayi serta menurunkan angka mordibitas dan mortalitas ibu
maupun bayi. Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya
memungkinkan bayi terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang
dapat melindungi bayi terhadap kuman-kuman berbahaya. Kolostrum yang
mengandung banyak antibodi, yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi
terhadap penyakit infeksi.

5. Keuntungan untuk bayi


Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis, lebih mudah
ditenangkan, lebih banyak tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat
badannya lebih cepat naik. Ikterus lebih jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat
karena berada dalam kontak terus menerus dengan kulit ibunya.

6. Melatih ketrampilan ibu merawat bayinya sendiri. Tindakan perawatan bayi


yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu untuk melatih ketrampilan
merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung
lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu.

7. Secara ekonomi, rawat gabung memungkinkan ibu untuk memberikan ASI


sedini mungkin. Hal ini merupakan suatu penghematan pengeluaran untuk
pembelian susu formula, botol susu, serta peralatan lain yang dibutuhkan.

C. Kontraindikasi Rawat Gabung

Kegiatan rawat gabung dimulai sejak ibu bersalin dikamar bersalin dan
pasca persalinan. Akan tetapi, tidak semua bayi atau ibu dapat segera dirawat

5
gabung. Ibu yang tidak dapat melaksanakan rawat gabung adalah ibu dengan
kelainan jantung yang ditakutkan menjadi gagal jantung, ibu dengan preeklamsia
dan eklamsia berat, ibu dengan penyakit akut berat, ibu dengan karsinoma
payudara, ibu dengan psikosis.

Sedangkan bayi yang tidak dapat dirawat gabung adalah bayi dengan berat
badan lahir sangat rendah, bayi dengan kelainan kongenital yang berat, bayi yang
memerlukan observasi atau therapy khusus (bayi kejang,sakit berat).

6
BAB III

KEBIJAKAN

7
BAB IV

TATA LAKSANA RAWAT GABUNG

A. Persiapan Rawat Gabung

1. Mempersiapkan alat dan sarana

a. Kebutuhan Bayi

Bayi dapat tidur di ranjang ibunya atau di dalam boksnya sendiri. Boks bayi
sebaiknya diletakkan di tempat yang mudah dijangkau ibunya, jadi
dianjurkan diletakkan di samping tempat tidur ibu, bukan di dekat kaki ibu.
Siapkan juga alat-alat perawatan bayi dan pakaian bayi didekat ibu, agar
ibu juga dapat merawat bayinya dengan mudah.

b. Kebutuhan ibu

Sediakan tempat tidur yang rendah untuk ibu supaya ibu tidak kesulitan
naik turun tempat tidur bila ingin menyusu atau merawat bayinya. Bila
tempat tidur yang tersedia tinggi, sediakan anak tangga untuk membantu
ibu naik turun tempat tidur. Sediakan juga meja pasien agar ibu dapat
menaruh keperluannya dan keperluan bayinya di tempat yang terjangkau.

2. Sarana lain
Siapkan lemari pakaian untuk keperluan pakaian ibu dan pakaian bayinya.
Untuk di ruangan perlu disiapkan tempat cuci tangan ibu, kamar mandi dan wc
tersendiri. Bel untuk memanggil petugas harus disediakan di tempat yang
mudah dijangkau ibu. Bahan bacaan, leaflet mengenai petunjuk perawatan ibu
menyusui dan perawatan nifas dapat disediakan untuk dibaca oleh ibu.

B. Masalah atau kekhawatiran yang timbul dan cara mengatasi

8
Dalam melaksanakan rawat gabung, dapat muncul masalah atau kekhawatiran
baik di pihak petugas maupun di pihak ibu dan keluarganya. Masalah dan
kekhawatiran yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan pertentangan antara ibu
atau keluarganya dengan petugas, atau antar petugas sendiri dan pada akhirnya akan
menimbulkan resistensi dari petugas untuk melanjutkan pelaksanaan rawat gabung.
Karenanya hal-hal ini harus segera dikenali dan diatasi. Masalah atau kekhawatiran
yang sering timbul adalah:

1. Masalah

Sulit memantau kondisi bayi yang menjalani rawat gabung. Jika dibandingkan
dengan memantau semua bayi diruang bayi sehat yang hanya memerlukan satu
petugas ruang bayi.

Caramengatasi
Yakinkan ibu bahwa bayi akan lebih baik dekat dengan ibunya Rooming-in
(bayi seranjang dengan ibu),  dengan adanya keuntungan tambahan berupa
kenyamanan, kehangatan dan dapat menyusu on demand. Bila ada masalah
pada bayi yang menjalani rawat gabung atau seranjang dengan ibu, maka ibu
dapat segera memberitahu petugas. Tekankan bahwa tidak diperlukan
pengawasan 24 jam. Yang diperlukan hanya pemeriksaan berkala dan kesiapan
petugas menanggapi kebutuhan ibu pada saat dibutuhkan.

2. Masalah
Ibu perlu istirahat setelah melahirkan, terutama di malam hari, dan bayi harus
minum. Terutama setelah operasi sesar, ibu perlu waktu untuk pemulihan. Pada
saat tersebut bayi harus diberi pengganti ASI.

Cara mengatasi
Ajak para petugas untuk meyakinkan ibu bahwa dengan rawat gabung ibu
memberikan yang terbaik untuk bayinya, tidak perlu banyak kerja tambahan,
dan bahwa semua petugas siap membantu ibu bila dibutuhkan. Berikan KIE
pada ibu, bahwa semakin lama bayi bersama ibu semakin baik mereka akan

9
mengenal mana yang normal dan mana yang abnormal, dan bagaimana
memberikan perawatan yang baik pada bayinya.

Selain itu berikan pengertian kepada ibu bahwa petugas akan selalu membantu
ibu untuk menyusui bayinya dengan teknik menyusui yang nyaman dan efektif
saat ibu masih dalam masa pemulihan pasca oprasi caesar.

3. Masalah
Tingkat kejadian infeksi lebih tinggi jika dilakukan rooming-in.

Cara mengatasi

Tekankan bahwa bahaya infeksi lebih sedikit bila bayi bersama ibu dari pada
bila di ruang rawat bayi sehat dan terpapar pada lebih banyak petugas.
Sediakan data untuk petugas yang memperlihatkan bahwa dengan rawat
gabung dan menyusui tingkat infeksi lebih rendah, misalnya diare, sepsis
neonatus, otitis media dan meningitis.

4. Masalah
Bila pengunjung diperbolehkan memasuki ruang rawat gabung, bahaya infeksi
dan kontaminasi akan meningkat. Sebagian ibu merasa perlu menerima tamu,
dan dapat mengurusi bayinya nanti setelah pulang dari rumah sakit.

Cara mengatasi

Tekankan bahwa bayi mendapat kekebalan dari kolostrum terhadap infeksi,


dan penelitian-penelitian memperlihatkan bahwa infeksi lebih sedikit terjadi di
bangsal rawat gabung dari pada di ruang bayi sehat. Untuk membantu ibu
merawat bayinya dengan baik, dibutuhkan adanya peraturan dalam hal batas
jam berkunjung, jumlah pengunjung yang masuk dan larangan untuk merokok.

5. Masalah
Rawat gabung sangat sulit dilakukan karena ada prosedur-prosedur yang harus
dilakukan pada bayi diluar ruang rawat ibu.

10
Cara mengatasi:
Pelajari betul-betul prosedur-prosedur ini. Beberapa prosedur mungkin tidak
perlu (misalnya menimbang bayi sebelum dan sesudah menyusu). Prosedur lain
dapat dilakukan di kamar ibu. Ulas keuntungan bagi ibu dan waktu yang dapat
dihemat dokter bila dokter memeriksa bayi di hadapan ibu.

6. Masalah
Pasien-pasien di ruangan privat merasa punya hak untuk menaruh bayinya di
ruang bayi sehat dan memberi bayinya pengganti ASI, dan mengharapkan
bantuan dari petugas perawat ruang bayi.

Cara mengatasi
Apa pun yang terbaik untuk pasien umum tentu juga baik untuk pasien privat.
Pelayanan akan tetap dilakukan sesuai dengan prosedur dan juga bergantung
pada hak pasien. Namun ibu akan tetap diberikan KIE betapa pentingnya jika
bayi dirawat gabung dengan ibu sehingga dapat menciptakan ikatan antara ibu
dan bayi.

7. Masalah
Bayi lebih mudah diculik bila dirawat gabung dari pada bila bayi dirawat di
ruang rawat bayi sehat.

Cara mengatasi:
Wajibkan petugas untuk memberitahu ibu agar meminta tolong orang lain (ibu
lain, anggota keluarga, petugas) untuk mengawasi bayinya bila ibu keluar
ruangan.
Ibu perlu tahu bahwa tidak ada alasan untuk memindahkan bayi tanpa
sepengetahuan ibu.

11
BAB V

DOKUMENTASI

Pada umumnya, rumah sakit yang belum mengadakan rawat gabung akan  merasa
khawatir bila akan memulai program rawat gabung di sarananya. Berbagai penolakan
biasanya akan muncul baik dari para petugas rumah sakit, baik medis maupun non medis,
maupun dari para ibu dan anggota keluarganya. Semua masalah yang timbul sebaiknya
segera diidentifikasi dan dicari pemecahannya agar tidak berlarut-larut yang pada akhirnya
akan makin membuat para petugas enggan melanjutkan program ini. Umumnya masalah
dapat diatasi bila ada komitmen yang kuat di pihak pengelola rumah sakit dan para
petugas pelaksana di ruangan.Perlu diadakan pelatihan tenaga kesehatan, pendampingan
dan evaluasi berkala terhadap program yang berjalan. Untuk mengevaluasi keberhasilan
Program rawat gabung akan dilakukan dengan sistem pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan meliputi cakupan rawat gabung dan masalah-masalah yang timbul baik dari
pihak ibu, bayi, keluarga dan petugas yang dapat menghambat program rawat gabung.

12
KEPUSTAKAAN

1. Indonesia Menyusui Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010.


2. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
Asuhan Neonatal Esensial, Kemenerian Kesehatan RI, 2008.

13

Anda mungkin juga menyukai