Marak Kasus Perundungan Pada Remaja
Marak Kasus Perundungan Pada Remaja
PIKIRAN RAKYAT - Perundungan atau bully memang perbuatan yang sangat tidak baik
dan tidak terpuji. Akibat dari perbuatan ini dampaknya bisa fatal.
Korban bullying bukan saja terjadi pada orang dewasa, tetapi belakang ini sering terjadi pada
Tidak sedikit dampak negatif dari perilaku ini, baik bagi pelaku bully maupun yang korban bully. Oleh
karena itu, kebiasaan melakukan bully ini harus segera dihentikan. Dampak terbesarnya untuk
korban bisa jadi seseorang menjadi trauma atau yang lebih parah lagi dapat mengakhiri hidupnya
karena tidak kuat untuk menahan semua bullying yang ditujukan padanya Bukan hanya korban
tetapi pelaku intimidasi juga cenderung menghadapi risiko kecemasan atau depresi yang
Bully adalah perilaku kekerasan fisik ataupun mental yang dilakukan satu orang atau lebih
dengan cara melakukan penyerangan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku kekerasan ini
biasa terjadi di lingkungan sekolah dan umumnya menimpa anak-anak atau remaja yang
Tindakan bully tidak hanya terjadi ketika pelaku melakukan kekerasan secara fisik kepada
menjadi fokus untuk penanganan terorisme sejak di tingkat hulu. Sebab menurut Halili, sikap
intoleransi merupakan awal mula seseorang berubah menjadi pelaku tindak pidana terorisme.
alam riset yang dilakukan Setara Institute, sikap tersebut menjadi bibit-bibit munculnya paham
radikalisme. "Tangga pertama menuju teroris adalah intoleransi. Inkubasi bibit terorisme, begitu
banyak riset Setara yang menunjukan bahwa kita harus berikan perhatian serius pada dunia
pendidikan yang memberikan ruang bagi intoleransi," ujar Halili dalam diskusi bertajuk 'Never
Ia mengungkap riset yang pernah dilakukan Setara Institute di 171 sekolah menengah atas negeri,
yang hasilnya mengkhawatirkan. Menurutnya, sebanyak 0,3 persen siswa terpapar ideologi teror,
sementara 2,4 persen diketahui mengalami intoleransi aktif. "Meskipun toleransi di antara mereka
cukup tinggi 61,5 persen toleransi tapi kita berikan fokus pada 2,4 persen dan 0,3 persen. Karena 0
persen itu terlalu banyak. Dalam konteks terorisme satu orang itu sudah terlalu banyak," ungkap
Halili.
Karena itu menurut Halili, dalam pencegahan terorisme, pemerintah juga perlu memperhatikan
serius mengenai pendidikan di sekolah. Menurut Setara, pemberantasan paham radikalisme perlu
sejak dini diberantas, tak cuma terfokus pada pelaku teror semata. "Jadi diawali juga oleh guru-guru
mereka, agar pengajaran kepada siswa-siswa juga tidak mengajarkan bibit bibit intoleransi," ujarnya.
Pandemi Covid-19
perempuan dan anak meningkat selama pandemi Covid-19, terutama kekerasan dalam
puluh persen kasus sepanjang 2020 lalu," terang Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol
Hingga pertengahan 2021, Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Subdit 4 Renakta
Ditreskrimum Polda Kalsel menangani 147 kasus terdiri dari 68 kasus kekerasan terhadap
perempuan dan 79 kasus anak. Sedangkan selama 2020, total ada 214 kasus terdiri dari
Dari tindak pidana yang terjadi, mayoritas KDRT yaitu sebanyak 32 kasus. Diakui Rifa'i, KDRT
suami istri ini kebanyakan berakhir dengan perceraian karena tidak ada jalan damai,"
bebernya.
Ada juga KDRT dengan pelaku orangtua terhadap anaknya. Polisi berupaya memediasi agar
surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya. Jika sampai terulang, tindakan lebih
Selain KDRT, ada sejumlah kasus lain yang juga ditangani polisi. Di antaranya penganiayaan
23 kasus, pencabulan dan perkosaan masing-masing 5 kasus, persetubuhan satu kasus dan
Sedangkan kasus kekerasan terhadap anak didominasi pencabulan dan perkosaan masing-masing 19
kasus, diikuti persetubuhan 18 kasus, penganiayaan 14 kasus, pelarian anak enam kasus,
"Di samping penegakan hukum, kekerasan terhadap perempuan dan anak tentunya juga harus
dikedepankan upaya edukasi agar peristiwa jangan sampai terjadi. Harus disadari semua ada