Anda di halaman 1dari 19

PROBLEM BIOETIK

PADA IMUNOLOGI
Siti Soekiswati
Mengapa perlu Bioetik ?
◦ Bioetik (etika biologi)= penyelidikan kritis tentang dimensi-dimensi moral dari
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan yang melibatkan
ilmu-ilmu biologi. Dimensi etis dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran
dan biologi terkait penerapannya dalam kehidupan (Samuel Gorovitz, 1995).

◦ Bioetik🡺 kegiatan yang mencari jawab dan menawarkan pemecahan atas


masalah akibat konflik moral; akibat kemajuan ilmu pengetahuan, diikuti
penerapan teknologi terkait (Taher,2003).
LATAR BELAKANG & TUJUAN PEMBELAJARAN BIOETIKA SECARA UMUM

1. Memahami & mengerti agar mampu menerapkan kaidah bioetik


sehingga dapat membela diri dalam masalah hukum karena sudah
berbuat sesuai prosedur
2. Menjadikan dokter yang beretika profesi yang benar
3. Menjaga reputasi (marwah profesi) dokter
4. Peningkatan profesionalitas pelayanan kesehatan
(Veronica Komalawati, 1989)
Kaidah Dasar 01 Autonomy (menghormati
kemandirian) :
Bioetik :
(Beauchamp & Childress, 1994)

02 Beneficence (kemanfaatan)

03 Non-Maleficence (tidak merugikan)

Justice (keadilan, hak hukum pasien)


04
A. AUTONOMY kriteria :
1. Menghargai hak pasien utk menentukan nasib sendiri,
menghargai martabat & privasi pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pd
keadaan ‘elektif’)
3. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan
4. Membiarkan pasien dewasa & kompeten mengambil
keputusan sendiri
5. Sabar menunggu keputusan pasien (kasus non-emergensi)
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Berterus terang (kecuali kondisi tertentu)
8. Tidak berbohong pada pasien meski demi kebaikan pasien
9. Menjaga rahasia pasien
10. Melaksanakan informed consent dan adanya perjanjian
(kontrak)
B. Beneficence (kemanfaatan)
1. Semangat Altruisme 4. Berupaya agar
2. Menjamin nilai harkat & kebaikan/kemanfaatan utk 8. Maksimalisasi
martabat manusia pasien lebih banyak pemuasan kebahagiaan
3. Tidak memandang 5. Sifat ‘paternalisme’ pasien
pasien/keluarganya bertanggung jawab & 9. Minimalisasi akibat
sebagai bisnis kasih sayang buruk
(keuntungan) 6. Pembatasan goal-based 10. Kewajiban menolong
pasien gawat darurat

11. Menghargai hak-hak pasien


keseluruhan 14. Mengembangkan kemampuan profesi
12. Tidak menarik honor diluar secara berkelanjutan
kepantasan 15. Berikan obat berkhasiat dengan harga
13. Maksimalkan kepuasan terjangkau
tertinggi secara keseluruhan 16. Menerapkan golden blue principle
C. Non-Maleficence (tidak merugikan)
1. Menolong pasien emergensi
2. Kondisi darurat berisiko, tetap mengutamakan kemanfaatan untuk pasien,
daripada kerugian tenaga atau biaya pada dokter
3. Mengobati pasien luka
4. Tidak melakukan euthanasia atau tindakan menghilangkan nyawa
5. Tidak mencaci maki/ menghakimi pasien/ keluarga (‘paternalistik’)
6. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
7. Mengobati pasien dengan proporsional
8. Mencegah pasien dari bahaya
9. Menghindari mis-representasi dari pasien dengan komunikasi yang baik
10. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
11. Memberikan semangat hidup pada pasien
12. Tidak melakukan white collar crime dalam yankes.
D. JUSTICE
1. Memperlakukan segala sesuatu terkait pasien secara universal
2. Ambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah disepakati
3. Beri kesempatan yanga sama terhadap pribadi dalam posisi sama
4. Hargai hak sehat pasien
5. Hargai hak hukum pasien
6. Hargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yanga rentan dirugikan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan (kewenangan)
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Berikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
12. Wajib mendistribusikan keuntungan dan kerugian (beban kerja, biaya & sanksi) secara
adil
13. Kembalikan hak pada pemiliknya saat yang tepat & kompeten
14. Tidak memberikan beban berat secara tidak merata tanpa alasan yang tepat
15. Menghormati hak populasi yg sama” rentan thd penyakit/ gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan yankes atas SARA, status sosial, dll
JONSEN SIGLER METHOD FOR ETHICAL REASONING

• (The principles of • (The principles of


beneficence and respect for
nonmaleficence ) autonomy)

Medical Patient
indications preferences

Contextual Quality of
features life

• (The principles of • (The principles of


loyality and beneficence and
fairness) nonmaleficence
and respect for
autonomy)
MEDICAL INDICATIONS
(The principles of beneficence and nonmaleficence )

No Kriteria
1. Apakah problem medis pasien? Anamnesis? Diagnosis? Prognosis?
2. Apakah problemnya akut? Kronik? Kritis? Darurat? Sementara?
3. Apakah tujuan terapi yang dilakukan?
4. Bagaimana probabilitas keberhasilannya?
5. Apa rencana tindakan yang akan dilakukan apabila terjadi kegagalan
terapi?
6. Singkatnya apakah pasien akan mendapatkan manfaat terapi maupun
perawatan dan bagaimana cara mencegah agar tidak lebih parah
keadaannya?

METODA JONSEN SIEGLER 10


PATIENT PREFERENCES
(The principles of respect for autonomy)
No Kriteria

1. Apakah pasien dari segi mental mampu dan dari segi hukum kompeten? Apakah terdapat
bukti ketidak-mampuan?
2. Seandainya kompeten, apa yang pasien nyatakan mengenati pilihan-pilihan terapi?
3. Apakah pasien telah diberi informasi manfaat serta resikonya, kemudian dia telah mengerti
dan telah memberikan konsen?
4. Seandainya tidak mampu, siapakah walinya? Apakah wali tersebut mampu memenuhi
standar yang memadai untuk mengambil keputusan?
5. Apakah pasien sempat menyatakan pilihan sebelum jatuh sakit berat, misalnya Advanced
Directives?
6. Apakah pasien tidak berkeinginan atau tidak dapat kooperatif dalam terapi?
Bila ya, mengapa?
7. Apakah hak pasien untuk memilih telah mengakomodasi kemungkinan-kemungkinan sesuai
etika dan hukum?
METODA JONSEN SIEGLER 11
QUALITY OF LIFE
(The principles of beneficence and
nonmaleficence and respect for autonomy)
No Kriteria
1. Bagaimana prospek dapat kembali hidup normal, dengan terapi ataupun tanpa
terapi?
2. Apakah akan terjadi kecacatan fisik, mental atau sosial yang akan dialami pasien
apabila terapi berhasil?
3. Apakah terjadi simpangan (bias) akibat salah perkiraan dalam mengevaluasi kualita
hidup pasien?
4. Apakah kondisi pasien saat ini ataupun perkiraan yang akan datang sedemikian
rupa sehingga mempengaruhi keputusannya untuk menjalani hidup yang tidak
diinginkannya?
5. Adakah rencana rasional untuk melanjutkan terapi?
6. Apakah ada rencana melakukan perawatan palliative untuk mengurangi
penderitaan pasien? METODA JONSEN SIEGLER 12
CONTEXTUAL FEATURES
(The principles of loyality and fairness)
No Kriteria
1. Apakah ada pengaruh keluarga yang dapat menggoyahkan keputusan terapi pasien?

2. Apakah ada pengaruh Dokter maupun Perawat yang dapat menggoyahkan keputusan terapi
pasien?

3. Apakah ada faktor keuangan maupuin ekonomi yang mempengaruhi?

4. Apakah ada faktor agama maupun budaya yang mempengaruhi?

5. Apakah ada pembatasan kerahasiaan pasien?

6. Apakah terdapat masalah mengalokasikan sumberdaya?

7. Bagaimana peraturan atau hukum yang ada berdampak pada keputusan terapi?

8. Apakah ada pelibatan pasien dengan penelitian klinis maupun praktik pendidikan?

9. Apakah terdapat konflik kepentingan pada dokter, perawat atau institusi?


METODA JONSEN SIEGLER 13
PEMBUATAN KEPUTUSAN KLINIK, didasarkan pada:
1. Keputusan medis atas permasalahan pasien
🡺 atas indikasi medis dari sistematika Jonsen &
Siegler
2. Keputusan etis atas isu etis pasien
🡺 atas indikasi kaidah dasar bioetik, yang sering
disebut KDM (kaidah dasar moral)
ASAS PRIMA FACIE (=Asas kemunculan pertama)
= Pada sidang pertama. Perkara prima facie adalah
perkara prima yang pada siding pertama, ditemui bahwa
ada cukup alat bukti untuk membuktikan elemen
pelanggaran
- pengacara melakukan penuntutan atas sebuah perkara
berdasar atas bukti yang menguatkan pada pemeriksaan
awal
- primavacy evidence = persangkaan hukum
Prinsip prima facie pada 4 KDB (Kaidah Dasar
Bioetik) (Agus Purwadiarto,2004):
A. Autonomy C. Non-maleficence

- Prinsip prima facie 🡺 muncul pada sosok - Prinsip prima facie 🡺 ketika pasien gawat
pasien berpendidikan, pencari nafkah, darurat dimana diperlukan intervensi medis
dewasa & berkepribadian matang untuk penyelamatan nyawa

B. Beneficence D. Justice

- Prinsip prima facie 🡺 sesuatu yang umum, - Prinsip prima facia 🡺 konteks—membahas
artinya kondisi pasien merupakan kondisi yang hak orang lain selain diri pasien. Khususnya
wajar dan berlaku pada banyak pasien yang mereka yang sama/ setara mengalami
lainnya---dokter akan melakukan yang terbaik gangguan kesehatan diluar diri pasien. Juga
untuk pasien tentang hak-hak sosial masyarakat atau
komunitas sekitar pasien
Kasus
D seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dibawa ibunya berobat kepada dokter
karena sudah dua hari demam, muntah dan mengeluh pusing. Singkat cerita sesudah
diperiksa, D diberikan obat untuk diminum. Tiga hari sesudah konsumsi obat tersebut,
demam sudah tidak muncul, tidak mual muntah dan nafsu makan mulai kembali
membaik. Tetapi D mengeluhkan kulit kakinya gatal dan muncul bintik merah. Ibunya
kembali membawa D k dokter yang menangani. Dokter tersebut merujuk D ke dokter
Spesialis Anak. Sesudah menjalani serangkaian pemeriksaan, D didiagnosis mengalami
HSP (Henoch Schonlein Purpura). Kemudian dia harus menjalani terapi rutin yang
diantaranya harus mengkonsumsi kortikosteroid dosis tinggi. Efek pemberian
kortikosteroid tersebut membuat pertumbuhan badan D yang kurang normal dan
mengalami Sindrom Cushing. Karena terapi Kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka
panjang itu, akhirnya D sampai mengalami kelainan kelenjar anak ginjal sehingga
kemungkinan dia harus menjalani kemoterapi.
Analisis tindakan dokter Spesialis Anak tersebut berdasar:
1. 4 KDB (4 Kaidah Dasar Bioetik)
2. 4 box method Jonsen& Siegler
Sehingga keputusan etis yang diambil dokter berdasar KDM (=Kaidah Dasar Moral)
Kasus 2:
H seorang anak perempuan 12 tahun, korban perlecehan seksual oleh oknum
keluarga dekatnya. H berobat ke Poli Anak di Rumah Sakit dengan diantar bibinya,
karena kedua oarng tuanya sudah lama bercerai dan H diasuh oleh nenek dan bibinya
sejak usia 5 tahun. H mengeluhkan sakit di perut bawah dan saat kencing, mual dan
sudah setengah bulan ini tidak nafsu makan. Sesudah melalui serangkaian pemeriksaan,
didapatkan diagnosis HIV/AIDs. Saudara adalah dokter yang menangani pasien H di
Rumah Sakit tempat H berobat, apakah yang akan saudara lakukan?
Tindakan dokter berdasar:
1. 4 KDB (4 Kaidah Dasar Bioetik)🡺 Sehingga keputusan etis yang diambil dokter
berdasar KDM (=Kaidah Dasar Moral)
2. Tindakan perlindungan hukum terkait kondisi H sebagai korban perlecehan seksual?
THANK YOU

ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai