PADA IMUNOLOGI
Siti Soekiswati
Mengapa perlu Bioetik ?
◦ Bioetik (etika biologi)= penyelidikan kritis tentang dimensi-dimensi moral dari
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kesehatan yang melibatkan
ilmu-ilmu biologi. Dimensi etis dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran
dan biologi terkait penerapannya dalam kehidupan (Samuel Gorovitz, 1995).
02 Beneficence (kemanfaatan)
Medical Patient
indications preferences
Contextual Quality of
features life
No Kriteria
1. Apakah problem medis pasien? Anamnesis? Diagnosis? Prognosis?
2. Apakah problemnya akut? Kronik? Kritis? Darurat? Sementara?
3. Apakah tujuan terapi yang dilakukan?
4. Bagaimana probabilitas keberhasilannya?
5. Apa rencana tindakan yang akan dilakukan apabila terjadi kegagalan
terapi?
6. Singkatnya apakah pasien akan mendapatkan manfaat terapi maupun
perawatan dan bagaimana cara mencegah agar tidak lebih parah
keadaannya?
1. Apakah pasien dari segi mental mampu dan dari segi hukum kompeten? Apakah terdapat
bukti ketidak-mampuan?
2. Seandainya kompeten, apa yang pasien nyatakan mengenati pilihan-pilihan terapi?
3. Apakah pasien telah diberi informasi manfaat serta resikonya, kemudian dia telah mengerti
dan telah memberikan konsen?
4. Seandainya tidak mampu, siapakah walinya? Apakah wali tersebut mampu memenuhi
standar yang memadai untuk mengambil keputusan?
5. Apakah pasien sempat menyatakan pilihan sebelum jatuh sakit berat, misalnya Advanced
Directives?
6. Apakah pasien tidak berkeinginan atau tidak dapat kooperatif dalam terapi?
Bila ya, mengapa?
7. Apakah hak pasien untuk memilih telah mengakomodasi kemungkinan-kemungkinan sesuai
etika dan hukum?
METODA JONSEN SIEGLER 11
QUALITY OF LIFE
(The principles of beneficence and
nonmaleficence and respect for autonomy)
No Kriteria
1. Bagaimana prospek dapat kembali hidup normal, dengan terapi ataupun tanpa
terapi?
2. Apakah akan terjadi kecacatan fisik, mental atau sosial yang akan dialami pasien
apabila terapi berhasil?
3. Apakah terjadi simpangan (bias) akibat salah perkiraan dalam mengevaluasi kualita
hidup pasien?
4. Apakah kondisi pasien saat ini ataupun perkiraan yang akan datang sedemikian
rupa sehingga mempengaruhi keputusannya untuk menjalani hidup yang tidak
diinginkannya?
5. Adakah rencana rasional untuk melanjutkan terapi?
6. Apakah ada rencana melakukan perawatan palliative untuk mengurangi
penderitaan pasien? METODA JONSEN SIEGLER 12
CONTEXTUAL FEATURES
(The principles of loyality and fairness)
No Kriteria
1. Apakah ada pengaruh keluarga yang dapat menggoyahkan keputusan terapi pasien?
2. Apakah ada pengaruh Dokter maupun Perawat yang dapat menggoyahkan keputusan terapi
pasien?
7. Bagaimana peraturan atau hukum yang ada berdampak pada keputusan terapi?
8. Apakah ada pelibatan pasien dengan penelitian klinis maupun praktik pendidikan?
- Prinsip prima facie 🡺 muncul pada sosok - Prinsip prima facie 🡺 ketika pasien gawat
pasien berpendidikan, pencari nafkah, darurat dimana diperlukan intervensi medis
dewasa & berkepribadian matang untuk penyelamatan nyawa
B. Beneficence D. Justice
- Prinsip prima facie 🡺 sesuatu yang umum, - Prinsip prima facia 🡺 konteks—membahas
artinya kondisi pasien merupakan kondisi yang hak orang lain selain diri pasien. Khususnya
wajar dan berlaku pada banyak pasien yang mereka yang sama/ setara mengalami
lainnya---dokter akan melakukan yang terbaik gangguan kesehatan diluar diri pasien. Juga
untuk pasien tentang hak-hak sosial masyarakat atau
komunitas sekitar pasien
Kasus
D seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dibawa ibunya berobat kepada dokter
karena sudah dua hari demam, muntah dan mengeluh pusing. Singkat cerita sesudah
diperiksa, D diberikan obat untuk diminum. Tiga hari sesudah konsumsi obat tersebut,
demam sudah tidak muncul, tidak mual muntah dan nafsu makan mulai kembali
membaik. Tetapi D mengeluhkan kulit kakinya gatal dan muncul bintik merah. Ibunya
kembali membawa D k dokter yang menangani. Dokter tersebut merujuk D ke dokter
Spesialis Anak. Sesudah menjalani serangkaian pemeriksaan, D didiagnosis mengalami
HSP (Henoch Schonlein Purpura). Kemudian dia harus menjalani terapi rutin yang
diantaranya harus mengkonsumsi kortikosteroid dosis tinggi. Efek pemberian
kortikosteroid tersebut membuat pertumbuhan badan D yang kurang normal dan
mengalami Sindrom Cushing. Karena terapi Kortikosteroid dosis tinggi dalam jangka
panjang itu, akhirnya D sampai mengalami kelainan kelenjar anak ginjal sehingga
kemungkinan dia harus menjalani kemoterapi.
Analisis tindakan dokter Spesialis Anak tersebut berdasar:
1. 4 KDB (4 Kaidah Dasar Bioetik)
2. 4 box method Jonsen& Siegler
Sehingga keputusan etis yang diambil dokter berdasar KDM (=Kaidah Dasar Moral)
Kasus 2:
H seorang anak perempuan 12 tahun, korban perlecehan seksual oleh oknum
keluarga dekatnya. H berobat ke Poli Anak di Rumah Sakit dengan diantar bibinya,
karena kedua oarng tuanya sudah lama bercerai dan H diasuh oleh nenek dan bibinya
sejak usia 5 tahun. H mengeluhkan sakit di perut bawah dan saat kencing, mual dan
sudah setengah bulan ini tidak nafsu makan. Sesudah melalui serangkaian pemeriksaan,
didapatkan diagnosis HIV/AIDs. Saudara adalah dokter yang menangani pasien H di
Rumah Sakit tempat H berobat, apakah yang akan saudara lakukan?
Tindakan dokter berdasar:
1. 4 KDB (4 Kaidah Dasar Bioetik)🡺 Sehingga keputusan etis yang diambil dokter
berdasar KDM (=Kaidah Dasar Moral)
2. Tindakan perlindungan hukum terkait kondisi H sebagai korban perlecehan seksual?
THANK YOU
ALHAMDULILLAH