Hal : Permohonan Pengujian Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
Dengan hormat,
Sehubungan dengan HAK KONSTITUSI yang melekat pada warga negara in casu RAKYAT
INDONESIA maka dirasa perlu meminta kepastian kepada Yang Mulia Majelis Hakim
Konstitusi RI untuk diperiksa, diadili, dan dijatuhkan suatu keputusan atas ketidak pastian
hukum terhadap permohonan PUU berikut ini:
Adalah Ketua Partai Politik Nasional Republik yang selanjutnya akan disebutkan sebagai
PEMOHON. Pemohon dengan ini mengajukan Permohonan Pengujian pasal 51 ayat (1)
Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2008 tentang Partai Politik terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
“Partai Politik yang telah disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang partai politik tetap diakui keberadaannya
dengan kewajiban melakukan penyesuaian menurut Undang-Undang ini dengan
mengikuti verifikasi”.S
1. Bahwa Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik tersebut menimbulkan
adanya ketidakpastian hukum yang merugikan hak-hak konstitusional pemohon dan
bertentangan dengan ketentuan Pasal 28, 28C ayat (2), dan Pasal 28D ayat (1) UUD
1945.
2. Bahwa Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik mengakibatkan hak
konstitusional Pemohon untuk berserikat dan berkumpul dilanggar yang sebagaimana
dijamin dalam Pasal 28 UUD 1945 bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
Undang-Undang”.
3. Bahwa mewajibkan proses verifikasi terlebih dahulu akan berpotensi menghilangkan
kemerdekaan atau kebebasan berserikat dan berkumpul dari Pemohon dalam
mempersiapkan Pemilu Tahun mendatang sehingga hak konstitusi Pemohon telah
dirugikan. Dengan hal ini, Partai Politik wajib melakukan verifikasi dengan interval
waktu yang realtif singkat dan tidak terukur, mengakibatkan ketentuan tersebut telah
menghilangkan jaminan atas hak dan kebebasan konstitusi Pemohon.
4. Bahwa bertentangan juga dengan Pasal 28C ayat (2) UUD 1945 bahwa “Setiap orang
berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya”.
5. Bahwa Pemohon memiliki hak konstitusional untuk berpartisipasi secara kolektif dalam
membangun masyarakat, bangsa, dan negara melalui partai politik sebagai wadah.
Namun, Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik mengakibatkan hilangnya
hak konstitusional Pemohon untuk mewujudkan tugas pokok Pemohon sebagai partai
politik yang bebas dan mandiri untuk berpartisipasi dalam Pemilu Tahun 2024
mendatang.
6. Bahwa terdapat pelanggaran hak konstitusional Pemohon untuk mendapatkan jaminan
serta kepastian hukum dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 bahwa “Setiap orang berhak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum”.
7. Bahwa Partai Politik akan melimitasi tindakan yang dapat dilakukan Pemohon meskipun
telah terdaftar sebagai partai politik yang sah dan berbadan hukum. Namun, karena
kewajiban untuk melakukan verifikasi agar tetap diakui keberadaannya memberikan
ketidapastian hukum bagi Pemohon.
8. Bahwa bertentangan dengan asas dan tujuan dibetuknya hukum, yaitu terciptanya
keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum serta memberikan perlindungan terhadap
hak konstitusional setiap orang serta mengakibatkan tugas pokok dan fungsi Pemohon
tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya karena tidak adanya jaminan kepastian
hukum sehingga menyebabkan hak konstitusional Pemohon dirugikan.
9. Bahwa berdasarkan uraian di atas, Pemohon mengajukan permohonan Pengujian
Undang-Undang karena terdapat kerugian hak konstitusional dari Pemohon dengan
diberlakukannya Permohonan Pengujian Undang-Undang Pasal 51 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2008 tentang Partai Politik yang bertentangan dengan Pasal 28, 28C ayat (2), dan Pasal
28D ayat (1) UUD 1945.
IV. Petitum
Berdasarkan alasan-alasan hukum dan konstitusionalitas yang telah diuraikan diatas, maka
Pemohon dalam hal ini memohon agar Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi dapat mengabulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Mengabulkan permohonan pengujian undang-undang Pemohon; Menyatakan
Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik bertentangan dengan
UUD NRI 1945;
2. Menyatakan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
tidak memiliki kekuatan mengikat;
3. Memerintahkan amar putusan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia yang mengabulkan permohonan pengujian Pasal 51 ayat (1) Undang-
Undang No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2008 tentang Partai Politik i untuk dimuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia sebagaimana mestinya
Atau apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
-- Ex Aequo et Bono
Hormat Saya,
Nadya Putri