Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tugas.3
Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada
tempat yang telah disediakan:
1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan
manusia cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan
hati (tawadzu').
3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam
QS An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui
istilah al-hanîf.
1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan
manusia cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan
kerendahan hati (tawadzu').
ِص
َوِلَي ْعلََ م ٱلِّذي َن أُوتُوا ٱْل ِعلَْ م أَ ُّن ه ٱلْ َح ِمن ّربّ َك َفُي ْؤ ِمنُوا ِب ِۦه َفتُ ْخِب َت لَُ ۥه قلُوُب ُه ْم ۗ َوِإ ّن ٱ ّلَ لَ َه ِا د ٱلِّذي َن
َٰر ٍط ّم ْسَتِقي ٍم
َءا َمنُٓ و ۟ا ِإلَ ٰى ّق
Artinya: Ayat 54. Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya
Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka
lOMoARcPSD|19545137
kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus.
Ada tiga rangkaian yang tidak terpisahkan; ilmu pengetahuan, iman yang kokoh dan
hati yang tunduk. Dalam Islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling berkait.
Artinya bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang kokoh, dan
sebagai bukti bahwa iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu tunduk (kepada
kebenaran yang bersumber dari petunjuk Allah SWT). Inilah trilogi yang tidak
terpisahkan sehingga budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam bukan sekedar
menjadikan manusia cerdas, tetapi juga manusia yang selain cerdas juga memiliki
kehangatan iman yang disertai kerendahan hati (tawadzu').
الا ۗ صاا ا َاراى ٰا ۗ ماا اناِاي ا نا ما ِانا الا ج إا َواق َاا الاُ اوااا
هاا ات ُا ا
َ ها ق ُ اُ تاِالاْ ا اكا أا اّا هاو اد ًاااا ُ ا نا ل َا ا ي َا اد ْاا االا ان لال
و اا ا ا ما َ كاَ ااا ا ال ةا خا
أا ْوا ن َا ا ا
ب ُا ا ْاراه َاا اناَاك ُا ا اما إا انا ا صاا ا ِد اق
ا ي ا نا كاُ ان ْا ات م
ُا ا ا
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga
kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu
(hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah
bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".
Bukti kebenaran yang diminta oleh ayat tersebut bukan untuk kepentingan Allah
karena Allah tidak perlu bukti apapun atas apa yang dilakukan manusia. Bukti
tersebut diminta oleh Allah untuk manusia, karena yang perlu bukti adalah manusia.
Kesan yang dapat ditangkap dari ayat tersebut adalah jangan sampai manusia
menyangkut prinsip-prinsip kehidupannya hanya mendasarkan kepada klaim-klaim
yang tidak berdasar, melainkan harus didasarkan kepada bukti yang jelas hasil dan
pemikiran yang rasional dan obyektif.
Dari dua ayat di atas para ulama kemudian merumuskan tentang konsep politik yang
diajarkan oleh Islam (Al-quran). Konsep tersebut meliputi empat macam:
َك َما َأ ْر َسلْنَا ِفي ُك ْم َر ُسول ل ّمن ُك َعلَْ ي ُك ْم َءا َٰيِتنَا َوُي َز ّكي ُك ْم َوُي َعلّ ُم ُ ُك م ٱلْ ِك ٰتَ َب َوٱلْ ِح ْك َم َة َوُي َعلّ ُم ُكم
ّما لَْ م َت ُكوُنوا َت ْعلَ ُمو َن ْم َْي تلُوا
3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam
QS An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui
istilah al-hanîf.
1) Ayat dan terjemahan QS An-Nisaa’ (4): 125
ّ َ ّ ُ َخِليل
َو َم ْن أَ ْح َس ُن ّم ّم ْن َو ْج َه َو ْح َوٱت ّ ِملَّ ة ِْإ ب َحِنيفل َوٱت َخ ذ ٱ ل ِْإ ب
ل أَ ْس ََل م
َٰر ِهيَ م ا َٰر ِه َي م ِ ِّ ُۥه
ل ُه َو ِس ٌن َب َع ِدينلا
ُم
Artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.
lOMoARcPSD|19545137
2) Pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4): 125
Dalam ayat tersebut, Kita berinteraksi kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah
diri, dan kita berinteraksi kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-
perbuatan kebaikan. Misalnya dengan saling tolong-menolong, bersedekah, tidak
mencuri, dan tidak menipu.
3) Ayat dan terjemahan QS. Ali Imran (3): 67
ٰ
َما َكا َن ِْإ ب َٰر ِهيُ م َي ُه ِو دّيا َوَ ل َن ْص َراِنّيا َو َل ِكن َكا َن َحِنيفلا ّم ْسِل لما َو َما َكا َن ِم َن ٱلْ ُم ْش ِر ِكي
َن
Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi
Dia adalah seorang yang lurus[201] lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali
bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.
4) Yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67
Secara etimologis al-hanîf berarti “condong dari kesesatan kepada istiqamah” bentuk
jamaknya adalah hunafâ‟. Kemudian arti tersebut berkembang menjadi “Orang yang
condong kepada kebenaran, kepada Allah, kepada tauhid. Dengan begitu al-
hanafiyyat merupakan kumpulan kecenderungan yang terdapat dalam fitrah manusia.
Artinya, fitrah manusia merupakan himpunan dari kecenderungan-kecenderungan
kepada kebenaran dan kepada (agama) Allah.