BOTANI
ACARA 1
PENGENALAN MIKROSKOP DAN STRUKTUR SEL
Disusun Oleh:
Nama : Annisa Oktaviana
NPM 2220401030
Kelas : B (1)
Asisten Praktikum : Habib Husein Al Azizi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Ubi kayu merupakan salah satu komoditas sub sektor tanaman pangan yang
potensial untuk dikembangkan di Indonesia dan menjadi sumber pangan
karbohidrat alternatif selain beras. Ubi kayu memiliki daya adaptasi yang tinggi
untuk tumbuh dan berkembang pada lahan kering dan memiliki pohon industri
yang berspektrum luas, serta mampu menghasilkan devisa yang cukup besar
(Anggraeni, dkk., 2013) Batang ubi kayu memiliki karakteristik beruas-ruas dan
panjang dengan ketinggian mencapai 3 m atau lebih. Batang singkong
mengandung empulur yang berwarna putih, betekstur lunak dan empuk seperti
gabus. Warna batang bervariasi, namun batang tanaman singkong muda
umumnya berwana hijau dan setelah tua akan menjadi keputih-putihan, kelabu,
hijau kelabu, atau coklat kelabu (Thamrin, dkk., 2015). Sifat-sifat ubi kayu
diantaranya adalah warna daun normal (dominan), daun albino (resesif), batang
lurus (dominan), batang zig-zag (resesif), warna daging ubi kuning (dominan),
dan putih (resesif), bentuk tepi helaian daun berlekuk (dominan), dan lurus
(resesif) (Restiani dkk, 2014).
Oleh karena itu, praktikum mengenai pengenalan mikroskop dan struktur
sel perlu diadakan dan dengan petunjuk dalam melaksanakan praktikum.
Sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, dengan
diadakannya praktikum ini dapat memberikan pengetahuan tentang mikroskop
dan struktur sel gabus pada batang Manihot esculenta atau ubi kayu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum botani pengamatan sel gabus pada
batang ketela pohon yaitu untuk mengamati bentuk dan struktur sel gabus yang
terdapat pada batang ubi kayu.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
3.1 Hasil
No Gambar Keterangan
3.2 Pembahasan
Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi
dan jagung. Singkong, pada awalnya ditanam untuk diambil umbinya dan
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, namun seiring berjalannya waktu
singkong dimanfaatkan sebagai bahan pakan dan industri (Purnomo dkk,.
2015). Secara umum klasifikasi singkong adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz
Struktur morfologi pada tanaman terdiri atas bunga, daun, batang, dan
akar. Jaringan penyusun batang tanaman singkong berupa jaringan gabus.
Jaringan gabus, yaitu jaringan yang melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air karena sel-sel gabus bersifat kedap air. Strukturnya
memanjang dan rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Sel gabus dapat
ditemukan dipermukaan luar batang(Nadia dkk,. 2020). Hasil pengamatan
didapatkan bahwa sel gabus kosong. Singkong (Manihot esculenta Crantz)
selnya tersusun dari sel mati. Hal ini disebabkan karena sel gabus merupakan
sel tumbuhan yang mati sehingga selnya tidak memiliki organ-organ sel berupa
inti sel dan sitoplasma. Pada sel gabus dapat terlihat dinding sel dan ruang sel
yang berwarna putih. Susunan sel gabut berbentuk hexagonal.Pada sel gabus
dapat terlihat dinding sel dan ruang sel yang berwarna putih. Sel satu dengan
sel lainnya tersusun rapi dan beraturan (Sianipar, 2020).
Dinding sel merupakan bagian dari sel tumbuhan yang terletak di luar
membran plasma dengan bentuk yang tebal. Dinding sel ini mudah ditembus
oleh saluran – saluran yang ada didalamnya yang disebut plasmodesma.
Plasmodesma ini dapat menghubungkan sitoplasma dengan sel – sel yang ada
bersebelahan dengannya. Dinding sel ini terbentuk dari polisakarida yang
disebut selulosa dan protein lainnya dan berperan penting dalam
mempertahankan bentuk sel, dan melindungi sitoplasma dan membran plasma
dari kerusakan mekanis, dan juga sebagai alat transportasi zat dari dalam keluar
sel atau sebaliknya(Rahmadina & Febriani, 2017).
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada 5 aksesi batang ubi
kayu memiliki bentuk yang berbeda, yang dipicu oleh beberapa factor salah
satunya karena penggunaan batang umbi kayu yang berbeda varietasnya. Sel
gabus yang terdapat pada batang ubi kayu merupakan sel mati yang hanya
memiliki dinding sel. Sel gabus pada ubi kayu dengan jenis yang sama
memiliki bentuk yang hampir sama,yaitu berbentuk heksagonal beraturan.
Sedangkan pada sel gabus ubi kayu dengan jenis yang berbeda,memiliki
bentuk sel yang berbeda yaitu berbentuk bulat beraturan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, N., Hasyim, A. I., & Situmorang, S. (2013). Analisis efisiensi pemasaran
ubi kayu di Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of
Agribusiness Science, 1(1).
Dimyati, M., Sutikno, S., & Masturi, M. (2015, October). Pengaruh Penugasan
Proyek Pembuatan Mikroskop Sederhana dari Barang Bekas terhadap
Kreativitas Siswa SMK. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
Journal) (Vol. 4, pp. SNF2015-I).
Isbah , U., & Iyan, Y. R. (2016). Analisis Peran Sektor Pertanian Dalam
Perekonomian dan Kesempatan Kerja Di Provinsi Riau. Jurnal Sosial
Ekonomi Pembangunan. VII(19), 45-54.
Purnomo, B. H., Subayri, A., & Kuswardhani, N. (2015). Model Sistem Dinamik
Ketersediaan Singkong Bagi Industri Tape Di Kabupaten Jember. Jurnal
Agroteknologi, 09(02), 162-173.
Rahmadina, R., & Febriani, H. (2017). Buku Biologi Sel. Surabaya : CV
Selembar Papyrus Manyar Sabrangan 19 Surabaya.
Restiani, R dkk. 2014. Karakter Morfologi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Hijau Dari Kabupaten Pelalawan. JOM FMIPA, 1 (2), 619-623.
Sianipar, H. F. (2020). Biologi Umum. Lombok Tengah: Forum Pemuda Aswaja.
Sumarsono, M. S., & Samiyarsih, S. (2013). Struktur Morfologi Tumbuhan dan
Struktur Sel. Jakarta: Universitas Terbuka.
Thamrin, M., Mardhiyah, A. and Marpaung, S.E., 2015. Analisis usahatani ubi kayu
(Manihot utilissima). Agrium: Jurnal Ilmu Pertanian. 18(1): 57-64.
LAMPIRAN
Pengambilan sel gabus Sel gabus Batang ubi kayu varietas berbeda
Batang 4 Batang 5