Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI

ACARA 1
PENGENALAN MIKROSKOP DAN STRUKTUR SEL

Disusun Oleh:
Nama : Annisa Oktaviana
NPM 2220401030
Kelas : B (1)
Asisten Praktikum : Habib Husein Al Azizi

PROGRAM STUDI S1 AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada


proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sektor pertanian
merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan
nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan
hasil-hasil strategis terutama yang menyangkut komoditas pangan. Pengelolaan
dan pemanfaatan hasil-hasil produk pertanian ini diharapkan dapat dilakukan
secara lebih terencana dengan pemanfaatan yang optimum serta dapat dinikmati
oleh seluruh penduduk Indonesia (Isbah, 2016).

Kemudian dari pentingnya sektor pertanian tersebut maka perlu


meningkatkan hasil pertanian,salah satunya adalah mempelajari sel tumbuhan.
Tumbuhan memiliki banyak sel yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang
manusia maka dari itu perlu adanya alat bantu mikroskop dalam melihat sel
tumbuhan yang ukurannya kecil. Mikroskop merupakan alat bantu utama untuk
melakukan pengamatan dan penelitian, karena dapat digunakan untuk melihat
objek pengamatan yang kecil terlihat besar (Ariska dan Alwiyah, 2019). Dalam
perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang
berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Sehingga, mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan
mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi (Agustina, dkk.,
2022). Ilmuwan memanfaatkan sifat lensa cembung yang dapat menghasilkan
bayangan nyata ataupun maya tergantung letak benda terhadap pusat lensa
(Dimyati, dkk., 2015). Secara umum berdasarkan sumber cahayanya mikroskop
dibagi menjadi tiga, yaitu mikroskop cahaya, mikroskop stereo dan mikroskop
elektron (Phuspa, 2017).
Sel merupakan salah satu unit dasar kehidupan yang susunannya secara
structural dan fungsional sangatlah berpengaruh terhadap kepribadian dan
tingkah laku dari masing-masing makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup
tersusun atas sel yang saling berinteraksi saru dengan yang lainnya. Sel
memiliki sifat yang fundamental (mendasar) dalam ilmu biologi. Semua
organisme kehidupan ini tersusun atas sel tunggal(Ramadina & Febriani, 2017).
Sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang tersusun oleh selulosa yang
berfungsi untuk melindungi bagian yang ada di dalamnya. Bentuk sel pada
tumbuhan dapat bermacam-macam, seperti bentuk bulat, pipih, kubus, dan
memanjang polyedris. Sel tumbuhan yang hidup terdiri dari protoplasma
dikelilingi oleh dinding sel. Di dalam protoplasma terdapat komponen
protoplasmik dan substansi ergastik. Pada protoplasma terdapat aliran plasma
(cyclosis) yang berlangsung satu arah (rotasi) dan beberapa arah (sirkulasi).
Selain itu, di dalam protoplasma terdapat benda-benda hidup yang memiliki
struktur dan fungsi khusus, disebut organel (Sumarsono dan Samiyarsih, 2013).

Ubi kayu merupakan salah satu komoditas sub sektor tanaman pangan yang
potensial untuk dikembangkan di Indonesia dan menjadi sumber pangan
karbohidrat alternatif selain beras. Ubi kayu memiliki daya adaptasi yang tinggi
untuk tumbuh dan berkembang pada lahan kering dan memiliki pohon industri
yang berspektrum luas, serta mampu menghasilkan devisa yang cukup besar
(Anggraeni, dkk., 2013) Batang ubi kayu memiliki karakteristik beruas-ruas dan
panjang dengan ketinggian mencapai 3 m atau lebih. Batang singkong
mengandung empulur yang berwarna putih, betekstur lunak dan empuk seperti
gabus. Warna batang bervariasi, namun batang tanaman singkong muda
umumnya berwana hijau dan setelah tua akan menjadi keputih-putihan, kelabu,
hijau kelabu, atau coklat kelabu (Thamrin, dkk., 2015). Sifat-sifat ubi kayu
diantaranya adalah warna daun normal (dominan), daun albino (resesif), batang
lurus (dominan), batang zig-zag (resesif), warna daging ubi kuning (dominan),
dan putih (resesif), bentuk tepi helaian daun berlekuk (dominan), dan lurus
(resesif) (Restiani dkk, 2014).
Oleh karena itu, praktikum mengenai pengenalan mikroskop dan struktur
sel perlu diadakan dan dengan petunjuk dalam melaksanakan praktikum.
Sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, dengan
diadakannya praktikum ini dapat memberikan pengetahuan tentang mikroskop
dan struktur sel gabus pada batang Manihot esculenta atau ubi kayu.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum botani pengamatan sel gabus pada
batang ketela pohon yaitu untuk mengamati bentuk dan struktur sel gabus yang
terdapat pada batang ubi kayu.
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Percobaan praktikum acara ini dilaksanakan pada Kamis, 3 November 2022


di laboratorium P2O3 Fakultas Pertanian Universitas Tidar di Tuguran,
Potrobangsan Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu mikroskop, silet, pisau dan
pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aksesi batang ubi kayu,
aquades dan larutan safranin.
2.3 Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Batang pohon disayat setipis mungkin menggunakan silet atau pisau secara
melintang untuk diambil sel gabusnya.
3. Irisan sel yang sudah disayat diletakkan ditengah kaca preparat
4. Kemudian ditetesi dengan air dan larutan safranin menggunakan pipet tetes
dan ditutup dengan kaca penutup.
5. Preparat diletakkan pada meja benda mikroskop.
6. Diamati dengan mikroskop dan struktur sel gabus digambar.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

No Gambar Keterangan

1. Batang 1 + Larutan Safranin


(Perbesaran 40x)

2. Batang 2 + Larutan Safranin


(Perbesaran 40x)

3. Batang 3 + Larutan Safranin


(Perbesaran 40x)
4. Batang 4 + Larutan Safranin
(Perbesaran 40x)

5. Batang 5 + Larutan Safranin


(Perbesaran 40x)

3.2 Pembahasan
Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber
karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi
dan jagung. Singkong, pada awalnya ditanam untuk diambil umbinya dan
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, namun seiring berjalannya waktu
singkong dimanfaatkan sebagai bahan pakan dan industri (Purnomo dkk,.
2015). Secara umum klasifikasi singkong adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz

Struktur morfologi pada tanaman terdiri atas bunga, daun, batang, dan
akar. Jaringan penyusun batang tanaman singkong berupa jaringan gabus.
Jaringan gabus, yaitu jaringan yang melindungi jaringan lain agar tidak
kehilangan banyak air karena sel-sel gabus bersifat kedap air. Strukturnya
memanjang dan rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Sel gabus dapat
ditemukan dipermukaan luar batang(Nadia dkk,. 2020). Hasil pengamatan
didapatkan bahwa sel gabus kosong. Singkong (Manihot esculenta Crantz)
selnya tersusun dari sel mati. Hal ini disebabkan karena sel gabus merupakan
sel tumbuhan yang mati sehingga selnya tidak memiliki organ-organ sel berupa
inti sel dan sitoplasma. Pada sel gabus dapat terlihat dinding sel dan ruang sel
yang berwarna putih. Susunan sel gabut berbentuk hexagonal.Pada sel gabus
dapat terlihat dinding sel dan ruang sel yang berwarna putih. Sel satu dengan
sel lainnya tersusun rapi dan beraturan (Sianipar, 2020).

Dinding sel merupakan bagian dari sel tumbuhan yang terletak di luar
membran plasma dengan bentuk yang tebal. Dinding sel ini mudah ditembus
oleh saluran – saluran yang ada didalamnya yang disebut plasmodesma.
Plasmodesma ini dapat menghubungkan sitoplasma dengan sel – sel yang ada
bersebelahan dengannya. Dinding sel ini terbentuk dari polisakarida yang
disebut selulosa dan protein lainnya dan berperan penting dalam
mempertahankan bentuk sel, dan melindungi sitoplasma dan membran plasma
dari kerusakan mekanis, dan juga sebagai alat transportasi zat dari dalam keluar
sel atau sebaliknya(Rahmadina & Febriani, 2017).

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada batang 1 memiliki bentuk sel


heksagonal beraturan dengan ruang kosong tanpa ada organel lain kecuali
dinding sel. Hal tersebut menunjukan sel gabus pada batang ubi kayu yang
diamati merupakan sel mati. Batang 2 memiliki bentuk yang sama seperti batang
1 yaitu berbentuk heksagonal beraturan. Batang 3 juga memiliki bentuk sel yang
sama,tetapi bentuk selnya sedikit memanjang. Pada batang 4 juga memiliki
bentuk sel heksagonal sedikit memanjang seperti pada batang 3. Sedangkan
pada batang 5 yang merupakan batang ubi kayu dengan jenis yang berbeda
memiliki sel berbentuk bulat beraturan.
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada 5 aksesi batang ubi
kayu memiliki bentuk yang berbeda, yang dipicu oleh beberapa factor salah
satunya karena penggunaan batang umbi kayu yang berbeda varietasnya. Sel
gabus yang terdapat pada batang ubi kayu merupakan sel mati yang hanya
memiliki dinding sel. Sel gabus pada ubi kayu dengan jenis yang sama
memiliki bentuk yang hampir sama,yaitu berbentuk heksagonal beraturan.
Sedangkan pada sel gabus ubi kayu dengan jenis yang berbeda,memiliki
bentuk sel yang berbeda yaitu berbentuk bulat beraturan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R., Dewi, E., & Mardhiah, A. (2022). PELATIHAN PENGGUNAAN


DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP DI SMAN I MILA
KECAMATAN MILA KABUPATEN PIDIE. Al Ghafur: Jurnal Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 16-27.

Anggraini, N., Hasyim, A. I., & Situmorang, S. (2013). Analisis efisiensi pemasaran
ubi kayu di Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of
Agribusiness Science, 1(1).

Ariska, M., & Alawiyah, S. (2019). Mikroskop Digital Berbasis Kamera


Smartphone. JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset
Ilmiah), 3(2), 108-112.

Dimyati, M., Sutikno, S., & Masturi, M. (2015, October). Pengaruh Penugasan
Proyek Pembuatan Mikroskop Sederhana dari Barang Bekas terhadap
Kreativitas Siswa SMK. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
Journal) (Vol. 4, pp. SNF2015-I).

Isbah , U., & Iyan, Y. R. (2016). Analisis Peran Sektor Pertanian Dalam
Perekonomian dan Kesempatan Kerja Di Provinsi Riau. Jurnal Sosial
Ekonomi Pembangunan. VII(19), 45-54.

Nadia, Supriatno, B., & Anggraeni, S. (2020). Analisis dan Rekonstruksi


Komponen Penyusun Lembar Kerja Peserta Didik. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Biologi, 6(2), 187-199.
Phuspa, S. M. (2017). Hubungan Resiko Ergonomi dengan Kejadian
Musculosceletal Disorder pada Pengguna Laboratorium Teknologi
Pertanian Universitas X. Indonesian Journal for Health Sciences, 1(1), 30-
36.

Purnomo, B. H., Subayri, A., & Kuswardhani, N. (2015). Model Sistem Dinamik
Ketersediaan Singkong Bagi Industri Tape Di Kabupaten Jember. Jurnal
Agroteknologi, 09(02), 162-173.
Rahmadina, R., & Febriani, H. (2017). Buku Biologi Sel. Surabaya : CV
Selembar Papyrus Manyar Sabrangan 19 Surabaya.
Restiani, R dkk. 2014. Karakter Morfologi Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)
Hijau Dari Kabupaten Pelalawan. JOM FMIPA, 1 (2), 619-623.
Sianipar, H. F. (2020). Biologi Umum. Lombok Tengah: Forum Pemuda Aswaja.
Sumarsono, M. S., & Samiyarsih, S. (2013). Struktur Morfologi Tumbuhan dan
Struktur Sel. Jakarta: Universitas Terbuka.

Thamrin, M., Mardhiyah, A. and Marpaung, S.E., 2015. Analisis usahatani ubi kayu
(Manihot utilissima). Agrium: Jurnal Ilmu Pertanian. 18(1): 57-64.
LAMPIRAN

Pengambilan sel gabus Sel gabus Batang ubi kayu varietas berbeda

Batang 1 Batang 2 Batang 3

Batang 4 Batang 5

Anda mungkin juga menyukai