Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EKONOMI KOPERASI

"GERAKAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KOPERASI"

Dosen Pengampu : Muhammad Yusuf,S.E.,M.M.

Disusun oleh:

Tharisa nurhaliza (2020046)

Fajri Shiddiq (2020037)

Tedi mulyadi (202290)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIDHARMA

YAYASAN TRIDHARMA WIRASWASTA BANDUNG

Kampus II

Jl. Katapang no.236 Km 13,6 Kopo-Soreang.Kab.Bandung 40921

Telpon : (022) 58994286

Bandung 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang "Gerakan dan
tantangan pengembangan koperasi" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi
Koperasi, selain itu penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Ekonomi Koperasiyaitu Bapak Muhammad Yusuf,S.E.,M.M.

Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Bandung, 09 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 latar belakang...................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3 Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3

2.1 Gerakan Koperasi Internasional.......................................................................... 3

2.2 Gerakan Koperasi di Indonesia........................................................................... 6

2.3 Hubungan Gerakan Koperasi Indonesia dengan Gerakan Koperasi


Internasional…………………………………………………………………….... 8

2.4 Hubungan DEKOPIN dengan Koperasi-koperasi Luar Negeri......................... 9

2.5 Sikap Pemerintah Terhadap Gerakan Koperasi................................................. 9

2.6 Tantangan Koperasi......................................................................................... 11

BAB III PENUTUP............................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 12

3.2 Saran................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata koperasi diambil dari Bahasa Inggris, co-operation yang berarti kerja sama. Jadi
sistem pengelolaan koperasi didasarkan pada asas kekeluargaan dan kehidupan
berdemokrasi. Agar lebih paham tentang seluk beluk koperasi, berikut penjelasannya
seperti dikutip dari berbagai sumber.

Secara umum, koperasi dapat diartikan sebagai badan usaha yang dimiliki serta
dikelola para anggotanya. Namun, ada pengertian lain dari koperasi menurut
beberapa ahli. Salah satunya dari Bapak Koperasi, Mohammad Hatta. Menurutnya,
koperasi adalah usaha bersama guna memperbaiki atau meningkatkan kehidupan atau
taraf ekonomi berlandaskan asas tolong menolong.

Tujuan Pendirian Koperasi

Berdasarkan pengertian koperasi secara umum dan para ahli, pembentukan koperasi
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dari para anggotanya. Tujuan
lainnya, antara lain:

1. Membantu memperbaiki taraf hidup maupun ekonomi para anggotanya serta


masyarakat sekitar.
2. Membantu pemerintah mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan
makmur.
3. Meningkatkan tatanan perekonomian di Indonesia.

Fungsi Koperasi di Indonesia

Di Pasal 4 UU Nomor 25/1992 menyebut, empat fungsi dan peran koperasi, antara
lain:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota


pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya

1
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.

Dalam perannya, koperasi kerap memberi bantuan, seperti kredit atau pinjaman dana
kepada anggota dalam hal finansial. Pembentukan koperasi diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Pokok permasalahan yang diangkat, meliputi:

1) Bagaimana koperasi internasional?

2) Bagaimana koperasi di Indonesia?

3) Apa Hubungan Gerakan Koperasi Indonesia dengan Gerakan Koperasi


Internasional?

4) Bagaimana Hubungan DEKOPIN dengan Koperasi-koperasi Luar Negeri?

5) Bagaimana sikap Pemerintah Terhadap Gerakan Koperasi?

6) Apa saja Tantangan Koperasi?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui koperasi internasional

2) Untuk mengetahui koperasi di Indonesia

3) Untuk mengetahui Hubungan Gerakan Koperasi Indonesia dengan Gerakan


Koperasi Internasional

4) Untuk mengetahuiHubungan DEKOPIN dengan Koperasi-koperasi Luar


Negeri

5) Untuk mengetahui sikap Pemerintah Terhadap Gerakan Koperasi

6) Untuk mengetahui Tantangan Koperasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gerakan Koperasi Internasional

ICA (International Cooperative Alliance) adalah organisasi gerakan koperasi


internasional yang dibentuk pada tahun 1895, dan saat ini beranggotakan 220
organisasi gerakan koperasi dari 85 negara(termasuk gerakan koperasi Indonesia yang
diwakili oleh Dekopin) yang memiliki lebih dari 800juta anggota perorangan yang
tersebar di seluruh dunia. Salah satu kegiatan ICA yaitu menyajikan profil 300
koperasi kelas dunia(Global 300), yang telah menjadi salah satu agenda General
Assembly yang diselenggarakan pada 18-19 Oktober 2007 yang lalu di Singapura.

Kriteria untuk dapat terjaring dalam global 300 adalah jumlah volume
usaha(turnover) serta asset, dan kegiatan pelaksanaan Cooperative Social
Responsibility(CSR) yang meliputi :pelaksanaan nilai dan prinsip koperasi,
pelaksanaa demokrasi, kepedulian pada lingkungan, serta keterlibatan dalam
pembangunan masyarakat.

Prinsip menurut ICA ( International Cooperative Allience ) ICA


( International Cooperative alliance ) yang didirikan pada tahun 1895 merupakan
organisasi gerakan koperasi yang tertinggi didunia.

Dalam BAB IV Undang – undang NO. 12 Tahun 1967 yang membahas asas
dan sendi dasar koperasi, dimana dikatakan bahwa asas koperasi adalah kekeluargaan
dan kegotong – royongan, sednagkan dalam sendi dasar koperasdi di antaranya
dimasukan keanggotaan yang sukarela, pembagian sisa hasil usaha diatur menurut
masing – masing anggota, pembatasan bunga atas modal dan sebagainya, yang semua
ini oleh ICA dikelompokkan sebagai Cooperative Principles.

Sidang ICA pada tahun 1966 merumuskan prinsip – prinsip koperasi, dirinci sebagai
berikut:

* Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat – buat
( Open and voluntarily membership )

* Kepimpinan yang demokrasi atas dasar satu orang satu suara (Democratic control –
one member one vote)

* Modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada ( Limited interest of capital )

3
* SHU dibagi tiga :

1) Sebagian untuk cadangan

2) Sebagian untuk masyarakat

3) Sebagian untuk dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan jasa


masing – masing

* Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus (Promotion


of Education)

* Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di tingkat regional,
nasional, maupu internasional (Intercooperative network).

Sejarah Berdirinya ICA (International Cooperative Alliance).

Sejarah berdirinya ICA (International Cooperative Alliance)


Koperasi atau Co-op sebagai organisasi modern pertama berdiri pada tahun 1844 oleh
28 orang buruh Pabrik tenun, tepatnya pada tanggal 22 Desember, di Toadlane,
Rochdale, Inggris yang kemudian dikenal sebagai Pionner Rochdale, para perintis
koperasi konsumen pertama di dunia ini.Diluar sektor koperasi konsumsi, ada
rintisan-rintisan jenis koperasi lain yang hingga saat ini memegang peranan penting.
Misalnya Raiffisien seorang Walikota Flankesfare di Jerman dimana dia mengambil
inisiatif mendorong petani-petani di sekitar kota untuk membentuk koperasi kredit.
Schulze Delitzcsh, seorang Hakim yang mengambil inisiatif serupa dengan memberi
modal awal bagi berdirinya koperasi kredit (Volkbank) di Jerman. Alfonso Desjandin,
seorang wartawan terkemuka dan juga seorang anggota parlemen yang aktif
membantu koperasi kredit di Kanada. Kemudian E.A Filene, seorang pedagang kaya
yang dengan caranya sendiri menunjukan keberpihakkanya pada orang kecil dan
usaha kecil melalui pendidikan pengorganisasian yang kemudian ia namakan “Credit
Union” atau kumpulan orang-orang yang saling percaya di Madison, Wiconsin, USA.

Para perintis-perintis koperasi tersebut telah pula memberikan satu landasan


ide, etika dan prinsip dasar yang kokoh bagi para penerus-penerusnya yang kemudian
kita kenal sebagai nilai-nilai dan prinsip koperasi sebagai identitas koperasi dunia.
Suatu pedoman terutama untuk menentukan strategi dan sebagai alat ukur dalam
pencapaian komunitas atau organisasi secara bertahap dan berkelanjutan menuju
sistem masyarakat partisipatif yang berkeadilan sebagaimana dicita-citakan oleh
koperasi awal.

4
Dari waktu ke waktu koperasi mengalami perkembangan yang sangat pesat,
dan menyebar luas keseluruh belahan dunia. Negara yang satu dengan negara lain
pastinya memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam mengembangkan
koperasi.Agar terjadi keseragaman dan tidak terjadi kesimpangsiuran, maka gerakan
koperasi di dunia menyerahkan tugas dan tanggung jawab untuk merumuskan jati diri
koperasi kepada International Cooperative Alliance(ICA) yang telah berdiri sejak
tahun 1895. ICA bertindak sebagai lembaga yang menyatukan gerakan-gerakan
koperasi di tiap-tiap negera di dunia agar terjadi keseragaman tertutama dalam hal
cara memandang jati diri koperasi yang sejati agar dapat berjalan selaras dan sepadan
antar negera.

Dalam konggres ICA tahun 1937 di Paris, tahun 1948 di Praha, dan tahun
1966 di Wina telah dirumuskan jati diri koperasi berupa prinsip-prinsip yang
berkiblat pada prinsip-prinsip Rochdale sebagai kerangka dasarnya. Kemudian pada
tahun 1995 di Kota Manchester Inggris ICA berhasil merumuskan jati diri koperasi
yang terdiri dari tiga unsur yaitu: definisi, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip koperasi.
Akhirnya konggres di Manchester menerima dan mengesahkan rumusan tersebut.

Hingga saat ini ada 220 anggota organisasi tingkat nasional maupun internasional
yang menjadi anggota Internasional Co-operative Alliance (ICA) sebagai organisasi
gerakan koperasi di tingkat global. Dilaporkan oleh ICA bahwa sekurang-kurangnya
telah merepresentasikan 90 negara dengan800 juta anggota individu yang sebagian
besar diantaranya tinggal di kawasan Asia dan Pasifik. Dilaporkan oleh Sekretaris
Jenderal ICA, Ian Macdonnald (2005) bahwa menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) kurang lebih 3 milyar orang atau separuh dari penduduk dunia mendapatkan
mata pencaharian dari perluasan usaha-usaha koperasi, 40% penduduk Amerika
Serikat adalah anggota koperasi, di Iran 25% dari penduduknya, di Kenya
menyumbang PDB (Produk Domestik Bruto) sebesar 45%, di New Zealand 22% dari
PDB, di Perancis beberapa bank koperasi seperti Credit Mutuel, Banque Populaire,
Credit Agricole menjadi bank-bank besar tingkat dunia, di Switzerland koperasi
konsumen Migros dan Suisse menguasai 90% perdagangan ritail disana. Di Columbia
menguasai 24% dari jasa kesehatan dan menyediakan pekerjaan yang luas bagi
penduduk, di Sweden memberikan kontribusi 66% dari pusat layanan pribadi sehari-
hari, 13% jasa layanan listrik di Amerika Serikat disediakan oleh Koperasi. Dalam
urusan lapangan kerja, telah dihasilkan sebanyak 100 juta pekerjaan yang berarti 20%
lebih dari yang diciptakan oleh Korporasi Multinasional (Multinational Corporation).
Tetapi pada perkembangannya banyak terjadi penyelewengan terutama dalam
hal jati diri koperasi. Untuk itu pada tahun 1995 gerakan koperasi menyelenggarakan
kongres koperasi di Manchester Inggris dan melahirkan suatu landasan baru yang

5
dinamakan “International Cooperative Identity Statement” (ICIS) yang menjadi dasar
tentang pengertian prinsip dan nilai dasar koperasi untuk menjawab tantangan
globalisasi. Landasan utama diadakannya kongres ICA tahun 1995 di mana
bertepatan 100 tahun berdirinya koperasi Rochdale adalah bentuk dari kerisauan dari
fenomena yang terjadi di dunia di mana terjadi kecenderungan penyelewengan
terhadap jati diri koperasi di berbagai negara. Adapun bentuk penyelewengan adalah
sebagai berikut:

1. Penyelewengan di Eropa Timur

Koperasi kehilangan dominasi karena kuatnya campur tangan pemerintah

2. Penyelewengan di Eropa barat dan Amerika Serikat

Pergeseran dari perkumpulan orang-orang menjadi perkumpulan modal

3.Penyelewengan di negara-negara berkembang


Pergeseran dari prinsip kemandirian menjadi ketergantungan kepada
bantuan dan inisiatif pemerintah

Adapun latar belakang diadakannya kongres ICA tahun 1995 adalah : (1) semangat
introspeksi karena ICA belum pernah menetapkan jati diri koperasi melalui
pengertian atau definisi koperasi yang berlaku secara global. (2) menetapkan nilai-
nilai dasar koperasi, dan (3) menetapkan prinsip-prinsip koperasi.

Tujuan ICA (International Cooperative Alliance)

ICA melanjutkan kerja para pelopor Rochdale, sesuai dengan prinsip-


prinsipnya, berusaha dengan metode-metodenya sendiri, untuk menggantikan sistem
yang semata-mata mencari keuntungan dengan suatu sistem koperasi yang
diorganisasikan untuk kepentingan seluruh masyarakat dan berdasarkan saling bantu-
membantu.

Perwakilan membentuk Aliansi Koperasi Internasional (ICA) yang bertujuan


untuk memberikan informasi, mendefinisikan dan mempertahankan Prinsip Koperasi
dan mengembangkan perdagangan internasional. ICA adalah satu-satunya organisasi
internasional yang selamat dari Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Salah satu tujuan ICAInternational Cooperative Alliance adalah untuk


mempertahankan ide - ide koperasi di antara negara - negara anggotanya.

6
2.2 gerakan koperasi di indonesia

Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada
umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh
orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika
penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh
sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya
sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan
beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong
dirinya sendiri dan manusia sesamanya.
Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria
Atmaja di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri
(priyayi).Ia terdorong oleh keinginannya untuk menolong para pegawai yang makin
menderita karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga
yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di
Jerman. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan
Westerrode, seorang asisten residen Belanda. De Wolffvan Westerrode sewaktu cuti
berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan
Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan
Pertanian. Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin
menderita karena tekanan para pengijon. Ia juga menganjurkan
mengubah Bank tersebut menjadi koperasi. Di samping itu ia pun mendirikan
lumbung-lumbung desa yang menganjurkan para petani menyimpan pada pada
musim panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim paceklik. Ia
pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi.Tetapi
Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan
dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda
membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank Desa , rumah
gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia
(BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang
Pemerintah.

Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:


1.
1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang
memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.
2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi
karena pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan

7
oleh kaum politik untuk tujuan yang membahayakan pemerintah
jajahan itu.

Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah mulai memasyarakat,


Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan perundangan tentang
perkoperasian. Pertama, diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun
1915, lalu pada tahun 1927 dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang
mengatur Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun
1933, Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-
Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933. Peraturan tahun 1933 itu, hanya
diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan hukum Barat, sedangkan
Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan Bumiputra. Diskriminasi pun
diberlakukan pada tataran kehidupan berkoperasi
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan
peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun
1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun
1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve. Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang
Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-
pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia
yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.
Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan
usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepangmenduduki
Indonesia.Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan
mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk
keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di
Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya.] Hari ini
kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sekaligus membentuk Sentral
Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan di Tasikmalaya
(Bandung sebagai ibukota provinsi sedang diduduki oleh tentara Belanda).

2.3. Hubungan Gerakan Koperasi Indonesia dengan Gerakan Koperasi


Internasional

Dengan terbentuknya Kantor Regional I.C.A. di New Delhi, maka hubungan


gerakan Koperasi Indonesia melalui DEKOPIN dilakukan dengan kantor tersebut.
DEKOPIN juga duduk sebagai anggota dalam Dewan Penasehat untuk kantor I.C.A.
dan Pusat Pendidikan di New Delhi yang mengadakan sidangnya setiap tahun dengan
berpindah-pindah tempat dari satu Negara kenegara lainnya. Sejak tahun 1971

8
DEKOPIN mengikuti siding tahunan tersebut berturut-turut di Australia (1971),
Thailand (1972), di Jepang (1973), di Sri Langka (1974), di Filipina (1975), di Iran
(1976), di Indonesia (1977), di Thailand (1978) dan di Malaysia (1979). Juga dalam
kursus-kursus, seminar-seminar dan pertemuan-pertemuan lainnya yang dilakukan
dalam rangka program pendidikan dan latihan, Indonesia tetap di undang untuk
mengirim calon-calon pesertanya. Akan tetapi dari 108 kali pertemuan yang diadakan
sejak tahun 1960 sampai 1979 ternyata DEKOPIN hanya sanggup mengirim jumlah
pesertanya yang sangat kecil, berhubung dengan kekurangan biaya dan kurang dapat
menguasai bahasa inggris dengan baik. Juga kesempatan untuk mengadakan
pertemuan-pertemuan tadi di Indonesia sendiri sebagai tuan rumah ternyata tidak
dapat dimanfaatkan sepenuhnya,terbukti bahwa dalam jangka waktu 19 tahun
tersebut, Indonesia hanya bersedia melaksanakan pertemuan-pertemuan tersebut 4
kali,yaitu : tahun 1972 (Januari) mengenai Perencanaan dan Management Koperasi
Konsumsi, pada tahun 1972 (September/Oktober) mengenai pemasaran
(Koperasi/Pemasaran) hasil-hasil pertanian, tahun 1974 (Januari) Konperensi para
Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Latihan Koperasi dan Guru-Guru Koperasi (yang
terpilih) pada Pusat-Pusat Latihan Koperasi, dan pada tahun 1977 (Desember) Sidang
Tahunan Dewan I.C.A untuk Asia Tenggara.

Dalam rangka meningkatkan usaha-usaha perdagangan atau Koperasi, pada tahun


1974 telah didirikan suatu badan organisasi mengenai hal tersebut yang diberi nama
Internasional Cooperative Trading Organization (ICTO) yang berkedudukan di
Singapura. Badan tersebut bermodal $. 1.000.000,– dan Indonesia menyanggupi
member 50.000 saham $ 1. Diantaranya sudah disetor $. 40.000. ICTO dimaksudkan
sebagai suatu badan perantara perdagangan Koperasi untuk pasar Asia, Eropa, dan
Afrika. Juga dibidang perbankan telah dimulai merintis pembentukan suatu Bank
Pembangunan Koperasi Asia (Asian Cooperative Development Bank, ACBD)
sehingga dengan jalan demikian dapat digarap secara khusus masalah pembiayan dan
keuangan serta perdagangan dengan luar negeri yang dapat menguntungkan gerakan
Koperasi di daerah Asia Tenggara. DEKOPIN juga menghadiri pertemuan-pertemuan
tingkat tinggi mengenai masalah Perkoperasian, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan Pemerintah Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh
Direktorat Jendral Koperasi dan atau Depertemen yang membina Perkoperasian.
Diantara pertemuan-pertemuan tersebut ialah :

1973. Konperensi Tingkat Tinggi Pemimpin-pemimpin Koperasi Asia Asian Top


leve (Cooperative Leaders Conference) di Tokyo pada tahun
1974. Rapat para ahli Koperasi (Expert Consultancy Meeting) di Manila pada tahun

9
1975. Seminar terbuka tentang manajemen Koperasi (Open Seminar on
Coorperative Management) di Bangkok tahun

Pada dasarnya keanggotaan DEKOPIN di dalam ICA sebagai puncak organisasi


Koperasi Tingkat internasional selain guna membina solidaritas Koperasi seluruh
dunia, juga penting untuk meningkatkan kemampuan organisasi, management dan
usaha Koperasi di Indonesia, karena di buka kesempatan pendidikan dan latihan
pengurus dan karyawannya di Negara-negara yang Koperasinya telah maju, serta
kesempatan usaha melalui kerja sama.

2.4.Hubungan DEKOPIN dengan koperasi luar negri

Dengan singkat dapat diterangkan bahwa hubungan dengan luar negeri ini
member kesempatan yang luas untuk memperoleh bantuan tenaga-tenaga ahli dan
tawaran untuk mengikuti latihan-latihan di bidang perkoperasian. Adapun Koperasi-
Koperasi luar negeri yang menawarkan bantuannya melalui DEKOPIN ialah :

Dewan Koperasi India (National Cooperative Union of India) yang


menawarkan kesenpatan mengikuti Latihan (training perkoperasian). Dewan
Koperasi Amerika Serikat (Cooperative League of USA), menawarkan tenaga ahli,
bantuan penyusunan project design; bantuan pengembangan beberapa jenis Koperasi,
Untuk maksud ini dibuka Kantor Cabang Dewan Koperasi USA di Jakarta pada
tahun;

1977. Pusat Koperasi Swedia (Swedish Cooperative Center) yang bersedia mendidik
tenaga-tenaga Indonesia terutama dibidang Koperasi
1978. Koperasi Asuransi Malaysia, yang telah menyanggupi bantuan latihan
dibidang Koperasi perasuransian di Kuala
1979. Koperasi Asuransi Jepang, yang bersedia membantu tenaga Indonesia dalam
pendidikan peransuransian.

DEKOPIN sebagai puncak organisasi kesatuan Koperasi untuk Indonesia


mengadakan hubungan- hubungan dengan gerakan Koperasi luar negeri selain untuk
memelihara solidaritas Koperasi antar bangsa adalah guna meningkatkan
kemampunnya serta keterampilannya untuk mencapai tujuannya, demi kepentingan
Nasional Indonesia. Hubungan Internasional ini sesui dengan politik bebas dan aktif
Negara Repuplik Indonesia.

10
2.5. sikap pemerintah terhadap gerakan koperasi

1. Antagonism (antipasti)
Pada mulanya timbul gerakan Koperasi di negara-negara, pemerintah pada
waktu itu memperlihatkan sikap merintangi atau melakukan pengawasan yang
keras terhadap koperasi.Sikap-sikap tersebut ditunjukkan dengan sistem
perpajakan yang tidak adil, peraturan-peraturan atau undang- undang yang
mencegah atau menyulitkan dalam hal menjalankan teknik ke- koperasian.Di
negara-negara totaliter terlihat pengawasan Pemerintah yang berlebihan terhadap
gerakan Koperasi..

2. Indiference (Netral)
Sikap pemerintah yang memperlakukan koperasi sama dengan berbagai
bentuk badan usaha lain. Sikap acuh tak acuh atau tidak memperhatikan ternyata
dari tidak adanya peraturan-peraturan yang memungkinkan koperasi bekerja
secara wajar.Sikap pemerintah tersebut sepertinya tidak menggambarkan sikap
menghalangi gerakan, tetapi tidak pula mengerti bahwa gerakan koperasi itu
merupakan bagian yang dinamis dalam perekonomian serta sosial negara-negara
dan negara berlaku seolah-olah gerakan ini tidak ada.Sikap ini sering muncul di
negara-negara Eropa dimana koperasi baru lahir.

3. Over Sympaty (terlalu simpati)


Sikap pemerintah yang memanjakan atau membantu berlebihan terhadap
koperasi.Ada beberapa negara yang memberikan perhatian sangat besar terhadap
gerakan koperasi.Pemerintah ingin sekali menjalankan segala sesuatu sedapat-
dapatnya bahkan memberikan bantuan yang berlebih-lebihan untuk gerakan
koperasi.Semua itu dilakukan karena sistem koperasi dianggap sebagai organisasi
rakyat yang baik dan tepat untuk mengadakan perbaikan ekonomi dan sosial
masyarakat di negara-negara bersangkutan.Wujud sikap over sympaty ini ialah
memberikan dorongan secara aktif untuk pembentukan koperasi-koperasi secara

11
cepat.Namun hal ini justru merugikan koperasi itu sendiri karena kelangsungan
hidupnya tergantung oleh bantuan pemerintah.

4. Wheel Balance (Simpati)


Sikap ideal (well balanced), pemerintah memberikan bantuan yang wajar
sesuai dalam batas dan prinsip koperasi.Pemerintah tidak memanjakan koperasi,
sehingga koperasi dapat berkembang dengan baik dan mampu mandiri pada
akhirnya.Koperasi yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan
kinerja yang semakin baik tidak terlepas dari sikap dan kebijakan pemerintah
yang menggambarkan sikap yang berbeda dengan tindakan negara lainnya.

2.6. tantangn koperasi

Saat ini koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua tantangan utama.


Pertama,peningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi. Kedua,
unit koperasi juga perlu terus kita tingkatkan daya saing dan tidak hanya
berperan di tingkat nasional tetapi juga berkelas dunia. Selain itu, tantangan lain
yang dihadapi koperasi kata dia adalah minimnya jumlah partisipasi masyarakat
yang ingin bergabung ke koperasi. Mentri koperasi dan UMKM menyebutkan
jumlah partisipasi masyarakat yang tertarik dan mau bergabung dengan koperasi
hanya sebesar 8,41 persen. Menurutnya angka ini masih sangat rendah jika
dibandingkan dengan persentase di negara lain. Teten juga mengatakan koperasi
di Indonesia perlu dilakukan pembenahan dalam sistem manajerial, sebab dengan
begitu, menurut dia, orang-orang bisa kembali tertarik untuk bergabung dan mau
menaruh simpanannya ke koperasi. Pengurus- pengurus atau pengelola koperasi
pun harus berkompeten yang dibuktikan dengan adanya sertifikasi keterampilan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alasan utama lahirnya koperasi adalah karena sistem industri kapitalis dimana
keuntungan terhadap para pemilik pabrik/modal pada saat itu sangat besar tetapi
memberi kerugian kepada para pekerjanya. Hal tersebut memberikan reaksi besar
bagi para pemikir-pemikir sosialis.

 Francois Noel Babeuf, pemikirannya muncul semalam revolusi Prancis

 Marxime, memperjuangkan doktrin pertarungan keras antara kaum modal dan


buruh

 De Saint-Simon, Charles Fourier dan Robert Owen mereka tidak terlalu


mengedepankan pertentangan kelas dan perjuangan kekerasan tetapi
mengedepankan kerjasama dari pada kompetisi

Atas dasar pemikiran-pemikiran tersebut, koperasi lahir pertama kali di Inggris


pada tahun 1844 sebagai alat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan dan
kelemahan-kelemahan dari perekonomian yang kapitalistik.

B. Saran

Setiap organisasi yang terbentuk pasti memiliki sejarah yang mendasari


berdirinya organisasi tersebut. Jadi untuk memahami dasar-dasar yang ada dalam
organisasi hendaknya perlu mengetahui juga sejarah dari didirikannya suatu
organisasi. Oleh karena itu tujuan utama dalam penulisan makalah ini yaitu agar
pembaca maupun penulis dapat memahami lebih jauh tentang sejarah berdirinya
koperasi di dunia maupun di Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

aryani, h. (2017). koperasi indonesia dan koperai intenasional. Retrieved from


hikmah aryani.

Aryani, H. (2017, januari 15). Koperasi indonesia dan Koperasi internasional.


Retrieved from https://hikmaharyani.wordpress.com/2017/01/15/koperasi-
indonesia-dan-koperasi-internasional/

Devianti, E. (2017). Sikap Pemerintah Terhadap koperasi. Academia, 48.

superadmin. (2019, september 16). fungsi,tujuan,dan pengertian koperasi. Retrieved


from wiss.co.id: https://wiss.co.id/read-22-pengertian-tujuan-dan-fungsi-
koperasi.html

14

Anda mungkin juga menyukai