Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PROSES DAN INTERAKSI SOSIAL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

PUTRI SYALOM MODJURE

NADA RAHMADANI

KHAIRUNNISA AWALUDIN

SITI SAHRI WULAN

MOH.SEPTIANSYAH

SULHIJRAH M WAGIO

WILDA MARSELA PONTOH

SYERINA

TIARA NUR RIZKY

INDRI PRATIWI

HAERULLAH N MAHMUD

SITI FATIMAH

SELLA DJ LOLOISON

FADLIA LAISU

MOH.FARHAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat
suatu proses hubungan antara manusia dengan yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa
antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Antar aksi
(interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara
individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan
aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.Perkembangan inilah yang merupakan dinamika
yang tumbuh dari pola-pola perilaku manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya
masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu
pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat.
Kemudian meningkat menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara
fisik, melainkan merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan
tujuan masing-masing pihakdalam hubungan tersebut. Misalnya saling berbicara (komunikasi),
bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian
dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-
hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari proses sosial dan interaksi sosial,
2. Dapat mengenal ciri-ciri dan tujuan dari interaksi sosial,
3. Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang mendasari interaksi social
4. Dapat mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial,
5. Mengenal bentuk-bentuk proses/interaksi sosial.
6. Mengenal contoh kasus yang berhubungan dengan interaksi sosial.
7. Mampu menganalisis contoh kasus yang berhubungan dengan interaksi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teori

1. Definisi Proses Sosial dan Interaksi SosialDalam membahas mengenai proses sosial dan
interaksi sosial, sebelumnya perlu diketahui apa itu pengertiannya. Berikut ini adalah
beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial dan interaksi sosial :
a. Adham Nasution; proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu
saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang
nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan
satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian
sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan
respons di dalam hubungannya satu sama lain.
b. Abu Ahmadi; Dengan proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang
dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan
konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik
antara individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang
dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.
c. Soerdjono Dirdjosisworo; mengartikan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan bersama. Ia kemudian memperinci pengertian rumusan ini sebagai
berikut :
1) Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik antara individu dengan
kelompokdan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai aspek kehidupan manusia
seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
2) Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama dalam kehidupan
sosial yang mewarnai bahkan menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama.Interaksi
sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang dinamis, yang
menyangkut hubungan antara orang-orang secara perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia.
d. Roucek dan Warren; Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok
berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah
suatu proses timbal balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak
lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.
e. Gillin dan Gillin; proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila
orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem
sertabentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
f. Robert M.Z.; mengemukakan Definisi perubahan sosial yaitu proses dimana dalam suatu
sistem sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu
tertentu.
2. Ciri-Ciri dan Tujuan Interaksi Sosial
Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan itu bisa dikatakan interaksi sosial jika
memiliki ciri-ciri hubungan sebagai berikut :
a. Jumlah pelakunya adalah dua orang atau lebihb. Adanya komunikasi antar pelaku dengan
menggunakan simbol atau lambang-lambang. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi
masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Adanya tujuan yang hendak dicapai
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial itu adalah sebagai berikut :
a. Terciptanya hubungan yang harmonis
b. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
c. Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat)

3. Faktor-Faktor yang Mendasari Proses Terbentuknya Interaksi Sosial


a. Faktor Internal
Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi sosial meliputi
hal-hal berikut :
1) Dorongan untuk meneruskan keturunan
2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3) Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4) Dorongan untuk berkomunikasi
b. Faktor Eksternal
Terdiri dari :
1) Faktor Imitasi,Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik
sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali
muncul di lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.
2) Faktor Sugesti,Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa
berpikir kritis dan rasional.
3) Faktor Identifikasi,Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi
sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi
melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiawaan
yang sangat mendalam.
4) Faktor Simpati,Yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada
seseorang atau kelompok orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau
perbuatannya yang sedemikian rupa.
5) Faktor Motivasi,Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa
yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya
diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya :
motivasi dari seorang ayah kepadaanaknya dan dari seorang guru kepada siswa.
6) Faktor EmpatiFaktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan
kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam
(intens)
4. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud, karena adanya saling mengerti tentang
maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Dalam proses sosial
baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai
aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
a. Kontak Sosial (Social Contact)
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan
saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.
Kontak sosialdapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara pihak satu
dengan pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang
menggunakan alat sebagai perantaranya. Misalnya : melalui telepon, radio, surat, dan
lain-lain.
b. Komunikasi (Communication)
Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran
pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap)
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya
komunikasi, makasikap dan perasaan di satu pihak orang atau sekelompok orang dapat
diketahui dan dipahami.

5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial


Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerja sama, persaingan,
pertikaian ataupertentangan dan akomodasi. Bentuk-bentuk tersebut dapat terjadi secara
berantai terus-menerus,bahkan dapat berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung.
Misalnya suatu pertikaian untuk sementara waktu dapat diselesaikan (akomodasi),
kemudian dapat bekerja sama, berubah menjadi persaingan dan apabila persaingan ini
memuncak maka dapat terjadi pertikaian. Proses-proses interaksi yang pokok adalah
sebagai berikut :
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas
tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan
saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Roucek dan Warren mengatakan
bahwa kerja sama berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Charles Horton Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama.
b.Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan
keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku
dalam masyarakat. Menurut Soedjono, akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu
pertikaian atau konflik mendapat penyelesaian sehingga terjalin kerja sama yang baik
kembali.Tujuan akomodasi (menurut Soerjono Soekanto) dapat berbeda-beda sesuai
dengan situasi yang dihadapi yaitu :
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan paham.
2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, baik sementara waktu maupun
secara temporer.
3) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang
sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya terpisah, seperti
misalnya yang dijumpai pada masyarakat-masyarakat dengan sistem berkasta.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya
melalui perkawinan campuran
.c. Asimilasi (Assimilation)
Menurut Gillin & Gillin, Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha
untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan
memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.Koentjaraningrat
berpendapat bahwa proses asimilasi timbul bila ada :
1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan
insentif untuk waktu yang lama.
3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan
aling menyeseuaikan diri.
Proses asimilasi bila memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1) Bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tersebut juga
berlaku sama.
2) Tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan.
3) Bersifat langsung dan primer

2. Proses-proses yang Disosiatif


a. Persaingan (Competition)
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih
daripada yang lain. Persaingan ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :
1) Persaingan Pribadi, adalah persaingan yang berlangsung antara individu dengan
individu atau individu dengan kelompok secara langsung.
2) Persaingan Kelompok, adalah persaingan yang berlangsung antara kelompok dengan
kelompok.Persaingan biasanya didorong oleh hal-hal seperti mendapatkan status sosial,
memperoleh jodoh,mendapatkan kekuasaan, mendapatkan nama baik, mendapatkan
kekayaan, karena perbedaan agama dan lain-lain.
b. Kontraversi (Competition)
Kontraversi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan
pertentangan antara pertikaian dan juga merupakan sikap mental yang tersembunyi
terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk-bentuk kontraversi antara lain adalah sebagai berikut :
1) Perbuatan penolakan, perlawanan, dan lain-lain.
2) Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum.
3) Melakukan penghasutan.
4) Berkhianat.
5) Mengejutkan lawan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan dan pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya dapat
diamati apabila sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat, interaksi sosial akan berlangsung secara baik. Sebaliknya, apabila
interaksi sosial tidak dilakukansesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
ada dalam masyarakat maka interaksi sosial akan berlangsung kurang baik bahkan
bisa saja sangat buruk.
B. Saran
Hendaknya masyarakat (manusia) dapat menyadari, sebagai makhluk sosial tidak
dapat untuk berdiri sendiri dalam artian perlu berhubungan dengan individu atau pun
kelompok lain yang dalam ilmu sosiologi disebut proses sosial dan bentuk umum dari
proses sosial itu adalah interaksi sosial. Maka dari itu, terapkanlah interaksi sosial
yang sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat agar hubungan-hubungan sesama makhluk sosial dapat berlangsung
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai