Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sungguh bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebabitu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Bab. I Pendahuluan
A . L a t a r B e l a k a n g ………………………………………………………………….. 1
B . R u m u s a n M a s a l a h ……………………………………………………………..... 1
C . T u j u a n Penulisan ………………………………………………………………... 1
D . M e t o d o l o g i P e n u l isan ………………………………………………………........ 2
Bab. II Pembahasan
A . K e s i m p u l a n …………………………………………………………………31
B . S a r a n ………………………………………………………………………..31
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam transportasi laut adalah pelabuhan.
Bersama dengan unsur-unsur lainnya menciptakan suatu sistem angkutan yang menunjang
pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam pengoperasiannya pelabuhan harus menyediakan
prasarana yang diperlukan guna mendukung kelancaran kapal dan barang yang dibongkar.
Penyediaan fasilitas pelabuhan yang berlebihan akan menguntungkan pemakaian jasa,
karena kurang melancarkan arus barang dan kapal dan dapat berdampak lebih luas yaitu tidak
dapat mendukung perkembangan sektor- sektor ekonomi lainnya yang pada akhirnya akan
merugikan masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut di atas dapat diatasi apabila perencanaan
fasilitas pelabuhan dibuat seoptimal mungkin dengan memperthatikan luas lapangan
penumpukan setiap tahunnya serta jumlah muat dan bongkar barang setiap tahunnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Peningkatan kunjungan kapal tentunya berpengaruh terhadap kinerja pelayanan pelabuhan agar
waktunya tidak terbuang terlalu lama di pelabuhan dimana salah satunya adalah kinerja lapangan
penumpukan. Oleh karena itu pada perencanaan pelabuhan kali ini akan dianalisa apakah
pelabuhan saat ini mampu untuk melayani kapasitas lapangan penumpukan yang akan datang
pada tahun 2020.
C. TUJUAN PENULISAN
Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam transportasi laut adalah pelabuhan.
Bersama dengan unsur unsur lainnya menciptakan suatu sistem angkutan yang menunjang
pertumbuhan pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
D. METODOLOGI PENULISAN
Adapun metode penulisan yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas kepelabuhanan ini
adalah studi pustaka, yaitu dengan melakukan penelusuran literatur dan tulisan-tulisan ilmiah
yang dapat dijadikan bahan masukan dalam pengerjaan tugas ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN PELABUHAN
1. Pendahaluan
Pembangunan pelabuhan memakan biaya yang sangat besar.Oleh kerena itudiperlukan suatu
perhitungan dan pertimbangan yang masak sebelumpelabuhan tersebut dibangun.Pertimbangan
bagi perencanaan pelabuhanbiasanya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
ekonomi,politis danteknis.yang paling penting adalah pertimbangan ekonomis.Secara teknis
hampir semua semua pelabuhan dapat di bangun,oleh karenanyaperlu teknis dapat
menyesuaikan.Masalah ekonomis dapat di perhitungkanberdasarkan tujuan dari pelabuhan
tersebut,daerah belakang,daerah operasi dansebagainya.
Adalah daerah yang terlindungi dari pengaruh gelombang sehinggakapal bisa berlabuh dengan
aman untuk bongkar muat barang,menarik turunkan penumpang, mengisi bahan
bakar,melakukan reparasi dan sebagainya.Untukmemberi pelayanan yang baik maka pelabuhan
harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya sebagai berikut :
a) Harus ada hubungan yang mudah antar tranportasi air dan darat sepeti
jalan raya dan kereta api.agar barang barang dapat diangkut dari dan
kepalebuhan dengan mudah dan cepat.
b) Pelabuhan berada disuatu lakosi yang mempunyai daerahbelakang(daerah
pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.
c) Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup
d) Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan herus mampu membuang
sauhselama menunggu merapat ke dermaga.
e) Pelabuhan harus mampunyai fasilitas bongkar muat barang (kran, dsb) dan
gudang-gudang penyimpanan barang.
f) Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk meresparasi kapal-kapal.
Fungsi dari masing-masing bangunan yang terdapat di pelabuhan sebagai berikut
Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan, pemilihan
lokasi tergantung beberapa faktor diantaranya adalah :
Pemilihan lokasi pelabuhan harus mempertimbangkan faktor tersebut, akan tetapi biasanya tidak
semua faktor tersebut bisa terpenuhi, sehingga diperlukan suatu kompromi untuk mendapatkan
hasil optimal, berbagai faktor yang mempegaruhi Penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagai
berikut :
a) Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pantai.
b) Pengerukan pertama pada waktu pembangunan yang harus dilakukan.
c) Pengerukan selama pelabuhan beroperasi.
Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untukmembangun suatu
pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di masamendatang.Daerah daratan harus
cukup luas untuk membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti Dermaga, jalan, gudang dan juga
daerah industri.
5. Tinjauan pelayaran.
Pelabuhan yang akan dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan meggunakannya.
Pelayaran suatu kapal dipegaruhi oleh faktor-faktor alam dan angin gelombang dan arus dapat
menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada badan kapal.
6. Tinjauan sedimentasi.
Pengerukan untuk mendapatkan kedalamam yang cukup bagi pelayaran didaerah pelayaran
memerlukan biaya yang cukup besar, pengerukan ini dapat dilakukan pada waktu membangun
pelabuhan maupun selama perwatan. Pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
sedimentasi yang terjadi harus sesedikit mungkin (kalau bisa tidak ada sama sekali)
Gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan- pelabuhan, untuk
menghindari gangguan gelombang terhadap kapal yang berlabuh maka dibuat bangunan
pelindung yang disebut pemecah gelombang. Didalam tinjauan pelayaran, diharapkan bahwa
kapal-kapal dapat masuk kepelabuhan menurut alur pelayaran lurus (tanpa membelok) dan alur
tersebut harus searah dengan arah penjalaran gelombang terbesar dan arah arus.
Kedalaman sangat berpengaruh pada perencanaan pelabuhan.di laut yangmengalami pasang surt
Variasi muka air kadang-kadang cukup besar. Menurut pengalaman, pasang surut yang kurang
dari 5 m masih dapat diadakan pelabuhan terbuka, bila pasang surut lebih dari 5 m,maka terpaksa
dibuat pelabuhan tertutup yang dilengkapi dengan pintu air untuk memasukan dan
mengeluarkan kapal.
Ukuran pelabuhan ditentukan jumlah dan ukuran kapal-kapal yang akan menggunakannya serta
kondisi lapangan yang ada. Ditinjau dari biaya,ukuran pelabuhan harus sekecil mungkin,akan
tetapi pengoperasian yang mudah. Ukuran kolam putar tergantung pada ukuran kapal dan
memudahkan gerak berputar kapal, yang dibedakan dalam 4 macam :
Pemecah gelombang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan semi alam dan
buatan.layout pemecah gelombang tergantung pada arah gelombang maksimum, bentuk garis
pantai, ukuran minimum pelabuhan yang diperlukan untuk melayani lalu lintas dipelabuhan
tersebut. Pemecah gelombang bisa berupa dua lengan yang menjorok kelaut dari garispantai dan
sebuah pemecah gelombang yang sejajar pantai dan dilengkapi dengan dua mulut untuk masuk
dan keluarnya kapal.
Bentuk lain adalah satu lengan pemecah gelombang yang berawal dari pantai menuju laut yang
kemudian membelok dan sejajar pantai. Disini terdapat satu mulut dan digunakan apabila angin
dan gelombang berasal dari satu arah.pemecah gelombang bisa pula terdiri dua lengan yang
menjorok kelaut dari garis pantai dengan kedua lengan tersebut konvergen dan membentuk suatu
bukaan di laut untuk jalan masuk dan keluar kapal. Pemilihan bentuk layout pemecah gelombang
sangat tergantung pada arah gelombang maksimum dan ketenangan di kolam pelabuhan dapat
diselidiki dengan menggunakan model hidraulis.
Dimensi pemecah gelombang tergantung pada kedalaman air, tinggi pasang surut, tinggi
gelombang, tipe pemecah gelombang dan bahan kontruksi. Elevasi puncak bangunan didasarkan
pada muka air pasang tertinggi dan dihitung dengan menggunakan run up gelombang, yaitu
naiknya gelombang pada permukaan pemecah gelombang sisi miring.
Untuk menggurangi tinggi gelombang di perairan pelabuhan, mulut pelabuhan tidak boleh lebih
besar dari yang diperlukan untuk keamanan pelayaranya berbahaya yang ditimbulkan oleh
pasang surut.perubahan elevasi muka air karena adanya pasang surut menyebabkan arus
keluar/masuk melalui mulutnya. karena mulut pelabuhan relatif sempit maka arus tersebut
mempunyai kecepatan tinggi yang dapat mengganggu gerak kapal.Lebar mulut pelabuhan
tergantung pada ukuran pelabuhan dan kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan, biasanya
untuk pelabuhan kecil lebar mulut pelabuhan adalah 100 m, pelabuhan sedang antara 100 m dan
160 m, dan untuk pelabuhan besar 160 m – 260 m.
Apabila mulut berada antara pemecah gelombang dengan sisi miring maka lebarnya pada air
rendah, yaitu sama dengan lebar yang diperlukan ditambah dengan lebar karena kemiringan sisi
bangunan pada kedalaman tersebut, misalnya, jika lebar mulut adalah 150 m dan mulut tersebut
beradaantara pemecah gelombang dengan kemiringan 1 : 3 maka untuk pelabuhandengan
kedalaman 10 m lebar pada muka air rendah adalah 210 m. Gelombang dari laut akan masuk
melalui mulut pelabuhan, dalam perjalananya masuk ke pelabuhan, tinggi gelombang berkurang
secara berangsur-angsur karena proses di fraksi, yaitu penyebaran energi gelombang ke seluruh
lebar daerah perairan pelabuhan. Tinggi gelombang di kolam pelabuhan dapat dihitung dengan
rumus Stevenson, rumus tersebut memberikan hasil perkiraan.
1. Pasang Surut
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut
secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan
terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan
suatu fenomena pergerakan naik turunya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan
oleh kombenasi gaya.
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda stronomi terutama oleh matahari, bumi dan
bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau
ukurannya lebih kecil.
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric tide),
pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik
gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)
pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaanya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman
(Inertia) diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik- turunnya permukaan laut sebanding
dengan gaya pembangkit pasang surut (King, 1966). Untuk memahami gaya pembangkit passng
surut dilakukan dengan memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu,
sistem bumi-bulan dan sistem bumi matahari.
Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang
sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP (Tide
Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini berkaitan
dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya pembangkit pasut
ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi (Gross, 1987).
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen masih
diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik
periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstitue-
konstituennya. Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas
perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali
dikembangkan oleh Laplace (1796-1825).
Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasut dapat diketahui secara
kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasut menghasilkan gelombang pasut (tide
wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasut. Karena terbentuknya
gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant
(1958), faktor-faktor tersebut adalah :
Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi akan berubah arah
(Coriolis Effect). Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi
selatan benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin meningkat
sejalan
dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga bervariasi
tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut.
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana pasut, gaya Coriolis
mempengaruhi arus pasut. Faktor gesekan dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan
menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan persamaan gelombang pasut
menjadi non linier semakin dangkal perairan maka semaikin besar pengaruh gesekannya.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik
gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)
pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Priyana,1994)
Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang besarnya
tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan
gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan karena walaupun
masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi.Gaya-gaya ini
mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu
yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang
Berada di bawah muka air yang menggelembung ini,yang mengakibatkan kenaikan dan
penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga
memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir
mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di atas 24 jam
(Priyana,1994).
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang surut,sehingga
terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers (1964), ada tiga tipe
pasut yang dapat diketahui, yaitu :
1) Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali
pasang dan satu kali surut. Biasanya terjadi di laut sekitar
katulistiwa.
2) Pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut yang hampir sama tingginya.
3) Pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila
bulan melintasi khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe
semi diurnal, dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum,
terbentuk pasut diurnal.
1) Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide) Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali
pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata
2) Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide) Merupakan pasut yang terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terdapat di
Selat Malaka hingga Laut Andaman.
3) Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi
dan waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
4) Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu
yang berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur
e) Arus Pasut merupakan Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan
turunnya pasang surut, diiringi oleh gerakan air horizontal yang disebut dengan arus
pasang surut. Permukaan air lautsenantiasa berubah-ubah setiap saat karena gerakan
pasut, keadaan ini juga terjadi pada tempat-tempat sempit seperti teluk dan selat,
sehingga menimbulkan arus pasut (Tidal current). Gerakan aruspasut dari lautlepas
yang merambat ke perairan pantai akan mengalami perubahan, faktor yang
mempengaruhinya antara lain adalah berkurangnya kedalaman (Mihardja et,. al 1994).
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan
pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur
pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau
tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau
bahan lain yang di cat anti karat. Syarat pemasangan papan pasut adalah :
Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh
air
Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran sungai
(aliran debit air).
Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air
bergerak secara tidak teratur
Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati dan
dipasang tegak lurus
Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga sehingga papan mudah
dikaitkan
Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang surut
mudah untuk diikatkan terhadap titik referensi
Tanah dan dasar lautatau sungai tempat didirikannya papan harus stabil
Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arusdan sampah
2) Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Alat
ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam
ke dalam komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
Floating tide gauge (self registering) Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya
permukaan air laut yang dapat diketahui melalui pelampung yang dihubungkan dengan
alat pencatat (recording unit). Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan,
namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara rambu pasut.
Pressure tide gauge (self registering) Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama
dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-turunnya air laut direkam melalui
perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording
unit). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah permukaan
air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut.
3) Satelit.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.
Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang
yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan
mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalah
satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa radar yang
sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh
satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-
pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit.
Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada
dasarnya satelit altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut. Karena
tinggi satelit di atas permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi muka laut (Sea Surface
Height atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih antara tinggi satelit
dengan jarak vertikal. Variasi muka laut periode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena
kenaikan muka laut dapat terlihat melalui analisis deret waktu (time series analysis). Analisis
deret waktu dilakukan karena kita akan melihat variasi temporal periode panjang dan fenomena
sekularnya .
C. GELOMBANG LAUT
Gelombang merupakan usikan atau gangguan dari keadaan setimbang yang merambat dalam
ruang. Gelombang yang memerlukan medium untuk merambat disebut gelombang mekanik
sedangkan yang tidak memerlukan medium untuk merambat disebut gelombang elektromagnetik
Gelombang laut merupakan contoh dari gelombang mekanik. Secara umum, gelombang ini
terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas permukaan air laut.
Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan, yang bergerak kira-kira
searah dengan hembusan angin.
1. Gelombang Angin
Gelombang angin disebabkan oleh tiupan angin di permukaan laut.Gelombang ini dapat
menimbulkan energi untuk membentuk pantai.Selain itu juga dapat menimbulkan arus dan
transpor sedimen dalam arah tegak lurus di sepanjang pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang
bekerja pada bangunan pantai. Gelombang merupakan faktor utama di dalam penentuan tata
letak pelabuhan, alur pelayaran, dan perencanaan bangunan pantai.
Gelombang pasang surut disebabkan adanya pasang surut air laut. Pasang surut laut merupakan
suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan
oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pasang surut air laut ini juga merupakan faktor yang penting karena
bisa menimbulkan arus yang cukup kuat terutama di daerah yang sempit, misalkan di teluk dan
muara sungai.Elevasi muka air pasang dan air surut juga sangat penting untuk merencanakan
bangunan – bangunan pantai.Sebagai contoh elevasi puncak bangunan pantai ditentukan oleh
elevasi muka air pasang untuk mengurangi limpasan air, sementara kedalaman alur pelayaran
dan perairan pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.
3. Gelombang Tsunami
Gelombang tsunami adalah gelombang yang terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa
bumi di laut. Gelombang yang terjadi bervariasi dari 0,5 m sampai 30 m dan periode dari
beberapa menit sampai sekitar satu jam. Tinggi gelombang tsunami dipengaruhi oleh konfigurasi
dasar laut.Selama penjalaran dari tengah laut (pusat terbentuknya tsunami) menuju pantai,
sedangkan tinggi gelombang semakin besar oleh karena pengaruh perubahan kedalaman laut.
Di daerah pantai tinggi gelombang tsunami dapat mencapai puluhan meter.Pada gambar A.2.a
ditunjukan contoh gelombang laut akibat tsunami yang berada di laut dalam dengan ketinggian
puncak gelombang < 1 m dan pada gambar
A.2.b ditunjukan contoh gelombang laut akibat tsunami yang berada di pantai dengan ketinggian
puncak gelombang ≤ 30 m.
D. ALUR PELAYARAN
Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran
lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari oleh kapal di laut, sungai atau danau. Alur
pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk- pelayaran serta diumumkan oleh
instansi yang berwenang. Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal masuk ke kolam
pelabuhan, oleh karena itu harus melalui suatu perairan yang tenang terhadap gelombang dan
arus yang tidak terlalu kuat.
Menjamin : keselamatan berlayar,kelestarian lingkungan ,tata ruang perairan dan tata pengairan
untuk pekerjaan di sungai dan danau . Peranan pemerintah, Pemerintah mempunyai kewajiban
untuk:
menetapkan alur-pelayaran;
menetapkan sistem rute;
menetapkan tata cara berlalu-lintas dan
menetapkan daerah labuh kapal sesuai dengan kepentingannya.
E. PEMECAH GELOMBANG
Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai.Tipe pertama banyak digunakan pada
perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap
erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu
ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti
halnya pada perencanaan groin dan jetty.
Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan
dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi.Selanjutnya dalam
tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai.Pemecah gelombang dibangun
sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi
gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan
ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan
berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang
dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau
suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh
celah.
b) Fungsi
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari serangan
gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan
gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan
di belakang bangunan.
Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona
gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan
perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya
dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian energinya
akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi)
melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian
besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung
karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam
gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan
tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan)
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di
daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di
sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan
terbentuknya endapan sediment tersebut.
c) Material
Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu sendiri. Seperti halnya
bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas pantai dilihat dari bentuk strukturnya
bisa dibedakan menjadi dua tipe yaitu: sisi tegak dan sisi miring.
Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material- material seperti pasangan
batu, sel turap baja yang didalamnya di isi tanah atau batu, tumpukan buis beton, dinding turap
baja atau beton, kaison beton dan lain sebagainya.
Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling umum di jumpai pada
konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison beton pada pemecah gelombang lepas pantai
adalah konstruksi berbentuk kotak dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu.
Pada pemecah gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu yang
berfungsi sebagai fondasi. Untuk menanggulangi
gerusan pada pondasi maka dibuat perlindungan kaki yang terbuat dari batu atau blok beton.
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa dibuat dari
beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk sedemikian rupa (pada umumnya
apabila dilihat potongan melintangnya membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah
gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran butiran sangat besar.
Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
a) Inti (core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel- partikel halus
dari debu dan pasir.
b) Lapisan bawah pertama (under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer)yang
melindungi bagian inti (core) terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri dari
potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1
ton.
c) Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya, merupakan pertahanan
utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada lapisan inilah
biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga
menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar
seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional kecuali beberapa unit
dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan serat
baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio keliling kecil, berbagai tipe
dari beton berkekuatan tinggi dan beton bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi,
profil-profil baja) telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan struktur
unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang hemat biaya, dan jarang
digunakan.
Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas pantai juga mengalami
perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi pemecah gelombang komposit. Yaitu
dengan menggabungkan bangunan sisi tegak dan bangunan sisi miring. Dalam penggunaan
matrial pun dikombinasikan misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai
pondasinya.
Ada berbagai macam metode dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi pemecah gelombang
lepas pantai baik itu sisi tegak maupun sisi miring.Untuk sisi tegak ada sebuah metode
pelaksanaan yang cukup unik pada sebuah konstruksi pemecah gelombang kaison. Metode ini
agak berbeda dan sempat mejadi pertentangan pada saat ditemukan. Adapun gambaran umum
metode pelaksanannya adalah sebagai berikut:
Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan air dengan bagian dasarnya yang
terbuka menghadap ke bawah.Dengan mengatur tekanan udara didalam kaison, maka tingkat
pengapungannya dapat dikendalikan untuk memastikan stabilitas dan mengatur aliran udaranya
selama pemindahan ke lokasi pemasangannya.
Gambar 2.2.7 Ilustrasi Kaison yang Diapungkan Dengan Mengontrol Tekanan Udara
Adapun untuk proses pemindahan kaison kelokasi pemasangan bisa dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan didorong menggunakan sebuah tugboat.
Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam kaison dikeluarkan dan kaison
ditenggelamkan ke dasar laut dengan mengandalkan beratnya sendiri. Kemudian setelah kaison
ditenggelamkan dan berada pada posisi yang telah direncanakan, maka kaison diisi dengan
material pengisi untuk meningkatkan kekuatan strukturnya.
Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya hanya mempunyai luasan
permukaan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan area yang dicakup oleh kaison itu
sendiri. Luas permukaan ujung yang kecil ini digabungkan dengan berat kaison yang besar
mengakibatkan kaison lebih mudah ditenggelamkan hinga menancap ke dasar laut dengan
dengan kedalaman yang cukup.
Ini untuk memastikan kaison dapat menahan pergerakan horisontal dari struktur setelah
dipasang.Disamping itu juga dimaksudkan agar material dasar laut yang berada dalam cakupan
kaison dapat dijadikan sebagai bahan pengisi kaison itu sendiri sebagai salah satu solusi
menghemat pemakaian material pengisi.
Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk mendukung kaison selama pengisian dan
setelah dinding-dinding vertikal menembus dasar laut sampai kedalaman yang diinginkan,
penurunan selanjutnya dapat dicegah dengan memelihara udara bertekanan yang ada di dalam
kaison.
Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material kerukan melalui suatu lubang
masuk. Ketika material kerukan seperti lumpur dan/atau pasir dipompa masuk kedalam kaison,
udara bertekanan yang tersisa dalam kaison itu dikurangi seperti yang dilakukan pada air yang
mengisi kaison, sehingga struktur itu berada dibawah dukungan hidrolik sementara. Pada
akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat, maka lubang-lubang udara dan
hidrolik ditutup dengan beton atau material lain.
Gambar 2.2.9 Ilustrasi Kaison yang Sudah Berada PadaLokasi Pemasangan dan Diisi
Dengan Material Pengisi
Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan
bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan jeti yang juga menggunakan konstruksi sisi
miring. Yang membedakan hanya cara pemindahan material dan alat-alat beratnya saja.
Karena pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari
garis pantai maka untuk pemidahan material dan alat berat ke lokasi pemasangan menggunakan
alat transportasi air misalnya kapal atau tongkang pengangkut material. Adapun metode
pelaksanaannya dapat dipilah per lapisan sebagai berikut:
1. Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut menggunakan dump
truk. untuk memudahkan penimbunan material oleh truk, bagian inti (core)
idealnya mempunyai lebar antara 4-5 meter pada bagian puncak dan kira-kira 0,5
meter di atas
level menengah permukaan laut, ketika ada suatu daerah pasang surut yang besar, sebaiknya
berada diatas level tertinggi air pasang.
Lapisan pelindung utama (main armor layer). Dalam pelaksanaan penempatan batu
maupun batu bauatan dapat menggunakan crawler crane (crane penggerak roda kelabang)
atau tracked crane (crane dengan rel). Crane jenis tersebut adalah alat berat yang paling
cocok untuk pekerjaan menempatkan batuan berukuran besar.
Batu-batu yang besar harus diangkat satu demi satu menggunakan sling atau
pencengkram dan harus ditempatkan didalam air dengan pengawasan dari seorang
penyelam. Ia harus ditempatkan satu demi satu berdasar urutannya untuk memastikan ia
saling berkesinambungan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa ombak tidak bisa menarik
satu batu ke luar, yang menyebabkan batu-batu pada bagian atas longsor, menerobos
lapisan pelindung dan mengakibatkan terbukanya bagian bawah yang batuannya lebih
kecil.
Gambar 2.2.12 Ilustrasi Penempatan Batu Lapisan Pelindung Utama Menggunakan Crane
Untuk memastikan bahwa batu-batu ditempatkan dengan baik, penyelam tadi perlu
mengarahkan operator crane setiap kali suatu batu ditempatkan sampai lapisan pelindung
ini menerobos permukaan air.Sama seperti lapisan bawah, diperlukan dua lapisan
pelindung untuk menyelesaikan lapisan pelindung utama. Profil kemiringan dapat diatur
pada interval tetap 5 m menggunakan prosedur yang sama.
G. DAMPAK LINGKUNGAN
Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung oleh pemecah gelombang akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut.
Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate.
Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk
tombolo.
Sedangkan pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis pantai
dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila garis puncak gelombang pecah sejajar dengan garis
pantai asli, terjadi difraksi di daerah terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak
gelombang membelok dan berbentuk busur lingkaran.
Perambatan gelombang yang terdifraksi tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke
daerah terlindung dan diendapkan di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen
tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate dibelakang bangunan.
Proses tersebut akan berlanjut sampai garis pantai yang terjadi sejajar dengan garis puncak
gelombang yang terdifraksi. Pada keadaan tersebut transport sedimen sepanjang pantai menjadi
nol. Seperti terlihat pada gambar 1-14, dimana arah gelombang dominan hampir tegak lurus garis
pantai asli, garis puncak gelombang dari sisi kiri dan kanan pemecah berpotongan di titik A.
Puncak cuspate akan terjadi pada titik A. Dengan demikian pembentukan tombolo tergantung
pada panjang pemecah gelombang lepas pantai dan jarak antara bangunan dengan garis pantai.
Biasanya tombolo tidak terbentuk apabila panjang pemecah gelombang lebih kecil dari jaraknya
terhadap garis pantai. Jika bangunan menjadi lebih panjang dari pada jaraknya terhadap garis
pantai maka kemungkinan terjadinya tombolo semakin tinggi.
Apabila gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju transport sedimen
sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan pengendapan sedimen dan terbentuknya
cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga pembentukan cuspate terus berkembang hingga
akhirnya terbentuk tombolo. Tombolo yang terbentuk akan merintangi/menangkap transport
sedimen sepanjang pantai.
Sehingga suplai sedimen kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat terjadinya erosi pantai di
hilir bangunan.Pemecah gelombang lepas pantai dapat direncanakan sedimikian sehingga terjadi
limpasan gelombang yang dapat membantu mencegah terbentuknya tombolo. Manfaat lain dari
cara ini adalah membuat garis pantai dari cuspate menjadi lebih rata dan menyebar ke arah
samping sepanjang pantai.
H. DERMAGA
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga dilakukan berbagai
kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas kapal.Di dermaga juga dilakukan
kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air
kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan.Jenis demaga:
Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk bongkarmuat barang
umum/general cargo keatas kapal.
Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar muat peti
kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan kran (crane)
Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar muat barang curah
yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt)
Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut barang
khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya.
Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed boat.
Demaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan.
1. Type dermaga :
a) Dermaga ‘quay wall’
Terdiri struktur yang sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri diatas pantai, konstruksi sheet
pile baja/beton atau caisson beton.Biasanya dilokasi pantai tidak landai yang sering disebut
sebagai pelabuhan alam sehingga kedalaman yang diinginkan tidak terlalu jauh dari garis pantai.
b) Dermaga ‘dolphin’
Tempat sandar kapal berupa dolphin diatas tiang pancang.Biasanya dilokasi dgn pantai yang
landai, diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan.
Dapat berupa dermaga apung umumnya digunakan untuk kapal-kapal penumpang pada dermaga
angkutan sungai/danau yang tidak membutuhkan konstruksi yang kuat untuk menahan muatan
barang yang akan diangkut dengan kapal.
Kapal yang merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan baik yang digerakkan oleh
mesinnya sendiri atau ditarik oleh kapal tunda. Pada waktu kapal merapat akan terjadi benturan
antara kapal dengan dermaga, untuk menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga karena
benturan maka di depan dermaga diberi bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi
benturan. Bantalan yang diletakkan di depan dermaga tersebut dinamakan fender.
Pada waktu kapal melakukan bongkar muat, maka kapal harus tetap berada pada tempatnya
dengan tenang, untuk itu kapal diikat dengan penambat. Alat penambat harus mampu manahan
gaya tarik yang ditimbulkan oleh kapal.
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan menyerap
energi benturan antara kapal dan dermaga. Ada beberapa tipe fender, yaitu :
1. Fender kayu
Fender kayu bisa berupa batang-batang kayu yang dipasang horisontal atau vertikal.Fender kayu
ini mempunyai sifat untuk menyerap energi.Fender tiang pancang kayu yang ditempatkan di
depan dermaga dengan kemiringan 1 H : 24 V
akan menyerap energi karena defleksi yang terjadi pada waktu dibentur kapal. Penyerapan energi
tidak hanya tidak hanya diperoleh dari defleksi tiang kayu, tetapi juga dari balok kayu
memanjang. Tiang kayu dipasang pada setiap seperempat bentang.
2. Fender karet
Karet banyak digunakan sebagai fender, bentuk paling sederhana dari fender ini berupa ban-ban
luar mobil untuk kapal kecil yang dipasang pada sisi depan di sepanjang dermaga. Fender karet
mempunyai bentuk berbeda seperti fender tabung silinder dan segiempat, blok karet berbentuk
segiempat dan fender Raykin.
3. Fender gravitasi
Fender ini terbuat dari tabung baja yang diisi dengan beton dan sisi depannya diberi pelindung
kayu dengan berat sampai 15 ton. Apabila terbentur kapal maka fender tersebut akan bergerak ke
belakang dan ke atas, sedemikian sehingga kapal dapat dikurangi kecepatannya, karena untuk
menggerakan ke belakang diperlukan tenaga yang besar. Prinsip kerja fender gravitasi adalah
mengubah energi kinetik menjadi energi potensial.
Fasilitas pelabuhan pada dasarnya dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu fasilitas pokok dan
fasilitas penunjang.Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya terhadap kegiatan
pelabuhan itu sendiri.
Fasilitas Pokok Pelabuhan terdiri dari alur pelayaran (sebagai ‘jalan’ kapal sehingga dapat
memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar), penahan gelombang (breakwater –
untuk melindungi daerah pedalaman pelabuhan dari gelombang, terbuat dari batu alam, batu
buatan dan dinding tegak), kolam pelabuhan (berupa perairan untuk bersandarnya kapal-kapal
yang berada di pelabuhan) dan dermaga (sarana dimana kapal-kapal bersandar untuk memuat
dan menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang).
Fasilitas penunjang pelabuhan terdiri dari gudang, lapangan penumpukan, terminal dan jalan.
a) Gudang
Gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang- barang yang berasal dari
kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dibedakan berdasarkan jenis (lini-I, untuk
penumpukan sementara dan lini-II sebagai tempat untuk melaksanakan konsolidasi/distribusi
barang, verlengstuk – bangunan dalam lini-II, namun statusnya lini-I, enterpot – bangunan diluar
pelabuhan, namun statusnya sebagai lini-I), penggunaan (gudang umum, gudang khusus – untuk
menyimpan barang-barang berbahaya, gudang CFS – untuk stuffing/stripping).
b) Lapangan Penumpukan
Lapangan penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan
barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk dimuat atau setelah dibongkar dari kapal.
c) Terminal
Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan pelayanan
bongkar/muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun penumpang di dalam
pelabuhan.Jenis terminal meliputi terminal petikemas, terminal penumpang dan terminal
konvensional.
d) Jalan
pejalan kaki, yang menghubungkan antara terminal/lokasi yang lain, dimana fungsi utamanya
adalah memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa mengenai perencanaan pelabuhan dapat disimpulkan bahwa dalam
merencanakan suatu pelabuhan harus memiliki memperhitungkan data berupa:
B. Saran
Sebagai sebuah karya tulis ilmiah, makalah ini masih jauh dari sempurna.
Keterbatasan data dan lokasi studi merupakan kendala utamanya. Oleh karena itu, untuk
menyempurnakan keakuratan perencanaan ini maka perlu memperoleh data yang lebih lengkap,
kritik dan saran dari pembaca pun merupakan harapan penulis untuk menyempurnakan makalah
Perencanaan Pelabuhan ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wordpress.com