MAKALAH
OLEH :
NPM : 21.15.017
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah suatu unsur penting dalam hidup manusia. Pemenuhan akan kesehatan
adalah salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia. Selain kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier, pemenuhan akan kesehatan adalah kunci bagi manusia untuk menjalankan
semua kegiatannya dan pada akhirnya dapat memenuhi tiga unsur kebutuhan manusia tersebut.
Manusia adalah makhluk yang rentan terhadap segala macam penyakit, oleh sebab itu
pemeliharaan kesehatan juga harus didukung oleh sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
yang baik.
Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan memang menjadi suatu perhatian, baik
masyarakat maupun Pemerintah. Sarana sebagai tempat pemberian jasa pelayanan kesehatan
minimal harus ada di setiap masing-masing daerah yang terdapat di seluruh wilayah Indonesia.
Prasarana yang juga harus terpenuhi adalah tentang bagaimana masyarakat dapat mengakses
dengan mudah untuk mendapatkan jasa pelayanan kesehatan yang ada. Wadah untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, telah diatur oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, baik berupa Rumah Sakit, Klinik, dan juga
Puskesmas.
Pelayanan kesehatan yang merupakan hak setiap warga negara harus memenuhi standar
seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit. Pasal 13 Ayat (3) Undang-Undang Negara Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menuliskan bahwa “Setiap tenaga kesehatan yang
bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah
Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien.”
Dalam hal sistem pelayanan kesehatan terdapat pelayan kesehatan dan tenaga kesehatan
profesional, Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga 80% dalam keberhasilan
pembangunan dan pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2011). Selanjutnya terkait undang-
undang tenaga kesehatan diatur dalam UndangUndang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.Penulis dalam makalah ini ingin membuat telusuran teori lebih lanjut mengenai
perbedaan tenaga kesehatan, pelayan kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Undang Undang tentang Tenaga Kesehatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa
Pembukaan UUD 1945 mencantumkan cita-cita bangsa Indonesia yang sekaligus
merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu wujud memajukan kesejahteraan umum
adalah Pembangunan Kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif. Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Kualitas
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau juga merupakan hak seluruh
masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam
rangka melakukan upaya kesehatan tersebut perlu didukung dengan sumber daya
kesehatan, khususnya Tenaga Kesehatan yang memadai, baik dari segi kualitas, kuantitas,
maupun penyebarannya.
Upaya pemenuhan kebutuhan Tenaga Kesehatan sampai saat ini belum memadai,
baik dari segi jenis, kualifikasi, jumlah, maupun pendayagunaannya. Tantangan
pengembangan Tenaga Kesehatan yang dihadapi dewasa ini dan di masa depan adalah:
5. Kualitas hasil pendidikan dan pelatihan Tenaga Kesehatan pada umumnya masih
belum memadai;
12. Dukungan sumber daya pembiayaan dan sumber daya lain belum cukup.
Pelayan kesehatan adalah Setiap orang yang mendarma baktikan dirinya sebagai
pelayan kesehatan masyarakat baik yang mendapat pendidikan/pelatihan secara formal
maupun tidak mendapat pelatihan / pendidikan secara formal di bidang kesehatan. Dalam
hal ini pelayan kesehatan terdiri dari tenaga medis baik dokter, perawat,bidan dan tenaga
kesehatan lainnya, dan termasuk juga didalamnya supir ambulance, petugas kebersihan di
rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya.
2.3. Sistem Pelayanan Kesehatan
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat.
Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembaga kesehatan,
juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagi konsumen (pasien dan
keluarganya) yang selanjutnya dapat menjadi faktor pendorong untuk bekerja sama,
berperan aktif dalam kegiatan sosial lembaga kesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor
lembaga kesehatan tersebut. Sedangkan syarat-syarat pokok system pelayanan kkesehatan
yang prima yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai/
accessible, mudah dijangkau/ affortable da bermutu/ quality.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan
pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan
kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam
arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dubois & Miley. 2005. Pelayanan Kesehatan Edisi terjemahan. Jakarta : EGC