Edisi Kedua Merle Termodinamika Teknik
Edisi Kedua Merle Termodinamika Teknik
TEKNIK
Eilisi l(edua
M prinsip-prinsipTermodinamika d Dasar-dasarTermodinamika
MTermodinamikal&ll
UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2OO2
, TENTANG HAK CIPTA
PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
Edisi Kedua
PENERBIT ERLANGGA
Jl. H. Baping Raya No. 100
Ciracas, lakata 13740
www.erlangga.co.id
(Anggota IKAPI)
MERLE C. POTTER memiliki gelar Sarjana dalam Teknik Mesin dari Michigan Technological University; gelar 52
dalam Teknik Penerbangan dan 53 dalam Mekanika Teknik diterimanya dari University of Michigan. Beliau merupakan
pengarang dan pengarang-bersama dari The Mechanics oJ Fluids, Fluid Mechanics, Thermal Sciences, Dffirential
Equations, Advanced Engineering Mathematics, Fundamentals of Engineering <lan berbagai makalah dalam mekanika
fluida dan energi. Beliau rnerupakan Profesor Emeritus Teknik Mesin di Michigan State University.
CRAIG W. SOMERTON mempelajari teknik di UCLA, di mana beliau memperoieh gelar S1, 52, dan 53. Saat ini beliau
menjadi Associate Professor Teknik Mesin di Michigan State University. Beliau pernah menulis di dalam International
Journal of Mechanical Engineering Education dan pernah menerima SAE Ralph R. Teetor Educational Award.
MIi,'i fi I
* B"on* P{-r:'.-: ' g
:
.F- dsn Nu'. r;i I
Judul Asli:
Thermodynamics for Engineers /Second Edition
Merle C. Potter. Ph.D. and Craig W. Somerton. Ph.D.
Buku ini diset dan dilayout oleh Bagian Produksi Penerbit Erlangga dengan Apple Macintosh Mac Pro (Times 10 pt)
L4 t3 t2 1l 4321
Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi, atau memperbanyak dalam bentuk apapun, baik sebagian atau
keseluruhan isi buku ini, serta mernperjualbelikannya tanpa izin tertulis dari Penerbit Erlangga.
Msnle C. Porren
Cn.q.rc W. SouEnroN
BAB 1 Konsep, Definisi dan Prinsip-prinsip Dasar 7
1.1 Pendahuluan I
1.2 Sistem-sistem Termodinamika dan Volume Kontrol I
1.3 DeskripsiMakroskopik 2
1.4 Properti-properti dan Keadaan (State) dari suatu Sistem J
1.5 Kesetimbangan Termodinamika; Proses-proses J
1.6 Satuan 5
1.7 Densitas, Volume Spesifik, Berat Spesifik 6
1.8 Tekanan 7
1.9 Temperatur 9
1.10 Energi 10
1'1,,.PSNIIAHULUAN
t,,.:,,.i,Ib.Wa.d..itlamika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari penyimpanan, transformasi (perubahan) dan transfer
{ffi energi. Energi clisimpan sebagai energi internal (yang berkaitan dengan temperatur), energi kinetik (yang
disdbabkft{ri'+ieh gerak), energi potensial (yang disebabkan oleh ketinggian) dan energi kimia (yang disebabkan oleh
g liUr.,niawi); ditransformasikan/diubah dari salah satu bentuk energi tadi ke bentuk lainnya; dan ditransfer melintasi
$iiri,lti,bnlA$,,i'ebagai kalor atau usaha/kerja (work). Dalam termodinamika kita akan mengembangkan persamaan-persamaan
$?Er,niii$,,yphg menghubungkan transformasi dan transfer energi dengan properti-properti bahan seperti temperatur,
Oleh karena i]r) zat-7.at dan properti-propertinya menjadi tema sekunder yang sangat penting. Kita
F&rfl{te.siiatf},entalpi.
g$,.$E,.h|agy&k,lprgantung pada pengamatan-pengamatan eksperimental yang telah disusun ke dalam pernyataan atat hukum
f,ltt ;,lh pertama dan kedua dari termodinamika adalah yang paling sering digunakan.
., Tujueg..dari"mseorang insinyur mempelajari tennodinamika sering kali adalah melakukan analisis atau desain dari
iuqtu;s|$frmbprskala besar - mulai dari pendingin udara sampai pembangkit listrik nuklir. Sistem semacam itu dapat
*i6dffiaU'Crbagai suatu kontinum di mana aktivitas dari molekul-molekul penyusunnya diseragamkan menjadi kuantitas-
kuffiit4$,,11r*g',terukur seperti tekanan, temperatur, dan.kecepatan. Penyeragaman ini hanya terbatas pada termodinamika
,$&H&:AiAu,,{gryrrodinamika makroskopik. Jika perilaku dari setiap molekul sangat menentukan, harus dipergunakan analisis
inami ka s tat is t ik.
ffi .*rryi.r{
Y.efffi :,,tgisebut biasanya sangat mudah dikenali seperti misalnya silinder yang menyimpan gas dalam Gbr. 1-l;
i d,t.i1ii i;itisapt juga berupa suatu pembatas imajiner sepemi batas berubah bentuk yang mengelilingi sejumlah massa
Bi$&ra*s,,lrtengalir melalui suatu pompa. Dalam Gbr. 1-1, yang dimaksud dengan sistem adalah gas bertekanan, fluida
It*jtilryrij.;tt an yang menjadi batas sistemnya ditunjukkan oleh garis putus-putus.
::!:..,.i:,Seffi;g1q.{,gri dan ruang yang berada di luar suatu sistem secara kolektif disebut sebagai lingkungan (surrounding)
S4.$$#ffi,.*mebut. Termodinamika berurusan dengan interaksi antara suatu sistem dengan lingkungannya, atau antara
sistem lainnya. Suatu sistem berinteraksi dengan lingkungannya melalui transfer energi melewati
$*i*&:,fii3,.9s(1$etgan
tiltas*- ;1:,T{dak ada materi yang melintasi pembatas dari suatu sistem. Jika sistem tersebut tidak bertukar energi
ileli ::lin ngannya, sistem tersebut disebut sistem terisolasi.
KONSEP. DEFINISI. DAN PRINSIP.PRINSIP DASAR IBAB 1
SeDan
Piston
r--- ----l
l1
lGasl
I bertekanan I
Batas sistem
I (sistem) |
l1
ll
Dalam banyak kasus, analisis disederhanakan jika fokus perhatiannya adalah suatu volume dalam ruang ke mana,
atau dari mana, suatu zat (substance) mengalir. Suatu volume demikian disebut volLtme kontrol (control volume). Pompa,
turbin, balon pemompa (inflating balloon), adalah contoh-contoh dari volume kontrol. Permukaan yang secara penuh
mengelilingi volume kontrol disebut suatu permuka(m kontrol (control surface). Suatu contoh diperlihatkan sketsanya
dalam Gbr. 1-2.
Cairan keluar
Volume
kontrol
Energi masuk
Cairan masuk
Jadi dalam suatu masalah tertentu kita harus memilih apakah yang akan dilihat adalah sistem, atau apakah akan
lebih berguna jika menggunakan volume kontrol. Jika ada aliran massa melintasi perbatasan daerah yang dimaksud, maka
volume kontrol harus dipergunakan; jika tidak, kita mengidentifikasinya sebagai sistem. Kita akan mempelajari analisis
dari suatu sistem terlebih dahulu dan melanjutkannya dengan analisis yang menggunakan volume kontrol
p= (1 .1)
]1,\r*
di mana Lm adalah massa yang terkandung dalam volume AV, seperti terlihat dalam Gbr. 1-3. Secara fisik, AV tidak
dapat dibiarkan susut menjadi nol karena, jika AV menjadi sangat kecil, Lm akan berubah-ubah secara tidak kontinu,
tergantung dari jumlah molekul dalam AV. Jadi, nilai no1 dalam definisi p di atas harus digantikan oleh suatu kuantitas
s, yang bernilai kecil tapi cukup besar untuk mengeliminasi efek-efek molekular. Dengan memperhatikan bahwa terdapat
sekitar 3 x 1016 molekul dalam satu milimeter kubik udara pada kondisi standar. tidak diperlukah e yang terlalu besar
untuk menampung miliaran molekul. Untuk kebanyakan aplikasi engineering e dianggap cukup kecil sehingga dapat
dianggap nol, seperti dalam (1.1).
Walaupun demikian terdapat situasi-situasi tertentu di mana asumsi kontinum tidak berlaku, seperti misalnya, masuknya
kembali (reentry) satelit-satelit ke dalam atmosfer bumi. Pada ketinggian 100 km Lintasan bebas rata-rata (mean free
path), jarukrata-rata yang ditempuh suatu molekul sebelumbertumbukan dengan molekul lainnya, adalah sekitar 30 nm;
dengan demikian keabsahan pendekatan makroskopik sudah diragukan. Pada 150 km lintasan bebas rata-rata melebihi 3 m,
yang setara dengan dimensi satelit itu sendiril Pada kondisi-kondisi demikian metode-metode statistik yang berlandaskan
aktivitas molekuler harus digunakan.
BAB 1I KONSEP. DEFINISI. DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
Kuratg rapat
Lebih rapat
Fig. 1-3 Massa sebagai suatu kontinum
Persamaan ini mengharuskan dQ sebagai suatu diferensial eksak; Qr- @, merepresentasikan perubahan properti seiring
dengan berubahnya sistem dari keadaan I ke keadaan 2. Kita akan menjumpai berbagai kuantitas, seperti misalnya usaha,
yang merupakan fungsi jalur di mana diferensial eksaknya tidak eksis.
Dengan hanya menggunakan sedikit saja properti-properti independen kita dapat menentukan properti-properti
lainnya dan dengan demikian keadaan dari sistem yang dimaksud. Jika sistem terdiri dari satu fase, bebas dari efek-efek
magnetik, elektrik dan permukaan, keadaan sistem tersebut dapat ditentukan jika dua propertinya telah ditentukan; sistem
sederhana seperti ini yang paling banyak diperhatikan dalam termodinamika teknik.
Properti-properti termodinamika dibagi menjadi dua jenis umum, intensif dan ekstensif. Properti intensif adalah properti
yang tidak bergantung pada massa dari sistemnya; contohnya adalah temperatur, tekanan, densitas dan kecepatan karena
properti-properti ini berlaku untuk seluruh sistem tersebut, atau bagian-bagian dari sistem tersebut. Jika kita menyatukan
dua sistem, properti-properti intensifnya tidak dijumlahkan.
Properti ekstensif adalah properti yang bergantung pada massa dari sistemnya; contohnya adalah volume, momentum
dan energi kinetik. Jika dua sistem digabungkan, properti ekstensifdari sistem yang baru adalah penjumlahan dari properti-
properti ekstensif dari kedua sistem awalnya.
Jika kita membagi suatu properti ekstensif dengan massanya, yang dihasilkan adalah properti spesffik. Jadi volume
spesihk didelinisikan sebagai
,_mV (1 .3)
Secara umum kita menggunakan huruf besar untuk melambangkan properti ekstensif [pengecualian: ru untuk massa] dan
huruf kecil untuk melambangkan properti intensif yang berkaitan.
termodinamika. Jika temperatur dinaikkan secara tiba-tiba di suatu bagian dari batas sistem tersebut, diasumsikan terjadi
distribusi ulang yang spontan sehingga semua bagian dari sistem tersebut memiliki temperatur yang sama.
Jika suatu sistem mengalami perubahan yang besar dalam properti-propertinya ketika dihadapkan pada suatu gangguan
kecil, sistem tersebut dikatakan berada pada kondisi kesetimbangan meiastabil (metastable equlibrium). Contohnya adalah
campuran bensin dan udara, atau sebuah mangkok besar yang diletakkan pada sebuah meja kecil.
Jika suatu sistem berubah dari suatu kondisi kesetimbangan ke kondisi kesetimbangan lainnya, jalur @atft) urutan
terjadinya perubahan keadaan yang dilalui oleh sistem tersebut disebut sebagai suatu proses. Jika, pada saat beralih
dari satu keadaan ke keadaan lainnya, deviasi kesetimbangannya sangat kecil, prosesnya disebut kuasi-kesetimbangan
(quasiequilibrium) dan setiap keadaan dalam proses tersebut dapat dianggap sebagai keadaan kesetimbangan. Banyak
proses, seperti misalnya kompresi dan ekspansi gas dalam suatu motor pembakaran internal, dapat diaproksimasikan
dengan proses kuasi-kesetimbangan tanpa mengurangi tingkat akurasinya secara signiflkan. Jika suatu sistem melalui proses
kuasi-kesetimbangan (seperti misalnya kompresi termodinamik yang lambat pada udara di dalam suatu silinder), proses
tersebut dapat digambarkan pada koordinat-koordinat yang tepat dengan menggunakan garis biasa, seperti ditunjukkan
dalam Gbr. 1-4a. Jika sistem tersebut beralih dari satu keadaan kesetimbangan ke keadaan kesetimbangan lainnya melalui
serentetan keadaan non-kesetimbangan (nonequilibritm). yang terjadi adalah proses non-kesetimbangan. Dalam Gbr. 1-4b
kurva putus-putus menunjukkan proses yang dimaksud; antara (.Vy P) dan (V, P2) properti-properti yang dilewati tidak
seragam di seluruh sistem sehingga keadaan dari sistem tersebut tidak terdefinisi dengan baik.
P)
/l
/l
/
,l
tl
/l
/ /l
/l
a
P\ - - - -Qt :
CONTOH 1.1 Untuk menentukan apakah suatu proses dapat diperlakukan sebagai kuasi-kesetimbangan atau non-kesetimbangan.
harus diperhatikan bagaimana proses tersebut dilakukan. Marilah kita tambahkan beban W pada piston dalam Gbr. l-5. Jelaskan
bagaimana W dapat ditamtrahkan secara non-kesetimbangan dan secara kedetimbangan.
Penyelesaian: Jika beban tersebut ditambahkan secara tiba-tiba sebagai suatu beban yang besar. sepefli dalam bagian
(a), yang terjadi adalah proses non-kesetimbangan dalam gas, yang merupakan sistem yang dimaksud. Jika kita membagi beban
tersebut menjadi sejumlah besar beban yang lebih kecil dan menambahkannya satu per satu, seperti dalam bagian (&), yang terjadi
adalah proses kuasi-kesetimbangan.
Gbr. l-5
Perhatikan bahwa lingkungan tidak memain-kan peran apapun dalam pengenian kesetimbangan. Lingkungan dapat memberil<an
usaha pada sistem terEebut melalui gesekan; untuk kuasi-kesetimbangan yang diharuskan hanyalah bahwa propeni-properti dari
sistem yang dimaksudbersifat seragam pada setiap waktu selama suatu proses berlangsung.
BAB 1] KONSER DEFINIST, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
Ketika suatu sistem dalam suatu keadaan awal mengalami serentetan proses kuasi-kesetimbangan dan kembali ke
keadaan awalnya, sistem tersebut mengalami suatu siklus. Di akhir siklus, properti-properti dari sistem tersebut memiliki
nilai-nilai yang sama seperti awalnya; lihat Gbr. 1-6.
Awalan iso- ditambahkan di depan nama dari setiap properti yang tidak mengalami perubahan selama proses
berlangsung. Proses isotermal adalah proses di mana temperatur dijaga konstan; dalam proses isobarik yang dijaga konstan
adalah tekanan; proses lsornerrllc merupakan proses dengan volume-konstan. Perhatikan kaki-kaki isobar dan isometrik
dalam Gbr. l -6.
1.6 SATUAN
Walaupun mahasiswa pasti sudah terbiasa dengan satuan-satuan dalam SI (Systtsme International), banyak data
yang dikumpulkan di Amerika Serikat disimpan dalam satuan-satuan Inggris. Oleh karena itu, beberapa contoh dan soal
akan diberikan dalam satuan-satuan Inggris. Tabel 1-1 memberikan daftar satuan-satuan dari kuantitas-kuantitas utama
termodinamika. Perhatikan penggunaan ganda dari W untuk beban (weight) dan usaha (work); konteks permasalahan dan
satuan-satuan yang digunakan akan menjernihkan kuantitas mana yang dimaksud.
Dalam menggunakan satuan-satuan SI dalam suatu kuantitas, huruf-huruf tertentu dapat digunakan sebagai awalan-
awalan yang melambangkan perkalian dengan pangkat 10; lihat Tabel l-2.
Tabel 1-1
Tabel 1-2
Faktor Pengali Awalan Simbol
10r2 tela T
10e glga G
106 mega M
103 kilo k
2
l0 centi* C
l0-3 milii m
10-6 mrcro p
10-e nano n
10-12 prco p
Satuan-satuan dari berbagai kuantitas saling berhubungan melalui hukum-hukurn fisika yang mengatur kuantitas-
kuantitas tersebut. Dengan demikian, dalam kedua sistem satuan tersebut, semua satuan dapat diekspresikan sebagai
kombinasi-kombinasi aljabar dari suatu set satuan-satuan dasar tertentu. Terdapat tujuh satuan dasar dalam sistem SI:
m, kg, s, K, mol, A (ampere), cd (candela). Dua yang terakhir jarang dijumpai dalam termodinamika teknik.
CONTOH 1.2 Hukum kedua Newton, F =.ma.menghubungkan gaya netto yanB beraksi pada suaru benda dengan massa dan
percepatannya. Jika suatu gaya sebesar satu newton mcmberikan percepatan pada suatu massa seberal saru kilogram dengan nilai
I
sebesar satu m,/sz; atau. suatu gaya sebesar satu lbf memberilari percepatan pada suatu massa seberat 32,2 tbm 1 slug) dengan
nilai sebesar satu ft/sec2, bagaimanakah satuan-satuannya saling berhubungan?
Penyelesaian: Satuan-satuannya saling berhubungan sebagai
I N= l kg'm/sz atau 1 lbf = 32.2 lbm'ft/sec2
CONTOH 1,3 Berat adalah gaya gravitasi: menurut hukum kedua Newton. W = mg. Bagaimanakah berar benrbah dengan
ketinggian?
Penyelesaian: Karena massa tetap konstan. variasi W terhadap ketinggian disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam
percepatan gravitasi g (dari sekitar 9,77 rnls2 di puncak gunung tertinggi hingga ke 9,83 m/sl di dasar lalltan yang paling d.alam7.
Kita akan menggunakan nilai standar 9,81 m/s2 (32,2 ft|secz), kecuali jika dinyatakan yang lainnya.
CONTOH 1.4 Ekspresikanlah satuan energi J (ioule) dalam satuan-satuan dasar SI: massa. panjang dan wakru.
Penyelesaian: Ingat kembali bahwa energi atau usaha adalah gaya dikali jarak. Jadi. menurur Contoh 1.2, saruan energi J
(oule; adalah
1J = (l N) (1 m) = (1 kg.m/szxl m) =I kg.m2lsz
Dalam sistem Inggris ltrf dan lbm dua-duanya merupakan satuan-satuan dasar. Sepeni ditunjukkan dalam Tabel l-1. saruan energi
utama adalah ft-lbf. Menurut Contoh 1.2
,=j (t .4)
Berkaitan dengan densitas (massa) adalah densitas berat atau berat spesffik w:
BAB 1] KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR -1
*= wv (1.s)
dengan satuan N/m3 (lbf/fC). [Perhatikan bahwa w adalah spesifik terhadap volume, bukan terhadap massa.] Berat spesifik
berhubungan dengan densitas melalui w = rltg sebagai berikut:
w=pg (1.6)
Untuk air, nilai-nilai nominal dari p dan w berturut-turut adalah 1000 kg/m3 (62,4lbm/ft3) dan 9810 Nlm3 (62,4\bfl
ft3;. Untuk udara di permukaan laut nilai-nilai nominalnya adalah l,2l kglm3 (0,0755 lbn/fd) dan 11,86 N/m3 (0,0755
lbf/fc).
CONTOH 1.5 Massa udara dalam suatu ruangan 3 x 5 x 20 m diketahui sebesar 350 kg. tntukaulah densitas, volume spesifik
dan berat spesiflkrya.
Penyelesaian:
p=ff=,gffi=l.167ks/m3 = o'857 m./kg
: = i = l,t{tl
w = pB = (1.167X9.81) = 11,45 N/m3
1.8 TEKANAN
Definisi
Untuk gas dan zat cair biasanya efek dari suatu gaya normal yang beraksi pada suatu luas disebut dengan tekanan
Qtressure). Jika suatu gaya LF beraksi dengan sudut kemiringan tertentu terhadap suatu luas AA (Gbr. l-7), hanya
komponen normal LFnyang masuk ke dalam deflnisi tekanan:
Permukaan
AF
P= AA+0
lim
AA
Q.n
LuasAa
t
I l-
r
Berat: pgAdl -d_l ""
tt
Gaya tekanan: PA I
l:
I
Pol
%i=O
Gbr. 1-8 Gaya-gaya yang beraksi pada guatu elemen udara.
4p=_pgdz (1.8)
Selanjutnya jika p merupakan fungsi yang diketahui dari z, persamaan di atas dapat diintegrasikan untuk memberikan
P(z):
P\d-Po=-Jo
f' \1.9)
PSdz
Untuk zat cair, p bemilai konstan. Jika kita menuliskan (1.8) dengan menggunakan dh = - dz,kita memperoleh
dP=wdh (1.10)
di mana /z bernilai positif ke arah bawah. Dengan mengintegrasikan persamaan ini, dimulai pada permukaan di mana P
= 0, akan dihasilkan
P=wh (1.11)
Persamaan ini dapat digunakan untuk mengkonversikan tekanan yang diukur dalam meter air atau milimeter air raksa
ke dalam Pascal (Pa).
Kebanyakan hubungan termodinamika harus menggunakan tekanan absolut. Tekanan absolut terdiri dari tekanan
terukur, atau tekanan alat ukur (gage pressure), ditambah dengan tekanan atmosfer lokal:
Puu.=Pukur*Pu,. tt.t2)
Tekanan alat ukur negatif seringkali disebut sebagai vakum, dan alat-alat ukur yang dapat mengukur tekanan negatif
disebut alat ukur vakum. Tekanan alat ukur sebesar -50 kPa disebut sebagai suatu vakum sebesar 50 kPa, di mana tanda
negatifnya telah dihilangkan.
Gambar 1-9 menunjukkan hubungan-hubungan antara tekanan absolut dan alat ukur.
Istilah "alat ukur" (gage) umumnya digunakan dalam pernyataan-pernyataan untuk tekanan alat ukur; misalnya, P =
200 kPa alat ukur. Jika "alat ukur" tidak disebutkan, umumnya tekanan yang dimaksudkan adalah tekanan absolut. Tekanan
atmosfer merupakan tekanan absolut, dan akan dianggap memiliki nilai 100 kPa (pada permukaan laut), kecuali jika
disebutkan lainnya. Perlu diperhatikan bahwa tekanan atmosfer sangat bergantung pada ketinggian; di Denver, Colorado,
sebesar kira-kira 84 kPa dan di suatu kota dengan ketinggian 3000 m hanya sebesar 70 kPa.
P*"r. = o
Pru,,uo. (tekanan negatif, vakum)
Pu,. (diukur
dengan barometer)
P*u*" =o
CONTOH 1.6 Tuliskanlah pembacaan tekanan alat ukur seLresar 35 psi dalem pascal absolut.
Penyelesaian: Pertama+ama kita konversikan pembacaan tekanan tersebut ke dalam pascal; Kita memperoleh
CONTOH 1 .7 Manometer yang terlihat dalam Gbr. 1 - 10 digunakan untuk mengukur tekalan dalam pipa air. Tentukanlah tekanan
air jika manometer tersebut menunjukkan 0.6 m. Air raksatrbobot 13.6 kalilebih besar daripada air.
Penyelesaian: Untuk menyelesaikan soal manometer ini kita menggunakan fakta P,= Pr. Tekanan P, hanyalah tekanan
Pdi dalam pipa airditambah dengan tekanan yang disebabkan oleh 0,6 m air: tekanan Poadalah rekanan yang disebabkan oleh
0.6 m air raksa. Jadi,
pn +, rA z ,--, /^or^
(0,6 m) (9810 f,r/. t\ ,ra /',^6r^ rr,
Nim31 = (0,6 m)' (13,6X9810 N/m3)
l.
Terbuka
Gbr t-10
CONTOH 1.8 Hitunglah gaya yang diakibatkan oleh tekanan yang beraksi pada pintu horizontal berdiameter 1 m dari suatu
kapal selam yang berada 600 m di bawah permukaan.
Penyelesaian: Tekanan yang beraksi pada pintu tersebut pada kedalaman 600 m dihitung metalui (1.1) sebagai
P - peh - (1000 kg/m3x9,81 m/s2x600 m) = 5,89 Mpa atat ukur
Tekanan ini konstan di seluruh luas pintu; jadi, gaya yang diakibatkan oleh.tekanan tersebur adalah
1.9 TEMPERATUR
Pada kenyataannya temperatur adalah suatu ukuran aktivitas molekul. Akan tetapi, dalam termodinamika klasik kuantitas-
kuantitas yang diinginkan dideflnisikan hanya melalui observasi makroskopik, sehingga dengan demikian deflnisi temperafur
melalui ukuran molekular tidak dapat dipergunakan. Jadi kita harus melanjutkan analisis tanpa mendefinisikan temperatur
dengan sebenarnya. Sebagai gantinya kita harus mendiskusikan kesetaraan temperatur (equality of temperatures).
Kesetaraan Temperatur
Biarkanlah dua benda terisolasi dari lingkungannya tapi letakkan bersentuhan satu dengan yang lainnya. Jika yang
satu lebih panas daripada yang lainnya, benda yang lebih panas akan menjadi lebih dingin dan benda yang lebih dingin
akan menjadi lebih panas, kedua benda tersebut akan mengalami perubahan sampai semua properti mereka (misalnya,
tahanan listrik) berhenti berubah. Ketika hal ini terjadi, kedua benda tersebut dikatakan telah mencap ai kesetimbangan
termal. Jadi, kita menyatakan bahwa dua sistem memiliki temperatur yang sama jika tidak ada perubahan pada properri-
10 KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR [BAB 1
propertinya ketika kedua sistem tersebut saling bersentuhan. Dengan kata lain, jika dua sistem berada dalam kesetimbangan
termal temperatur keduanya dipostulasikan bernilai sama.
Ada suatu pengamatan jelas yang disebut hukum ke-nol termodinamiku: jika dua sistem memiliki temperatur yang
sama dengan suatu sistem ketiga, keduanya memiliki temperatur yang sama.
to=\tr+32 (1 .1 3)
Tc=tc+213,15 (1.16)
di mana subskrip "F" mengacu kepada skala Fahrenheit dan subskrip "C" kepada skala Celsius. (Nilai 460 dan 273
digunakan jika tingkat akurasi yang tepat tidak diperlukan). Temperatur absolut pada skala Fahrenheit diberikan dalam
derajat Rankine ('R), dan pada skala Celcius diberikan dalam kelvin (K). Catatan: 300 K dibaca "300 kelvin", bukan
"300 derajat Kelvin". Kita tidak menggunakan simbol derajat untuk temperatur yang diukur dalam kelvin.
oR.
CONTOH 1-9 Temperatur suatu benda adalah 50'F. Tenrukanlah temperatur tersebut dalam'C. K dan
Penyelesaian : Dengan rnenggunakar persamaan-persamaan konversi,
Perhatikan bahwa I mrngaeu kepada temperatur a*olut dan r kepada temperatur relatif,
r.IO ENERGI
Suatu sistem dapat memiliki beberapa bentuk energi. Dengan mengasumsikan properti-properti yang seragam di
seluruh sistem, energi kinetik adalah
g=|m* Q.]n
di mana I/ adalah kecepatan dari setiap gumpalan zat, yarrg diasumsikan konstan di seluruh sistem yang dimaksud. Jika
kecepatan tidak konstan untuk setiap gumpalan, maka energi kinetik ditentukan dengan mengintegrasikan keseluruhan
sistem. Energi yarig dimiliki oleh suatu sistem yang disebabkan oleh ketinggiannya /z di atas suatu datum yang ditentukan
secara acak disebut sebagai energi potensialnya; energi ini ditentukan dari persamaan
PE = mgh (1.18)
Bentuk-bentuk energi lainnya termasuk energi yang disimpan dalam baterai, energi yang disimpan dalam kondensor
elektrik, energi potensial elektrosatik dan energi permukaan. Selain itu, ada juga energi yang berkaitan dengan translasi,
rotasi dan getaran dari molekul, elektron, proton dan neutron, dan energi kimiawi yang diakibatkan oleh persenyawaan
BAB I] KONSEP, DEFINISI. DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR 1l
di antara atom-atom dan di antara partikel-partikel subatom. Bentuk-bentuk energi dalam molekul dan atom semacam
ini akan disebut sebagai energi internal dan diberikan simbol huruf U. Dalam pembakaran. energi dilepaskan ketika
persenyawaan-persenyawaan kimiawi di antara atom-atom mengalami perubahan susunan; reaksi-reaksi nuklir terjadi
ketika terjadi perubahan-perubahan di antara partikal-partikel subatom. Dalam termodinamika perhatian kita dipusatkan
pada energi internal yang berkaitan dengan pergerakan molekul-molekul yang dipengaruhi oleh berbagai properti-properti
makroskopik seperti misalnya tekanan, temperatur dan volume spesiflk. Proses pembakaran akan dipelajari lebih mendalam
dalam Bab 13.
Energi internal, seperti tekanan dan temperatur, merupakan suatu properti yang memiliki signiflkansi yang sangat
mendasar. Suatu zat selalu memiliki energi internal; jika terdapat aktivitas molekular, maka terdapat energi internal.
Walaupun demikian, kita tidak perlu mengetahui nilai absolut dari energi internal tersebut, karena kita hanya tertarik
pada bagaimana energi tersebut bertambah atau berkurang.
Sekarang kita sampai pada suatu hukum yang penting, yang seringkali digunakan dalam menganalisis sistem-sistem
tertutup. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa suatu sistem tertutup memiliki energi yang konstan. Dalam suatu
sistem tertutup energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan; hanya dapat ditransformasikan dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.
Marilah kita perhatikan sistem yang terdiri dari dua mobil yang bertumbukan dan kemudian berhenti. Karena energi dari
sistem tersebut tetap sama setelah terjadi tumbukan, energi kinetik awalnya pasti ditransformasikan menjadi suatu bentuk
energi lainnya - dalam kasus ini energi internal, yang terutama tersimpan di dalam logam yang sudah terdeformasi.
CONTOH 1.10 Sebuah mobil seberat 2200 kg yang melaju pada kecepatan 90 km/jam (25 mls) menabrak sebuah mobil lain
seberat 1000 kg yang sedang diam. Setelah menabrak, mobil yang besar melambar menjadi 50 km/jam 113,89 m/s). dan mobil
yang lebih kecil memiliki kecepatan sebesar 88 kmijam (24.44nt/s). Seberapa besarkah kenaikan yang terjadi pada energi intemal.
jika kedua kendaraan tersebut dianggap sebagai suatu sisteml
Penyelesaian: Energi kinetik sebelum tabrakan adalah ('tr = 25 m/s)
' Kr, = l^, r:, =
U) rzzoortzsrr = 687 5oo J
Setelah tabrakan energi kinetiknya menjadi
KEz= | mo t2, +
)*urir= (l) rzzoor (13.8e2) * (j) rrooolr24.442t = 510 e00 J
Jadi.
Ur- U, = KEt - KEr= 6g7 500 - 510 900
= 176 600 J atau 176,6 kJ
1.I Kenalilah mana di antara yang berikut merupakan properti ekstensif dan mana yang merupakan properti intensif: (a) volume
sebesar 10 m3, (&) energi kinetik sebesar 30 J; (c) tekanan sebesar 90 kPa; (fl tegangan sebesar 1000 kPa, (e) massa seberat 75
kg dan (fl kecepatan sebesar 60 m/s. (g) Konversikan semua properti ekstensif menjadi properti intensif dengan mengasumsikan
m=75k9.
(a) Ekstensif. Jika massa dikalikan dua, volumenya bertambah
tb) Ektensif. Jika massa dikalikan dua. energi kinetiknya bertambah
(c) Intensif. Tekanan tidak bergantung pada massa.
(d) Intensif. Stress tidak bergantung pada massa.
(e) Ekstensif. Jika massa dikalikan dua, massa menjadi dua kali lipat.
$ Intensif. Kecepatan tidak bergantung pada massa.
(g) X=#=0,1333m3/ks # =# = o,4o r/kc #=#=1,oks/ks
1.2 Gas dalam suatu volume kubik yang memiliki sisi-sisi dengan temperatur yang berbeda diisolasi secara tiba-tiba terhadap transfer
massa dan energi. Apakah sistem ini berada dalam kesetimbangan termodinamika? Mengapa ya atau mengapa tidak?
Sistem ini tidak berada dalam kesetimbangan termodinamika. Jika sisi-sisi dari penampung ini memiliki temperatur yang
berbeda, keseluruhan voiumenya tidak memiliki temperatur yang seragam, yang merupakan suatu keharusan dalam kesetimbangan
termodinamika. Setelah sekian waktu berlalu, sisi-sisinya akan mendekati suatu temperatur yang sama dan pada akhirnya
kesetimbangan akan tercapai.
12 KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP_PRINSIP DASAR IBAB 1
t'3 Tuliskanlah kuantitas-kuantitas berikut dalam satuan-satuan SI dasar (kg, m dan s): (a) daya, (D) energi kinetik dan (c) berat
spesi fik.
(.a) Daya = (gaya)(kecepatan) = (N)(m/s) = kg . m/s2;1m/s1 = kg ' m2ls3
ilr
sebesar 60 ftlsec2 lurus ke atas.
Untuk mempermudah, kita menggunakan suatu diagram benda bebas lfree-body diugram)
tl
(Gbr. 1-11). Kita akan mengasumsikan gravitasi standar. Hukum Newton kedua, 2F = ma,
memungkinkan kita untuk menuliskan
f
F - 20 = (ffi) raot
I
F
.'. F=57.3 lbf
Gbr. 1-11
1,5 Satu meter kubik air pada temperatur ruangan memiliki berat sebesar 9800 N pada suatu lokasi di mana g = 9.80 m.is2. Berapakah
densitas spesifiknya pada lokasi di mana g = 9,77 nls:?
Massa air adalah
*=Y=3:33=roookc
Beratnya di mana g = 9,77 m/s2 adalah W = mg = (1000X9,77) = 9770 N.
Berat spesifik:
. = Y. e1]o
VI= = 9770 N/mj
Densitas:
P=#=ry=loookg/m3
1.6 Asumsikan percepatan gravitasi pada suatu planet diberikan sebagai fungsi dari ketinggiannya menurut pernyataan g = 4 - 1.6
x 10{ h m/s2, di mana h memitiki nilai dalam meter di atas permukaan planet tersebut. Suatu wahana angkasa memiliki berat
100 kN di bumi pada permukaan laut. Tentukanlah (a) massa dari wahana tersebut, (b) beratnya di permukaan planet tersebut
dan (c) beratnya pada elevasi 200 km di atas permukaan planet tersebut.
(a) Massa dari wahana angkasa tersebut bergantung pada ketinggiannya. Di permukaan bumi kita mendapatkan bahwa massanya
adalah
*=Y=+rr,a=roleokg
(b) Nilai gravitasi di permukaan planet tersebut, dengan /z = 0, adalah g = 4 mls2. Maka beratnya adalah
' W-mg=(10 190) (4)=40760N
(c) Padah=200.000m.gravitasi adalahg=4-t1.6 x l0 6tt2 x l0s) =3.68 m/s:. Berat clari uahana angkasapada ketinggian
200 km adalah
W = mB = rl0 l90r r3.68t = 37 500 N
1.7 Ketika suatu benda diberikan percepatan di dalam air, sebagian dari air tersebut juga mengalami percepatan. Hal ini mengakibatkan
benda tersebut seakan-akan memiliki massa yang lebih besar dari sebenarnya. Untuk suatu bola yang diam tambahan massa ini
sebanding dengan massa dari setengah jumlah air yang dipindahkan. Hitunglah gaya yang dibutuhkan untuk memberikan membuat
suatu bola berdiamtei 300 mm dan berbobot 10 kg yang diam di dalam air memperoleh percepatan sebesar 10 m/s2 ke arah
horizontal. Gunakan pn,o = 1000 kg/m3.
Massa tambahan yang diakibatkan adalah sebesar setengah dari massa air yang dipindahkan:
't
tl
nrambahan = i (j "l o,,o) = (j)(i) ,", (T)r rr000r = 7.06e kg
Massa nyata dari benda tersebut adalah znru,u = fr ffitambahan t = 10 + 7,069 = 17,069 kg. Gay:i yang dibutuhkan untuk memberikan
percepatan pada benda yang diam ditentukan sebesar
F = ma = (17,069X10) = 170,7 N
BAB 1] KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP.PRINSIP DASAR 13
Gaya ini adalahTOVo lebih besar dari gaya (100 N) yang dibutuhkan untuk memberikan percepatan pada suatu benda yang diam
di udara.
1.8 Gaya tarik menarik antara dua massa m 1 dan m2 yang memitiki ukuran yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jarak R yang
memisahkan mereka diberikan melalui hukum Nervton ketiga, F = kmtmzlR2, di mana k = 6,67 x 10-11 N.m2lkg2. Berapakah
besar gaya gravitasi yang diakibatkan oleh matahari (1,97 x 1030 kg; dan bumi (5,95 x 1024 kg; pada bulan ('7,37 x 1022 kg;
pada saat bumi, bulan dan matahari membentuk sudut 90'? Jarak bumi-bulan dan matahari-bulan masing-masing adalah 380 x
103 dan 150 x t06 km.
Untuk mempermudah, kita akan menggunakan diagram benda bebas (Gbr. 1-12). Gaya total adalah penjumlahan vektor dari
kedua gaya yang ada. Gaya tersebut adalah
Gbr. 1-12
1.9 Hitunglah densitas, berat spesifik, massa dan berat dari suatu benda yang memiliki volume 200 ft3 jika volume spesifiknya adalah
l0 frjilbm.
Kita akan menghitung kuantitas-kuantitas tersebut tidak dalam urutan yang diminta. Massanya adalah
, =Y = 2rof;
= zo ro,-,
Densitasnya adalah
. p=+=*l=0,1 lbm/ft3
Beratnya adalah, dengan mengasumsikan I = 32,2 ftlsec2, W - mg = QO)(32,2132,2) = 20 lbf. Akhirnya, berat spesifiknya dihitung
sebesar
*=Y=ffi=0,1 lbf/ft3
1.10 Tekanan pada suatu titik adalah 50 mmHg absolut. Tuliskanlah tekanan ini dalam kPa, kPa alat ukur dan m HrO absolut jika
Po. = 80 kPa. Manfaatkanlah fakta bahwa air raksa memiliki berat 13,6 kali dari air.
Dengan menggunakan (1.11), tekanan dalam kPa diperoleh sebesar
Tekanan alat ukur negatif mengindikasikan bahwa ini adalah suatu vakum. Dalam satuan meter air kita memperoleh
h=#=**#=o,68mofHro
1.11 Suatu tabung manometer yang berisi air raksa (Gbr. l-131 digunakan untuk mengukur tekanan Po dalam suatu pipa udara.
Tentukanlah tekanan alat ukur Pt . wue = 13,6 wrro.
t4 KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR IBAB 1
Gbr.1-13
Carilah suatu titik a di kaki kiri pada pertemuan udara-air raksa dan suatu titik b pada ketinggian yang sama di kaki kanan.
Maka kita memperoieh
Po= Pt PA = (3)[(9810)(13,6)] = 400 200 Pa atau 400,2 kPa
Ini adalah tekanan alat ukur, karena kita mengambil nilai tekanan nol di posisi puncak dari kaki kanan.
1.12 Suatu ruangan besar dibagi menjadi bilik 1 dan 2, seperti dalam Gbr. 1-14, yang dijaga pada tekanan yang berbeda. Alat pengukur
tekanan A menunjukkan 300 kPa dan alat pengukur B menunjukkan 120 kPa. Jika barometer lokal menunjukkan 720 mmHg,
tentukanlah tekanan absolut yang ada di dalam bilik-bilik tersebut, dan tekanan yang ditunjukkan oleh alat C.
o
Gbr.1-14
TekananabsolutdalambilikladalahPr=Pe*Pu,,=300+96,06=396,lkPa.JikaaiatCmenunjukkannol,alatBakan
menunjukkan nilai yang sama seperti alat A. Jika alat C menunjukkan nilai yang sama dengan alat A, alat B akan menunjukan
nol. Jadi, melalui logika kita mengusulkan bahwa
Pa = Po- P, ata]u Pc= Pa- Pn= 300 - 120 = 180 kPa
Tekanan absolut dalam bilik 2 aclalah Pz= Pc* Putm = 180 + 96,06 = 276,1 Y'Pa.
1.13 Suatu tabung dapat disisipkan ke ujung atas dari suatu pipa yang berisi cairan, dengan tekanan yang relatif rendah, sehingga
cairan memenuhi tabung tersebut hingga ketinggian /2. Tentukanlah tekanan dalam pipa air jika air mencari ketinggian h = 6 ft
di atas titik tengah pipa tersebut.
Tekanan ditentukan melalui (,1.11) sebesar
1.14 Suatu benda 10 kg jatuh dari kondisi diam, dengan interaksi yang tidak signifikan dengan lingkungannya (tidak ada gesekan.).
Tentukanlah kecepatannya setelah jatuh sejauh 5 m.
Kekekalan energi menuntut agar energi awal dari sistem sama dengan energi akhimya; berarti,
Et = E: )* rl * msh, =
lm
T) + msh,
Kecepatan awal V, adalah nol, dan perbedaan ketinggian h, - h, = 5 m. Jadi kita memperoleh
1r
mg(h, - hrt =
)m
t! atau 'U, =
^f
zgq - h) = \^rd81)(, = 9,90 m/s
1.15 Suatu benda 0,8 lbm yang melaju 200 ft/sec memasuki suatu cairan kental dan pada intinya dihentikan sebelum menabrak
dindingnya. Seberapa besarkan kenaikan energi internalnya, jika benda dan cairan tersebut diambil sebagai suatu sistem? Abaikanlah
perubahan energi potensial.
Kekekalan energi mengharuskan bahwa jumlah energi kinetik dan energi intemal tetap konstan karena kita mengabaikan
perubahan energi potential. Ini memungkinkan kita untuk menuliskan
Kecepatan akhir t/z adalah nol, jadi kenaikan energi internalnya (U. - U,) diperoleh melalui
u, - u, =
lm r,l = (]) ,o,t lbm.ri200r ft2/secr.; = 16.000 lbm-ft2isec2
Kita dapat mengkonversikan satuan-satuan di atas ke dalam ftlbf, satuan yang biasa dipakai untuk energi:
_ U, - 16.000 lbrn-f,t,.rsg'
U_ = 497 ft_lbf
32^2 ll-rm-ft/sec'-lbl
Soal-soal Tambahan
1.16 Gambarlah sketsa untuk situasi-situasi berikut dan tunjukkanlah sistem atau volume kontrol yang dimaksud, dan perbatasan
dari sistem tersebut atau permukaan kontrolnya. (a) Gas-gas pembakaran dalam suatu silinder selama langkah daya, (&) gas-gas
pembakaran dalam suatu silinder selama langkah pembuangan, (c) suatu balon yang mengeluarkan udara, (@ sebuah ban mobil
yang menjadi panas ketika berjalan dan (e) suatu pemasak bertekanan yang sedang dipakai.
1.17 Manakah di antara proses-proses berikut yang dapat diaproksimasikan sebagai proses kuasi-kesetimbangan? (a) Ekspansi gas-gas
pembakaran dalam silinder suatu mesin mobil. (D) pecahnya membran yang memisahkan daerah bertekanan tinggi dan rendah
dalam suatu tabung dan (c) pemanasan udara dalam suatu ruangan dengan menggunakan sebuah alat pemanas umum.
1.18 Cairan superdingin (supercooled) adalah cairan yang didinginkan hingga mencapai temperatur di bawah temperatur yang biasanya
mejadikannya beku. Apakah sistem ini berada dalam kesetimbangan termodinamika? Mengapa ya atau mengapa tidak?
1.19 Konversikanlah yang berikut ke satuan-satuan SI: (a) 6 fr. \U 4 in3, ic.) 2 slug, (@ 40 ft-lbf, (e) 200 frlbf/sec, (fl 150 hp, (g)
l0 ftjisec.
1.20 Tentukanlah berat dari suatu massa sebesar 10 kg pada suatu lokasi di mana percepatan gravitasi adalah 9,77 nls2.
1.21 Berat dari suatu massa 10 Ib diukur pada suatu lokasi di mana g = 32,1 ftlsec2 di atas suatu timbangan pegas yang awalnya
dikalibrasi di daerah di mana g = 32,3 ftlsec2. Nilai berapakah yang akan ditunjukkan?
1,22 Percepatan gravitasi diberikan sebagai suatu fungsi dari ketinggian di atas permukaan laut melalui hubungan S = 9,81 - 3,32
x loah m/s2, di mana /r diukur dalam meter. Berapakah berat dari suatu pesawat terbang pada ketinggian 10 km jika beratnya
pada perniukaan laut adalah 40 kN?
1.23 Hitunglah gaya yang dibutuhkan untuk menyebabkan suatu roket 20.000 lbm mengalami percepatan vertikal ke arah atas sebesar
100 ftlsec?? Asumsikan I = 32,2 ftlsec2.
1.24 Tentukanlah perlambatan dari (a) suatu mobil seberat 2200 kg dan (D) suatu mobil seberat 1100 kg,jika direm secara mendadak
sehingga keempat rodanya tergelincir. Koefisien gesekan adalah 11 = 0,6 di aspal kering. (q = FIN di mana N merupakan gaya
normal dan F merupakan gaya gesekan).
1.25 Massa yang ada di dalam hukum Newton ketiga tentang gravitasi (Soal 1.8) adalah sama dengan massa yang didefinisikan oleh
hukum Newton kedua tentang gerak. (a) Tunjukkanlah bahwa jika g adalah percepatan gravitasi, maka g = kmelR2, di mana me
adalah massa bumi dan R adalah radius bumi. (D) Radius bumi adalah 6370 km. Hitunglah massanya jika percepatan gravitasi
adalah 9,81 m/s2.
1.26 (a) Suatu satelit yang mengorbit bumi pada ketinggian 500 km di atas permukaan hanya merasakan gaya tarik bumi. Perkirakanlah
kecepatan dari satelit tersebut. [Petunjuk: percepatan ke arah radial dari suatu benda yang bergerak dengan kecepatan t/
dalam suatu jalur melingkar dengan radius r adalah'tElr; ini harus setara dengan percepatan gravitasi (lihat Soal 1.25)1.
(b) Satelit bumi yang pertama dilaporkan mengelilingi bumi dengan kecepatan 27 000 km/jam dan tinggi maksimumnya di
atas permukaan bumi adalah 900 km. Jika orbitnya bundar dair diameter rata-rata dari bumi adalah 12700 km, tentukanlah
percepatan gravitasi pada ketinggian tersebut dengan menggunakan (i) gaya tarik menarik di antara dua benda dan (ii)
percepatan radial dari suatu benda bergerak.
(b) 2
(c) 4
(a 100
(e) 100
t6 KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR [BAB 1
1.28 Lengkapilah daftar berikut jika Pu,. = 100 kl,a (pug = l3,6pH2o)
kPa alat ukur kPa absolut mmHg absolut mH2O alat ukur
(a) 5
(b) 150
(c) 30
@ 30
1.29 Tentukanlah perbedaan tekanan antara pipa air dan pipa minyak (Gbr. 1-15)
Pipa minyak
Gbr. 1-15
1.30 Suatu botol berbentuk lonceng berdiameter 250 mm bertumpu di atas suatu papan datar dan dievakuasi hingga mencapai kondisi
vakum 700 mmHg. Barometer lokal menunjukkan 760 mm air raksa. Tentukanlah besarnya tekanan absolut di dalam botol tersebut
dan tentukanlah gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan botol tersebut dari papan ternpatnya bertumpu. Abaikan berat dari botol
itu sendiri.
1.31 Sebuah pintu horizontal berdiameter 2 m terletak di dasar suatu tangki air seperti dalam Gbr. 1-16. Tentukanlah gaya F yang
dibutuhkan untuk membuka pintu tersebut sedikit saja.
2m F
I au"t'"'
Gbr. l-16
oF.
1.32 Temperatur suatu benda diukur sebesar 26'C. Tentukanlah temperatur tersebut dalam'R, K dan
1.33 Energi potensial yang tersimpan di dalam suatu pegas diberikan oleh h Kf, di mana K adalah konstanta pegas dan x adalah
jarak pegas tersebut terkompresi. Dua pegas dirancang untuk menyerap energi kinetik dari suatu kendaraan berbobot 2000 kg.
Tentukanlah konstanta pegas yang dibutuhkan jika kompresi maksimumnya adalah sebesar 100 mm untuk kendaraan yang melaju
l0 m/s.
1.34 Sebuah kendaraan seberat 1500 kg yang melaju pada kecepatan 60 km/jam bertumbukan dengan sebuah kendaraan seberat 1000
kg yang melaju pada kecepatan 90 km/jam. Jika keduanya langsung berhenti setelah bertumbukan, tentukanlah kenaikan energi
. internalnya, jika kedua kendaraan tersebut dianggap sebagai satu sistem.
1.35 Gravitasi diberikan oleh g = 9,81 - 3,32 x 10-6 h m/s2, di mana h adalah tinggi di atas permukaan laut. Sebuah pesawat terbang
melaju dengan kecepatan 900 km/jam pada ketinggian 10 km. Jika beratnya pada permukaan laut adalah 40 kN, tentukanlah (a)
energi kinetiknya dan (b) energi potensialnya relatif terhadap permukaan laut.
1,3FE Manakah di antala yang berikut yang bukan merupakan properti ekstensif?
(A) Momentum
(B) Encrgi kinetik
(C) Densitas
(D) Massa
L4FE Manrkah tli antara l ang berikut r ang berhuburrgan dengart r trlume kontrol .'
l.5FE Manakah di antara yang berikut yang bukan merupakan properti intensif?
(A) Kecepatan
(B) Tekanan
(C) Temperatur
(D) Volume
1.7FE Manakah di antara yang berikut yang merupakan satuan SI yang sah'?
(A) Jarak yang diukur dalam sentimeter
(B) Tekanan yang dir-rkur dalam nervton per meter persegi
(C) Densitas yang diukur dalam gram per sentimeter kubik
(D) Volume yang diukur dalam sentimeter kubik
l.12FE Hitunglah tekanan dalam sebuah silinder berdiameter 200 mm di dalam Gbr. 1-17. Pegas terkompresi sejauh 40 cm.
(A) 1,r8 kPa
(B) 125 kPa
(C) l l0 kPa
(D) 76 kPa
18 KONSEP, DEFINISI, DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR [BAB I
Gbr. l-17
1.13F8 Berapakah besarnya gaya tekanan yang beraksi pada suatu area berdiameter 80 cm pada suatu kedalaman di bawah permukaan
danau?
(A) r50 kN
(B) 840 kN
(c) 1480 kN
(D) 5910 kN
1.14FE Dalam termodinamika perhatikan kita difokuskan pada bentuk energi yang mana?
(A) Energi kinetik
(B) Energi internal
(C) Energi potensial
(D) Energi total
1.16 (a) sistem (D) volume kontrol (c) volume kontrol (d) sistem (e) volume kontrol
l.l8 tidak
L.l9 (a) 1,829 m (b) 65,56 cm (c) 29,18 ke (4 54,24 N'm (e) 2712W 0D 111,9 kW (g) 0,2832 m3/s
1.20 97,7 N
1.28 (a) 105, 787, 0,s097 (b) 50, rt24, s.091 (c) -96, 4, -9786 (A 294.3, 394.3,295s
2.I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai hubungan-hubungan antara tekanan, volume spesifik dan temperatur. Suatu zat
yang murni memiliki sifat homogen. Zat tersebut dapat n-remiliki lebih dari satu fase, tapi setiap fase harus memiliki
lomposisi kimiawi yang sama. Air merupakan zat murni. Berbagai kombinasi dari ketiga fasenya memiliki komposisi
kimiawi yang sama. Udara bukan merupakan zat murni, dan udara cair dan uap udara memiliki kompo*isi kimiawi
yang berbeda. Selain itu, kita hanya akan mernbahas zat kompresibel sederhana, artinya, zat yang bebas dari efek-efek
magnet, listrik atau tegangan permukdan. Kita akan melihat bagaimana zat kompresibel yang sederhana dan n4rru banyak
digunakan dalam studi mengenai termodinamika. Dalam satu bab tersendiri kita akan memasukkan efek-efek nyala yang
menyebabkan zat-zat menyimpang dari kondisi ideal yang dibahas ilalam bab ini.
Data yang diperoleh dalam suatu eksperimen yang nyata dapat digambarkan dalam bidang tiga dimensi dengan P
= P(v, r). Gambar 2-3 menunjukkan sketsa kualitatif dari suatu zat yang mengerut ketika membeku. Untuk zat yang
mengembang ketika membeku, bidang padat-cair akan berada pada nilai volume spesifik yang lebih kecil dibandingkan
dengan bidang padat. Daerah-daerah di mana terdapat hanya satu fase diberi nama padat, cair dan uap. Jika terdapat dua
fase secara bersama-sama daerah-daerah tersebut diberi nama padat-cair (P-C), padat-uap (P-U) dan cair-uap (C-U). Di
sepanjang garis tripel, yang merupakan garis dengan temperatur dan tekanan konstan, ketiga fase eksis bersamaan.
Permukaan P-v-T dapat diproyeksikan ke bidang P-v, bidang T-v dan bidang P-7, sehingga memberikan diagram P-
v,T-v dan P-T yang ditunjukkan dalam Gbr. 2-4. Sekali lagi, grafik-grafik ini sengaja didistorsikan agar berbagai daerah
terlihat dengan jelas. Perhatikan bahwa jika garis tripel dalam Gbr. 2-3 dilihat paralel terhadap sumbu v. garis rersebut
akan terlihat sebagai suatu titik, sehingga disebut sebagai titik tripel. Garis tekanan konstan terlihat pada diagram 7-v
dan garis temperatur konstan terlihat pada diagram P-v.
Dalam praktek kita terutama tertarik pada situasi-situasi yang melibatkan daerah-daerah cair, cair-uap dan uap. Uctp
ienuh terletak di garis uap jenuh dan cairan jenuh terletak di garis cairan jenuh. Daerah di sebelah kanan dari garis
uap jenuh adalah daerah uap superheat; daerah di sebelah kiri dari garis cairan jenuh adalah daerah cairan terkompresi
(uga disebut daerah cairan superdingin). Keadaan superkritis dijumpai pada saat tekanan dan temperatur lebih besar
dari nilai-nilai kritisnya.
Padat
Cair
(a) (b) (c) (d)
Titik kritis
,z
Perbandingan antara massa dari uap jenuh dan total rnassa disebut sebagai kualitas dari campuran tersebut, dan diberikan
simbol x; artinya
tfi,
n- nt (2.2)
Tirik kritis
\.
,
Gbr. 2-3 Sketsa P-v-7 dari suatu zal yang mengerut pada saat mernbeku
Titik kritis
Titik kritis
Uap Garis
penguapan
I = konstan jenuh
Mengingat bahrva nt = iltf + mr, kita dapat menuliskan (2./), dengan menggunakan definisi dari kualitas. sebagai
y= y.f +;r(rg - ,f) Q.3)
Karena perbedaan nilai antara uap jenuh dan cairan jenuh seringkali dijumpai dalam perhitungan, kita biasanya menggunakan
subskrip /g untuk melambangkan perbedaan tersebut; afiinya,
(2.4)
Jadi, (2.3) adalah
'.fr='r-'.f
v= vJ' + at)fs (2.5)
Perhatikan bahwa persentase cairan menurut massanya dalam suatu campuran adalah 100(1 - x) dan persentase dari uap
adalah 100x.
BAB 2] PROPERTI ZAT-ZAT MURNI 23
,f ,,
Gbr. 2-5 Suatu diagram T-v yang menunjukkan titik-titik cairan jenuh dan uap jenuh
CONTOH 2.1 Tentukanlah perubahan volume jika ! kg air jenuh diuapkan seluruhnya pada tekanan {a) t hPA (}} l0O kPa
dan (c) l0 000 kPa.
e"ny"l"""i"n:Tabel C-2memberikannilai-nilai yangdiperlukan.Kuantitasyangdiinginkanadalahu* =ve-rfPerhatikan
bahwa P diberikan dalam MPa.
(c)l0000kPa=1oMPa.Akhirnya,vrg=0,01803*0,00l45=0,01658m3lkg
Porhati,kan perubahan yang besar dalam volume spesifik pada tekanan-tekanan rendah dibandingkan deng+n porubahan y*rlg.k€cit
di dekat titik kritis. Ini menggarisbawahi bahwa diagram P-v dalam G&- 24 memang terdistorsi.
24 PROPERTI ZAT-ZAT MURNI [BAB 2
CONTOH Z.ZBmpxkg air diletakkan dalam suatu volume tertutup sebesar 1 m3. Kalor ditambahkan sampai temperatur mencapai
150'C. Tentukanlah (a) tekanan, (b) massa uap dan (c) volume dari uap tersebut.
Penyelesaian: Guaakan Tabel C-1. \blume dari 4 kg uap jenuh pada 150"C adalah (0,3928X4) = l,57r7 nr.a. Karena
volume yang diberikan lebih kecil dari ini, kita asumsikan bahwa keadaan yang dimaksud berada dalam daerah kualitas.
{q) Dalam daerah kualitas tekanan diperoleh sebesat P = 475,8 kPa.
(b) Untuk menentukan massa dari uap kita harus menentukan kualitasnya. Ini diperoleh dari (2.3). dengan menggunakan
v = 114 mj/kg. sebesar
Perhatikan bahwa dalam campurail yang kualitasnya tidak terlalu dekat dengan nol fase uap mengisi sebagaian besar dari volume.
Dalam contoh ini, dengan kualitas sebesar 63,54 persen uap mengisi 99,85 persen dari volume.
COI\ITOH 2,3 Empat kg air dipanaskan pada tekanan Z:2OYPa untuk menghasilkan campuran dengan kualitas x = 0,8. Tentukanlah
volume akhir yang diisi oleh campuan tersebut.
Penyelesaian: Gunakan Tabel C-2. Untuk menentukan nllai-nilai yang tepat pada 220 kPa kita melakukan interpolasi
linier antara 0,2 dan 0,3 MPa. Ini menghasilkan, pada 220 kRa,
,* = (ffi-# ) to,eoss - 0,88s7) + 0,8857 = 0,82e7 m3/ks vr = 0,0011 m3&s
Perhatikan bahwa interpolasi tidak diperlukan uniuk r.,, karena pada kedua tekanan v, memiliki nilai yang sama sampai empat
desimal di belakang koma. Dengan menggunakan {2..i), kita selanjutnya mencari
CON|OH 2.4 Duapon air mengisi suatu penampung bertekanan konstan 540 psia. Kalor ditambahkan hingga temperatur mencapai
700"F. Tentukanlah volume final dari penampulg tersebut.
Penyelesaian: Gunakaa Tabel C-38- Karena 540 psia terletak di antara nilai-nilai yang tsrtera dalam tabel tersebut, volume
spesifiknya adalah
di mana R adalah suatu konstanta untuk suatu gas tertentu dan disebut sebagai konstanta gas. Persamaan gas ideal
merupakan suatu persamaan keadaan karena menghubungkan properti-properti P, v dan T pada suatu keadaan; gas yang
memenuhi persamaan ini disebut sebagai gas ideal atau gas sempurna. Perhatikan bahwa ketika menggunakan persamaan
gas ideal tekanan dan temperatur harus diekspresikan sebagai kuantitas-kuantitas absolut.
Konstanta gas R berhubungan dengan konstanta gas universal R,, yang memiliki nilai sama untuk semua gas, melalui
hubungan
R=* Q.n
BAB 2] PROPERTI ZAT-ZAT MURNI 25
di mana M adalah massa molar, yang nilai-nilainya ditabulasikan dalam Tabel B-2 dan B-3. Mol adalah kuantitas dari
suatu zat (atau, jumlah atom atau molekul) yang memiliki suatu massa yang, dalam satuan gram, nilai numeriknya sama
dengan berat atom atau molekul dari zat tersebut. Dalam SI akan lebih mudah untuk menggunakan kilomol (kmol), yang
mewakili;r kilogram dari suatu zat dengan berat molekul x. Sebagai contoh, 1 kmol karbon adalah massa sebesar 12 kg
(tepat); I kmol molekul oksigen adalah (kira-kira) 32 kg. Jika dinyatakan secara berbed&, M = 12 kg/kmol untuk C dan
M=32 kg/kmol untuk Or. Dalam sistem Inggris digunakan pon-mol (lbmol); untuk 02, M=32 lbm/lbmol.
Nilai dari R, adalah
R, = 8,314 kJ/(kmol.K) = 1545 ft-lbf/(lbmol-'R) = 1,986 Btu/(1bmol-.R) (2.8)
Untuk udara M adalah 28,97 kglkmol (28,91 lbm/lbmol), jadi untuk udara R adalah 0,287 kJ/kg.K (53,3 fr-lbf/lbm.oR),
suatu nilai yang sering digunakan dalam perhitungan-perhitungan yang melibatkan udara.
Bentuk-bentuk lain dari persamaan gas ideal adalah
dan ditunjukkan dalam Gbr. 2-6 untuk hidrogen. Karena udara terutama terdiri dari nitrogen, gambar ini juga dapat
digunakan untuk udara. Jlka Z = 1, atau sangat dekat dengan l, persamaan gas ideal dapat digunakan. Jika Z sangat
berbeda dari 1, maka (2.10) dapat digunakan. Efek-efek gas nyata (penyimpangan dari sifat gas ideal) akan dibahas
dalam suatu bab tersendiri.
Faktor kompresibilitas dapat ditentukan untuk gas apapun dengan menggunakan grafik kompresibilitas umum dalam
Gbr. G-l dalam apendiks. Dalam grafik umum tersebut tekanan reduksi Po dan temperatur reduksi
{* harus digunakan.
Nila-nilai tersebut diperoleh melalui
P^= PT tn=T ,* _ v
(2.11)
1 RTJP*
1,4
z t.o
0.4 r2410
Tekanan (MPa)
D_ RT
,--*- a (2 .1 2)
v-b v'
BAB 2] PROPERTI ZAT.ZAT MURNI 27
di mana konstanta a dan b berhubungan dengan data titik kritis dalam Tabel B-3 melalui
2] R2T1 RT
o= 64p b=E; Q.13)
Lr
Konstanta-konstanta ini juga ditampilkan dalam Tabel B-8 untuk memudahkan perhitungan.
Persamaan yang lebih baik adalah persamaan keadaan Redlich-Kwong:
28 PROPERTI ZAT.ZAT MURNI [BAB 2
(a') Dengan menggunakan informasi dari Tabel C-2 dalam (2.3), kita menghitung kuaiitasnya sebagai berikut
/ 0.03 \
%= (TZl (0,2404 - 0,31s7) + 0'3157 = 0,3044 vr = 0,0011
Dengan menggunakan (2.3) kita memperoleh
(b) Kita harus melakukan interpolasi untuk menentukan nilai-nilai v, dan r,7 Dengan menggunakan entri-entri pada 220.C dan
230'C, kita menentukan
2.3 Sepuluh pon uap tersimpan dalam suatu volume 50 ft3. Tentukanlah kualitas dan tekanannya jika temperaturnya adalah 263"F.
Temperatur yang dimaksud tidak terdapat dalam Tabel C-lE. Kita melakukan interpolasi antara temperatur 260.F dan 270"F
untuk memperoleh
,=Y=?9=s.orcrru-
ml0
Kualitas diperoleh dari (2.3) sebagai berikut:
2.4 Air jenuh memenuhi suatu volume 1,2 m3. Kalor ditambahkan hingga air tersebut seluruhnya menguap. Jika tekanan tetap dijaga
konstan pada 600 kPa, hitunglah volume akhirnya.
* = Y)=
## = loe1 kg
2.5 Air tersimpan dalam sebuah tangki kokoh 5 m3 dengan kualitas 0,8 dan tekanan 2 MPa. Jika tekanan dikurangi menjadi 400 kPa
dengan cara mendinginkan tangki, tentukanlah massa uap m, dan massa cairan mJ yang dihasilkan.
Volume spesifik awal diperoleh, dengan menggunakan data dari Tabel C-2, sebesar
Karena tangki tersebut kokoh, volume spesiflknya tidak berubah. Jadi volume spesifik pada tekanan 400 kPajuga sebesar 0.07994.
Maka kita dapat menentukan kualitasnya sebagai berikut
*=Y=O.olgSq=62.sskg
Selanjutnya (2.2) memberikan massa uap'. ms = xm = (0,1709)(62,55) = 10,69 kg. Dengan demikian massa cairan adalah
2.6 Air berada dalam sebuah penampung kokoh pada titik kritis. Penampung dan air di dalamnya didinginkan hingga mencapai
tekanan 10 psia. Tentukanlah kualitas akhirnya.
Volume spesiflk awal yang diperoleh dari Tabel C-2Epada tekanan 3203,6 psia adalah v, = 0,05053 ft3/lbm. Karena penampung
tersebut kokoh, volume spesiflknya tidak berubah. Jadi, pada Pz = l0 psia kita memperoleh
)1 Dua kilogram Rl34a berada dalam suatu rangkaian piston-silinder, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 2-1. Piston berdiameter 20
mm dan berbobot 48 kg tersebut dibiarkan bergerak ke atas dengan bebas hingga temperatur mencapai 160"C. Hitunglah volume
akhimya.
Tekanan absolut di dalam silinder dihasilkan oleh tekanan atmosfer dan berat piston:
P = Putm.
X = 100 000 . ffiH# = 1,60 x 106 Pa atau 1,6 MPa
Pada tekanan ini dan temperatur 160"C, R134a berada dalam kondisi superheat. Dari Tabel D-3 volume spesifiknya adalah v =
0,0217 m3kg. Jadi voiumenya adalah
V = mv = (2)(0,0217) = 0,0434 m3
2.8 Uap dengan massa 0,01 kg pada kualitas 0,9 berada dalam silinder yang ditunjukkan dalam Gbr.2-7. Pegas hanya menyentuh
sedikit saja bagian atas dari piston tersebut. Kalor kemudian ditambahkan hingga pegas tersebut terkompresi sejauh 15,7 cm.
Hitunglah temperatur akhirnya.
I
H
I F_20 cm_____l
Gbr,2-7
Tekanan awal di dalam silinder dihasilkan oleh tekanan atmosfer dan berat piston:
(16qx9r81)
P=P^r^+ff= t00 000 + = 150 000 pa atau 0,150 Mpa
n(0.2)'14
30 PROPERTI ZAT-ZAT MURNI [BAB 2
Volume awal di dalam silinder adalah V, = rtn = (1,048X0,01) = 0,01048 m3. Selanjutnya tinggi H dapat dihitung sebesat:
2.9 Perkirakanlah perbedaan berat udara dalam suatu ruangan berukuran 20 x 100 x 10 ft antara musim panas ketika I = 90"F dan
musim dingin ketika 7 = 10oF. Gunakan P = 14 psia.
(14)(144) t(20)(100)(10)l
tttw = tS:*l.lt lO + ?OO r
= 1609,5 lbm
Perbedaan antara kedua massa tersebut adalah Lm = 7609,5 13'75,4 - = 234,1 lbm. Dengan mengasumsikan gravitasi standar
berat dan massa memiliki nilai yang sama, jadi LW = 234'7 lbf.
2.10 Suatu kaleng bertekanan berisi udara pada tekanan alat ukur 40 psia ketika temperatumya 70'F. Kaleng tersebut akan pecah jika
tekanan alat ukur mencapai 200 psia. Pada temperatur berapakah kaleng tersebut akan pecah?
Kita akan mengasumsikan bahwa volume tidak berubah jika temperatur dinaikkan. Dengan menggunakan (2.9), kita dapat
menghitung V dan menuliskan
Dengan menggunakan nilai-nilai absolut untuk tekanan dan temperatur, kita memperoleh
P' (2oo + 14'1\(144)
Tz= T'
r,= <lo + +ool
lo, * 1a.|yal)- -'-
20g0"R = 1620"F
Soal-Soal Tambahan
2.11 Dengan menggunakan tabel-tabel uap C-l dan C-2 dalam apendiks, buatlah dengan skala yang benar diagram (a) P-t,, (b) P-f
dan (c) I-v. Pilihlah salah satu di antara grafik linier-linier atau grafik 1og-1og. Perhatikan distorsi-distorsi dalam berbagai gambar
dalam Sub-bab 2.2 dan 2.3. Distorsi-distorsi semacam itu diperlukan untuk menunjukkan berbagai daerah dengan jelas.
BAB 2] PROPERTI ZAT-ZAT MURNI 31
2.12 Hitunglah volume spesifik untuk situasi-situasi berikut: (a) air pada 200"C, kualitas 80Vo; (b) R134a pada -40'C, kualitas
907o.
2.13 Jika kualitas dari setiap zat berikut adalah 80Vo, hitunglah volume spesifiknya: (rz) Air pada 500 psia dan (D) R134a pada 80
psia.
2.14 Lima kilogram uap mengisi volume l0 m3. Tentukanlah kualitas dan tekanannya jika temperaturnya terukur sebesar (a) 40"C
dan (b) 86'C.
2.15 Tentukanlah volume final dari suatu campuran air dan uap jika 3 kg air dipanaskan pada tekanan konstan hingga mencapai
kualitas 60 persen. Tekanannya adalah (a) 25 kPa dan (b) 2'10 kPa.
2.16 Dua kilogram air jenuh pada 125 kPa diuapkan seluruhnya. Hitunglah volume: (a) sebelum dan (D) sesudah.
2.17 Temperatur 10 pon air dijaga konstan pada 205'F. Tekanan dikurangi dari nilai yang sangat tinggi hingga menguap seluruhnya.
Tentukanlah volume akhir dari uap.
2'18 Suatu tangki yang kokoh dengan volume 10 m3 berisi campuran air-uap pada 400 kPa. Jika kualitasnya adalah 607o, tentukanlah
massanya. Tekanan dikurangi hingga 300 kPa dengan cara mendinginkan tangki; hitunglah m, dan m,
2.19 Uap dengan kualitas 0,85 mengisi suatr.r tangki kokoh pada tekanan 200 kPa. Kemudian kalor ditambahkan hingga temperatur
mencapai (a) 400"C dan (D) 140'C. Tennrkaniah rekanan akhirnya.
2.20 Suatu tangki yang kokoh berisi air pada 400'F. Kalor ditambahkan sehingga air melewati titik kritisnya. Berapakah kualitasnya
pada temperatur 440'F?
2.21 Uap mengisi suatu penampung kaca yang tertutup rapat pada 100"C. Ketika didinginkan, butiran-butiran uap terlihat terkondensasi
pada dinding pada 20'C. Tentukanlah tekanan awal dalam penampung tersebut.
2.22 Dua kilogram air berada dalam suatu rangkaian piston-silinder yang memiliki silinder bebas gesekan berdiameter 2m dan berbobot
16 000 kg. Lihat Gbr. 2-1. Kalor ditambahkan hingga temperatur mencapai (a) 400'C, (D) 650"C dan (c) 140"C. Hitunglah
volume akhirnya.
2.23 Dua kilogram uap dengan kualitas 0.80 mengisi volume yang ditunjukkan (Gbr. 2-8). Bagian atas dari piston kemudian dihubungkan
dengan sebuah pegas dan kalor ditambahkan hingga temperatur mencapai 500"C. Tentukanlah tekanan akhirnya. (Gaya pada pegas
adalah Kx, di mana x adalah jarak pergeseran pegas. Penyelesaian soal ini harus dilakukan secara coba-coba hingga memperoleh
hasil yang diinginkan).
Piston bebas
gesekan
I
I F_ 2 m ____+]
Gbr. 2-8
2.24 Tenttrkanlah volume yang diisi oleh l0 kg air pada tekanan i0 MPa dan temperatur (a) 5"C, (b) 200'C, (c) 400"C, (d) 800'C,
(e) 1500"C dan (fl -10'C.
2.25 Untuk udara pada 100 psia dan 60"F hitunglah (a) densitas, (b) volume spesifik, (c) berat spesifik jika g = 32,1 ftlsec2 dan (rf
massa yang berada dalam 200 ft3.
2.26 lstlah informasi yang masih hilang untuk udara pada ketinggian di mana g = 9,82 rnls2.
32 PROPERTI ZAT-ZAT MURNI [BAB 2
@ 400 20
(e) 200 2
2.27 Jika diasumsikan bahwa atmosfer bersifat isotermal pada temperatur rata-rata -20"C, tentukanlah tekanan pada ketinggian (rz)
3000 m dan (D) 10 000 m. Gunakan P = 101 kPa pada permukaan bumi. Bandingkan masing-masing dengan nilai-nilai terukur
70,1 kPa dan 26,5 kPa dengan cara menghitung persentase kesalahannya.
2.28 (a) Jika diasumsikan bahwa temperatur atmosfer diberikan melalui T = 15 - 0,006512'C, tentukanlah tekanan pada ketinggian
10 km. Gunakan P = 101 kPa pada permukaan bumi. (D) Bandingkanlah hasil dari (rz) dengan nilai terukur 26,5 kPa dengan
cara menghitung persentase kesalahannya.
2.29 Penunjukan tekanan alat ukur pada suatu ban mobil adalah 35 psi pada saat temperatur 0"F. Mobil tersebut dikendarai ke daerah
beriklim hangat di mana temperatur pada permukaan aspal mencapai 150'F. Estimasikanlah tekanan di dalam ban.
2.30 Suatu tangki kokoh 4 m3 berisi nitrogen pada tekanan 42OA tPa. Tentukanlah massanya jika temperaturnya adalah (a) 30'C dan
(b) -t20"c.
2.3L Estimasikanlah tekanan nitrogen pada temperatw 220 K dan volume spesifik 0,04 m3/kg dengan menggunakan (a) persamaan
ideal gas, (&) persamaan van der Waals, (c) persamaan Redlich-Kwong dan (Q faktor kompresibilitas.
2.32 Sepuluh kilogram uap 600'C berada dalam tangki 182 liter. Tentukanlah tekanannya dengan menggunakan (a) persamaan gas
ideal, (D) persamaan van der Waals, (c) persamaan Redlich-Kwong, (fl faktor kompresibilitas dan (e) tabel-tabel uap.
2,33 lJap pada 300'C memiliki densitas 7,0 kg/m3. Tentukanlah tekanannya dengan menggunakan (a) persamaan gas ideal, (b) persamaan
van der Waals, (c) persamaan Redlich-Kwong, (d) faktor kompresibilitas dan (e) tabel-tabel uap.
2.2F8 Titik yang menghubungkan garis cairan jenuh dengan garis uap jenuh disebut:
(A) titik tripel
(B) tirik kritis
(C) titik superheat
(D) titik cairan terkompresi
2.3FE Tentulah volume yang diisi oleh 4 kg uap pada 200'C.
(A) 0.04 ml
(B) 0,104 m3
(c) 0.410 m3
(D) 4.10 ml
2.4F8 Estimasikanlah volume yang diisi oleh 10 kg air pada 200'C dan 2 MPa.
(A) 0,099 m3
(B) 0,012 m3
(c) 9.4 L
(D) I1.8 L
2.5FE Uap jenuh dipanaskan dalam sebuah tangki yang kokoh dari 50'C hingga 250oC. Estimasikanlah tekanannya.
(A) 20 kPa
iB) 27 kPa
(c) 33 kPa
(D) 44 kPa
2.6FF- Suatu tangki 10 L menyimpan 0,1 L air cair d,an 9,9 L uap pada 300'C. Berapakah kualitasnya?
(A) 43Vo
BAB 2] PROPERTI ZAT_ZAT MURNI -1 1
(B) 6tVa
(C) 76Va
(D) 86c,
2.7F8 Air pada kualitas 50 persen dipanaskan pada volume konstan dari Pr - 100 kPa hingga 7, = 200'C. Berapakah nitai Pr'!
14) 162 kPa
(B) 216 kPa
(C) 1286 kPa
(D) 485 kPa
2.8FE Sebuah silinder bulat vertikal berisi 1 cm air cair dan 100 cm uap. Jika P = 200 kPa, kualitas yang terdekat adalah:
(A) t,02vo
(B) to.1E,
\c) 40.6%
(D) 80.3.{
2.9F8 Tentukanlah kualitas dari campuran pada 120 C jika uap mengisi 1200 L dan cairan mengisi 2 L.
(A) 42Ec
(B) 28Ec
(c) lSEa
(D\ 2q
2.10FE Pilihlah diagram I-v yang tepat jika uap pada vl = 0,005 m3/kg dipanaskan hingga vz = 0,5m3/kg sambil menjaga P = 500
kPa. Titik-titik yang ditunjukkan adalah keadaan 1 dan 2 di mana 1 terletak di sebelah kiri.
2,11FE Uap mengisi suatu volume pada 288"C dan 2 MPa. Estimasikanlah volume spesifiknya.
(A) 0.l22l mrtkg
(B) 0,1148 m3/k8
(c) 0,1192 m3/k8
(D) 0. I207 m3/kg
2.l2BE Hitunglah massa udara dalam sebuah ban dengan volume 0.2 m3.1ika tekanan alat ukur adalah 280 kPa pada 25"C.
(A) 7,8 ke
(B) 0,888 kg
{C) 0.732 kg
(D) 0,6ss kg
2.13FE Massa nitrogen pada 150 K dan 2 MPa yang mengisi 0,2 m3 adalah paling dekat dengan:
(A) 10,2 kg
(B) 8,89 kg
{C) 6.23 kg
(D) 2,13 kg
2.l4FE Estimasikanlah temperatur dari 2 kg udara yang mengisi suatu volume 40 L pada 2 MPa.
(A) t20 K
(B) 140 K
(c) 160 K
(D) 180 K l
I
2.15FE Tentukanlah massa udara dalam volume yang ditunjukkan dalam Gbr.2-9 jika I = 20'C
I
50 mm
dan piston bebas gesekan memiliki massa 75 kg.
(A) 0,0512 kg I
(B) 0.0256 kg ]L
(c) 0,0064 kg
(D) 0,0016 kg Gbr. 2-9
PROPERTI ZAT-ZAT MURNI IBAB 2
2.l6FE Estimasikanlah perbedaan densitas antara bagian dalam dan luar dari suatu rumah di musim dingin di mana P = 100 kPa
dan Zuu,". = 20oC dan i',,u. = -20'C. (Perbedaan ini menyebabkan terjadinya pertukaran udara antara bagian luar dan bagian
dalam).
(A) 0,188 kg/m3
(B) 0,165 ke/m3
lCt 0.151 kgims
(D) 0,092 kg/m3
2.20 0,01728
2.21 790 kPa
2.22 (a) 4,134 m3 (b) 5,678 m3 (c) 2,506 m3
2.1FE (A) 2.2FE (B) 2.3FE (C) 2.4FE (C) 2.sFE (A) 2.6FE (D) 2.7FE (C) 2.8FE (B) 2.eFE (A)
2.10FE (A) 2.11FE (A) 2.t2FE (B) 2.r3FE (A) 2.14FE (C) 2.1sFE (D) 2.16FE (A)
Usaha dan Kalor
3.1. PENI}AHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas dua kuantitas yang dihasilkan oleh transfer energi melintasi batas suatu sistem: usaha
dan kalor. Pembahasan akan mengarah ke pengenalan hukum pertama termodinamika. Usaha akan didiskusikan secara
rinei dan pqrhitungan akan dilakukan untuk beberapa situasi umum. Akan tetapi kalor merupakan suatu kuantitas yang
mernbstuhkap analisis yang mendalam dalam perhitungannya. Dalam kebanyakan kurikulum teknik subyek transfer kalor
dipelajari dalam suatu mata kuliah tersendiri. Dalam termodinamika, kalor merupakan suatu kuantitas yang diberikan atau
dihitung sebagai suatu parameter yang tidak diketahui dalam suatu persamaan aljabar.
Kecepatan
Silinder
Gbr. 3-1 Usaha sedang dilakukan oleh gas-gas yang berekspansi dalam silinder
Pulley bebas
gesekan
Baterai
| - Batas sistem
tr/
I Beban
pemberal
(a) (b)
kuda (horsepower) karena sering digunakan dalam pengelompokan mesin-mesin. Untuk mengkonversikan satuan ini kita
gunakan t hp - 0,746 kW = 550 ft-lbf/sec.
Usaha untuk satu satuan massa diberikan lambang w (angan sampai tertukar dengan berat spesifik):
W
w= m (J.1)
Suatu catatan terakhir mengenai usaha adalah tentang pemilihan sistem yang dimaksud. Perhatikan bahwa jika sistem
dalam Gbr. 3-2 mengikutsertakan seluruh rangkaian baterai-resistor dalam bagian (a), atau seluruh rangkaian baterai-motor-
puli-beban dalam bagian (b), tidak ada energi yang melintasi batas, sehingga tidak ada usaha yang dilakukan. Mengenali
sistem yang dimaksud merupakan hal yang penting dalam menentukan usaha.
Simbol 6W akan dibahas dengan belakangan. Kuantitas Ads hanyalah dV saja, volume diferensial, sehingga (3.2) dapat
dituliskan dalam bentuk
NV=PdV (J.J ,,
BAB 3] USAHA DAN KALOR 37
Karena piston bergerak dari suatu posisi s, ke posisi lain s, persamaan di atas dapat diintegrasikan untuk
menghasilkan
Gbr. 3-3 Usaha yang dihasilkan oleh suatu batas yang bergerak
(a) (b)
subskripnya memberikan penekanan bahwa usaha tersebut diasosiasikan dengan jalur yang ditempuh selama proses dari
keadaan 1 ke keadaan 2; walaupun demikian subskrip tersebut dapat diabaikan sehingga usaha hanya dituliskan dengan I4l
saja. Kita tidak akan pemah menuliskan W, atat Wr,karena usaha tidak diasosiasikan dengan suatu keadaan tapi dengan
suatu proses. Usaha bukan merupakan suatu properti. Integral dari suatu diferensial eksak, seperti misalnya dT, adalah
di mana Z, adalah temperatur pada keadaan I dan T, adalah temperatur pada keadaan 2.
Pengamatan yang kedua yang dapat dilihat dari (3.4) adalah bahwa tekanan diasumsikan konstan di seluruh volume
pada setiap posisi peralihan. Sistem melewati setiap keadaan kesetimbangan yang ditunjukkan dalam diagram-diagram
P-V pada Gbr. 3-4. Walaupun variabel-variabelnya tampak mengalami perubahan yang cukup cepat biasanya kita dapat
mengasumsikan terjadinya keadaan kesetimbangan. Pembakaran merupakan suatu proses yang sangat cepat yang tidak dapat
38 USAHA DAN KALOR IBAB 3
dimodelkan sebagai proses kuasi-kesetimbangan. Proses-proses lainnya dalam mesin bakar internal (ekspansi, pembuangan,
pemasukan dan kompresi) dapat diasumsikan sebagai proses-proses kuasi-kesetimbangan; secara termodinamika terjadi
dengan kecepatan rendah.
Hal terakhir yang perlu dibahas mengenai usaha adalah apa yang dimaksudkan dengan suatu sistem sederhana,
sebagaimana didefinisikan dalam Bab 1. Untuk suatu sistem yang bebas dari efek-efek permukaan, magnet dan listrik
satu-satunya moda usaha adalah tekanan yang beraksi pada suatu perrnukaan yang bergerak. Untuk sistem-sistem sederhana
semacam itu hanya diperlukan dua variabel independen untuk membentuk suatu keadaan kesetimbangan dari sistem yang
terdiri dari suatu zat homogen. Jika terdapat moda-moda usaha lainnya, seperti misalnya moda usaha yang disebabkan oleh
bidang listrik, maka variabel-variabel independen lainnya diperlukan, seperti misalnya intensitas bidang listrik tersebut.
CONTOH 3.1 Satu kg uap dengan kualitas 20 persen dipanaskan pada tekanan konslan sebesar 200 kPa hingga temperaturnya
mencapai 400'C. Hitunglah usaha yang dilakukan oleh uap lersebul.
Penyelesaian: Usaha diberikan melalui
l. l': l. lt
di mana kita telah menerapkan PV = C. Untuk menghitung usaha kita harus mencaii C danV... Konstanta C diperoleh dari
C = Prvt = (200)t2l = a00 kJ
Untuk memdapatkan V, kita gunakan PzVz= Pr yl, yang tentu saja adalah persamaan yang akan dihas.ilkan dari proses isotermal
(temperatur konstan) yang melibatkan gas ideal. Ini dapar diruliskan sebagai
,,v2=
-Pr%
(2ool(21 t *3
P) -= loo -=+m-
Al<himya,
f1
w, ,=J, \f or=4ooln |=zttr.t
Nilai ini adalah positif karena usaha dihasilkan selama proses ekspansi oleh sisrem (gas yang beradii di dalam silinder).
CONTOH 3.4 Tentukanlah daya kuda yang dibutuhkan untuk mengatasr hambatan angin pada suatu mobil modern yang melaju
pada kecepatan 90 km/jam yang memiliki koefisien gaya harnbat C, sebesar 0.2. Gaya hambat didefinisikan sebagai Fn
= t,4
P*ACD, di mana A adalah luas proyeksi dari motril ,.ir.Ur, dan t'adilah ke.epatannya. Densiras p dari udara adalah"1,23 (g/m3.
Gunakan A=?.3rr2.
Penyelesaian: Untuk menentukan gaya hambat pada sebuah mobil kita harus mengckspresikan kecepatan dalam m/s: r'
= (90)(1000/3600) = 25 m/s. Gaya hambatnya adalah
1 . /1\
Fo = pt'tACD = (i) ,l,l3x25r)(2.3)t0,2r = I77 N
)
Untuk menggerakkan gaya hambat sebesar ini pada 25 m/s mesin mobil harus melakukan usaha sebesar
4425 W
5.93 hp
746 Wlhp =
\hkurn
Beban
pemberat
(b)
CONTOH 3,5 Suatu massa 100 kg jatuh sejauh 3 m, sehingga menghasilkan pertambahan volume dalam silinder sebesar 0,002
m3 icbr. 3-6). Beban dan piston menjaga tekanan alat ukur konstan sebesar lffi kPa. Tentukanlah usaha netto yang dihasilkan
oleh gas terhadap lingkungannya. Abaikan semua gesekan.
Penyelesaian: Roda dayung menghasilkan kerja pada sistem. yaitu gas. yang disebabkan oleh jatuhnya massa 3 kg sejauh
3 m. Usaha ini memiliki nilai negatif dan adalah
W= - (F)(d) = - (100X9,81X3) = -2940 J
Usaha yang dihasilkan oleh sistem terhadap piston bebas gesekan memiliki niJai positif karena sistem yang menghasilkan usaha
tersebul Besarnya adalah
W = (PA)&) = PLV = t200 000X0.002) = 496.1
di mana tekanan absolut telah digunakan. Usaha netto yang dihasilkan adalah
Wnr=-2940+4C0=-2540 I
Gbr.3-6
Gbr. 3-7 Usaha yang disebabkan oleh poros berputar yang menghasilkan torque.
Kecepatan linier dari gaya ini adalah ra. Jadi, kecepatan terjadinya usaha adalah
di mana R adalah radius dari poros. Torque Z diperoleh dari tegangan geser dengan cara mengintegrasikannya terhadap
keseluruhan luas:
Untuk menentukan usaha yang dipindahkan dalam suatu waktu tertentu, kita kalikan saja (3.9) dengan jumlah
detiknya:
BAB 3I USAHA DAN KALOR 4t
W=TcoL,t (3.10)
Hambatan
Gbr. 3-9 Usaha yang disebabkan oleh aliran arus melalui sebuah resistor
Tipe yang terakhir akan kita bahas adalah moda usaha listrik, yang diilustrasikan dalam Gbr. 3-9. Perbedaan potensial
V antara terminal-terminal baterai menjadi "gaya" yang menggerakkan muatan q melewati resistor selama interval waktu
Ar. Arus I berhubungan dengan muatan ini melalui
,=dq
'dr (3.1 3)
Q=iLt (3.14)
Maka usaha, dari moda usaha non-kesetimbangan ini, diberikan melalui pernyataan
W=ViLt (3.15)
W=Vi (3.16)
Hubungan ini memang digunakan untuk mendefinisikan potensial listrik, voltase % karena ampere merupakan suatu
unit dasar dan watt telah didefinisikan sebelumnya. Satu volt adalah satu watt dibagi dengan satu ampere.
CONTOH 3.6 Poros penggerak dalam suatu mobil menghasilkan torque 100 N.m ketika berputar pada 3000 rpm. Hitunglah
daya kuda yang dihasilkan.
Penyeleiaian: Daya diperoleh dengan menggunakan l,i/ = Ta. lni mengharuskan a diekspresikan dalam rad/s:
Jadi
W = Ta = (100X314,2) = 31 420 W atau Hp =
t'r#o = 4z.t hp
42 USAHA DAN KALOR [BAB 3
CONTOH 3.7 Udara dalam suatu silinder bulat (Gbr. 3-10) dipanaskan hingga pegas tertekan sejauh 50 mm. Tentukanlah
usaha yang dilakukan oleh udara pada piston bebas gesekan tersebut. Pegas pada awalnya tidak teregang pada posisi yang
ditunjukkan.
BAB 3I USAHA DAN KALOR 43
Poros berputar
o r,.n".
fl
Gbr. 3-11 Energi ditambahkan ke suatu sistem
perpindahan kalor. Untuk suatu proses tertentu antara keadaan I dan keadaan 2 perpindahan kalor dapat dituliskan Qr_2,
tapi umumnya akan dituliskan dengan Q. Laju perpindahan kalor akan dilambangkan dengan 1Q;.
Sesuai konvensi, jika kalor dipindahkan ke suatu sistem maka nilainya adalah positif. Jika kalor dipindahkan dari
suatu sistem maka nilainya adalah negatif. Ini berlawanan dengan konvensi yang dipilih untuk usaha; jika suatu sistem
melakukan usaha terhadap lingkungannya maka nilainya adalah positif. Perpindahan kalor positif menambahkan energi ke
suatu sistem, sedangkan usaha positif mengurangi energi dari suatu sistem. Suatu proses di mana terdapat perpindahan kalor
nol disebut sebagai proses adiabatik. Proses yang demikian disimulasikan secara eksperimental dengan cara menginsulasi
sistem sehingga sedikit sekali kalor yang berpindah.
Harus diperhatikan bahwa energi yang tersimpan dalam suatu sistem dapat dipindahkan ke lingkungannya melalui
usaha yang dilakukan sistem atau kalor yang dipindahkan dari sistem tersebut. Jadi, kalor dan usaha secara kuantitatif
adalah sama dan diekspresikan dalam satuan yang sama. Pengurangan energi yang sama dapat diperoleh jika kalor 100 J
dipindahkan dari suatu sistem dengan jika usaha 100 J dilakukan oleh suaiu sistem. Burner dalam Gbr. 3-l I mengilustrasikan
kalor yang ditambahkan ke sistem dan poros yang berputar mengilustrasikan usaha yang dilakukan terhadap sistem.
Seringkali lebih memudahkan untuk menuliskan perpindahan kalor per satuan massa. Perpindahan kalor per satuan
massa akan dilambangkan dengan q dan didefinisikan sebagai
q=;o o.1n
CONTOH 3.8 Sebuah roda dayung menambahkan energi kepada suatu penampung yang kokoh melalui rotasi yang disebabkan
oleh jatuhnya suatu beban 50 kg sejauh 2 m dari sebuah puti. Berapa banyakkah kalor yang harus dipindahkan untuk
menghasilkan efek yang Sama?
Penyelesaian: Untuk proses non-kuasi-kesetimbangan ini usaha diberikan oleh lV = {mB)\4 = (50X9.8)(2) = 980 J. Kalor
Q yang harus dipindahkan adalah sama dengan usaha ini, 980 J.
Terdapat tiga moda perpindahan kalor: konduksi, konveksi dan radiasi. Seringkali dalam rancangan-rancangan
engineering, ketiga moda tersebut harus diperhatikan. Perpindahan kalor konduksi terjadi dalam suatu bahan karena adanya
perbedaan temperatur di dalam bahan tersebut. Moda ini dapat terjadi di dalam semua zattapi paling sering diasosiasikan
dengan zat-zat padat. Moda ini diekspresikan secara matematis melalui hukum perpindahan kalor Fourier, yang untuk
bidang satu dimensi memiliki bentuk
O=kAE
-L
(J.18)
di mana k adalah konduktivitas termal dengan satuan W/m.K (Btu/sec-ft-'R), Z adalah ketebalan dinding, AZ adalah
perbedaan temperatur dan A adalah iuas dinding. Seringkali perpindahan kalor dihubungkan dengan faktor-R, tahanan,
yang diberikan melalui Rounu, = Llk.
Perpindahan konveksi terjadi ketika energi dipindahkan dari suatu permukaan padat ke suatu fluida yang bergerak. Ini
merupakan kombinasi dari energi yang dipindahkan melalui konduksi dan adveksi (perpindahan energi yang disebabkan
oleh pergerakan umum dari fluida); oleh karena itu, jika tidak terdapat pergerakan fluida, tidak ada perpindahan kalor
konvektif. Konveksi diekspresikan dalam bentuk perbedaan temperatur antara temperatur umum fluida Z* dan temperatur
permukaan 7,. Hukum pendinginan Newton mengekspresikan ini sebagai
Q = hA (.7,
- T-) (3.1e)
di mana h,. adalah koefisien perpindahan kalor konvektif, dengan satuan W/m2.K (Btu/sec-ft2-oR; dan bergantur.rg pada
44 USAHA DAN KALOR IBAB 3
BAB 3] USAHA DAN KALOR 45
T
30 mm
l_
I
50 mm
I
100 mm+l
Gbr. 3-12
prA
=w + parmA ,rq9#= (16X9,81) + (100 000) *#
.'.Pt = 720 000 Pa atau 120 kPa
(.b) Untuk menentukan massanya, kita memerlukan volume spesifiknya dahulu. Dengan menggunakan entri-entri dari Tabel C-2
memperoleh
@ Setelah piston berhenti, volume spesifiknya berhenti berubah karena volume tetap konstan. Dengan menggunakan Tt= 400'C
dan v. -
0,458, kita dapat melakukan interpolasi dalam Tabel C-3, antara tekanan 0,6 MPa dan 0,8 MPa pada 400'C, untuk
memperoleh
",
= (ffffi) to,* - 0,6) + 0,6 = 0,686 MPa
(e) Setelah piston berhenti usaha yang dilakukan pada piston adalah nol. Dari keadaan awal sampai piston berhenti bergerak,
tekanan tetap konstan pada 120 kPa; maka usahanya adalah sebesar
3.3 Udara ditekan dalam seiuah silinder sedemikian rupa sehingga volumenya berubah dari 100 menjadi 10 in3. Tekanan awalnya
adalah 50 psia dan temperaturnya dijaga konstan pada 100'F. Hitunglah usaha yang dilakuan.
Usaha diberikan oleh W = IP dV. Untuk proses isotermal persamaan keadaan memungkinkan kita untuk menuliskan
PV=mRT=konstan
karena massa m, konstanta gas R dan temperatur 7 semuanya konstan. Dengan membuat konstan ini menjadi P,V,, persamaan
di atas menjadt P = PtVrlV, sehingga
fV,
w = ptvt 1,,' y = ptvttn
f, = rsoxr++r (ffi) ,, i& = -e5e rt-tbr
3.4 Enam gram udara berada dalam sebuah silinder yang ditunjukkan dalam Gbr. 3-13 Udara tersebut dipanaskan hingga piston
terangkat sejauh 50 mm. Pada awalnya pegas hanya menyentuh permukaan piston.
mulai bergerak dan (D) usaha yang dilakukan oleh udara terhadap piston.
(a) Tekanan udara ketika piston mulai terangkat diperoleh melalui penyeimbangan gaya
DttLrr
' E dm Pcrpusiaiaen
DISIOn:
dgr f,rrmll.en
Propinsl Jriwr',"1r-.;r
46 USAHA DAN KALOR IBAB 3
ti Pl0'li: nt0'2t:
pA
= po,, A + = rl00 000r * r300tr9.glr
AP = 193 700 Pa arau 193.7 kPa
Tempertrtur diperoleh dari hukum gas ideal:
(b) Usaha yang dilakukan oleh udara dian-ugap terdiri dari dua bagian: usaha untuk nrengangkat piston dan nsaha untuk menekan
pegas. Usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat piston sejauh 0,05 lz adalah
Usaha yang dibutuhkan untuk menekan pegas adalah I,V =] tCr2 = ,11+00110.0S2) = 0,5 kJ. Usaha total yang dibutuhkan
oleh udara untuk mengangkat piston adalah
W = 0.304 + 0,5 = 0.804 kJ
Dua kilogram udara melervati siklus tiga proses seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 3-14. Hitunglah usaha nettonya.
T
150 mm
1
1t)
Besarnya usaha untuk proses volume konstan dari keadaan 1 ke keadaan 2 adalah nol karena dV = O. Untuk proses tekanan
konstan besarnya usaha adalah
.
Jadi, besarnya usaha untuk proses temperatur konstan adalah
,,= i;X,=
ll#H = ti42R
l'l':-, = (2)(0.28'7)(1742)ln
rt = - 1609 kJ
Tanda negatif berarri terjadi input usaha netto untuk melengkapi siklus dalarn urutan yang clitunjukkan di atas.
Sebuah roda dayung (Gbr. 3-15) membutuhkan torque sebesar 20 ft-lbf untuk berputar 100 rpm. Jika roda dayung tersebut
berputar selama 20 detik, hitunglah besarnya usaha netto yang dilakukan oleh udara jika piston bebas gesekan terangkat sejauh
2 ft selama jangka r.vaktu tersebut.
F-0 in ----l
Gbr. 3-15
Tanda negatif menunjukkan usaha yang dilakukan pada sistem, yaitu udara. Usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat piston
membutuhkan diketahuinya tekanan. Ini diperoleh sebagai berikut:
Jadi usaha yang dilakukan oleh udara untuk mengangkat piston adalah
3.7 Gaya yang dibutuhkan untuk menekan sebuah pegas tak-linier diberikan melalui ekspresi F = 200x + 30x2 N, di mana .r adalah
pergeseran pegas dari panjang netralnya yang diukur dalam meter. Tentukanlah usaha yang dibutuhkan untuk menekan pegas
tersebut sejauh 60 cm.
w = [r o*= louo (200x + 3o?) dx= (100 x 0,62) + (10 x 0,63) = 38,16 J
Soal-soal Tambahan
3.8 Dua kilogram uap jenuh pada 400 kPa berada dalam sebuah rangkaian piston-silinder. Uap dipanaskan pada tekanan konstan
hingga mencapai 300'C. Hitunglah usaha yang dilakukan oleh uap.
3.9 Uap seberat 0,025 kg dengan kualitas 10 persen dan tekanan 200 kPa dipanaskan dalam sebuah penampung kokoh hingga
temperatumya mencapai 200"C. Tentukanlah (a) kuaiitas akhirnya dan (b) usaha yang dilakukan oleh uap.
3.10 Piston bebas gesekan yang berada daiam kesetimbangan memiliki massa 64 kg (Gbr. 3-16). Energi ditambahkan hingga temperatumya
mencapai 220"C. Tekanan atmosfer adaiah 100 kPa. Tentukanlah (a) tekanan awalnya, (D) kualitas arvalnya, (c) kualitas pada
saat piston berhenti bergerak, (fl kualitas akhirnya (atau tekanannya jika superheat), (e) usaha yang dilakukan pada piston.
-1-
20 mm
-L
T36 mm
I
0.4 mm
T
Gbr. 3-16
3.11 Uap air jenuh pada 180'C berada dalam sebuah rangkaian piston-silinder pada volume awal 0,1 m3. Energi ditambahkan dan
piston ditarik sehingga temperatur tetap konstan hingga tekanan mencapai 100 kPa.
(a) Tentukanlah besarnya usaha yang dilakukan. (Karena tidak ada persamaan yang menghubungkanp dan Y, ini harus dilakukan
melalui grafik.t.
(b) Gunakanlah hukum gas ideal dan hitunglah besarnya usaha.
(c) Berapakah persentase kesalahan yang diakibatkan oleh pemakaian hukum gas ideal?
3.12 Sebuah piston 75 pon dan sejumlah beban bertumpu pada sebuah penahan (Gbr. 3-17). Volume dari silinder pada posisi ini adalah
40 in3. Energi ditambahkan ke dalam campuran air 0,4 lbm hingga temperaturnya mencapai 300'F. Tekanan atmosfer adalah l4
psia.
48 USAHA DAN KALOR [BAB 3
(a) Berapakah volume spesifik awal dari campuran uap dan cairan?
1b) Berapakah temperatur di daiam silinder ketika piston baru saja terangkat dari penahannya?
(c) Tentukan usaha yang dilakukan selama berlangsungnya proses tersebut.
3.13 Udara ditekan dalam sebuah silinder sehingga volumenya berubah dari 0,2 menjadi 0,02 m3. Di awal proses tekanannya adalah
200 kPa. Hitunglah besamya usaha jika (a) tekanannya konstan dan (D) temperatumya konstan pada 50'C. Gambarkanlah sketsa
dari setiap proses pada sebuah diagram P-V.
3.14 Udara yang terdapat dalam sebuah silinder bulat (Gbr. 3-18) dipanaskan sehingga sebuah beban 100 kg terangkat 0,4 m. Hitunglah
usaha yang dilakukan oleh udara yang berekspansi terhadap beban. Tekanan atmosfer adalah 80 kPa.
F-0,3 m----]
Gbr. 3-18
3.15 Suatu proses untuk gas ideal direpresentasikan oleh P7' = konstan, di mana n memiliki suatu nilai tertentu untuk suatu proses
tertentu. Tunjukkanlah bahwa ekspresi untuk usaha yang dilakukan dalam suatu proses antara keadaan I dan 2 diberikan oleh
Ptv''- P'v'
1Y = | -n
Apakah ini berlaku untuk proses isotermal? Jika tidak, tentukanlah ekspresi yang tepat.
3.16 Tekanan dalam gas yang berada dalam sebuah rangkaian piston-silinder berubah sesuai dengan P = a + 30/y di mana P memiliki
satuan psi dan V memiliki satuan ft3. Pada awalnya tekanannya adalah 7 psia dan volumenya adalah 3 ft3. Tentukanlah usaha
yang dilakukan jika tekanan akhirnya adalah 50 psia. Tunjukkanlah area yang merepresentasikan usaha ini pada diagram P-V.
3.17 Udara mengalami suatu siklus tiga proses. Tentukanlah besarnya usaha netto yang dilakukan untuk 2 kg udarajika proses-prosesnya
adalah
1 + 2: ekspansi tekanan konstan
2 -+ 3: volume konstan
3 -+ 1: kompresi temperatur konstan
Informasi yang diperlukan adalah 7r = 100"C, Iz = 600'C dan P, = 200 kPa. Gambarkanlah sketsa siklus ini pada diagram P-
V,
3.18 Sebuah pegas yang tidak diregangkan terhubung pada sebuah piston horizontal (Gbr. 3-19). Energi ditambahkan ke dalam gas
hingga tekanan di dalam silinder mencapai 400 kPa. Tentukanlah usaha yang dilakukan oleh gas pada piston. Gunakanlah Pu,.
= 75 kPa.
I
50 mm
I Gbr. 3-19
BAB 3] USAHA DAN KALOR 49
3.19 Udara berekspansi di dalam sebuah rangkaian piston-silinder pada tekanan konstan 200 kPa dari volume 0,1 m3 ke volume 0,3 m3.
Kemudian temperatumya dijaga konstan selama ekspansi sebanyak 0,5 m3. Tentukanlah besarnya usaha total yang dilakukan oleh
udara tersebut.
3.20 Sebuah balon berdiameter 30 ft diisi helium dari sebuah tangki bertekanan. Balon tersebut pada awalnya kosong (r = 0) pada
ketinggian di mana tekanan atmosfer adalah 12 psia. Tentukanlah besarnya usaha yang dilakukan oleh helium pada saat balon
sedang diisi. Tekanan bervariasi terhadap radius menurut P = 0,04 (r - 3O)2 + 12 dt mana P memiliki satuan psi.
3.21 Berikanlah estimasi untuk besarnya usaha yang dibutuhkan untuk menekan udara dalam sebuah rangkaian piston-silinder dari
tekanan 100 kPa ke 2000 kPa. Volume awalnya adalah 1000 cm3. Asumsikan terjadinya proses isotermal.
3.22 Sebuah motor listrik menarik 3 A dari sebuah baterai 12 V 1Gbr. 3-201. Sembilan puluh persen dari energi tersebut digunakan
untuk memutar roda dayung yang ditunjukkan. Setelah beroperasi selama 50 detik piston seberat 30 kg terangkat sejauh 100
mm. Tentukanlah besamya usaha netto yang dilakukan oleh gas pada lingkungannya. Gunakanlah Pu,- = 95 kPa.
Gbr. 3-20
3.23 Torque sebesar 2 N'm dibutuhkan untuk memutar sebuah roda dayung dengan kecepatan 20 radls. Roda dayung tersebut berada
dalam sebuah tangki kokoh yang berisi gas. Berapakah nilai usaha netto yang dilakukan pada gas selama pengoperasian 10
menit?
3.24 Perkirakanlah besamya usaha yang dilakukan oleh suatu gas dalam sebuah proses yang tidak diketahui. Daya yang menghubungkan
tekanan dan volume diperoleh sebagai berikut:
3.25 Angin bertiup pada 80 km/jam di sekeliling menara berdiameter 250 mm dengan tinggi 100 m. Koefisien gaya hambatnya adalah
0,4 (lihat Contoh 3.4). Hitunglah gaya total yang beraksi pada menara tersebut dan laju terjadinya usaha yang dilakukan terhadap
menara oleh angin.
3.26 Turunkanlah sebuah ekspresi untuk usaha yang diperlukan untuk meregangkan sebuah kabel sejauh jarak i yang sangat kecil.
Gaya terhubung dengan besamya regangan x melalui F = EAxlL, di mana L adalah panjang awal dari kabel. A adalah luas
perpotongan dan E adalah konstanta bahan dan modulus elastisitas.
3.27 Sebuah pegas linier dengan panjang bebas 0,8 ft membutuhkan input usaha sebesar 4 ft-lbf untuk meregangkannya sejauh bisa
digunakan. Jika konstanta pegasnya adalah 100 lbf/ft, tentukanlah panjang maksimum dari pegas tersebut.
3.28 Sebuah pegas linier membutuhkan usaha sebesar 20 J untuk menekannya dari panjang netralnya sebesar 100 mm hingga menjadi
20 mm. Tentukanlah konstanta pegasnya.
3.29 Gaya yang dibutuhkan untuk menekan sebuah pegas tak-linier diberikan oleh F = 101 N, di mana x adalah jarak tertekannya
pegas, yang diukur dalam meter. Hitunglah besarnya usaha yang dperlukan untuk menekan pegas tersebut dari 0,2 ke 0,8 m.
3.30 Sebuah mesin mobil menghasilkan 100 hp, di mana 96 persen di antaranya ditransfer ke poros penggerak. Hitunglah torque yang
ditransfer oleh poros penggerak jika berputar pada 300 rpm.
3.31 Sebuah roda dayung diletakkan dalam sebuah aliran sungai untuk menghasilkan daya listrik. Aliran air memutar dayung dengan
radius 2 ft tersebut sehingga ujungnya bergerak pada kecepatan 4 ftlsec sementara gaya sebesar 100 lbf beraksi pada jarak rata-
rata 1,2 ft dari titik pusat. Tentukanlah besarnya arus maksimum yang terus menerus dihasilkan yang dapat digunakan untuk
mengisi sekumpulan baterai 12 V.
3.32 Sebuah tegangan listrik sebesar 110 V diberikan pada sebuah resistor sehingga menghasilkan arus sebesar 12 A melewati resistor
tersebut. Tentukanlah (a) besarnya daya yang dibutuhkan untuk melakukan hal tersebut dan (b) besarnya usaha yang dilakukan
selama l0 menit.
50 USAHA DAN KALOR IBAB 3
3.33 Sebuah mesin bensin menggerakkan sebuah generator kecil yang memberikan energi listrik ke sebuah rumah mobil. Berapakah
besamya daya mesin minimum yang dibutuhkan jika diinginkan 200 A dari sistem 12 V?
3.34 Sebuah rumah memiliki jendela berukuran 2 mkali 1,5 m dengan ketebalan kaca 0.5 cm. Temperatur di dalam adalah 20'C dan
temperatur di luar adalah -20'C. Jika terdapat sebuah lapisan udara di kedua sisi dari jendela tersebut masing-masing dengan
faktor R sebesar 0,1 m2'KnV, tentukanlah laju perpindahan kalor melalui jendela tersebut jika fr*u.o = 1.4 Wm.K.
3.35 Sebuah alat elektronik dengan luas permukaan 75 mm2 menghasilkan kalor 3 W Alat tersebut didinginkan melalui konveksi ke
udara yang dijaga pada 25'C. Jika temperatur permukaan dari alat tersebut tidak boleh melebihi 120"C, perkirakanlah koefisien
perpindahan kalor yang dibutuhkan.
3.36 Sebuah kabel tembaga dengan diameter 0,3 cm dan panjang 10 m memiliki emisivitas 0,04. Jika diasumsikan bahwa perpindahan
kalor terjadi hanya melalui radiasi, perkirakanlah laju perpindahan kalor netto ke lingkungan bersuhu 300 K jika kabel tersebut
berada pada 900 K.
3.3F8 Sepuluh kilogram uap jenuh pada 800 kPa dipanaskan pada tekanan konstan hingga 400"C. Usaha yang dibutuhkan adalah
(A) 1lso kJ
(B) 960 kJ
(c) 660 kJ
(D) 115 kJ
3.4FE Sepuluh kilogram udara pada 800 kPa dipanaskan pada tekanan konstan dari 170'C hingga 400"C. Usaha yang dibutuhkan
adalah
(A) 11s0 kJ
(B) 960 kJ
(c) 660 kJ t
(D) l15 kJ ?*-
3.5FE Sebuah penahan terletak 20 mm di atas piston yang ditunjukkan dalam Gbr. 3-21. Jika
massa dari piston bebas gesekan tersebut adalah 64 kg, berapakah besarnya usaha yang harus
T
t
dilakukan udara pada piston untuk menaikkan tekanan di dalam silinder hingga 500 kPa? 5U mm
(A) 13 J
(B) 28l
(c) 4r J
I
(D) 53 J Gbr. 3-21
3.6FE Manakah di antara yang berikut yang tidak memindahkan usaha ke atau dari suatu sistem?
(A) Piston yang bergerak
(B) Membran suatu balon yang mengembang
(C) Pemanas dengan resistansi elektrik
(D) Sebuah membran yang pecah
3.7FE Hitunglah besarnya usaha yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah piston.dalam sebuah silinder pada tekanan konstan jika
air cair jenuh diuapkan seluruhnya pada 200'C.
{A) 2790 kJ/kg
(B) 1940 kJ/kg
(C) 850 kJ/kg
(D) 196 kJ/kg
3.8FE Manakah di antara pemyataan-pemyataan mengenai usaha untuk suatu proses kuasi-kesetimbangan berikut ini yang tidak tepat?
B.\B 3] USAHA DAN KALOR 5l
3.9FE Sebuah roda dayung dan sebuah pemanas listrik dioperasikan dalam suatu sistem. Jika torque adalah 200 N.m, putaran rotasi
adalah 400 rpm, tegangan adalah 20 V dan arus adalah 10 A, berapakah besamya laju usaha dilakukan?
(A) -9200 J
(B) -9200 kw
(c) -2040 w
(D) -2040 kw
l.l0FESebuah piston berdiameter 200 mm diturunkan dengan cara menaikkan tekanan dari 100 kPa menjadi 800 kPa sedemikian
rupa sehingga hubungan P-Vnya adalah Pt' = konstan. Berapakah besarnya usaha yang dilakukan pada sistem tersebut jika
Vr = 0'1 m3?
(A) -18.3 kJ
(B) -24,2 kJ
(c) -31,6 kr
(D) 42,9 kJ
3.11FESebuah pemanas resistansi elektrik dengan tegangan 120 V mengambil 10 A. Pemanas tersebut dioperasikan selama 10 menit
di dalam sebuah volume yang kokoh. Hitunglah usaha yang dilakukan pada udara di dalam volume tersebut.
(A) 720 000 kJ
(B) 720 kJ
(c) 12 000 kJ
(D) 12 kJ
S.l2FETentukaulah besarnya usaha jika udara mengembang dari 0,2 m3 menjadi 0,8 m3 sementara tekanannya dalam satuan kPa
adalahP=0.2+0.4V.
(A) 0.48 kJ
(B) 0.42 kJ
(c) 0,36 kJ
(D) 0,24 kJ
3.l3FESepuluh kilogram air cairjenuh berekspansi hingga 7, = 200'C sementara tekanannya tetap konstan pada 500 kPa. Tentukanlah
W,,,
(A) 230 kJ
(Bt 926 kJ
(C) 1080 kJ
(D) 2120 kJ
3.14FEKalor dapat dipindahkan dengan konduksi melalui:
(A) zat padat saja
(B) zat cair saja
(C) gas saja
(D) semua di atas
,
: .. , i Ii i ,
:
, ., : , i ,
41 B$il$IAHULUAN
fX ,pertama termodinamika lebih dikenal sebagai kekekalan energi. Dalam mata kuliah fisika dasar, studi
mengcargi. kekekalan energi memberikan penekanan pada perubahan-perubahan dalam energi kinetik dan potensial dan
huburr$@r terhadap usaha. Suatu bentuk kekekalan energi yang lebih umum memasukkan efek-efek perpindahan kalor
d*.p energi internal. Bentuk yang lebih umum ini biasanya disebut hukum pertama termodinamika. Bentuk-
Uen #i. lainnya dapat juga dimasukkan, seperti misalnya energi elektrostatik, magnet, strain dan permukaan. Kita
akan'membi&s hukum pertama untuk suatu sistem dan selanjutnya untuk suatu volume kontrol.
. .,:.., i:r"j,:.r :l
(a)
Selanjutnya, sistem tersebut dikembalikan ke kondisi awalnya (melengkapi siklus tersebut) dengan cara memindahkan kalor
ke lingkungannya, seperti yang ditunjukkan oleh Q dalam Gbr. 4-lb. Ini akan menurunkan temperatur sistem tersebut ke
temperatur awalnya. Hukum pertama menyatakan bahwa perpindahan kalor ini tepat sama besarnya dengan usaha yang
telah dilakukan oleh beban yang jatuh.
'CONTOH 4.1 Sebuah pegas diregangkan sejauh 0.8 m dan dihubungkan ke sebuah roda dayung (Gbr.4-2). Roda dayung
tersebut kemudian berputar sehingga pegas menjadi tidak teregang lagi. Hitunglah besarnya perpindahan kalor yang diperlukan
untuk mengembalikan sistem tersebut ke kondisi awalnya
Penyeleeaiafi: Usaha yang dilakukan oleh pegas terhadap sistem diberikan melalui
f0.8_,
IJo
wt.,= ,fot ,^^
F dr = Jo l00x dx = (100) l(0.8)'l = 32 N.m
[tr*'']
Karena perpindahan kalor mengembalikan sistem ke kondisi awalnya. terjadilah suatu siklus. Hukum pertama menyatakan
bahwaQ, t=Wr z=32J.
Ghr.4-2 Gbr. 4-3 Suatu siklus yang terdiri dari dua proses
BAB 4l HUKLTM PERTAMA TERMODINAMIKA .5-5
Ini berarti,
perubahan kuantitas Q - W dari keadaan 1 ke keadaan 2 di sepanjang jalur A maupun di sepanjang jalur B
adalah sama besar: karena perubahan ini bersifat independen antara keadaan 1 dan 2, kita jadikan
6Q-6W=dE \4.3)
di mana dE merupakan suatu diferensial eksak. Kuantitas E merupakan suatu properti ekstensif dari sistem tersebut
dan dapat dibuktikan melalui eksperimen sebagai suatu representasi dari energi dari sistem tersebut pada suatu keadaan
tertentu. Persamaan (4.3) dapat diintegrasikan untuk menghasilkan
Di mana Qy_2adalah kalor yang dipindahkan ke sistem selama proses dari keadaan 1 ke keadaan 2, !V, , adalah usaha
yang dilakukan oleh sistem pada lingkungannya selama proses tersebut dan E. dan E, adalah nilai-nilai dari propefti E.
Dalam mengerjakan kebanyakan soal biasanya subskrip-subskrip pada Q dan W diabaikan.
Properti E merepresentasikar.r semua energi; energi kinetik, KE, energi potensial, PE dan energi internal U yang
memasukkan energi kimia dan energi yang diasosiasikan dengan atom. Setiap bentuk energi lainnya juga tennasuk dalam
energi total E. Intensif properti yang diasosiasikan dengan energi ini diberikan lambang e.
Jadi hukum pertama termodinamika memiliki bentuk
=';m.,,,2
(f - ,,,2.
i l;) + rtrq(:, - -,) + Ur- U, (4.s)
Jika kita mengaplikasikan hukum pertama pada sebuah sistem yang terisolasi, di mana Qt _z = W
t _ 2 = 0, hukum peftama
menjadi kekekalan energi: artin\ a.
Ez= Et (4.6)
Energi internal U merupakan suatu propefii ekstensif. Properti intensif yang diasosiasikan dengan energi ini adalah
energi internal spesifik a; yaitu, u = Ulnt. Untuk sistem-sistem sederhana dalam kesetimbangan, hanya diperlukan dua
propeti untuk menentukan keadaan dari suatu zat murni, seperli misalnya udara atau uap. Karena energi internal merupakan
sebuah properti, energi ini bergantung hanya pada, sebutkanlah, tekanan dan temperatur; atau. untuk uap jenuh. bergantung
pada kualitas dan temperatur (atau tekanan). Untuk suatu kualitas teftentu nilainya adalah
ft = u,.+
I-B xtt,. sn
Selanjutnya kita dapat mengaplikasikan hukum pertama pada sistem-sistem yang melibatkan fluida-fluida kerja yang
memiliki nilai-nilai properti yang ditabulasikan. Sebelum kita mengaplikasikan hukum pertama pada sistem-sistem yang
melibatkan zat-zat semacam gas-gas ideal atau zal-zat padat, akan sangat berguna jika kita perkenalkan properti-properti
tambahan yang akan mempermudah pekerjaan kita.
CONTOH 4.2 Sebuah kipas 5 hp digunakan untuk memberikan sirkulasi udara dalam suatu ruangan besar. Jika ruangan tersebut
diasumsikan terinsulasi dengan baik tentukan energi intemalnya setelah kipas digunakan selama I iam.
PenyeleSaian: Menurut asumsi. O = 0. Dengan APE = KE = 0 hukum pertama menjacli -W = LIJ.lnput usahanya
adalah
Tanda negatif yang dihasilkan adalah karena usaha dimasukkan ke dalam sistem. A-khirnya. kenaikan energi internalnya
Q-W=Uz-Ut (4.8)
Usaha yang dilakukan untuk mengangkat beban dalam proses tekanan konstan diberikan oleh
W=P(Vz-V) (4.e)
BAB 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 51
o
Gbr. 4-4 Penambahan kalor pada tekanan konstan
Q=(UaPVz-(U+PV\, (4.10)
Kuantitas di dalam tanda kurung adalah penggabungan properti-properli jadi merupakan suatu properti juga. lni disebut
sebagai entalpi H dari sistem tersebut; artinya,
H=U+PV (4.11)
Entalpi spesifik diperoleh dengan cara membagi dengan massa. lni adalah
h=u+Pv (4.12)
Entalpi merupakan properti dari suatu sistem dan juga dapat ditemukan dalam tabel-tabel uap. Persamaan energi sekarang
dapat dituliskan untuk proses seimbang tekanan konstan sebagai
O. .=H.-H, (4 .1 3)
Entalpi telah dideflnisikan dengan menggunakan sistem tekanan konstan di mana selisih entalpi antara dua keadaan adalah
perpindahan kalor. Untuk proses tekanan variabel, selisih entalpi kehilangan arti fisiknya dalam suatu sistem. Walaupun
demikian entalpi masih digunakan dalam soal-soal engineering dan tetap merupakan suatu properti yang didefinisikan
oleh (4.11). Dalam proses tekanan konstan non kesetimbangan Al1 tidak sama dengan perpindahan kalor.
Karena yang terpenting adalah perubahan entalpi atau energi dalam, maka kita dapat memilih datum sebagai dasar
untuk mengukur /z dan a. Kita memilih cairan jenuh pada 0'C untuk menjadi titik datum untuk air.
CONTOH 4.5 Dengan menggunakan konsep entalpi. selesaikanlah soal yang diberikan dalam Contoh 4.4
Penyelesaian: Persamaan energi untuk proses tekanan konstan (di mana subskrip pada perpindahan kalor telah
diabai kan I
* = t/a
i = o.it+z= 3.744 kg
Jadi
adalah kalor fusi dan sama dengan hU = h, - h,. di mana h, adalah entalpi dari z.at padat jenuh dan h, adalah entalpi
dari cairan jetuh. Kalor pengu.apan adalah kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan seluruhnya satu satuan unit massa
cairan jenuh.(atau mengondesasikan satu satuan massa uap jenuh); nilainya adalah sama dengan ltr, = h, - iz, Jika suatu
zat padat mengalami perubahan fase langsung menjadi gas. terjadilah sublimasi; kalor sttblimr-zsr adalah sama dengan ftiB
= h8r-- h.
Kalor fusi dan kalor sublimasi tidak sensitif terhadap perubahan tekanan atau lemperatur. Kalor fusi untuk es adalah
sekitar 320 kJ/kg (140 Btu/lbm) dan kalor sublimasi adalah sekitar 2040 kJ/kg (880 Btu/lbm). Kalor penguapan untuk
air tercatat sebagai /z* dalam Tabel C-l dan C-2.
Dengan menggunakan aturan rantai (.chain rttle) dari kalkulus kita mengekspresikan diferensialnya dalam suku-suku
derivatif parsial sebagai
ou = ar + Ou:1, o, (4.15t
#1,.
Karena r, v dan Z semuanya adalah properti, derivatif parsialnya juga merupakan properti dan disebut kalor spesifik
volume konstan C,: arlinva.
c..
-1 = *l
dT l,
rsJol
Salah satu eksperirnen klasik dalam termodinamika, yang pertama kali dilakukan oleh Joule pada tahun I843, diilustrasikan
dalam Gbr. 4-5. Volume A diberikan tekanan dan volume B dikosongkan. Setelah terjadi kesetimbangan, bukalah katupnya.
Walaupun tekanan dan volume dari gas ideal tersebut telah berubah cepat. temperaturnya tidak berubah. Karena tidak
terjadi perubahan temperatur, tidak terjadi perpindahan kalor ke air. Karena melalui pengamatan tidak terjadi usaha maka
kita menyimpulkan, dari hukum pertama, bahwa energi internal dari suatu gas ideal tidak bergantung pada tekanan atau
volume.
Untuk gas yang demikian, yang berperilaku seperti gas ideal, kita rnemiliki
6tLl -o
d1'lr @.1n
Lt\ - ul (4.1e)
Katup
Untuk suatu C,,(I) yang diketahui integral ini dapat dihitung untuk mengetahui perubahan energi internal pada suatu
interval temperatur untuk suatu gas ideal.
Dernikian juga' dengan menganggap bahr,va entalpi spesifik bergantung pada kedua variabel I dan p, kita
memiliki
no = oa+l,,ar + ar (4.20)
llul,
Kalor spesifik tekanan konstan C, didefinisikan sebagai
oo'il,
= (4.21)
',,
Kembali ke deflnisi entalpi (1.t2), unruk suatu gas icleal kita rnemiliki
h=tt.+Pt,=u+RT (4.22)
di mana kita telah menggunakan persamaan keadaan gas ideal. Karena a hanya merupakan fungsi dari I, kita lihar
balrrva /z juga hanl'a rlerupakan tungsi dari 7 untuk suatu gas ideal. Jadi, untuk suatu gas ideal
0hl
aP lr =r) (4.23'\
dh = Cp tlT (4.24)
Di sepanjang jangkauan temperatur 7, hingea 7" ini diintegrasikan sehingea memberikan
h. - h, = 1,,'' ,, ,, (4.2 5 )
dh=du+d(Py) G.26)
Dengan rnemasukkan hubungan-hubungan kalor spesiflk dan persamaan gas ideal. kita memperoleh
C,,rlT=C,clT+RtlT (4.27)
Co=Cr+R (1.28)
c,= rI r
(4.3 t)
60 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA IBAB 4
Tentu saja, karena R adalah suatu konstanta untuk sebuah gas ideal, rasio kalor spesifiknya akan bergantung hanya
pada temperatur.
Untuk gas, kalor-kalor spesifik meningkat dengan perlahan dengan meningkatnya temperatur. Karena tidak mengalami
perubahan yang signifikan walaupun terjadi perubahan temperatur yang cukup besal C,, dan C, dapat diperlakukan sebagai
konstanta. Untuk situasi-situasi yang demikian
Untuk udara kita akan menggunakafl C,,= 0,717 kJlkg'"C (0,171 Btu/lbm-"R) dan Co = 1,00 kJ/kg.'C (0,24 Btu/lbm.'R),
kecuali jika dinyatakan lain. Untuk memberikan perhitungan yang lebih akurat untuk udara, atau gas-gas lainnya, kita
harus memakai tabel-tabel gas ideal sebagai acuan, sepefti misalnya tabel-tabel dalam Apendiks E, yang memberikan
tabulasi h(T) dan u(T), atat melakukan pengintegrasian dengan menggunakan ekspresi-ekspresi untuk Cr(T) yan9 ada
dalam Tabel B-5.
Kalor spesifik C, untuk zat-zat cair dan padat ditabulasikan dalam Tabel B-4. Karena sangat sulit menjaga volume
konstan sementara temperatur berubah, nilai-nilai C, untuk zat-zat cair dan padat biasanya tidak ditabulasikan; selisih C,
- C,. biasanya sangat kecil. Untuk kebanyakan zat calr nilai kalor spesifiknya relatif tidak sensitif terhadap perubahan
temperatur. Untuk air kita akan menggunakan nilai nominal 4,18 kJ/kg''C (1,00 Btu/lbm-"R). Nilai spesifik untuk es dalam
satuan kJ/kg'"C kira-kira adalah Cr=2,7 + 0,00697, di mana Tdiukur dalam oC; dan dalam satuan Inggris Btu/lbm.'F
nilainya adalah Cp=0,47 + 0,001T, di mana Idiukur dalam oF. Variasi kalor spesiflk terhadap tekanan biasanya sangat
kecil kecuali dalam situasi-situasi tefientu.
coNroH 4'6 Karor spesirik untuk uap --'T:T;;: ditentukan merarui persamaan
ffi nrT:
{a) Berapakah besamya perubahan entalpi antara 300"C dan 700"C untuk 3 kg uap? Bandingkan dengan tabel-tabel uap.
tb) Berapakah nilai rata-rata Crantara 300'C dan 700"C berdasarkan persamaan tersebul dan berdasarkan data tabulasi?
Penyelesaian:
(a) Perubahan entalpi diperoleh sebesar
fT, f700
LH = m J, c, ar = 3 Jno (z.oz + t*f;! )ar = zsos xt
mC^orLT=*l:' Cu dT atau
,""
lf1@
(3X400C-"')
' 3 rw (z.ot
l/'ail = -/,* \
* r,.190)
l4EU /
ar
Besarnya integral telah dihitung dalam bagian (a); jadi kita memperoleh
\
BAB 4I HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 61
CONTOH 4.7 Tentukanlah nilai C, untuk uap pada I = 8ffioF dan P = 800 psia.
Penyelesaian: Untuk meaintukan C, kita menggunakan aproksimasi selisih-rtnit (finite-difference approxiftlation)
terhadap (4.2). Kita gunakan entri-entri di I = 900'F dan I = 700'F, yang memberikan pendekatan yang lebih baik terhadap
kemiringan kurva dibandingkan dengan menggunakan nilai-nilai di I = 800"F dan 750'F atau di 900'F dan 800"F. Tabel C-3
memberikan kita
145s'6-:J338'0
c, =- ff- = 0,588 Btu/lbm-'F
Gambar 4-6 menunjukkan mengapa lebih baik menggunakan nilai-nitai di kedua sisi dari posisi yang diinginkan. Jika
nilai-nilai di 900"F dan 800'F yang digurakan (selisih maju), C, menjadi terlalu rendah. Jika nilainilai di 800'F dan 750"F
yang digunakan (selisih mundur), C, menjadi terlalu tinggi. Jacii, nilai ke depan maupun ke belakang (selisih telrgah) dua-
duanya harus digunakan, sehingga niemberikan pendekatan yang lebih akurat terhadap kemiringal kurva.
CONTOH 4.8 Tentukanlah perubahan entalpi untuk 1 kg nitrogen yang dipanaskan dari 300 ke 1200 K dengan (a) menggunakan
tabel-tabel gas. {b) mengintegrasikan Co(D dan (c) mengasumsikan [aloi spesifik konstan. Cunakan M = 28 kg/kmol.
Penyelesaian:
la) Dengan menggunakan tabel gas dalam Apendiks E. perubahan entalpi ditentukan sebesar
M = 36 77'7 - 8723 = 28 054 kJlkmol atau 28 054128 = 1002 kJlkg
(b\ Ekspresi untuk Co(?") diperoleh dalam Tabel B-5. Perubahan entalpinya adalah
' r l)00
l'---t,rr1.5/T\2,rr3l
L,h=Jl:.o st2,ie\rm) '' +to'72.7 (,#) '-820.4 (,60)']r,
[:o.oo-
= (39.06rrt200 -300) - lst2.ist (#0.),r2-o.s -3-{.s)
\ vlv/
h
Kemiringan terlalu tinggi
(C p = 0,602)
Keminngingan
t455,6 terlalu rendah
(Cp = 0,514)
1398,2
Untuk suatu gas yang mendekati gas ideal, energi internal bergantung hanya pada temperatur sehingga AU = 0 untuk
suatu proses isotermal; untuk proses demikian
.Q=W (4.3 s)
Dengan menggunakan persamaan gas ideal PV = mRT, besarnya usaha untuk suatu proses kuasi-kesetimbangan diperoleh
sebagai
f\, f\, Pf
w=J, Pdv=nnrJ,, ff = mRr," ;i = mnr n (4.36)
Q= LU G3n
Jika nilai-nilai tabulasi tersedia untuk suatu zat, kita dapat langsung menentukan AU. Untuk suatu gas, yang didekati
sebagai gas ideal, kita harus memperoleh
(4.38)
e=m[r,",,o,
atau, untuk suatu proses di mana C" pada intinya adalah konstan,
Q=mC,LT (4.3e)
Jika terdapat usaha non kesetimbangan. seperti misalnya usaha oleh roda dayung, usaha tersebut harus diperhitungkan
dalam hukum penama.
persamaan (4.39) menjadi alasan pemberian'nama "kalor spesilik" untuk C,,. Secara historis, persamaan ini digunakan
untuk mendeflnisikan C,; jadl, parameter ini didefiniskan sebagai besarnya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur
dari satu satuan zat sebesar satu derajat dalam suatu proses volume konstan. Para ilmuwan masa kini lebih menyukai
deflnisi C" dalam pengertian propefii-properti, tanpa mengacu kepada perpindahan kalor, seperti dalam(4.16).
Q=MI (4.40)
Jadi, perpindahan kalor untuk proses demikian dapat dengan mudah ditentukan melalui nilai-nilai tabulasi, jika
tersedia.
Untuk suatu gas yang berperilaku sebagai gas ideal. kita memiliki
fr,
Q=n,J,, crdr (4.4 1)
Untuk suatu proses yang melibatkan gas ideal di mana C. adalah konstan ini menghasilkan
Q = ntC. LT (4.42)
Untuk suatu proses non kesetimbangan usaha harus diperhitungkan langsung di dalam hukum pefiama dan tidak
dapat diekspresikan sebagai P(Vz - V,). Untuk proses yang demikian (.4.40) tidak berlaku.
BAB 4I HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 63
Proses Adiabatik
Ada banyak contoh proses di mana tidak terjadi, atau sedikit sekali terjadi, perpindahan kalor, mis. kompresi udara
dalam sebuah mesin mobil atau pembuangan nitrogen dari sebuah tangki nitrogen. Akan tetapi, studi terhadap proses-
proses yang demikian seringkali ditunda sampai setelah pembahasan mengenai hukum kedua termodinamika. Penundaan
tersebut tidak perlu, dan karena pentingnya proses adiabatik kuasi-kesetimbangan, kita akan membahasnya di sini.
Bentuk diferensial dari hukum pertama untuk proses adiabatik adalah
-dv, = du (4.43)
jadi, untuk proses kuasi-kesetimbangan, dengan menggunakan dw = P dv untuk mengeliminasi moda-moda usaha non
kesetimbangan.
du+Pdv=0 (4.44)
Penjumlahan kuantitas-kuantitas diferensial di sebelah kiri merepresentasikan suatu diferensial sempurna yang akan kita
berikan lambang dtlt,dimana rp adalah sebuah properti dari sistem yang dimaksud. Ini memiliki kesamaan dengan alasan
mendelinisikan entalpi ll sebagai sebuah propeni. Karena
dtp+dtr +Ptlv (4.45)
merupakan suatu properti dari sistem, properti ini terdefinisikan untuk proses-proses selain proses adiabatik kuasi-
kesetimbangan.
Marilah kita selidiki proses adiabatik kuasi-kesetimbangan ini untuk sebuah gas ideal dengan kalor-kalor spesifik
yang konstan. Untuk.suatu proses yang demikian, (4.44) mengambil bentuk
Dengan mengasumsikan C" konstan, persamaan ini diintegrasikan antara keadaan 1 dan 2 untuk memberikan
C T. r'.
(4.48)
ota,--'n',
yang dapat dituliskan dalam bentuk
dengan mengacu pada (.4.3 l':r. Dengan menggunakan hukum gas ideal, ini dapat dituliskan sebagai
Akhirnya, ketiga hubungan di atas dapat dituliskan dalam bentuk-bentuk umum, tanpa mengacu ke titik-titik tertentu
Untuk proses adiabatik kuasi-kesetimbangan yang melibatkan gas ideal dengan C, dan C, yang konstan, kita memiliki
Untuk suatu zat yang tidak berperilaku selayaknya suatu gas ideal, kita harus menggunakan tabel-tabel. Untuk proses
yang demikian kita kembali ke \4.45) dan mengenali bahwa drt = 0, atau V = konstan. Kita tidak memberikan nama
khusus kepada properti r!,tapr seperti yang akan kita lihat dalam Bab 7, fungsi 4t adalah konstan ketika kuantitas yang
dilambangkan dengan s, entropi, memiliki nilai konstan. Jadi, ketika menggunakan tabel-tabel, proses adiabatik kuasi-
kesetimbangan antara keadaan I dan 2 mengharuskan sl = .rr.
Proses Politropik
Pengamatan yang seksama terhadap proses-proses kuasi-kesetimbangan khusus yang dibahas dalam bab ini menunjukkan
bahwa setiap proses dapat diekspresikan sebagai
dengan pengecualian bahwa (4.36) digunakan jika ru = 1. Perpindahan kalor diperoleh dari hukum pertama.
Setiap proses kuasi-kesetimbangan diasosiasikan dengan suatu nilai ,? tertentu sebagai berikut:
Isotermal: n = I
Volumekonstan: n=@
Tekanankonstan: n=0
Adiabatik: n = k
Proses-proses ini ditunjukkan pada diagram (ln P) vs. (ln I
dalam Gbr. 4-'7. Kemiringan setiap garis lurus adalah pangkat
pada V dalam (4.52). Jika kemiringannya bukan oo, k, I
atau nol. maka proses yang dimaksud dapat disebut sebagai
proses politropik. Untuk proses yang demikian persamaan-persamaan (4.49), (4.50) atau (.4.51) dapat digunakan dengan
hanya menggantikan k dengan n; ini sangat memudahkan dalam proses-proses di mana terjadi perpindahan kalor tapi
temperatur, tekanan, ataupun volumenya tidak dijaga konstan.
CONTOH 4.9 Tentukanlah perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan dari uap dengan kualitas ?0 persen
dari 200 menjadi 800 kPa, sementara volumenya dijaga konstan pada 2 m3. Asumsikan proses kuasi-kesetimbangan.
Penyelesaian: Untuk proses.volume konstan kuasi-kesetimbangan ini besamya usaha adalah nol. Hukum pertama
disederhanakan menjadi Q = mluz- z,). Massa diperoleh sebesar
Perhatikan bahwa ekstrapolasi diperlukan karena temperatur pada keadaan 2 melampaui nilai temperatur maksimum 800oC
dalam tabel tersebut. Jadi besarnya perpindahan kalor adalah
CONTOH 4.10 Suatu rangkaian piston-silinder berisi 0O2 m3 udara pada 50'C dan 400 kPa. Kalor ditambahkan sebesar 50
kJ dan usaha dilakukan oleh sebuah roda dayung hingga temperatur mencapai 700'C. Jika tekanan dijaga konstan berapakah
besarnya usaha oleh roda dayung yang harus ditambahkan ke udara? Asumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
\
BAB 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 65
1o,,
I
,u.LX?*,--
rendah r
Batas
,r^ srstem
memungkinkan kita untuk melakukan perhitungan yang diperlukan ini. Untuk kebanyakan aplikasi yang akan kita bahas,
akan cukup memadai untuk mengasumsikan aliran tunak (steady) (variabel-variabel aliran tidak berubah terhadap waktul
dan aliran seragam (kecepatan, tekanan dan densitas memiliki nilai konstan di seluruh daerah perpotongan). Situasi-situasi
tak-seragam, tak-tunak yang umum dibahas secara lebih mendalam dalam mekanika fluida.
Persamaan Kontinuitas
Perhatikan sebuah volume kontrol umum dengan luas A, , di mana fluida masuk dan luas A, di mana fluida keluar,
seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-9. Volume ini dapat memiliki bentuk apapun dan berapapun jumlah area masuk
dan keluar, tapi kita akan menurunkan persamaan kontinuitas dengan menggunakan geometri yang ditunjukkan. Kekekalan
massa mengharuskan
Massa yang melintasi luas A selama interval waktu A/ dapat diekspresikan sebagai pA'lt Lt, di mana 1/ A/ adalah
jarak yang ditempuh partikel-partikel massa dan A'V At adalah volume yang tersapu oleh parlikel-partikel massa. Dengan
demikian persamaan (4.54) dapat dituliskan dalam bentuk
(4 55\
prAt'L,t Lt - p.Arl, Lt = Lmr.,.
di mana kecepatan'L/l dan 1,! masing-masing memiliki arah tegak lurus terhadap luas A, dan A,. Kita telah mengasumsikan
bahwa kecepatan dan densitas memiliki nilai seragam di seluruh kedua luas tersebut.
Jika kita membagi dengan Ar dan menjadikan Ar -r 0, hasilnya adalah derivatif dan kita memperoleh persamaan
kontinrritas,
dm
PtAlr=PzAzl ,= (4.s6)
,l'r'
Untuk situasi aliran tunak,'di mana massa dalam volume kontrol tetap konstan, persamaan kontinuitas disederhanakan
menjadi
yang akan digunakan dalam soal-soal yang melibatkan aliran yang masuk dan keluar dari berbagai jenis alat.
Kuantitas massa yang melintasi suatu luas per detik disebut sebagaifluks massa rh dan memiliki satuan kg/s (lbm/sec).
Ini diberikan melalui ekspresi
7iy = pAT (4.s8)
Kuantitas AT = i seringkali disebut sebagai laju aliran dengan satuan m3/s (ft3/sec).
P,A,
P,A,
t\W,
t----
Jika kecepatan dan densitas tidak seragam di seluruh area masuk dan keluar, variasi di seluruh area tersebut harus
diperhitungkan. Ini dilakukan dengan mengenali bahwa massa yang mengalir melalui suatu luas diferensial dA per detik
diberikan oleh pt' dA, jlka t/tegak lurus terhadap dA. Dalam kasus ini (4.58) diganrikan oleh rh = [e p1/ dA. Perhatikan
bahwa untuk aliran inkompresibel (p = konstan) (4.58) berlaku terlepas dari distribusi kecepatannya, hanya jika tz diartikan
sebagai kecepatan normal rata-rata di seluruh luas A.
CONTOH 4.12 An mengalir dalam sebuah pipa yang diametemya berubah dari 20 menjadi 40 mm. Jika di datam bagian
berdiameter 20 mm air memiliki kecepatan 4O m/s. ienrukanlah kecepatannya di dalam tagian 40 mm. Hitung luga i'uts
massanya.
Pinyelesaian: Persamaan kontinuitas (4.5h digunakan. Hasilnya, dengan menggunakan p, - p2. adalah
A,U, = A,U,
["rf4] uot =nto.:q' r, .',7" = 10 n/s
Persamaan Energi
Perhatikan lagi suatu volume kontrol umum yang digambarkan dalam Gbr. 4-10. Hukum perlama termodinamika
untuk volume kontrol ini dapat dinyatakan sebagai
Usaha W terdiri dari dua bagian: usaha yang disebabkan oleh tekanan yang dibutuhkan untuk menggerakkan fluida,
kadang-kadang disebut usaha alira,n, dan usaha yang dihasitkan dari pelputaran poros, yang disebut usaha poros I/r. Ini
Jiekspresikan sebagai
di mana PA adalah gaya tekanan dan 'L' A/ adalah jarak pergerakannya selama interval waktu Ar. Tanda negatif yang
dihasilkan adalah karena usaha yang dilakukan pada sistem adalah negatif pada saat menggerakkan fluida ke dalam
r olume kontrol.
Energi E terdiri dari energi kinetik. energi potensial dan energi internal. Jadi,
1.
E=+m1 '+tngz+tnu \4.61)
Selanjutnya hukum pertama dapat dituliskan sebagai
lq,2
P,\
Q-ws=r,r\i +822+u2+6)- ml 4!r" (4.63)
dt
o=* w-=y
rn/ 7i1 = pAL, (4.64)
Untuk aliran tunak, yang merupakan situasi yang sering dijumpai, persamaan energi menjadi
& )
68 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA IBAB 4
di mana entalpi dari (4.12) telah dimasukkan. Ini adalah bentuk yang paling sering digunakan untuk gas atau uap yang
mengalir.
Seringkali perubahan-perubahan energi kinetik dan energi potensial dapat diabaikan. Maka hukum pertama
disederhanakan menjadi
Q-ws=rh(hz-h) (4.66)
atau
Q-ws=hz-ht u.6n
Di mana q = Q / rh dan w, = I4l, / m. Bentuk persamaan energi yang sederhana ini ternyata dapat diaplikasikan dalam
banyak kasus.
Untuk volume kontrol yang dialiri cairan, paling mudah untuk kembali ke (4.63). Untuk aliran tunak dengan p, =
pt = p, dengan mengabaikan perpindahan kalor dan perubahan energi internal, persamaan energi mengambil bentuk
Ini adalah bentuk yang digunakan untuk pompa atau hidroturbin. Jika Qdan Lutidak nol, tambahkan saja.
:r-r ideal, maka persamaan-persamaan yang tepat dapat digunakan; jika tidak, nilai-nilai tabulasi harus digunakan, seperti
=rsalnya tabel-tabel untuk uap. Untuk gas-gas nyata yang tidak berperilaku seperli gas ideal, perhitungan-perhitungan
::pat dilakukan melalui persamaan-persamaan khusus; beberapa di antaranya akan dibahas dalam sebuah bab terpisah.
Seringkali perpindahan kalor dari suatu alat atau perubahan energi internal lintas suatu batas, seperti misalnya aliran
'. ins melewatisebuah pompa, tidak diinginkan. Untuk situasi-situasi demikian, perpindahan kalor dan perubahan energi
::temal dapat digabungkan sebagai kerugian-kerugian (iosses). Dalam sebuah jalur pipa kerugian-kerugian yang terjadi
:rsebabkan oleh gesekan; dalam sebuah pompa sentrifugal, kerugian-kerugian yang terjadi disebabkan oleh pergerakan
:uida yang kurang baik di sekitar bilah-bilah yang berputar. Pada banyak peralatan kerugian-kerugian dimasukkan ke
:alam faktor efisiensi dari alat yang dimaksud. Ilustrasi di bawah ini memberikan beberapa contoh.
Perubahan-perubahan energi kinetik atau energi potensial seringkali dapat diabaikan jika dibandingkan dengan faktor-
iaktor lainnya dalam persamaan energi. Perubahan-perubahan energi potensial biasanya diperhitungkan hanya dalam
.ituasi-situasi yang melibatkan cairan dan di mana area masuk dan keluarnya dipisahkan oleh suatu jarak vertikal yang
,-ukup besar. Aplikasi-aplikasi berikut akan memberikan ilustrasi mengenai poin-poin di atas.
di mana lokasi 1 terletak-di hulu dan lokasi 2 di hilir. Kebanyakan katup merupakan katup-katup pengatur, di mana
persamaan energi memiliki bentuk (4.69). Katup-katup ini juga banyak digunakan dalam lemari-lemari pendingin di
mana penurunan tekanan yang seketika mengakibatkan terjadinya perubahan fase pada zat kerja yang digunakan. Proses
pengaturan ini sebanding dengan ekspansi seketika yang digambarkan dalam Gbr. 3-5b.
CONTOH 4.13 Uap memasuki sebuah karup pengatur pada 8000 kPa dan 300"C dan keluar pada tekanan 1600 kPa. Tentukanlah
temperatur dan volume spesiflk akhir dari uap.
Penyelesaian: Entalpi dari uap pada saat masuk diperoleh dari tabel uap superheat sebesar ht = 2785 kJ/kg. Ini harus
sama dengan entalpi pada saat keluar sebagaimana diharuskan oleh (4.69) Uap yang keluar berada dalam daerah kualitas,
karena pada 1600 kPa hr = 2794 kJ/kg. Jadi temperatur akhirnya adalah T, = 20 1.4'C.
Untuk menentukan volume spesifiknya kita harus mengetahui kualitasnya. lni diperoleh dari
h, = ht + xrhrr 2'785 = 859 + 1935;r, = 0,995
'z
Maka volume spesifiknya adalah v, = 0,0012 + (0,995)(0,1238 - 0,0012) = O,1232 mllkl
di mana I/, memiliki nilai negatif untuk kompresor dan positif untuk turbin gas atau uap. Jika terjadi perpindahan kalor,
mungkin dari fluida bertemperatur tinggi, tentu saja faktor tersebut harus diperhitungkan di dalam persamaan di atas.
Untuk cairan, seperti misalnya air, jika perubahan-perubahan energi kinetik dan potensial diabaikan, persamaan energi
(4.68t menjadi
70 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA [BAB.l
P.- Pt
-N't = (4.71)
p
CONTOH 4.14 Uap masuk ke dalam sebuah turbin pada 4000 kPa dan 500'C. dan keluar seperti ditunjukkan dalam Gbr.
4-13. Untuk kecepatan masuk sebesar 200 m/s hitunglah keluaran daya turbin tersebut. (a) Abaikanlah perpindahan kalor dan
perubahan energi kinetik. tb) Tunjukkanlah bahwa perubahan energi kinetik dapat diabaikan.
dr=50mm
P" = 80 kPa
'rdz = 250
1'9
mm
=
Gbr. 4'13
Penyelesaian:
(a) Perri-uan energi dalam bentuk (4.70) adalah - Wr= (hr- h.) i1. Kita memperoleh lrl sebesar
h = O,A, 1,, = r, ^
r , r(0.025. t2t 200 - T.J.fr
.' nl rr 45M Nti/Jr
kplc,
I- "-- -
-0.0g-64-3
Nilai-nilai entalpi diperoleh dari Tabel C-3 sebesar
LKE
lu? - t,l\
6t\"r")=,o.roor(rs:':-- 200':)
= - 6250 rrs atau -6.25 kr/s
=
Nilai ini lebih kecil dari 0.1 persen dari perubahan entatpi sehirgga memang dapat diabaikan. Perubahan-perubahan energi
kinetik biasanya diabaikan dalam analisis turbin.
CONTOH 4.15 Tentukanlah kenaikan tekanan maksimum di dalam pompa l0 hp yang ditunjukkan dalam Gbr 4-14. Kecepatan
masuk dari air adalah 30 fusec.
\ Permukaan
dr= / kontlol
,L'I
Gbr. !-r-
uur' 4'14
Penyelesaian: Kita gunakan persamaan energi (4.68). Dengan mengabaikan perpindahan kalor dan mengasumsikan
tidak terjadi kenaikan energi internal, kita dapat menentukan kenaikan tekanan maksimum. Jika perubahan energi potensial
diabaikan, persamaan energi menjadi
BAB 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 1l
) -,r\
-W,=titlP2:'*';
''r \ p 2
^''l t
Kecepatan 1/, diberikan dan 1! diperoleh melalui persamaan kontinuiras sebagai berikut:
T (l'5)2
p,A,rt, = prAr1,/, L 4 J-(30) = + u2
[ry"] :.,1/2= 13,33 ftlsec
Maka dengan menggunakan p -- 62.4 lbm/ft3. fluks massa. yang diperlukan di dalam persamaan energi. adalah
di mana faktor 32.2 lbm-ft/sec2-lbf diperlukan untuk mengkonversikan faktor energi kinetik ke dalam satuan yang benar.
Prediksi kenaikan tekanannya adalah
Pr- P, = \62.4\
ttg, '#ftff] = 34,310 lbr/rtz atau 238,3 psi
Perhatikan bahwa dalam contoh ini suku-suku energi kinetik dipertahankan karena adanya perb'edaan antara luas masuk dan
keluar; jika faktor ini diabaikan, kesalahan yang terjadi hanyalah sekitar 2 persen. Dalam kebanyakan aplikasi luas masuk dan
keluar biasanya siuna sehingga Vr= Vr'. tapi bahkan dengan adanya perbedaan luas sekalipun. seperti di dalam contoh ini,
perubahan-perubahan energi linetit dalim pompa atau turbin biasanya diabaikan dan G.7 digunakan. ll
Berdasarkan intuisi kita memperkirakan bahwa nozel memiliki luas yang makin mengecil searah dengan aliran dan
difuser memiliki luas yang makin membesar searah dengan aliran. Memang demikian adanya untuk aliran subsonik di
mana 1./ < vERT. Untuk aliran supersonik di mana 't' > ,l kRT yang terjadi adalah kebalikannya; nozel memiliki luas yang
makin membesar dan difuser memiliki luas yang makin mengecil. Ini ditunjukkan dalam Gbr. 4-15.
Ada tiga persamaan yang dapat digunakan untuk aliran nozel dan difuser; energi, kontinuitas dan sebuah persamaan
proses, seperti misalnya untuk aliran adiabatik kuasi-kesetimbangan. Jadi, kita dapat memiliki tiga variabel yang tidak
diketahui di daerah keluar, jika kondisi-kondisi masuknya diberikan. Dalam aiiran supersonik dapat pula terjadi gelombang-
gelombang kejut atau aliran-aliran "tercekik" ("choked'). Aliran-aliran yang rumit seperti ini dibahas dalam bidang studi
mekanika fluida. Di sini kita hanya akan membahas situasi-situasi yang lebih sederhana.
Nozel Difuser
(a) Aliran subsonik (b) Aliran supersonik
CONTOI{ 4.16 Udara mengalir melalui sebuah noze} supersonik yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-16. Kondisikondisi masukaya
adalah 7 kPa dan 420'C. Diameter keluar nozel diahr sedemikian rupa sehingga diperoleh kecepatan keluar sebesar ?00 m/s.
Hitunglah (a) temperatur keluar. (D) fluks massa dan (c) diameter keluar. Asumsikan aliran adiabatik kuasi-kesetimbangan.
Gbr.4'16
Penyelesaian:
(a) Untuk menentukan temperatur keluarnya kita menggunakan persamaan energi (4.72). Dengan menggunakan Aft =
cpLT.
tt u:
,*CoTr=f+CoT2
Maka, dengaa menggunakan Ce = 1001 ffkC'K, kita peroleh
_ t'l - u2 _
T2=
E
* r, = =ffiffi
4662 71X12
+ 420 = 255"C
(,) Untuk meoentukan fluks massanya kita harus mengetahui densitas di posisi masuk. Dari kondisi-kondisi masuk yang
diberikan kita memitiki
o'=&= 7){6e3) =
0,03520 kg/nf
,, - Prdlu,. (o,o352xo,22x4oo)
"r- plr' - (0,01?84X700) = 0,O451 :.d, = 0,212 m atau 212 nm
AQ
,n.r ,,,
------.I-=-=-=-= _ ^
lh.
--JI
CONTOH 4.17 Suatu cairan mengalir pada 100 kg/s memasuki sebuah alat penukar kalor pada 450"C dan keluar pada
350'C. Kalor spesifik dari cairan tersebut adalah 1.25 kJ/kg."C. Air masuk pada 5000 kPa dan 20'C. Tentukanlah fluks massa
minimum dari air sehingga tidak seluruhnya menguap. Abaikan penurunan tekanan di sepanjang alat. Selain itu. hitung juga
laju perpindahan kalor.
Penyelesaian: Kita gunakan persamaan energi 4.74) sebagai ti"t,(hil - h,2l = tix*(h*2 - h,,,), atau
tilrcp(Trt - Trrl = ti1*(h^2- h.)
Dengan menggun*kaa nilai-nilai yang diberikan, kita memiliki (gunakan Tabel C-4 untuk memperoleh lr,1)
dalam sebuah pembangkit daya, atau ke bentuk mekanik, sepefli misalnya yang dilakukan dalam sebuah mobil. Secara
umum, konversi-konversi energi yang demikian diperoleh melalui sebuah siklus daya. Salah satu siklus demikian ditunjukkan
dalam Gbr. 4-18. Dalam boiler (sebuah penukar kalor) energi yang tersimpan dalam bahan bakar dipindahkan melalui
kalor ke air yang masuk, sehingga menyebabkan uap bertekanan tinggi keluar dan masuk ke turbin. Sebuah kondensor
(sebuah penukar kalor lainnya) melepas kalor dan sebuah pompa menambah penumnan tekanan melervati turbin.
Energi yang dipindahkan ke fluida kerja di dalam boiler dalam siklus daya sederhana dalam Gbr. 4-18 adalah energi
yang tersedia untuk konversi menjadi usaha yang dapat digunakan; ini adalah energi yang harus dibeli. Efisiensi termal
q didelinisikan sebagai rasio antara usaha netto yang dihasilkan terhadap masukan energi. Dalam siklus daya sederhana
yang dibahas rasio ini adalah
n=-
w,-w,
'o^ (4.76)
Dalam pembahasan mengenai hukum kedua termodinamika nanti. kita akan menunjukkan bahwa terdapat suatu limit
atas untuk elisiensi termal dari suatu siklus daya terlentu. Terlepas dari itu. efisiensi termal merupakan suatu kuantitas
yan-e ditentukan semata-mata hanya oleh pertimbangan-pertimbangan energi hukum pertama.
Komponen-komponen lain dapat digabungkan dalam suatu rangkaian seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-19,
lang menghasilkan sebuah siklus refrigerasi. Kalor dipindahkan ke fluida kerja (refrigeran) di dalam evaporator (suatu
penukar kalor). Fluida kerja kemudian ditekan oleh kompresor. Kalor dipindahkan dari fluida kerja di dalam kondensor
dan kemudian tekanannya diturunkan secara tiba-tiba di dalam katup ekspansi. Siklus refrigerasi dapat digunakan untuk
menambahkan energi ke sebuah benda (perpindahan kalor Q) atau dapat digunakan untuk mengambil energi dari sebuah
benda (perpindahan kalor 0a)
Perhitungan efisiensi termal dari suatu siklus refrigerasi tidak diperlukan karena objektifnya adalah tidak untuk
melakukan usaha tapi untuk melakukan perpindahan kalor. Jika kita mengambil energi dari sebuah benda, tujuan kita
adalah untuk menciptakan perpindahan kalor maksimum dengan input kerja yang minimum. Untuk mengukurnya, kita
mendeflnisikan koefisien kinerja (coeJficient of perfurmance - COP) sebagai
o_ o-
coP - -.:4,
w = g.7n
comp a",- O"
Jika kita menambahkan energi ke sebuah benda, tujuan kita adalah, sekali lagi, untuk melakukannya dengan input usaha
r an,e minimum. Dalam kasus ini koeflsien kinerjanya didefinisikan sebagai
coP =
o- = b-
4l8t
w}o +l o,
Sebuah benda yang dapat dioperasikan dengan objektif yang kedua ini disebut pompa ktlor; disebut refrigerator hanya
jika dioperasikan dengan objektif yang pertama.
Seharusnya dapat jelas dilihat dari definisi-deflnisi yang diberikan bah'"va efisiensi termal tidak dapat menjadi lebih
besar dari satu tapi koefisien kinerja dapat menjadi lebih besar dari satu. Jelaslah bah"va objektif dari seorang insinyur
Itdalah untuk memaksimalkan salah satu di antara keduanya dalam sebuah rancangan. Efisiensi termal dari sebuah
B\B 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 75
pembangkit daya adalah sekitar 35 persen; efisiensi termal dari sebuah mesin mobil adalah sekitar 20 persen. Koefisien
kinerja dari sebuah refrigerator atau pompa kalor berkisar antara 2 sampai 6, di mana pompa kalor memiliki nilai-nilai
r ang lebih besar.
CONTOH 4.18 Uap meninggalkan boiler dari suatu siklus daya uap sederhana pada 4000 kPa dan 600'C. Uap tersebut keluar
dari rurbin pada 20 kPa sebagai uap jenuh. Uap kemudian keluar dari kondensor sebagai air jenuh. (Lihat Cbr. 4-20). Tentukan
efisiensi termalnla jika tidak terjadi penurunan tekanan di sepanjang kondensor dan boiler.
Penyelesaian: Untuk menentukan efisiensi termal kita harus menghitung kalor yang dipindahkan ke air di dalam boiler.
usaha yang dilakukan oleh turbin dan usaha yang dibutuhkan oleh pompa. Kita akan melakukan perhitungan untuk I kg uap
karena massanya ridak diketahui. Perpindahan kalor boiler adatah. dengan mengabaikan perubahan-perubahan energi kinetik
dan polensial. Qs = ht - irr. Untuk mencari lz, kita asumsikan bahwa pompa hanya menaikkan tekanan saja Uihat t4.71)l:
a000 kPa C
20kfa
61
v x= I
4000 kPa
o^
Gbr. 4-20
di mana h, diasumsikan sebagaimana yang dimiliki air jenuh pada 20 kPa. Dari tabel uap, kita mendapatkdn hr= 3647 ktlkg.
Hasilnya
Catat bahwa usaha yang dilakukan pompa bisa diabaikan tanpa perubahan yang berarti pada hasil akhirnya.
-{liran Transien
Jika asumsi aliran tunak yang disebutkan sejauh ini tidak berlaku, maka ketergantungan berbagai properti terhadap
riaktu harus diperhitungkan. Pengisian sebuah tangki kokoh dengan gas dan pelepasan gas dari sebuah tangki bertekanan
merupakan contoh-contoh yang akan kita bahas.
Persamaan energinya dituliskan sebagai
o- w, =
+ . + szz + r,) - *, (4.79)
",(':
Kita akan menganggap bahwa faktor-faktor energi kinetik dan potensial dapat diabaikan sehingga E..u hanya terdiri dari
energi internal. Soal pefiama yang ingin kita pelajari adalah pengisian sebuah tangki kokoh, seperti yang digambarkan
dalam Gbr. 4-21. Tangkr tersebut hanya memiliki satu lubang masuk. Tanpa adanya usaha poros persamaan energi
Jisederhanakan menjadi
O= * erm) - h, h, (4.80)
16 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA IBAB 4
Di mana m adalah massa dari volume kontrol Jika kita kalikan persamaan tersebut dengan dt dan mengintegrasikannya
dari suatu waktu awal /, ke suatu waktu akhir t, kita memiliki
Q=uflr-u,m,-mrh, (4.81)
di mana
ml = massa yang masuk i
' frl = massa akhir dalam volume kontrol
fri = Inassa awal dalam volume kontrol
Selain itu, untuk proses pengisian ini entalpi ft, diasumsikan konstan di seluruh interval waktu.
Persamaan kontinuitas untuk situasi aliran tak-tunak mungkin diperlukan dalam proses penyelesaiannya. Karena
massa akhimya adalah sama dengan massa awal ditambah dengan massa yang masuk, ini diekspresikan sebagai
mf=mi+ml (4.82)
Selanjutnya perhatikan pengosongan tangki bertekanan. Soal ini lebih rumit daripada pengisian tangki karena properti-
properti di daerah keluar tidak konstan di seluruh interval waktu yang diinginkan; kita harus memperhitungkan variasi
variabel-variabel terhadap waktu. Kita akan mengasumsikan tangki yang terinsulasi, sehingga tidak terjadi perpindahan
kalor, dan sekali lagi mengabaikan energi kinetik dan energi potensial. Dengan mengasumsikan tidak adanya usaha poros,
persamaan energi menjadi
Kita akan mengasumsikan bahwa gas keluar melalui sebuah bukaan katup yang kecil, seperti ditunjukkan dalam Gbr.
4-22. Tetap di bagian hulu dari katup terdapat luas A, dengan properti-properti Pr, v, dan ur. Kecepatan di daerah keluar
ini diasumsikan cukup kecil sehingga P2,v2dan u, kira-kira sama dengan kuantitas-kuantitas di dalam volume kontrol.
Dengan menggunakan asumsi ini (4.85) meniadi
mC, dT = RT dm (4.88)
$ar-a*
R T_M
(4.8e)
vang dapat diintegrasikan dari keadaan awal, yang ditandai dengan subskrip l, ke keadaan akhir, yang ditandai dengan
subskrip I Diperoleh hasil
CT,m' r)
(4.90)
O',, 1-t mi, atau
",r,=l?)"r
di mana kita telah menggunakan CJR = ll(k - 1); lihat (4.31). Dalam bentuk rasio tekanan, (4.50) memungkinkan kita
untuk menuliskan
(4.e1)
.r',=(?,)'r
18 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA [BAB 4
143,0 kg
Seseorang yang dengan tidak sengaja terkena aliran gas dari sebuah tangki bertekanan akan mengalami pembekuan (yang
dapat ditangani seperti luka bakar).
Dengan bergeraknya piston di dalam air, terjadi usaha yang disebabkan oleh kekuatan tumbukan yang bergerak bersama
dengan piston. Besamya usaha yang dilakukan adalah sama dengan perubahan energi kinetik, yaitu.
w = mt, =
| (;) (1500)(30), = 675 ooo r
Hukum pertama untuk sebuah siklus mengharuskan kalor sebesar ini dipindahkan dari air untuk mengembalikannya ke temperatur
awalnya: jadi Q = 675 kJ.
4.2 Sebuah piston bergerak ke atas sejauh 5 cm sementara kalor sebesar 200 J ditambahkan (Gbr. 4-23). Hitunglah perubahan energi
internal dari uap jika pegas pada awalnya tidak teregang.
l- 20 cm------>i
Gbr. 4-23
Usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat beban dan menekan pegas adalah
w = (ms) 6 +
|rt + @,,*)(A)(h)
Hukum pertama untuk suatu proses tanpa perubahan energi kinetik atau potensial adalah
O-W=A,U
Jadi, kita memperoleh LU = 200 - 250 = - 50 J.
4.3 Sebuah sistem melalui sebuah siklus yang terdiri dari tiga proses yang tertera dalam tabel. Hitunglah nilai-nilai yang masih hilang.
Semua kuantitas memiliki satuan kJ.
Proses o w AE
2+3 b -50 c
Gunakan hukum pertama dalam bentuk Q - W = LE. Jika diaplikasikan pada proses 1 - 2, kita memperoleh
a - 100 = 100 .'.4 = 200 kJ
Makausahanettonyaadalahll4z=Wrz+Wz_t*Wt_t=100-50+300=350kJ.Hukumpertamauntuksebuahsiklus
mengharuskan
Q.-,-4t=LU=Ilt-Ilz
Oleh karena, Q, r = + 36 kJ, di mana tanda positif mengindikasikan bahwa kalor harus dipindahkan ke baterai.
4.5 Sebuah kulkas diletakkan di dalam sebuah ruangan yang terinsulasi; kulkas tersebut memiliki sebuah motor 2 hp yang menggerakkan
sebuah kompresor. Selama selang waktu 30 menit kulkas tersebut menghasilkan pendinginan sebesar 5300 kJ di ruang yang
didinginkan dan pemanasan sebesar 8000 kJ dari koil-koil yang terletak-di belakang kulkas tersebut. Hitunglah kenaikan energi
intemal di dalam ruangan tersebut.
Dalam soal ini kita memperlakukan ruangan yang terinsulasi tersebut sebagai sistem. Kulkas hanyalah merupakan sebuah
komponen di dalam sistem tersebut. Satu-satunya perpindahan energi yang melintasi batas sistem terjadi melalui kabel-kabel
listrik dari kulkas tersebut. Untuk ruangan yang terinsulasi (Q = 0) hukum pertama memberikan
gf-w=tu
Jadi, AU = -(-2 hp)(0,7a6 kWhp) (1800 s) = 2686 kJ
4.6 Sebuah volume 2 ft3 yang kokoh berisi air pada 120"F dengan kualitas sebesar 0,5. Hitunglah temperatur akhirnya jika kalor
sebesar 8 Btu ditambahkan.
Hukum pertama untuk suatu proses mengharuskan bahwa Q * W = m Aa. Untuk menghitung massanya, kita harus
menggunakan volume spesifik sebagai berikut:
.* =- v1:--
.'.m =
2
= 0.0197 lbm
l.lJ
Untuk sebuah volume kokoh usaha yang dilakukan adalah nol karena volumenya tidak berubah. Jadt, Q = m Lu. Nilai dari energi
internalnya adalah
Nilai ini lebih kecil dari ur; oleh karena itu, keadaan 2berada dalam daerah basah dengan vz = 101,5 ft3/lbm. Ini memerlukan
prosedur coba-coba untuk menentukan keadaan 2:
At 7 = l40oF:
Jelaslah bahwa keadaan 2 terletak antara 140"F dan 150'F. Karena kualitas tidak sensitif terhadap energi internal, kita mencari
I, sehingga vs = 101,5 ft3/lbm:
rz= t5o - (W,r,- nun) tto) = ,o*'.
Temperatur yang sedikit lebih rendah dari ini adalah T, = 14'7'F.
4.7 Sebuah piston bebas gesekan memberikan tekanan konstan sebesar 400 kPa di dalam sebuah silinder yang berisi R134a dengan
kualitas awal sebesar 80 persen. Hitunglah temperatur akhimya jika kalor sebesar 80 kJ/kg dipindahkan ke silinder.
Entalpi awalnya diperoleh dengan menggunakan nilai-nilai dari Tabel D-2 sebesar
ht = hf + xrhrr = 62,0 + (0,8)(190,32) = 214,3 Hkg
Untuk proses tekanan konstan ini, hukum pertama mengharuskan
Kita juga dapat melakukan interpolasi untuk memperoleh energi internal spesiflknya sebesar
Untuk memperoleh perpindahan kalor kita harus mengetahui usaha l4z. Estimasi dilakukan dengan menggunakan kertas
grafik dengan menggambarkan P vs. v dan melakukan integrasi secara grafis (menghitung kotak-kotak). Besamya usaha adalah
dua kali lipat dari luas ini karena m - 2 kg.Dengan melakukan ini, kita memperoleh
w = (2)(228) = 456 kJ
Jadi Q = W + m(u, - u1) = a56 + (2)(2638,2 - 2421) = 890 kJ
4.9 Berikan estimasi kalor spesifik tekanan konstan dan kalor spesifik volume konstan untuk R134a pada 30 psia dan 100'F.
Derivatif-derivatif kita tuliskan dalam bentuk selisih-finit (finite difference) dan dengan menggunakan nilai-nilai di kedua
sisi dari 100'F untuk memperoleh tingkat akurasi yang lebih tinggi kita memperoleh
c,
= #= tr!#]l# = 0,21e Btu/lbm-'F
4.10 Hitunglah perubahan entalpi udara yang dipanaskan dari 300 K hingga 700 K jika
(a) Cp = 1,006 kJ/kg''C
(b) Cp = 0,946 + 0,213 x 10-3r - 0,031 x lOat' kJ/kg'"C
(c) Tabel-tabel uap digunakan.
@ Bandingkan perhitungan dari (a) dan (b) dengan (c).
BAB 4I HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 81
Asumsikan bahwa seluruh es mencair. Es menghangat sampai 0oC, mencair pada 0'C dan kemudian menghangat hingga
temperatur akhir 7r. Air mendingin dari 20'C hingga ke temperatur akhir Tr. Massa dari es dihitung sebesar
4.12 Sebuak balok tembaga seberat 5 kg pada 300'C ditenggelamkan ke dalam 20 liter air pada 0'C yang tersimpan di dalam sebuah
tangki terinsulasi. Berikan estimasi temperatu kesetimbangan akhirnya.
Kekekalan energi mengharuskan energi yang dilepas oleh balok tembaga diserap oleh air. Ini diekspresikan sebagai
= -l'76,7 Btu
{.14 Helium tersimpan di dalam sebuah volume kokoh 2 m3 pada 50"C dan 200 kPa. Hitunglah besarnya perpindahan kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan tekanannya menjadi 800 kPa.
Untuk proses volume konstan ini besarnya usaha adalah nol. Dengan demikian. hukum pertama memberikan
r)OOu7l
o = egix32, (3'1t6t\1292 -323) = 1800 kJ
:1.15 Udaradi dalam silinder sebuah kompresor udara dilekan dari 100 kPa hingga l0 MPa. Berikanlah estimasi temperatur akhirnya
dan besarnya usaha yang dibutuhkan jika udara pada awalnya berada pada 100'C.
Karena proses ini terjadi cukup cepat, kita mengasumsikan proses adiabatik kuasi-kesetimbangan. Maka
4.16 Nitrogen pada 100'C dan 600 kPa berekspansi sedemikian rupa sehingga dapat diaproksimasikan dengan suatu proses politropik
dengan n = 7,2 llihat (4.52)1. Hitunglah besarnya usaha dan perpindahan kalor jika tekanan akhirnya adalah 100 kPa.
r.=7,(Pz\"
rP,/ =(r/r) (aool =216'7K
=r.r7JrIloo1ir':-rrr':
Volume spesif,knya adalah
I
10"
I
t--------------------------_t
Gbr.4-24
P = 14.7 * 115.
= 18.18 psia
1tl4)'
Massa udara diperoleh dari hukum gas ideal:
*= PV ( 1 8, 1 8X 1 aaXn)(q2 Oq n'/ 28
RT (s3,3)(s60) = 0,0255 lbm
Temperatur Tradalah
pf (18,r8)(144)(n)(4)2(15111728 840.R
'2- mR _-
r^ =
(00255x533) =
-
Akhimya, usaha yang dilakukan oleh roda dayung adalah sebesar
wduy,ng = - PALL- mC,(72-Tr) = - (18,18)(nXa)2{SttZl) - (0,0255)(0,i71X778)(840 - 560)
= -1331 ft-lbf
i:
*
*
B\B 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 83
1.18 Untuk siklus dalam Gbr. 4-25 tentukanlah besarnya'keluaran usaha dan perpindahan kalor netto jika 0,1 kg udara tersimpan di
dalam suatu rangkaian piston-silinder.
P (kPa)
v (m3)
Gbr. 4-25
P#
r, = =
a$ffi = 278,7 K rz = rz= fffi = 2230 K
(800X0,08)
V^ - P, -
'' =PrV, loo - u'u+
= 0,64 m3
rrr
Maka besarnya keluaran usaha adalah Wnetto= 0 + 133,1 - 56,0 = 77,1 kJ. Karena ini merupakan siklus lengkap, hukum pertama
untuk suatu siklus memberikan kita
4.20 Sebuah tangki 10 m3 diisi dengan uap pada r.;;;.';:;.';;::-;:"r,m tangki meralui sebuah pipa berdiameter
10 cm. Tentukanlah laju perubahan densitas di dalam tangki ketika kecepatan uap di dalam tangki adalah 20 m/s.
Persamaan kontinuitas dengan satu lubang masuk dan tanpa lubang keluar adalah llihat (4.56)):
dm,
P/11', = :L:
Karena m,r = pV, di mana V adalah volume dari tangki, ini menjadi
l,,ru-,^,u _
1, ti1 _ 15
= 1.442 lttsec
iA= roz.+lt+xtiult=
84 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA [BAB 4
Di daerah keluar profll kecepatannya adalah parabolik. Maka fluks massa, yang adalah konstan, memberikan kita
f
h-JoprdA
fh
$ =p J,',.*, (, - ;]) 4dy = 162.41(4r.uk,)
[r
- #,]' - h = t62.4tt4,.*.,
lto"l'ot']
i.t'-ut. = 2,l63ftlsec
4.22 Rl34a memasuki sebuah katup pada 800 kPa dan 30"C. Tekanan di bagian hilir dari katup terukur sebesar 60 kPa. Hitunglah
energi internal di bagian hilir.
Persamaan energi melewati katup, jika kita mengenali bahwa perpindahan kalor dan usaha adalah nol, adalah h, = hr.
Nilai entalpi sebelum masuk ke katup adalah nilai dari cairan terkompresi. Entalpi dari cairan terkompresi pada intinya adalah
sama dengan entalpi dari cairan jenuh pada temperatur yang sama. Jadi, pada 30'C dalam Tabel D-1, ftr = 91,49 kJ/kg. Dengan
menggunakan Tabel D-2 pada 60 kPa kita memperoleh
hz = 91,49 = h, + xrhrr = 3,46 + 227,27x, .'.x2 = 0,398
4.23 Tekanan dari air 200 kg/s akan dinaikkan sebanyak 4 MPa. Air masuk melalui sebuah pipa berdiameter 20 cm dan keluar melalui
sebuah pipa berdiameter 12 cm. Hitunglah daya minimum (dalam hp) yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pompa tersebut.
t =
fr,= = 6'366 m/s 'r = \ 200
= 17,68 m/s
' (rooo2flrxo.D: r= (1000XrXO,06)2
Maka persamaan energi memberikan
(17.68)2 - (6.366)2']
w-=
"p- -""1[+ ooo
-200
ooo
1000+ 2 I
= - ,r, ,oo * arau ll,e hp
Catatan: Perhitungan daya di atas memberikan suatu nilai minimum karena kita telah mengabaikan peningkatan energi internal.
Selain itu, perubahan energi kinetik hanya sebesar 3 persen dariW, sehingga dapat diabaikanjuga.
4.24 Sebuah hidroturbin dioperasikan dengan menggunakan arus di mana terdapat aliran. air sebesar 100 kgis. Berikanlah estimasi
besamya keluaran daya maksimum jika turbin tersebut berada dalam sebuah bendungan di mana jarak dari permukaan reservoir
ke lubang pembuangan adalah 40 m.
Persamaan energi(4.68),jika perubahan-perubahan energi kinetik diabaikan, mengambil bentuk -lV, = ritg(:z-:,), di mana
kita telah mengasumsikan bahwa tekanan di permukaan air di atas dan di bawah bendungan adalah tekanan atmosfer. Maka
besarnya keluaran daya maksimum adalah
4.25 Sebuah turbin menerima uap superheat pada 800 psia dan 1200'F dan membuangnya sebagai uap jenuh pada 2 psia (Gbr.4-26).
Perkirakanlah besarnya keluaran daya (dalam hp) jika fluks massanya adalah 1000 lbm/menit. Selain itu, hitung juga kecepatan
di lubang keluar.
800 psia
----------+
1200'F
Gbr.4-26 i!
t
'g
diameter 4 ft *
a
&
I
BAB 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 85
I
Dengan mengasumsikan perpindahan kalor nol, persamaan energi (4.6Q memberikan kita
-frr= tit(hz- h1) = (*3t) (1116,1 - 1623,8) = -8462 Btu/sec atau 11 970 hp
di mana nilainilai entalpinya diperoleh dari Tabel C-38 dan C-2E Melalui (4.58),
(173'75)(1900i60)
'uz=4
A- = 230 ftlsec
n(2)2
4.26 Udara masuk ke dalam sebuah kompresor pada kondisi atmosfer 20'C dan 80 kPa dan keluar pada 800 kPa dan 200'C. Hitungtah
laju perpindahan kalor jika masukan dayanya adalah 400 kW. Udara keluar pada 20 rt/s melalui sebuah lubang pembuangan
berdiameter 10 cm.
Persamaan energi, yang mengabaikan perubahan-perubahan energi kinetik dan potensial, adalah Q - Ws = tilcp\Tl2- T);
fluks massanya dihitung sebesar
Iadr Q= (0,9257)(1,00)(2OO - 20) + (-400) = -233,4 kW. Perhatikan bahwa masukan dayanya adalah negatif, dan perpindahan
kalor negatif mengindikasikan bahwa kompresor tersebut kehilangan kalor.
4.27 tJdara mengalir melewati sebuah seksi uji berukuran 4 x 2 mdari sebuah terowongan angin pada kecepatan 20 m/s. Tekanan
alat ukur di dalam seksi uji tersebut terukur sebesar - 20 kPa dan temperatumya 20"C. Di belakang seksi uji terdapat sebuaL
difuser yang menuju ke sebuah pipa pembuangan berdiameter 6 m. Berikanlah estimasi kecepatan dan temperatur di lubang
pembuangan.
P,
[],o,', = p,A,1'2 :'Pzuz= (20) = 5.384 kg/m2 s
[o:#,rr,] [*,]
Aproksimasi terbaik untuk proses yang sebenarnya adalah proses adiabatik kuasi-kesetimbangan. Dengan menggunakan (4.49),
dan menggunakan p = |lv, kita memperoleh
? T,
atau pyo 2g3
Tt=(9\''
\ pr /
= [8oi(0.287x293)10.4 =298.9
Ketiga persamaan di atas memiliki tiga variabel yang tidak diketahui Tr, 'V, dan pr. Substitusikan T, dan U, kembali ke dalam
persamaan energi sehingga memperoleh
5,38
.'
='o' + (2x l'oo)t29 3 -(2s8'q@l'\)
,3t
Ini dapat diselesaikan dengan cara coba-coba sehingga diperoleh pz- 3,475 kg/m3. Maka kecepatan dan temperatumya adalah
Persamaan energi (4.75) dapat dipakai untuk situasi ini. Laju perpindahan kalor untuk uap adalah, jika diasumsikan tidak
terjadi penurunan tekanan melewati kondensor.
Q = rir,(h,2- y'r"1)
= (600X94,02 - 1116,1) = -613,200 Btu/min
Energi ini diserap oleh air. Maka,
4.29 Sebuah pembangkit daya uap beroperasi dengan menggunakan 2Okgls uap, seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-21. Dengan
mengabaikan rugi-rugi yang terjadi di berbagai komponen, hitunglah (a) laju perpindahan kalor boiler, (b) keluaran daya turbin,
(c) laju perpindahan kalor kondensor, (d) kebutuhan daya pompa, (e) kecepatan di dalam pipa pembuangan boiler dan (fl efisiensi
termal dari siklus tersebut.
86 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA [BAB 4
d = 3o cm o 6o{to(-
+.Wr
aB
10 kPa
w. x=1,0
O 1o kPa
Gbr.4-27
(a) en = rit% - h2) = QO)(3625,3 - 167 ,5) = 69,15 MW di mana kita telah memakai nilai entalpi h, untuk ht Pada 40"L.
(b) Wr = rh(hq - h) = - (20)(2584,6 - 3625,3) = 20,81 MW
(c) Qc = ri,L(hr - h) = (20)(16-t,57 - 2584,7) = -48,34 MW.
@ Wp = tit(Pz- P)lp = (20)(10 000 - 10/1000) = 0,2 MW.
(e) 1/= tillA = (20X0,03837)/n(0,15)2 = 10,9 m/s
a T = (frr - w)lQB = 120,81 - O,2tl6g.l5 = 0,298 atau 29,8Vo
4.30 Sebuah tangki kosong4 m3 yang berinsulasi dihubungkan dengan sebuah saluran uap 4 MPa 600"C. Sebuah katup dibuka
sehingga uap memenuhi tangki tersebut. Estimasikanlah temperatur akhir dari uap di dalam tangki dan massa akhir dari uap di
dalam tangki.
Dan G.8t), dengan p = 0 dan mi= 0, diperoleh u,= hy karena massa akhir m, sama besamya dengan massa ,??1 yang
masuk. Kita tahu bahwa pada saat melewati katup entalpi tetap konstan; jadi
ht = htin" = 3674,4 klkg
Tekanan akhir di dalam tangki adalah 4 MPa, yang dicapai pada saat uap berhenti mengalir ke dalam tangki. Dengan menggunakan
Pf = 4 MPa dan u, = 3674,4 kJkg, kita memperoleh temperatur dari Tabel C-3 sebesar
Soal-soal Tambahan
4.31 Sebuah massa yang tidak diketahui disambungkan melalui katrol ke sebuah roda dayung yang dimasukkan ke dalam suatu
volume air. Massa tersebut kemudian dijatuhkan sejauh 3 m. Jika 100 J kalor harus dipindahkan dari air untuk mengembalikan
air tersebut ke kondisi awalnya, tentukanlah massa tersebut dalam kilogram.
4.32 Sementara 300 J kalor ditambahkan ke udara di dalam silinder dalam Gbr. 4-28, piston terangkat sejauh 0,2 m. Tentukanlah
perubahan energi intemalnya.
+ F-+in I
l
I
,i
F-lo cm----i
Gbr. 4-28 Gbr.4-29
B-\B 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 87
{-33 Suatu gaya konstan sebesar 600 lbf dibutuhkan untuk menggerakkan piston yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-29. Jika 2 Btu kalor
dipindahkan dari silinder ketika piston bergerak sepanjang piston, berapa besarkah perubahan energi intemalnya?
l3l Setiap huruf (a) sampai (e) di dalam tabel yang terlampir merepresentasikan suatu proses. Isilah nilai-nilai yang masih kosong,
dalam kJ.
O w AE E. E
(a) 20 5 7
(b) _J 6 8
(c) 40 30 15
(d) -10 20 10
(e) 10 -8 6
1.35 Sebuah sistem melewati suatu siklus yang terdiri dari empat proses. Beberapa nilai perpindahan energi dan perubahan energi
diberikan di dalam tabel. Isilah nilai-nilai yang masih kosong. Semua satuan adalah dalam kJ.
Proses o w AU
'l+2 -200 (a) 0
2)3 800 \b) (c)
3)4 @ 600 400
4+1 0 (e) -1200
1.36 Sebuah baterar 12 V disetrum dengan cara memberikan arus 3 A selama 6 jam. Jika terjadi kehilangan kalor sebesar 400 kJ dari
baterai selama penyetruman, berapa besarkah perubahan energi yang tersimpan di dalam baterai tersebut?
{.37 Sebuah baterut 12 V menghasilkan ams l0 A selama 30 menit. Energi yang tersimpan berkurang sebanyak 300 kJ. Tentukanlah
kehilangan kalor yang terjadi selama periode tersebut.
{.38 Sebuah pemanas 110 V mengambil 15 Apada saat sedang memanaskan suatu ruangan udara. Selamaperiode 2 jam energi intemal
di ruangan tersebut bertambah sebanyak 8000 Btu. Hitunglah besarnya kehilangan kalor dalam Btu.
'{.39 Berapa banyakkah kalor yang harus ditambahkan ke sebuah volume 0,3 m3 yang berisi air pada 200"C sehingga temperatur
akhirnya naik menjadi 800"C? Tekanan awalnya adalah 1 MPa.
4.40 Sebuah volume 0,2 m3 yang kokoh berisi uap pada 600 kPa dan kualitas 0,8. Jika 1000 kJ kalor ditambahkan, tentukanlah
temperatur akhirnya.
4.41 Sebuah rangkaian piston-silinder memberikan tekanan konstan sebesar 120 psia pada uap yang memiliki kualitas awal 0,95 dan
volume awal 100 in3. Tentukanlah besarnya perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur hingga 1000'F.
Kerjakanlah soal ini tanpa menggunakan entalpi.
1.42 Uap tersimpan di dalam sebuah volume 4liter pada tekanan 1,5 MPa dan temperatur 200'C. Jika tekanan dijaga konstan dengan
cara membesarkan volume sementara 40 kJ kalor ditambahkan, tentukanlah temperatur akhimya. Kerjakanlah soal ini tanpa
menggunakan entalpi.
4.46 tJap tersimpan di dalam sebuah volume 1,2 m3 pada tekanan 3 MPa dan kualitas 0,8. Tekanan dijaga tetap konstan. Berapakah
temperatur akhirnya jika (a) 3 MJ dan (b) 30 MJ kalor ditambahkan? Gambarlah sketsa proses ini pada diagram 7-v.
4.47 Estimasikanlah kalor spesifik tekanan konstan untuk uap pada 400"C jika tekanannya adalah (a) 10 kPa, (b) 100 kPa dan (c)
30.000 kPa.
4.48 Tentukanlah nilai aproksimasi untuk kalor spesifik volume konstan untuk uap pada 800'F jika tekanannya adalah (a) 1 psia, (b)
14,1 psia dan (c) 3000 psia.
4.49 Hitunglah perubahan-entalpi dari 2 kg udara yang dipanaskan dari 400 K hingga 600 K jika (a) C, = 1,006 kJ/kg.K, (b) Cp =
0,946 +0,213 x lO-37 - 0,031 x l0il kykg.K dan (c) tabel-tabel gas digunakan.
4.50 Bandingkanlah perubahan entalpi dari 2 kg air untuk per'ubahan temperatur dari 10"C ke 60'C dengan 2 kg es untuk perubahan
temperatur dari -60"C ke -10"C.
88 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA IBAB 4
4.51 Dua MJ kalor ditambahkan ke 2,3 kg es yang dijaga pada tekanan konstan 200 kPa, pada (a) -60"C dan (b) 0"C. Berapakah
temperatur akhimya? Gambarkanlah sketsa proses ini pada diagram I-v.
1.52 Berapakah besamya perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 10 lbm air dari 0'F (es) hingga 600'F (uap)
pada tekanan konstan 30 psia? Gambarkanlah sketsa proses ini pada diagram I-v.
.1.53 Lima es batu (4 x 2 x 2 cm) pada -20"C dimasukkan ke dalam sebuah gelas minuman kola yang berinsulasi pada 20"C.
Estimasikanlah temperatur akhimya (ika di atas 0'C) atau persentase es yang meleleh (ika tepat pada 0'C) jika volume minuman
kola adalah (.a) 2 liter dan (b) 0,25 liter' Gunakan Pi"" = 917 kglm3.
,1.54 Sebuah balok tembaga 40 lbm pada 200'F dijatuhkan ke dalam sebuah tangki berinsulasi yang berisi 3 ft3 air pada 60"F. Hitunglah
temperatur kesetimbangan akhir dari air.
4.55 Sebuah balok tembaga seberat 50 kg pada 0"C dan sebuah balok besi seberat 100 kg pada 200"C saling disentuhkan dalam
sebuah ruangan berinsulasi. Prediksikanlah temperatur kesetimbangan akhirnya.
4.56 Tentukanlah perubahan entalpi dan perubahan energi intemal untuk 4 kg udara jika temperaturnya berubah dari 100'C ke 400"C.
Asumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
4.57 Untuk setiap proses kuasi-kesetimbangan berikut ini berikanlah informasi yang masih hilang. Fluida kerjanya adalah 0,4 kg udara
di dalam sebuah silinder.
o w AU AH T2 T1 P) P1 v2 vl
Proses (kJ) (kJ) (kJ) (kJ) ('c) ("c) (kPa) (kPa) (m3) (-3)
(a) T=C 60 100 50
4.58 Untuk setiap proses kuasi-kesetimbangan yang ditampilkan dalam tabel Soal 4.57, berikanlah informasi yang masih hilang jika
fluida kerjanya adalah 0,4 kg uap. [Perhatikan: untuk proses (c) perlu diiakukan pengintegrasian secara grafls.]
4.59 Seribu Btu kalor ditambahkan ke 2 lbm uap yang dijaga pada 60 psia. Hitunglah temperatur akhimya jika temperatur awal dari
uap adalah (a) 600'F dan (b) 815'F.
4.60 Limapuluh kJ kalor dipindahkan ke udara yang dijaga pada 400 kPa dengan volume awal0,2 m3. Tentukanlah temperatur akhirnya
jika temperatur awalnya adalah (a) 0"C dan (b) 200"C.
4.61 Temperatur dan tekanan awal dari 8000 cm3 udara masing-masing adalah 100'C dan 800 kPa. Tentukanlah perpindahan kalor
yang dibutuhkan jika volume tidak berubah dan tekanan akhirnya adalah (a) 200 kPa dan (&) 3000 kPa.
4.62 Hitunglah perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur udara, awalnya pada 10"C dan 100 kPa, hingga
temperatur 27'C jika udara tersebut tersimpan dalam sebuah volume awal berdimensi 3 x 5 x 2,4 m. Tekanan dijaga tetap
konstan.
4.63 Kalor ditambahkan ke uap yang memiliki volume tetap sebesar 0,15 m3 yang awalnya memiliki tekanan 400 kPa dan kualitas
0,5. Tentukanlah tekanan dan temperatur akhirnya jika (o) 800 kJ dan (b) 200 kJ kalor ditambahkan. Gambarkanlah sketsa proses
tersebut pada diagram P-v.
4.64 Dua ratus Btu kalor ditambahkan ke dalam sebuah tangki udara yang kokoh yang memiliki volume 3 ft3. Tentukanlah temperatur
akhirnyajuga pada awalnya (a) p = 60 psia danT = 30'F dan (b) P = 600 psia dan I= 820'F. Gunakanlah tabeltabel udara.
4.65 Sebuah sistem yang terdiri dari 5 kg udara awalnya berada pada 300 kPa dan 20'C. Tentukanlah
perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk (a) memperbesar volume menjadi dua kali lipat pada
tekanan konstan., (D) menaikkan tekanan menjadi dua kali lipat pada volume konstan, (c) menaikkan
tekanan menjadi dua kali lipat pada temperatur konstan dan (c) menaikkan temperatur absolut
menjadi dua kali lipat pada tekanan konstan.
4.66 Kalor ditambahkan ke sebuah penampung yang berisi uap 0,5 m3 yang pada awalnya memiliki
rekanan 400 kPa dan kualitas 80 persen (Gbr. 4-30). Jika tekanan dijaga konstan, tentukanlah
besarnya perpindahan kalor yang dibutuhkan jika temperatur akhirnya adalah (a) 500"C dan (b)
675"C. Selain itu tentukan juga besarnya usaha yang dilakukan. Gambarlah sketsa proses ini pada
diagram T-v.
4.67 Sebuah tangki kokoh 1,5 m3 pada tekanan 200 kPa berisi 5 liter cairan dan sisanya adalah uap.
Hitunglah besarnya perpindahan kalor yang diperlukan untuk (a) menguapkan seluruh air, (&)
menaikkan temperatur hingga 400'C dan (c) menaikkan tekanan hingga 800 kPa. O
i;'
Gbr. 4-30 {
:iiii"
f
3 \B ,+l HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 89
{.68 Sepuluh Btu kalor ditambahkan ke sebuah penampung kokoh yang berisi 4 lbm udara dalam volume 100 ft3. Tentukanlah AH.
{.69 Delapan ribu cm3 udara dalam sebuah rangkaian piston-silinder dikompresikan secara isotermal pada 30'C dari tekanan 200 kPa
hingga 800 kPa. Tentukanlah besamya perpindahan kalor.
{.70. Dua kilogram udara dikompresikan dalam sebuah silinder berinsulasi dari 400 kPa hingga 15 000 kPa. Tentukanlah temperatur
akhimya dan besarnya usaha yang diperlukan jika temperatur awalnya adalah (a) 200'C dan (b) 350'C.
l.7l Udara dikompresikan dalam sebuah silinder berinsulasi dari posisi yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-31 sehingga tekanan meningkat
menjadi 5000 kPa dari tekanan atmosfer 100 kPa. Berapakah besarnya usaha yang diperlukan jika massa udara adalah 0,2 kg?
.1.72 Secara rata-rata seseorang mengeluarkan sekitar 400 Btu kalor per jam. Di dalam sebuah ruangan 10 x 75 x 150 ft yang tidak
berventilasi terdapat 1000 orang. Perkirakanlah kenaikan temperatur dalam 15 menit, dengan mengasumsikan (a) tekanan konstan
dan (b) volume konstan. (c) Asumsi yang manakah yang lebih realistis?
1.73 Dua ratus kJ usaha dipindahkan ke udara melalui sebuah roda dayung yang dimasukkan ke dalam sebuah volume berinsulasi
(Gbr.4-32). Jika tekanan dan temperatur awalnya masing-masing adaiah 200 kPa dan 100'C, tentukanlah temperatur dan tekanan
akhimya.
I
800
Fooo mm dia-l
I
Gbr. 4-31 Gbn4-32
-1.7'{ Sebuah batu 2-kg jatuh dari 10 m ke dalam sebuah penampung yang berisi l0 liter air. Dengan mengabaikan gesekan selama
jatuh, hitunglah kenaikan temperatur maksimum di dalam air.
-1.75 Torque sebesar 10 N'm dibutuhkan untuk memutar sebuah roda dayung dengan kecepatan 100 rad/s. Selama seiang waktu 45
s volume udara, di mana roda dayung tersebut berputar, bertambah dari 0,1 menjadi 0,4 m3. Tekanan dijaga konstan pada 400
kPa. Tentukanlah perpindahan kalor yang diperlukan jika temperatur akhirnya adatah (a) 0'C dan (b) 300'C.
1.76 Untuk siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-33 tentukanlah besarnya keluaran usaha dan perpindahan kalor netto, jika 0,8
lbm udara tersimpan di dalam silinder dengan 7r = 800"F, dengan mengasumsikan bahwa proses dari 3 ke 1 adalah (a) proses
isotermal dan (D) proses adiabatik.
{.77 Untuk siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-34 tentukanlah besamya perpindahan kalor netto dan keluaran usaha jika yang
berada di dalam silinder adalah uap air.
60 psia
4000 kPa
10 ft3 0.s
Gbr. 4-33
4'78 Jika 0,03 kg udara melewati siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-35, yang merupakan sebuah rangkaian piston-silinder, hitunglah
besarnya keluaran usaha.
90 HT]KUM PERTAMA TERMODINAMIKA IBAB 4
100 kPa
0,02 m3
4.79 Udara mengalir dengan kecepatan rata-rata 100 m/s melalui sebuah pipa berdiameter 10 cm. Jika pipa melewati pelebaran hingga
diameter 20 cm, tentukan kecepatan rata-rata di bagian pipa yang melebar.
4.80 Udara masuk ke dalam sebuah penyedot debu (vacuum cleaner) melalui sebuah pipa berdiameter 2 in dengan kecepatan 150
ftlsec. Udara kemudian melewati sebuah impeler yang berputar (Gbr. 4-36), yang memiliki ketebalan 0,5 in, di mana kemudian
udara keluar. Tentukanlah kecepatan keluar rata-rata yang tegak lurus terhadap impeler.
4,81 Udara masuk ke sebuah alat pada 4 MPa dan 300'C dengan kecepatan 150 m/s. Luas area masuknya adalah 10 cm2 dan luas
area keluamya adalah 50 cm2. Tentukanlah fluks massa dan kecepatan keluarnya jika udara keluar pada 0,4 MPa dan 100'C.
4.82 Udara masuk ke dalam sebuah alat yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-37 pada 2 MPa dan 350'C dengan kecepatan 125 mis. Di
satu area pembuangan kondisinya adalah 150 kPa dan 150'C dengan kecepatan 40 m/s. Tentukanlah fluks massa dan kecepatan
di pembuangan yang kedua untuk kondisi 0,45 MPa dan 200"C.
Gbr. 4-37
4.83 Uap pada 400 kPa dan 250'C dipindahkan melalui sebuah pipa berdiameter 50 cm pada kecepatan 30 m/s. Pipa tersebut bercabang
menjadi dua pipa yang memiliki diameter yang sama sebesar 25 cm. Hitunglah fluks massa dan kecepatan di setiap pipa yang
kecil jika tekanan dan temperatumya adalah 200 kPa dan 200"C.
4.84 Uap masuk ke dalam sebuah alat melalui suatu area seluas 2 in2 pada 500 psia dan 600'F. Uap keluar melalui area seluas 10
in2 pada 20 psia dan 400'F dengan kecepatan 800 ft/sec. Berapakah besarnya fluks massa dan kecepatan masuknya?
4.85 Uap masuk ke dalam sebuah tangki 10 m3 pada 2 MPa dan 600"C melalui sebuah pipa berdiameter 8 cm dengan kecepatan 20
m/s. Uap keluar pada 1 MPa dan 400'C melalui sebuah pipa berdiameter 12 cm dengan kecepatan 10 m/s. Hitunglah seberapa
cepat densitas di dalam tangki tersebut berubah.
4.86 Air mengalir ke dalam sebuah pipa berdiameter 1,2 cm dengan kecepatan seragam 0,8 m/s. Pada suatu jarak tertentuk di dalam
pipa terbentuk prolil distribusi kecepatan yang parabolik. Tentukanlah kecepatan maksimum di dalam pipa dan fluks massanya.
Profil parabolik dapat diekspresikan dengan'1,(r) ='tl."*"(l - fm\, di mana R adalah radius pipa.
4.87 Air memasuki sebuah kontraksi yang ditunjukan dalam Gbr. 4-38 dengan profil parabolik't'(r) = 20 - h m/s, di mana r diukur
dalam sentimeter. Profil distribusi kecepatan setelah melewati daerah kontraksi pada intinya adalah seragam. Tentukanlah fluks
massa dan kecepatan keluarnya.
;
.i
fl
BAB 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 9L
dt=2cm
Gbr. 4-38
.1.88 Udara memasuki sebuah pipa berdiameter konstan 4 in pada 100 ftlsec dengan tekanan 60 psia dan temperatur 100"F. Kalor
ditambahkan ke udara, sehingga udara mengalir melalui daerah hilir pada 70 psia, 300'F. Hitunglah kecepatan dan laju perpindahan
kalor di hilir.
4.89 Uap pada 9000 kPa dan 300'C mengalir melalui sebuah katup setengah terbuka. Tekanan tepat di belakang katup terukur sebesar
600 kPa. Hitunglah energi internal spesifik dari air yang keluar dari katup. Abaikanlah perubahan energi kinetik. (Catatan: Entalpi
dari cairan yang sedikit terkompresi pada intinya adalah sama dengan entalpi dari cairan jenuh pada temperatur yang sama.)
{.90 Uap pada 9000 kPa dan 600"C melewati sebuah proses pengaturun (throttling) sehingga tekanannya berkurang secara mendadak
menjadi 400 kPa. (a) Berapakah perkiraan temperatur di belakang proses pengaturan? (b) Berapakah rasio luas yang dibutuhkan
sehingga perubahan energi kinetiknya adalah nol?
4.91 Air pada 70"F mengalir melalui sebuah katup setengah terbuka yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-39. Luas penampang sebelum
dan sesudah katup adalah sama. Tentukanlah energi internal spesifik di hilir dari katup.
P, = 450 psig
Gbr. 4-39
4.92 Kondisi masukan sebuah kompresor udara adatah 50 kPa dan 20'C. Untuk menekan udara hingga 400 kPa, diperlukan energi sebesar
5 kW. Dengan mengabaikan perpindahan kalor dan perubahan energi kinetik dan potensial, estimasikanlah fluks massanya.
4.93 Kompresor udara yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-40 menghisap udara dari atmosfer dan membuangnya pada 500 kPa. Tentukanlah
daya minimum yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor berinsulasi ini. Asumsikan kondisi atmosfer 25'C dan 80
kPa.
Kompresor
Gbr. 4-40
4.94 Daya yang dibutuhkan untuk menekan 0,01 kg/s uap dari keadaan uapjenuh pada 50'C ke tekanan 800 kPa pada 200'C adalah
6 kW. Tentukanlah kecepatan perpindahan kalor dari kompresor.
4.95 Dua ribu lbm/jam air jenuh pada 2 psia ditekan oleh sebuah pompa ke tekanan 2000 psia. Dengan mengabaikan perpindahan
kalor dan perubahan energi kinetik, estimasikanlah daya yang dibutuhkan oleh pompa.
4.96 Pompa dalam Gbr. 4-41 menaikkan tekanan di dalam air dari 200 hingga 4000 kPa. Berapakah daya minimum motor yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pompa sehingga menghasilkan kecepatan aliran 0,1 m3/s?
92 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA [BAB 4
100 mm
Gbr. 4-41
4.97 Sebuah turbin pembangkit hidroelektrik menerima 20 m3ls air pada tekanan alat ukur 300 kPa dan membuangnya ke atmosfer.
Tentukanlah keluaran daya maksimumnya.
4.98 Air mengalir di sebuah parit pada 1,5 m/s. Dimensi luas potongannya adalah 0,6 x 1,2 m di hulu dari lokasi proposal bendungan
yang direncanakan menaikkan ketinggian air 2 m di atas lubang pembuangan sebuah turbin. Tentukanlah keluaran daya maksumum
dari turbin tersebut.
4,99 Uap superheat pada 800 psia dan 1000"F memasuki sebuah turbin pembangkit daya dengan kecepatan 30 lb/sec. Uap jenuh
keluar pada 5 psia. Jika keluaran dayanya adaiah 10 MW, tentukanlah kecepatan perpindahan kalornya.
4.100 Uap superheat memasuki sebuah turbin berinsulasi (Gbr. 4-42) pada 4000 kPa dan 500"C dan keluar pada 20 kPa. Jika fluks
massanya adalah 6 kg/s, tentukanlah keluaran daya maksimum dan kecepatan keluarnya. Asumsikan proses adiabatik kuasi-
kesetimbangan sehingga 12 = sl.
4.101 Udara memasuki sebuah turbin pada 600 kPa dan 100"C melalui sebuah pipa berdiameter 100 mm dengan kecepatan 100
m/s. Udara keluar pada 140 kPa dan 20'C melalui sebuah pipa berdiameter 400 mm. Hitunglah .keluaran dayanya, dengan
mengabaikan perpindahan kalor.
Gbr.4-42
4.102 Sebuah turbin menghasilkan daya 500 kW dengan mengambil energi dari udara pada 450 kPa dan 100'C yang mengalir di
dalam sebuah pipa berdiameter 120 mm pada kecepatan 150 m/s. Untuk tekanan keluar sebesar 120 kPa dan.temperatur 20oC
tentukanlah kecepatan perpindahan kalomya.
4.103 Air mengalir melewati sebuah nozel yang menyempit dari diameter 4 in ke 0,8 in. Untuk fluks massa sebesar 30 lbm/s hitunglah
tekanan di hulu jika tekanan di hilir adalah 14,7 psia.
4.104 Udara memasuki sebuah alat mirip nozel yang ditunjukkan dalam Gbl 4-43 pada temperatur 195"C dan kecepatan 100 m/s.
Jika udara keluar ke atmosfer di mana tekanannya adalah 85 kPa, tentukanlah (a) temperatur keluarnya, (&) kecepatan keluarnya
dan (c) diameter area keluar. Asumsikan proses adiabatik kuasi-kesetimbangan.
+
.---------->
-.---------->
_--_--____>
+
-_..-...>
Gbr.4-43
4.105 Nitrogen memasuki sebuah difuser pada 200 m/s dengan tekanan 80 kPa dan temperatur -20oC. Nitrogen keluar dengan kecepatan
15 mis pada tekarian atmosfer 95 kPa. Jika diameter lubang masuknya adalah 100 mm, hitunglah (a) fluks massanya dan (b)
diameter lubang keluarnya.
ts{B 4l HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 93
20'c
Udara
<-
400'c
#JU U
Air
Gbr.4-44
{.106 Uap memasuki sebuah difuser sebagai uap jenuh pada 220'F dengan kecepatan 600 ftisec. Uap keluar dengan kecepatan 50
ft/sec pada 20 psia. Berapakah temperatur keluarnya?
{.107 Air digunakan dalam sebuah alat penukar kalor (Gbr. 4-44) untuk mendinginkan 5 kg/s udara dari 400'C ke 200"C. Hitunglah
(a) fluks massa minimum dari air dan (b) kuantitas kalor yang dipindahkan ke air per detik.
{.108 Sebuah pembangkit daya uap sederhana, yang skemanya ditunjukkan dalam Gbr. 4-45, dioperasikan oleh 8 kg/s uap. Rugi-
rugi di datam pipa-pipa dan melewati berbagai komponen dapat diabaikan. Hitunglah (a) keluaran daya turbin, (D) daya yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan pompa, (c) kecepatan di lubang pembuangan pipa, (d) kecepatan perpindahan kalor yang
diperlukan di dalam boiler, (e) kecepatan perpindahan kalor yang terjadi di kondensor, (fl fluks massa dari air pendingin yang
dibutuhkan dan (g) efisiensi termal dari siklus.
11 =50mm @
wP Gbr. 4-45
4.109 Sebuah pemanas air pengumpan (feedwater) digunakan untuk memanaskan air sebelum dimasukkan ke dalam boiler, seperti
yang ditunjukkan dalam skema Gbr. 4-46. Fluks massa sebesar 30 kg/s mengalir melalui sistem tersebut dan 7 kg/s disedot dari
turbin untuk digunakan dalam pemanas air pengumpan. Dengan mengabaikan rugi-rugi di sepanjang pipa-pipa dan komponen-
komponen tentukanlah (a) temperatur di mulut keluar pemanas air pengumpan, (&) kecepatan perpindahan kalor di boiler, (c)
keluaran daya turbin, (d) daya pompa total yang dibutuhkan, (e) energi yang dilepaskan kondensor, ff) fluks massa air pendingin
dan (g) efisiensi termal dari siklus tersebut
600'c
Qn
1.5 MPa 300'C
LT -- 25"C
Air pendingin
w- w',
Gbr.4-46
4.110 Sebuah turbin dibutuhkan untuk menyediakan keluaran daya total sebesar 100 hp. Fluks massa dari bahan bakar dapat diabaikan
jika dibandingkan dengan fluks massa udara. Gas-gas buangnya dapat diasumsikan bersifat seperti udara. Jika kompresor dan
turbin (Gbr. 4-47) diasumsikan adiabatik, hitunglah yang berikut, dengan mengabaikan semua rugi: (a) fluks massa udara, (b)
daya yang dibutuhkan oleh kompresor dan (c) daya yang dipasok oleh bahan bakar.
94 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA iBAB 4
t-
Bahan bakar
+ Wn.,
Gas-gas
buang
Gbr.4-47
4.111. Sebuah jalur uap yang berisi uap superheat pada 1000 psia dan 1200"F dihubungkan dengan sebuah tangki 50 ft3 yang kosong
dan terinsulasi melalui sebuah pipa yang dilengkapi dengan sebuah katup. Katup ditutup ketika tekanan di dalam tangki mencapai
800 psia. Hitunglah (a) temperatur akhir di dalam tangki dan (D) massa uap yang masuk ke dalam tangki.
4.112 lJdara tersimpan di dalam sebuah tangki 3 m3 pada 250 kPa dan 25"C. Kalor ditambahkan ke tangki sementara udara dilepaskan,
sehingga temparatur tetap terjaga konstan pada 25"C. Berapa banyakkah kalor yang dibutuhkan jika udara keluar sehingga
tekanan akhir menjadi tekanan atmosfer? Asumsikan Pu,- = 80 kPa.
4.113 Suatu jalur udara mengalirkan udara pada 800 kPa (Gbr. 4-48). Sebuah tangki berinsulasi yang pada awalnya berisi udara 20'C
pada tekanan atmosfer 90 kPa. Katup dibuka dan air mengalir ke dalam tangki. Tentukanlah temperatur akhir dari udara di
dalam tangki dan massa udara yang masuk ke dalam tangki jika katup dibiarkan terbuka.
tangki 5 m3
Gbr. 4-48
4.114 Sebuah tangki berinsulasi dikosongkan. Udara dari atmosfer pada 12 psia dan 70"F dibiarkan mengalir ke dalam tangki 100
ft3. Hitunglah (a) temperatur akhir dan (&) massa akhir dari udara di dalam tangki setelah aliran berhenti.
4,115 (a) Sebuah tangki berinsulasi berisi udara bertekanan pada 2000 kPa dan 30'C. Udara dibiarkan keluar ke atmosfer (Pu,. =
95 kPa, Zut* = 30oC) sampai aliran berhenti. Tentukanlah temperatur akhir di dalam tangki. (b) Pada akhirnya, udara di dalam
tangki mencapai temperatur atmosfer. Jika sebuah katup ditutup setelah aliran awal berhenti, hitunglah tekanan yang akhirnya
dicapai di dalam tangki.
4.116 Sebuah tangki berinsulasi dengan uoiume 4 m3 diberikan tekanan hingga 800 kPa pada temperatur 30'C. Sebuah katup otomatis
membuat udara dapat keluar dengan kecepatan konstan 0,02 kg/s. (a) Berapakah temperaturnya setelah 5 menit? (b) Berapakah
tekanannya setelah 5 menit? (c) Berapa lamakah waktu yang diperlukan sehingga temperatur berkurang ke -20"C?
4.117 Sebuah tangki dengan volume 2 m3 berisi 90 persen air cair dan
10 persen uap air sesuai volume pada 100 kPa. Kalor ditambahkan
ke tangki pada 10 kJ/menit. Sebuah katup pengaman yang terletak di atas tangki membuat uap dapat keluar jika tekanan alat
ukur mencapai 600 kPa. Tekanan dijaga pada nilai tersebut seiring dengan penambahan kalor. (a) Berapakah temperatur di
dalam tangki pada saat katup pengaman terbuka? (D) Berapa banyakkah massa yang dilepas ketika tangki berisi 50 persen uap
menurut volume? (c) Berapa lamakah waktu yang diperlukan sehingga tangki berisi 75 persen uap menurut volume?
:i.
ii
&
BAB 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 95
4.1FE Pilihlah pernyataan yang tepat mengenai hukum pertama jika perubahan-perubahan energi kinetik dan potensial dapat
diabaikan.
(A) Untuk suatu proses besarnya perpindahan kalor adalah sama dengan usaha
(B) Untuk suatu siklus besarnya perpindahan kalor netto adalah sama dengan usaha netto
(C) Untuk suatu siklus besamya perpindahan kalor netto dikurangi dengan usaha netto adalah sama dengan perubahan energi
internal
(D) Untuk suatu proses besarnya perpindahan kalor dikurangi dengan usaha adalah sama dengan energi intemal
4.2FE Pilihlah pemyataan yang tidak tepat mengenai hukum pertama jika perubahan-perubahan energi kinetik dan potensial dapat
diabaikan.
(A) Untuk suatu proses besarnya perpindahan kalor adalah sama dengan perubahan energi internal
(B) Untuk suatu proses volume konstan kuasi-kesetimbangan di mana internal energi tetap konstan, besamya perpindahan
kalor dan usaha memiliki nilai yang sama.
(C) Untuk sebuah mesin yang beroperasi berdasarkan suatu siklus, besarnya masukan energi total harus sama dengan keluaran
usaha total.
(D) Untuk suatu proses adiabatik kuasi-kesetimbangan besarnya perubahan energi intemal ditambah dengan usaha harus sama
dengan nol.
{.3F8 Sepuluh kilogram hidrogen mengisi sebuah tangki kokoh terinsulasi pada 20'C. Estimasikanlah temperatur akhirnyajika sebuah
pemanas resistansi sebesar 400 W dioperasikan di dalam hidrogen selama 40 menit.
(A) ll6.c
(B) 84"C
(c) 29.C
(D) 27"C
.l.4FE Uap airjenuh pada 400 kPa dipanaskan di dalam sebuah volume kokoh hingga Tt = 4OO"C. Besarnya perpindahan kalor adalah
mendekati:
(A) a07 kJlkg
(B) 508 kJ&g
(C) 60a kJfte
(D) 702 kJ/kg
4.5FE Tentukanlah besarnya usaha yang diperlukan untuk menekan 2 kg udara dalam sebuah silinder berinsulasi dari 100 kPa ke 600
kPa jika Tr = 20oC.
(A) -469 kJ
(B) -390 kJ
(c) -280 kJ
(D) -220 kJ
-l.6FE Tentukanlah besarnya kenaikan temperatur setelah 5 menit di dalam volume
Gbr.4-49.
(A) 423"C
(B) 378"C
(c) 313"C
(D) 287"C 100 rad/s
4.7FE Satu kilogram udara ditekan padaT = 100'C hingga Vt=2V2. Berapakah
banyaknya kalor yang dilepas?
(A) 42kJ
(B) s3 kJ
(c) 67 kJ Gbr. 4-49
(D) 74 kJ
{.8FE Energi ditambahkan ke 5 kg udara dengan sebuah roda dayung hingga AI = 100"C. Tentukanlah besarnya usaha roda dayung
jika volume kokoh tersebut terinsulasi.
(A) 524 kJ
(B) 482 kJ
(c) 412 H
(D) 3s8 kJ
{.9FE Pada awalnya Pr = 400 kPa dan 4 = 400'C, seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 4-50. Berapakah Trpada saat piston bebas
gesekan mengenai penahan?
(A) 315.C
96 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA [BAB 4
(B) 316.C
(c) Luas = 2 m2
31'7.C
(D) 318"C
$o mm
4.lOFEBerapakah besamya kalor yang dilepaskan selama proses dalam Soal 4.9F8?
(A) 190 kJ
(B) r8s kJ
(c) 180 kJ
(D) 17s kJ
Gbr. 4-50
4.llFESetelah piston dalam Gbr. 4-50 mengenai penahan, berapa banyak lagikah kalor
yang dilepaskan sebelum P: = 100 kPa?
(A) 1s80 kJ
(B) 1260 kJ
(C) 930 kJ
(D) 730 kJ
4.l2FETekanan dari 10 kg udara dinaikkan secara isoteflnal pada 60"C dari 100 kPa hingga 800 kPa. Estimasikanlah besarnya kalor
yang dilepas.
(A) 1290 kJ
(B) r6r0 kJ
(c) 1810 kJ
(D) ree0 kJ
4.l3FEAirjenuh dipanaskan pada tekanan konstan 400 kPa sampai I, = 400'C. Estimasikanlah besarnya pengurangan kalor.
(A) 2070 kJ/kg
(B) 2370 kJ/kg
(C) 2670 kltkg
(D) 2870 kJlkg
4.l4FESatu kilogram uap dalam sebuah silinder membutuhkan 170 kJ perpindahan kalor sementara tekanan tetap konstan pada 1
4.l5FEEstimasikanlah besarnya usaha yang dibutuhkan unruk proses dalam Soal 4.l4FE.
(A) 8e kJ
(B) 8s kJ
(c) 4s kJ
(D) 3e kJ
4.16FETekanan dari uap pada 400'C dan u = 2949 kl.kg adalah mendekati:
(A) 2000 kPa
(B) 1900 kPa
(C) 1800 kPa
(D) 1700 kPa
4.L7FEEntalpi dari uap pada P = 500 kPa dan y = 0,7 m3/kg adalah mendekati:
(A) 3480 kJ/kg
(B) 3470 kJ/kg
(C) 3460 kJ/kg
(D) 3450 kJ/kg
.l.20FEEstimasikanlah temperatur kesetimbangannya jika 20 kg kuningan pada 0'C dan 10 L air pada 30'C diletakkan dalam sebuah
penampung berinsulasi.
(A) 27,2C
(B) 25.4"C
(c) 22,4C
(D) 20.3"C
l.2lFEEstimasikanlah temperatu kesetimbangannya jika 10 kg es pada 0'C dicampur dengan 60 kg air pada 20'C dalam sebuah
penampung berinsulasi.
(A) l2"C
(B) 5,8.C
(c) 2,1"C
(D) 1,1"C
-l.22FETabel ini menunjukkan suatu siklus tiga-proses; tentukanlah c.
Proses o w AU
(A) t40
(B) 100 I-r2 100 a 0
(c) 80 2)3 b 60 40
(D) 40
3-, 1 40 ( d
{.23FETentukanlah rr', - 2 untuk proses dalam Gbr. 4-5 l.
(A) 219 kJ/kg
(B) 166 kJ/kg
(C) 113 kJikg P
(D) 53 kJ/kg
800 kPa
{.24FETentukanlah w, _ , untuk proses dalam Gbr. 4-51.
(A) -219 kJ/kg
(B) -166 kJ/kg
(C) -113 kJ/kg
(D) -53 kJ/kg
-l.25FETentukanlah q,,u,u, untuk proses dalam Gbr. 4-51.
(A) 219 kJ/kg
(B) 166 kJ,&g 0,1 0,8 v, m3/kg
(C) 113 kJikg Gbr. 4-51
(D) 53 kJ/kg
l.26FESejumlah pakaian digantungkan di tali jemuran di suatu hari musim dingin yang sangat dingin. Pakaian-pakaian tersebut
mengering karena:
(A) sublimasi
(B) evaporasi
(C) penguapan
(D) pelelehan
4.27EEUdara ditekan secara adiabatik dari 100 kPa dan 20'C ke 800 kPa. I, mendekati:
(A) 440.C
(B) 360'C
(c) 290"c
(D) 260"C
,|.2SFEBesamya usaha yang dibutuhkan untuk menekan 2 kg udara dalam sebuah silinder berinsulasi dari 100"C dan 100 kPa ke 600
kPa adalah mendekati:
(A) 460 kJ
(B) 360 kJ
(c) 280 kJ
(D) 220 kJ
4.29FE Seratus orang berada dalam seibuah ruangan rapat berukuran 10 m x 20 m x 3 m ketika pendingin udaranya rusak. Estimasikanlah
kenaikan temperatumya jika alat tersebut mati selama 15 menit. Setiap orang mengeluarkan 400 kJ/jam kalor dan lampu-lampu
penerangan menambah 300 W energi. Abaikan semua bentuk masukan energi lainnya.
(A) 15"C
(B) l8"C
(c) 21'C
(D) 25.C
98 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA [BAB 4
4.30FEUdara melewati suatu siklus tiga-proses dengan p = proses konstan, 7 - proses konstan dan V = proses konstan. Pilihlah
pernyataan yang tepat untuk rangkaian piston-silinder.
(A) I4l=0 untukP- proseskonstan
(B) 0 =0 untuk V- Proseskonstan
(C) 0 =0 untuk 7- Pross konstan
(D) W = 0 untuk V - proses konstan
4.3lFESuku titLh dalam persamaan volume kontrol Q- W, = rhLh:
(A) Memperhitungkan kecepatan perubahan energi dari volume kontrol.
(B) Merepresentasikan kecepatan perubahan energi antara lokasi masuk dan keluar.
(C) Seringkali diabaikan dalam aplikasi-aplikasi volume kontrol.
(D) Termasuk laju usaha yang disebabkan oleh Eaya-gaya tekanan.
4,32FEPilihlah asumsi yang dibuat ketika menurunkan persamaan kontinuitas PlAr'l/, = p2A2'U2.
(A) Aliran inkompresibel
(B) Aliran tunak
(C) Aliran seragam
(D) Aliran isotermal
4.33FESebuah nozel memberikan percepatan pada udara dari 20 m/s ke 200 m/s. Berapakah besarnya perubahan temperatur yang
diharapkan?
(A) 40"C
(B) 30'C
(c) 20"c
(D) 10'C
4.34FEUap memasuki sebuah katup pada 10 MPa dan 550'C dan keluar pada 0,8 MPa. Temperatur keluarnya adalah mendekati:
(A) 590'C
(B) 535'C
(c) 520'c
(D) 510"C
4.35FEUdara memasuki sebuah kompresor berinsulasi pada 100 kPa dan 20'C dan keluar pada 800 kPa. Temperatur keluamya adalah
mendekati:
(A) 530'C
(B) 462'C
(c) 323'C
(D) 258'C
4.36FEJika h = 2 kgls untuk kompresor dalam Soal 4.35FE dan d, = 20 cm, hitunglah 1/,.
(A) 62 m/s
(B) 53 m/s
(C) 41 m/s
(D) 33 mis
4.37F810 kg/s u4p jenuh pada 10 kPa akan dikondensasikan seluruhnya dengan menggunakan 400 kg/s air pendingin. Estimasikanlah
perubahan temperatur dari air pendingin.
(A) 32'C
(B) 24'C
(c) 18"C
(D) 14'C
4.38FE 100 kg/min udara memasuki sebuah pipa yang cukup pendek dengan diameter konstan pada 25'C dan keluar pada 20"C.
Estimasikanlah penumnan kalornya.
' (A) 750 kJimin
(B) 670 kJ/min
(C) 500 kJ/min
(D) 360 kJ/min
4.39FEDaya minimum yang dibutuhkan oleh sebuah pompa air yang menaikkan tekanan aliran 4 kg/s dari 100 kPa menjadi 6 MPa
adalah:
(A) 250 kW
(B) e5 kw
(c) 24 kw
(D) 6 kW
i
d
&
fl
BAB 4] HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA 99
..
S.f1ffiaHULUAN
: -: :: --- - -.
:Sir.tnengalir menuruni sebuah bukit, kalor mengalir dari benda panas ke benda dingin, gelang karet kembali ke
'mffi*i
*ti,,,]ry$HiffAl-oR, POMPA KALOR, DAN REFRTGERATOR
,,i,,iiiii&l*4!{iii{#;yang beroperasi dengan suatu siklus akan kita sebut mesin kalor, pompa kalor atau refrigerator, tergantung
44$,.:lltig{$. pq*nakaian dari alat tersebut. Jika tujuan dari suatu alat adalah untuk melakukan usaha maka alat tersebut
A litsffi*lifil',i$esin kalor; jika tujuannya adalah untuk memasok energi ke sebuah benda maka alat tersebut adalah
ffip#il&ffiirffia tujuannya adalah untuk mengambil energi dari sebuah benda maka alat tersebut adalah refrigerator.
H#ffif**11 l:dari sebuah mesin kalor sederhana diturSukkan dalam Gbr. 5-2.
:., :i:r:irl*i: it t!l!!tit: t:j;! i r
::iiii:ili&efi iBi?rha netto yang dihasilkan oleh mesin tersebut akan sama dengan besamya perpindahan kalor netto, yang
dari hukum pertama;
$S, i,S$li$'dkuensi
(5.1)
r02 HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA IBAB 5
Gbr. 5-2 Sebuah mesin kalor. Gbr. 5-3 Sebuah pompa kalor atau refrigerator.
Jika siklus dalam Gbr. 5-2 dibalik, diperlukan suatu masukan usaha netto, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 5-3. Sebuah
pompa kalor akan memberikan energi sebagai kalor Qs ke benda yang lebih panas. (mis. sebuah rumah) dan sebuah
refrigerator akan mengambil energi sebagai kalor Q, dari benda yang lebih dingin (mis. sebuah kulkas). Besarnya usaha
juga akan diberikan melalui (5.1). Di sini kita hanya menggunakan besarannya saja.
Perhatikan bahwa sebuah mesin atau refrigerator beroperasi di antara dlua penampung energi termal, benda-benda
yang memiliki kemampuan untuk memberikan atau menerima kalor tanpa mengubah temperaturnya. Atmosfer atau sebuah
danau berfungsi sebagai sink kalor; tungku, kolektor surya atau pembakar (burner) berfungsi sebagai sumber-sumber
panas. Temperatur To dan 7. masing-masing dipakai untuk mengidentiflkasi temperatur dari sumber dan sink.
Efisiensi termal dari mesin kalor dan koeflsien-koefisien kinerja dari refrigerator dan pompa kalor sama seperti yang
dideflnisikan dalam Sub Bab 4.9:
W _W
-Qn
,1 =Q, CoP,"r,rr=
ff coPh.e, (s.2)
Hukum kedua termodinamika memberikan limit-limit pada ukuran-ukuran kinerja di atas. Hukum pertama memberikan
nilai maksimum satu untuk efisiensi termal dan koefisien kinerja yang tak-terhingga. Akan tetapi, hukum kedua menetapkan
limit-limit yang sangat rendah, yaitu limit-limit yang tidak dapat dilampaui walaupun alat yang dimaksud didesain dengan
tingkat efisiensi yang sangat baik sekalipun.
Satu catatan perlu ditambahkan mengenai mesin-mesin kalor. Ada alat-alat yang disebut sebagai mesin-mesin kalor
yang tidak memenuhi definisi yang diberikan di sini; alat-alat tersebut tidak beroperasi berdasarkan siklus termodinamika
tapi membuang fluida kerja dan kemudian mengambil fluida yang baru. Mesin bakar internal merupakan salah satu
Qr= Qn Qu=W
(b) t
4
Jontohnya. Eflsiensi termal, sepedi yang didef,nisikan di atas, tetap merupakan kuantitas yang ingin diketahui untuk
rlat-alat tersebut.
Pernyataan Kelvin-Planck Adalah tidak mungkin untuk membuat suatu alat yang beroperasi berdasrrkan suatu siklus dan tidak
menghasilkan ef'ek lain selain terciptanya usaha dan perpindahan kalor dari suatu benda tunggal.
Dengan kata lain, adalah tidak mungkin untuk membuat suatu mesin kalor yang mengambil energi dari sebuah penampung,
melakukan usaha dan tidak memindahkan kalor ke sebuah penampung temperatur rendah. Ini menutup kemungkinan
terhadap mesin kalor yang memiliki efisiensi 100%. seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 5-4b.
Perhatikan bahwa kedua pernyataan dari hukum kedua ini merupakan pernyataan-pernyataan negatif. Tidak satupun
pernah dibuktikan; ini adalah ekspresi-ekspresi dari hasil pengamatan-pengamatan eksperimental. Tidak ada bukti
eksperimental pernah diperoleh yang melanggar satupun dari pernyataan hukum kedua tersebut. Perlu juga dicatat bahwa
kedua pernyataan tersebut adalah ekuivalen. Ini akan ditunjukkan melalui sebuah contoh.
CONTOH 5.1 Tunjukkanlah bahwa pernyataan Clausius dan Keivin-Planck mengenai hukum kedua adalah ekuivalen.
Penyelesaian: Kita akan menunjukkan bahwa suatu pelanggaran terhadap pernyataan Clausius merupakan pelanggaran
terhadap pemyataan Kelvin-Planck. dan sebaliknya. sehingga menunjukkan bahwa kedua pernyataan rersebur adalah ekuivalen.
Perhatikan sistem yang ditunjukkan dalam Gbr. 5-5a. Alat di sebelah kiri memindahkan kalor dan melanggar pernyaraan
Clausius. karena tidak terdapat masukan usaha. Anggaplah mesin kalor memindahkan jumlah kalor yang sama Qr. Maka Q ,
lebih besar dari Qrsebanyak W. Jika kita pindahkan kalor Q. langsung dari mesin ke aiat. seperti yang ditunjukkari dalam Gtr.
5-5b, tidak lagi diperlukan adanya penampung temperatr, .."nduh dan hasil nettonya adalah ierjadi konversi energi (Q'H - QL')
dari penampung temperatur tinggi menjadi usaha dengan nilai yang ekuiralen. yang merupakan suaru pelanggaran terhadap
pern)ataan Kelvin-Planck mengenai hukum kedua.
Sebaliknya tsoal 5.13). pelanggaran terhadap Kelvin-Planck adalah ekuivalen dengan pelanggaran terhadap pernyataan
Clausius.
TL Batas
slstem
(a) (b)
Gbr. 5.5
t04 HIIKI]M KEDUA TERMODINAMIKA IBAB 5
5.4 REVERSIBILITAS
Dalam studi tentang hukum pertama kita telah menggunakan konsep kesetimbangan dan kita mendeflnisikan
kesetimbangall. atau kr.rasi kesetimbangan. yang direferensikan hanya terhadap sistem. Sekarang kita akan memperkenalkan
konsep reversibilitas sehingga kita dapat mendefinisikan mesin yang paling elisien yang mungkin untuk dibuat, mesin
yang beroperasi hanya dengan proses reversibel. Mesin yang demikian disebut ntesin retersibel.
Suatu proses reversibel dideflnisikan sebagai suatu proses yang, setelah terjadi, dapat dibalik dan tidak menyebabkan
perubahan baik cli sistem tersebut maupun lin-ukun-qannya. Perhatikan bahrva definisi untuk suatu proses reversibel mengacu
ke sistem clan lingkungannya. Proses ini tentu saja harus kuasi-kesetimbanganl syarat-syarat tambahannya adalah:
l. Tidak terjadi gesekan di dalam proses.
2. Perpindahan kalor hanya disebabkan oleh perbedaan temperatLlr yang sangat kecil (infinitesimal).
3. Tidak terjadi ekspansi bebas.
Rlok
Gas
untuk mengembalikan temperatur ke nilai awalnya. Hasil nettonya adalah perubahan yang signifikan pada lingkungan,
]ang merupakan konsekuensi dari ireversibilitas. Ekspansi bebas tidak dapat terjadi dalam suatu proses reversibel.
I -> 2: Ekspansi isotermal. Kalor dipindahkan secara reversibel dari penampung temperatur tinggi pada temperatur
konstan 7r. Piston di dalam silinder ditarik dan volume befiambah.
2 -+ 3: Ekspansi adiabatik reversibel. Silinder sepenuhnya terinsulasi sehingga tidak terjadi perpindahan kalor
selama proses reversibel berlangsung. Piston terus ditarik dan volume semakin bertambah.
3 --> 4: Kompresi isotermal. Kalor dipindahkan secara reversibel ke penampung temperatur rendah pada temperatur
konstan 7.. Piston menekan zat kerja dan volume berkurang.
4 --> l: Kompresi adiabatik reversibel. Silinder yang sepenuhnya terinsulasi menyebabkan tidak terjadinya perpindahan
kalor selama proses reversibel ini. Piston terus menekan zat kerja sampai volume. temperatur dan tekanan
awal tercapai, dan dengan demikian menyelesaikan siklus ini.
2)3 3r4
Dengan menerapkan hukum pertama pada siklus ini. kita perhatikan bahwa
o,,-o.-w (5.J.)
di mana 0. diasumsikan memiliki nilai positif untuk perpindahan kalor ke penampung temperatur rendah. Ini memungkinkan
kita untuk menuliskan efisiensi termal [ihat (4 76)] untuk siklus Carnot sebagai
o,, - o, o,
(5.4)
'QuQu
tl
- -
I -
r06 HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA IBAB 5
Contoh-contoh berikut akan digunakan untuk membuktikan dua di antara tiga postulasi:
Postulasi 1 Tidaklah mungkin untuk membuat sebuah mesin, yang dioperasikan di antara dua penampung temperatur
tertentu, yang memiliki efisiensi lebih dari mesin Carnot.
Postulasi 2 Efisiensi mesin Carnot tidak bergantung padazat kerja yang digunakan atau fitur desain tertentu dari mesin
tersebut.
Postulasi 3 Semua mesin yang reversibel, yang dioperasikan di antara dua penampung temperatur terterltu, memiliki
efisiensi yang sama dengan mesin Carnot yang dioperasikan di antara dua penampung temperatur yang
sama.
CONTOH 5.2 Tunjukl<anlah bahrva efisiensi dari mesin Carnot adalah efisiensi maksimum lang mungkin dapat dicapai.
Penyelesaian: Asumsikan bahwa ada sebuah mesin. dioperasi,kan di antara dua penampung.yang memilit,i etisiensi
lebih tinggi clari mesin Carnot: selain itu. asumsikan juga bahwa sebuah mesin Carnot beroperasi sebagai relrigerator di
antara dua penampung yang sama. seperti yang digambarkan dalam Gbr.5-9a. Anggaplah besarnya kalor 5ang dipindahkan
dari penampung temperalur tinggi ke mesin sama dengan kalor lang dibuang oleh rel'rigeraton maka besarnya usaha lang
<lihasilkan oleh mesin tersebut akan lebih besar dari besar-nya usaha yang dibutuhkan oleh refrigerator (artinya. Q'r < Qt\.
karena efisiensi dari mesin tersebut lebih besar daripada efisiensi mesin Carnot. Selanjutnya. sistem ini dapat disusun seperti
digambarkan dalam Gbr. 5-9b. Mesin menggerakkan refrigerator dengan menggunakan kalor yang dilepas dari relrigeralor.
Tapi. terdapat sejumlah usaha netto \W' - W\ yang meninggalkan sistem. Hasil nettonya adalah konversi energi dari sebuah
penampung menjadi usaha. yang mer-upakan pelanggaran dari hukum kedua. Jadi. mesin Carnot merupakan mesin yang paling
efisien yang beroperasi di antara dua penampung tertentu.
Batas
sistem
J
t
I
t
I
Refrigerator
w -w t
Carnol
o'. < o,
T
,L
Gbr. 5-9
CONTOH 5.3 Tunjukkanlah bahwa efisiensi sebuah mesin Carnot yang dioperasikan di antara dua penampung tidak trergantung
pada zat kerja yang digunakan oleh mesin tersebut.
Penyelesaian: Misalkan sebuah mesin Carnot menggerakkan sebuah relrigerator Carnot seperti yang ditunjukkan dalam
Gbr. 5-10a. Anggaplah besarnya kalor yang dilepaskan oleh mesin sama dengan besarnya kalor yang ditrutuhkan oleh refrigerator.
Misalkan fluida'kerja di dalam mesin menghasitkan.Q, lang lebih besar daripada Q'r: maka W akan lebih besar daripada W'
{konsekuensi dari hukum pertama) dan kita akan memiliki \i\tern ekuivalen yang ditunjukkan dalam Cbr. 5-10b. Hasil nettonya
adalah perpindahan kalor {Qn- Q'r) dari suatu penampung dan terciptanya usaha. yang jelas merupakan pelanggaran terhadap
hukum kedua. Jadi. efisiensi dari mesin Carnot tidak bergantung pada zat kerjanya.
BAB 5] HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA 101
Qu Qu > Q''
tL
Qn * Qr.= W o",-o,=w'
(a) \h)
Gtrr. 5.10
I 2:-->
Qu= wt
==
J;' ,r, = mRrrhvf,
1
2-;32 Qz 3=0
3 + 4: Qt= -w;, r= - Jn',' Pdv = -mnrrnvf (5.5)
4->1: Q+-t=0
Perhatikan bahwa kita menginginkat Q, sebagai kuantitas positif, sebagaimana di dalam hubungan efisiensi termal; oleh
karena itu kita telah menambahkan tanda negatif. Maka elisiensi termalnya adalah lllhat (5.4)l
tt=t-f,=r.+,'##, (s.6)
Selama proses adiabatik reversibel 2 + 3 dan 4 ) l, kita tahu bahwa llihat (4.49)l
Kita hanya menggantikan QLIQ, dengan TrlTo. Kita dapat melakukan hal ini untuk semua mesin maupun refrigerator
reversibel. Kita lihat bahrva efisiensi termal dari mesin Carnot bergantung hanya pada temperatur absolut tinggi atau
rendah dari penampung-penampungnya. Penggunaan gas ideal untuk melakukan perhitungan menjadi tidak penting
karena kita telah menunjukkan bahwa efisiensi Carnot tidak bergantung pada zat-zar kerjanya. Sebagai konsekuensinya,
hubungan (5.9) berlaku untuk semua zat kerja, atau untuk semua mesin Carnot, terlepas dari karakteristik-karakterisk
tertentu dalam desainnya.
r08 HUKUM KEDUA TERMODINANIIKA IBAB 5
Mesin Carnot, jika dioperasikan terbalik. menjadi pompa kalor atau refrigerator, tergantung pada perpindahan kalor
yang diinginkan. Koeflsien kiner.ja dari pompa kalor meniadi
coPHP = #:,,=
o!-'0,= - rlh
L, (5. r 0)
coPR
o,o,,
= fi,'*r= (s.t 1)
er'- er= rntir- I
Ukuran-ukuran kinerja di atas menentukan limit-limit yang dapat didekati oleh mesin-mesin faktual. Siklus-siklus reversibel
yang diasumsikan tentu saja tidak realistis, tapi memiliki limit-limit yang kita tahu tidak dapat dilampaui seringkali sangat
berguna dalam mengevaluasi suatu proposal desain dan menentukan arah pengembangan selanjutnya.
Ketimbang memberikan daftar COP (Coefficient of Performance/koefisien kinerja) dari berbagai refrigerator dan
pengkondisi rdara (air conditiottittg), pihak pabrik seringkali memberikan daftar EEP. (Energy Efficienc'v Ratiolrasio efisiensi
energi). Parameter ini memiliki definisi yang sama dengan COP (yaitu, QIW) tapr Q memiliki satuan Btu sedangkan I4l
memiliki satuan watt-jam. Jadi. nilai ini adalah Btu yang diambil dibagi dengan rvatt-jam dari listrik yang dikonsumsi.
Karena terdapat 3,412 Btu per rvatt-jam, kita lihat bahr.va EER = 3.412 COP.
CONTOH 5.4 Sebuah mesin Carnot dioperasikan cli antara dua penampung temperatur yang masing-masing dijaga pacla 200 'C
dan 20'C. Jika keluaran mesin yang diinginkan adalah l5 kW. seperti yang ditunjuk-kan dalam Gbr.5-ll, tentukanlah besarnya
perpindahan kalor dari penampung temperatur tinggi dan besarnya perpindahan kalor ke penampung temperarur rendah.
Ts = 2ffi"C
BAB 5] HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA 109
Untuk situasi yang pertama kita memiliki IY, = Qr(T,f f,- l) = QL(.293/268 -1) = 0,0933Qt Untuk situasi yang kedua
diperoleh 1y. = Qr(2931248 - l) = 0,181 0.. Persentase kenaikan usaha adalah
*'
*'*' - (0'r8'3L'''-33lttn' )' roo' = e4'o't
Perhatikan besarnya kenaikan energi lang dibutuhkan untuk mcnurunkan temperatur tlalam sebuah ruangan )ang \udah clingin.
Dan ini merupakan persentase kenaikan minimum, karena kita telah memakai asumsi refrigerator ideal.
CONTOH 5.6 Sebuah mesin Carnot dioperasikan dengan udara, dengan menggunakan siklus yang ditunjukkan dalam Gbr.
5-12. Tentukanlah efisiensi termal tlan keluaran usaha dari setiap siklus operasi.
Gbn 5-12
Untuk mencari besamya keluaran usaha kita dapat menentukan kalor yang ditambahkan selama proses ekspansi temperatur
konstan dan menentukan w dari q =WlQu=wlqn. Kita peroleh qrdari hukum perlarna dengan menggunakan Arr = 0:
" f'
4u = tv. , = I ,u, = Rr, J,. (l = nr, rn l.'
Untuk mencari u, pertama-tama kita harus mencar.i u,:
'r = = (il)'
r'r = tl'076r(300/500tr'r'r-r - 0"r0tt m'rke
Akhirnya, tresarnya usaha untuk setiap siklus adalah u, = U4, = (0,,1X320.0) = t28 kJ/kg
Definisi dari COP untuk refrigerator adalah COPR = Qrtll'n,. N{aka thya netto yang dibLrtuhkal adalah
.o,
,". = a[to* - -10 o00 3600
- 2.u8.r kw arau 2.74.1 hp
5.2 Sebuah mesin kalor Carnot menghasilkan l0 hp dengan cara mcmindahkan energi di antara dua penampLrng pada 40 'F dan 212
'F. Hitunglah kecepatln pelpindahan kulol dari penrmpun! rentperatur tinggi.
110 HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA [BAB 5
5.3 Seorang penemu mengusulkan sebuah mesin yang dioperasikan di antara lapisan petmukaan laut yang hangat pada 27 'C dan
lapisan beberapa meter di bawahnya pada 10 lC. Sang penemu mengajukan klaim bahwa mesin tersebut menghasilkan 100 kW
dengan cara memompa 20 kg/s air laut. Apakah ini mungkin? Asumsikan (Cp)ui,ru,t:4,18 kJ/kg'K.
Penurunan temperatur maksimum untuk air laut adalah 17 "C. Maka kecepatan perpindahan kalor maksimum dari air
bertemperatur tinggi adalah
Maka efisiensi dari mesin yang diusulkan ini adalah q = WtQ, = lOOl142l = 0,0704 arau 7,047o. Eflsiensi dari mesin Carnot
yang dioperasikan di antara dua temperatur yang sama adalah
T, la l
tl = | - Tt = | - i66 = o'otu' atau 5'61%
Efisiensi dari mesin yang diusulkan tersebut melampaui efisiensi mesin Carnot; maka apa yang diklaim oleh penemu tersebut
adalah tidak mungkin.
5.4 Sebuah perusahaan penyedia listrik ingin menggunakan air tanah panas dari sebuah mata air panas untuk menggerakkan sebuah
oC, estimasikanlah keluaran daya maksimumnya jika fluks massa sebesar 0,2 kg/s
mesin panas. Jika air tanah berada pada 95
dapat dicapai. Atmosfer berada pada 20 "C.
T, ,o1
4=t-r;='-;;;=0'2038
dengan mengasumsikan bahwa air dikeiuarkan pada temperatur atmosfer. Kecepatan perpindahan kalor dari sumber energi tersebut
adalah
5.5 Dua mesin Carnot dioperasikan secara seri di antara dua penampung yang masing-masing dijaga pada 600 'F dan 100 'F. Energi
yang dibuang oleh mesin pertama dimasukkan ke mesin kedua. Jika elisiensi dari mesin pertama adalah 20 persen lebih besar
daripada elisiensi mesin kedua, hitunglah temperatur di antaranya.
Di mana 7 adalah temperatur antara dalam 'R yang tidak diketahui. Diberikan bahwa r7, = q, + 0,2 7r. Dengan memasukkan
nilai-nilai untuk 4, dan ry, diperoleh
T /
I- rono = 1.2
560\
(t -'r')
atau
5.6 Sebuah mesin Carnot yang dioperasikan dengan udara menerima 50 kJ/kg kalor dan membuang 20 kj/kg. Hitunglah temperatur-
temperatur dari penampung tinggi dan rendahnya jika volume spesifik maksimumnya adlah 10 m3/kg dan tekanan setelah ekspansi
isotermal adalah 200 kPa.
rt=r-1,'=l-2!=o.o
' 4n 50
Jadi,TrlT, = 0,4. Untuk proses-proses adiabatik kita tahu bahr.va (lihat Gbr.5-8)
BAB 5] HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA ltl
TL /I.rt I l.
= (;) rl = o'+'?'s = o'1012
5.7 Sebuah mesin kalor dioperasikan berdasarkan siklus Caraot dengan efisiensi 75 persen. Berapakah COP yang dimiliki sebuah
retiigerator yang dioperasikan dengan siklus yang sama? Temperatur rendahnya adalah 0 "C.
Efisiensi dari mesin kalor tersebut diberikan melalui 4 = I - T/Tn. Jadi,
T, .aa
T, = !, = t'_',d.ts= t092 K
t
Maka COP dari refriserator tersebut adalah
TL 213
coP^-
'o- - - =0.3333
Tn - TL- lo92
5.8 Dua refrigerator Carnot dioperasikan secara seri di antara dua penampung yang masing-masing dijaga pada 20 'C dan 200 'C.
Keluaran energi dari refrigerator pertama digunakan sebagai masukan energi kalor untuk refrigerator kedua. Jika COP dari kedua
refrigerator tersebut adalah sama, berapakah seharusnya temperatur antaranya?
COP untuk refrigerator diberikan melalui COPR - TLI(TH - T.). Dengan mengharuskan kedua COP memiliki nilai yang
sama kita memperoleh
copHp-
75ooo-0/. e1=12t70
26.5 = Bru/hr
^8' ^
Qr-Q, --75^900
Maka fluks massa dari air tanah adalah
o..
CoPHp = Y4 26,5 = 75!Q--Q Iiz = 2830 Btu/hr atau 1,11 hp
ww
Soal-soal Tambahan
5.10 Sebuah pompa kalor memberikan 75 MJ/jam ke sebuah rumah. Jika kompresor-kompresor membutuhkan masukan energi listrik
sebesar 4 kW, hitunglah COPnya.
5.11 Sebuah pembangkit listrik membakar 1000 kg batubara setiap jam dan menghasilkan 500 kW daya. Hitunglah eflsiensi termal
keseluruhan jika setiap kg batubara menghasilkan 6 MJ energi.
5.12 Sebuah mobil yang memiliki pemakaian bensin 13 km/L melaju pada 100 km/jam. Pada kecepatan ini pada intinya seluruh daya
yang.dihasilkan oleh mesin digunakan untuk mengatasi hambatan udara. Jika gaya hambatan udara diberikan melalui l2p'L?ACD
tentukanlah efisiensi termal dari mesin pada kecepatan ini dengan menggunakan luas proyeksi A = 2 m2, koeflsien gaya hambat
Co = 0,28 dan nilai pemanasan bensin 9000 kJ/kg. Bensin memiliki densitas 740 kglm2.
5.13 Tunjukkanlah bahwa pelanggaran terhadap pemyataan Kelvin-Planck mengenai hukum kedua berarti juga pelanggaran terhadap
pern)ataan Clausius.
112 HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA IBAB 5
5.14 Sebuah baterai melakukan usaha dengan menghasilkan arus listrik sementara memindahkan kalor dengan atmosfer bertemperatur
konstan. Apakah ini merupakan pelanggaran terhadap hukum kedua? Jelaskan.
5.15 Tunjukkanlah bahrva semua mesin reversibel, yang dioperasikan di antara dua penampung temperd:tur tertentu, memiiiki efisiensi
yang sama dengan mesin Carnot yang dioperasikan di antara dua penampung temperatur yang sama.
5.16 Sebuah siklus Carnot beroperasi antara 200 "C dan 1200 "C. Hitunglah (c) efisiensi termalnya jika dioperasikan sebagai siklus
daya, (&) COPnya jika dioperasikan sebagai refrigerator dan (c) COPnya jika dioperasikan sebagai pompa kalor.
5.17 Sebuah mesin Carnot membuang 80 MJ energi setiap jam dengan cara memindahkan kalor ke sebuah penampung pada 10 "C.
Tentukanlah temperatur dari penampung temperatur tinggi dan daya yang dihasilkan jika kecepatan penambahan energinya adalah
40 kw.
Ta = 900"C
Tt = 20'C
Gbr. 5-13
5.18 Sebuah proposal siklus daya didesain untuk beroperasi di antara penampung-penampung temperatur. seperti ditunjukkan dalam Gbr.
5-13. lni diharapkan dapat menghasilkan 43 hp dari 2500 kJ energi yang diambil setiap menit. Apakah proposal ini layak?
5.19 (a) Berapakah efisiensi maksimum yang dapat dihasilkan dari sebuah mesin yang dioperasikan berdasarkan gradien-gradien
termal di lautan? Temperatur permukaan air di lokasi yang diusulkan adalan 85 "F dan pada kedalaman tertentu adalah 50 "F.
(D) Berapakah maksimum COP dari sebuah pompa kalor, yang dioperasikan di antara kedua lapisan tersebut, yang digunakan
untuk memanaskan sebuah anjungan pengeboran minyak lepas pantai?
5.20 Sebuah mesin Carnot dioperasikan di antara penampung-penampung pada temperatur I, dan 7r, dan sebuah mesin Carnot kedua
dioperasikan di antara penampung-penampung yang dijaga pada T, dan 7... Tuliskanlah efisiensi tl3 dari mesin ketiga yang
dioperasikan di antara ?", dan I, dalam bentuk efisiensi 17, dan r7, dari kedua mesin lainnya.
5.2L Dua mesin Carnot dioperasikan secara seri di antara dua penampung yang masing-masing dijaga pada 500 "C dan 40 'C. Energi
yang dibuang oleh mesin pertama digunakan sebagai masukan energi untuk mesin kedua. Tentukanlah temperatur dari penampung
antara di antara kedua mesin tersebut jika efisiensi dari kedua mesin tersebut adalah sama.
5.22 Sebuah mesin Carnot dioperasikan berdasarkan udara dengan siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 5-14. Jika terdapat 30 kJ/kg
kalor yang ditambahkan dari penampung temperatur tinggi yang dijaga pada 200 "C hitunglah besarnya usaha yang dihasilkan.
P (kPa)
u (m3/kg;
0.3
Gbr. 5-14
5.23 Sebuah mesin Carnot dioperasikan di antara suatu tekanan rendah sebesar 15 psia dan suatu tekanan tinggi sebesar 400 psia.
Volumenya masing-masing adalah 250 dan 25 in3. Jika terdapat 0,01 lbm udara, hitunglah besarnya keluaran usahanya.
5.24 Sebuah mesin Carnot yang menggunakan gas hidrogen dioperasikan dengan penampung temperatur tinggi yang dijaga pada 600
K. Rasio tekanan untuk kompresi adiabatik adalah 15 banding 1 dan volume selama proses penambahan kalor menjadi tiga kali
lipat. Jika tekanan minimumnya adalah 100 kPa, tentukanlah elisiensi termalnya dan besarnya usaha yang dihasilkan.
BAB 5] HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA 113
5.25 Sebuah pompa kalor harus menjaga sebuah rumah pada 20'C ketika udara di luar mencapai -25'C. Diketahui bahwa dibutuhkan
1800 kJ setiap menit untuk melakukan hal tersebut. Hitunglah daya kuda minimum yang dibutuhkan.
5.26 Jika pompa kalor dalam Soal 5.25 digunakan sebagai AC, hitunglah temperatur luar maksimum yang diperbolehkan agar temperatur
di dalam tetap terjaga pada23 oC. Asumsikan hubungan linier antara perbedaan temperatur dan fluks kaloq dengan menggunakan
informasi yang diberikan dalam Soal 5.25.
5.27 Sebuah pompa kalor menggunakan kompresor 5 hp sambil mengambil 500 Btu energi dari air tanah setiap menit. Berapakah
COPnya (a) jika tujuannya adalah untuk mendinginkan air tanah dan (b) jika tujuannya adalah untuk memanaskan gedung?
5.28 Sebuah siklus refrigerasi Carnot digunakan untuk mengestimasi kebutuhan energi untuk mengurangi temperatur sebuah spesimen
ke nol absolut. Misalkan kita ingin mengangkat 0,01 J energi dari spesimen tersebut ketika berada pada 2 x l0 6 K. Berapakah
besarnya usaha yang diperlukan jika penampung temperatur tinggi berada pada 20 "C?
5.29 Sebuah refrigerator diusulkan membutuhkan l0 hp untuk mengambil 3 MJ energi setiap menit dari suatu ruangan yang dijaga
pada -i8 oC. Udara luar berada pada 20 'C. Apakah ini mungkin?
5.30 Sebuah unit refrigerasi reversibel digunakan untuk mendinginkan suatu ruangan ke 5 'C dengan cara memindahkan energi ke
lingkungan yang berada pada 25 'C. Unit yang sama kemudian digunakan untuk mendinginkan ruangan tersebut menjadi -20
C. Estimasikanlah laju pendinginan untuk kondisi yang kedua jika laju pendinginan untuk yang pertama adalah 5 ton.
5.3FE Seorang penemu mengajukan klaim bahwa sebuah mesin termal, yang dioperasikan di antara lapisan lautan pada 21 oC dan
10 'C, menghasilkan daya 10 kW sambil membuang 9900 kJ/menit. Mesin tersebut:
(A) tidak mungkin dibuat
(B) reversibel
(C) bisa diburt
(D) mungkin bisa dibuat
5.4FE Sebuah mesin Carnot, yang dioperasikan di antara penampung-penampung pada 20 'C dan 200 'C, menghasilkan daya 10 kW.
Kalor yang dilepaskan adalah mendekati:
(A) 26.3 kJ/s
(B) 20.2 kJrs
(C) 16.3 kJ/s
(D) 12.0 kJ/s
5.5FE Sebuah siklus Carnot adalah siklus yang sangat menarik karena:
(A) Memberikan limit bar.vah pada efisiensi siklus
(B) Dioperasikan di antara dua penampung termal bertemperatur konstan.
(C) Memberikan efisiensi maksimum untuk siklus manapun.
(D) Jika dibuat dengan hati-hati di laboratorium, memberikan limit atas pada efisiensi siklus.
5.6FE Pilihlan pernyataan yang tidak tepat yang berhubungan dengan siklus Carnot:
(A) Terdapat dua proses adiabatik.
(B) Terdapat dua proses tekanan konstan.
(C) Usaha terjadi pada keempat proses
(D) Setiap proses merupakan proses reversibel.
5.7FE Sebuah refrigerator Carnot membutuhkan l0 kW untuk mengangkat 20 kJ/s dari sebuah penampung 20'C. Temperatur dari
penampung temperatu tingginya adalah mendekati:
(A) 4,10 K
t14 HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA IBAB 5
(B) 400 K
(Ct 360 K
(D) 320 K
oC. berapakah
5.8FE Sebuah pompa kalor harus menyediakan 2000 kJ/jam ke sebuah rumah yang dijaga pada 20 'C. Jika di luar -20
kebutuhan daya minimumnya?
(A) 385 kJ/hr
(B) 316 kJ/hr
(C) 2'73 kllhr
(D) 184 kJ/hr
5.9FE Sebuah mesin dioperasikan dengan air geotermal 100 'C. Mesin tersebut mengeluarkan uap 20 'C. Efisiensi maksimumnya
adalah:
(A) 21%
(B) 32s,
(C) 58E(
(D) 807r
6,I PF]NDAHULUAN
Untuk dapat mengaplikasikan hukum kedua termodinamika pada suatu proses kita akan memperkenalkan suatu properti
yang disebut entropi. Pembahasan di sini bersifat paralel dengan pembahasan mengenai hukum pertama; pertama-tama
kita memberikan pernyataan mengenai hukum pefiama untuk suatu siklus dan kemudian menurunkan suatu hubungan
yang berlaku untuk suatu proses.
,FEFIF{ISI
6.2
, Perhatikan mesin Carnot reversibel yang dioperasikan berdasarkan suatu siklus yang terdiri dari proses-proses yang
ilijelaskan di dalam Sub Bab 5.5. Kuantitas f aqtf adalah integral siklus dari perpindahan kalor dibagi dengan temperatur
absolut di mana perpindahan kalor tersebut terjadi. Karena temperatur 2,, tetap konstan selama terjadi perpindahan kalor
}|dan I; telap konstan selama perpindahan kalor Q., integral tersebut diberikan melalui
(6.1)
f+=3: ?
d! mqqa kaLar Q, yang meninggalkan mesin Carnot tersebut dianggap memiliki nilai positif. Dengan menggunakan (5.4)
dar i5.9) kita lihat bahwa, untuk siklus Carnot,
o, T,
1lt-n1t
atau
o,, o,
Qr= T, T, = T, \6.2)
o (6.3)
fY=
Jadi, kuantitas 6QlT merupakan sebuah diferensial sempurna, karena integral siklusnya adalah nol. Diferensial sempurna
ini kita berikan lambang dS, di mana S merepresentasikan sebuah fungsi skalar yang bergantung hanya pada keadaan
dari sistem yang dimaksud. Ini merupakan deflnisi yang kita berikan terhadap suatu properti dari suatu sistem. Kita akan
me*yebut properti ekstensif ini entropi, yang diferensialnya diberikan oleh
ot = Y1,", (6.4)
tt6 ENTROPI [BAB 6
s2 sl
di mana subskrip "rev" menekankan sifat reversibilitas dari proses tersebut. Ini dapat diintegrasikan untuk suatu proses
sehingga memberikan
or=1,'f1,., (6'5)
Dari persamaan di atas kita lihat bahwa perubahan entropi untuk suatu proses reversibel dapat memiliki nilai negatif
atau positif tergantung pada apakah energi ditambahkan atau diambil dari sistem selama terjadi proses perpindahan kalor.
Untuk suatu proses adiabatik reversibel perubahan entropinya adalah nol.
Kita seringkali menggambarkan sketsa diagram temperatur-entropi untuk siklus-siklus atau proses-proses yang
diinginkan. Siklus Carnot memberikan sketsa yang sederhana jika yang digambarkan adalah temperatur vs. entropi. Ini
ditunjukkan dalam Gbr. 6-1. Perubahan entropi untuk proses pertama dari keadaan 1 ke keadaan 2 adalah
Perubahan entropi untuk proses adiabatik reversibel dari keadaan 2 ke keadaan 3 adalah nol. Untuk proses dari keadaan
3 ke keadaan 4 besamya perubahan entropi adalah sama seperti dalam proses pertama; proses dari keadaan 4 ke keadaan
1 juga merupakan proses adiabatik reversibel dan diikuti dengan perubahan entropi sebesar nol.
Perpindahan kalor selama proses reversibel dapat diekspresikan dalam bentuk diferensial |ihat t6.417 sebagai
6Q=rds (6.7)
Jadi, daerah di bawah kurva dalam diagram ?n-S merepresentasikan perpindahan kalor selama proses reversibel manapun.
Jadi daerah segi empat dalam Gbr. 6-1 merepresentasikan perpindahan kalor netto selama siklus Carnot. Karena besamya
perpindahan kalor sama dengan besarnya usaha yang dilakukan untuk suatu siklus, luas ini juga mereperesentasikan
besarnya usaha netto yang dicapai oleh sistem selama siklus berlangsung. Di sini, Q,,r= Wn., = AIAS.
Hukum pefiama termodinamika, untuk perubahan sangat kecil yang reversibel, menjadi. dengan menggunakan
(6 n,
TdS-PdV=dU \6.8)
Ini adalah hubungan yang penting dalam kajian kita mengenai sistem-sistem sederhana. Kita memperolehnya dengan
mengasumsikan suatu proses reversibel, Akan tetapi, karena melibatkan hanya properti-properti dari sistem, hubungan ini
juga berlaku untuk proses ireversibel. Jika kita memiliki suatu proses ireversibel, secara umum, 6W * P dV dan 6Q * T
dS tapi (6.8) tetap berlaku sebagai suatu hubungan antara properti-properti. Dibagi dengan massa, akan diperoleh
TdS-Pdv=du (6.e)
s=ms (6.10)
Untuk menghubungkan perubahan entropi dengan perubahan entalpi kita mendiferensiasikan (4.12) untuk memperoleh
dh=du+Pdv+vdP (6.1 t)
Jika dimasukkan ke dalam (6.9) untuk du, l<tta memperoleh
Tds=dh-vdP (6.12)
Persamaan (6.9) dan (.6.12) akan digunakan dalam subbab-subbab selanjutnya dalam pembahasan kita mengenai
termodinamika untuk berbagai proses reversibel maupun ireversibel
BAB 6] ENTROP] tt7
Perhatikan lagi bahwa persamaan-persamaan di atas dikembangkan dengan mengasumsikan proses reversibel; akan tetapi,
persamaan-persamaan tersebut menghubungkan perubahan entropi dengan properti-properti termodinamika lainnya di awal
dan di akhir proses. Karena perubahan suatu propefii independen dari proses yang digunakan untuk bergerak dari satu
keadaan ke keadaan lainnya, hubungan-hubungan di atas berlaku untuk proses manapun, reversibel maupun ireversibel,
dengan syarat bahwa zat kerjanya dapat diaproksimasikan oleh gas ideal dengan kalor-kalor spesilik konstan.
Jika perubahan entropi adalah nol, artinya proses isentropik, (6.15) dan (6.16) dapat digunakan untuk memperoleh
T2 lPryt ttrr'
?=(ii)^ =
r, \P,/ 6rn
Kedua persamaan ini digabungkan untuk memberikan
P- /u.\k
(6't8)
z=(")
t'
Ini tentu saja identik dengan persamaan-persamaan yang diperoleh dalam Bab 4 untuk gas ideal yang melalui proses
adiabatik kuasi-kesetimbangan.
lt8 ENTROPI [BAB 6
6.4 ENTROPI UNTUK GAS IDEAL DENGAN KALOR SPESIFIK YANG BERVARIASI
Jika kalor-kalor spesifik untuk suatu gas ideal tidak dapat diasumsikan konstan dalam suatu rentang temperatur
tertentu kita kembali ke (6.12) dan menuliskan
C, ,_
dh v rtp=To'-P"'
d, ='T-
T * ap @.19)
Konstanta gas R dapat dikeluarkan dari integral , tapt Co = Ct(T) tidak. Jadi, kita mengintegrasikan (6.19) dan
memperoleh
f'' c.,, P.
s, - s, = Jr i -
^
," ;i (6.20)
Integral di dalam persamaan di atas bergantung hanya pada temperatur dan kita dapat mengevaluasi besarnya dari tabel-
tabel gas. Dengan menggunakan fungsi-fungsi tabulasi so diperoleh
Jadi, perubahan entropi adalah (beberapa buku teks menggunakan @ ketimbang s')
12-11=s!-si-nfn!Pl (6.22)
Persamaan entropi yang lebih eksak ini digunakan hanya jika diinginkan tingkat akurasi yang lebih tinggi.
Untuk suatu proses isentropik kita tidak dapat menggunakan (6.17) dan (6.18) jika kalor-kalor spesifiknya tidak
konstan. Akan tetapi, kita dapat menggunakan (6.22) dan memperoleh. untuk proses isentropik,
P) /s! \ explsi/R)= .flT,)
- s?-l=.,,ptr?rnl
P, =
t^P lr-R -flTrl
(6.23)
Jadi, kita mendefinisikan tekanan relatif P,, yang bergantung hanya pada temperatur, sebagai
P' = et"/R (6.24)
Parameter ini dimasukkan sebagai entri dalam tabel gas E-1. Jadi rasio tekanan untuk suatu proses isentropik adalah
Pr-Pl
Pt P,r , (6.2s)
Rasio volume dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan keadaan gas ideal. Rasio tersebut adalah
vz
yr=PzT,
pr T, (6.26)
di mana kita akan mengasumsikan proses isentropik ketika menggunakan rasio rekanan relatif. Sebagai konsekuensinya,
kita mendefinisikan volume spesifik relatif v,, yang bergantung hanya pada temperatur, sebagai
vr=const'x4T 6.2n
Dengan menggunakan nilainya yang diperoleh dari tabel-tabel gas kita memperoleh rasio volume spesifik untuk proses
isentropik; rasio tersebut adalah
Y) l.t
v1 vrl (6.28)
Dengan menggunakan etnri-entri dari tabel-tabel gas kita dapat melakukan perhitungan yang diperlukan dalam mengerjakan
soal-soal yang melibatkan gas ideal dengan kalor-kalor spesifik yang bervariasi.
uz = -w
m u, = - iit * 209.1 = 360.4 kJlkg
rr -720
BAB 6] ENTROPI 119
t20 ENTROPI [BAB 6
y = konstan
Untuk suatu zat padat ata! zatcair, perubahan entropi dapat diperoleh cukup mudah jika kita dapat mengasumsikan
bahwa kalor spesifiknya konstan. Kembali ke (6.9), kita dapat menuliskan, flengan mengasumsikan zat padat atau cair
tersebut bersifat inkompresibel sehingga dv = 0,
Tds=du=CdT \.6.30)
di mana kita telah menghilangkan subskrip pada kalor spesifik karena untuk zat-zat padat dan cair Cp : Cv. Nilai-nilai
Cp biasanya tertera di dalam tabel-tabel; nilai-nilai ini diasumsikan sama dengan C. Dengan mengasumsikan kalor spesifik
konstan, kita memperoleh
t,=[c#=r^? I
G3D
Jika kalor spesifik merupakan suatu fungsi yang diketahui dari temperatur, integral ini dapat diselesaikan. Kalor-kalor
spesifik wtttk zat-zat padat dan cair diberikan di dalam Tabel B-4.
CONTOH 6.5 Uap tersimpan di dalam sebuah penampung kokoh pada tekanan awal sebesar 100 psia dan 600 'F. Tekanan
dikurangi hingga 10 psia dengan cara melepaskan energi melalui perpindatran kalor. Hitunglah perubahan entropi dan perpindahan
kalor dan gambarkanlah diagram T-s.
Gbr. 6-3
BAB 6I ENTROPI 121
Penyelesaian: Dari tabel-tabel uap,-v, =v.r=6.216fri,,1bm. Keadaan 2 berada di daerah kualitas. Dengan menggunakan
nilai di ata* untuk ur, kualitas diperoleh sebagai berikut:
6.216 =0.0166 + x(38.42- 0.0166) x = 0.1614
Entropi pada keadaan 2 adalah sz = A,2836 +" (0,1614)(1,5041) = 9,526A, Btullbm-oR; maka perubahan entropinya adalah
Gbr. 6-4 Sebuah mesin reversibel dan ireversibel yang beroperasi di antara dua penampung
Dari hukum pertama yang diaplikasikan pada siklus (I4z = Qu - Q) kita lihar bahwa, dengan mengasumsikan bahwa
(Q)in dan (Qn),"u adalah sama,
(6.34)
t'(Y),,,'o
karena integral di atas untuk siklus reversibel adalah nol.
Jika kita sedang membicarakan suatu refrigerator reversibel ketimbang suatu mesin, kita akan membutuhkan lebih
banyak usaha untuk jumlah refrigerasi Qy yang sama. Dengan mengaplikasikan hukum pertama pada refrigerator, kita
akan memperoleh ketidaksamaan yang sama seperti dalam (6.34} Jadi, untuk semua siklus, reversibel maupun ireversibel,
kita dapat menuliskan
{* =o
JT
(6.15)
Ini dikenal sebagai ketidaksamaan Clausius. Ketidaksamaan ini merupakan konsekuensi dari hukum kedua termo-
dinamika.
d MILIK
f n arn Ptrpu.lnpsa!
'F 6ar r't.r:sip3rr
t22 ENTROPI IBAB 6
CONTOH 6.6 Diusulkan untuk me*goperasikan suatu pembangkt daya uap sederhana sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr.
6-5, Air diuapkan seluruhnya di dalam boiler sehingga perpindahan kalor Qu terjadi pada temperatur konsran. Apakah proposal
ini memenuhi ketidaksamaan Clausius? Asumsikan tidak terjadi perpindahan kalor dari pompa atau turbin.
Air L lwr
jenuh { =-
Gbr. 6-5
Penyelesaian: Kuantitas yang kita cari adalah $dqtf Karena perpindahan kalor yang diusulkan terjadi pada temperarur
konstan. ini mengambil bentuk
[9a
- au Qc
YT=7,'T,
= I kg):
Dari tabel-tabel uap kita dapat memperoleh nilai-nilai berikut untuk setiap kilogram air (rr
Ts =' *
179,9C Ic = 60,1oC Qa = m(hz h2) = 2'778 763 = 2015 kJ *
Q6= m\ho- h,) = 125 I + (0.88x2358)l - l25l + (0. l8x2358rl = t65l kJ
Jadi, kita memperoleh
?9:1 -.19:l -
.tdry
t = 452,9 = o.so7 kr/K
333, I
Nilai ini negatif. sebagaimana seharusnya jika proposal pembangkit daya ini harus memenuhi ketidaksamaan Clausius.
I,'+ * I,'Y-,
sepanjang A sepanjang C
(63n
f' ao f' ao
J,i'J,-r
B
sepanjang sepanjang C
(6.38)
Akan tetapi, di sepanjang jalur reversibel B, 6Qlf = dS. Jadi, untuk jalur manapun yang merepresentasikan proses
manapun.
Kesamaan berlaku untuk proses reversibel dan ketidaksamaan berlaku untuk proses ireversibel.
Hubungan (6.39) menuju ke suatu kesimpulan yang penting dalam termodinamika. Perhatikan suatu perpindahan
kalor yang sangat kecil dQ ke sebuah sistem pada temperatur absolut 7. Jika proses tersebut reversibel, perubahan
diferensial dalam entropi adalah 6QlT; jika proses tersebut ireversibel, perubahan entropinya lebih besar dari 6QlT. Jadi
kita menyimpulkan bahwa efek ireversibilitas (yaitu, gesekan) adalah meningkatkan entropi dari suatu sistem.
Akhirnya, dalam mengaplikasikan hukum kedua pada suatu proses, (6.39) dapat meringkas hasil-hasil yang kita
peroleh. Jika kita ingin menginvestigasi apakah suatu proses yang diusulkan memenuhi hukum kedua. kita hanya perlu
memeriksanya dengan menggunakan (6.39). Kita lihat bahwa entropi dan hukum kedua bersinonim dengan cara yang
sama seperti energi dan hukum peftama.
Akhimya, perhatikan suatu sistem terisolasi, sistem yang tidak menukarkan usaha maupun kalor dengan lingkungannya.
Untuk sistem yang demikian hukum pertama mengharuskaflfJr= U, untuk proses manapun. Persamaan(6.39) mengambil
bentuk
as>0 (6.40)
yang mengharuskan entropi dari suatu sistem terisolasi untuk tetap konstan atau meningkat, tergantung dari apakah
proses tersebut reversibel atau ireversibel. Jadi, untuk proses nyata manapun entropi dari suatu sistem terisolasi akan
meningkat.
Kita dapat menggeneralisasi kesimpulan di atas dengan memperhatikan suatu sistem yang lebih besar yang men-
cakup sistem yang dimaksud dan lingkungannya, yang seringkali disebut dengan semesta. Untuk semesta kita dapat
menuliskan
ASrnir=ASrrr+Asrro>0 \6.41)
dimana ketidaksamaan berlaku untuk proses reversibel (ideal) dan ketidaksamaan untuk proses ireversibel (nyata).
Hubungan (6.41), prinsip kenaikan entropi, seringkali digunakan sebagai pernyataan matematis terhadap hukum kedua.
Dalam (6.41) Asuni" juga disebut ASr.r, entropi yang dihasilkan, atau ASn",, kenaikan netto dalam entropi.
CONTOH 6.7 Udara mengisi setengah dari tangki terinsulasi yang ditunjukkan dalam Gbr. 6-7. Sisi yang lainnya sepenuhnya
kosong. Membran dipecahkan dan udara dengan cepat memenuhi seluruh volume. Hitunglah perubahan entropi spesifik dari
sistem terisolasi ini.
Udsra l\M"*b*n
Gbr' 6-7
Penyelesaian: Seluruh tangki dipilih sebagai bafas sistem. Tidak ada perpindahan kalor yang melewari batas tersebur dan
tidak ada usaha yang dilakukan oleh udara. Maka hukum pertama mengambil bentuk AU = mC,(72- I,) = 0 Jadi. temperatur
akhir adalah sama dengan temperatur awa}. Dengan menggunakan (6..15) untuk perubahan entropi. kita memiliki, dengan I,
v. 511
As = R ln r; 77d
l" 2 = 0.04749 Btuilbm-'R
Perhatikan bahwa ini memenuhi (6.39) karena untuk contoh ini Q = 0, sehinggal 6Q/T = 0 < zAs.
124 ENTROPI IBAB 6
CONTOH 6.8 Dua kg uap superheat pada 400"C dan 600 kPa didinginkan pada tekanan konstan deagan cara memindahkan
kalor dari suatu silinder hingga uap terkondensasi seluruhnya. Lingkungan berada pada 25oC. Tentukanlah perubahan entropi
netto dari semesta yang disebabkan oleh proses ini'
Penyelesaian: Entropi dari uap yang mendef,nisikan sistem ini berkurang karena kalor dipindahkan dari sistem ke
lingkungannya. Dari tabel-tabel uap perubahan ini diketahui sebesar
N"y, = m(s, - s) = {2X1,9316 - 7,7086} = -11,55 kJ/K
Perpindahan kalor ke lingkungan terjadi pada temperatur koastan. Jadi, perubahan entropi dari lingkungan adalah
N.uo= fy=g
Perpindahan kalor untuk proses tekanan konstan adalai
tPenrhahan entroni\ ^
lPerubahan entropi \ - lEntropi 1- lEntropi\
\ votume konrrol / \ k;lr;; I t ;rr[ I *+ t tingkungan' J = u (6.42)
Jika kita membagi persamaan cli atas dengan d/ dan menggunakan titik untuk menandai laju, kita memperoleh persamaan
laju
S..,. + rrrs,
.o
- hrsr* 7t'", 0 (6.44)
Kesamaan diasosiasikan dengan proses reversibel. Ketidaksamaan diasosiasikan dengan ireversibilitas seperti misalnya
efek-efek viskositas, yang selalu ada dalam suatu aliran bahan; separasi aliran dari permukaan-permukaan yang memiliki
perubahan geometri yang mendadak; dan gelombang-gelombang kejut dalam aliran kompresibel kecepatan tinggi.
Untuk suatu proses aliran tunak entropi dari volume kontrol tetap konstan seiring dengan waktu. Maka kita dapat
menuliskan, dengan mengenali bahwa itr= ritt = 7i1.
Gbr. 6-8 Volume kontrol yang digunakan dalam analisis hukum kedua
BAB 6] ENTROPI 125
Dengan memindahkan energi ke benda melalui perpindahan kalor, kita tentu saja dapat menaikkan entropi dari aliran
yang mengalir dari volume kontrol. Akan tetapi, kita juga lihat bahwa untuk suatu proses aliran tunak adiabatik entropi
juga meningkat dari lubang masuk ke lubang keluar yang disebabkan oleh ireversibilitas karena, untuk kasus tersebut,
(6.4 5) tereduksi menjadi
s2=sl (6.46)
Untuk proses adiabatik reversibel entropi masuk dan entropi keluar adalah sama, proses isentropik. Kita akan menggunakan
fakta ini pada saat mengerjakan proses-proses adiabatik reversibel yang melibatkan uap, seperti misalnya aliran yang
melewati suatu turbin ideal.
Kita mungkin ingin mengetahui produksi entropi; laju produksi entropi di sisi kiri dari (6.44) kita deflnisikan
rlr = (6.48)
%
di mana wo adalah keluaran usaha (spesifik) nyata dan w, adalah keluaran usaha (spesifik) yang diasosiasikan dengan
proses isentropik. Secara umum, eflsiensi didefinisikan dengan menggunakan keluaran yang diinginkan sebagai ukuran;
untuk sebuah difuser kita akan menggunakan kenaikan tekanan dan untuk sebuah nozel kita menggunakan kenaikan energi
kinetik. Untuk sebuah kompresor usaha nyata yang dibutuhkan adalah lebih besar daripada kebutuhan usaha ideai dalam
proses isentropik. Untuk kompresor atau pompa eflsiensi didefinisikan sebagai
W,
llc = wo
(6.4e)
Efisiensi-eflsiensi di atas juga disebut sebagai efisiensi adiabatik karena setiap ef,siensi didasarkan pada proses
adiabatik.
CONTOH 6.9 Sebuah pemanas dini digunakan unruk melakukan pemanasan arval air dalam suatu siklus pembangkit daya,
seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 6-9. Uap superheat berada pada temperatur 250"C dan air yang masuk menjalani proses
subcooling pada 45'C. Semua tekanan adalah 600 kPa. Hitunglah laju produksi entropi.
Penyelesaian: Dari kekekalan massa. ht= hz+ rh, = 0.5 + 4 = 4-5 kg/s. Hukum pertama memungkinkan kita untuk
menghirung temperatur dari air yang keluar. Dengan mengabaikan perubahan-perubahan energi kinetik dan potensial dan
mengasumsikan perpindahan kalor nol. hukum pertama mengambil bentuk mrlr, = itrhr+ flr1lr, = Dsngan menggunakan tabel-
tatrer uap (rr' aciarah entarpi dari
"H::ffi
;;:)r+ (4)(188,a) ht = 4e6kJ/ke
Entalpi ini lebih kecil daripada entalpi cairan jenuh pada 600 kPa. Jadi. air yang keluarjuga menjalani subcooling. Temperarurnya
diinterpolasi dari tabel-tabel uap jenuh tcarilah 7 yang memberikan h, = 496 kJ/kg) sebesar
I\ Insulasi
Gbr. 6-9
t26 ENTROP] IBAB 6
r, I 496 _ 46t.i \
=
tsoii _ ;i:) rr0r + lr0 = rrs"c
Entropi pada ternperafur ini diinterpolasi (dengan inenggunakan s/) sebesar s3 = 1,508 kJA<g'K. Entropi dari uap superheat
yang masuk diperoleh s€besar sz = 7,782 kJ/kg'K. Entropi yang masuk dari air subcooling adalah 1 pada I, = 45"C, atau sr
= 0,639 kJ/kg.K. Akhimya, dengan memodiflkasi (6.47), untuk memperhitungkan kedua saluran masuk, kita memiliki, dengan
0 =0.
Sp,od = irrsr_ tuzsz- htsl= (4,5X1,508) - (0,5X7,182) - (4X0,639) = 0,639 kW/K
Nilai ini positif. menandakan bahwa entropi drhasilkan. yang merupakan konsekuensi dari hukum kedua. Proses pencampuran
antara uap superheat dan air subcooling memang merupakan proses ireversibel.
CONTOH 6.{0 Uap superheat masuk ke turbin, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6-10a. dan keluar pada 2 psia. Jika fluks
massa adalah 4 lbm/sec. tentukanlah keluaran dayanya jika proses ini diasumsikan reversibel dan adiabatik. Buatlah sketsa
proses lersebut pada diagram f-s.
140
.{>:
(a) (e)
Gbr. 6-10
Penyelesaian: Jika kita mengabaikan perubahan-perubahan energi kineti-k dan energi potensial, hukum pertama, untuk
proses adiabatik. adalah -Wr = rir\hz - /r,) Karena proses ini juga diasumsikan reversibel. entropi yang keluar adalah sama
dengan entropi yang masuk. seperti dirunjukkan dalam Gbr. 6-l0b (sketsa seperti ini sangat berguna untuk memvisualiasikan
proses). Dari tabel-tabel uap,
CONTOH 6.tl Turbin dalam Contoh 6.10 diasumsikan 80 persen efisien. Tentukanlah entropi dan temperatur dari keadaan
akhir. Buatlah sketsa proses, nyata ini pada diagram I-s.
Penyelesaian: Dengan menggunakan definisi dari efisiensi. keluaran daya aktual diperoleh sebesar
il/, = (0,8) 4 = (0,8X1748) = 1398 Btuisec
.1.8827 Btu/lbm-'R
Gbn 6-1.1
Perhatikan bahwa ireversibilitas memberikan efek yang diinginkan yaitu memindahkan keadaan 2 ke daerah superheat, sehingga
menghilangkan pembeltukan butiran-butiran yang disebabkan oleh kondensasi uap. Dalam turbin aktual. pembentukan uap
tidak dapat ditoleransi karena mengakibatkan kerusakan pada bilah-bilah turbin.
c Qu QAr
a
=;=_
( 141.4)l(2ox6o)l
=_t33.3kJ,,K
^rr=i;=
n. - 0t -Q'Lt
...,.t' =':r,*
-\4r'4tlt2o\.{l0)l - r,
^ '-: j[ '='l.,"ltl.
perubahan entropi nerto dari kedua * -. 133,2 =-o,1 kJ/K. Nilai ini adarah nol,
kecuali kesalahan pembulatan, yang sesuai dengan (6.2)
6.2 Dua kilogram udara dipanaskan pada temperatur konstan 200 kPa hingga 500'C. Hitunglah besarnya perubahan entropi jika
volume awalnya adalah 0,8 m3.
Temperatur awalnya diperoleh sebesar
PiI
r, = mR= (2qqx9'8) = 278;r K
12)\0,287 )
Maka besarnya perubahan entropi diperoleh, dengan menggunakan (6.16) sebesar
I r. R rn rl=
l (2)(r.00) In ,, 2.040 kJ/K
LS = m
lrr^ ,i - zt'il =
6.3 Udara ditekan dalam sebuah silinder mobil dari 14,7 hingga 2000 psia. Jika temperatur awalnya adalah 60'F, berikanlah estimasi
temperatur akhirnya.
Kompresi terjadi sangat cepat dalam sebuah silinder mobil (0 .i 0); jadi, kita melakukan pendekatan terhadap proses ini
seperti proses reversibel adiabatik. Dengan menggunakan (6.17),ktta peroleh temperatur akhir sebesar
I P^\(k-t)tk
rt = rs (fr) = (s20) ( r#)'r'r = 2117.R atau 1657.F
128 ENTROPI IBAB 6
6.4 Sebuah piston mengakibatkan udara berekspansi dari 6 MPa ke 200 kPa. Volume dan temperatur awalnya adalah 500 cm3 dan
800.C. Jika temperatur dijaga konstan, hitunglah besarnya perpindahan kalor dan perubahan entropi.
Hukum pertama, dengan menggunakan usaha untuk proses isotermal, memberikan kita
6.5 Sebuah roda dayung menghasilkan 200 kJ usaha ke udara yang tersimpan dalam sebuah volume kokoh 0,2-m3, yang awalnya
berada pada 400 kPa dan 40'C. Tentukanlah besamya perubahan entropi jika volume tersebut terinsulasi.
Hukum pertama, dengan perpindahan kalor nol karena adanya insulasi, memberikan
6.6 Udara ditekan di dalam sebuah silinder mobil dari 14,'l hingga 2000 psia. Prediksikanlah temperatur akhirnya jika temperatur
awalnya adalah 60 "F. Jangan mengasumsikan kalor spesifk konstan'
Karena proses ini terjadi cukup cepat, dengan sedikit kemungkinan terjadinya perpindahan kalor, kita akan mengasumsikan
proses reversibel adiabatik. Untuk proses demikian kita dapat menggunakan (6.25) dan memperoleh
P'2 = P't
f,', = (i?:9 ) = 165'3
"'"0"
di mana P., diperoleh dalam Tabel E-lE. Selanjutnya temperatur diinterpolasi. dengan menggunakan P.r, sebesar
Bandingkan nilai ini dengan 2717'R Outr* Soal 6.3, di mana kalor spesifik diasumsikan konstan. Perhatikan besamya error
(lebih dari 7 persen) dalamT, di Soal 6.3. Hal ini terjadi untuk A7 yang besar.
6.7 Udara berekspansi dari 200 ke 1000 cm3 dalam sebuah silinder sementara tekanannya dijaga konstan pada 600 kPa. Jika temperhtur
awalnya adalah 20"C, hitunglah besarnya perpindahan kalor dengan mengasumsikan (a) kalor spesifik konstan dan (b) kalor
spesifik yang bervariasi.
(a) Massa udara adalah
. pV (600X200 x l0 6t
tlffi = 0.00t427 kg
l^qo^o)
'2 = r.Y?
r^ ''vr =,rrr, (\2ou/ = 1465 K
Maka besarnya perpindahan kalor adaiah (proses tekanan konstan)
(b) Massa dan 7, adalah sebagaimana dihitung dalam bagian (a). Hukum pertama sekali lagi memberikan, dengan menggunakan
h, dan h, dari Tabel E-l,
Q= m (hz- h) = (0,001427)(1593,7 -293,2) = 1,856 kJ
Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi error 9,9 persen jika kita mengasumsikan kalor spesifik konstan. Hal ini disebabkan
oleh besarnya perbedaan temperatur di antara keadaan awal dan akhir dari proses.
6.g Air dijaga pada tekanan konstan 400 kPa sementara temperatur berubah dari 20'C ke 400'C. Hitunglah besamya perpindahan
kalor dan perubahan entroPi.
Denganmenggunakan|1=|fpada20.C[keadaanladalahcairanterkompresi],
w = P(vz - v) = \4OO) (0,7126 -0,001002) = 308,6 kJ/kg
Hukum pertama memberikan Q = uz - u1 * w = 2964,4 - 83,9 + 308,6 = 3189 kJ/kg dan besarnya perubahan entropi adalah
As = sz - st = 7,8992 - 0,2965 = 'l ,603 kJ/kg'K
BAB 6] ENTROPI t29
6.9 Dua kilogram uap tersimpan dalam sebuah tangki 6 liter pada 60'C. Jika 1 MJ kalor ditambahkan, hitunglah entropi akhimya.
.. -V, -6xl0r
,t=i="- =0,001017 +xt(1,671 -0'001) .'.xr =0,0002585
Hukum pertama memungkinkan kita untuk menentukan temperatur akhir. Kita akan mengasumsikan bahwa tidak seluruh
es tersebut mencair sehingga Tz = 32 oF. Es menghangat dan beberapa kemudian mencair.
Air aslinya menjadi dingin. Pertama-
tama, kita hitung massa es (lihat Tabel C-5E) dan air:
*, = tiffi
(s)( 1,2/ 1 728)
= 0'199 lbm' n,, = 1 lbm (l pon dari I pint)
Hukum pertama dituliskan sebagai m, (C.),LT + m,Lh, = m.(Cr). A7, di mana m, adalahjumlah es yang mencair. Ini menjadi
(0,199)(0,49X32 - 0) + (m,)(t40) = (1)(1,0)(60 - 32) :.mr = 0,17'1'7 lbm
Jadi besarnya perubahan entropi netto dari es dan air adalah
T. T"
ASn.,= m,Crln
fi * *lt" - s,t + m^Crln fi
1eex0,4e) h + (0,1777)[0,0 - (4,2s2)1 + (1)(1,0 r m
= (0,
m ffi = 0.003 1 1 Btu/"R
6.11 Uap dalam sebuah mesin Carnot ditekan secara adiabatik dari 10 kPa menjadi 6 MPa sehingga pada akhir proses terbentuk cairan
jenuh. Jika besarnya keluaran usaha adalah 500 kJ/kg, hitunglah nilai kualitas di akhir dari ekspansi isotermal ini.
Untuk suatu siklus, keluaran usaha sama dengan masukan kalor netto, sehingga
IV = AIAs 5OO = (275,6 - 45,8) (sr- 3,0273\ s2 = 5.203 kJ/kg.K
Nilai s, ini adalah entropi di akhir dari ekspansi isotermal. Dengan menggunakan nilai-nilai dari dan
1 % pada 6 MPa, kita
memiliki
Cop=*L_= ?53
T, - T, 325 - 253 =lsl
COP juga diberikan sebagai COP - qrlw, di mana
-
ry = LT 65 = [52 (*20)] (0,9004 - 0,4432) = 32,92 ktlke
Jadi, besarnya perpindahan kalor yang mendinginkan adalah q, = tCOP)(w) = (3,51)(32,92) = 115,5 kJ/kg.
130 ENTROPI IBAB 6
Nilai kualitas di awal dari proses penambahan kalor diperoleh dengan menyamakan nilai entropi di akhir dari proses
pembuangan kalor dengan nilai entropi di awal dari proses penambahan kalor:
' 0,4432 = 0,0996 + (0,9332 - 0,0996)x .'.x = 0,472
6.13 Tunjukkanlah bahwa ketidaksamaan Clausius dipenuhi oleh suatu mesin Carnot yang dioperasikan dengan uap di antara tekanan
40 kpa dan 4 Mpa. Besarnya keluaran usaha adalah 350 kJlkg, dan uap jenuh masuk ke dalam proses ekspansi adiabatik
yang
terjadi.
kita
Mengacu ke Tabel C-2, temperatur hinggi dan rendahnya adalah 250,4"C dan 75,9'C. Keluaran usaha memungkinkan
' kalor berikut:
untuk menghitung entropi di awal dari proses penambahan sebagai
Jadi besarnya penambahan kalor adalah en = TAs = (250,4 + 273)(2,006) = 1049,9 kJ,&g, dan besarnya pelepasan kalor
adalah
Untuk siklus Carnot (reversibel) ini ketidaksamaan Clausius harus menjadi kesamaan:
6.1.4 Suatu balok kuningan 5 lb pada 200'F ditenggelamkan di dalam air 10 lbm pada 50'F, dan setelah sekian lama, tercapailah
kesetimbangan. Jika penampungnya diinsulasi, hitunglah besarnya perubahan entropi dari semesta.
pertama-tama, kita mencari temperatur kesetimbangan akhirnya. Karena tidak ada energi yang meninggalkan penampung,
kita memiliki, dengan menggunakan nilai-nilai kalor spesifik dari Tabel B-4E,
m"(cp).(47). = m*(cp),(LT), 5 x 0,093 (2OO - T) = (10)(1,00)(12 - 50) Tz= 56,66F
lihat
Volume spesifik awal v, = 0,212 - 0,1 m3/kg. Dengan mengacu Tabel C-1 dan C-2 untuk nilai % yurg l.Id:Sat kita
bahwa ini terjadi pada pr = 2 MPa. Kita juga lihat bahwa Tr = 212,4"C, st = 6,3477 kJ/kg'K dan u, =
2600,3 kJ/kg. Karena
volume tersebut kokoh, kita dapat menemukan posisi keadaan 2 melalui prosedur coba-coba sebagai berikut:
Coba P, = 0,4 MPa: vz = 0,0011 + 0,2(0,4625 - 0,0011) = 0,0934 m3/kg
Coba P, = 0,3 MPa; v2 = 0,0011 + 0,2(0,6058 - 0,0011) = 0,122 mzkg
Hukum pertama untuk volume kontrol memungkinkan kita untuk menghitung besarnya perpindahan kalor dari turbin ke
I ingkungan.
BAB 6] ENTROPI 131
Temperatur di lubang keluar, karena udara berekspansi dari P2ke P3 seiring dengan bocornya udara melalui lubang, diperoleh
dengan mengasumsikan proses isentropik.
Perhatikan bahwa kita telah menggunakan C, = 1000 J/kg.K, bukan C, = 1,00 kJ/kg.K. Ini memberikan satuan yang tepat; yaitu,
J,&g.K = N.m/kg.K = m:/r2.K.
6.18 Uap berekspansi secara isentropik melalui sebuah turbin dari 6 MPa dan 600'C ke 10 kPa. Hitungtah besarnya keluaran daya
jika fluks massanya adalah 2 kg/s.
Keadaan keluar memiliki entropi yang sama dengan keadaan masuk. Ini memungkinkan kita untuk menentukan kualitas
keluar sebagai berikut (gunakan entri-entri pada 10 kpa):
Entalpi keluar adalah hz = hf + xrhrr = 191,8 + (0,8690)(2392,8) = 2Z1l kJlkg. Maka persamaan energi volume kontrol
memungkinkan kita untuk menghitung
6.19 Sebuah turbin uap menghasilkan 3000 hp dari fluks massa 20000 lbm/jam. Uap masuk pada t000 'F dan 800 psia dan keluar
pada 2 psia. Hitunglah efisiensi dari turbin tersebut.
Besarnya keluaran usaha yang maksimum dapat dicapai dihitung terlebih dahulu. Untuk proses isentropik, keadaan 2
ditentukan sebagai berikut:
*.=Y= (39o.?,*q#
ti1 20 000/3600 = 3.t,i Btu/rbm
Elisiensi diperoleh, dengan menggunakan (6.48), sebesar
6.20 Hitunglah eflsiensi dari siklus Rankine yang dioperasikan oleh uap yang ditunjukkan daiam Gbr. 6-12 jikatemperatur maksimumnya
adalah 700'C. Tekanan di dalam boiler dan kondensor adalah konstan.
Proses isentropik dari 2 ke 3 memungkinkan kita untuk menentukan lokasi keadaan 3. Karena pr = 10 Mpa dan Z, =
700"C. kita memperoleh
.r= Pt-P,r
p =-
100 QQ-1o=-g,ggkJlkg
Masukan energi ke boiler adalah Qa = hz - ht = 3870,9 - 201,8 = 3669 kJ/kg, yang memberikan
1-2 boiler
2-3 turbin
3-4 kondensor
4-l pompa
Gbr. 6-12
Soal-soal Tambahan
6.21 Sebuah mesin Carnot mengambil 100 kJ kalor dari sebuah penampung 800'C dan membuang ke lingkungan pada 20'C.
Hitunglah besamya perubahan entropi (a) dari penampung dan (b) dari lingkungan.
6.22 Sebuah refrigerator Camot mengeluarkan 200 kJ kalor dari ruangan yang didinginkan yang berada pada temperatur -10oC.
COPnya adalah 10. Hitungtah besarnya perubahan entropi (a) dari ruangan yang didinginkan dan (D) dari penampung temperatur
tinggi.
6.23 Sebuah pompa kalor reversibel membutuhkan 4 hp untuk menghasilkan 50 000 Btu/jam untuk menghangatkan suatu ruangan
yang dijaga pada 70 "F. Hitunglah besamya perubahan entropi dari ruangan tersebut dan reservoir bertemperatur rendah setelah
pengoperasian selama 10 menit.
6.24 Bandingkanlah kenaikan entropi dari penampung temperatur tinggi dan penurunan entropi dari spesimen di dalam Soal 5.28.
6.28 Tentukanlah besarnya perubahan entropi dari suatu gas dalam sebuah penampung kokoh yang dipanaskan dari kondisi yang
ditunjukkan dalam Gbr. 6-13 ke 100 psia, jika gas tersebut adaiah (a) udara, (b) karbon dioksida, (c) nitrogen dan (4 hidrogen.
Tekanan atmosfer adalah 13 psia. Tekanan awalnya adalah 0 psia ukur'
r=10"F
V=10ft3
Gbr. 6-13
6.29 Perubahan entropi dalam suatu proses ekspansi tertentu adalah 5,2 kJ/K. Gas tersebut, awalnya pada 80 V,Pa,2'7'C dan 4 m3
mencapai temperatur akhir 127"C. Hitunglah volume akhimya jika gas tersebut adalah (a) udara, (b) karbon dioksida, (c)
nitrogen dan (zf hidrogen.
BAB 6] ENTROPI 133
6.30 Sembilan kJ kalor ditambahkan ke silinder yang ditunjukkan dalam Gbr. 6-14. Jika kondisi awalnya adalah 200 kPa dan 2'/'C,
hitunglah besamya usaha yang dilakukan dan perubahan entropi untuk (a) udara, (b) karbon dioksida, (c) nitrogen dan (@
hidrogen.
Piston bebas
20 mm
t
l'-----ola' 20 cm--*l
Gbr. 6-14
6.31 Sebuah piston dimasukkan ke dalam sebuah silinder, sehingga menyebabkan tekanan berubah dari 50 ke 4000 kPa sementara
temperatur tetap konstan pada 27"C. Untuk mencapai ini, perpindahan kalor harus terjadi. Tentukanlah besamya perpindahan
kalor dan perubahan enffopi, jlkazat kerjanya adalah (a) ,tdara, (b) karbon dioksida, (c) nitrogen dan (r/) hidrogen..
6,32 Temperatur suatu gas berubah dari 60 'F ke 900 "F sementara tekanan tetap konstan pada 16 psia. Hitunglah besamya perpindahan
kalor dan perubahan entropi jika gas tersebut adalah (a) udara, (b) karbon dioksida, (c) nitrogen dan (@ hidrogen.
6.33 Sebuah volume 4 m3 yang kokoh dan terinsulasi dibagi menjadi dua oleh sebuah membran. Satu ruangan diberikan tekanan
udara hingga 100 kPa dan yang lainnya dikosongkan seluruhnya. Membran teisebut pecah dan setelah beberapa saat kondisi
seimbang tercapai. Berapakah besamya perubahan entropi?
6.34 Empat ratus kJ usaha roda dayung dipindahkan ke udara dalam sebuah volume 2 mr yang kokoh dan terinsulasi, yang pada
awalnya berada pada 100 kPa dan 57"C. Hitunglah besarnya perubahan entropi jika zatkerjanya adalah (a) udara, (b) karbon
dioksida, (c) nitrogen dan (d) hidrogen.
6.35 Torque sebesar 40 N'm dibutuhkan untuk memutar sebuah poros pada 40 rad/s. Poros tersebut dikaitkan ke sebuah roda dayung
yang terletak di datam sebuah volume 2 m3 yang kokoh. Pada awalnya temperatumya adalah 47"C dan tekanannya adalah 200
kPa; jika roda dayung berputar selama 10 menit dan 500 kJ kalor dipindahkan ke udara di dalam volume tersebut, tentukan
besarnya kenaikan entropi (a) dengan mengasumsikan kalor-kalor spesifik konstan dan (b) dengan menggunakan tabel gas.
6.36 Dua pon udara terdapat di dalam suatu rangkaian piston-silinder. Udara ditekan dari 16 psia dan 60 "F dengan memberikan
2 x lOs ftlbf usaha. Hitunglah tekanan dan temperatur akhimya, (a) dengan mengasumsikan kalor-kalor spesifik konstan dan
(D) dengan menggunakan tabel gas.
6,37 Suatu rangkaian piston-silinder digunakan untuk menekan 0,2 kg udara secara isentropik dari kondisi awal 720 kPa dan 27'C
ke 2000 kPa. Hitunglah besarnya usaha yang dibutuhkan, (a) dengan mengasumsikan kalor-kalor spesifik konstan dan (b)
dengan menggunakan tabel gas.
6.38 Empat kilogram udara berekspansi dalam sebuah silinder berinsulasi dari 500 kPa dan 227"C ke 20 kPa. Berapakah besarnya
keluaran usaha (a) dengan mengasumsikan kalor-kalor spesifik konstan dan (D) dengan menggunakan tabel gas.
6.39 Uap, pada kualitas 85 persen, berekspansi di dalam sebuah silinder pada tekanan konstan sebesar 800 kPa dengan menambahkan
2000 kJ/kg kalor. Hitunglah kenaikan entropi dan temperatur akhirnya.
6.40 Dua pon uap, awalnya pada kualitas 40 persen dan tekanan 600 psia, berekspansi di daiam sebuah silinder pada tekanan konstan
hingga tekanan menjadi setengahnya. Tentukanlah besarnya perubahan entropi dan perpindahan kalor.
6.41 0,1 kg air diekspansi dalam sebuah silinder pada tekanan konstan 4 MPa dari cairan jenuh hingga temperatur 600'C. Hitunglah
besarnya usaha yang dibutuhkan dan perubahan entropinya.
6.42 Dua kilogram uap pada 100'C tersimpan dalam silinder 3,4 m3. Jika uap melalui ekspansi isentropik ke 20 kPa, tentukanlah
besarnya keluaran usaha.
6.43 Lima kilogram uap yang tersimpan dalam sebuah silinder 2 m3 pada 40 kPa ditekan secara isentropik hingga 5000 kPa.
Berapakah besamya usaha yang dibutuhkan?
6.44 Sepuluh pon air pada 14,7 psia dipanaskan pada tekanan konstan dari 40 "F sehingga menjadi uap jenuh. Hitunglah besarnya
perpindahan kalor yang dibutuhkan dan perubahan entropinya.
6.45 Lima kilogram es pada -20'C dicampur dengan air yang pada awalnya berada pada 20'C. Jika tidak terjadi perpindahan kalor
yang siginikan dari penampung, tentukanlah temperatur akhir dan perubahan entropi nettonya jika massa awal dari air adalah
(a) 10 kg dan (b) 40 kg.
t34 ENTROPI [BAB 6
Gbr. 6-L5
6.46 Sebuah mesin Camot dioperasikan dengan uap berdasarkan siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 6-15. Berapakah efisiensi
termalnya? Jika besarnya keluaran usaha adalah 300 kJ,&g, berapakah kualitasnya pada keadaan 1?
6.47 Uap dalam sebuah mesin Carnot ditekan secara adiabatik dari 20 kPa ke 800 kPa. Penambahan kalor menghasilkan uap jenuh.
Jika kualitas akhirnya adatah 15 persen, hitunglah besamya usaha netto per siklus dan efisiensi termalnya.
6.48 Sebuah mesin Camot yang dioperasikan dengan uap memiliki tekanan 8 psia dan kualitas 20 persen di awal suatu proses
kompresi adiabatik. Jika efisiensi termalnya adalah 40 persen dan proses ekspansi adiabatik diawali dengan uap jenuh, tentukanlah
besamya kalor yang ditambahkan.
6.49 Sebuah mesin Camot beroperasi 4000 siklus per menit dengan 0,02 kg uap, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 6-16. Jika kualitas
pada keadaan 4 adalah 15 persen, (a) Berapakah besamya keluaran dayanya? (b) berapakah nilai kualitas pada keadaan 3?
Gbr. 6-16
6.50 Untuk sebuah mesin Camot yang beroperasi dengan kondisi pada Soal 5.17, tunjukkanlah bahwa ketidaksamaan Clausrus
terpenuhi.
6.51 Dengan menggunakan informasi yang diberikan dalam Soal 5.22, berikan verifikasi bahwa ketidaksamaan Clausius
terpenuhi.
6.52 Untuk siklus uap dalam Soal 6.46 tunjukkan bahwa ketidaksamaan Clausius terpenuhi.
6.53 Satu pon udara tersimpan dalam volume 6 ft3 pada tekanan 30 psia. Kalor dipindahkan ke udara dari sebuah penampung
temperatur tinggi hingga temperaturnya menjadi tiga kali lipat sementara tekanannya dijaga tetap konstan. Tentukanlah perubahan
enrropi dari (a) udara, (b) penampung temperatur tinggi yang berada pada 1000 'F dan (c) semesta.
6,54 Dua kilogram udara disimpan dalam volume kokoh sebesar 2 m3 dengan temperatur awal 300"C. Kalor dipindahkan dari udara
hingga tekanannya mencapai 120 kPa. Hitunglah besarnya perubahan entropi dari (a) udara dan (b) semesta jika lingkungan
berada pada 27"C.
6.55 Tiga kilogram uap jenuh pada 200'C didinginkan pada tekanan konstan sampai uap terkondensasi seluruhnya. Berapakah
besarnya perubahan entropi netto dari semesta jika lingkungannya berada pada 20'C?
6.56 Uap dengan kualitas 80 persen tersimpan dalam suatu tangki kokoh dengan volume 400 crn3. Tekanan awalnya adalah 200 kPa.
Energi ditambahkan ke uap melalui perpindahan kalor dari suatu sumber yang dijaga pada 700"C hingga tekanannya menjadi
600 kPa.
fuUup
I
Air I
s00 rF
arr [-
- Pemanas I
<-8 lbm/s
80 "F
Gbr. 6-17
BAB 6] ENTROPI 135
6.57 Pemanas air pengumpan yang ditunjukkan dalam Gbr. 6-17 digunakan untuk pemanasan awal air dalam sebuah siklus pembangkit
daya. Air jenuh keluar dari pemanas dini tersebut. Hitunglah besarnya produksi entropi jika semua tekanannya adalah 60
psia.
6.58 Udara mengalir dari sebuah tangki yang dijaga pada 140 kPa dan 27"C dari sebuah lubang berdiameter 25 mm. Berikanlah
estimasi besarnya fluks massa dari lubang tersebut dengan mengasumsikan proses isentropik.
6.59 Udara mengalir dari sebuah nozel di mana diameternya berkurang dari 100 ke 40 mm. Kondisi masuknya adalah 130 kPa
dan 150'C dengan kecepatan 40 m/s. Dengan mengasumsikan proses isentropik, hitunglah kecepatan keluarnya jika tekanan
keluamya adalah 85 kPa.
6.60 Gas-gas yang mengalir melalui sebuah turbin pada intinya memiliki properti-properti yang sama dengan udara. Gas-gas masuk
pada 800 kPa dan 900"C dan tekanan keluarnya adalah tekanan atmosfer pada 90 kPa. Hitunglah besarnya usaha dengan
mengasumsikan proses isentropik jika (a) kalor-kalor spesiiiknya adalah konstan dan (D) tabel-tabel gas digunakan.
6.61 Uap jenuh pada 300 "F ditekan hingga mencapai tekanan 800 psia. Alat yang digunakan untuk proses kompresi diberikan
insulasi yang memadai. Dengan mengasumsikan bahwa proses tersebut adalah reversibel, hitunglah daya yang dibutuhkan untuk
6 lbm/sec uap yang mengalir.
6.62 Setiap detik 3,5 kg uap superheat mengalir melalui turbin yang ditunjukkan dalam Gbr.6-18. Dengan mengasumsikan proses
isentropik, hitunglah rating daya maksimum dari turbin tersebut.
1500 kPa
ut'
'n u-r,
"0..
6.63 Dua ratus kW harus dihasilkan oleh sebuah turbin uap. Uap yang keluar harus berada dalam kondisi jenuh pada 80 kPa dan
uap yang masuk berada pada 600'C. Untuk proses isentropik tentukanlah fluks massa dari uap.
6.64 Sebuah turbin menghasilkan 3 MW dengan cara mengambil energi dari 4 kg uap yang mengalir melalui turbin tersebut setiap
detik. Uap masuk pada 250'C dan 1500 kPa dan keluar sebagai uap jenuh pada 2 kPa. Hitunglah efisiensi turbin.
6.65 Sebuah turbin uap memiliki efisiensi 85Vo. Uap masuk pada 900 "F dan 300 psia dan keluar pada 4 psia. (a) Berapa banyakkah
energi yang dapat dihasilkan? (b) Jika 3000 hp harus dihasilkan, berapakah seharusnya fluks massanya?
6.66 Tentukaniah efisiensi dari sebuah mesin piston ideal yang beroperasi berdasarkan siklus Otto yang ditunjukkan dalam Gbr.
6-19, jika 7r = 60'C dan I, = 1600"C.
v m3/kg
n) 1,0
Gbr. 6-19
6.67 Hitunglah efisiensi dari siklus Rankine yang ditunjukkan dalam Gbr. 6-20, jika P, = 20 kPa, Pt = Pz= 4 MPa dan T, -
600"c.
6.68 Tentukanlah efisiensi dari siklus Rankine yang skemanya dituajukkan dalam Gbr. 6-21.
6.69 Untuk siklus Diesel yang ditunjukkan dalam Gbr. 6-22 rasio kompresi v,/v, adalah 15 dan kalor yang ditambahkan adalah
1800 kJ per kilogram udara. Jika Tt = 20"C, hitunglah efisiensi termalnya.
100 kPa
Gbr.6-22
6.6FE Manakah di antara pernyataan-pernyataan hukum kedua berikut ini yang tidak tepat?
(A) Entropi dari suatu sistem yang terisolasi harus tetap konstan atau bertambah.
(B) Entropi dari sebuah balok tembaga panas akan berkurang jika didinginkan.
(C) Jika es dicairkan dalam air dalam sebuah penampung berinsulasi, entropi nettonya berkurang
(D) Usaha harus dimasukkan jika energi dipindahkan dari benda dingin ke benda panas
6.7FE Usaha yang dibutuhkan untuk menekan secara isentropik 2 kg uap dalam sebuah silinder pada 400 kPa dan 400'C ke 2 MPa
mendekati:
(A) 1020 kJ
(B) 940 kJ
(c) 780 kJ
(D) 560 kJ
BAB 6I ENTROPI 137
6.8FE Tentukanlah w, dari turbin berinsulasi yang ditunjukkan dalam Gbl6-23 Uap
(A) 1410 kJ,&g 6 MPa
(B) 1360 kJ,&g 600'c
(c) 1200 kJ,&g
(D) 1020 kJ/kg
6.69 55,3Vo
li;littiitif,qiiliiiadahan kalor hanya disebabkan oleh perbedaan temperatur yang sangat kecil (inflnitesimal)
.;iii1i.lli,iffik-i: terj adi ekspansi bebas
.r::iiiii,iiiffi{$$terdapar pencampuran
:lilit;'iiil$iffiiterdapat turbulensi
.,iiiili;tllffi
':: .i.::.::::: ].ii1::: i:]
iiterdapatpembakaran
]:
..lti: lt ukkan dengan mudah bahwa usaha reversibel atau keluaran usaha dari suatu proses reversibel dari keadaan
il$ merupakan usaha maksimum yang mungkin dapat dicapai untuk perubahan keadaan dari A'ke B.
ui pula perbandingan antara usaha aktual untuk suatu proses dan usaha reversibel untuk suatu proses.
dilakukan dalam dua cara. Pertama, efisiensi hukum kedua unttk suatu proses atau alat dapat didefinisikan
Eflsiensi hukum
lebih
i=wrrr-w, (7.4)
Ireversibilitas dan efisiensi hukum kedua dua-duanya mernungkinkan kita untuk menilai seberapa dekat suatu proses
atau alat aktual dengan idealnya. Setelah ireversibilitas-ireversibilitas untuk alat-alat dalam suatu sistem teknik aktual,
seperti misalnya suatu siklus pembangkit daya, telah dihitung, usaha-usaha untuk memperbaiki kinerja dari sistem tersebut
dapat dituntun dengan menangani ireversibilitas-ireversibilitas yang terbesar. Demikian juga, karena usaha maksimum
yang mungkin dicapai adalah usaha reversibel, ireversibilitas dapat digunakan untuk mengevaluasi kelaikan dari suatu
alat. Jika ireversibilitas dari suatu alat yang diusulkan adalah kurang dari nol, alat tersebut tidak laik. [Sub Bab ].2 akan
mengembangkan lebih lanjut konsep-konsep usaha reversibel dan ireversibilitas.l
Ketersediaan (availability) dideflnisikan sebagai jumlah usaha reversibel maksimum yang dapat diambil dari suatu
sistem:
W = (W."u).ur, (7.s)
Pemaksimalan dalam (7.5) dan (7.O dilakukan di sepanjang jalur reversibel yang menghubungkan suatu keadaan awal yang
telah ditentukan sebelumnya dengan suatu keadaan mati di mana sistem dan lingkungannya berada dalam kesetimbangan.
[Sub Bab 7.3 akan mengembangkan lebih lanjut pengertian tentang ketersediaan.]
Dengan menggunakan (6.4D, dengan Iru. = 7o dan Qu, = - Q,.kita dapat menuliskan hukum kedua sebagai
-1,
' \", .+ .gz, - zos,) *, -%sp.oa
Karena 5o.o6 disebabkan oleh ireversibilitas, laju usaha reversibel diberikan oleh (7.9) di mana So.oa dijadikan nol:
w,"u = -E,.u.+ roS.., -(r, ** * rrr- ,rrr) ,n, *ln, .+ - gr, - rorr) ,ir, (7.10)
Keluar O
Gbr. 7-1 Volume kontrol yang digunakan dalam analisis hukum kedua
8.{B 7] USAHA REVERSIBEL, IREVERSIBILITAS, DAN KETERSEDIAAN t4t
t 1l \ I tl \
* *,\n, *'r, * sr,)-,rr\rr* i + gzr)+ Q
Dari (7.3), (7.11) dan (7.12),
Untuk aliran tunak dengan perubahan energi kinetik dan energi potensial yang dapat diabaikan, kita memiliki
Penting untuk diperhatikan bahwa hasil-hasil dasar dari Subbab ini - (7.11), (7.12) dan (7.13) - juga berlaku untuk
sistem, yang tidak lebih adalah suatu volume kontrol di mana ffit = nz = 0 (sehingg d ffii = mf = m). Karena waktu tidak
memainkan peranan dalam termodinamika suatu sistem, umumnya kita menggantikan index i dan f dengan I dan 2.
GONTOH 7.1 Sebuah turbin uap ideal dipasok dengan uap pada 12 MPa dan 700oC dan membuangnya pada 0,6 MPa.
h) Tenrukanlah usaha reversibelnya dan ireversibilitasnya.
(b) Jika furbin tersebut memitiki efisiensi adiabatik 0,88, berapakah usaha reversibel, ireversibilitas dan efisiensi hukum
keduanya?
Penyelesaian:
{a) Properti-properti pada keadaan awal diperoleh dari tabel-tat}el uap. Karena turbin tersebut bersifat isentropik, s,
= sr = 7,075? kJikg.K. Dari tabel-tabel uap kita 1ih*t bahwa keadaan keluamya harus berupa uap superheat. Kita
melakukan interpolasi untuk memperoleh 7, = 225,2"C dan h, = 29*4,L kJlkg. Maka, dari hukum pertama untuk
volume kontrol.
wo = h1 -hz = 3858,4 - 2gL4,l = 954'3 kJ/kg
' Ireversibilitas untuk turbin ideal adalah i = ..", - wo = 954,3 - 954,3 = 0 kJlkg
(bj Selanjutnya rurbin adiabatik ini diberikm ?r = 0,88. Usaha isentropik atau idealnya telah dihitung dalam (zz), jadi
usaha aktualnya adalah wo = \#n a= (0,88) (954,3) = 839,8 kJlkg. Untuk proses adiabatik ini,
hz = ht - wo = 3858,4 - 839,8 = 3018,6 kJ/kg
Untuk t#el-tabel uap kita melihat bahwa keadaan keluar dengan P, = O,6 MPa merupakan uap superheat, dengan
T, = 279,4oC dan s, = 7,2946 lrJ./r.g. Maka, dengan mengasumsikan & = 298 K,
W,"u= h7_ h,_7, (s, _ s2) = 3858,4 - 3018,6 _ (298) (.1,0757 -7'2946) = 905 kJ&g
Efisiensi hukum keduanya adalah \u= wJw,,"-O,928, yang adalah lebih besar daripada efisiensi adiab*tikrrya.
Irevergibilitasnya adalah
CONTOH 7.2 Pengukuran dilakukan terhadap sebuah kompresor adiabatik yang memasok udara pada 15 psia dan 80"F. Udara
pembuangan diukur pada 75 psia dan 440'F. Apakah pengukuran-pengukuran ini benar?
Penyelesaian: untuk aliran tunak dalam volum1lJ
Q o, {7.}s) menjadi -
j;;-,
Perubahan entropi diperoleh, dengan r.n*.*rrTun:t:rt;l,r::i::.
- si - ri - n tn = 0Jz4:8
:j1: :T;1t" ,,
s2 sr =
O _0,6007:_-
ffi i
= 0,01334 Btu/lbm-'R
Maka ireversibilitasnya adalah i = (537)(0.01334) = 7,16. Karena nilai ini positif. pengukuran-pengukuran tersebut mungkin
benar. Kita mengasumsikan 7o sebesar 537'R.
E:h***8.-%, t7.18)
Jika kita bandingkan (7.18) engan (7.1n, kita lihat bahwa E, - Eo - E. Kita menginterpretasi persamaan ini sebagai
hubungan usaha-energi: jumlah usaha yang dapat diambil rp sama persis dengan jumlah pengurangan eksergi yang berguna
E antara keadaan masuk dan keadaan mati dari sistem yang dimaksud. Secara lebih umum, ketika sistem bergerak dari
satu keadaan ke keadaan yang lainnya, usaha spesiflk sejumlah -AE menjadi tersedia.
Beberapa peralatan teknik memiliki keluaran atau masukan yang dapat digunakan yang tidak dalam bentuk usahal
misalnya nozel. Oleh karena itu, kita menggeneralisasi konsep eflsien hukum kedua menjadi efektivitas hukum kedua:
(ketersediaan dihasilkan) + (usaha yang dihasilkan) + (kalor yang dihasilkan yang telah disesuaikan) (7 tel
(ketersediaan yang dipasok) + (usaha yang digunakan) + (kalor yang digunakan yang telah disesuaikan)
Kalor ke atau dari suatu alat "disesuaikan" dalam (7.19) berdasarkan temperatur -In, dari penampung kalor yang
berinteraksi dengan alat yang dimaksud:
CONTOH 7.3 Sistem manakah yang dapat melakukan lebih banyak usaha yang berguna. 0,1 lbm CO, pada 440'F dan 30
psia atau 0.1 lbm N, pada 440'F dan 30 psia?
Penyelesaian: Dengan mengasumsikan keadaan mati pada 77'F (537'R) dan 14.7 psia, kita gunakan Tabel E-4E unruk
menghitung ketersediaan dari COr:
v = nlo - rr- *
%
i"i-,s - ^ *)]
= (#) lzssz,e - 4o3o,z *53r (56,0?0 *st$32*1,e86 rn #)] = 3,?? Btu
#I
€Wo*
0kooa
' Air
Pengganti
Gbn 7'2
2 dengan
Membandingkan dengan s, dan sn
pada 0'1 MPa' kirta memiliki campuran dua-fase pada keadaan
d- {
_-L,rs
,. ='l] = 0.96
sehingga hz= hI+ o,96h1r= 25&7'3 kJ/kg
_
2 + 3 Turbin ideal: = ^ =_ .,7'1237 t ttlzo.K
r .r.2.1 kJlkgK
'? "2 -
dua-fase pada keadaan 3 dengan
Membandingkan dengan s, dan s,
pada o'o1 MPa' kita -T:1"T:*
' x3= 'J--Y = 6'36
le2'8)-28s8kJ
W
'' Ponpa =m, ff =,r.0) (lffi{)=o,es u Q6oi1=m{h1-h6)= (1,0X30s1'2*
darimana
46,89+761.3 -nqo
ril=@)-"'"'
tsAB 7l USAHA REVERSIBEL, IREVERSIBILITAS. DAN KETERSEDIAAN 115
CONTOH 7.8 Lakukaxlah perhitungan ireversibilitas untuk setiap alat dalam siklus turbin gas regeneratif ideal yang ditunjukkan
dalam Gbr. 7-3.
Pembuangan
+ Wl"rr*
Udara
Gbr. 7-3
_Penyelesaian: Nilai-nilai temperatur dan tekanan diberikan dalam Tabel 7-1; h danso diperoleh dalam tabel-tabel udara.
Unruk setiap alat kita akan menghitung ireversibilitas melalui
1 p\
i=rnlri_r;_R^i)_,
kecuali untuk pembakar, di mana kita asumsikan. bahwa perpindahan kalor terjadi pada 74, Ireversibilitas-ireversibilitasnya
adalah:
Kompresor: 0
Regenerator: 0
206'3 N/kg
irrHa'
Tabel 7-I
Keadaan r(n P (MPa) & (kJ/kg) s' (kJ/kg.K)
t 294 0,1 294,2 1,682
) 439 0,41 440,7 2,086
J 759 o,41 777,5 ?,661
4 1089 0,41 1148,3 2,764
5 '759 0,1 777,5 2,66r
6 439 0,1 4q,7 2,086
Satu-satunya ireversibilitas yang ada berkaitan dengan pembakar. Ini mengindikasikan bahwa
banyak penghematan bisa
dilakukan dengan memperbaiki kinerja pembakar, Akan tetapi, dalam usaha melakukan perbaikan kita harus
mengingat bahwa
kebanya\an dari ireversibilitas di dalam pembakar terjadi dari proses pembakaran, suatu proses
ireversibel, yang p"entlng Oatam
pengoperasian turbin.
'Iabel 7-2
Keadaan Masuk Keadaan Awal dari V.K. Keadaan Akhir dari V.K
Ir = 520'R 4 = 560"R 520'R
1=
Pr = 14,7 psia ?"r = 13,5 psia uf = 88,62 Btu/lbm
Tr = 124,27 Btu/lbm ui = 95,47 Btu/lbm
$ = o,5gtz Btu/lbm-'R
s? = 0,59i7 Btu/lbm-'R si = 0,609s Btu/lbm-"R
\ = 0,025 ft3
14 = 0,0035 ft3
r46 USAHA REVERSIBEL, IREVERSIBILITAS, DAN KETERSEDIAAN [BAB 7
Di berbagai keadaan kita diberikan, atau disediakan oleh tabel-tabel udara, nilai-nilai yang ditunjukkan dalam Tabel 7-2.
Di keadaan awal,
P,V, (13,5)(144)(0,0035)
*, ='ii =
ftr,j,;;;--,
4
= 2.28 x r0 rbm
Usaha reversisbel diberikan melalui (7.11) (abaikan KE dan PE, seperti biasanya):
W,", = m,(u, - 7or) - *|ry- f& + mr(hy - 7os1)
.i=.so-nln Po
i
di mana Po adalah suatu tekanan referensi. Biasanya, kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkan Po. karena ketika kita membicarakan
perubahan enffopi, Po akan hilang. Dapat ditunjukkan bahkan untuk soal ini nilai tersebut akan hilang, sehingga
7,2 Sebuah pompa pemasok untuk suatu pembangkit daya mengambil air jenuh pada 0,01 MPa dan menaikkan tekanannya hingga
10 MPa. Pompa tersebut memiliki efisiensi adiabatik 0,90. Hitunglah ireversibilitas dan efisiensi hukum keduanya.
Di keadaan masuk dan keluar kita diberikan, atau tabel-tabel uap memberikan, nilai-nilai yang diberikan dalam Tabel 7-3.
Usaha aktualnya adalah
widear l0 000 - !0 _11.1
-,,u-- ry =- _M
qp-= _ (0.9X1000) = kJI<s
Tabel 7-3
Keadaan masukl: fase cairan jenuh Keadaan keluar 2: fase cairan terkompresi
I = 45,8'C P =10MPa
P = 0,01 MPa
/z = 191,8 kJ/kg
s = 0,6491 kJ,&g'K
Jadi, menurut hukum pertama, h, = -wo + h, = -(-11,1) + 191,8 = 202,9 kJ/kg. Dengan menggunakan nilai entalpi ini, kita
dapat melakukan interpolasi untuk entropi dari tabel cairan terkompresi dan memperoleh s2 = 0,651 kJlkg'K. Sebagaimana dalam
Contoh 7.2, ireversibilitas diberikan oleh
darimana
w,"r= i i wo=0,57 + (-11,1) = -10,5 kJ/kg ryu=?= _]ff = o,os
7.3 Sebuah pembangkit daya menggunakan air tanah dalam suatu loop pendingin kedua. Air masuk ke dalam loop pada 40'F
dan 16 psia dan keluar pada 80'F dan 15 psia. Jika perpindahan kalor di dalam loop terjadi pada 100'fl berapakah besarnya
ireversibilitasnya?
Data ditampilkan dalam Tabel 7-4. Perpindahan kalomya adalah q = hz - ht = 48,1 - 8,02 = 40,1 Btu/lbm. Ireversibilitasnya
diberikan oleh
i = To$2- sr) - q = (560X0,09332 - 0,01617) - 40,1 = 3,1 Btu/lbm
BAB 7] USAHA REVERSIBEL, IREVERSIBILITAS, DAN KETERSEDIAAN 147
Tabel 7-4
Keadaan masukl: fase cairan terkompresi Keadaan keluar 2: fase cairan terkompresi
T=40F I = 80'F
P = 16 psia P = 15 psia
h = 8.02 Btu/lbm h = 48,1 Btu/lbm
s = 0,01617 Btu/lbm-'R s = 0,09332 Btu/lbm-'R
7,4 Sebuah penampung air diletakkan di perbukitan di atas suatu lembah. Air berada pada 25'C dan 100 kPa. Jika penampung tersebut
berada 1 km di atas dasar lembah, hitunglah ketersediaan air dari perspektif seorang petani yang hidup di lembah tersebut.
Tabel 7-5
Keadaan masuk 1: uap superheat Keadaan masuk2: cairan terkompresi Keadaan keluar 3: cairan jenuh
T = 250'C I = 150'C P = 0.6 MPa
P = 0,6 MPa P = 0.6 MPa I = 158.9'C
h = 2957.2 h = 632,2 kJlks h = 6'70,6 kJlkg
s = 7,1824 kJ/kg.K s = 7,8422 kJ/kg.K s = 1,9316 kJ/kg.K
7.5 Sebuah pemanas air pengumpan mengambil uap dari sebuah turbin pada 600 kPa dan 250"C yang dicampurnya dengan 0,3 kg/s
cairan pada 600 kPa dan 150'C. Zat buangnya berupa cairan jenuh pada 600 kPa. Tentukanlah efektivitas hukum kedua dari
pemanas tersebut.
Untuk data, lihat Tabel 7-5. Menurut kekekalan massa, n, = itr * ritr. Maka, hukum pertama mengharusk an furh, = itrh,
+ tix2h2. Jlka h, dan lz, diselesaikan secara simultan:
7.6 Perhatikan siklus refrigerasi ideal yang ditunjukkan dalam Gr.7-4 yang menggunakan Rl34a. Kondensor beroperasi pada 800
kPa sementara evaporator beroperasi pada 120 kPa. Hitunglah efektivitas hukum kedua dari siklus ini.
Nilai-nilai yang diberikan dan tabel-tabel R134a dalam Lampiran D memungkinkan kita untuk menyusun Tabel 7-6.
.+w*o.o
Gbr.7-4
/1
148 USAHA REVERSIBEL. IREVERSIBILITAS. DAN KETERSEDIAAN [BAB 7
Tabel 7-6
Keadaan 7 ('C) P (kPa) ft (kJ/ke) s (kJ/kg'K)
1 (Fase cairan jenuh) 31,3 800 93,42 0.3459
1aA t20
2 lDua fase)
3 (Fase uap jenuh) 120 ??1q 0,9354
4 (Fase superheat) 800
Selanjutnya, menelusuri siklus, entalpi tetap konstan melintasi katup, sehingga hz = h1 = 30,84 Btu/lbm. Keadaan 2 adalah dua
fase, sehingga
hr- h, 9\.D -)1-12
r = i*- i,= 'iti.;1;';; = o'33e
dan
s2 = s/+ x(s, -I= 0,0879 + (0,339)(0,9354 - 0'0879) = 0,375 kJ,4<g'K
Keadaan 4 dihasilkan dari kompresi isentropik melintasi kompresor ideal. Pada P+ = 800 kPa dan s+ = 0.9354 kJ/kg'K. kita
melakukan interpolasi untuk memperoleh 4 = 273 kJ/kg. Selanjutnya kita hitung efektivitas hukum kedua untuk siklus ini
dengan mengasumsikan To = 298 K:
Soal-soal Tambahan
7.7 Uap memasuki suatu turbin pada 6 MPa dan 500'C dan keluar pada 100 kPa dan 150"C. Tentukanlah (a) usaha reversibel dan
(b) ireversibilitas dari proses tersebut.
7.8 Kondisi-kondisi masuk ke sebuah turbin uap adiabatik adalah 800 psia dan 700'F. Di tempat keluar tekanannya adalah 30 psia
dan kualitas tap937c. Tentukanlah (a) ireversibilitas, (b) usaha reversibel dan (c) efisiensi adiabatik dari turbin tersebut.
7.g Sebuah turbin uap dengan elisiensi isentropik 85 persen beroperasi di antara tekanan uap sebesar 1500 dan 100 psia. Jika uap
yang masuk berada pada 1000'R tentukanlah besarnya usaha aktual dan efisiensi hukum kedua dari turbin.
7.10 Apakah yang dapat diartikan melalui ireversibilitas dari suatu turbin uap adiabatik yang beroperasi dengan uap masuk pada l0
MPa dan 700'C dan keluar pada 0,2 MPa dengan kualitas 90 persen?
7.11 Seorang perancang turbin gas mengklaim telah mengembangkan sebuah turbin yang mengambil gas-gas bakar panas (yang
memiliki properti-properti udara) pada 80 psia dan 2500'R dan membuangnya pada 14,7 psia dan i200"R. Berapakah jumlah
minimum perpindahan kalor yang harus terjadi agar turbin tersebut dapat disebut laik?
7.12 Tentukanlah ketersediaan air dalam sebuah tangki air panas pada 100 kPa dan 95'C.
7.13 Berapakah ketersediaan sebuah es batu 2 in3 pada lO"F dan 14'7 psia?
7.14 1dealnya, fluida manakah yang dapat melakukan lebih banyak kerja: udara pada 600 psia dan 600'F atau uap pada 600 psia dan
600'F?
7.15 Suatu sistem piston-silinder dengan udara mengalami kompresi politropik dengan n = 1,1 dari 75"F. 15 psia dan 0.2 liter menjadi
0,04 liter. Tentukanlah besarnya (a) usaha aktual, (b) perpindahan kalor, (c) usaha reversibel dan (@ ireversibilitasnya.
7.16 Gas metan pada 800 K dan 3 MPa tersimpan dalam suatu sistem piston-silinder. Sistem tersebut dibuat berekspansi ke 0,1 MPa
dalam suatu proses politropik dengan n = 2,3. Berapakah efisiensi hukum kedua dari proses tersebut?
7.17 Argon tersimpan dalam sebuah tangki tertutup sebanyak 10 liter pada 400 psia dan 50"F. Berapakah jumlah usaha maksimum
yang dapat dilakukan argon terhadap bumi pada 536'R?
7.18 Sebuah tangki kokoh pada awalnya menyimpan 0,5 lbm Rl34a sebagai cairan jenuh pada 30 psia. Tangki tersebut kemudian
dibiarkan mencapai kesetimbangan dengan lingkungannya pada 70'F. Tentukanlah (a) keadaan akhir dari gas refrigeran dan (b)
ireversibil itasnya.
7.19 lJdaramemasuki K dan keluar pada 700 kPa dan 530 K dengan 40 kJ/kg perpindahan kalor
sebuah kompresor pada 100 kPa dan295
ke lingkungan. Tentukanlah besarnya (a) usaha reversibel, (b) ireversibilitas dan (c) efisiensi hukum kedua untuk kompresor.
BAB 7] USAHA REVERSIBEL, IREVERSIBILITAS. DAN KETERSEDIAAN 149
7.20 Sebuah kompresor dengan efisiensi adiabatik 90 persen mengambil udara pada 500"R dan 15 psia dan membuangnya pada 120
psia. Tentukanlah besarnya (a) usaha aktual dan (b) usaha reversibel yang berkaitan dengan kompresor ini.
7.21 Evaporator dari suatu sistem pendingin udara merupakan sebuah alat penukar kalor. R134a masuk pada 0,05 kg/s dan
-20.C
sebagai cairan jenuh dan keluar sebagai uap jenuh. Udara masuk pada 34'C dan keluar pada 18'C. (a) Berapakah fluks massa
udara? (b) Berapakah laju ireversibilitas dari evaporator?
7,22 Suatu alat penukar kalor kontak iangsung berfungsi sebagai kondensor untuk sebuah pembangkit daya uap. Uap dengan kualitas
50 persen pada 100 kPa mengalir ke datam tangki pencampur pada 2 kg/s. Air ranah pada 10'C dan 100 kPa tersedia untuk
menghasilkan cairan jenuh yang mengalir keluar dari tangki pencampur. Tangki pencampur terinsulasi dengan baik. Tentukanlah
(a) laju aliran massa dari air tanah yang dibutuhkan dan (b) laju ireversibilitasnya.
7.23 Udara diekspansi melalui sebuah.katup adiabatik dari 250 psia dan 450'F menjadi 60 psia. Tentukanlah besarnya (a) usaha
reversibel dan (&) ireversibilitasnnya.
7.24 Satu proposal mengusulkan penggunaan suatu nozel untuk sebuah sistem turbin angin. Udara memasuki nozel adiabatik pada
9 m/s, 300 K dan 120 kPa dan keluar pada 100 m/s dan 100 kPa. Tentukanlah besarnya (a) ireversibilitas dan (&) usaha
reversibelnya.
7.25 Di dalam pembakar untuk sebuah sistem turbin gas 0,2 lbmisec udara pada 20 psia dan 900'R dipanaskan hingga 2150.R dalam
sebuah proses tekanan konstan sementara gas-gas bakar panas (yang diasumsikan sebagai udara) didinginkan dari 3000"R menjadi
2400"R. Berapakah laju ireversibilitas dari proses ini?
7.26 Air jenuh memasuki sebuah pompa adiabatik pada 10 kPa dan keluar pada I MPa. Jika pompa tersebut memiliki elisiensi adiabatik
95 persen, tentukanlah besarnya (a) usaha reversibel dan (b) efisiensi hukum keduanya.
7.27 Tekanan air dinaikkan, dengan menggunaan pompa, dari 14 ke 40 psia. Terjadi kenaikan temperarur air dari 60"F menjadi 60,1"F.
Tentukanlah besamya (a) ireversibilitas, (b) usaha reversibel dan (c) efisiensi adiabatik dari pompa tersebut.
7.28 Udara pada 2200"R dan 40 psia memasuki sebuah turbin gas dengan efisiensi adiabatik 75 persen dan keluar pada 14,7 psia.
Tentukanlah besarnya (c) ketersediaan dari udara buang dan (D) usaha reversibelnya.
/
Siktus-siktus Daya Gas
8.1 PENDAHULUAN
Beberapa siklus menggunakan gas sebagai zatkerjanya, yang paling umum adalah siklus Otto dan siklus,Pieselyanq
digunakan dalam mesin-mesin bakar internal. Istilah "siklus" yang digunakan untuk mengacu pada sebuah,mesin'hakat
internal secara teknis sebenarnya tidak tepat karena fluida kerjanya tidak melewati siklus termodinamika; udar$,inasuk,ke
mesin, bercampur dengan bahan bakar, melalui pembakaran dan keluar dari mesin sebagai gas-gas buang. Iai,senn$kali
disebut sebagai siklus terbuka, tapi kita harus tetap mengingat bahwa siklus termodinamika tidak benar&nar,terjadii
mesin itu sendiri beroperasi dalam apa yang akan kita sebut siklus ntekanlft. Walaupun demikian kita tetap menganalisii
mesin bakar internal seakan-akan ada zat kerja yang beroperasi pada siklusnya; ini hanya merupakan pendekatan yang
memungkinkan kita untuk memprediksi pengaruh-pengaruh dari desain mesin pada kuantitas-kuantitas semiq6.l ,efl!q11i
dan konsumsi bahan bakar.
.i
8.2 KOMPRESOR.KOMPRESOR GAS ., .,
Kita telah menggunakan kompresor gas dalam siklus-siklus refrigerasi yang dibahas sebelumnya dan,teldh mplihat
bahwa persamaan energi volume kontrol menghubungkan masukan daya dengan perubahan entalpi sebagai, belllqt;
di mana h, dan h, masing-masing adalah entalpi keluar dan masuk. Dalam bentuk ini kita memodelkan kompresor seba$ai
suatu volume tetap yang ke dan dari dalamnya mengalir suatu gas; kita mengasumsikan bahwa perpindph6n kalor,,yang
terjadi dari kompresor dapat diabaikan dan mengabaikan perbedaan antara perubahan-perubahan enefgi.,,$ne${ dg,t
potensial yang masuk dan keluar.
Terdapat tiga jenis kompresor yang umum: bolak-balik (reciprocating), sentrifugal dan aliran akslal. Kcrm$resor
bolak-balik terutama sangat berguna untuk menghasilkan tekanan tinggi, tapi terbatas pada kecepatan qllrat y,qng r-glatif
rendah; limit atas sekitai 200 MPa dengan kecepatan aliran masuk sebesar 160 m3/menit dapat dicapai dengan sebuah
unit dua-tingkat. Untuk kecepatan aliran yang tinggi dengan kenaikan tekanan yang relatif rendah, kompqesor.,ge*trify&al
atau aliran aksial biasanya dipilih; kenaikan tekanan sebesar beberapa MPa untuk kecepatan aliran masuk ylhC lgbih:f*Ii
l0 000 mr/menit dapat dicapai.
BAB 8l SIKLUS.SIKLUS DAYA GAS 151
Kompresor Bolak-balik
Sketsa silinder dari sebuah kompresor bolak-balik ditunjukkan dalam Gbr. 8-1. Katup pengambil dan pembuang
tertutup ketika keadaan 1 tercapai, seperti yang ditunjukkan pada diagram P-v dalam Gbr. 8-2a. Selanjutnya terjadi
kompresi isentropik seiring dengan bergeraknya piston ke arah dalam hingga tekanan maksimum pada keadaan 2 tercapai.
Kemudian katup pembuang terbuka dan piston terus bergerak ke arah dalam sementara udara dibuang hingga keadaan 3
tercapai di titik mati atas (top dead center-TDC). Kemudian katup pembuang tertutup dan piston mulai bergerak ke arah
luar dengan proses ekspansi isentropik hingga keadaan 4 tercapai. Di titik ini katup masuk terbuka dan piston bergerak
ke arah luar selama proses pemasukan sampai siklus tersebut diselesaikan.
I I
l*2 2+3 3*4 4*1
1 I
Selama pengoperasian aktual diagram P-v akan memiliki pola yang menyerupai Gbr. 8-2. Katup-katup pengambil dan
pembuang tidak terbuka dan tertutup secara instan, aliran udara di sekitar katup-katup menyebabkan terjadinya gradien
tekanan selama langkah pemasukan dan pembuangan, terjadi rugi-rugi yang disebabkan oleh katup-katup dan sejumlah
perpindahan kalor mungkin terjadi. Walaupun demikian, siklus ideal memungkinkan kita untuk memprediksi pengaruh
dari perubahan-perubahan desain yang diajukan terhadap persyaratan besarnya usaha, tekanan maksimum, kecepatan aliran
dan kuantitas-kuantitas lainnya yang diinginkan.
Efektivitas suatu kompresor sebagian diukur dengan efisiensi volumetrik, yang dideflnisikan sebagai volume gas yang
tertarik ke dalam silinder dibagi dengan volume perpindahan (displacemenr). Ini artinya, mengacu pada Gbr. 8-2,
n:r+
V,-V^
"vol- !/.,_V. (8.2)
Makin tinggi efisiensi volumetrik makin besar volume udara yang tertarik sebagai persentasi dari volume perpindahan
(displacemenr). Ini dapat ditingkatkan jika volume sisa (clearance) v, dikurangi.
Untuk meningkatkan kinerja dari kompresor bolak-balik, kita dapat membuang kalor dari kompresor selama proses
kompresi I ---+ 2. Efek dari ini ditunjukkan dalam Gbr. 8-3, di mana ditunjukkan suatu proses politropik. Temperatur
dari keadaan 2'akan jauh lebih rendah daripada temperatur keadaan 2 dan persyaratan usaha untuk keseluruhan siklus
akan menjadi lebih kecil karena luas di bawah diagram P-y akan berkurang. Untuk menganalisis situasi ini marilah kita
kembali ke deskripsi masuk-keluar volume kontrol, seperti yang digunakan dengan (8.1): Usaha yang dibutuhkan adalah,
untuk kompresor adiabatik,
dengan mengasumsikan gas ideal dengan kalor spesifik konstan. Untuk kompresi isentropik antara lokasi masuk dan
keluar kita tahu bahwa I
)
1
t52 SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS IBAB 8
lsentropik: n = k
lni memungkinkan usaha untuk diekspresikan sebagai, dengan menggunakao Cpyang diberikan dalam (4.30),
*"o r=
{\ ,,[(,?)"-'* -r] (8.5)
Untuk proses politropik kita hanya perlu menggantikan ft dengan n dan memperoleh
*'o*, = f\ ,, (8.O
l(?)'-'' -']
Selanjutnya perpindahan kalor diperoleh dari hukum pertama.
Melalui pendinginan eksternal, dengan jaket air yang mengelilingi kompresor, nilai n ketika mengkompresikan
udara dapat dikurangi menjadi sekitar 1,35. Pengurangan dari 1,4 ini sulit karena perpindahan kalor harus terjadi dari
air yang mengalir dengan cepat melalu\ casing kompresor ke air pendingin, atau dari sirip-sirip. Ini merupakan proses
yang tidak efektif dan sebagai alternatifnya seringkali digunakan kompresor multitingkat dengan pendinginan antartingkat
(interstage). Dengan tingkat tunggal dan dengan P, yang tinggiTrakarr menjadi terlalu tinggi bahkan seandainya jika n
dapat dikurangi menjadi, katakanlah, 1,3.
Perhatikan suatu kompresor dua tingkat dengan intercooler tunggal. sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr. 8-4a. Proses
kompresi diasumsikan isentropik dan ditunjukkan dalam diagram I-s dan P-v dalam Gbr. 8-4b.
Mengacu ke (8.5), usaha dituliskan sebagai
-t)k
wro p = CpTt
[(;i).
"'r - rl+ c,rz[(t)- - ']
ttlk p,tk - ltlk
= CoT,
+
r'P2 -,)1
-l
I
@.n
[(;i).
di mana kita telah menggunakal P, = P, dan T, = 73, untuk intercooler ideal. Untuk menentukan tekanan intercooler P,
yang meminimalkan usaha, kita jadikan Awro rl6P, = 0. Ini memberikan
P- P^
P, = (Pf )ltz atau (8.8)
-=-
Pt P1
Ini artinya rasio tekanan lintas setiap tingkat adalah sama. Jika terdapat tiga tingkat, analisis yang sama akan menghasilkan
tekanan intercooler bertekanan rendah sebesar
P, = lPlP)lt3 (8.e)
di mana Pu adalah tekanan tertinggi. Ini juga ekuivalen dengan rasio tekanan yang sama melintasi setiap tingkat. Tingkat-
tingkat tambahan mungkin diperlukan untuk tekanan-tekanan keluar yang sangat tinggi; rasio tekanan yang sama melintasi
setiap tingkat akan menghasilkan usaha minimum untuk kompresor ideal.
B{B 8l SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS 153
+
P rendah
(b)
kenaikan tekanan yang diinginkan, di mana pada setiap tingkat terjadi kenaikan tekanan yang relatif sedikit. Setiap
tingkat memiliki sebuah stator, setatgkaian bilah yang terpasang pada rumah bilah yang stasioner, dan sebuah rolor.
Semua rotor disambungkan ke satu poros putar yang menggunakan masukan daya ke kompresor. Bilah-bilah jenis airfoil
yang didesain secara khusus memerlukan presisi yang tinggi dalam pembuatan dan pemasangannya untuk menghasilkan
kenaikan tekanan semaksimal mungkin sambil menghindari separasi aliran. Luas area yang dilewati udara sedikit berkurang
dengan naiknya tekanan karena terjadi kenaikan densitas dari udara yang bertekanan lebih tinggi. Dalam mekanika fluida
kecepatan dan tekanan di setiap tingkat dapat dianalisis; dalam termodinamika kita hanya memikirkan kondisi-kondisi
masuk dan keluarnya.
CONTOH 8.1 Kompresor bolak-balik harus menghasilkan 20 kgimenit udara pada 1600 kPa. Udara atmssfer masuk pada
20'C. Hitungtah kebutuhan daya jika kompresor diasumsikan 90 persen efisien. Diasumsikan tidak ada pendinginan.
Penyelesaian : Efi siensi dari kompresor dideflnisikan sebagai
isenrropik _ U__fL
-'t _- usaha
usaha aktual - h. - h,
.
di mana keadaan 2 mengidentifikasikan keadaan aktual yang dicapai dan 2'adalah keada*n ideal yang dapat dicapai tanpa
adanya rugi-rugi. Pertama-tama kita akan mencari temperatur Ir,. Nilainya adalah
I r{}-.ll&
-1)t1t
r, - rr= (*)t-- "'o = 1ze3; (#)"* = 647 K
Dengan menggunakan efisiensi. kita memiliki
c,(T2' - T)
q = q(r2* r) atau rz= rr *
$
q,- rr) = re3 + (#) g47 - 2s3)= 686 K
Jadi kebutuhan daya untuk menggerakkan kompresor adiabatik (tanpa pendinginan) adalah
w"o.o = ri{hz- /r1) = tirce(c2- r,) = (ffi) tr,oool (686 - 293) = 131,9 kvy'
COIITOH 8.2 Misalkan unuk kompresor dalam Contoh 8.1 diputuskan karena T, terlalu tinggi, dibutuhl(en dua tingkat
dengan intercooler. Tentukanlah kebutuhan daya untuk kompresor adiabatik dua tingkat yang diusulkan. Asumsikan 90 persen
efisiensi untuk tiap tingkat.
Penyelesaian, i"k*nu* intercooler untuk masukan daya minimum diberikan oleh (8.8) sebagai p, = '.1f
pryo =
'\,(10011600) = 400 kPa. Ini menghasilkan temperatur yang masuk ke intercooler sebesar
BAB 8] SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS 155
w**o= ncp(Tz-rr)+
-(L- f,) + ritC-tT,-
tixce{r4-13}={#)-
T.) = f4l * rlJlol (451 291) + {&\ noo\rd{r
(1,00) (4s1 rn{ Lrrr
-?ot\ - r05kw
--293)+(ffi)tr,ooxasl -293i=
Ini adalah pengurargafl kebutuhan daya sebesar 20 persen.
' Udara adalah fluida kerja di keseluruhan siklus. Massa dari kuantitas kecil bahan bakar yang diinjeksi dinggap dapat
diabaikan
. Tidak terdapat proses masuk atau proses keluar
' Proses pembakaran digantikan dengan proses perpindahan kalor di mana energi dipindahkan dari sumber eksternal.
Proses tersebut bisa volume konstan atau tekanan konstan, atau kombinasinya.
' Proses pembuangan, yang digunakan untuk mengembalikan udara ke keadaan awalnya, digantikan dengan perpindahan
kalor ke lingkungan.
' semua proses diasumsikan berada dalam kondisi kuasi-kesetimbangan.
' Udara diasumsikan sebagai gas ideal dengan kalor-kalor spesilik konstan.
Sejumlah mesin yang akan kita bahas memanfaatkan sistem tertutup dengan rangkaian piston-silinder, seperti
ditunjukkan dalam Gbr' 8-7. Siklus yang ditunjukkan pada diagram P-v dan Z-s di dalam gambar ini hanyalah beriifat
representatif. Diameter dari piston disebut bore dan jarak yang ditempuh oleh pergerakan piston ke satu arah disebut
langkah piston (srrofte). Ketika piston berada di titik mati atas ltop dead center TDC), volume yang diisi oleh udara
-
adalah yang minimum; volume ini disebut sebagai volume sisa (clearance volume). Ketika piston bergerak ke titik mati
bawah (bottom dead center - BDC), udara mengisi volume maksimum. Selisih antara volume maksimum dan volume sisa
adalah volume perpindahan ldisplaceme,?I). Volume sisa seringkali secara implisit dituliskan sebagai persen clearance
c, rasio dari volume sisa terhadap volume perpindahan. Rasio kompresi r didefinisikan sebagai rasio dari volume yang
diisi oleh udara pada BDC terhadap volume yang diisi oleh udara pada TDC, artinya, mengacu ke Gbr.8-7,
V,
v1 L
v2 18.11)
Tekanan efektif rata-rata (mean effective pressure
- MEP) adalah kuantitas lain yang sering digunakan untuk memberikan
rating pada mesin-mesin piston-silinder; ini
adalah tekanan yang, jika bekerja pada pision selama Iangkah daya, akan
menghasilkan sejumlah usaha yang besarnya sama dengan yang sebenarnya dihasilkan selama keseluruhan siklus.
Jadi
W,1r,, = (MEP) (yBDC - yrDC) G.l2)
Dalam Gbr. 8-7 ini berarti bahwa luas tertutup dari siklus aktual adalah sama dengan luas di bawah garis putus-putus
MEP.
156 SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS IBAB 8
CONTOH 8.3 Sebuah mesin beroperasi dengan udara pada siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 8-7 dengan proses isentropik
1 ** 2 dan 3 * 4. Jika rasio kompresinya adalah 12, tekanan minimumnya adalah 200 kPa dan tekanan maksimumnya adalah
l0 MPa tentukanlah (a) clearance persennya dan 1bt MEPnya.
Penyelesaian:
@) Persen clearance diberikan oleh
c=!]-
| - v Y2
rtool
w, -, =.1L,.
I
ez - 12 p t)
-k
Karena tidak terdapat usaha dalam kedua proses voJume konstan, kita memperoleh, dengan menggumkan Vy = V3,
t/
w.i*ru, = i! o frrru-
P. + P, - lzP)
Tekanan P, dan Pu diperoleh sebagai berikut:
pz = pt(l])- = (200x12)r.4 = 1665 kpa Pc= Pt (X;)- = (ro ooo) (,'r)'' = 308 wa
darimana
v.
w,ilr,, =
fr ttrzl,:os) - t0 000 + 1665 - (12x200)l = ?0 o7o v2
TaFi l{,iuu. = (MEP) (\ - V) - (MEPX12yz - V2); dengan menyamakaa kedua persamaan akan menghasilkan
:.
iiii
e
BAB 8] SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS t57
melebihi ef,siensi dari mesin nyata yang beroperasi di antara temperatur-temperatur yang diberikan.
Dengan memperhatikan bahwa kedua proses perpindahan kalor terjadi selama proses volume konstan, di mana usaha
adalah nol, dihasilkan
di mana kita telah mengasumsikan setiap kuantitas memiliki nilai positif. Maka
T,-7,
,tn-1-_. + t
GJA
T._7,
Ini dapat dituliskan
T, T.tT,
4=t-L,;7;- -
1
(8Jn
?Tt =*
T4
G.ts)
Jadi, (8.1D memberikan efisiensi termal sebagai
3 tercapai; ekspansi terjadi secara isentropik ke keadaan 4 pada BDC; pembuangan kalor volume konstan menyelesaikan
siklus dan mengembalikan udara ke keadaan awalnya. Perhatikan bahwa langkah daya mencakup proses penambahan
kalor dan proses ekspansi.
Efisiensi termal dari siklus Diesel diekspresikan sebagai
n
'' --Wn, -, -
Oor,
(8.21)
Qrn Q*
Untuk proses volume konstan dan proses tekanan konstan
Ekspresi untuk efisiensi termal ini seringkali dituliskan dalam suku-suku rasio kompresi r dan rasio potong (cutoff) r,
yang didefinisikan sebagai VrlVri diperoleh hasil
k.
tI f--c L
n=1- (8.25)
l-t k(r,-l)
Dari ekspresi ini kita lihat bahwa, untuk suatu rasio kompresi r, efisiensi dari siklus diesel lebih kecil daripada efisiensi
siklus Otto. Sebagai contoh, jika r = 10 dan t, = 2, efisiensi siklus Otto adalah 60,2 persen dan efisiensi siklus Diesel
adalah 53,4 persen. Dengan meningkatnya rc, eflsiensi siklus Diesel berkurang. Akan tetapi dalam prakteknya, rasro
kompresi sekitar 20 dapat dicapai dalam mesin Diesel; dengan menggunakan r = 20 dan r. - 2 kita akan memperoleh
rl = 64,1 persen. Jadi, karena rasio-rasio kompresi yang lebih tinggi, mesin Diesel umumnya beroperasi pada efisiensi
yang lebih tinggi dibandingkan mesin bensin'
penurunan dalam efisiensi mesin Diesel dengan kenaikan r, juga dapat dillhat dengan memperhatikan diagram 7-s
yang ditunjukkan dalam Gbr. 8-10. Jika kita menaikkan r., ujung dari proses penambahan kalor berpindah ke keadaan
3,. Keluaran usaha yang meningkat direpresentasikan oleh luas 3 - 3' - 4' - 4 - 3. Penambahan kalor meningkat cukup
banyak,sepertiyangdirepresentasikanolehluas3- 3'- a_ b*3.Efeknettonyaadalahpenurunanelisiensisiklus,
yung t"ntu saja disebabkan oleh konvergensi garis-garis tekanan konstan dan volume konstan pada diagram 7-s. Untuk
iit<tus Otto perhatikan bahwa dua garis volume konstan divergen, sehingga menyebabkan kenaikan eflsiensi siklus dengan
kgnaikan I..
CONTOH 8,5 Sebuah siklus Diesel, dengan rasio kompresi 18. beroperasi dengan udara dengan tekanan rendah 200 kPa dan
temperatur rendah 200oC. Jika keluaran usahanya adalah 1000 kJlkg, tentukanlah efisiensi termal dan MEPnya. Selain itu,
bandingkanlah dengan efisiensi dari siklus Otto yang beroperasi dengan tekanan maksimum yang sama'
Cenyelesaian: Rasio polong r. ditentukan terlebih dahulu, Kita memiliki
Ini memberikan rasio potong sebesar r,, = vrlvr= 2,05, Selanjutnya efisiensi termal dihitung sebagai
k,
.=r--l 1-l -l- rz'oslri-t- =0.629
't- L
I I =r-
k{r,-11 (18)04 (l'4x2'05-l) arau62.9va
Jika kita jadikan rp= l, kita memperoleh ef,siensi siklus diesel; jika kita jadikan ,,= lo = 1, kita memperoleh eflsiensr
siklus Otto. Jikaro > l, efisiensi termal akan menjadi lebih kecil dari efisiensi siklus Otto tapi lebih besar dari efisiensi
siklus Diesel.
COIITOH 8.6 Suatu siklus gaada, yang beroperasi dengan udara dengan rasio komptesi 15, memiliki tekaaan rendah 200
kPa dan temperatur rcndah 200"C. Jika rasio potongnya adalah 2 dan rasio tekanannya adalah 1,3, hituuglah eflsiensi termal,
masukan kalor, keluaran usaha dan MEkrya.
Penyelasaia*: Menurut (8.29),
Jadi, g,o = i0Jl?)(1864 * 1434) + (1$0X3?28 * 1S64i - 2l72kJ&g. Keluaran usaha diperoleh dari
Akhirnya" karena
RI, (0,287)(473)
Yr=t=Yffi=o'6788mrlkg
kita memiliki
(Gbr. 8-13) dan proses-proses tekanan konstan dari siklus Ericsson (Gbr. 8-14) perpindahan kalor qr_3 yang dibutuhkan
oleh gas memiliki besar yang sama dengan perpindahan kalor qo_ yang dibuang oleh gas.
r
Ini mendorong penggunaan sebuah regenerator yang secara internal di dalam siklus tersebut akan memindahkan
kalor yang tadinya terbuang dari udara selama proses 4 * 1 ke udara antara proses 2 * 3. Hasil nettonya adalah bahwa
efisiensi termal dari setiap dari kedua siklus ideal yang ditunjukkan menjadi sama dengan efisiensi dari siklus Carnot
yang beroperasi di antara dua temperatur yang sama. Hal ini sangat jelas karena perpindahan kalor yang masuk dan
keluar dari setiap siklus terjadi pada temperatur konstan. Jadi, efisiensi termalnya adalah
T-
rl=l-a! tH (8.J0)
Perhatikan bahwa perpindahan kalor (energi yang dibeli) yang dibutuhkan untuk turbin dapat dipasok dari luar mesin
aktual, yang berarti, pembakaran eksternal. Mesin pembakaran eksternal yang demikian memiliki emisi yang lebih rendah
tapi tidak terbukti kompetitif dengan mesin-mesin siklus Otto dan Diesel karena permasalahan yang terkandung dalam
desain regenerator dan kompresor dan turbin isotermal.
Regenerator
v = konstan
v = konstan
P = konstan
P = konstan
COI{TOH 8.7 Sebuah siklus Stirling beroperasi dengan udara dongan rasio kompresi 10. Jika tekanan rendahaya adalah 30
psia, temperatur rendahnya adalah 200oF dan tEmperatur tingginya adalah 1000"F, hitunglah keluaran usaha dan masukan
kalomya.
Penyelesaian: Untuk siklus Stirling ini keluaran usaha adalah
di mana kita tslah menggunakan (+.Sfi untof. proses i,sotermal. Dengan demikian,
CONTOH 8'8 Sebuah siUus Ericsson beroperasi dengan udara dengan rasio komp,resi 10. Uatuk tekanan rendah 2ffi kPa,
tempemtur rendah 100'C dan temperatur tinggi 600"C, hitunglah keluarar usaha dan masukan kalomya.
Penyelesaian: Untuk siklus Ericsson ini keluaran usahanya adalah
wl -z* * *
wz-3 w3 -tt wt-r = ftTr fn f, + Pz\v3- vr) + RTrfn f + P, (v, v.)
woot =
Kita harus menghitung Pr, v1, :"2, v, dan vo, Kita ketahui
RT,
,, = p, =
g?*f? = 0,5353 m3/r<s
Pt = Pz =
* =(q#T}(#Q = 854,4 kPa
Properti terakbir yaag diperlukan adalah rz = RTslPt= (0,28?X8?3yS54,4 = A,2g32rn3/kg. Ekspresi untuk keluaran usaha
memberikan
ll,ou, = (0,28?)(3?3) ln
Hffi + (854,a)(0,293? * o.l2s3)
t 0,287 x 873 ln #* + t20oX0,5353 - 1,253) = 208 kJ/kB
Akhirnya,
e =r *fi=r-ffi=o,s:: q*=?=ffi=364kJ/ke
o C
t(T4 - T1l
tl=l-=,o"=1 (8.31)
e,n ceG3 - T) T2 \tTz - |
Dengan menggunakan hubungan-hubungan isentropik
P,
" P.r
=(+)'.-"
P,--(Tr1*rr*-
\r') T^
(8.32)
t64 SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS IBAB 8
Bahan bakar
Produk-produk
pembakaran
(a) Siklus Terbuka (b) Siklus Te(utup
r = -t -!T2= t- f})'o
\Prl
''o (8.34)
Tentu saja, ekspresi untuk eflsiensi termal ini diperoleh dengan menggunakan kalor-kalor spesiflk konstan. Untuk perhitungan
yang lebih akurat tabel-tabel gas harus digunakan.
Dalam turbin gas aktual kompresor dan turbin tidak isentropik; sejumlah rugi terjadi. Rugi-rugi tersebut, biasanya
sebanyak kira-kira 85 persen, sangat mengurangi efisiensi mesin turbin gas.
Satu fitur penting lain dari turbin gas yang sangat membatasi efisiensi termalnya adqlah kebutuhan usaha yang tinggi
dari kompresor, yang diukur melalui rasio usaha balik (back work ratio) W.o.p/W,o.r. Kompresor dapat membutuhkan
sampai 80 persen dari keluaran turbin (rasio usaha balik sebesar 0,8), menyisakan hanya 20 persen untuk keluaran usaha
netto. Batasan yang relatif tinggi ini dialami ketika efisiensi dari kompresor dan turbin sangat rendah. Hal ini akan
diilustrasikan dalam contoh-contoh soal
CONTOH 8.9 Udara memasuki kompresor sebut rurbin gas pada 100 kPa dan 25"C. Untuk rasio tekanan 5 dan temperatur
maksimum 850"C tefltukanlah rasio usaha balik dan efisiensi terrnalflya d*ng*n rnenggunakan siklus Braylon.
Penyelesaian: Untuk menentukar rasis usaha'batriknya kita perhatikan bahwa
BAB 8]
SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS
16s
f,
/p \rk_ lit
= f ,l
-''o
v,Zl rt = r:(il)
2851
= (298X5)o = 472.0 K
t/
"'':, (i)o'*" = 709.1 K
=
Maka rasio usaha baliknya adalah
h'.r*o
,LJ =
-i'it
47)o-)oe
'.l]f' = o'tzo arau 42'o%
Efisiensi termalnya adalah
-
17 = I - r,i-tr.r - I - (5) o.zxsr"* 0.369 (36,9%l
\Jv\, /L I
w"n,p
-',,,P= (|{)
\ U.U /'
,orz -2e8; = 317.5 kJ/kg
Dem ikian juga. dipe.roleh hasil w,,*
= r/rurbwruh.,, =,u*,.a c t,t.Tt - To) =( 0.g)( 1.00x 1 :_t _ 709.
contoh 8'e K;;,uon'?Prl;?i #ili'r*',.i,*",1*11, I ) = 3j l , l kJ&g. di mana _
t,,iliT:lo^lfm keadaan e,
4 adarah keadaan akruar. Maka rasio usaha
ll.on,o
'q*o' 2l "l \
= ;3;'i = 0'6'57 atau 65'77o
Masukanperpindahankaloryangdipertukanoi,:T:,llrrini
aktual dari udara yang m"ninggult r*=!1_,!l=,CrtTr_r:).di
adalah
- k;;;;;"r Ini diperoleh dengan kembali ke konrpresor: manaTradalahremperarur
/7="''"b-]ttutp
rtn (8.36)
Dengan menggunakan hukum pertama,
ekspresi untuk q,n dan u,,uro diperoleh
sebagai
q.,, = Co(Tr - T.) r,t,rb = Cp(74 _ T5)
(8.sV
Jadi' untuk regenerator ideal cli
mana T, = T:, ein= l/tL,rb dan efisiensi termarnya dapat
dituriskan sebasai
rl = I -'].:"''o= I - I,- T, Tt T.lTt_ I
''rrrrh Tr-Tr-'- -, Tt I _Tlfl (B.J8)
166 SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS IBAB 8
Regenerator
o
Tt=Ts
Tz=To
Dengan menggunakan hubungan isentropik yang tepat, ini dapat dituliskan dalam bentuk
, Tt(PzlP,;t*-lrll-I 1 T,-,0-rvo
4 =t - T; i e/ry,k- tvr =-r - Tirn (8..r9)
perhatikan bahwa ekspresi untuk efisiensi termal ini sangat berbeda dengan eflsiensi dari siklus Brayton. Untuk suatu
tekanan tertentu, efisiensi meningkat dengan berkurangnya rasio temperatur minimum terhadap maksimum. Tapi, yang
mungkin lebih mengejutkan, dengan meningkatnya rasio tekanan, efisiensi menjadi berkurang, suatu efek yang bertolak
belakang dengan siklus Brayton..Jadi tidaklah mengherankan bahwa untuk suatu rasio temperatur siklus regeneratif
tertentu, terdapat suatu rasio tekanan tertentu di mana efisiensi dari siklus Brayton akan sama dengan efisiensi dari siklus
regeneratif. Hal ini ditunjukkan untuk rasio temperatur 0,25 dalam Gbr. 8-18.
Dalam prakteknya temperatur udara yang meninggalkan regenerator pada keadaan 3 harus lebih kecil daripada
temperatupd-u yung memasuki keadaan 5. Selain itu, Iu > Ir. Efektivitas, atau efisiensi, dari suatu regenerator diukur
oleh
0,75
TrlTo = 9,25
0,25
,lrre=
h,, - h,
(8.40)
h,_i,
Ini ekuivalen dengan
T.-7,
,tree- (8.41)
Tr_Tt
jika kita asumsikan gas ideal dengan kalor-kalor spesifik konstan. Jelaslah, untuk regenerator ideal Tt = Ts dan 11,", - 7.
Efisiensi regenerator yang melebihi 80 persen adalah lazim.
CONTOH 8.11 Tambahkanlah regenerator ideal ke siklus turbir gas dalam Contoh 8.9 dan hitunglah efisiensi termal dan
rasig usaha baliknya.
Penyelesaiin: Efisiensi termal diperoleh dengan menggunakan (8.39):
Inimerepresentasikan kenaikan efisiensi sebesar 57 persen. suatu efek yang cukup besar. Perhatikan bahwa. untuk informasi
yang diberikan" rasio usaha baliknya tidak berubah: jadi. w*oro/w,urb = 0.420.
Kompresor
Udara
Karena Pg = P t dan Pu = P4, kita lihat bahwa tekanan turbin menengah adalah sama dengan tekanan kompresor menengah
untuk turbin gas ideal ini.
Akhimya, kita harus memperhatikan bahwa intercooling dan pemanasan ulang tidak pemah digunakan tanpa regenerasi.
Bahkan, jika regenerasi tidak digunakan, intercooling dan pemanasan ulang akan mengurangi eflsiensi dari siklus turbin
gas.
CONTOH 8,12 Tambah-kanlah sebuah intercooler. pemanas ulang dan regenerator ideal ke siklus turbin gas dalam Contoh 8.9
dan hitunglah efisiensi termalnya. Gunakanlah kuantitas-kuantitas yang sama.
Penyelesaian: Tekanan menengahnya diperoleh sebesar P,= {Pfu = fi100x500) = 223,6 kPa Jadi, untuk proses
isentropiJ< ideal.
' rr(:'l'-
rz= *'" '\(2*4*)n"t'=
"o = (2e8)
100 I
375,0 "
-'-'- K
\rr I
Temperatur maksimum Ie = Is = 1123 K. Bengan menggunakan Pt = Pzdan Pu= P4. kita memiliki
Sekarang semua temperatur dalam siklus telah diketahui (tihat Gbr. 8-19) dan efisiensi termalnya dapat dihitung sebesar
w.ut wru.b- weomp Cp{76'T) + C.(TB* Id * Cp(72-Tt) * Ce(74*\)
4=vin= qJw
rro,, -13!_:J& u'uuu
= 230,7 +23w + 23u: = 0,666 atau 66,6Vo
lni merepresentasikan peningkatan sebesar l4.9%o dibandingkan siktus dalam Contoh 8.11 yang menggunakan hanya satu
regenerator dan peningkatan sebesar 80.5 persen dibandingkan dengan siklus turbin gas sederhana. Tentu saja. rugi-rugi yang
disebabkan oleh komponen-komponen tambahan harus diperhitungkan dalam setiap situesl aktual.
di mana th adalah fluks massa udara yang melewati mesin. Fluks massa bahan bakar diasumsikan sangat kecil sehingga
dapat diabaikan. Dalam mesin ideal kita mengasumsikan bahwa tekanan di penampang 1 dan penampang 5 adalah sama
besarnya dengan tekanan atmosfer dan bahwa kecepatan di penampang 1 adalah sama besarnya dengan kecepatan pesawat.
Suatu contoh soal akan mengilustrasikan perhitungan-perhitungan untuk aplikasi ini.
Pembakai
Kompresor
Gas-gas
Bahan bakar
8.1 Sebuah kompresor adiabatik *.r.ri.u 20 m3/menit udara dari atmosfer pada 20"C dan memberikan kompresi hingga 10 MPa.
Hitunglah kebutuhan daya minimumnya.
Kompresi isentropik membutuhkan masukan daya minimum untuk suatu kompresor adiabatik. Temperatur keluar untuk
proses yang demikian adalah
8.2 Sebuah kompresor menerima 4 kg/s udara 20"C dari atmosfer dan mengeluarkannya dengan tekanan 18 MPa. Jika proses
kompresinya dapat diaproksimasikan dengan proses politropik dengan n = 1,3, hitunglah kebutuhan daya dan laju perpindahan
kalornya.
* "-"'' - rl = o,ar,
w"o*p =
f!r.,[(?) -,t* (re3)
[(L8-eQe;o:^: - r]=::;+ rw
Hukum pertama untuk volume kontrol [ihat (4.66)]yang mengelilingi kompresor memberikan kita
170 SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS IBAB 8
ttn
e= tit*h+ w.o.p = ritcpoz-T,t + w.o^p = *rrr,l(;r,)'n- -,]* *..0
:
= (4)( l-oo)(29:, l{ rs"rdd'
it
ooo1o':'r
) - t, Il- 111 4
3374 = -66r kw
Dalam perhitungan di atas, kita memiliki tanda negatif untuk daya kompresor karena merupakan masukan daya. Ekspresi (8.6)
adalah untuk besarnya (magnitude) daya tanpa tanda negatif, tapi ketika menggunakan hukum pertama kita harus memperhatikan
tandanya. Tanda negatif pada perpindahan kalor memiliki arti bahwa kalor meninggalkan volume kontrol.
8.3 Sebuah kompresor adiabatik dipasok dengan 2 kg/s udara atmosfer pada 15'C dan mengeluarkannya pada 5 MPa. Hitunglah
efisiensi dan masukan dayanya jika temperatur yang keluar adalah 700"C.
Dengan mengasumsikan proses isentropik dan temperatur masuk sebesar 15oC, temperatur keluarnya adalah sebesar
Tz = 7t lrlt'l
'*- r't {288} (50ooro:ssr
= {2EE) ("r"0"0") = 880'6 K
\P;l
Maka efisiensinya adalah
,t = _ -2.Ttt = SJef
#" =c{?
- ptT2
2!e
973 - 288 = 0,865 atau B6,5vo
Masukan dayanya adalah lll"o.0 = mCr{Tr- f1) = (2X1,00)(973 - 288) = 1370 kW.
8.4 Sebuah kompresor ideal harus menekan 20 lbmimenit udara atmosfer pada 70"F pada 1500 psia. Hitunglah kebutuhan daya untuk
(a) satu tingkat, (D) dua tingkat dan (c) tiga tingkat.
(a) Untuk satu tingkat, temperatur keluarnya adalah
atat_ 712,3 hp. Ini merepresentasikan penurunan sebesar 31,9 persen jika dibandingkan dengan kompresor satu tingkat.
(c) Untuk tiga tingkat, kita memiliki, dengan menggunakan (8.9) dan (8.-10),
atau 99,6 hp. Ini merepresentasikan penurunan sebesar 39,6 persen jika dibandingkan dengan kompresor satu tingkat.
8.5 Perhitungan-perhitirngan dalam Soal 8.4 dilakukan dengan mengasumsikan kalor-kalor spesifik konstan. Hitunglah kembali
kebutuhan daya untuk (a) dan (b) dengan menggunakan tabel-tabel udara yang lebih akurat (Apendiks E).
BAB 8] SIKLUS.SIKLUS DAYA GAS t71
(a) Untuk satu tingkat, temperatur keluarnya diperoleh dengan menggunakan P,. Pada tingkat 7, = 530oR: ht = 126,7 Btu/lbm,
(P,), = 1'l'gg' 1u6i'
Ini memberikan kita I, = 1870"R danhr= 469,0 Btu/lbm. Kebutuhan dayanya adalah
atau 112,0 hp. Jelaslah bahwa asumsi kalor-kalor spesifik konstan cukup dapat diterima. Perhitungan satu tingkat
merepresentasikan tingkat kesalahan sebesar hanya 2 persen.
8.6 Sebuah mesin Camot beroperasi dengan udara antara tekanan tinggi dan rendah sebesar 3 MPa dan 100 kPa dengan temperatur
rendah sebesar 20'C. Untuk rasio kompresi 15, hitunglah eiisiensi termal, MEP dan keluaran usahanya.
Volume spesifik padaTDC rlihat Gbr.6-ltadalah v,- RT,tP,= 10.281 tQ93l/100 = 0.8409 rr/kg. Untrk rasio kompresi
15 (kita bayangkan mesin Carnot tersebut memiliki rangkaian piston-silinder), volume spesifiknya pada BDC adalah
o'110n
n = i+ = = o.os6o6 msiks
= 0'3171 m3/kg
"'vz
Maka perubahan entropinya (s, - s,) adalah
Kita akan memperhatikan sebuah mesin Carnot yang beroperasi dengan limit-limit tekanan dan temperatur yang sama; ini
akan memberikan situasi ideal tanpa harus mengacu pada rincian mesin yang diusulkan. Volume spesifik pada keadaan 1 (lihat
Gbr.6-l) adalah
(o'28-7-L293)
v, = SP1- 100
= 0,8409 m3,&s
Untuk rasio kompresi 10, volume spesifik minimum pasti v, = ytll0 = 0,8409/10 = 0,08409. Selanjutnya volume spesifik pada
keadaan 2 diperoleh dengan memperhatikan proses isotermal dari 1 ke 2 dan proses isentropik dari 2 ke 3:
prvr= p.,vr= 100 x 0,8409 = 84,09 ,ni=o## (0,08409)r.4 =7t,75
As = R ln f2
Yr= 0.287 ln ::l:: -0.0641 kJ/kg.K
0,8409 =
Maka keluaran usahanya adalah wn", = AI lAsl = (400 - 20X0,0641) -- 24,4 kllkg. Keluaran dayanya adalah
Keluaran daya maksimum yang mungkin dicapai adalah 52,2 hp; daya sebesar 50 hp yang diklaim si penemu tersebut kemungkinan
besar tidak dapat dicapai, walaupun bukannya tidak mungkin.
8.8 Sebuah mesin enam silinder dengan rasio kompresi 8 dan volume total pada TDC sebesar 600 ml mengambil udara atmosfer
pada 20'C. Temperatur maksimum selama satu siklus adalah 1500'C. Dengan mengasumsikan siklus Otto, hitunglah (a) kalor
yang dipasok per siklus, (D) eflsiensi termal dan (c) keluaran dayanya untuk 400 rpm.
(a) Rasio kompresi 8 memungkinkan kita untuk menghitung 7, (lihat Gbr. 8-8):
Jadi kalor yang dipasok adalah q,, = C,(7, - T2) = (0,717)(17'73 - 673,1) = 788,6 kJ/kg. Massa udara di dalam keenam
silinder tersebut adalah
PrV, (100)(600 x 10-6)
m = R4 = o'004281 kg
Kalor yang dipasok per siklus adalah Qr, = mqin = (0,004281)(788,6) = 3,376 g.
(b) rl = 7 - rt-k = I - 9a'a = 0,5647 atau 56,5Vo.
(.c) Wou,= 4Qin= {0,5647)(3,376) = 1,966 11.
Untuk siklus Otto ideal, kita asumsikan bahwa satu siklus terjadi dalam setiap putaran. Dengan demikian,
I{ou, = (trV",,Xcycles per second) = t1,906t(4000/60) = 127 kW atau 170 hp
8.9 Sebuah mesin Diesel mengambil udara atmosfer pada 60"F dan menambahkan 800 Btu/lbm energi. Jika tekanan maksimumnya
1200 psia hitunglah (a) rasio potong, (b) efisiensi termal dan (c) keluaran dayanya untuk aliran udara sebesar 0,2 lbm/
:::"n
(a) Proses kompresi ini adalah isentropik. Temperatur pada keadaan 2 (hhat Gbr. 8-9) dihitung sebesar
I Q.822ttA- I .--.
n=t-
' -l-,:- =t- (1.4\2.822-,,=0'635 I atau63'51%
f-rk(r.-l) q23.21oa
(c) frour= UQin= qilQin= [(0.6351)(0,2X800)](778) = 79.060 ft-lbf/sec atau 143,7 hp.
8.10 Suatu siklus ganda digunakan untuk memodelkan sebuah mesin piston. Mesin tersebut mengambil udara atmosfer pada 20'C,
menekannya hingga 10 MPa dan kemudian pembakaran menaikkan tekanan hingga 20 MPa. Untuk rasio potong 2, hitunglah
efisiensi siklus dan keluaran dayanya untuk aliran udara 0,1 kg/s.
Rasio tekanannya (lihat Gbr. 8-11) adalah rr= PrlPr= 2Oll0 = 2. Temperatur setelah kompresi isentropik adalah
"2=r,(;',)'^
\
''o = t2e.t) ('t,33')o'*" = roe2 K
Volume spesiflknya adalah
,, =
*[,'- (0'287x2e3)
mrrks ,, =
o;:=
= 0.840e 'o'lJH3'2' = 0.03r34 *'rkg
Jadi rasio kompresinya adalah r = vrlv, = 0,8409/0,03134 = 26,83. Ini memungkinkan kita untuk menghitung eflsiensi
termalnya:
. r ,or!r-l ,I (2)(2)or-l
'tn-l-J-
' r\-t -P'.
krrlr,-ll+rr-1 =l- -
126.83)0'o tl,4\2112-ll+2-l
=0.884.1
3\B 8l SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS t73
Untuk menentukan masukan kalor, temperatur dari keadaan 3 dan 4 harus diketahui. Untuk penambahan kalor volume konstan,
r,_L .'rt = rz
p_
(1092)(z) = 2184 K
4= i i=
Untuk penambahan kalor tekanan konstan,
rr_L _
rq= _vt
rti=
,, - i (2184)(2) = 4368 K
qr,= C,(73-Tr) + Ct(74- rr) = (0,717)(2184 - 1092) + (1,00X4368 -2184) =296'7 kJlke
sehingga
8.11 Udara pada 90 kPa dan 15"C dialirkan ke sebuah siklus ideal melalui saluran masuk. Jika rasio kompresi adalah 10 dan kalor yang
diberikan adalah 300 kJ/kg, hitunglah efisiensi dan temperatur maksimum untuk (a) siklus Stirling dan (b) siklus Ericcson.
(a) Untuk proses dengan temperatur konstan, besar perpindahan kalor sama dengan besar usaha. Mengacu kepada Gambar 8.13,
hukum pertama memberikan
.
Lo,t= wt-2='Rrr ln IL = t0'zazltZ88l ln l0 = 190'3 kJ/kg
Usaha yang dihasilkan dari siklus wou, = qin - Qout=rOO -trO,, = 109,7 kJ/kg.
w'"'
lo9'7
Efisiensinya adalah lt=,ff =ffi=0,366
Temperatur tingginya diperoleh dari
.
, =, -li,r,= 1r!r =, _'ff uu = 454K
(b) Untuk siklus Ericsson dalam Gbr. 8-14, rasio kompresinya adalah volvr. Penambahan kalor temperatur konstan 3 - 4
' memberikan
To 90
R = 0,281 -
3136
v4=T,
Yr=Pt
Mengenali bahrva I, = 7+. persamaan-persamaan di atas dapat digabungkan untuk memperoleh
Kedua persamaan di atas diselesaikan secara simultan melalui prosedur coba-coba untuk memberikan
Siklus ini dimodelkan sebagai siklus Brayton. Elisiensi siklus diberikan oleh (8.J5):
Ini merepresentasikan nilai minimum, karena tidak ada rugi-rugi yang dimasukkan ke dalam perhitungan.
8.13 Jika efisiensi turbin dalam Soal 8.12 adalah 85 persen dan efisiensi kompresomya adalah 80 persen, hitunglah fluks massa udara
yang dibutuhkan, dengan tetap menjaga kuantitas-kuantitas lainnya tidak berubah. Hitunglah juga efisiensi siklusnya.
Usaha kompresor, dengan menggunakan Tz,= 530,"1 daii Soal, 8.12, adalah
w.o,p =
frtr = {* r,rr, - 11) = (.fr) tr,ootts 30,7 - 2s3) = 2si,t kltks
Temperatur dari keadaan 4'. dengan mengasumsikan proses isentropik adalah
Jadi keluaran ubahanya adalah wou, = wtu.b - w.o-p = 408,5 - 297,1 = 111,4 kJ/kg. Ini memungkinkan kita untuk menentukan
fluks massanya:
fror, = h* ou, 800 = (m X 11 1,4) .' .rit = 7 ,18 kgls
Untuk menghitung efisiensi siklus, kita mencari temperatur aktual Ir. Dari penyeimbangan energi pada kompresor aktual:
w.o,p = Cp(.72 - T) 297.1 = (1,00)(72 - 293) .'.I: = 590,1 f
Jadi laju masukan kalor pembakar adalah Q,= h(Tz- Tr) = (7,18)(1073 - 590,1) = 3467 kW. Eflsiensinya diperoleh sebesar
'' =w1u'
n = .8,09-
3467
=0,2301
Qrn
Perhatikan kepekaan fluks massa dan efisiensi siklus terhadap efisiensi kompresor dan turbin.
Wou, = 800 hp
*
Regenerator
Gbr. 8-21
8.14 Dengan mengasumsikan turbin gas ideal dan regenerator yang ditunjukkan dalam Gbr. 8.21, tentukanlah Qn dan rasio usaha
baliknya.
8.I5 Tambahkanlah sebuah intercooler dan pemanas ulang pada Soal 8.14. Hitunglah efisiensi siklus ideal dan rasio usaha baliknya.
- '"0
rs = rt = (7r)'r = , 1660) (q;2 "" = r3 r5'R
', )0
8.16 Sebuah pesawat turbojet terbang pada kecepatan 300 m/s pada ketinggian 10 000 m. Jika rasio kompresinya adalah 10, temperatur
masuk turbin adalah 1000'C dan fluks massa udara adalah 30 kgls, hitunglah daya dorong maksimum yang dapat dicapai oleh
mesin ini.'Selain itu, hitunglah laju konsumsi bahan bakarnya jika nilai.pemanasan dari bahan bakar adalah 8400 kJ/kg.
Temperatur dan tekanan masuknya diperoleh dari Tabel B-1 sebesar (lihat Gbr. 8-20)
' Tr = 223,3 K Pr = 0,2615 Po = 26,15 kPa
Temperatur yang keluar dari kompresor adalah
-
r2-= (f,1)'- "'o - (" ,'11)(lo;o'zasr = 431'1K
''
Karena turbin menggerakkan kompresor, kedua usaha memiliki nilai yang sama sehingga
Ini merepresentasikan nilai maksimum karena kita menggunakan siklus yang terdiri dari proses-proses ideal,
Laju perpindahan kalor di dalam pembakar adalah Q = mCr(73 * T) = (30)(1,00)(1273 - 431,1) = 25.26 MW Ini
mengharuskan fluks massa bahan bakar m, sebesal
Soal-soal Tambahan
8.17 Sebuah kompresor ideal menerima 100 m3/menit udara atmosfer pada 10"C dan mengeluarkannya pada 20 MPa. Tentukanlah
fluks masszi dan kebutuhan dayanya.
8.18 Sebuah kompresor adiabatik menerima 1,5 kg/s udara dtmosfer pada25'C dan mengeluarkannya pada 4 MPa. Hitunglah kebutuhan
daya dan temperatur keluarnya jika efisiensi diasumsikan (a) 100 persen dan (D) 80 persen.
8.19 Sebuah kompresor adiabatik menerima udara atmosfer pada 60"F pada laju aliran 4000 ft3/menit dan mengeluarkannya kembali
pada 10 000 psia. Hitunglah kebutuhan dayanya dengan mengasumsikan efisiensi kompresor (a) 100 persen dan (b) 82 persen.
8.20 Sebuah kompresor mengeluarkan 2 kg/s udara pada 2 MPa setelah menerimanya dari atmosfer pada 20 C. Tentukanlah kebutuhan
masukan dayanya dan laju kalor yang dibuang jika proses kompresinya adalah politropik dengan (a) n = 1,4, (b) n = 7,3, (c) n
= 1,2 dan ($ n= 1,0.
8.21 Besarnya perpindahan kalor dari sebuah kompresor adalah seperlima dari masukan usahanya. Jika kompresor menerima udara
atmosfer pada 20'C dan mengeluarkannya pada 4 MPa, tentukanlah pangkat politropiknya dengan mengasumsikan kompresor
idea l.
8,22 Temperatur maksimum di dalam kompresor dalam Soal 8.19(a) terialu tinggi. Untuk menurunkannya, diusulkan untuk menerapkan
beberapa tingkat. Hitunglah temperatur maksimum dan kebutuhan daya isentropiknya dengan mengasumsikan (a) dua tingkat dan
(&) tiga tingkat.
8.23 Sebuah kompresor menerima 0,4 lbm/sec udara pada 12 psia dan 50'F dan mengeluarkannya pada 500 psia. Untuk efisiensi
kompresor 85 persen hitunglah kebutuhan dayanya dengan mengasumsikan (a) satu tingkat dan (b) dua tingkat.
8.24 Dengan cara yang berbeda selain mengasumsikan kalor-kalor spesifik konstan, gunakanlah tabel-tabel udara (Apendiks E) dan
kerjakan kembali (a) Soal 8.17 dan (D) Soal 8.19 (a). Hitunglah persentase kesalahan dalam asumsi kalor spesifik konstan.
8.25 Sebuah kompresor tiga tingkat menerima 2 kg/s udara pada 95 kPa dan 22"C dan mengeluarkannya pada 4 MPa. Untuk kompresor
ideal hitunglah (a) tekanan-tekanan intercooler, (D) temperatur-temperatur di setiap tingkat, (c) kebutuhan daya dan (4 laju
perpindahan kalor intercooler.
8.26 Sebuah mesin dengan diameter silinder dan langkah piston 0,2 x 0,2 m dan clearance 5 persen mengalami tekanan minimum
120kPa dan tekanan maksimum 12 MPa. Jika mesin tersebut dengan udara pada siklus dalam Gbr. 8-7, tentukanlah (a) volume
perpindahan, (b) rasio kompresi dan (c) MEPnya.
8,27 Suatu siklus standar udara beroperasi dalam sebuah rangkaian piston-silinder dengan empat proses berikut: 1 + 2 - kompresi
isentropikdaril00kPadanl5'Cke2MPa;2+3-penambahankalortekanankonstankel200"C;3+4-ekspansiisentropik;
dan 4 1 - pembuangan kalor volume konstan. (a) Tunjukkanlah siklus tersebut pada diagram P-u dan T-s, (b) hitunglah
-
penambahan kalornya dan (c)-hitunglah eflsiensi siklusnya.
8,28 Suatu siklus standar udara beroperasi dalam sebuah rangkaian piston-silinder dengan empat proses berikut: |- 2 - kompresi
isentropikdari12psiadanTO'Fke400psia;2+3-penambahankalortekanankonstankel400'F;3-4-ekspansiisentropik;
dan 4
- 1 - proses volume konstan. (a) Tunjukkanlah siklus tersebut pada diagram P-v dan T-s, {b') hitunglah keluaran usahanya
dan (c) hitunglah efisiensi siklusnya.
8.29 Sebuah mesin piston Carnot beroperasi dengan udara di antara 20"C dan 600'C dengan tekanan rendah sebesar 100 kPa. Jika
mesin tersebut harus menghasilkan 800 kJ/kg usaha hitunglah (a) efisiensi termalnya, (b) rasio kompresinya dan (r) MEPnya.
Lihat Gbr.6-1.
8.30 Sebuah mesin Camot beroperasi dengan udara seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8-22. Tentukanlah (a) keluaran dayanya, (&) eflsiensi
termalnya dan (c) MEPnya. Lihat Gbr. 6-1.
t20 kPa 40"c 2.0 kg/s
Gbr. 8-22
BAB 8] SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS 177
E.31 Sebuah mesin Camot mengalami penambahan kalor sebesar 4000 Btu/sec selama proses pembakaran. Jika limirlimit temperaturnya
adalah 1200'F dan 30'F, dengan tekanan tinggi dan rendah 1500 psia dan l0 psia, tentukanlah fluks massa udara dan MEPnya.
Lihat Gbr. 6-1.
8.32 Sebuah mesin Carnot beroperasi di antara temperatur 100'C dan 600'C dengan limit-limit tekanan 150 kPa dan 10 MPa. Hitunglah
fluks massa udara jika fluks kalor yang dibuang adalah (a) 100 kW (b) 400 kW dan (c) 2 MW. Lihat Gbr. 6-1.
8.33 Sebuah mesin Piston dengan diameter silinder dan langkah piston 0,2 x 0,2 m dimodelkan sebagai mesin Camor. Mesin tersebut
' beroperasi dengan 0,5 kg/s udara di antara temperatur 20'C dan 500'C dengan tekanan rendah 85 kPa dan clearance 2 persen.
Tentukanlah (a) daya yang dihasilkan, (D) rasio kompresinya, (c) MEPnya dan (4 volume di titik paling tinggi (TDC). Lihat
Gbr. 6-1.
8.34 Sebuah mesin penyalaan-busi beroperasi berdasarkan siklus Otto dengan rasio kompresi 9 dan limit-limit temperatur 30'C dan
1000"C. Jika keluaran dayanya adalah 500 kW, hitunglah efisiensi termalnya dan fluks massa udara.
8.35 Sebuah siklus Otto beroperasi dengan udara yang memasuki proses kompresi pada 15 psia dan 90'F. Jika 600 Btu/lbm energi
ditambahkan selama pembakaran dan rasio kompresinya adalah 10, tentukanlah keluaran usaha dan MEPnya.
8.36 Tekanan maksimum yang dijinkan dalam sebuah siklus Otto adalah 8 MPa. Kondisi di awal kompresi udara adalah 85 kPa dan
22"C. Hitunglah kebutuhan penambahan kalor dan MEPnya, jika rasio kompresinya adalah 8.
8.37 Temperatur maksimum 1600'C dapat dicapai dalam sebuah siklus Otto di mana udara memasuki proses kompresi pada 85 kPa
dan 30'C. Tentukanlah penambahan kalor dan MEPnya, jika rasio kompresinya adalah 6.
8.38 Jika siklus Otto yang ditunjukkan dalam Gbr. 8-23 dioperasikan dengan udara, hitunglah efisiensi rermal dan MEPnya.
0,1- 25'C
Gbr. 8-23
8.39 Sebuah mesin penyalaan-busi dengan rasio kompresi 8 beroperasi berdasarkan siklus Otto dengan menggunakan udara dengan
temperatur rendah 60"F dan tekanan rendah 14,7 psia. Jika penambahan energi selama proses pembakaran adalah 800 Btu/lbm,
tentukanlah (a) keluaran usahanya dan (b) tekanan maksimumnya.
8.40 Gunakan tabeltabel udara (Apendiks E) untuk mepyelesaikan (a) Soal 8.35 dan (D) Soal 8.38. Jangan asumsikan kalor-kalor
spesifik konstan.
8.41 Sebuah mesin Diesel dirancang untuk beroperasi dengan rasio kompresi 16 dan udara yang memasuki langkah kompresi pada
110 kPa dan 20'C. Jika energi yang ditambahkan selama proses pembakaran adalah 1800 kJ,&g, hitunglah (a) rasio potongnya,
(b) efisiensi termalnya dan (c) MEPnya.
8.42 Sebuah siklus Diesel beroperasi dengan udara yang memasuki proses kompresi pada 85 kPa dan 30 C. Jika rasio kompresinya
adalah 16, keluaran dayanya adalah 500 hp dan temperatur maksimumnya adatah 2000"C, hitunglah (a) rasio potongnya, (D)
eflsiensi termalnya dan (c) fluks massa udara.
t200 psia
15 psia
t78 SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS IBAB 8
8.43 Udara memasuki proses kompresi suatu siklus Diesel pada 120 kPa dan 15"C. Tekanan setelah kompresi adalah 8 MPa dan 1500
kJikg ditambahkan selama pembakaran. Berapakah (a) rasio potongnya, (D) efisiensi termalnya dan (c) MEPnya.
8.44 Untuk siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 8-24 tentukanlah efisiensi termal dan keluaran kerjanya.
8.45 Sebuah mesin Diesel memiliki diameter silinder dan langkah piston 0,6 x 7,2m dan beroperasi dengan clearance 5 persen. Untuk
keluaran daya 5000 hp hitunglah rasio kompresi dan laju masukan kalornya jika rasio potongnya adalah 2,5.
8.46 Gunakan tabel-tabel udara (Apendiks E) untuk menyelesaikan (a) Soal 8.41 dan (b) Soal 8.44. Jangan asumsikan kalor-kalor
spesifik konstan.
8.47 Suatu siklus ganda dengan r = 18, r" = 2 dan rp = 1,2 beroperasi dengan 0,5 kg/s udara pada 100 kPa dan 20'C di awal proses
kompresi. Hitunglah (a) elisiensi termal, (D) masukan energi dan (c) keluaran dayanya.
8.48 Sebuah mesin penyalaan-kompresi beroperasi berdasarkan siklus ganda dengan mengambil udara di awal proses kompresi pada
80 kPa dan 20'C dan menekannya hingga 60 MPa. Jika 1800 kJ/kg energi ditambahkan selama proses pembakaran, di mana
sepertiganya ditambahkan pada volume konstan, tentukanlah (a) ef,siensi termalnya, (b) keluaran usahanya dan (c) MEPnya.
8.49 Suatu siklus ideal beroperasi dengan udara dengan rasio kompresi 12. Tekanan rendahnya adalah 100 kPa dan temperatur rendahnya
adalah 30'C. Jika temperatur maksimumnya adalah 1500"C, hitunglah keluaran usaha dan masukan kalor untuk (a) siklus Stirling
dan (b) siklus Ericsson.
8.50 Suatu siklus ideal harus menghasilkan keluaran daya sebesar 100 hp sambil beroperasi dengan 1,2 lbm/sec udara pada 74,7 psia
dan 70'F di awal proses kompresi. Jika rasio kompresinya adalah 10, berapakah temperatur maksimum dan masukan energi untuk
(a) siklus Striling dan (b) siklus Ericsson
8.51 Hitunglah keluaran usaha dan efisiensi termal untuk siklus-siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 8-25a dan b. Fluida kerjanya
adalah udara.
P (MPa)
1,0
@ o
0,1
0,2 1,0
v (m3/kg)
Gbr. 8-25
8.52 Udara memasuki kompresor sebuah turbin gas pada 85 kPa dan 0"C. Jika rasio tekanannya adalah 6 dan temperatur maksimumnya
adalah 1000"C, tentukanlah (a) efisiensi termalnya dan (b) rasio usaha balik untuk siklus Brayton yang digunakan.
8.53 Tiga kilogram udara memasuki kompresor sebuah gas turbin setiap detik pada 100 kPa dan 10'C. Jika rasio tekannya adalah 5
dan temperatur maksimumnya adalah 800'C, tentukanlah (a) keluaran daya kudanya, (D) rasio usaha baliknya dan (c) efisiensi
termal untuk siklus Brayton yang digunakan.
8.54 Tentukanlah tekanan keluar kompresor yang akan menghasilkan keluaran usaha maksimum untuk suatu siklus Brayton di mana
kondisi udara yang masuk ke kompresor adalah 14,7 psia dan 65'F dan temperatur maksimumnya adalah 1500'F.
8.55 Udara memasuki kompresor suatu siklus Brayton pada 80 kPa dan 30"C dan ditekan hingga 500 kPa. Jika 1800 kJ,&g energi
ditambahkan ke dalam pembakar, hitunglah (a) kebutuhan usaha kompresor, (b) keluaran turbin netto dan (c) rasio usaha
batiknya.
8.56 Tentukanlah rasio usaha balik dan keluaran daya kuda dari siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 8-26.
500 kPa
w
+
Udara
tit = 2 kgls
Tt = 20"C
P, = 100 kPa
Gbr. 8-26
BAB 8] SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS t79
8.57 Hitunglah efisiensi termal dan rasio usaha balik dari turbin gas dalam Soal 8.52 jika eflsiensi kompresor dan turbinnya masing-
masing adalah (a) 807o,80Va dan (b) 83Vc,86Vo.
8.58 Tentukanlah efisiensi dari kompresor dan turbin (keduanya memiliki efisiensi yang sama) yang akan menghasilkan eflsiensi termal
nol untuk turbin gas dalam Soal 8.52.
8.59 Hitunglah efisiensi termal dan rasio usaha balik dari siklus Brayton dalam Soal 8.55 jika efisiensi kompresor dan turbinnya adalah
lal 83E(. 837o dan 1b1 8l%o, 88%.
8.60 Tentukanlah ef,siensi dari kompresor dan turbin (keduanya memiliki efisiensi yang sama) dari siklus Brayton dalam Soal 8.55
yang akan menghasilkan keluaran usaha netto nol.
8.61 Efisiensi dari turbin dalam Sbal 8.56 adalah 83 persen. Berapakah efisiensi kompresor yang akan menurunkan efisiensi termal
siklus Brayton tersebut menjadi nol?
8.62 Gunakan tabel-tabel udara untuk menentukan efisiensi termal dan rasio usaha balik untuk (a) Soal 8.52, (b) Soal 8.55 dan (c)
Soal 8.56. Jangan asumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
8.63 Sebuah regenerator dipasang dalam turbin gas dalam Soal 8.55. Tentukanlah eflsiensi siklusnya jika efektivitasnya adalah (a) 100
persen dan (D) 80 persen.
8.64 Untuk turbin gas ideal dengan regenerator yang ditunjukkan dalam Gbr.8-2'7 tentukanlah Lizou, dan rasio usaha baliknya.
8.65 Asumsikan bahrva efisiensi kompresor dan turbin dalam Soal 8.64 masing-masing adalah 83 persen dan 86 persen dan bahwa
efektivitas dari regenerator adalah 90 persen. Tentukanlah keluaran daya dan rasio usaha baliknya.
Udara
100 kPa
20"c
Regenerator
Gbr. 8-27
8.66 Temperatur untuk siklus turbin gas regeneratif ideal dalam Gbr. 8-17 adalah 7, = 60"F, 7z = 500"F, I: -
= 700"F dan To 1600"F.
Hitunglah efisiensi termal dan rasio usaha baliknya jika fluida kerjanya adalah udara.
8.67 Udaia memasuki kompresor dua tingkat dari sebuah turbin gas pada 100 kPa dan 20'C dan ditekan hingga 600 kpa. Temperatur
masuk ke turbin dua tingkat tersebut adalah 1000'C dan sebuah regenerator juga digunakan. Hitunglah (a) keluaran usahanya,
(&) eflsiensi termalnya dan (c) rasio usaha baliknya dengan mengasumsikan siklus ideal.
8.68 Satu tingkat intercooling, satu tingkat pemanasan ulang dan regenerasi ditambahkan ke turbin gas dalam Soal 8.56. Hitunglah
(c) keluaran dayanya, (&) efisiensi termalnya dan (c) rasio usaha baliknya dengan mengasumsikan siklus ideal.
8.69 (a) Untuk komponen-komponen ideal yang ditunjukkan dalam Gbr. 8-28 hitunglah efisiensi termainya. (b) Untuk komponen-
komponen yang sama, dengan fluks massa udara 2 kg/s, tentukanlah !izo,,, ec, ep, and qur.
Gbr. 8-28
8.70 Sebuah mesin turbojet mengambil 70 kg/s udara pada ketinggian 10 km sambil melaju pada 300 m/s. Kompresor memberikan
rasio tekanan 9 dan temperatur masuk turbin adalah 1000"C. Berapakah gaya dorong maksimum dan daya kuda yang dapat
diharapkan dari mesin ini?
180 SIKLUS-SIKLUS DAYA GAS [BAB 8
8.71 Kerjakan ulang Soal 8.70 dengan efisiensi yang realistis sebesar 85 persen dan 89 persen, masing-masing di dalam kompresor
dan turbin. Asumsikan nozelnya memiliki efisiensi 97 persen.
8.72 Sebuah pesawat terbang dengan dua mesin turbojet membutuhkan gaya dorong sebesar 4300 lbf untuk kondisi terbang 800 ftl
sec. Jika setiap mesin memiliki fluks massa 30 lbm/sec udara, hitunglah rasio tekanannya jika temperatur maksimumnya adalah
2000'F. Pesawat rersebut terbang pada ketinggian 30 000 ft.
8.1FE Pilihlah alasan utama mengapa siklus Otto memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada siklus Camot.
(A) Temperatur setelah kompresi terlalu tinggi.
(B) Perpindahan kalor terjadi melewati perbedaan temperatur yang besar.
(C) Terjadi gesekan antara piston dan silinder.
(D) Proses ekspansi yang mendadak mengakibatkan rugirugi yang sangat besar.
8.2FE Manakah di antara pernyataan-pernyataan berikut yang tidak benar mengenai siklus Diesel?
(A) Proses ekspansinya adalah proses isentropik.
(B) Proses pembakarannya adalah proses volume konstan.
(C) Proses pembuangannya adalah proses volume konstan.
(D) Proses kompresinya adalah proses adiabatik.
8.3FE Mesin-mesin pada suatu pesawat jet komersial beroperasi berdasarkan siklus dasar apa?
(A) Otto
(B) Diesel
(C) Camot
tD) Brayton
8.4FE proses pembuangan dalam siklus Otto dan Diesel digantikan dengan proses volume konstan untuk alasan utama apa?
(A) Mensimulasi usaha nol dari proses pembuangan aktual.
(B) Mensimulasi perpindahan kalor nol dari proses pembuangan aktual.
(C) Mengembalikan udara ke keadaan awalnya.
(D) Meyakinkan bahwa hukum pertama dipenuhi.
P (MPa)
8.5FE Kalor yang dibuang dalam siklus Otto yang ditunjukkan dalam Gbr 8-29 adalah:
(A) - T)
Cp(74
3,0
8.7FE Jika Tt = 27"C dalam Gbr. 8-29, berapakah massa udara yang ada dalam
silinder 1000 cm'?
(A) 0,00187 kg
(B) 0,00116 kg
(C) 0,00086 kg
(D) 0,00062 kg
8.8FE Jika Tr=27oCdalam Gbr. 8-29, berikan estimasi I, dengan mengasumsikan
kalor-kalor spesifik konstan?
(A) 700'c
(B) 510'C
(c) 480'c
(D) 430'C
(c) 327"C
(D) 258"C
8.l0FEJika rtirggi = 1200'C, tentukanlah w. (bukan wn",) dari turbin dalam Gbr. 8-30.
(A) 720 kJ/kg
(B) 660 kj/kg
(C) 590 kJ/kg
(D) 540 kJrkg
S.ltFEBerikan estimasi rasio usaha balik untuk siklus dalam Gbr. 8-30.
(A) 0.40
(B) 0,38
(c) 0.36
(D) 0"34
8.l2FEJika sebuah regenerator ideal ditambahkan ke siklus dalam Gbr. 8-30, temperatur yang masuk ke pembakar adalah:
(A) 7r
(B) Tz
(C) T1
(D) 7+
8.l3FEJika h = 0,2 kg/s untuk siklus dalam Gbr. 8-30, berapakah seharusnya diameter lubang masuk kompresor jika kecepatan
maksimum 80 m/s diijinkan?
(A) 5,2 cm
(B) 6,4 cm
(C) 8,6 cm
(D) 12,4 cm
9tT'IiFENPAHULUAN
!.;.i..r,Sikh$:rearnot ideal digunakan sebagai model untuk membandingkan semua siklus nyata dan siklus ideal lainnya.
fnqruillt!$,ss daya Carnot adalah yang paling tinggi untuk siklus daya manapun; eflsiensi ini diberikan oleh
T,
,=r-* (e.1)
Pe!$3tikah,tpahwa efisiensi ditingkatkan dengan menaikkan temperatur Tn di mana kalor ditambahkan atau menurunkan
tgrhrp9rafiIr,.ft di mana kalor dibuang. Kita akan melihat bahwa hal yang sama terjadi pada siklus-siklus nyata: efisiensi
siltl*r$,.tl6p ,dimaksimalkan dengan menggunakan temperaturyang setinggi mungkin dan serendah mungkin. Dalam bab
ini.S a1::ihembahas siklus-siklus uap yang digunakan untuk menghasilkan daya.
,
i:'::,"1', i
..i.i.
i ,t ' l"
9.2 :: SilKL{i-$ RANKINE
,,;,,1;.,Keleit!pgk siklus-siklus daya yang pefiama kali kita perhatikan adalah yang digunakan oleh industri penghasil
d*ya.li*f@iyang adalah siklus-siklus daya yang dioperasikan sedemikian rupa sehingga fluida kerjanya mengalami
ppntQg!91..fage' dari cairan menjadi uap. Siklus daya uap yang paling sederhana adalah siklus Rankine, yang skemanya
ditq$jukkalr:,da1am Gbr. 9-1a. Fitur utama dari siklus ini adalah bahwa pompanya hanya membutuhkan sedikit usaha
Urrtgn:menyal*rkan air berlekanan tinggi ke boiler. Kekurangan yang mungkin dimiliki adalah bahwa proses ekspansi di
dalam'rhllli$'biasanya memasuki daerah kualitas, sehingga mengakibatkan terjadinya butiran-butiran cairan yang dapat
m*rus4!, bilali.Sil ah turbin.
"'r'.Sikliis.fsfrkine merupakan siklus ideal di mana rugi-rugi yang disebabkan oleh gesekan di dalam masing-masing dari
nee*pat.,f< ennya dapat diabaikan. Rugi-rugi ini biasanya sangat kecil dan akan diabaikan sepenuhnya dalam analisis
awal kita",,Siklus Rankine terdiri dari empat proses ideal yang ditunjukkan dalam diagram 7:s dalam Gbr. 9-1b:
-'I ,l.;+'.2::' ..Kompresi isentropik di dalam pompa
,, ,,2; ;t,3ir r',Penambahan kalor tekanan konstan di dalam boiler
,. ,
.,,f 5*1, ,rpftspansi isentropik di dalam turbin
:4:';**r:1t:,,Pembuangan kalor tekanan konstan di dalam kondensor
' .f..::: i l
tri161,kita;{tsngabaikan perubahan-perubahan energi kinetik dan energi potensial, keluaran usaha nettonya adalah luas
184 SIKLUS-SIKLUS DAYA UAP [BAB 9
Uap tekanan
1
-+ 2 pompa
Air tekanan 2 3 boiler
tinggi @ 3 + 4 turbin
Air tekanan 4 + 1 kondensor
rendah
Vca
(a) Komponen-komponen utama (D) Diagram I-s
di bawah diagram Z-s, yang diwakili oleh luas 1-2-3-4-1; ini benar karena hukum pertama mengharuskafr Wn"t = Qn
Perpindahan kalor ke zat kerja diwakili oleh luas a-2-3-b-a. Jadi, efisiensi termal ry dari siklus Rankine adalah '
l-2-3-4-l
''n _ luas
luas a-2-3-b-a
(e.2)
Yaitu, keluaran yang diinginkan dibagi dengan masukan energi (energi yang dibeli). Jelas bahwa efisiensi termal dapat
ditingkatkan dengan memperbesar pembilangnya dan memperkecil penyebutnya. Ini dapat dilakukan dengan cara menaikkan
tekanan keluar pompa Pr, menaikkan temperatur keluar boiler I, atau menurunkan tekanan keluar turbin Po.
Perhatikan bahwa efisiensi dari siklus Rankine adalah lebih rendah daripada efisiensi siklus Camot yang dioperasikan
di antara temperatur tinggi T, dan temperatur rendah 7, karena kebanyakan perpindahan kalor dari penampung temperatur
tinggi terjadi melintasi perbedaan temperatur yang besar.
Adalah mungkin untuk membuat efisiensi siklus Rankine sama besar dengan efisiensi siklus Carnot jika siklusnya
dirancang untuk beroperasi sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr.9-2a. Akan tetapi, pompanya harus memompa campuran
cairan dan uap, yang merupakan hal yang sulit dan membutuhkan usaha yang besar jika dibandingkan dengan memompa
cairan saja. Selain itu, kondensasi butiran-butiran cairan di dalam turbin akan mengakibatkan kerusakan parah. Untuk
menghindari kerusakan akibat butiran-butiran, dapat ditambahkan pemanasan lanjut (superheating) terhadap uap pada
temperatur konstan, sebagaimana ditunjukkan dalam Gbr. 9-2b. Akan tetapi ini mengharuskan tekanan untuk bagian
superheat bertemperatur konstan dalam proses ini diturunkan dari titik uap jenuh ke keadaan 3. Untuk mencapai penurunan
tersebut, aliran di dalam pipa-pipa boiler harus dipercepat dengan cara menggunakan pipa-pipa dengan diameter yang
makin mengecil. Ini adalah cara yang mahal jika ingin dilakukan. Jadi diusulkan agar P, dan 7, menjadi sangat besar
(2., dibatasi oleh karakteristik ketahanan terhadap temperatur yang dimiliki oleh logam pipa, biasanya sekitar 600"C).
(Lihat Gbr. 9-2c). Juga diusulkan agar tekanan keluar kondensor menjadi sangat kecil (dapat mendekati nol absolut).
Akan tetapi ini akan mengakibatkan keadaan 4 berada dalam daerah kualitas (kualitas sebesar 90 adalah sangat rendah)
yang menyebabkan terbentuknya butiran-butiran air. Untuk menghindari masalah ini perlu dilakukan pemanasan ulang
terhadap uap, sebagaimana akan dibahas dalam subbab berikutnya, atau menaikkan tekanan kondensor.
Menurut Subbab 4.8 dan Gbr. 9-1b,
di mana w, dan 4. diekspresikan sebagai kuantitas-kuantitas positif. Dalam bentuk kuantitas-kuantitas di atas, efisiensi
termal adalah
(b)
w--wP
,t = t' (9.4t
Akan tetapi, usaha pompa biasanya sangat kecil jika dibandingkan dengan usaha turbin dan seringkali dapat diabaikan.
Dengan aproksimasi ini diperoleh
,l = ,tu
rO 5r
CONTOH 9.1 Sebuah pembangkit daya uap diusulkan untuk dioperasikan di antara tekanan 10 kPa dan 2 MPa dengan
temperatur maksimum 400"C. seperti ditunjukkan dalam Gbr. 9-3. Berapakah efisiensi maksimrim yang dimungkinkan dari
siklus daya tersebut?
o
Super panas:
Cairan jenuh: hz = 3248 kl&.g
h, = h, = 191,8 kJ/kg sa = 7,1279 kJ4<g 'K
Gbr. 9-3
Penyelesaian: Kita akan memasukkan usaha pompa ke dalam perhirungan dan menunjukkan bahwa besamya dapat
diabaikan. Selain itu, kita akan mengasumsikan satu unit massa zat kerja karena kita hanya ingin mengetahui eflsiensinya.
Besarnya usaha pompa adalah llihat @.7 l\ dengan v = llpl
Dengan menggunakan (4.67)kitamemperoleh hr= h, + wtn = 191.8 + 1.99 = 194 kJ,&g. Masukan kalomya diperoleh dengan
menggunakanQa=ht-hz=3248-194=3O54kJ/kg.Unrukmenentukankeadaan4kitamengetahuibahwasa=sr=
7,1279. Jadi.
wT*wP _989*2
q= = 0,3232 atau 32,327o
4a 3054
Jelas bahwa besarnya usaha yang dibutuhkan dalam proses pemompaan dapat diabaikan, hanya 0,2 persen dari usaha
turbin. Dalam aplikasi-aplikasi teknik kita seringkali mengabaikan kuantitas-kuantitas yang pengaruhnya kurang dari 3
persen, karena selalu ada saja suatu kuantitas di dalam perhitungan yang akurasinya hanya diketahui sampai +3 persen;
misalnya, fluks massa, dimensi suatu pipa atau densitas fluida.
(a) (b)
Gbr. 9-5 Efek kenaikan temperatur dan penurunan temperatur kondensor pada siklus Rankine.
pengurangan yang signifikan dan mengakibatkan peningkatan eflsiensi yang signifikan. Contoh 9.3 mengilustrasikan efek
ini. Kerugian dalam menaikkan tekanan boiler adalah bahwa kualitas dari uap yang keluar dari turbin dapat menjadi
rerlalu rendah (kurang dari 90 persen), sehingga mengakibatkan kerusakan parah oleh butiran air pada bilah-bilah turbin
dan berkurangnya eflsiensi turbin.
Menaikkan temperatur maksimum juga menghasilkan peningkatan efisiensi termal dari siklus Rankine. Dalam Gbr.
9-5a usaha netto bertambah sebanyak daerah yang diarsir dan masukan kalor berlambah sebanyak jumlah dari daerah yang
diarsir dan daerah abu-abu, suatu kenaikan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan usaha. Karena pembilang
dari (9.5) menghasilkan kenaikan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan penyebutnya, maka akan menghasilkan
peningkatan eflsiensi. Ini akan diilustrasikan dalam Contoh 9.3. Tentu saja, pertimbangan metalurgi memberikan limit pada
temperatur maksimum yang dapat dicapai di dalam boiler. Temperatur sampai 600"C masih diperkenankan. Keuntungan
lain yang diperoleh dengan menaikkan temperatur boiler adalah bahwa kualitas dari keadaan 4 jelas meningkat; ini
mengurangi pembentukan butiran air di dalam turbin.
Penurunan tekanan kondensor, yang diilustrasikan dalam Gbr. 9-5b, juga akan menghasilkan peningkatan efisiensi
siklus Rankine. Usaha netto akan meningkat cukup banyak, yang direpresentasikan oleh daerah terarsir, dan masukan kalor
akan meningkat sedikit karena keadaan 1'akan beryindah ke entropi yang sedikit lebih rendah dari keadaan 1; ini akan
menghasilkan peningkatan eflsiensi siklus Rankine. Tekanan rendah dibatasi oleh proses perpindahan kalor yang terjadi
di dalam kondensor. Kalor dibuang melalui perpindahan kalor ke air pendingin atau ke udara yang masuk ke kondensor
pada 20'C; proses perpindahan kalor memerlukan perbedaan temperatur antara air pendingin dan uap sebanyak paling
tidak 10'C. Jadi temperatur sebesar paling tidak 30'C dibutuhkan di dalam kondensorl ini merujuk ke tekanan kondensor
minimum (lihat tabel-tabel uap jenuh) sebesar sekitar 4 kPa abs. Tentu saja ini tergantung pada temperatur air pendingin
dan perbedaan temperatur yang dibutuhkan di dalam alat penukar kalor'
CONTOH 9.2 Naikkan tekanan boiler dalam Contoh 9.1 menjadi 4 MPa sambil menjaga temperatur maksimum dan tekanan
minimumnya. Hitungtah kenaikan persenlase efi siensi termalnya.
BAB 9] SIKLUS-SIKLUS DAYA UAP 181
Penyelesaian: Dengan mengabaikan usaha pompa, entalpi h, tetap tidak berubah: hz= 192 kJ/kg. Pada 4O0'C dan 4
MPa entalpi dan entropinya adalah s, = 6.7698 kJ/kgK dan ht=3212 kJ/kg. Keadaan 4 beraia dalam daerah kualitas. Dengan
,o - s/=
r/* = z,so- tg __= u0.g159
6.7698 0.6491
Perhatikan bahwa kandungan uapnya telah meningkat sebanyak 18.4 persen. suaru hasil yang tidak diinginkan. Jadi entalpi
dari keadaan 4 adalah
u= W.= 0,3541
Kenaikan persentase efisiensi dibandingkan dengan Contoh 9.1 adalah
yo kenaikan ) trool =
9,55vo
188 SIKLUS-SIKLUS DAYA UAP IBAB 9
BAB 9] SIKLUS.SIKLUS DAYA UAP r89
(a) (b)
Q-*, O
lhs
, Uao
ffi6 , ekstraksi
+-
Air umpan r:-:-=
z2 | Kondensat
air tersebut dipanaskan dahulu dai T, menjadi 7u. Proses ini akan menghindari kebutuhan untuk mengkondensasikan
seluruh uap, sehingga mengurangi jumlah energi yang terbuang dari kondensor. (Perhatikan bahwa penggunaan menara-
menara pendingin memungkinkan ukuran menara yang lebih kecil untuk keluaran energi yang sama). Suatu siklus yang
memanfaatkan jenis pemanasan ini adalah siklus regeneratif, dan proses itu disebut sebagai regenerasi. Gambar skema
yang merepresentasikan elemen-elemen utama dari siklus tersebut ditunjukkan dalam Gbr. 9-8. Air yang masuk ke boiler
seringkali disebut sebagai air umpan dan alat yang digunakan untuk mencampur uap yang diekstraksi dan air kondensor
disebut sebagai peman(ts air umpan. Ketika kondensat dicampur langsung dengan uap, hal tersebut dilakukan dalam
sebuah pemanas air umpan terbuka, seperti digambarkan dalam Gbr. 9-8.
Dalam menganalisis siklus regeneratif kita harus menggunakan volume kontrol yang mengelilingi pemanas air umpan
(lihat Gbr. 9-9). Penyeimbangan massa akan menghasilkan
ha=hs*tilz (e.6)
Penyeimbangan energi, dengan mengasumsikan pemanas berinsrilasi, dengan mengabaikan perubahan-perubahan energi
kinetik dan energi potensial, memberikan
!-
haha=ri'trhr+rhrh" (e.n
Dengan meng_eabungkan kedua persamaan di atas diperoleh
. h^-h,
ms=fi-1imo (e.8)
Pernanas air umpan tertutup, yang dapat dirancang sebagai bagian dari suatu sistem dengan menggunakan hanya satu
prrmpa, juga dapat digunakan. Gambar 9-10 adalah skema diagram sistem yang menggunakan pemanas air umpan tertutup.
Kekurangan dari sistem semacam ini adalah bahwa sistem tersebut lebih mahal dan karakteristik perpindahan kalornya
:.Jak sebaik perpindahan kalor di mana uap dan air dicampurkan saja, seperti pada pemanas terbuka.
Pemanas air umpan teftutup adalah alat penukar kalor di mana air melewati selang-selang dan uap yang mengelilingi
.:lang-selang tersebut, terkondensasi pada permukaan-permukaan luarnya. Jadi kondensat yang terbentuk, pada temperatur
7-". dipompa dengan sebuah pompa kondensat kecil ke dalam jalur air umpan utama, sebagaimana ditunjukkan, atau
nrengalir melalui sebuah perangkap (suatu alat yang mengijinkan hanya cairan saja untuk lewat) dan diumpanbalikkan
*h, (O
ke kondensor atau kembali ke sebuah pemanas umpan balik bertekanan lebih rendah. Penyeimbangan massa dan energi
juga perlu dilakukan ketika menganalisis pemanas air umpan tefiutup; jika kebutuhan energi pompa diabaikan dalam
analisis, akan diperoleh hubungan yang sama flihat (9.8)].
Tekanan di mana uap diekstraksi dari turbin diaproksimasikan sebagai berikut. Untuk satu pemanas! uap seharusnya
diambil di titik yang menyebabkan temperatur air umpan yang keluar Iu terletak di tengah-tengah antara temperatur uap
jenuh di dalam boiler dan temperatur kondensat. Untuk beberapa pemanas, perbedaan temperaturnya harus dibagi serata
mungkin.
Jelaslah, jika satu pemanas air umpan dapat meningkatkan efisiensi termal, maka dua pemanas akan makin
meningkatkannya lagi. Memang demikian adanya, akan tetapi dua pemanas memerlukan biaya awal dan biaya perawatan
yang lebih tinggi. Efisiensi Carnot dapat didekati dengan menggunakan banyak pemanas tapi biayanya akan menjadi terlalu
tinggi. Pembangkit-pembangkit daya kecil memiliki dua pemanas; pembangkit-pembangkit yang besar dapat memiliki
sampai enam.
Siklus regeneratif dijangkiti masalah kelembaban di bagian-bagian yang bertekanan rendah di dalam turbin; jadi,
adalah hal yang cukup biasa untuk menggabungkan siklus pemanasan ulang dan siklus regeneratif, sehingga menghindari
masalah kelembaban dan meningkatkan efisiensi termal. Salah satu kombinasi yang dapat dilakukan ditunjukkan dalam
Gbr. 9-11. Siklus kombinasi ini dapat mencapai tingkat eflsiensi ideal yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
siklus-siklus non-regeneratif.
Satu catatan terakhir mengenai eflsiensi. Kita menghitung efisiensi suatu siklus dengan menggunakan keluaran
usaha turbin sebagai hasil yang ingin dicapai dan menganggap kalor yang dibuang dari kondensor sebagai energi yang
terbuang. Ada situasi-situasi tertentu di mana suatu pembangkit daya dapat diletakkan secara strategis sehingga uap yang
terbuang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan atau mendinginkan gedung atau uap dapat digunakan untuk berbagai
proses industri. Ini seringkali disebut sebagai kogenerasi. Seringkali setengah dari kalor yang terbuang dapat digunakan
secara efektif, hampir menggandakan "efisiensi" dari suatu pembangkit daya. Uap atau air panas tidak dapat dipindahkan
terlalu jauh; jadi, pembangkit dayanya yang harus diletakkan dekat dengan suatu daerah industri atau daerah pemukiman.
Suatu kampus universitas dapat menjadi kandidat yang tepat untuk kogenerasi, demikian juga kebanyakan lokasi-lokasi
industri.
CONTOH 9.6 Situasi remperarur tinggi dalam Contoh 9.3 harus dimodifikasi dengan menambahkan sebuah pemanas air umpan
terbuka sehingga tekanan ekstraksinSa menjadi 200 kPa. Tentukanlah kenaikan persentase dalam efisiensi termalnya.
Penyelesaian; Merujuk ke diagram I-s dalam Gbr. 9-?b ke Gbr. 9-8. Dari Contoh 9.3 dan tabel-tabel uap kita
memiliki
hr = ht = lg2 kJ,ftg ho- h, = 505 kJ/kg ftr = 3690 kJ/kg h+= 2442kllkg
Selanjutnya. tenrukan lokasi keadaan 5. Dengan menggunakan s5 = rr = 7.1032 kJ/kg'K, kita melakukan inter?olasi dan
memperoleh. pada 200 kPa,
-
,,, = : i.;i,;;) -.
,^ -(7.1032-1.5014\ (2e1t
\;.;;;; - 2870) + 2870 = 2e68 kJ/kg
Selaniutnya kita aplikasikan kekekalan massa dan hukum pertama pada volume kontrol yang mengelilingi pemanas air umpan'
Kita memiliki. menggunakan ur = I kg. karena kita han5a ingin menentukan efisiensi saja ilihat (9.811.
., = zssooss-_l,q;i
= o.r rza ks dan m, = 0,8872 kg
ry=llg=0,3733
Peningkatan efi siensinya adalah
(1OO) = 4,62?a
CONTOH 9,7 Sebuah pemanas air umpan terbukan ditambahkan ke siklus pemanasan ulang dalam Contoh 9.5. Uap diekstraksi
dimana pemanas ulang menginterupsi aliran rurbin. Tentukanlah efisiensi dari siklus pemanasan ulang/regeneratif tersebut.
Penyelesaian: Diagram f-s (Cbr.9-l2at digambarkan untuk membantu perhitungan. Dari tabel-tabel uap atau dari
Contoh 9.5,
192 SIKLUS-SIKLUS DAYA UAP IBAB 9
m4=tHX) = Wft=
\'"4 "7 I
0,128 lbm dan mz=o,&1l7bnt
. wr= hz* h*+ (hs- hr)mr= 1518 - 1200 + (tlr: - 1082X0,8??),= 53? Brullbm
Masukan energinya adalah qr = hz * hs= 1518 - 236 = 1282 Btr:/lbm. Efisiensinya dihitung sebesar :
(a) (b)
Gbn l-12
tidak pernah dimasuki selama proses penambahan kalor. Pada tekanan-tekanan tinggi pipa-pipa dan peralatan pengatur
fluida yang berkaitan harus berukuran cukup besar, memiliki kapabilitas untuk menahan gaya-gaya tekanan yang besar'
Biaya ekstra yang dikeluarkan untuk struktur yang masif ini harus dibenarkan oleh peningkatan efisiensi dan keluaran
daya.
Jika uap superheat bertekanan tinggi diekspansi secara isentropik (terinsulasi dan tanpa rugi-rugi) melalui turbin ke
tekanan kondensor yang relatif rendah, jelaslah bahwa siklus Rankine akan menghasilkan kandungan uap yang terlalu
tinggi di dalam bagian turbin yang bertekanan rendah. Untuk mengeliminasi masalah ini dapat digunakan dua tingkat
pemanasan ulang, dan untuk memaksimalkan efisiensi siklus beberapa tingkat regeneratif dapat dimanfaatkan. Gambar 9-
13a menunjukkan enam tingkat regeneratif dan dua tingkat pemanasan ulang. Contoh 9.8 mengilustrasikan siklus dengan
dua tingkat pemanasan ulang dan dua tingkat regeneratif.
diagram dalam Gbr. 9-14, dengan dua tingkaipeir*urun ulang dan dua pemanas air unrpan terbuka. Tentukanlah efisiensi
si-klus maksimum yang dimungkinkan.
Penyelesaiin: Nitai-niiai entalpi diperoleh dari tabel-tabel uap sebesar
h, : h, = 192 kJ/kg ho - h, = 1087 kJ/kg he = 3674 kJlkg
ir, = 505 t :it g ho = 3444 rtrlkg hn = 3174 kltkg
@ @
Iu=I*=SQSofl
rro * 35O"C
,r=ft (e e)
di mana masukan usaha isentropik jelas lebih kecil dari masukan aktualnya.
Terdapat rugi yang cukup besar dalam tekanan, mungkin 10 hingga 20 persen, ketika aliran mengalir dari lokasi
keluar pompa melalui boiler ke lokasi lokasi turbin. Rugi tersebut dapat diatasi dengan sekedar menaikkan tekanan keluar
dari pompa. Ini membutuhkan lebih banyak usaha pompa, tapi usaha pompa tetap lebih kecil dari lVo dari keluaran turbin
sehingga dapat diabaikan. Oleh karena itu, kita mengabaikan rugi-rugi pipa boiler.
Kondensor dapat dirancang untuk beroperasi sedemikian rupa sehingga uap yang keluar sangat dekat dengan kondisi
cairan jenuh. Ini akan meminimalkan rugi-rugi kondensor sehingga dapat diabaikan juga. Siklus Rankine ideal yang dihasilkan
ditunjukkan pada diagram 7-s dalam Gbr. 9-16; satu-satunya rugi yang substansial adalah rugi turbin. Perhatikan peningkatan
entropi dari keadaan 4 dibandingkan dengan keadaan 3. Selain itu, perhatikan efek turunnya kandungan uap pada keadaan
4 sebagaimana diinginkan; bahkan, keadaan 4 dapat dipindahkan ke daerah superheat, seperti yang ditunjukkan.
CONTOH 9.9 Suatu siklus Rankine beroperasi di antara tekanan 2 MPa dan l0 kPa dengan temperatu-r maksimum 600"C. Jika
turbin berinsulasi ter.sebut memiliki efisiensi &0 persen, hitungl*h eflsiensi siklus dan temperatw uap di lokasi keluar turbin.
Penyelesaian: Dari tabel-tabel uap kita memperoleh ft, - hz= l92kJlkg, h, = 3690 kJ,&g, dan ss=1.7032 kJ,4<g.K.
Dengan menjadikan 14,= s3 kita memperoleh kualiras dan entalpi dari keadaan 4'(lihat Gbr.9-l) sebesar
7.7032 - 0.6491
'o' = *=tSOff- = 0,9403 192, t (0,9'!03X2393\ = 2442 kJlkg
"h*,=
Dari definisi efisiensi turbin,
wo
0,8 = wa = 998 kJ/kg
36W -U42
Maka efisiensi siklusnya adalah
rr^
= s; = ^--.?98.-
3690 -tr, =
0,285
u'zd) atau 28.57o
'1
Perhatikan penurunan yang cukup besar dari eflsiensi ideal sebesar 35,7% yangdihitung dalam Conoh 9.3.
Jika kita mengabaikan perubahan-perubahan energi k.inetik dan potensial, proses adiabatik dari keadaan 3 ke keadaan 4
memungkinkan kita untuk menuliskan
wo = h, - ho 998 = 3690 - h+ hq = 2692 kJRg
Pada l0 kPa kita mefiernukan bahwa keadaan 4 berada di daerah supefieal Temperatur hasil interpolasi adalah
Q;"
ffio
___-1
an
@ o w
Turbin
G
Gas
lliilltAlllA @
tvtruWWrl-rO
rl
@
Boiler I w
I Turbin
Pompa
|\ r,
ri
\l/
digunakan untuk menghasilkan daya. Satu aplikasi yang dimungkinkan adalah siklus gabungan Brayton-Rankine di mana
gas-gas buang bertemperatur tinggi yang keluar dari turbin gas digunakan untuk memasok energi ke boiler dari siklus
Rankine, sepefii diilustrasikan dalam Gbr.9-17. Perhatikan bahwa temperatur Trdari gas-gas siklus Brayton yang keluar
dari boiler lebih kecil daripada temperatur I. dari uap siklus Rankine ynag keluar dari boiler; ini mungkin terjadi di alat
penukar kalor kontra-aliran, boiler.
Untuk menghubungkan fluks massa ndara rh,, dari siklus Brayton dengan fluks massa uap rit, dari siklus Rankine,
kita menggunakan penyeimbangan energi di dalam boiler; diperoleh (lihat Gbr. 9-17),
h,(h8-hr)=th"(\-h2) (9.11)
dengan mengasumsikan tidak adanya penambahan energi tambahan di dalam boiler, yang mungkin dilakukan dengan
pembakar minyak. misalnya.
Elisiensi siklusnya dapat diperoleh dengan menganggap energi yang dibeli adalah Oin, masukan energi di dalam
pembakar. Keluarannya adalah penjumlahan keluaran netto I4lGr dari turbin gas dan keluaran t{z* dari turbin uap. Jadi
efisiensi siklus kombinasi diberikan oleh
Wcr + Wsr
,= i,-ln
(e.12)
Suatu contoh akan mengilustrasikan peningkatan eflsiensi dari siklus kombinasi yang demikian.
BAB 9] SIKLUS.SIKLUS DAYA UAP t97
9.1 Sebuah pembangkit daya uap dirancang untuk beroperasi berdasarkan siklus Rankine dengan temperatur keluar kondensor sebesar
80 C dan temperatur keluar boiler sebesar 500"C.'Jika tekanan keluar pompa adalah2 MPa, hitunglah efisiensi termal maksimum
yang dimungkinkan dari siklus tersebut. Bandingkan dengan efisiensi mesin Carnot yang dioperasikan di antara limit-limit
temperatur yang sama.
Untuk menghitung efisiensi termalnya kita harus menentukan usaha turbin dan perpindahan kalor boiler. Besarnya usaha
turbin diperoleh sebagai berikut (lihat Gbr. 9-1)
Pada keadaan 3:h, = 3469 y11y, s3 = 7,432 kJ&g'K
Pada keadaan 4:s, = s, = 7,432 = 1,0'15 + 6,538x0
Jadixo-0,9123,hq=335+(0,9723)(2309)=2536kJ/kg,danwr=h3-h+=3468-2580=888kJ/kg.Kalorboiler,jika
= ftt (usaha pompa dapat diabaikan), ada\ah q, = hz - hz = 3468 - 335 = 3133 kJ/kg. Maka efisiensi
diasumsikan bahwa h,
siklusnya adalah
Efisiensi dari siklus Carnot yang beroperasi di antara temperatur tinggi dan rendah dari siklus ini adalah
T
t = t - fi= t -# = 0.543 atat 54,3va
9.2 Untuk siklus Rankine ideal yang ditunjukkan dalam Gbr.9-18 tentukanlah laju aliran massa dari uap dan efisiensi siklusnya.
Keluaran dari turbin ditunjukkan sebesar 20 MW. Merujuk ke Gbr. 9-1, kita memperoleh
hz = 3422 klkg, s3 = 6,881 kJ/kg'K
s4 = s3 = 6,881 = 0,649 + 7,50Lro
.'ra = 0,8307 :.ho= 192 + (0,8307X2393) = 2180 kJ/kg
Selanjutnya fluks massanya dihitung sebesar
.' Wr Wr 20 000
16'l kg/s
= tr=;hr= s*qzz-2-tgo =
Perpindahan kalor boiler, dengan mengabaikan usaha pompa sehingga hz = hy adalah
9.3 Panel-panel surya dengan luas 8000 ft2 memasok energi ke boiler dari suatu pembangkit daya siklus Rankine. Pada beban puncak
panel-panel tersebut memberikan 200 Btnlfe-jam ke fluida kerja. Fluida kerja Rl34a meninggalkan boiler pada 300 psia dan
240F dan masuk ke pompa pada 100'F. Tentukanlah (a) usaha pompa, (b) efisiensi siklus, (c) fluks massa dari Rl34a dan (@
keluaran daya maksimumnya.
(a) Kebutuhan usaha pompa untuk siklus ideal ini adalah (lihat Gbr. 9-1)
(b) Untuk menghitung efisiensi termalnya kita barus mengetahui masukan kalor boiler. Besamya adalah 4, = hs hz = 146,2
-
-(44.23 + 0,413) = 101.6 Btu/lbm. di mana entalpi pada keluaran pompa, keadaan 2, adalah entalpi inlet ft, ditambah wr.
Kita juga harus menghitung keluaran usaha turbin. Untuk menentukan lokasi keadaan 4 kita menggunakan entropi
sebagai berikut: s3 = s,1 = 0,2537 Btu/lbm-'R Ini berada di daerah superheat. Dengan melakukan interpolasi untuk keadaan
tersebut pada P^ = 138,8 psia dan s4 = 0,2537. kita memperoleh /r., = 137,5 Btu/lbm. Hasil ini membutuhkan dua kali
interpolasi. jadi harus dilakukan berhati-hati. Jadi besarnya usaha turbin adalah
- t'',0,1;o'3
, ='u' r" ': = = 0.082 arau 8.27r
(c) Untuk menentukan fluks massanya, kita gunakan masukan fluks kalor total dari panel-panel: 0B = (200)(80001 = ilryn =
it(101,6). Ini menghasilkan it = 15.700 lbm/hr atau 4,37 lbm/sec.
(d) Masukan daya maksimum adalah W, = mv', = (I 5.700)(8,7) = 1 37.000 Btu/hr atau 53,7 hp. Kita telah menggunakan konversr
2545Bfilht - t hp.
9.4 Uap dari sebuah siklus Rankine. yang beroperasi di antara 4 MPa dan l0 kPa, dipanaskan ulang pada 400 kPa ke 400"C.
Tentukanlah eflsiensi siklusnya jika temperatur maksimumnya 600"C.
9.5 Suatu siklus Rankine pemanasan ulang ideal dioperasikan di antara 8 MPa dan 4 kPa dengan temperatur maksimum sebesar 600"C
(Gbr. 9-19). Dua tingkat pemanasan ulang, masing-masing dengan temperatur maksimum sebesar 600"C, akan ditambahkan pada
1 MPa dan 100 kPa. Hitunglah efisiensi siklus yang dihasilkan.
o o o
Gbr. 9-19
BAB 9] SIKLUS.SIKLUS DAYA UAP 199
hz = ha - hs = 1 -
0,195 = 0,805 kg/s
Qs = tit6(4 - h) = (1X3658 - 604) = 3054 kW
Wr= rit6(\- hr) + tix2(hs- ft) = (1)(3658 -2859) + (0,805)(2859 -2t26) = 1389 kW
Akhirnya efisiensi siklus dihitung sebesar
9.7 Untuk siklus regeneratif yang ditunjukkan dalam Gbr. 9-20 tentukanlah efisiensi termal, fluks massa uap dan rasio kalor yang
terbuang terhadap kalor yang ditambahkan. Abaikan usaha pompa.
Merujuk ke Gbr. 9-7b untuk mengidentifikasi keadaan-keadaannya dan dengan menggunakan tabel-tabel uap. kita
memperoleh
ss = 13 = 6.904 kJ/kg'K I
Ps=1MPa t'ot=2932kJk9
J
s4 = s3 = 6,904 = 0,6491 + 7,5019x0 .'r4 = 0,8338
:.ho = 191,9 + (0,8338)(2392,8) = 2197 y11yf
200 SIKLUS.SIKLUS DAYA UAP IBAB 9
..
| 6oo"c
----+20 MW
(\7 O looo kPa
Pemanas air
kondensat
Gbr. 9-20
Penyeimbangan energi terhadap pemanas, yang diasumsikan terinsulasi, adaiah tits(hs - h) = it2(h1 - hr). Penyeimbangan
massa memberikan (tihat'Gbr. 9-10) fut = fus + m2. Mengasumsikan ht = 7 kg/s, dua persamaan di atas digabungkan untuk
memberikan
. ht - ho - 2932 763
tu, = = 16y-i+-
192 * 2932 - 763
= 0,792 kgls
h -ffiu
Makakita memiliki hs= 1- hz= 7 -0,792= 0,208 kg/s. Daya turbin (dengan tht= lkgls) sekarang dapat dihitung sebesar
h, = --JY 3=
= 1,283 = 15,59 kg/s
(lV7)*iry,,77
= t
Rasio kalor yang terbuang terhadap kalor yang ditambahkan adalah
0, r4,,
-=Q!Qa = 1_yf= -1_ ]:E
2862 =
0.552
Qn Qa
9.8 Sebuah pembangkit daya beroperasi berdasarkan siklus pemanasan ulang/regeneralif di mana uap pada 1000'F dan 2000 psia
masuk ke turbin. Uap dipanaskan ulang pada tekanan 400 psia menjadi 800'F dan memiliki dua pemanas air umpan terbuka.
yang satu menggunakan uap ekstraksi pada 400 psia dan yang lainnya menggunakan uap ekstraksi pada 80 psia. Tentukanlah
eflsiensi termalnya jika kondensor beroperasi pada 2 psia.
Gunakan diagram 7-s dalam Gbr. 9-11 untuk mengidentifikasi berbagai keadaannya. Kebutuhan daya pompa dapat diabaikan.
Dari tabel-tabel uap entalpinya adalah
h, = h, = 94Btu/lbm hs = 282 Btu/lbm ht = 424 Btuilbm
ho = 1474 Btu/lbm hs = 1417 Btu/lbm
Entalpi dari keadaan '7,9 dan 10 diperoleh dengan mengasumsikan proses isentropik sebagai berikut:
s7 = s6 = l'560 Btu/lbm-"R
)) " = 12'77 Btu/,bm
Pz = 400 psia ',
'rq = 18 = l'684 Btu/lbm-'R
Ps=S0Psi )) " = 1235 Btullbm
"
sro = s8 = 1,684 = 0,1'7499 + l,7448xro .'Jro =
0,8649
Dengan melakukan penyeimbangan energi pada setiap pemanas flihat (9.8)], kita memperoleh. dengan mengasumsikan ti15 = 1
lbm/sec.
BAB 9] SIKLUS.SIKLUS DAYA UAP 201
*, 44-W
=
E+o = = 0,1427 rbm/sec
. h,-h. 282-94
n= h;_o:,t -rit.,t= ;i{_',,q(1 -0.t427t =0.1413 lbm/sec
As=O)(hu-lzr)+(l-ti1)(h8-h)=14'74-424+(1-0,1427)(1411-1277)=1170Btuisec
Wr= (1X&6 - hr) + (1 - till)&B - hr) + i12(hs - hrc)
14'14 - 1277 + (1 - 0,1421)(1417 -
= 1235) + (0,716)(1235 - 978) = 537 Btu/sec
Wt 517
n=
'' '= "--t =0.459 atau45.9Vo
0r lll(
g.g Turbin dalam Soal 9.2 memiliki efisiensi 87 persen. Tentukanlah laju aliran massa dan efisiensi siklusnya dengan liz. = 20 MW.
Dengan merujuk ke Gbr.9-16 dan menggunakan tabel-tabel uap, kita memperoleh nilai-nilai entalpi berikut:
. wr= ttlht- ho,) + 41.hs- ftu,) = (0,84)(3674 -2960) + (0,84)(3273 -2505) = 1247 kllkg
Untuk menentukan kebutuhan kalor boiler, kita harus menghitung lro aktualnya:
_ _w,,_h.-h. 7614-h.
4r=,"= o''o='u.,o-zszo hq=3074kJtkg
Jadi "-^^
Qa = ht - h, + h, - ht = 3674 - 192 + 3273 - 3074 =3681 kJ/kg
'' =Y.'
n
Qa= W=
3681
0,339 atau 33,97o
Untuk menentukan kalor yang dilepaskan oleh kondensor kita harus menentukan y'ro aktualnya:
_ _*u_hr-h. 32'73-h.
4'= t = i, - ,"n 0'84 =
3rt--505 ht = 2628 kltkg
Iadi Q, = it(ho - h) = 110)(2628 - lg2) = 24,36 MW. Karena kalor ini terbawa pergi melalui air pendingin,
350'C dan keluar dari penukar kalor (boiler) pada 100'C. Pompa dari siklus Rankine beroperasi di antara 10 kPa dan 6 MPa.
Hitunglah keluaran daya maksimum dan elisiensi dari siklus gabungan tersebut.
Temperatur dari gas-gas yang keluar dari turbin adalah(lihat Gbr. 9-17)
-
., = .,(fi)'- "'o = 114731 (ffi)""' ='124,2 K
Temperatur yang keluar dari kondensor dari Siklus Rankine tersebut adalah 45,8'C. Penyeimbangan energi pada penukar
kalor boiler memungkinkan kita untuk menentukan fluks massa re, dari uap
hocp(T8 - Ts) = tix.,(\ - h2) QO)(\,OO:)(724,2 - 100) = tix,(3043 - 191,8)
i,t" = 3,3'79 kgls
Keluaran turbin uap adalah l4zr, = rit(hz - h) = (3,379)(3043 - 2005) = 3507 kW. Akhirnya, keluaran daya maksimumnya (kita
telah mengasumsikan terjadinya proses-proses ideal di dalam siklus) adalah,
Wo,, + fro, + Wsr = 9018 + 3507 = 12 525 kW atau 12,5 IvIW
Masukan energi ke siklus gabungan ini adalah Q.in = ritoCo(T1 - T6) = (20)(1,00)(1473 - 585,8) = 17,'74 MW. Maka efisiensi
siklusnya adalah
, =T"'= ,tl.fu=o.to
Soal-soal Tambahan
9.12 Sebuah pembangkit daya yang beroperasi berdasarkan siklus Rankine memiliki uap yang memasuki turbin pada 500'C dan 2
MPa. Jika uap masuk ke pompa pada 10 kPa, hitunglah (a) efisiensi termalnya jika usaha'pompa diperhitungkan, (D) efisiensi
termalnya jika usaha pompa diabaikan dan (c) persentase tingkat kesalahan dalam efisiensi jika usaha pompa diabaikan.
9.13 Sebuah siklus Rankine ideal beroperasi di antara temperatur 500'C dan 60'C. Tentukanlah efisiensi siklusnya dan kualitas dari
uap keluaran turbin jika tekanan keluaran pompanya adalah (a) 2 MPa, (b) 6 MPa dan (c) 10 MPa.
9.14 Pengaruh dari temperatur maksimum pada efisiensi dari siklus Rankine ingin diketahui. Dengan menjaga tekanan maksimum
dan minimumnya masing-masing tetap konstan pada 1000 psia dan 2 psia, berapakah efisiensi termalnya jika temperatur uap
keluaran boiler adalah (a) 800"R (D) 1000'F, dan (c) 1200"F?
9.L5 Sebuah pembangkit daya harus dioperasikan berdasarkan siklus Rankine ideal di mana uap superheat keluar dari boiler pada 4
MPa dan 500"C. Hitunglah efisiensi termalnya dan kualitas di lubang keluar turbin jika tekanan kondensornya adalah (a) 20 kPa,
(D) 10 kPa, dan (c) 8 kPa.
9.16 Sebuah pembangkit daya beroperasi berdasarkan siklus Rankine di antara temperatur 600'C dan 40'C. Tekanan maksimumnya
adalah 8 MPa dan keluaran turbin adalah 20 MW. Tentukanlah laju aliran massa minimum dari air pendingin melewati kompresor
jika selisih temperatur maksimum sebesar 10'C diperbolehkan.
9.17 Minyak dengan nilai pemanasan 30 MJ/kg digunakan di dalam boiler yang ditunjukkan secara skematis dalam Gbr.9-21. Jika
85 persen dari energi dipindahkan ke fluida kerja, berapa banyakkah minyak yang dibutuhkan per jam?
9.18 Air panas geyser pada 95"C tersedia untuk memasok energi ke boiler dari suatu pembangkit daya siklus Rankine. Fluida kerjanya
adalah R134a. Fluks massa air panas maksimum yang dimungkinkan adalah 2,0 kg/s. Rl34a keluar dari boiler sebagai uap jenuh
pada 80'C dan temperatur kondensor adalah 40'C. Hitunglah (a) laju usaha pompa, (b) efisiensi termal dan (c) keluaran daya
maksimum yang dimungkinkan. Asumsikan bahwa air panas dapat menyamai temperatur R134a ketika meninggalkan boiler.
9.19 Batubara dengan nilai pemanasan 2500 Btu/lbm digunakan untuk memberikan energi ke fluida kerja dalam sebuah boiler yang
memiliki efisiensi 85 persen. Tentukanlah fluks mhssa minimum dari batubara, dalam lbm/jam, yang diperlukan untuk mencapai
BAB 9] SIKLUS.SIKLUS DAYA UAP 203
Gbr. 9-21
Q,
Gbr.9-22
keluaran turbin sebesar 100 MW. Pompa menerima air pada 2 psia, dalam siklus Rankine sederhana, dan menghantarkannya ke
boiler pada 2000 psia. Uap superheat harus kehiar dari boiler pada 1000"F.
9.20 Untuk siklus pemanasan ulang ideal yang ditunjukkan dalam Gbr. 9-22, hitunglah efisiensi termal dan fluks massa pompa.
9.21 Uap yang mengalir melalui turbin dari siklus daya dalam Soal 9.12 dipanaskan ulang pada 100 kPa menjadi 400'C. Tentukanlah
efisiensi termalnya.
9.22 tJap yang mengalir melalui turbin dalam Soal 9.13b dipanaskan ulang menjadi 300'C pada tekanan ekstraksi sebesar (a) 100
kPa, (D) 400 kPa, dan (c) 600 kPa. Hitunglah efisiensi termalnya.
9.23 Siklus daya dalam Soal 9. 14b diusulkan untuk dipanaskan ulang. Hitunglah efisiensi termalnya jika uap dipanaskan ulang menjadi
1000'F setelah diekstraksi pada tekanan sebesar (a) 400 psia, (&) 200 psia, dan (c) 100 psia.
9.24 Uap yang mengalir melalui turbin dalam Soal 9.17 dipanaskan ulang pada 600 kPa menjadi 400"C dan pada 50 kPa menjadi
400'C. (a) Berapakah efisiensi termal yang dihasilkan? (D) Hitunglah minyak yang dibutuhkan per jam untuk keluaran daya
turbin yang sama seperti dalam Soal 9.17.
9.25 Untuk siklus pemanasan ulang ideal yang ditunjukkan dalam Gbr. 9-23, tentukanlah (a) efisiensi termal dan (b) fluks massa dari
uap.
9.26 Sebuah pemanas air umpan terbuka akan didesain untuk siklus daya dalam Soal 9.12 dengan cara mengekstraksi uap dari turbin
pada 400 kPa. Tentukanlah efisiensi termal dari siklus regeneratif ideal tersebut.
50 MW
Qc
Gbr. 9-23
T
9.27 Sebagian uap yang mengalir melalui turbin dalam Soai 9.13b diekstraksi dan diumpankan ke dalam sebuah pemanas air umpan
terbuka. Hitunglah efisiensi termalnya jika ekstraksi dilakukan pada (a) 600 kPa, (D) 800 kPa, dan (c) 1000 kPa.
9.28 Sebuah pemanas air umpan terbuka dari turbin dalam Soal 9.14b pada 100 psia. Tentukanlah efisiensi termalnya.
9.29 Sebuah pemanas air umpan tertutup mengekstraksi uap dari turbin dalam Soal 9.13b pada 800 kPa. Berapakah efisiensi termal
dai siklus regeneratif ideal yang dihasilkan?
9.30 Sebagian dari uap yang mengalir melalui turbin dalam Soal 9.17 diekstraksi pada 1000 kPa dan diumpankan ke dalam sebuah
pemanas air umpan tertutup. Hitunglah (a) efisiensi termalnya dan (D) fluks massa minyak untuk keluaran daya yang sama.
9.31 Untuk menghindari masalah kandungan uap di dalam turbin dalam Soai 9.16 uap diekstraksi pda 600 kPa dan dipanaskan ulang
menjadi 400'C dan sebuah pemanas air umpan terbuka, dengan menggunakan uap pada tekanan yang sama, disisipkan ke dalam
siklus. Berapakah efisiensi termal yang dihasilkan dan fluks massa air yang mengalir melalui pompa air umpan?
9.32 Untuk siklus regeneratif/pemanasan ulang ideal yang ditunjukkan dalam Gbr. 9-24 hitunglah (a) efisiensi termalnya, (b) fluks
massa air yang diumpankan ke boiler dan (c) fluks massa air pendingin kondensor.
I MPa 600"c
600'c 100 Mw
ts
+
4 MPa
| ,o rru 12 kPa
20'c
+ Air
* 3o"c
Perangkap
Perangkap
Gbt.9-24
9.33 Sebuah pembangkit daya akan dioperasikan berdasarkan siklus uap superkritis dengan pemanasan ulang dan regenerasi. Uap
meninggalkan boiler pada 4000 psia dan 1000'F. Uap diekstraksi dari turbin pada 400 psia; sebagian masuk ke pemanas air
umpan terbuka dan sisanya dipanaskan ulang ke 800'F. Tekanan kondensor adalah 2 psia. Dengan mengasumsikan siklus ideal.
hitunglah efi siensi termalnya.
9.34 Untuk siklus daya uap, yang beroperasi sebagaimana ditunjukkan dalam diagram 7-s dalam Gbr.9-25, dua pemanas air umpan
terbuka digunakan. Hitunglah eflsiensi termalnya.
600'c
500'c
30 MPa
@
@
Gbr. 9-25
9.35 Tentukanlah efisiensi termal siklus iika efisiensi turbin adalah 85 persen datam (a) Soal 9.12, (b) Soal 9.13a, (c) Soal 9.14b dan
(d Soal 9.16.
9.36 Jika turbin dalam Soal 9.17 memiliki efisiensi 80 persen, tentukanlah fluks massa minyak yang dibutuhkan untuk menjaga keluaran
daya yang sama.
9,37 Asumsikan efisiensi turbin sebesar 85 persen untuk Soal 9.18 dan hitunglah efisiensi termal dan keluaran daya yang
di harapkan.
9.38 Untuk siklus Rankine sederhana yang ditunjukkan dalam Gbr.9-26 efisiensi turbinnya adalah 85 persen. Tentukanlah (a) efisiensi
termal, (D) fluks massa dari uap, (c) diameter dari pipa masuk ke turbin jika kecepatan maksimum 100 m/s diperbolehkan dan
(fl fluks massa dari air pendingin kondensor.
9.39 Turbin aktual dalam Soal 9.20 memiliki efisiensi sebesar 85 persen di sisi tekanan tinggi dari turbin dan 80 persen di sisi tekanan
rendah. Hitunglah efisiensi termal siklus dan fluks masssa pompa untuk keluaran daya yang sama.
BAB 9] SIKLUS-SIKLUS DAYA UAP 205
5,7 MPA
20'C eir
36.6 Pendingin
Gbr. 9-26
9.40 Hitunglah e{isiensi termal siklusnya jika turbin memiliki efisiensi 85 persen untuk siklus dalam SoaI 9.25.
9.41 Hitunglah efisiensi termal siklus jika turbinnya sebesar 87 persen untuk siklus dalam (a) Soal. 9.26, (b) Soal 9.28b dan (c) Soal
9.29.
9.42 Tentukanlah efisiensi termal dari siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. 9-27 jlka efisiensi turbinnya adalah 85 persen.
415'C
s00"c
/_
L--
AI = 10'C - 1.5 MPa
Gbr.9-27
9.43 Jika turbin daiam Soal 9.33 memiliki eflsiensi 85 persen, berapakah efisiensi termal siklus?
9.44 Hitunglah efisiensi termal dari siklus gabungan yang ditunjukkan dalam Gbr. 9-28.
,",
t
+ wsr= 50 Mw
10 kPa
100"c
150 kPa
50"c
Udara
Gbr. 9-28
9.45 Sebuah siklus turbin gas mengambil 50 kg/s udara pada 100 kPa dan 20"C. Udara dikompresikan 6 kalinya dan pembakar
memanaskannya hingga 900'C. Udara kemudian memasuki boiler dari pembangkit daya siklus Rankine sederhana yang dioperasikan
dengan uap di antara 8 kPa dan 4 MPa. Boiler penukar kalor mengeluarkan uap pada 400'C dan gas-gas buang pada 300"C.
Tentukanlah keluaran daya totalrtya dan efisiensi siklus keseluruhan.
9.46 Kompresor dan turbin dari siklus gas dalam Soal 9.45 memiliki efisiensi 85 persen dan turbin uap memiliki efisiensi 87 persen.
Hitunglah keluaran daya dan ef,siensi siklus gabungan tersebut.
206 SIKLUS-SIKLUS DAYA UAP
IBAB 9
9.8FE Air pendingin dalam Gbr. 9-29 diperbolehkan naik sebanyak 10.C. Jika h"r*= 2 kg/s, tentukanlah ru"op"naingin jika kualitas
dari uap yang meninggalkan kondensor adalah tepat 0,0.
(A) 80 kg/s
(B) 9l kg/s
(C) 102 kg/s
(D) I 13 kg/s
9.9FE Sebuah pemanas air umpan terbuka menerima uap superheat pada 400 kPa dan 200'C dan mencampur
uap dengan kondensat
pada 20 kPa dari sebuah kondensor ideal. Jika 20 kg/s mengalir keluar dari kondensor,
(A)
estimasikan z
dari uap superheat.
2,26 kgts
(B) 2,11 kgts
(C) 3.25 kgls
(D) 3,86 kg/s
9.l0FEBerapa banyakkah kalor yang dipindahkan dari uap superheat dalam soal 9.9FE?
(A) 3860 kJ/s
(B) 4390 kJ/s
(c) 5090 kJA
(D) 7070 kJ/s
BAB 9] SIKLUS.SIKLUS DAYA UAP 207
9.34 5O,5Vo
9.42 3t,5Vo
9.43 4l,4Vo
9.44 567o
9.45 t6 MW,47Vo
9.46 11.6 MW. 35.870
Usaha dimasukkan oleh sebuah kompresor yang menaikkan tekanan, yang berarti menaikkan temperatur juga, melalui
proses kompresi isentropik dalam siklus ideal. Fluida kerjanya tseringkali Rl34at kemudian memasuki kondensor di
mana kalor diekstraksi, sehingga menghasilkan cairan jenuh. Kemudian tekanan dikurangi dalam sebuah proses ekspansi
sehingga fluida dapat diuapkan dengan penambahan kalor dari ruang yang didinginkan.
, : j.
Siklus yang paling efisien. siklus Carnot. ditunjukkan dalam Gbr. l0-lb. Akan tetapi terdapat dua kekurangan jika
siklus semacam itu ingin diterapkan secara aktual. Peftama, pemberian kompresi pada campuran cairan dan uap sep.rti
yang ditunjukkan oleh keadaan 1 dalam Gbr. 10-lb adalah hal yang harus dihindari karena butiran-butiran cairan dapat
menyebabkan keausan yang berlebihan; selain itu, keseimbangan antara fase cairan dan fase uap sangat sulit untuk dijaga
dalam proses yang demikian. Jadi, dalam siklus refrigerasi ideal keadaan uap jenuh diasumsikan terjadi di akhir pmses
evaporasi; ini memungkinkan terbentuknya uap superheat di dalam kompresor. seperli yang ditunjukkau oleh proses l-2
dalam Gbr. 10-1c. Kedua, pembuatan alat yang akan digunakan dalam proses ekspansi yang hampir isentropik (tidak terjadi
rugi-rugi) akan menjadi cukup mahal. Lebih mudah untuk menurunkan tekanan secara ireversibel dengan msnggunaan
katup ekspansi yang menggunakan proses pengaturan di mana entalpi dijaga konstan, seperti ditunjukkan dengan garis
putus-putus dalam Gbr. 10-lc. Walaupun proses ekspansi ini disertai dengan terjadinya rugi-rugi. ini dianggap menjadi
bagian dari siklus refrigerasi uap "ideal". Karena proses ekspansi merupakan proses tak-seimbang, luas dibawah,diagram
7-s tidak merepresentasikan besarnya masukan usaha netto.
B.\B 101 SIKLUS-SIKLUS REFRIGERASI 209
Katup
ekspansi
(b) (c)
Kinerja dari siklus refrigerasi, jika digunakan sebagai refrigerator, diukur melalui
coP- = + (10.1)
4
\I] -----
1
Temperatur ruang
yung didinginkan
Penyimpangan-penyimpangan dari siklus refrigerasi uap ideal ditunjukkan pada diagram 7-s dalam Gbr. 10-30. Di
antaranya adalah:
. Penurunan tekanan karena gesekan di dalam pipa-pipa penghubung.
. Perpindahan kalor terjadi dari atau ke refrigeran mealui pipa-pipa yang menghubungkan berbagai komponen.
. Penurunan tekanan terjadi melalui tabung-tabung kondensor dan evaporator.
. Perpindahan kalor terjadi dari kompresor.
. Efek-efek gesekan dan separasi aliran terjadi pada bilah-bilah kompresor.
. Uap yang masuk ke kompresor mungkin sedikit superheat.
. Temperatur cairan yang keluar dari kondensor mungkin lebih rendah daripada temperatur jenuh.
(
a^
r (3)
/l v
I
(a) (b)
Gbr. 10-3 Siklus refrigerasi aktual yang menunjukkan rugi-rugi yang terjadi
Beberapa di antara efek-efek ini cukup kecil sehingga dapat diabaikan, tergantung pada lokasi dari komponen-
komponennya dan apakah komponen-komponen dan pipa-pipanya terinsulasi. Selain itu, tidak semua efek-efek tersebut
diinginkan; subcooling yang terjadi pada kondensat di dalam kondensor menyebabkan keadaan 4 dalam Gbr. l0-1c
berpindah ke kiri, sehingga meningkatkan efek refrigerannya. Contoh 10-2 mengilustrasikan perbedaan antara siklus
refrigerasi ideal dan siklus refrigerasi aktual.
Satu "ton" refrigerasi dianggap sebagai laju kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan satu ton es dalam 24 jam.
Menurut deflnisinya, 1 ton refrigerasi sebanding dengan 3,52 kW (12000 Btu/jam).
CONTOH 10'1 R134a digunakan dalam siklus refrigerasi uap idoal yang beroperasi di antara temperatur-teftperatur jenuh
*20'C di dalam evaporator dan 39,39"C di dal4m kondensor. Hiiuaglah iui, ofrig"ruri" koeflsien kinerja dan rating dalaal daya
kuda per ton jika refrigeran mengalir pada 0,6 kg/s. Selain itu, tentukaa koefisien kinerjanya jika siklus tersebut d,ioperasik**
sebagai pompa kalor.
Penyelesaian; Diagram I-s dalam Gbr 10-4 diberikan untuk memudahkan penyelesaiannya. Entalpi di setiap kead+u{t
perludiketahui.DariApendiksDkitamelihatbahwaft, =235,3kJ/kg,lr, =hq=1O5,3 kJ/kg.dans,
=0,9332kJlkgK.D"ngur
menggunakan 11 = $2, kita melakuken interpolari pada tekanan 1,0 MPa, yang merupakan tekanan yang diasosiasikan aelrga*.
BAB 101 SIKLUS-SIKLUS REFRIGERASI 2t1
Laju refrigerasi diukur melalui laju perpindahaa kalor yang dibutuhkan di. dalam proses.eveporasi, yaitu
Gbr, 10-4
Hp/ton =
?dH# =,.t
Jika siklus di atas dioperasiJ<an sebagai pompa kalor. koefisien kinerjanya menjadi
coPH, =Tt=ffi!ffi=+,to
Jelaslah, COP untuk pompa kalor lebih besar daripada COP unruk refrigerator, karena por, harus selalu lebih besar daripada
0;n. Akan tetapi perhatikan bahwa pompa kalor dalam soal ini memanaskan ruangan dengan masukan energi ke alat yang
besamya 4 kali lipat. lDapat ditunjukkan bahwa COPH, - COP* + l.)
COHTOH 1 0.2 Siklus refrigerasi idea'l dari Contoh 10. 1 digunakan dalam pengoperasian sebuah refrigerator aktual. Refrigerator
tersebut mengalami efek-efek nyata berikut:
Refrigeran yang keluar dari evaporator mengalami pemanasan lanjur ke -13'C.
Refrigeran yang keluar dari kondensor mengalami subcooling'ke 38'C.
Efisiensi kompresor adalah 80 persen.
Hitunglah laju refrigerasi dan koefisien kinerja dari refrigerator nyata iri.
Penyelesaian: Dari Apendiks D kita memperoleh, dengan menggunakan I: = 38'C. bahwa ft, = hc= 103.2 kJ/kg. Dari
Tabel D-l juga kita lihat bahwa Pr :0,18 MPa. Dari Tabel D-3. pada P, = 0.18 MPa dan I, = -lJ"f.
coPR - {0,6x285
82
- 240) = 3.04
Pen*runan dalam COP* terjadi karena telah terjadi kenaikan masukan daya ke kompresor.
212 SIKLUS.SIKLUS REFRIGERASI IBAB 10
Qr,
@
Katup
ekspansi
@ wr,
[,^ *-
o
Katup
ekspansi
o-
Gbr. 10-5 Siklus refrigerasi dua tingkat.
Sistem tekanan rendah memang melakukan refrigerasi yang diinginkan. Jadi, dalam proses desain, sistem inilah yang
memungkinkan kita untuk menentukai rit,.. Jika X ton (= 3,52 X kilowatt) refrigerasi dibutuhkan, maka
tilL(\ - h) = 3,52 X (10.6)
Fluks massanya adalah
.
171. =
3,52 X
(10.n
' hr-ho
-
t-t
ffi
n
BAB 101 SIKLUS.SIKLUS REFRIGERASI 213
Katup Katup
ekspansi w. ekspansi
Sumber kalor
Sumber kalor
(rumah)
(udara, air tanah)
b,
(b) Pendinginan
pendinginan, dengan menggunakan pemanas tambahan untuk saat-saat di mana diperlukan kebutuhan pemanasan yang
besar.
CONTOH 10.4 Sebuah, pomps kalor yang meaggunakan R134a dius$lker nner(ipe.qenai44' sebuah. ru : yan& , liki
keburuhan beban maksimum 300 kW. Evaporatomya beroperasi pada -l2oC dan kondensomya pada 900 kPa Asqmsqk4l
sik-lus ideal.
,tb}?bntukanIahbiayape*rakaran1istrikpada$0,08lkwh.:.:.||.
tc) Bandingkan dengau sistem R134a ter*eU* d*ngrul biaya peflgoperasian aLat pemenas yang m*ugguaak*ailgasr,*1*ar .
Penyelesaian:
:Diagram l, *
(ai I* (Gbr. 10.7) diberikanrsebagai,refere*pi; D*ri.{pendiks D kita rnempaoleh = Zn.ZWXg, r* ,2
= a,9267 kJ&g.K, d*n lr, - ht * 99,56,k1/kg Melalui iltelpolasi, diperoleh htsil ,
Biuyu gusr;
[fffi#...] to,rsi * sr;@
Gbr. l0-7
BAB 101 SIKLUS-SIKLUS REFRIGERASI 2t5
Akhirnya, di dalam penyerap dan generator dua aliran masuk dan satu aliran keluar. Untuk menentukan properti-
properti dari aliran yang keluar, perlu digunakan penyetimbangan massa pada setiap alat; penyetimbangan massa pada
refrigeran dan campuran keduanya perlu dilakukan.
Penukar kalor
e , @
siklus daya Brayton, untuk memberikan temperatur keluar turbin yang bahkan lebih rendah lagi, sebagaimana diilustrasikan
dalam Gbr. 10-11 dari Contoh 10.6. Gas tidak memasuki proses ekspansi (turbin) pada keadaan 5; melainkan melalui
penukar kalor internal (idak berlukar kalor dengan lingkungan). Ini membuat temperatur dari gas yang masuk ke turbin
menjadi jauh lebih rendah daripada yang ditunjukkan dalam Gbr. 10-10. Temperatur I, setelah ekspansi menjadi sangat
rendah sehingga ada kemungkinan terjadinya pencairan gas. Akan tetapi harus diperhatikan bahwa koeflsien kinerjanya
sebenarnya berkurang dengan ditambahkannya penukar kalor internal.
Untuk diingat: jika tujuan dari sebuah siklus termodinamika adalah untuk mendinginkan ruangan, kita tidak memberikan
definisi efisiensi siklusnya; melainkan kita memberikan definisi koefisien kinerja:
efek yang diinginkan Q,n
(t0.10)
--' R=
COP-
energi yang dibayar
=
w.ln
di mana Wrn= rh(wro*p - wtu.b).
CONTOH i0.5 UOara memasuki kompresor dari sebuah siklus refrigerasi gas sederhana pada - 10'C dan lOO kPa. Untuk rasio
kompresi 10 dan temperarur masuk turbin sebesar 30dC, hitunglah temperatur siklus minimum dan koefisien kinerjanya.
Penyelesaian: Dengan mengasumsikan kompresi dan proses ekspansi isentropik kita memperoleh
iP t'l t)k
I,' = fr- { r'I = 1263)(1010'zssr = 508 K
\rzl
lp ltt I)'I , , .ores7
r' = ro|p'o) = 1303) (,,o)"'"- = r57 K = -lr6'C
Selanjutnya COPnya dihitung sebagai berikut:
q,, = cr(Tr- r,) = (l'00x263 -157) = 106 kJ/kg
w"o*p = CpC3 - f, = (1,00X508 - 263) = 245 Wlkg
w** = Cr\To- T,t = (1,00X303 - 157 I = 146 kJ/kg
a _ 106 _ln?
"'coPR
='.;#-,,.u = 245ti]76 =
l'u7
Koef,sien kinerja ini cukup rendah jika dibandingkan dengan siklus refrigerasi uap. Jadi siklus-siklus refrigerasi gas digunakan
hanya untuk aplikasi-aplikasi tenentu.
CONTOH 10.6 Gunakan informasi yang diberikan untuk kompresor dari siklus.refrigerasi dalam Contoh 10.5 tapi tambahkan
penukar kalor internal. regenerator, sebagaimana diilustrasikan dalam Cbr. 10:11, sehingga temperatur udara yang memasuki
turbin adalah - 40"C. Hitunglah temperatur siklus minimum dan koeflsien kinerjanya.
Gbr. 10-1I
E
218 SIKLUS.SIKLUS REFRIGERASI IBAB r0
Penyelesaian: Dengan mengasumsikan kompresi isentropik sekali lagi kita memiliki Ts= Tt(PqlP)(t- rv&
- (263X10)0'2s5?
= 508 K. Untuk penukar kalor intemaf ideal kita akan memiliki Ts = Tt = 263 K dan Z, = Tz = 253 K. Temperatur siklus
minimurnnya adalah
Untuk COPny
...coPR =
-"#i%, = *!1rr= 0,842
Jelas bahwa COPnya lebih rendah dibandingkan dengan siklus yang lidak memiliki penukar kalor intemal. Objekriinya bukanlah
untuk meningkatkan COP tetapi untuk menciptakan temperaturtemperatur refrigerasi yang sangat rendah.
10.1 Sebuah siklus refrigerasi ideal menggunakan R134a sebagai fluida kerja di antara temperatur jenuh - 20'F dan 50"F. Jika fluks
massa refrigeran adalah 2,0 lbm/sec, tentukanlah laju refrigerasi dan koefisien kinerjanya.
Gbr. 10-12
BAB r0l SIKLUS_SIKLUS REFRIGERASI 2t9
10.3 Sebuah sistem refrigerasi dua tingkat beroperasi di antara tekanan tinggi dan rendah yang masing-masing besarnya adalah 1.6
MPa dan 100 kPa. Jika fluks massa dari R134a di tingkat tekanan rendah adalah 0,6 kg/s, tentukanlah (a) ton'refrigerasi, (b)
koefisien kinerja dan (c) fluks massa air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan R134a di kondensor jika A( = 15"C.
'fekanan menengahnya adalah P, lPHPL)tt] (1,6)(0,1)li/2
= = = 0,4 MPa. Merujuk ke Gbr. 10-5, dari tabeltabel R134a kita
memperoleh
'"'- L.
ir = rr = 0.9395 kJ,kg'K - 25e'5 krtke
P, i o';fi";" i hz =
Q, = it,,,{h. - hr)
1800q = - h*1279.3 = 105,29) .'.h,"t 0'0958 kg/s
Fluks massa minimum dari air tanah akan diperoleh jika udara masuk ke evaporator pada 72"C dan keluar pada 0"C (titikbeku
air). Selain itu, kita telah mengasumsikan siklus ideal, sehingga memberikan kita fluks massa minimum. Penyeimbangan energi
pada evaporator mengharuskan energi yang diberikan oleh Rl34a sama dengan yang diambil oleh air tanah:
10.5 Sebuah siklus gas seclerhana menghasilkan l0 ton refiigerasi clengan mengkompresikan uclara dari 200 kPa ke 2 MPa. Jika
temperatur maksimum dan minimumnya masing-masing adalah 300"C dan - 90"C, tentukanlah daya dan COP siklusnya. Kompresor
memiliki efisiensi 82 persen dan turbin 87 persen.
220 SIKLIiS-SIKLUS REFRIGER A SI IBAB 10
Temperatur masuk kompresor ideal (lihat Gbr. 10-10) adalah 7'z= TlPzlP)(k ryt - |.573)(20012000)0:857 - 296,8 K. Karena
efisiensi kompresor adalah 82 persen, temperatur masuk aktual I, diperoleh sebagai berikut:
w, Cp(Tr - T2'\
rcomp = ;:= -fft _;r, .'.r, = (0.!, ) tro.szrrsTi) - 571 + 2e6.81 = 236.2 K
^
Temperatur minimum di keluaran turbin diperoleh dari proses iseritropik:
. = .. (i:) "A
= (243) (333 )""' = 163.5 K
Koefisien kinerjanva dihitung'**"t;:'l:,
(r2-r)= (1,00x243 - 163,5) = 7e,5 kJ/ke
w"n-p = Cp(74 - 13) = (1.00)(420,5 - 283) = 137,5 kJ/kg
w*,o = Co(76 - T) = (1,00X243 - 163,5) = 29,5 kJ/kg
Soal-soal Tambahan
10.7 Sebuah siklus refrigerasi uap ideal meriggunakan R134a sebagai fluida kerja di antara temperatur jenuh - 20 C dan 40 C.
Untuk aliran 0,6 kg/s, tentukanlah (a) laju refrigerasinya, (D) koefisien kinerjanya dan (c) koefisien kinerjanya jika digunakan
' sebagai pompa kalor.
10.8 R134a digunakan dalam sebuah siklus refrigerasi ideal di antara tekanan 120 kPa dan 1000 kPa. Jika kompresor membutuhkan
10 hp, hitunglah (a) laju refrigerasinya, (D) koefisien kinerjanya dan (c) koefisien kinerjanya jika digunakan sebagai pompa
kalor.
10.9 Sebuatr siklus refrigerasi ideal yang menggunakan R134a menghasilkan 10 ton refrigerasi. Jika dioperasikan di antara temperatur
jenuh -10'F dan 110'F, tentukanlah (a) COPnya, (D) masukan daya yang dibutuhkan untuk kompresor dan (c) laju volume
aliran ke dalam kompresor.
10.10 Jika tekanan rendahnya adalah 200 kPa dalam Soal 10.8, kerjakan lagi soal tersebut.
10.11 Untuk 20 ton refrigerasi hitunglah masukan usaha minimum ke kompresor untuk siklus yang ditunjukkan dalam Gbr. l0-13
jika fluida kerjanya adalah (a) R134a dan (D) air.
BAB 101 SIKLUS.SIKLUS REFRIGERASI 221
Katup
ekspansi
Gbr. 10-13
10.1.2 Turbin yang ditunjukkan dalam Gbr. 10-14 menghasilkan daya yang cukup untuk mengoperasikan kompresor. Rl34a dicampur
di dalam kondensor dan kemudian dipisahkan menjadi fluks massa rhndanm,. Tentukanlahtilthix,dan QulQu.
Gbr. 10-14
10.13 Asumsikan bahwa refrigeran yang meninggalkan kondensor dalam Soal 10.7 menjalani subcooling ke 36"C. Hitunglah koefisien
kinerjanya.
10.14 Kompresor suatu siklus refrigerasi menerima R134a sebagai uap jenuh pada 200 kPa dan mengkompresikannya ke 1200 kPa;
efisiensinya 80 persen. R134a meninggalkan kondensor pada 40'C. Tentukanlah (a) COPnya d,an (b) fluks massa R134a untuk
l0 ton refrigerasi.
10.15 R134a memasuki kompresor pada 15 psia dan 0"F dan meninggalkannya pada 180 psia dan 200"F. Jika zat tersebut keiuar <lari
kondensor sebagai cairan jenuh dan sistem menghasilkan 12 ton refrigerasi, hitunglah (a) COPnya. (D) fluks massa refrigeran.
(c) masukan daya ke kompresor, (rf efisiensi kompresor dan (e) laju volume aliran yang masuk ke kompresor.
10.16 Sebuah siklus refrigerasi mengalirkan 0,2 kg/s Rl34a. Uap jenuh memasuki kompresor pada 140 kPa dan meninggalkannya
pada 1200 kPa dan 80'C. Temperatur di keluaran kondensor adalah 44'C. Tentukanlah (a) COPnya, (&) ton refrigerasi, (c)
kebutuhan masukan daya, (d) efisiensi kompresor dan (e) fluks massa air pendingin kompresor jika kenaikan temperatur sebesar
10"C diperbolehkan.
10.17 Sebuah siklus refrigerasi memanfaatkan sebuah kompresor yang memiliki efisiensi 80 persen; Rl34a diterima sebagai uap jenuh
pada-24"C. Cairan yang meninggalkan kondensor berada pada 800 kPa dan 30'C. Untuk fluks massa 0.1 kg/s hitunglah (ri)
COPnya, (b) ton refrigerasi dan (c) fluks massa air pendingin kondensor untuk kenaikan temperatur sebesar 10"C.
10.18 Sebuah siklus refrigerasi dua tingkat ideal dengan Pa = 1 MPa dan Pr- 120 kPa memiliki tekanan menengah Rl34a sebesar
32OkPa. Jika 10 ton refrigerasi dihasilkan, hitunglah fluks massa di kedua loop dan COPnya.
10.19 Sebuah siklus dua tingkat ideal dengan tekanan menengah sebesar 400 kPa menggantikan siklus refrigerasi dalam Soal 10.9a.
Tentukanlah COPnya dan masukan daya yang diperlukan.
10.20 (a) Untuk siklus refrigerasi 20 ton
seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 10-15, yang beroperasi dengan R134a di antara tekanan
1000 dan 160 kPa, tentukanlah koefisien kinerja maksimum dan masukan daya minimum. (b) Tentukanlah COP maksimum
dan masukan daya minimum untuk sistem satu tingkat yang beroperasi di antara tekanan-tekanan yang sama.
222 SIKLUS-SIKLUS REFRIGERASI IBAB i0
1000 kPa
Katup
ekspansi
w
<_,n
Katup
ekspansi
\n,
Gbr. 10-15
10.21 Sebuah sistem refrigerasi dua tingkat yang menggunakan R134a beroperasi di antara tekanan 1,0 MPa dan 90 kPa dengan
fluks massa 0,5 kg/s di tingkat tekanan tinggi. Dengan mengasumsikan siklus-siklus ideal, hitunglah (a) ton refrigerasi, (D)
masukan daya, (c) rating daya kuda kompresor per ton refrigerasi dan (S fluks massa air pendingin kondensor.jika kenaikan
temperatur 20"C diperbolehkan.
L0.22 Sebuah pompa kalor yang menggunakan R134a sebagai refrigeran menyediakan 80 MJ/jam ke sebuah gedung. Siklusnya
beroperasi di antara tekanan 1000 dan 200 kPa. Dengan mengasumsikan siklus ideal, tentukanlah (a) COPnya, (b) daya kuda
kompresor dan (c) laju volume aliran ke dalam kompresor.
10.23 Sebuah sistem pemanas rumah menggunakan sebuah pompa kalor dengan R134a sebagai refrigerannya. Beban pemanasan
maksimum terjadi pada saat temperatur dari 1000 ft3lmenit udara sirkulasi dinaikkan sebanyak 45"F. Jika kompresor menaikkan
tekanan dari 30 ke 160 psia, hitunglah (a) COPnya, (b) kebutuhan daya kompresor dan (c) fluks massa R134a. Asumsikan
siklus ideal.
10.24 Udara mengalir dengan laju 2,0 kgls melalui kompresor dari sebuah siklus refrigerasi gas ideal di mana tekanan meningkat
ke 500 kPa dari 100 kPa. Temperatur siklus maksimum dan minimumnya masing-masing adalah 300"C dan -20"C. Hitunglah
COP dan kebutuhan daya untuk menggerakkan kompresor.
10.25 Kerjakan kembali Soal 10.24 dengan mengasumsikan efisiensi dari kompresor dan turbin masing-masing adalah 84 persen dan
88 persen.
10.26 Sebuah penukar kalor internal ideal ditambahkan ke siklus dalam Soal 10.24 (lihat Gbr. 10-11 dalam Contoh 10.6) sehingga
temperatur rendahnya diturunkan menjadi -60'C sementara temperatur maksimumnya tetap pada 300'C. Tentukanlah COP dan
kebutuhan daya kompresomya.
L0.27 Berapakah COP untuk siklus udara ideal yang ditunjukkan dalam Gbr. 10-16 jika (a) digunakan untuk mendinginkan ruangan
dan (&) digunakan untuk memanaskan ruangan?
30 psia
Gbr. 10-16
10.28 Dengan mengasumsikan kompresor dan turbin dalam Soal 10.27 masing-masing memiliki efisiensi 87 persen dan efektivitas
dari penukar kalor internal adalah 90 persen, kerjakan kembali soal tersebut.
BAB 101 SIKLUS-SIKLUS REFRIGERASI 223
10'4FEBerapa banyakkah kalor yang dipasok oleh siklus dalam pertanyaan 10.2FE?
(A) t270 Mlljam
(B) 1060 MJ/jam
{C) 932 MJ/jam
(D) 865 MJ/jam
10.5FECOP dari siklus dalam Pertanyaan 10.2FE, jika cligunakan sebagai refrigerator, mendekati:
(A) 2,4
(B) 3,4
(c) 4,0
(D) 4.8
l0.6FEManakah di antara penyimpangan-penyimpangan siklus refrigerasi dari siklus ideal berikut ini yang diinginkan?
(A) Penurunan tekanan melalui tabung-tabung penghubung.
(B) Gesekin pada bilah-bilah kompresor.
(C) Subcooling dari refiigeran di dalam kondensor.
(D) Pemanasan lanjut dari uap yang memasuki kompresor.
10.7FEAir memasuki kompresor sebuah siklus refrigerasi gas ideal pada 10'C dan 80 kPa. Jika temperatur maksimum dan minimumnya
adalah 250"C dan - 50'C, usaha kompresor mendekati:
(A) 170 kJ/kg
(B) 190 kJ/kg
(C) 220 kltkg
(D) 2a00 kJ/kg
10.8FERasio tekanan melewati kompresor di dalam siklus dalam Pertanvaan 10.7FE mendekati:
(A) 8,6
(B) 8,2
(c) 7,8
(D) 7,4
l0.9FECOP untuk siklus refrigerasi dalam Peftanyaan 10.7FE mendekati:
(A) 1,04
(B) 1,18
(c) t,22
(D) 1,49
10.1FE (D) 10.2FE (D) 10.3FE (C) 10.4FE (A) 10.sFE (D) 10.6FE (C) 10.7FE (D) 10.SFE (A)
10.9FE (B)
H ubungan-h ubungan
Termodinamika
: = flr, v) az = (*l
/ 1_\
a* * (5)ar
/ 1_\
[!*btr*rgaNl,ini adalah formulasi matematika yang eksak untuk diferensial z. Kita akan menuliskan dz dalam bentuk
dz=Mdx+Ndy (11.2)
di.,l*$a
, .:..,:,,..,,,,., ,=(X), ,=(ff), (11 .3)
fi{,1,'kiei:l,iircnniliki diferensial-diferensial eksak (dan memang kita jumpai ketika berurusan dengan properti-properti
teim ihq), maka kita memiliki hubungan penting yang pertama:
I aM\ i aN\ (11 .4)
\a)/,=\a*,,
fniidbuktikAg,,dengan memasukkan M dan 1/ dari persamaan-persamaan sebelumnya:
622 _ 022 Ut.5)
d\.d.r d.rdr'
-=-
yafls adsleh,benar jika urutan diferensiasinya tidak mempengaruhi hasil, yang memang tidak untuk fungsi-fungsi yang
ingi* kita,bt*hui di dalam studi termodinamika ini.
:;;,,,.,:;Unq1$,l6gxpmukan hubungan penting yang kedua, pertama-tama perhatikan bahwa x adalah fungsi dari y dan e,
yniig:ar{ipya,,x * l.v, z). Jadi kita dapat menuliskin
.::,' , ', ,,',', ,,,, ,. = (3{)r, *(f),a, (11.6)
o= .
[' - (*),(**),]* - [(#), (#l (#).]','
(11.8)
Kedua variabel independen x dan y dapat divariasikan secara independen, yang berarli, kita dapat menetapkan x dan
memvariasikan y, atau menetapkan y dan memvariasikan x. Jika kita menetapkan x, maka dx =}',jadi koeflsien dari d-v
yang dikurung harus nol. Jika kita menetapkan y, maka dy = 0 dan koeflsien dari dr yang dikurung adalah nol. Oleh
karena itu,
(11.e)
'-(#),(*E),=o
dan
[(ff).] = (#).
(t Lt4)
kita memperoleh formula siklas
(#),(#),(#). - -l (11.1s)
CONTOH {{.1 Estimasikan perubahan volume spesifik udara, dengan mengasumsikan gas ideal, dengan menggunakan bentuk
diferensial dari dv,jika temperatur dan tekanan berubah dari 25'C dan 122 kPa menjadi 29"C dan 120 kPa. Bandingkan dengan
perubahan yang dihitung langsung dari hukum gas ideal.
Penyelesaian: Dengan menggunakan v = RTIP, kila memperoleh
a, = ($),ar * (#\,0, = F r, - {p, de = (ffi )r+r -'t i:il(,',t' r-2) = 0.02 r 25 m3ikg
r'=-p - Rrr
n.,-Az -
(0.287)(302)
P =--ffi
(0.287rr'rqsr
=0.02 125 m''ikg
keadaan 4 sebesar 4"c dan -2 kPa cukup kecil sehingga perubahan diferensial dl dapat mengaproksimasi
,,lrlri:lf;l#fl^1,
dtr=Tds-Pdv (11.16)
dh=Tds+vdP Q1.1n
Kita memperkenalkan dua properti lain: fungsi Helmholtz a dan fungsi Gibbs g
a=Lt-Ts (11.18)
g=h-Ts (11.te)
B.\B l1l HUBUNGAN-HUBUNGAN TERMODINAMIKA 227
Dalam bentuk diferensial, dengan menggunakan (11.16) dan (ll.l7), kita dapat menuliskan
du=-Pdv-sclT (11 .20)
Dengan mengaplikasikan hubungan penting pefiama kita dari kalkulus lhhat (11.4)l ke keempat diferensial eksak di atas,
kita memperolehhub un g an- hub wt gan M arw e ll:
Melalui hubungan-hubungan Maxwell, perubahan-perubahan entropi (suatu kuantitas tak-terukur) dapat diekspresikan
dalam bentuk perubahan-perubahan dalam v, T, dan P (kuantitas-kuantitas terukur). Demikian juga, hal yang sama dapat
dilakukan terhadap energi dan entalpi (lihat Subbab I 1.4).
CONTOH {1.2 Dengan mengasumsikan bahwa h = h\s. P). dua hubungan diferensial manakah yang diisyaratkan? Verifikasi
salah satu hubungan tersebut dengan menggunakan tabel-tabel pada 400"C dan 4 MPa.
Penyelesaian: Jika & = h (s. Pt kita dapat menuliskan
*=(*)/'*(l;)"ae
Tapi hukum perlama dapat dituliskan sebagai |lhat tl l.lhl dh = T ds + v dP. Dengan menyetarakan koefisien-koefisien dari ds
dan r)P, dihasilkan
'=
(*)" '= (*4). s
Marilah kita verif,kasi hulrungan-hulrungan tekanan konstan ini. Pada P - 4 MPa dan dengan menggunakan selisih-selisih tengah
(gunakan entri-entri pada kedua sisi dari keadaan yang diinginkan) pada I = 400'C. kita memiliki
{+) 3'o??.
\ lP = b.931 - b.)UJ =
().\
?3=3=o=- 672 K atau 399"C
Hasil ini sangat baik jika dibandingkan dengan temperatur 400oC yang diberikan.
Tapi, kita dapat mengintegrasikan (11.17), dengan mengetahui bahwa P dan T adalah konstan selama perubahan fase:
Derivatif parsial @Pli/n,-,- dapat dihitung dari tabel-tabel keadaan jenuh dengan menggunakan aproksimasi selisih
tengah (central dffirence)
/dP\ - P.-P,
larl,=,r:fi (11 .30)
di mana T, dan I dipilih pada interval-interval yang sama besar di atas dan di bawah 70. (Lihat Gbr. 11-1 dan Contoh
I 1.3)
Untuk tekanan-tekanan yang relatif rendah, persamaan Clapeyron dapat dimodifikasi ketka v, >> y/ Kita dapar
memperlakukan uap jenuh sebagai gas ideal, sehingga
lo!\
\ AT I, =Ph*
(11 .32)
Rf2
sebagai persamaan Clausius-Claper-ron. Percamaan ini juga dapat digunakan untuk proses sublimasi
Ini seringkali dikenal
yang melibatkan perubahan fase dari padat ke uap.
Selama perubahan fase, tekanan bergantung hanya pada temperaturl jadi, kita dapat menggunakan derivatif biasa
sehingga
CONTOH 11.3 Prediksikan nilai entalpi penguapan untuk air pada 200"C dengan mengasumsikan uap sebagai gas ideal.
Hirunglah persentase tingkat kesalahannya.
PgnVelesajln: Pada 200'C dan 155.4 kPa volume spesifik dari uapjenuh adalah, dalam aproksimasigas ideal. vs= RTIP
(0,462){473)/155 = 0,1406 m3&g. Untuk air cair densitasnya sekitar 10O0 kgim3 sehirgga v.r
= = 0,001 m3tkg latau kita dapat
menggunakan urdari tabel+abel uap). Jadi kita memperoleh
CONTOH 11.4 Misalkan tabel-tabel uap dimulai dari P*, = 2 kPa(Iru, = 17.5'C) dan kita menginginkan (,, pada P.n =I kPa.
f-redlksikau Io, dad bandingkan. dengan nilai dari t*be}-ti''be1 uap.
Penyelesaian: Karena tekanannya cukup rendah. kita akan mengasumsiJ<an bahwa vu>> vrdan bahwa v, diberi,kan oleh
hakum gas id€al. Dengan menggunakan nilai-nilai untuk /rr, pada P,* = 4 kPa, 3 kPa dan 2 liPa, kita mengasumJikan bahwa Po,
= I lrrP4 h* = 2480 kJ/kg. Maka (1,1.J5) rnemberikan kitd"
*(t}--=k{+t)-*{}).=(#ffi){-kt).:{z=280Katau7,0oC
Nilai ini sangai dekat dengan nilai 6.98"C dari tabel-tabel uap.
di mana kita telah menggunakan hubungan Maxwell (11 .24). Sekarang kila dapat menghubungkan du dengan properti-
properti P, v, T dan C, dengan cara memasukan (11.40) ke dalam (11.36):
Ini dapat diintegrasikan untuk membeikan (u, - a,) jika kita memiliki persamaan keadaan yang memberikan hubungan
antara P, v dan T sehingga @PlaD, diketahui.
Entalpi
Mengingat bahwa entalpi adalah fungsi dari 7 dan P, langkah-langkah yang serupa dengan di atas menghasilkan
yang dapat diintegrasikan untuk memberikan (h2- h)jika suatu persamaan keadaan diketahui.
Karena kita tahu bahwa h = u + Pv, kita memiliki
pertama kita tahu P secara eksplisit merupakan fungsi dari T dan v; dalam kasus yang kedua kita tahu y secara eksplisit
merupakan fungsi dari P dan T. Untuk gas ideal, Pv = RZ sehingga kuantitas-kuantitas di dalam tanda kurung dalam
(11.41) dan (11.43) adalah nol, sebagaimana telah kita asumsikan sebelumnya dalam studi mengenai gas ideal di mana
u = u(T) dan h = fr(7). Untuk gas non-ideal suatu persamaan keadaan akan diberikan sehingga salah satu kuantitas di
dalam tanda kurung dapat ditentukan.
Entropi
Akhirnya, kita akan mencari ekspresi untuk ds. Anggaplah s = s(7, v). Maka, dengan menggunakan (11.39) dan
(11.24). kita memiliki
Sebagai alternatif, kita dapat menjadikan s = s(7, P). Maka, dengan menggunakan (11.42) dan (11.25), kita
mempgroleh
o, =? ar - (fi),ar tu.46)
CONTOH 11.5 Tirunkaalah ekspresi unluk perubahan entalpi dalam suatu proses isotermal dari gas yang memiliki persamaan
keadaan P = RTI\v - b1 - 1alv21.
Penyelesaian: Karena P diberikan secara eksplisit. kita menentukan ekspresi untuk Aa dan kemudian menggunakan
(t1.44\. Untuk proses di mana dT=0, (//.4/.1 memberikan
o" = J.
[.i#].- o1o, =
l:,(f+ - #. #)* =-,,(+ - +)
Maka ekspresi untuk A& adalah
Penyelesaian: Karena kita tahu P secara eksplisit, kita gunakan \t1.47) untuk menentukan As:
* = J;+ ar + l,' lff),a,
Gbr. 11-2
i
&
B.\B 111 HUBUNGAN-HUBUNGAN TERMODINAMIKA 231
Ekspresi yang diberikan untuk C, berlaku hanya di sepanjang P = P*.,Ketimbang melakukan integrasi dari I ke 2. sebagaimana
ditunjukkan dalam Gbr. 11-2, kid borgerak secara isotermal dari I ke 1-, kemudian sepanjarlg P = P* dari l* ke 2u, dan akhirnya
secara isotermal dari 2* ke 2. Ini menghasilkan
ds = -
j, tfl,, . * . !,':,(
rr'^ !:7
tr:t, 'ar+1,,R,a,"Y,).0,_
=- )
,;\ av +
J,'\| + n) r,;v _ t)
v,-b T" v^*h
= f ln
,iJ + Aln
,+ BtTr- T,) + ft 1"ffi
Kita dapat menghitung nilai numerik untuk As jika keadaan-keadaan awal dan akhir, A, B, P*, a, dan b diberikan untuk suatu
gas tertentu.
d, =+ ar - (fi),ar (u.48)
Dengan menggunakan (11.4), kita dapat menuliskan
yang menghasilkan
L*,,,1r1,= [#(#),]. ut 5t)
(.._)
\dv lr = r(*\
\dT, l,
(r.52)
Oleh karena itu, dengan mengetahui suatu persamaan keadaan, kuantitas @Cplanr dan (DC,/?v)rdapat diperoleh untuk
proses isotermal.
Hubungan yang berguna yang ketiga dapat diperoleh dengan mempersamakan (11.48) dan (11.45):
Dengan mempersamakan koefisien-koeflsien dari dP di dalam dua ekspresi untuk dZ di atas memterikan
B= +(#), Ql.sn
dan modulus bulk
sebagai
Nilai-nilai untuk B dan B dapat diperoleh dari buku-buku tentang properti-properti bahan.
CONTOH '11.7 Tentukanlah ekspresi untuk C, C, jika persamaan keadaannya adalah P = RTI{v
- ' b) * {a/*).
Penyelesaian: Persamaan (11.56) memberikan kita
co*c,= r(#),(#),
Persarnaan keadaan yang diberikan dapat dituliskan sebagai
,=*[r" -a*#(,-b)]
sehingga
COHTOH 11.8 Hitunglah perubahan entropi dmi 10 kg balok tembaga jika tekanannya berubah dari lffi kPa menjadi 50 MPa
sementara temperaturnya tetap konstan. (iunakan F =tS i 10-5 K dan p = 8770 kg/m3.
1
Penyelesaian: Dengan menggunakan satah $atu persamaan Maxwell dan(11.57), diferensial entropinya adalah
a, = ($),ar. (#)"r* = - {#[* - -vfidP
Dengan mengasumsikan y dan B relatif konstan di seturuh rentafig tekanan tersebut, perub4han entropinya adalah
Iika positif, penurunan temperatur terjadi mengikuti penurunan tekanan melewati alat yang dimaksud: jika
1t, bernilai
F1 ne{airf, terjadi kenaikan temperatur; untuk lli=9,_tidak terjadi perubahan temperatur.
Kita akan mengekspresikan p,
dLlam bentuk P,v,T
dan C, sebagaimana yang kita lakukan dengan properti-properti lainnya dalam Subbab 11.4. Ekspresi
diferensial untuk dh diberikan dalam(11.43) sebagai
dh = Cp ar +1" - r(*r),1* (11.61)
BAB 111 HUBUNGAN-HUBUNGAN TERMODINAMIKA 233
Jika kita menjaga ft konstan, seperti diharuskan oleh (l 1.60), kita memperoleh
o = cp ar +
lv - ,(tu*),1* (11 .62)
atau, dalam bentuk derivatif-derivatif parsial,
(#),
u, = =
filrP*)" -,1 (11.63)
pi mudah untuk diukur, hubungan ini memberikan kita metoda yang relatif mudah unruk merrghitung Cr.
[are1agas :*rl
Untuk ideal, h = h(7') atau T = T(h). Oleh karena itu, jika h dijaga konstan, T dijaga konsran, sehinggabndi= p
-0.
CONTOH 11.9 Tentukanlah koefisien Joule - Thomson untuk uap pada 400'C dan I MPa dengan menggunakan kedua ekspresi
yang diberikan dalam (11.6J)
Penyelesaian; Kita dapat menggunakan 111.42) dan menentukan C":
:_i
., = .(#)" =
. (f.), = onffi=ff = 2.r3 kr/ks.K
M*ka (l/.63) memberikan, dengan menggunakan Cp = Zl3:AJ&g.K,
tt;=
t ['(#)" - '] = {r,rt) ["", (qqrq
-#tr) - o''ooe
]=
7,40 x 10{ K/Pa
Dengan menggunakan ekspresi yang lain dalam {l 1.64) kita memperoleh lkita menjaga entalpi konstan pada 3264 kJ/kg)
['1, - r(ff),]ar
h, - h,
f:oa,. (11.64)
Perubahan properti bersifat independen dari jalur yang dipilih. Ketimbang bergerak langsung dari 1 ke 2, kita akan memilih
jalur yang ditunjukkan dalam Gbr. l1-3 yang membawa kita ke suatu tekanan Px yang sedemikian rendah sehingga proses
dari lx ke 2* melibatkan gas ideal. Jelas P* = 0 dapat dipakai, jadi kita menjadikan Px = 0 (sebenarnya, suatu tekanan
€ yang kecil dapat digunakan). Proses dari I ke 1* dan dari 2* ke 2 adalah isotermal, sehingga
P, P*=0(gasideal)
Gbr. 11-3 Skema yang digunakan untuk menentukan Ah dalam gas nyata.
L*=-RrzR|i(ff)"r* (t 1.69)
di mana temperatur rOduksi Tn = TlT, dan tekanan reduksi Pn = PlP, telah digunakan. Kuantitas (hx - /z)i{ disebut
penyimpangan entalpi (enthalpy departure) dan telah ditentukan secara numerik dengan menggunakan pengintegralan
secara grafls pada grafik kompresibilitas. Hasilnya ditampilkan dalam Gbr. H-1 dengan menggunakan satuan-satuan molar.
Jelaslah, h* - h = 0 untuk gas ideal, karena h = h(T) dan prosesnya isotermal.
Perubahan energi internal diperoleh dari definisi entalpi llihat (11.44)l dan adalah
Sekali lagi kita melakukan integrasi dari keadaan yang diberikan sepanjang jalur isotermal ke suatu tekanan yang rendah
di mana asumsi gas ideal dapat dipakai, menghasilkan
di mana tanda bintang menandakan keadaan gas ideal. Persamaan di atas, jika diintegrasikan di sepanjang suatu isoterm
dari keadaan gas ideal ke keadaan manapun yang diaproksimasikan sebagai gas ideal, mengambil bentuk
(11.73)
yang disebut sebagai penyimpangan entropi (entropy departure). Ini juga telah ditentukan secara numerik dari graflk-
gralik kompresibilitas dan dilampirkan dalam Apendiks I dengan menggunakan satuan-satuan molar. Selanjutnya kita
dapat menentukan perubahan entropi antara dua keadaan manapun dengan menggunakan
CONTOH 11.10 Hitunglah perubahan enralpi, perubahan energi internal dan perubahan entropi dari nitrogen pada saat melewati
proses dari -50"C,2 MPa. ke 40"C.6 MPa. Gunakan (a) persiunaan untuk gas ideal dengan kalor-kalor spesifik konstan. (D)
tabel+abel gas ideal dan (c) persamaan-persamaan dalam subbab ini.
Penyelesaian:
tat M=CrLT=tl-042t140-(-50)l = 93.8 kJ/kC L,u=C,LT = (0.745) I40-t-50r1 =67.0 kJ.4<g
as = cr* ln
tl f;- *rnfFt = r,o+z ro ffi*o,ztt
llJ
n)=ooztokJ/kg.K
(bt Interpolasi dalam tabel-tabel gas idea qTabel E-21 memberikan
Lh=hz* hr=t9702 -6+litl28 = 93,7 kJ/kg A,u = uz- ur= (6499 *4625)12S= 66,9 kJ/kg
Ar = sl - ri - R rn | = t S2S - 183.0)/28 - 0.29j tn 6t2) = 0.0273 kJ/kg.K
(cl Dengan menggunakan (ll.69l dan grafik penyimpangan entalpi dalam Apendiks H kita memperoleh
- T, ^ = P, 1 = o.sso
223 t,77 Pm
r*,= ffii= ^
T= 1= l3s
,*=+=ffi=2,+t ,*=+, =r$= r.zz
Grank penvimpangan entalpi
'^tryl
...rr- o, = !Er#@ = 7.2t krks
- -:
^t'u
h:-n"
-+t" = 2.5 kj/kmol.K .'.h: - h) = = 11."27 Wkg
OIeh karena itu.
M = (hz - h;t + f i - h t\ + th) - h;t = -11.27 + 7.21 + ( 1.042)140 - (-50)l = 90 kJ/kc
Unruk memperoleh perubahan energi internal kita menggunakanUl.T0l. Nilai-nilai Zdiperoleh. dengan menggunakan grafik
kompresibilitas dengan nitai-nitai Todan P* di atas. sebesar Z, = 0,99 dan Zz = 0,985. Jadi
as - (.r, - slr + (si - s,) + (s; - sl) = -0,043 + 0,036 + 1,042 ,"
# - 0.291 tn 3 = o,OZ kJtkg.K
Perhatikan bahwa efek-efek gas nyata dalam contoh ini tidak terlalu jelas. Temperatur-temperatumya cukup tinggi jika
dibandingkan dengan f
dan tekanan-tekanannya tidak terlalu besar. Selain iiu, tingkat akurasi yang tinggi sulit alperoiJ a*i
grafi k-grafi k yang kecil.
(#), (#)"(#). = -,
Derivatif parsialnya adalah
(#).=#(fl, =+
Bentuk produknya dan sederhanakan:
(#), = * (?)" = f (*r). = #(y),= F
RT
(#), (#)" (#), =+ f; (- #) = Pr'-
Hubungan tersebut dapat diverifikasi.
r
236 HUBUNGAN.HUBUNGAN TERMODINAMIKA IBAB 11
ll.2 Turunkan hubungan Maxwell (11.23) dari (11.22) dengan menggunakan (11.15).
Sisi sebelah kanan dari hubungan Maxwell (11.23) melibatkan v, s, dan P sehingga
Dari kalkulus,
(#),(*')" = (#),
Dengan menggunakan (11,22) persamaan di atas diluliskan
-(#).(#), = (#),
Memasukkan ini ke dalam (,1) memberikan
(*), = (#).
yang adalah persamaan Maxwell (11.23).
11.3 Verifikasi hubungan Maxwell yang ketiga (.11.21) dengan menggunakan tnbel uap pada 600'F dan 80 psia.
Kita mengaproksimasi derivatif pertama dengan menggunakan selisih tengah (central difference) jika dimungkinkan:
(]99 60=)1141)=
l44I
\ 3T l' =
Jqq= t
;
,6 - 348,2
u..r rbr/ft2-.F
857
(#)' = #14ss
- 8'% =
15'81 kPa/'c
Kita juga melihat bahwa P = 500 kPa, T = 15,74'C, hfs = 184,74 kJ/kg, dan v/s = 0,0409 - 0,0008056 = 0,04009 m3/kg.
Memeriksa persamaan Clapeyron di atas. [ita memiliki
11.5 Carilah ekspresi untuk perubahan energi internal jika P = RTltv - bl - @lv2) dan C" = A + BT. Sederhanakanlah ekspresi untuk
gas ideal dengan kalor-kalor spesifik konstan.
Kita mengintegrasikan (ll.4l) sebagai berikut:
n, l[.(#), - ,)0,
= Jc, dr +
I
=)(t r*Bn ar+l[r-i-
Rr,
JI v-b - t.-b *g1a,
vrJ
P=Rr(v-b+#)-1
B.{B 1ll
HUB UNGAN_HUB UNGAN
TERMODINAMIKA
z3 I
sehingga
ldp\ _(v-btR+2utT
Dengan menggunakan (1/.j6) ekspresi yang ;:;l; :;f""
C,_C.=(T.
Ini tereduksi menjadi Cr- C,=R
#)F;;ai$
untuk gas ideal; artinya, untuk a
= b = 0.
tr',
f.xHr':,ilT;d;::-i:TT^,d-f i iT': il:%S;i"j::T j,ti#*);!msikan sama dengan e estimasikan,ah tingkat
persamaan (l
1.59) memberikan hubungan
vo enor = (r,.u;
Persentase error
B# )roo; = a.av"
ini bisa menjadi signifikan dalam perhitungan-perhitungan
rertentu.
r1'8
^*T:::.*:;,"trTfi::[i:::]i;''0r'R-rrr^bruntuk uap cra1 1!0rsia Hitungrah nitai
psia kita memperoieh -rengevaluasi
Q liii.*..
Dengan menggunakan nilai-nilai
c,
dari tabel uap pada 600.F dan 160
Co =
t['(#),- 'J = (#-)[r''uo; (1#=# ) - :,s+s]
= 409 ft-lbf/lbm_"R atau 0,524 Btu/lbm_"R
Ir'e
ilTl:i:X,1ff:::il:x'fl,o,l'gTtffif#rffi.I;iifl1%r..T *, 100 kpa menjadi 700 K dan 2000 kpa dengan menggunakan
Temperatur_temperatur dan
tekanan_tekanan reduksinya
adalah
^T,r
'0,=
r,r.u
t= H = oo, ='t= # = 0,027
4z=ffi=s,26 Po,=ffi=0,5-12
Grafik penyimpangan entalpi memberikan
h) _ hr:
_ hr: 0, sehing_ea
0 dan hi
- h, -'h; - hi = 713.27 - 300,19 = 413,1 kJ/kg
h,
, =;i:=0.004kJ/kg.K
,l_"- 5l-5, os tr=;f=0.02kJ&g.K
Jadi perubahan entalpinya adalah
s2 - s1 = (sf - s,) + (s2 - sl) + (sl - si) = 0,004 - 0,02 + 1,04 t"
# - 0,297 h f;
= -{.308 kJ/kg K
(c) Dari hukum peftama, a = ah + w = 182-200 = -18 kJlkg. Tanda negatifberarti bahwa kalor meninggalkan alat yang
dimaksud.
11.11 Metan dikompresikan secaia isotermal dalam sebuah kompresor aliran tunak dari 100 kPa dan 20'C menjadi 20 MPa. Hitunglah
kebutuhan daya minimumnya jika fluks massanya.adalah 0,02 kg/s.
remperatur-tempe"l;t":?lr-
':"f:
'Rz-'0,-T- tgtJ :, :".0.,0"":"
- "-- _
'nr -4.60-0'01
o _ 20 _
^ ^., e*r=ffi=+-tt
n
Daya minimum dibutuhkan untuk proses isotermal jika proses tersebut adalah reversibel, sehingga perpindahan kalor diberikan
oleh 4 = IAs. Perubahan entropinya adalah
ls = ({-r,f + (s2 - sl) + (sl - ri) = o - * * 2.25 tni - 0.s18,, # = -3,18 kJ,4<g'K
sehingga e = TLs = (29JX-3,18) = 932 kllkg. Hukum pertama. q - w = A/r, mengharuskan kita mencari Aft.
Kita memperoleh h\ - hz = 14 kJ/kmol'K. sehingga
11.12 Estimasikanlah kebutuhan daya yang diperlukan untuk mengkompresikan karbon dioksida dalam sebuah kompresor aliran tunak
yang terinsulasi dari 200 kPa dan 20'C menjadi 10 MPa. Laju aliran masuknya adalah 0,8 m3/menit.
Daya minimum diasosiasikan dengan proses reversibel. Insulasi menyebabkan perpindahan kalor dapat diabaikan. Oleh
karena itu, prosesnya diasumsikan isentropik. Pertama-tama, tekanan-tekanan dan temperatur-temperatur reduksinya adalah
PR, = lP,lP,,\ =
#=O.OZI Paz=
# = 1,37 ,*, =*= ffi= 0,963
Akhirnya
w= ri^u =
[C{#e]r-ruut = -17,8 kw
BAB 111 HUBUNGAN-HUBUNGAN TERMODINAMIKA 239
11.13 Hitunglah besarnya usaha maksimum yang harus dihasilkan oleh uap pada 30 MPa dan 600"C jika berekspansi melalui tingkat :
tekanan tinggi suatu turbin menjadi 6 MPa. Gunakan graflk-grafik dan bandingkan dengan nilai-nilai tirbulasi dari tabel-tabel
uap.
Usaha maksimum terjadi untuk proses reversibel adiabatik, afiinya, untuk As = 0. Temperatur dan tekanan-tekanan reduksinya
adalah
di mana kita telah menggunakan Tabel E-6 gas ideal untuk menentukan fti - ft\. Nilai yang akurat akurat dapat diperoleh dengan
menggunakan Co AL
Untuk meirbandingkan dengan nilai-nitai yang diperoleh langsung dari tabel-tabel uap kita menggunakan
6'2-r3e kJ/kgK .'.nr=
'= j1 = \ 2e82 kr/ks
Soal-soal Tambahan
11.14 Dengan menggunakan (11./), estimasikan kenaikan tekanan yang diperlukan untuk mengurangi volume 2 kg udara sebanyak
0,04 m3 jika temperaturnya berubah dari 30'C ke 33'C. Volume arvalnya adalah 0,8 m3.
11.L5 Dengan menggunakan (17.1), estimasikanlah perubahan temperatumya jika tekanannyii berubah dari 14,'7 psia ke 15 psia
sementara volumenya berubah dai 2,2 ke 2,24 fC. Udaranya adalah 4 lbrn.
11.16 Tunjukkan bahwa.kemiringan garis tekanan konstan pada diagram I-v dari gas ideai meningkat dengan temperatur.
11.17 Tentukanlah ekspresi untuk kemiringan garis tekanan konstan pada diagram I-r,, jika (P + alv2)(v - b) = RT.
11.18 Tuliskanlah dua hubungan yang dihasilkan oleh bentuk-bentuk diferensial dari hukum pefiama dan hubungan u = u(s, v).
Verifikasi kedua hubungan tersebut untuk uap pada 300'C dan 2 MPa.
1L.L9 Turunkanlah hubungan Maxwell (11.24) dari (11.22) dengan menggunakan (11.15).
11.20 Verifikasi (11.25) dengan menggunakan tabel-tabel R134a pada 100 kPa dan 0'C.
11.21 Veriflkasi (11.23) dengan menggunakan tabel-tabel uap pada 20 kPa dan 400"C.
11.23 Gunakan persamaan Clapeyron untuk memprediksi entalpi penguapan hr, dan uap pada 50'C, (a) dengan mengasumsikan uap
sebagai gas ideal; (D) dengan mengambil ln dari tabel uap. (c) Berapakah ftp di dalam tabel uap?
11.24 Dengan menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron. prediksikan I.u, untuk P,u, = 0.2 psia dengan menggunakan nilai-nilai
dalam Tabel C-2E. Bandingkan nilai tersebut dengan yang diperoleh melalui interpolasi dalam Tabel C-1E.
240 HUBUNGAN.HUBUNGAN TERMODINAMIKA IBAB il
t1.25 (a) Turunkan hubungan Cp = T(dsldfl, dan verifikasi ekspresi untuk d/z yang diberikan oleh (11.43). (D) Untuk suatu gas ideal
berapakah nilai kuantitas di dalam tanda kurung dalam (11.43)2
11.26 Asumsikan gas ideal dengan konstan Cn dan C, dan turunkan hubungan yang telah disederhanakan untuk s: - sr. Merujuktah
ke ( ll .47).
11.28 (a) Gunakan soal 11.27(a) untuk rnengestimasi nilai Co untuk uap pada 2 MPa dan 400'C dan bandingkan dengan estimasi yang
menggunakan Cp= (ahlaDp pada keadaan yang sama. (b) Lakukan hal yang sama untuk uap pada 4000 psia dan 1000"F.
11.29 (a) Gunakan Soal 11.27(D) untuk mengestimasi nilai C, untuk uap pada 2 MPa dan 400oC dan bandingkan dengan eitimasi yang
mdnggunakan 6, = (duldT),, pada keadaan yang sama. (&) Lakukan hal yang sama untuk uap pada 4000 psia dan 1000"F.
11.30 Dengan menggunakan P = RTly - alvz dan mengasumsikan proses isotermal, tentukanlah ekspresi untuk (a) Lh, (b) Lu, dan
(r') As.
11.31 Dengan menggunakan P = RTI(v - ir) dan mengasumsikan proses isotermal, tentukanlah ekspresi untuk (a) Aft. (lr) Aa, dan
(c) As.
11.32 Udara mengalami perubahan dari 20oC dan 0,8 mi/kg menjadi 200'C dan 0,03 m3ikg. Hitunglah perubahan entalpinya dengan
mengasumsikan (a) persamaan keadaan van der Waals dan kalor-kalor spesifik konstan, (r) tabel-tabel gas ideal dan (c) gas
ideal dengan kalor-kalor spesilik konstan.
11.33 Nitrogen mengalami perubahan dari 100"F dan 5 ft3/lbm rnenjadi 600"F dan 0,8 ft3llbm. Hitunglah perubahan entalpinya dengan
mengasumsikan (a) persamaan keadaan van der Waals dan kalor-kalor spesiflk konstan. (b) tabel-tabel gas ideal dan (c) gas
ideal dengan kalor-kalor spesifik konstan.
11.35 Hitunglah B dan B untuk air pada 5 MPa dan 60'C. Kemudian estimasikan selisih C, - C".
11.36 Hitunglah B dan B untuk air pada 500 psia dan 100"F. Kemudian estimasikan selisih Co - C".
11.37 Tentukanlah ekspresi untuk koeflsien Joule-Thomson untuk suatu gas jika P = RTlv - alv2. Berapakah tetnperatlff inversinya
(temperatur di mana lt = O)7
11.38 Estimasikanlah koefisien Joule-Thomson untuk uap pada 6 MPa dan 600'C dengan menggunakan kedua ekspresi dalam (11.63).
Aproksimasikan nilai untuk C, dengan menggunakan (ahlaDp.
11.39 Estimasikanlah perubahan temperatur uap yang diatur dari 8 MPa dan 600'C menjadi 4 MPa.
11.40 Estimasikanlah perubahan temperatur R134a yang diatur dari 170 psia dan 200'F menjadi 80 psia.
11.41 Hitunglah perubahan entalpi udara jika keadaannya berubah dari 200 K dan 900 kPa menjadi 700 K dan 6 MPa dengan
menggunakan (a) grafik penyimpangan entalpi dan (b) tabel-tabel gas ideal.
11.42 Hitunglah perubahan entropi nitrogen jika keadaannya berubah dari 300'R dan 300 psia menjadi 1000'R dan 600 psia dengan
menggunakan (a) grafik penyimpangan entalpi dan (b) tabel-tabel gas ideal.
11.43 Estimasikanlah daya yang dibutuhkan untuk mengkompresikan 2 kg/s metan dalam sebuah proses adiabatik reversibel dari 400
kPa dan 20'C menjadi 4 MPa dalam sebuah alat aliran tunak (a) dengan mengasumsikan perilaku gas ideal dan (b) dengan
memperhitungkan perilaku gas nyata.
11.44 Sebuah turbin reversibel adiabatik mengubah keadaan dari 10 kg/menit karbon dioksida dari l0 MPa dan 700 K menjadi 400
kPa. Estimasikanlah daya yang dihasilkan (a) dengan mengasumsikan perilaku gas ideal dan (b) dengan memperhitungkan
perilaku gas nyata.
11.45 Udara tersimpan di dalam sebuah tangki kokoh dan temperaturnya diubah dari 20"C menjadi 800"C. Jika tekanan awalnya
adalah 1600 kPa, hitunglah tekanan akhir dan perpindahan kalornya (a) dengan menggunakan graflk penyimpangan entalpi dan
(b) dengan mengasumsikan perilaku gas ideal.
11.46 Udara mengalami kompresi isotermal dalam sebuah rangkaian piston-silinder dari 100'F dan 74,7 psia menjadi 1000 psia.
Estimasikanlah kebutuhan usahanya dan perpindahan kalornya (a) dengan mengasumsikan perilaku gas ideal dan (&) dengan
memperhitungkan efek-efek gas nyata.
BAB 111 HUBUNGAN-HUBUNGAN TERMODINAMIKA 241
11.47 Nitrogen berekspansi dalam sebuah turbin dari 200'C dan 2O MPa ke 2O"C dan 2 MPa. Estimasikanlah daya yang dihasilkan
jika fluks massanya 3 kgls.
tt.tA 13,0.kPa
11.15 0.843"F
ll.l6 Kemiringan = I/u
ll.l7 (P - alv2 + 2ablv31lR
11.18 7 =(0ul0s),, P =-(0ul0v),
L1.23 (a) 23t9 kJlke (b) 2397 kllke (c) 2383 kJrkg
11.24 147'F,126"F
11.25 (b) zero
11.26 C, ln TrlT, + R \n vrlv ,, Cp ln TrlT, - R ln P r/P ,
11.28 (a) 2,30 kJ/kg'K vs. 2,29 kJ,4<g'K (b) 0,84 Btu/lbm-"R vs. 0,860 Btuilbm-'R
11.29 (a) l,'75 kJ/kg'K vs. 1,71 kJ/kg'K (b) 0,543 Btu/lbm-'R vs. 0,500 Btu/lbm-"R
11.30 (a) Prvr- P,v, + a(llvr- llvr) (b) a(llvr- llv.r) (c) R ln v,/v,
11.31 (a) Prvr - Prv, (b) 0 (c) R 1n 10.- - b)l(v, - b)l
11.32 (a) l76kllke (b) 170 kJ/kg tct 18I kJ/kg
11.33 (a) 123 Btu/lbm (b) 126 Btu/lbm (c) 124 Btu/lbm
11.34 TR2vl(Pv2 - a)
N, .t:...,. rn,.
)i=N : ,, ' i] ,.,.. :'{efl
,. :: .,1,1':r,,, f, il .11
di mana N, adalah jumlah mol dari komponen ke-l dan N adalah jumlah mol total Fraksi massa mr didefinisikan
sebagai
CONTOH 12.1 AnalisiS molar terhadap udara menunjukkan bahwa udara tenrtama terdiri dari nitrogen (187o) da* oksieen (22%).
Tentukanlah (a) fraksi molnya, (b) analisis gravimetiknya, (c) berai molekulnya dan (4 konstanta gasnya. Bandingkan dengan
nilai-nilai dari Apendiks B.
Penyelesaian:
(a) Fraksi,fraksi rnolnya diberikan sehagai y, = 0,78 dan y, =0,\2, di mana subskrip I merujuk ke niaogen dan 2 ke
(&) ifr'r?*or, 100 mol c&mpuran, massa dari setiap komponennya adalah
Dengan memasukkan argon sebagai salah satu komponen dari udara, perhitungan-perhitungan di atas dapat diperbaiki.
Walaupun demikiaa, jelas bahwa analisis di atas cukup dapat diterima.
CONTOH 12.2 Sebuah tangki kokoh berisi 2 kg N, dan 4 kg CO, pada temperatur 25'C dan 2 MPa. Tentukanlah fraksi-fraksi
parsial dari kedua gas tersebut dan konstanta gas daii
"umpurannyi.
Penyelesaiali Untuk menentukan tekanan-tekanan parsialnya kita harus mencati fraksi-fraksi molnya. Mol dari N, dan
CO, masing-masing adalah
N,=fr',=h=o.o?t4mol
.'.N=0.1623mol
*r=ft=*=o,o9o9 mol
Berat mglekularnya adalah lul = M$1 + Milz = (2.&X0,44) + {44X0,56) = 36,96 kglkmol. Jadi konstanta gas dari campurannya
adalah
Sehingga
Lh = Co LT = Lmfi (Cp, i LT) (12.15)
Dengan membagi kedua sisinya dengan A7, diperoleh
Co=ZmfiCo,r Q2.16
Kalor spesiflk molarnya adalah
io = L!i-r,, (t2.tn
Dengan cara yang sama, dengan menggunakan energi internal kita akan memperoleh
CONTOH 12.4 Suatu campuran memiliki komposisi 2 rnol CO, dan 4 mol Nr. Campuran tersebut dilekan secara adiabatik
dalam sebuah silinder dari 100 kPa dan 20'C menjadi 2 MPa Dengan mengu*nmsikan kalor-kalor spesifik konstan, hitunglah (a)
temporatur akhirnya, (&) usaha yang dibutuhkan dan (c) perubahan entropinya.
Penyelesaianl
{a) Temperatur diperoleh dengar-r menggunaken hubungan isentropik T2= Tr(Prlpr)&'r)tk
Selanjutnya kita tentuka{r kifUrtuk campuran tersebul. Massanya adalrdr m = NrMt+ N&[z='Q)$ ) + (4X28] = 200
BAB 121 CAMPURAN DAN LARUTAN 245
Rasio kalor-kalor spesifiknya adalah ft = CulCu= 0,954/0,?05 = 1353, Oleh karena ilu, temperatur akhimya adalah
= 0,954 h ffi
8,314
(i)(44) + (*)tzti
," 1ff = -o.ool84 kJ&g.K
Jelaslah. perubahan entropi harus nol untuk proses isentropik ini. Nilai yang kecil di atas menjadi ukuran terhadap tingkat kesalahan
dalam perhitungan kita.
lz= konstan
Karena kita mengasumsikan uap air sebagai gas ideal, entalpinya bergantung hanya pada temperatur. Jadi kita menggunakan
entalpi dari uap air sebagai entalpi uap air jenuh pada temperatur udara, yang diekspresikan sebagai
h,(T) = hr(T) (12.20)
Dalam Gbr. 12-1 ini berarti bahwa ht = hz di mana hz= he dari tabel-tabel uap pada T = Tr. Ini dapat diterima untuk
situasi di mana tekanannya relatif rendah (mendekati tekanan atmosfer) dan temperaturnya di bawah sekitar 60'C
(140'F).
Jumlah uap air di dalam udara berhubungan dengan kelembaban relatif dan rasio kelembaban. Kelembaban relatif
ar m" terhadap jumlah uap air maksimum m
@ dideflnisikan sebagai rasio dari massa uap ditampung oleh
udara pada temperatur yang sama:
MILIK
a=#* D*D P*postatero (12.21)
F lu l{ce rsipan
hoplrsi Jrrr fimm
246 CAMPURAN DAN LARUTAN IBAB 12
PVIRT PI'
A_
'v- P,VlRr
1 l _
-1 (12.22)
di mana garis-garis tekanan konstan untuk P, dan P, ditunjukkan dalam Gbr. 'l 2-1.
Rasio kelembaban a (uga disebut kelembaban spesifik) adalah rasio dari massa uap air terhadap massa udara
keri ng:
,=d m
(12.23)
Dengan menggunakan hukum gas ideal untuk udara dan uap air, ini menjadi
,,.-l'l=tt'
PVIRT PIP
P,,V|R,,T PolRo
12.24)
P t0.4615 P
"'"-'
P.10.281-OF\11 Po
'
Dengan menggabungkan (12.24) dan (12.22), kita menghubungkan kedua persamaan di atas sebagai
OP- aP
o=0.622i O=t.6o8d ( 12.2s)
Perhatikan bahwa pada keadaan 3 dalam Gbr. 12-1 kelembaban relatifnya adalah 1,0 (l00Eo). Perhatikan juga bahwa
untuk suatu massa uap air tertentu di dalam udara, (0 tetap konstan tetapi @ bervariasi terhadap temperatur.
Temperatur udara yang terukur oleh suatu termometer konvensional disebut sebagai temperatur dtl,-bulb T (7, dalam
Gbr. 12-1). Temperature di mana kondensasi pefiama kali terjadi jika udara didinginkan pada tekanan konstan adalah
temperatur titik-embun (dew-point) Tdp (\ di dalam Gbr. l2-11. Jika temperatur jatuh di bawah temperatur titik-embun,
terjadi kondensasi dan jumlah uap air di dalam udara menjadi berkurang. Ini dapat terjadi di malam hari yang dingin;
dapat juga terjadi pada koil-koil dingin dari sebuah AC.
CONTOH 12.5 tJdara pada 25"C dan 100 kPa dalam sebuah ruangan 150 m3 memiliki kelembaban relatif 60Va. Hitunglah (a)
rasio kelembabannya, (O titik embunnya. (r) massa uap air di dalam udara dan (d fraksi mol dari uap air.
Penyelesaian:
(d) Melalui tt2.22). P, = Pr0= (3.169)(0.6t = 1.90 kPa di mana Pg adalah tekanan jenuh pada 25'C lang diperoleh dari
Tabel C-1. Jadi tekanan parsial dari udara adalah Pu= P - P,, = 100 - 1.9 = 98.1 kPa. di mana kita telah menggunakan
tekanan total udara di dalam ruangan sebesar 100 kPa. Jadi rasio kelembabannya adalah
ot
! =,o.urr,(*+)
= 0.622 fo = 0.0120s kg H,o/kg udara kering
(b) Titik embunnya adalah temperatur Iu dalam Gbr. 12-1 yang diasosiasikan dengan tekanan parsial P,. Ini diperoleh
melalui interpolasi dalam Tabel C-l atau Tabel C-2. mana yang lebih mudah: Iop = 16.6'C.
(c) Dari definisi rasio kelembaban masSa uap air diperoleh sebesar
(.d) Untuk menentukan fraksi mol dari uap air, pertama-tama kita cari mol totalnya:
m )O1
. N, =
i =:j:: = 0.1152 mot N, =
m
ff =
(98, 1 X r 50y(0,287
28,97
)(298)
= 5.94 mol
vil
Ini menunjukkan bahwa udara dengan kelembaban 607o berisi 2% uap air menurut volumenya. Biasanya ini kita abaikan
ketika menganalisis udara. seperti dalam Contoh 12.1. dan menganggap udara sebagai udara kering. Mengabaikan uap air tidak
menyebabkan tingkat kesalahan yang signifikan dalam kebanyakan aplikasi teknik. Akan tetapi. uap air harus diperhitungkan ketika
mengerjakan soal-soal yang melibdkd$misalnya, pembakaran dan pendinginan udara.
i.: !
,i$,
BAB 121 CAMPURAN DAN LARUTAN 247
CONTOH 12.6 Udara dalam Contoh I2.5 didinginkan di bawah titik embun menjadi tO'C. (a) Estimasikan jumtah uap udara
yang akan terkondensasi. (&) Panaskan lagi udara kembali ke 25"C dan hitunglah kelembaban relatifnya.
Penyelesaian:
(a) Pada I 0'C udara menjadi jenuh. dengan 0 = 100Va. Dalam Gbr. I 2- I kita berada pada keadaan pada garis jenuh yang
terletak ditawah keadaan 3. Pada l0'C kita memperoleh dari Tabel C-l bahwa P,= 1.228 kPa. sehingga
. M, =
^$ina*
{0,00432}
tffffi] = o:t43 kg Hro
di mana kita telah meng$lnakan mas$a &wal dari udara kering.
(b) Ketika kitl
memanaskan lagi udara kembali ke 25'C. tr-l tetap konstan pada 0.00773. Dengan menggunakan (12.25).
kelembab&t relatifnya jadi berkurang menjadi
i
ffi2
m1 udara jenuh
keluar
udara masuk + + Tv az. J- Titik embun
Tr, @.,, Q,
100V"
udara masuk
Qz=
^l
di mana hoz - hot = T,) untuk udara kering dan hyrz = hez - h72. Oleh karena itu, jika kita mengukur temperatur
Co(Ts -
7, dan I, dan tekanan total P kita dapat menentukan a1 dari (12.30) di mana kuantitas-kuantitas sisanya dalam (12.J7)
diberikan dalam Apendiks C.
Karena I, jauh lebih kecil dari I, . aparatus yang digambarkan dalam Gbr. l2-2 dapat digunakan untuk mendinginkan
aliran udara. Ini dilakukan dalam iklim-iklim yang relatif kering sehingga 7, berkurang tapi biasanya tidak sampai
temperatur jenuh. Alat semacam ini seringkali disebut sebagai "pendingin rawa". Sebuah kipas yang meniup udara melalui
sederetan sumbu yang berdiri di air cukup efektif untuk mendinginkan udara berkelembaban rendah.
Menggunakan alat dalam Gbr. 12-2 untuk memperoleh temperatur jenuh adiabatik merupakan proses yang cukup
rumit. Pendekatan yang lebih sederhana adalah membungkus bulb dari sebuah termometer dengan sumbu kapas yang
dijenuhkan dengan air dan kemudian meniupkan udara ke sumbu tersebut atau memutar-mutarkan termometer tersebut
di udara hingga temperaturnya mencapai nilai yang stabil. Temperatur wet-bulb T*' ini dan temperatur jenuh adiabatik
pada intinya adalah sama untuk air jika tekanannya kira-kira atmosfer.
CONTOH 12.7 Temperatur dry-butb danwet-bulb dari suatu aliran udara benekanan 14.7 psia masing-masing adalah 100"F dan
80"F. Tentukanlah (a) rasio kelembabannya, (b) kelemtraban relatifnya dan {c) entalpi spesifik dari udara.
Penyelesaian:
@) Kita gunakan (12.3 l) untuk menenrukan co,. Tapi sebelumnya crr, ditentukan dengan menggunakan \l 2.30):
@t = 0.622 #"= $.622t ("f:tft") = o.orz
di mana Pr2 adalah tekanan jenuh pada 80"F. Setanjutnya (t2.30) memberikan
{0,0222}(t048) + (0,24X80 -100)
@l=
1105 - 48.09
- 4fi1747 Hr0/lbm udara kering
(6) Tekanan parsial dari uap air diperoleh dengan menggunakan (12.24):
at' = o,o2z
P* o.ot747 = 0.622 .'.P,r = 0,402 psia
t al ,IT,
Kelembaban relatif diperoleh dan (12.22): E - P,,/P4 = 0.402/0,9503 = 0.423 atau 42.3Vo.
(c) Entalpi spesiflk diperoleh dengan mengarumsikan nilai nol untuk udara pada T = 0"F. Entalpi untuk campuran adalah
H = Ho * H, = moho+ m,h,. Membaginya dengan mo. k\la peroleh
h = ho+ ah,= CoT + oitr
= (0.24((100) + (0,01747X1105)
= 43.3 Btu/lbm udara kering
di mana kita telah menggunakan h,= hr (lihat Gbr. l2-21. Entalpi selalu diekspresikan per unit massa udara kering.
f* 6 = konstan
r".o
CONTOH 12.8 Dengan menggunakan Cbr. F-lE. kerjakan kembali Contoh 12.7 tTd.b.= 100'F. I*.u, = 80'F) untuk menentukan
a. 0 dan h.
Penyelesaian: Dengan menggunakan grafik tersebut. perpotongan dari f,tb. = 100'F dan I.".0. = 80"F memberikan
Setiap situasi di atas akan dilihat dalam contoh-contoh berikut. Hukum pertama akan digunakan untuk memprediksi
pemanasan atau pendinginan yang diperlukan atau untuk menetapkan keadaan akhirnya.
CONTOH 12.9 Udara luar pada 5'C dan kelembaban relatif TOvo dipanaskan hingga 25'C. Hitunglah laju perpindahan kalomya
jika laju volume aliran yang masuk adalah 50 m3/menit. Selain itu. tentukan kelembaban relatif akhimya. Asumsikan P = 100
kPa.
Penyelesaian: Densitas udara kering diperoleh dengan menggunakan tekanan parsial P,, dalam hukum gas ideal:
Pot = P - P,r = P -=99.4-
QPil 100 (0,7X0,872)
= 99,4 kPa
Por r
-= -= = t'246 ksim'
"'Pnt -,-f, o:ri?iariEl
250 CAMPURAN DAN LARUTAN IBAB 12
A-C: Pemanasan
B-C: Pendinginan
D-E-C: Pemanasan dan humidifkasi
t pelembaban r
F G H l: Dehumidi{ikasi (pengeringan)
J K: Pendinginan evaporatif
L M/I M: Pencampuran aliran-aliran udara
22.C 21"C
&
BAB 121 CAMPURAN DAN LARUTAN 251
Ini lebih kecil dari /r, pada 400 kPa. Oieh karena itu, temperaturnya adalah 143,6'C dan kualitasnya adalah
98.3 os?
i.pot = l.l9 kg/mr p7*frfoO = l.oe ksim'
.7gfiOSSl = P,: =
CONTOH 12.14 Air digunakan untuk mengeluarkan kalor dari kondensor sebuah pembangkit daya. Air sebanyak l0 000 kg per
menit dengan temperatur 40oC memasuki menara pendingin, sebagaimana ditunjukkan dalam CLrr. 12-5. Air keluar pada 25'C.
Udara masuk pada 20"C dan keluar pada 32'C. E,stimasikan (a) laju volume aliran ke dalam menara pendingin dan (b) fluks
massa air yang meninggalkan menara pendingin dari dasar mcnara.
252 CAMPURAN DAN LARUTAN IBAB 12
Air
400c
Air Ul
25"C <*.'-
Gbr, 12.5
Penyelesaian:
(a) Penyeimbangan energi terhadap menara pendingin memberikan rh*h, + i*zhs rit,rh, + /i,u4h4, di mana ito,
adalah fluks massa udara kering. Dari grafik psikrometrik kita memperoleh
--= = froz = fro
It, = 37 kJ/kg udara kering &z = 110 kJlkg udara kering or = 0,0073 kg HrOlkg udara kering
rt = 0,0302 kg Hr0lkg udara kering
Dari tabel-tabel uap kita gunakan.ftrpada temleratur yang diberikan dan memperoleh hr= lgl ,J kJ/kg dan hq= 104,9 k:Jl
kg. Penyeirubangan massa pada air"menghasilkan fr,q = d,t - {az
- atr)rh,. lika ini dimasukkan ke dalam penyeimbangan
energi. dengan rh,, - rito, = ritu,
Jika air yang keluar dikembalikan ke kondensor, harus ditambahkan sebanyak 200 kg/menit sehingga terdapar l0 000 kg/menit
yang dipasok. Air yang ditambahkan disebut sebagai air pengganti rmoketry woter).
12.2 Tekanan parsial dari setiap komponen dari suatu campuran N. dan O, adalah 10 psia. Jika temperatumya adalah 80"F tentukan
volume spesifik dari campuran tersebut.
Fraksi-fraksi molnya memiliki nilai yang sama karena tekanan-tekanan parsialnya sama flihat (12.10)]: ]r = 0,5 dan -'r', -
0,5. Jadi berat molekularnya adalah
u = 2yNi = (0,5)(28) + (0,5)(32) = 40 lbm,/bmol
dan konstanta gasnya adalah R = R,,IM = l545l4O = 38,6 ftlbf/1bm-"R. Jadi,
R=r (J9=9l!s,al)
P = \20)1t44)= i.24
"- rt3 nbm
t2.3 Suatu campuran gas-gas ideal terdiri dari 2 kmol CHr, 1 kmol N, dan 1 kmol COr, semuanya pada 20'C dan 20 kPa. Kalor
ditambahkan hingga temperaturnya naik menjadi 400oC sementara tekanannya tetap konstan. Hitunglah (a) perpindahan kalor,
tD) usaha yang dilakukan dan (c) perubahan entropi.
Untuk menemukan kuantitas-kuantitas yang diinginkan pertama-tama kita menghitung kalor-kalor spesilik dari campuran
tersebut, dengan menggunakan Tabel B-2:
mr = t2t( 16) = 32 kC
l
mr=(1)(14) = 14 kc m = 90 kg
I
mt = tlx44t = 44 ke )
*1, =
#= 0.356 *1.= #= 0.t556 rrfr=#= 0.48e
12.4 Sebuah tangki kokoh yang terinsulasi berisi 2 mol N, pada 20'C dan 200 kPa yang dipisahkan oleh suatu membran dari 4 mol
CO, pada 100'C dan 100 kPa. Membran tersebut pecah dan campurannya mencapai kesetimbangan. Hitunglah temperatur dan
. tekanan akhirnya.
Hukumpeflama.denganQ=W=0.membutuhkan0=AU=N,e,,,1?"-20t +Nre,rt ?'-100).KalorspesifiknYae,,i=
M,C,.,. Dengan menggunakan nilai-nilai dari Tabel B-2, kita memiliki
0 = (2X28X0,'74s)(T - 20) + (4)(44)(0,653Xr - 100)
Persamaan ini dapat diselesaikan untuk memperoleh temperatur keseimbangan sebesar T = 78,7"C. Volume-volume awal yang
ditempati oleh gas-gas adalah
,, =ry! - Q)G,1!!)(2e3)
= 24,36 m3 ,=ry*- (4)(8,111x373)
= t24 m3
Volume totalnya tetap konstan pada 124,0 + 24,4 = 148,4 m3. Jadi tekanannya adalah
_ NR,,T (6)(8.314X273
p=t==ff + 78.7r
=t18,2kpa
12,5 Suatu campuran 40Vo N, dan 6OVa O, menurut berat dikompresi dari 70"F dan 14,7 psia menjadi 60 psia. Estimasikanlah
daya kuda yang dibutuhkan oleh sebuah kompresor yang 807c efisien dan perubahan entropinya, jika fluks massanya adalah
10 lbm/menit.
Efisiensi suatu kompresor didasarkan pada proses isentropik. Kita akan menemukan k dan Co:
Untuk suatu kompresor ideal. li'uo.o = ritL,h = ti,lceLT = (H)(0,231X778)('lg2 - 530) = 7850 ft-lbf/sec, di mana faktor 778
fribf/Btu memberikan kita satuan-satuan yang diinginkan. Jika kompresornya memiliki efisiensi 80Vo, daya aktualnya adalah
4o.o = 7850/0,8 = 9810 ft-lbf/sec atau 17,8 hp.
Untuk menemukan perubahan entropinya kita membutuhkan temperatur keluaran aktualnya. Dengan menggunakan definisi
dari eflsiensi kompresor,
254 CAMPURAN DAN LARUTAN IBAB 12
w. C"tAD"
4ko.p=4=ffi
kita menemukan 0,8 = (792 - 530)l(72 - 530) dan Zz = 857,5.R. Jadi perubahan entropinya adalah
Tekanan parsial udara kering adalah Po = P - P, = 100 - 2,338 = 97,66 kPa. Rasio kelembabannya diperoleh sebesar
12.7 Udara luar pada 25"C memiliki keiembaban relatif 60Va. Berapakah perkiraan temperatur web-bulbnya?
Kita asumsikan tekanan atmosfer sebesar 100 kPa. Tekanan jenuh pada 25"C adalah pg = 3,169 kpa, sehingga
P, = QP, = (0,6X3,169) = 1,901 liPa
dan
Po= P - P,, = 100 - 1,901 = 98,1 kPa
Rasio kelembaban udara luar adalah
t;=
P
@t = 0,622 p,ezzt (#f )=
0,01206 kg Hro/kg udara kering
Dengan menggunakan ro, dari (12.30) kita dapat menuliskan (12.31) sebagai
P,,,
(.hs - hotat, = 0.622 hrr, + cn(T,
r; - T,)
12,9 Udara pada 90"F dan kelembaban relatif 20Vo didinginkan hingga 75'F. Dengan mengasumsikan tekanan atmosfer standar,
hitunglah kebutuhan laju perpindahan energinya, jika laju aliran masuknya adalah 1500 ft3lmenit, dan tentukanlah kelembaban
akhimya, dengan menggunakan (a) graf,k psikrometrik dan (b) persamaan.
(a) Tekanan parsialnya adalahPor= P -P.il= P - @P{=14,7 - (0,2)(0,6988) = 14,56 psia; jadi,
p,t
Pa=ffi=ffi=o'0715 114,5(1144)
lbm/ft3
dan rit,, = (1500/60X0,0715) = 1,788 tbm/sec. Grafik psikrometrik pada keadaan 1 memberikan ht
=28,5 Btu/lbm udara
kering. Dengan (0 = konstan, keadaan 2 ditemukan dengan mengikuti kurva A-C dalam Gbr. l2-4; kita menemukan /2.
=
24,5 Btullbm udara kering. Ini memberikan
12.10 Udara pada 90'F dan kelembaban relatif 907o didinginkan hingga 75'F. Hitunglah kebutuhan laju perpindahan energi jika laju
aliran masuk ini adalah 1500 ft3lmenit. Selain itu, tentukanlah kelembaban akhirnya. Bandingkan dengan hasil-hasil dalam Soal
12.9. Gunakan grafik psikrometrik.
Langkah pertama adalah menemukan fluks massa udara kering. Ini diperoleh sebagai berikut:
Keadaan 1 ditemukan pada graflk psikrometrik melalui Ia.r = 90"F, Q = 90Vo. Jadi, melalui ekstrapolasi, hr = 52 Btu/lbm udara
kering. Untuk mengurangi temperatur ke 75'F, uap air perlu dikeluarkan, mengikuti kurva F-G-H dalam Gbr. 72-4. Keadaan
2 berakhir pada garis jenuh dan h2 -- 38,6 Btu/lbm udara kering. Ini memberikan
*,=P#=ffi=4,4sks
Rasio kelembaban awalnva adalah
P.
@r = 0.622
fi= <o,ezzl (ffi) = 0,2'78 kg Hro&g udara kering
Kelembaban relatif akhirnya adalah Qz = I ,0, sehingga P uz = 2,338 kPa. Tekanan parsial akhir dari udara kering diperoleh
dari PorlTr= Po2lT2, sehingga Por= (Po)(T2lTr) = (276,4)(2931433) = 187 kPa. Rasio kelembaban akhimya menjadi
P*
(4 = 0.622
'a2
= e,ezzl (#) = 0,00778 kg Hro/kg udara kering
Uap yang dikeluarkan adalah la*ono = mo(0)1 - @2) = @,45)(0,278 - 0,00778) = 1,20 kg.
(c) Perpindahan kalor diperoleh dari hukum pertama:
12.12 tJdara kering dan panas pada 40'C, 1 atm dan kelembaban 207o melewati alat pendingin evaporatif hingga kelembabannya
mencapai 40%; kemudian didinginkan hingga 25'C. Untuk aliran udara masuk sebesar 50 m3/menit, (a) berapa banyakkah air
yang ditambahkan per jam dan (&) berapakah laju pendinginannya?
(a) Grafik psikrometrik digunakan dengan ht = hz, memberikan kita
orl1 = 0,0092 kg H"O/kg udara kering @z = 0,0122 kg HrO/kg udara kering
Kita menemukan fluks massa m, udara kering sebagai berikut:
Por =P - P"t = P - QP4= 100 - (0,2)(7,383) = 98,52 kPa
(b) Tidak ada kalor yang dipindahkan selama proses dari I ke 2. Dari 2 ke 3 rasio kelembabannya tetap konstan dan grafik
psikrometrik memberikan
hz = 64 kJ/kg udara kering ht = 64 kJ/kg udara kering
Laju peryindahan kalornya adalah Q = ri.{h, - h.) = (54,8)(56 - 64) = -440 kJ/menit.
12.13 Udara luar pa6a 10oC dan kelembaban relatit 3OVc tersedia untuk dicampur dengan udara dalam pada 30'C dan kelembaban
60Vo.Lajtt aliran dalam adalah 50 m3/menit. Gunakan persamaan-persamaan untuk menentukan berapa seharusnya laju aliran
luamya untuk memberikan aliran campuran pada 22"C.
Penyeimbangan massa dan penyeimbangan energi memberikan
Udara kering: it,,, + rho. = rito,
lJap : rhorar+ tiortD, = hot@z
Energi : rh,,,h, + ilorh, = thorh.
Dengan menggunakan kuantitas-kuantitas yang diberikan kita menemukan, dengan mengasumsikan tekanan 100 kPa:
0.622P.1 to.622t*1I-1.2?8)
a,=
Po =-gs.o = 0.00230 ks H,o/kg udara kering
-v.vv-Ju,\r
,, = t(0,622)(0,6)(4,246)
=ff?a = 0,01625 kg HrO&g udara kering
hr= + ayh. = (1,00)(10) +
CoT, (0,0023)(2519,7) = 15,3 kJ&g udara kering
h, = CoT, + @2hrz = (1,00)(30) + (0,01625)(2556,2) = 7i,5 kJ/kg udara kering
h3 = CrT, + a3hp = (1,00X22) + (ar)(.2542) = 22 + 2542a,
Memasukkan nilai-nilai yang tepat ke dalam persamaan energi dan memilih V, sebagai laju aliran luar memberikan
(1,226i t)(t s,8) + (1, 1 2 1 )(50)(7 1,s) = tt,226i | + ( 1, 121 )(50)l (22 + 2542tor)
penyeimbangan massa uap adalah (1,226y1X0,0023) Menyelesaikan untuk
+ (1,121X50)(0,01625) = 11,226i | + (1.121x50)l@r.
rrl, dalam bentuk V, dari persamaan cli atas dan memasukkannya ke dalam persamaan energi, kita menemukan Vr = 31,1 m3/
menit.
Soal-soal Tambahan
12.14 Untuk campuran-campuran berikut hitunglah fraksi massa dari setiap komponennya dan konstan gas dari campurannya' (a) 2
kmolCOr,3kmoiNr,4kmolOr;(b:)2lbmolNr,3lbmol CO,4lbmolOr; (c)3kmolNr,2kmolOr,5kmolH;'(43
kmol CHr; 2 kmol udara, 1 kmol CO,; dan (e) 21 lbmol Or, 78 lbmol Nr- 1 lbmol Ar'
BAB 121 CAMPURAN DAN LARUTAN 257
12.15 Untuk campuran-campuran berikut hitunglah fraksi mcjl dari setiap komponennya dan konstanta gas dari campurannya. (a) 2
kg COr,3 kg Nr,4 kg Or; (b)2lbm N,,3lbm CO,4lbm Or; (c) 3 kg Nr,2 kg Or,5 kg Hr; (d 3 kg CH.,; 2 kg udara, I
kg CO.; dan (e) 21 lbm Or, 78 lbm Nr, 1 lbm Ar.
12.16 Suatu campuran gas-gas terdiri dari 21Vo Nr, 32Vo Or, 16%o CO, dan 31% Hr, menurut volume. Hitunglah: (a) fraksi massa
dari setiap komponen, (b) berat molekular campuran dan (c) konstanta gasnya.
12,17 Analisis gravimetrik terhadap suatu campuran gas-gas mengindikasikan 27Vo O.r, 3OVo CO, dan 49Vo Nr. Hitunglah (a) analisis
volumetriknya dan (b) konstanta gasnya.
12.78 Analisis volumetrik terhadap suatu campuran gas-gas menunjukkan 60% N2, 20Vo O. dan 20Vo COr. (a) Berapa kilogramkah
yang terdapat dalam 10 m3 pada 200 kPa dan 40"C? (b) Berapa ponkah yang terdapat dalam 300 ft3 pada 39 psia dan
100'F?
12.19 Sebuah campuran gas-gas terdiri dari 2 kmol Or. 3 kmol CO, dan 4 kmol Nr. Jika 100 kg campuran terdapat dalam tangki
10 m3 pada 50"C, estimasikanlah (a) tekanan di dalam tangki dan (b) tekanariparsial dari Nr.
12.21 Analisis volumetrik terhadap suatu campuran gas-gas dalam sebuah tangki 10 m3 pada 400 kPa mengindikasikan 60% Hr,
25Vo N" dan 157o CO,. Tentukanlah temperatur campuran tersebut jika massa totalnya adalah 20 kg.
12.22 Tekanan-tekanan parsial suatu campuran gas-gas adalah 20 kPa (N2), 60 kPa (Or) dan 80 kPa (COr). Jika 20 kg campuran
mengisi suatu tangki pada 60"C dan 300 kPa, berapakah volume tangki tersebut?
12,23 Sebuah campuran oksigen dan hidrogen memiliki berat molekular yang sama dengan udara. (a) Bagaimanakah hasil analisis
volumetriknya? (&) Bagaimanakah hasil analisis gravimetriknya?
12.24 Suatu tangki kokoh berisi 10 kg campuran2OVo CO, dan 807o N, menurut volume. Tekanan dan temperatur awalnya adalah
200 kPa dan 60"C. Hitunglah perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanannya menjadi 600 kPa dengan
menggunakan a) kalor-kalor spesifik konstan dan (b) tabel-tabel gas ideal.
12.25 Duapuluh pon campuran gas-gas mengisi sebuah tangki kokoh 30 ft3 pada 30 psia dan 70'F. Analisis volumetrik menginrlikasikan
20Vo COr,30Vc O, dan 50Vo N,. Hitunglah temperatur akhimya jika 400 Btu kalor ditambahkan. Asumsikan kalor-kalor spesi{ik
konstan.
12.26 Sebuah silinder berinsulasi berisi campuran gas-gas yang awalnya pada 100 kPa dan 25"C dengan analisis volumetrik 407o
N. dan 60Vc CO.. Hitunglah usaha yang dibutuhkan untuk mengkompresikan campuran tersebut menjadi 400 kPa dengan
mengasumsikan proses reversibel, Gunakan kalor-kalor spesifik konstan.
12.27 Sebuah campuran gas-gas mengisi sebuah silinder pada keadaan awal 0,2 m3, 200 kPa dan 40'C. Analisis gravimetriknya adalah
20Vo CO1. dan 80Vc udara. Hitunglah (a) perpindahan kalor yang dibutuhkan untuk menjaga temperatur pada 40"C sementara
tekanannya diturunkan menjadi 100 kPa dan (b) perubahan entropinya. Asumsikan kaior-kalor spesifik konstan.
12.28 Suatu campuran gas-gas dengan analisis volumetrik 30VaHr,507o N, dan20Vo O, mengalami proses rekanan konsran di dalam
sebuah silinder pada keadaan awal 30 psia, 100"F dan 0,4 ft3. Jika volumenya naik menjadi 1,2 ft3 tentukanlah (a) perpindahan
kalornya dan (b) perubahan entropinya. Asumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
12,29 Sebuah tangki yang berisi 3 kg CO, pada 200 kPa dan 140'C dihubungkan dengan tangki kedua yang berisi 2 kg N, pada
400 kPa dan 60"C. Sebuah katup dibuka dan kedua tangki dibiarkan mencapai tekanan yang sama. Jika temperatur akhimya
adalah 50'C, tentukanlah (a) perpindahan kalornya, (D) tekanan akhirnya dan (c) perubahan entropinya.
12.30 Suatu aliran nitrogen pada 150 kPa dan 50'C bercampur dengan aliran oksigen pada 150 kPa dan 20"C. Fluks massa dari
nitrogen adalah 2 kg/menit dan dari oksigen ad,alah 4 kg/menit. Pencampuran terjadi di dalam sebuah ruang aliran tunak yang
terinsulasi. Hitunglah temperatur dari aliran yang keluar.
12.31 Sebuah campuran gas-gas dengan analisis volumetrik 20Vo COr,30% N2 dan 507a O, didinginkan dari 1000'R di dalam sebuah
alat penukar kalor aliran tunak. Estimasikanlah perpindahan kalornya dengan menggunakan (a) kalor-kalor spesifik konstan
dan (D) tabel+abel gas ideal.
12.32 Sebuah campuran gas-gas dengan analisis gravimetrik 2OVa COr,307o N, dan 50vo O, didinginkan dari 400'C ke 50"C dengan
memindahkan 1MW kalor dari alat penukar kalor aliran tunak. Tentukanlah fluks massanya dengan mengasumsikan kalor-kalor
spesifik konstan.
2s8 CAMPURAN DAN LARUTAN
12.33 Suatu campuran 40Vo O, dan 607o CO, menurut volume memasuki suatu nozel pada 40 m/s, 200"C dan 200 kPa. Campuran
melewati suatu nozel adiabatik dan keluar pada 20'C. Tentukanlah kecepatan dan tekanan keluarnya. Asumsikan kalor-kalor
spesifik konstan.
12.34 Jika diameter masukan nozel dalam Soal 12.33 adalah 20 cm, tentukanlah diameter keiuarannya.
12,35 Suatu campuran 407o N" dan 60Vc CO, menurut volume memasuki sebuah nozel dengan kecepatan yang dapat diabaikan dan
80 psia dan 1000"F. Jika campuran tersebut keluar pada 20 psia, berapakah kecepatan keluar maksimum yang dimungkinkan?
Asumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
12.36 Suatu campuran 407o N, dan 60Vc CO, menurut volume memasuki sebuah difuser supersonik pada 1000 m/s dan 20"C dan
keluar pada 400 m/s. Tentukanlah temperatur keluarnya. Asumsikan kalor-kalor spesiflk konstan.
12.37 Suatu campuian 60Va tdara dan 407a CO, menurut volume pada 600 kPa dan 400"C berekspansi melalui sebuah turbin menjadi
100 kPa. Estimasikanlah keluaran daya maksimumnya jika fluks massanya adalah 4 kg/menit. Asumsikan kalor-kalor spesifik
konstan.
12.38 Jika turbin dalam Soal 12.37 memiliki efisiensi 85 persen, estimasikanlah temperatur keluarnya.
12.39 Sebuah kompresor menaikkan tekanan dari suatu campuran gas-gas dari 100 menjadi 400 kPa. Jika campuran tersebur masuk
pada 25"C, tentukanlah kebutuhan daya minimumnya jika fluks massanya adalah 0,2 kg/s. Asumsikan kalor-kalor spesifik
konstan untuk analisis-analisis gravimetrik terhadap campuran berikut ini: (a) l)Vc H, dan 907a C.2: 0) 907o H, dan l\Vo O2
dan (c) 2O7o Nr, 30Vo CO. dan 50Va Or.
L2.40 Udara atmosfer pada 30"C dan 100 kPa memiliki kelembaban relatif 40Vo. Tentukanlah (a) rasio kelembaban, (b) temperatur
titik embun dan (c) volume spesifik dari udara kering.
12.41 Udara atmosfer pada 90'F dan 14,2 psia memiliki kelembaban relatif 0,02. Tentukanlah (a) kelembaban relatif, (&) temperatur
titik embun, (c) volume spesifik dari udara kering dan (d) entalpi (ft = 0 pada 0"F) per satuan massa udara kering.
12.42 Udqa di dalam sebuah ruangan 12x 15 x 3 mberada pada 25"C dan 100 kPa, dengan kelembaban relatif 50Vo. Estimasikanlah
(a) rasio kelembaban, (b) massa udara kerihg, (c) massa uap air di dalam ruangan dan (d) entatpi di dalam ruangan (ft = 0
pada 0'C)
12.43 Sebuah tangki berisi 0,4 kg udara kering dan 0.1 kg uap air jenuh pada 30'C. Hitunglah (a) volume tangki dan (&) tekanan
di dalam tangki.
12.44 Tekanan parsial uap air adalah 1 psia di dalam udara atmosfer pada 14,5 psia dan 110"F. Tentukanlah (a) kelembaban relatif,
(b) rasio kelembaban, (c) temperatur titik embun, (@ r,olume spesifik udara kering dan (e) entalpi per satuan massa udara
kering.
12,45 Seseorang yang menggunakan kacamata masuk dari luar, di mana temperatumya 10'C, ke dalam suatu ruangan dengan
kelembaban relatif 40Vo. Pada temperatur ruangan berapakah kacamatanya akan mulai berembun?
12,46 Temperatur permukaan luar dari suatu gelas minuman kola, dalam suatu ruangan 28'C, adalah 5'C. Pada kelembaban relatif
berapakah air akan mulai terkumpul di bagian luar gelas?
12.47 Sebuah pipa air dingin pada 50'F melewati sebuah ruang bawah tanah di mana temperaturnya adalah 70"F. Pada kelembaban
relatif berapakah air akan mulai terkondensasi pada pipa?
12.48 Pada suatu hari di musim dingin temperatur di bagian dalam suatu jendela ganda adalah 10"C. Jika temperatur di dalam adalah
27'C, berapakah kelembaban relatif yang dibutuhkan untuk memulai terjadinya kondensasi pada jendela tersebut?
12.49 Udara atmosfer memiliki temperatur dry-bulb 30"C dan temperatur wet-bulb 20"C. Hitunglah 1a1 rasio kelembaban, (D)
kelembaban relatif dan (c) entalpi per kg udara kering ((ft = 0 pada 0"C)
12.50 Gunakan grafik psikrometrik (Apendiks F) untuk mengisi nilai-nilai yang hilang di dalam Tabel 12-1.
Tabel 12-1
Temperatur Temperatur Kelembaban Rasio Temperatur Entalpi
Dry-Bulb Wet-Bulb Raiatif Kelembaban Titik Embun Spesifik
(a) 20"c 0,012
(b) 20"c 10'c
(c) 70'c 607c
@ 60'c 7jVc
(e) 25"C l5"c
a 70"c 0,015
BAB 121 CAMPURAN DAN LARUTAN 259
12,51 6OVo dipanaskan hingga 27"C. Gunakan grafik psikrometrik untuk mengestimasl
Udara atmosfer pada 10"C dan kelembaban relatif
kelembaban akhir dan laju perpindahan kalornya jika fluks massa udara keringnya adalah 50 kg/menit.
12.52 Kalor dikeluarkan dari suatu ruangan tanpa menyebabkan kondensasi uap air. Gunakan graflk psikrometrik untuk menghitung
kelembaban relatif akhirnya jika udara awalnya berada pada 35'C dan kelembaban relalif 50Vc dan temperaturnya dikurangi
menjadi 25"C.
12.53 Udara luar pada 40"F dan kelembaban relatif 407o masuk melalui celah ke dalam suatu rumah dan dipanaskan hingga 75"F.
Estimasikanlah kelembaban relatif akhir dari udara jika tidak terdapat sumber-sumber uap air lainnya.
12.54 Udara atmosfer pada 1 0"C dan kelembaba n relatif 407o dipanaskan hingga 25'C di dalam bagian pemanasan suatu alat pendingin
udara dan kemudian uap ditambahkan untuk menaikkan kelembaban relatif menjadi 5O7o sementara temperatur naik menjadi
26'C. Hitunglah fluks massa uap air yang ditambahkan dan laju perpindahan kalor yang dibutuhkan di dalam bagian pemanasan
jika laju volume aliran masuk udara adalah 50 m3/menit.
L2.55 Udara atmosfer pada 40"F <lan 5OVa kelembaban relatif memasuki bagian pemanasan suatu alat pendingin udara pada laju volume
aliran 100 ft3/menit. Uap air ditambahkan ke air yang sudah dipanaskan untuk menaikkan kelembaban relatifnya menjadi 55Vo.
Estimasikanlah laju perpindahan kalor yang dibutuhkan di dalam bagian pemanasan dan fluks massa uap air yang ditambahkan
.f ika temperatur setelah melewati bagian pemanasan adalah 72"F dan temperatur keluarnya adalah 74'F.
12.56 Udara luar di iklim kering memasuki sebuah pendingin udara pada 40"C dan kelembaban relatif llVo dan didinginkan menjadi
22C. (a) Hitunglah kalor yang dikeluarkan. (&) Hitunglah energi total yang dibutuhkan untuk mengondisikan udara luar (yang
Iembab) pada 30"C dan kelembaban re1atif907o menjadi 22"C dan kelembaban relatif 70Vc. (Petunjuk: Jumlahkan energi yang
'dikeluarkan dan energi yang ditambahkan)
12.57 Seratus m3/menit udara luar pada 36'C dan kelembaban relatif 807o dikondisikan untuk sebuah gedung perkantoran melalui
' pendinginan dan pemanasan. Estimasikan laju pendinginan dan laju pemanasan yang dibutuhkan jika keadaan akhir dari udara
adalah 25"C dan kelembaban relatif 40Vc.
12.58 Udara ruang pada29"C dan kelembaban relatif 707c didinginkan dengan mengalirkannya melewati koil-koil yang di dalamnya
mengalir air dingin pada 5"C. Fluks massa dari air dingin tersebut adalah 0,5 kg/s dan mengalami kenaikan temperatu sebesar
t0"C. Jika udara ruang rersebur keluardari alat pengkondisi pada l8'C dan kelembaban relatil 100%. estimasikanlah (a) fluks
massa udara ruang tersebut dan (D) laju perpindahan kalornya.
12.59 Udara atmosfer pada 100'F dan kelembaban relatif 15% memasuki sebuah pendingin evaporatif pada 900 ft3/menil dan
keluar dengan kelembaban relatif 6OIc. Estimasikanlah (a) temperatur keluar dan (b) fluks massa air yang harus dipasok ke
pendingin.
12.60 U<Iara luar pada 40'C dan kelembaban relatif 2O% akan didinginkan dengan menggunakan sebuah pendingin evaporatif. Jika
laju aliran udara adalah 40 m3/menit, estimasikanlah (a) temperatur minimum aliran keluar yang dimungkinkan dan (D) fluks
massa maksimum yang dibutuhkan untuk pasokan air.
12.61 Tigapuluh m3/menit udara luar pada 0'C dan kelembabanrelatif 40Va terlebih dahulu dipanaskan dan kemudian dialirkan melalui
sebuah pendingin evaporatif sehingga keadaan akhimya adalah 25 C dengan kelembaban relatif 50Vo. Tentukanlah temperatur
udara ketika memasuki pendingin, laju perpindahan kalor yang dibutuhkan selama proses pemanasan dan fluks massa air yang
dibutuhkan oleh pendingin..
12,62 Udara luar pada 10'C dan kelembaban relatif 607o bercampur dengan 50 m3/menit udara dalam pada 28'C dan kelembaban
relatif 40Vo. Jika laju aliran luar adalah 30 m3/menit, estimasikanlah kelembaban relatif, temperatur dan fluks massa dari aliran
yang keluar.
12.63 Udara dalam pada 80"F dan kelembaban relatif 807c dicampur dengan 900 ft3/menit udara luar pada 40"F dan kelembaban relatif
2OVa. tika kelembaban relatif dari udara yang keluar adalah 607o, estimaSikanlah (a) laju aliran udara dalam, (D) temperatur
aliran yang keluar dan (c) laju perpindahan kalor dari udara luar ke udara dalam.
12.64 Udara pendingin meninggalkan kondensor dari sebuah pembangkit daya pada 38"C dengan fluks massa 40 kg/s. Air tersebut
didinginkan menjadi 24C di dalam sebuah menara pendingin yang mengambil udara atmosfer pada 25"C dan kelembaban
relatif 60Vo. Udara jenuh keluar dari menara pada 32"C. Estimasikanlah (a) laju volume aliran yang dibutuhkan dari udara
yang masuk dan (&) fluks massa dari air pengganti.
12,65 Sebuah menara pendingin mendinginkan 40 ibm/sec air dari 80'F menjadi 60"F dengan cara mengalirkan 800 ft3lsec udara
atmosfer dengan temperatur dry-buib dan wet-bulb masing-masing sebesar 75'F dan 55'F melalui menara tersebut. Udara jenuh
keluar dad menara. Tentukanlah (cr) temperatur dari aliran udara yang keluar dan (b) fluks massa dari air pengganti.
260 CAMPURAN DAN LARUTAN IBAB 12
12.66 Sebuah menara pendingin mendinginkan air dari 35'C menjadi 27"C.Menara menerima 200 m3/s udara atmosfer pada 30'C
dan kelembaban relatif 40Vo.Udara keluar dari menara pada 33'C dan kelembaban relatif 957o. Estimasikanlah (o) fluks massa
air yang didinginkan dan tbt fluks massa air pengganli.
12.fFE Udara dalam suatu ruang pertemuan akan dikondisikan darl keadaan sekarang pada 18'C dan kelembaban 40Vo. Pilihlah
strategi pengkondisian yang tepat.
(A) Panaskan dan keringkan.
(B) Dinginkan, keringkan dan kemudian panaskan.
(C) Panaskan, keringkan dan kemudian panaskan.
(D) Panaskan dan lembabkan.
l2.2FE Unruk situasi-situasi berikut yang manakah diperkirakan kondensasi tidak terjadi?
(A) Pada segelas air es yang terletak di meja dapur.
(B) Pada rumput di malam yang dingin di Tucson, Arizona.
(C) Pada kacamata Anda ketika memasuki suatu ruangan yang hangat di suatu hari musim dingin.
(D) Di bagian dalam daun jendela sbbuah apartemen yang memiliki laju infiltrasi yang tinggi di suatu hari musim
dingin.
12,3FE Temperatur manakah yang paling berbeda dari temperatur luar yang diukur dengan termometer konvensional?
(A) Temperatur wet-bulb
(B) Temperaturdry-bulb
(C) Temperatur titik embun
(D) Temperatur ambien
l2.4BE Sebuah pendingin evaporatif mengambil udara pada 40'C dan kelembaban20Vo. Jrka udara yang keluar memiliki kelembaban
807o, temperatur keluar mendekati:
(A) 2e'C
(B) 27'C
(c) 25'C
(D) 23"C
12.5FE Temperatur dry-bulb berada pada 35'C dan temperatur wet-bulb pada 27"C. Kelembaban relatifnya mendekati:
(A) 65Vc
(B) 60Vo
(C) 55Vo
(D) 50Vc
l2.6FE Estimasikanlah jumlah liter air dalam udara di dalam sebuah ruangan 3 m x 10 m x 20 m jika temperatumya adalah 20'C
dan kelembabannya adalah 707o.
(A) 7,3 L
(B) 6.2 L
(c) s.l L
(D) 4,0 L
l2.7FE Udara pada 5'C dan kelembaban 807o dipanaskan hingga 25"C di dalam sebuah ruangan tertutup. Kelembaban akhinrya
mendekati:
\A) 36%
(B) 32Vo
(C) 26Vo
\D) 22%
12.8FE Udara pada 30"C dan kelembaban 807o akan dikondisikan menjadi 20"C dan kelembaban 40Vo.Berapa banyakkah pemanasan
yang dibutuhkan?
(A) 30 kJ/kg
(B) 25 kJ/kg
(C) 20 kJ/kg
(D) 15 kJ/kg
BAB 121 CAMPURAN DAN LARUTAN 261
L2.9FE Udara pada 35'C dan kelembaban 70Vc di dalam sebuah ruang kelas 3 m x 10 m x 20 m didinginkan hingga 25"C dan
kelembaban 407o. Estimasikan jumlah air yang dikeluarkan
(A) 4 kg
(B) 6 kg
(C) 11 kg
(D) 16 kg
12.10FE Udara luar pada 15'C dan kelembaban 40Vc dicampur dengan udara dalam pada 32'C dan kelembaban 70Vo yang diambil
di dekat iangitJangit. Estimasikan kelembaban aiiran campurannya jika laju udara luar adalah 40 m3/menit dan laju udara
dalam adalah 20 m3/menit.
(A) 63%
(B) 58vc
(c) 53s,
(D) 4eq
12.48 34,tVo
12.49 (a) 0,01074 (b) 40,2Ea (c) 57,5 kJlkg udara kering
12.50 (a) 17,9'C; 82Vo; 16,9'C;50,5 kJ/kg (b) 25Vo;0,0035; -1'C; 29 kJ/kg (c) 61'F; 0,0095; 55,7'F; 27 Btu/lbm (A 66F;
0,0097; 56"F; 26,5 Btu/lbm (e) 4'7,5'C; lTVa; 0,0107; 76 kllks (l) 73,5"F;857o; 68,5.F, 34 Btu/tbm
12.51 20Vo, 14kW
12.52 88Vo
12.53 l2Vo
12.54 0.458 kg/menit. 19.31 kW
12.55 609 Btu/menit, 0,514 lbm/menit
12.56 (a) 19 kJ/kg udara kering (b) 98 kJ/kg udara kering
12.57 r52 kW, 26,8 kW
12.58 (a) 0,91 kg/s (b) 20,9 kW
12.59 (a) 76F (b) 0,354lbmlmenit
12.60 (a) 21,7'C, (b) 0,329 kg/menit
12.61 45'C, 30 kW 0,314 kg/menit
12.62 49Vo, 20,7'C, 94,2 kglmenit
12.63 (a) 228 ft3lmenit (b) 47,5'F (c) 367 Btu/menit
12.64 (a) 31 m3ls (b) 0,8 kg/s
12.65 (a) 73'F (b) 0,78 lbm/sec
12.66 (a) 530 kg/s (b) 5,9 kg/s
Pedratikan bahr,va jumlah mol dari elemen-elemen di sisi sebelah kiri tidak harus sama dengan jumlah mol di sisi sebelah
kana*. Akarr tetapi, jumlah atom dari suatu elemen harus sama sebelum, sesudah dan selama reaksi kimia berlangsung;
ini mtngharuskan bahr.va selama pembakaran terjadi massa dari setiap elemen tetap terjaga.
' Dalam rienuliskan persamaan tersebut kita telah menunjukkan bahwa produk-produk hasil reaksinya telah diketahui.
Jika tidak disebutkan kita akan mengasumsikan terjadinya pembakaran tuntas', produk-produk hasil pembakaran dari suatu
bahan bakar hidrokarbon adalah HrO dan CO". Pembakaran tdk-tunlas menghasilkan produk-produk yang mengandung
H2, C(}, dan/atau oH.
Untuk reaksi kimia sederhana, seperti (13.1). kita langsung dapat menuliskan suatu persamaan kimia seimbang.
Untuk reaksi-reaksi yang lebih rumit metode sistematik berikut terbukti berguna:
1. Jadikan jumlah mol dari bahan bakar sama dengan 1.
2. Seimbangkan CO, dengan jumlah C dari bahan bakar.
3. Seimbangkan HrO dengan H dari bahan bakar.
4. Seimbangkan O, dari CO, dan H,O.
Untuk pembakaran propan kita telah mengasumsikan bahwa prosesnya terjadi dalam lingkungan oksigen murni.
Pada kenyataannya, proses pembakaran semacam itu biasanya terjadi dalam udara. Untuk tujuan pembahasan kita, kita
mrngasumsikan bahwa udara terdiri dari 2l7o O. dan 79Vo l\, menurut volume sehingga untuk setiap mol O, dalam
suatu reaksi kita akan memiliki
10 : 1 /h mol N.
2l
-
"" " _
mol O.
( I 3.2)
Jadi; berdasarkan asumsi (sederhana) bahwa N, tidak akan mengalami reaksi kimia apapun, (13.1) digantikan oleh
CrH, + 5(O, + 3,76N2) -+ 3CO, + 4HrO + 18,8N, ( 13.3)
Jumlah udara minimum yang memasok O, yang cukup untuk pembakaran tuntas dari bahan bakar disebut sebagai
wdara teotitis atau trdara stoikiornetrik Ketika pembakaran tuntas tercapai dengan udara teoritis, produk-produknya tidak
264 PEMBAKARAN |BAB 13
mengandung O,. sepeni dalam Reaksi (13.J). Dalam prakteknya, diketahui bahwa jika pembakaran tuntas diinginkan,
jumlah udara yang dipasok harus lebih besar daripada udara teoritis. Ini disebabkan oleh kinetika kimiawi dan aktivitas
molekular dari reaktan-reaktan dan produk-produknya. Jadi kita seringkali berbicara dalam istilah persentase udara teoritis
at^Lr persentase udara berlebih, di mana
Sedikit saja kekurangan udara akan menghasilkan terbentuknya CO; beberapa hidrokarbon dapat pula terbentuk akibat
kekurangan-kekuransan dalam jumlah banyak.
Pararneter yang raenghubungkan jumlah udara yang digunakan dalam proses pembakaran adalah rasio udara-bahan
bakar (air-fLiel, AF). Kebaiikannva adalah rasio Lrahan bakar-udara (fuel-air. E4). Jadi
l/l,,,tr,o c /l7h"ho,, b"kn.
.11 - //lhrhsr
^D -- ,,1 = ftlu,1or^
(1J.5)
h.kar
Sek^ali lagi. rnelihat pembakaran piopan dengan udara tecritis seperti dalam (13.3), rasio udara-bahan bakarnya adalah
iirr,ior" kgudara
op- Itrbrt,, ={-t[4.7(tttZgt ' "'" -
=156e (13.6)
b,,L,,r I r rt,i4 t kg bahan bakar
di ntana kita telah menggunakan berat molekular dari uclara sebesar 29 kg/kmol dan dari propan sebesar 44 kgikmol.
Jika. untuk pemt-.akaran propan. Afl > 15.6c), terbentuk (ontplton encer; jika AF < 15,69, terbentuk campuran kental.
Pembakaran bahan bakar liidrokarbon rlelibatkan H,O dalam produk-produk hasil pembakarannya. Seringkali kita
periu melakr-ikan perhitungan titik embun dar:i produk-produknya: ini adalah temperatur jenuh pada tekanan parsiai
dari uap air. Jika temperaturnya jatuh di barvah titik ernbun. uap air akan mulai terkondensasi. Kondensatnya biasanya
mengandurlg elemen-elemen kclrosif dan serin-skali rnenjadi sangat penting untuk memastikan bahwa temperatur dari
produk-produknya tidak jatuh di barvah titik embun.
CONTOH 13.1 Butan dibakar den-llan udara kering pada rasio udara-bahan bakar sebesar 20. Hitunglah (a) persentasi udara
trerlebihnya, (D) persentase volume dari CO, di dalam produk-produknya dan (c') temperatur titik embun dari produk-produknya.
Penyelesaianl Persamaan reaksi untuk udara teoritisnya adalah
CONTOH 13.2 Butan ditrakar iengan 9oa/t, tdata teoritis. Hitun-clah persentase volume dari C0 di dalam produk-produknya
dan rasrtr udare-bahan bakarnSa.,\strmsikan tidak acla hidrokarbon di dalam procfuk-produknya.
Penyelesaian: Llntuk pemLrakaran tak-tuntas kita menambahkan CO ke produk-produk hasil pembakaran. Dengan
menggunakan persamaan reaksi dari Contoh 13.1,
BAB 131 PEMBAKARAN 265
O: 1l-'l =2a+s+uI
Jadi persentase volume dari CO adalah
o/aCO
/ I 1\
= (nJ t looz t = 4'199c
CONTOH 13,3 Butan dibakar dengan udara kering dan analisis volumetrik terhadap produk-produknya berdasarkan basis kering
(uap air tidak diukur) memberikan I 1.07o CO,. l.Oqa CO. 3.5s( O2. dan 84,5Va N.. Tentukanlah persentase udara teoritisnya.
Penyelesaian: Soal ini diselesaikan dengan mengasumsikan bahrva terdapat 100 mol produk-produk kering. Persamaan
kimianya adalah
aCaHlo + bt}2+.r.76N") --+ CO. + ICO + 3.5O, + 84.5N, + rHrO
Kita melakukan penyeimbangan-penyeimbangan berikut:
C'. 4a=ll+l .'.a=3
H: l}a = 2c .'.c = 15
O: 2b=22+ I +7+r .'.b=22,5
Penyeimbanganterhadapnitrogenmemberikanpemeriksaan: 3.76b=84.5.ataub=22.47.Hasil ini cukupdekat.jadi nilai-nilai di
rika seluruh persamaan kimianya**t u:::r:-nitai a_1trine::::: -.:::ki 1 mol bahan bakar,
atas cukup dapat diterima.
Jika ini dibandingkan dengan persamaan pembakaran dari Contoh l3.l dengan menggunakan udara teoritis. kita memperoleh
/75\ (
va adara teoritis = ( 10070 ) = 107
;;,1 '1Va
CONTOH 13.4 Anatisis volumetrik terhadap produk-produk hasil pembakaran suatu jenis hidrokarbon yang tidak diketahui, yang
diukur menurut basis kering, memberikan lO,4Vo COr. 1.27o CO,2,8ck, C,2. dan 85,67o Nr. Tentukanlah komposisi dari hidrokarbon
rersebut dan persentase udara teoritisnya.
Penyelesaian: Persamaan kimia untuk 100 mol produk-produk keringnya adalah
CoHo + c(O, + 3,76Nr) -+ 10,4CO, + 1,2CO + 2,8O, + 85,6\ + dHlO
H: b=2d .'.b=37,9
Rumus kimia untuk trahan bakar ini adalah C,,,uH,r.n, Ini bisa jadi merepresentasikan suatu campurar hidrokarbon, tapi ini bukanlah
salah satu spesies yang terdaftar dalam Apendiks B, karena rasio atom hidrcgen terhadap atom karbonnya adalah 3,27 x 1314.
Untuk memperoleh persentase udara teorilis udaranya kita harus memiliki persruraan kimia yang menggunakan 1007a udara
teoritis:
C,,.oH,r.n + 21.08tO, + 3.76N,r -+ ll.6CO, + l8.95HrO + 79.26N,
Dengan menggunakan jumlah mol udara dari persamaan kimia akrualnya. kita memperoleh
Jika H, dan O, memasuki ruang pembakaran pada 25"C (11'F) dan 1 atm dan H,O(/) meninggalkan ruang tersebut pada
25?C ('17"F) dan 1 atm, perpindahan kalor yang terukur adalah - 285 830 kJ untuk setiap kmol H,O(1) yang terbentuk.
[Simbol (/) di belakang senyawa kimia mengimplikasikan fase cairan dan (g) mengimplikasikan fase gas. Jika tidak
diberikan simbol apapun, implikasinya adalah gas.l Tanda negatif pada perpindahan kalor berarti bahrva energi keluar
dari volume kontrol, seperti yang ditunjukkan secara skematis dalam Gbr. 13-1.
Hukum pertama yang diaplikasikan pada proses pembakaran dalam suatu volume kontrol adalah
Q = Hp - Ha (1J.B)
di mana Hradalah entalpi dari produk-prodLrk pembakaran yang meninggalkan ruang pembakaran dan F1o adalah entalpi
dari reaktan-reaktan yang masuk. Jika reaktan-reaktannya merupakan elemen-elemen stabil, seperti dalam contoh dalam
Gbr. 13-1. dan prosesnya terjadi pada temperatur konstan dan tekanan konstan, maka perubahan entalpinya disebut entalpi
pembentukan, yang dilambangkan dengan ft', Entalpi-entalpi pembentukan dari berbagai senyarva dicantumkan dalam
Tabel 8-6. Perhatikan bahrva beberapa senyawa memiliki hl psitif, yang menandakan bahrva energi dibutuhkan untuk
membentuknya(reaksi endotermik'): yang lainnya memiliki /z'rnegatif, yang menandakan bahrva energi dilepaskan ketika
pembentukan terjadi (reoksi eksoterntik).
Entalpi pembentukan adalah perubahan entalpi ketika suatu senyawa terbentuk. Perubahan entalpi ketika suatu
senyawa melalui pembakaran tuntas pada temperatur dan tekanan konstan disebut entalpi pembakarcm. Sebagai contoh,
entalpi pembentukan H, adalah nol, tapi ketika I mol H, melalui pembakaran tuntas menjadi HrO(/), sebanyak 285 830
kJ kalor dilepaskan; entalpi pembakaran dari H, adalah 285 830 kJikmol. Nilai-nilai untuk beberapa senyalva diberikan
dalam Tabel B-7. Jika produk-produknya mengandung air cair, entalpi pembakarannya adalah niltti penutnasen atos (higher
heating value - HHV); jika produk-produknya mengandung uap air, entalpi pembakarannya adalah nilai pemanasan bawah
(lower heating value). Selisih antara nilai pemanasan atas dan nilai pemanasan bawah adalah kalor penguapan i1, pada
kondisi-kondisi standar.
Untuk reaksi manapun hukum pertama. yang direpresentasikan oleh (/3.8). dapat diaplikasikan ke suatu volume
kontrol. Jika reaktan-reaktan dan produk-produknya terdiri dari beberapa komponen, hukum pertama adalah, dengan
mengabaikan perubahan-perubahan energi kinetik dan potensial,
di mana N, merepresentasikan jumlah mol dari zat i. Usahanya seringkali nol, tapi tidak dalam" misalnya. turbin
pembakaran.
Jika pembakaran terjadi dalam sebuah ruang yang kaku, misalnya, kalorimeter bom, hukum pertama adalah
sr sr
Q = Up- Ua= Z.Ni(h"l+ h-h"-pr,)r-]N,tfu", + lt - lt" - P,,), \13.10)
prod
Reaktan-reaktan
Produk-produk
25"C. I atm
Di mana kita telah menggunakan entalpi karena nilai-nilai h"rtelah ditabulasikan. Karena volume dari cairan maupun zat
padat dapat diabaikan jika dibandingkan dengan volume gad, t<ita menuliskan (1 3.10) sebagai
-rt (13.11)
o
Y =2N,1ho,+
4 t'| ' -h" - R,,Tr;-
it i , t + lt
)N,t/,',
;;t
-i'- R,,T)i
Protl
Jika No,oa = N,.,k, e untuk volume yang kaku adalah sama dengan Q untuk volume kontrol untuk proses isotermal.
Di dalam hubungan-hubungan di atas kita menerapkan salah satu metocle berikut untuk memperoleh (/r - /l'):
Untuk zat padat atau cairan
Gunakan epAI
Untuk gas-gas
Metode 1: Asumsikan gas icleal dengarr kalor spesiflk konstan sehingga h - h" = C.LT.
Metode 2: Asumsikan gas ideal dan gunakan nilai-nilai tabulasi untuk /r.
Metode 3: Asumsikan perilaku gas non-ideal dan gunakan gra{rk-graflk umum.
Metode 4: Gunakan tabel-tabel untuk uap, sepefii misalnya tabel-tabel uap superheat.
soal
Metode mana yang, digunakan (terutama untuk gas) diserahkan kepada penilaian insinyurnya. Dalam contoh-contoh
kita biasanya menggunakan metode 2 untuk gas karena perubahan-perubahan temperatur biasa cukup besar dan metode
1 menyebabkan tingkat kesalahan yang cukup besar.
Hitunglah entalpi pembakaran dari propan gas dan cairan propan dengan mengasumsikan reaktan-reaktan
dan
CONTOH 13.5
air cair di dalam produk-produk yang keluar dari ruang
;[jri-ri"Ortrv"-;;;J" pada 25oC dan 1 atm. a.u*ritun-t.rdapat
ilil;,';; ou*n turut.
(penggunaan air berlebih tidak akan mempengaruhi hasilnya karena
penyelesaian: Dengan mengasumsikan udara teoritis
prosesnya isotermal). persamaan kimianya adalah
CrH, + 5(O, + 3,76N,) + 3CO, + 4HrO11) + 18'8N,
di mana, untuk HHV H.0 diasumsikan berbentuk cair. Hukum pertama menjadi, untuk proses isotermal h = h".
e = Hr - Hp = Iru,tI';,
'r'i
* Irg,t
L/ak"i\" 'r,
i'l
prrd
- (-103 850) = -2220 000 kJ/kmol bahan bakar
= (3)(-393 520) + (4rr-285 830)
Ini adalah entalpi pembakaran; dinyatakan dengan tanda negatif. Tanrla untuk HHV diabaikan; untuk propan gas nitainya adalah
2220 Mt untuk kmol bahan bakar.
setiap
Untuk propan cair kita menemukan
0 = (3)r-393 520r + r4)r-285 830) - (-103 850 - l5 060) = -2205000 kJ/kmol bahan bakar
bahan bakar
Ini sedikit lebih rendah daripada HHV untuk propan gas, karena sejumlah energi ttibutuhkan untuk menguapkan
cair.
pembakaran aliran
CONTOH 13.6 Hitunglah perpindahan kalor yang dibutuhkan jika p_r_op.an dan udara memasuki sebuah.ruang
tunak pada 25.C dan 1 atm dan produk-produknya keluar pada 600 K dan 1 atm. Gunakan udara teontrs.
penyelesaian: persamaan pembakarannya diruliskan dengan menggunakan H.O dalam bentuk uap karena tingginya
temperatur keluarnya:
C.,H* + 5(O, + 3,76N.) -+ 3CO, + 4H,O(g) + 18,8N'
:
Hukum pertama merrgambil bentuk llihat t /J.9)l
di mana kita telah menggunakan merorle 2 yang tercantum untuk gas-gas. Perpindahan kalor ini lebih kecil daripada entalpi
pembakaran Oari propail sebagaimana ,r.riinyu, karena sejumlah energi diperlukan untuk memanaskan produk-produk
ke
boo r.
r
268 PEMBAKARAN IBAB 13
CONTOH 13.7 Oktan cair pada 25"C menjadi bahan bakar sebuah mesin jet. Udara pada 600 K memasuki ruang pembakaran
berinsulasi dan produk-produknya keluar pada 1000 K. Tekanan diasumsikan konstan pada I atm. Estimasikanlah kecepatan
keluarnya dengan menggunakan udara teoritis.
Penyelesaian: Persamaannya adalah C8Hr8(1) + I2,5(02 + 3.76N2) --+ SCO: + 9HrO + 47N). Hukum p€rtama. dengan
Q = Wt = 0 dan dengan memperhitungkan perubahan energi kinetik (abaikan ,rT-"or,menjadi
,,' =
# 110.28354 + 3.8 I47)toql .'.r' = 2r20 nys
GONTOH 13-B Oktan cair dibakar dengan 3007o udara berlebih. Oktan dan udara memasuki ruang pernbakaran aliran tunak
pada 25'C dan 1 atm dan produk-produknya keluar pada 1000 K dan I atm. Estimasikanlah perpindahan kalomya.
Penyelesaian: Reaksi dengan udara teoritis ini adalah CrH,* + 12.5tO, + 3,76Nrt--+ 8CO, + gHrO + 47Nr. Untuk 3007o
udara berlebih 14007o udara teoritis) reaksinya.adalah
Q= He ii3 n,lloo'
iX.li**_#,,*#ti#i;ii;Ji.ij?
Dalam situasi ini kalor harus ditambahkan untuk memproleh temperatur keluar yang diinginkan.
CONTOH 13.9 Sebuah kalorimeter Lrom volume konstan dikelilingi air pada 77'F. Propan cair dibakar dengan oksigen mumi
di dalam kalorimeter dan panas yang dipindahkan ditentukan sebesar -874 000 Btu/lbmol. Hitunglah entalpi dari formasi tersebut
dan bandingkan dengan apa yang diberikan dalam Tabel 8-6.
Penyelesaian: Proses pembakaran sempurna dari propan mengiJ<uti C.,H, + 50, + 3CO, + 4HrOtg). Air di sekelilingnya
mengalami proses dengan temperatur konstan, sehingga persamaan (1J.111 menjadi
. \-...-- i-
Q zNi(h"), -
= prcd zNi(h'tti + (NR - NptRuT = -874 000
Temperatur api adiabatik dihitung dengan mengasumsikan peml:akaran tuntas. tanpa adanya perpindahan kalor dari ruang
pembakaran dan tidak terjadi diasosiasi produk-produk menjadi spesies kimia lainn,va. Setiap efek ini memiliki tendensi
mengurangi temperatur api adiabatik. Oleh karena itu temperatur api adiabatik yang akan kita hitung merepresentasikan
temperatur api maksimum yang dimungkinkan untuk persentase udara teoritis yang diberikan.
Jika terjadi perpindahan kalor dalam jumlah yan-u signiflkan, kita dapat memperhitungkannya derrgan cara memasukkan
suku berikut ke dalam persamaan cnergi:
Q=UA(.Tp-Tn) \1J.1:t
CONTOH 13.10 Propan dibakar dengan 2507o udara teoritis; dua-duanya berada pada 25"C dan 1 atm.:Prediksikan temperattrr
api adiabatik di dalam ruang pembakaran aliran tunak.
Penyelesaiallt Pembakaran dengan udara teoritis adalah C.,H, + 5(O, +-3"76N2) -+ 3CO, + 4HrO + 18,8N,. Untuk 2507o
udara teoritis kita memiliki
C.H, + 12.5(02 + 3,76N,) -+ 3CO, + 4H"O + 7,5O, + 47N"
Karena O = 0 untuk proses adiabatik kita mengharuskan Flo = FIo. Entalpi dari reaktan-reaktannya, pada 25"C" adaiah Hn = -I03
850 kJ/mol bahan bakar.
Temperatur dari produk-produk adalah yang ingin diketahuil dan kita tidak dapat memperoleh nilai-nitai entalpi dari komponen-
komponen dari produk-produknya dari tabel-tabel tanpa mengetahui temperatur-temperaturnya. Ini membutulrkan penyelesaian
secara coba-coba. Untuk memperoleh tebakan awal, kita asumsikan produk-produknya terdiri seluruhnya dari nitrogen:
Hn= Hp = -103 850 = (3X-393 52Ot + (4jt-241 820t + 161.5 lt7r, - 8670)
di mana kita telah melihat bahwa produk-produknya mengandung 61,5 mol gas. Ini memberikan h,, = 13 400 kJ/krnol. yang merujuk
ke temperatur sekitar 1380 K (ambillah To yang sedikit lebih rendah daripada yang diprediksikan oleh asumsi semua-nitro-een).
Dengan menggunakan
"-Tl:* I',:l,::T, ::il Tillirl;,il
ak'rualnva:
;r:1i[:r.':"IXJH;ang
+ ('7,il$a 920 - 8680) + (47)(42 920 * 8670) = 68110
Temperatur ini jelas terlalu tinggi. Kita pilih temperatur yang lcbih rendah. fp = ll00 K. Dipcr-oleh:
*103 850 Ii3y-393 520 + 59 520 - 936t)) + (4X-241 820 + 48 810 - 9900)
+ (7,5)(44 030 - 8680) + {aT@}170 - 8670) = 96 100
Kita gunakan kedua hasil di atas untuk 1380 K dan 1300 K dan, dengan mengasumsikan hubttngan linier'. memprediksi bahua
f, adalah
CONTOH '13,11 Propan dibakar dengan udara teoritis; dua-duanya berada pada 25'C dan 1 atrn dalam ruang pembakaran alirart
tunak. Prediksikan temperatur api adiabariknya.
Penyelesaian: Pembakaran dengan udara teoritis ini adalah C.H* + 5(O, + 3,76Nr) -+ 3CO, + 4H.O + 18.8N.. Untr,rk
proses adiabatik hukum pertama mengambil bentuk Iy'o = He. ladt, dengan mengasumsikan bahrva produk-p.1sduknya seluruhnya
terdiri dari nitrogen'
,^, o.,! ^- ^ i
-103 850 = (3X-393 520) + (4)(-241 820) + (25.8')(hp - 8670)
Di mana produk-produknya mengandung 25.8 mo1 gas. Ini memberikan h, - 87 900, yang merujuk ke temperatur sekitar 2600
K Dengan temperatur
''' :;;';;::;,XT;' :,.ffH::illT il::::TTT,-
-- 300 - ee00)
. iu'*'i*i *o -'sii"r = ooo
Pada 2400 K ' '' 'o
dihasilkan:
-103 850 i1:1i-:93 520 + 125:00 - 9360) + t4)(-241 820 + 103 5C0 - 9901)
+' (18.8X79 320 - .9 I 700
8670) = -91 tUU
CONTOH 13.12 Koefisien perpindahan kalor keseluruhan dari sebuah ruang pembakaran aliran tunak dengan luas permukaan
2 mr ditentukan sebesar 0.5 kWlm2'K. Propan dibakar clengan udara teoritis. dua-duanya pada 25"C dan I atm. Prediksikan
temperatur dari produk-produk pembakarannya jika laju aliran massa propan adalah 0.2 kg/s.
Penyelesaian: Fluks molar masuknla adalah rtrbohan bakar = 0.2144 = 0.004545 kmol/s. di mana telah digunakan berat
molekular propan sebesar 44 kglkmol. Merujuk ke reaksi kimia yang diberikan dalam Contoh 13.11. fluks-fluks mol dari produk-
produknya diberikan oleh:
' * gr. = (3X0,004545) = 0,01 364 kmol/s M *ro = (4X0,004545) = 0,02273 kmolls
Mn, = (l 8.8x0.004545) = 0'1068 kmolrs
'samaan energinya thukum pertama) sebagli
Q+H*=11'
Dengan menggunakan (t3.t21. persamaan energinya menjadi
L'ntuk tebakan pertama padaTrkita akan mengasumsikan temperatur yang. sedikit lebih rendah daripada temperatur dalam Contoh
l3.ll. karena energi meninggalkan ruang pembakaran. Tebakan-tebakannya adalah:
Ir = 1600 K: -1774 = -4446 - 4295 + 4415 = 4266
13.1 Etan (CrHu) dibakar dengan udara kering yang mengandung 5 mol O. utuk setiap mol bahan bakar. Hitunglah (a) persentase
udara berlebihnya. (b) rasio udara-bahan bakarnya dan (c) temperatur titik embunnya.
Persamaan stoikiometriknya adalah CrHo + 3,5(O, + 3.76N2) -+ 2CO. + 3HrO + 6,58N". Persamaan pembakaran yang
diperlukan adalah
C"Ho + 5(O, + 3,76N,) -+ 2CO. + 3H,O + 1.5O, + 18,8N,
(a) Terdapat udara berlebih karena reaksi aktualnya mengguakan 5 mol O. ketimbang 3,5 mol. Persentase udara berlebihnya
adalah
13.2 Campuran bahan bakar 607r metan.. 30% etan dan lOc/c propan menurut volume dibakar dengan udara stoikiometrik. Hitunglah
laju volume aliran udara yang dibutuhkan jika massa bahan bakar adalah l2 lbm/jam dengan men-gasumsikan r.rdara berada pada
70'F dan 1,1.7 psia.
Persamaan reaksinya, mengasumsikan 1 moi bahan bakar, adalah
0.6CH1 + 0,3C.Ho + 0.1CrH, + a(O. + 3,76N2) -+ bCO. + cH,O + r/1.1"
BAB 131 PEMBAKARAN 271
o, _
(2.75\(4.16\t29t _ 379.6
_ ,o . lbm udara
^' -@)- 23 -,u.J hmb;h;;-6;I;r
dur.uoo,, = (.AF)ritoun,nouoo. = (16,5)(12) = 198 lbm/h. Untuk menemukan laju volume alirannya kita membutuhkan densitas
udara. Nilainya adalah
Pudo.o= + =(,1:4H=o'0749
Rr (53.5x530) lbm/ft3
darimana
.
AV d - 198/60 /.^
- p,.* **','1 'r€lmenit
[9149 -
(Laju volume aliran biasanya diberikan dalam ft3/menir (cfm)).
13.3 Butan (CrH,o) dibakar dengan 20"C udara pada kelembaban relatif 70%. Rasio udara-bahan bakarnya adalah 20. Hitunglah
temperatur titik ernbun dari produk-produknya. Bandingkan dengan Contoh 13.1.
Persamaan reaksi dengan men-ugunakan udara kering (uap air dalam udara tidak bereaksi, tapi hanya mengikut saja; akan
diperhitungkan belakangan) adalah
13.4 Metan dibakar dengan udara kering dan analisis volumetrik dari produk-produknya berdasarkan basis kering memberikan 107c
CO.. lVc, CO, l,8q( O,, dan 87,27oNr. Hitunglah (a) rasio udara-bahan bakar, (&) persentase udara berlebih dan (c) persentase
uap air yang terkondensasi jika prodLrk-produknya didinginkan hingga 30'C.
Asumsikan 100 mol produk-produk kering. Persamaan reaksinya adalah
aCH, + b(O, + 3,76Nr) -+ 10CO. + CO + 1,8O, + 87,2N, + cHrO
Penyeimbangan terhadap massa-massa atom memberikan yang berikut:
C: a=10+1 .'.a=71
H: 4tt = 2t .',c = 22
. O: 2b=20+l+3.6+c .'.h=23.3
Jika persamaan reaksinya dibagi dengan a sehingga kita memiliki I mol bahan bakar:
CH, + 2,12(0, + 3,76N,) -+ 0,909CO, + 0,091CO + 0,1640, + 7,93N, + 2H,O
(a) Rasio udara-bahan bakar dihitung dari persamaan reaksi sebesar
nt',"','
/tt- = ,rr,**, oo* = t2'l2tt!f!12
t Dt rot
= 18.29 kg udara/kg bahan bakar
-
212 PEMBAKARAN IBAB 13
(b) Reaksi stoikiometriknya adalah CHo + 2(O., + 3,76N2) -+ CO2 + 2HrO + 7,52Nr. Ini memberikan udara berlebih
sebesar
(c) Terdapat 2 mol uap air di dalam produk-produk pembakaran sebelum kondensasi. Jika N- merepresentasikan mol uap air
yang terkondensasi ketika produk-produknya mencapai 30'C, maka 2 - N* adalah jumlah mol uap air dan 11,09 - N.
adalah jumlah total mol di dalam produk-produk pembakaran pada 30'C. Kita memperoleh N. sebagai berikut:
N, Pr. 2- N l'ta{ , <n, mol
_^r H'o
rr n
- n, = lffi
t'597
f = ll---------Lp9 "'N- =
"'
Persentase uap air yang terkondensasi adalah
vo kondensat = (f ),roo
) ='te,8vo
13.5 Suatu bahan bakar hidrokarbon yang tidak dikenal terbakar dengan udara kering; produk-produk yang dihasilkan memiliki analisis
volumetrik kering sebagai berikut: 12Vo COr, 15Va CO. 3Vo Or, dan 83,5?o Nr. Hitunglah persentase udara berlebihnya.
Persamaan reaksi untuk 100 mol produk-produk kering adalah
CoHo + c(O, + 3,76Nr) -+ IZCO., + 1,5CO + 30, + 83,5N, + dHrO
Penyeimbangan pada setiap elemen memberikan yang berikut:
C: a=12+1,5 .'.a=13,5
N: 3,76c = 83,5 :.c = 22,2
O: 2c=24+1,5+6+d .'.d=12,9
H: b=2d .'.b=25,8
Campuran bahan bakarnya direpresentasiksan oleh C,r.rHrr,r. Untuk udara teoritis dengan bahan bakar ini, kita memiliki
Q = Hp _ Hn = Ilr,trir, _
)+r;?,
= (1)(-393 520) - 0 - 0 = -393 520 kJ&mol
Reaksi ini adalah eksotermik (Q negatifl
13.7 Metan memasuki sebuah ruang pembakaran aliran tunak pada 77'F dan 1 atm dengan 807o udara berlebih yag berada pada
800"R dan 1 atm. Hitunglah perpindahan kalornya jika produk-produknya keluar pada 1600'R dan 1 atm.
Persamaan reaksi dengan 1807o udara teoritis dan dengan air dalam bentuk uap adalah
13.8 Etan pada 25oC dibakar dalam sebuah ruan! pembakaran aliran tunak dengan 207o udara berlebih pada 127'C, tapi hanya
95Vo dari karbon yang terkonversi menjadi COr. Jika produk-produknya keluar pada 1200 K, hitunglah perpindahan kalornya.
Tekanan tetap konstan pada 1 atm.
Persamaan reaksi stoikiometriknya adalah
Dengan l20%o udara teoriiis dan produk CO, persamaan reaksinya menjadi
BAB 131 PEMBAKARAN 273
Hukum pertama dengan usaha nol adalah Q = Hr- i'Io. Entalpi dari produk-produknya adalah [lihat (13.9)]
Hp = (1,9)(-393 520 + 53 850 - 9360) + (0,1X-110 530 + 37 100 - 8670)
+ (3)(-241 820 + 44 380 - 9900) + (0,75X38 450 - 8680) + (11,28)(36 780 - 8670)
= -1 049 000 kJ/kmol bahan bakar
Hn= -84 680 + (4,2X11 710 - 8680) + (15,79)(11 640 * 8670) = -25 060 kJ,&mol bahan bakar
Then Q = *1 049 000 - (-25 060) = -1 024 000 kJ/kmol bahan bakar
13.9 Suatu volume kokoh menampung 0,2 lbm gas propan dan 0,8 lbm oksigen pada 77"F dan 30 psia. Propan terbakar tuntas
dan temperatur akhirnya, setelah sekian waktu, terukur sebesar 1600"R. Hitunglah (a) tekanan akhirnya dan (b) perpindahan
kalornya.
Mol propan dan oksigen adalah Np.op"n = 0,2144 = 0,004545 lbmol dan Nokrig", = 0,8132 = 0,025 lbmol. Untuk setiap mol
propan terdapat 0,025/0,004545 = 5,5 mol Or. Jadi persamaan reaksi untuk pembakaran tuntas ini adalah
(b) Melalui (13.11), dengan R, = 1,986 Btu/lbmol-'R, untuk setiap mol propan kita memiliki:
sl-sa
O = ).N.(h" + h - ho -R un.t - *-lr'
).Nlho.+
r
h- lt" - R T\
Prud
13.10 Propan dibakar dalam sebuah ruang pembakaran aliran tunak dengan 807o udara teoritis, keduanya pada 25"C dan 1 atm.
Estimasikanlah temperatur api adiabatiknya dan bandingkan dengan hasil-hasil dari Contoh 13.10 dan 13.11.
Dengan menggunakan persamaan reaksi stoikiometrik dalam Contoh 13.11 dan mengasumsikan terjadinya produksi CO,
pembakaran dengan 807o udara teoritis menjadi
Penyeimbangan massa terhadap elemen-elemen perlu dilakukan untuk memperoleh persamaan ini. Untuk proses adiabatik, hukum
pertama mengambil bentuk l1o = Hp, di mana Ho untuk propan adalah -
103 850 kJ/kmol. Dengan mengasumsikan temperatur
yang mendekati tapi lebih rendah daripada temperatur dalam Contoh 13.11, kita mencoba Tr=2200K:
-103 850 i 1-:O: 520 + 112 940 - 9360) + (4)(-241 820 + 92 940 - 9900)
+ (2)(-110 530 + 72 690 - 8670) + (15,04)(72 040 - 8670) = -65 000
Pada 2100 K:
-103 850 : (-393 520 + 106 860 - 9360) + (4)(-241 820 + 87 740 - 990A)
+ (2)(-110 530 + 69040 - 8670) + (15,04X68 420 - 8670) = -153 200
Interpolasi liner memberikan temperatur api adiabatik Tp = 2156 K. Perhatikan bahwa temperatur ini lebih rendah daripada
temperatur dari reaksi stoikiometrik dalam Contoh 13.11, sebagaimana juga temperatur untuk Contoh 13.10 di mana udara
berlebih digunakan. Reaksi stoikiometrik memberikan temperatur api adiabatik maksimum.
13.11 Sebuah tangki 0,7 m3 yang kokoh dan terinsulasi menampung 0,05 kg etan dan lOO7o tdara teoritis pada 25"C. Bahan bakar
tersebut dinyalakan dan terjadilah pembakaran tuntas. Estimasikanlah (a) temperatur akhimya dan (D) tekanan akhimya.
Dengan 1007o udara teoritis, CrHo + 3,5(O, + 3,76N2) + 2C{), + 3HrO + 13,16Nr.
(a) Hukum pertama, dengan Q = IV = 0, dituliskan untuk proses volume konstan ini dengan menggunakan (13.11):
s-r_s
) Nrh",+ h - h" - = f-N,ftV+ h - -
ai" RuT,
frl
ho RuD,
274 PEMBAKARAN IBAB r3
Reaktan-reaktannya berada pada 25"C (tekanan arvalnya tidak penting jika tidak sangat besar) dan produk-produknya
berada pada 7"; dengan demikian,
atau
1 579 000 = 2hco. + 3/rr.o + 13.16h". - l5tTp
Kita menemukan I, melalui prosedur coba-coba:
= 2600K: 1 579 000 = (2)(137 a00) + (3)(114 300) + (13,16)(86 850) - (151X2600) = 1 365 000
Tp
Tp= 2800 K: 1579666 i 12111+0810) + (3X125200) + (13,16)(94010)-(151)(2800) = 1490000
7p=3000K:1579000i(2)(162230)+(3)(136260)+(13,16)(101410)-(1s1)(3000)=1615000
Interpolasi memberikan temperatur di antara 2800 K dan 3000 K: 7, - 2942 K.
(.b) KitamemilikiNbohunboku,=0,05/30=0,001667kmo];dengandemikian,\,oa=(18,16)(0.001667)=0.03027 kmol.Jadi
tekanan dalam produk-produknya adalah
Np-l{1,Ip,ou (0,03027)(-8;14)(2942)
', pr".l. - !z - 0.7 = 1058 kpa
Soal-soal Tambahan
13.12 Bahan-bahan bakar berikut dikombinasikan dengan udara stoikiometrik: (a) C.H+. (D) C:H,,. (c') C.rHr{), (d) C.H,,, (e) CrH'r,
dan (/) CH3OH. Berikan nilai-nilai yang tepat untuk .r, 1', : di dalam persamaan reaksi
C,,Ho + w(O, + 3.76N,) -> -tCO, + -r'H,O + :N.
13.13 Metan (CH*) dibakar dengan udara stoikiometrik dan produk-produknya didinginkan ke 20'C dengan mengasumsikan pembakaran
tuntas pada100 kPa. Hitunglah (a) rasio udara-bahan bakar, (b) persentase CO, menurut berat dari produk-prodLrknya. (c)
temperatur titik embun dari produk-produknya dan (/) persentase dari uap air yang terkondensasi.
13.18 Etan (C,Ho) melalui pembakaran tuntas pada 95 kPa dengan 1807o udara teoritis. Tentukan (a) rasio udara-bahan bakar. (D)
persentase CO, menurut volume di dalam produk-produknya dan (c) temperatur titik embunnya.
13.22 Hitunglah fluks massa bahan bakar yang dibutuhkan jika laju aliran udara masuknya adalah 20 m3/menit pada 20"C dan 100
kPa dengan menggunakan udara stiokiometrik dengan (a) metan (CH,). (b) etan (CrH6). (c) propan (C3H8), (d) butan (C4Hr0)
dan (e) oktan (C*H,r).
13.23 Propan (C,Hr) melalui pembakaran tuntas pada 90 kPa dan 20'C dengan 1307o udara teoritis. Hitunglah rasio udara-bahan
bakarnya dan temperatur titik embunnya jika kelembaban relatif dari udara pembakaran adalah (a) 90%. (b) 80Vo. (c') 60%
dan (A 407c.
13.24 Rasio udara-bahan bakar sebesar 25 digunakan dalam sebuah mesin yang membakar oktan (CrH,s). Tentukanlah persentase
' udara berlebih yang dibutuhkan dan persentase CO, menurut volume di dalam produk-produknya.
BAB l3l PEMBAKARAN 275
13.25 Butan (C.H,o) dibakar dengan 507c udara berlebih. Jika 5Vc dari karbon di.dalam bahan bakar dikonversikan menjadi CO,
hitunglah rasio udara-bahan bakai dan titik embun dari produk-produknya. Pembakaran terjadi pada 100 kPa.
13.26 Suatu bahan bakar yang adalah 607c etan dan 407r oktan menurut volume mengalami pernbakaran tuntas dengan 2O0Vo udara
teoritis. Tentukanlah (a) rasio udara-bahan bakar, (D) persentase menurut volume dari N, di dalam produk-produknya dan (c)
temperatur titik embun dari prodLrk-produknya jika tekanannya adalah 98 kPa.
13.27 Satu lbm butan. 2 lbm rnetan dan 2 lbm oktan mengalami pembakaran tuntas dengan 20 lbm udara. Hitunglah (a) rasio udara-
bahan bakarnya, (D) persentase udara berlebihnya dan (c) temperatur titik embun dari produk-produknya jika proses pembakaran
tersebut terjadi pada 14.7 psia.
13.28 Setiap menit I kg metan. 2 kg butan dan 2 kg oktan mengalami pembakaran tuntas dengan udara stoikiometrik 20'C. Hitunglah
laju aliran udara yang dibutuhkan jika prosesnya terjadi pada 100 kPa.
13.29 Suatu analisis volurnetrik terhadap produk-produk dari butan (C,Hr0) berdasarkan basis kering menghasilkan 1.6Vo CO.,8,2q,
O., 82,8Va N, dan 1,4%, CO. Berapakah persentase udara berlebih yang digunakan'?
13.30 Suatu analisis volumetrik terhadap procluk-produk pembakaran oktan tCrH,r) berdasarkan basis kering menghasilkan 9,17c
CO., 1.0oft, Or, 83.0% N. dan 0.9% CO. Hitunglah rasio udara-bahan bakarnya.
13.31 Tiga mol campuran bahan-bahan bakar hidrokarbon. yang dilambangkan C*Hr, dibakar dan analisis volumetrik berdasarkan
basis kering terhadap produk-produknya menghasilkan l}Vc CO", 8Vo O., 7,2Va CO dan 80.87o N,. Estimasikanlah nilai-nilai
r dan,1' dan persentase udara teoritis yang digunakan.
13.32 Gas penghasil. yang dibuat dari batubara. rnemiliki analisis volurnetrik
3o/o CHo. l4Va Hr,50.97o N., 0.67c O.,27% CO, dan
4.5Vc COr. Pembakaran tuntas terjadi dengan 1507o udara teoritis pada 100 kPa. Berapakah persentase uap air yang akan
' terkondensasi keluar jika temperatur dari produk-produknya adalah 20"C?
13.33 Dengan menggunakan data entalpi pembentukan dari Tabel 8-6 hitunglah entalpi pembakaran untuk suatu proses aliran tunak.
dengan mengasumsikan terdapat air cair di dalam produk-produknya. Temperatur masukan dan keluarannya adalah 25"C dan
tekanannya adalah 100 kPa. (Bandingkan dengan nilai yang tercantum dalam Tabel B-7). Bahan bakarnya adalah (a) metan,
(b) asetiien. (b) gas propan dan (c) pentan cair.
13.34 Gas propan (C.,Hr) mengalami pembakaran tuntas dengan udara stiokiometrik; keduanya pada 77'F dan 1 atm. Hitunglah
perpindahan kalornya jika produk-produk dari atat pembakar aiiran tunak berada pada (a') 71'F, (D) 1540"F dan (c) 2540"F.
13.35 Propan cair (C.,Hr) mengalami pembakaran tuntas dengan udara; keduanya pada 25"C dan I atm. Hitunglah perpindahan
kalornya jika produk-produk dari alat pembakar aliran tunak berada pada 1000 K dan persentase udara teoritisnya adalah (a)
1007o. (b) 1507o dan (c) 2O0ot.
13.36 Gas etan (C.H,,) prda 25"C dibakar tlengan 150% udara teoritis pada 500 K clan 1 atm. Tentukanlah perpindahan kalor dari
alat pembakar aliran tunak jika produk-produknya berada pada 1000 K dan (a) terjadi pembakaran tuntas; (b) 957a dari karbon
terkonversikan menjadi CO, dan 5% menjadi CO.
13.37 Pembakaran tuntas terjadi arltara gas butan (C*H,6) dan udara; keduanya pada 25'C dan I atm. Jika ruang pembakaran aliran
tunaknya terinsulasi, berapakah persentase udara teoritis yang dibutuhkan untuk menjaga produk-produknya pada (c) 1000 K
dan (b) 1500 K?
13.38 Pembakaran tuntas terjadi antara gas ethylene (C,H*) dan udara; keduanya pada 77"F dan I atm. Jika 150 000 Btu kalor
dikeluarkan per lbmol bahan bakar dari alat pembakar aliran tunaknya, estimasikaniah persentase udara teoritis yang diperlukan
untuk menjaga produk-produknya pada 1500'R.
13.39 Gas butan (C4Hr0) pada 25'C dibakar dalam ruang pembakaran aliran tunak dengan 1507c udara teoritis pada 500 K dan 1
atrn. Jika 90c/o dari karbon terkonversikan menjadi CO. dan 107o menjdi CO, estimasikanlah perpindahan kalornya jika produk-
produknya berada pada 1200 K.
13.40 Gas butan (C4Hr0) mengalami pembakaran tuntas dengan 4O7c udaru berlebihl keduanya pada 25'C dan 100 kPa. Hitunglah
perpindahan kalor dari alat pembakar aliran tunak jika produk-produknya berada pada 1000 K dan kelembaban dari udara
pembakaran adalah (a) 9OTc, (b)'10Vo dan (c) 50%..
13.41 Sebuah tangki kokoh berisi campuran 0.2 kg gas etan tC.Ho) dan 1,2 kg O, pada 25'C dan 100 kPa. Campuran tersebut
dinyaiakan dan terjadilah pembakaran tuntas. Jika temperatur akhirnya adalah 1000 K, tentukanlah perpindahan kalornya dan
tekanan akhirnya.
276 PEMBAKARAN IBAB 13
13.42 Suatu campuran I lbmol gas metan (CH) dan udara stoikiometrik pada 77"F dan 20 psia tersimpan di dalam sebuah tangki
kokoh. Jika terjadi pembakaran tuntas, hitunglah perpindahan kalomya dan tekanan'akhirnya jika temperatur akhirnya adalah
1540"F.
13.43 Suatu campuran gas oktan (C8Hr8) dan 207o udara berlebih pada 25"C dan 200 kPa tersimpan di dalam sebuah silinder 50
liter. Pengapian terjadi dan tekanan tetap konstan sampai temperatur mencapai 800 K. Dengan mengasumsikan pembakaran
tuntas. estimasikan perpindahan kalor selama terjadinya proses ekspansi.
13.44 Suatu campuran gas butan (C4H10) dan udara stoikiometrik tersimpan di daam sebuah tangki kokoh pada 25'C dan 100 kPa.
Itka 95Vo dari karbon terbakar menjadi CO, dan sisanya menjadi CO, hitunglah perpindahan kalor dari tangki dan persentase
volume air yang terkondensasi keluar jika temperatur akhirnya adalah 25"C.
13.45 Gas butan (C4Hr0) bercampur dengan udara, keduanya pada 25"C dan 1 atm dan mengalami pembakaran tuntas di dalam sebuah
ruang pembakaran aliran tunak. Hitunglah temperatur api adiabatik untuk (a) 1007o udara teoritis, (b) 150Vc udara teoritis dan
(c) IOOVa udara berlebih.
L3.46 Etan (CrH) pada 25"C mengalami pembakaran tuntas dengan udara pada 400 K dan 1 atm di dalam sebuah alat pembakar
aliran tunak yang terinsulasi. Tentukanlah temperatur keluar untuk 50Vc tdara berlebih.
13.47 Gas hidrogen dan udara, keduanya pada 400 K dan 1 atm, mengalami pembakaran tuntas di dalam sebuah alat pembakar aliran
tunak yang terinsulasi. Estimasikanlah temperatur keluar untuk 200% udara teoritis.
13.48 Alkohol metil cair (CH3OH) pada 25"C bereaksi dengan l5OVo udara teoritis. Tentukanlah temperatur keluarnya, dengan
mengasumsikan pembakaran tuntas, dari alat pembakar aliran tunak yang terinsulasi jika udara masuk pada (a) 25'C, (b) 400
K dan (c) 600 K. Asumsikan tekanan atmosfer.
13.49 Ethene (CrH*) pada 77'F mengalami pembakaran tuntas dengan udara stoikiometrik pada77"F danTO%okelembaban di dalam
sebuah ruang pembakaran aliran tunak yang terinsulasi. Estimasikanlah temperatur keiuarnya dengan mengasumsikan tekanan
14,5 psia.
13.50 Etan (CrHJ pada 25"C terbakar dengan 90Vo udara teoritis pada 400 K dan 1 atm di dalam sebuah alat pembakar aliran tunak
yang terinsulasi. Tentukanlah temperatur keluarnya.
13.51 Suatu campuran propan cair (C3Hs) dan udara stoikiometrik pada 25"C dan 100 kPa mengalami pembakaran tuntas dalam
sebuah penampung yang kokoh. Tentukanlah temperatur dan tekanan maksimum (tekanan ledakan) segera setelah terjadi
pembakaran.
Kita memberikan satu set contoh-contoh ujian yang digunakan di dalam salah satu mata kuliah yang diberikan di Michigan
State University. Ujian-ujian pilihan ganda empat bagian ini terdiri dari soal-soal yang mirip dengan yang diberikan dalam
ujian Fundamentals of dngineering dan Graduate Record Exam/Engineering. Termoclinamika menjadi mata kuliah yang
sangat baik untuk mengekrpo. *uturiswa-mahasiswa teknik pada nuansa-nuansa ujian pilihan ganda. yang merupakan
hal yang jarang dijumpai dalam mata-mata kuliah teknik. .
Riset telah menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh tidak bergantung pada jenis ujian yang diberikan akaa tetapi
para mahasislva perlu mendapatkan pengalaman dalam mengerjakan strategi-strategi yang berbeda-beda dalam mengerjakan
u.;iu, ,"*u.um ini. Ujian ini sangat berbeda dengan ujian empat soal dengan nilai parsial yang sangat populer dalam
mata-mata kuliah teknik. para mahasiswa biasanya tidak menyukai ujian-ujian pilihan ganda dalam mata kuliah teknik
karena satu kesalahan yang sederhana saja dapat menjadikan seluruh soal menjadi salah, tapi ini adalah jenis ujian yang
harus mereka hadapi untuk memasuki profesi teknik atau fakultas pasca-sarjana, fakultas hukum atau fakultas kedokteran.
Ujian-ujian semacam ini sangat sulit dan sangat memakan waktu sehingga dibutuhkan ketelitian agar tidak ada waktu
yang terbuang dalam menjawab suatu soal'
Dalam ujian-ujian berikut ini, nilai lulus diberikan jika seorang mahasiswa melampaui nilai seorang penebak ufitung-
untungan, jadi 6 jawaban benar dari 20 pertanyaan dianggap hanya sekedar "lulus", nilai terendah "D'' Biasanya, 16
*"*pukun nilai tertinggi di kelas, jadi setara dengan nilai "100", nilai tertinggi "A". Untuk memperoleh 16 jawaban
benai dalam ujian-ujian pilihan ganda ini memang sangat sulit. Coba saja jika Anda tidak percaya, bahw| seandainya
Anda seorang pengajar sekaliPun!
Ujian-ujian ini meliputi Bab 1, 2,3,5 dan 6 dan hanya sebagian dari Bab 4,8.9,10 dan 12. Bahan-bahan yang tidak
diliput dalam semester pertama dapat diliput dalam semester kedua. Para pengajar dianjurkan untuk lebih memanfaatkan
ujian-ujian pilihan ganda bahkan juga dalam mata-mata kuliah teknik yang lain sehingga para mahasiswa ekan terbiasa
khusus di dalam proses penerimaan Insinyur Profesional
-"ng.i3ukun soal-soal semacam itu. Bahkan ujian-ujian lanjutan
,"-uurryu adalah pilihan ganda. Ujian-ujian selnacam ini lebih sulit dibuat tapi pemeriksaannya sangat efisien, sehingga
para pengajar dapat memberikan hasilnya dalam pertemuan berikutnya.
Jika ada pertanyaan mengenai ujian-ujian ini, dapat ditanyakan kepada saya di MerleCP@sbcglobal,net'
Jawaban-jawaban dan penyelesaian-penyelesaian untuk ujian-ujian ini diberikan di akhir setiap ujian.
CONTOH.CONTOH SOAL 279
Satuan joule dapat dikonversikan menjadi yang manakah di antara yang berikut?
1A) Pa'm2 (B) N'ke (C) Parm2 (D) Pa'm3
5. Tekanan alat ukur sebesar 400 kPa pada sebuah piston berdiameter 4 cm ditahan oleh sebuah pegas 800 N/m.
Seberapa banyakkah pegas terkompresi? Abaikan berat pegas.
(A) 0,628 m (B) 0,951 m (c) 1,32 m (D) 1,e8 m
6. Pilihlah diagram T-v yang tepat jika uap pada 0,005 m3/kg dipanaskan hingga 0,5 m3/kg sementara menjaga P =
500 kPa.
9. Uap air jenuh dipanaskan di dalam sebuah volume kokoh dari 200'C hingga 600"C. Tekanan akhirnya mendekati:
(A) 3,30 MPa (B) 3,25 MPa 1C) 3,20 MPa (D) 3,15 MPa
10. Sebuah ban 0,2-m3 diisi dengan udara 25oC hingga P = 280 kPa. Massa udaranya mendekati:
(A) 7,8 kg (B) 0.888 ke (C) 0,132 ks (D) 0,655 kg
11. Hitunglah massa nitrogen pada 150 K dan 2 MPa yang terdapat dalam 0,2 m3.
(A) 10,2 kg (B) 8,98kg (C) 6,23 ks (D) 2,13 ke
12. Tentukahlah besarnya usaha yang dihasilkan jika udara berekspansi dari 0,2 m3 ke 0,8 m3 .lika P = 0,2 + o,4v kPa.
(A) 0,48 kJ (B) 0,42 kJ (C) 0,36 kJ (D) 0,24 kJ
280 CONTOH-CONTOH SOAL
13. Sepuluh kilogram air cair jenuh berekspansi hingga Tz = 200"C sementara Luas = 0.2 m2
P = konstan = 500 kPa. Tentukanlah I/,_r.
(A) 1920 kJ (B) Zt20 kJ (C) 2340 kJ (D) 26s0 kJ Iso.
t4. Jika P, = 400 kPa dan Z, = 400oC, berapakah Trketika piston menyentuh
penahan?
(A) 314"C (B) 315"C (C) 316'C (D) 317"C
15. Hitunglah kalor yang dilepaskan dari uap dalam Soal 14.
(A) 190 kJ(B) 18s kJ (c)180 kJ (D) 17s kJ
16. Setelah piston menyentuh penahan dalam Soal 14,berapa banyakkah kalor Terinsulasi
tambahan dilepaskan hingga P: = 100 1'?a?
(A) 1580 kJ (B) 1260 kJ (C) 930 kJ (D) 730 kJ
20. Limakilogram tembaga pada 200'C dicelupkan ke dalam 20 kg air pada 10"C di dalam sebuah penampung berinsulasi.
Setelah sekian lama temperaturnya mendekati:
(A) 14'C (B) l6'C (c)
18"C (D) 20"C
CONTOH-CONTOH SOAL 281
Persamaan-persamaan yang digunakan dalam ujian tutup buku (gunakan halaman ini dalam
pekerjaan Anda)
W=mE PV=nRT
F=Kx T- 'C+213
Pubr=Prku.*Pur.
p=f
' A
- '-7=Pvnr
v=hv h=u+Pv, Lh=CpLT
1Y=[PdV W=7,
V.
=mRTln#
v1
iikaT=konstan W=VI
CONTOH-CONTOH SOAL
1. (B)
3. (c)
g.(D)vr=|8=O,l274=vz.7z=600.C.,,=f;ffi(1)+3=3,15MPa
10. (B) m = PVIRT= 380 x O,2l(0,281 x 298)= 0,888 kg
20. (A) m"uC",LT,u= m,C*LT.. 5 x 0.39(200 -72) = 20 x 4,18(7, - 10)' :'Tr= l{oQ
CONTOH-CONTOH SOAL 283
Ujian No. 2 (Ujian ini meliput Subbab 4.8 sampai Bab 6).
Na
2. Aliran di dalam sebuah pipa diasumsikan seragam. Koordinat x adalah di sepanjang pipa dan r adalah koordinat
radial. Manakah di antara yang berikut yang tidak benar?
(A) v=v(r) (B) v=v(x) (C) v=v(r) (D) v=konstan.
3. Air cair mengalir di dalam pipa pada 12 m/s. Diameter pipanya mengecil menjadi setengahnya. Berapakah kecepatan
di bagian yang sudah mengecil?
(A) 36 n/s (B) 48 rn/s (C) 24 mls (D) 3 n/s
4. Sebuah nozel mengakselerasi uap pada 4 MPa dan 500'C menjadi 1 MPa dan 300'C. Jlka 1.t, = 20 mJs, kecepatan
keluarnya mendekati:
(A) 575 rn/s (B) 750 m/s (C) 825 m/s (D) 890 m/s
5. Hitunglah laju aliran massa pada keluaran nozel dalam Soal 4 jika d, = l0 cm.
(A) 2,9 kg/s (B) 2,3 kg/s (C) 1,8 kg/s (D) 1,1 kg/s
6. Udara 100 kg/menit memasuki sebuah tabung pada 25'C dan keluar pada 20"C. Kalor yang hilang mendekati:
(A) 750 kJ/min (B) 670 kJ/min (C) 500 kJ/min (D) 480 kJ/min
7. Hitunglah daya yang dibutuhkan untuk menaikkan tekanan air 4 MPa dengan mengasumsikan temperaturnya tetap
konstan. Fluks massanya adalah 5 kg/s dan Q = 0.
(A) 20 kw (B) 32 kW (C) 48 kw (D) 62 kw
9. Sebuah mesin Camot beroperasi di antara penampung-penampung pada 20'C dan 200oC. Jika l0 kW daya dihasilkan,
laju kalor yang dibuang mendekati:
(A) 26,3 kJ/s (B) 20,2 kJls (C) 16,3 kJ/s (D) 12 kJ/s
10. Seorang penemu menemukan sebuah mesin termal yang beroperasi di antara lapisan-lapisan lautan pada 27"C dan
l0oC. Mesin tersebut menghasilkan l0 kW dan membuang 9900 kJ/menit kalor. Mesin yang demikian:
(A) tidak mungkin (B) reversibel (C) bisa (D) dimungkinkan
13. Sebuah refrigerator Carnot membutuhkan l0 kW untuk mengeluarkan 20kJls dari sebuah penampung 20'C. Berapakah
Tn-nya?
(A) 440 K (B) 400 K (C) 360 K (D) 340 K
284 CONTOH-CONTOH SOAL
14. Tentukanlah ASn., jika sebuah massa tembaga 10 kg pada 100'C dicelupkan ke dalam sebuah danau 20'C.
(A) 1,0s kJ/K (B) 0,73 kJ/K (C) 0,s3 kJ/K (D) 0,122 kJ/K
15. Tentukanlah keluaran usaha maksimum dari sebuah turbin uap jika P, = l0 MPa,7r = 600oC dan P, = 40 kPa.
(A) 1625 kJ/kg (B) 1545 kJ/kg (C) 1al0 kJ/kg (D) 0,1225 kltkg
16. Tentukanlah masukan usaha minimum ke dalam sebuah kompresor udara jika Pr = 100 kPa, Z, = 27"C dan P, =
800 kPa.
(A) 276 kJtke G) 2a3 kltks (C) 208 kJ/kg (D) 187 kJlkg
17. Besarnya perubahan entropi sementara udara berekspansi di dalam sebuah silinder dari 800 kPa adalah 0,2 kJ/kg.K.
Jika temperatur tetap konstan pada 27"C, berapakah perpindahan kalornya?
(A) 140 kJ/kg (B) 115 kJ/kg (C) 100 kJ/kg (D) 60 kJikg
18. Tentukanlah kecepatan keluar maksimum untuk sebuah nozel udara yang beroperasi di antara 400 kPa dan 100 kPa
jika 7, = 2JoC.
(A) 570 n/s (B) 440 n/s (C) 380 m/s (D) 320 m/s
19. Eflsiensi dari sebuah turbin uap adiabatik yang beroperasi di antara Pt = 10 MPa, 7, = 600oC dan P, = 40 kPa
adalah 807o. Berapakah ur?
(A) 2560 kJ/kg (B) 2484 kJ/kg (C) 2392 kllke (D) n)a kllkg
20. Efisiensi dari sebuah kompresor udara adiabatik yang beroperasi di antara Pr = 100 kPa, Z, = 2JoC dan T, = 32J"C
adalah 8OVo. Berapakah Pr?
(A) 540 kPa (B) 680 kPa (C) 720 kPa (D) 780 kPa
CONTOH-CONTOH SOAL 285
Persamaan-persamaan yang digunakan dalam ujian tutup buku (gunakan halaman ini dalam
pekerjaan Anda)
pA\'-rr=konstan.
Q-W=LU
I y2 _ r,2\
Q - W, = ,n\hr- h, + +) (gas atau uap)
T.
- C tn
f,
(padat atau cair)
T rn r lt-[
2=l':l o kuou,u=r.4
Tt \P,/
P= pRT Rrd*, = 0,287 kJ/kg'K v = vf + xvfg
CONTOH-CONTOH SOAL
1. (A)
2. (A)
8. (B) Semua yang lainnya beroperasi ke satu arah, artinya, kalor tidak dapat mengalir ke dalam suatu pemanas.
g. (C) 4 = Y=, -+= | -?H= 7VlQin. :.Qin=26,3 = Qour* W= Qour+ l0. :.Aour=16,3 kJ/s
T,
10. (A) 4-,- = | - fr= 1 - ffi = 0,0567. 4.ngin. = 6#oo60 = 0,571 ) 4.u^. .'.Tidak mungkin
11. (C)
r2. (B)
14.(D)ASn".=AS.u+AS.uo.=0.39xlonffi-W=0,l22kllK
15. (C) hr-h, = 3870 -2462 = 1408 kJ/kg di manakitamenggunakan s2-sr =7,1696= 1,026-6,6449xr.
:.xz = 0,9246, dan h, = 2462
16. (B) 7z = 300(800/100;o'zasz = 0,543. w.in = C:AT = 1,00(543 - 300) = 243 kllkg
17. (D) Q = TLs = 300 x 0,2 = 60 kJ/kg
l-'j
13. (B) Iz=300(100/40010'zssr=201,9K. 0=- +1.0(201,9-300). :.\tr=443o,1".
h, h"
'' h, -- h,
3870 - h"
19. (A) fi=;# oR- 3870 - .'.hz=2744danur=2560 dimanakitamenggunakan
- 2462'
s2, = sl = 1,1696 = 1,026x2,. .'.x., = 0,9246 dan hr, = 2462.
h, -h. l.0ri""
20. (D) n, - --!-1. 0.8 = =----=j--300r 540 K' Pz = 100(540/300)r's
h, - ht t.0(600 - 300)' "'Tz = =782kPa
CONTOH-CONTOH SOAL 287
2. Di dalam analisis siklus daya Otto, manakah yang tidak kita asumsikan?
(A) Proses pembakaran merupakan proses tekanan konstan.
(B) Semua proses merupakan proses kuasi-kesetimbangan.
(C) Proses pembuangan digantikan dengan proses pelepasan kalor.
(D) Kalor-kalor spesifik diasumsikan konstan.
3. Temperatur-temperatur di dalam siklus Carnot yang menggunakan udara adalah 300 K dan 900 K. Tekanan sebesar
100 kPa terjadi di keadaan l, 4671 kPa di keadaan 2 dan 2430 kPa di keadaan 3. Tentukanlah tekanan di keadaan
4 dengan mengasumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
(A) 82 kPa (B) 75 kPa (C) 52 kPa (D) 47 kPa
5. Tentukanlah besarnya penambahan kalor untuk siklus Carnot dalam Soal 3'
(A) 169 kJ/ke (B) 198 kJlkg (C) 232kJlke (D) 271 kttke
6. Keempat temperatur di dalam sebuah siklus Otto yang menggunakan udara adalah 7r = 300 K, T, = 754 K, T, =
1600 K, Tq = 637 K. Jika Pr = 100 kPa, tentukanlah Pr. Asumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
(A) 2970 kPa (B) 2710 kPa (C) 2520 kPa (D) 2360 kPa
g. Keempat temperatur dari suatu siklus Brayton adalah Ir = 300 K, Tr= 500 K, 7: = 1000 K. To = 600 K. Tentukanlah
kalor yang ditambahkan. Asumsikan kalor-kalor spesifik konstan.
(A) 200 kJ/kg (B) 300 kJ/kg (C) a00 kJ/kg (D) 500 kJ/ke
11. Tentukanlah rasio kerja-balik wrlw, dari siklus Brayon dalam Soal 9.
(A) 0,8 (B) 0,7 (C) 0,6 (D) 0,s
12. Sebuah regenerator ideal ditambahkan ke siklus Brayton dalam Soal 9. Tentukanlah 4*/4u di mana 4R adalah eflsiensi
siklus dengan regenerator dan 4u adalah eflsiensi siklus tanpa regenarator.
(A) 1,2 (B) 1,2s (C) 1,3 (D) 1,3s
13. Tekanan tinggi dan rendah dalam sebuah siklus Rankine adalah 10 MPa dar' 20 kPa. Jika temperatur tinggi dari uap
adalah 600"C, masukan kalornya mendekati:
(A) 3375 kJ/ke (B) 3065 kJ/kg (C) 287s kJ/kg (D) 2650 kJ/kg
288 CONTOH.CONTOH SOAL
14. Tentukanlah keluaran turbin untuk siklus Rankine dalam Soal 13.
(A) 1350 kJ/kg (B) 1400 kJ/ke (C) 1450 kJ/kg (D) 1500 kJlkg
15. Uap dalam siklus Rankine dalam Soal 13 dipanaskan lagi pada 4 MPa hingga 600'C. Masukan kalor totalnya
mendekati:
(A) 38s0 kWkg (B) 314s kWkg (C) 369s kW/kg (D) 362s kW/kg
16. Jika h=2400 kg/min, berapakah kebutuhan daya pompa untuk siklus Rankine dalam Soal 13?
(A) 1s80 kw (B) 1260 kw (c) 930 kw (D) 730 kw
17. i: T =
Diketahu 25oC, Q = lOO7o. Tentukanlah a;. Asumsikafl Pu,. = 100 kPa. (Gunakan persamaan-persamaan).
(A) 0,0208 (B) 0,0206 (c) 0,0204 (D) 0,0202
18. Diketahui: 7= 25oC, a= 0,015. Tentukanlah @. Asumsikan Pur^= 100 kPa. (Gunakan persamaan-persamaan).
(A) 12,3Vo (B) 72,9Vo (C) 73,67o (D) 74,3vo
19. Udara pada 5oC dan kelembabar 90Vo dipanaskan hingga 25oC. Estimasikan kelembaban akhirnya.
(A) 2OVo (B) 25Vo (C) 30Vo (D) 35Vo
20. Udara pada 35'C dan kelembaban 70Vo di dalam sebuah ruangan 3 m x 10 m x 20 m didinginkan hingga 25'C
dan kelembaban 407o. Berapa banyakkah air yang dikeluarkan?
(A) 14 kg (B) 12 kg (C) 10 ke (D) 8 kg
CONTOH-CONTOH SOAL 289
Informasi yang digunakan dalam ujian tutup buku (gunakan halaman ini dalam pekerjaan Anda)
PV = mRT R,du,u = 0,287 kJ/kg'K Cp,rduru = 1,0 kJ/kg'K C,.udu,, = 0,718 kJ/kg'K
T^
z _ |lP^\+ T^ / y, \k-r' P,
4-\4/
tl "
i=\i) Pt -- \vr)
lvr\r kuouru = 1,4
Lu = C.LT As=C,
T"
lrz.-Rln, P"
Q-W=mA,u ,l ,
' I
1. (B)
2. (Aj
.\*
"4n =rx
13. (A) e = hz - hz = 3625 - 251 = 3374 kJlkg
st=6'9029\ .'.r^=33o1.
15. (B)
' P+=4 - ein=ht-hz+hr-ho=3625-251 +3674-3307=374lkJlkg
)
16. (D) Wp = ,i,LPlp =w (10 000 - 20y1000 = 400 kw
17. (C) Po= P - P,=100 - 3,169 = 96,83 ;.a=0,622x 3,169/96,8 3 =0,0204
0'622P,t\:
18. (D) }:fr, ) ..r, = 2.355 ,'.Q =2.ff1= 0.i43
19. (B) Pada @ = gxbodan 7= 5oC, a= 0,0048. Pada 7 = 25oCdan () = 0,0048, Q = 257o.
20. (B) Ar0=0,025 -0,0079 =0,0171. Aair= puau,Ao=OrE#Zgg(3 x l0 x 20) x 0,0171 =l2kg
CONTOH.CONTOH SOAL 291
5. Manakah di antara pernyataan-pemyataan berikut mengenai usaha untuk proses kuasi-kesetimbangan yang salah?
(A) Usaha adalah energi yang melintasi suatu batas.
(B) Diferensial dari usaha adalah tidak eksak.
(C) Usaha adalah luas di bawah kurva pada diagram P-T.
(D) Usaha merupakan fungsi jalur.
10. 200 kg zat padat pada OoC ditambahkan ke 42 kg air pada 80oC. Temperatur akhimya adalah:
(A) 58'C (B) 52'C (c) 48'C (D) 42"C
L2. Entalpi uap pada 400 kPa dan v = 0,7 m3/kg mendekati:
(A) 3230 kJlkg (B) 3240 kJ/kg (C) 3250 kJ/kg (D) 3260 kJ/kg
13. Kalor yang ditambahkan untuk menaikkan temperatur 0,1 m3 uap jenuh dari 120"C menjadi 500'C di dalam sebuah
tangki kokoh adalah:
(A) 306 kJ (B) 22r kJ (c) rs2 kJ (D) 67 kJ
20. Rl34a memasuki sebuah katup ekspansi sebagai cairan jenuh pada 16'C dan keluar pada -20"C. Kualitasnya
adalah: 1
21. Usaha yang dibutuhkan untuk mengkompresikan I kgis udara secara adiabatik di dalam sebuah kompresor aliran
tunak adalah:
(A) 180 kW (B) 130 kW (C) 90 kW (D) 70 kW
)) 200 kJ/kg kalor ditambahkan ke udara di dalam sebuah alat penukar kalor aliran tunak. Kenaikan temperaturnya
adalah:
(A) 200'c (B) 220'C (C) 240"C (D) 260'C
23. Sebuah nozel mengakselerasi udara dari 10 m/s menjadi 800 m/s. Kenaikan temperaturnya mendekati:
(A) 200'c (B) 240"C (C) 280"C (D) 320'C
24. Perubahan entropi netto di dalam semesta selama suatu proses adalah:
(A) nol
(B) sama dengan atau lebih besar dari nol
(C) sama dengan atau lebih kecil dari nol
(D) tidak terdefinisikan
CONTOH.CONTOH SOAL 293
26. Manakah di antara pernyataan-pemyataan hukum kedua berikut ini yang salah?
(A) Kalor selalu dibuang dari sebuah mesin kalor.
(B) Entropi dari suatu proses terisolasi harus tetap konstan atau meningkat.
(c) Entropi dari sebuah balok tembaga panas akan berkurang jika menjadi dingin.
(D) Usaha harus dimasukkan jika energi dipindahkan dari sebuah benda dingin ke sebuah benda panas.
27. Seorang penemu mengklaim mengekstraksi 100 kJ energi dari air laut 30oC dan menghasilkan 7 kJ kalor sambil
membuang 93 kJ ke sebuah stratum 10"C. Skema ini gagal karena:
(A) temperatur air laut terlalu rendah.
(B) merupakan mesin gerak abadi.
(C) melanggar hukum pertama.
(D) melanggar hukum kedua.
28. Diketahui hubungan entropi Ls = Cp ln TrlT,,. Untuk manakah di antara yang berikut ini hubungan tersebut tidak
berlaku?
(A) udara, P = konstan. (B) Air (c) Sebuah penampung (D) Tembaga
29. Keluarun daya maksimum dari sebuah mesin yang beroperasi di antara 600'C dan 20"C jika masukan kalornya
adalah 100 kJ/s adalah:
(A) 83,3 kW (B) 77,3 kW (c) 66,4 kW (D) s7,3 kW
30. Sepuluh kilogram besi pada 300'C didinginkan di dalam sebuah volume besar es dan air. Jika C0",, = 0,45 kJ/kg.K,
perubahan entropinya mendekati:
(A) 0,al kJ/kg (B) 0,76 kJ/kg (c) 1,20 kJ/kg (D) 1,61 kJ/kg
31. Seorang petani memiliki tangki udara bertekanan pada 2000 kPa dan 20'C. Estimasikan temperatur keluar dari
sebuah katup dengan mengasumsikan aliran isentropik.
(A) -150.C (B) -120'c (c) -90'c (D) -40'C
32. Tiga temperatur di dalam sebuah siklus Diesel adalah 7, = 300 K, Tz = 950 K, ?n, = 2000 K Tentukanlah masukan
kalornya dengan mengasumsikan kalor-kalor spesiflk konstan.
(A) 1150 kJ/kg (B) 1050 kJ&g (C) 950 kJ/ke (D) 850 kJ/ke
Soal 35 - 39
294 CONTOH-CONTOH SOAL
39. Fluks massa dari air pendingin kondensor jika AT = 30oC dan ituu, = 50 kg/s adalah:
(A) 1990 kg/s (B) 1920 kg/s (C) 1840 kg/s (D) 1770 kg/s
40. Dengan menggunakan persamaan-persamaan, hitunglah kelembaban spesifik maksimum a yang dimungkinkan jika
I = 30'C. (P = 100 kPa).
(A) 0,0273 (B) 0,0274 (c) 0,027s (D) 0,0276
41. Temperatur luar adalah 35'C. Sebuah kain basah, yang terpasang di sebuah gelembung termometer, menunjukkan
28'C dengan udara yang menghembusnya. Estimasikan kelembabannya.
(A) 50Vo (B) 55Vo (C) 60Vo (D) 65Vo
42. rJdaru luar pada 10'C dan kelembaban 100% dipanaskan hingga 30oC. Berapa banyakkah kalor yang dibutuhkan
jtka ituo^,^ = 10 kg/s?
(A) 185 kJ/s (B) 190 kJ/s (c) 195 kJ/s (D) 205 kJls
CONTOH-CONTOH SOAL 295
lnformasi yang digunakan dalam ujian tutup buku (gunakan halaman ini dalam pekerjaan Anda)
r. v.
As=c,tnf+ntnn r.
as=cp,nr,
P-
Rlna rz
- lPr\l -=\Ei
IY,\* '
f=t4l
T^-
aDs = "C+2]3 Yr=-[PdV
, !
= til w,r--
-. = -mRT ln#vl ,, = konstan)
,- = rf *x(v, - lr) = vJ + xYfs Ot = I+
Q-W=LU+LKE+LPE
/ ii: '\,1\
pzn, = ti Q* W, = *\h, - h, + +) (gas atau uaP)
it---
=';lP'-'' + u2- r, + tf'i-i;\ (catran)
keluaran-, T' T,
= , - -th (COPR)mok, =
keluaran
ffi' - T; -7,
4,0k. = iiffi
p -_--P
O=; a=0.622i
'e
P=P,+P,,
'g
CONTOH-CONTOH SOAL
1. (D)
2. (C)
3. (C)
4. (B)
s. (c)
6. (B) P = pgLh = 1000 x 9.8 x 20 = 196000 Pa
7. (B) Tekanan bervariasi secara linier dari atas ke bawah. Jadi, gunakan tekanan rata-rala di tengah.
13. (D) m = Vlv = 0,110,892= 0,112 kg. Q = mLv = 0,112(3130 - 2529) = 61,3 kI
15. (D) Dari baris terakhir, Ur = 10' Dari baris pertama, 40 - W = 30 - 10' "'W
= 20 kJ
24. (B)
2s. (C)
26. (D)
coNToH-coNToH soAL 297
28. (C)
T, .o?
29. c) 4,n,.= t-+= l-#=0.664=0.,*4=# ...14/=66.4kw
30. (D) Q= mCiLT = 10 x 0,45(300 *0) = 1350 kJ. ASn",= t0 x 0,45 ,"#.# = 1,61 kJ/kg
38' r7 = '#,=
It. - lt.
:sx99!, = o.6eo
39. (C) it,Lh, = i1,,.Lh,,.. 50(2631 - 335) = tiln x 4.18 x 15. .'.fu* = 1836 kg/s
42. (D) b = rittn = 10(50 - 29,5) = 205 dengan menggunakafl (0, = ot, parJa grafik psikrometrik.
Konversi Satuan
299
Properti-properti Material
300
LAMPIRAN BI PROPERTI-PROPERTI MATERIAL 301
Rumus Massa R co c,
Gas Kimia Molar kJike'K frlbf/Ibm-'R kJ/ke'K Btu/Ibm-'R kJ/ke'K Btu/Ibm-'R l-
Catatan: C
o,
Cr, dan k adalah pada 300 K. Demikian juga, kJ,4rg.K adalah sama dengan kJ,/kg.'C.
SuMsen: G. J. Van Wylen and R. E. Sonntag, Fundamentals oJ Classical Thermodynamics, Wiley, New York, 1976.
-102 PROPERTI-PROPERTI MATERIAL ILAMPIRAN B
Temperatur
Rumus Massa
Substansi Kimia Molar OR
MPa ft3/lbmol m3/kmol
Udara 28,9'7 133 239 3.77 547 1.41 0,0883 0,30
.\moniak NH: 17.03 40-5,5 729.8 1 1,28 I 636 1,16 0,0724 0,243
.\rson Ar 39,94 151 272 4,86 705 1,20 0,0749 0,290
Bcnzena CoHo 78,1 1 562 1012 4q) 714 4.t7 0,2603 0.274
BLrtana C+Hro s8.12 ,L)\ ) 765 1
3.80 551 4,08 0,254'1 0,274
Karbon dioksicla Coz 44.01 304,2 547,5 7]q 1070 1,51 0,0943 0,27 5
Karbon monoksida CO 28,01 133 240 ?50 507 1.49 0.0930 0.291
Karbon tetraklorida cc,.14 t53,84 556,4 1001,5 4.56 661 4,42 0,2'759 0,272
Etana CzHc 30,07 305,5 549,8 4.88 708 2,37 0,i48 0,284
Erilen C.H, 28,05 282.1 508.3 < la 1.4 4 1.99 0.1242 0.271
Helium He 4.00 51 q5 o ?l 0,926 0.0578 0,302
Hidrogen H2 )o) 33,3 59,9 1,30 188 1.04 0,0649 0.304
-\ Ietana CH, t6.04 191,1 343.9 4,64 673 i,59 0,0993 0.290
\eon Ne 20.18 44,5 80,1 ) 1\ 395 0,668 0,04t'7 0,308
\rtrogen N2 28,02 126,2 227.r ltq 492 t.44 0,0899 0.291
Oksigen o, 32,00 154,8 278.6 5.08 736 1.25 0,078 0,308
Propana C:Ha. 44.09 370.0 665,9 426 61'7 3.20 0,1998 0.271
Propilen c:He 12.08 36s.0 656.9 4.62 670 2,90 0,1810 0,276
RL14a cF-lcH"F 102.03 314.3 613,7 4,0'7 596 2.96 0,2478 0,324
Sulfur dioksida Soz 64,06 430.1 775,2 7,88 I 143 1,95 0,12r'7 0,269
H"O 18.02 647 .4 I l6-s.3 ))t 3204 0.90 0,0-568 0.233
Tabel B-4 Kalor Spesifik dari Zat-zat Cair dan Zat-zat Padat
C, kJ/kg'"C
Zat-zat Cair
Sutrstansi
Air I atm. 25'C 4,177 I Gliserin 1 atm, 10'C 2,32
Amoniak jenuh, -20"C 4.52 | Bismuth 1 atm, 425'C 0,t44
jenuh,50'C 5,l0 | Mercuri t atm, 10'C 0,1 38
Freon 12 jenuh. -20"C 0,908 I Sodium I atm. 95'C 1,38
jenuh, 50'C I.02 | Propana 1 atm, 0"C 2,41
Benzena I atm. 1-5'C 1,80 I Utif Alkohol 1 atm, 25"C
Zat-zat Padat
Substansi Substansi
Suvssn: Kenneth Wark. Thermodvnantit: s. 3d ed.. McCrau -Hill, Nerv York, l98 l
LAMPIRAN B] PROPERTI-PROPERTI MATERIAL 303
Tabel B-4E Kalor Spesifik dari Zat-zat Cair dan Zat-zat Pad,at
C, Btu/lbm-'F
Zat-zat Cair
Substansi Keadaan C Substansi Keadaan
Air I atm,77"C 1,00 Gliserin atm, 50"C 0.555
Amoniak jenuh, -4'C 1,08 Bismuth atm, 800"C 0,0344
jenuh, 120"C 1 )) Merkuri atm. 50'C 0.0330
Freon 12 jenuh. -4'C 0,217 Sodium atm, 200'C 0.330
jenuh, 120'C 0.244 Propana atm, 32"C 0.517
Benzena I atm, 60'C 0.431 Etil Alkohol atm. 77'C 0.58 r
Zat-zat Padat
Substansi .F C Substansi OF
Tabel B-5 Kalor Spesifik Tekanan-konstan dari Beberapa Nlacam Gas Ideal
0 : I(Kelvin.)/100
Su,\asen: G. J. Van Wylen and R. E. Sonntag, Fundamental,s oJ Classical Therntodynamics. Wiley, New York. 1976.
304 PROPERTI-PROPERTI MATERIAL [LAMPIRAN B
Tabel B-5E Kalor Spesifik Tekanan-konstan dari Beberapa Macam Gas Ideal
0: I(Rankine)/I80
SuNreEn: G. J. Van Wylen and R. E. Sonntag, Fundamentals of Clctssical Thermodynamics, Wiley, New York, 1976
Substansi Rumus kimia /2"" kJ/kmol /z'" . kJ/kmol /?"" Bru/lbmol lz""-. Btu/lbmol
Karbon c(s) 0 0
Hidrogen HzG) 0 0
Nitrogen N2k) 0 0
Oksigen o2(s) 0 0
Karbon monoksida Co(s) -110 530 47 540
Karbon dioksida co2G) -393 520 -169 300
Air Hzo(s) -241 820 -104 040
Air HzO(t) -285 830 44 010 -122 970
Hidrogen peroksida uro2G) -136 310 61 090 -s8 640 26 260
Amoniak NH3k) 46190 -19 750
Oksigen o(s) 249 170 +107 210
Hidrogen H(s) 2i8 000 +93 780
Nitrogen N(s) 472 680 +203 340
Hidroksil oH(s) 39 040 +16 790
Metana cH4(8) -74 850 -32 210
Asetilen (Ethyne) CrH2(g) 226 730 +97 540
Etilen (Ethene) crH4k) 52 280 +22 490
Etana c3H6G) -84 680 -36 420
Propilen (Propene) crH6(e) 20 410 +8 790
Propana crHsG) -103 850 15 060 -44 680 6 480
r-Butana coH16k) -126 150 21 060 -54 270 9 060
n-Pentana crH12G) -146 440 31 410
n-Oktana CtHlsk) -208 450 4t 460 -89 680 17 835
Benzena cuH6(s) 82 930 33 830 +35 680 14 550
Metil alkohol CH3OH(g) -200 890 3'.7 900 -86 540 16 090
Etil alkohol CTHsOH(g) -235 310 42 340 -101 230 t8 220
SuMssn: JANAF Thermochemical Tables, NSRDS-NBS-37, l97l1, Selected Values of Chemical Thermodynamic Properties, NBS Technical Note
2'70-3, 1968'. and API Res, Project 44, Carnegie Press, Camegie Institute of Technology, Pittsburgh, 1953.
LAMPIRAN B] PR OPERTI.PROPERTI MATERIAL 305
Substansi Rumus kimia -HHY kJ/kmol /rr*. kJ/kmol -HHV Btu/lbmol ft&. Btu/lbmol
Hidrogen H2(8) -285 840 -122 9'70
Karbon c(s) -393 s20 -169 290
Karbon monoksida co(s) *282 990 *121 750
Metana cH4(8) -890 360 -383 040
Asetilena CrH2(S) -t 299 600 -559 120
Etilena CrH4(8) -t 410 970 -607 010
Etana c2H6(8) -r 559 900 -671 080
Propilena CrH6(S) -2 058 500 -885 580
Propana C.Hs(s) -2 220 000 15 060 -955 070 6,480
n-Butana CaH16(8) -2 87'7 t00 21 060 -1 237 800 9,060
n-Pentana CrH12k) *3 536 100 26 4t0 -l 521 300 1 1,360
n-Heksana CuH,q(s) -4 194 800 31 530 -1 804 600 13,560
a-Heptana crH,6k) -4 853 500 36 520 -2 088 000 15,710
z-Oktana crH13k) -5 5t2 200 41 460 -2 371 400 17,835
Benzena c6H6(g) -3 301 500 33 830 -r 420 300 14,550
Toluena CrHs(s) -3 947 900 39 920 -1 698 400 1 7,1 80
Metil alkohol CH:OH(g) -'/64 540 37 900 -328 700 16,090
Etil alkohol ClH5OH(g) -r 409 300 42 340 -606 280 t8,220
Tabel B-8 Konstanta-konstanta untuk Persamaan Keadaan van der Waals and the Redlich-Kwong
0,001000 206,t 0,0 2375,3 0,0 250t,3 2501.3 0,0000 9,r57 1 9,ts1 t
0,001000 179,9 8,4 2378,t 8,4 2496,6 2505,0 0,0305 9,0738 9,1043
0,001000 147,1 2t,0 2382,2 2t,0 2489,5 25 i 0,5 0,0761 8,9505 9,0266
0,001000 106,4 42,0 2389,2 42,0 2477,7 2519,-7 0,15i0 8,7506 8,9016
0.001001 77,93 63,0 2396,0 63,0 2465,9 2528,9 0,2244 8,5578 8;7822
0.001002 57,79 83,9 2402,9 83,9 2454.2 25 3 8,1 0,2965 8,3715 8,6680
0,001003 43,36 104,9 2409,8 t04,9 2442,3 )\a't ') 0,3672 8,1916 8,5588
0,001004 32,90 125,8 24t6,6 125,8 2430,4 )\\6 ) 0,4367 8,0174 8,4541
0,001006 25,22 146,7 2423,4 t46.7 2418,6 2565,3 0,5051 7,8488 8,3539
0,001008 1q 5? t67,5 2430,t t67.5 2406,8 2574,3 0,5723 7,6855 8,25'78
0,001010 t5,26 i88,4 2436,8 188,4 2394,8 )5R1 0,6385 7,s271 8,1656
'
0,001012 12,03 209,3 2443,5 209,3 2382,8 2592,t 0,7036 7,3735 8,0771
0,001015 9,569 230,2 2450,1 230,2 2370.7 2604,9 0;76'78 7,2243 '7,9921
0.001017 '7,6'7t 251,t 2456,6 25t,1 2358,5 2609,6 0,83 10 7,0794 ,9104 7
0.001020 6,t97 272,0 2463.1 )T) O )146) 2618,2 0,8934 6,9384 7,8318
0,001023 5,042 292,9 2469,5 293,0 2333,8 2626.8 0,9549 6,8012 7,"7561
0,001026 4,13 1 313,9 2475,9 3i3,9 2321,4 ?615 1 1,0155 6,6678 7.6833
0,001029 3,40'7 334,8 2482,2 334.9 2308.8 2643,7 1,0154 6,5376 7,6t30
0,001032 2.828 355,8 2488,4 35s,9 2296,0 ?651 q r,1344 6,4109 "5453 '7
0.001036 2,361 376,8 2494,5 376,9 2283.2 2660,1 t,1927 6,2872 7,4799
0.001040 1..982 397.9 2s00,6 397.9 2270.2 2668.1 1,2503 6,1664 1,4167
301
308 PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL-TABEL UAP) JLAN{PIRAN C
100 0.1013 0,001044 1,673 418,9 2506,5 419,0 2257,0 2676.0 1,3071 6,0486 7 ,3557
110 0,1433 0,001052 1,210 46t,r 2518,1 461,3 2230,2 )6qt \ 1,4188 s,8207 7,239s
t20 0,1985 0,001060 0,8919 503,5 2529,2 503,7 2202,6 2706,3 1,5280 5,6024 7,1304
130 0,2701 0,001070 0,6685 546,0 2539,9 546,3 2174.2 2720.5 1,6348 5.3929 7,0277
t40 0,3613 0,001080 0.5089 588,7 2550,0 589,1 2t44,8 2733.9 1,7395 s,19t2 6,9307
150 0,4758 0,001090 0,3928 63r,7 25s9.s 632,2 2tt4,2 2'746.4 1,8422 4,9965 6,8387
160 0,6178 0,001102 0,3071 674,9 2568,4 675,5 2082,6 2'758,1 1,943t 4.8079 6,7510
170 0,7916 0,001114 0,2428 718,3 2576,5 719,2 2049,5 2'768,'7 2,0423 4.6249 6,6672
180 1,002 0,001127 0,1941 't62,1 2583,7 763.2 2015,0 2'778,2 2,t400 4,4466 6,5866
190 1,254 0,001141 0,1 565 806,2 2590,0 807,5 1978,8 2786.4 2.2363 4,2724 6,5087
200 1,554 0,00 i 156 0,1274 850,6 2595,3 852,4 1940,8 2793.2 2,3313 4,1018 6,4331
210 1,906 0,001 173 0,1044 895,5 2599,4 897;7 1900,8 2798,5 2.4253 3,9340 6,3593
220 2,318 0,001190 0,08620 940p 2602,4 943,6 1858,5 2802.r 2,s 183 3,7686 6,2869
230 2,795 0,001209 0,07159 986,7 2603,9 990,1 1813,9 2804,0 2,6105 3,6050 6,2t55
240 3,344 0.001229 0,05977 1033,2 2604,0 t037,3 1766,5 2803,8 2,7021 3,4425 6,1446
250 3,973 0,001251 0,05013 1080,4 2602,4 1085,3 1716,2 2801,5 2,7933 3,2805 6,0738
260 4,688 0,001276 0,04221 1128,4 2599,0 1t34,4 1662,5 2'796.9 2,8844 3.1184 6,0028
270 5,498 0,001302 0.03565 117-t,3 2593.7 1184,5 1605,2 2'789,7 2,97s1 2,9553 5,9310
280 6,411 0,001332 0,03017 122'7,4 2586,1 1236,0 1543.6 27'79,6 3,0674 2,1905 5,85'79
290 7,436 0,001366 4.0255'l 1218,9 25'.76,0 1289.0 t417,2 )166 ) 3,1600 2,6230 5,7830
300 8,580 0,001404 0,02168 1332,0 2563,0 1341,0 1405,0 2749,0 3,2540 2,4s13 5.7053
310 9,956 0,00t447 0,01835 1387,0 2546.4 i401.3 I 326.0 )1)1 1 3,3500 2,2139 5,6239
320 11,27 0.001499 0,01549 1444,6 2525.5 146t,4 t238.7 2700,1 3,1487 2.0883 5,5370
330 12.84 0,00i561 0.01300 1505,2 2499,0 1525.3 1 I 40.6 2665,9 3,5514 1,8911 5,4425
340 t4,s9 0,001638 0,01080 1570,3 2464,6 1594,2 t027,9 2622,1 3,6601 1,6765 5,3366
350 16,51 0,001740 0,0088 i 5 1641,8 24t8,5 1670,6 893,4 2s64,0 3.7'784 1,4338 5,2122
360 18,65 0,001892 0,006947 t725.2 2351.6 1760,5 720;r 2481,2 3.9154 1,1382 5,0536
370 21,03 0,002213 0,004931 1844,0 2229,0 1890,5 442,2 2332.7 4,tt14 0.6876 4,7990
374,136 22,088 0,003155 0,003155 2029.6 2029.6 2099,3 0,0 70qq 1 4.430s 0,0000 4,4305
SuNresn: Keenan, Keyes, Hill, and Moore, Steam Tables, Wi1ey, New York. 1969; G. J. Van Wylen and R. E. Sonntag, Ftmdamentals oJ Classk:al
Thermod,,-namics, Wiley, New York, 1973.
LAMPIRAN C] PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL-TABEL UAP) 309
0,000611 0,01 0,001000 206,t 0,0 2375,3 0,0 2501,3 2501 ,3 0,0000 9,1571 9 ,t57 I
0,0008 3,8 0.001000 159,7 15,8 2380,5 15,8 2492,5 2508,3 0,0575 9,0007 9,0582
0,001 7,0 0,001000 1)O ) 29,3 2385,0 29,3 2484,9 2514,2 0,1059 8,8706 8,9765
0,0012 9,7 0,001000 108,7 40,6 2388,7 40,6 2478,5 2519,1 0,1460 8,7639 8,9099
0,0014 12,0 0,001001 93,92 50,3 2391,9 50,3 2473,1 2523,4 0,1802 8,6736 8,8538
0,0016 14,0 0.001001 82,76 58,9 2394,7 58,9 2468,2 2527,1 0,2101 8,5952 8,8053
0,0018 15,8 0,001001 74,03 66,5 2397,2 66,5 2464,0 2s30,5 0,2367 8,52s9 8,7626
0,002 t7,5 0,001001 67,00 73,5 2399,5 73,5 2460,0 2533,5 0,2606 8,4639 8,7245
0,003 24,1 0.001003 45,67 i01,0 2408,5 101,0 2444,5 2545,s 0,3544 8,2240 8,5784
0,004 29,0 0,001004 34,80 t21,4 2415,2 t21,4 2433,0 2554,4 0,4225 8,0529 8,4754
0,006 36,2 0.001006 23,74 151,5 2424,9 151,5 2415,9 2567,4 0,5208 7,8t04 8,3312
0,008 41,5 0,001008 1 8,10 173,9 2432,1 173.9 2403,1 2577,0 0,5924 7,637t 8,2295
0,01 45,8 0.001010 14,67 191,8 2437,9 191,8 2392,8 2584,6 0,6491 7,5019 8,1510
0,012 49,4 0,001012 12,36 206,9 2442.7 206,9 2384,1 259t,0 0,696t 7,3910 8,0871
0,014 52,6 0.001013 10,69 220,0 2446,9 220,0 2376,6 2596,6 0,7365 7,2968 8,0333
0,016 55,3 0.001015 9.433 231,5 2450,5 231,5 2369,9 2601,4 0,77t9 "7,2t49 7,9868
0,018 57,8 0,001016 8.445 241,9 2453,8 241,9 2363,9 2605,8 0,8034 7,1425 7,9459
0,02 60,1 0.001017 7,649 251,4 2456,7 251,4 2358,3 2609,7 0,8319 7,0774 7,9093
0,03 69,1 0.001022 5 ))q 289,2 2468,4 289,2 2336,1 2625,3 0,9439 6,82s6 7,7695
0,04 75,9 0,001026 I qq1 317,5 247'.7,0 317,6 23r9,t 2636,7 1,0260 6,6449 7,6709
0,06 85,9 0.001033 ) 17) 359,8 2489,6 359,8 2293;7 2653,5 1,1455 6,38'.73 7,5328
0,08 93,5 0.001039 2,087 391,6 2498,8 391,6 2274,t 2665,7 1,2331 6,2023 7.4354
0,1 99,6 0"001043 1,694 417,3 2506,1 417,4 2258,1 2675,5 1,3029 6,0573 7,3602
0,12 104,8 0,001047 1,428 439,2 2512,1 439.3 2244,2 2683,5 1,3611 5,9378 7 ,2980
0,14 109,3 0.00105 i 1,237 458,2 2517,3 458,4 2232,0 2690,4 t,4tt2 5,8360 7,2472
0,16 113,3 0.001054 1,09 i 4'75,2 2521,8 4'75,3 2221,2 2696,5 1,4553 5,74'72 '1,2025
0,18 1t6,9 0.001058 0,9775 490,5 2525,9 490,7 22t1,1 2"701,8 t,4948 5,6683 7,t631
0,2 120,2 0,001061 0,88s7 504,5 2529,5 504,7 220r,9 2706.6 r,5305 5,5975 7.t280
0,3 133,5 0.001073 0,6058 561,1 2543,6 s61,5 2163,8 2725,3 1,6122 5.320s 6.9927
0,4 143,6 0.001084 0,4625 604,3 2553,6 604,7 2133,8 2738,5 1,77't0 5,t19'7 6,8967
0,6 158,9 0,001101 0,3157 669,9 2567,4 670,6 2086.2 2756,8 1,9316 4,8293 6;7609
0,8 170,4 0,00 1 I 15 0,2404 720,2 2516,8 72r,1 2048,0 2769,1 2,0466 4,6170 6,6636
1 1'79,9 0.001127 0,1944 761,'t 2583,6 762,8 2015,3 2778,1 2,1391 4,4482 6,5873
1,2 188,0 0.00 r 139 0,1633 797,3 2588,8 798,6 1986,2 2'-184,8 2,21'70 4,3072 6,5242
t,4 195,1 0,001149 0,1408 828,7 2592,8 830,3 1959,7 2790,0 2,2847 4,1854 6,4701
t,6 201.4 0.001159 0,1238 856,9 2s96,0 858,8 1935,2 2794,0 2,3446 4,0780 6,4226
1,8 207,2 0,001168 0,1104 882,7 2598,4 884,8 1912.3 2797,1 2,3986 3,9816 6,3802
2 212,4 0.001177 0,09963 906,4 2600,3 908,8 1890,7 2799,5 2,4478 3,8939 6,3417
3 233,9 0,001216 0,06668 1004,8 2604,1 1008,4 1795;1 2804,1 2,6462 3,5416 6,1878
4 250,4 0,001252 0,04978 1082,3 2602,3 1087,3 1'714,1 280t,4 2,7970 3,2739 6,0709
6 275,6 0.001 319 0.03244 t205,4 2589;7 1213,3 1571,0 2784,3 3,0273 2,8627 5,8900
8 295,1 0.001384 o or 15? 1305,6 2569,8 1316,6 1441,4 2758,0 3,2075 2,5365 5,7440
10 311,1 0,001452 0,01803 1393,0 2544,4 1407 ,6 13t7 ,1 2724,7 3,3603 2,2546 5,6149
t2 324,8 0,001527 0,0t426 1472,9 25t3,7 149r,3 1193,6 2684,9 3,4970 1,9963 5,4933
14 336,8 0.001611 0,01149 1548,6 2476,8 1571,1 1066,5 2637,6 3,6240 t;7486 5.3726
16 347,4 0,001711 0,009307 1622,7 2431,8 1650,0 930,7 2580,7 3,7468 1,4996 5.2464
18 357 ,t 0.001840 0,007491 1698,9 2374,4 1732,0 7'7"7.2 2s09,2 3,8722 1,2332 5,1054
20 365,9 0,002036 0,005836 t'785,6 2293,2 1826,3 583,7 2410,0 4,0146 0,9135 4,9281
22,088 374,136 0.003155 0,003155 2029,6 2029,6 2099,3 0,0 2099,3 4,4305 0,0000 4,4305
SuN.rsen: Keenan, Keyes, Hill. and Moote. Steam Thhles, Wiley, New York, 1969; G. J. Van Wylen and R. E. Sonntag, Fund.amentals oJ Classical
The rmodynamics, Wiley, New York. 1973.
ll0 PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL-TABEL UAP) [LAMPIRAN C
Tabel C-3 Uap Superheat (I dalarn oC. v <lalam *3lkg. u dan lr dalam kJ,&g. s dalam kJ/kg'K)
'tl uh
P = 1,00 MPa (179,91"C) P = 1,20 NiPa (187,99'C) P = 1.40 MPa (195.07'C)
Jenuh. 0,i94 44 2583.6 2778,t 6.5865 0.163 33 2588,8 2781.8 6.5233 0.14084 2592.8 2790.0 6,4693
200 0.2060 2621.9 282'7,9 6.6940 0,169 30 2612,8 2815,9 6.5898 0"14302 2603,1 2803,3 6.4915
250 0,2327 2109,9 2942.6 6,924i 0.t92 34 2'704,2 2935.0 6.8294 0.16350 2698,3 292'7,2 6J467
300 0,2579 2193,2 3051,2 't.1229 0,2138 2189.2 30,15.8 7 ,0311 0.18228 2785,2 3040.4 6,9534
350 0,2825 2875,2 3157.7 7,3011 o )t4s 28'72,2 3153.6 1.2121 0.2003 2869.2 3I49.5 7. 136i)
400 0,3066 2957.3 3263,9 7.465r 0,2548 2954,9 3260.7 7,i1'74 0.2178 2952.5 325 t-.5 1.3026
-500 0.3541 3124,1 3478,5 i,1622 L).2946 3122.8 34'16.3 i,6159 4.2521 3321 ,1 3474,1 1 .6027
600 0,401 i 3296,8 3697.9 8.0290 0.3339 32q5.6 J696.J 7,9+ \5 0,2860 3294.4 3694,8 7.87 i0
700 0,4478 3475,3 3923,1 8,2'73t 0.3'729 31'74,4 3922.0 8.1881 0.3195 3173.6 3920,8 8.1160
800 0,4943 3660,4 4154J 8.4996 0.41 1 8 3659,7 .11 53.8 8,4148 0.3528 3659.0 ,1153,0 8.843i
900 0.5407 3852,2 4392.9 8.7118 0.4505 38s1,6 4392.2 8.6272 0.3861 3851,1 ,1391.5 8,55-56
1000 0,5871 4050,5 4637,6 8,9119 0,4892 4050,0 4637,0 8.8274 0,4192 4049.5 4636.4 8,7559
1 100 0.6335 4255,t 4888.5 9,101'7 0.5218 4254,6 4888,0 9.0112 0.4524 4251,1 4887.5 8.9457
1200 0,6798 4165.6 5115.4 9.2822 0,5665 4465,1 5144.9 9,ts77 0.4855 4464.7 5i44.1 9.12(t2
1300 0.7261 468 1 .3 5407 .4 9.4513 0.60-51 4680.9 5407.0 9.3698 0..5186 4680.4 5406.5 9.2981
P = 1,60 MPa (201,41'C) P = 1.80 MPa (207,15'C) P = 2.00 }lPa (212,42"C)
Jenuh. 0.i23 80 2596,0 2194,0 6.4218 0. i 42 2598,4
10 2797 .t 6.3794 0,099 63 2600.3 2799.5 6.3409
225 0.132 87 2644,'7 2857,3 6,5518 0.t36 73 2636.6 2846.7 6,4808 0.103 77 2628,3 2835.8 6.4t41
250 0.141 84 2692.\ 29t9.2 6.61 \2 0,t24 97 2686.0 2911,0 6,6066 0.1fi 44 2619,6 2942,5 6,5453
300 0.158 62 2781,t 3034,8 6.8844 0,140 21 2176,9 3029,2 6.E226 0,125 47 2,112.6 302-3.5 6;7661
350 0.174 56 2866,1 3145,4 1.0694 0,154 57 2863.0 3t41 ,2 7,0100 0.138 57 2859.8 3137,0 6.956,1
400 0.190 05 2950,1 3254,2 7,2314 0,168 47 2947,7 3250,9 7.t794 0.i51 20 2945.2 324'7.6 i.t2it
500 0.2203 31 19.5 3472.0 7,5390 0.i9-5 50 3u7,9 3469.8 '7,4825 0,175 68 3 I r 6,2 3461 ,6 1 ,43 )1
600 0,2500 3293,3 3693.2 7.8080 0,2220 3292.1 3691.7 7.1523 0,199 60 -1290.9 3690, I 7 .7424
700 0.2794 3412,7 39).9,7 8.0535 4.2482 3471.8 3918,5 7.9983 0.2232 3470.9 39t1.4 i.9487
800 0"3086 3658,3 4t52.r 8,2808 0,2742 3657.6 4151,2 8,2258 0.2467 3657,0 ,1150,3 8.1765
900 0,3377 3850,5 4390.8 8.4935 0,3001 3849,9 4390,1 8"4386 0.2700 3849.3 4389,4 8,3895
1000 0.5668 4049,0 4635,8 8,6938 03264 4048,5 463s,2 8.639 r 0.2933 4048.0 1634.6 8.5901
1100 0.3958 4253,7 4887,0 8,8837 0,3518 4253,2 4886,4 8.it290 0,3166 4252,7 4885.9 8.7800
1200 0.4248 4464,2 s 143.9 9,0643 0.3776 4463.7 5t43.4 9,0096 0,3-198 4463,3 5142,9 8.9607
1300 0.4538 4679,9 5406,0 9.2364 0.4034 4679.5 5405,6 9.1818 0"3631 4679.0 540s.1 9.1329
P = 2,50 1\4Pa (233,99'C) P = 3,00 MPa (233,90"C) P = 3,50 MPa (242,60'C)
Jenuh. 0,079 98 2603,1 2803.1 6,2575 0.066 68 2604.1 2804.2 6.1869 0.05707 2603.1 2803.4 6.1253
225 0.080 27 2605,6 2806.3 6,2639
250 0.087 00 2662,6 2880,I 6.4085 0,070 58 2644,0 2855,8 6,2812 0.058 72 2623,1 2829,2 6,1749
300 0.098 90 2761,6 3008,8 6.6438 0,081 14 2750.1 2993,5 6.5390 0,068 42 2738,0 2917,5 6,,+461
350 0.rc9 76 2851,9 3t26,3 6.8403 0,090 53 2843,7 3l i 5,3 6;7428 0.076 78 2835,3 3 i0,1.0 6.6579
400 0.120 10 2939,1 3239.3 7.0148 0.099 36 2932.8 3230.9 6.9212 t-l oR4 51 )q76 4 3222,3 6,84rJ5
450 0.130 14 3025,5 3350,8 1,t146 0.107 87 3020,4 3344.0 7,0834 0.091 96 30r5.3 3331,2 7,0052
500 0.139 98 3112,t 3462,1 7,3234 0.1 L6 19 3108,0 3456.5 7,2-138 0,099 I8 3103,0 3450,9 t-,1572
600 0.159 30 3288,0 3686,3 7.5960 0.132 43 3285,0 368'2.3 7..5085 0.1t3 24 3282,1 3618,1 7,1339
700 0.178 32 3468.7 3914,5 7.8435 0,148 38 3466.5 3911;7 1 .751L 0,\26 99 3464.3 3908.8 :7.683'7
800 0.197 16 3655,3 4t48,2 8,0720 0.164 14 3653,5 4145,9 1.9862 0,140 56 365i,8 4i43,7 1,9t34
900 0.2 i5 90 3847.9 4387.6 8,2853 0,i79 80 3846,5 4385,9 8,1 999 0.154 02 3845.t) 4-18,1,1 8.12i6
1000 0.2346 4046;7 4633,1 8.4861 0.195 41 4045.4 1631.6 8,4009 0,167 13 4044,1 4630,1 8,3288
1100 0.2532 4251,5 4884.6 8.6762 0,2 t 0 98 .1250,3 48E3,-1 8,5912 0,180 80 4249,2 488 1.9 8.5192
1200 0.2718 4162,1 -s 141.7 8,8569 0,226 52 4460,9 5140.5 8;7120 0,194 5 4459,8
t 5139,3 8,7000
1300 0.2905 4611 ,8 5404.0 9,0291 0.242 06 4676.6 5402.8 8.9142 0,201 49 4675.5 s40t.7 8.8723
312 PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL.TABEL UAP) ILAMPIRAN C
600 0,098 85 3279,1 3674,4 7,3688 0,087 65 3216,0 3670,5 7,3110 0,078 69 3273,0 3666,5 7,2589
700 0.110 95 3462,t 3905,9 7,6\98 0,098 47 3459.9 3903,0 7,5631 0,088 49 3457,6 3900,1 7.5122
800 0.t22 87 3650,0 4t4t,5 7,8502 0,109 11 3648,3 4139,3 ,7942 7 0.098 11 3646,6 4137.t '7,7440
900 0.134 69 3843,6 4382,3 8,0647 0,119 65 3842,2 4380,6 8,0091 0,10'7 62 3840,7 4378,8 7,9593
1000 0,t4645 4042,9 4628,7 8,2662 0.130 13 4041,6 4627,2 8.2108 0,117 07 4040,4 4625J 8,t612
1100 0.1-58 17 4248.0 4880,6 8,456'7 0,140 56 4246,8 48'19,3 8,4015 0.126 48 4245,6 4878,0 8,3520
i200 0.169 87 4458,6 5138,i 8,6376 0,150 98 4457,5 5136,9 8,5825 0,135 87 4456,3 5135;7 8,s331
1300 0,181 56 4674,3 5400,5 8,8100 0,161 39 4673,1 5399,4 8,7s49 0.t45 26 4672,0 5398,2 8,70-5s
P = 6.0 MPa (275,64'C) P = 7,0 MPa (285,88'C) P = 8,0 MPa (295.06"C)
Jenuh. 0,03244 2589,7 27843 5,8892 0,027 37 2580.5 2'772,1 5,8133 o,an 52 2569,8 2'758,0 5,7432
300 0,036 16 2667,2 2884,2 6.0674 0,029 47 2632,2 2838,4 3,930s 0,024 26 2590.9 2785,0 5.1906
350 0,042 23 2789,6 3043,0 6,3335 0,035 24 2769,4 30i6,0 6,2283 0.029 95 2747;7 2987,3 6,1301
400 0,047 39 2892,9 3177,2 6,5408 0,039 93 2878,6 3158,1 6,4478 0.034 32 2863,8 3138,3 6.3634
450 0.052 t4 2988,9 3301,8 6;7193 0,044 16 2978.0 3287,1 6,6327 0,038 17 2966,1 3272,0 6,5551
500 0.056 6s 3082,2 3422,2 6.8803 0,048 14 3073,4 3410,3 6,79'75 0,041 75 3064,3 3398,3 6;/240
550 0,061 01 3174,6 3540,6 7,0288 0,051 95 3t67,2 3530,9 6,9486 0,04s 16 3159,8 3521,0 6,8778
600 0,065 25 3266,9 3658,4 "/.1677 0,055 65 3260,7 36s0,3 7,0894 0,048 45 3254,4 3642.0 7,0206
700 0,073 52 34s3.1 3894,2 7,4234 0,062 83 3448,5 3888,3 7.3476 0,054 81 3443.9 3882,4 7,28t2
800 0,081 60 3643,t 4132,7 7,6566 0.069 81 3639,5 4t28,2 7,5822 0.060 97 3636,0 4123.8 7 ,5t73
900 0,089 58 3837,8 437s,3 7,8727 0,0'76 69 3835,0 437t,8 1.7991 0,067 02 3832,1 4368,3 7 ,1351
1000 0,097 49 4037,8 4622,7 8,0751 0,083 50 4035.3 4619,8 8,0020 0.073 01 4032,8 4616,9 '7,9384
1100 0,105 36 4243,3 48'75,4 8,266t 0,090 27 4240,9 48'72,8 8,t933 0,078 96 4238,6 4870,3 8,1300
1200 0,113 2t 4454,0 5133,3 8,4474 0,097 03 4451;7 5130,9 8,3747 0,084 89 4449,5 5128,5 8,3115
1300 0,121 06 4669,6 5396,0 8,6199 0,103 77 4667.3 5393.7 8.s4'73 0.090 80 4665,0 5391,5 8.4842
P = 9,0 MPa (303,40"C) P = 10,0 MPa (311,06'C) P= 12,5 MPa (327,89"C)
Jenuh. 0,02048 2557,8 2742,1 5.6772 0,018 0262544,4 2724,7 5,6141 0,013 495 2505,1 2673.8 5,4624
325 0,023 21 2646,6 2856,0 5,87t2 0,019 8612610,4 2809,1 s,7568
350 0,025 80 2724,4 2956,6 6,0361 0,022 42 2699,4 2923,4 5,9413 0,0t6126 2624.6 2826.2 5,7118
400 0,029 93 2848,4 3117,8 6,2854 0,026 4t 2832,4 3096,s 6,2t20 0,020 00 2789,3 3039,3 6,0417
450 0,033 50 2955,2 3256,6 6,4844 0,029 75 2943.4 3240,9 6.4190 0,022 99 2912.5 3199,8 6.27t9
500 0,036 77 3055,2 3336,1 6,6576 0,032'79 3045,8 3373,7 6,s966 0,025 60 3021;7 3341,8 6,4618
550 0,039 87 3152,2 3511,0 6,8142 0,035 64 3t44,6 3500,9 6.7561 0,028 01 3r25,0 3475,2 6.6290
600 0,042 85 3248,1 3633,7 6,9589 0,038 37 3241,7 3625,3 6,9029 0,030 29 3225,4 3604,0 6,7810
650 0,045 74 3343,6 375s,3 7,0943 0,041 01 3338,2 3748,2 7,0398 0,032 48 3324.4 3730,4 6,9218
700 0,048 57 3439,3 3876,5 7,2221 0,043 58 3434.7 3870.5 '.7,168"1 0,034 60 3422,9 38_s5.3 7,0536
800 0,054 09 3632,5 41t9,3 '7,4s96 0,048 59 3628,9 4t14,8 7,4077 0,038 69 3620,0 4103,6 '7,2965
900 0,059 50 3829,2 4364,3 '7,6'783 0,053 49 3826,3 436t.2 '7.6272 0.042 67 38r 9,1 4352,5 1 ,5182
1000 0,064 85 4030,3 4614,0 7,8821 0,058 32 4027,8 4611,0 7,8315 0,046 58 4021,6 4603,8 7;7237
1100 0,070 16 4236,3 4867,7 8,0740 0.063 12 4234,0 4865,1 8,0237 0,050 45 4228,2 4858,8 7.9165
1200 0.075 44 4447,2 5126,2 8.2556 0,067 89 4444,9 5123,8 8,2055 0.054 30 4439,3 5118,0 8,0987
1300 0.080 72 4662;7 5389,2 8,4284 0,012 65 4460,5 5387,0 8,3783 0,058 13 4654,8 5381,4 8.2'71'7
LAMPIRAN C] PROPERTI.PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL-TABEL UAP) 313
1300 0.029 10 4626,9 5354.4 7.9342 0.024 266 4616,0 5344.0 '7,8432 0,018 229 4594,3 5323,5 7,6969
SuNasEn: Keenan. Keyes, Hill, and Moore, SteamTables, Wiley, Nerv York, 1969: G. J. Van Wylen and R. E. Sonntiig,
F:undamental.s ol Clossic'al Therntodtnnmics, Wiley, Nerv York, 1973.
3t4 PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL.TABEL UAP) ILAMPIRAN C
32.018 0,08866 0,0t6022 3302 0,00 1021,2 1021,2 0.01 t075,4 1075,4 0.00000 869 2,t869
2. r
-35 0,09992 0,016021 2948 2.99 tot9.2 t022.2 3.00 t073,'7 1076,7 0.00607 2.t701 2.1764
.10 0.t2166 0,016020 2445 8,02 1015.8 t023.9 8,02 1070,9 1078,9 0.01617 2,t430 2,1592
45 0,t4748 0,016021 2037 13,04 1012,5 1025,5 13,04 1068,1 i08t,l 0,02618 2.t162 2.1423
50 0,17803 0,0 r 6024 t704,2 18,06 1009.1 102'7.2 18,06 r06s,2 1083,3 0,03607 2,0899 2.t259
60 0,2563 0,0 1603s 1206.9 28.08 1002.4 1030.4 28,08 1059,6 1087,7 0,05555 2,0388 2,0943
70 0,3632 0,016051 867,7 38,09 995.6 1033.7 38,09 1054.0 1092,0 0.07463 1.9896 2,0642
80 0.5073 0,016073 632,8 48.08 988.9 1037,0 48,09 1048,3 1096,4 0,09J32 t,9423 1.0156
90 0,6988 0,0 16099 467.7 58.07 982.2 t040,2 58.07 1042,7 1100.7 0,11165 1,8966 2.0083
100 0,9503 0"016130 350.0 68,04 97 5,4 1043,5 68.05 1037.0 1 105,0 0, I 2963 1.8526 1.9822
ll0 1.2763 0,016166 265,1 78,02 968.7 1046.7 78,02 1031,3 1109,3 0.1+7-30 I .8 r0l 1.9574
120 t,6945 0,016205 203,0 87,99 961.9 1049,9 88,00 1025,5 I113,5 0.16465 1.7690 1.9336
130 ) 1)< 0.0t6247 t5'7,11 97,9'7 955,1 1053,0 97.98 1019.8 1117,8 0.18172 1;1292 1,9109
140 2,892 0,016293 122"88 107,95 948,2 1056,2 t07.96 1014.0 1121,9 0.1985r 1,6901 1,8892
r50 7'7)) 0,016343 96.99 t17.95 941,3 1059,3 tt1.96 1008,1 1126,1 o.2 r50l r.65.1.r I.8684
160 4,745 0,016395
-11 12
t21,94 934.4 1062.3 t27,96 1002.2 1130,1 0,23 r30 t,6t7 t r .8484
t70 5,996 0,016450 62,02 11795 927,4 1065,4 13'7,97 996,2 ll34,2 0.24732 1,5819 1.8293
180 '7,5t5 0,016509 50 ?o t17.97 920.4 1068,3 147 .99 990.2 1138,2 0.26311 t,5478 1.8109
r90 9,343 0,016570 40,95 158,00 913,3 1071,3 158.03 984, I 1142.1 0,27866 1,5t46 1,7932
200 tL,529 0,016634 33,63 168,04 906,2 1014,2 168.07 9'77.9 1145.9 0.29400 1,4822 1,7762
210 14,t25 0,016702 ?7 R1 178,10 898,9 1077,0 178,14 971,6 tt19;7 0.309i3 1,450E 1.1s99
2t2 l 4. 698 0.016716 26,80 1 80,1 1 897,5 1071,6 180,16 970.3 150,5 1 0,31213 t,4446 1.756t-
220 17,188 0,016712 23,15 188,1 7 891.7 1079.8 188,22 965,3 1153.5 0,32406 1.4201 t,1141
230 20,78 0.0 r 6845 19.386 198,26 884,3 1082.6 198,32 958.8 157,1 1 0.33880 1.3091 1.7289
240 24,9"1 0,0t6922 t6,327 208,36 8'76.9 1085.3 208.44 952.3 1160.7 0,35335 1.3609 t,'7143
250 29,82 0.017001 i3,826 2t8.49 869,4 1087,9 218.59 945.6 tt64.2 o.36112 1,.1324 1.7001
260 35,42 0.017084 I 1,768 228.64 86r,8 1090,5 228.76 938.8 1167.6 0,38193 I ,3044 1,6864
270 41,85 0,017170 10,066 238,82 854,1 1093,0 238,95 932,0 I170,9 0.3e597 t,277 t 1,673 l
280 49.18 0,017259 8,650 219.02 846.3 1095,.1 249.18 924.9 ll74,l 0.40986 r,2504 t,6602
290 57 5l 0,017352 7.46"1 75q ?5 838,5 t09'7,7 259,44 917,8 t)77.2 0.42360 t,224t t.6417
300 66,98 0,017448 6.412 )69 5) 830,5 1100,0 269.73 910,4 I180,2 0.43710 r. r984 I .6356
320 89,60 0,0 r 7652 4,9t9 290,t4 814.1 ll04,2 290,43 895.3 1185,8 0,46400 1,1483 1.6123
340 tl1,93 0.0t'7872 1 70' 310,91 79"/.1 1108,0 311,30 879.5 1190,8 0,49031 t,0997 1.5901
360 r5) g, 0,018108 2.961 331 ,84 779.6 1 I 11,4 332.35 862,9 119s.2 0,51617 1.0526 1,5688
380 l 95, 60 0,0r 8363 2 tlq 157 g5 761.4 1114,3 353,62 845.4 1i99,0 0,54163 1.0067 1.5483
400 247,1 0,018638 i,8661 374,27 742.4 1116.6 375.t2 826.8 1202.0 0,56672 0,96t'7 t,5284
420 308,5 0,018936 1,5024 395,8 i 722,5 I I 18.3 396,89 807,2 t204,r 0,59 1 52 0,9 175 1 .5091
440 38r.2 0,019260 1.2t92 417,62 701.7 1119.3 8,98 786,3 1205,3
41 0,6r 605 0.8740 r,4900
460 466,3 0,019614 0,9961 439.7 679.8 1119.6 441.4 164.1 1205.5 0.640.1 0.8308 1.4'712
480 565 5 0,020002 0.81 87 462.2 656.7 1118,9 464.3 '740.3 t204.6 0,6646 0.7878 t,4524
500 680,0 0,02043 0,6761 485.1 632.3 111'7,4 481.7 7t4,8 t202,5 0.6888 0,1448 1.4.135
520 811,4 0,02091 0,5605 508,s 606.2 1114,8 511,7 687,3 1198.9 0.71.10 0.70 r5 1.4t45
540 961.5 0,02145 0.46s8 517 6 578.4 1111.0 536,4 6s7.5 1r 93,8 0,"73'74 0,6576 1.39s0
560 1131,8 0,02207 0,3877 557.4 548.4 1105,8 562,0 62s,0 r 187.0 0.7620 0,6129 1,3749
580 1324,3 0,02238 0,3225 583,1 515.9 1098.9 588,6 589,3 1178,0 0,7812 0.5668 1..1540
600 1541,0 0.02363 0,2671 609.9 480.1 1090,0 6t6,7 549.7 tt66,4 0,8130 0,5 r 87 I ,33I 7
620 t784.4 0,02465 0.2209 638.3 440,2 1078,5 646,4 505.0 I151,4 0,8398 0,46'77 1,307s
640 2057,t 0,02593 0, I 805 668,7 394.5 1063.2 6'78,6 453,1 113i,9 0.8681 0,4122 1.2803
660 2362 0,02767 0,14459 70) l 340,0 1042,3 7t4.4 391.1 1105,5 0,8990 0.3493 t,2483
680 2'705 0,03032 o.1tt27 7 4t.1 269.3 1011.0 756.9 309,8 1066,7 0,9.150 0,27 r8 1.2068
700 3090 0,03666 0,07438 801,7 145.9 947.7 822,7 t67,s 990,2 0.9902 0,1444 1,1346
'705.44 3204 0.05053 o 0505 l 8'72.6 0 872.6 902.5 0 902.s r.0580 0 1.0580
SuveEn: Keenan, Keyes, Hi1l. and Moore. Srean Tables' Wlley, Nerv York. 1969.
LAMPIRAN C] PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL-TABEL UAP) 317
ft3/lbm
V_olume, Enersi, Btu/lbm Brtaipi, nt"Zf@
Cair Uap Cair Uap Cair Uap Cair Uap
Tekanan, ft-p, Jenuh Jenuh Jenuh Evap, Jenuh Jenuh Evap, Jenuh Jenuh Evap, Jenuh
P, psia 7, "F yf ),s uf uf, ilo hr hr) h, r1 sr, s,,
1,0 101,70 0,016136 333.6 69.74 974,3 1044.0 69,74 1036,0 1105,8 0,13266 1,8453 1,9'779
2,0 t26,04 0,016230 173,75 94,02 95'1,8 1051,8 94.02 1022,t 1 i 16,1 0,t'7499 t,7448 1,9198
3.0 141,43 0,016300 118,72 109,38 947,2 1056,6 109,39 1013,1 1122,5 0,20089 1,6852 1,8861
4,0 152,93 0,016358 90,64 120.88 939,3 1060,2 120,89 1006,4 t12'7,3 0,21983 1.6426 1,8624
5,0 162,2t 0,016407 73,53 130.15 932,9 1063,0 130,17 1000,9 1131,0 0,23486 1,6093 1,8441
6,0 170,03 0.0 i 645 I 61 ,98 t37 .98 921,4 1065,4 i38,00 996,2 1134,2 0,24736 i,5819 1,8292
8,0 182,84 0.016526 47,35 1s0,81 918,4 t069,2 1s0,84 988,4 1 39,3
r 0,26754 1.5383 1,8058
l0 193,19 0.016590 38,42 161,20 911,0 1072,2 t61,23 982,1 1143,3 0,28358 1,5041 1,7877
t4,696 2t1.99 0,016715 26,80 180,10 897,5 1077 ,6 80, i 5 910,4
1 1i 50,s 0,312t2 1.4446 1,756'/
15 2t3,03 0.016723 26,29 181,14 896,8 1077 ,9 I 81,19 969,7 1150,9 0.31367 1,4414 1,7551
20 227,96 0.016830 20,09 196.19 885,8 1082,0 196,26 960,1 1t56,4 0.33580 r,3962 t,7320
25 240,08 0.0t6922 16.306 208,44 876,9 1085,3 208.52 q\) ) 1160,7 0,35345 t,3607 1,7142
30 250,34 0.017004 13,748 2t8,84 869,2 1088,0 218,93 945,4 t164,3 0,3682t 1,3314 1,6996
35 259,30 0,017073 11,900 22793 862,4 1090.3 228,04 qlq 1 t167,4 0,38093 1,3064 1,6873
40 267.26 0,01'7146 10.50i 236.03 856,2 1092,3 236,t6 933,8 1170,0 0,39214 1,2845 t,6'767
45 2'74,46 0.017209 9.403 243.37 850.7 1094,0 243,51 928,8 1t72,3 0,40218 t,2651 1.6673
50 281,03 0.011269 8,518 250,08 845,5 1095,6 250,24 o)/. ) 1174,4 0,41t29 1,2476 1,6589
55 28'7 ,10 0,017325 ,789 256.28
7 840,8 t097,0 256,46 919.9 1176,3 0.41963 1,23t7 1 ,651 3
60 292,73 0,017378 7,t77 262.06 836,3 1098,3 262,25 915,8 1178,0 o 4)117 1.2170 1,6444
65 298,00 0.0t7429 6,657 267.46 832,1 1099,5 267,6'7 911.9 tt79,6 0,43450 t,2035 1,6380
70 302,96 0,0t74"/8 6,209 272,s6 828,1 i100,6 272,79 908.3 1 181,0 0,44120 1 ,1 909 1,632t
5
7 307 ,63 0,01'7 521 5,8 8 277 .37 1 824,3 1101,6 2t7,6r 904,8 t182,4 0,44749 1,"t90 1,6265
80 3t2,07 0,017570 5,4"t4 281.95 820,6 1102,6 282,21 90r,4 I i 83,6 0,45344 1,1679 1,6214
85 316,29 0,017613 5,170 28630 817,1 1103,5 286,58 898,2 1184,8 0,45907 t,1574 1,6165
90 320,3t 0,017655 4,898 290.46 813,8 1104,3 290,7 6 895,1 1185,9 0,46442 1.t475 1,61t9
95 324,t6 0.017696 4,654 294.15 810,6 1105,0 294;76 892,1 1186,9 0,46952 1,1 380 1,6076
100 327,86 0.017736 4.434 298.28 807,5 1105,8 298,6t 889,2 I 187,8 0,47439 1,1290 t,6034
110 334,82 0.017813 4.051 305,52 801,6 1107,1 305,88 883,7 1 189,6 0,48355 t,1122 t,5957
120 34t,30 0,017886 3.730 3t2,27 796,0 1108,3 3t2,67 878,s 1 19 1,1 0,4920r 1,0966 1,5886
i30 347,37 0.017957 3,457 318.61 790,7 t109,4 319,04 873,5 1192,5 0,49989 1,0822 1,5821
140 353,08 0.018024 3,221 324.58 785,7 1110,3 325,05 868,7 1193,8 0,50727 1,0688 |,5761
1s0 358,48 0,018089 3.016 330.24 781,0 11t1,2 330,75 864,2 1t94,9 0,51422 t,0562 t,5704
r60 363,60 0,018152 2,836 335.63 776,4 1112,0 336,16 859,8 1196,0 0,52078 1,0443 1,5651
t70 368,47 0,018214 2,676 340.76 7"72,0 1112,7 341,33 155 6 t196,9 0,52700 1,0330 1,5600
180 373,13 0,018273 2,533 345,68 767.7 1113,4 346,29 851 ,5 1197,8 0,53292 t,0223 1,s553
190 337,59 0,018331 2,405 350,39 763,6 1114,0 351,04 847,5 1198,6 0,53857 .1,0t22 1,5507
200 381,86 0.018387 2.289 354.9 759.6 |14,6 355,6 843,"7 1t99,3 0,5440 1,0025 t,5664
300 41'7,43 0,018896 1,5442 393,0 725 ,1 1 1 18,2 394,1 809,8 t203,9 0,5883 o 97l2 1,5115
400 444,70 0,019340 1,1620 422.8 696,7 1119,5 424,2 781,2 1205,5 0,6218 0,8638 1,4856
500 467 ,t3 0,019748 0.9283 447 ,7 t,7 1tt9,4
67 449,s 755,8 1205,3 0.6490 0,8154 r,4645
600 486,33 0,02013 0,7702 469,4 649.1 il 8.6 r 471 ,7 732,4 1204,1 0,6'723 0,7742 t,4464
700 503,23 0,02051 0.6558 488,9 628,2 1i 17,0 491,5 710,5 t202,0 0,6927 0,7378 1,4305
800 518,36 0,02087 0,s691 506.6 608,4 1115,0 509,7 689,6 1199,3 0,7110 0,7050 1,4160
900 s32,12 0,02123 0,5009 523.0 589,6 1t12,6 526,6 669,5 1 196,0 0,727'7 0,6750 1,4027
1000 544,75 0,02159 0,4459 538.4 57 t,5 1109,9 542,4 650,0 1192,4 0,7432 0,64'7 t 1,3903
1200 567,37 0,02232 0,3623 566.7 536,8 103,5 571,7
1 6t2,3 1183,9 0,7'/12 0,5961 t,3673
r400 587.25 0.02307 0..10 t6 5s2,7 503,3 1096,0 598,6 575 5 1174,1 0,7964 0,5497 t,346t
1600 605,06 0,02386 0,2552 616.9 470.5 t087,4 624,0 538,9 t162,9 0,8196 0,5062 t,3258
1800 621,2t 0,02472 0,2183 640,A 437,6 t077,'7 648,3 502,1 1150,4 0,8414 0,4645 1,3060
2000 636,00 0,02565 0,18813 662.4 404,2 1066,6 671,9 464,4 1136,3 0,8623 0,4238 r,2861
2500 668,31 0,02860 0,13059 71.7.7 313,4 1031,0 '730,9 360,5 t09t,4 0,9131 0,3196 1,2327
3000 69s,52 0,03431 0,08404 783.4 i85,4 968,8 802,5 Ttto 1015,5 0,9732 0,1 843 1,157s
3203,6 70r,44 0,05053 0,05053 872.6 0 872,6 902.5 0 902.5 1.0580 0 t.0580
StiirmEn: Keenan, Keyes. Hill. and Moore, Steam Tables, Wiley, Nerv york, 1969
-r 18 PROPERTI.PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL.TABEL UAP) [LAMPIRAN C
"F
P = 1.0 psia (101,70'F) P = 5,0 psia (162.21'F) P = 10,0 psia (193,19'F)
Jenuir. 333,6 1044,0 1105.8 1.97'i9 73.,s3 r063.0 i 131,0 1,8441 38,42 t0'72,2 tl43,3 t;1877,
200 392.5 1011 .5 I 50,ir 2.0508 78.15 i076,3 1148.6 1.8715 ]R R5 1074.7 1t46,6 1,7921
240 416,4 i09 I ,2 I r68.3 1.077.r 83.00 1090.3 tt67,t 1.8987 11 1) 1089,0 il65,5 I,8205
280 440,3 t105,0 1186,5 2,1028 87,83 1104.3 1185,5 1.9244 43,77 1103,3 I 184.3 1.8467
-?20 464.2 lll8,9 i20,{.8 2.1269 92.64 IIt8,3 i20,1,0 1.948i 46,20 l|1.6 t203.t 1,8714
360 488.i 32,5 1223.2
Ir 2. 1500 97,45 1132.4 1222,6 1.9719 48.62 1131.8 1221,8 1,8948
,100 511,9 1147,4 i24t.8 2.1720 1A2.21 1146,6 124t,2 1,994t 5r,03 1146.1 t240,5 t.9t7t
-500 57 i.5 l 182,8 1288,5 2,2235 1t4,20 1182.5 128E,2 2.0458 51,04 tt82,2 t287,'7 1,9690
600 631,1 ll t9.3 r3.16. r 2.2706 126,r5 1219,1 I 335.8 2,0930 63,03 It l8.q t335,5 2,0164
700 690.1 t256,7 1-38,1.5 2,3142 I -l8.0lJ 1256,5 1384,3 2.13(t7 69.01 1256.3 1384,0 2.0601
800 750,3 1294.9 1433.7 2,3550 150,01 1294.7 1433.5 2.1775 "r4,98 t291,6 1433,3 2.1009
1000 869,-s 137t.9 t53i,8 :,42e1 173,86 r313,9 1534,7 2.2520 86,9r t373,8 1534,6 2,t755
P = 14,696 psia (211,99"F) P = 20 psia (217S6F) P = 40 psia (267,26'F)
Jenuh. 26.80 1077,6 1150.5 t,7561 20.09 r082.0 1156.4 1,7320 10,501 rc923 l170,0 1,6767
210 28.00 i0s7.9 il64,0 1,1764 20,47 1086._s t\62,3 1,7405
280 29.69 t102,1 1183,1 r,8030 21..r-3 1101,4 1181.8 1.76'76 10,71I 1097,3 tt76,6 1.6857
320 3 r .36 1116.8 l202.! r,8280 22,98 1116,0 1201,1 1.7930 11,360 1112,8 tt96,9 1.7124
360 -r3.02 U3r,2 122t.0 1,8516 24,21 1130,6 1220.1. i.8168 11.996 1128,0 1216.8 1.7313
400 34.67 1145.6 t239.9 1.87,11 25,13 1145,1 t239.2 1,8395 12,623 r 143,0 t236,4 1.7606
500 38.77 1 ,8 l 287,3 ,9263
18 I 1 28,16 1181,5 1286,3 1.8919 14,164 1180,1 1284,9 1,8140
600 42.86 I 2l 8,6 l-li5.2 I ,97.17 31,11 1218,,1 1334,8 i,9395 1 5.685 t2t7 ,3 1333 ,4 1 ,862 I
700 46.9_3 1156, I t.18l,x 2.0 175 31.4i 1255.s 1383.5 1,9834 17,196 1255,1 1382,4 1.9063
800 5 i .00 r2e+.+ t433, i 1.05R4 3t,46 1294.3 1432,9 2.0243 18,701 1293.7 1432,1 t,947 4
1000 5q,13 t3'/3.1 1534.-5 2,13.-10 43,14 i373,5 1534.3 2.0989 21.70 1373,1 1533,8 2,0223
1200 6'7.25 1165 16.19.3 t.t()03 49.41 1456.4 1639.2 2.1663 21.69 1456.1 1638.9 2.089'7
P = 60 psia 1292.73'F) P = 80 psia (312.07'F1 P = 100 psia r-127.86"F1
Jenul'r. 7,1'77 1098.3 I 178.0 1.6444 5,471 1102,6 1183.6 1,62t4 1.431 1 105,8 I 187,8 1.6034
320 7.485 il 0s,5 |92.6 1,6634 5.544 1106,0 1188,0 t.6271
360 1.924 l [5..] l]l3.l 1.68q-1 5.886 1122.5 t209,7 1.6541 1,662 1119,7 120s,9 t,6259
400 8,35-3 I t40.3 I 2.r.1,5 I ,71.1,r 6,2t7 1138,5 1230,6 1"6790 4,934 1136,2 t227.5 1.65t7
500 9.399 I 178.6 1283,0 t.7678 7 ,0t7 t17'7 ,2 I 281,1 1 ,7346 5,587 tt1 5.7 t279,1 1,7085
60(i 10.425 lll6,3 t.1.I,l t.8t65 7,194 1215,3 1330,7 1.7838 6,2t6 t214,2 1329,3 1;7582
700 it.440 1254,4 138 I ,,1 I ,8609 8,561 1253.5 1380,3 1,8285 6,834 t252,8 13"t9,2 1,8033
800 1293"0 1431.2 t,9022
\2,448 9,32t 1292.4 1430.4 1,8700 7 ,445 1291 ,8 t429.6 l ,8449
1000 11,454 1312,7 1533.2 1,9'773 10.831 1312.3 1532.6 1,9453 8,657 1371.9 i532,1 1,9204
r 200 16,452 I 455,8 1638.5 2,0448 r2,333 1455,5 1638, l 2.01 30 9,861 1455,2 1637,7 1,9882
1.100 r 8.445 1542.5 1i17.3 2.106i 15.830 t542,3 1747,0 2.0749 11,060 t542,0 I'746,7 2.0502
1600 20.44 1632,8 859.7 2.1641 1 i5.-r2+ 1632,6 I 85S,5 2, r-123 t2.257 t632.4 1859,3 2.t07 6
I' = 120 psia (341,30"F) P = l,40 psia (35-3.08'F) P = 160 psia (363,60'F)
Jenrrh. .1,730 1108.3 tl91,l i.58136 3.221 i110,3 1193,8 1,5761 2.836 1112.0 1196,0 1,5651
360 3.844 1116.7 !202.0 1,6021 3,259 1113,5 1198,0 1.5812
.100 4,079 ll33,tt 1224,4 1,6288 3,166 1131.4 1221.2 1.6088 3,007 1128,8 1217.8 1,5911
.150 4.36t) 11-54,3 1251.2 1,6590 3,7t3 tt52,4 t248,6 1.6399 3.228 1150,5 t246,1 1.6230
-500 4,633 1t74,2 1217,1 1.6868 3,952 1275,1 r.6682 3,440 1171,2 1273,0 1,6518
600 5,164 1213,2 1327.8 t.i371 "172,7 1326,4 1,7191
4,412 1212,1 3.848 1211,1 1325,0 t.7034
700 5,682 1252.0 1378.2 1,7825 4.860 1.25t,2 13i7,1 t.7648 4.243 1250,4 1376.0 1.7494
800 6,195 t29t,2 1428,i i.8243 5.301 1290.5 1427,9 1,8068 4,631 1289,9 1427.0 1;79t6
1000 '7.208 r371,5 1531.s 1,9000 6,113 1371,0 r53r,0 r,8827 s,397 1310,6 1530,4 1,8677
1200 8.213 1451,9 1637.3 t,9619 7,036 1454,6 1636.9 1,9507 6,154 t451,3 i636,5 1,9358
1400 9,2i4 154i.8 1746,4 2,0300 7,895 1541,6 1146.1 2,0129 6,906 t541.4 1745.9 1,9980
1600 10.2t2 t632,3 1859,0 2,0875 8,752 1632,1 1858,8 2,0704 7,656 1631.9 1858,6 2,0556
LAMPIRAN CI PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL.TABEL UAP) 319
I 100 t.8271 1406,0 t5'7 5,t 1,173t 1.5173 1404,2 1572,7 1.7519
r 200 2,446 1450,7 163i.8 1,8327 1,9-s 18 1449,2 1629,8 1,8072 t,6222 t447,7 1627,8 1,7861
1400 2,'752 1538,7 t742,4 1,8956 2.t98 1537,6 17 41,0 1,8704 1.8289 1536,5 1739,5 1.8497
i600 3,055 1629,8 1855,9 1,9535 2,442 t628,9 1854.8 1.9285 2.033 1628.0 1853,7 1,9080
P = 800 psia (518,36"F) P= 1000 psia (544,75"F) P = 2000 psia (636.00'F)
550 0,6154 i138.8 1229.9 t.4169 0,4534 l r14.8 1198,7 1,3966
600 0,6776 r170,t 1210,4 1,4861 0.5 I,10 I153.7 1248,8 I,4450
650 0,7324 119'7,2 I305,6 .5 86 1 1 0.5637 1 r 84.7 1289,1 1,4822 0.2057 1091. r 1167 .2 I
l .3 14
700 0,7829 1222,1 1338,0 t.54'7 t 0,6080 1212,0 1324,6 1,5 13s 0,248'7 1141,7 l 239,8 t.3782
800 0,8764 1268.5 r398,2 1,5969 0,6878 1261,2 1388.5 1.5664 0,3071 1220,1 1333,8 1.4562
900 0,9640 13t2,9 1455.6 ,6408 1 0.7610 1307.3 1488, I I ,6120 0,3534 1276,8 1407,6 1,5t26
1000 t,0482 t356..7 1511,9 1.6807 0.8305 1352,2 1505.9 r ,6530 0,3945 r328.r t4'74.1 1,5598
1100 1,i300 1400,5 1567,8 t,7t78 0,8976 1396.8 1562,9 1,6908 0.4325 13'77,2 1537.2 1,6017
1200 t,2t02 1444,6 1623,8 t,7 526 0,9630 t441,5 t6t9,7 1.726t 0,4685 1425,2 r 598,6 1,6393
1400 1.3674 t534.2 t736,6 I ,8167 1,0905 1531,9 1733.7 t;7909 0,5368 1520,2 r7t8.8 1.7082
1600 i,5218 t626.2 185 1 .5 1 .8'7 54 t.2t52 t624,4 1849,3 1,8499 0.6020 1615,4 I 838,2 I ;7 692
P= -1000 psia (695.52'F.1 P = .1000 psia P = 5000 psia
650 0.02447 65'7,'7 675,8 0,8574 0,02377 648,0 670,0 0,8482
700 0,09771 1003,9 1058,1 I ,1944 0,02867 742,t '763,4 0.9345 0,02676 721.8 746.6 0,9156
750 0.14831 1114.1 1197,t 1,3122 0,06331 960,7 1007,5 1,1395 0,03364 821,4 852.6 1.0049
800 0,115'72 1t67,6 t265.2 1.3675 0,10522 1095,0 fi729 1.2740 0,05932 981,2 1042.1 1.1583
850 0,1973r 1207,7 .2
t3t7 1.4080 0,12833 1156.5 1251.5 t,3352 0,08556 1092,7 tl1 t.9 t.2956
900
0,2160 124t.8 t36t,7 1,4414 0,t4622 1201,5 1309,7 1,3789 0,10385 r r 55,1 1251,1 1,3190
1000 0.2485 1301,7 t439,6 1.4967 0,17520 1272,9 t402,6 t.4449 0.13120 1242.0 1363,4 1,3988
1100 0.2772 1356.2 1510,1 1.5434 0,19954 1333.9 1481 ,6 1 .49'73 0,15302 1310,6 t452.2 1.4577
1200 0,3036 r408,0 1576.6 1.5848 0.22t3 1390.1 1553,9 t.5423 0,17t99 13it.6 1530,8 1.5066
1 300 0,24t1 t443,'7 1622,4 1,5823 0,18918 1428,6 1603,7 r,5493
1400 0,3524 r508.i 1'703;7 I .6,s7 I 0,2603 t495,7 1688,4 1.6188 0.20517 1483.2 1673.0 1,5876
1600 0,3978 i606,3 1827.t t.7201 0.2959 1597.1 18i6.1 1.68,+1 0,2348 r587,9 1805,2 1.6551
Sur,rsnp: Keenan, Keyes. Hil/, and Moore. StetirtL Tables, Wiley, New York. 1969.
320 PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL-TABEL UAP) ILAMPIRAN C
Tabel C-4E Cair Terkompresi (I dalam 'fl v dalam ft3ltbm, u dan h dalam Bru/lbm, s dalam Btu/lbm-"R)
.F v
500 psia P = 1000 psia (544,75'F) 1500 psia (596,39'F)
Jenuh. 0.019748 447,'70 449,53 0,64904 0,021591 538,39 542,38 0.74320 0,023461 604.e7 6rr.48 0,80824
32 0,015994 0,00 1,49 0,00000 0,015967 0,03 2,99 0,00005 0,015939 0.05 4,41 0,OOO07
50 0,015998 18,02 19,50 0,03599 0,01s972 t7,99 20,94 0,03592 0,015946 11,95 22,38 0,03584
100 0,016 r06 67,87 69,36 0,12932 0,016082 67 ,70 70,68 0,1290 1 0,016058 67,53 71,99 0,t2870
150 0.016318 117,66 119,17 0,21457 0,016293 117,38 120,40 0,21410 0,016268 r 17. t0 t2t,62 0,2t364
200 0.016608 167,65 169,19 0,29341 0,0r6580 167,26 t70,32 0,2928t 0,016554 1,66,87 171,46 0,29221
250 0.0169'72 217,99 219,56 0,36702 0,016941 2t7,47 220,61 0,36628 0,016910 2t6.96 22t.65 0,36554
300 0,017416 268,92 270,53 0,43641 0,017379 268,24 271,46 0,43ss2 0,017343 267,58 272,39 0,43463
350 0,017954 320,7t 322,3't 0,50249 0,017909 319,83 323,15 0,50140 0,017865 318.98 323,e4 0,s0034
400 0.018608 373,68 375,40 0,56604 0,018550 372,55 375,98 0,s6472 0,018493 371,45 376,59 0,56343
450 0.019420 428,40 430,t9 0,62798 0,019340 426,89 430.47 0,62632 0,019264 425.44 430,79 0,624'70
500 0,02036 483,8 487,5 0,6874 0,02024 481,8 48't ,4 0,6853
550 0,02158 542,1 548,1 0,7469
P = 2000 psia (636,00'F) P = 3000 psia (695,52'F) psla
Jenuh. 0,025649 662,40 67t,89 0,8622"1 0,034310 783,45 802,50 0,97320
32 0,015912 0,06 5,95 0,00008 0,015859 0,09 8,90 0,00009 0,015755 0,11 14.70 -O,00001
50 0,01 5920 17 ,91 23,81 0,0357s 0,015870 17,84 26,65 0,03555 0,015773 t'7,67 32,26 0,03508
100 0,016034 67,37 73,30 0,12839 0,015987 6'.7,04 75,91 0,12777 0,015897 66,40 81,11 0,12651
200 0,016527 166,49 172,60 0,29162 0,016476 165,74 t74,89 0,29046 0,016376 164,32 t79,4"/ 0,28818
300 0,017308 266,93 273,33 0,43376 0,017240 265,66 275,23 0,43205 0,017110 )/<1 ?S 2'.79,08 0,42875
400 0,018439 370,38 377,21 0,562t6 0,018334 368,32 378,50 0,55970 0,018141 364,47 381,25 0,55506
450 0,019191 424,04 431,14 0,62313 0,019053 421,36 43t,93 0,6201t 0,018803 416,44 433.84 0,61451
500 0,020t4 479,8 487,3 0,6832 0,0t9944 476,2 487,3 0,6794 0,0r 9603 469,8 48'7,9 0,6724
560 0,02172 551,8 559,8 0,7565 0,021382 546,2 558,0 0,7508 0,020835 536,-1 556,0 0,74t1
600 0,02330 605,4 614,0 0,8086 0,022'74 597,0 609,6 0,8004 0,02t91 584,0 604,2 0,7876
640 0,024'75 6s4,3 668,0 0,8545 0.02334 634,6 656,2 0,8357
680 0,02879 '728,4 744,3 0,9226 0,02s3s 690,6 714,1 0,8873
700 0,02676 72t,8 746,6 0,9156
SuNleen: Keenan, Keyes, Hill, and Moore, Steam Thbles, Wiley, New York, 1969
LAMPIRAN C] PROPERTI.PROPERTI TERMODINAMIKA AIR (TABEL-TABEL UAP) 321
32,018 0,0887 0,0t747 3,302 43,34 64.6 021,2 43,34 2t8,7 075,4 4,292 2,479 2.187
32 0.0886 0,0t747 3,305 43.35 64,6 021,2 43,35 2t8,7 075,4 4,292 2,479 2,t87
30 0,0808 o,ot74'7 3,60'7 44,35 64,9 020.5 44,35 2t8,9 0't4,5 4,294 2,489 2,195
25 0,0641 0,01746 4,506 46.84 65,7 018,9 46,84 219,1 072,3 4,299 2,515 2,2t6
20 0,0505 0,01745 5,655 49,31 66,5 017,2 49,31 219,1 070,1 -0,304 2,542 2,238
15 0,0396 0,0r 745 7,t3 51,75 67,3 015,5 51 ,75 2t9,7 06'7,9 -{,309 2,569 2,260
10 0,0309 0,01744 9,04 54.1'7 68,1 013,9 54,17 219,9 065,7 -0,314 2,597 2,283
5 0,0240 0,0 I 743 11,52 56,56 68,8 0t2.2 56 55 220,1 063,5 -0,320 2,626 2,306
0 0,0185 0,01743 14,77 s8,93 69,5 010,6 5R gl 220,2 061,2 -0,325 2,655 2,330
-5 0,0142 0,01742 19,03 61,27 1rl) 008,9 61,27 220,3 059,0 -0,330 2,684 2,354
-10 0,0109 0,01741 24,66 63,59 70,9 007,3 5t 5q 220,4 056,8 -{,335 2,714 2,379
-15 0,0082 0,01740 32,2 65,89 71,5 005,6 65,89 ))o 5 054,6 -{,340 2,745 2,405
-20 0,0062 0,01740 42.2 68,16 '72.1 003,9 68,16 220,6 052,4 --0,345 2,776 2,431
-25 0,0046 0,01739 55.1 70,40 72,'7 002,3 70,40 220,6 050,2 -o,351 2,808 2,457
-30 0,0035 0.01738 14,t 72.63 000.6 '72,63 220,6 048,0 -0,356 2,841 2,485
-35 0,0026 o,ot13'7 99.2 71,82 73.8 998,9 74,82 220,6 045,8 -0.361 2,874 2,513
40 0,001s 0.01737 133.8 7't.00 74.3 99"7.3 7'7.00 220.6 043,6 -{,366 2,908 2,542
Sur,regn: Keenan, Keyes, Hill, and Moore, Steam Tables, Wiley. Nerv York, 1969
Properti-properti
Termodinamika R134a
Tabel D-l R134a Jenuh-Tabel temperatur
J:^L
LAMPIRAN D] PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA R134A 323
1'.'c m3/kg a" kJ/kg D, k.r/kg .r. kJ/kg'K ,. m3/kg r, kJ/kg /2, kJ/kg s, kJikg'K
''.
P = 0,80 MPa (31,33"C) P = 0,90 MPa (35,53"C)
Jenuh. 0,02547 243.78 264,15 0,9066 0.02255 245,88 266,18 0,9054
.+0 0,02691 75? I l 213.66 0,9314 o 07175 150 l? )11 )7 0,921'7
50 0.02846 26t,62 284.39 0,971 I 0.02472 260.09 282.34 0.9s66
60 0.02992 2'71,04 294.98 1,0034 0,02609 )6c) 7) 293,2t 0,9897
10 0.031 31 280.45 305.50 1.0345 0.02738 279.30 303,94 t,0214
80 0,03264 289,89 316.00 1,064'7 0,02861 288,87 314,62 t,0521
90 0.03393 299.37 t?6 5) 1,0940 0,02980 298,46 t)5 )R 1,0819
100 0,03519 308.93 337,08 1.t227 0.03095 308.1 1 ?15 q6 1,1 109
40 ,490
'7
0,01130 5,7173 4,02 87,90 0,00 95,82 95,82 0,0000 0.2283
-30 9,920 0,01143 4,3911 2,81 89,26 2,83 94,49 Q'7 a) 0,0067 0,2266
-20 12,949 0,01156 3,4173 5,69 90,62 5,7 t 93,10 98,81 0.0133 0,2250
-15 14,718 0,01163 3,0286 '7,r4 91,,30 7,17 92,38 99,55 0,0166 0,2243
-10 16,674 0,01170 2,6918 8,61 91,98 8,6-5 91,64 100,29 0,0199 0.2236
-5 18,831 0,01178 , lqq) 10,09 92,66 10,13 90,89 101,02 0,0231 0,2230
0 2t,203 0,01185 2,1440 1 1,58 q] 13 11,63 90,r2 10t;75 0,0264 0.2224
5 23,805 0,01193 1,9208 13,09 94,01 13,14 89,33 102,41 0,0296 0,2219
10 26,651 0,01200 1,7251 14,60 94,68 14,66 88,53 103,19 0,0329 0.2214
15 29;756 0,01208 1,5529 16,13 9s,35 r6,20 81,11 r03,90 0,0361 0,2209
20 33,137 0,0t216 t,4009 17,67
'
96,02 t7,74 86,87 104,61 0,0393 0.220s
25 36,809 0,0122s 1,2666 19,22 96,69 i9,30 86,02 105,32 0,0426 0,2200
30 40,788 0,01233 1,t474 20,78 97,35 20,87 85,14 106,01 0,0458 0.2196
40 49,738 0,0125 r 0,94'.70 23,94 98,6'7 24,05 83,34 t0'1,39 0,0522 0,2i89
50 60,125 0,01270 0,787 t 27,14 99,98 21,28 81,46 t08,74 0,0585 0,2183
60 '12,092 0,01290 0,6584 30,39 t01,2'l 30,56 '7q 4q
110,05 0,0648 0,21'78
70 85,788 0,01 311 0,5538 33,68 102,54 33,89 77,M 11 1,33 0,0711 0,2173
80 101,37 0.01334 0,4682 31,O2 103,78 3'7,2'7 15,29 112,56 0.0'7'74 0.2169
85 109,92 0,01346 0,43t2 38,72 104,39 38,99 74,17 1 13,1 6 0,0805 0.2167
90 118,99 0,01358 o 1q75 40,42 105,00 40,72 71 0l 113,75 0.0836 0,216_5
95 128,62 0,01371 0,3668 42,14 105,60 42,47 71,86 t14,33 0,0867 0.2163
100 r38,83 0,01385 0,3388 43,87 106,1 8 .4,A. )\ '70,66 114,89 0,0898 0,216 r
105 149,63 0,01399 0,31 31 45,62 106,76 46,01 69,42 115,43 0,0930 0.21s9
110 r61.04 0,01414 0,2896 41.39 107.33 .4?,81 68,15 1 15,96 0,0961 0.1_:-
115 173,10 0,01429 0,2680 49,1'7 107,88 49,63 66,84 1t6,4'7 0,0992 r.:. ::
120 185,82 0,01445 0.2481 50 ql 108.42 51,4'1 65,48 116,95 0.102i _ : :
140 243,86 0,01520 0,t82'7 58,39 110,41 59,08 59,57 118,65 0,1150 : -:
160 3t4.63 0,0i617 0,1341 66,26 I 11 .97 6'7,20 s2,58 119,78 0.1280 _ -'
180 400,22 0,01758 0,0964 74,83 112,77 76,13 43,78 l 1 9,91 0.1417 :
200 503,52 0,02014 0,0647 84,90 111.66 86;77 30,92 lt'I.69 0.15-: _ -
2r0 563,51 0,02329 0,04'76 91,84 108,48 94,27 19,18 113,45 0.1 6Sj
SutnlnEn: Tabel D-1E sampai dengan D-3E didasarkan kepada persamaan-persamaan dari D. P. Wilson dan R. S. Basu, "Thermodl:--- . :- .'*
of a New Stratospherically Safe Working Fluid-Refrigerant 134a," ASHRAE Trans., Yol.94,Pt.2, 1988, pp. 2095-2118.
328 PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA R134A [LAMPIRAN D
5 -53,48 0,01113 8,3508 -3,74 86,07 -3,1) 97,53 93,79 -0,0090 0,231r
10 -29,71 0,01143 4,3581 2,89 89,30 2,9t 94,45 97.37 0,0068 0,2265
15 -14,25 0,01164 2,9747 '7,36 91,40 7,40 o) 11 99,66 0,0171 0,2242
20 -2,48 0,01181 2,2661 10,84 93,00 10,89 90,50 101,39 0,0248 0,2227
30 15,38 0,01209 r,5408 t6,24 95,44 16,31 87,65 103,96 0.0364 0.2209
40 29,04 0,01232 r,t692 20,48 q1 )7 20,57 85,31 105,88 0,0452 0,2197
50 40,27 0,01252 0,9422 24,02 98,71 24,14 83,29 107,43 0,0523 0,2189
60 49,89 0,01270 0,7887 27,10 99,96 27,24 81,48 108;12 0,0584 0,2183
70 58,35 0,01286 0,67'78 29,85 101,05 30,01 79,82 109,83 0,0638 0,2179
80 65,93 0,01302 0,5938 32,33 102,02 32,53 78,28 110,81 0,0686 0,2175
90 72,83 0,01317 0,5278 34,62 102,89 34,84 76,84 111,68 0,0729 0,2172
100 79,17 0,01332 0,4747 36,75 103,68 36,99 75,47 112,46 0,0768 0,2169
t20 90,54 0,01360 0,3941 40,61 105,06 40,91 72,91 fi3,82 0,0839 0,2165
140 100,56 0,01386 0,3358 M,07 106,25 44,43 70,52 114,95 0,0902 0,2161
160 109,56 0,01412 0,2916 4'7,23 107,28 47,65 68,26 115,91 0,09s8 0,2157
180 117,74 0,01438 0,2569 50,16 108,18 50,64 66,10 t16,74 0,1009 0,2t54
200 125,28 0,01463 0,2288 52,90 108,98 53,44 64,01 1r7,44 0,1057 0,2151
220 132,27 0,01489 0,2056 55,48 109,68 56,09 61,96 118,05 0,1101 0,2147
240 138,79 0,01515 0,1861 57,93 110,30 58,61 s9,96 118,56 0,1142 0,2144
260 144,92 0,01541 0,1695 60,28 I 10,84 6t,02 57,97 118,99 0,1181 0,2t40
280 150,70 0,01568 0,1550 62,53 1 11,31 63,34 56,00 119,35 0,1219 0,2136
300 t56,17 0,01596 0,1^24 64,7r ttl,72 65,59 54,03 119,62 0,t254 0,2132
350 168,72 0,01671 0,1166 69,88 t12,45 70,97 49,03 120,00 0,1338 0,2118
400 179,95 0,01758 0,096s 74,81 112,7'7 76,1r 43,80 119,91 0,1417 0,2102
450 190,12 0,01863 0,0800 79,63 112,60 81,l8 38,08 t19,26 0,1493 0,20"79
500 199,38 0,02002 0,0657 84,54 tlt,76 86,39 31,44 117,83 0,1570 0,2047
LAMPIRAN D] PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA RI34A i ltr
T. OF
v. ftr/lbm r,, Btuilbm ft. Btu/lbm s, Btu/lbm-"R v, fi3/lbm I. Btu/Ibm i, Btu/lbm s, Bturlbm-'R
P = l0 psia (-29.71"F) P = 15 psia (-14,25'F)
Jenuh. 4.3581 89,30 9'7,37 0,226s 2,9'747 9 r,40 99,66 o 714)
-20 4.4718 90.89 99.17 0.2307
0 4,7026 9,1,24 102.94 0,2391 3.0893 93,84 102.42 o ?tn]
20 4,929'7 97,67 t06,79 0,2472 3,2468 97,33 106,34 0,2386
40 5. l 539 101,19 tro,'72 0,2553 3,4012 i00,89 r10,33 0,2468
60 5,3758 104.80 114.14 o )611 I55tl 104,54 114,40 0,2548
80 s,5959 108,50 l 18.85 0.2709 3.7034 108,28 1 18.56 0.2626
100 5,8145 t12,29 123,05 0,2786 3,8s20 I 1 2,10 t)) 1q 0,2703
120 6.0318 116,18 t2'7.34 0,286r 1 00q1 116,01 t27,11 o )1'7q
140 6,2482 1 20.1 6 t31.72 0,2935 4.1456 t20,00 t31,51 0,285.1
160 6,4638 124,23 136.1 9 0,3009 4.291t t21,09 r36.00 n )ot7
r80 6,6786 r28,38 140.74 0,3081 4.4359 128.26 140,57 0.3000
200 6.8929 132.63 14s.39 0,3152 4.5801 t1)5. t45,23 0.3072
P = 2O psia (-2,48"F) P = 30 psia (15,3tt"F)
Jenuh. 2.2661 93,00 101.39 o )11'7 1.5408 95.40 103.96 0.2109
0 2,2816 93.43 101,88 0.2238
20 2,4046 96,98 105,88 0.2323 1.561 l 96,26 104.92 r) laro
40 2,5244 100,59 r09.94 0,2406 1,6465 99,98 109,12 0.23 l -i
60 2.6416 104,28 114.06 0,248'7 1;7293 r03,75 1 i 3,35 0.2398
80 2,7569 108,05 118,25 0.2s66 1,8098 t07.59 117,63 0,24'78
100 2,8705 111,90 t)) 5) 0.2644 1,8887 111,49 121.98 0.2s58
120 2,9829 11-5,83 t26,87 0,2720 1,9662 115,47 126,39 0,2635
140 3.0942 119,85 131 .30 0,2-795 2.0126 119,53 130.87 0,2711
160 3,2047 t23.95 135,81 0.2869 2.1181 t23,66 135,12 0,2186
.) lqro
180 3,3144 128,13 t40,40 0.2922 r27,88 140.05 0.28,59
200 3,1236 132,40 r45,07 0,30r4 2,2671 132,17 144.76 0.2932
220 35323 t36,76 149.83 0.3085 2.3407 t36,55 149,54 0.3003
P = 40 psia (29.04'F) P = 50 psia (40,27"F)
Jenuh. 1.t692 9'7.23 105.88 0.2.197 0.9422 98,71 107,43 0,2189
40 1,2065 99.33 r 08.26 0.2245
60 1,2723 103,20 112,62 0,2331 0,9974 t02,62 11 1"85 0.2276
80 1,3357 107,1 1 117,00 0,2414 r,0508 106,62 I 16.34 0,2361
100 1,3973 111.08 t21.42 0.2494 1.t02?. 110,65 120.85 0,2443
120 1,4575 115.1 I 125.90 0,2573 1,1520 t14,74 t25.39 0,2523
140 1,5 r 65 t19,21 r 30,43 0,2650 r.2007 118,88 129,99 0.2601
160 1,-s746 r23,38 i 35,03 0.2125 1,2484 12,1,08 134,64 0,2677
180 1,63 i9 127.62 139;70 0.2799 1.29s3 t27,36 r39.34 o )'7\)
200 1,6887 t3t.94 144,44 0,2872 1,3415 131 ,71 144.12 0.2825
220 1,7449 r36.34 149,25 0,2944 1,3873 136,r2 r48,96 0.2897
240 1,8006 140.81 154,14 0,3015 1,4326 r 40,61 153,87 0,2969
260 1.8561 145.36 1 59.10 0,3085 1,4',77 s 145,18 158.85 0,3039
280 I,9t12 149.98 t64,13 0,3154 1,5221 149.82 163.90 0.3108
330 PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA RI34A ILAMPIRAN D
r. "F v, ftr/lbm a, Btu/lbm /,, Btu/rlbm s, Btu/lbm-'R v, ftrllbm z, Btu/Ibm ft, Btu/lbm s, Btu/lbm-'R
P = 60 psia (49,89"F) P = 70 psia (58,35'F)
Jenuh. 0,7887 99,96 108,72 0,2183 0,6778 101,05 109,83 0,2179
60 0,813s 102,03 111,06 0,2229 0,6814 101,40 110,23 0,2r86
80 0,8604 106,11 115,66 0,23t6 o,'7239 105,58 114,96 0,2276
100 0,9051 110.2t 120,26 0,2399 0,7640 109,76 1r9,66 0.2361
i20 0,9482 114,35 t24,88 0,2480 0,8023 113,96 124,36 0,2444
1-r0 0,9900 118,54 t29,53 0,2559 0,8393 118,20 129,07 0,2524
160 1,0308 r22,79 134,23 0,2636 0,8752 122,49 133,82 0,2601
lE0 1.0707 r2'1,10 138,98 0,2'712 0,9103 t26,83 138,62 0,26't8
100 1,1100 131,47 t43,79 0,2786 0,9446 131,23 r43,46 0,2752
120 1.1488 r35,9r 148,66 0,2859 0,9784 135,69 148,36 0,2825
140 1,1871 t40,42 153,60 0,2930 r,0118 t40,22 153,33 0,2897
160 r,2251 145,00 158,60 0,3001 1,0448 144,82 158,35 0,2968
280 t,262'7 r49,65 t63,67 0,3070 1,07'74 149,48 r63,M 0,3038
300 1,3001 154,38 168,81 0,3139 1,1098 r54,22 168,60 0,3107
P = 80 psia (65,93"F) P = 90 psia (72,83"F)
Jenuh. 0,5938 102.02 r 10,81 0,2175 0.5278 102,89 1r 1,68 0,2172
80 0,6211 105,03 t14,23 0,2239 0,5408 104,46 1t3,47 0,2205
100 0,65'79 109,30 119,04 0,2327 0,5751 108,82 1r 8,39 0,2295
120 0,6927 113,56 123,82 0,2411 0,6073 113,15 123,27 0,2380
140 0,1261 117,85 128,60 0,2492 0,6380 117,50 128,t2 0,2463
160 0,1584 r22,r8 133,41 0,2570 0,6675 121,87 132,98 0,2542
180 0.7898 126,55 138,25 0,2647 0,6961 126,28 13'7,87 0,2620
200 0,8205 130,98 t43,t3 0,2722 o,'t239 130,73 142,79 0,2696
220 0,8506 135,47 148.06 0,2796 0.7512 135,25 147,76 0,2770
240 0.8803 t40,02 153,05 0,2868 0,7'7'79 139,82 152,77 0,2843
260 0,9095 t44,63 158,10 0,2940 0,8043 144,45 t5'7,84 0,29t4
280 0,9384 149.32 163,21 0,3010 0,8303 149,t5 162,97 0,2984
300 0.9671 154,06 168,38 0,3079 0,8561 153,91 168,16 0,3054
320 0.9955 158,88 t73.62 0,3t47 0,8816 158.73 t73.42 0,3t22
P = 100 psia (79,17'F) P = 120 psia (90,54"F)
Jenuh. 0,4747 r03,68 112.46 0,2169 0,3941 105,06 1r3,82 0,2165
80 0,476r 103,87 112,68 0,21'73
100 0,5086 108,32 rtl,l5 0,2265 0,4080 107,26 116,32 0,2210
r20 0.5388 112,73 r22,70 0,2352 0,4355 l 11,84 r21,52 0,2301
t40 0,5674 tt'7,t3 127.63 0,2436 0,4610 116,3't 126,6r 0,2387
160 0,5947 121,55 132,55 0,2517 0,4852 120,89 131,66 0,2470
180 0.6210 125,99 137,49 0,2595 0,5082 r25,42 136,70 0,2550
200 0,6466 130,48 142,45 0,261r 0,5305 129,9'l 14t,75 0,2628
220 0,6716 135,02 14'.7,45 0,2746 0,5520 134,56 146,82 0,2'104
240 0.6960 139,6t 152,49 0,2819 0,5731 139,20 15t,92 0,2'178
260 0,720r t44,26 r57,59 0,289r 0,5937 143,89 157,07 0,2850
280 0,7438 148,98 t62,74 0,2962 0,6140 148,63 162,26 0,292t
300 0,76"72 153,75 167.95 0,3031 0,6339 153,43 167,51 0,2991
320 0,7904 158,59 I ti,Ll 0,3099 0,6537 158,29 172,81 0,3060
LAMPIRAN D] PROPERTI-PROPERTI TERMODINAMIKA R134A 331
:K /t. kJ/kg P, r.r, kJ/kg v s', kJ/kg'K T,K ft, kJ/kg P, lr, kJ/kg sii:kI
200 199.9'7 0,3363 142,56 170'7 r,29559 780 800,03 43,35 576.12 51,64
.,.f1ffi13,,,,,t
220 219.9'7 0,4690 156,82 t346 1,39105 820 843,98 52,49 608,59 44,84 ,,t',t- il Affi ,r;.'
:,,:,
)^fi o') o 6155 171,13 1084 t,47824 860 888,27 63,09 641.40 39,t2 ,,,,{*gt8g.ri:r.,
240
260 260,09 0,8405 185,45 887,8 1,55848 900 q1) q1 1\ )q 6'74,58 34,3t ,.,affi6,,:jr
280 280,1 3 1,0889 r99;75 738,0 1,63279 940 q71 Q) 89,28 708,08 \o )) :t'ie;#?48"""
290 290,16 1,23|L 206,91 676,1 1,66802 980 orl ?5 t05,2 741.98 .ii2:e4468:::.:!:
300 300,19 1.3860 214,0'7 62r.2 1,'70203 020 068,89 t23,4 776.t0 )71) :
.:.2'P9E3t!rl,:l
3i0 310,24 t,5546 ))t )\ <?, ? r.73498 060 r 14.86 t43,9 810,62 21,t4, :,,',3r0ff{fl;,,;,i
320 170 7q 1,'7375 228.43 528,6 t,76690 100 161.07 t67,1 845,33 18,896 ,
l,,ql0ft31.,i,,.
340 340,42 2,t49 242,82 454,1 1,82790 i 140 207,57 193,1 880.35 16,946;j ,',,:.{;1{8-t3,,..:
360 360,58 2.626 )\1 )4 393,4 1.88543 I 180 254,34 ))1 ) 915,57 15,24t:, ,1,e;rp}1r,,,:
,,
380 380,77 3,t76 271,69 343,4 1,94001 220 301,31 254.7 951 ,09 13.747, , ,ppuf:l.e1ii11:
400 400,98 3.806 286,16 301,6 I,99194 260 348,55 290,8 986,90 t2.435 , 1.
:,fi i,,,?{3* ::,'t' ::
420 42t,26 4 5)) 300,69 266,6 2,O4142 .300 395.97 330,9 t022,82 11.27 5: ',,,,:s,;P.,p$dl;;1,,:,
440 44t,61 5 t17 315,30 236,8 2,08870 340 443.60 175 l 1058.94 10,247 ,:i:3;$q952':'lr,
460 462.02 6,245 17q q7 ztt,4 2,t3407 r380 491,44 124,2 1095,26 9,337:,,: ;,1;,{1 4j.$1,1;.,,,,
480 482.49 7,268 341,70 189,5 2,t7760 1420 539,44 478,0 tt3t,77 8,526,.1 ..i.3,1i?.9S.{;,iri;1
500 503,02 8,411 15q 49 170.6 ) )1q5) t460 58'7,63 537,1 1168,49 7,801.r:, ,,,'
:?,.,,$:!"*#l:.;' :.
520 57161 9,684 374,36 154,t ) 7<OO7 t500 635,9'7 601,9 1205,41 i.t5d,, r.i r3;44SX$iiii;i.
540 544.35 11,10 389.34 139,7 2,29906 t540 684.51 672,8 t242,43 6569., ';:,:.
&t43712:,,: :, : :
32,02 528,14 64,53 2,60319 2200 )501 ? 3138 1872.4 2.A7e, ::,,'3;9191:',"': 'l
720 731.82
740 756,44 35,50 544.02 59,82 2.63280
Surmsn: J. H. Keenan and J. Kaye, Gas Tables. Wiley, New York. 1945
332
LAMPIRAN E] TABEL-TABEL GAS IDEAL JJJ
h? = O kJ/kmol
[. -4, kJ/kmol
:K kJ/kmol a. kJikmol s." kJ/kmol'K TK [" kJ/kmol 5,'kJ/kmol'K
0 0 0 0 t000 30 t29 21 815 228,057
220 6 391 4 562 182,639 r020 30 784 22 304 228,706
240 6 975 4 979 1 85,1 80 r040 31 441 22 795 229,344
260 7 558 5 396 187,5t4 r060 32 101 23 288 ))q 97 7
= 0 kJ/kmol
T h u .io T n u so
0 0 0 0 t020 32 088 23 60',7 244,164
220 6 404 4 575 196,t71 t040 32 789 24 142 244,844
240 6 984 4 989 198,696 t060 33 490 24 677 24 ,513
260 7 566 5 405 201,02'7 r080 34 194 25 2r4 246,17t
280 8 150 5 822 203,191 t 100 34 899 25't53 246,818
298 8 682 6 203 205,033 1120 35 606 26 294 247,454
300 8 736 6 242 205,213 t140 36 314 26 836 248,081
320 9 325 6 664 207,112 r160 37 023 27 379 248,698
340 9 916 7 090 208,904 t180 37 734 27 923 249,307
360 10 511 7 518 2t0,604 r200 38 447 28 469 249,906
380 11 109 't 949 )1) ))) 1220 39 162 29 018 250,497
400 1t 711 8 384 213,765 t240 39 8'.77 29 568 25r,079
420 t2 314 I 822 215,241 1260 40 594 30 118 251,653
440 t2 923 9 264 2t6,656 t280 4t 3r2 30 670 252,219
460 13 535 9 710 218,016 t300 42 033 3t 224 252,776
480 t4 151 l0 160 2t9,326 t320 42 753 3t 778 253,325
500 t4 770 t0 614 220,589 r340 43 475 32 334 253,868
520 15 395 11 071 221,812 r360 44 198 32 891 254,404
540 t6 022 11 533 222,997 r380 44 923 33 449 254,932
560 t6 654 11 998 224,146 t400 45 648 34 008 255,454
580 t7 290 t2 46'7 225,262 t440 47 102 35 129 256,475
600 t7 929 t2 940 226,346 t480 48 561 36 256 257,474
620 t8 572 13 4t'7 227,400 t520 50 024 37 387 258,450
640 19 219 13 898 228,429 t540 50 756 37 952 258,928
660 19 870 t4 383 229,430 t560 51 490 38 520 259,402
680 20 524 t4 8',71 230,405 t600 52 961 39 658 260,333
700 2t 184 t5 364 231,358 r700 56 6s2 42 517 262,5',t1
720 2t 845 15 859 232,291 t 800 60 37t 45 405 2U;101
740 22 510 t6 3si 233,20t t900 64 tt6 48 319 266,722
740 23 178 16 859 234,09t 2000 67 881 51 253 268,655
780 23 850 r7 364 234,960 2100 71 668 54 208 270,504
800 24 523 17 872 235,810 1200 75 484 57 192 114 11a
820 25 199 18 382 236,644 1300 79 316 60 193 273,981
840 25 877 18 893 237,462 1400 83 t'74 63 219 275,625
860 26 559 19 408 238,264 2500 87 05'r 66 27t 277,207
880 27 242 19 925 239,05r 1600 90 956 69 339 278,738
900 27 928 20 445 239,823 1700 94 881 72 433 280,2r9
920 28 616 20 967 240,580 1800 98 826 75 546 281,654
940 t9 306 2t 491 241,323 2900 102 793 78 682 283,048
960 29 999 22 017 242,052 ]000 106 780 81 837 284,399
980 30 692 22 5M 242,768 1100 110 784 85 009 285,713
1000 31 389 23 0',75 243,4',7t \200 114 809 88 203
Suugen: JANAF Thermochemical Tables, NSRDS-NBS-37, 197 l.
LAMPIRAN E] TABEL-TABEL GAS IDEAL 335
/r? = 0 Btu/lbmol
[. Btu/lbmol ,. Btu/lbmol s', Btu/lbmol-'R /2. Btu/lbmol ,, Btu/lbmol s", Btu/lbmol-'R
300 2082,0 1486,2 4r,695 l 100 7 695.0 5 510,5 50,783
320 222t,0 1585,s 42,t43 fi20 7 839,3 5 615,2 50,912
340 2360.0 r 684,8 42,564 1 160 8 129.0 5 825.4 5t.16'7
400 2777,O t982.6 43,694 1 200 8 420,0 6 037,0 51 .413
440 3055,1 218 1 ,3 44,357 1240 8 712,6 6 250,t 5l 65l
480 3333,1 ?t7q q 44,962 1 280 9 006,4 6 464,5 51,887
520 36r l,3 2578,6 45,519 t320 9 301.8 6 680,4 52,114
53'7 3729,5 2663,t 45,743 1 360 9 598,6 6 897,8 5? 115
540 3750,3 2678,0 45.781 1400 9 896,9 7 116,7 52.551
560 3889,s 2777,4 46,034 1440 10 196,6 7 337,0 52;763
580 4028,7 2876,9 46.218 1480 r0 497.8 7 558;7 52.969
600 416'7,9 2976,4 46,514 1520 10 800,4 7 781.9 53.1 7 1
SuNreen: J. H. Kebnan and J. Kaye. Gas Tables, Wiley. Nerv York, l9ul5.
340 TABEL-TABEL GAS IDEAL ILAMPIRAN E
= 0 Btu/lbmol
so
300 2073,5 1477,8 44,927 1280 9 254,6 6112,'7 55,386
320 2212,6 1577,1 45 7'7\ t320 9 57t,6 6 950,2 55,630
340 2351,7 1676,5 45,797 1360 9 890,2 7 189.4 55,867
400 2769,1 1974,8 46,927 1400 t0 210,4 '7 430.t 56,099
420 2908,3 2074,3 47,267 t440 10 532,0 1 672.4 56,326
440 3047,5 2173,8 47,59t 1480 10 855,1 7 916,0 56,547
480 1t?5 5 )t7t 1 48.198 1520 tl 179.6 8161,1 56,763
520 3606,1 2573,4 48,757 1560 11 505.4 8 407,4 s6,97s
537 3725,1 2658,7 48,982 1600 11 832,5 8 655,i 57,182
540 3746,2 )671 R 49,021 1640 t2 160,9 8 904.i 57,38s
560 3886,6 2774,5 49,276 1680 t2 490,4 9 154,1 57,582
580 4027,3 ,R75 5 49 \)) t'720 t2 821,1 9 405.4 57 ,7'77
600 4168,3 2976,8 49,762 1760 13 153,0 9 65'7,9 57.968
620 4309,7 3078,4 1q qq1 1800 13 485,8 9 9tt,2 58,155
640 445t,4 3180,4 50,218 1900 14 322,r 10 549,0 58,607
660 4593,5 3282,9 50,437 2000 15 164,0 lt 192,3 s9,039
680 4'7 76 ) 3385,8 50,650 2200 t6 862,6 12 493;7 59.848
700 4879,3 3489,2 50,858 2400 t8 579,2 i 3 8r 3,1 60.594
720 5022,9 3593,1 51,059 2600 20 311.4 15 148.1 61.287
740 5167,0 369'7,4 51 757 2800 22 051.8 16 497;4 61,934
760 531 1 ,4 3802,2 51,450 3000 23 8t7,7 i7 860,1 62540
780 5456,4 tgoT 5 51,638 3 100 24 702,5 r 8 546,3 62,831
800 5602,0 4013,3 51,821 3200 ,5 5gO 5 19 235,7 63,113
820 5748,t 4119,7 52,002 3300 26 481,6 19 928,2 63,386
840 5894,8 4226,6 52,r79 3400 2'7 375,9 20 623,9 63.654
860 6041,9 4334,1 57 15? 3600 29 t73,9 22 024,8 64,t68
880 6189,6 4442,0 <) \)') 3700 30 077,5 22 729,8 64,415
900 6337,9 4550,6 52,688 3800 30 984,1 23 437,8 64,65't
920 6486,1 4659,7 5? R5? 3900 31 893,6 24 148,7 64,893
940 6636,t 4'769,4 53,0t2 4100 33 72t,6 25 579.5 65,350
960 6786,0 4879,s 51 170 4200 .14 639,9 26 299,2 6s.571
980 6936,4 4990,3 53,326 4300 35 561,1 27 02t,9 65,788
1000 708-7,5 5 10 1,6 53,477 4400 36 485,0 21 747,2 66,000
t020 7238,9 5213,3 53,628 4600 38 341,4 29 206,4 66,413
1040 739t,0 51?5 7 53,775 4700 39 273,6 29 940,0 66.6t3
1060 '7543,6 5438,6 5392t 4800 40 208,6 30 616,4 66,809
1080 '7697,8 5552,t 54,064 4900 4\ t46,1 31 415,3 67,003
1100 7850,4 5665,9 54,204 5 100 43 029,1 32 90t,2 67,380
1120 8004,5 5780,3 54,343 5200 13 974.3 33 647,9 67,562
1160 8314,2 6010,6 54,614 s300 44 922,2 34 397 ,t 6"/ ,7 43
1200 8625,8 6242.8 54,879 5380 45 682.1 34 998.1 67.885
1240 8939,4 64'76.9 55,136
Sul.reen: J. H. Keenan and J. Kaye, Gas Tables, Wiley. New York. 1945
LAMPIRAN EI TABEL-TABEL GAS IDEAL 341
I. OR
r.'R
300 2 108,2 1512,4 ,16,353 1 320 12 3'76,4 q 7550 60,4t2
3,10 2 407,3 1132.1 47.289 l 340 t2 6t1,0 9 955,9 60,593
380 2116,4 1961.8 48,1 48 I 360 12 858,5 to 157,'7 60,772
420 I {)15 7 220t.1 48,947 l 380 13 101,0 10 360,s 60,949
460 3 365.7 14\) ) 49,698 1400 13 344,7 10 564.5 61,t24
480 3 531.7 2581 .5 50,0-58 t420 r3 589,1 t0 769.2 6l;298
500 3'706.2 2113.3 50.408 1140 l3 834,s 10 974,8 61.469
520 3 880.3 2847.7 50.7-50 1460 l4 080,8 lr 181,4 61,639
s37 4 030.2 2963.8 5 r.032 I 480 14 328.0 l I 388,9 6 r ,808
5,10 .1 056.8 2984.4 51,082 1500 14 576.0 tt 597,2 61,974
580 4 411.2 3265.4 5t;726 1520 14 824.9 11 806,4 62,138
600 4 600.9 3409.4 52,038 I 540 t 5 074.7 12 016,5 62.302
620 4 786,8 3555.6 52.343 l 560 t5 1?5 1 t2 227.3 62.464
640 4 9"74,9 3704.0 52.641 l 580 15 576,7 12 439,0 62.624
660 5 165 ) 3854.6 52.931 l 600 l5 829,0 12 651.6 6) 19,1
680 5 357.6 1007.2 5t 2)s \620 16 081.9 12 864,8 62,939
700 5 Siro '1161.9 5t 501 t640 16 335.7 13 078,9 63,095
120 5 748,4 43 r 8.6 53.780 l 660 l6 590.2 t3 293;l 63,250
110 5 946.8 4477.3 5,1.051 1700 t7 t01,4 13 125,4 6t 555
160 6 t41.0 4631.9 54,319 1 800 18 391,5 l4 816,9 64,292
780 6 349.1 4800.1 54.582 I 900 t9 697,8 t5 924,7 64,999
800 6 55)q 4964.2 54.839 2000 21 018.7 17 016,9 65,676
820 6 758.3 5t29.9 5-5,093 2100 22 352.7 I 8 182.4 66,327
840 6 965.7 5297.6 55.343 2200 71 6qq O 19 330,1 66.953
860 1 174,7 s466,9 55.589 2300 25 056.3 20 488,8 6-7 \\1
880 7 385.3 5637.7 55.831 2400 26 424.0 21 651,9 68, I 39
900 7 591.6 5810.3 56,070 2500 27 80t.2 22 836.5 68,102
920 7 8l r..1 5984.4 56.30-5 2600 29 187.1 24 023.8 69,24s
940 8 026.8 6160.1 56.)-i6 2700 30 581.2 2s 219,4 69.17 t
960 8 2,+3,8 6337.4 56.765 2800 31 982.8 26 422.4 70,282
980 8 462.2 65 16.1 -56.990 2900 33 391.5 27 632.5 '70,7'76
1000 8 682,1 6696.2 \1 )t) 3000 34 806,6 28 849.0 7t 155
1020 8 903,4 6877.8 57 1r7 3 100 16 ))1 q 30 071.7 11 1))
I 040 9 126,2 7060.9 51.647 3200 37 654,7 3t 299,9 71 r 7<
060 9 350.3 '7)45 t? 5it
r 1 57.861 3300 39 086.7 1 72.6t6
l 080 9 575.8 7431.1 58.072 3400 40 523,6 33 771.6 13,045
1 100 9 802.6 76 I 8.1 58.281 3500 4t 965.2 35 014,7 13,462
1 120 10 030.6 7806.4 58.485 3600 43 ,11 i .0 36 261,9 '73,810
1 140 10 260.1 1996.2 -58.689 3700 44 860.6 37 5t2,9 1t 16'1
1 160 10 490,6 13l87.t) 58,889 3800 46 314,0 38 767,7 74,655
1 180 to 122,3 8379.0 59,088 3900 41 771.0 40 026.1 75,033
I 200 10 955,3 8572.3 ia )R1 4000 49 231,4 4t 281,9 15.401
1220 I1 189,4 8766.6 59.471 4200 52 t62.0 43 821,4 76,1t9
1240 \t 121,6 8962, I 59.668 4400 5-5 105,1 46 36'7,3 76,803
I 260 l 1 661.0 9158,8 59.858 4600 58 059,7 18 924,'7 77.460
1280 l I 898,4 gt56 5 60.0421 4800 61 024,9 5t 192.7 78.091
I 300 l 2 136.9 9555.3 60 7?q 5000 64 000 54 070,6 78,698
St'rtstsR: J. H. Keenan and J. Kaye. Cias Tttltles, Wiley. Nerv York, l9.t-5
342 TABEL-TABEL GAS IDEAL [LAMPIRAN E
nz = -lt.SSO Btu/tbmol
Surmsn: J. H. Keenan and J. Kaye, Gas Tables, Wi1ey, New York, 1945
LAMPIRAN E] TABEL_TABEL GAS IDEAL 343
Sulassn: J. H. Keenan and J. Kaye, Gas Tables, Wiley, New York, 1945
Grafi k-grafi k Psi krom etri k
tslt
0.0r4
0-8rl
n.fil
0 0;t
-s.t1,
.g,0rt
.8.fi?
'0.0,6,
"fir6
's.rlr G
-$.su 'ro
-g.0lt
-0.srr
g
(0
.g.srr :)
-tn& o
o
:0.{dtl
q.&l s
-o
,e& ({
q
0.orri 0)
=
Y
0.06! c(!
{tl
0.002
3
1I
s.0.?t
ts0 vtu
r52025\30 l5 40 15 rE
Dry Bulb Temperature, "C \ \
0.85 0.90 m3/kg tfy Air
344
-
zF!
z
,11
r20
iloi
x
l@ o
N
F f1
x
Di-
r 'U
U)
's-\l ,o
X
,N
;-l
t- ?
&
-l
50 X
Temperatur
Wet bulb
:i
'^)
N {.>-,r
to
Titik embun
atau jenuh o
O'r'],llt J\'r-'.T 5 -r I
-v 7 1
Volume spesi{ik, f3llbm udara kering a,dt rrr*o.,,l|*-aq'+ w * c*_g Halll
Di bawah 32 F. oroperti-properti dan garis-garis cdlrHlrl
penyimpangan entalpi adalah untuk es
il'T>
='i.lrf-:
Q- .o'"t
346
LAMPIRAN G] GRAFIK-GRAFIK KOMPRESIBILITAS 347
Tekanan Tereduksi, PR
Gambar H-l Gra{ik Penyimpangan Entalpi. [G. J. van wylen and R. E. Sonntag. Fundamentals of Classic:a{
348
LAMPIRAN HI GRAFIK.GRAFIK PENYIMPANGAN ENTALPI 349
(E
6
aE
=
trI
rsl
rl-
*tcllF''"
(E
c
0)
c
G
O)
c
$
o-
E
'=
c
o
o_
Gambar H-lE Grafik Penyimpangan Entalpi. [G. J. Van Wylen and R. E. Sonntag, Fundantentals of
Classical Thermodtnamics, 3rd ed, Wile1,, New-Yorkl
Grafik-grafik
Penyimpangan Entropi
N + i)
,of
''lii\\
t\ -l- '0.50
uoH
I
ld).75
\ 'f \
0.55
55li
ll N
oc,
I N
t1 J 060
N
so
l.l
a) 061
li I
:
OE 0.70
Y
o 4sH
E
it R'..
-fll
.85
S\
0.75
a
I 0.!
.11 0
tu;
*
I
I
I It -o8s
o
"r I
I ilh'i-{--iii:
giil\] |
0.92 0.9(
o I
-ogr--
C
o tm-
E
G
o
c
o
o
::I It.0r
1.02
t.02-
-:E
,f
-1.06
/ rs 1.08
C
o Il0
L l.15
1.20
?
:.I
t.{0 I r.t0
- .2.m
sl- - l.a
L irttry
3.m
.E
0.1 0.2 0.3 0,40.5 1,0 2.0 3.0 4.0 5.0
Tekanan tereduksi, PR
Gambar I-1Grafik Penyimpangan Entropi. [G. J. Van Wylen and R' E Sonntag, Fundamentals of
Thermod,-namics, 3rd ed, Wiley, New-Yorkl
350
LAMPIRAN I] GRAFIK-GRAFIK PENYIMPANGAN ENTROPI 351
21,0
20.0
19.0
S
18.0
17.0
\\ \
I
\ \ .TR
16.0
i\ .t
r5.0
i\ J.
0.50
F
6
r4.0
130
I
I
\
-x'
\ S 0.55
E
-o I
I l. \\
0.6q
Ii.
12.0
o= I
ts! I 1.0
I
ra 0.i0
0.61
* I
,t4
r0.0
N \
o- 075 0.75
o
l0 N.
0.80
:s q
c
o 9.0
c(5
ln
E5
I 0
o 0.$ 0.85
c(! 80
E
'=
o I
I
r.92 |
ltt {i
a;
I o.se. o96J
E
o
o_
7.0 +lon
tlt, ).9
-
! =
r0oI
/tl_ 'l
I
0.9t
tlrl t.o2 - 0q8 -
60
I
- -
- 1.02
-
zlM 1.05
I 1.06
-
5.0
I
I
Ll(
-
I l.l5
40
t//
II
I
3.0
I
_ri I - 1.20
r,/)
1.30
-{
il
)
2.0
I,r
1.0
0
0l
#L 0.2 0.4
4
0.5 1.0 2,0
k4 '4. 4
2.501
3.0 4.0 5 0
Tekanan tereduksi, Pt
Gambar I-lE Graf,k Penyimpangan Entropi. [G. J. Van Wylen and R. E. Sonntag, Fundamentals of
Classical Thermodynamics, 3rd ed, Wiley, New-Yorkl
Indeks