Anda di halaman 1dari 26

A.

DATA ORGANISASI DAN PENGALAMAN PERUSAHAAN


1. Umum

CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN adalah sebuah perusahaan Konsultan yang berada di
Kota Mamuju Kab. Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, Perusahaan ini berdiri pada tanggal
17/06/2016, mempunyai ketetapan Hukum yang dibuat oleh Notaris MAHMUD, S.H., S.S,.
M.Kn. Nomor : 45 Tanggal 17/06/2016. CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN bergerak pada
bidang pelayanan jasa konsultansi baik itu Perencanaan dan Pengawasan.
Dalam melaksanakan konsultansinya perusahaan memberikan keleluasaan kepada tenaga
ahli yang terdiri dari Strata S2 dan S1 berbagai bidang keahlian untuk mengembangkan skill,
kreativitas, inovasi secara penuh untuk mencapai mutu dan value yang diinginkan oleh mitra
atau client kami, terutama dalam hal konsultansi teknik pembangunan dan pengelolaan
proyek.
Personil Konsultan CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN adalah para professional muda di
bidang konsultansi teknik yang telah dibekali pengetahuan dan teknologi sesuai dengan
perkembanganan teknologi yang paling terakhir dan telah mempunyai pengalaman
professional yang terbina melalui beberapa perusahaan konsultan yang telah mempunyai
pengalaman yang baik dan kredibilitas yang tinggi.
CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN dalam menjalankan pekerjaannya menerapkan standar
profesionalisme yang tinggi. Para klien perusahaan kami akan dilayani oleh staf ahli yang
berpengalaman dan dibedakan sesuai dengan disiplin ilmunya. Klien kami juga akan
mendapatkan manfaat dalam akses yang mudah untuk hal standar spesialisasi yang tinggi.
Teknologi yang inovatif dan tersedianya hasil penelitian. CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN
merupakan anggota dari INKINDO. Spektrum semua kegiatan mencakup semua tingkatan
pelayanan jasa konsultansi mulai dari tahap identifikasi dan investigasi pendahuluan, studi
kelayakan, detail desain, analisa dampak lingkungan, pengawasan konstruksi, pelatihan dan
layanan pelaporan.
2. Maksud dan Tujuan
Secara umum maksud dan tujuan dari jasa konsultan perencana ini meliputi :
 Membantu dan mendukung dalam melaksanakan Pengadaan Jasa Konsultansi
Pengawasan Pembangunan Pagar Pengaman Area Taman Marasa Daerah Prov.
Sulbar Tahun Anggaran 2022
 Mengadakan survey lapangan dan memberikan informasi yang akurat, kendala-kendala
serta solusi yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan fisik pekerjaan dimaksud.

3. Nama Kegiatan
Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Pagar Pengaman Area Taman
Marasa.

4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan Samsat Wilayah Kabupaten Polman Prov. Sulawesi Barat

5. Data Perusahaan
Perusahaan ini bernama CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN adalah Perseroan Komanditer
yang berbadan Hukum yang mengerjakan pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan baik
berupa pekerjaan struktur, jalan, jembatan, konstruksi bangunan gedung. Sehingga memiliki
pengalaman kerja Perusahaan yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan yang dimaksud.
Sehubungan dengan kegiatan Pembangunan yang begitu pesat di Sulawesi Barat
khususnya di Prov. Sulbar, Maka kegiatan usaha perusahaan kami telah berkembang
meliputi Jasa konsultansi di Bidang:
 Perencanaan
a. Survey, Pengukuran dan Pengambilan data
b. Mengumpulkan Data – Data Perencanaan
c. Penyusunan Pedoman penugasan termasuk uraian tentang persyaratan setempat.
d. Membuat rencana tampak, Prarencana dan pengurusan untuk mendapatkan isian membangun
e. Membuat Gambar – gambar lengkap
f. Membuat Gambar – gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat, rencana volume dan
biaya, dan tata cara Paket
g. Memberikan penjelasan pelaksanaan pekerjaan

Perencanaan Tersebut Meliputi :


 Jasa Desain Arsitektural
 Jasa Desain Rekayasa Untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan
 Jasa Desain Rekayasa Untuk Proses Industrial dan Produksi
 Pengawasan
a. Mengawasi laju pekerjaan pelaksanaan fisik dari segi kualitas bahan bangunan serta kualitas
pelaksanaannya
b. Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan
konstruksi fisik
c. Mengawasi, meneliti perubahan – perubahan serta penyusaian – penyusaian yang terjadi
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik
d. Membuat laporan harian, mingguan serta bulanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik
e. Penyusunan berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran, penyelesaian dan
penyerahan pekerjaan konstruksi fisik
f. Membuat gambar – gambar sesui yang dilaksanakan (As Built Drawing)
Pengawasan Tersebut Meliputi :
 Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung (RE201) – K1
 Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Transportasi (RE202) – K1
 Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil Air (RE203) – K1
6. Sumber Dana Kegiatan
Adapun sumber pendanaan kegiatan ini adalah :
 Sumber Dana : APBD Pemerintah Prov. Sulawesi Barat Tahun Anggaran 2022
 Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Prov. Sulbar
7. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam menjalankan roda usaha dan fungsi manajemen Perusahaan, maka dalam
strukturalnya CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN menyusun organisasi perusahaan
berdasarkan kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan. Untuk pekerjaan Pengawasan
Pembangunan Pagar Pengaman Area Taman Marasa terlampir bersama pernawaran ini.

DIREKTUR
ARWANSYAH, ST.

TEAM LEADER
ARHAM, R, ST
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
1. PENDAHULUAN
Bab ini menggambarkan mengenai apresiasi umum konsultan mengenai aspek masalah teknis dari
Pekerjaan yang akan dilaksanakan, daftar lingkup pekerjaan yang diusulkan dan memberikan
gambaran secara keseluruhan dari pendekatan dan metodologi yang telah dipilih konsultan untuk
mencapai tujuan proyek.
2. TANGGAPAN UMUM TERHADAP KAK
2.1. Komponen Kegiatan
Komponen utama proyek ini terdiri:
1. Final Engineering Design Reviews
2. Final Engineering Design
3. Penyusunan Dokumen Tender
4. Persiapan Proyek yang mengarah pada peningkatan Vitalitas Ekonomi Masyarakat daerah
Pengawasan.
5. Supervisi Pelaksanaan.
2.2. Sumber Dana Kegiatan
Pemerintah dalam hal ini pemerintah Prov. Sulbar setiap tahunnya telah mengalokasikan dana
melalui APBD. Dinas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Ruang Bidang Cipta Karya
Dengan Nilai HPS Rp. 9.496.000,- dalam hal ini Dinas DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG Prov. Sulbar. dana tersebut dialokasikan termasuk untuk membiayai jasa
konsultan Pengawasan dan untuk menjamin agar dana tersebut dapat digunakan secara
maksimal dalam pelaksanaan Kegiatan Pengawasan.
2.3. Tujuan Kegiatan
Tujuan Utama yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam hal ini melalui Dinas Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Ruang Bidang Cipta Karya dengan dilaksanakannya Kegiatan
Program Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Pagar Pengaman Area
Taman Marasa. Menggunakan Dana APBD. Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Dinas Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Ruang Bidang Cipta Karya ( APBD. ini adalah
dihasilkannya Detail Desain untuk selanjutnya penyusunan/penyiapan dokumen pelelangan untuk
pekerjaan fisik berdasarkan ketersedian dana dimaksud. Hasil pekerjaan Pengawasan ini harus
semaksimal mungkin dituangkan dalam dokumen kegiatan yang terdiri dari gambar rencana dan
dokumen lelang yang mencakup segala persyaratan yang ditetapkan dan dapat dipertanggung
jawabkan dan meminimalkan sedikit mungkin adanya perubahan atau Pengawasan lainnya
dikemudian hari.
2.4. Jasa Konsultan
Jenis jasa konsultan yang dibutuhkan adalah membuat Pengawasan teknis lengkap yang
menghasilkan Pengawasan terperinci beserta dokumen pelelangannya
2.5. Lingkup Pekerjaan Jasa Konsultan

Dalam memenuhi tuntutan kerangka Acuan, maka setelah mengetahui lokasi rencana maka
diadakan sosialisasi atau pertemuan terbuka dengan masyarakat setempat dengan melibatkan
pihak pemerintah kabupaten/kota, yang lebih rinci diuraikan dibawah ini :
1. Sebelum memulai kegiatan, konsultan yang melaksanakan pekerjaan ini harus mengadakan
konsultasi dengan pengendali kegiatan atau petugas yang ditunjuk dengan maksud untuk
mengadakan konfirmasi mengenai pekerjaan yang akan ditangani.
2. Konsultan harus berusaha untuk mendapatkan informasi umum megenai kondisi lokasi yang
akan disurvey, dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam melaksanakan survey
lapangan.
3. Pekerjaan Pengawasannaan teknis harus berpedoman pada standar Pengawasan yang
berlaku. Survey pendahuluan seperti ini peninjauan lapangan kondisi rencana pekerjaan,
penentuan lokasi, foto-foto kondisi/situasinya dan pekerjaan lain yang diperlukan.
4. Pekerjaan Pengawasan teknis ini antara lain : pengukuran, survey, data exsisting dilapangan.
Desain bangunan tiap-tiap sarana yang dibutuhkan sesuai dengan standar yang ada.
Termasuk di dalam pekerjaan ini perhitungan volume dan biaya pelaksanan, pembuatan
spesifikasi, pembuatan dokumen lelang, laporan-laporan dan semua pekerjaan lain yang di
perlukan untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan.
5. Bahasa istilah-istilah yang di gunakan dalam uraian pekerjaan, dokumen kontrak/lelang dan
lain-lain adalah Bahasa Indonesia, sedangkan angka-angka menggunakan unit metrik desimal.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan teknis, dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Tahap Koordinasi
Hal ini penting di laksanakan untuk melakukan koordinasi dengan pihak pemilik kegiatan dalam
hal informasi tentang kegiatan yang dilaksakan.
2. Persiapan Tim
Untuk mendukung pelaksanaan di lapangan nanti dipersiapkan Tim Teknis yang akan
diturunkan dalam pelaksanaan kegiatan dengan keahlian masing-masing antara lain :
a. Team Leader / Ahli Muda Jembatan 1 Orang
3. Survey Lokasi dan Pengambilan data
Survey lokasi dan pengambilan data dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Pada tahap ini tim survey turun ke lapangan untuk mengambil data dan mengadakan
koordinasi dengan Direksi agar hasil Pengawasan nantinya tetap sesuai dengan spesifikasi
termasuk kondisi peralatan yang digunakan, sehingga hasil Pengawasan sesuai dengan
ketentuan/Kerangka Acuan Kerja yang diberikan.
Ada Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Pengabilan data dilapangan
b. Inventarisasi Situasi/Lokasi Kegiatan berikut Foto dokumentasi
Pekerjaan pengukuran adalah kegiatan pengumpulan data, dijadikan acuan dalam desain dan
perhitungan Volume dan rencana anggaran biaya tertentu serta disajikan pada lembaran
kertas.
4. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai bahan-bahan yang
dapat dipakai untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang dikerjakan. Informasi yang harus
diperoleh dari kegiatan ini antara lain :
a. Jenis bahan untuk Bangunan yang ada, misalnya pasir, besi, batu Merah dan batu
kali/gunung.
b. Perkiraan harga satuan setiap jenis bahan.Perkiraan jarak pengangkutan bahan dari
quarry ke base camp proyek
c. Data yang diperoleh dicatat untuk menjadi acuan nantinya.
5. Analisa Data Lapangan
a. Survey Soil, meliputi kondisi tanah/jenis tanah.
b. Data tentang kebijaksanaan Pemerintah setempat yang meliputi Rencana Umum Data
Ruang (RUDR) dan Rencana Prasarana dan Sarana Dasar Umum (PSDU).
c. Menentukan skala yang akan dipakai dalam proses desain.
d. Menentukan volume pekerjaan dan perkiraan biaya.
6. Penyiapan Dokumen Lelang
a. Meyiapkan gambar rencana detail ukuran A3 yang selanjutnya diredukasi menjadi ukuran
A4.
b. Menyusun daftar kuantitas pekerjaan dengan menggunakan dokumen standar.
c. Meneliti konsisten.
d. Menyusun ketentuan-ketentuan yang akan diterapkan baik dalam proses pelelangan
maupun dalam proses pelaksanaan.
3. PENDEKATAN UMUM
Dalam mempersiapkan Pengawasan ini konsultan telah mempelajari dokumen lelang dan
mendengarkan penjelasan pekerjaan dari Satuan Kerja Dinas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Prov. Sulbar. Berdasarkan hal-hal tersebut konsultan merumuskan pendekatan proyek dan
memilih metode yang akan digunakan agar tercapai hasil yang memuaskan. Selama aktivitas
Pengawasan konstruksi, penekanan utama akan difokuskan pada lokasi pekerjaan dan Pengawasan
dan pemantauan biaya.
Konsultan dapat memberikan pelayanan konsultasi yang diperlukan dengan staf-staf selama waktu
yang ditentukan sesuai dengan Term of Reference dan rapat penjelasan tender serta persyaratan dan
peraturan yang dikeluarkan oleh Satuan Kerja Dinas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Prov. Sulbar.

Untuk memenuhi kerangka Acuan tersebut, konsultan akan melengkapi jasa-jasa dari satu tim supervisi
konstruksi yang memenuhi persyaratan yang mana akan memastikan bahwa seluruh aspek dari
pekerjaan tersebut dikoordinasikan serta memadai dan sehingga kemungkinan-kemungkinan adanya
masalah-masalah, keterlambatan dan kesulitan-kesulitan dapat diatasi dengan cepat.

4. METODE DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Kegiatan Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Pagar Pengaman
Area Taman Marasa mempunyai arti penting bagi daerah-daerah di wilayah Prov. Sulbar
khususnya daerah sekitar Pengawasan ini berada, maka persoalan Pengawasan dan mutu
pelaksanaan menjadi sangat penting. Untuk mengatasi hal ini dan untuk mencapai hasil yang
optimal, maka CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN telah menyiapkan Rencana Kerja
dilengkapi dengan jadwal pekerjaan dan susunan tenaga ahli terlampir dalam usulan ini.
1.1. Fungsi konsultan Pengawas
Fungsi Konsultan Pengawas pada dasarnya dibagi dalam 2 (dua) fungsi, yaitu :
1.1.1. Fungsi Administrasi
a) Membantu Pengguna Jasa dalam memahami dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak,
terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban dan tugas Penyedia
Jasa Pemborongan.
b) Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat memorandum
atas pekerjaan konstruksi saluran saluran dan koker untuk jenis
penanganan (peningkatan pemeliharaan/perbaikan, pembangunan baru).
c) Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan berupa,
foto-foto yang dibuat sebelum pekerjaan berlangsung (mulai), sedang
berjalan dan pekerjaan selesai, serta kejadian di lapangan lainnya.
d) Menyiapkan dokumendasi sehubungan dengan Contract Change Order
dan Addendum sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan
dapat dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan semua aspek
yang ada.
e) Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.

1.1.2. Fungsi pengawasan (supervisi)


a) Membantu Pengguna Jasa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat
diselesaikan sesuai desain, persyaratan dan ketentuan yang tercantum
dalam dokumen kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
b) Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara
terperinci untuk mendukung review design (bila ada), dan membantu
Pengguna Jasa agar perubahan desain tersebut dapat dilaksanakan.
c) Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan
perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar
pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan, perhitungan
volume dan pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
d) Meninjau pengadaan personil dan peralatan Penyedia Jasa
Pemborongan sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan.
e) Memantau dan mengecheck pengendalian mutu dan volume pekerjaan
untuk sertifikasi “Monthly Certificate (MC)”.
f) Melakukan pengecheckan dan persetujuan gambar terlaksana ( as built
drawing).
g) Membantu Pengguna Jasa dalam menyiapkan pelaksanaan Provisional
Hand Over (PHO).
h) Membantu Pengguna Jasa dalam pengawasan pekerjaan pada periode
pemeliharaan.

1.2. Tanggung Jawab Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pemimpin Pekerjaan bahwa
hasil pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa Pemborongan benar-benar sesuai
ketentuan kontrak pemborongan. Konsultan akan memberikan jaminan segala ijin kerja,
persetujuan dari setiap jenis/langkah pelaksanaan dan persyaratan konstruksi yang
telah dikeluarkan. Untuk memperjelas uraian tersebut, pada Gambar C.2 dijelaskan
mengenai Kegiatan Pengawasan Pekerjaan, dari tahap awal sampai tahap akhir
pekerjaan.

1.3. Tugas Konsultan Pengawas


Tugas konsultan pengawas secara garis besar akan meliputi :
1.3.1. Pengendalian teknis;
Bertindak untuk dan atas nama Pengguna Jasa mengendalikan pelaksanaan
fisik pembangunan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Pemborongan pada
saat pre-audit, monitoring dan post-audit, meliputi :
a) Aspek mutu hasil pekerjaan;
b) Aspek volume pekerjaan;
c) Aspek waktu penyelesaian pekerjaan;
d) Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang
tercantum dalam kontrak pemborongan.Pengendalian atas proses koordinasi
terkait;
1) Rentang kendali pre-audit
Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang
“pre-audit” adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan
pengawasan, yang terdiri dari :
 Pengumpulan dan analisa terhadap data;
 Pengecekan hasil Pengawasan dengan membandingkan terhadap
kondisi lapangan;
 Pemeriksaan terhadap kesiapan Penyedia Jasa Pemborongan,
yang meliputi material, peralatan, tenaga dan jadwal pelaksanaan.
Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil
Pengawasan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan
antara lain :
 Jenis pekerjaan;
 Kuantitas pekerjaan;
 Kualitas yang dipersyaratkan;
 Schedule pelaksanaan;
 Schedule pembayaran.
Pengecekan hasil Pengawasan dilakukan dengan cara membawa hasil
Pengawasan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil Pengawasan
tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada. Apabila ternyata dari
hasil pengecekan hasil design tidak sesuai dengan kondisi lapangan,
konsultan team supervisi akan membuat alternatif lain yang sesuai
untuk diajukan kepada Pengguna Jasa.
Material dan peralatan yang didatangkan Penyedia Jasa Pemborongan
akan diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan, sehingga benar-benar
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan


diteliti lebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume pekerjaan
yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/tukang yang
akan mengerjakannya serta alat yang akan digunakan. Apabila menurut
analisa tidak seimbang antara volume dengan tenaga kerja dan
peralatan terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan
menyarankan kepada Penyedia Jasa Pemborongan untuk menyiapkan
tenaga kerja dan peralatan yang memadai agar bisa selesai tepat pada
waktunya.

Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya


pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan
pertambahan volume pekerjaan. Agar tidak terjadi perubahan biaya
terlalu besar, konsultan akan menggantikan nilai pekerjaan tambah itu
dengan pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi
dan tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut
memungkinkan dan mendapat peretujuan dari Pemimpin Kegiatan.

Dalam hal ini, konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah, justru


mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi teknis dan
biaya memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.

2) Rentang Kendali Monitoring


Kegiatan pengendalian teknis rentang monitoring adalah kegiatan-
kegiatan yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun
konsultan pengawas telah melakukan pre-audit namun setiap langkah
pelakanaan pekerjaan akan terus dimonitor agar kalau terjadi
penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan kembali sesuai
petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan akan selalu
melakukan evaluasi terhadap progres dan kualitas pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan kita
jaga sebaik-baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan
dengan cepat, sehingga kerugian yang menyangkut aspek mutu,
volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat dihindari
atau ditekan sekecil-kecilnya, selain mengawasi pekerjaan fisik
konsultan pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar kegiatan,
agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-tukangnya
mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan
memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.
3) Rentang Kendali post-audit
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja
bagi Penyedia Jasa Pemborongan. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk
kemajuan pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun Penyedia Jasa
Pemborongan tidak bisa menyajikan permintaan pembayaran sebelum
mendapat rekomendasi dari konsultan pengawas bahwa hasil
pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak.

1.3.2. Pengendalian atas proses koordinasi terkait


Konsultan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis
tersebut di atas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu
dilakukan oleh pihak lain (khususnya oleh Pengguna Jasa). Koordinasi dengan
instasi terkait, antara lain dilakukan dengan :
a) Pemimpin kegiatan fisik;
b) Konsultan lain yang terkait;
c) Instansi terkait lainnya.

1.3.3. Pengendalian administrasi kegiatan;


Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang, memberlakukan
serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi kegiatan
yang diawasinya, yaitu mencakup antara lain : surat, memorandum, risalah,
laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak,
addendum dan lain-lain yang dianggap perlu. Langkah-langkah dan tindakan
yang akan dilakukan konsultan pengawas untuk maksud tersebut adalah :
a) Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai
tuntas maksud dari surat masuk maupun keluar;
b) Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam
pelaksanaan tugas konsultan;
c) Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi
persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas;
d) Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan;
e) Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan agar
sebelum maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi penyimpangan;
f) Membantu/menyiapkan addendum serta hal-hal lain yang dianggap perlu
dalam penyelesaian pekerjaan.

1.3.4. Evaluasi rencana kegiatan;


Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan serta menyarankan perubahan/penyempurnaan/penyesuaian
rencana yang perlu dilakukan (bila ada) guna menjamin tercapainya maksud
dan tujuan kegiatan.

1.3.5. Verifikasi Hasil Pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan


Konsultan pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban menyatakan
bahwa hasil pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan telah memenuhi segala
persyaratan untuk proses selanjutnya, yaitu persetujuan Pengguna Jasa.

1.4. Kontrol Sistimatik terhadap Kegiatan Lapangan


Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol
manajemen kegiatan konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa
dahulu persiapan kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah
atau dengan cara Pengawasan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang
tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, Pengawas lapangan perlu
menerapkan sistim kontrol yang sistimatik di lapangan.
Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan di lapangan memiliki tiga tujuan, yaitu :
a) Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan, maka harus dikembangkan
sasaran jangka pendek dan program kerja untuk
b) Memastikan bahwa pekerjaaan pengawasan berjalan secara benar sehingga
peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
c) Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh kegiatan tidak di-
lampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak.
Kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan, yaitu :
a) Pencapaian target kemajuan fisik.
b) Pencapaian target keuangan
c) Pengadaaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
d) Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi
kerja lapangan.
e) Pemantapan kerja sama antar pekerja kegiatan dari seluruh bagian/divisi.
f) Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut di atas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan
situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang diambil untuk
mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.

1.5. Kunjungan Lapangan.Site Visit


Frekwensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan,
sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekwensi kunjungan dapat bergantung pada
tahapan dari pemimpin kegiatan yang mengelolanya beserta para anggota tim sesuai
urgensinya.

1.6. Pengontrolan Kegiatan


Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network/scurve chart yang telah
disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanan harus secara periodik atau sesuai kondisi
dicheck kembali :
 Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati;
 Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera;
 Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya kegiatan
seperti yang dikehendaki.
I. Jarak waktu kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi dua macam rentang waktu yaitu :
 1-2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1 minggu;
 2-4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis.
II. Cara mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
 Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai :
 Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai :
 Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai :

1.7. Sistim Informasi Manajemen Kegiatan.


Sistim informasi manajemen kegiatan pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk
mendukung pihak Pimpinan Kegiatan dalam memantau dan mengendalikan kegiatan.
Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi kegiatan
setiap saat atau secara berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan
berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi di lapangan serta
mengintegrasikan keinginan-keinginan dari pihak Pemimpin Kegiatan yang mewakili
pihak Pengguna Jasa tentang apa-apa yang mau dimonitor dan dikendalikan.
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan
supaya perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut
dijabarkan dalam besaran uang dan besaran waktu.
Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan fisik, peranan sistim informasi manajemen
kegiatan hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu pekerjaan
dilakukan oleh petugas khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat
dilaksanakan di kantor. Tolok ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender
(Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya atau
dimonitor dimana perkembangan suatu kegiatan selalu diikuti oleh perkembangan data
kegiatannya. Volume data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan
pekerjaan secara fisik.
Data kegiatan sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pengguna
Jasa, karena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data kegiatan yang telah
dikumpulkan secara periodik kemudian diolah/diproses untuk dijadikan informasi
kegiatan (laporan kegiatan). Artinya, dari laporan kegiatan dapat diketahui
perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual). Dari laporan kegiatan ini
Pemimpin Kegiatan baru dapat mengevaluasi perkembangan kegiatannya dengan cara
memperbandingkannya terhadap rencana.
Pemimpin kegiatan mengendalikan kegiatannya dengan keputusan-keputusan yang
dibuat dan diimplementasikan ke project site. Hasil dari implementasinya menciptakan
data kegiatan baru dan dengan demikian siklus project management control system
berulangkali. Siklus ini baru berhenti apabila kegiatan telah selesai.

1.8. Pengendalian Mutu


Selama periode kontruksi, konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan,
arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Penyedia Jasa Pemborongan
guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas.
Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
konstruksi antara lain sebagai berikut di bawah ini namun tidak terbatas pada :
a) Peralatan laboratorium
b) Penyimpanan bahan/material
c) Cara pengangkutan material yang akan digunakan.
d) Pengujian material yang akan digunakan
e) Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
f) Test lapangan
g) Administrasi dan formulir-formulir
1.1.1. Laboratorium Personal.
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui kekuatan konstruksi
beton yang tidak bisa dilakukan di lapangan. Personil/tenaga yang terkait untuk
maksud pengujian harus cukup berpengalaman dan mengenal dengan baik
tentang testing laboratorium maupun lapangan.

1.1.2. Penyimpanan Bahan / Material


Mekanisme penyimpanan bahan/material dilakukan sebagai berikut :
 Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa
untuk menjamin perlindungan kualitas.
 Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang
mudah dapat diperiksa oleh konsultan.
 Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuhan, puing, dan mempunyai
drainase yang lancar.
 Bahan-bahan yang diletakkan langsung di atas tanah tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan, kecuali tempat kerja tersebut telah
dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau
kerikil setebal 10 cm.
 Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta
mengontrol kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.

1.1.3. Cara Pengangkutan Material/Campuran


Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan untuk
perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada di sekitar pekerjaan.
Bilamana terjadi gangguan di antara operasi berbagai pekerjaan, konsultan
akan mempunyai wewenang untuk memerintahkan Penyedia Jasa
Pemborongan dalam menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna
mempercepat penyelesaian seluruh pekerjaan.

1.1.4. Pengujian Material Yang Akan Digunakan


Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspesikan oleh
konsultan. Staf anggota team konsultan setiap saat akan membuat rencana
untuk menginspeksi material yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal
kerja Penyedia Jasa Pemborongan. Walaupun bahan-bahan yang disimpan
telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan ditest
kembali oleh konsultan. Material yang akan digunakan harus ditest di
laboratorium untuk mendapat persetujuan dari konsultan, jenis dan jumlah test
seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

1.1.5. Job Mix Formula


Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan
spesifikasi, sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu Job Mix
Formula yang disetujui konsultan, antara lain untuk pekerjaan Beton.

1.1.6. Pengujian Rutin Dilapangan


Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan
atau campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama
pekerjaan berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan.
Jenis dan frekuensi/jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.

1.1.7. Test Lapangan


Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu pengujian/tes
lapangan.

1.9. Pengendalian Kuantitas


Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan/campuran
yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh Penyedia Jasa Pemborongan atau yang
terpasang. Konsultan akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan :
 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.
 Metode perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan, baik kualitas maupun kuantitas, dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume
pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas dalam
kontrak adalah benar diukur dan dibayar oleh konsultan dan mendapat persetujuan
Pengguna Jasa. Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :.
a) Pengukuran meter persegi (m2)
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu panjang dan
lebar, setelah ketebalan memenuhi persyaratan tebal minimal atau toleransi yang
digunakan dan spesifikasi.
b) Pengukuran meter panjang (m’)
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, setelah penampang
suatu konstruksi sesuai dengan gambar (dimensinya).
c) Pengukuran meter kubik (m3)
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang dan
lebar. Sedangkan untuk ketebalan dapat diukur dengan alat ukur sehingga
panjang, lebar, dan tebal menghasilkan volume yang akurat.
d) Pengukuran berat (ton)
Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara :
 Pertama, yaitu penimbangan dengan timbangan.
 Kedua, dengan pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan
tersebut (berat jenis dapat diketahui dari laboratorium).

1.10. Pengendalian Waktu


Di dalam pekerjaan, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per hari adalah
sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
Berikut ini dijelaskan bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar
tidak terjadi perpanjangan waktu yang tidak perlu yang akan memboroskan waktu,
tenaga dan biaya.

1.11. Schedule Penyedia Jasa Pemborongan.


Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang
dibuat Penyedia Jasa Pemborongan. Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang
ditargetkan sudah layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan
lebih kecil bila dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan saluran dengan
kondisi kerja yang sama. Kemudian dicek juga apakah construction methode dan
urutan kerja Penyedia Jasa Pemborongan sudah sistematis, konsepsional dan benar ?
Selanjutnya, berdasarkan schedule Penyedia Jasa Pemborongan yang sudah disetujui,
konsultan pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut. Time schedule
ini bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga setiap hari dapat dicek apakah
target volume tersebut bisa tercapai atau tidak ? Bila target tidak tercapai, maka selisih
volume diprogramkan/dikejar untuk schedule hari berikutnya.
Bila time schedule yang dibuat dan disetujui tersebut dilaksanakan sebagaimana
mestinya dan dikendalikan dengan baik, maka diharapkan pekerjaan bisa diselesaikan
“on schedule”.
1.12. Alat Berat (Heavy Equipment)
Untuk mengerjakan pekerjaan yang tingkat kesulitannya besar, dalam artian kalau tidak
menggunakan alat berat tidak efesien dan efektif, bisa kombinasi/beberapa jenis alat
dan jumlah alat yang mencukupi.
Pertama harus diketahui/dihitung kapasitas alat, kalau alat tersebut adalah suatu
kombinasi, maka kapasitas yang diperhitungkan adalah yang terkecil. Dari alat tersebut
dihitung produksi nyata per jam, kemudian produksi terkecil yang digunakan untuk
evaluasi pengendalian waktu.
Untuk rencana sekian jam kerja per hari, apakah mampu alat tersebut menghasilkan
produk sesuai volume yang ditargetkan ? Bila tidak tercapai, perlu diambil tindakan-
tindakan, antara lain : menambah jumlah alat atau menambah jam kerja/over time,
sedemikian rupa sehingga volume pekerjaan yang direncanakan bisa diselesaikan
dalam waktu yang ditentukan.

1.13. Tenaga Kerja


Demikian juga tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan tenaga kerja yang
mencukupi, sehingga pekerjaan akan bisa dikerjakan oleh tenaga kerja sesuai dengan
jadwal/waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkiraan tidak bisa
diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja
lembur/over time. Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup/efektif,
maka pelaksanaan pekerjaan diharapkan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.

1.14. Jumlah Jam Kerja


Penyelesaian suatu pekerjaan sangat tergantung pada jam kerja per hari. Jumlah jam
kerja yang sedikit akan menghasilkan produk yang lebih kecil dibandingkan bila jam
kerja per harinya lebih banyak.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian rupa
sehingga volume pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan
tidak bisa diselesaikan dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/ over time.
Dalam administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara
optimal, maka konsultan harus memahami secara sungguh-sungguh Network Planning
yang umumnya telah dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan dengan metode lintas
kritis (Critical Path Methode/CPM).
Mengingat sangat pentingnya “ Network Planning” ini dalam suatu pekerjaan
pengawasan, maka konsultan akan menganalisa secara rutin “ Network Planning”
tersebut bila memang diperlukan.

1.15. Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan.


Guna pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan, hal-hal pokok yang perlu
diperhatikan antara sebagai berikut :
 Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar
sehingga kwantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan
demikian volume dalam kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang
dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari
pengukuran/kwantitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar
untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan
yang tercantum dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya pekerjaan
dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada di kontrak.

1.16. Pemeriksaan Pembayaran Akhir


Tim Pengawas Teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Apabila terdapat kesalahan, pembayaran terdahulu yang sudah disetujui masih dapat
dikoreksi pada pembayaran berikutnya.

1.17. Pemeriksaan Pembayaran Akhir


Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Engineer atau Penyedia Jasa
Pemborongan dan harus disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditanda-
tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu
Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga
Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah
Kontrak, maka Perintah Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu
Addendum.

1.18. Sertifikat Penyelesaian Akhir


Bila Penyedia Jasa Pemborongan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk
semua kewajiban pada Perioda Jaminan, maka ia harus membuat permohonan untuk
serah terima pertama. Setelah pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima selesai dilakukan, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap
pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian
Akhir.

1.19. Pernyataan Perhitungan Akhir


Bila Penyedia Jasa Pemborongan menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk
semua kewajiban pada Perioda Jaminan, maka ia harus membuat permohonan untuk
serah terima pertama. Setelah pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima selesai dilakukan, yang dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap
pekerjaan tersebut, maka konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian
Akhir.

1.20. Adendum Penutup


Berdasarkan pada rincian Pernyataan Engineer mengenai Perhitungan Akhir. Setelah
memperoleh tanda tangan Penyedia Jasa Pemborongan, engineer akan
menyampaikan addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Pekerjaan untuk
ditandatangani bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

1.21. Dokumen Catatan Pekerjaan


Penyedia Jasa Pemborongan harus memelihara catatan yang cermat tentang semua
perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Pekerjaan selama
pelaksanaan pekerjaan.

1.22. Keselamatan Kerja.


Indikasi yang diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal berikut :
 Disiplin Kerja
 Atribut pada Tenaga Kerja
 Astek (Asuransi tenaga Kerja

1.23. Quality Asurance


Jaminan mutu memerlukan perubahan struktural terhadap metode supervisi. Juga
diperlukan supervisi yang permanen (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar),
standarisasi test dan pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta kriteria untuk
penaksiran (termasuk toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik
untuk supervisor dan client atau pihak ketiga (seperti konsultan atau team audit teknis).
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan
rancangan. Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/atau
berdasarkan survey yang tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah
mutu dibandingkan dengan rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-
kebutuhan di lapangan.
Konsultan akan mendukung dan coba memulai perubahan-perubahan tersebut melalui
saran-saran yang sehubungan dengan perhitungan teknis, saran yang berhubungan
dengan evaluasi yang dilakukan Penyedia Jasa Pemborongan, saran pengawasan
konstruksi serta pelatihan.

1.24. Value Engineering


Value engineering adalah suatu teknik manajemen yang telah teruji yang menggunakan
pendekatan sistematis dan suatu upaya yang diatur sedemikian rupa untuk
menganalisa fungsi suatu item/masalah atau sistem dengan tujuan untuk memperoleh
fungsi yang diminta dengan biaya kepemilikan total yang paling kecil, tentu saja
disesuaikan dengan persyaratan permintaan penampilan, rahabilitasi, kualitas, teknis,
dan kemudahan untuk pemeliharaan suatu pekerjaan. Program value engineering,
mencari kemampuan manajemen seseorang untuk mengadakan perubahan yang
berarti dengan cara agar dapat menemukan biaya yang tidak berguna dan
menghilangkannya.
Selain tugas pokok konsultan sebagai pengawas, juga melakukan value engineering
untuk membantu Pengguna Jasa dalam hal mencarikan alternatif yang lebih baik dan
lebih murah atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pada pekerjaan ini, kegiatan
value engineering antara lain dapat berupa :
a. Revisi desain, sedemikian hingga didapat desain yang lebih murah, lebih mudah
dan lebih cepat pelaksanaannya, namun tetap aman dari segi konstruksi.Dalam
perioda pelaksanaan, tidak tertutup kemungkinan dapat dilakukan review design
untuk penyesuaian-penyesuaian lapangan atas dasar pertimbangan teknis dan
biaya serta kondisi lapangan.
b. Menerapkan metode konstruksi, termasuk manajemen operasi alat berat, sehingga
didapat penggunaan alat yang tepat guna, ideal, optimal, efisien. Dengan cara ini
diharapkan diperoleh biaya yang lebih murah dan waktu pelaksanaan bisa
dipercepat.Untuk mendapatkan hasil optimal dan efisien, diperlukan suatu
rencana/metode kerja yang tepat. Kebutuhan peralatan dan pengendalian biaya
pekerjaan dapat ditentukan dari metode kerja yang dipakai.
c. Pendekatan kondisi kerja
d. Analisa waktu penyelesaian
e. Pola dan kerangka pemikiran manajemen operasi alat berat

TABEL PROGRAM KERJA KONSULTAN PENGAWASAN


B. TANGGAPAN DAN SARAN KAK
Berdasarkan pemahaman Kerangka Acuan Kerja yang telah diuraikan diatas, Konsultan memandang perlu
untuk menyampaikan tanggapan terhadap Kerangka Acuan tersebut, dalam rangka pencapaian sasaran
kegiatan yang terdapat di dalamnya.
1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang
Informasi yang disampaikan dalam Rencana Acuan Kerja ini sudah cukup memberikan penjelasan serta
gambaran mengenai pekerjaan ini, sehingga pihak konsultan dapat memperoleh gambaran yang cukup
jelas mengenai pekerjaan ini sehingga mempermudah menyusun Usulan Teknis yang akan ditawarkan
kepada pihak pengguna jasa.
2. Tanggapan Terhadap Latar Belakang
Maksud dalam pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan Gambaran tentang Pengawasan
Pembangunan Pagar Pengaman Area Taman Marasa sesuai dengan estetika bangunan yang ada.
Sedangkan Tujuan adalah untuk mendapatkan hasil Pengawasan berupa Drawing Engineering Detail
dan Rencana Anggaran Biaya terhadap Pengawasan Pembangunan Pagar Pengaman Area Taman
Marasa
3. Tanggapan Terhadap Tahapan Pengawasan
Konsultan telah memahami ta hapan – tahapan Pengawasan sehingga mutu produk yang diinginkan
bisa tercapai sebagaimana mestinya
4. Tanggapan Terhadap Tanggung Pengawasan
Dalam hal ini Konsultan telah memahami tugasnya sebagai Pengawasan Pembangunan Pagar
Pengaman Area Taman Marasa pada khususnya. Untuk menjalankan tanggung jawab tersebut maka
konsultan akan menugaskan personil yang mumpuni dan sesuai yang dimaksud dalam KAK
5. Tanggapan Terhadap Biaya
Adapun biaya dari yang dialokasikan untuk pekerjaan tersebut telah tertuang di dalam BOQ (bill of
quantity) dan akan dijelaskan dalam RAB penawaran Harga Kegiatan
6. Tanggapan Terhadap Kriteria dan Azas
Didalam melakukan Pengawasan, Kriteria dan azas dalam merencana tidak bisa lepas dari syarat
merencana. Oleh karena itu, Konsultan telah memahami hal tersebut dan akan menugaskan personil
yang berkompeten dan memahami hal tersebut
7. Tanggapan Terhadap Pendekatan Metodologi
Konsultan akan menjelaskan pada bab selanjutnya
8. Tanggapan Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan
Konsultan akan memaksimalkan waktu yang ada. Mulai dari Koordinasi, pertemuan berkala dan
merencana sehingga didapat hasil yang sebagaimana mestinya
9. Tanggapan Terhadap Keluaran
Jenis Laporan yang harus diserahkan kepada Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan adalah:
 Laporan Pendahuluan, berisi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi
lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan,
pengurusan perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan dan jadwal
penugasan personil atau tenaga ahli serta program kerja berikutnya diserahkan 10 (sepuluh)
hari setelah SPMK. Laporan Pendahuluan diserahkan kepada pemilik pekerjaan sebanyak 3
(Tiga) examplar.
 Laporan Akhir, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan, Kendala dan
Solusi Penyelesaiannya, Gambar Asbuilt Drawing dan Back Up Data Presentasi Laporan
Akhir. Laporan Akhir Pengawasan tersebut diserahkan digandakan sebanyak 4 (Empat)
examplar.
C. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Pengawasan Teknis kami buat disesuikan dengan petenjuk dalam kerangka acuan kerja (KAK), dan
lampiran – lampiran yang ditampilkan dalam Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan, dari
Dokumen Penawaran Teknis dapat disimpulkan :
 Waktu Pelaksanaan 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender
 Pembagian Posisi dan Lokasi Personil
- Team Leader
- Ahli K3 Konstruksi
- Inspektor Lapangan
 Dokumen dibuat sebanyak 3 ( Tiga ) Rangkap, terdiri dari Dokumen asli, 1 (Satu) rangkap salinan.
Mamuju, 21 Juni 2022
CV. GILIRAN PUTRA KONSULTAN

ARWANSYAH, ST.
Direktur

Anda mungkin juga menyukai