Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

GEOLOGI EKONOMI

TUGAS

OLEH:
MANDA ERICA PURNAMASARI
D061201025

GOWA
2022
Tugas Geologi Ekonomi B

Klasifikasi bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan


galian yang diperoleh. Berdasarkan sumber diperolehnya bahan galian industri
tersebut, maka bahan galian industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan sedimen
2. Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan gunung berapi
3. Bahan galian yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam
dan basa
4. Bahan galian yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan
letakan
5. Bahan galian industri yang berkaitan dengan proses perubahan
hydrothermal
6. Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan metamorf

A. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Sedimen


Rijang atau batu api ( Bahasa Inggris : Flint atau Flinstone ) adalah batuan
endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin ( glassy ). Batu ini termasuk
di dalam batuan pra tersier yang termasuk dalam kelompok batuan sedimen pelages
biogen yang terdiri dari rijang ( chert ) dan batu gamping merah. Disebut batu api
karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang
dapat membakar bahan kering. Kebanyakan perlapisan rijang tersusun oleh sisa
organisme penghasil silica seperti diatom dan radiolatia.
Tempat Ditemukannya
Kebanyakan rijang didapatkan di sungai sebagai endapan alluvial. Dengan
demikian baik bentuk, ukuran warnanya sangat bervariasi. Tempat dijumpainya
rijang antara lain :
Daerah Istimewa Aceh : Sungai Tutut, Meulaboh, Aceh Barat ; Blangkejeren Aceh
Tenggara.
Bangka Belitung : Tanjung pandan, Membalong, Dendang, Gantung, Manggar,
Kelapa kampit.
Jawa Barat : Cigelang Kab. Sukabumi ; Waluran Kab. Sukabumi, Pelabuhan Ratu,
Kab. Sukabumi
Jawa Tengah : Tirtomojo, kab. Wonogiri; Kismantoro dan Pracimantoro Kab.
Wonogiri
Jawa Timur : Sungai Cepoko, Sungai Winong, Sungai Kedung Semar Kec. Pacitan;
Badegan Kab.Ponorogo, Arjosari Kab. Pacitan
Kalimantan Barat : Sungai Kapuas
Kalimantan Selatan : Kp. Simpang Empat; Martapura, Kab. Banjar
Sulawesi Selatan : S. Tandiwoto, Lengkuna, Bakumponbini; Tondo;
Nusa Tenggara Timur : Wowonato.
Teknik Penambangan
Rijang kebanyakan didapatkan sebagai endapan alluvial, dengan demikian
penambangan dilakukan dengan cara sederhana. Karena jumlahnya sedikit
kebanyakan pencarian dilakukan oleh rakyat dengan menggunakan alat sederhana
seperti linggis.
Pengolahan dan Pemanfaatannya
Rijang termasuk sebagai bahan batu setengah permata.Batu rijang dapat
digunakan untuk mebuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah,
pisau dll
Oleh sebab itu kebnayakan dibentuk sebagai hiasan ( ornament ).
Pengolahan di awali dengan rencana penggunaannya. Oleh sebab itu dengan
gerenda dan gergaji bongkahan rijang dibentuk sesuai dengan keinginan, kemudian
dipoles hingga mengkilap. Dengan berbagai desain polesan rijang siap untuk
dipasarkan. Membentuk batu setengah permata untuk perhiasan dilakukan dengan
jiwa seni. Di daerah Wonogiri terdapat Unit Bina Industri Batu Mulia ( UBIBAM )
Sri Giri Wonogiri sebuah anak perusahaan binaan dari Perusahaan Negara Pusri
Palembang yang mendidik, melatih dan membina para calon pengrajin batu mulia.
B. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Gunung Api
Pumice terjadi bila magma asam muncul kepermukaan dan bersentuhan
dengan udara luar secara tiba-tiba buih gelas alam dengan gas yang terkandung
didalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma membeku dengan
tiba-tiba.
Tempat Diketemukan
Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan rangkaian
gunung api Kuarter sampai tersier muda. Tempat dimana batu apung didapatkan
antara lain :
• Jambi: Salambuku, Lubukgaung kec. Bangko Kab. Sarko (merupakan
piroklastik halus yang berasal dari satuan batuan gunung api atau tufa
dengan komponen batu apung diameter 0,5-15 cm terdapat dalam Formasi
Kasai)
• Lampung: sekitar kepulauan Krakatau terutama di P. Panjang (sebagai hasil
letusan gunung Krakatau yang memuntahkan batu apung)
• Jawa Barat: Kawah Danu, Banten, sepanjang pantai laut sebelah barat
(diduga hasil kegiatan G. Krakatau); Nagreg Kab. Bandung (berupa
fragmen dalam batuan tufa); Mancak, Pabuaran, Kab. Serang (mutu baik
untuk agregat beton,berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran permukaan)
Cicurug Kab. Sukabumi (kandungan SiO2=63,20%, Al2O3=12,5% berupa
fragmen pada batuan tufa); Cikatomas, Cicurug, G. Kiaraberes,Bogor.
• Daerah Istimewa Yogyakarta: Kulon proggo pada Formasi Andesit Tua
• Nusa Tenggara Barat: Lendangnangka, Jurit, Rempung, Pringgesela (tebal
singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha); Masbagik Kab. Lombok Timur (tebal
singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha); Kopang, Mangtang Kec. Batu Kilang
Kab. Lombok barat (telah dimanfaatkan untuk batako sebaran 300Ha);
Narimaga Kec. Rambiga Kab. Lombok Barat (tebal singkapan 2-4 m, telah
diusahakan rakyat)
• Maluku: Rum, Gato, Tidore (kandungan SiO2=35,92-67,89%;Al2O3=6,4-
16,98%)
• Nusa Tenggara Timur: Tanah Beak, Kec. Baturliang kab. Lombok Tengah
(dimanfaatkan sebagai campuran beton ringan dan filter)
Teknik Penambangan
Batu apung sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan, dan relative
tidak keras. Oleh sebab itu penambangan dilakukan dengan tambang
terbuka/tambang prmukaan dengan peralatan sederhana. Pemisahan terhadap
pengotor dilakukan dengan cara manual. Apabila dekehendaki ukuran butir tertentu
proses pemecahan (grinding) dan pengayakan dapat dilakukan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
a) Sebagai bahan bangunan
Sebagai bahan tahan api, dinding penyekat ruangan dalam bentuk lembaran
sifatnya yang hidraulis baik untuk teknik bangunan basah. Disamping itu berfungsi
pula sebagai bahan isolasi panas dan suara untuk isolasikamar/peredam atau lemari
es
b) Industri Sebagai bahan penyaring setelah diproses dengan ukuran butir tertentu
disamping untuk abrasive khususnya bahan poles atau logam
C. Bahan Galian yang Berkaitan Dengan Intrusi Plutonik Batuan Asam
dan Basa
Feldspar (KAlSi3O8 – NaAlSi3O8 – CaAl2Si2O8) adalah kelompok mineral
tektosilikat pembentuk batu yang membentuk 60% kerak Bumi. Feldspar
mengkristal dari magma pada batuan beku intrusif dan ekstrusif dalam bentuk
lapisan, dan juga ada dalam berbagai jenis batuan metamorf. Batu yang hampir
seluruhnya terbentuk dari feldspar plagioklas kalsium dikenal sebagai
anortosit.Feldspar juga ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen
Penambangan
Dapat dilakukan dengan cara penambangan terbuka (quarying) dan cara
penambangan dalam. Umumnya kapasitas penambangannya kecil,tidak teratur, dan
selalu diikuti dengan hand sorting (pemisahan) untuk menghilangkan mineral lain
yang terlihat jelas secara kasat mata ,dan serta untuk mengelompokkan menurut
jenis dan warnanya.
Pengolahan
Pengolahan feldspar dimaksudkan untuk menghilangkan mineral-mineral pengotor
seperti: pasir besi (Fe), biotite, garnet, tourmaline, mika /muscovite, dan kuarsa.
Pengolahan feldspar dapat dilakukan secara sederhana yaitu dengan cara:
Penggilingan,dengan pan mill(diputar dengan kincir angin) – pencucian –
pengayakan,dengan bukaan 20 mesh
Pengolahan juga dapat dilakukan dengan cara flotasi, dimana pengolahan
ini dilakukan dengan cara bertingkat guna memisahkan pengotor dan
konsentratnya dengan mengapungkan pengotornya(mineral mika) menggunakan
amine asetat dengan pH 2,5-3.
Kegunaan
Endapan pasir feldspar - kuarsa digunakan sebagai bahan pembuatan
industri keramik/ gelas, abrasive, bahan imbuhan, industri kimia, industri ct,isolasi,
industri semen Portland, isolator tegangan rendah sampai menegah, industri kaca
dan kertas.
D. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Endapan Residu dan
Endapan Letakkan
Zirkon terbentuk sebagai mineral ikutan pada batuan yang terutama
mengandung Na-feldspar seperti batuan beku asam dan batuan metamorf.
Di indonesia, zirkon merupakan sedimen sungai yang terdapat di daratan dan lepas
pantai. Mineral ini dijumpai bersama-sama dengan mineral kasiterit dan elektrum (
Au dan Ag ) sebagai mineral utama, ilmenit, magnesit, manozit, pyrit dan kuarsa.
Secara keseluruhan pada umumnya mineral ini berasal dari batu granit yang telah
mengalami pelapukan dan transportasi
Penambangan dilakukan dengan menggunakan :
- kapal keruk,
- bulldozer,
- dragline dan
- peralatan lain yang biasanya di pakai untuk menambang bijih aluvial.
Di P. Bangka , P. Belitung dan P. Karimun Kundur, zirkon ditambang bersama
dengan kasiterit. Penambangan dilakukan oleh PT. Tambang Timah dengan cara :
Tambang semprot , Kapal keruk, tambang mekanis
Pengolahan :
Pengolahan zirkon termasuk sangat kompleks karena selain memisahkannnya dari
mineral pengganggu tetapi juga dipisahkan dari mineral berat lainnya
1. Crushing
Disini zirkon di hancurkan dan di saring (screening). Penyaringan itu di lakukan
dengan menggetarkan. Ukuran saat penyaringan yang lolos penyaringan sesuai
ukuran yang di inginkan
2. Grinding
Disini zirkon yang telah di crushing dan screening, zirkon yang telah berukuran
kecil sesuai ukuran dari penyaringannya. Zirkon di giling sehingga halus dan
menjadi bubuk ( powder )
Masalah yang muncul dalam penguraian mineral zirkon secara langsung adalah
dibutuhkan temperatur yang sangat tinggi untuk menguraikannya menjadi zirkonia.
Penelitian ini dibuat untuk mengembangkan proses Alkali fusion sebagai alternatif
proses pemurnian zirkon dengan tujuan meningkatkan keefisienan proses
pemurnian mineral zirkon yang akan mengurangi biaya produksi yang dibutuhkan
dan juga harga kristal zirkonia murni.
Proses alkali fusi diawali dengan pencampuran zirkon dengan NaOH pada
temperatur 700 derajat C selama 2 jam, dilanjutkan dengan proses pemisahan
seperti leaching dan sentrifugasi, pembuatan presipitat melalui penambahan basa,
kemudian dilanjutkan dengan tahap kalsinasi selama 2 jam pada temperatur 900
derajat C.
Kegunaan :
Pasaran zirkon sebagian besar digunakan sebagai mineral industri, yaitu untuk
pasir cetak (foundry), bata tahan api(refraktori), gigi palsu, dan perhiasan
E. Bahan Galian yang Berkaitan Dengan Proses Perubahan Hidrotermal
Talk merupakan mineral metamorf yang dihasilkan dari mineral magnesium
seperti piroksen, amfibol, olivin, dan mineral serupa lainnya dengan adanya karbon
dioksida dan air.
Proses penambangan talk biasanya dilakukan dengan cara penambangan
terbuka (Open Pit Mining), namun pada zaman sekarang, cara penambangan bawah
tanah untukpenambangan juga sering diterapkanterutama dengan alasan tertentu,
yakni karenamasalah letak lokasi endapan talk berada.
Saat ini, pengolahan talk dilakukan dengan cara yang lebih modern,
sehingga pada proses pengolahan talk yang salah satunya berupa penggilingan,
meliputi beranekaragam pengolahan, seperti buih, sedimentasi, hydrocleaning
,magnetic seperator kering/basah, pemutihan besaran butir secara sentrifugal.
Pengeringan dengan penyemprotan, dan penggerusan dengan teknik baru.
Penggerusan teknik baruini dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran partikel yang
sangat kecil danmenghindarkan dari pengotoran terhadap warna putih.
Talk merupakan mineral yang dimanfaatkan dalam industri kertas,
kosmetika, kompor, bahan plastik, minyak gemuk, dan keramik. Dalam bidang
kedokteran, talek digunakan sebagai bahan pleurodesis untuk
mencegah pneumotoraks kambuhan.
F. Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Batuan Metamorf
Marmer merupakan hasil proses metamorfisme kontak atau regional dari jenis
batugamping.
Tempat Ditemukan
Marmer terbentuk sebagai akibat metamorfisme kontak maupun regional.
Pada metamorfisme kontak tingkat metamorfismenya bertahap makin rendah
apabila menjauhi intrusi batuan beku. Oleh karenanya sering masih terlihat struktur
asli dari batu gampingnya. Kenampakkan demikian menunjukkan batugamping
sudah berubah menjadi metasedimen. Gradasi metamorfisme yang demikian tidak
akan didapatkan pada marmer yang terjadi sebagai akibat proses metamorfisme
regional.
Teknik Penambangan
Tujuan utama penambangan marmer adalah memperoleh block marmer
sebesar-besarnya. Hal inilah yang membedakan dengan penambangan lainnya.
Cara penambangan dapat dilakukan dengan alat sederhana atau dengan gergaji yang
diawali dengan pembuatan lubang. Metode penambangan dengan sistem kuari
berjenjang akan mencegah kerusakan.
Kegiatan Penambangan:
1. Pembersihan Lokasi
Merupakan serangkaian pekerjaan membersihkan permukaan kerja dari semak-
semak dan batuan-batuan yang ada maupun dari pepohonan dengan menggunakan
tenaga manusia. Sedangkan untuk pembuatan jalan tambang dan permukaan kerja
dengan menggunakan peralatan mekanis excavator yang berfungsi membersihkan
lapangan (tempat kerja) dari batuan yang ada (lapuk), lapisan tanah penutup,
mengisi tempat-tempat yang berlubang yang dianggap menganggu aktivitas
penambangan nantinya.
2. Pembongkaran
Pembongkaran blok marmer dari batuan induknya dilakukan dengan pemboan
dan pemotongan dengan peralatan "Diamond Wire Sawing"
3. Pembuatan Blok
Pemotongan dengan menggunakan "Diamond Wire Sawing" terlebih dahulu
harus dilakukan pemboran horizontal sebagai jalur untuk memasukkan kawat intan
(sling) dengan panjang kawat intan disesuaikan dengan keliling marmer yang akan
dipotong. Pemotongan dengan menggunakan alat ini lebih fleksibel karena bias
dilakukan pemotongan searah dengan arah yang diinginkan dengan jangkauan
kawat yang dapat diatur sesuai dnegan keinginan.
4. Pemuatan & Pengangkutan Blok
Hasil Penambangan marmer yang terlebih dahulu diperkecil sesuai dengan
ukuran blok yang ditentukan oleh pabrik pengolahan kemudia dikumpulkan dan
dimuat ke atas dump truck dengan menggunakan excavator untuk diangkut menuju
stock file yang ada dilokasi pabrik
Proses Pengolahan
Bongkahan mamer yang berasal dari front penambangan kemudian diolah pada
unit pengolahan. Produk dari pengolahan ini terdiri dari beberapa jenis yang
dibedakan menurut penggunaannya.
Adapun urutan kerja pada proses pengolahan terdiri daribeberapa tahapan
dengan alat-alat pengolahan sebagai berikut:
1. Blick Cutter Machine
yang merupakan alat yang digunakan untuk pemotongan awal pada bagian atas dari
block marmer sehingga didapatkan bagian yang rata.
2. Cross Cutting Machine
Hasil pemotongan dari mesin Block Cutter berupa lembaran marmer dengan ukuran
tersebut, selanjutnya dimuat dengan Whell Loader ketempat cross cutting machine
dengan tujuan untuk meratakan kedua ujung darilembaran marmer tersebut. Proses
ini menggunakan air sebagai media pembilas
3. Multi Blades Splitting Machine
Mesin ini berfungsi membagi hasil pemotongan lembaran marmer menjadi dua
bagian.
4. Grinding Machine
Pada proses ini lembaran marmer yang telah terbagi tersebut kemudian
dikupas/dihaluskan permukaannya untuk mendapatkan ketebalan yang pas dan
sesuai dengan permintaan.
5. Plastering Line
Proses ini terdiri dari tiga tahapan dimana lembaran marmer yang ada telah
melewati proses penghalusan kemudian dikeringkan dengan menggunakan angin
yang berasal dari blower. Kemudian lubang didempul dengan tenaga manusia,
setelah itu lembaran marmer melewati dua buah oven yang bertujuan untuk
mempercepat proses pengerasan
6. Polishing Machine
Proses pemolesan dikerjakan dengan mesin poles yang terdiri dari beberapa batu
poles dengan tingkat kehalusan yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan kilap yang
sempurna batu poles diatur disusun berurutan sesuai dengan tingkat kehalusannya
serta pengaturan tekanan yang sesuai.
7. Double Hydraulic Squaring Machine
Proses ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahap pertama pemotongan untuk
panjang yang diinginkan kemudian masuk ketahap kedua yaitu pemotongan untuk
lebar yang diinginkan
8. Drying and Clearing Machine
Setelah melalui proses pemotongan, selanjutnya adalah poles wax yang gunanya
sebagai proses pembersihan dan pengeringan. Bagian bawah dari marmer yang
telah kering kemudian dilem untuk menghindari rembesan semen pada saat marmer
akan dipasang dan seklaigus sebagaiproses akhir dari beberapa proses pemotongan
dalam pabrik.
9. Proses Packing
Proses ini dilakukan secara manual yang bertujuan untuk meratakan permukaan
serta pinggiran-pinggiran dai marmer untuk mendapatkan hasil yang lebih indah.
Proses selanjutnya adalah pemeriksaan "Quality Control" dimana proses ini
bertujuan memisahkan marmer berdasarkan kelasnya.
Pemanfaatan
Untuk bahan bangunan: Setelah block marmer diperoleh kemudian
digergaji dengan bentuk yang diinginkan dan dipoles dalam bentuk tegel, baik
untuk dinding maupun lantai.
Industri Rumah Tangga: Sesuai dengan jenis marmer dapat dibentuk
patung, hiasan, ataupun meja. Pecahan dari marmer dimanfaatkan untuk tegel
campuran semen.

Anda mungkin juga menyukai