Disusun oleh:
Nama Anggota :
Jessica Maulinasari 210322607311
Rakhel Olivia Ananda 210322607222
Shafaridha Zahrani R.P.210322607317
Wiwin Lastahira 2103226072488
Vicky Sandika Putra 210322607233
Offering: M
Kelompok: 3 A
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
APRIL 2022
PERCOBAAN WATAK LAMPU PIJAR
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
2.1.Hukum Ohm
Sebuah eksperimen mengatakan bahwa ketika sebuah kawat diberikan beda potensial atau
tegangan, maka arus di dalam kawat tersebut akan sebanding dengan beda potensialnya. Hasil
eksperimen tersebut sekarang dikenal dengan Hukum Ohm dengan konstanta kesebandingannya ditulis
dengan I/R,dimana I merupakan kuat arus listrik dan R merupakan resistansi atau I =1/R .
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurusdengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.(Surrakhman,
2015)
Disipasi daya adalah berubahnya tenaga mekanis atau listrik menjadi tenaga panas per satuan
waktu. Panas ini umumnya terbuang begitu saja sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Tenaga listrik yang
berubah menjadi panas pada sepotong kawat dengan resistansi R dan dialiri arus listrik sebesar I adalah
P = I²R tiap detiknya. Dengan menggunakan definisi resistansi (ohm), R = V/I, dapat dieliminasi I menjadi
rumus :
P = V.I watt(joule/detik).......................................................(2.2)
Karena ada daya yang terdisipasi menjadi panas maka tahanan lampu pijar berubah dengan berubahnya
tegangan . Dalam percobaan watak lampu pijar diteliti hubungan I dengan V; antara R dengan V dan
antara P dan V.Jadi yang dimaksud watak lampu pijar adalah hubungan antara:
(Surrakhaman,2015)
2.3Daya Listrik
Daya listrik adalah laju atau kecepatan perubahan energi yangdapat diberikan oleh peralatan listrik.
Daya dinyatakan dalam satuanwatt (W), seribu watt adalah 1 kilowatt (kW). Daya nyata adalah dayayang
memang benar-benar digunakan dan terukur pada beban. Dayanyata dibedakan berdasarkan
penggunaannya, yaitu pada satu fasa atautiga fasa. Secara matematis dapat ditulis :
•1 fasa
P = V . I . Cos φ ....................................................................(2.3)
•3 fasa
P = √3 . V . I . Cos φ..............................................................(2.4)
Untuk memperoleh watak lampu pijar diperlukan pengukuran Vdan I secara simultan dengan cara
pemasangan voltmeter dan amperemeter seperti bagan I dan bagan II
Bagan I
Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan voltmeter, karena yang terukur adalah jumlah dari arus yang
lewat voltmeter. Arus yang terbaca berlebihan r/R × 100%, dimana r = tahanan lampu dan R tahanan
voltmeter.Jika kesalahan yang dikehendaki maksimal a% maka :
Bagan II
Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan voltmeter, karena yang terukur adalah tegangan pada lampu
dan amperemeter. Tegangan yang terbaca berlebihan :px100%, dimana p = tahanan amperemeter. Jika
kesalahanyang dikehendaki maksimal a% maka :
p/r x100% < a%
Pemilihan Bagan
Jika r/R < p/r maka dipilih bagan I,begitupun sebaliknya jika r/R> p/r ,maka menggunakan bagan II.Untuk
mengetahui besarnya r/R dan p/r dilakukan pengukuran pengukuran.
(Surrakhman,2015)
1. Voltmeter AC
3. Amperemeter AC
4. Variak (transformator variabel)
5. Kabel-kabel
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan alat-alat yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
1. Amperemeter dalam penyusunannya harus secara seri dengan lampu pijar. Batas pengukuran pada
set amperemeter harus diperhatikan benar. Jika terlalu besar, maka penunjukan kuat arus (I) menjadi
tidak kelihatan (kurang teliti). Tetapi kalau terlalu kecil bisa menyebabkan kerusakan pada amperemeter
tersebut.
2. voltmeter dalam penyusunannya harus secara paralel dengan lampu pijar. Batas pengukuran pada set
voltmeter harus diperhatikan benar. Jika terlalu besar, maka penunjukan tegangan (V) menjadi tidak
kelihatan (kurang teliti). Tetapi kalau terlalu kecil bisa menyebabkan kerusakan pada voltmeter tersebut.
3. Regulator sebelum digunakan harus diputar pada pusisi minimum terlebih dahulu. Hal ini penting
mengingat alat-alat listrik seperti voltmeter dan amperemeter bisa rusak jika regulator memberi
tegangan atau kuat arus yang melebihi kapasitas alat tersebut.
D. GAMBAR SET ALAT PERCOBAAN
E. PROSEDUR PERCOBAAN
F. DATA PERCOBAAN
Percobaan 1 : Tabel data
R/rv 0,4887
rerata
𝑟𝑎/R 0,4895
rerata
Kesimpulan Karena R/rV < ra/R, maka dalam
praktikum ini dipilih bagan 1
-15 watt
V(volt) 10 20 30 40 50 60 70 80
-25 watt
V(volt) 10 20 30 40 50 60 70 80
ANALISIS KUALITATIF
PERCOBAAN I (Pemilihan ganda)
𝑅 𝑣 𝑙 25 31
1. Nilai 𝑟𝑣 untuk tegangan 25 V = 𝑣 ′ (𝑙՛ − 1) = (
25 21
− 1) = 0,476
𝑅 𝑣 𝑙 50 48
2. Nilai 𝑟𝑣 untuk tegangan 50 V = 𝑣 ′ (𝑙՛ − 1) = (
50 32
− 1) =0,5
𝑅 𝑣 𝑙 75 61
3. Nilai 𝑟𝑣 untuk tegangan 75 V = 𝑣 ′ (𝑙՛ − 1) = (
75 41
− 1) = 0,4878
𝑟𝑎 0,623+0,754+0,802
Rata-rata nilai = = 0,7264
𝑅 3
𝑅 𝑟𝑎
Karena nilai 𝑟𝑣 < maka, untuk percobaan lampu pijar ini menggunakan bagan 1
𝑅
untuk percobaan berikutnya.
∑ 𝑦 ∑ 𝑥 2 − ∑ 𝑥 ∑(𝑥𝑦)
𝑎̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏̅ =
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
=0.0447 (4AP)
Sy = 0.0517 (4AP)
∑ 𝑥2
Sa = Sy √𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
20400×10−6
Sa = 0.0517 √8( 20400×10−6)−(129.6)
Sa = ……(4AP)
𝑆𝑎
Ralat relatif = ×100 %
𝑎
= ×100 %
= (4 AP)
𝑛
Sb = Sy √
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8
Sb =0.0517 √
8(20400×10−6 )−(129.6)
Sb = ………(4AP)
𝑆𝑏
Ralat relatif = ×100%
𝑏
= ×100%
= (4 AP)
Hubungan antara R dengan V
X (V) Y (KΩ)
no x2 y2 xy
tegangan hambatan
1 10 × 10−3 1 100 × 10−6 1 10× 10−3
2 20× 10−3 0.74 400× 10−6 0.5476 14.8× 10−3
3 30× 10−3 0.85 900× 10−6 0.7225 25.5× 10−3
4 40× 10−3 0.95 1600× 10−6 0.9025 38× 10−3
5 50× 10−3 1.04 2500× 10−6 1.0816 52× 10−3
6 60× 10−3 1.15 3600× 10−6 1.3225 69× 10−3
7 70× 10−3 1.2 4900× 10−6 1.44 84× 10−3
8 80× 10−3 1.29 6400× 10−6 1.6641 103.2× 10−3
360× 10−3 8.22 20400× 10−6 8.6808 396.5× 10−3
129.6 67.5684 416.16 75.35629 157212.2 × 10−3
−3 −3
(8.22)(20400 × 10−6 ) − (360 × 10 )(396.5 × 10 )
=
8(20400) − (129600)
= 0.7425
8(396.5) − (360)(67.56)
=
8(20400) − (129600)
∑ 𝑥2
Sa = Sy √𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
20400
Sa = 0,00658√8( 20400)−(129600)
Sa = 7212,43
𝑆𝑎
Ralat relatif = ×100%
𝑎
7212,43
= ×100%
4578,34
= 1,57 % (2 AP)
𝑛
Sb = Sy √
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
8
Sb = 0,00658√
8(20400)−(129600)
Sb = 330,45
𝑆𝑏
Ralat relatif = ×100%
𝑏
330,45
= ×100%
635,83
= 0,519% (4 AP)
x
no y daya x2 y2 xy
tegangan
1 10 100 100 10000 1000
2 20 540 400 291600 10800
3 30 1050 900 1102500 31500
4 40 1680 1600 2822400 67200
5 50 2400 2500 5760000 120000
6 60 3120 3600 9734400 187200
7 70 4060 4900 16483600 284200
8 80 4960 6400 24601600 396800
TOTAL 360 17910 20400 60806100 1098700
TOTAL
KUADRAT 129600 320768100 416160000 3.69738E+15 1.20714E+12
AVERAGE 45 2238.75 2550 7600762.5 137337.5
∑ 𝑥2
Sa = Sy √𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
𝑆𝑎
Ralat relatif = ×100%
𝑎
𝑛
Sb = Sy √
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
𝑆𝑏
Ralat relatif = ×100%
𝑏