KEMENTERIAN PERTANIAN
JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN, PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN 12550
ape BADAN KARANTINA PERTANIAN
ee GEDUNG E Lt. 1, 3, 5 Dan 7 TELEPONIFAKS
1 (021) 7816484, 7816483, 7816482, 7816481
Website : www.karantina.perlanian.go.id
Yth. Kepala Unit Pelaksana Teknis
Lingkup Badan Karantina Pertanian
di Seluruh Indonesia.
SURAT EDARAN
NOMOR [0760 120770277028
TENTANG
PENINGKATAN KEWASPADAAN TERHADAP KEJADIAN
LUMPY SKIN DISEASE (LSD)
Latar Belakang
Menindaklanjuti hasil surveilans Balai Veteriner Bukitinggi tanggal 15
Februari 2022 dan Rapat Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan
Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 16
Februari 2022 terkait adanya kejadian penyakit Lumpy Skin Disease (LSD)
di Provinsi Riau (Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Pelalawan) yang
berdasarkan hasil investigasi dengan mempertimbangkan tanda klinis,
kajian epidemiologis serta pengujian laboratorium terkonfirmasi positif.
Memperhatikan Peraturan Perundangan Karantina dan menunggu
Penetapan Wabah oleh Menteri Pertanian, maka diperlukan adanya
tindakan kesiapsiagaaan dini dari Karantina.
Maksud dan Tujuan
Maksud diterbitkannya Surat Edaran ini sebagai pedoman bagi Pejabat
Karantina Hewan dalam melaksanakan Tindakan Karantina Hewan
terhadap sapi, kerbau, hewan rentan lainnya serta kulit mentah, susu
segar, semen dan embrio sapi/kerbau/hewan rentan lainnya. Kulit mentah
yang dimaksud adalah kulit hewan rentan yang tidak diberikan perlakuan
dan/atau penambahan bahan pengawet apapun.
Tujuan diterbitkannya Surat Edaran ini adalah untuk memberikan
kejelasan tentang:
1. Tindakan Karantina terhadap sapi, kerbau, dan hewan rentan lainnya
serta produk segar yaitu kulit mentah, susu segar, semen, dan embrio
sapi/kerbau/hewan rentan lainnya yang berasal dari Provinsi Riau
(Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Palalawan) dan/atau daerah
lain yang terdapat kejadian penyakit LSD;
2. Tindakan Manajemen Risiko; Monitoring dan Deteksi Dini LSD;
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE); dan Koordinasi dengan
Instansi Terkait.Dasar Hukum
1. Pasal 6, Pasal 7, Pasal 17, Pasal 27 Undang-Undang Nomor 21 tahun
2021 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan;
2. Pasal 78 Peraturan pemerintah No 82 tahun 2000 tentang Karantina
Hewan;
3. Keputusan Menteri Pertanian No 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang
Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina,
Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa.
Isi Surat Edaran
Penyakit LSD dipandang dari karakteristik penyebarannya dapat
ditularkan melalui kontak langsung, vektor arthropoda, produk segar yaitu
kulit mentah, susu segar, semen, dan embrio sapi/kerbau/hewan rentan
lainnya. Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, maka untuk mencegah
masuk dan menyebarnya penyakit LSD, diinstruksikan kepada Saudara
untuk:
1. Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian yang wilayah kerjanya
terdapat kejadian Penyakit LSD agar segera berkoordinasi dengan dinas
yang menangani kesehatan hewan di daerah asal untuk tidak
menerbitkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)/Sertifikat
Veteriner (SV) terhadap sapi, kerbau, dan hewan rentan lainnya serta
produk segar dari hewan rentan (kulit mentah, susu segar, semen, dan
embrio);
2. Tidak melakukan sertifikasi sementara terhadap pengeluaran dan
pemasukan sapi, kerbau, dan hewan rentan lainnya serta produk segar
yaitu kulit mentah, susu segar, semen, dan embrio sapi/kerbau/hewan
rentan lainnya yang berasal dari dan ke Kabupaten Indragiri Hulu dan
Kabupaten Palalawan di Provinsi Riau atau daerah lain yang terdapat
kejadian penyakit LSD sambil menunggu proses investigasi/penyidikan
yang dilakukan oleh BBVet/Bvet dan menunggu instruksi lebih lanjut,;
3. Memperketat pengawasan pemasukan sapi, kerbau dan hewan rentan
lainnya serta produk segar yaitu kulit mentah, susu segar, semen, dan
embrio sapi/kerbau/hewan rentan lainnya baik impor maupun antar
area dengan memastikan bahwa hewan yang dilalulintaskan disertai
dengan Health Requirement (Persyaratan Pemasukan Hewan) untuk
impor dan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)/Sertifikat
Veteriner (SV) dari daerah asal untuk lalu lintas antar area;
4. Melakukan desinfeksi dan desinsektisasi terhadap sapi, kerbau, hewan
rentan lainnya dan alat angkutnya. Desinfeksi dan desinsektisasi
dilakukan di Instalasi Karantina Hewan, tempat pemasukan dan
tempat pengeluaran antar area, serta di perbatasan Indonesia dengan
Malaysia, Papua Nugini dan Republik Demokratik Timor Leste;
5. Melakukan tindakan karantina penolakan dan/atau pemusnahan jika
ditemukan lalulintas produk segar yaitu kulit mentah, susu segar,
semen, dan embrio sapi/kerbau/hewan rentan lainnya yang berasal
dari daerah dan/atau negara wabah;
6. Melakukan pemeriksaan dan pengamatan gejala klinis penyakit LSD
pada sapi, kerbau, dan hewan rentan lainnya yang dilalulintaskan
antar area. Apabila ditemukan gejala klinis LSD seperti demam tinggi10.
ql.
12.
hingga 41°C, nodul (pada kulit, selaput lendir, dan organ dalam),
depresi, anoreksi, leleran di mata dan hidung, pembesaran pada
kelenjar getah bening dan edema pada kulit, Pejabat Karantina
melakukan pengambilan sampel, pengujian, dan data dukung analisis
risiko dalam bentuk kuisioner. Pengambilan sampel dilakukan untuk
sampel penyakit virus sesuai standar OIE atau standar lainnya yang
relevan. Pengujian dilakukan di laboratorium BBVet/BVet, BBUSKP,
atau UPTKP yang telah mampu menguji dengan target LSD. Sampel
yang diambil agar dilengkapi dengan data dan informasi terkait jenis
hewan, umur, gejala klinis dan informasi lain yang diperlukan sebagai
data dukung pengujian laboratorium. Shipment hewan yang
menunjukkan gejala klinis tersebut di atas dilakukan tindakan
karantina pengasingan dan pengamatan sampai diagnosa dapat
ditegakkan;
Melakukan Tindakan karantina pemusnahan jika ditemukan gejala
klinis dan telah ditegakkan dengan diagnosa iaboratorium terhadap
penyakit LSD;
Bekerjasama dengan Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota yang
membidangi Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat, Otoritas
Pelabuhan, Otoritas Bandara, Pengamanan Pelabuhan/Bandara, Bea
dan Cukai, Pasukan Pengamanan Perbatasan (Pamtas), TNI dan Badan
Nasional Pengelola Perbatasan(BNPP), instansi terkait lainnya ditempat
pemasukan/pengeluaran yang sudah ditetapkan dan belum ditetapkan
dalam rangka peningkatan pengawasan terhadap lalulintas Media
Pembawa LSD;
Melakukan komunikasi, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat
dan pemangku kepentingan di sekitar tempat pemasukan dan
pengeluaran khususnya wilayah risiko tinggi terkait
a. Bahaya dan risiko masuk dan menyebarnya LSD;
b. kerugian ekonomi dari masuknya LSD;
c. tidak membeli hewan ternak rentan LSD yang dijual murah
terutama dari wilayah yang terdapat laporan kasus kejadian LSD.
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian agar melakukan profiling
dan pemetaan risiko kemungkinan menyebarnya LSD ke wilayah
masing-masing dengan _berkoordinasi_ dengan Balai Besar
Veteriner/Balai Veteriner, Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota
yang membidangi Peternakan dan Keschatan Hewan setempat dan
Instansi lainnya;
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian agar melakukan persiapan
dan pemesanan bahan uji sehingga dapat segera melakukan pengujian
penyakit LSD serta melakukan desiminasi metode pengujian kepada
Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian yang telah memiliki sarana
prasarana untuk pengujian Penyakit LSD;
Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian agar segera
melakukan kajian dan uji terap untuk pelaksanaan tindakan karantina
perlakuan yang efektif untuk meminimalkan penyebaran penyakit LSD
serta melakukan desiminasi terhadap kajian dan uji terap yang sudah
dimiliki untuk meminimalkan penyebaran penyakit LSD;13. Membuat laporan kepada Kepala Badan Karantina Pertanian cq.Kepala
Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani tentang
Langkah-langkah yang telah dilakukan di UPTKP terkait mitigasi risiko
LSD. Laporan khusus dibuat apabila ditemukan gejala klinis LSD pada
hewan yang dilalulintaskan di tempat pemasukan dan pengeluaran
karantina.
E. Penutup
Surat Edaran ini akan dievaluasi apabila terdapat perkembangan informasi
atau kejadian terbaru.
Demikian Surat Edaran ini, agar dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal “ Februari 2022
‘Tembusan Yth:
Menteri Pertanian Republik Indonesia;
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan;
Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
Direktur Jenderal Perhubungan Darat;
Direktur Jenderal Perhubungan Udara;
Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
Qasenn