Makalah Qowaidul Imla Az Ziyadah Alif Penambahan Alif
Makalah Qowaidul Imla Az Ziyadah Alif Penambahan Alif
Qowaidul Imla‟
KEMENTERIAN AGAMA RI
TAHUN 2014
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya jugalah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW,keluarga,sahabat dan pengikut beliau hingga akhir
zaman. Amin…
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Qawa‟id
Imla‟ yang diampu oleh Bapak Muhammad Mas‟ud, M.Pd.I. Pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak M.Mas‟ud, M.Pd.Iyang selaku
dosen mata kuliah Qawaid Imla‟ yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Az ziyadah alif” ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin...
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................2
DAFTAR ISI…..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…............................................................................................4
2. Rumusan Masalah...........................................................................................4
3. Tujuan….........................................................................................................4
4. Manfaat Penulisan...........................................................................................5
5. Metodologi Penulisan......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Az Ziyadah....................................................................................6
2. Bentuk- bentuk Az Ziyadah.............................................................................6
3. Macam- macam Az Ziyadah….......................................................................10
4. Pembagian Az Ziyadah Alif...........................................................................11
BAB II PENUTUP
1. Kesimpulan.....................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................1
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi santri Pesantren atau siswa-siswa alumni Madrasah di manapun berada, sangatlah
tidak layak apabila tidak bisa menulis arab yang benar dan baik. Untuk itu, alangkah
baiknya apabila materi Imla' juga di tambahkan dalam pembelajaran bahasa arab di
lembaga-lembaga pendidikan Madrasah atau diajarkan dalam forum-forum khusus di luar
sekolah formal.
B. Rumusan Masalah
4
4. Dapat mengetahui pembagian dari az Ziyadah Alif.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Secara Praktis
Dapat mengetahui tentang hamzah dan cara penulisan yang baik dan benar.
E. Metodologi Penulisan
Adapun metode yang digunakan adalah dengan studi pustaka. Bahan makalah ini
kami peroleh dari internet dan berbagai macam buku yang akhirnya kami kumpulkan
menjadi satu hingga menjadi sebuah makalah.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian al-Ziyadah
Kata ziyadah secara etimologi berakar dari huruf yang berarti tambahan,
kelebihan. Secara terminologi, ulama berbeda pendapat tentang definisi al-ziyadah yang
satu sama lain saling berkaitan, meskipun ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan itu
disebabkan tujuan mereka menggunakan al-ziyadah. Di antara ulama tersebut adalah:
1) Ulama Nahwu mengatakan bahwa al-ziyadah adalah lafaz yang tidak memiliki
posisi dalam i‟rab. Artinya al-ziyadah bagi mereka bukan terletak pada makna,
akan tetapi terletak pada lafaz-lafaz tersebut. Begitupun yang dimaksud oleh
ulama tashrif.
2) Ulama Bahasa berpendapat bahwa al-ziyadah adalah penambahan huruf atau lafaz
yang tidak mempenyai arti dan faedah sama sekali, hanya sebagai penghias
kata.
3) Ulama Tafsir cenderung berpendapat sama dengan ulama nahwu, terlebih lagi
bahwa al-ziyadah tidak mungkin terjadi dalam al-Qur‟an jika yang dimaksud al-
ziyadah adalah penambahan huruf atau lafaz yang tidak berfaiedah atau sia-sia.
Hanya ulama tafsir memperingatkan agar waspada menggunakan istilah al-
ziyadah karena dapat menimbulkan kesalahpahaman dan kebimbangan dalam
masyarakat awam.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam makalah ini, yang dimaksud dengan al-
ziyadah adalah penambahan huruf atau lafaz yang mempunyai tujuan dan faedah tertentu
yang tidak didapatkan ketika lafaz tersebut dibuang. Namun jika lafaz tersebut dibuang,
maka makna dasarnya tidak rusak atau berubah.
6
a) Kaidah Pertama
Maksud dari kaidah ini adalah pada dasarnya tidak ada ziyadah dalam al-Qur‟an
--
karena al-Qur‟an itu sendiri disucikan dari segala bentuk kesia-siaan atau penambahan-
penambahan yang tidak memiliki faedah. Kaidah ini mencakup dua hal:
1) Sesuatu yang tidak memiliki makna atau makna yang tidak dibutuhkan. Bentuk al-
ziyadah ini tidak mungkin terdapat dalam al-Qur‟an karena dianggap sia-sia dan
dapat merusak kemukjizatannya.
2) Lafaz atau huruf yang tidak merusak makna aslinya jika dibuang, akan tetapi
penambahannya berimplikasi pada penambahan maknanya.
Oleh karena itu, al-Zarkasyi menjelaskan bahwa ungkapan ulama “Huruf atau lafaz
ini zaidah” bertujuan bahwa huruf atau lafaz tersebut jika dibuang tidak akan merusak
makna aslinya, akan tetapi ziyadah tersebut bukan berarti tidak memiliki faedah.
Salah satu contoh tentang penerapan kaidah tersebut adalah ayat 159 dari Q.S. Ali
7
huruf tersebut berfungsi juga sebagai penegas terhadap makna al-hasr (peringkasan).
Oleh karena itu, Ibn Taimiyah berpendapat bahwa penambahan huruf atau lafaz bertujuan
untuk penambahan makna, sedangkan kekuatan lafaz karena kekuatan makna.
b. Kaidah Kedua
Yang dimaksud dengan kaidah ini adalah setiap kali ada penambahan huruf atau
penambahan wazan (timbangan lafaz) atau penambahan tasydid pasti berdampak pada
penambahan makna atau penegasannya.
wazan di mana kata diarahkan pada kasih sayang Allah di dunia yang
mencakup semua makhluk-Nya, baik mukmin maupun kafir
sedangkan dikhususkan pada hamba-hamba-Nya di akhirat saja. Begitu juga
makna yang berulangkali atau menjadi sifat, sedangkan menunjukkan makna kasih
c. Kaidah Ketiga
Penggunaan dua lafaz yang pada dasarnya mempunyai makna yang sama
(mutaradif) memberikan faedah tersendiri dibanding jika lafaz tersebut sendiri-sendiri.
8
Faedah yang dapat dihasilkan adalah faedah al-taukid (penguat/penegas) dengan dasar
bahwa penambahan huruf saja dapat memberikan makna tambahan, apatah lagi
penambahan lafaz.
d. Kaidah Keempat
Artinya: “Setiap huruf yang ditambahkan dalam kalimat Arab- karena penegasan-
maka statusnya sama dengan pengulangan kalimat tersebut”
Kaidah tersebut hampir sama dengan kaidah nomor dua yang mengatakan bahwa
penambahan bina’ akan berdampak pada penambahan makna. Namun, kaidah kedua
tersebut lebih mengarah pada penambahan atau perubahan bina’, sedangkan kaidah
keempat ini mengarah pada penambahan huruf, fi‟il dan isim, namun penambahan fi‟il
jarang terjadi atau sedikit sedangkan penambahan isim lebih jarang lagi.
9
huruf tersebut, bukan berarti hurufnya tidak memiliki faedah. Sedangkan salah satu
C. Macam-macam Az ziyadah
Huruf Alif ( ) selepas wau ( ) pada jama' al Mudhakkar, samada fiil madi,
Huruf Alif ( ) selepas wau ( ) pada akhir nama yang menunjukkan jama'.
Contohnya ( )
Huruf Alif ( ) selepas wau ( ) yang menjadi surah bagi hamzah. Contohnya (
Huruf Alif ( ) selepas wau ( ) yang ditukar dari Alif, iaitu pada lafaz ( )
10
dan ( )
11
Huruf Alif ( ) pada kalimah-kalimah
Nun tauqid khafiyyah ditulis dengan huruf Alif pada firman Allah (
) dan pada kalimah ( )
) dan ( )
3. Ziyadah Huruf Ya ( )
) dan ( )
Huruf Ya ( ) pada tujuh tempat berikut
(
) dan ( )
1) Penambahan alif dalam kata ditengah kata menjadi huruf tambahan pada kata
dan pada „adad tarkibnya dari satuannya
Contoh:
12
Bentuk tasniyah, contoh:
13
Bentuk jamaknya, contoh:
2) Penambahan alif dalam kata diakhir kata yang menunjukan menjadi huruf
tambahan, dalam hal ini dibagi menjadi 2 yaitu:
contohnya:
Bukan setelahnya wawu yang mana waau tersebut bagian dari fi‟il.
Contohnya
Terdapat kesalahan apabila menulis alif setelahnya wawu jamak yang bertemu pada
jamak mudzakar salim.
Contohya
Keseluruhan dari contoh diatas adalah wawu jama‟ bukan wau jam‟ah.
Terdapat juga kesalahan apabila meninggalkan alif dalam menulis wawu jam‟ah
untuk disandarkan kepada orang yang dihormati tau memuliakan orang lain.
Contohnya:
Alif juga terkadang ditambahkan pada syi‟ir di akhir baitnya untuk menyesuaikan
dengan qofiyahnya( bunyi akhir) yang menunjukan makna mutlaq.
Contohnya:
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembhasan di ayas adalah, sebagai berikut:
15
DAFTAR PUSTAKA
16