A. Konfigurasi Elektron
Semakin besar nilai n, maka semakin jauh jarak elektron itu dari inti.
Menurut prinsip Aufbau (Jerman: aufbauen = membangun), konfigurasi elektron dimulai dari subkulit
yang memiliki tingkat energi terendah dan diikuti dengan subkulit yang memiliki tingkat energi lebih tinggi.
Hal itu disebabkan dalam atom (pada kondisi dasarnya), elektron berada dalam tingkat-tingkat energi
terendah. Misalnya, dalam atom hidrogen, elektron ditempatkan pada subtingkatan energi (subkulit) 1s. Jadi
konfigurasi elektron hidrogen adalah 1s¹.
1
Berdasarkan diagram tersebut, pengisian elektron dalam suatu atom disusun berdasarkan urutan:
B. Bilangan Kuantum
Bilangan yang menyatakan kedudukan atau posisi elektron dalam atom yang diwakili oleh suatu nilai yang
menjelaskan kuantitas kekal dalam sistem dinamis, dibedakan menjadi:
1. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama menunjukkan tingkatan energi elektron dan sesuai dengan tingkatan energi atom
Bohr (menunjukkan lintasan elektron atau kulit atom). Makin besar nilai n, makin besar ukuran orbital yang
dihuni elektron itu. Seperti dalam model atom Bohr, n dapat bernilai 1, 2, 3, ... sampai tak berhingga.
2. Bilangan Kuantum Azimut (l)
Bilangan kuantum azimut menentukan bentuk orbital dan subtingkatan energi. Nilai l bergantung pada nilai
bilangan kuantum utama (n). Untuk setiap nilai n yang diberikan, nilai l dari l = 0 sampai l = n – 1.
2
Menurut asas ini, dua elektron dapat memiliki bilangan kuantum n, l, dan m yang sama, tetapi harus
memiliki bilangan kuantum spin (s) yang berbeda. Jadi, asas ini membatasi jumlah elektron dalam tiap
orbital. Tiap orbital maksimum diisi oleh dua elektron dan keduanya harus memiliki rotasi yang berlawanan.
Berdasarkan asas pengecualian Pauli, jumlah elektron maksimum di setiap orbital adalah dua. Jumlah
elektron maksimum yang dapat ditempatkan pada subtingkatan energi (subkulit) s, p, d, dan f sebagai
berikut:
C. Diagram Orbital
Orbital merupakan wilayah atau daerah dalam ruang di sekitar inti atom di mana memiliki
kemungkinan tertinggi untuk bisa menemukan elektron atau tempat kebolehjadian elektron. Pasangan
elektron dalam satu orbital dinyatakan dengan spin yang berlawanan arah. Hal ini sesuai dengan asas
eksklusi Pauli.
Berdasarkan hasil eksperimen, diagram yang terakhir menunjukkan konfigurasi elektron dengan
energi terendah. Hasil eksperimen itu diringkas dalam aturan Hund, yaitu dalam suatu subkulit tertentu, tiap
orbital dihuni oleh satu elektron terlebih dahulu sebelum ada orbital yang memiliki sepasang elektron.
Elektron-elektron tunggal dalam orbital itu mempunyai spin searah (paralel).
Elektron valensi adalah elektron yang berada di kulit terluar. Kulit terluar ditandai dengan bilangan
kuantum utamanya (n) tertinggi. Besar elektron valensi dari 1 sampai 8. Besar elektron valensi itu
selanjutnya digunakan untuk menyatakan golongan unsur pada tabel periodik.
3
LKPD BILANGAN KUANTUM
SOAL PENGAYAAN
Tuliskan konfigurasi elektron yang diharapkan untuk unsur Mo (Z=42) dan U (Z=92), lalu
bandingkan dengan konfigurasi eletron yang sebenarnya. Jelaskan !
REMEDIAL
Jika dari hasil evaluasi masih terdapat siswa yang belum memenuhi standar minimal, maka guru
melaksanakan kegiatan remedial. Kegiatan ini diawali dengan remedial teaching , yaitu guru
memberikan pengulangan untuk materi-materi yang CP nya belum tercapai.
Contoh soal remedial
Lengkapi tabel berikut
Kulit yang Jumlah elektron Letak unsur di tabel periodik
Unsur Konfigurasi elektron ditempati valensi Periode Golongan
elektron valensi
2He
6C
8O
11Na
18Ar 4
MATERI UNTUK SISWA YANG KESULITAN BELAJAR
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron berdasarkan kulit atau orbital dari suatu atom. Jadi ada
dua cara menyatakan konfigurasi elektron. Namun konfigurasi elektron berdasarkan orbital atom itu, lebih
berguna untuk mempelajari sifat-sifat suatu zat kimia, termasuk mengapa ada zat kimia yang berwarna-
warni.
Saat menuliskan konfigurasi elektron, kita harus menuliskannya secara urut berdasarkan tingkat
energi subkulit dari yang terendah ke tertinggi. Coba nih lihat contoh konfigurasi elektron atom karbon.
Kok bisa gitu ya konfigurasi elektron atom karbon? Coba kita ulik satu persatu ya. Karbon punya 6
elektron. Kita harus menuliskan konfigurasi untuk 6 elektron ini. Padahal elektron yang menempati suatu
subkulit bisa dilihat dari pangkat subkulitnya. Kalau kita jumlahkan pangkatnya dari
maka pas 6 kan? Jadi, dalam menuliskan konfigurasi elektron, ikuti saja urutan tingkat energi kulit dan
subkulitnya sampai pangkatnya sama seperti banyaknya elektron yang dipunyai atom itu.
Terus zat kimia dengan konfigurasi elektron seperti apa ya yang bisa menghasilkan warna? Biasanya,
zat kimia dari logam transisi (golongan B) yang bisa menghasilkan warna. Ambil contoh Mangan (Mn).
Seperti apa tuh konfigurasi elektron mangan?
Mn punya subkulit d di akhir konfigurasi elektronnya kan? Subkulit d ini yang biasanya akan mengalami
proses kimia lebih lanjut sehingga menghasilkan warna. Itu sebabnya sebagian besar zat kimia dari logam
transisi bisa menghasilkan warna.
5
Diagram Orbital
Nah sekarang kita akan menggambarkan konfigurasi elektron memakai diagram orbital, teman.
Sebenarnya gambarnya cukup mudah kok. Suatu subkulit punya sejumlah orbital. Orbital itu digambarkan
sebagai persegi dan berisi garis setengah panah yang mewakili elektron. Subkulit s punya 1 orbital, p
punya 3 orbital, d punya 5 orbital, dan f 14 orbital. Ada aturan-aturannya lho dalam menggambar
diagram orbital.
Kalau sudah tahu aturan-aturannya, langsung aja deh kita lihat contoh diagram orbital untuk beberapa atom berikut.
Sama seperti konfigurasi elektron, diagram orbital juga dipakai diperlukan untuk mempelajari
mengapa zat-zat kimia mempunyai warna lho. Diagram orbital bisa menggambarkan mengapa ada zat yang
warnanya ungu, hijau, atau bahkan tidak berwarna walaupun ia merupakan logam transisi. Misalnya pada
logam transisi yang tidak berwarna Zn, bila kita gambarkan diagram orbitalnya, akan terlihat perbedaan
diagram orbital antara logam itu dengan logam transisi berwarna lain.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kimia kelas X, watoni Haris dan Dini K, Yrama Widya, Bandung 2014
BSE : https://s.id/CkWkg
Modul pembelajaran kimia SMA : https://s.id/CkW6p