Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN LENGKAP INSTALASI LISTRIK I

NAMA : MUHAMMAD ALWI


NIM : 210204502032
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO (S1)
KELOMPOK : 12 (DUABELAS)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
LABORATORIUM INSTALASI DAN BENGKEL LISTRIK JURUSAN
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM


INSTALASI LISTRIK I

DISUSUN OLEH:

NAMA : MUHAMMAD ALWI


NIM : 210204502032
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO (S1)
KELOMPOK : 12 (DUA BELAS)

MAKASSAR
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM INSTALASI DAN BENGKEL LISTRIK

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Praktikum Instalasi dan
Bengkel Listrik yang disusun oleh:

Nama : Muhammad Alwi

NIM : 210204502032

Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro S1

Kelompok : 12 (Dua Belas)

Telah diperiksa dan disahkan oleh Dosen Pembimbing Mata Kuliah Praktikum Instalasi
dan Bengkel Listrik pada tanggal .................... 2022

Makassar, November 2022


Dosen Pembimbing Laboran

Elfira Makmur,S.Pd., M.Pd Muh Nurung, S.Pd


NIP. 198312222019032011

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Drs. Sugeng A. Karim, M.T.


NIP.196012311988031012

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum
Instalasi Listrik I ini.

Adapun isi dari laporan lengkap ini berdasarkan hasil praktikum dari mata
kuliah Praktikum Instalasi listrik I. Laporan ini merupakan kumpulan dari laporan
mingguan dari masing-masing judul praktikum yang telah penulis lakukan, yang
terdiri dari 17 judul percobaan.
Dalam penyusunan laporan lengkap ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Dosen Pembimbing dan Asisten Laboratorium yang telah
membimbing dan mengarahkan saya selama berjalannya mata kuliah ini, serta
rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman. Untuk itu penyusunan mohon maaf
atas segala kekurangan tersebut, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan penyusunan laporan berikutnya.
Akhir kata semoga laporan lengkap ini dapat bermanfaat bagi penulis
sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luar. Aamiin.

Makassar, November 2022

Muhammad Alwi

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………ii
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………...iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………..vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………...1
B. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………2
C. Manfaat Penulisan ………………………………………………………..…2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Landasan Teori ……………………………………………………………...3
B. Laporan Hasil Praktikum ………………………………………………….27
JOB I Sambungan Ekor Babi (Pig Tail) …………………………………...28
JOB II Sambungan Lurus (Bell Hangers) …………………………………
JOB VI Instalasi Penerangan dengan Sakelar Tunggal dan KKB………….
JOB VII Instalasi Penerangan dengan Sakelar Seri dan KKB……………..
JOB VIII Instalasi Penerangan dengan Sakelar Seri dan Sakelar Tunggal
(2 Group) ………………………………………………………………….
JOB IX Instalasi Penerangan dengan Sakelar Tukar……………………….
JOB X Instalasi Penerangan Hubungan Kelder 1…………………………
JOB XI Instalasi Penerangan Hubungan Kelder 2………………………..
JOB XIII Instalasi Penerangan Hubungan Gelap 2……………………….
JOB XV Instalasi Penerangan Hubungan Ruang Makan……………………
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tang Kombinasi ……………………………………………………..5


Gambar 2.2 Tang Potong………………………………………………………….5
Gambar 2.3 Tang lancip…………………………………………………………..6
Gambar 2.4 Obeng Minus………………………………………………………...6
Gambar 2.5 Obeng Plus…………………………………………………………..7
Gambar 2.6 Tespen……………………………………………………………….7
Gambar 2.7 Gergaji Besi…………………………………………………………8
Gambar 2.8 Bending……………………………………………………………...8
Gambar 2.9 Kontruksi Kabel NYA……………………………………………...10
Gambar 2.10 Kontruksi Kabel NYM……………………………………………10
Gambar 2.12 Pipa Instalasi ……………………………………………………..13
Gambar 2.13 Macam-macam Kotak Sambung (T-Doss)……………………….14
Gambar 2.14 Macam-macam Kotak Sambung (Cross Dos)……………………14
Gambar 2.15 Sakelar Tunggal…………………………………………………..15
Gambar 2.16 Sakelar Seri……………………………………………………….16
Gambar 2.17 Sakelar Tukar……………………………………………………..16
Gambar 2.18 Fitting…………………………………………………………….17
Gambar 2.19 Box MCB…………………………………………………………18
Gambar 2.20 Miniatur Circuit Breaker (MCB)…………………………………20
Gambar 2.21 kWh Meter………………………………………………………..21
Gambar 2.22 Lampu……………………………………………………………22
Gambar 2.23 Kotak Kontak Biasa (KKB)……………………………………...22
Gambar 2.24 Roset Kayu……………………………………………………….23
Gambar 2.25 Klem Pipa ………………………………………………………..23
Gambar 2.26 Sekrup…………………………………………………………..24

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nama-nama Alat………………………………………………………...9


Tabel 2.2 Nama-nama Bahan………………………………………………………

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan yang semakin maju, listrik menjadi penunjang yang utama
bagi kehidupan masa kini. Sebagian besar kehidupan kita, terutama perkotaan
ditunjang dengan keberadaan listrik. Ini menunjukkan listrik memegang peranan
penting dalam kemajuan kehidupan, baik dari rumah tangga hingga industrial
besar. Agar pemakai/konsumen listrik dapat memanfaatkan energi listrik dengan
aman, nyaman dan terus menerus, maka di perlukan instalasi listrik yang
perencanaan maupun pelaksanaannya memenuhi standar berdasarkan peraturan
yang berlaku. Kesalahan dalam merencanakan dan merancang instalasi listrik
dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran pada daerah
padat penduduk akibat arus hubung singkat. Untuk itu dibentuklah peraturan-
peraturan yang menjadi syarat-syarat standar dalam instalasi listrik.
Pada dewasa ini, diperkirakan tidak banyak orang yang ahli dalam bidang
listrik, orang hanya mengetahui beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan
menggunakan energi listrik, sehingga disana-sini banyak kita temui listrik
sebagai penyebab kebakaran. Untuk mengatasi hal tersebut, selain pelu adanya
penjelasan baik dari pemerintah beserta medianya, tokoh masyarakat yang lain
kiranya perlu dibuatkan suatu pedoman/peraturan yang cukup ketat.
Latar belakang yang mendasari penyusunan laporan lengkap Praktikum
Instalasi Listrik 1 ini adalah sebagai laporan akhir dari hasil praktikum selama
mata kuliah ini berlangsung. Laporan lengkap ini merupakan kumpulan dari
laporan setiap judul percobaan yang telah saya praktikkan yaitu terdiri dari 12
judul percobaan.
Laporan lengkap ini dibuat sesuai dengan hasil percobaan dari masing-
masing percobaan untuk selanjutnya diperiksa oleh Dosen Pembimbing/Asisten
Laboratorium dan dijadikan sebagai bahan penilaian dari hasil praktik.

viii
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum,mahasiswa diharapkan dapat:
1. Merancang pemasangan instalasi penerangan.
2. Memasang instalasi penerangan.
3. Menganalisis instalasi penerangan.
4. Mampu melakukan penanganan gangguan pada instalasi penerangan.

C. Manfaat Praktikum

1. Praktikum ini memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut:

2. Memberikan pengetahuan lebih lanjut bagi mahasiswa mengenai rangkaian


instalasi penerangan.
3. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang beberapa jenis rangkaian
pada instalasi penerangan.
4. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai alat-alat yang digunakan
dalam pemasangan instalasi penerangan.
5. Dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan laporan
serta sistematika penulisannya.

ix
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan
yang terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan untuk menyalurkan arus
listrik. Rancangan instalasi listrik harus memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan
peraturan yang terkait dalam dokumen seperti UU Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi, Peraturan pemerintah Nomor 51 Tahun 1995 tentang Usaha
Penunjang Tenaga listrik dan peraturan lainnya.
Rancangan suatu sistem instalasi listrik harus memenuhi ketentuan
peraturan umum instalasi listrik (PUIL) dan peraturan lain seperti :
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
c. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan.
Dalam perancangan sistem instalasi listrik harus diperhatikan tentang
keselamatan manusia, makhluk hidup lain dan keamanan harta benda dari bahaya
dan kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik. Selain itu,
berfungsinya instalasi listrik harus dalam keadaan baik dan sesuai dengan
maksud penggunaannya.
Beberapa prinsip instalasi listrik yang harus menjadi pertimbangan pada
pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang
dapat digunakan secara optimum, efektif dan efisien. Adapun prinsip dasar
tersebut ialah sebagai berikut :
1. Keandalan
Artinya, seluruh peralatan yang dipakai pada instalasi tersebut
haruslah handal dan baik secara mekanik maupun secara kelistrikannya.
Keandalan juga berkaitan dengan sesuai tidaknya pemakaian pengaman jika
terjadi gangguan, contohnya bila terjadi suatu kerusakan atau gangguan
harus mudah dan cepat diatasi dan diperbaiki agar gangguan yang terjadi
dapat diatasi.

x
2. Ketercapaian
Artinya, dalam pemasangan peralatan instalasi listrik yang relatif
mudah dijangkau oleh pengguna pada saat mengoperasikannya dan tata letak
komponen listrik tidak susah untuk dioperasikan sebagai contoh pemasangan
sakelar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3. Ketersediaan
Artinya, kesiapan suatu instalasi listrik dalam melayani kebutuhan
baik berupa daya, peralatan maupun kemungkinan perluasan instalasi.
Apabila ada perluasan instalasi tidak menggangu sistem instalasi yang sudah
ada. Tetapi kita hanya menghubungkannya pada sumber cadangan yang telah
diberi pengaman.
4. Keindahan
Artinya, dalam pemasangan komponen atau peralatan instalasi
harus ditata sedemikian rupa, sehingga dapat terlihat rapi dan indah serta
tidak menyalahi peraturan yang berlaku.
5. Keamanan
Artinya, harus mempertimbangkan faktor keamanan dari suatu
instalasi listrik, baik keamanan terhadap manusia bangunan atau harta benda
makhluk hidup lain dan peralatan itu sendiri.
6. Ekonomis
Artinya, biaya yang dikeluarkan dalam pemasangan instalasi listrik
harus diperhitungkan dengan teliti dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu sehingga biaya yang dikeluarkan dapat sehemat mungkin tanpa
harus mengesampingkan hal-hal diatas.

Dalam pemasangan instalasi listrik dibutuhkan alat dan bahan untuk


menunjang pemsangan instalasi listrik suatu bangunan atau Gedung.

xi
Adapun alat serta bahan yang digunakan selama praktikum instalasi
listrik 1 ini dilaksanakan yaitu sebagai berikut :

1. Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam memasang instalasi listrik
yaitu:
a. Tang Kombinasi

Gambar 2.1 Tang Kombinasi


Ujung rahang yang bergerigi rapat, berfungsi untuk menjepit
kawat atau kabel. Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang,
berfungsi untuk mengunci mur. Rahang tajam sebagai pemotong
kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah antar rahang berkarat
akan berakibat macet.
b. Tang Potong

Gambar 2.2 Tang Potong

Memiliki rahang tajam. Fungsinya untuk memotong kawat,


kabel plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium.

xii
Gagangnya dilapis plastik. Kelemahan, tidak mampu memotong
ukuran bidang yang besar atau tebal.
c. Tang Lancip

Gambar 2.3 Tang Lancip


Bentuknya mirip ikan cucut: moncong pipih dan panjang.
Sebab itu, tang ini juga dikenal sebagai “tang cucut”. Tang lancip
berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel dan dapat pula
memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai pemotong
kabel.
d. Obeng Minus

Gambar 2.4 Obeng Minus


Obeng minus biasanya bentuknya pipih, dan jika dilihat
secara horisontal menghadap kedepan mirip dengan huruf minus (-
), yang mana fungsinya untuk membuka baut yang berbentuk
minus (-). namun bisa juga obeng minus digunakan untuk
mencongkel sesuatu yang sulit dibuka karena bentuknya pipih.

xiii
e. Obeng Plus

Gambar 2.5 Obeng Plus


Untuk obeng plus (+) ini biasanya bentuknya seperti
kembang, dan fungsinya untuk melepaskan baut atau
mengencangkan baut atau sekrup yang berbentuk seperti kembang.
f. Testpen

Gambar 2.6 Testpen


Tespen pada dasarnya adalah suatu alat ukur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengecek apakah sebuah penghantar listrik
memiliki tegangan listrik atau tidak. Bentuknya yang relatif kecil
dan mirip seperti sebuah pena membuatnya sangat mudah untuk
dibawa kemana-mana. Ujung tespen yang yang berbentuk “minus”
dapat dijadikan sebagai obeng untuk melonggarkan atau
mengetatkan sekrup.

xiv
g. Gergaji Besi

Gambar 2.7 Gergaji Besi


Gergaji besi digunakan untuk memotong atau membelah
benda keras seperti besi, dengan ukuran yang telah di tentukan.agar
gergaji tidak mudah karatan, bersikan gergaji setelah di pakai
menggunakan kain basah atau lap, lalu jangan letakan gergaji
tertumpuk dengan peralatan lainya.
h. Bending

Gambar 2.8 Bending


Bending merupakan alat kerja dengan cara memberi tekanan
pada bagian tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian
yang diberi tekanan. Sedangkan proses bending merupakan proses
penekukan atau pembengkokan menggunakan alat bending manual
maupun menggunakan mesin bending. Pengerjaan bending pada
instalasi listrik biasanya dilakukan pada pipa PVC

xv
Tabel 2.1 Alat dan Bahan

No Nama Alat Spesifikasi


1 Tang Kombinasi 6” isolasi 500 V

2 Tang Potong 6” isolasi 500 V

3 Tang Lancip 6” isolasi 500 V

4 Obeng Plus 6 mm x 8”

5 Obeng Minus 6 mm x 8”

6 Tespen 100 – 500 V

7 Gergaji Besi 12”

8 Bending 5/8”

2. Bahan
Adapun bahan / komponen yang dibutuhkan untuk memasang instalasi
listrik yaitu :

A. Penghantar Listrik
Penghantar adalah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non
logam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus dari satu
titik ke titik lainnya. Penghantar pada instalasi penerangan berupa kabel.
Kabel adalah penghantar yang dilindungi dengan isolasi dan
keseluruhan inti dilengkapi dengan selubung pelindung bersama,
contohnya adalah kabel NYA, NYM dan sebagainya.
Kabel yang digunakan pada instalasi penerangan adalah kabel
instalasi, yang banyak digunakan dalam instalasi rumah tinggal untuk

xvi
pemasangan tetap adalah NYA dan NYM. Pada penggunaanya kabel
NYA menggunakan pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun
melindungi dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut

1) Kabel NYA

Gambar 2.9 Konstruksi Kabel NYA


Kabel NYA hanya memiliki satu penghantar berbentuk pejal,
kabel ini pada umumnya digunakan pada instalasi rumah tinggal,
sedangkan kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar
dan memiliki isolasi luar sebagai pelindung. Konstruksi kabel NYM
terlihat pada gambar.

2) Kabel NYM

Gambar 2.10 Konstruksi Kabel NYM


Dalam pemilihan jenis penghantar yang akan digunakan dalam
suatu instalasi dan luas penghantar yang akan dipakai dalam instalasi
tersebut ditentukan berdasarkan 6 pertimbangan :
1. Kemampuan Hantar Arus
Untuk menentukan luas penampang penghantar yang
diperlukan maka harus ditentukan berdasarkan atas arus yang
melewati penghantar tersebut.

xvii
2. Drop Tegangan (Susut Tegangan)
Susut tegangan antara PHB utama dan setiap titik beban, tidak
boleh lebih dari 5% dari tegangan di PHB utama.
3. Kondisi Suhu
Setiap penghantar memiliki suatu resistansi (R), jika
penghantar tersebut dialiri oleh arus maka terjadi rugi-rugi I2xR,
yang kemudian rugi-rugi tersebut berubah menjadi panas, jika
dialiri dalam waktu t detik maka panas yang terjadi adalah I 2xR, jika
dialiri dalam waktu yang cukup lama maka ada kemungkinan
terjadinya kerusakan pada penghantar tersebut.
4. Kondisi Lingkungan
Di dalam pemilihan jenis penghantar yang digunakan harus
disesuaikan dengan kondisi dan tempat penghantar tersebut akan
ditempatkan atau di pasang.
5. Kekuatan Mekanis
Penentuan luas penampang penghantar kabel juga harus
diperhitungkan apakah kemungkinan adanya tekanan mekanis
ditempat pemasangan kabel itu besar atau tidak, dengan demikian
dapat diperkirakan besar kekuatan mekanis yang mungkin terjadi
pada kabel tersebut.

6. Kemungkinan Perluasan
Setiap instalasi dirancang dan dipasang dengan perkirakan
adanya penambahan beban di masa yang akan datang.

B. Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus
membuat rapi instalasi. Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu pipa baja yang dicat meni (sering disebut pipa union), pipa PVC,
pipa fleksibel. Dipasaran, pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan
empat meter dengan diameter yang bervariasi. Syarat umum pipa
instalasi ialah harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis, tahan panas,

xviii
dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain itu, permukaan luar
maupun dalam pipa harus licin dan rata. Pemakaian pipa baja yang
berada dalam jangkauan tangan dan dipasang terbuka harus ditanahkan
dengan sempurna, kecuali pipa tersebut digunakan untuk menyelubungi
kabel bersiolasi ganda, misal NYM. Tindakan ini dimaksudkan sebagai
tindakan pengamanan terhadap kemungkinan kegagalan isolasi pada
hantaran dalam pipa.

Gambar 2.12 Pipa Instalasi


Penggunaan pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. Daya isolasi baik,
2. Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat,
3. Tidak menjalarkan nyala api,
4. Mudah penggunaannya.
Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu
kerja normal 60°C. Pipa yang tidak ditanam dalam dinding harus
ditanam dengan baik mengunakan klem yang sesuai dengan jarak antar
klem tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan lurus.
C. Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi
dengan pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini
dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau percabangan hantaran
dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan
yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig
tail), kemudian setiap sambungan ditutup dengan lasdop setelah

xix
diisolasi. Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlu dipasang
kotak sambung lurus (kotak tarik) setiap panjang tertentu penarik kabel
untuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kotak tarik ini apabila
tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong kemudian disambung lagi.

Macam-macam kotak sambung antara lain:


1. T-Dos
Jenis kotak sambung untuk percabangan tiga.

Gambar 2.13 T-Dos

2. Cross Dos
Jenis kotak sambung untuk percabangan empat atau silang.

Gambar 2.14 Cross Dos

D. Sakelar
Sakelar adalah gawai untuk menghubungkan dan memutuskan
sirkitdan mengubahnya menjadi berbeban atau tidak. Sakelar harus
dipasang sehingga :
1. Bagian yang dapat bergerak, tidak bertegangan pada waktu sakelar
dalam keadaan terbuka atau tidak menghubung.
2. Kedudukan kontak semua tuas sakelar dan tombol sakelar dalam satu

xx
instalasi harus seragam; misalnya akan menghubung jika tuasnya
didorong ke atas atau tombolnya ditekan.

jenis tergantung dari cara pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya.


Berdasarkan sistem kerjanya, sakelar dibagi menjadi tujuh :
1. Sakelar Tunggal

(a) Bentuk Fisik


(b) Simbol (c) Kontruksi

(d) Cara Kerja


Gambar 2.15 Sakelar Tunggal
Fungsi sakelar tunggal adalah untuk menyalakan dan memadamkan
lampu. Pada sakelar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan
hantaran fasa dengan lampu atau alat yang lain.

2. Sakelar Seri

xxi
Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan
dan memutuskan dua lampu atau dua kelompok lampu baik secara
bersamaan maupun bergantian.

3. Saklar Tukar

xxii
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak
dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu
atau dua kelompok lampu secara bergantian. Selain itu, sakelar tukar
dapat pula digunakan untuk menyalakan dan memadamkan satu lampu
atau satu kelompok lampu dari dua tempat yang berbeda.

Berdasarkan cara pemasangannya, sakelar dibedakan atas dua


jenis, yaitu sakelar yang dipasang di luar tembok dan sakelar yang
dipasang didalam tembok. Pemasangan sakelar di luar tembok (out bow)
dilengkapi dengan roset sebagai tempat dudukan. Pemasangan sakelar di
dalam tembok (inbow) memerlukan mangkuk sakelar (dos tanam) baik
yang terbuat dari plat besi maupun plastik (PVC) sebagai dudukan
sakelar.

E. Fitting

Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu


dengan kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-macam fitting,
diantaranya fitting duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting
kombinasi stop kontak. Fitting terbuat dari bahan isolasi, yaitu bakelit
atau porselen. Digunakan dari cara pemasangannya, ada yang disebut
fitting duduk dan fitting gantung. Fitting duduk dipasang pada dinding
ataupun langit-langit. Bila pemasangannya tidak dapat dilakukan secara
langsung, perlu dipasang roset, yaitu kayu maupun plastik sebagai
tempat dudukannya. Pemasangan fitting gantung tergantung pada
langit-langit dengan menggunakan kabel snoer atau penguat tali rami.

xxiii
Tali rami berfungsi sebagai penahan agar kabel tidak menanggung
beban.
Bila ditinjau dari konstruksinya, fitting dibagi menjadi dua jenis,
yaitu fitting ulir dan fitting tusuk.

1. Fitting ulir, cara memasang lampu pada fitting dilakukan dengan


memutar lampu pada fitting.
2. Fitting tusuk, cara memasang lampunya dengan cara menusukkan ke
fitting.
F. Box Mcb

Ada dua model box MCB yang umum ditemukan di pasaran, inbow dan
outbow. Secara fungsi, keduanya adalah sama. Pengertian inbow adalah
box terpasang menyatu ke dalam dinding, sedangkan outbow adalah box
terpasang di permukaan dinding.

Selain itu, ada beberapa besar ukuran box MCB. Besar ukuran box
ini disesuaikan dengan jumlah unit MCB yang hendak dipasang di
dalamnya. Mulai dari box dengan besar ukuran untuk kebutuhan
pemasangan 2 s/d 4 unit MCB.

Box MCB tersebut, terbagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian


dalam dan luar. Bagian dalam adalah bagian yang menempel permanen
pada dinding, sedangkan bagian luar cenderung berfungsi sebagai
penutup (cover) saja. Pada model inbow, bagian dalam box MCB
terpasang di dalam dinding. Sedangkan model outbow, bagian dalam
box MCB terpasang pada permukaan dinding.
Fungsi box MCB, selain sebagai “rumah” dari unit MCB,

xxiv
sebenarnya dapat diumpamakan sebagai tempat awal / pintu gerbang
dimana pemetaan distribusi jalur listrik ke dalam rumah ditentukan.
Dan ditempat ini pula anda dapat langsung mengenali konfigurasi
jaringan distribusi jalur listrik dalam sebuah rumah. Namun demikian,
tidak tertutup kemungkinan terdapat lebih dari satu unit box MCB di
dalam sebuah rumah.
Pada rumah berskala besar biasanya memiliki kapasitas daya yang
besar juga. Kecenderungan keberadaan box MCB tambahan di
beberapa area ruangan / tingkat rumah seperti itu adalah wajar. Karena
selain mempermudah dalam pengaturan distribusi daya di setiap area,
juga dapat mencegah terjadinya pemakaian daya secara berlebih
terfokus pada satu area saja. Di bagian dalam box MCB, biasanya
dilengkapi dengan potongan besi di bagian tengah yang berfungsi
sebagai tempat unit MCB diletakkan. Sedangkan pada kedua bagian
pinggirnya, terdapat panel untuk tempat melekatkan jalur kawat arus
netral dan arde (ground). Kita dapat mengenali penempatan jenis arus
pada masing-masing sisi dari tanda / kode yang tertera pada
permukaan unit.

G. Miniatur Circuit Breaker (MCB)

(a) Bentuk Fisik (b) Simbol


Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus
rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus
rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban.
Besarnya rating arus MCB maupun MCCB diperhitungkan arus beban

xxv
yang dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat
keamanan, yaitu berdasarkan rumus:

𝑃
𝐼=
𝑉
Dimana :
I = Arus Listrik (A)
P = Daya pada beban (W)
V = Tegangan sumber (220V/380V)
H. Kilowatt-Hour (KwH)

Kilowatt-hour (kWh) meter adalah alat penghitung pemakaian energi


listrik. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet
dimana medan magnet tersebut menggerakan piringan yang terbuat
dari alumunium. Pengukur watt atau Kwatt, yang pada umumnya
disebut watt-meter/Kwatt meter disusun sedemikian rupa, sehingga
kumparan tegangan dapat berputar dengan bebasnya, dengan jalan
demikian tenaga listrik dapat diukur dalam satuan kWh (kilowatt-hour).
Ada dua jenis kWh meter namun pada peraktek ini menggunakan kWh
meter analog.

I. Lampu

Lampu adalah sebuah benda yang berfungsi sebagai penerang, lampu


(a) Bentuk Fisik (b) Simbol
xxvi
memiliki bentuk seperti botol dengan ronga yang beisi kawat kecil yang
akan menyala apabila disambungkan ke aliran listrik. Jenis lampu
penerangan yang digunakan yaitu lampu pijar.

J. Kotak Kontak Biasa(KKB)

Kotak kontak biasa ini digunakan untuk daya listrik yang relatif kecil
pada instalasi rumah. Kotak kontak biasa berfungsi untuk menyuplai
listrik ke alat-alat elektronik seperti televisi, radio, atau kipas angin.
Kotak kontak ini tidak boleh digunakan untuk menghidupkan dan
mematikan alat-alat rumah tangga dengan daya lebih dari 2.000 watt
atau lebih dari 16 A

K. Roset Kayu

Roset kayu adalah suatu komponen instalasi yang terbuat dari bahan
kayu. Komponen ini digunakan pada pemasangan instalasi bangunan.
Komponen ini berfungsi sebagai tempat untuk menempelkan sakelar,
fitting, kotak-kontak, dan kotak sambung pada instalasi rumah kayu.

xxvii
L. Klem

Klem adalah Klem pipa atau yang biasa disebut dengan U bolt
clamp merupakan salah satu jenis baut (bolt) yang berbentuk huruf
"U", yang biasa digunakan dan berfungsi untuk mengikat sebuah

pipa.

M.Sekrup

Sekrup adalah suatu batang dengan ulir terbentuk dipermukaannya.


Sekrup digunakan untuk mengikat dua benda bersamaan, dan obeng
adalah salah satu yg digunakan sebagai alat untuk memutar sekrup
pada suatu objek yang akan dipasangi sekrup.

Tabel 2.2 Nama-Nama Bahan


Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi
1 Pipa PVC 5/8"
2 T-Dos 5/8"

xxviii
3 Cross Dos 5/8"
4 Klem 5/8"
5 Kabel NYA 1,5 mm2
6 MCB 240 V / 6 A
7 Sakelar Seri 240 V / 6 A
8 Sakelar Tunggal 240 V / 6 A
9 Sakelar Tukar 240 V / 6 A
10 Fitting 240 V / 6 A
11 KKB 240 V / 6 A
12 Roset Kayu Persegi
13 Lampu Pijar 15 Watt
14 Sekrup 1 cm dan 1,5 cm

B. LAPORAN JOB PRAKTIKUM


Pada praktek instalasi 1 membahas tentang:
1. Sambungan:
a. Sambungan Ekor Babi (Pig Tails)
b. Sambungan Lurus (Bill Hangers)
2. Instalasi Penerangan dengan Sakelar Tunggal dan KKB
3. Instalasi Penerangan dengan Sakelar Kelompok dan KKB
4. Instalasi Penerangan dengan Sakelar Kelompok dan Sakelar Tunggal (2
Group)
5. Instalasi Penerangan dengan Sakelar Tukar
6. Instalasi Penerangan dengan Sakelar Silang
7. Instalasi Penerangan Hubungan Kelder 1
8. Instalasi Penerangan Hubungan Kelder 2
9. Instalasi Penerangan Hubungan Gelap 2
10. Instalasi Penerangan Hubungan Ruang Makan

xxix
Laboratorium Instalasi dan
Nama : Muhammad Alwi
Bengkel Listrik Sambungan Ekor
Pendidikan Teknik Elektro Babi (Pig Tail) NIM : 210204502032
Fakultas Teknik Kelompok : 12 (Siang)
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 31/10/2022

I. Tujuan

Dari proses pelaksanaan praktikum mahasiswa diharapkan :


1. Agar mahasiswa terampil dan mampu menggunakan alat sesuai dengan

xxx
fungsinya.
2. Mampu membuat sambungan ekor babi (pig tail) dengan baik.
3. Dapat memotong, mengupas dan melilitkan kabel dengan baik dan sesuai
dengan ukuran yang telah ditetapkan.

II. Teori Dasar


Jenis sambungan ekor babi sering digunakan pada instalasi penerangan
rumah,yang biasa terletak pada kotak sambung. Sambungan ini sangat
sederhana dan mudah,namun dalam pengerjaannya harus disesuaikan dengan
baik dan benar,agar sambungannya benar benar rapat,sehingga tidak
berpengaruh pada aliran listrik yang melewati sambungannya.

Sambungan ekor babi merupakan sambungan yang paling sering digunakan


oleh para instalatir pada saat pemasangan instalasi rumah,karena cara
menyambungnya yang sederhana dan tidak terlalu ribet. Sambungan kable jenis
ini sangat rentan lepas dan sering tidak stabil,terutama Ketika kabel ditarik.

Jenis sambungan ini bisa dibilang yang paling sederhana karena kita tinggal
menggabungkan dua kabel dan memelintirnya saja.

III. Gambar Kerja

xxxi
xxxii
xxxiii
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 6” 150-300 V 1 Buah
2. Tang Lancip 6” 150-300 V 1 Buah
3. Tang Potong 6” 150-300V 1 Buah

b. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Kabel NYA 1,5 mm2 2 Buah
2. Kabel NYA 2,5 mm2 2 Buah

V. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja yaitu sebagai berikut :


a. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
b. Memotong kabel sesuai dengan yang ditetapkan.
c. Mengupas bagian isolasi kabel sepanjang 5 cm.
d. Menyilangkan inti kabel yang telah dikupas lalu dijepit dengan tang
kombinasi dan diputar (dililitkan dengan menggunakan tang lancip).

Adapun tiga hal yang perlu diingat penyambungannya


dengan cara ekor babi tersebut antara lain:
a. Arah puntiran harus kekanan (searah jarum jam)
b. Tidak membuat puntiran terlalu banyak untuk tiap
lasdapnya
c. Jumlah sambungan pada kotak sambung harus dibatasi
agar kotak sambung dapat ditutup dengan baik

VI. Keselamatan Kerja

a. Menggunakan pakaian praktikum ketika sedang bekerja.


b. Menaati semua peraturan laboratorium instalasi listrik.
c. Memperhatikan penjelasan dan petunjuk serta memulai setelah
ada instruksi dari pembimbing.

xxxiv
d. Menggunakan alat sesuai fungsinya.
e. Tidak bercanda atau mengganggu aktivitas orang lain.

VII. Kesimpulan
a. Sambungan Ekor babi merupakan sambungan yang paling
sederhana berbentuk menyerupai ekor babi
b. Sambungan ekor babi biasanya digunakan pada instalasi
penerangan rumah. Biasanya terletak pada kotak
sambung,seperti T-dos
c. Jumlah lilitan pada sambungan ekor babi adalah 5-7
lilitan.
d. Kelebihan sambungan ekor babi adalah Teknik
menyambungnya mudah dan tidak memerlukan waktu
lama.
e. Kekurangannya adalah rentan lepas dan tidak stabil
terutama saat kabel ditarik

Adapun kesulitan yang saya temui saat melakukan praktek


sambungan ekor babi ini adalah ketidakmahiran dalam
mengupas isolasi kabel sehingga membuat inti kabel rapuh
dan mudah patah. Akibatnya,sulit mendapatkan lilitan kabel
yang benar benar rapat. Saya juga kesulitan dalam proses
puntiran,yang biasanya isolasi kabel dibawahnya ikut
terkelupas saat dijepit oleh tang. Sementara itu,kabel harus
benar benar rapat untuk menghindari kosleting listrik atau
hubungan arus pendek.

xxxv
Laboratorium Instalasi dan
Nama : Adinda Tiara Zalsabila
Bengkel Listrik Sambungan
Pendidikan Teknik Elektro Lurus NIM : 210204500011
Fakultas Teknik (Bill Hangers) Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 28/9/2022

I. Tujuan

Dari proses pelaksanaan praktikum mahasiswa diharapkan :


1. Agar mahasiswa terampil dan mampu menggunakan alat sesuai dengan
fungsinya.
2. Mampu membuat sambungan ekor babi (pig tail) dengan baik.
3. Dapat memotong, mengupas dan melilitkan kabel dengan baik dan sesuai
dengan ukuran yang telah ditetapkan.

II. Teori Dasar


Berdasarkan buku karangan Dedy Rusmady”Belajar Instalasi Listrik”,menuliskan
bahwa sambungan lurus dilakukan untuk menyambung kabel yang akan
direntangkan. Dalam pekerjaan instalasi ada kalanya terpaksa menyambung kabel
yang akan direntangkan,karena adanya pertimbangan tertentu seperti untuk
penghematan bahan atau karena adanya isolasi kabel yang cacat yang terpaksa
harus dipotong untuk kemudian disambung lagi.

Kelebihan yang dimiliki sambungan Bill Hangers adalah sambungan ini sangat rapi
jika digunakan untuk menyambung kabel dengan instalasi lurus. Sambungan jenis
ini termasuk sambungan yang sederhana,namun jarang digunakan dibandingkan
dengan sambungan ekor babi.

xxxvi
III. Gambar Kerja

xxxvii
IV. Alat dan Bahan
a. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7” 150-300 V 1 Buah
2. Tang Lancip 7” 150-300 V 1 Buah
3. Tang Potong 8” 150-300V 1 Buah

b. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Kabel NYA 1,5 mm2 1 Buah
2. Kabel NYA 2,5 mm2 1 Buah

V. Langkah Kerja
1. Kabel dipotong menjadi dua bagian menggunakan tang potong.
2. Kabel dikupas (isolasinya dibuang),dengan menggunakan tang pengupas.
3. Penyambungan dilakukan dengan cara,dua kabel disejajarkan dengan catatan
isolasinya berada pada letak yang berbeda
4. Jepit dengan menggunakan tang kombinasi pada pertengahan kabel agar
seimbang,kemudian lilistkan hingga 5-7 lilitan.
5. Usahakan hasil penyambungan rapi,kuat,baik atau tidak ada celah.
6. Setelah pekerjaan selesai laporkan kepada instruktur atau dosen yang
bersangkutan,dan simpan alat dan bahan ke tempat semula.
7. Bersihkan meja kerja dari semua bekas bahan yang telah dipergunakan.

VI. Keselamatan Kerja


1. Gunakanlah alat kerja tangan yang sesuai dengan fungsinya.
2. Gunakanlah pakaian praktek.
3. Tempatkanlah alat dan bahan pada tempat yang aman.
4. Harus memakai alat pelindung tubuh.
5. Mematuhi tata tertib yang berlaku dalam laboratorium bengkel listrik.
6. Bekerja sesuai langkah Langkah atau petunjuk yang ada.
7. Perlu ketelitian dan kehati hatian dalam bekerja.

xxxviii
VII. Kesimpulan
1. Sambungan lurus atau bell hangers merupakan sambungan yang tingkat
kesulitannya lebih tinggi daripada sambungan ekor babi(pig tail).
2. Kabel sambungan lurus ini digunakan pada 2 kabel yang akan direntangkan
(tidak boleh lebih dari dua kabel) dan juga digunakan pada kabel yang
isolasinya cacat.
3. Sambungan lurus merupakan sambungan yang cukup kuat dibandingkan
sambungan ekor babi.
4. Adapun kendala yang saya temui saat praktikum yatu:
a. Ketidakmampuan menjepit inti kabel dengan keras sehingga kabel
banyak goyang.
b. Kabel mudah patah.
c. Sambungan yang tidak rapat.

xxxix
Laboratorium Instalasi dan
Nama : Adinda Tiara Zalsabila
Bengkel Listrik Sambungan
Pendidikan Teknik Elektro Bolak Balik NIM : 210204500011
Fakultas Teknik (Turn Back) Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 5/10/2022

A. Tujuan

1. Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan kemampuan secara teknis dalam


menyambungkan kabel (sambungan bolak balik).
2. Mengetahui fungsi dari sambungan bolak balik.
3. Agar mahasiswa mampu menggunakan alat kerja tangan sesuai dengan fungsi
masing masing.
4. Agar mahasiswa bisa terampil dalam menyambung kabel yang spesifikasinya
adalah sambungan bolak balik.

B. Teori Dasar
Turn back ialah cara menyambung antara dua kabel yang berbentuk satu garis
lurus,dimana kabel ditekuk balik,dimaksudkan untuk mendapatkan sambungan yang
lebih kuat terhadap rentangan maupun tarikan,sehingga sering disebut sebagai
sambungan bolak balik ini,dimaksudkan untuk mendapatkan sambungan yang lebih
kuat terhadap rentangan maupun tarikan.

Umumunya kabel yang digunakan untuk sambungan ini adalah kabel dengan
penampang 4mm2 karena mudah ditekuk dan dipuntir dengan tangan. Untuk kabel
yang lebih besar dilakukan dengan cara sambungan bolak balik “Britania” atau
dengan model “Scarf”.

Tujuan sambungan bolak balik pada dasarnya sama dengan penyambungan punter
yaitu menghubungkan 2 kabel yang akan direntangkan berfungsi menghasilkan
kabel yang kuat terhadap gaya rentangan dan tarikan.

xl
C. Gambar Kerja

A B

Sambungan ini diawali dengan puntiran sambungan ekor babi(pig tail). Lalu salah satu
kabel yang Panjang di lipat berlawanan arah dari semuanya. Sehingga berbentuk seperti
gambar diatas,itu baru puntiran yang sederhana dan akan dilanjutkan dengan lilitan
kedua.

A B

Bentuk sambungan ketika setelah disambung.

xli
D. . Alat dan Bahan
a. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7” 150-300 Volt 1 Buah
2. Tang Lancip 7” 150-300 Volt 1 Buah
3. Tang Potong 8” 150-300 Volt 1 Buah

b. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Kabel NYA 2,5 mm2 2 Buah

E. . Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Periksa gambar serta semua ukuran yang diperkenankan.
3. Luruskan permukaan kabel yang diberikan.
4. Bagi dua kabel dengan sama panjang.
5. Kupas isolasi kabel kira kira 15cm dengan tang pemotong atau tang pengupas
kabel.
6. Tempelkan jadi satu bagian bagian kabek yang terkupas kemudian dipuntir pakai
tang kombinasi dengan arah yang berlawanan ke kiri dan ke kanan dengan kuat.
7. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan
kebutuhan.
8. Buatlah lilitan sebanyak 5-7 kali dan kuatkan semua permukaan dengan tang
kombinasi.
9. Usahakan hasil penyambungannya rapi,kuat,dan tidak ada celah.
10. Setelah pekerjaan selesai laporkan kepada instruktur atau dosen yang
bersangkutan dan simpan alat ke tempat semula.

F. Keselamatan Kerja
1. Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
2. Menempatkan alat dan bahan ditempat yang semestinya.
3. Tidak tergesa-gesa dan bermain saat melakukan praktikum.
4. Memakai pakaian yang ditentukan dan masker.
5. Hindarkan mata dari asap penyolderan.
xlii
G. Kesimpulan
1. Sambungan bolak balik merupakan sambungan yang tingkat kesulitannya lebih
tinggi daripada sambungan ekor babi dan lurus.
2. Sambungan ini dilakukan pada 2 kabel yang akan direntangkan(tidak bpleh
lebih)dan juga digunakan pada kabel isolasinya cacat.
3. Adapun kendala yang saya temui pada saat praktikum yaitu:
a. Ketidakmampuan menjepit kabel dengan keras sehingga kabel banyak
goyang.
b. Kabel (inti kabel mudah patah)
c. Sambungan yang tidak rapat.

xliii
Laboratorium Instalasi dan
Nama : Adinda Tiara Zalsabila
Bengkel Listrik Sambungan
Pendidikan Teknik Elektro Cabang Tunggal NIM : 210204500011
Fakultas Teknik (Plain Joint) Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 28/9/2022

A. Tujuan
1. Menggunakan peralatan kerja dengan sebaik mungkin.
2. Memotong kabel dengan benar serta mengupas isolasi kabel.
3. Terampil membuat sambungan cabang tunggal.
4. Mampu menyolder atau mematri dengan benar dan rapi.

B. Teori Dasar
Pada jaringan listrik sering kita temukan dalam penghantar yang panjang. Selain
sambungan lurus ada juga sambungan cabang tunggal. Pada hantaran yang
panjang,misalnya antara rol-rol sekat dapat dilakukan percabangan tanpa harus
memutus kabel utamanya,melainkan hanya dikupas kabelnya sepanjang
kebutuhan,melainkan hanya dikupas kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk
percabangan datar ini bisa untuk cabang tunggal (single plain joint) atau bisa juga
dalam bentuk cabang ganda(cross plain joint).

Sambungan ini dilakukan pada instalasi kelistrikan yang akan dibuat percabangan.
Dengan menggunakan plain joint ini tidak perlu dilakukan pemotongan pada jalur
utama(sumber). Sambungan ini hanya digunakan untuk membuat satu percabangan
saja, Jika kita ingin mengambil sumber arus listrik,maka kita perlu terlebih dahulu
mengupas kabel utama dan selanjutnya menghubungkannya dengan kabel.

xliv
C. Gambar Kerja

D. Alat dan Bahan


a. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7” 150-300 Volt 1 Buah
2. Tang Lancip 7” 150-300 Volt 1 Buah
3. Tang Potong 8” 150-300 Volt 1 Buah

b. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Kabel NYA 2,5 mm2 2 Buah

E. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Potonglah kabel dengan menggunakan tang potong.
3. Lalu kupas bagian isolasi kabel kira kira sepanjang 7,5 cm yang akan dipuntir.
4. Puntir kabel sebanyak 5-7 lilitan.
5. Setelah puntiran selesai dengan benar,maka rapatkan puntiran dengan
menggunakan tang agar memperoleh hasil yang rapi dan sesuai.
6. Jika semua telah selesai,laporkan kepada instruktur hasil praktikum.

xlv
7. Dan kembalikan semua alat ketempatnya masing masing serta bersihkan
laboratorium.

F. Keselamatan Kerja
Pada saat melakukan praktikum di laboratorium,ada hal hal yang perlu dan harus
diperhatikan yaitu:
1. Gunakanlah alat dan bahan sesuai dengan fungsinya masing masing.
2. Janganlah bermain main pada saat melakukan aktivitas di dalam laboratorium.
3. Gunakanlah APD (Alat Pelindung Diri),misalnya masker,pakaian khusus,dan lain
sebagainya.
4. Tempatkanlah alat dan bahan ditempat yang aman serta mudah dijangkau.
5. Bekerjalah dengan hati hati dan teliti.

G. Kesimpulan
1. Sambungan cabang tunggal dilakukan pada instalasi kelistrikan yang akan dibuat
percabangan.
2. Sambungan ini hanya digunakan untuk membuat satu percabangan saja.
3. Adapun kendala yang saya alami pada saat praktikum yaitu:
a. Ketidakmampuan menjepit kabel yang keras,sehingga kabel banyak goyang dan
isolasi kabel rusak.
b. Kabel (inti kabel).mudah patah.
c. Lilitan yang dibuat biasa melebihi 7 lilitan atau kurang dari 5.
d. Sambungan yang tidak rapat.

xlvi
Laboratorium Instalasi dan
Nama : Adinda Tiara Zalsabila
Bengkel Listrik Sambungan
Pendidikan Teknik Elektro Cabang Ganda NIM : 210204500011
Fakultas Teknik (Plain Cross Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Joint) Tanggal : 28/9/2022

A. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya masing masing.
2. Memotong dan mengupas kabel dengan baik sesuai dengan ukuran yang telah
ditetapkan.
3. Membuat sambungan bercabang sederhana dengan benar
4. Mampu menyolder dengan baik sambungan yang telah dibuat.

B. Teori Dasar
Sambungan cabang ganda sering dijumpai pada penyambungan atau percabangan
hantaran di atas plafon atau sambungan ini umumnya berbentuk vertical atau
horizontal. Cara penyambungannya ini akan menghasilkan sambungan yang lebih kuat
terhadap gaya rentangan dan gaya tarikan.

Sambungan ini dapat dilakukan tanpa harus memtusu kabel utamanya,melainkan


dikupas kabelnya sepanjang kebutuhan. Jumlah puntiran pada sambungan ini adalah 5-
7 lilitan. Cara penyambungannya ini akan menghasilkan sambungan yang lebih kuat
terhadap gaya rentangan dan tarikan.

xlvii
C. Gambar Kerja

D. Alat dan Bahan


a. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7” 150-300 Volt 1 Buah
2. Tang Lancip 7” 150-300 Volt 1 Buah
3. Tang Potong 8” 150-300 Volt 1 Buah

b. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Kabel NYA 2,5 mm2 2 Buah

E. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Kupas inti kabel isolasi sepanjang 10 cm,dan bengkokkan.
3. Puntirlah bagian yang sudah dibengkokkan sebnyak 5-7 lilitan.
4. Ulangi Langkah kw 3 dan ke 2 untuk membuat percabangan kedua tetapi arah
percabangan berkebalikan dari percabangan sebelumnya.
5. Setelah semuanya selesai,laporkan kepada instruktur hasil dari pekerjaan dan

xlviii
kembalikan semua perlatan ketempat semula serta bersihkan laboratorium.

F. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah alat kerja tangan yang sesuai dengan fungsinya.
2. Gunakanlah pakaian praktek.
3. Tempatkanlah alat dan bahan pada tempat yang aman.
4. Harus memakai alat pelindung tubuh.
5. Mmematuhi tata tertib yang berlaku dalam laboratorium bengkel listrik.
6. Bekerja sesuai langkah langkah atau petunjuk yag ada.
7. Perlu ketelitian dan kehati hatian dalam bekerja

G. Kesimpulan
1. Sambungan cabang ganda pada umumnya sering dijumpai di hantaran plafon.
2. Sambungan ini bertujuan untuk menghemat penggunaan kabel.
3. Sambungan ini digunakan untuk membuat percabangan pada hantaran tanpa
memotong jalur utama pada kabel.
4. Adapun kendala yang saya alami saat melakukan praktikum ialah:
a. Kurangnya kemhiran dalam menggunakan alat.
b. Kabel (inti kabel) mudah patah.
c. Sambungan yang kurang rapat.
5. Dalam melakukan penyambungan harus dilakukan dengan teliti guna mendapatkan
hasil yang rapi dan kuat serta tidak ada celah.

xlix
Laboratorium Instalasi dan JOB 3 Nama : Adinda Tiara Zalsabila
Bengkel Listrik Instalasi
Pendidikan Teknik Elektro Penerangan NIM : 210204500011
Fakultas Teknik dengan Sakelar Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tunggal dan KKB Tanggal : 28/9/2022

A. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memasang instalasi penerangan dengan sakelar tunggal dan KKB (Kotak Kontak
Biasa).
2. Memasang instalasi penerangan dengan saklear tunggal dan KKB (Kotak Kontak
Biasa).
3. Menganalisis rangkaian instalasi penerangan saklear tunggal dan KKB (Kotak
Kontak Biasa).
4. Mampu melakukan penanganan gangguan.

B. Teori Dasar

Sakelar tunggal adalah sakelar yang paling umum digunakan pada instalasi
penerangan listrik. Sakelar tunggal digunaan untuk melayani satu lampu ataupun
satu kelompok lampu. Sakelar tunggal hanya memiliki satu tuas tekan dan dua
terminal hubung. Terminal pertama untuk rangkaian penghantar fasa sumber.
Dalam PUIL 2011, terdapat definisi dari kotak kontak. Kotak kontak merupakan
bagian dari kontak tusuk yang merupakan gawai pemberi arus listrik. Kotak kontak
terbagi lagi menjadi Kotak Kontak Biasa (KKB) dan Kotak Kontak Khusus (KKK).
Kotak Kontak Biasa (KKB) merupakan kotak kontak yang dipasang untuk
digunakan sewaktu-waktu. KKB digunakan ketika ada peranti listrik yang
memerlukannya, asalkan kemampuannya tidak dilampaui.
Pada pemasangan instalasi penerangan dengan sakelar tunggal dan KKB, baik di
luar atau di dalam dinding, harus menggunakan pipa instalasi dan kotak sambung.
Bila KKB dipasang berdampingan dengan sakelar tunggal, KKB dapat
mengambil sumber listrik dari sakelar pada bagian terminal sumber. Sehingga nyala
tidaknya sakelar tidak mempengaruhi KKB. Pemasangan yang salah akan
membuat KKB tidak berfungsi bila sakelar ditekan. Bila KKB dipasang terpisah
atau tunggal pada instalasi, KKB harus mendapatkan suplai listrik langsung dari

l
sumber listrik. Penempatan KKB ini harus memperhatikan fungsi ruangan dan cara
pengontrolan sakelar penerangan yang dibutuhkan.

C. Gambar Kerja

1. Diagram Alir

2. Diagram Satu Garis

li
3. Diagram Pengawatan

4. Diagram Pelaksanaan

lii
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7’’. 150-300 1 Buah
volt
2. Tang Lancip 8’’. 150-300 1 Buah
volt
3. Tang Potong 8’’. 150-300 1 Buah
volt
4. Tespen 100 – 500 V 1 Buah
5. Obeng Plus Dan Minus 6mm x 8 1 Buah
6. Gergaji Besi 12“ 1 Buah
7. Bending Pipa 20mm1/2 1 Buah
8. Cutter L-500 1 Buah

2. Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah


1. Pipa PVC 5/8’’ 1 buah
2. Klem 5/8’’ 5 Buah
3. T-Dos 5/8’’ 1 Buah
4. Sakelar Tunggal 220 V, 6 A 1 Buah
5. KKB 220 V,6 A 1 Buah
6. Fitting 220 V, 6 A 1 Buah
7. MCB 1 Fasa 240 V,16 A 1 Buah
8. Lampu pijar 15 Watt 2 Buah
9. Sekrup 1 cm dan 1,5 cm 10 Buah
10. Kabel NYA 1,5 mm2 4 buah
11. Roset Persegi 1 Buah
12. Outbow Persegi 1 Buah
13. Box MCB 1 Fasa 1 Group 1 Buah

liii
E. Langkah Kerja

1. Buat gambar rangkaian diagram alir, diagram satu garis, diagram pengawatan,
dan diagram pelaksanaan pada buku responsi.
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Buat rangkaian instalasi sesuai gambar pada papan kerja.
4. Laporkan kepada asisten dosen.
5. Hubungkan dengan sumber listrik.
6. Buat analisis rangkaian.
7. Lepaskan hubungan dengan sumber listrik.
8. Lepaskan rangkaian dan kembalikan alat dan bahan pada tempat semula.

F. Keselamatan Kerja

1. Gunakan alat dan bahan sesuai fungsinya .


2. Jangan menghubungkan rangkaian dengan sumber sebelum diperiksa oleh
asisten dosen
3. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan.

G. Analisis Rangkaian

Sakelar Lampu Kkb


Padam Tidak Bertegangan

Keterangan:
Pada gambar di atas posisi MCB dalam Keadaan Off Sehingga lampu tidak
menyala dan KKB tidak bertegangan, karena arus tidak mengalir ke rangkaian.

liv
Sakelar Lampu KKB
Padam Bertegangan

Keterangan :
Ketika Sakelar di OFF kan maka lampu akan padam tetapi KKB tetap
bertegangan karena sumber masuk ke KKB diambil dari input sehingga KKB tetap
bertegangan tidak terpengaruhi oleh sakelar

Sakelar Lampu KKB


Nyala Bertegangan

Keterangan:
Ketika sakelar di ON kan maka lampu akan menyala dan KKB
bertegangan, Ketika sakelar OFF KKB tetap bertegangan karena sumber yang masuk
ke KKB diambil dari input sakelar sehingga tidak berpengaruh oleh sakelar apabila di
ON kan ataupun di OFF kan

lv
H. Analisis Rangkaian
Pada praktikum ini,tidak ada kendala dan gangguan yang terjadi pada rangkaian
tersebut,tidak ada penanganan gangguan yang dilakukan.

I. Kesimpulan
a. Lampu akan menyala apabila saklar dalam kondisi ON dan Lmpu akan padam jika
saklar dalam keadaan OFF.
b. KKB(Kotak Kontak Bantu) tidak dipengaruhi oleh kondisi saklar baik dalam
kondisi ON maupun OFF dikarenakan sumber yang masuk pada KKB diambil
dari tegangan sumber.

Laboratorium Instalasi dan JOB 4 Nama : Adinda Tiara Zalsabila


Bengkel Listrik Instalasi Penerangan
Pendidikan Teknik Elektro dengan Sakelar NIM : 210204500011
Fakultas Teknik Kelompok dan KKB Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 31/10/2022

lvi
A. TUJUAN
Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memasang instalasi penerangan dengan sakelar seri dan KKB (Kotak Kontak
Biasa).
2. Memasang instalasi penerangan dengan saklear seri dan KKB (Kotak Kontak
Biasa).
3. Menganalisis rangkaian instalasi penerangan saklear seri dan KKB (Kotak Kontak
Biasa).
4. Mampu melakukan penanganan gangguan.

B. TEORI DASAR
Sakelar adalah gawai untuk mengubah hubungan listrik di antara terminalnya.
Sakelar digunakan untuk menutup dan membuka sirkit satu sirkit listrik atau lebih.
Sakelar seri adalah sakelar yang digunakan untuk membuka dan menutup sirkit listrik
yang terhubung ke dua lampu atau dua kelompok lampu yang berbeda lokasi, baik
bergantian maupun bersamaan dari satu tempat.
Sakelar seri mempunyai dua tuas tekan. Tuas yang pertama untuk lampu atau
kelompok lampu pertama, Tuas kedua untuk lampu atau kelompok lampu kedua.
Masing-masing tuas memiliki sepasang terminal, yaitu terminal masukan (fasa
sumber) dan terminal keluaran (fasa lampu). Lampu dikontrol oleh masing-masing
tuas tanpa saling mempengaruhi yang lainnya.
Untuk menjalankan fungsinya, fasa sumber harus dihubungkan ke salah satu
terminal masukan yang ada pada salah satu tuas. Dari terminal tersebut, dibuat kopel
ke terminal masukan lainnya. Dengan demikian, masing-masing tuas dapat
difungsikan secara terpisah dan tidak saling mempengaruhi. Setelah itu, terminal
keluaran masing-masing dihubungkan ke masing-masing lampu atau kelompok
lampu.
Biasanya pemasangan suatu sakelar pada instalasi penerangan disertai pula
dengan pemasangan sebuah kotak kontak biasa (KKB). Pemasangan KKB memiliki
tujuan untuk memberikan suplai tenaga listrik yang diperlukan oleh peranti listrik di
dalam ruangan yang diberi penerangan listrik.
Aplikasi instalasi penerangan dengan sakelar seri dan KKB terdapat pada
instalasi kendali dua penerangan dari satu tempat. Contoh instalasinya dapat
ditemukan pada kendali penerangan ruang tamu dan teras. Sakelar dikendalikan dari
ruang tamu, KKB berada di ruang tamu dan penerangan yang dikendalikan berada di

lvii
ruang tamu dan teras. Instalasi ini juga dapat diterapkan pada satu ruangan yang
memiliki beberapa titik penerangan listrik.

C. Gambar Kerja
1. Diagram Alir
N

KKB L 1 L2

R
MCB
S

2. Diagram Satu Garis


L1 L2

MCB

KKB

3. Diagram Pengawatan

lviii
4. Diagram Pelaksanaan

D. ALAT DAN BAHAN

lix
1. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7” isolasi 500 V 1 Buah
2. Tang Lancip 8” isolasi 500 V 1 Buah
3. Tang Potong 8’ Isolasi 500 V 1 Buah
4. Tespen 100-500 V 1 Buah
5. Obeng Plus Dan Minus 6mm x 8 1 Buah
6. Gergaji Besi 12” 1 Buah
7. Bending Pipa 20mm 1/2 1 Buah

2. Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah


1. Pipa PVC 5/8’’ 1 buah
2. Klem 5/8’’ 6 Buah
3. T-Dos 5/8’’ 2 Buah
4. Sakelar Seri 240 V 1 Buah
5. KKB 240 V 1 Buah
6. Outbow persegi 2 Buah
7. Fitting 220 V 1 Buah
8. MCB 6A 1 Buah
9. Lampu pijar 15 Watt 2 Buah
10. Sekrup 1 cm dan 1,5 cm 25 Buah
11. Kabel NYA 2,5 mm2 6 buah
12. Roset Kayu Persegi 2 Buah
13. Box MCB 1 Group 1 Buah

E. LANGKAH KERJA

lx
1. Buat gambar rangkaian diagram alir, diagram satu garis, diagram pengawatan, dan
diagram pelaksanaan pada buku responsi
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Buat rangkaian instalasi sesuai gambar pada papan kerja.
4. Laporkan kepada asisten dosen.
5. Hubungkan dengan sumber listrik.
6. Buat analisis rangkaian.
7. Lepaskan hubungan dengan sumber listrik.
8. Lepaskan rangkaian dan kembalikan alat dan bahan pada tempat semula

F. KESELAMATAN KERJA

1. Gunakan alat dan bahan sesuai fungsinya .


2. Jangan menghubungkan rangkaian dengan sumber sebelum diperiksa oleh asisten
dosen
3. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan

G. ANALISIS RANGKAIAN
Kondisis Saklar L1 L2 KKB

Padam Padam Bertegangan

Keterangan :
Ketika sakelar seri di OFF kan maka lampu pertama dan kedua tetap
padam tetapi KKB bertegangan karena sumber masuk ke KKB diambil dari input
sehingga KKB tetap bertegangan tidak terpengaruh oleh sakelar

lxi
Kondisi Saklar L1 L2 KKB

Nyala Padam Bertegangan

Keterangan :
Pada Gambar di atas posisi saklar pada tuas 1 dalam keadaan tertutu ( ON ) dan
tuas 2 pada saklar dalam keadaan Off maka lampu 1 akan menyala dan lampu 2 akan
Padam. Sedangkan KKB tetap bertegangan, ketika sakelar di OFFkan ataupun di
Onkan KKb tetap bertegangan.

Kondisi Saklar L1 L2 KKB


Padam Nyala Bertegangan

lxii
Keterangan :
Pada gambar di atas tuas 2 pada saklar dalam keadaan On dan tuas 1 dalam keadaan
OFF, sehingga lampu 1 akan padam dan lampu 2 akan menyala. Sedangkan KKB tetap
bertegangan, ketika sakelar di OFFkan ataupun di Onkan KKb tetap bertegangan.

Sakelar L1 L2 KKB
Menyala Menyala Bertegangan

Keterangan:
Pada gambar di atas posisi kedua tuas pada saklar dalam keadaan On sehingga L1
dan L2 akan menyala. Dan kondisi KKB masih dalam keadaan bertegangan.

H. PENANGANAN GANGGUAN
Pada percobaan praktikum kali ini kami tidak menemukan atau mengalami
masalah atau gangguan pada rangkaian dari awal hingga selesai.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis rangkaian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Lampu dapat dinyalakan dan dipadamkan secara bergantian dan dapat pula
dinyalakan dan dipadamkan secara bersamaan.
2. Apabila sakelar off (terbuka) maka KKB tetap bertegangan.

lxiii
Laboratorium Instalasi dan JOB 5 Nama : Adinda Tiara Zalsabila
Bengkel Listrik Instalasi Penerangan
Pendidikan Teknik Elektro dengan Sakelar NIM : 210204500011
Fakultas Teknik Kelompok Sakelar Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tunggal (2 Group) Tanggal : 3/11/2022

A. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

lxiv
1. Merancang pemasangan instalasi penerangan dengan sakelar kelompok dan
sakelar tunggal.
2. Memasang instalasi penerangan dengan sakelar kelompok dan sakelar tunggal.
3. Menganalisis rangkaian instalasi penerangan dengan sakelar kelompok dan
sakelar tunggal.
4. Melakukan penanganan gangguan.

B. TEORI DASAR

Dalam suatu instalasi listrik, biasanya dilakukan pembagian grup beban. Hal ini
untuk mempermudah perancangan pemasangan instalasi listrik. Selain itu pembagian
grup juga akan memudahkan pencarian kesalahan dan penanganan gangguan pada
rangkaian. Pembagian grup juga mengurangi rugi operasi akibat terjadi gangguan
atau perbaikan, karena hanya grup tertentu yang fungsinya dihentikan.
Instalasi penerangan dengan sakelar tunggal dan sakelar kelompok umum
digunakan pada instalasi listrik rumah dan gedung. Sakelar tunggal dipasang pada
ruangan yang memerlukan penerangan tersendiri. Sakelar kelompok lebih sering
digunakan pada dua ruangan yang dikontrol dari satu tempat sekaligus, atau pada
ruangan yang berdekatan.
Pembagian grup pada instalasi ini, memisahkan fungsi kerja dari sakelar tunggal dan
sakelar seri. Dengan demikian, masing-masing sakelar tidak terpengaruh maupun
mempengaruhi kinerja satu sama lain. Pembagian grup ini umumnya dipakai bila titik
pencahayaan cukup banyak dan berdaya cukup besar, atau pada suatu ruangan
terdapat banyak titik penerangan.

Dalam pembagian grup, perlu diperhatikan, tiap grup harus memiliki beban yang
sama rata atau setidaknya hamper sama rata. Dalam hal ini, merata dapat dibagi
menjadi dua jenis. Pertama, merata secara daya listrik, diterapkan pada lampu
penerangan dengan daya kerja yang bervariasi. Kedua, merata dari segi jumlah lampu
tiap grup, ini dapat dilakukan jika lampu-lampu yang digunakan berdaya kerja sama.
C. Gambar Kerja
1. Diagram Alir

lxv
2. Diagram Satu Garis

3. Diagram Pengawatan

lxvi
4. Diagram Pelaksanaan

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
lxvii
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7”.150-300 Volt 1 Buah
2. Tang Lancip 8”.150-300 Volt 1 Buah
3. Tang Potong 8”.150-300 Volt 1 Buah
4. Tespen 100-500 V 1 Buah
5. Obeng Plus dan Minus 6 mm x 8 1 Buah
6. Gergaji besi 12” 1 Buah
7 Bending Pipa 20mm 1/2 1 Buah

2. Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah


1. Pipa PVC 5/8’’ 1 buah
2. Klem 5/8’’ 9 Buah
3. T-Dos 5/8’’ 2 Buah
4. Cross Dos 5/8’’ 1 Buah
5. Sakelar Tunggal 240 V ,16 A 1 Buah
6. Sakelar Kelompok 240 V , 16 A 1 Buah
7. Fitting 220 V ,6 A 3 Buah
8. MCB 1 Fasa 240 V, 6 A 2 Buah
9. Lampu pijar 25 Watt 3 Buah
10. Sekrup 1 cm dan 1,5 cm 20 Buah
11. Kabel NYA 2,5 mm2 8 buah
13. Box MCB 2 Grup 1 Buah
14. Outbow Persegi 2 Buah
15. Roset kayu Persegi 3 Buah

E. LANGKAH KERJA
1. Buat gambar rangkaian diagram alir, diagram satu garis , diagram pengawatan, dan
diagram pelaksanaan pada buku responsi
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Buat rangkaian instalasi sesuai gambar pada papan kerja.
4. Laporkan kepada asisten dosen.

lxviii
5. Hubungkan dengan sumber listrik.
6. Buat analisis rangkaian.
7. Lepaskan hubungan dengan sumber listrik.
8. Lepaskan rangkaian dan kembalikan alat dan bahan pada tempat semula.

F. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat dan bahan sesuai fungsinya .
2. Jangan menghubungkan rangkaian dengan sumber sebelum diperiksa oleh asisten
dosen
3. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan.

G. ANALISIS RANGKAIAN

S1 S2 MCB 1 MCB 2 L1 L2 L3

OFF OFF Padam Padam Padam

Keterangan :
Pada gambar di atas MCB 1 dan 2 dalam ke adaan Off dan Saklar 1 dan 2 Juga
dalam ke adaan terbuka (OFF) sehingga tidak ada arus yang mengalir mengakibatkan
semua lampu padam.

S1 S2 MCB 1 MCB 2 L1 L2 L3

ON OFF Nyala Padam Padam

lxix
Keterangan :
Pada gambar di atas MCB 1 yang melayani S1 dalam keadaan ON dan tuas 1
pada S1 dalam Keadaan ON sehingga Lampu 1 Nyala sedangkan tuas 2 pada S1 dalam
keadaan OFF maka lampu 2 akan padam. Sedangkan MCB 2 dan S2 dalam keadaan OFF
yang mengabatkan Lampu 3 padam.

S1 S2 MCB 1 MCB 2 L1 L2 L3
ON OFF Padam Nyala Padam

Keterangan :
Pada gambar di atas MCB 1 dan tuas 2 pada S1 dalam keadaan ON sehingga lampu 2
menyala, sedang kan MCB 2, S2 dan tuas 1 pada saklar 1 dalam keadaan OFF sehingga
mengakibatkan lampu 1 dan 3 padam.

S1 S2 MCB 1 MCB 2 L1 L2 L3
ON ON Padam Padam Nyala

lxx
Keterangan :
Pada Gambar di atas MCB 1 dan 2 Dalam keadaan ON. S1 kedua tuas dalam keadaan
OFF sehingga lampu 1 dan 2 akan padam, sedang S2 dalam keadaan ON maka lampu 3
akan menyala.

S1 S2 MCB 1 MCB 2 L1 L2 L3

ON ON Nyala Nyala Nyala

Keterangan :
Pada gambar di atas menunjukkan MCB 1 dan 2 dalam keadaan ON, dan S1 kedua
tuasnya dalam keadaan ON yang mebgakibatkan Lampu 1 dan 2 menyala. S2 dalam
keadaan ON dan lampu 3 akan menyala

H. PENANGANAN GANGGUAN
Pada percobaan ini tidak terjadi gangguan pada rangkaian sehingga tidak diadakan
penanganan gangguan.

lxxi
I. KESIMPULAN
1. Sakelar seri dapat menyalakan dan memadamkan dua buah lampu bergantian maupun
bersamaan.
2. Sakelar tunggal dapat menyalakan dan memadamkan satu buah lampu.
3. Masing-masing control sakelar tidak saling mempengaruhi, karena adanya pembagian
grup.
4. Pembagian grup mempermudah menemukan masalah bila terjadi gangguan pada
rangkaian.

Laboratorium Instalasi dan JOB 6 Nama : Adinda Tiara Zalsabila


Bengkel Listrik Instalasi
Pendidikan Teknik Elektro Penerangan NIM : 210204500011
Fakultas Teknik dengan Sakelar Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tukar Tanggal : 16/11/2022

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Merancang pemasangan instalasi penerangan dengan sakelar tukar.
2. Memasang instalasi penerangan dengan sakelar tukar.
3. Menganalisis rangkaian instalasi penerangan dengan sakelar tukar.
4. Melakukan penanganan gangguan.

B. TEORI DASAR
Sakelar adalah gawai untuk mengubah hubungan listrik di antara terminalnya.
Sakelar memiliki beragam jenis dan fungsi. Salah satu sakelar yaitu sakelar tukar.
Sakelar ini biasa juga disebut sebagai sakelar hoter, sakelar tangga maupun sakelar
lorong atau gang.
Sebuah sakelar tukar dapat menyalakan dan memadamkan dua lampu bergantian. Fungsi
menyalakan dan memadamkan satu lampu bergantian dari dua tempat dapat dilakukan
dengan dua buah sakelar tukar. Pada hubungan sakelar tukar, kondisi hubungan terminal
masing-masing sakelar saling tukar. Terdapat dua tipe hubungan sakelar tukar. Pertama,
hubungansakelar tukar berdekatan. Aplikasinya pada gang-gang dalam kamar-kamar
dengan dua pintu. Kedua, hubungan sakelar tukar berjauhan. Aplikasinya pada instalasi

lxxii
rumah bertingkat, hotel atau pada tangga. Pemilihan tipe hubungan sakelar tukar harus
selalu memperhatikan fungsi penerangan dan kemudahan pengontrolan.

C. GAMBAR KERJA

1. Diagram Alir

2. Diagram Satu Garis

lxxiii
3. Diagram Pengawatan

4. Diagram Pelaksanaan

lxxiv
D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1. Tang Kombinasi 7”.150-300 Volt 1 Buah
2. Tang Lancip 8”.150-300 Volt 1 Buah
3. Tang Potong 8”.150-300 Volt 1 Buah
4. Tespen 100-500 V 1 Buah
5. Obeng Plus dan Minus 6 mm x 8 1 Buah
6. Gergaji besi 12” 1 Buah
7 Bending Pipa 20mm 1/2 1 Buah

lxxv
2. Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah


1. Pipa PVC 5/8’’ 1 Buah
2. Klem 5/8’’ 9 Buah
3. T-Dos 5/8’’ 2 Buah
4. Sakelar Tukar 240V 2 Buah
5. Roset kayu Persegi 1 Buah
6. Fitting 220 V 1 Buah
7. MCB 1 Fasa 6A 1 Buah
8. Lampu pijar 15 Watt 1 Buah
9. Sekrup 1 cm dan 1,5 cm 20 Buah
10. Kabel NYA 1,5 mm2 4 buah
11. Outbow Persegi 2 Buah
12 Box MCB 1 Group 1 Buah

E. LANGKAH KERJA
1. Buat gambar rangkaian diagram alir, diagram satu garis, diagram pengawatan, dan
diagram pelaksanaan pada buku responsi
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Buat rangkaian instalasi sesuai gambar pada papan kerja.
4. Laporkan kepada asisten dosen.
5. Hubungkan dengan sumber listrik.
6. Buat analisis rangkaian.
7. Lepaskan hubungan dengan sumber listrik.
8. Lepaskan rangkaian dan kembalikan alat dan bahan pada tempat semula

F. Keselamatan Kerja

1. Gunakan alat dan bahan sesuai fungsinya .


2. Jangan menghubungkan rangkaian dengan sumber sebelum diperiksa oleh asisten
dosen
3. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan.

lxxvi
G. ANALISIS RANGKAIAN

S1 S2 Lampu

Padam

Keterangan:

Pada kondisi saklar di atas saklar 1 tuasnya berada di atas dan saklar 2 tuasnya
berada di bawah maka lampu akan padam karena saklar 1 dan 2 tidak terhubung.

S1 S2 Lampu

Nyala

lxxvii
Keterangan:

Pada gambar di atas posisi tuas pada saklar 1 dan 2 berada di bawah sehingga
lampu dapat menyala karena kedua saklar terhubung.

S1 S2 Lampu

Padam

Keterangan:

Pada gambar di atas tuas pada saklar 1 berada di bawah dan tuas pada saklar ke 2
berada di atas sehigga arus Kembali terputus karena saklar 1 dan 2 tidak terhubung maka
lampu akan padam Kembali.

S1 S2 Lampu

Nyala

lxxviii
Keterangan:

Pada gambar diatas posisi kedua tuas pada saklar 1 dan 2 berada di atas maka
arus Kembali terhubung dan lampu Kembali menyala.

H. PENANGANAN GANGGUAN

Pada percobaan ini, tidak terjadi gangguan, sehingga tidak dilakukan penanganan
gangguan

I. KESIMPULAN

Dari analisis rangkaian, disimpulkan:


1. Lampu dapat dinyalakan dan dipadamkan dari dua tempat berbeda.
2. Menyalakan dan memadamkan lampu dari dua tempat dapat dilakukan
dengan menggunakan dua buah sakelar tukar.

Laboratorium Instalasi dan JOB 7 Nama : Adinda Tiara Zalsabila


Bengkel Listrik Instalasi
Pendidikan Teknik Elektro Penerangan NIM : 210204500011
Fakultas Teknik dengan Sakelar Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Silang Tanggal : 31/10/2022

lxxix
Laboratorium Instalasi dan JOB 8 Nama : Adinda Tiara Zalsabila
Bengkel Listrik Instalasi
Pendidikan Teknik Elektro Penerangan Kelder NIM : 210204500011
Fakultas Teknik 1 Kelompok : 6 (Pagi)
Universitas Negeri Makassar Tanggal : 31/10/2022

A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :

lxxx
1. Merancang pemasangan instalasi penerangan hubungan kelder.
2. Memasang instalasi penerangan hubungan kelder.
3. Menganalisis rangkaian instalasi penerangan hubungan kelder.
4. Melakukan penanganan gangguan.

B. TEORI DASAR
Instalasi penerangan hubungan kelder adalah instalasi yang diterapkan pada ruang
atau gudang bawah tanah. Instalai ini menggunakan 2 buah sakelar, yaitu sakelar
tunggal dan sakelar tukar. Pada hubungan kelder I ini, sakelar tunggal dipasang pada
muka jalan turun menuju ke gudang bawah tanah. Sedangkan sakelar tukar diletakkan
di depan ruangan atau di samping pintu bagian luar dari gudang. Mekanisme ini
memudahkan pengontrolan penerangan gudang bawah tanah.
Pada saat berada di lantai dasar, kita menekan sakelar yang di dekat jalan turun lantai
bawah tanah, sehingga lampu di tangga menyala dan kita dapat menyusuri jalan turun.
Setelah di ujung tangga, lampu tangga dipadamkan dengan sakelar tukar. Sebaliknya,
lampu di dalam gudang menyala dan kita bisa langsung masuk ke gudang. Setelah
urusan di gudang selesai, kita menaiki tangga. Ditekan sakelar tukar, lampu tangga
nyala dan lampu gudang padam. Setelah menaiki tangga, kita tekan sakelar tunggal
sehingga semua lampu yang ada di lantai bawah tanah padam.

C.GAMBAR KERJA
1. Diagram Alir

lxxxi
2. Diagram Satu Garis

3. Diagram Pengawatan

lxxxii
4. Diagram Pelaksanaan

D. Alat dan Bahan

lxxxiii
1. Alat

No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah


1. Tang Kombinasi 7”.150-300 Volt 1 Buah
2. Tang Lancip 8”.150-300 Volt 1 Buah
3. Tang Potong 8”.150-300 Volt 1 Buah
4. Tespen 100-500 V 1 Buah
5. Obeng Plus dan Minus 6 mm x 8 1 Buah
6. Gergaji besi 12” 1 Buah
7 Bending Pipa 20mm 1/2 1 Buah

2. Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah


1. Pipa PVC 5/8’’ 1 buah
2. Klem 5/8’’ 8 Buah
3. T-Dos 5/8’’ 3 Buah
4. Sakelar Tukar 240 V 2 Buah
5. Fitting 220 V 2 Buah
6. MCB 1 fasa 6A 1 Buah
7. Lampu pijar 15 Watt 2 Buah
8. Sekrup 1 cm dan 1,5 cm 20 Buah
9. Kabel NYA 2,5 mm2 4 Buah
10. Roset kayu persegi 2 buah
11. Outbow Persegi 2 Buah
12. Box Mcb 1 Group 1 Buah

E. LANGKAH KERJA
1. Buat gambar rangkaian diagram alir, diagram satu garis, diagram pengawatan, dan
diagram pelaksanaan pada buku responsi
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Buat rangkaian instalasi sesuai gambar pada papan kerja.
4. Laporkan kepada asisten dosen.
5. Hubungkan dengan sumber listrik.

lxxxiv
6. Buat analisis rangkaian.
7. Lepaskan hubungan dengan sumber listrik.
8. Lepaskan rangkaian dan kembalikan alat dan bahan pada tempat semula

F. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat dan bahan sesuai fungsinya .
2. Jangan menghubungkan rangkaian dengan sumber sebelum diperiksa oleh asisten
dosen
3. Berhati-hati dalam melakukan pekerjaan.

G. ANALISIS RANGKAIAN

S1 S2 L1 L2
Padam Padam

Keterangan:
Pada posisi saklar S1 berada dalam kondisi terbuka (open), dan daklar
S2 berada dibawah maka kedua lampu yang dioperasikan padam.

lxxxv
S1 S2 L1 L2
Nyala Padam

Keterangan:
Pada S1 dalam kondisi tertutup (closed) dan sakelar S2 beradadibawah,
maka lampu satu (L1) dalam keadaan menyala sedangkan L2 padam.

S1 S2 L1 L2
Padam Nyala

Keterangan:
Pada saat sakelar S1 dalam keadaan tertutup (closed) dan sakelar 2
selektornya berada diatas, maka lampu (L1) dalamkeadaan padamsedangkan L2
menyala.

lxxxvi
H. PENANGANAN GANGGUAN

Pada percobaan ini tidak terjadi gangguan pada rangkaian, sehingga tidak diadakan
penanganan gangguan.

I. KESIMPULAN

Dari analisis rangkaian, disimpulkan:


1. Instalasi hubungan kelder diterapkan pada ruang bawah tanah.
2. Sakelar tunggal berfungsi sebagai pengendali penerangan utama. Sedangkan
sakelar tukar sebagai penukar hubungan lampu.
3. Instalasi hubungan kelder harus dilakukan berurutan dari sakelar tunggal ke
sakelar tukar lalu kembali ke sakelar tunggal.

lxxxvii

Anda mungkin juga menyukai