Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

7.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan maka kita dapat mengalami


beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut.
1. Pada percobaan pesawat atwood , kami melakukan percobaan sesuai
prosedur kerja dan kami menemukan percepatan gravitasi dan
percepatan benda yang sesuai.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada
lintasannya lurus yang kecepatannya berubah secara berurutan, baik
semakin cepat atau semakin lambat. Namun demikian percepatan
benda adalah tetap. Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerakan
benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya tetap. Berarti, sebuah
benda yang bergerak lurus beraturan menempuh jarak yang sama
untuk selang waktu yang sama.
3. Kami dapat menentukan percepatan dengan menggunakan rumus a =
XBa 2
2 sehingga memperoleh nilai 0,0332 m/s² dan 0,3830 m/s².
2 XBc .TB a
4. Kami dapat menentukan nilai gravitasi dengan menggunakan rumuas g
XB a 2
= sehingga memperoleh nilai 1,0854 m/s² dan 0,4018
2 XBc .TB a2
m/s².

7.2 Saran

1. Asisten
Diharapkan agar asisten dapat lebih membantu praktikan dalam hal
perhitungan sesuai dengan percobaan yang bersangkutan.
2. Laboratorium
Diharapkan agar fasilitas laboratorium bisa lebih dilengkapi,
misalnya pendingin ruangan. Dan juga kebersihan ruangan bisa lebih
ditingkatkan.

7.3 Ayat yang berhubungan “(Kami menetapkan yang demikian) sebagai


suatu ketetapan terhadap rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu dan

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

tidak akan kamu dapati perubahan bagi ketetapan Kami itu”.(QS. Al-Isra’ Ayat
77)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk


mengamati hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara beraturan.
Sederhananya pesawat atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung dengan
seutas kawat atau tali. Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam.
Tapi bila salah satu lebih besar (misal m1>m2). Maka kedua benda akan bergerak
ke arah m1 dengan dipercepat. Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat benda
1. Namun karena benda 2 juga ditarik ke bawah (oleh gravitasi), maka gaya
penarik resultannya adalah berat benda 1 dikurangi berat benda 2. Berat benda 1
adalah m1.g dan berat benda 2 adalah m2.g Gaya resultannya adalah (m2-m1).g
Gaya ini menggerakkan kedua benda. Sehingga, percepatan kedua benda adalah
resultan gaya tersebut dibagi jumlah massa kedua benda.

Di dalam ilmu fisika, kita dapat mengenal apa yang dimaksud dengan
pengertian Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton. Ketiga
hukum tersebut diungkapkan oleh salah seorang ilmuan besar dalam sejarah,
beliau bernama Sir Isaac Newton. Jasanya telah membawa peradaban yang luar
biasa, Akibatnya banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dengan adanya
hukum newton tersebut terhadap gejala-gejala. Pada percobaan ini, kami mencoba
untuk membuktikan apakah hukum Newton tersebut dapat diaplikasikan terhadap
pesawat atwood. Alat peraga yang terdiri dari tiang berskala R yang pada ujung
atasnya terdapat katrol, tali penggantung yang massanya dapat diabaikan, dua
beban M1, M2 dan M3 berbentuk lempengan dengan massa yang sama masing-
masing M diikatkan pada ujung tali penggantung, dua beban tambahan dengan
massa masing-masing m1 dan m2, dan yang terakhir genggaman dengan pada
pegas. Hal ini dapat diterapkan danjuga berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

hari. Jasanya telah membawa peradaban yang luar biasa, akibatnya banyak sekali
manfaat yang dapat kita ambil dengan adanya hukum newton tersebut.

1.2 Tujuan percobaan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)

Kami dapat memahami Penggunaan Pesawat Atwood dalam penentuan


tetapan grafitasi

1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)

1. Kami dapat menjelaskan peristiwa Gerak Lurus Berubah Beraturan

(GLBB) dan Gerak Lurus Beraturan (GLB).

2 . Kami dapat menentukan percepatan.

3. Kami dapat menentukan nilai grafitasi.

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pesawat Atwood

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk


mengamati hukum mekanika gerak yang berubah beraturan. Pesawat Atwood
adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara tegangan, energi
potensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2 pemberat (massa berbeda)
dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Pada pengoperasian alat ini, yang
dihitung adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu beban yang bergerak dengan
kecepatan awalnya sama dengan nol sampai beban tersebut berhenti bergerak.

Jika sistem yang terdiri dari suatu benda yang bermassa m 1, dan m2 pada
percobaan pesawat atwood akibat suatu gaya baik bumi yang menurut hukum II
newton yang berbunyi apabila ada gaya yang dapat bekerja pada suatu benda yang
akan mengalami sesuatu pada percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya,
maka benda akan mengalami suatu percepatan.

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang digunakan untuk


mengamati hukum mekanika gerak yang berubah beraturan.Alat ini mulai
dikembangkan sekitar abad ke delapan belas untuk mengukur percepatan
gravitasi. Sederhananya alat ini tersusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan
sebuah katrol, dimana pada ujung tali dikaitkan massa beban m1 dan m2. Jika
massa benda m1 dan m2 sama (m1 = m2), maka keduanya akan diam. Akan tetapi
jika massa benda m2 lebih besar dari pada massa benda m1 (m2 > m1), maka
massa m1 akan tertarik oleh benda m2.

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Penggunaan suatu alat secara manual dinilai sudah umum, sangat sederhana,
dan hasil yang diperoleh kurang akurat. Demikian juga pada pengoperasian
pesawat Atwood data yang diperoleh secara manual mempunyai perbedaan
persentase yang tinggi terhadap teori Alat ini mulai dikembangkan sekitar abad ke
delapan belas untuk mengukur percepatan gravitasi. Sederhananya alat ini
tersusun atas seutas tali yang dihubungkan dengan sebuah katrol, dimana pada
ujung tali dikaitkan massa beban m1 dan m2. Jika massa benda m1 dan m2 sama
(m1 = m2), maka keduanya akan diam. Akan tetapi jika massa benda m2 lebih
besar dari pada massa benda m1 (m2 > m1), maka massa m1 akan tertarik oleh
benda m2.

Gambar 2.1 Pesawat Atwood


2.2 Hukum Newton
Hukum newton adalah tiga rumusan dasar dalam fisika yang menjelaskan dan
memberikan gambaran tentang kaitan gaya yang bekerja dengan gerak yang
terjadi pada suatu benda. Kata Newton berasal dari ilmuan yang menemukan dan
memperkenalkannya yaitu Sir Isaac Newton, Ketiga hukum tersebut dirangkum
dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica. Hukum Newton
dijelaskan untuk meneliti dan mengamati gerak dalam berbagai mekanisme
maupun sistem. Hukum juga dapat membuat kita paham mengenai hukum gaya
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

yang bekerja dengan gerakan yang terjadi pada benda yang berkaitan mengenai
suatu gaya dan gerak pada permukaan benda.

a.Hukum Newton I

Newton mengatakan bahwa “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan
nol, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap
bergerak dengan kecepatan tetap”. Kesimpulan Newton tersebut dikenal sebagai
hukum I Newton.

∑ F=0
........................................................................................................................(2.2.1)

Dimana :∑F = Resultan gaya yang bekerja pada benda diam (v = 0)

b. Hukum Newton II
Dalam Hukum Newton II ini dengan menjelaskan bahwa “Percepatan yang
dihasilkan oleh resultan yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Atau biasa juga
diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari
momentum linear benda tersebut terhadap waktu. Dapat dirumuskan sebagai
∑ F=m× a
berikut:

........................................................................................................................(2.2.3)
Dimana :∑F= Gaya (N), m = Massa Benda (Kg), a= Percepatan (m/s2)
c. Hukum Newton III
Setiap aksi akan menimbulkan reaksi, jika suatu benda memberikan gaya
pada benda yang lain maka benda yang terkena gaya akan memberikan gaya yang
besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama, tetapi arahnya
∑ F aksi=∑ F reaksi
berlawanan.

........................................................................................................................(2.2.4)

2.3 Gaya
Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang akan mempercepat atau
memperlambat gerak suatu benda.
F=m× a
........................................................................................................................(2.2.5)
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Dimana : F= Gaya ( N ), a= Percepatan (m/s), m= Massa Benda (kg)


Macam-Macam Gaya
a. Gaya Gesek
Gaya Gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang
saling bersentuhan.
F g=U g × N
........................................................................................................................
(2.2.6)

Di mana : Fg = Gaya Gesek ( N ), µg= Kofisien gesekan , N = Gravitasi Bumi.

b. Gaya Berat
Gaya Berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suaru benda. Berat
suatu benda adalah didefinisikan sebagai suatu besarnya gaya tarik bumi yang
bekerja pada benda tersebut. Berat benda itu sangat dipengaruhi oleh besarnya
kuat medan dari grafitasi dimana benda itu tepat berada. Jadi ketika kita berbicara
soal tentang gaya berat yang di mana gaya berat adalah suatu yang didefiniskan
sebagai gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda berat suatu benda adalah
suatu besarnya gaya tarik bumi yang bekerjapada suatu benda tersebut. Dapat di
tuliskan seperti rumus berikut yang di bawah ini:
W =m× a
........................................................................................................................(2.2.7)

Dimana :w = Gaya berat (N), m = Massa benda (kg), g = Gravitasi bumi (m/s2)

2.4 Percepatan

Percepatan adalah perubahan kecepatan dan atau arah dalam selang waktu
tertentu. Percepatan merupakan besaran vektor. Tiap benda yang mengalami
perubahan kecepatan, baik besarnya saja atau arahnya saja atau kedua-duanya,
akan mengalami percepatan. Percepatan rata-rata (a) adalah hasil bagi antara
perubahan kecepatan ( ∆v ) dengan selang waktu ( ∆t ). Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut :
∆ v −v
a= V = 2 1
........................................................................................................................(2.2.8)
∆t t 2−t 1

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Dimana : a = percepatan rata-rata (m/s2), ∆v = perubahan kecepatan (m/s), ∆t=


selang waktu (s), V1 = kecepatan awal (m/s), V2= kecepatan akhir
(m/s), t1= waktu awal (s), t2 = waktu akhir (s).

2.5 Gerak Lurus

Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus.
Jenis gerak ini disebut juga sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu
yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama besar.

Dinamika gerak meliputi berbagai jenis gerak. Gerak adalah gerakan suatu
obyek yang itu lintasanya berupa garis lurus, dapat pula jenis gaya ini disebut
suatu translasi yang beraturan pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan
yang besarnya sama.

a. Gerak Lurus Beraturan

Gerak adalah perubahan atau perpindahan posisi suatu objek atau suatu benda
yang diamati dari suatu titik acuan. Di dalam ilmu fisika, kita dapat mengenal
apakah yang dimaksud dengan pengertian Hukum I Newton, Hukum II Newton,
Hukum III Newton. Ketiga hukum tersebut diungkapkan oleh salahseorang
ilmuan besar dan terkenal dalam sejarah karena penemuannya, namabeliau
bernama Sir Isaac Newton. Suatu benda dikatakan dapat bergerak secara beraturan
yaitu jika benda tersebut percepatan atau kecepatannya dalam posisi tetap atau
tidak ada percepatan baik diperlambat maupun dipercepat (Muhammad Satrio
Bimasakti, 2011).

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 2.2 Grafik kedudukan terhadap waktu dari gerak lurus beraturan.

Contoh dari gerak lurus adalah mobil yang dan bergerak pada jalan yang lurus.

Secara matematis gerak lurus beraturan dapat dirumuskan sebagai berikut:


S S
........................................................................................................................(2.2.9)
V= S¿ V ×t t=
t V

Dimana: v = Kecepatan (m/s), s= Jarak atau Perpindahan (m), t= Waktu (s)


Hubungan dari antara jarak tempuh (s) terhadap waktu tempuh (t) dari sebuah
benda yang akan melakukan gerak lurus beraturan tersebut grafik linear atau
berupa garis lurus dengan tangan (tan) sudut kemiringan grafik dan menunjukkan
nilai kecepatan benda serta semakin curam kemiringan grafik, semakin besar pula
nilai kecepatannya.Dan begitupun dengan sebaliknya. Itulah hubungan antara
ketiganya, yang saling berkaitan dan tidak dapat dihilangkan dari hubungan
tersebut.

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Gambar 2.3 Grafik x terhadap t untuk benda yang bergerak lurus beraturan.

Selanjutnya untuk sebuah benda yang bergerak lurus berubah beraturan:

\.....................................................................................................................
1
x=x 0 +v(2.2.10)
o × t+ × a× t
2
Dimana: X0= Posisi awal (m), X= Posisi akhir (m), V 0= Kecepatan awal (m/s),
V= Kecepatan akhir (m/s), A= Percepatan (m/s2),t = Waktu (s).

b. Gerak Lurus Berubah Beraturan


Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan
dan percepatan dan kecepatan yang berubah secara teratur contoh dari percepatan
GLBB dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak pada buah yang jatuh dari
pohonnya dan kertas dilempar keatas pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum
Newton II. Dan kecepatan yang berubah secara teratur contoh dari percepatan
GLBB dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak pada buah yang jatuh dari
pohonnya dan kertas dilempar keatas Pada umumnya (Serway, 2014)

Dimana: S = Jarak atau perpindahan (m), v = Kelayakan atau kecepatan


(m/s), t= Waktu yang dibutuhkan (s), a= Percepatan benda (m/s2),
V0= Kecepatan awal (m/s)

Suatu benda yaitu melakukan suatu gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
jika percepatannya itu selalu konstan. Percepatan adalah atau merupakan besaran
vektor yaitu (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan
PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

adalah atau berarti besar dan arah percepatan selalu konstan pada setiap saat. Dan
walaupun besar percepatan suatu benda itu selalu konstan tetapi jika arah
percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak akan konstan. Dan
demikian juga sebaliknya, jika arah percepatan suatu benda itu selalu konstan, dan
akan tetapi besar percepatannya selalu dikatakan Gerak Lurus Berubah Beraturan
(GLBB). Sebenarnya kedua tipe gerak benda yang dibahas di atas bukanlah jenis
gerak yang banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gerak yang banyak
kita jumpai pada umumnya jauh lebih kompleks dan rumit. Percepatan adalah
besaran vektor yaitu (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan
konstan adalah atau berarti besar dan arah percepatan selalu konstan pada setiap
saat. Dan walaupun besar percepatan suatu benda itu selalu konstan tetapi jika
arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidakakan konstan. Dan
demikian juga sebaliknya, jika arah percepatan suatu benda itu selalu konstan, dan
akan tetapi besar percepatannya selalu berubah-ubah.

Gambar 2.4 Grafik Kedudukan terhadap waktu dari gerak lurus


Jika benda bergerak lurus berubah beraturan tanpa kecepatan awal (v0 = 0), maka
menjadi :
1
X =X o +...................……...............................................................(2.2.11)
a× t
2

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Dimana: X0= Posisi awal (m), X = Posisi akhir (m), a = Percepatan (m/s2), t=
Waktu (s)

Dari persamaan di atasakan diperoleh grafik linier jika diplot antara x


terhadap t2 dengan kemiringan grafik tan () = a/2. Gerak benda yang
mengalami percepatan disebut gerak lurus berubah beraturan dipercepat,
sedangkan gerak yang di perlambat.

Gambar 2.5 Grafik x terhadap t2 untuk GLBB

c. Gerak Melingkar Beraturan


Gerak Melingkar adalah jika senuah benda dapat bergerak dengan cara
melingkar dilakukan pada benda maka akan berlaku persamaan gerak lingkar
sehingga dalam hal ini ada visis momen inersia (momen lembap) yang ekuivalen
pada besaran visis massa (m) pada gerak momen inersia (i) suatu benda pada
pokok harganya sama dengan sesuai porosnya. Arah dari kecepatan sudut pada
GMB searah dengan arah dari kecepatan linearnya. Kecepatan sudut dari gerak
melingkar beraturan memang tetap, tetapi arah kecepatan sudutnya berbeda–beda
karena gerak benda dipengaruhi oleh gaya yang membelokkan benda tersebut,
gaya ini disebut dengan gaya sentripetal. Karena arah kecepatan yang berbeda ini,
maka terdapat arah percepatan yang berubah-ubah pada GMB. Percepatan yang
dipengaruhi oleh gaya sentripetal ini disebut dengan percepatan sentripetal, arah
percepatan tersebut selalu menuju titik pus=-poooooooat lingkaran tetapi besar

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

percepatan sentripetal tetap sama karena tidak terjadi perubahan kecepatan sudut
benda.

Gambar 2.6 Arah kecepatan terus berubah sementara benda bergerak

Gerak Melingkar adalah jika sebuah benda dapat bergerak dengan cara
melingkar dilakukan pada benda maka akan berlaku persamaan gerak lingkar
sehingga dalam hal ini ada visis momen inersia (momen lembap) yang
ekuivalen pada besaran visis massa (m) pada gerak momen inersia (i) suatu benda
pada pokok harganya sama dengan sesuai porosnya.

2.6 Hukum Newton tentang Grafitasi


Contoh yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidang mekanika
klasik bahwa benda apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang
kemudian banyak dikenal sebagai fenomena benda jatuh.Besar gaya grafitasi ini
sesuai dengan Hukum Newton tentang grafitasi tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut. “Setiap benda dialam akan narik benda lain dengan gaya yang besarnya
sebanding dengan hasil kali suatu massa atau suatu partikel tersebut dan
sebanding atau berbanding terbalik dengan suatu kuadrat jaraknya. Dan secara
matematis Hukum Newton tentang suatu Grafitasi tersebut dapat pula dirumuskan
sebagai berikut (Haridan Subbangi, 2007).
Mm
F
PESAWAT atau F=GM
R ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

......................................................................................................................(2.2.13)

Dimana :F = Gaya Grafitasi (W), M = Massa kedua benda (kg), R = Jarak antara
benda (M), G = Konstanta Grafitasi (6,67.10-4 Nm/kg).

2.7 Percepatan Grafitasi


Percepatan grafitasi adalah atau disebut juga sebagai kuat medan grafitasi
yang menyatakan suatu besarnya gaya grafitasi yang dirasakan oleh suatu benda
dengan persatuan massa. Kecepatan sudut atau yang juga sering disebut dengan
kecepatan anguler adalah atau merupakan sudut yang ditempuh oleh sebuah titik
yang bergerak di suatu tepi lingkaran dalam satuan waktu (t) tertentu. Dari
pengertian ini maka kita dapat membuat suatu rumus yang secara matematisnya
adalah sebagai berikut :
M
g=G 2 ............. …...…….………........……….......................……..(2.2.14)
R
Dimana: g = Percepatan grafitasi (m/s2), M = Massa Benda (kg), R = Jarak antara
benda (M), G = Konstanta Grafitasi (6,67.10-4 Nm2kg)

BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

a. b. c.

d. e. f.

Prosedur Kerja
Pertama-tama kami menyiapkan alat peraga pesawat atwood lalu memasang
M1 dan M2 dan juga dua buah pemberat.Kemudian biarkan bergerak melintasi
C-B-A. Setelah itu, kami menghitung dan mengamati waktu tempuh dari X -AB
dan X-BC serta mengukur pola X-AB dan X-BC. Pengamatan dilakukan beberapa
kali sampai data terkumpul. Dan yang terakhir, kami menimbang massa beban M1
dan M2 menggunakan Neraca Analitik Digital.

BAB IV

TABEL PENGAMATAN

WAKTU(S)
N JARAK(CM) Keterangan
TCB TBA
O
XBC XBA 1 2 3 1 2 3

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

1 60 40 0,92 0,96 0,97 1,20 1,22 1,24


Ms = 0,157
Mb = 0,011
2 40 60 0,40 0,48 0,56 1,32 1,35 1,36

Hari/Tanggal Praktikum : Selasa / 11 Oktober 2022


Frekuensi :2
Anggota Kelompok : IIB
1) Juliana 09320220121
2) A. Azhabul Khahfih Masuki 09320220123
3) Andi Andri Samir 09320230124
4) Surkarnain Saputra 09320220125

Makassar, 17 Oktober 2022


ASISTEN

(ANANDA NAFISAH S)

PENGOLAHAN DATA

Tbc
5. 1 Menentukan ∑
n
Tbc T 1+T 2+T 3
Tbc =∑ =¿
n n

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

Tbc 1
Tbc 1 = ∑
n

0,92+ 0,96+0,97
¿
3

2,85
=
3

= 0,95

Tbc 2
Tbc 2 = ∑
n

0,40+0,48+0,56
¿
3

1,44
=
3

= 0,48

Tba
5. 2 Menentukan ∑
n

Tba T1+T2+T3
Tba = ∑ =
n n

Tba 1
Tba 1= ∑
n

1,20+1,22+1,24
=
3

3,66
=
3

=1,22

Tba 2
Tba 2 = ∑
n

1,32+ 1,35+1,36
=
3

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

4,03
=
3

= 1,34

5. 3 Persamaan benda dan percepatan gravitasi


2( Xb cn + Xb an)
a n=
(Tb c n ¿ ¿ 2+2. Tb c n .Tb a n)¿

2 ( Xbc 1+ Xba1 )
a 1=
(Tbc 1¿¿ 2+2× Tbc 1 ×Tba 1)¿

2 ( 60+ 40 )
¿ 2
0,95 + 2 x 0,95 x 1,22

200
¿
0,902+ 2,318

200
¿
3,22

=62,111

2(Xbc 2+ Xba2)
a 2=
(Tbc 2¿¿ 2+2 ×Tbc 2 ×Tba 2)¿

2 ( 40+ 60 )
= 2
0,48 +2× 0,48 ×1,34

200
=
0,230+1,284

200
=
1,514

= 132,1

( ms+mb ) an
gn =
mb

( ms+mb ) a1
g1 =
mb

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

( 0 ,157+ 0,011 ) 62,111


=
0,011

0,168× 62,111
=
0,011

10,434
¿
0,011

=948,545

( ms+mb ) a2
g2 =
mb

( 0,157+0,011 ) 132,100
=
0,011

0,168× 132,100
=
0,011

22,192
¿
0,011

= 2017,454

5. 4 Teori Ketidakpastian
Untuk Percepatan

Xbc2
a=
2 Xba . Tbc2
2
( 60+40)
¿ 2
2 ( 40+60 ) ×( 0,95+0,48)

10000
¿
200× 2,044

10000
¿
408,8

¿ 24,461

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

√( ) ( ) ( ) + ( ∆Tba )
2 2 2
δa δa δa
∆a = + ( ∆ Xba )2 + + ( ∆ Xbc )2 + 2
δXba δXbc δTba

( )
2
δa Xbc2
=
δXbc 2Xba .Tbc
2

Keterangan =

u = Xbc 2 u’ = 1

v = 2 Xba .Tbc 2 v’ = 2

( )
2
δa u ' .v- u.v '
= 2
δXbc v
2 2
1× 2 Xba ×Tbc −Xb c 2
= 2 2
( 2 Xba×Tbc )

1× 2 ( 40+60 ) × ( 0,95+0,48 )2−(60+ 40)2 2


=
(2 ( 40+60 ) × ( 0,95+0,48 )2)2

200× 2,044−10000× 2
=
167117,44

−19591,2
=
167117,44

=−0,117

1
∆ Xbc = x skala terkecil
2

= 5 . 10−5

= 0,00005

( )
2 2
δa Xbc
=
δXba 2Xba . Tbc2

Keterangan=

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

u = 2( Xba × Xbc) u’ = 2

v = (2 ×Tbc × Tba) v’ = 0

( )
2
δa u' .v- u.v '
=
δXba v2
2 ( 2 ×Tbc × Tba )−2( Xba∙ Xbc) 0
=
( 2× Tbc ×Tba )2

= 2¿¿

2 ( 5,660 ) −2(100)× (100 ) 0


=
(5,660)2

11,32
=
32,035

=0,353

1
∆ Xba = x skala terkecil
2

= 5 . 10−5

= 0,00005

( )
2 2
δa XBc
= 2
δTbc 2XBa . TBc

Keterangan=

u = X bc 2 u’ = 0

v = 2 ∙Tba ∙T bc 2 v’ = 2

( )
2
δa u ' .v- u.v '
=
δTbc v2
2 2
0 ×2 ×Tba ×T bc − X bc ×2
= 2
(2× Tba× Tbc)

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

2 2
0 ×2 × ( 1,22+1,34 ) ×(0,95+0,48) −(60+40)
= 2
(2 × ( 1,22+1,34 ) × ( 0,95+ 0,48 ))

10000
=
32,035

= 312,158

∆ Tbc= √ ¿ ¿ ¿

= √¿¿¿

=
√ −0,0009+0,0001+0,0004
3(3−1)

=
√ −0,0004
6

= √ 0,00006

= 0,007

√( ) ( ) ( )
2 2 2
δa 2 δa 2 δa 2
∆a = + ( ∆ Xbc ) + + ( ∆ Xba ) + + ( ∆Tbc )
δXbc δXba δTbc

=√ (−0,117)2 +¿ ¿

= √ 0,013+0,0000000025+0,124 +0,0000000025+97442,616+0,000049

= √ 97442,753

= 312,158

∆a
KR =
2 ( ∆ a+a )

312,158
=
2 ( 312,158+24,461 )

312,158
=
673,238

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

= 0,463

KB = 100 % - KR

= 100 %−0,463

= 99,537 %

Untuk Gravitasi

( ms+mb ) a
g =
mb

( 0,157+0,011 ) 24,461
¿
0,011

4,109
¿
0,011

¿ 373,545

√( ) ( ) ( )
2 2 2
δg δg δg
∆g = + ( ∆ ms )2 + + ( ∆mb )2 + + ( ∆a )2
δms δmb δa

( )
δg 2 ( ms+mb ) a
δms
=
mb

Keterangan=
u = ( ms+mb ) a u’ = mb

v=a v’ = 0

( )
2 '
δg u .v- u.v '
= 2
δms v

mb× a− ( ms+mb ) a ×0
=
a2

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

0,011× 24,461−( 0,157+ 0,011 ) 24,461 ×0


= 2
24,461

0,269
=
598,340

= 0,00004

1
∆ ms = x skala terkecil
2

= 0,5 . 10−4

= 5 . 10−5

= 0,00005

( ) = mb
( ms+mb ) a
2
δg
δmb

Keterangan=
u = ( ms+mb ) a u’ = a

v = mb v’ = 1

( )
2 '
δg u .v- u.v '
=
δmb v2

a ×mb− ( ms+mb ) a ×1
= 2
mb

24,461× 0,011−( 0,157+ 0,011 ) 24,461 ×1


= 2
0,011

0,269−4.109
=
0,0001

−3,84
=
0,0001

= −38,4

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

1
∆mb = x skala terkecil
2

= 5 . 10−5

= 0,00005

( ) ( ms+mb ) a
2
δg
=
δa mb

Keterangan=
u = ( ms+mb ) a u’ = (ms+ mb)

v = mb v’ = 0

( )
2
δg u ' .v- u.v '
=
δa v2

(ms+ mb) mb−( ms+mb ) a × 0


=
mb 2

(0,157+ 0,011)0,011−( 0,157+ 0,011 ) 24,461 ×0


=
0,01 12

0,018
=
0,0001

= 180

∆ a=√ ¿ ¿ ¿

=√ ¿ ¿ ¿

=
√ 17.450,41+(−62,121)
2

=√ 17,388,309

= 131,864

∆g =
√( δg 2
δms )+ ( ∆ ms )2 +
δg 2
δmb ( )
+ ( ∆ mb )2 +
δg 2
δa ( )
+ ( ∆ a )2

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar


= ¿¿ ¿


= ( 16 ×10 ) + ( 25× 10−10 ) +( 1474,56 ) + ( 25 × 10−10 ) + ( 32400 )
−10

+(17388,114)

=√ 51262,674

= 226,412

∆a
KR =
2 ( ∆ a+a )

131,864
=
2 ( 131 , 864+24,461 )

131,864
=
2 ( 156,325 )

131,864
=
312,65

= 0,421

KB = 100 % - KR

= 100 %−KR

= 100 %−0,421

=99,579%

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka kita dapat mengalami
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut.
5. Pada percobaan pesawat atwood , kami melakukan percobaan sesuai
prosedur kerja dan kami menemukan percepatan gravitasi dan
percepatan benda yang sesuai.
6. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak benda pada
lintasannya lurus yang kecepatannya berubah secara berurutan, baik
semakin cepat atau semakin lambat. Namun demikian percepatan
benda adalah tetap. Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerakan
benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya tetap. Berarti, sebuah
benda yang bergerak lurus beraturan menempuh jarak yang sama
untuk selang waktu yang sama.
7. Kami dapat menentukan percepatan dengan menggunakan rumus a =
2
XBa
sehingga memperoleh nilai 0,0332 m/s² dan 0,3830 m/s².
2 XBc .TB a2
8. Kami dapat menentukan nilai gravitasi dengan menggunakan rumuas g
2
XB a
= 2 sehingga memperoleh nilai 1,0854 m/s² dan 0,4018
2 XBc .TB a
m/s².

7.2 Saran

1.. Laboratorium
Diharapkan agar fasilitas laboratorium bisa lebih dilengkapi,
misalnya pendingin ruangan. Dan juga kebersihan ruangan bisa lebih
ditingkatkan.

7.3 Ayat yang berhubungan

PESAWAT ATWOOD
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar
Makassar

“(Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap


rasul-rasul Kami yang Kami utus sebelum kamu dan tidak akan kamu
dapati perubahan bagi ketetapan Kami itu”.(QS. Al-Isra’ Ayat 77)

DAFTAR PUSTAKA

Halilday dan Resnick, 1996 .“Fisika Universitas”, Erlangga. Jakarta.

Halliday,Resnick,Walker. 2009. “dasar-dasar fisika jilid 1” , Erlangga. Jakarta


Satrio Bimasakti, Muhammad. 2011 . “Fisika Dasar I” . Bandung. Diakses pada
tanggal 29 Maret 2018.
Arsy, Widya, 2013.“Fisdas Pesawat Atwood”, Bogor. Diakses pada tanggal 30
Maret 2018.
Nurachmandani, Setya, 2009 .“Fisika 1: Untuk SMA/MA kelas X” ,Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Serway, Raymond A, 2014 .“Fisika untuk Sains dan Teknik” , Salemba Teknika.
Jakarta.
Sumarsono, Joko, 2009 .“Fisika untuk SMA/MA kelas X” , Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

PESAWAT ATWOOD

Anda mungkin juga menyukai