Anda di halaman 1dari 3

JUDUL ARTIKEL KONSEPTUAL

Nama Penulis Artikel


Afiliasi Lembaga (Tempat Penulis Belajar)
Email penulis

ABSTRAK
Pada artikel ilmiah konseptual unsur-unsur yang disajikan dalam abstrak meliputi: (1) pokok
persoalan yang dibahas (dan, tetapi tidak selalu, tujuan penelitian) dengan latar belakang
seperlunya, (2) teori atau pendekatan yang digunakan untuk membahas pokok persoalan
tersebut, (4) pembahasan, dan (5) simpulan dan saran yang apabila memungkinkan, disertai
implikasi (baik secara teoretis maupun secara praktis). Panjang Abstrak 150-250 kata.
Kata kunci: terdiri atas 3-5 kata kuncil (dlam bentuk kata/frasa)
Contoh
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan manfaat permainan anak tradisional dalam
membangun karakter anak. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena perubahan
aktivitas bermain anak saat ini, yang lebih sering bermain permainan modern yang identik
dengan penggunaan teknologi seperti video games dan games online. Akibatnya,
permainan anak tradisional mulai terlupakan dan menjadi asing di kalangan anak-anak.
Selain itu, tingkat kecanduan terhadap permainan modern pada anak juga tinggi sehingga
berpengaruh pada kebiasaan dan perilaku anak. Tulisan berdasar studi pustaka ini
menguraikan dampak yang terjadi pada anak ketika kecanduan bermain games yang
berakibat pada karakter yang akan terbangun pada diri anak. Selain itu, tulisan ini juga
membandingkan pengaruh permainan modern dengan permainan tradisional terhadap
pembentukan karakter anak. Mengembalikan permainan anak tradisional sebagai
permainan anak-anak saat ini dapat menjadi suatu alternatif untuk menciptakan generasi
berkarakter unggul. (Teks Pendidikan, Nur, 2013)

Kata kunci: permainan tradisional, karakter, video games

A. Pendahuluan
Bab Pendahuluan berfungsi sebagai pembuka artikel ilmiah. Dari bab ini pembaca
mengetahui arah pembicaraan pada artikel tersebut. Kandungan yang terdapat pada Bab
Pendahuluan adalah: (1) pokok persoalan yang dieksplorasi pada artikel, (2) alasan
tentang pentingnya pokok persoalan itu dieksplorasi, dan (3) teori/konsep/filsafat ilmu
yang digunakan untuk memecahkan pokok persoalan. Selain itu, pada Bab Pendahuluan
sudah disinggung teori yang digunakan untuk membahas pokok persoalan yang diajukan.
Contoh

PENDAHULUAN

Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development) selanjutnya


disebut EfSD, menjadi isu mutakhir di lingkungan pendidikan formal maupun nonformal dan informal (PNFI).
Koordinator Nasional EfSD Prof. Dr. Retno S. Sudibyo, dalam berbagai kesempatan mensosialisasikan agar
muatan EfSD terintegrasi dalam pembelajaran di persekolahan mulai dari Tamam Kanak-Kanak (TK) sampai
dengan Perguruan Tinggi (PT). Begitu pula dalam pendidikan nonformal dan informal yang di mulai dari
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kesetaraan Paket A, B, dan C, berbagai Kursus Keterampilan, Keaksaraan
Fungsional, pemberdayaan perempuan dan gender, dan berbagai program pendidikan kecakapan hidup lainnya.
Pertanyaannya adalah apa itu EfSD? mengapa EfSD? Bagaimana EfSD dalam perspektif PNFI dan
implementasinya?
Tujuan yang ingin dicapai melalui tulisan ini adalah membangun kapasitas komunitas dari berbagai
pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam praktik pendidikan nonformal dan informal, yang mampu
mengembangkan dan mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepada sustainable development,
yaitu kegiatan PNFI yang mempertimbangkan beberapa eco-system yaitu pengembangan aspek ekonomi,
pemeliharaan lingkungan, dan berasaskan keadilan sosial (termasuk kultur dan budaya). Tujuan selanjutnya adalah
membangun komitmen di kalangan praktisi PNFI untuk berkontribusi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih
baik, dunia yang tenteram, aman-nyaman bagi kita semua generasi sekarang dan yang akan datang.
Inti bahasan pada tulisan ini mencakup konsep EfSD, pentingnya EfSD, EfSD dalam perspektif PNFI
dan implementasinya. Implementasi EfSD ke dalam program PNFI tidak dikupas untuk setiap jenis program
PNFI, melainkan secara keseluruhan ditinjau dari dimensi ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan. Untuk
memperjelas pembaca, maka tulisan ini dilengkapi pula dengan contoh kasus penyelenggaraan program PNFI
yang diintegrasikan dengan EfSD khususnya pada program desa vokasi. EfSD dalam perspektif PNFI sangat
diperlukan. Ada berbagai strategi yang bisa dilakukan agar kebijakan ini bisa berjalan dengan baik. Di samping
strategi yang tepat juga diperlukan kesiapan SDM. Untuk itu, dibutuhkan orientasi atau sosialisasi EfSD bagi
praktisi PNFI. Kepedulian pemerintah daerah juga sangat berarti terhadap keberhasilan EfSD di bidang PNFI.
Dengan demikian kebijakan pemerintah pusat juga harus di follow up oleh pemerintah daerah dari tingkat propinsi
sampai tingkat Kabupaten/kota sehingga ada kesinambungan. (Teks Pendidikan untuk Pengembangan
Berkelanjutan, Hastuti, 2009)

B. Sub Pokok Bahasan 1 (Tulis sub pokok bahasan yang akan Anda uraikan)
Pada artikel konseptual, Bab Tinjauan Pustaka lebih diarahkan kepada landasan teori
yang digunakan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Karena artikel konseptual
didasarkan pada pemikiran mengenai sesuatu yang dilihat dari sudut pandang teori
tertentu, bab ini sering diberi judul sesuai dengan sesuatu yang dibahas itu. Judul
tersebut sekaligus digunakan untuk menamai bab.

Contoh

B. Pendidikan Bahasa dan Literasi


Pada kelompok pertama, sebagai bahasa nasional di Indonesia dan sebagai alat komunikasi secara luas
sekaligus, Bahasa Indonesia digunakan sebagai media pengajaran di semua tingkat pendidikan, dari taman kanak-
kanak sampai perguruan tinggi. Selain itu, Bahasa Indonesia juga diajarkan sebagai mata pelajaran selama 6 tahun
di sekolah dasar, 3 tahun di sekolah lanjutan pertama, 3 tahun di sekolah lanjutan atas, dan setidaknya satu tahun
di perguruan tinggi (kecuali di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, bahasa ini dalam berbagai bentuk diajarkan di
sepanjang program). Secara historis, penggunaan Bahasa Indonesia sebagai media pengajaran tidak dapat
dilepaskan dari pemilihan bahasa ini sebagai bahasa nasional ketika dikumandangkan Sumpah Pemuda pada tahun
1928 Untuk pembentukan bangsa, pemilihan itu menguntungkan, meskipun mengesampingkan peranan bahasa-
bahasa daerah besar seperti bahasa Jawa dan Sunda (Alisyahbana, 1984a: 48) dalam mewariskan sastra dan
kebudayaan.
Pada kelompok kedua, bahasa-bahasa daerah yang berjumlah lebih dari 500 buah digunakan sebagai alat
komunikasi di masyarakat pendukung bahasa-bahasa itu, tetapi tidak semua bahasa itu digunakan sebagai media
pengajaran, kecuali hanya di daerah-daerah dengan siswa yang belum siap untuk menggunakan Bahasa Indonesia
sampai tahun ketiga di sekolah dasar. Bahasa-bahasa daerah yang mempunyai peranan penting dalam tradisi dan
seni diajarkan sebagai mata pelajaran dari sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama/atas. Demikian juga,
di Jurusan Bahasa Daerah, bahasa daerah diajarkan di universitas di sepanjang program.
………………………………………………………………………………………………….
C. Sub Pokok Bahasan 2 (Tulis sub pokok bahasan yang akan Anda uraikan)
D. Sub Pokok Bahasan seterusnya
E. Penutup
Pada bagian ini berisi penegas atau simpulan dari uraian sub-sub pokok bahasan
Daftar Pustaka
Bagian ini berisi dapat sumber Pustaka yang dijadikan rujukan (dikutip)

Catatan: Setiap pendapat/tulisan yang Anda ambil dari tulisan orang lain sebagai rujukan
harus menggunakan Teknik pengutipan.

Anda mungkin juga menyukai