TELEMEDICINE
ABSTRAK
Kasus penyakit virus corona (COVID-19) ada pertama kalipada Wuhan, Hubei, Cina
pada Desember 2019 dan sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia
kabar positif covid-19 terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 dan terus naik seiring hari ke hari, bulan
ke bulan, tahun ke tahun, sampai sekarang. Pandemi COVID-19 sudah sebagai salah satu konflik
kesehatan berstandar global saat ini. Kebijakan physical distancing dan karantina mandiri yang
dilakukan untuk memutuskan rantai penularan penyakit menyulitkan hubungan antara dokter dan
pasien berkonsultasi secara langsung layaknya sebelum penyakit global ini menyerang seluruh
dunia. Memasuki abad ke-21, global dihadapkan dalam keluarnya teknologi baru pada bidang
kedokteran yang memungkinkan dokter buat berpraktek pada ruang virtual. Revolusi teknologi
inovatif ini dikenal menggunakan telemedicine. Untuk mengetahui penggunaan telemedicine
menjadi solusi pelayanan kesehatan pada masa pandemic COVID-19. Berbeda dengan Malasyia,
India, atau Amerika Serikat, Indonesia belum mempunyai undang-undang yang secara khusus
mengatur penggunaan telemedicine. Indonesia baru sebatas mengatur telamatika secara umum.
Selain itu pembuatan regulasi mengenai e-health pun belum seperti yang kita harapkan, padahal
layanan kesehatan berbasis elektronik (e-health) sebenarnya sudah dianjurkan oleh World Health
Organization (WHO) sejak 2005 lalu.
1|Page
Telemedicine 2022
I. Pendahuluan
Kasus penyakit virus corona (COVID-19) ada pertama kalipada Wuhan, Hubei, Cina pada
Desember 2019 dan sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.1 Di Indonesia kabar
positif covid-19 terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 2 dan terus naik seiring hari ke hari, bulan ke
bulan, tahun ke tahun, sampai sekarang. Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar urutan
keenam di dunia yakni mencapai 203.456.005 jiwa. 3 Dengan jumlah penduduk Indonesia yang
banyak dan diperangi juga oleh kasus global yang mendunia, maka diberlakukan kebijakan
physical distancing dan karantina mandiri yang dilakukan untuk memutuskan rantai penularan
4
penyakit menyulitkan interaksi antara dokter dan pasien. Kondisi pandemic COVID-19
5
menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada kegiatan praktek dokter dengan pasien. Situasi
pandemic waktu ini menciptakan para dokter beradpatasi menggunakan syarat sekarang, salah
satunya mengimplementasikan penggunaan telemedicine pada penyediaan layanan kesehatan.
Telemedicine didefenesiikan sebagai penyampaian layanan kesehatan jeda jauh memakai
wahana elektro buat mendiagnosis,mengobati, mencegah penyakit dan cedera, penelitian dan
edukasi, serta pendidikan penyedia layanan kesehatan. 6 Penggunaan telemedicine mempunyai
manfaat lantaran efektivitas, biaya, menaikkan outcome kesehatan dan mendorong kepuasan
pasien yang memerlukan perawatan terutama pasien menggunakan penyakit kronis misalnya
diabetes mellitus tipe dua dan kanker. [7,8]
II. Pembahasan
2|Page
Telemedicine 2022
Tujuan telemedicine merupakan mengusahakan tercapainya pelayanan kesehatan secara
merata padasemua populasi Negara, menaikkan kualitas pelayanan terutama buat wilayah
terpencil dan penghematan porto dibandingkan cara konvensional. Telemedicine juga ditujukan
buat mengurangi acum ke dokter atau pelayanan kesehatan pada kota-kota besar, wahana
pendidikan kedokteran dan pula buat perkara-perkara darurat. Perluasan manfaat telemedicine
sanggup menjangkau wilayah-wilayah bencana, penerbangan jeda jauh, dan bagi wisatawan
asing yang sedang berada pada wilayah wisata. 10
3|Page
Telemedicine 2022
DAFTAR PUSTAKA
1. Chang, M. C., & Boudier-Revéret, M. Usefulness of telerehabilitation for stroke
patientsduring the COVID-19 pandemic.American Journal of Physical Medicine &
Rehabilitation, Publish Ah,1–5. 2020,
Available from: https://doi.org/10.1097/phm.0000000000001468
2. Betty, T. T. S. (2020, March). Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia Jadi Sorotan
Dunia – Global Liputan6.com. Liputan 6,
Available from: https://www.liputan6.com/global/read/4191815/kasus-pertama-
viruscorona-di-indonesia-jadi-sorotandunia
3. Sugeng HR. RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap) Indonesia-Dunia Tahun
2009- 2010. Aneka Ilmu. Semarang. 2009; hlm 91,
4. Scott BK, Hravnak M, Pamplin JC. Clinical distancing and mitigation of coronavirus
disease 2019. Crit Care Explor. 2020;2(4):e0117,
5. Verhoeven V, Tsakitzidis G, Philips H,Van Royen P. Impact of the COVID19 pandemic
on the core functions of primary care: Will the cure be worse than the disease? A
qualitative interview study in Flemish GPs. BMJ Open. 2020;10(6),
6. Serper M, Volk ML. Current and Future Applications of Telemedicine to Optimize the
Delivery of Care in Chronic Liver Disease. Clin Gastroenterol Hepatol. 2018;16(2):157–
161.
7. Elkaddoum R, Haddad FG, Eid R, Kourie HR. Telemedicine for cancer patients during
COVID-19 pandemic: between threats and opportunities. Futur Oncol. 2020;10–2.
8. Ghosh A, Gupta R, Misra A. Telemedicine for Diabetes Care in India during COVID19
Pandemic and National Lockdown Period: Guidelines for Physicians. Diabetes Metab
Syndr Clin Res Rev. 2020;
9. Sri Kusumadewi, dkk. Informatika Kesehatan, Graha Ilmu dan Rumah Produksi
Informatika. Yogyakarta. 2019. hlm 41.
10. Erik Tapan, Implementasi telemedicine, Makalah disampaikan dalam Sidang Ilmiah
Penjajakan Peluang Aplikasi dan Implementasi Telemedicine dalam Dunia Kedokteran,
Pusat Studi Informatika Kedokteran Universitas Gunadarma, Jakarta 10 November 2006.
4|Page