Disusun Oleh
Kelompok 3 - HES/3A
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan
akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Agraria dengan tema
“Pendaftaran Hak Atas Tanah” dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah
ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Hukum Agraria yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan Penulisan........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendaftaran tanah merupakan hal penting dan mempunyai manfaat dalam
berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Tanah merupakan suatu kebutuhan dasar
dalam hidup seperti halnya unyuk tempat tinggal, ladang, tempat penghasilan dan
lain sebagainya. Dengan terdaftarnya hak-hak atas tanah atau diberikannya hak-hak
atas tanah kepada semua subyek hak juga diberikan wewenang untuk memanfaatkan
tanah tersebut sesuai dengan peruntukannya. Dengan demikian akan terciptalah
jaminan kepastian hukum bagi subyek hak dalam kepemilikan dan penggunaan
tanahnya. Kegiatan pendaftaran tanah akan menghasilkan tanda bukti hak atas tanah
yang disebut sertifikat.1
Kondisi masyarakat yang saat ini masih sangat tergantung pada kegiatan-
kegiatan dan usaha-usaha yang sebagian besar bersifat agraris sehingga tanah
merupakan tumpuan harapan bagi masyarakat agar dapat melangsungkan asas dan
tata kehidupan.Begitu pentingnya tanah bagi kehidupan manusia sehingga tidak
mengherankan apabila setiap manusia ingin memiliki atau menguasainya yang
berakibat timbulnya masalah-masalah pertanahan yang kerap kali dapat
menimbulkan perselisihan. Oleh karenanya setiap pemilik hak atas tanah. haruslah
melakukan pencacatan hak atau pendaftaran tanah sebagaimana telah diwajibkan
oleh hukum pertanahan yang berlaku di Indonesia. Pendaftaran atas bidang
tanah dilakukan agar mendapatkan kepastian hukum bagi pemegang hak atas
tanah maupun pihak lain yang berkepentingan dengan tanah. Dengan telah
melakukan pendaftaran dan mendapatkan sertifikat, pemegang hak atas tanah
memiliki bukti yang kuat atas tanah tersebut. Dengan itu masyarakat Indonesia harus
mengetahui bagaimana sistem pendaftaran hak atas tanah di Indonesia dan
bagaimana hambatan yang dilalui dalam pelaksanaan hak atas tanah yang terjadi di
Indonesia. Jika masyarakat tidak mengetahui manfaat, sistem, dan hambatan yang
dilalui maka akan terjadinya konflik yang besar.
1
I Gusti Nyoman Guntur, “Pendaftaran Tanah”, Kementrian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta, 2014, hlm. 1-4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dan sistem pendaftaran hak atas tanah di Indonesia?
2. Bagaimana hambatan yang terjadi dalam pendaftaran hak atas tanah?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui sistem pendaftaran hak atas tanah yang ada di Indonesia.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
pendaftaran hak atas tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
UUPA dan PP Nomor 10 Tahun 1961 telah meletakkan dua kewajiban pokok
bagi pelaksanaan pendaftaran tanah, yaitu :
2
Adrian Sutedi, “Sertifikat Hak Atas Tanah”, Sinar Gafika, Cetakan Kedua, Jakarta, 2012, hlm.59
3
Adrian Sutedi, “Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya”., Sinar Gafika, Jakarta, hlm.114.
1. Kewajiban bagi pemerintah untuk melaksanakan pendaftaran tanah di seluruh
wilayah Republik Indonesia. Kewajiban tersebut meliputi :
a. pengukuran, pemetaan, dan pembukuan tanah;
b. pendaftaran hak atas tanah dan peralihan haknya;
c. pemberian surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat.
d. Kewajiban yang menjadi beban pemerintah ini lazim disebut dengan
pendaftaran tanah.
2. Kewajiban bagi pemegang hak atas tanah untuk mendaftarkan hak-hak
atas tanah yang dimilikinya.
Adapun hak-hak atas tanah yang wajib didaftarkan tersebut adalah
hak milik (Pasal 23 UUPA), hak guna usaha (Pasal 32 UUPA), hak guna
bangunan (Pasal 38 UUPA), dan hak pakai (Pasal 43 PP Nomor 40 Tahun
1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas
Tanah). Kewajiban yang menjadi beban pemegang hak atas tanah ini lazim
disebut dengan pendaftaran hak atas tanah.
Asas dan Sistem Pendaftaran Tanah
Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997 menyatakan bahwa asas-asas pendaftaran tanah yaitu:
1. Asas Sederhana
Asas ini dimaksudkan agar ketentuanketentuan pokonya maunpun
prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihakpihak yang berkepentingan,
terutama para pemegang hak atas tanah
2. Asas Aman
5. Asas Terbuka
Asas ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui atau memperoleh
keterangan mengenai data fisik dan data yuridis yang benar setiap saat di Kantor
Pertanahan Kabupatan/Kota.
Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
Adapun obyek pendaftaran tanah meliputi Pasal 9 PP 24/1997:
a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha,hak
guna bangunan dan hak pakai.
b. Tanah hak pengelolaan
c. Tanah wakaf
d. Hak milik atas satuan rumah susun
e. Hak tanggungan
f. Tanah Negara
Menurut Boedi Harsono, ada 2 (dua) macam sistem pendaftaran tanah yaitu system
pendaftaran akta (registration of deeds) dan sistem pendaftaran hak (registration of
titles). Dalam sistem pendaftaran hak, setiap penciptaan hak baru dan perbuatan-
perbuatan hukum yang menimbulkan perubahan, kemudian juga harus dibuktikan
dengan suatu akta. Tetapi dalam penyelenggaraan pendaftarannya, bukan aktanya yang
didaftar, melainkan haknya yang diciptakan dan perubahan-perubahannya kemudian.
Akta hanya merupakan sumber datanya. Sistem pendaftaran hak tampak dengan adanya
Buku Tanah sebagai dokumen yang memuat data yuridis dan data fisik yang dihimpun
dan disajikan serta diterbitkannya sertifikat sebagai surat tanda bukti hak atas tanah
yang didaftar.4
4
Urip Santoso. Pendaftaran Dan Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011, hlm. 31-32
5
Adrian Sutedi (b), Kekuatan Hukum Berlakunya Sertipikat Sebagai Tanda Bukti Hak Atas Tanah, (Jakarta: Cipta Jaya,
2006), hlm. 29
nama, surat ukur, buku tanah, dan sertipikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi
kemudian.Dimana kegiatannya meliputi:
a. Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak.
b. Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya.
Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan
pada data fisik atau data yuridis obyek pendaftaran tanah yang telah terdaftar. (Pasal
36 ayat 1) Dan Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Pertanahan. Perubahan
data fisik sebagaimana yang dimaksud diatur dalam PP 24 Tahun 1997 meliputi:
a. Pemecahan bidang tanah,
b. Pemisahan Sebagian atau beberapa bagian dari bidang tanah
c. Penggabungan dua atau lebih bidang tanah
Sedangkan Perubahan Data Yuridis adalah sebagai berikut:
a. Peralihan hak karena jual berli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan,
dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya
b. Peralihan hak karena pewarisan
c. Peralihan hak karena penggabungan, peleburan atau pemisahan perseroan atau
koperasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
d. Pembebanan Hak Tanggungan
e. Peralihan Hak Tanggungan
f. Hapusnya Hak Atas Tanah, Hak Pengelolaan, Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
dan Hak Tanggungan
g. Pembagian hak Bersama
h. Perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan pengadilan atau penetapan
Ketua Pengadilan
i. Perubahan nama akibat pemegang hak yang ganti nama
j. Perpanjangan jangka waktu Hak Atas Tanah
6
Samun Ismail, Hukum Administrasi Pertanahan, Graha Ilmu, Yogjakarta 2013, Hal 122
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di Indonesia masih banyak tanah yang belum terdaftar. Pendaftaran tanah sangat
penting dilakukan bagi seseorang yang tanahnya belum didaftarkan dan belum
bersertipikat. Karena apabila tidak segera didaftarkan, maka tanah yang dimiliki belum
sah secara hukum dan bisa saja akan menimbulkan sengketa tanah dikemuadian hari.
Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997 menyatakan bahwa asas-asas pendaftaran tanah
yaitu Asas Sederhana, Asas Aman, Asas Terjangkau, Asas Mutakhir, Asas Terbuka. Ada
2 (dua) macam sistem pendaftaran tanah yaitu system pendaftaran akta (registration of
deeds) dan sistem pendaftaran hak (registration of titles). Kegiatan pendaftaran tanah
dilaksanakan melalui dua cara yaitu pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran
tanah secara sporadik.
Beberapa faktor hambatan yang terjadi dalam Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
yaitu kebijakan Pemerintah mengenai kewajiban perpajakan dalam kegiatan pendaftaran
tanah, Kurang memahami fungsi dan kegunaan sertifikat,anggapan Masyarakat
Diperlukan Biaya yang Mahal Untuk Melaksanakan Pendaftaran Tanah, anggapan
diperlukan waktu yang lama dalam pengurusan sertifikat, anggapan alas hak atas tanah
yang dimiliki sudah sangat kuat.
B. Saran
Mengingat dari materi yang sudah di jelaskan tadi, maka penulis mempunyai saraN
yaitu berkaitan tentang pendaftaran hak atas tanah yaitu dalam menggunakan tanah
maupun memanfaatkan tanah maka harus adanya pendaftaran hak atas tanah gunanya
untuk menjamin dalam memanfaatkan tanah tersebut sehingga dikemudian hari terhidar
dari persengketaan tanah karena tanah yang dimiliki atau di manfaatkan tidak sah dalam
hukum, dan harus berdasarkan Pasal 2 PP No. 24 Tahun 1997 yang mengatur tentang
pendaftaran hak atas tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, S. (2012). Sinar Grafika cetakan kedua. Sertifikat Hak Atas Tanah.
Gusti I Nyoman Guntur. (2014). Pendaftaran Tanah. Kementrian Agraria Dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.
Urip, S. (2011). Kencana Prenada Media Group. Pendaftaran Dan Peralihan Hak Atas Tanah.