Anda di halaman 1dari 107

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:


a. Tantangan Internal

Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum


disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan
perkembangan peserta didik (siswa), kebutuhan pembangunan nasional, serta
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang selama ini digunakan, dinilai masih terdapat permasalahan
dalam pelaksanaannya. KTSP dinilai belum tanggap terhadap perubahan sosial yang
terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Standar penilaian KTSP dinilai
belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi. Hal tersebut bertentangan dengan
penjelasan pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Permasalahan
pendidikan yang muncul membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai
perlu dikembangkan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum
2013 dilakukan karena adanya tantangan internal maupun tantangan eksternal. Oleh
sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan
agar tidak menjadi beban.
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 4 (empat) Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana
Standar kompetensi lulusan belum bisa mencapai ketercapaian kompetensi lulusan
fasilitas praktik belum terpenuhi. Kedua standar pendidik dan tenaga kependidikan ada

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 1


beberapa pendidik yang belum mahir menguasai IT. Ketiga kesulitan dalam sarana
prasarana peserta didik sehingga belum bisa melaksanakan pembelajaran secara
maksimal.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14
tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan
mencapai puncaknya pada tahun 2021-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh
sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi
sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan
agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan standar kompetensi lulusan dikarenakan
peserta didik selama belajar tidak bisa mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan,
yang kedua banyak daya saing tenaga kependidikan yang lebih mahir dalam bidang IT,
ketiga sarana dan prasarana di sekolah belum terpenuhi 100%. Arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di
tingkat internasional.
Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan
tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di
World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area
(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang
pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student
Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di
TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 2


c. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.


1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya belajarnya
(learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;

2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-


lingkungan alam, sumber/media lainnya);

3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari
siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin


diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);

5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);

6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;

7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap memperhatikan


pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

9) Penguatan pola pembelajaran kritis.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pada pelakasanaan kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut :
1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;

2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala


sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses


pembelajaran.

e. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 3


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;

2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan


pengalaman belajar, agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,


pengetahuan, dan keterampilan;

4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas


yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing


elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling


memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

2. Kondisi nyata SMK Plus Umar Zahid berdasarkan hasil PMP/APM dapat dilihat
pada tabel pencapaian berikut ini :

No. Komponen Nilai PMP Predikat Kategori

1 Input 77,04 Baik ««««

2 Proses 65,34 Cukup Baik ««««

3 Output 20 Tidak Baik «

4 Outcome 56,67 Kurang Baik «««

5 Impact 62 Cukup Baik ««««

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 4


Nilai PMP 57,73 Kurang Baik ««

Dengan melihat hasil PMP tersebut maka yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan
adalah :
a. Standar Proses

Dari nilai capaian standar proses, upaya sekolah untuk meningkatkannya adalah
sebagai berikut
1) Penyelarasan kurikulum dengan indutri yang relevan dengan kompetensi keahlian :
2) Peningkatan kerjasama dengan DUDIKA
b. Standar Kompetensi Lulusan

Upaya sekolah dalam meningkatkan nilai kinerja standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut :
1) Meningkatkan kualitas keterampilan / keahlian guru kejuruan melalui magang guru
dan setifikasi LSP
2) Mendorong semua peserta didik kelas XII untuk mengikuti ujian sertifikasi yang
diselenggarakan oleh LSP
3) Melatih peserta didik mengikuti try out AKM
c. Standar Sarana dan Prasarana

Upaya sekolah dalam meningkatkan capaian kinerja pada bidang sarana dan prasarana
adalah :
1) Memperluas akses peserta didik dalam memanfaatkan perpustakaan dengan
membuat taman bacaan di berbagai tempat khususnya di setiap keahlian.
2) Pengadaan peralatan praktik sesuai dengan tuntutan teknologi baru sesuai tuntutan
dunia kerja
3) Penambahan Laboratorium simulasi digital
4) Penambahan jamban sesuai dengan rasio jumlah peserta didik
5) Pengadaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
6) Membuat checklist daftar peralatan dan bahan praktik
7) Membuat standar operasional prosedur untuk (penggunaan ruangan, penggunaan
peralatan, pemakaian bahan dan keselamatan kerja)
d. Standar Pengelolaan

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 5


Upaya sekolah dalam meningkatkan nilai capaian kinerja standar pengelolaan adalah :
1) Melakukan revisi visi, misi dan tujuan sesuai tuntutan kurikulum 2013
2) Melakukan sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah pada warga sekolah dan stake
holder.
3) Merealisasikan visi, misi sekolah ke dalam program kerja
4) Membuat kode etik sekolah
5) Menciptakan lingkungan yang kondusif (terbebas dari sampah dan bau tidak
sedap) untuk kegiatan pembelajaran
6) Meningkatkan kemitraan dengan lembaga lain yang relevan disertai dokumen
perjanjian kerja sama/MOU
7) Melakukan evaluasi rencana kerja kompetensi keahlian setiap 2 (dua) tahun
8) Meningkatkan partisipasi warga sekolah dalam berbagai kegiatan untuk
mewujudkan keberhasilan program sekolah yang berwawasan lingkungan.
9) Menerapkan sistem informasi manajemen yang mudah di akses oleh warga sekolah
dan masyarakat.

3. Kondisi ideal sesuai Permendikbud No. 34/2018 Lampiran VI tentang Sarpras


SMK

a. Standar Sarana dan Prasarana

Sebuah SMK/MAK sekurang-kurangnya memiliki prasarana yang dikelompokkan


dalam ruang pembelajaran umum, ruang penunjang, dan ruang pembelajaran khusus.
1) Kelompok Ruang Pembelajaran Umum terdiri dari:

No. Nama Ruang Volume Kondisi


1. Ruang kelas 18 Baik
2. Ruang laboratorium bahasa
3. Ruang perpustakaan 1 Sedang
4. Ruang TIK
5. Ruang Seni, PKWU
6. Ruang Bermain/Olahraga/Upacara 2 Sedang
7. Lab. Fisika

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 6


8. Lab. Kimia
9. Ruang Pemrograman Dasar 1 Baik
10. Ruang Sistem Komputer
11. Ruang Praktik C2 2 Baik

2) Kelompok Ruang Penunjang terdiri dari:

No. Nama Ruang Volume Kondisi


1. Ruang pimpinan 1 Sedang

2. Ruang guru 2 Baik

3. Ruang sirkulasi 1 Baik

4. Tempat beribadah 1 Sedang

5. Ruang konseling 2 Sedang

6. Ruang UKS 1 Sedang

7. Ruang organisasi kesiswaan 1 Sedang

8. Jamban 8 Baik

9. Gudang 1 Sedang

4. Potensi dan Karakteristik SMK Plus Umar Zahid

a) Peserta didik

Peserta didik yang ada di SMK Plus Umar Zahid umumnya berasal dari wilayah
Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, Megaluh Kabupaten Jombang karena letak
SMK Plus Umar Zahid strategis dengan transportasi yang mudah dijangkau.

b) Pendidik

Pendidik di SMK Plus Umar Zahid berjumlah 39 rata-rata usia produktif dengan
kualifikasi Sarjana (S1) mencapai 39 orang dan Magister (S2) mencapai 2 orang.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 7


Pendidik yang sudah tersertifikasi DIKNAS 1 orang. 90 % guru mengajar sesuai
dengan jurusannya ( linear ).

c) Sarana Prasarana

Luas Tanah SMK Plus Umar Zahid mencapai 5..000 m2, yang didalamnya terdapat
bangunan-bangunan :
 Ruang belajar / kelas : 18 (Delapan belas) ruang,

 Kantor Kepala Sekolah : 1 (satu) ruang,

 Kantor guru : 2 (Dua) ruang,

 Kantor staf / wakil kepala sekolah : 3 (Tiga) ruang,

 Kantor Tata Usaha : 2 (dua) ruang,

 Kantor Guru Produktif : 1 (satu) ruang,

 Lapangan Basket : 1 (satu) buah,

 Lapangan Bola voli : 1 (satu) buah,

 Lapangan Sepak Bola : 1 (satu) buah,

 Laboratorium Komputer : 3 (tiga) ruang,

 Perpustakaan : 1 (satu) ruang,

 Laboratorium / Bengkel TKJ : 2 (dua) ruang,

 Koperasi sekolah : 1 (satu) ruang,

 UKS : 1 (satu) ruang,

 BKK (Bursa Kerja Khusus) : 1 (satu) ruang,

 BP/BK : 1 (satu) ruang,

 OSIS : 1 (satu) ruang,

 Pos Satpam : 1 (satu) ruang,

 Kamar mandi guru/WC : 4 (satu) ruang,

 Kamar mandi/WC peserta didik : 8 (Sepuluh) ruang,

 Gudang : 1 (satu) ruang

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 8


d) Pembiayaan

Pembiayaan operasional sekolah didanai dari dana BOS dan dari sumbangan orang
tua peserta didik yang disetorkan setiap bulannya. Bagi siswa yang kurang mampu
tersedia beasiswa dari pemerintah seperti PIP. Untuk pembangunan gedung – gedung
baru atau rehabilitasi gedung SMK Plus Umar Zahid menggunakan dana swadaya
atau bantuan dari Pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat.

e) Komite Sekolah

Komite sekolah yang ada di SMK Plus Umar Zahid keberadaannya benar – benar
bermanfaat bagi Sekolah, sebagai mitra Komite Sekolah SMK Plus Umar Zahid,
sangat banyak membantu memberi masukan kepada sekolah dalam menyusun
program maupun membantu mengawasi pelaksanaan program tersebut sehingga apa
yang sudah diprogramkan dapat berjalan dengan baik.

f) Cabang Dinas Pendidikan

Peran serta Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Jombang dalam


penyelenggaraan pendidikan yang baik di SMK Plus Umar Zahid sangat dirasakan
misalnya dengan diadakannya monitoring dan evaluasi secara rutin oleh Pengawas
Sekolah untuk mengetahui kinerja pendidik maupun tenaga kependidikan, sehingga
lebih memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

g) Asosiasi Profesi

Asosiasi profesi yang ada baik di sekolah maupun di tingkat Kabupaten seperti
MGMP, manfaatnya sangat dirasakan oleh pendidik di SMK Plus Umar Zahid, karena
melalui wadah tersebut para pendidik dapat bertukar pikiran tentang hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi yang harus disiapkan maupun kesulitan–kesulitan
materi pembelajaran yang dialami pada saat pembelajaran.

h) Dunia Industri dan Dunia Kerja

SMK Plus Umar Zahid memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK) sebagai wadah untuk
menyalurkan para lulusan ke Dunia Industri / Dunia Kerja.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 9


SMK Plus Umar Zahid menjalin kerja sama dengan beberapa Dunia Industri / Dunia
Usaha yang dituangkan dalam MOU untuk melakukan seleksi penerimaan karyawan
dari alumni yang disalurkan oleh BKK SMK Plus Umar Zahid.

NO NAMA PERUSAHAAN BERGERAK DIBIDANG


Lembaga Pengiriman Tenaga
1 ASIA KYOEI CENTER
Magang Ke Jepang
BUMN (Lembaga Elektronika
2 PT. LEN INDUSTRI (Persero)
Nasional)
GRAND DARMO SUITE
3 Hotel
SURABAYA
4 IGOR'S Pastry dan Bekery
PT. INDOMARCO PRISMATAMA
5 Gerai Waralaba
Surabaya
PT. PP ARYAN PROPERTI
6 Properti
(KIDZANIA)
PT. LAZIZAA RAHMAT
7 Fast Food
SEMESTA
8 MADAME CHANG Fast Food
PT. Media Lestari Satu (Metro TV
9 Media TV
Jawa Timur)
10 POLITEKNIK UBAYA Universitas/ Perguruan Tinggi
Jasa Transportasi Expedisi
11 PT. ANUGRAH ABADI
Pengiriman Mobil
Bidang Transportasi dan Rental
12 PT. BERKAT ANUGRAH AGUNG
Alat Berat
13 PT. JAYA PERKASA TEXTILE Textile
Pemasaran dan Manifaktur
14 PT. MASPION IT berbagai produk peralatan rumah
tangga
Perdagangan ritel pakaian,
15 PT. MITRA ADIPERKASA (MAP) sepatu, asesoris, tas dan
peralatan olahraga
PENYALURAN TENAGA
16 PT. SINERGI MITRA SUKSES MIGRAIN DAN
KEWIRAUSAHAAN
PT. RADNET DIGITAL
17 Jasa layanan Internet
INDONESIA
18 RATNASARI RUMAH MODES Distributor Busana Muslim
TRAINING CENTER.
PELATIHAN &
19 SWASTIKA PRIMA INDONESIA
PENGEMBANGAN SUMBER
DAYA MANUSIA

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 10


BIMBINGAN BELAJAR
PERSIAPAN MASUK
20 TARUNA CENDEKIA PERGURUAN TINGGI
KEDINASAN DAN TNI
POLRI
Perdagangan Berjangka
21 PT. RIFAN FINANCINDO
Komoditi
Makanan dan Minuman dengan
22 PT. CAHAYA TIRTA RASA
Brand Ting Ji
36 DAPUR KIMS RESTAURANT

38 DGC KONSULTAN PAJAK


DISTRIBUTOR NOTEBOOK,
39 PT. INDOBISMAR
HANDPHONE
40 KANO BIDANG IT (SOFTWARE)

41 YAMAHA BIDANG AUTOMOTIVE

42 WIRANUSA BIDANG PERTANIAN


BIDANG IT (HANDPHONE,
43 BIZ
PC,NOTEBOOK)

1.2. Landasan / Dasar Hukum

Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat nasional maupun daerah serta
penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus menggunakan acuan pada kerangka dasar
kurikulum yang dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Perubahan PP Nomor 32 tahun
2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. PP No. 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan

4. Peraturan Presiden No.8 Tahun 2012 tentang KKNI.

5. Peraturan Presiden No.87 Tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 11


6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2014
tentang Kepramukaan sebaga ekstrakurikuler wajib.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014
tentang Implementasi Mulok Kurikulum 2013.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti sebagai dasar pengembangan GLS.

12. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh satuan
Pendidikan pada Pendidikan dasar dan menengah

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan (NSP) SMK.

14. Permendikbud No. 1 Tahun 2021 tentang PPDB Tahun Pelajaran 2021/2022

15. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, Menteri Dalam Negeri Nomor O3lKBl2O2l, Nomor 384 TAHUN 2021,
Nomor HK.O1.08/MENKDSl4242/2021, Nomor 440-717 TAHUN 202 1 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemt Coronauirus Disease 2019 (COVID-19).

16. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tanggal 07 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian.

17. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tanggal 07 Juni 2018 tentang Struktur Kurikulum
SMK/MAK.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 12


18. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 464/D.D5/KR/2018 tentang KI/KD mata pelajaran muatan Nasional
(A), muatan kewilayaan(B), Dasar bidang keahlian (C1), dasar program keahlian (C2), dan
Kompetensi keahlian (C3).

19. Pergub Jawa Timur No. 19 tahun 2014 tentang mata pelajaran bahasa daerah sebagai
muatan lokal wajib di sekolah dan madrasah.

20. Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor: 188/379/KPTS/013/2021 tentang Pemberlakuan


Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona Virus Disease 2019 di Jawa Timur.

21. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah
Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa di Provinsi Jawa Timur tahun pelajaran 2021/2022

22. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Nomor:


188.4/2045/101.7.1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik
baru Jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar
Biasa Provinsi Jawa Timur Tahun Pelajaran 2021/2022.

23. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur No. 420/3319/101.1/2021
tentang Kalender Pendidikan bagi Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Tahun
Pelajaran 2021/2022

24. Panduan penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK tahun 2018

25. Pedoman PKL peserta didik SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK tahun 2018.

26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2020
tentang rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024

27. Keputusan Kepala BSKAP nomor 009/H/KR/2022 tentang Dimensi Elemen dan
Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.

28. Permendikbudristek nomor 262/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam


Rangka Pemulihan Pembelajaran.

29. Pedoman Pelaksanaan MPLS SMK Tahun Pelajaran 2022/2023

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 13


1.3. Tujuan Pengembangan KTSP
Kurikulum SMK Plus Umar Zahid disusun agar sekolah memiliki pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum
SMK Plus Umar Zahid bertujuan untuk:

1) Menyusun kurikulum sekolah yang relevan dengan standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2) Menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan, pengaturan


waktu, pedoman umum dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum 2013.

3) Menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program


pelaksanaan kurikulum 2013 agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan
berkelanjutan.

4) Meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan menyediakan


rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan perangkat evaluasi
program.

5) Menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program.

6) Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua peserta didik untuk lebih
memahami dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kurikulum 2013 pada
tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih berhasil guna.

7) Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum 2013 dalam
mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 14


1.4. Pengembangan Kurikulum SMK Plus Umar Zahid

Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 15


BAB II
VISI MISI DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

2.1 Visi Satuan Pendidikan

“Terwujudnya peserta didik yang unggul, berkarakter dan berbudaya ahlussunah wal jamaah "
Indikator Visi:
1. Terwujudnya lulusan yang beriman dan bertaqwa

2. Terwujudnya Kegiatan sholat dhuhur berjamaah.

3. Terwujudnya Kegiatan sholat dhuha berjamaah.

4. Terwujudnya Kegiatan baca Al Qur’an secara rutin

5. Terwujudnya lulusan yang kompeten sesuai dengan bidang keahliannya

6. Terwujudnya lulusan yang diterima di dunia kerja

7. Terwujudnya lulusan yang mampu menciptakan peluang kerja

8. Terwujudnya lulusan yang berprestasi di tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional

9. Terwujudnya pelayanan prima dalam segala aspek layanan pendidikan

2.2 Misi Satuan Pendidikan

1. Melaksanakan kegiatan keagamaan Sholat Dhuha dan Dhuhur secara bersama-sama di


tingkat satuan pendidikan.

2. Menghasilkan lulusan yang berprestasi , baik secara akademik maupu non akademik

3. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi


4. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan sesuai dengan agama dan keyakinannya
masing-masing
5. Melaksanakan program 5S (senyum, salam,sapa ,santun, sayang)
6. Melaksanakan komitmen warga sekolah terhadap tugas pokok dan fungsinya
7. Mewujudkan sarana prasarana berbasis teknologi informasi
8. Mewujudkan sekolah yang sehat dan berbudaya lingkungan sebagai tempat pendidikan
yang nyaman dan menyenangkan

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 16


2.3 Tujuan Satuan Pendidikan

a. Pada tahun 2023, Peserta Didik kls X tersertifikasi 100 % kompetensinya melalui praktik
kerja di lab TKJ sekolah sebagai prasyarat naik ke kelas XI.

b. Pada tahun 2023, Peserta Didik kls XI tersertifikasi 100 % kompetensinya melalui praktik
kerja di lab TKJ sebagai prasyarat naik ke kelas XII.

c. Pada tahun 2023, rata – rata nilai Literasi ANBK 60,00.

d. Pada tahun 2023, rata – rata nilai Mapel Ujian Akhir Sekolah Bahasa Inggris 60,00.

e. Pada tahun 2023, rata – rata nilai Mapel Ujian Akhir Sekolah Matematika 60,00

f. Pada tahun 2023, rata – rata nilai Ujian Akhir Sekolah Kompetensi 75,00

g. Pada tahun 2023, minimal 80% peserta didik kls X sudah mampu untuk baca tulis Al-
Qur’an.

h. Pada tahun 2023, minimal 80% peserta didik kls X, XI sudah mampu untuk mengamalkan
ajaran-ajaran agama islam sesuai dengan penerapan pembelajaran Kecakapan Penarapan
Ibadah di Sekolah.

i. Pada tahun 2023, Memiliki kelas khusus untuk penerapan pembelajaran Teaching Factory.

j. Memiliki tim olah raga yang mampu menjadi Finalis tingkat kecamatan dan kabupaten.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 17


BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SMK

3.1 Kerangka Dasar Kurikulum SMK

A. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah

Beban belajar di SMK untuk kelas X, XI, dan XII adalah 48 jam pelajaran per minggu
ditambah 2 jam untuk muatan lokal. Satu jam belajar adalah 45 menit.

Tabel 1 : Struktur Kurikulum 2013 dan beban belajar per minggu untuk SMK

dan SMK berdasarkan Perdirjendikdasmen No. 07/D.D5/KK/2018 tanggal 7Juni tahun 2018

ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya 352
JUMLAH A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 144
3. Bahasa Jawa 128
Jumlah B 380
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108


2. Ekonomi Bisnis 72
3. AdministrasiUmum 72
4. IPA 72
C2. Dasar Program Keahlian

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 18


1. Etika Profesi 72
2. Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 108
3. Akuntansi Dasar 180
4. Perbankan Dasar 108
C3. Kompetensi Keahlian
1. PraktikumAkuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur 454
2. Praktikum Akuntansi Lembaga /Instansi Pemerintah 280
3. Akuntansi Keuangan 420
4. Komputer Akuntansi 350
5. Administrasi Pajak 210
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 3.030

Total 5.144

Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, Al Banjari,


PRAMUKA dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.

Mata pelajaran dan Kompetensi Dasar pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh direktorat
PSMK, untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan
industri.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 19


Tabel 2 : Struktur Kurikulum 2013 dan beban belajar per minggu untuk SMK
Bidang Bisnis dan Manajemen, Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga.
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2

A. Muatan Nasional
Pendidikan Agama dan Budi
3 3 3 3 3 3
1 Pekerti
Pendidikan Pancasila
2 2 2 2 2 2
2 danKewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15

B. Muatan Kewilayaan
1 SeniBudaya 3 3
PendidikanJasmani, Olah Raga 2 2 2 2
2 &Kesehatan
3 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
Jumlah B 7 7 4 4 2 2

C. Muatan Peminatan Kejuruan


C1. DasarBidangKeahlian
3 3 - - - -
1 Simulasi Digital
2 Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3 AdministrasiUmum 2 2 - - - -
4 IPA 2 2 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Etika Profesi 2 2 - - - -
Aplikasi Pengolah
3 3 - - - -
2 Angka/Spreadsheet
3 Akuntansi Dasar 5 5 - - - -
4 Perbankan Dasar 3 3 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
PraktikumAkuntansi Perusahaan
1. - - 6 6 7 7
Jasa, Dagang dan Manufaktur
Praktikum Akuntansi Lembaga
2. - - 4 4 4 4
/Instansi Pemerintah
Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 20
3. Akuntansi Keuangan - - 6 6 6 6
4. Komputer Akuntansi - - 5 5 5 5
5. Administrasi Pajak 3 3 3 3
6. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Jumah (A+B+C) 48 48 50 50 50 50

Keterangan:
Alokasi waktu 1 jam tatap muka @ 45 menit.
Praktek kerja di Industri dilaksanakan selama 500 JP/ 10 Minggu / 2,5 bulan.

Keterangan notasi
a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian.
Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap
program keahlian.
c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard
kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam
Ekuivalen 2 jam pembelajaran.

3.2 Standar Kompetensi Lulusan SMK


B.1. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi Inti
Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi:
KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual
KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial
KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan
KI-4 untuk Kompetensi Inti keterampilan

Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah
Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 21


Tabel 4. Uraian Kompetensi Inti untuk SMK

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS X KELAS XI KELAS XII

1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan


mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama
agama yang dianutnya yang dianutnya yang dianutnya
Menghayati dan Menghayati dan Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung- jujur, disiplin, tanggung- jujur, disiplin, tanggung-
jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, royong, kerjasama, royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, toleran, damai), santun, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktif
dan menunjukan sikap dan menunjukan sikap dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi sebagai bagian dari solusi sebagai bagian dari solusi
atas berbagai atas berbagai atas berbagai
Permasalahan dalam Permasalahan dalam Permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif berinteraksi secara efektif berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dengan lingkungan sosial dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam dan alam serta dalam dan alam serta dalam
menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri
sebagai
2 cerminan bangsa sebagai
2 cerminan bangsa sebagai cerminan bangsa
dalam
. pergaulan dunia. dalam
. pergaulan dunia. dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan Memahami, menerapkan
dan menganalisis Memahami, menerapkan dan menganalisis
pengetahuan faktual, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan konseptual, dan prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan kebangsaan,kenegaraan, kenegaraan, dan
peradaban terkait dan peradaban terkait peradaban terkait
penyebab fenomena penyebab fenomena penyebab fenomena
dan kejadian dalam dan kejadian dalam dan kejadian dalam
bidang kerja yang bidang kerja yang bidang kerja yang
spesifik
3 untuk 3spesifik untuk spesifik untuk
memecahkan
. masalah .memecahkan masalah memecahkan masalah
Mengolah, menalar, dan Mengolah, menalar, dan Mengolah, menalar,
menyaji dalam menyaji dalam menyaji, dan mencipta
ranah konkret dan ranah konkret dan dalam ranah konkret
4ranah abstrak terkait 4ranah abstrak terkait 4 ranah abstrak
dan
.dengan pengembangan .dengan pengembangan .
terkait dengan

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 22


dari yang dipelajarinya dari yang dipelajarinya pengembangan dari
di sekolah secara di sekolah secara yang dipelajarinya di
mandiri, dan mampu mandiri, bertindak sekolah secara mandiri,
melaksanakan tugas secara efektif dan dan mampu
spesifik di bawah kreatif, dan mampu melaksanakan tugas
pengawasan langsung. melaksanakan tugas spesifik di bawah
spesifik di bawah pengawasan langsung.
pengawasan langsung.

2. Kompetensi Dasar

Dalam mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata pelajaran


diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencapaian Kompetensi Inti adalah
melalui pembelajaran kompetensi dasar yang disampaikan melalui mata pelajaran.
Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Sebagai pendukung
pencapaian Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat sesuai
dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu:

1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam


rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI-4.
Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa
capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus
berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui Kompetensi Inti, tiap
mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi
juga memuat kandungan proses
yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang
pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap.
Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena
pengetahuan masih selalu berkembang.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 23


Kompetensi dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2)
bukan untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan,
dan tidak diujikan, tetapi sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan
mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan spritual dan sosial sangat penting yang
terkandung dalam materinya untuk ditanamkan pada diri peserta didik. Dengan kata
lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan
individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung
KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4).

Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran


dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi
keterampilan, dan berakhir pada pembentukan sikap. Dengan demikian, proses
penyusunan maupun pemahamannya (dan cara membacanya) dimulai dari
Kompetensi Dasar kelompok 3. Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3
dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4. Hasil rumusan
Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi
Dasar kelompok 1 dan 2.

Proses berkesinambungan ini adalah untuk memastikan bahwa pengetahuan


berlanjut ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat yang
mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti
a) Pengertian
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti dilaksanakan melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan,
yang pengamalannya dapat dikembangkan dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat
kokurikuler maupun ekstrakurikuler.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan
pada aqidah yang berisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai
kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 24


merupakan manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan
pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia.

b) Rasional
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang
dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam (al-
Qur‟an dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam).

2. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI dan Budi Pekerti merupakan mata
pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan
dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan
kepribadian peserta didik. Maka, semua mata pelajaran yang memiliki tujuan
tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti.

3. Diberikannya mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan untuk terbentuknya
peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang
luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat
dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa
harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh
ilmu dan mata pelajaran tersebut.

4. PAI dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan
peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih
menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman
tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI dan Budi Pekerti tidak hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek
afektif dan psikomotornya.

5. Secara umum mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti didasarkan pada ketentuan-
ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur‟an dan
Hadis Nabi Muhammad saw., juga melalui metode ijtihad (dalil aqli), para ulama
dapat mengembangkannya dengan lebih rinci dan mendetail dalam kajian fiqih
dan hasil-hasil ijtihad lainnya.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 25


6. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah terbentuknya
peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur), yang
merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad saw di dunia. Hal ini tidak
berarti bahwa pendidikan Islam tidak memerhatikan pendidikan jasmani, akal,
ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa
pendidikan Islam memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-
segi lainnya.

c) Tujuan
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta
didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam yang
menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk:

1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dalam diri peserta didik
melalui pengenalan, pemahaman, penghayatan terhadap ayat-ayat Allah yang
tercipta dan tertulis (ayat kauniyyah dan ayat qauliyyah);

2. Membentuk karakter muslim dalam diri peserta didik melalui pengenalan,


pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan aturan-aturan Islam dalam
melakukan relasi yang harmonis dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan
lingkungannya;

3. Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan keyakinan


Islam dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan
warga dunia.

d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan:
1. Hubungan manusia dengan Tuhan;
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan

4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.


Aspek lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 26


1. Al-Quran/Hadis; menekankan pada kemampuan membaca, menulis,
dan menterjemahkan dengan baik dan benar;
2. Keimanan; menekankan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan, serta menghayati dan mengamalkan nilai-
nilai asma‟ul husna sesuai dengan kemampuan peserta didik;

3. Akhlak; menekankan pada pengamalan sikap terpuji dan menghindari


akhlak tercela;

4. Fiqih/Ibadah; menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu‟amalah


yang baik dan benar;

Tarikh dan Kebudayaan Islam; menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran (ibrah)
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp=sharing&ouid=10773
7826368361534556&rtpof=true&sd=true

2) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan
a) Pengertian
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu muatan kurikulum
pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan
Pasal 37 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Penjelasan Pasal 37 “... dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Berdasarkan rumusan
tersebut, telah dikembangkan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) yang diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam
mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mengakomodasikan perkembangan baru
dan perwujudan pendidikan sebagai proses pencerdasan kehidupan bangsa dalam arti

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 27


utuh dan luas, maka substansi dan nama mata pelajaran yang sebelumnya Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dikemas dalam Kurikulum 2013 menjadi mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

b) Rasional
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut dilakukan atas
dasar pertimbangan: (1) Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan
kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari
keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-
pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila.

Perubahan tersebut didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan


pembelajaran PKn menjadi PPKn yang mengemuka dalam lima tahun terakhir, antara
lain: (1) secara substansial, PKn terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan
sehingga muatan nilai dan moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang
proporsional; (2) secara metodologis, ada kecenderungan pembelajaran yang
mengutamakan pengembangan ranah sikap (afektif), ranah pengetahuan (kognitif),
pengembangan ranah keterampilan (psikomotorik) belum dikembangkan secara
optimal dan utuh (koheren).

Selain itu, melalui penyempurnaan PKn menjadi PPKn tersebut terkandung


gagasan dan harapan untuk menjadikan PPKn sebagai salah satu mata pelajaran yang
mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas berbagai krisis yang melanda
Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn sebagai mata pelajaran yang
memiliki misi mengembangkan keadaban Pancasila, diharapkan mampu
membudayakan dan memberdayakan peserta didik agar menjadi warganegara yang
cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan
yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 28


c) Tujuan
Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal 77 J ayat (1) huruf
ditegaskan bahwan Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
Peserta Didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang – Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika,
serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Secara umum tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah mengembangkan potensi peserta
didik dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap kewarganegaraan
termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic
confidence, civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan
kewarganegaraan;
(3) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi
kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).

Secara khusus Tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi


tersebut sehingga peserta didik mampu:

1. menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, dan


pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial;
2. memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan
pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
3. berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan
serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan
komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
4. berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai anggota
masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup
bersama dalam berbagai tatanan sosial Budayaal.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 29


d) Ruang Lingkup
Dengan perubahan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), maka ruang lingkup PPKn
meliputi:
1. Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
2. UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan
konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk Negara
Republik Indonesia
4. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang melandasi dan
mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
PPKn memiliki kedudukan dan fungsi sebagai berikut:

1. PPKn merupakan pendidikan nilai, moral/karakter, dan


kewarganegaraan khas Indonesia yang tidak sama sebangun dengan
civic education di USA, citizenship education di UK, talimatul
muwatanah di negara-negara Timur Tengah, education civicas di
Amerika Latin.
2. PPKn sebagai wahana pendidikan nilai, moral/karakter Pancasila dan
pengembangan kapasitas psikososial kewarganegaraan Indonesia sangat koheren
(runut dan terpadu) dengan komitmen pengembangan watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp=sharing&ouid=10
7737826368361534556&rtpof=true&sd=true

3) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia


a) Pengertian
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran sekolah yang mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk mengomunikasikan nilai-nilai budaya melalui
perilaku dan penggunaan artefak budaya dalam bentuk berbagai jenis teks. Setiap teks

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 30


dihasilkan berdasarkan proses analisis dan evaluasi kritis untuk menyampaikan fungsi
sosial yang bermakna bagi lingkungan sosial-budaya dan alam sekitar atas dasar
prinsip keberagaman, toleransi, empati, serta hubungan dan komunikasi antar-budaya,
baik di tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.

b) Rasional
Bahasa Indonesia perlu dipelajari sebagai sarana komunikasi untuk
mengindonesiakan orang Indonesia. Proses pengindonesiaan orang Indonesia
berlangsung sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 diikrarkan oleh para pendiri
negara kebangsaan Indonesia. Berdasarkan ikrar tersebut, setiap orang yang mengaku
berbangsa Indonesia bertekad menjunjung sebuah bahasa persatuan yang disebut
bahasa Indonesia. Tekad berbahasa Indonesia itu menyiratkan bahwa nilai-nilai
kebangsaan Indonesia, antara lain nilai multikutural dan multilingual, mengkristal dan
melembaga dalam bentuk perilaku berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia.

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi utama orang Indonesia


itu juga mengisyaratkan tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 36) telah
menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Pernyataan konstitusi
yang amat tegas tersebut merupakan amanat bagi setiap warga negara Indonesia agar
berbahasa Indonesia untuk menandai keberadaan wilayah Indonesia. Dengan bahasa
Indonesia yang dikomunikasikan oleh seluruh orang Indonesia, keberadaan negara
Indonesia dapat diidentifikasi perbedaannya dari negara lain. Untuk itu, pelajaran
bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi disajikan di sekolah menengah guna
menguatkan identitas negara dan jati diri bangsa Indonesia.

Di kalangan anak bangsa, kekuatan komunikasi berbahasa Indonesia perlu terus


ditingkatkan. Pada saat sekarang, berdasarkan refleksi hasil PISA 2009, anak
Indonesia hanya mencapai penguasaan pelajaran literasi pada peringkat ke-3. Padahal,
dengan keyakinan semua anak manusia diciptakan sama, anak-anak di negara lain
mampu meraih peringkat penguasaan pelajaran sampai peringkat ke-4, 5, dan 6. Hasil
pendidikan itu sangat mungkin disebabkan oleh lemahnya penguasaan anak dalam hal
alat komunikasi berbahasa sebagai pembawa ilmu pengetahuan. Potret mutu
pendidikan Indonesia itu makin diperjelas dengan adanya hasil survei literasi PIRLS

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 31


dan TIMSS yang menempatkan 95% anak Indonesia hanya sampai peringkat
menengah, yaitu taraf kemampuan menerapkan. Untuk meningkatkan kemampuan
literasi pada anak Indonesia, diperlukan terobosan baru dalam pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah menengah.

Melalui kebijakan Kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia disajikan dalam


program pembelajaran yang sepenuhnya berbasis teks, seperti halnya program dalam
PISA dan PIRLS. Secara teoretis, teks merupakan proses sosial yang berorientasi pada
tujuan sosial tertentu dan dalam konteks situasi tertentu pula. Proses sosial tersebut
akan terjadi jika terdapat sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dalam kerangka
teori itu, bahasa Indonesia muncul dalam berbagai situasi pemakaiannya sebagai teks
yang sangat beragam sehingga jenis teks bahasa Indonesia pun beragam. Keragaman
teks itu menunjukkan perbedaan struktur berpikir, unsur kebahasaan, dan fungsi sosial
yang dilaksanakan.

Dalam praktik di sekolah menengah, pembelajaran teks membantu peserta didik


memperoleh wawasan yang lebih luas untuk berpikir kritis menyelesaikan
permasalahan kehidupan nyata yang tidak terlepas dari kehadiran teks. Selain
memperluas wawasan komunikasi berbahasa Indonesia, pembelajaran teks juga
meningkatkan sikap positif peserta didik terhadap bahasa Indonesia, termasuk sikap
bersyukur atas anugrah Tuhan berupa bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa dan
identitas negara. Dengan wawasan yang makin luas dan sikap yang makin positif itu,
peserta didik dapat berperan aktif sebagai orang Indonesia dalam pelestarian bahasa
kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.

c) Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
(1) Memahami struktur teks, baik dalam genre sastra maupun nonsastra,
serta unsur kebahasaan dan fungsi sosialnya
(2) Membandingkan teks dalam bentuk lisan dan tulisan
(3) Menganalisis teks baik melalui lisan maupun tulisan
(4) Mengevaluasi teks berdasarkan kaidah-kaidah teks, baik melalui lisan
maupun tulisan
(5) Menginterpretasi makna teks, baik secara lisan maupun tulisan

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 32


(6) Memproduksi teks, baik secara lisan mupun tulisan
(7) Menyunting teks sesuai dengan struktur dan kaidah teks, baik secara
lisan maupun tulisan
(8) Mengabstraksi teks, baik secara lisan maupun tulisan
(9) Mengonversi teks ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur
dan kaidah teks, baik secara lisan maupun tulisan
d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi dua aspek berikut.
(1) Membuat teks secara lisan dan tulisan, baik dalam genre sastra (cerita naratif
dan non-naratif) maupun genre nonsastra (teks faktual yang berbentuk laporan
serta prosedural dan teks tanggapan yang bentuk transaksional dan ekspositori)
(2) menggunakan teks secara lisan dan tulisan, baik dalam genre sastra (cerita
naratif dan non-naratif) maupun genre nonsastra (teks faktual yang berbentuk
laporan dan prosedural serta teks tanggapan yang bentuk transaksional dan
ekspositori)
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true

4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika


a) Pengertian
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti
„belajar atau hal yang dipelajari‟, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Unsur utama pekerjaan matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu
konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya.
Sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.
Namun demikian, materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal
yang tak dapat dipisahkan, yaitu: materi matematika dipahami melalui penalaran dan
penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika.

Matematika muncul pada saat dihadapinya masalah-masalah yang melibatkan


kuantitas, struktur, ruang, atau perubahan dan dijumpai di dalam perdagangan,
pengukuran tanah, astronomi, serta masalah dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
pada umumnya maupun masalah-masalah dalam matematika itu sendiri.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 33


Dalam pembelajaran, pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui
pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses
induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Dengan
demikian, cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama
berperan penting dalam matematika. Dari cara kerja matematika tersebut diharapkan
akan terbentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada peserta didik.
b) Rasional
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia
dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika
diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan, diperlukan
penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak dini.

NRC (National Research Council, 1989) dari Amerika Serikat telah menyatakan
pentingnya Matematika dengan pernyataan berikut: “Mathematics is the key to
opportunity.” Matematika adalah kunci kearah peluang-peluang. Bagi seorang siswa
keberhasilan mempelajarinya akan membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para
warga negara, matematika akan menunjang pengambilan keputusan yang tepat. Bagi
suatu negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan
berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan
pembelajaran matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan
kegunaan belajar matematika.

Dalam pembelajaran, pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui


pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses
induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Dengan

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 34


demikian, cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama
berperan penting dalam matematika. Dari cara kerja matematika tersebut diharapkan
akan terbentuk sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada peserta didik.

Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai proses perubahan baik kognitif,


afektif, dan kognitif kearah kedewasaan sesuai dengan kebenaran logika. Kecakapan
atau kemahiran matematika merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus
dimiliki siswa terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Matematika selalu
digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat dan jelas, dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara,
meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan,
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang,
mengembangkan kreaktivitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan budaya.

c) Tujuan
Secara umum, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik dapat:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah;
2. menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah serta untuk
membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada, serta melakukan
penalaran berdasarkan sifat-sifat matematika, menganalisis komponen dan
melakukan manipulasi matematika dalam penyederhanaan masalah

3. mengkomunikasikan gagasan dan penalaran matematika serta mampu menyusun


bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

4. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,


membangun model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkansolusi yang
diperoleh termasuk dalam rangka memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari (dunia nyata);

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 35


5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah;

6. memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan
pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan,
toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif,
menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti,
cermat, dan sebagainya;

Sedangkan, secara khusus, tujuan mata pelajaran peminatan matematika


adalah:

1. Memahami fakta matematika atau fenomena yang berkaitan dengan matematika


berdasarkan pengetahuan faktual, konseptual, atau prosedural yang dimiliki

2. Menerapkan konsep, prinsip, atau kaidah/sistem aksioma dalam


matematika dalam konteks kehidupan

3. Menganalisis dan mengevaluasi gejala, fenomena/fakta, dan/atau data dengan


menggunakan konsep, prinsip, atau kaidah/sistem aksioma matematika

4. Mengevaluasi pemikiran dirinya terhadap gejala, fenomena/fakta, konsep,


prinsip, atau kaidah atau sistem aksioma dalam matematika

5. Menyajikan ide/gagasan, atau hasil analisis dan/atau penyelidikan dalam


matematika

6. Memecahkan masalah dengan menggunakan kaidah-kaidah sesuai dengan


metode ilmiah serta mengolah dan menganalisis beberapa alternatif solusi
masalah sederhana untuk membuat keputusan

7. Merencanakan dan melaksanakan percobaan/pengamatan/ penyelidikan dalam


matematika, serta mencipta ide/gagasan, prosedur, dan/atau produk dalam
matematika

d) Ruang Lingkup Materi


Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan dasar dan menengah
memuat materi aspek-aspek sebagai berikut:

1. geometri dan pengukuran, yang meliputi konsep dan penggunaan: geometri bidang
dan geometri ruang (dalil titik, garis, jarak, sudut, bidang dan hubungannya); irisan
Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 36
kerucut; parabola, hiperbola dan elips; lingkaran; komposisi dan transformasi
geometri; scalar dan vector, dalam pemecahan masalah
2. aljabar, yang meliputi konsep dan penerapan: sistem persamaan dan
pertidaksamaan linear dan kuadrat (dua variabel); pertidaksamaan pecahan,
irasional dan mutlak; polinomial; persamaan kubik; matriks persamaan linear; dan
anuitas dalam pemecahan masalah
3. Trigonometri, yang meliputi konsep dan penggunaan: persamaan dan identitas
trigonometri dalam pemecahan masalah
4. Kalkulus, yang meliputi konsep dan penerapan: fungsi eksponen dan logaritma;
limit dan turunan fungsi trigonometri; limit tak hingga; garis singgung kurva;
integral tentu (luas daerah, volume benda putar, panjang kurva); dan integral
parsial dalam pemecahan masalah
5. Statistika dan Peluang, yang meliputi: variabel acak dan sample acak; uji
hipotesis; dan distribusi binomial dalam pemecahan masalah

Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true

6. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sejarah Indonesia

a) Pengertian
(1) Sejarah adalah ilmu tentang asal usul dan perkembangan masyarakat dan bangsa
yang berkelanjutan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa di masa kini.
(2) Pendidikan Sejarah merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai,
pengetahuan, dan keterampilan kesejarahan dari serangkaian peristiwa yang
dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa.
(3) Sejarah Indonesia merupakan kajian mengenai berbagai peristiwa yang terkait
dengan asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat dan bangsa
Indonesia pada masa lampau untuk menjadi pelajaran dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Sejarah Indonesia dapat juga dimaknai sebagai
kajian tentang kemegahan/keunggulan dan nilai-nilai kejuangan bangsa

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 37


Indonesia untuk ditransformasikan kepada generasi muda sehingga melahirkan
generasi bangsa yang unggul dengan penuh kearifan.
(4) Mata pelajaran Sejarah Indonesia merupakan mata pelajaran kelompok A
(wajib) yang diberikan pada jenjang pendidikan menengah ( SMA/ MA dan
SMK/MAK ). Mata pelajaran Sejarah Indonesia memiliki arti strategis dalam
pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam
pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air.
b) Rasional
Mata pelajaran Sejarah Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan pendidikan sejarah. Mata pelajaran Sejarah Indonesia merupakan mata
pelajaran wajib di jenjang pendidikan menengah (SMA/MA,

SMK/MAK). Sejarah memiliki makna dan posisi yang strategis, mengingat:

(1) Manusia hidup masa kini sebagai kelanjutan dari masa lampau sehingga
perlajaran sejarah memberikan dasar pengetahuan untuk memahami kehidupan
masa kini, dan membangun kehidupan masa depan;
(2) Sejarah mengandung peristiwa kehidupan manusia di masa lampau untuk
dijadikan guru kehidupan: Historia Magistra Vitae ;
(3) Pelajaran Sejarah adalah untuk membangun memori kolektif sebagai bangsa
untuk mengenal bangsanya dan membangun rasa persatuan dan kesatuan;
(4) Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa
yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi).

Mata pelajaran Sejarah Indonesia dikembangkan atas dasar :


(1) Semua wilayah/daerah memiliki kontribusi terhadap perjalanan Sejarah
Indonesia hampir pada seluruh periode sejarah;
(2) Memandang masa lampau sebagai sumber inspirasi, motivasi, dan
kekuatan untuk membangun semangat kebangsaan dan persatuan;
(3) Setiap periode Sejarah Indonesia memiliki peristiwa dan atau tokoh di
tingkat nasional dan daerah serta keduanya memiliki kedudukan yang
sama penting dalam perjalanan Sejarah Indonesia;

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 38


(4) Memiliki tugas untuk memperkenalkan peristiwa sejarah yang penting
dan terjadi di seluruh wilayah NKRI dan seluruh periode sejarah
kepada generasi muda bangsa;
(5) Pengembangan cara berpikir sejarah (historical thinking), konsep
waktu, ruang, perubahan, dan keberlanjutan menjadi keterampilan
dasar dalam mempelajari Sejarah Indonesia.
c) Tujuan
Mata pelajaran Sejarah Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
(1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep waktu
dan tempat/ruang dalam rangka memahami perubahan dan
keberlanjutan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di
Indonesia;
(2) Mengembangkan kemampuan berpikir historis (historical thinking)
yang menjadi dasar untuk kemampuan berpikir logis, kreatif, inspiratif,
dan inovatif;
(3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau;
(4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap diri sendiri,
masyarakat, dan proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah
yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang
akan datang;
(5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air,
melahirkan empati dan perilaku toleran yang dapat diimplementasikan
dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat dan bangsa;
(6) Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang
mencerminkan karakter diri, masyarakat dan bangsa; dan
(7) Menanamkan sikap berorientasi kepada masa kini dan masa depan.
d) Ruang Lingkup
Mata pelajaran Sejarah Indonesia membahas materi yang meliputi zaman :
(1) Praaksara;

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 39


(2) Hindu-Buddha;
(3) Kerajaan-kerajaan Islam;
(4) Penjajahan bangsa Barat;
(5) Pergerakan Nasional;
(6) Perjuangan mempertahankan kemerdekaan;
(7) Demokrasi Liberal;
(8) Demokrasi Terpimpin;
(9) Orde Baru; dan
(10) Reformasi.

e) Prinsip-Prinsip Asesmen:
Prinsip-prinsip asesmen dalam mata pelajaran Sejarah pada SMA/MA,
SMK/MAK, antara lain:
(1) Menentukan aspek dari hasil belajar Sejarah yang sudah dan belum
dikuasai
peserta didik sesudah suatu proses pembelajaran;
(2) Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang
kurang atau belum dikuasai;
(3) Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik
yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan,
nilai, dan sikap.
(4) Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran
berikutnya.
(5) Aspek-aspek yang dinilai/dievaluasi mencakup:

 pengetahuan dan pemahaman tentang peristiwa sejarah;



 kemampuan mengkomunikasikan pemahaman mengenai peristiwa
sejarah dalam bahasa lisan dan tulisan;

 kemampuan menarik pelajaran/nilai dari suatu peristiwa sejarah;

 kemampuan menerapkan pelajaran/nilai yang dipelajari dari
peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari;

 kemampuan melakukan kritik terhadap sumber dan
mengumpulkan informasi dari sumber;

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 40


 kemampuan berfikir historis dalam mengkaji berbagai peristiwa
sejarah dan peristiwa politik, sosial, budaya, ekonomi yang timbul
dalam kehidupan keseharian masyarakat dan bangsa;memiliki
semangat kebangsaan dan menerapkannya dalam kehidupan
kebangsaan.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true

6) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris


a) Pengertian
Menurut Depdiknas dalam Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006: Bahasa Inggris
merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah
memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa tersebut.
Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan
berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau
tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk
menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat.

b) Rasional
Proses pembelajaran bahasa Inggris yang paling lazim dilakukan di sekolah saat
ini memiliki ciri-ciri berikut ini: materi ajar didasarkan pada buku teks, tindakan
belajar sebagian besar tertulis, langkah pembalajaran diawali dengan penjelasan guru
tentang satu atau dua contoh teks tentang isi dan unsur kebahasaan yang ada,
kemudian Peserta didik mengerjakan soal-soal tertulis di dalam buku teks, dan
akhirnya menghasilkan teks secara mandiri sesuai dengan contoh yang ada di buku
teks dan penjelasan guru. Jika bahan dari buku teks dianggap kurang, ada sebagian
guru yang menambahkan contoh yang diambil buku teks lain atau sumber lain. Namun
guru pada umumnya beranggapan bahwa bahan atau teks dari sumber otentik biasanya
terlalu sulit bagi Peserta didik, sehingga tidak banyak digunakan. Akibatnya, Peserta
didik tidak terbiasa dengan teks-teks yang justru akan mereka temui di dunia nyata di
luar kelas, apalagi menggunakan dan melakukannya. Dengan kata lain, ketika

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 41


meninggalkan bangku sekolah, Peserta didik belum mampu berbahasa Inggris dalam
arti yang sesungguhnya.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa proses belajar bahasa Inggris di


sekolah telah terbukti menghasilkan sedikit lulusan sekolah menengah yang memiliki
kemampuan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis dalam bahasa Inggris untuk
tujuan nyata. Padahal mereka telah belajar bahasa Inggris sedikitnya selama enam
tahun di sekolah. Nilai tinggi dalam ulangan, tes dan ujian ternyata tidak menjamin
bahwa Peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris dalam
arti yang sebenarnya. Oleh karena itu, kita harus berani mengatakan bahwa pasti ada
yang salah dengan tradisi pembelajaran selama ini, dan tidak ragu-ragu mencoba
melakukan pendekatan lain, bahkan meskipun pendekatan tersebut belum pernah sama
sekali dilakukan sebelumnya di sekolah. Kita harus mau mengubah mind set kita
untuk lebih akomodatif terhadap pemikiran yang inovatif dan lebih bermanfaat bagi
peningkatan kualitas proses dan hasil belajar Peserta didik.
c) Tujuan
Meskipun nama mata pelajaran ini adalah „Bahasa Inggris‟, dalam mata
pelajaran ini Peserta didik tidak belajar tentang „bahasa‟ Inggris, tetapi belajar
melakukan berbagai hal yang berguna bagi hidupnya dengan menggunakan bahasa
Inggris. Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah menengah adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif dalam
wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional, dengan menggunakan berbagai
teks berbahasa Inggris lisan dan tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur
kebahasaan yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan
prosedural, serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks
kehidupan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Untuk itu semua aspek pembelajaran (tujuan, materi, proses belajar mengajar,
media, sumber, dan penilaian) diupayakan untuk mendekati penggunaan bahasa Inggris di
dunia nyata di luar kelas. Dalam konteks tersebut, unsur kebahasaan (tata bahasa dan kosa
kata, termasuk pengucapan dan penulisannya) lebih tepat dilihat sebagai alat, bukan
sebagai tujuan: alat untuk melaksanakan tindakan berbahasa secara benar, strategis, sesuai
tujuan dan konteksnya. Langsung „melakukan‟ tindakan yang ingin dikuasi adalah cara
yang lebih alami. Belajar berterimakasih dengan cara membiasakan diri berterimakasih,

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 42


belajar bertanya dengan cara bertanya, belajar memuji dengan cara memuji, belajar
membaca koran dengan cara membaca koran, belajar membacakan cerita dengan cara
membacakan cerita, belajar menyunting surat dengan cara menyunting surat, dst.
“Learning by doing”, dan terpusat pada Peserta didik.

Kesempatan seperti ini tentunya tidak mungkin muncul jika pola pembelajaran
masih dilaksanakan sebagaimana lazimnya saat ini: terpusat pada guru, berbasis buku
teks, dan didominasi bahasa tulis. Proses pembelajaran perlu memberikan kesempatan
bagi Peserta didik untuk melakukan proses belajar yang lebih alami. Proses belajar di
luar sekolah biasanya dimulai dengan cara melihat, mendengar, dan mengamati orang
lain melakukan tindakan yang ingin dikuasai. Pada saat mengamati akan timbul
keinginan untuk bertanya dan mempertanyakan hal-hal yang baru, yang asing, atau
berbeda dengan diketahui selama ini. Setelah itu akan timbul keinginan untuk
mencoba atau berpengalaman sendiri melakukan tindakan atau perilaku yang dituju.
Dalam upaya untuk menyempurnakan penguasaannya, akan dirasakan perlunya
meningkatkan penalarannya tentang yang dipelajari dengan mengasosiasikan dengan
sumber dan konteks lain. Langkah terakhir adalah melakukan tindakan yang sudah
dikuasai dalam konteks pergaulan di dunia nyata.

d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris ditetapkan berdasarkan aspek-
aspek komunikatif berikut ini

1. Kompetensi komunikatif untuk melaksanakan fungsi sosial yang bermanfaat


bagi hidupnya saat ini sebagai Peserta didik, sebagai anggota keluarga dan
anggota masyarakat, dengan menggunakan teks yang urut dan runtut serta unsur
kebahasaan yang sesuai dengan konteks dan tujuan yang hendak dicapai.
2. Konteks komunikasi mencakup hubungan fungsional dengan guru, teman, dan
orang lain di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, tentang berbagai topik
yang terkait dengan kehidupan remaja dan semua mata pelajaran dalam kurikulum
sekolah menengah, secara lisan dan tulis, dengan maupun tanpa menggunakan
media elektronik.
3. Kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal bertujuan menjalin dan
menjaga hubungan interpersonal dengan guru, teman, dan orang lain di dalam dan
di luar sekolah.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 43


4. Kompetensi komunikatif dalam wacana transaksional bertujuan untuk saling
memberi dan meminta informasi, barang dan jasa, misalnya bertanya, memberi
tahu, menyuruh, menawarkan, meminta, dsb.
5. Kompetensi komunikatif dalam wacana fungsional bertujuan mengembangkan
potensi sosial dan akademik Peserta didik dengan menggunakan jenis teks
descriptive, recount, narrative, procedure, dan factual report untuk jenjang
SMP/MTs, descriptive,recount, narrative, factual report, analytical exposition,
procedure, news item, dan procedure untuk jenjang SMA/MA dan SMK/Wajib,
dan descriptive, recount, narrative, procedure,factual report, analytical
exposition, hortatory exposition, news item, spoof, discussion, explanation, dan
review untuk jenjang SMA/MA Peminatan.
6. Nilai-nilai sosiokultural, sebagai wahana untuk penanaman nilai karakter bangsa
7. Tindakan dan strategi komunikatif, sebagai wahana untuk menguasai
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menonton, secara
strategis sesuai konteks dan tujuan yang hendak dicapai.
Unsur kebahasaan, sebagai wahana untuk menggunakan bahasa Inggris secara
akurat dan berterima, yang mencakup penanda wacana, kosa kata, tata bahasa,
ucapan, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca, dan kerapian tulisan tangan.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true

7) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Seni Budaya


a) Pengertian

Kata seni atau kegiatan berseni merupakan " kegiatan yang dilakukan dengan
hati". Mata pelajaran seni budaya dibagi menjadi empat bagian yakni, seni rupa, seni
musik, seni tari dan seni teater.

b) Rasional

Mata pelajaran Seni Budaya merupakan aktivitas belajar yang menampilkan


karya seni estetis, artistik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku, dan
produk seni budaya bangsa. Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memahami seni dalam konteks ilmu pengetahuan,

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 44


teknologi, dan seni serta berperan dalam perkembangan sejarah peradaban dan
kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.
Pembelajaran seni di tingkat pendidikan dasar dan menengah bertujuan
mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam
domain konsepsi, apresiasi, kreasi,
penyajian, maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk pengembangan
kepribadian peserta didik secara positif. Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak
semata-mata dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi pelaku seni atau
seniman namun lebih menitik beratkan pada sikap dan perilaku kreatif, etis dan estetis

Pendidikan Seni Budaya secara konseptual bersifat (1) multilingual, yakni


pengembangan kemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif dengan
berbagai cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi,
bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya.
Kemampuan mengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang konsep seni, teori
ekspresi seni, proses kreasi seni, teknik artisitik, dan nilai kreativitas. Pendidikan seni
bersifat (2) multidimensional, yakni pengembangan beragam kompetensi peserta didik
tentang konsep seni, termasuk pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi,
dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, dan etika.
Pendidikan seni bersifat (3) multikultural, yakni menumbuh kembangkan kesadaran
dan kemampuan peserta didik mengapresiasi beragam budaya nusantara dan
mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang
memungkinkan peserta didik hidup secara beradab dan toleran terhadap perbedaan
nilai dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap ini diperlukan untuk
membentuk kesadaran peserta didik akan beragamnya nilai budaya yang hidup di
tengah masyarakat. Pendidikan seni berperan mengembangkan (4) multikecerdasan,
yakni peran seni membentuk pribadi yang harmonis sesuai dengan perkembangan
psikologis peserta didik, termasuk kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-
spasial, verbal-linguistik, musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, dan lain
sebagainya.

c) Tujuan
Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan
rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta
pendidik secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan
Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 45
serangkaian proses aktivitas berkesenian pada peserta didik. Mata pelajaran Seni
Budaya memiliki tujuan khusus, yaitu;

1. Menumbuhkembangkan sikap toleransi,


2. Menciptakan demokrasi yang beradab,
3. Menumbuhkan hidup rukun dalam masyarakat majemuk,
4. Mengembangkan kepekaan rasa dan keterampilan
5. Menerapkan teknologi dalam berkreasi
6. Menumbuhkan rasa cinta budaya dan menghargai warisan
budaya Indonesia
7. Membuat pergelaran dan pameran karya seni.
d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya memiliki 4 aspek seni, yaitu:
(1) Seni Rupa
Apresiasi seni rupa, Estetika seni rupa, Pengetahuan bahan dan alat seni rupa,
Teknik penciptaan seni rupa, Pameran seni rupa, Evaluasi seni rupa, Portofolio
seni rupa. Pada Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) seni rupa
berisi kegiatan mengkreasi karya seni rupa dua dan tiga dimensi.
(2) Seni Musik
Apresiasi seni musik, Estetika seni musik, Pengetahuan bahan dan alat seni
musik, Teknik penciptaan seni musik, Pertunjukan seni musik, Evaluasi seni
musik, Portofolio seni musik. Pada Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(SMA/MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK) musik menampilkan pergelaran karya musik.
(3) Seni Tari
Apresiasi seni tari, Estetika seni tari, Pengetahuan bahan dan alat seni tari, Teknik
penciptaan seni tari, Pertunjukkan seni tari, Evaluasi seni tari, Portofolio seni tari..
Pada Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dan Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) seni tari
melakukan dan mengkreasikan karya tari.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 46


(4) Seni Teater
Apresiasi seni teater, Estetika seni teater, Pengetahuan bahan dan alat seni teater,
Teknik penciptaan seni teater, Pertunjukkan seni teater, Evaluasi seni teater,
Portofolio seni teater. Pasa Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) teater
menampilkan pementasan karya teater.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true

8) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
a) Pengertian
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada penjelasan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 UU dituliskan, bahwa bahan kajian pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan dimaksudkan untuk membentuk karakter peserta
didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan ditekankan untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan
nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Selain tujuan utama tersebut
dimungkinkan adanya tujuan pengiring, tetapi porsinya tidak dominan.

Sesuai dengan penjelasan tersebut William H Freeman (2007: 27-28)


menyatakan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktivitas jasmani untuk
menghasilkan peningkatan secara menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan
emosional peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik
sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak lagi menganggap individu sebagai pemilik jiwa
dan raga yang terpisah, sehingga diantaranya dianggap dapat saling mempengaruhi.
Pendidikan jasmani merupakan bidang kajian yang luas yang sangat menarik dengan
titik berat pada peningkatan pergerakan manusia (human movement). Pendidikan
jasmani menggunakan aktivitas jasmani sebagai wahana untuk mengembangkan setiap

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 47


individu secara menyeluruh, mengembangkan pikiran, tubuh, dan jiwa menjadi satu
kesatuan, hingga secara konotatif dapat disampaikan bahwa “suara pikiran adalah
suara tubuh.”

Sementara itu, pendidikan jasmani oleh Marilyn M. Buck dan kawan-kawan


(2007:15), diterjemahkan sebagai kajian, praktek, dan apresiasi atas seni dan ilmu
gerak manusia (human movement). Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Gerak merupakan sifat alamiah dan merupakan ciri
dasar eksistensi manusia sebagai mahluk hidup. Pendidikan jasmani bukan merupakan
bidang kajian yang tertutup. Perubahan yang terjadi di masyarakat, perubahan
teknologi, pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan secara umum membawa dampak
bagi kualitas program pendidikan jasmani.

Pendek kata pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan diberikan di sekolah


untuk menciptakan “insan pendidikan jasmani (physical education person)”. National
Standards for Physical Education (NASPE) sebagaimana yang dikutip oleh Michel W.
Metzler (2005:14) menggambarkan sosok “insan pendidikan jasmani” ini dengan
syarat dapat memenuhi standar: 1). Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan
motorik dan pola gerak yang diperlukan untuk menampilkan berbagai aktivitas fisik,
2). Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak, prinsip-prinsip, strategi, dan
taktik sebagaimana yang mereka terapkan dalam pembelajaran dan kinerja berbagai
aktivitas fisik, 3). Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik, 4). Mencapai dan
memelihara peningkatan kesehatan dan derajat kebugaran, 5). Menunjukkan tanggung
jawab personal dan sosial berupa respek terhadap diri sendiri dan orang lain dalam
suasana aktivitas fisik, dan 6). Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan,
kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan atau interaksi sosial.

Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut, maka dapat disipulkan
bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 48


b) Rasional
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada hakikatnya adalah
proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental,
serta
emosional. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan memperlakukan anak sebagai
sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai
seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik
perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan
wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran
dan jiwanya.

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu


pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini
telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni,
psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk
menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk


mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-
sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan bukanlah sebuah batang tubuh


pengetahuan atau teori, tetapi merupakan wahana layanan jasa dalam konteks agogik
(pedagogi dan andragogi). Dari aspek biologis-fisiologis, begitu sempurna seluruh sistem
yang diberkahi oleh Allah SWT yang berbasis pada sistem homeostasis (sistem
keseimbangan berkelanjutan) dengan dukungan sistem saraf para simpatetik dan saraf
simpatetik serta jumlah sel saraf yang canggih (sekitar 10 milyar neuron), sistem daur

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 49


ulang peredaran darah yang luar biasa kecermatannya (siklusnya 1.440 kali selama
sehari), dan kelengkapan sistem lainnya, seperti penapasan dengan kapasisitas raksasa
(pengisiaan dan pengosongan sebanyak 150.000 perhari) yang dilaksanakan oleh
organ yang dikemas dalam ukuran mini (sekitar 300 juta alveoli atau kantong hawa
“dilipat”rapi sebagai paru dengan berat total hanya 1,1 kg). Namun yang menarik,
anugrah itu sia-sia bila tidak dibina, karena terdapat hukum paradoks dalam fungsi
faal tubuh: semakin tidak digunakan atau digerakkan, semakin mengalami degradasi
fungsinya. Karena itu aktivitas jasmani merupakan keharusan bagi kelangsungan
fungsi organ tubuh, yang berarti pendidikan jasmani merupakan satu bagian dari
rangsangan fisik yang diberikan secara terpilih dan sistematik.

Melalui pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan akan tercapai makna


pendidikan dari aspek sosiologis dan psikologis. Hasil riset tentang perkembagnan
anak yang dilaksanakan oleh Piaget sangat membantu untuk memperoleh kejelasan
tentang hakikat dan dampak dari bermain bagi anak-anak, yang ternyata sangat
diperlukan untuk perkembangan kognitifnya. Kini kiat banyak penelitian yang
mengungkapkan efek dari stimulus lingkungan terhadap kuatnya “pesambungan”
sinaps atau simpul-simpul saraf. Sejak lama, para ahli di Uni Sovyet, seperti fisiolog
Michelufer meneliti persoalan tersebut dan sampai pada kesimpulan bahwa
manifestasi akhir dari semua sistem saraf tingkat tinggi adalah gerak otot. Dengan kata
lain, materi dasar dari inteligensia adalah sistem saraf, dan bagian yang paling maju
adalah otak, yang begitu erat kaitannya dengan gerakan otot, termasuk otot halus dan
myocadium.

Dari sisi keniscayaan sosial, betapa penting aktivitas jasmani dan/atau


permainan bagi anak untuk menumbuhkan keterampilan sosial yang menjadi dasar
bagi sifat-sifat yang melekat dalam wataknya. Selain itu, self-concept yang menjadi
landasan kepribadian anak, berkembang melalui aktibivitas jasmani, dan justru
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang terbimbing dengan baik merupakan
rangsangan yang positif bagi pembentukan konsep diri yang positif.

Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada
pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai
aktivitas fisik adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 50


dan dirinya sendiri yang berkembang secara alami berkembang searah dengan
kemajuan zaman. Melalui pendidikan jasmani anak didik akan memperoleh berbagai
ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil dan memiliki kebugaran jasmani dan
kebiasaan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak
manusia.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan membantu peserta didik


mengembangkan pemahaman tentang apa yang mereka perlukan untuk membuat
komitmen seumur hidup tentang arti penting hidup sehat, aktif dan mengembangkan
kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif. Sehingga
berdampak pada meningkatkan produktivitas dan kesiapan untuk belajar,
meningkatkan semangat, mengurangi ketidakhadiran, mengurangi biaya perawatan
kesehatan, penurunan kelakuan anti-sosial seperti bullying dan kekerasan,
mempromosikan hubungan yang aman dan sehat, dan meningkatkan kepuasan pribadi.

Penelitian telah menunjukkan keterkaitan tersebut antara peningkatan tingkat


aktivitas fisik dan prestasi akademik yang lebih baik, lebih baik konsentrasi, lebih baik
perilaku kelas dan lebih terfokus belajar. Manfaat lain termasuk perbaikan dalam
kesejahteraan psikologis, kemampuan fisik, konsep-diri, dan kemampuan untuk
mengatasi stres.

Harapannya kurikulum pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan ini juga


memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan kesejahteraan emosional. Di bidang kesehatan peserta didik akan belajar
keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam hidup aktif dan warga yang
bertanggung jawab secara sosial.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah


memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan
bugar sepanjang hayat. Sehingga membantu peserta didik mengembangkan
pemahaman tentang apa yang

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 51


mereka perlukan untuk membuat komitmen seumur hidup sehat, aktif dan
mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan
produktif.

Di sisi lain kurikulum pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan


mempromosikan nilai-nilai pendidikan yang penting dan tujuan yang mendukung
pengembangan karakter. Ini termasuk berusaha untuk mencapai salah satu pribadi
terbaik, keadilan dan fair play, menghormati keragaman, kepekaan dan rasa hormat
terhadap kebutuhan individu maupun kebutuhan kelompok, dan kesehatan yang baik
serta kesejahteraan.

c) Tujuan
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah
sebagai berikut:

1. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai


pertubuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.

2. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan


pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan
benar serta pola hidup sehat.

3. Mengembangkan keterampilan gerak dasar, motorik, keterampilan, konsep/


pengetahuan, prinsip, strategi dan taktik permainan dan olahraga serta konsep gerakan.

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai percaya
diri, sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, pegendalian diri,
kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivisas fisik.

5. Meletakkan dasar kompetitif diri (self competitive) yang sportif, percaya diri, disiplin,
dan jujur.

6. Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif

7. Mengembangkan muatan lokal yang berkembang di masyarakat

8. Menciptakan suasana yang rekretif, berisi tantangan, ekspresi diri

9. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk aktif dan sehat

sepanjang hayat, dan meningkatkan kebugaran pribadi.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 52


d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan jenjang SMA/MA adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas Permainan dan Olahraga termasuk tradisional, misalnya; sepakbola, bola


voli, bola basket, kasti, bulutangkis, tenis meja, softball jalan cepat, larijarak pendek,
lompat jauh, tolak peluru, pencak silat, sepak takraw, bola tangan, dan olahraga
tradisional lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk kecenderungan alami anak
untuk bermain melalui kegiatan bermain informal dan meningkatkan pengembangan
keterampilan dasar, kesempatan untuk interaksi sosial. Menerapkannya dalam
kegiatan informal dalam kompetisi dengan orang. Juga untuk mengembangkan
keterampilan dan memahami dari konsep-konsep kerja sama tim, serangan, pertahanan
dan penggunaan ruang dalam bentuk eksperimen/eksplorasi untuk mengembangkan
keterampilan dan pemahaman.

2. Aktivitas Kebugaran, meliputi pengembangan komponen kebugaran berkaitan dengan


kesehatan, terdiri dari latihan; kekuatan, kelincahan, kecepatan, daya tahan (aerobik
dan anaerobik), dan tes kebugaran jasmani.

3. Aktivitas Senam dan Gerak Ritmik, meliputi senam lantai, senam alat, senam
ritmik/irama, presiasi terhadap kualitas estetika dan artistik dari gerakan, tarian kreatif
dan rakyat.

4. Aktivitas Air, memuat kompetensi dan kepercayaan diri saat peserta didik berada di
dekat, di bawah dan di atas air. Memberikan kesempatan unik untuk pengajaran
gaya-gaya renang (dada, bebas, punggung, dan kupu-kupu) dan juga penyediaan
peluang untuk kesenangan bermain di air dan aspek lain dari olahraga air termasuk
mengapung, loncat indah dan pertolongan dalam olahraga air.

5. Kesehatan, meliputi, P3K pola hidup sehat, seks bebas dan narkoba, gizi dan makanan
sehat, manfaat aktifitas fisik, denyut jantung, pencegahan penyakit, pengurangan biaya
perawatan pribadi dan kesehatan lingkungan.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 53


KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen


Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga (C2)
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 54


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
faktual, konseptual, operasional dasar, kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan
dan metakognitif sesuai dengan bidang masalah sesuai dengan bidang Perbankan dan
dan lingkup kerja Perbankan dan Keuangan Mikro. Menampilkan kinerja di
Keuangan Mikro pada tingkat teknis, bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
spesifik, detil, dan kompleks, yang terukur sesuai dengan standar
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, kompetensi kerja.
teknologi, seni, budaya, dan humaniora Menunjukkan keterampilan menalar,
dalam konteks pengembangan potensi mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
diri sebagai bagian dari keluarga, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
nasional, regional, dan internasional. terkait dengan pengembangan dari yang
KOMPETENSI INTI 3 dipelajarinya di sekolah, INTI
KOMPETENSI serta mampu
4
(PENGETAHUAN) melaksanakan tugas spesifik di bawah
(KETERAMPILAN)
pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 55


KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen Program


Keahlian : Akuntansi dan Keuangan
Kompetensi Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga (C3)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 56


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan


dan mengevaluasi tentang menggunakan alat, informasi, dan prosedur
pengetahuan faktual, konseptual, kerja yang lazim dilakukan serta
operasional dasar, dan metakognitif memecahkan masalah sesuai dengan
sesuai dengan bidang dan lingkup bidang Akuntansi dan Keuangan Lembaga.
kerja Akuntansi dan Keuangan Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
Lembaga pada tingkat teknis, spesifik, dengan mutu dan kuantitas yang terukur
detil, dan kompleks, berkenaan dengan sesuai dengan standar kompetensi kerja.
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, Menunjukkan keterampilan menalar,
budaya, dan humaniora dalam konteks mengolah, dan menyaji secara efektif,
pengembangan potensi diri sebagai kreatif, produktif, kritis, mandiri,
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kolaboratif, komunikatif, dan solutif
kerja, warga masyarakat nasional, dalam ranah abstrak terkait dengan
regional, dan internasional. pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah, serta

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

mampu melaksanakan tugas spesifik


di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true

Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 57


3.3 Profil Kelulusan
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama.
Antara lain : Pertama, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) diturunkan dari kebutuhan. Kedua,
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas
mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.
Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.
Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan, yang akan menjadi
acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan Permendikbud RI Nomor
54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah elemen-
elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati


Proses
+ Mengamalkan

beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung


Individu jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya
SIKAP
diri, motivasi internal

Sosial toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah

pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta


Alam
perdamaian

Mengetahui + Memahami + Menerapkan +


Proses
Menganalisis + Mengevaluasi
PENGETAHUAN
Objek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya

Subyek manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia

58
DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah +


Proses
Menyaji + Menalar + Mencipta

membaca, menulis, menghitung, menggambar,


KETERAMPILAN Abstrak
mengarang

menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,


Konkret
membuat, mencipta

Cakupan Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini :

DOMAIN SD SMP SMA-SMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan

pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung


SIKAP
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya

Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis +


Mengevaluasi
PENGETAHUAN
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +


Mencipta
KETERAMPILAN
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret

a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan
secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.

59
b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Pencapaian pribadi
tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi.

c. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan


Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses:
mengamati; menanya; mencoba dan mengolah; menalar; mencipta; menyajikan dan
mengkomunikasikan
Perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap
tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a. perkembangan psikologis anak,
b. lingkup dan kedalaman materi,
c. kesinambungan, dan
d. fungsi satuan pendidikan.
Deskripsi KKNI Level 2 atau 3

Penyusunan KTSP SMK/MAK mencakup pengembangan program pembelajaran program


pendidikan 3 (tiga) tahun dan 4 (empat) tahun sesuai spektrum pendidikan menengah kejuruan.

Penyusunan KTSP SMK/MAK memperhatikan jenjang KKNI minimal kualifikasi 2 untuk


kompetensi keahlian 3 tahun dan minimal kualifikasi 3 untuk kompetensi keahlian 4 tahun.

Deskripsi Jenjang Kualifikasi 2 KKNI:


1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di
bawah pengawasan langsung atasannya;
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik,
sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul;
3. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing
orang lain.

Deskripsi Jenjang Kualifikasi 3 KKNI:


1. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi dan
menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan

60
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri
dengan pengawasan tidak langsung;

2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang
terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai
masalah yang lazim dengan metode yang sesuai;
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dengan baik dalam lingkup kerjanya;

4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja
orang lain.
Deskripsi kompetensi PMK 3 tahun PMK 4 tahun berdasar KI
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan SKL PMK dimulai
dengan menentukan profil lulusan PMK, sebagai berikut.

1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;


2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan;

3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan;

4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja pada
pihak lain atau berwirausaha, dan

5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar


global.

61
Berdasarkan profil lulusan PMK tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 tahun dan
SMK/MAK program pendidikan 4 tahun memiliki kompetensi pada dimensi sikap
sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.

Tabel 1. SKL PMK Dimensi Sikap


Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan
Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

Berperilaku yang mencerminkan sikap: Berperilaku yang mencerminkan sikap:

1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME; YME;

2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar 2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar
sejati sepanjang hayat; sejati sepanjang hayat;

3. bangga dan cinta tanah air, bangga pada 3. bangga dan cinta tanah air, bangga pada
profesinya, dan berbudaya nasional; profesinya, dan berbudaya nasional;

4. memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan 4. memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan
lingkungan; lingkungan;

5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, 5. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja,


bekerja sama, berkomunikasi, dan bekerja sama, berkomunikasi, dan
bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri
dan dapat diberi tanggung jawab dan dapat diberi tanggung jawab atas
membimbing orang lainsesuai bidang dan kuantitas dan kualitas hasil kerja orang lain
lingkup kerja dalam konteks diri sendiri, sesuai bidang dan lingkup kerja dalam
keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
negara, dan industri lingkup lokal, masyarakat, bangsa, negara, dan industri
nasional, regional, dan internasional. lingkup lokal, nasional, regional, dan
internasional.

62
Tabel 2. SKL PMK Dimensi Pengetahuan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan


Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun

Berfikir secara faktual, konseptual, Berfikir secara faktual, konseptual,


operasional dasar, prinsip, dan metakognitif operasional lanjut, prinsip, dan metakognitif
sesuai denganbidang dan lingkup kerjapada secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik,
berkenaan dengan: detil, dan kompleks, berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan, 1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi, 2. teknologi,
3. seni, 3. seni,
4. budaya, dan 4. budaya, dan
5. humaniora 5. humaniora
dalamkonteks pengembangan potensi diri dalamkonteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat lokal, nasional, kerja, warga masyarakat lokal, nasional,
regional, dan internasional. regional, dan internasional.
Tabel 3. SKL PMK Dimensi Keterampilan

Kompetensi Lulusan Kompetensi Lulusan


Program Pendidikan 3 Tahun Program Pendidikan 4 Tahun
Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan
komunikatif dalam: komunikatif dalam:
1. melaksanakan tugas dengan 1. melaksanakan tugas dengan
menggunakan alat, informasi, dan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah sederhana sesuai menyelesaikan masalah kompleks sesuai
dengan bidang kerja, dan dengan bidang kerja, dan
2. menampilkan kinerja mandiri dengan 2. menampilkan kinerja mandiri dengan
pengawasan langsung atasan berdasarkan pengawasan tidak langsung atasan
kuantitas dan kualitas terukur sesuai berdasarkan kuantitas dan kualitas terukur
standar kompetensi kerja, dan dapat sesuai standar kompetensi kerja, serta
diberi tugas membimbing orang lain. bertanggung jawab atas hasil kerja orang
lain.

63
3.4 Beban Belajar SMK
Pengaturan beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka (penyampaian materi,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur), praktik sekolah (PS), dan praktik
kerja lapangan (PKL) untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya
dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran sesuai tingkat perkembangan peserta didik yaitu dengan sistem :
1) Tatap Muka (TM) : kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi langsung antara
pendidik dengan peserta didik dalam penyampaian materi dengan berbagai macam metode.
Dalam kegiatan tatap muka diberikan Penugasan Terstruktur (PT) yaitu kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk
mencapai kompetensi dengan alokasi waktu 40% dari total jam pelajaran per minggu.
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak terjadi
interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Juga Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur (KMTT) yaitu kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk
peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh peserta didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara
pendidik dengan peserta didik.
2) Praktik Sekolah (PS) : adalah kegiatan pembelajaran untuk menerapkan materi teori yang
telah disampaikan dengan maksud agar para peserta didik lebih mendalami materi dan
terampil sesuai dengan kompetensi keahlian yang harus dikuasai.
3) Praktik Kerja Lapangan (PKL) : adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan bekerja
sama dengan Dunia Usaha / Dunia Industri untuk lebih mengenalkan para peserta didik
dengan lingkungan kerja yang nantinya akan dihadapi setelah lulus.
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk tatap muka, praktik sekolah dan praktik kerja lapangan
menggunakan alokasi waktu untuk masing-masing mata pelajaran dalam satu tahun pelajaran
dengan perbandingan 1 : 2 : 4. Pengertiannya adalah satu jam tatap muka sama dengan dua jam
praktik sekolah dan sama dengan empat jam praktik kerja lapangan. Semua pengaturan beban
belajar tertuang dalam silabus setiap mata pelajaran / standar kompetensi.
Untuk kelas X, XI dan XII menggunakan Kurikulum 2013, alokasi waktu dalam satu tahun
adalah 2200 jam pelajaran yang terbagi dalam muatan nasional, muatan kewilayahan, dan
muatan peminatan kejuruan. Jumlah jam pembelajaran perminggunya adalah 46 jam pelajaran

64
yang kemudian ditambah dengan muatan lokal berupa Bahasa Jawa, Mulok Kepesantrenan
menjadi 50 jam pelajaran perminggu.
Jumlah minggu efektif sesuai kalender pendidikan adalah 20 minggu disemester ganjil dan 20
minggu disemester genap untuk kelas X dan XI. Sedangkan di kelas XII, minggu efektif pada
semester ganjil adalah 20 minggu dan 14 minggu di semester genap karena disemester genap
terdapat pelaksanaan Ujian Kompetensi Keahlian, Ujian Sekolah.

3.5 Penguatan Pendidikan Karater SMK

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja

Salah satu tantangan pendidikan saat ini adalah menciptakan peserta didik yang
berkarakter Pancasila dan berwawasan global, dan untuk menjawab tantangan tersebut
Kemendikbud meluncurkan program pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila dan
diberi nama profil pelajara Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif.
Dari kegiatan tersebut maka dapat kita tuangkan dalam tabel berikut:
Profile pelajar
No Elemen
Pancasila
Beriman, Berta
- ahlak beragama,
kwa
- ahlak pribadi,
kepada Tuhan
1
YME, - ahlak kepada manusia,
dan Berakhlak - ahlak kepada alam, dan,
Mulia - ahlak bernegara.

- mengenal dan menghargai budaya,

2 Berkebhinekaan - kemampuan komunikasi interkultural dala m


berinteraksi dengan sesama, dan
gl obal
- refleksi dan tanggung jawab terhadap pengal
aman kebinekaan.
Gotong royong - Kolaborasi,
3 - kepedulian, dan
- Berbagi.

65
- Kesadaran akan diri dan situasi yang dihad
4 Mandiri
api serta regulasi diri.
5 - memperoleh dan memroses informasi dan ga
Bernalar kritis gasan,
- menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
- merefleksi pemikiran dan proses berfikir, da n
- mengambil keputusan.
Kreatif - menghasilkan gagasan yang orisinal, dan
6 - menghasilkan karya dan tindakan yang orisi
nal.

Sekolah memfasilitasi program tersebut yang diberi nama projek


penguatan pelajar Pancasila. Strategi pelaksanaannya dibagi dalam 4 (empat)
tahap :
1. Menjadikan peserta didik lebih sadar dan peka terhadap lingkungan
dan keadaan sekitar
2. Membantu peserta didik untuk memahami konsep program yang
disampaikan
3. Memotivasi peserta didik untuk mulai masuk kepada projek yang
ditawarkan
4. Memfasilitasi peserta didik untuk mau melakukan dengan cara
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
PROJEK ini akan dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara, yaitu berbasis
kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat dan dilaksanakan
melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Berbasis
Profil Pelajar Berbasis
NO Berbasis Kelas Budaya
Pancasila Masyarakat
Sekolah
1 Beriman, Mewajibkan seluruh Melaksanakan
. Bertakwa kepada peserta didik untuk Mewajibkan Program
Tuhan YME, dan melaksanakan seluruh siswa Khotmil
Berakhlak Mulia program 3S (Sapa, untuk Qur’an
Salam, Senyum) melaksanakan keliling di
bertingkah laku sopan sholat duhur Masjid atau
dan menggunakan berjamaah yang mushola di
bahasa yang santun. dilaksanakan lingkungan
Mewajibkan seluruh oleh seluruh desa, serta
siswa untuk warga sekolah melaksanakan
melaksanakan sholat setiap hari senin kegiatan
duha berjamaah yang sampai dengan kebersihan di
dilaksanakan bergilir kamis tempat ibadah
setiap kelas tersebut
2 Berkebhin ekaan Setiap kelas Mewajibkan Siswa di
. global diwajibkan merancang siswa perkenankan
sebuah kegiatan yang menggunakan mengikuti

66
memiliki nilai bahasa daerah kegiatan
menghormati setiap hari organisasi
keberagaman dan kamis dan dalam lingkup
memiliki rasa toleransi berpakaian baju masyarakat dari
terhadap perbedaan. adat setiap hari latar suku yang
Hasilnya akan kamis awal berbeda
dipresentasikan pada bulan. sehingga
pelajaran PPKn menumbuhkan
sikap toleransi

3 Gotong Mengadakan Menghimbau


Mengadakan
. royong perlombaan siswa untuk
kegiatan jum’at
kebersihan kelas pada mengikuti
bersih setiap
kegiatan class meeting kegiatan kerja
awal bulan
bakti di Desa
Mandiri Tugas individu dari Mengikutkan
4 masing-masing guru Seluruh peserta peserta didik
. tentang apa saja yang didik mengikuti pada kegiatan
terkait dengan mapel kemah yang pengembangan
masing-masing diselenggaraka diri di
n ekskul masyarakat
Pramuka di yang
awal tahun hasilnyaakan
pelajaran meningkatkan
kemandirian

5 Bernalar kritis Menyusun kisah Setiap kelas


inspiratif tentang melakukan Setiap peserta
berita hoaks yang analisis didik membuat
beredar di masyarakat terhadap video pendek
dan akibat yang beritaberita tentang cara
ditimbulkannya yang viral dan mengetahui
menghasilkan kebenaran
cara menarik sebuah berita,
kesimpulan lalu
yang praktis mengunggahnya
dalam di media sosial
menentukan milik masing-
kebenaran masing.
suatu berita.
6 Kreatif Menyusun sebuah Merancang
puisi, pantun, komik, Membuat hasil design poster
atau karya seni yang karya yang dapat PPDB
lain untuk dipajang di dijual dipekan kemudian di
madding kelas bazar share melalui
kewirausahaan akun social
sekolah media masing –
masing siswa

67
3.6 Gerakan Literasi Sekolah
1. Pengertian
Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi
kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu, makna literasi juga mencakup
melek visual yang artinya "kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang
disampaikan secara visual (adegan, video, gambar)." (Wikipedia). Berdasakan itu, kami
menyatakan bahwa melek membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi sekolah.
Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa meningkatkan melek budaya, tata
nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas.
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS (Gerakan Literasi Sekolah) adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik.
Gerakan Literasi Sekolah telah dicanangkan sejak akhir tahun 2014. Berbagai upaya
dilakukan untuk menggerakkan ekosistem sekolah dalam melakukan kegiatan berliterasi dan
mengembangkan sikap. Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa. Saat ini, program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkan di sebagian
sekolah dalam berbagai kegiatan, antara lain 15 menit membaca sebelum pembelajaran,
sebagaimana diamanatkan oleh Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015.
Tujuan
a) Tujuan Umum dari gerakan literasi sekolah adalah menumbuh kembangkan budi pekerti
peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

b) Tujuan Khusus gerakan literasi sekolah adalah :

1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.


2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak
agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan
dan mewadahi berbagai strategi membaca.

68
Model Program Literasi
A. Mengelola sudut baca
Mengelola sudut baca dapat dilakukan lagi di tahap pengembangan dengan menambahkan
beberapa langkah. Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola
sudut baca dalam tahap pengembangan.
1) Wali kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.
2) Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
3) Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.
4) Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.
5) Peserta didik membuat resume hasil bacaan.
6) Peserta didik mengumpulkan hasil serume di loker khusus.
7) Wali kelas memeriksa resume di loker sebulan sekali.
8) Peserta didik membuat perayaan hasil membaca, misalnya menceritakan hasil bacaan di
kelas.
B. Satu Jam Wajib Baca (seminggu sekali)
Kegiatan ini membiasakan peserta didik gemar;
1) membaca buku yang disukai,
2) membuat resume,
3) mengisi jurnal membaca,
4) menceritakan isi buku.
C. Klub Pecinta Buku
Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik membaca buku baru dan membagi
hasil bacaan pada teman. Kegiatan dalam klub pecinta buku dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain:
1) membaca buku,
2) membuat ringkasan/resensi buku,
3) menceritakan isi buku,
4) mendiskusikan isi buku.
D. Tantangan Membaca
Tantangan membaca tidak dilaksanakan pada tahap pembiasaan, tapi dapat dilaksanakan
setelah sekolah masuk dalam tahap pengembangan. Program ini menantang peserta didik
untuk meningkatkan kegemaran membaca. Berikut ini alternatif langkah-langkah kegiatan
yang dapat dilakukan:
1) mendaftar program tantangan membaca,
2) memilih judul buku untuk tantangan membaca,

69
3) meringkas buku, tidak lebih dari dua ratus kata,
4) melaporkan rencana daftar bacaan peserta didik dan hasil membacanya pada panitia,
5) melaksanakan tantangan membaca,
6) memberikan sertifikat pada peserta didik yang berhasil.

1. Pentahapan Kegiatan dan Penilaian

Kegiatan pengembangan literasi, sesuai panduan, sebagai gerakan berkelanjutan


dikelompokan dalam tiga tahap yaitu :
a) Kegiatan Meningkatkan Pembiasaan

Melalui kegiatan yang difasilitasi guru yang diintegrasikan dalam pembelajaran. Contoh
:
• guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
• guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
• siswa mencari bahan bacaan sendiri.
• guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
• meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e book, dan teknologi
digital

b) Kegiatan Pengembangan

Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembiasaan. Sekolah


mengagedakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut :
1) mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan
secara lisan dan tulisan dalam diskusi

2) membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dalam agenda
khusus presentasi buku.

3) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan
inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan kritik buku.

4) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku dalam
kegiatan pengenalan alam sekitarnya.

5) Lomba menyajikan jurnal membaca buku.

c) Kegiatan Pembelajaran

70
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman belajar siswa baik
yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan mandiri. Kegiatan ini
bertujuan :
1) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;

2) mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan

3) mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal,


tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan buku
pelajaran.

Contoh kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut
:
1) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama,
dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik
atau akademik.

2) Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik

3) Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata


pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers ).

4) Menggunakan lingkungan fisik, sosial dan afektif, dan akademik disertai


beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks
pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.

5) Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.

6) Aplikasi teknologi dalam pembelajaran.

7) Pemanfaatan jejaring dalam kegiatan kolaborasi antar siswa dalam satuan


pendidikan dan antar satuan pendidikan.

2. Tahapan Kegiatan Model Program Literasi

Kegiatan-kegiatan yang dipersyaratkan dilengkapi program dalam pengelolaannya, sekolah


menyiapkan program dengan struktur sebagai berikut :

71
MODEL PROGRAM LITERASI
NO. KOMPONEN URAIAN
A) Perencanaan
1. Program : Gerakan Literasi

Deskripsi Kondisi
2. :
Nyata

3. Masalah Utama :

:
4. Kegiatan (Solusi)

5. Tujuan :

Indikator
6. :
Pencapaian

Strategi
7. :
Pelaksanaan

Tim Pelaksana/
8. :
Uraian Tugas

B) Pelaksanaan

Komponen
No. Pelaksanaan Tanggal
Kegiatan
Rapat pembahasan Program
:
GLS

Implementasi
Pelaksana Kegiatan Pembiasan
1. Kegiatan dan
Jadwal Implementaasi
Pembelajaran

Evaluasi Kegiatan

Uraian
Diisi dengan catatan dan bukti fisik kegiatan
2. Jurnal Kegiatan

72
C) Penilaian Kegiatan

Komponen
No. Pelaksanaan Tanggal
Kegiatan
1. Evaluasi : Pelakasnaan Evaluasi
pelaksanaan dilakukan secara berkala dan
disampakan ke forum dewan
guru dalam rapat evaluasi
program.
2. Evaluasi Terlampir.
Pencapaian

D) Instrumen Evaluasi

Evaluasi kegiatan literasi mencakup keterlaksanaan program dan keberhasilan


program. Indikator pencapian tujuan yang terukur menjadi dasar perumusan
instrumen. Target program pada tiap satuan pendidikan mencerminkan karakteristik
keunggulan satuan pendidikan.
Contoh Instrumen:
Keterlaksanaan/
No. Indikator Pencapaian
Ya Tidak
A. Evaluasi Keterlaksanan

Sekolah membaharui bacaan siswa secara


1.
berkala.
Sekolah menyedaiakan akses internet pendukung
2.
pembelajaran
3. Sekolah menyediakan e book.
4. Guru melaksanakan pembiasaan membaca
Guru memberikan peluang membaca di awal
5.
pembelajaran
Mencapai target seluruh siswa membiasaakan
6.
membaca.
Guru meningkatkan potensi siswa
7.
menggunakan TIK dalam pembelajaran
B. Evaluasi Pencapaian Hasil

Siswa merumuskan resume materi yang dibaca di


8.
perpustakaan.
Siswa membiasakan membaca sebelum belajar
9.
dilaksanakan.
Lima % siswa yang menunjukan kompetensi
10. yang berkunggulan sehingga dapat berkompetisi
dengan siswa dari sekolah lain.

73
Instrumen evaluasi keterlaksanaan dan ketercapaian target program perlu sekolah
siapkan saat program disusun atau sebelum program dilaksanakan.
Pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi
khususnya mengembangkan minat baca belum berjalan secara optimal di sekolah
karena beberapa guru memiliki pemahaman berbeda atau kurang memadai tentang
literasi. Guru seharusnya dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya, termasuk
dalam membaca. Saat guru meminta siswa membaca, guru pun juga perlu membaca
untuk memberi contoh yang baik bagi siswanya. Tradisi literasi (kemampuan
komunikasi yang artikulatif secara verbal dan tulisan serta kemampuan menyerap
informasi melalui bacaan) juga belum tumbuh secara koheren dalam diri beberapa
guru.
Guru perlu memahami bahwa upaya pengembangan literasi tidak berhenti ketika
peserta didik dapat membaca dengan lancar. Pengembangan literasi perlu terjadi pada
pembelajaran di semua mata pelajaran melalui upaya untuk meningkatkan kemampuan
berpikir analitis, kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Para guru perlu
memasukkan strategi literasi dalam pembelajarannya. Pengembangan kemampuan
literasi di sekolah akan membantu meningkatkan kemampuan belajar siswa.
Penggunaan bacaan atau bahan ajar yang bervariasi, disertai dengan perencanaan yang
baik dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi
siswa.
Pada dasarnya ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di sekolah, dimulai dari Tahap
Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap Pembelajaran. Pembangunan
budaya literasi di sekolah hendaknya berfokus pada tiga hal sebagai berikut (Beers
dkk, 2009).
1. Mengkondisikan lingkungan fisik yang kaya literasi

2. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi yang


literat

3. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat

Pada tahun pelajaran 2021/2022 ini, SMK Plus Umar Zahid baru permulaan yaitu
dalam tahap pembiasaan. Ini disamping karena belum siapnya sarana-prasarana juga
perlu mempersiapkan para guru untuk mulai membiasakan diri dengan budaya literasi
terlebih dulu sebelum diterapkan pada para peserta didik. Rencana kedepan akan
dikembangkan lebih baik untuk meningkatkan minat baca pada para peserta didik

74
dengan menambah koleksi buku bacaan di perpustakaan sekolah atau sudut baca di
setiap kelas.

3.7 Program Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang


disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri.

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, karena itu satuan pendidikan harus mengembangkan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester.
Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.

Penerapan Muatan Lokal di SMK Plus Umar Zahid diharapkan dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan
yang luas tentang keadaan lingkungan daerah dan kebutuhan masyarakatnya sesuai dengan nilai-
nilai/aturan yang berlaku serta ikut mengambil bagian dalam mendukung kelangsungan
pembangunan daerah dan pembangunan nasional.
Melalui implementasi Muatan Lokal yang dikembangkan di SMK Plus Umar Zahid, diharapkan
peserta didik dapat:
a. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah;
b. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai lingkungan daerah
yang berguna bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya;
c. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerah,
serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang
pembangunan nasional;
d. berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah.
Setiap akhir semester hasil belajar muatan lokal bersama hasil belajar mata pelajaran lain
dilaporkan kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor)
berupa angka (untuk aspek pengetahuan dan atau praktik) dan predikat (untuk aspek afektif),
disertai deskripsi kemajuan belajar/ketercapaian kompetensi peserta didik.
Mata pelajaran ini berdiri sendiri dan dimasukkan ke dalam kelompok mata

75
pelajaran wajib B dengan beban belajar 2 jam pelajaran per minggu. Adapun
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran muatan lokal adalah sebagai berikut ;
Bahasa Jawa Kelas X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan 1.1 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan


mengamalkan ajaran agama mengamalkan anugerah Tuhan berupa
yang dianutnya bahasa Jawa dalam bentuk teks Serat
Wedhatama pupuh Pangkur.
1.2 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
1.3 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk teks pawarta.
1.4 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk teks deskripsi
tentang rumah adat Jawa.
1.5 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk teks 2 (dua)
paragraf aksara Jawa.
1.6 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk teks Serat
Wedhatama pupuh Sinom.
1.7 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk petikan teks crita
wayang.
1.8 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk teks panatacara.
1.9 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk teks deskripsi
tentang makanan tradisional Jawa.
1.10 Menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa
bahasa Jawa dalam bentuk teks dua paragraf
aksara Jawa.
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

76
mengamalkan perilaku jujur, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
disiplin, tanggungjawab, kerjasama, toleran, damai), santun,
peduli (gotong royong, responsif, dan proaktif dalam menggunakan
kerjasama, toleran, damai), bahasa Jawa dalam bentukteks Serat
santun, responsif dan pro- Wedhatama pupuh Pangkur.
aktif dan menunjukkan sikap 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
sebagai bagian dari solusi atas tanggung jawab, peduli (gotong royong,
berbagai permasalahan dalam kerjasama, toleran, damai), santun,
berinteraksi secara efektif responsif, dan proaktif dalam menggunakan
dengan lingkungan sosial dan bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
alam serta dalam 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menempatkan diri sebagai tanggung jawab, peduli (gotong royong,
cerminan bangsa dalam kerjasama, toleran, damai), santun,
pergaulan dunia. responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks pawarta.
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks deskripsi
tentang rumah adat Jawa.
2.5 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks dua paragraf
aksara Jawa.
2.6 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks Serat Wedhatama
pupuh Sinom.
2.7 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui petikan teks crita
wayang.
2.8 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks panatacara.
2.9 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,

77
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks deskripsi tentang
makanan tradisional Jawa.
2.10 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks dua paragraf
aksara Jawa.
3. Memahami,menerapkan, 3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama pupuh
menganalisis pengetahuan Pangkur.
faktual, konseptual, 3.2 Menelaah teks crita cekak.
prosedural berdasarkan rasa 3.3 Menelaah teks pawarta.
ingintahunya tentang ilmu 3.4 Menelaah teks deskriptif tentang rumah adat
pengetahuan, teknologi, seni, Jawa.
budaya, dan humaniora 3.5 Mengidentifikasi kaidah penulisan aksara
dengan wawasan Jawa dalam 2 (dua) paragraph yang
kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan sandhangan mandaswara.
kenegaraan, dan peradaban 3.6 Menelaah teks Serat Wedhatama pupuh
terkait penyebab fenomena Sinom.
dan kejadian, serta 3.7 Memahami isi teks crita Mahabharata (Bima
menerapkan pengetahuan Bungkus).
prosedural pada bidang kajian 3.8 Menelaah teks panatacara.
yang spesifik sesuai dengan 3.9 Memahami isi teks deskriptif tentang
bakat dan minatnya untuk makanan tradisional Jawa.
memecahkan masalah. 3.10 Mengidentifikasi kaidah penulisan aksara
Jawa dalam dua paragraf yang
menggunakan aksara angka.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menanggapi isi Serat Wedhatama pupuh
menyaji dalam ranah konkret Pangkur dan menulis syair tembang Pangkur
dan ranah abstrak terkait dengan bahasa sendiri, serta menyajikannya
dengan pengembangan dari secara lisan/tulis.
yang dipelajarinya di sekolah 4.2 Menulis dan menyajikan sinopsis teks crita
secara mandiri, dan mampu cekak yang dibacanya
menggunakan metoda sesuai 4.3 Menanggapi, menulis, dan menyajikan teks
kaidah keilmuan. pawarta secara.
4.4 Menanggapi dan menceritakan kembali isi
teks deskriptif tentang rumah adat Jawa.
4.5 Menulis dua paragraf berhuruf Jawa yang
menggunakan sandhangan mandaswara.
4.6 Menanggagpi isi Serat Wedhatama pupuh
Sinom dan menulis, serta menyajikan syair

78
tembang Sinom dengan bahasa sendiri.
4.7 Menulis sinopsis teks cerita teks maha-
bharata (Bima Bungkus) dan menyajikannya.
4.8 Membaca teknik teks panatacara.
4.9 Menanggapi dan menceritakan kembali isi
teks deskriptif tentang makanan tradisional
Jawa.
4.10 Menulis dan menyajikan dua paragraf ber-
huruf Jawa yang menggunakan aksara
angka.

3.8 Program Penguatan Kompetensi

Salah satu upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas siswa adalah
menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Program ini
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan,
melaksanakan, sampai dengan mengvaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Hal ini sangat penting di lakukan
agar pendidikan di Indonesia mampu membekali siswa dengan pengetahuan serta ketrampilan
yang memadai , maka lulusan pendidikan Indonesia akan memiliki rasa percaya diri serta
motivasi yang tinggi untuk mengembangkan diri secara optimal , sehingga mampu bersaing
ssecara global.
Untuk membekali siswa dalam memasuki dunia kerja sebagai entrepreneur maupun sebagai
tenaga kerja dalam persaingan global dan melengkapi ketrampilan siswa, SMK Plus Umar
Zahid menyelenggarakan Program Penguatan Kompetensi dengan mengahadirkan tutor dari
salah satu Lembaga Dunia Usaha / Dunia Industri, yang mana kegiatan ini diakhiri dengan
Kegiatan Uji Kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi sehingga siswa mendapatkan
sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi ini dapat membantu siswa meyakinkan organisasi /
industri bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa.
3.9 Kegiatan Pengembangan (Ekstrakurkuler)

Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam

pelajaran yang dilakukan di sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan,

keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan

minat dan bakat masing-masing.. Kegiatan ini secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan

79
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah secara berkala dan

terprogram. Ekstrakulikuler dipecah kedalam beberapa bidang yakni bakat, Seni dan Olah raga.

. Berikut penjabaran kegiatan Ekstrakulikuler


No Bidang Ekstrakurikuler Pembina Pelaksanaan
1 Seni Banjari Hanif Abdillah Rabu

Habsy Erfan Nur Huda Kamis


2 Bakat Panjat Tebing Rokhimin, S.Pd Selasa
3 Bakat Minat Pramuka Rizal Kahfi Selasa

4 Bakat Minat Eglish Club Indazilarsy makinun, Sabtu


S.Pd
5 Olah raga Bola Voly Miftahul Huda, S.Pd Selasa
6 Olah raga Futsal Zainur rofiq al Furqon Kamis

3.10 Pelaksanaan Bimbingan Konseling


Program kerja layanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan
peserta didik/konseli dan struktur program dengan menggunakan sistematika minimal meliputi:
rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, komponen program, bidang layanan, rencana
operasional, pengembangan tema/topik, pengembangan RPLBK, evaluasi-pelaporan-tindak
lanjut, dan anggaran biaya.
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara keseluruhan dikemas dalam
empat komponen layanan, yaitu komponen: (a) layanan dasar, (b) layanan peminatan dan
perencanaan individual, (c) layanan responsif, dan (d) dukungan sistem.
a) Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang
dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan
penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).
Layanan dasar bertujuan membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan
yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan hidup, atau dengan
kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya
secara optimal. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk

80
membantu konseli agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan
untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan mampu
mengatasi masalahnya sendiri, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka
mencapai tujuan hidupnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
dalam komponen layanan dasar antara lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok, pengelolaan media informasi, dan layanan bimbingan dan konseling
lainnya.
1) Fokus Pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus pengembangan kegiatan yang dilakukan diarahkan
pada perkembangan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat
dengan upaya membantu peserta didik/konseli dalam upaya mencapai tugas-tugas
perkembangan dan tercapainya kemandirian dalam kehidupannya.
b) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan
minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan,
perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan peserta
didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat
peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses
pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3)
merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang
peminatan belajar yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia
pada satuan pendidikan serta prospek peminatannya; (4)merupakan proses yang
berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil
belajar serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan
(5) layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan
konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan individual.Layanan Perencanaan
individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan
berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman
terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara
mendalam, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan
peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli

81
mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya
secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
Peminatan dan perencanaan individual secara umum bertujuan untuk membantu
konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu
merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan
berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Tujuan peminatan
dan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi peserta
didik/konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan
pengembangan pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada kegiatan
meliputi; (1) pemberian informasi program peminatan; (2)melakukan pemetaan dan penetapan
peminatan peserta didik (pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan
penetapan peminatan peserta didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan pendalaman minat;
(5)layanan pindah minat; (6) pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal,
bimbingankelompok, konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi, (7)
pengembangan dan penyaluran; (8) evaluasi dan tindak lanjut. Konselor atau guru bimbingan
dan konseling berperan penting dalam layanan peminatan peserta didik dalam implementasi
kurikulum 2013 dengan cara merealisasikan 8 (delapan) kegiatan tersebut. Dalam penetapan
peminatan peserta didik/konseli SMTA memperhatikan data tentangnilai rapor SMP/MTs atau
yang sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, minat peserta didik
dengan persetujuan orang tua/wali, dan rekomendasi guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor SMP/MTs atau yang sederajat. Untuk menuju peminatan peserta
didik/konseli yang tepat memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara sistematis dapat
dimulai semenjak menempuh pendidikan formal.
c. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang
menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli
tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi
layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,
kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral).
Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli yang sedang
mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat
perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius. Konselor atau Guru

82
Bimbingan dan Konseling hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami
hakikat dan ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan
masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil dari layanan ini, peserta
didik/konseli diharapkan dapat mengalami perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau
perilaku yang terkait dengan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang
secara nyata mengalami masalah yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial
menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah.
Masalah yang dihadapi dapat menyangkut ranah pribadi, sosial, belajar, atau karir. Jika tidak
mendapatkan layanan segera dari Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling maka dapat
menyebabkan peserta didik/konseli mengalami penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami
gangguan yang lebih serius atau lebih kompleks. Masalah peserta didik/konseli dapat
berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau
menghambat perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal
dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
1. Struktur Program
a. Sistematika Program layanan.
Program layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan disusun sekurang-kurangnya
dengan menggunakan sistematika sebagai berikut.
1) Rasional
Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam
keseluruhan program satuan pendidikan. Rumusan konsep dasar kaitan antara bimbingan dan
konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan
konteks sosial budaya hidup masyarakat (termasuk peserta didik), dan hal-hal lain yang
dianggap relevan.
2) Visi dan Misi
Sajian visi dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi dan misi
sekolah/madrasah, oleh karena itu sajikan visi dan misi sekolah/madrasah kemudian
rumuskan visi dan misi program layanan bimbingan dan konseling.
3) Deskripsi Kebutuhan
Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need assessment) peserta didik/konseli
dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta
didik/konseli.
4) Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta

83
didik/ konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
5) Komponen Program.
Komponen program bimbingan dan konseling di satuan pendidikan meliputi: (1) Layanan
Dasar, (2) Layanan Peminatanan peserta didik dan Perencanaan Individual (3) Layanan
Responsif, dan (4) Dukungan sistem.
6) Bidang layanan
Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi
layanan bimbingan klasikal disajikan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen
kebutuhan 4 (empat) bidang layanan.
7) Rencana Operasional (Action Plan)
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin program bimbingan dan
konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil
dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan untuk memfasilitasi
peserta didik/konseli mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
8) Pengembangan Tema/Topik.
Tema/topik ini merupakan rincian lanjut dari identifikasi diskripsi kebutuhan peserta didik
dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir. Pengembangan Rencana
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK). RPLBK dikembangkan sesuai
dengan tema/topikdan sistematika yang diatur dalam panduan penyelenggaraan layanan
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.
9) Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.
Rencana evaluasiperkembangan peserta didik/konseli didasarkan pada rumusan tujuan yang
ingin dicapai dari layanan yang dilakukan. Di samping itu, perlu dilakukan evaluasi
keterlaksanaan program, dan hasilnya sebagai bentuk akuntabilitas layanan bimbingan dan
konseling. Hasil eveluasi harus dilaporkan dan diakhiri dengan rekomendasi tentang tindak
lanjut pengembangan program selanjutnya.
10) Anggaran biaya.
Rencana anggaran biaya untuk mendukung implementasi program layanan bimbingan dan
konseling disusun secara realistik dan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan.
Rancangan biaya dapat memuat kebutuhan biaya operasional layanan bimbingan dan
konseling dan pengembangan profesi bimbingan dan konseling.
b. Program Layanan
Program layanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan sebagai berikut.
1) Program Tahunan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan
mencakup komponen, strategi dan bidang layanan selama satu tahun ajaran untuk masing-

84
masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
2) Program Semesteran yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester merupakan jabaran kegiatan lebih rinci dari program tahunan.
2. Bentuk Layanan BK (Dalam dan Luar Kelas)
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakan oleh
tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Layanan
Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar
kelas. Kegiatan bimbingan dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas merupakan satu
kesatuan dalam layanan profesional bidang bimbingan dan konseling. Layanan dirancang
dan dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas, serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler.
Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram berdasarkan
asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan
secara rutin dan berkelanjutan (scaffolding). Semua peserta didik harus mendapatkan
layanan bimbingan dan konseling secara terencana, teratur dan sistematis serta sesuai
dengan kebutuhan. Untuk itu, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan
masuk kelas selama 2 (dua) jam pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin
terjadwal.Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas bukan merupakan mata
pelajaran bidang studi, namun terjadwal secara rutin di kelas dimaksudkan untuk melakukan
asesmen kebutuhan layanan bagi peserta didik/konseli dan memberikan layanan yang
bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan atau pengembangan.
a) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas.
1) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas (bimbingan klasikal)
merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada semua
peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu.
2) Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan klasikal) adalah 2
(dua) jam per kelas (rombongan belajar) perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal
di kelas.
3) Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan Bimbingan
dan Konselingdiberikan secara proporsioal sesuai kebutuhan peserta didik/konseli
yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirdalamkerangka
pencapaian perkembangan optimal peserta didik dan tujuan pendidikan nasional
4) Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencanapelaksanaan
layanan bimbingan klasikal (RPLBK).

85
5) Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas dan
dilakukan oleh konselor yaitu pendidik professional yang minimal berkualifikasi
akademik Sarjana Pendidikan (S1) dalam bidang konseling dan lulus pendidikan
profesi bimbingan dan konseling/konselor, atau guru Bimbingan dan konseling yang
berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan bersertifikat pendidik.
b) Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas.
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas,
konsultasi, konferensi kasus, kunjungan rumah (home visit), advokasi, alih tangan kasus,
pengelolaan media informasi yang meliputi website dan/atau leaflet dan/atau papan
bimbingan dan konseling, pengelolaan kotak masalah, dan kegiatan lain yang mendukung
kualitas layanan bimbingan dan konseling yang meliputi manajemen program berbasis
kompetensi, penelitian, dan pengembangan, pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB), serta kegiatan tambahan yang relevan dengan profesi bimbingan dan konseling atau
tugas kependidikan atau lainnya yang berkaitan dengan tugas profesi bimbingan dan
konseling yang didasrkan atas tugas dari pimpinan satuan pendidikan atau pemerintah.

3.11 Mekanisme Penilaian

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Ulangan adalah
proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara
berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
Peserta Didik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa
tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

a) Bentuk dan Tata cara Pelaksanaan Penilaian :


Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Tingkat
Kompetensi (PTK), Penilaian Mutu Tingkat Kompetensi (PMTK), Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN), Ujian Sekolah (US), Ujian Unit Kompetensi (UUK), Ujian Kompetensi
Keahlian (UKK) diatur sebagai berikut :

86
1) Penilaian Harian : adalah ulangan yang dilakukan setiap menyelesaikan satu atau
beberapa sub kompetensi / kompetensi dasar sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun oleh masing-masing guru pengajar
mata pelajaran yang bersangkutan. Hasil dari UH apabila tidak
memenuhi KKM, dapat dilakukan proses perbaikan nilai atau
pengayaan agar semua peserta didik memahami semua materi
pelajaran.
2) Penilaian Tengah Semester (PTS) :
Penilaian yang dilakukan dengan menggabungkan beberapa sub kompetensi / kompetensi
dasar dalam satu waktu. Penyelenggaraan ulangan dimaksudkan untuk :
• Menilai apakah peserta didik telah memahami atau menguasai sub kompetensi /
kompetensi dasar yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar.
• Mengevaluasi apakah bahan ajar disajikan sesuai dengan kurikulum operasional dan
RPP yang ditentukan, dan apakah cara penyajian guru cukup baik.
• Penilaian Tengah Semester diselenggarakan setelah selesai pembelajaran beberapa
kompetensi sesuai RPP. Mutu penyelengaraan Ulangan Tengah Semester sama
dengan mutu Ulangan Akhir Semester.
3) Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) :
dilakukan pada akhir semester Ganjil sebagaimana halnya kegiatan belajar mengajar.
Peserta didik hanya diperbolehkan mengikuti Ujian sesuai dengan mata pelajaran tiap
kompetensi dan telah mengikuti Penilaian Tengah Semester.
Syarat akademik untuk mengikuti UTK :
• Kehadiran ≥ 90 %.
• Semua tugas-tugas telah diselesaikan.
• Memenuhi persyaratan administrasi Pembelajaran, yaitu telah menyelesaikan seluruh
kewajiban Pembelajaran pada semester yang bersangkutan maupun semester-semester
sebelumnya.
• Membawa kartu ujian saat mengikuti ujian.
4) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) :
dilakukan pada akhir semester Genap sebagaimana halnya kegiatan belajar mengajar.
Peserta didik hanya diperbolehkan mengikuti Ujian sesuai dengan mata pelajaran tiap
kompetensi dan telah mengikuti Ujian Tingkat Kompetensi (UTK).
5) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) : Ujian yang dilaksanakan oleh satuan
pendidikan menggunakan standar nasional sesuai peraturan yang wajib dilakukan oleh
peserta didik yang belajar pada tahun terakhir.

87
6) Ujian sekolah (US)
a) Waktu dan Teknis Pelaksanaan
• Ujian sekolah dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
yang dilakukan SMK Plus Umar Zahid untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari SMK Plus Umar Zahid
• Ujian Sekolah terdiri dari ujian Tertulis dan Ujian Praktik.
• Ujian Sekolah terdiri dari Ujian Sekolah Utama dan Ujian Sekolah Susulan.
• Ujian Sekolah Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit atau berhalangan
hadir dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah.
• Mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Sekolah adalah mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan POS
b) Persyaratan untuk mengikuti Ujian Sekolah
• Setiap peserta didik yang belajar pada tahun terakhir di SMK Plus Umar Zahid berhak
untuk mengikuti Ujian Sekolah.
• Untuk mengikuti Ujian Sekolah, peserta didik harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.
• Memiliki Ijazah atau surat keterangan lain yang setara, atau berpenghargaan sama,
dengan ijazah dari satuan pendidikan SMP/MTs.
• Memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada SMK Plus Umar Zahid mulai
semester 1 kelas X dengan semester 6 dikelas XII.
• Memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan sekolah.
7) Ujian Unit Kompetensi (UUK) : peserta didik pada tingkat akhir (Kelas XII) diberikan
kesempatan untuk mengikuti UUK agar mendapatkan sertifikat keahlian dari LSP sesuai
dengan kompetensi keahlian masing-masing. SMK Plus Umar Zahid belum memiliki
LSP sendiri saat ini tetapi sudah memiliki beberapa guru yang bersertifkat sebagai asesor,
sehingga dapat menjalin kerjasama dengan sekolah lain yang mempunyai LSP untuk
pelaksanaan UUK.
8) Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) : ujian ini menjadi persyaratan bagi semua peserta
didik setelah menyelesaikan semua mata pelajaran peminatan kejuruan pada tingkat
akhir. UKK dilaksanakan menggunakan standar soal dan kriteria penilaian yang telah
ditentukan oleh pemerintah untuk setiap kompetensi keahlian dengan beberapa pilihan
paket soal yang dapat dipilih oleh masing-masing peserta didik.
Penguji UKK terdiri dari penguji internal yaitu guru mata pelajaran kejuruan dan
penguji eksternal dari DU/DI yang telah menjalin kerjasama dan berkompeten sesuai
kompetensi keahliannya.

88
b) Penilaian Ujian
1) Ulangan Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Tingkat Kompetensi
(UTK), Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK), Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN), Ujian Sekolah (US), Ujian Unit Kompetensi (UUK), Ujian Kompetensi
Keahlian (UKK) dilaksanakan dengan menggunakan pedoman penilaian keberhasilan
ujian dinyatakan dalam angka, sedangkan predikat kompetensi diberikan dalam bentuk
huruf A, B, C, D, dan E .
Nilai Kualifikasi
Predikat Hasil Belajar
Angka Kompetensi
90 - 100 A Amat Baik
80 - 89 B Baik
70 - 79 C Cukup
0 - 69 D Kurang

2) Penilaian sikap.
Untuk mengukur penguasaan kognitif dapat digunakan tes tulis maupun lisan,
dan untuk pengukuran penguasaan keterampilan (psychomotoric) dapat digunakan
teknik tes penugasan, demontrasi, simulasi, atau kerja proyek. Untuk penilaian sikap
(affective) dapat dilakukan bersamaan atau menyatu dengan kegiatan pelaksanaan
tugas praktik, yaitu dengan menggunakan format/lembar penilaian yang menyatu
dengan penilaian pelaksanaan tugas maupun dengan format penilaian sikap yang
dibuat tersendiri.
Format yang dapat digunakan untuk melaksanakan penilaian sikap baik untuk
sikap kerja maupun untuk penilaian sikap dalam aspek non instruksional atau budi
pekerti (attitude) antara lain dengan menggunakan format “fish bone analysis”, yaitu
dengan memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik untuk
memberikan penilaian bagi dirinya sendiri terlebih dahulu sesuai dengan pendapatnya,
yang selanjutnya digabungkan dengan nilai yang diberikan oleh guru/instruktur
penilai.
Setiap aspek sikap terlebih dahulu diberikan deskripsi kriteria yang
menggambarkan kualifikasi dari masing-masing aspek sikap yang dinilai. Jenis/aspek
sikap yang dinilai tiap kompetensi tentunya dapat berbeda-beda tergantung dari
tuntutan kompetensi atau karakteristik masing-masing kompetensi.
Contoh bentuk format yang dapat digunakan untuk mengadakan penilaian sikap secara
khusus adalah format sebagai berikut :

89
FORMAT PENILAIAN SIKAP

Nama Peserta didik : …………............…


Kelas/Kompt. keahlian : ................................

Skor Perolehan
No Aspek Non instruksional/ Believe (B)
Evaluation (E)
(n) sikap (Attitude) (Preferensi oleh
(oleh guru)
Peserta)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Kerja sama
2. Kedisiplinan
3. Kejujuran
Mengakses/meng-
4.
organisasikan informasi
5. Tanggung jawab
6. Memecahkan masalah
7. Kemandirian
8. Ketekunan

Berdasarkan data tersebut maka skor perolehan aspek noninstruksional dihitung


dengan cara sbb:
∑(Bn x En)
Nilai Attitude (Nat) = ---------------- x 90
5x5xn

Contoh Skor Perolehan = (B1xE1) + (B2xE2) + (B3xE3) + (B4xE4) + (B5x E5)


+ (B6xE6) + (B7xE7) + (B8xE8)
= (5x4)+(5x4)+(5x4)+(5x4)+(5x4)+(5x3)+ (5x5) +(5x4)
= 20+20+20+20+20+15+25+20 = 160.
Skor maksimum dari contoh di atas (n = 8 aspek) = 5 x 5 x 8 = 200.
Gradasi nilai tertinggi = 90, → sehingga :
Skor Perolehan
Perolehan Nilai Attitude (Nat) = --------------------- x 90
Skor 8 Aspek

90
160
= ---------- x 90 = 72.
200

Pelaporan Hasil Belajar dan Tatacara Pelaksanaannya


Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian
lain yang relevan. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Penilaian keterampilan dilakukan melalui
praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Setiap selesai pelaksanaan UTS, UTK dan UMTK, hasilnya akan dilaporkan kepada
orangtua dalam bentuk buku raport yang pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas
dengan menggunakan format yang telah ditentukan.
Pembagian buku raport UTS disampaikan langsung kepada peserta didik tanpa
pertemuan orangtua/wali murid, sedangkan untuk pembagian raport akhir semester ganjil
dilakukan dengan mengundang orangtua/wali murid untuk hadir ke sekolah yang diawali
pertemuan untuk menyampaikan informasi atau hal lainnya. Bagi siswa yang bermasalah
dengan kehadiran dan nilai yang kurang dari KKM, orangtua/wali murid dikumpulkan
tersendiri untuk diberikan penjelasan oleh wali kelas dan petugas bimbingan konseling
berkenaan dengan hasil belajar dan keaktifannya.
Pada saat pembagian raport kenaikan kelas, peserta didik yang dinyatakan tidak naik
akan mendapatkan surat keputusan dari hasil rapat dewan guru yang menyatakan peserta
didik dinyatakan tidak naik kelas.
3.12 Kriteria Ketuntasan Belajar
SKL Kompetensi Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Sesuai dengan struktur kurikulumnya, lulusan dari paket keahlian Akuntansi dan Keuangan
Lembaga diharap dapat bekerja dan berwirausaha di berbagai bidang keuangan. Meskipun
siswa akan banyak fokus di bidang keuangan lembaga, namun siswa juga dibekali
pengetahuan-pengetahuan dasar di bidang yang lain seperti perbankan dasar, komputer
accounting/myob sehingga siswa lulusan keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
mempunyai berbagai kesempatan dan kemungkinan dalam mengembangkan passion yang
mereka miliki.
Secara terperinci, lulusan keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga akan mempunyai skill
sebagai berikut:
Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten :
1. Mengelola bukti transaksi keuangan

91
2. Mengelola buku jurnal
3. Mengelola buku besar
4. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa
5. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang
6. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan manufaktur

3.14 Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Proses Pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis aktivitas secara interaktif,


inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik. Selain itu proses
pembelajaran juga memberikan ruang untuk berkembangnya keterampilan abad 21 yaitu
kreatif, berfikir kritis, penyelesaian masalah, kolaborasi, dan komunikasi yang memberikan
peluang bagi pengembangan prakarsa dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan
perkembangan psikologis peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan
dengan karakteristik program keahlian yang berada pada bidang keahlian yang dilakukan di
sekolah/madrasah, di dunia kerja Du/Di atau gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proses
pembelajaran melibatkan Du/Di melalui model penyelenggaraan Praktik Kerja Lapangan.

Pembelajaran di dunia kerja Du/Di adalah program PKL yaitu kegiatan pembelajaran
praktik untuk menerapan, memantapan, dan meningkatan kompetensi peserta didik.
Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk
memperkuat pembelajaran praktik dengan cara pembimbingan.

Program PKL sangat penting untuk memberikan bekal kemampuan bagi peserta didik,
maka perlu dibuat suatu pedoman, sesuai dengan pernyataan pada Pasal 4 tentang Standar
Proses (SP) yang dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran praktik di Du/Di berupa
PKL yang diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jendral terkait. Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan.

pelaksanaan PKL diatur sebagai berikut:


a. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 6-10 bulan yang dapat
dilakukan pada kelas XI dan atau kelas XII untuk program 3 tahun dan atau kelas
XII dan XIII untuk program 4 tahun. Untuk menjamin keterlaksanaan program PKL
maka dapat dilakukan alternatif pengaturan sebagai berikut:

1) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus
menata ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar

92
pelaksanaan PKL tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada
semester 4 dan sebagian materi pada semester 4 dapat dipindah ke semester 5.
2) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah
harus melakukan pengaturan yang sama untuk materi pembelajaran pada
kedua semester tersebut.
b. Praktek kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan pola harian (120 -200
hari), atau pola mingguan (24-40 minggu) atau pola bulanan (6-10 bulan)
c. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/Industri yang
memiliki jam kerja kurang dari 5 hari per minggu maka sekolah perlu mengatur
rotasi/perputaran kelompok peserta PKL.
d. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan muatan
kewilayahan dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi
dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama
penilaian.
e. Jika pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan muatan kewilayahan tidak
terintegrasi dalam kegiatan PKL maka pembelajaran mata pelajaran muatan
nasional dan muatan kewilayahan tersebut dilakukan di satuan pendidikan
(sebelum PKL atau setelah kembali dari kegiatan PKL) dengan jumlah jam setara
dengan jumlah jam satu semester.
f. Sistem penilaian PKL

Pedoman penilaian tahun 2017 disebutkan bahwa Penilaian PKL merupakan


kewajiban mitra dunia usaha dan industri. Hasil penilaian yang disampaikan dalam
rapor bebentuk diskripsi dengan mencantumkan keterangan industri tentang kinerja
siswa secara keseluruhan yang disampaikan melalui jurnal PKL maupun sertifikat
atau surat keterangan PKL dari Industri.

Penilaian PKL menurut Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan yang
dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Menengah Kejuruan (Desember 2015, halaman
45-68) dinyatakan bahwa penilaian PKL meliputi penilaian hasil belajar peserta
didik selama mengikuti program PKL dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan PKL.

3.14 Kenaikan kelas


Kriteria kenaikan kelas

93
Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh siswa baik sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan menentukan apakah
siswa tersebut berhak naik kelas atau tidak.
Secara umum siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran termasuk kegiatan penilaian dalam dua
semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
2. Jumlah ketidakhadiran peserta didik tidak boleh kurang dari 20% dari hari efektif.
3. Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
satuan pendidikan.
4. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK.
5. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada
semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun
pelajaran tersebut.
b. Pelaporan hasil belajar
1. Pelaporan hasil ulangan dilakukan oleh pendidik disampaikan kepada peserta didik dan
orang tua dalam bentuk rapor dan/atau paspor keterampilan yang berisi tentang skor
disertai dengan deskripsi capaian kompetensi.
2. Pelaporan hasil penilaian UUK dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi dalam
bentuk paspor keterampilan sesuai dengan unit kompetensi yang telah dicapai.
3. Pelaporan hasil penilaian UKK dilakukan oleh Du/Di dalam bentuk paspor keterampilan
dan/atau sertifikat kompetensi sesuai dengan unit kompetensi yang telah dicapai.
4. Pelaporan hasil penilaian teaching factory atau technopark dilakukan oleh satuan
pendidikan dan/atau DUDI dalam bentuk paspor keterampilan atau sertifikat kompetensi
(teaching factory atau technopark).
5. Pelaporan hasil ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk Sertifikat
Hasil Ujian Nasional (SHUN).
6. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ijazah.
Mekanis terbentuknya nilai LHB untuk Semester Ganjil dan Genap

Berdasarkan pada 19 Tahun 2005 Pasal 63 bahwa penilaian hasil belajar dilakukan oleh
pendidik dapat dilakukan bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Maka penentuan nilai Laporan Hasil Belajar (LHB)
peserta didik pada setiap mata pelajaran dihitung berdasarkan nilai harian (NH), nilai tengah

94
semester (NTS) dan nilai akhir semester (NAS) untuk semester ganjil atau nilai kenaikan kelas
(NKK) untuk semester genap.

Proses perhitungan dilakukan secara berkesinambungan selama proses pembelajaran


karena penilaiannya dilakukan dalam proses pembelajaran. Nilai harian ditentukan dari rata-rata
nilai penugasan (non tes) dan nilai ulangan (tes) dengan persentase perbandingan yang
ditentukan.

Misalkan sebuah mata pelajaran memiliki 7 SK maka seyogyanya dalam proses penetuan
nilai LHB peserta didik ditentukan oleh 7 nilai harian atau 7 nilai SK (kompetensi), nilai tengah
semester dan nilai akhir semester. Masing-masing nilai harian harus dihitung berdasarkan
beberapa nilai penugasan dan nilai ulangan.

Jika jumlah SK lebih dari 3 sebaiknya pelaksanaan ulangan untuk SK dilakukan paling
tidak hanya 3 kali pelaksanaan ulangan. Hal dilakukan untuk efisiensi hari efektif belajar. Jadi
ada beberapa SK yang pelaksanaan ulangannya dilakukan secara berbarengan. Tetapi yang perlu
diperhatikan adalah masing-masing butir soal harus sudah ditentukan jumlahnya masing-masing
SK.

Proses perhitungan nilai ulangan juga harus dipisahkan antara nilai SK1, SK2 atau SK3
jika ulanganya untuk 3 SK. Contoh Ulangan Pertama dilakukan untuk SK1, SK2 dan SK3 maka
nilai yang harus dimunculkan pada lembar pemeriksaan jawaban peserta didik ada 3 nilai,
masing-masing untuk SK1, SK2 dan SK3. Sehingga guru dapat menentukan SK mana yang
mencapai KKM dan mana yang belum. Pada akhirnya yang belum mencapai KKM dilakukan
proses pembelajaran remedial dan yang sudah mencapai KKM dilakukan proses pembelajaran
pengayaan.

Berikut ini contoh mekanisme penentuan nilai LHB untuk sebuah mata pelajaran dengan jumlah SK
ada 5 buah.

95
3.15 Kelulusan
Kriteria kelulusan
Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 32/2013 bahwa peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah:

1) menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran; yang berarti peserta didik telah


dinyatakan tuntas atau kompeten oleh gurunya untuk seluruh kompetensi pendidikan dan
pembelajaran yang diikuti.

2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan. Berarti peserta didik memperoleh nilai kepribadian minimal B
(baik) atau telah dinyatakan kompeten untuk mata pelajaran kompetensi normatif.

3) lulus ujian sekolah. Pelaksanaan ujian sekolah mengikuti ketentuan Permendikbud dan
SOP yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
4) lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang diujikan (Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, dan Ujian Kompetensi Keahlian). Pelaksanaan Ujian Nasional
mengikuti Permendikbud yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan SOP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Ke empat persyaratan di atas merupakan urutan prasyarat, artinya kelulusan bukan semata-
mata hanya ditentukan oleh kelulusan ujian nasional; tetapi untuk bisa mengikuti ujian
nasional dan ujian sekolah syarat sebelumnya harus dilalui.

96
d.Ujian Sekolah

Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta


didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas
prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional
dan aspek kognitif dan atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur
dalam POS Ujian Sekolah (Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian);

Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisi-kisi


ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian,(d) mengolah dan menentukan
kelulusan peserta didik dari ujian sekolah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan hasil
penilaian. Nilai Ujian Sekolah digabungkan dengan Nilai Rata-rata Raport semester 3,4, dan 5
dengan persentase 50% nilai rata-rata raport dan 50% nilai Ujian Sekolah menjadi Nilai
Sekolah (NS).

Mekanisme Pelaksanaan Ujian Sekolah

a. Ujian Nasional

97
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi pesertadidik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Penyelenggara UN adalah Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama


dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam
Negeri, Kepolisian Republik Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri, dan Pemerintah Daerah, yang
dalam pelaksanaannya terdiri atas Penyelenggara UN Tingkat Pusat, Penyelenggara UN Tingkat
Provinsi, Penyelenggara UN Tingkat Kabupaten/Kota, dan Penyelenggara UN Tingkat
Sekolah/Madrasah.

Penyelenggaraan UN diatur dan dilaksanakan berdasarkan Prosedur Operasional Standar


Ujian Nasional (POS UN) yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: (a). pemetaaan
mutu program dan/atau satuan pendidikan (b). dasar seleksi masuk jenjang pendidikan
berikutnya. (c). pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.

3.16 Mutasi Peserta Didik


Ketentuan Umum
Mutasi peserta didik berpedoman pada Peraturan Gubernur Nomor 120 Tahun 2008
tentang Tata Cara Perpindahan Peserta Didik;
Mutasi peserta didik dapat dilakukan apabila rasio kelas pada sekolah yang dituju
belum memenuhi rasio kelas maksimal;
Mutasi peserta didik dapat dilaksanakan :
antar sekolah/madrasah negeri yang sederajat.
1. dari sekolah negeri ke sekolah swasta atau sebaliknya dari sekolah swasta ke sekolah negeri
yang sederajat..
2. dari dan ke satuan pendidikan asing sesuai ketentuan yang berlaku.
Mutasi Keluar :
Persyaratan mutasi keluar adalah sebagai berikut :

1. Permohonan pindah sekolah/madrasah dari orang tua / wali bermeterai Rp. 10.000.
2. Peserta didik sudah memenuhi kewajiban mengikuti pembelajaran akademik dan
non akademik sesuai dengan aturan yang berlaku;

98
3. Sudah memenuhi aturan administrasi sekolah asal;

Mekanisme mutasi keluar

1. Permohonan pindah sekolah/madrasah dari orang tua / wali bermeterai Rp. 10.000.
disampaikan kepada sekolah/madrasah.
2. Sekolah membuat surat keterangan pindah yang di
tandatandangani oleh kepala sekolah/madrasah dan di ketahui oleh pengawas
sekolah/madrasah dan
Dinas Pendidikan/Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, untuk mutasi di wilayah
jombang, untuk memvalidasi NISN; dan Dinas Pendidikan, untuk mutasi ke luar
Wilayah kabupaten dan
mutasi ke sekolah asing, setelah divalisidasi NISN oleh Dinas;
3. Sekolah/madrasah menyerahkan :

(i). Surat keterangan pindah dari sekolah/;

(ii). Laporan hasil belajar/rapor asli lengkap;


(iii). fotocopy daftar siswa yang di legalisasi oleh kepala sekolah; (iv). fotocopy
sertifikat akreditasi sekolah;
(v). fotocopy surat ijin penyelenggaraan sekolah/madrasah Bagi peserta didik yang
berasal dari sekolah/madrasah swasta;

Mutasi Masuk:
Persyaratan mutasi masuk adalah sebagai berikut :

Adanya surat permohonan untuk menjadi peserta didik di sekolah tujuan dari orang tua /
wali bermaterai Rp. 10.000, dengan melampirkan :

1. Surat keterangan pindah dari sekolah asal;


2. Untuk peserta didik dari madrasah, memiliki surat keterangan pindah dari
madrasah asal yang diketahui oleh Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten;
3. Rapor (Asli dan Fotocopy) lengkap dari sekolah/madrasah asal;
4. Ijazah, SKHUN, SKYBS dari jenjang pendidikan sebelumnya;
5. Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang sudah divalidasi oleh Dinas Pendidikan
Kab/Kota;
6. Fotocopy sertifikat akreditasi dari sekolah/madrasah asal;

99
7. Fotocopy surat ijin penyelenggaraan sekolah/madrasah Bagi peserta didik yang berasal
dari sekolah/madrasah swasta;
8. Bagi peserta didik yang berasal dari sekolah asing harus
mendapatkan/membawa rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Mekanisme mutasi masuk :

1. Sekolah/madrasah menerima dan melakukan seleksi berkas usulan mutasi peserta didik
sesuai dengan persyaratan;
2. Sekolah/madrasah melaksanakan seleksi tes akademik dan non akademik, jika
diperlukan;
3. Sekolah/madrasah mengumumkan peserta didik yang diterima;
4. Sekolah/madrasah membuat surat laporan mutasi yang di
tandatandangani oleh kepala sekolah/madrasah dan di sahkan oleh engawas
sekolah/madrasah dan : Suku Dinas Pendidikan/Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
mutasi di wilayah jombang untuk memvalidasi NISN; dan Dinas Pendidikan, untuk
mutasi dari luar Wilayah jombang dan mutasi dan sekolah asing.

Pelaksanaan mutasi masuk dilakukan dengan ketentuan:

1. Mutasi masuk peserta didik kelas X SMK


Negeri, hanya bisa dilaksanakan pada semester ke 2 (dua) setelah penerimaan rapor
semester 1;
2. Mutasi peserta didik pada SMK Negeri, memperhatikan passing grade Ujian Nasional
pada saat PPDB;
3. Mutasi peserta didik SMK RSBI dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan
menggabungkan passing grade Ujian Nasional pada saat PPDB dan nilai seleksi yang
diselenggarakan sekolah;
4. Bagi peserta didik untuk jenjang satuan pendidikan SMK tidak bisa melakukan
mutasi kompetensi keahlian yang berbeda.
5. Pelaksanaan mutasi dengan rentang waktu 2 minggu dimulai setelah penerbitan nilai
rapor semester;
6. Pelaksanaan proses mutasi dilaksanakan dengan obyektif, transparan, akuntabel, adil
dan tidak dikenakan biaya;
7. Proses pelaksanaan mutasi terdiri dari: (1) pendaftaran, (2) tes seleksi, apabila
diperlukan, (3) pengumuman

100
Dalam pelaksanaan mutasi peserta didik, Pihak sekolah :

1. Membentuk panitia mutasi;


2. Mengumumkan Surat Edaran ini dan jumlah bangku kosong yang tersedia di papan
pengumuman yang dapat dilihat langsung oleh masyarakat atau di website
sekolah/madrasah;
3. Menyusun jadwal pelaksanan mutasi;
4. Melaporkan hasil pelaksanaan mutasi setelah diperiksa/diketahui oleh Pengawas ke
Dinas dan Dinas Pendidikan untuk dientri pada DAPODIK ;

Laporan Mutasi

Laporan mutasi dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah calon siswa


dinyatakan diterima

101
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun dan
disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan
waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah. Kalender pendidikan SMK Plus Umar Zahid untuk Tahun
Pelajaran 2022/2023 disusun sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar dilingkungan SMK
Plus Umar Zahid untuk Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan memperhatikan dan mengikuti
kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur. Kalender pendidikan ini
dapat mengalami perubahan sesuai dengan instruksi dan keputusan pemerintah, serta
kondisional sekolah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran adalah sebagi berikut:

A. Permulaan Tahun Pelajaran

Permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari Senin tanggal 18
Juli 2022. Untuk kelas X hari pertama masuk diisi dengan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah selama 4 hari.

B. Waktu Belajar

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi
semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:

WAKTU
HARI BELAJAR
Senin 07.00 – 15.30
Selasa 07.00 – 14.00
Rabu 07.00 – 14.00
Kamis 07.00 – 14.00
Jum’at 07.00 – 11.15
Sabtu 07.00 – 14.00

102
C. Libur Sekolah

Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah. Penentuan hari libur
memperhatikan ketentuan berikut ini.:

1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.

Mengacu pada Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif Tahun Pelajaran
2022/2023 yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan propinsi Jawa Timur, maka
Kalender Pendidikan yang berlaku di SMK Plus Umar Zahid ditetapkan dalam lampiran
dokumen KTSP ini.

103
BAB V

SUPERVISI PEMBELAJARAN

a. Latar Belakang.

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah harus
menguasai Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas : kompetensi kepribadian,
kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan kompetensi
sosial.

Penjabaran kompetensi supervisi pada intinya adalah supervisi akademis dimana langkah-
langkah yang dilakukan adalah merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalismenya.

Mencermati hasil analisis Program Supervisi Tahun pada SMK Pelajaran 2022/2023 pada
SMK Plus Umar Zahid secara umum ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki
bagi peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus peningkatan profesionalisme guru, seperti
: pengembangan indikator dan materi pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang
belum variatif, lemahnya penguasaan guru dalam model-model pembelajaran aktif , dan
sebagainya.

Karena itu dalam rangka melaksanakan tugas Kepala Sekolah sebagai Supevisor/Penyelia maka
perlu disusun program supervisi yang secara menyeluruh dan sistematis menjabarkan rencana
kegiatan yang akan dilakukan serta apa tindak lanjut dari hasil supervisi setelah kegiatan
dilakukan agar terjadi perbaikan yang signifikan dalam kegiatan akademis di SMK Plus Umar
Zahid

b. Landasan Hukum.

1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Kepala Sekolah / Madrasah

104
5. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
6. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

c. Tujuan.

Penyusunan Program Supervisi Tahun 2022/2023 pada SMK Plus Umar Zahid ini bertujuan
sebagai berikut :

1. Acuan bagi pelaksanaan kegiatan supervisi di lingkungan SMK Plus Umar Zahid
Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pendidik
2. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang bermuara
pada peningkatan kualitas tamatan.
3. Selain supervisi akademis , program supervisi ini juga dilengkapi dengan supervisi
manajerial pada setiap unit kegiatan di lingkungan SMK Plus Umar Zahid yang
merupakan supervisi internal dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan unit
kegiatan dan administrasi sekolah

d. Ruang Lingkup.

Adapun ruang lingkup Program Supervisi Tahun 2022/2023 pada SMK Plus Umar Zahid
adalah supervisi akademis yang terdiri dari:

a. Pengembangan Silabus/Perumusan Indikator


b. Pengembangan RPP/Materi Pembelajaran
c. Peningkatan Penguasaan Metode Pembelajaran
d. Peningkatan Penguasaan Model Model Pembelajaran
e. Peningkatan Penguasaan Sistem Penilaian Hasil Belajar
f. Pelaksanaan Pembelajaran
g. BK/Pengembangan Diri

e. Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2022/2023

105
Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2022/2023 yang disusun berdasarkan hasil
evaluasi dan analisis pelaksanaan supervisi akademis tahun sebelumnya diharapkan akan
memberikan dampak berupa perbaikan sekaligus peningkatan mutu proses dan output proses
pembelajaran langsung yang dilaksanakan guru-guru mata pelajaran di kelas yang
diindikasikan dengan adanya perbaikan pada :

1. Peningkatan pemahaman guru terhadap Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) dengan


titik berat pada :

a. Review KTSP berupa telaah terhadap pengembangan silabus yang sesuai dengan
kebutuhan pada setiap mata pelajaran
b. Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator
c. Penyusunan RPP

2. Penggunaan Metode – Metode dan Model-Model Pembelajaran yang lebih variatif dan
meningkatkan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran
3. Penggunaan instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
4. Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan mengacu kepada
tuntutan penguasaan kompetensi

Agar pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2022/2023 ini berlansung efektif dan
dapat memvisitasi seluruh guru mata pelajaran maka petugas supervisi terdiri atas : Kepala
Sekolah, Pengawas Pembina, Wakil Kepala Sekolah dan Guru-Guru Senior yang kompeten dan
dianggap layak dan mampu melaksanakan Supervisi .

g. Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2022/2023

Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2022/2023 disusun dengan


mempertimbangkan hari efektif belajar dan disusun atas Jadwal Pelaksanaan Supervisi
Akademis Semester Ganjil dan Jadwal Supervisi Akademis Semester Genap.

Jadwal selengkapnya terlampir

BAB VI

106
PENUTUP

Demikianlah atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, revisi dan pengembangan Kurikulum 2013
SMK Plus Umar Zahid Tahun Pelajaran 2022/2023 telah selesai, dengan harapan segala upaya
yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMK Plus
Umar Zahid dan di Indonesia pada umumnya.

Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan diutamakan oleh
semua pihak sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan membawa kemajuan bangsa di
masa yang akan datang. Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi
sekolah dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk pencerahan anak bangsa.

Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya Kurikulum SMK Plus Umar Zahid ini,
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berdo’a semoga Allah SWT membalas
amal baik Bapak/Ibu guru,yayasan, komite,DU/DI dengan pahala yang berlipat ganda. Untuk
melengkapi dokumen ini, maka didampingi dengan Buku 2 tentang Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan Silabus yang sudah ditetapkan pemerintah, serta Buku 3 tentang RPP.

107

Anda mungkin juga menyukai