PENDAHULUAN
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan standar kompetensi lulusan dikarenakan
peserta didik selama belajar tidak bisa mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan,
yang kedua banyak daya saing tenaga kependidikan yang lebih mahir dalam bidang IT,
ketiga sarana dan prasarana di sekolah belum terpenuhi 100%. Arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di
tingkat internasional.
Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan
tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di
World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area
(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang
pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student
Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di
TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari
siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
Pada pelakasanaan kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut :
1) Penguatan tata kerja guru lebih bersifat kolaboratif;
2. Kondisi nyata SMK Plus Umar Zahid berdasarkan hasil PMP/APM dapat dilihat
pada tabel pencapaian berikut ini :
Dengan melihat hasil PMP tersebut maka yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan
adalah :
a. Standar Proses
Dari nilai capaian standar proses, upaya sekolah untuk meningkatkannya adalah
sebagai berikut
1) Penyelarasan kurikulum dengan indutri yang relevan dengan kompetensi keahlian :
2) Peningkatan kerjasama dengan DUDIKA
b. Standar Kompetensi Lulusan
Upaya sekolah dalam meningkatkan nilai kinerja standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut :
1) Meningkatkan kualitas keterampilan / keahlian guru kejuruan melalui magang guru
dan setifikasi LSP
2) Mendorong semua peserta didik kelas XII untuk mengikuti ujian sertifikasi yang
diselenggarakan oleh LSP
3) Melatih peserta didik mengikuti try out AKM
c. Standar Sarana dan Prasarana
Upaya sekolah dalam meningkatkan capaian kinerja pada bidang sarana dan prasarana
adalah :
1) Memperluas akses peserta didik dalam memanfaatkan perpustakaan dengan
membuat taman bacaan di berbagai tempat khususnya di setiap keahlian.
2) Pengadaan peralatan praktik sesuai dengan tuntutan teknologi baru sesuai tuntutan
dunia kerja
3) Penambahan Laboratorium simulasi digital
4) Penambahan jamban sesuai dengan rasio jumlah peserta didik
5) Pengadaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
6) Membuat checklist daftar peralatan dan bahan praktik
7) Membuat standar operasional prosedur untuk (penggunaan ruangan, penggunaan
peralatan, pemakaian bahan dan keselamatan kerja)
d. Standar Pengelolaan
8. Jamban 8 Baik
9. Gudang 1 Sedang
a) Peserta didik
Peserta didik yang ada di SMK Plus Umar Zahid umumnya berasal dari wilayah
Kecamatan Bandarkedungmulyo, Perak, Megaluh Kabupaten Jombang karena letak
SMK Plus Umar Zahid strategis dengan transportasi yang mudah dijangkau.
b) Pendidik
Pendidik di SMK Plus Umar Zahid berjumlah 39 rata-rata usia produktif dengan
kualifikasi Sarjana (S1) mencapai 39 orang dan Magister (S2) mencapai 2 orang.
c) Sarana Prasarana
Luas Tanah SMK Plus Umar Zahid mencapai 5..000 m2, yang didalamnya terdapat
bangunan-bangunan :
Ruang belajar / kelas : 18 (Delapan belas) ruang,
Pembiayaan operasional sekolah didanai dari dana BOS dan dari sumbangan orang
tua peserta didik yang disetorkan setiap bulannya. Bagi siswa yang kurang mampu
tersedia beasiswa dari pemerintah seperti PIP. Untuk pembangunan gedung – gedung
baru atau rehabilitasi gedung SMK Plus Umar Zahid menggunakan dana swadaya
atau bantuan dari Pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat.
e) Komite Sekolah
Komite sekolah yang ada di SMK Plus Umar Zahid keberadaannya benar – benar
bermanfaat bagi Sekolah, sebagai mitra Komite Sekolah SMK Plus Umar Zahid,
sangat banyak membantu memberi masukan kepada sekolah dalam menyusun
program maupun membantu mengawasi pelaksanaan program tersebut sehingga apa
yang sudah diprogramkan dapat berjalan dengan baik.
g) Asosiasi Profesi
Asosiasi profesi yang ada baik di sekolah maupun di tingkat Kabupaten seperti
MGMP, manfaatnya sangat dirasakan oleh pendidik di SMK Plus Umar Zahid, karena
melalui wadah tersebut para pendidik dapat bertukar pikiran tentang hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi yang harus disiapkan maupun kesulitan–kesulitan
materi pembelajaran yang dialami pada saat pembelajaran.
SMK Plus Umar Zahid memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK) sebagai wadah untuk
menyalurkan para lulusan ke Dunia Industri / Dunia Kerja.
Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat nasional maupun daerah serta
penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus menggunakan acuan pada kerangka dasar
kurikulum yang dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Perubahan PP Nomor 32 tahun
2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2014
tentang Kepramukaan sebaga ekstrakurikuler wajib.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014
tentang Implementasi Mulok Kurikulum 2013.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2015
tentang Penumbuhan Budi Pekerti sebagai dasar pengembangan GLS.
12. Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh satuan
Pendidikan pada Pendidikan dasar dan menengah
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan (NSP) SMK.
14. Permendikbud No. 1 Tahun 2021 tentang PPDB Tahun Pelajaran 2021/2022
15. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, Menteri Dalam Negeri Nomor O3lKBl2O2l, Nomor 384 TAHUN 2021,
Nomor HK.O1.08/MENKDSl4242/2021, Nomor 440-717 TAHUN 202 1 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemt Coronauirus Disease 2019 (COVID-19).
16. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tanggal 07 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian.
17. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tanggal 07 Juni 2018 tentang Struktur Kurikulum
SMK/MAK.
19. Pergub Jawa Timur No. 19 tahun 2014 tentang mata pelajaran bahasa daerah sebagai
muatan lokal wajib di sekolah dan madrasah.
21. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 24 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah
Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa di Provinsi Jawa Timur tahun pelajaran 2021/2022
23. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur No. 420/3319/101.1/2021
tentang Kalender Pendidikan bagi Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Timur Tahun
Pelajaran 2021/2022
24. Panduan penilaian SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK tahun 2018
25. Pedoman PKL peserta didik SMK oleh Direktorat Pembinaan SMK tahun 2018.
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2020
tentang rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2024
27. Keputusan Kepala BSKAP nomor 009/H/KR/2022 tentang Dimensi Elemen dan
Subelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka.
1) Menyusun kurikulum sekolah yang relevan dengan standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
6) Memberikan informasi kepada masyarakat terutama orang tua peserta didik untuk lebih
memahami dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kurikulum 2013 pada
tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih berhasil guna.
7) Menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum 2013 dalam
mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite
sekolah. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
“Terwujudnya peserta didik yang unggul, berkarakter dan berbudaya ahlussunah wal jamaah "
Indikator Visi:
1. Terwujudnya lulusan yang beriman dan bertaqwa
2. Menghasilkan lulusan yang berprestasi , baik secara akademik maupu non akademik
a. Pada tahun 2023, Peserta Didik kls X tersertifikasi 100 % kompetensinya melalui praktik
kerja di lab TKJ sekolah sebagai prasyarat naik ke kelas XI.
b. Pada tahun 2023, Peserta Didik kls XI tersertifikasi 100 % kompetensinya melalui praktik
kerja di lab TKJ sebagai prasyarat naik ke kelas XII.
d. Pada tahun 2023, rata – rata nilai Mapel Ujian Akhir Sekolah Bahasa Inggris 60,00.
e. Pada tahun 2023, rata – rata nilai Mapel Ujian Akhir Sekolah Matematika 60,00
f. Pada tahun 2023, rata – rata nilai Ujian Akhir Sekolah Kompetensi 75,00
g. Pada tahun 2023, minimal 80% peserta didik kls X sudah mampu untuk baca tulis Al-
Qur’an.
h. Pada tahun 2023, minimal 80% peserta didik kls X, XI sudah mampu untuk mengamalkan
ajaran-ajaran agama islam sesuai dengan penerapan pembelajaran Kecakapan Penarapan
Ibadah di Sekolah.
i. Pada tahun 2023, Memiliki kelas khusus untuk penerapan pembelajaran Teaching Factory.
j. Memiliki tim olah raga yang mampu menjadi Finalis tingkat kecamatan dan kabupaten.
Beban belajar di SMK untuk kelas X, XI, dan XII adalah 48 jam pelajaran per minggu
ditambah 2 jam untuk muatan lokal. Satu jam belajar adalah 45 menit.
Tabel 1 : Struktur Kurikulum 2013 dan beban belajar per minggu untuk SMK
dan SMK berdasarkan Perdirjendikdasmen No. 07/D.D5/KK/2018 tanggal 7Juni tahun 2018
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 320
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya 352
JUMLAH A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 144
3. Bahasa Jawa 128
Jumlah B 380
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
Total 5.144
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Mata pelajaran dan Kompetensi Dasar pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh direktorat
PSMK, untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan
industri.
A. Muatan Nasional
Pendidikan Agama dan Budi
3 3 3 3 3 3
1 Pekerti
Pendidikan Pancasila
2 2 2 2 2 2
2 danKewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayaan
1 SeniBudaya 3 3
PendidikanJasmani, Olah Raga 2 2 2 2
2 &Kesehatan
3 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
Jumlah B 7 7 4 4 2 2
Keterangan:
Alokasi waktu 1 jam tatap muka @ 45 menit.
Praktek kerja di Industri dilaksanakan selama 500 JP/ 10 Minggu / 2,5 bulan.
Keterangan notasi
a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian.
Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b) Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap
program keahlian.
c) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard
kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam
Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah
Kejuruan dapat dilihat pada Tabel berikut.
2. Kompetensi Dasar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan
pada aqidah yang berisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai
kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang
b) Rasional
1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang
dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam (al-
Qur‟an dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam).
2. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI dan Budi Pekerti merupakan mata
pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan
dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan
kepribadian peserta didik. Maka, semua mata pelajaran yang memiliki tujuan
tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
3. Diberikannya mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan untuk terbentuknya
peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang
luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang
Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat
dijadikan bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa
harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh
ilmu dan mata pelajaran tersebut.
4. PAI dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan
peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih
menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman
tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI dan Budi Pekerti tidak hanya
menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek
afektif dan psikomotornya.
5. Secara umum mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti didasarkan pada ketentuan-
ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur‟an dan
Hadis Nabi Muhammad saw., juga melalui metode ijtihad (dalil aqli), para ulama
dapat mengembangkannya dengan lebih rinci dan mendetail dalam kajian fiqih
dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
c) Tujuan
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta
didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam yang
menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dalam diri peserta didik
melalui pengenalan, pemahaman, penghayatan terhadap ayat-ayat Allah yang
tercipta dan tertulis (ayat kauniyyah dan ayat qauliyyah);
d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan:
1. Hubungan manusia dengan Tuhan;
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan
Tarikh dan Kebudayaan Islam; menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran (ibrah)
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena sosial, untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp=sharing&ouid=10773
7826368361534556&rtpof=true&sd=true
b) Rasional
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006. Penyempurnaan tersebut dilakukan atas
dasar pertimbangan: (1) Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
diperankan dan dimaknai sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan
kriteria keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari
keseluruhan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan; (2) substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen
Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis-
pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila.
b) Rasional
Bahasa Indonesia perlu dipelajari sebagai sarana komunikasi untuk
mengindonesiakan orang Indonesia. Proses pengindonesiaan orang Indonesia
berlangsung sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 diikrarkan oleh para pendiri
negara kebangsaan Indonesia. Berdasarkan ikrar tersebut, setiap orang yang mengaku
berbangsa Indonesia bertekad menjunjung sebuah bahasa persatuan yang disebut
bahasa Indonesia. Tekad berbahasa Indonesia itu menyiratkan bahwa nilai-nilai
kebangsaan Indonesia, antara lain nilai multikutural dan multilingual, mengkristal dan
melembaga dalam bentuk perilaku berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia.
c) Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
(1) Memahami struktur teks, baik dalam genre sastra maupun nonsastra,
serta unsur kebahasaan dan fungsi sosialnya
(2) Membandingkan teks dalam bentuk lisan dan tulisan
(3) Menganalisis teks baik melalui lisan maupun tulisan
(4) Mengevaluasi teks berdasarkan kaidah-kaidah teks, baik melalui lisan
maupun tulisan
(5) Menginterpretasi makna teks, baik secara lisan maupun tulisan
NRC (National Research Council, 1989) dari Amerika Serikat telah menyatakan
pentingnya Matematika dengan pernyataan berikut: “Mathematics is the key to
opportunity.” Matematika adalah kunci kearah peluang-peluang. Bagi seorang siswa
keberhasilan mempelajarinya akan membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para
warga negara, matematika akan menunjang pengambilan keputusan yang tepat. Bagi
suatu negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan
berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan
pembelajaran matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan
kegunaan belajar matematika.
c) Tujuan
Secara umum, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik dapat:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam pemecahan masalah;
2. menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah serta untuk
membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada, serta melakukan
penalaran berdasarkan sifat-sifat matematika, menganalisis komponen dan
melakukan manipulasi matematika dalam penyederhanaan masalah
6. memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan
pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan,
toleran, menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif,
menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti,
cermat, dan sebagainya;
1. geometri dan pengukuran, yang meliputi konsep dan penggunaan: geometri bidang
dan geometri ruang (dalil titik, garis, jarak, sudut, bidang dan hubungannya); irisan
Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 36
kerucut; parabola, hiperbola dan elips; lingkaran; komposisi dan transformasi
geometri; scalar dan vector, dalam pemecahan masalah
2. aljabar, yang meliputi konsep dan penerapan: sistem persamaan dan
pertidaksamaan linear dan kuadrat (dua variabel); pertidaksamaan pecahan,
irasional dan mutlak; polinomial; persamaan kubik; matriks persamaan linear; dan
anuitas dalam pemecahan masalah
3. Trigonometri, yang meliputi konsep dan penggunaan: persamaan dan identitas
trigonometri dalam pemecahan masalah
4. Kalkulus, yang meliputi konsep dan penerapan: fungsi eksponen dan logaritma;
limit dan turunan fungsi trigonometri; limit tak hingga; garis singgung kurva;
integral tentu (luas daerah, volume benda putar, panjang kurva); dan integral
parsial dalam pemecahan masalah
5. Statistika dan Peluang, yang meliputi: variabel acak dan sample acak; uji
hipotesis; dan distribusi binomial dalam pemecahan masalah
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true
a) Pengertian
(1) Sejarah adalah ilmu tentang asal usul dan perkembangan masyarakat dan bangsa
yang berkelanjutan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa di masa kini.
(2) Pendidikan Sejarah merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai,
pengetahuan, dan keterampilan kesejarahan dari serangkaian peristiwa yang
dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa.
(3) Sejarah Indonesia merupakan kajian mengenai berbagai peristiwa yang terkait
dengan asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat dan bangsa
Indonesia pada masa lampau untuk menjadi pelajaran dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Sejarah Indonesia dapat juga dimaknai sebagai
kajian tentang kemegahan/keunggulan dan nilai-nilai kejuangan bangsa
(1) Manusia hidup masa kini sebagai kelanjutan dari masa lampau sehingga
perlajaran sejarah memberikan dasar pengetahuan untuk memahami kehidupan
masa kini, dan membangun kehidupan masa depan;
(2) Sejarah mengandung peristiwa kehidupan manusia di masa lampau untuk
dijadikan guru kehidupan: Historia Magistra Vitae ;
(3) Pelajaran Sejarah adalah untuk membangun memori kolektif sebagai bangsa
untuk mengenal bangsanya dan membangun rasa persatuan dan kesatuan;
(4) Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa
yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi).
e) Prinsip-Prinsip Asesmen:
Prinsip-prinsip asesmen dalam mata pelajaran Sejarah pada SMA/MA,
SMK/MAK, antara lain:
(1) Menentukan aspek dari hasil belajar Sejarah yang sudah dan belum
dikuasai
peserta didik sesudah suatu proses pembelajaran;
(2) Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang
kurang atau belum dikuasai;
(3) Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik
yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan,
nilai, dan sikap.
(4) Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran
berikutnya.
(5) Aspek-aspek yang dinilai/dievaluasi mencakup:
b) Rasional
Proses pembelajaran bahasa Inggris yang paling lazim dilakukan di sekolah saat
ini memiliki ciri-ciri berikut ini: materi ajar didasarkan pada buku teks, tindakan
belajar sebagian besar tertulis, langkah pembalajaran diawali dengan penjelasan guru
tentang satu atau dua contoh teks tentang isi dan unsur kebahasaan yang ada,
kemudian Peserta didik mengerjakan soal-soal tertulis di dalam buku teks, dan
akhirnya menghasilkan teks secara mandiri sesuai dengan contoh yang ada di buku
teks dan penjelasan guru. Jika bahan dari buku teks dianggap kurang, ada sebagian
guru yang menambahkan contoh yang diambil buku teks lain atau sumber lain. Namun
guru pada umumnya beranggapan bahwa bahan atau teks dari sumber otentik biasanya
terlalu sulit bagi Peserta didik, sehingga tidak banyak digunakan. Akibatnya, Peserta
didik tidak terbiasa dengan teks-teks yang justru akan mereka temui di dunia nyata di
luar kelas, apalagi menggunakan dan melakukannya. Dengan kata lain, ketika
Kesempatan seperti ini tentunya tidak mungkin muncul jika pola pembelajaran
masih dilaksanakan sebagaimana lazimnya saat ini: terpusat pada guru, berbasis buku
teks, dan didominasi bahasa tulis. Proses pembelajaran perlu memberikan kesempatan
bagi Peserta didik untuk melakukan proses belajar yang lebih alami. Proses belajar di
luar sekolah biasanya dimulai dengan cara melihat, mendengar, dan mengamati orang
lain melakukan tindakan yang ingin dikuasai. Pada saat mengamati akan timbul
keinginan untuk bertanya dan mempertanyakan hal-hal yang baru, yang asing, atau
berbeda dengan diketahui selama ini. Setelah itu akan timbul keinginan untuk
mencoba atau berpengalaman sendiri melakukan tindakan atau perilaku yang dituju.
Dalam upaya untuk menyempurnakan penguasaannya, akan dirasakan perlunya
meningkatkan penalarannya tentang yang dipelajari dengan mengasosiasikan dengan
sumber dan konteks lain. Langkah terakhir adalah melakukan tindakan yang sudah
dikuasai dalam konteks pergaulan di dunia nyata.
d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris ditetapkan berdasarkan aspek-
aspek komunikatif berikut ini
Kata seni atau kegiatan berseni merupakan " kegiatan yang dilakukan dengan
hati". Mata pelajaran seni budaya dibagi menjadi empat bagian yakni, seni rupa, seni
musik, seni tari dan seni teater.
b) Rasional
c) Tujuan
Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan
rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta
pendidik secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan
Kurikulum SMK PLUS UMAR ZAHID 2020/2021 Hal. 45
serangkaian proses aktivitas berkesenian pada peserta didik. Mata pelajaran Seni
Budaya memiliki tujuan khusus, yaitu;
8) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
a) Pengertian
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada penjelasan Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 UU dituliskan, bahwa bahan kajian pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan dimaksudkan untuk membentuk karakter peserta
didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan ditekankan untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan
nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Selain tujuan utama tersebut
dimungkinkan adanya tujuan pengiring, tetapi porsinya tidak dominan.
Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut, maka dapat disipulkan
bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada
pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai
aktivitas fisik adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia
c) Tujuan
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah
sebagai berikut:
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai percaya
diri, sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, pegendalian diri,
kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivisas fisik.
5. Meletakkan dasar kompetitif diri (self competitive) yang sportif, percaya diri, disiplin,
dan jujur.
3. Aktivitas Senam dan Gerak Ritmik, meliputi senam lantai, senam alat, senam
ritmik/irama, presiasi terhadap kualitas estetika dan artistik dari gerakan, tarian kreatif
dan rakyat.
4. Aktivitas Air, memuat kompetensi dan kepercayaan diri saat peserta didik berada di
dekat, di bawah dan di atas air. Memberikan kesempatan unik untuk pengajaran
gaya-gaya renang (dada, bebas, punggung, dan kupu-kupu) dan juga penyediaan
peluang untuk kesenangan bermain di air dan aspek lain dari olahraga air termasuk
mengapung, loncat indah dan pertolongan dalam olahraga air.
5. Kesehatan, meliputi, P3K pola hidup sehat, seks bebas dan narkoba, gizi dan makanan
sehat, manfaat aktifitas fisik, denyut jantung, pencegahan penyakit, pengurangan biaya
perawatan pribadi dan kesehatan lingkungan.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi
sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Untuk lebih detail Kompetensi inti dan komptensi dasar bisa dilihat pada link berikut:
https://docs.google.com/document/d/1LO7M5XZ_TpfWz_duDgl9zBrfG9dv2Geu/edit?usp
=sharing&ouid=107737826368361534556&rtpof=true&sd=true
58
DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK
Cakupan Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini :
a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan
secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
59
b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Pencapaian pribadi
tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi.
60
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri
dengan pengawasan tidak langsung;
2. Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang
terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai
masalah yang lazim dengan metode yang sesuai;
3. Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dengan baik dalam lingkup kerjanya;
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja
orang lain.
Deskripsi kompetensi PMK 3 tahun PMK 4 tahun berdasar KI
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam merumuskan SKL PMK dimulai
dengan menentukan profil lulusan PMK, sebagai berikut.
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki keterampilan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja pada
pihak lain atau berwirausaha, dan
61
Berdasarkan profil lulusan PMK tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Menengah Kejuruan dijabarkan ke dalam tiga dimensi, yaitu dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SMK/MAK program pendidikan 3 tahun dan
SMK/MAK program pendidikan 4 tahun memiliki kompetensi pada dimensi sikap
sebagaimana pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan
YME; YME;
2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar 2. jujur, disiplin, empati, dan pembelajar
sejati sepanjang hayat; sejati sepanjang hayat;
3. bangga dan cinta tanah air, bangga pada 3. bangga dan cinta tanah air, bangga pada
profesinya, dan berbudaya nasional; profesinya, dan berbudaya nasional;
4. memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan 4. memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan
lingkungan; lingkungan;
62
Tabel 2. SKL PMK Dimensi Pengetahuan
63
3.4 Beban Belajar SMK
Pengaturan beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka (penyampaian materi,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur), praktik sekolah (PS), dan praktik
kerja lapangan (PKL) untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya
dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran sesuai tingkat perkembangan peserta didik yaitu dengan sistem :
1) Tatap Muka (TM) : kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi langsung antara
pendidik dengan peserta didik dalam penyampaian materi dengan berbagai macam metode.
Dalam kegiatan tatap muka diberikan Penugasan Terstruktur (PT) yaitu kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk
mencapai kompetensi dengan alokasi waktu 40% dari total jam pelajaran per minggu.
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak terjadi
interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Juga Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur (KMTT) yaitu kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk
peserta didik, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh peserta didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara
pendidik dengan peserta didik.
2) Praktik Sekolah (PS) : adalah kegiatan pembelajaran untuk menerapkan materi teori yang
telah disampaikan dengan maksud agar para peserta didik lebih mendalami materi dan
terampil sesuai dengan kompetensi keahlian yang harus dikuasai.
3) Praktik Kerja Lapangan (PKL) : adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan bekerja
sama dengan Dunia Usaha / Dunia Industri untuk lebih mengenalkan para peserta didik
dengan lingkungan kerja yang nantinya akan dihadapi setelah lulus.
Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk tatap muka, praktik sekolah dan praktik kerja lapangan
menggunakan alokasi waktu untuk masing-masing mata pelajaran dalam satu tahun pelajaran
dengan perbandingan 1 : 2 : 4. Pengertiannya adalah satu jam tatap muka sama dengan dua jam
praktik sekolah dan sama dengan empat jam praktik kerja lapangan. Semua pengaturan beban
belajar tertuang dalam silabus setiap mata pelajaran / standar kompetensi.
Untuk kelas X, XI dan XII menggunakan Kurikulum 2013, alokasi waktu dalam satu tahun
adalah 2200 jam pelajaran yang terbagi dalam muatan nasional, muatan kewilayahan, dan
muatan peminatan kejuruan. Jumlah jam pembelajaran perminggunya adalah 46 jam pelajaran
64
yang kemudian ditambah dengan muatan lokal berupa Bahasa Jawa, Mulok Kepesantrenan
menjadi 50 jam pelajaran perminggu.
Jumlah minggu efektif sesuai kalender pendidikan adalah 20 minggu disemester ganjil dan 20
minggu disemester genap untuk kelas X dan XI. Sedangkan di kelas XII, minggu efektif pada
semester ganjil adalah 20 minggu dan 14 minggu di semester genap karena disemester genap
terdapat pelaksanaan Ujian Kompetensi Keahlian, Ujian Sekolah.
Salah satu tantangan pendidikan saat ini adalah menciptakan peserta didik yang
berkarakter Pancasila dan berwawasan global, dan untuk menjawab tantangan tersebut
Kemendikbud meluncurkan program pendidikan karakter yang berlandaskan Pancasila dan
diberi nama profil pelajara Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan
kreatif.
Dari kegiatan tersebut maka dapat kita tuangkan dalam tabel berikut:
Profile pelajar
No Elemen
Pancasila
Beriman, Berta
- ahlak beragama,
kwa
- ahlak pribadi,
kepada Tuhan
1
YME, - ahlak kepada manusia,
dan Berakhlak - ahlak kepada alam, dan,
Mulia - ahlak bernegara.
65
- Kesadaran akan diri dan situasi yang dihad
4 Mandiri
api serta regulasi diri.
5 - memperoleh dan memroses informasi dan ga
Bernalar kritis gasan,
- menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
- merefleksi pemikiran dan proses berfikir, da n
- mengambil keputusan.
Kreatif - menghasilkan gagasan yang orisinal, dan
6 - menghasilkan karya dan tindakan yang orisi
nal.
Berbasis
Profil Pelajar Berbasis
NO Berbasis Kelas Budaya
Pancasila Masyarakat
Sekolah
1 Beriman, Mewajibkan seluruh Melaksanakan
. Bertakwa kepada peserta didik untuk Mewajibkan Program
Tuhan YME, dan melaksanakan seluruh siswa Khotmil
Berakhlak Mulia program 3S (Sapa, untuk Qur’an
Salam, Senyum) melaksanakan keliling di
bertingkah laku sopan sholat duhur Masjid atau
dan menggunakan berjamaah yang mushola di
bahasa yang santun. dilaksanakan lingkungan
Mewajibkan seluruh oleh seluruh desa, serta
siswa untuk warga sekolah melaksanakan
melaksanakan sholat setiap hari senin kegiatan
duha berjamaah yang sampai dengan kebersihan di
dilaksanakan bergilir kamis tempat ibadah
setiap kelas tersebut
2 Berkebhin ekaan Setiap kelas Mewajibkan Siswa di
. global diwajibkan merancang siswa perkenankan
sebuah kegiatan yang menggunakan mengikuti
66
memiliki nilai bahasa daerah kegiatan
menghormati setiap hari organisasi
keberagaman dan kamis dan dalam lingkup
memiliki rasa toleransi berpakaian baju masyarakat dari
terhadap perbedaan. adat setiap hari latar suku yang
Hasilnya akan kamis awal berbeda
dipresentasikan pada bulan. sehingga
pelajaran PPKn menumbuhkan
sikap toleransi
67
3.6 Gerakan Literasi Sekolah
1. Pengertian
Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi
kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu, makna literasi juga mencakup
melek visual yang artinya "kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang
disampaikan secara visual (adegan, video, gambar)." (Wikipedia). Berdasakan itu, kami
menyatakan bahwa melek membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi sekolah.
Pengembangan lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa meningkatkan melek budaya, tata
nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas.
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS (Gerakan Literasi Sekolah) adalah
kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah
sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik.
Gerakan Literasi Sekolah telah dicanangkan sejak akhir tahun 2014. Berbagai upaya
dilakukan untuk menggerakkan ekosistem sekolah dalam melakukan kegiatan berliterasi dan
mengembangkan sikap. Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa. Saat ini, program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkan di sebagian
sekolah dalam berbagai kegiatan, antara lain 15 menit membaca sebelum pembelajaran,
sebagaimana diamanatkan oleh Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015.
Tujuan
a) Tujuan Umum dari gerakan literasi sekolah adalah menumbuh kembangkan budi pekerti
peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
68
Model Program Literasi
A. Mengelola sudut baca
Mengelola sudut baca dapat dilakukan lagi di tahap pengembangan dengan menambahkan
beberapa langkah. Berikut ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengelola
sudut baca dalam tahap pengembangan.
1) Wali kelas memandu peserta didik untuk membuat sudut baca.
2) Setiap peserta didik menyumbang satu buku untuk sudut baca.
3) Ada peserta didik yang bertugas mengelola administrasi peminjaman buku.
4) Peserta didik wajib meminjam buku untuk dibaca.
5) Peserta didik membuat resume hasil bacaan.
6) Peserta didik mengumpulkan hasil serume di loker khusus.
7) Wali kelas memeriksa resume di loker sebulan sekali.
8) Peserta didik membuat perayaan hasil membaca, misalnya menceritakan hasil bacaan di
kelas.
B. Satu Jam Wajib Baca (seminggu sekali)
Kegiatan ini membiasakan peserta didik gemar;
1) membaca buku yang disukai,
2) membuat resume,
3) mengisi jurnal membaca,
4) menceritakan isi buku.
C. Klub Pecinta Buku
Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik membaca buku baru dan membagi
hasil bacaan pada teman. Kegiatan dalam klub pecinta buku dapat dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain:
1) membaca buku,
2) membuat ringkasan/resensi buku,
3) menceritakan isi buku,
4) mendiskusikan isi buku.
D. Tantangan Membaca
Tantangan membaca tidak dilaksanakan pada tahap pembiasaan, tapi dapat dilaksanakan
setelah sekolah masuk dalam tahap pengembangan. Program ini menantang peserta didik
untuk meningkatkan kegemaran membaca. Berikut ini alternatif langkah-langkah kegiatan
yang dapat dilakukan:
1) mendaftar program tantangan membaca,
2) memilih judul buku untuk tantangan membaca,
69
3) meringkas buku, tidak lebih dari dua ratus kata,
4) melaporkan rencana daftar bacaan peserta didik dan hasil membacanya pada panitia,
5) melaksanakan tantangan membaca,
6) memberikan sertifikat pada peserta didik yang berhasil.
Melalui kegiatan yang difasilitasi guru yang diintegrasikan dalam pembelajaran. Contoh
:
• guru memberikan peluang membaca di awal pembelajaran
• guru memberi tugas siswa belajar di perpustakaan.
• siswa mencari bahan bacaan sendiri.
• guru menugaskan siswa menganalisis dan merumuskan resume
• meningkatkan daya baca siswa dengan dukungan buku, e book, dan teknologi
digital
b) Kegiatan Pengembangan
2) membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dalam agenda
khusus presentasi buku.
3) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif, dan
inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan kritik buku.
4) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku dalam
kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
c) Kegiatan Pembelajaran
70
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman belajar siswa baik
yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun kegiatan mandiri. Kegiatan ini
bertujuan :
1) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang hayat;
Contoh kegiatan literasi yang diintegrasikan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut
:
1) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama,
dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik
atau akademik.
71
MODEL PROGRAM LITERASI
NO. KOMPONEN URAIAN
A) Perencanaan
1. Program : Gerakan Literasi
Deskripsi Kondisi
2. :
Nyata
3. Masalah Utama :
:
4. Kegiatan (Solusi)
5. Tujuan :
Indikator
6. :
Pencapaian
Strategi
7. :
Pelaksanaan
Tim Pelaksana/
8. :
Uraian Tugas
B) Pelaksanaan
Komponen
No. Pelaksanaan Tanggal
Kegiatan
Rapat pembahasan Program
:
GLS
Implementasi
Pelaksana Kegiatan Pembiasan
1. Kegiatan dan
Jadwal Implementaasi
Pembelajaran
Evaluasi Kegiatan
Uraian
Diisi dengan catatan dan bukti fisik kegiatan
2. Jurnal Kegiatan
72
C) Penilaian Kegiatan
Komponen
No. Pelaksanaan Tanggal
Kegiatan
1. Evaluasi : Pelakasnaan Evaluasi
pelaksanaan dilakukan secara berkala dan
disampakan ke forum dewan
guru dalam rapat evaluasi
program.
2. Evaluasi Terlampir.
Pencapaian
D) Instrumen Evaluasi
73
Instrumen evaluasi keterlaksanaan dan ketercapaian target program perlu sekolah
siapkan saat program disusun atau sebelum program dilaksanakan.
Pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi
khususnya mengembangkan minat baca belum berjalan secara optimal di sekolah
karena beberapa guru memiliki pemahaman berbeda atau kurang memadai tentang
literasi. Guru seharusnya dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya, termasuk
dalam membaca. Saat guru meminta siswa membaca, guru pun juga perlu membaca
untuk memberi contoh yang baik bagi siswanya. Tradisi literasi (kemampuan
komunikasi yang artikulatif secara verbal dan tulisan serta kemampuan menyerap
informasi melalui bacaan) juga belum tumbuh secara koheren dalam diri beberapa
guru.
Guru perlu memahami bahwa upaya pengembangan literasi tidak berhenti ketika
peserta didik dapat membaca dengan lancar. Pengembangan literasi perlu terjadi pada
pembelajaran di semua mata pelajaran melalui upaya untuk meningkatkan kemampuan
berpikir analitis, kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Para guru perlu
memasukkan strategi literasi dalam pembelajarannya. Pengembangan kemampuan
literasi di sekolah akan membantu meningkatkan kemampuan belajar siswa.
Penggunaan bacaan atau bahan ajar yang bervariasi, disertai dengan perencanaan yang
baik dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi
siswa.
Pada dasarnya ada tiga tahapan pelaksanaan GLS di sekolah, dimulai dari Tahap
Pembiasan, Tahap Pengembangan, sampai pada tahap Pembelajaran. Pembangunan
budaya literasi di sekolah hendaknya berfokus pada tiga hal sebagai berikut (Beers
dkk, 2009).
1. Mengkondisikan lingkungan fisik yang kaya literasi
Pada tahun pelajaran 2021/2022 ini, SMK Plus Umar Zahid baru permulaan yaitu
dalam tahap pembiasaan. Ini disamping karena belum siapnya sarana-prasarana juga
perlu mempersiapkan para guru untuk mulai membiasakan diri dengan budaya literasi
terlebih dulu sebelum diterapkan pada para peserta didik. Rencana kedepan akan
dikembangkan lebih baik untuk meningkatkan minat baca pada para peserta didik
74
dengan menambah koleksi buku bacaan di perpustakaan sekolah atau sudut baca di
setiap kelas.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, karena itu satuan pendidikan harus mengembangkan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester.
Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
Penerapan Muatan Lokal di SMK Plus Umar Zahid diharapkan dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan
yang luas tentang keadaan lingkungan daerah dan kebutuhan masyarakatnya sesuai dengan nilai-
nilai/aturan yang berlaku serta ikut mengambil bagian dalam mendukung kelangsungan
pembangunan daerah dan pembangunan nasional.
Melalui implementasi Muatan Lokal yang dikembangkan di SMK Plus Umar Zahid, diharapkan
peserta didik dapat:
a. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah;
b. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai lingkungan daerah
yang berguna bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya;
c. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerah,
serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang
pembangunan nasional;
d. berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah.
Setiap akhir semester hasil belajar muatan lokal bersama hasil belajar mata pelajaran lain
dilaporkan kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar (rapor)
berupa angka (untuk aspek pengetahuan dan atau praktik) dan predikat (untuk aspek afektif),
disertai deskripsi kemajuan belajar/ketercapaian kompetensi peserta didik.
Mata pelajaran ini berdiri sendiri dan dimasukkan ke dalam kelompok mata
75
pelajaran wajib B dengan beban belajar 2 jam pelajaran per minggu. Adapun
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran muatan lokal adalah sebagai berikut ;
Bahasa Jawa Kelas X
76
mengamalkan perilaku jujur, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
disiplin, tanggungjawab, kerjasama, toleran, damai), santun,
peduli (gotong royong, responsif, dan proaktif dalam menggunakan
kerjasama, toleran, damai), bahasa Jawa dalam bentukteks Serat
santun, responsif dan pro- Wedhatama pupuh Pangkur.
aktif dan menunjukkan sikap 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
sebagai bagian dari solusi atas tanggung jawab, peduli (gotong royong,
berbagai permasalahan dalam kerjasama, toleran, damai), santun,
berinteraksi secara efektif responsif, dan proaktif dalam menggunakan
dengan lingkungan sosial dan bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
alam serta dalam 2.3 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menempatkan diri sebagai tanggung jawab, peduli (gotong royong,
cerminan bangsa dalam kerjasama, toleran, damai), santun,
pergaulan dunia. responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks pawarta.
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks deskripsi
tentang rumah adat Jawa.
2.5 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa dalam bentuk teks dua paragraf
aksara Jawa.
2.6 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks Serat Wedhatama
pupuh Sinom.
2.7 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui petikan teks crita
wayang.
2.8 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks panatacara.
2.9 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
77
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks deskripsi tentang
makanan tradisional Jawa.
2.10 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalam menggunakan
bahasa Jawa melalui teks dua paragraf
aksara Jawa.
3. Memahami,menerapkan, 3.1 Menelaah teks Serat Wedhatama pupuh
menganalisis pengetahuan Pangkur.
faktual, konseptual, 3.2 Menelaah teks crita cekak.
prosedural berdasarkan rasa 3.3 Menelaah teks pawarta.
ingintahunya tentang ilmu 3.4 Menelaah teks deskriptif tentang rumah adat
pengetahuan, teknologi, seni, Jawa.
budaya, dan humaniora 3.5 Mengidentifikasi kaidah penulisan aksara
dengan wawasan Jawa dalam 2 (dua) paragraph yang
kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan sandhangan mandaswara.
kenegaraan, dan peradaban 3.6 Menelaah teks Serat Wedhatama pupuh
terkait penyebab fenomena Sinom.
dan kejadian, serta 3.7 Memahami isi teks crita Mahabharata (Bima
menerapkan pengetahuan Bungkus).
prosedural pada bidang kajian 3.8 Menelaah teks panatacara.
yang spesifik sesuai dengan 3.9 Memahami isi teks deskriptif tentang
bakat dan minatnya untuk makanan tradisional Jawa.
memecahkan masalah. 3.10 Mengidentifikasi kaidah penulisan aksara
Jawa dalam dua paragraf yang
menggunakan aksara angka.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menanggapi isi Serat Wedhatama pupuh
menyaji dalam ranah konkret Pangkur dan menulis syair tembang Pangkur
dan ranah abstrak terkait dengan bahasa sendiri, serta menyajikannya
dengan pengembangan dari secara lisan/tulis.
yang dipelajarinya di sekolah 4.2 Menulis dan menyajikan sinopsis teks crita
secara mandiri, dan mampu cekak yang dibacanya
menggunakan metoda sesuai 4.3 Menanggapi, menulis, dan menyajikan teks
kaidah keilmuan. pawarta secara.
4.4 Menanggapi dan menceritakan kembali isi
teks deskriptif tentang rumah adat Jawa.
4.5 Menulis dua paragraf berhuruf Jawa yang
menggunakan sandhangan mandaswara.
4.6 Menanggagpi isi Serat Wedhatama pupuh
Sinom dan menulis, serta menyajikan syair
78
tembang Sinom dengan bahasa sendiri.
4.7 Menulis sinopsis teks cerita teks maha-
bharata (Bima Bungkus) dan menyajikannya.
4.8 Membaca teknik teks panatacara.
4.9 Menanggapi dan menceritakan kembali isi
teks deskriptif tentang makanan tradisional
Jawa.
4.10 Menulis dan menyajikan dua paragraf ber-
huruf Jawa yang menggunakan aksara
angka.
Salah satu upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas siswa adalah
menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Program ini
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan,
melaksanakan, sampai dengan mengvaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Hal ini sangat penting di lakukan
agar pendidikan di Indonesia mampu membekali siswa dengan pengetahuan serta ketrampilan
yang memadai , maka lulusan pendidikan Indonesia akan memiliki rasa percaya diri serta
motivasi yang tinggi untuk mengembangkan diri secara optimal , sehingga mampu bersaing
ssecara global.
Untuk membekali siswa dalam memasuki dunia kerja sebagai entrepreneur maupun sebagai
tenaga kerja dalam persaingan global dan melengkapi ketrampilan siswa, SMK Plus Umar
Zahid menyelenggarakan Program Penguatan Kompetensi dengan mengahadirkan tutor dari
salah satu Lembaga Dunia Usaha / Dunia Industri, yang mana kegiatan ini diakhiri dengan
Kegiatan Uji Kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi sehingga siswa mendapatkan
sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi ini dapat membantu siswa meyakinkan organisasi /
industri bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa.
3.9 Kegiatan Pengembangan (Ekstrakurkuler)
Kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam
pelajaran yang dilakukan di sekolah dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan,
keterampilan dan wawasan serta membantu membentuk karakter peserta didik sesuai dengan
minat dan bakat masing-masing.. Kegiatan ini secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan
79
atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah secara berkala dan
terprogram. Ekstrakulikuler dipecah kedalam beberapa bidang yakni bakat, Seni dan Olah raga.
80
membantu konseli agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan
untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi
penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan mampu
mengatasi masalahnya sendiri, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka
mencapai tujuan hidupnya.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
dalam komponen layanan dasar antara lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal,
bimbingan kelompok, pengelolaan media informasi, dan layanan bimbingan dan konseling
lainnya.
1) Fokus Pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus pengembangan kegiatan yang dilakukan diarahkan
pada perkembangan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat
dengan upaya membantu peserta didik/konseli dalam upaya mencapai tugas-tugas
perkembangan dan tercapainya kemandirian dalam kehidupannya.
b) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan
minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan,
perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan peserta
didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat
peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses
pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3)
merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang
peminatan belajar yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia
pada satuan pendidikan serta prospek peminatannya; (4)merupakan proses yang
berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil
belajar serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan
(5) layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan
konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan individual.Layanan Perencanaan
individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu merumuskan dan
melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan
berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman
terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara
mendalam, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan
peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli
81
mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya
secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
Peminatan dan perencanaan individual secara umum bertujuan untuk membantu
konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu
merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan
berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Tujuan peminatan
dan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi peserta
didik/konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan
pengembangan pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada kegiatan
meliputi; (1) pemberian informasi program peminatan; (2)melakukan pemetaan dan penetapan
peminatan peserta didik (pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan
penetapan peminatan peserta didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan pendalaman minat;
(5)layanan pindah minat; (6) pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal,
bimbingankelompok, konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi, (7)
pengembangan dan penyaluran; (8) evaluasi dan tindak lanjut. Konselor atau guru bimbingan
dan konseling berperan penting dalam layanan peminatan peserta didik dalam implementasi
kurikulum 2013 dengan cara merealisasikan 8 (delapan) kegiatan tersebut. Dalam penetapan
peminatan peserta didik/konseli SMTA memperhatikan data tentangnilai rapor SMP/MTs atau
yang sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat, minat peserta didik
dengan persetujuan orang tua/wali, dan rekomendasi guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor SMP/MTs atau yang sederajat. Untuk menuju peminatan peserta
didik/konseli yang tepat memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara sistematis dapat
dimulai semenjak menempuh pendidikan formal.
c. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang
menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli
tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi
layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,
kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral).
Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli yang sedang
mengalami masalah tertentu menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat
perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius. Konselor atau Guru
82
Bimbingan dan Konseling hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami
hakikat dan ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan
masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil dari layanan ini, peserta
didik/konseli diharapkan dapat mengalami perubahan pikiran, perasaa, kehendak, atau
perilaku yang terkait dengan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang
secara nyata mengalami masalah yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial
menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah.
Masalah yang dihadapi dapat menyangkut ranah pribadi, sosial, belajar, atau karir. Jika tidak
mendapatkan layanan segera dari Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling maka dapat
menyebabkan peserta didik/konseli mengalami penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami
gangguan yang lebih serius atau lebih kompleks. Masalah peserta didik/konseli dapat
berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau
menghambat perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal
dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
1. Struktur Program
a. Sistematika Program layanan.
Program layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan disusun sekurang-kurangnya
dengan menggunakan sistematika sebagai berikut.
1) Rasional
Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam
keseluruhan program satuan pendidikan. Rumusan konsep dasar kaitan antara bimbingan dan
konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan
konteks sosial budaya hidup masyarakat (termasuk peserta didik), dan hal-hal lain yang
dianggap relevan.
2) Visi dan Misi
Sajian visi dan misi bimbingan dan konseling harus sesuai dengan visi dan misi
sekolah/madrasah, oleh karena itu sajikan visi dan misi sekolah/madrasah kemudian
rumuskan visi dan misi program layanan bimbingan dan konseling.
3) Deskripsi Kebutuhan
Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need assessment) peserta didik/konseli
dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta
didik/konseli.
4) Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta
83
didik/ konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
5) Komponen Program.
Komponen program bimbingan dan konseling di satuan pendidikan meliputi: (1) Layanan
Dasar, (2) Layanan Peminatanan peserta didik dan Perencanaan Individual (3) Layanan
Responsif, dan (4) Dukungan sistem.
6) Bidang layanan
Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar dan karir. Materi
layanan bimbingan klasikal disajikan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen
kebutuhan 4 (empat) bidang layanan.
7) Rencana Operasional (Action Plan)
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin program bimbingan dan
konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil
dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan untuk memfasilitasi
peserta didik/konseli mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
8) Pengembangan Tema/Topik.
Tema/topik ini merupakan rincian lanjut dari identifikasi diskripsi kebutuhan peserta didik
dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir. Pengembangan Rencana
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK). RPLBK dikembangkan sesuai
dengan tema/topikdan sistematika yang diatur dalam panduan penyelenggaraan layanan
bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan.
9) Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.
Rencana evaluasiperkembangan peserta didik/konseli didasarkan pada rumusan tujuan yang
ingin dicapai dari layanan yang dilakukan. Di samping itu, perlu dilakukan evaluasi
keterlaksanaan program, dan hasilnya sebagai bentuk akuntabilitas layanan bimbingan dan
konseling. Hasil eveluasi harus dilaporkan dan diakhiri dengan rekomendasi tentang tindak
lanjut pengembangan program selanjutnya.
10) Anggaran biaya.
Rencana anggaran biaya untuk mendukung implementasi program layanan bimbingan dan
konseling disusun secara realistik dan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan.
Rancangan biaya dapat memuat kebutuhan biaya operasional layanan bimbingan dan
konseling dan pengembangan profesi bimbingan dan konseling.
b. Program Layanan
Program layanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan sebagai berikut.
1) Program Tahunan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan
mencakup komponen, strategi dan bidang layanan selama satu tahun ajaran untuk masing-
84
masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
2) Program Semesteran yaitu program layanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu semester merupakan jabaran kegiatan lebih rinci dari program tahunan.
2. Bentuk Layanan BK (Dalam dan Luar Kelas)
Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakan oleh
tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Layanan
Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar
kelas. Kegiatan bimbingan dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas merupakan satu
kesatuan dalam layanan profesional bidang bimbingan dan konseling. Layanan dirancang
dan dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas, serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler.
Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan secara terprogram berdasarkan
asesmen kebutuhan (need assessment) yang dianggap penting (skala prioritas) dilaksanakan
secara rutin dan berkelanjutan (scaffolding). Semua peserta didik harus mendapatkan
layanan bimbingan dan konseling secara terencana, teratur dan sistematis serta sesuai
dengan kebutuhan. Untuk itu, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dialokasikan
masuk kelas selama 2 (dua) jam pembelajaran per minggu setiap kelas secara rutin
terjadwal.Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas bukan merupakan mata
pelajaran bidang studi, namun terjadwal secara rutin di kelas dimaksudkan untuk melakukan
asesmen kebutuhan layanan bagi peserta didik/konseli dan memberikan layanan yang
bersifat pencegahan, perbaikan dan penyembuhan, pemeliharaan, dan atau pengembangan.
a) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas.
1) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas (bimbingan klasikal)
merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada semua
peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu.
2) Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan klasikal) adalah 2
(dua) jam per kelas (rombongan belajar) perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal
di kelas.
3) Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan Bimbingan
dan Konselingdiberikan secara proporsioal sesuai kebutuhan peserta didik/konseli
yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karirdalamkerangka
pencapaian perkembangan optimal peserta didik dan tujuan pendidikan nasional
4) Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencanapelaksanaan
layanan bimbingan klasikal (RPLBK).
85
5) Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas dan
dilakukan oleh konselor yaitu pendidik professional yang minimal berkualifikasi
akademik Sarjana Pendidikan (S1) dalam bidang konseling dan lulus pendidikan
profesi bimbingan dan konseling/konselor, atau guru Bimbingan dan konseling yang
berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan
konseling dan bersertifikat pendidik.
b) Layanan bimbingan dan konseling di luar kelas.
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling di luar kelas, meliputi konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas,
konsultasi, konferensi kasus, kunjungan rumah (home visit), advokasi, alih tangan kasus,
pengelolaan media informasi yang meliputi website dan/atau leaflet dan/atau papan
bimbingan dan konseling, pengelolaan kotak masalah, dan kegiatan lain yang mendukung
kualitas layanan bimbingan dan konseling yang meliputi manajemen program berbasis
kompetensi, penelitian, dan pengembangan, pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB), serta kegiatan tambahan yang relevan dengan profesi bimbingan dan konseling atau
tugas kependidikan atau lainnya yang berkaitan dengan tugas profesi bimbingan dan
konseling yang didasrkan atas tugas dari pimpinan satuan pendidikan atau pemerintah.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Ulangan adalah
proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara
berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
Peserta Didik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian berupa
tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
86
1) Penilaian Harian : adalah ulangan yang dilakukan setiap menyelesaikan satu atau
beberapa sub kompetensi / kompetensi dasar sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun oleh masing-masing guru pengajar
mata pelajaran yang bersangkutan. Hasil dari UH apabila tidak
memenuhi KKM, dapat dilakukan proses perbaikan nilai atau
pengayaan agar semua peserta didik memahami semua materi
pelajaran.
2) Penilaian Tengah Semester (PTS) :
Penilaian yang dilakukan dengan menggabungkan beberapa sub kompetensi / kompetensi
dasar dalam satu waktu. Penyelenggaraan ulangan dimaksudkan untuk :
• Menilai apakah peserta didik telah memahami atau menguasai sub kompetensi /
kompetensi dasar yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar.
• Mengevaluasi apakah bahan ajar disajikan sesuai dengan kurikulum operasional dan
RPP yang ditentukan, dan apakah cara penyajian guru cukup baik.
• Penilaian Tengah Semester diselenggarakan setelah selesai pembelajaran beberapa
kompetensi sesuai RPP. Mutu penyelengaraan Ulangan Tengah Semester sama
dengan mutu Ulangan Akhir Semester.
3) Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) :
dilakukan pada akhir semester Ganjil sebagaimana halnya kegiatan belajar mengajar.
Peserta didik hanya diperbolehkan mengikuti Ujian sesuai dengan mata pelajaran tiap
kompetensi dan telah mengikuti Penilaian Tengah Semester.
Syarat akademik untuk mengikuti UTK :
• Kehadiran ≥ 90 %.
• Semua tugas-tugas telah diselesaikan.
• Memenuhi persyaratan administrasi Pembelajaran, yaitu telah menyelesaikan seluruh
kewajiban Pembelajaran pada semester yang bersangkutan maupun semester-semester
sebelumnya.
• Membawa kartu ujian saat mengikuti ujian.
4) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) :
dilakukan pada akhir semester Genap sebagaimana halnya kegiatan belajar mengajar.
Peserta didik hanya diperbolehkan mengikuti Ujian sesuai dengan mata pelajaran tiap
kompetensi dan telah mengikuti Ujian Tingkat Kompetensi (UTK).
5) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) : Ujian yang dilaksanakan oleh satuan
pendidikan menggunakan standar nasional sesuai peraturan yang wajib dilakukan oleh
peserta didik yang belajar pada tahun terakhir.
87
6) Ujian sekolah (US)
a) Waktu dan Teknis Pelaksanaan
• Ujian sekolah dilaksanakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
yang dilakukan SMK Plus Umar Zahid untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari SMK Plus Umar Zahid
• Ujian Sekolah terdiri dari ujian Tertulis dan Ujian Praktik.
• Ujian Sekolah terdiri dari Ujian Sekolah Utama dan Ujian Sekolah Susulan.
• Ujian Sekolah Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit atau berhalangan
hadir dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah.
• Mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Sekolah adalah mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan POS
b) Persyaratan untuk mengikuti Ujian Sekolah
• Setiap peserta didik yang belajar pada tahun terakhir di SMK Plus Umar Zahid berhak
untuk mengikuti Ujian Sekolah.
• Untuk mengikuti Ujian Sekolah, peserta didik harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.
• Memiliki Ijazah atau surat keterangan lain yang setara, atau berpenghargaan sama,
dengan ijazah dari satuan pendidikan SMP/MTs.
• Memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada SMK Plus Umar Zahid mulai
semester 1 kelas X dengan semester 6 dikelas XII.
• Memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan sekolah.
7) Ujian Unit Kompetensi (UUK) : peserta didik pada tingkat akhir (Kelas XII) diberikan
kesempatan untuk mengikuti UUK agar mendapatkan sertifikat keahlian dari LSP sesuai
dengan kompetensi keahlian masing-masing. SMK Plus Umar Zahid belum memiliki
LSP sendiri saat ini tetapi sudah memiliki beberapa guru yang bersertifkat sebagai asesor,
sehingga dapat menjalin kerjasama dengan sekolah lain yang mempunyai LSP untuk
pelaksanaan UUK.
8) Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) : ujian ini menjadi persyaratan bagi semua peserta
didik setelah menyelesaikan semua mata pelajaran peminatan kejuruan pada tingkat
akhir. UKK dilaksanakan menggunakan standar soal dan kriteria penilaian yang telah
ditentukan oleh pemerintah untuk setiap kompetensi keahlian dengan beberapa pilihan
paket soal yang dapat dipilih oleh masing-masing peserta didik.
Penguji UKK terdiri dari penguji internal yaitu guru mata pelajaran kejuruan dan
penguji eksternal dari DU/DI yang telah menjalin kerjasama dan berkompeten sesuai
kompetensi keahliannya.
88
b) Penilaian Ujian
1) Ulangan Harian (UH), Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Tingkat Kompetensi
(UTK), Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK), Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN), Ujian Sekolah (US), Ujian Unit Kompetensi (UUK), Ujian Kompetensi
Keahlian (UKK) dilaksanakan dengan menggunakan pedoman penilaian keberhasilan
ujian dinyatakan dalam angka, sedangkan predikat kompetensi diberikan dalam bentuk
huruf A, B, C, D, dan E .
Nilai Kualifikasi
Predikat Hasil Belajar
Angka Kompetensi
90 - 100 A Amat Baik
80 - 89 B Baik
70 - 79 C Cukup
0 - 69 D Kurang
2) Penilaian sikap.
Untuk mengukur penguasaan kognitif dapat digunakan tes tulis maupun lisan,
dan untuk pengukuran penguasaan keterampilan (psychomotoric) dapat digunakan
teknik tes penugasan, demontrasi, simulasi, atau kerja proyek. Untuk penilaian sikap
(affective) dapat dilakukan bersamaan atau menyatu dengan kegiatan pelaksanaan
tugas praktik, yaitu dengan menggunakan format/lembar penilaian yang menyatu
dengan penilaian pelaksanaan tugas maupun dengan format penilaian sikap yang
dibuat tersendiri.
Format yang dapat digunakan untuk melaksanakan penilaian sikap baik untuk
sikap kerja maupun untuk penilaian sikap dalam aspek non instruksional atau budi
pekerti (attitude) antara lain dengan menggunakan format “fish bone analysis”, yaitu
dengan memberikan kesempatan kepada masing-masing peserta didik untuk
memberikan penilaian bagi dirinya sendiri terlebih dahulu sesuai dengan pendapatnya,
yang selanjutnya digabungkan dengan nilai yang diberikan oleh guru/instruktur
penilai.
Setiap aspek sikap terlebih dahulu diberikan deskripsi kriteria yang
menggambarkan kualifikasi dari masing-masing aspek sikap yang dinilai. Jenis/aspek
sikap yang dinilai tiap kompetensi tentunya dapat berbeda-beda tergantung dari
tuntutan kompetensi atau karakteristik masing-masing kompetensi.
Contoh bentuk format yang dapat digunakan untuk mengadakan penilaian sikap secara
khusus adalah format sebagai berikut :
89
FORMAT PENILAIAN SIKAP
Skor Perolehan
No Aspek Non instruksional/ Believe (B)
Evaluation (E)
(n) sikap (Attitude) (Preferensi oleh
(oleh guru)
Peserta)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Kerja sama
2. Kedisiplinan
3. Kejujuran
Mengakses/meng-
4.
organisasikan informasi
5. Tanggung jawab
6. Memecahkan masalah
7. Kemandirian
8. Ketekunan
90
160
= ---------- x 90 = 72.
200
91
2. Mengelola buku jurnal
3. Mengelola buku besar
4. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa
5. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan dagang
6. Menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan manufaktur
Pembelajaran di dunia kerja Du/Di adalah program PKL yaitu kegiatan pembelajaran
praktik untuk menerapan, memantapan, dan meningkatan kompetensi peserta didik.
Pelaksanaan PKL melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk
memperkuat pembelajaran praktik dengan cara pembimbingan.
Program PKL sangat penting untuk memberikan bekal kemampuan bagi peserta didik,
maka perlu dibuat suatu pedoman, sesuai dengan pernyataan pada Pasal 4 tentang Standar
Proses (SP) yang dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran praktik di Du/Di berupa
PKL yang diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jendral terkait. Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan.
1) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas XI, sekolah harus
menata ulang topik-topik pembelajaran pada semester 4 dan semester 5, agar
92
pelaksanaan PKL tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada
semester 4 dan sebagian materi pada semester 4 dapat dipindah ke semester 5.
2) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 5 kelas XII, sekolah
harus melakukan pengaturan yang sama untuk materi pembelajaran pada
kedua semester tersebut.
b. Praktek kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan pola harian (120 -200
hari), atau pola mingguan (24-40 minggu) atau pola bulanan (6-10 bulan)
c. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/Industri yang
memiliki jam kerja kurang dari 5 hari per minggu maka sekolah perlu mengatur
rotasi/perputaran kelompok peserta PKL.
d. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan muatan
kewilayahan dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi
dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama
penilaian.
e. Jika pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan muatan kewilayahan tidak
terintegrasi dalam kegiatan PKL maka pembelajaran mata pelajaran muatan
nasional dan muatan kewilayahan tersebut dilakukan di satuan pendidikan
(sebelum PKL atau setelah kembali dari kegiatan PKL) dengan jumlah jam setara
dengan jumlah jam satu semester.
f. Sistem penilaian PKL
Penilaian PKL menurut Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan yang
dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Menengah Kejuruan (Desember 2015, halaman
45-68) dinyatakan bahwa penilaian PKL meliputi penilaian hasil belajar peserta
didik selama mengikuti program PKL dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan PKL.
93
Seluruh hasil penilaian untuk semua mata pelajaran yang diperoleh siswa baik sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan setelah diolah dan dianalisis akan menentukan apakah
siswa tersebut berhak naik kelas atau tidak.
Secara umum siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran termasuk kegiatan penilaian dalam dua
semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
2. Jumlah ketidakhadiran peserta didik tidak boleh kurang dari 20% dari hari efektif.
3. Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
satuan pendidikan.
4. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK.
5. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada
semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada tahun
pelajaran tersebut.
b. Pelaporan hasil belajar
1. Pelaporan hasil ulangan dilakukan oleh pendidik disampaikan kepada peserta didik dan
orang tua dalam bentuk rapor dan/atau paspor keterampilan yang berisi tentang skor
disertai dengan deskripsi capaian kompetensi.
2. Pelaporan hasil penilaian UUK dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi dalam
bentuk paspor keterampilan sesuai dengan unit kompetensi yang telah dicapai.
3. Pelaporan hasil penilaian UKK dilakukan oleh Du/Di dalam bentuk paspor keterampilan
dan/atau sertifikat kompetensi sesuai dengan unit kompetensi yang telah dicapai.
4. Pelaporan hasil penilaian teaching factory atau technopark dilakukan oleh satuan
pendidikan dan/atau DUDI dalam bentuk paspor keterampilan atau sertifikat kompetensi
(teaching factory atau technopark).
5. Pelaporan hasil ujian nasional yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk Sertifikat
Hasil Ujian Nasional (SHUN).
6. Pelaporan hasil ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ijazah.
Mekanis terbentuknya nilai LHB untuk Semester Ganjil dan Genap
Berdasarkan pada 19 Tahun 2005 Pasal 63 bahwa penilaian hasil belajar dilakukan oleh
pendidik dapat dilakukan bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Maka penentuan nilai Laporan Hasil Belajar (LHB)
peserta didik pada setiap mata pelajaran dihitung berdasarkan nilai harian (NH), nilai tengah
94
semester (NTS) dan nilai akhir semester (NAS) untuk semester ganjil atau nilai kenaikan kelas
(NKK) untuk semester genap.
Misalkan sebuah mata pelajaran memiliki 7 SK maka seyogyanya dalam proses penetuan
nilai LHB peserta didik ditentukan oleh 7 nilai harian atau 7 nilai SK (kompetensi), nilai tengah
semester dan nilai akhir semester. Masing-masing nilai harian harus dihitung berdasarkan
beberapa nilai penugasan dan nilai ulangan.
Jika jumlah SK lebih dari 3 sebaiknya pelaksanaan ulangan untuk SK dilakukan paling
tidak hanya 3 kali pelaksanaan ulangan. Hal dilakukan untuk efisiensi hari efektif belajar. Jadi
ada beberapa SK yang pelaksanaan ulangannya dilakukan secara berbarengan. Tetapi yang perlu
diperhatikan adalah masing-masing butir soal harus sudah ditentukan jumlahnya masing-masing
SK.
Proses perhitungan nilai ulangan juga harus dipisahkan antara nilai SK1, SK2 atau SK3
jika ulanganya untuk 3 SK. Contoh Ulangan Pertama dilakukan untuk SK1, SK2 dan SK3 maka
nilai yang harus dimunculkan pada lembar pemeriksaan jawaban peserta didik ada 3 nilai,
masing-masing untuk SK1, SK2 dan SK3. Sehingga guru dapat menentukan SK mana yang
mencapai KKM dan mana yang belum. Pada akhirnya yang belum mencapai KKM dilakukan
proses pembelajaran remedial dan yang sudah mencapai KKM dilakukan proses pembelajaran
pengayaan.
Berikut ini contoh mekanisme penentuan nilai LHB untuk sebuah mata pelajaran dengan jumlah SK
ada 5 buah.
95
3.15 Kelulusan
Kriteria kelulusan
Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 32/2013 bahwa peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah:
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan. Berarti peserta didik memperoleh nilai kepribadian minimal B
(baik) atau telah dinyatakan kompeten untuk mata pelajaran kompetensi normatif.
3) lulus ujian sekolah. Pelaksanaan ujian sekolah mengikuti ketentuan Permendikbud dan
SOP yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
4) lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang diujikan (Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, dan Ujian Kompetensi Keahlian). Pelaksanaan Ujian Nasional
mengikuti Permendikbud yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan SOP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Ke empat persyaratan di atas merupakan urutan prasyarat, artinya kelulusan bukan semata-
mata hanya ditentukan oleh kelulusan ujian nasional; tetapi untuk bisa mengikuti ujian
nasional dan ujian sekolah syarat sebelumnya harus dilalui.
96
d.Ujian Sekolah
a. Ujian Nasional
97
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi pesertadidik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: (a). pemetaaan
mutu program dan/atau satuan pendidikan (b). dasar seleksi masuk jenjang pendidikan
berikutnya. (c). pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
1. Permohonan pindah sekolah/madrasah dari orang tua / wali bermeterai Rp. 10.000.
2. Peserta didik sudah memenuhi kewajiban mengikuti pembelajaran akademik dan
non akademik sesuai dengan aturan yang berlaku;
98
3. Sudah memenuhi aturan administrasi sekolah asal;
1. Permohonan pindah sekolah/madrasah dari orang tua / wali bermeterai Rp. 10.000.
disampaikan kepada sekolah/madrasah.
2. Sekolah membuat surat keterangan pindah yang di
tandatandangani oleh kepala sekolah/madrasah dan di ketahui oleh pengawas
sekolah/madrasah dan
Dinas Pendidikan/Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, untuk mutasi di wilayah
jombang, untuk memvalidasi NISN; dan Dinas Pendidikan, untuk mutasi ke luar
Wilayah kabupaten dan
mutasi ke sekolah asing, setelah divalisidasi NISN oleh Dinas;
3. Sekolah/madrasah menyerahkan :
Mutasi Masuk:
Persyaratan mutasi masuk adalah sebagai berikut :
Adanya surat permohonan untuk menjadi peserta didik di sekolah tujuan dari orang tua /
wali bermaterai Rp. 10.000, dengan melampirkan :
99
7. Fotocopy surat ijin penyelenggaraan sekolah/madrasah Bagi peserta didik yang berasal
dari sekolah/madrasah swasta;
8. Bagi peserta didik yang berasal dari sekolah asing harus
mendapatkan/membawa rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Nasional.
1. Sekolah/madrasah menerima dan melakukan seleksi berkas usulan mutasi peserta didik
sesuai dengan persyaratan;
2. Sekolah/madrasah melaksanakan seleksi tes akademik dan non akademik, jika
diperlukan;
3. Sekolah/madrasah mengumumkan peserta didik yang diterima;
4. Sekolah/madrasah membuat surat laporan mutasi yang di
tandatandangani oleh kepala sekolah/madrasah dan di sahkan oleh engawas
sekolah/madrasah dan : Suku Dinas Pendidikan/Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk
mutasi di wilayah jombang untuk memvalidasi NISN; dan Dinas Pendidikan, untuk
mutasi dari luar Wilayah jombang dan mutasi dan sekolah asing.
100
Dalam pelaksanaan mutasi peserta didik, Pihak sekolah :
Laporan Mutasi
101
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun efektif, efektif fakultatif dan hari libur. Kalender pendidikan disusun dan
disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan
waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah. Kalender pendidikan SMK Plus Umar Zahid untuk Tahun
Pelajaran 2022/2023 disusun sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar dilingkungan SMK
Plus Umar Zahid untuk Tahun Pelajaran 2022/2023 dengan memperhatikan dan mengikuti
kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur. Kalender pendidikan ini
dapat mengalami perubahan sesuai dengan instruksi dan keputusan pemerintah, serta
kondisional sekolah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran adalah sebagi berikut:
Permulaan tahun pembelajaran efektif untuk semua kelas dimulai pada hari Senin tanggal 18
Juli 2022. Untuk kelas X hari pertama masuk diisi dengan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah selama 4 hari.
B. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi
semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran sebagai berikut:
WAKTU
HARI BELAJAR
Senin 07.00 – 15.30
Selasa 07.00 – 14.00
Rabu 07.00 – 14.00
Kamis 07.00 – 14.00
Jum’at 07.00 – 11.15
Sabtu 07.00 – 14.00
102
C. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah. Penentuan hari libur
memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan hari libur
umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap jenjang dan jenis
Pendidikan.
Mengacu pada Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif Tahun Pelajaran
2022/2023 yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan propinsi Jawa Timur, maka
Kalender Pendidikan yang berlaku di SMK Plus Umar Zahid ditetapkan dalam lampiran
dokumen KTSP ini.
103
BAB V
SUPERVISI PEMBELAJARAN
a. Latar Belakang.
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah harus
menguasai Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas : kompetensi kepribadian,
kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan kompetensi
sosial.
Penjabaran kompetensi supervisi pada intinya adalah supervisi akademis dimana langkah-
langkah yang dilakukan adalah merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalismenya.
Mencermati hasil analisis Program Supervisi Tahun pada SMK Pelajaran 2022/2023 pada
SMK Plus Umar Zahid secara umum ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki
bagi peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus peningkatan profesionalisme guru, seperti
: pengembangan indikator dan materi pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang
belum variatif, lemahnya penguasaan guru dalam model-model pembelajaran aktif , dan
sebagainya.
Karena itu dalam rangka melaksanakan tugas Kepala Sekolah sebagai Supevisor/Penyelia maka
perlu disusun program supervisi yang secara menyeluruh dan sistematis menjabarkan rencana
kegiatan yang akan dilakukan serta apa tindak lanjut dari hasil supervisi setelah kegiatan
dilakukan agar terjadi perbaikan yang signifikan dalam kegiatan akademis di SMK Plus Umar
Zahid
b. Landasan Hukum.
104
5. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
6. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
c. Tujuan.
Penyusunan Program Supervisi Tahun 2022/2023 pada SMK Plus Umar Zahid ini bertujuan
sebagai berikut :
1. Acuan bagi pelaksanaan kegiatan supervisi di lingkungan SMK Plus Umar Zahid
Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pendidik
2. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang bermuara
pada peningkatan kualitas tamatan.
3. Selain supervisi akademis , program supervisi ini juga dilengkapi dengan supervisi
manajerial pada setiap unit kegiatan di lingkungan SMK Plus Umar Zahid yang
merupakan supervisi internal dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan unit
kegiatan dan administrasi sekolah
d. Ruang Lingkup.
Adapun ruang lingkup Program Supervisi Tahun 2022/2023 pada SMK Plus Umar Zahid
adalah supervisi akademis yang terdiri dari:
105
Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2022/2023 yang disusun berdasarkan hasil
evaluasi dan analisis pelaksanaan supervisi akademis tahun sebelumnya diharapkan akan
memberikan dampak berupa perbaikan sekaligus peningkatan mutu proses dan output proses
pembelajaran langsung yang dilaksanakan guru-guru mata pelajaran di kelas yang
diindikasikan dengan adanya perbaikan pada :
a. Review KTSP berupa telaah terhadap pengembangan silabus yang sesuai dengan
kebutuhan pada setiap mata pelajaran
b. Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator
c. Penyusunan RPP
2. Penggunaan Metode – Metode dan Model-Model Pembelajaran yang lebih variatif dan
meningkatkan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran
3. Penggunaan instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
4. Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan mengacu kepada
tuntutan penguasaan kompetensi
Agar pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2022/2023 ini berlansung efektif dan
dapat memvisitasi seluruh guru mata pelajaran maka petugas supervisi terdiri atas : Kepala
Sekolah, Pengawas Pembina, Wakil Kepala Sekolah dan Guru-Guru Senior yang kompeten dan
dianggap layak dan mampu melaksanakan Supervisi .
BAB VI
106
PENUTUP
Demikianlah atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, revisi dan pengembangan Kurikulum 2013
SMK Plus Umar Zahid Tahun Pelajaran 2022/2023 telah selesai, dengan harapan segala upaya
yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di SMK Plus
Umar Zahid dan di Indonesia pada umumnya.
Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan diutamakan oleh
semua pihak sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan membawa kemajuan bangsa di
masa yang akan datang. Semoga dengan diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi
sekolah dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk pencerahan anak bangsa.
Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya Kurikulum SMK Plus Umar Zahid ini,
kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan berdo’a semoga Allah SWT membalas
amal baik Bapak/Ibu guru,yayasan, komite,DU/DI dengan pahala yang berlipat ganda. Untuk
melengkapi dokumen ini, maka didampingi dengan Buku 2 tentang Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar dan Silabus yang sudah ditetapkan pemerintah, serta Buku 3 tentang RPP.
107