Ilmu ekonomi adalah termasuk bagian dari ilmu sosial yang mempelajari tindak-
tanduk manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut juga didorong oleh
perkembangan zaman dan teknologi yang terus maju. Sehingga kebutuhan manusia pun juga
terus berkembang dan beraneka ragam. Sementara di sisi lain jika kita amati sumber daya
alam tidaklah royal memberikan apa yang kita butuhkan. Menurut Alferd Marshall, ekonom
besar di abad ke-19 berkata bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Pertanyaannya, kenapa kita harus
mempelajari ilmu ekonomi? Salah satu alasannya adalah karena barang dan jasa sebagai alat
pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas, dalam arti kurang dari yang dibutuhkan atau
diperlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Kenyataan inilah yg akhirnya menimbulkan
persoalan bagi manusia sekaligus yang melatarbelakangi munculnya ilmu ekonomi.
Syekh Hasiin Husein Syahatah mengarang kitab yang berjudul “ ekonomi Islam
antara teori dan praktek “ mengunakan pendekatan 2 metodologi, diantaranya:
1. Kurikulum Teoretis: Ini terdiri dari memperoleh konsep, fondasi dan prinsip-prinsip
ekonomi Islam dari sumber-sumber Syariah dan dari studi dan penelitian para ekonom
Islam kontemporer, dan ini mengarah pada pengembangan kerangka intelektual untuk
ekonomi Islam.
2. Metode Ilmiah Terapan: Hal ini direpresentasikan dalam aspek-aspek terapan
ekonomi Islam dalam terang pengalaman kontemporer dengan fokus pada komponen,
metode dan model, dan bagaimana merasionalisasi dan mengembangkannya, serta
peran ekonomi Islam dalam penanganan masalah ekonomi dalam penanganan masalah-
masalah Islam kontemporer di tingkat regional.
Selanjutnya kita akan mempelajari teantang dasar-dasar ekonomi Islam, peran iman
dan nilai-nilai moral dalam ekonomi Islam, pengendalian syariah terhadap ekonomi Islam,
BAB I
Pada bagian pertama Syekh Hasiin Husain Syahatah membahas tentang dasar-dasar
dalam ekonomi Islam meliputi: konsep ekonomi Islam, karakteristik ekonomi Islam, landasan
ekonomi Islam, unsur-unsur sistem ekonomi Islam dan infrastruktur.
Ekonomi Islam adalah salah satu masalah terpenting di era modern dan ekonomi
Islam beroperasi sesuai dengan mekanisme yang menggabungkan orisinalitas dan kesejajaran
dengan stabilitas dan keteraturan, mampu menyerap jalannya zaman dalam kerangka standar
dan kontrol syari’ah.
Ekonomi Islam mencakup transaksi ekonomi yang berkaitan dengan eksploitasi apa
yang telah allah manfaatkan untuk manusia dalam sumber daya alam dan untuk arsitektur
bumi dan penyembahan tuhan. Karakteristik dari ekonomi Islam adalah komitmen setiap
orang yang mempraktikkan kegiatan ekonomi apapun terhadap seperangkat nilai-nilai moral
tinggi yang mengatur perilaku dalam transaksi, yang paling penting adalah kejujuran,
kredibelitas dan transparasi.
Para ahli hukum dan ekonom Islam telah menyimpulkan struktur unsur sistem
ekonomi islam diantaranya :Unsur kerja dan produksi untuk memperoleh keuntungan halal
yang baik.
BAB II
Dalam bab ini pengarang membahas peran iman dan nilai-nilai moral dalam ekonomi
Islam dan dampaknya yang khas terhadap rasionalitas dan integritas perilaku ekonomi di
semua bidang diantaranya: produksi, konsumsi, tabungan, investasi,dan kepemilikan untyk
mencapai pembangunan yang efektif dan mengarah pada kehidupan yang sejahtera.
Ekonomi Islam didasarkan pada keimanan dan nilai-nilai moral para penyalur sebagai
salah satu ilmu sosial yang dipengaruhi oleh nilai-nilai, budaya, pemikiran dan adat istiadat
masyarakat islam, dan pendidikan Islam merupakan salah satu unsur keselamatan transaksi
ekonomi. Nilai -nilai iman dalam ekonomi islam diantaranya:
1. Keyakinan bahwa tuhan adalah pemilik sumber daya ekonomi yang asli dan sejati
2. Keyakinan bahwa tuhan telah memanfaatkan alam semesta untuk melayani manusia
dan untuk melakukan kegiatan ekonomi
3. Kepercayaan pada perbedaan mata pencaharian
4. Keyakinan bahwa praktik kegiatan ekonomi adalah ibadah dan syukur kepada Allah
SWT.
5. Kepercayaan pada pertanggung jawaban eskatologis
6. Kepercayaan bahwa tuhan memantau orang-orang atas semua tindakan.
Transaksi ekonomi didasarkan pada seperangkat nilai-nilai etika yang harus dipatuhi,
mencapai keberkahan dan kebaikan, mengendalikan dan membimbing perilaku ekonomi
nasabah, dan komitmen terhadap kehalalan dalam kegiatan ekonomi merupakan dasar etika
dalam segala transaksi dan kegiatan ekonomi serta menjadi dasar legitimasi di bidang
persahabatan Islam, maka nilai-nilai etika lainnya, diantaranya: kejujuran, sekretariatan,
amal, pemenuhan perjanjian dan kontrak, keadilan dan angsuran, nasehat, dan ketulusan dan
reformasi niat.
Pedagang muslim yang menganut nilai-nilai ini adalah model hidup ekonomi Islam
sebagai doktrin, syari’ah, metodologi dan duta besar, dan ini membuat banyak orang
BAB III
Transaksi diatur secara umum oleh seperangkat aturan yurisprudensial holistik yang
berasal dari sumber-sumber hukum Islam, beberapa diantaranya secara umum, dan beberapa
diantaranya terkait erat dengan transaksi ekonomi.
Konsep pengendalian syari’ah adalah seperangkat standar syari’ah yang berasal dari
aturan, ketentuan dan prinsip-prinsip syari’ah Islam dalam suatu hal dan dirujuk ketika
melakukan transaksi ekonomi dan menilainya antara pembubaran dan larangan, ada beberapa
sumber pengendalian syari’ah untuk transaksi ekonomi:
Kontrol kadang-kadang disebut dengan standar syari’ah dan ditujukan untuk hal-hal
berikut:
Dan didalam bab ini penulis mencantumkan tujuan daripada bab tersebut adalah untuk
membantu dalam pernyataan ekonomi halal untuk dipatuhi, dan transaksi haram yang
dilarang oleh hukum untuk mengindarinya, dan ketika tujuan ini tercapai dalam transaksi
orang telah mencapai kepuasannya, meningkatkan keuntungan, menstabilkan transaksi dan
menerapkan hukum allah.
BAB IV
Arti pendidikan dakam Islam adalah pembentukan manusia dengan moral, psikologis
dan perilaku dalam kerangka sistem pengetahuan dan pengalaman agar layak untuk
melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan produktif untuk mencapi tujuan dan sasaran
tertentu. Namun ciri-ciri dari dasar pendidikan Islam yaitu:
Hubungan antara pendidikan Islam dan ekonomi yaitu bahwa Pendidikan ekonomi
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam. Selain itu, Pendidikan
komprehensif umat Islam dimulai dengan pembentukan kepribadian Islamnya sebagai doktrin
dan syari’at, perasaan dan hukum, hati nurani dan objektivitas, dan mengambi agama sebagai
pendukung dalam semua transaksinya termasuk ekonomi dan hasil dari perinsip ekonomi
adalah mengikuti ketentuan hukum Islam.
Aspek kurikulum pendidikan ekonomi Islam juga membahas tema-tema utama berikut:
Jadi, Pendidikan ekonomi islam tiadak kalah pentingnya dengan aspek Pendidikan
lainnya sehingga perilaku ekonomi konsisten dengan islam sebagai agama dan cara hidup
yang komprehensif.
BAB V
Faktor-faktor produksi dalam sistem ekonomi Islam adalah sumber daya alam, tenaga
kerja dan uang, dan manusia berinteraksi dengan sumber daya alam secara rasional untuk
menghasilkan perilaku ekonomi produksi berdasarkan pencapaian manfaat. Oleh karena itu,
ekonomi postivisme membagi faktor-faktor produksi menjadi empat, diantaranya: Tanah dan
Sedangkan ahli hukum dan ekonom Islam mambagi faktor-faktor produksi menjadi
tiga faktor utama: sumber daya alam, pekerjaan (sumber daya manusia) dan uang.
BAB VI
Produksi dalam ekonomi Islam adalah salah satu elemen terpenting dalam rekontruksi
bumi dan penyediaan mata pencaharian yang baik bagi makhluk hidup.
Ada peraturan syariah yang mengatur perilaku ekonomi produktif, konsumer, dan
investasi dalam ekonomi syariah. Produksi dianggap sebagai elemen terpenting dari
rekonstruksi tanah, karena memenuhi kebutuhan material dan moral, dan memenuhi
kebutuhan yang diperlukan untuk melestarikan agama, jiwa, keturunan, pikiran dan uang, dan
ada tanggung jawab bagi negara dan individu terhadap ilmu pengetahuan produktif, dan ada
unsur-unsur perilaku rasional dalam ekonomi Islam, dan kontrol Syariah yang paling penting
adalah pengeluaran untuk Syariah yang diizinkan, moderasi dan pengeluaran sesuai dengan
prinsip prioritas Islam, dan ada juga kontrol Syariah dalam menghindari tabu. Ada juga
kontrol syariah dan unsur-unsur perilaku investasi, dan bentuk alternatif investasi sesuai
dengan sistem kepentingan riba, yaitu formula investasi syariah, dan perilaku produktif,
konsumen dan investasi diintegrasikan ke dalam sistem ekonomi Syariah untuk mengatasi
masalah ekonomi.
BAB VII
Karya Syaikh Hasiin Husein Syahatah sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh
semua kalangan. Pada pembahasan ketujuh penulis memaparkan beragam metode atau solusi
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Permasalahan yang penulis angkat pada bagian
ketujuh ini meliputi: masalah perkembangan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, kekacauan
antara gaji dan upah, inflasi, kemahalan, penentuan harga, tunjangan, privatisasi dan yang
terakhir adalah masalah yang tak kunjung menemukan titik terangnya, yakni korupsi
ekonomi.
Jika kita baca dan telaah, karya setebal 238 ini memiliki sisi keunikan tersendiri.
Namun terlepas dari itu, mesti ada celah kekurangannya. Reformasi ke jalan yang lebih baik
adalah hal yang mesti akan kita temui di setiap sub pembahasannya. Hal tersebut sangat
selaras sekali terhadap pengetahuan kita bahwa Islam memiliki sistem perekonomian
tersendiri yang memiliki karakteristik keimanan, moralisme dan metode yang berbeda dengan
ekonomi konvensional. Meski demikian, ada beberapa sub pembahasan yang
Pada sub pertama bagian ketujuh, perhatian penulis terhadap relasi antara tindakan
manusia dan syariat sangat tampak sekali dengan paparannya yang lebih condong
mengarahkan beberapa problematika ini pada kulliyah al-khamsah dalam maqasid al-syariah,
yakni menjaga agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta. Barangkali, secara langsung penulis
menemukan seperti konsep riba dan krisis moneter ataupun ekonomi yang masif sekali
terjadi. Sehingga, hal ini juga akan merembet kepada terjadinya kemiskinan yang penulis
jelaskan pada sub kedua disertai dampak-dampaknya seperti dampak kepada kebebasan
individu, akidah dan moral juga metode-metode untuk mengatasi masalah ini.
Diantara tiga masalah pertama yang tertera di kitab penulis, masalah perkembangan
ekonomi, kemiskinan dan pengangguran ketiganya memiliki metode penyelesaian yang
hampir sama dengan beberapa pendekatan dan program dialog praktis seperti mencetak
manusia yang bermoral, etis, dan profesional, memberikan tunjangan dana bagi mereka
ataupun instansi sosial, membuka lapangan kerja, dan mendukung proyek-proyek sipil.
Perekonomian menjadi sistem yang tidak terpisahkan dalam kehidupan semua orang.
Interaksi yang sangat menonjol dan acap kali dilakukan adalah transaksi tukar-menukar
dengan kesepakatan tertentu. Berkaca pada zaman yang terus terbaharukan dengan segala
Tak hanya terbatas pada beberapa poin diatas penulis juga menyampaikan perlu adanya
kontrol yang efektif dari pemerintah terhadap kondisi pasar karena sisi lain dari penyebab
tingginya harga adalah perilaku pengusaha, pedagang, atau produsen yang rakus sehingga
terkadang akan melakukan tindakan semena-mena seperti monopoli, kualitas rendah, suap
dan sejenisnya. Sebab-sebab ini sangat selaras sekali dengan persoalan kemahalan harga.
Terlebih lagi pemerintah harus memberikan pemberdayaan bagi pekerja miskin untuk
memenuhi haknya dalam rangka mewujudkan keadilan.
Dalam perekonomian, pasang surut harga terkadang menjadi momok bagi para pedagang
(produsen) ataupun pembeli (konsumen). Acap kali fenomena ini terjadi, orang-orang
langsung menyebutnya dengan sebutan “inflasi” tanpa tahu hakikat inflasi itu sendiri.
Sebelum membahas lebih dalam penulis terlebih dahulu menjelaskan sebab kemunculan
inflasi yakni karena penerapan kebijakan ekonomi dan kebijakan moneter berdasarkan sistem
bunga, pembuatan uang, ekspansi kredit, produksi perbaikan, hiburan, monopoli dan dan
10 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
kebijakan lain yang tidak disetujui oleh ekonomi Islam. Sementara pengertian inflasi menurut
Syaikh Hasiin Husein Syahatah secara bahasa adalah bertambahnya harga-harga atas
kebutuhan transaksi. Definisi tersebut adalah yang penulis kutip dari pakar bahasa Arab di
Kairo. Penulis juga mencantumkan makna inflasi dari sudut pandang Islam yakni ujian dari
Tuhan Yang Maha Esa bagi hamba-hamba-Nya atau hukuman bagi mereka karena pekerjaan
mereka yang buruk, tapi ini tak bisa dianggap sebagai inflasi kontemporer. Oleh karenanya
pada paragaraf terakhir pembahasan ini penulis menjelaskan tentang inflasi dalam pengertian
modern, yakni kenaikan harga secara terus-menerus_sebuah fenomena yang tidak ada dalam
Islam_.
Program eksekutif Islam yang diterapkan untuk menghadapi masalah ini juga sangat
relevan dengan pengaplikasian kebijakan ekonomi Islam untuk mengatasi masalah
kemahalan harga, antara lain:
Masih di dunia ekonomi keuangan. Sedikit menggelitik untuk ditanyakan. Seakan yang
dibahas sedari tadi adalah ekonomi konvensional, lalu bagaimana Islam menyikapi?
Kapankah intervensi negara dalam penetapan harga? Mengingat inflasi masing ada sangkut
paut dengan penentuan harga? Diantara prinsip-prinsip Islam yang paling ditekankan untuk
mengatur penentuan harga adalah kesepakatan penuh antara penjual dan pembeli. Hal ini
karena seperti yang telah disinggung oleh penulis di bab awal bahwa memperhatikan status
kepemilikan adalah sangat penting. Sehingga kesimpulan yang dilansir dari Ibnu Taymiyah
dapat dipadukan dengan baik pada kitabnya oleh penulis. Ibnu Taimiyah menyampaikan
“kepentingan umum umat Islam merupakan dasar bagi intervensi negara dalam penetapan
harga, dan bahwa penilaian atas kepentingan ini bervariasi dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat, dan yang mengatur kepentingan ini adalah mencapai keadilan dan
mencegah ketidakadilan dan kerusakan di antara orang-orang, karena kepentingan ini diatur
oleh nilai-nilai, cita-cita, dan perilaku wali, dan ia harus mencari bantuan dari spesialis
ketika menentukan harga”. Selanjutnya, syariat Islam juga mengontrol intervensi pemerintah
11 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
dalam penetapan harga yang diperbolehkan dalam beberapa keadaan misalnya; keadaan
monopoli, diskonto, aglomerasi produsen terhadap konsumen atau sebaliknya dan lain-lain.
Setelah panjang lebar membahas tentang permasalahan keuangan, kita beralih pada
subsidi, atau bahasa Islamisnya kita sebut dengan nikmat Tuhan. Ia memiliki aspek
yurisprudensi, sosial, ekonomi dan politik, dan dalam aspek ekonominya, kami menemukan
bahwa ia memiliki aspek yang terkait dengan harga dan di sisi lain terkait dengan biaya.
Penulis menjelaskan mengenai konsep harga pokok barang bersubsidi dalam ekonomi Islam
yakni harga barang atau jasa yang direpresentasikan sebagai nilai biaya yang dikorbankan
untuk produksi atau pengambilannya, yang ditentukan berdasarkan ketentuan dan prinsip
syariah Islam. Kemudian penulis memaparkan tentang prinsip pengendalian dan rasionalisasi
harga barang dan jasa bersubsidi dalam Islam.
Korupsi. Adalah pembahasan penutup yang penulis tuliskan. Dampak berbahaya yang
muncul akibat keterlibatan penguasa dan pejabat publik dalam bisnis bukan hanya
menurunkan etos kerja yang semakin lembek melainkan menyuburkan lahan korupsi. Ini
yang mayoritas terjadi pada dunia sekuler. Contohnya saja transformasi korupsi ekonomi
yang disampaikan penulis. Belakangan ini jelas nyata ada dan meluas sangat banyak,
diantaranya:
1. Bentuk-bentuk korupsi di bidang pekerjaan meliputi: kelalaian dan kelalaian,
pelanggaran perlengkapan kerja, kurangnya penguasaan, kurangnya disiplin dan
kepatuhan terhadap peraturan kerja, nepotisme dan peluang yang tidak setara, dan
meremehkan hak-hak pekerja
2. Bentuk-bentuk korupsi di bidang konsumsi dan pengeluaran meliputi: pemborosan,
pengeluaran mewah, boros dan dangkal, imitasi yang tidak berguna dan
ketidakpatuhan terhadap prioritas Islam.
3. Bentuk-bentuk korupsi di bidang perdagangan dan perdagangan meliputi: penipuan
dan penipuan, kesombongan dan ketidaktahuan, ketidakadilan dan pernyataan yang
meremehkan, penundaan dalam pelaksanaan hak, monopoli, transaksi fiktif,
penyuapan dan komisi palsu.
Dimana ada sebab di sana pasti ada akibat. Fenomena-fenomena diatas tidak lantas
disebabkan oleh faktor alam saja namun tangan-tangan manusia tentu bermain di dalamnya.
Alhasil, serangkaian alasan terangkum dalam serangkaian penjelasan penulis, antara lain:
1. Penyebaran manifestasi kelemahan iman
2. Penyebaran moral yang korup seperti kebohongan
12 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
3. Kelemahan perilaku baik, penyebaran materialisme di antara orang-orang
4. Memerintah tanpa apa yang telah Tuhan ungkapkan, mendominasi manusia, menekan
kebebasan ... Dan menerapkan sistem dan hukum positif yang bertentangan dengan
hukum Tuhan Yang Maha Esa
Seperti yang telah disinggung penulis pada bagian awal pembahasan tentang persoalan
perkembangan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran bahwa manusia adalah sebab utama
dari timbulnya permasalahan. Yang dalam hal ini manusia juga menjadi dasar utama untuk
mereformasi korupsi ekonomi dengan mematuhi hal-hal berikut:
BAB VIII
Pada pembahasan ini pandangan penulis tentang ekonomi sangat meluas sehingga
melebar kepada pembahasan perjanjian GATT dan QIZ, globalisasi ekonomi, dumping,
boikot ekonomi dan penyucian uang.
Dalam melakukan interaksi dengan dengan dunia luar, transaksi ekonomi akan
tercakup di dalamnya. Inilah yang akan memuncukan persoalan-persoalan baru dalam
ekonomi sekular karena ada peleburan transaksi dan model dengan jenis yang berbeda. Oleh
karenanya Islam memberikan standarisasi-standarisasi tertentu dalam beberapa pembahasan
seperti yang terdapat di kitab penulis, yakni:
13 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
b. Berkomitmen terhadap nilai-nilai moral yang baik diantaranya: adil, tidak dzolim,
menepati janji dan kontrak, amanah, jujur, toleran, tegas, bermurah hati, dan
sebagainya.
c. Berkomitmen dengan fikih prioritas Islam: kebutuhan primer, sekunder dan tersier
d. Tidak lalim terhadap hartanya non muslim, harta mereka, kehormatannya,
darahnya adalah dilindungi
3. Transaksi orang Islam bersama non muslim yang memusuhi umat Islam
Fikih prioritas Islam telah mengatur hierarki mengenai bentuk interaksi dengan
individu, masyarakat dan negara sebagai berikut:
Meski hierarki tersebut telah diatur dengan rapi, dan transaksi ekonomi dengan non-musli
telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan perangkat syariat namun prioritas pertama yang
perlu diingat adalah tetap memprioritaskan barang-barang dan jasa lokal.
14 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
Masih di dunia perekonomian, pada pembahasan ini kita akan menemukan pandangan
ekonomi Islam tentang globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi adalah bagian dari tatanan
dunia baru, dan didasarkan pada beberapa prinsip seperti pergerakan bebas barang, jasa,
uang, pekerja dan informasi melintasi batas-batas nasional dan regional. kekuatan untuk
mengendalikan perekonomian, masing-masing sesuai dengan kemampuan dan
kemampuannya. Beberapa pemikir melihat globalisasi sebagai taktik baru untuk melanjutkan
dominasi ekonomi atas kekayaan negara-negara dunia ketiga, termasuk negara-negara Arab
dan Islam. Hakikat tujuan globalisasi ekonomi adalah memperkaya yang kaya dan
memiskinkan yang miskin, “tajam ke atas tumpul ke bawah”. Ini adalah sebuah kejahatan
yang tak terhindarkan, karena risiko yang akan dihadapi negara-negara Islam sangat besar
diantaranya:
Solusi yang diberikan sangat sederhana, sebagaimana Islam tidak melarang kita untuk
bertransaksi dengan non-Muslim yang berdamai dengan kita. Islam menyeru untuk saling
tolong-menolong dalam kebaikan dan melarang kita untuk tolong menolong dalam hal
berbuat dosa dan agresi serta menyambut globalisasi ekonomi dengan landasan kerjasama
yang ikhlas dan bisa menguntungkan semua pihak. Ekonomi Islam tidak kehilangan metode
untuk menghadapi risiko globalisasi ekonomi yang sedang terjadi. Salah satu cara untuk
mewujudkannya adalah sebagai berikut:
15 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
4. Komitmen terhadap nilai dan moral, rekonsiliasi dengan Tuhan Yang Maha Esa
Diantara serangkaian fondasi dan kebijakan ekonomi Islam untuk menghadapi masalah
ini yang paling penting adalah:
1. Kesetiaan dan kepemilikan dalam transaksi ekonomi umat Islam dan warga negara
non-Muslim harus disahkan oleh perkataan Yang Mahakuasa: (Al-Taubah: 71)
2. Ahli hukum ekonomi Islam mengizinkan berurusan dengan Muslim yang tidak damai,
tetapi sesuai dengan ketentuan dan prinsip-prinsip hukum Islam.
3. Ahli hukum ekonomi Islam tidak mengizinkan berurusan dengan pejuang non-Muslim
kecuali jika perlu untuk mempertimbangkan Syariah yang relevan dengan pelestarian
tujuan hukum Islam.
4. Ada banyak risiko terhadap ekonomi negara-negara Arab dan Islam dari globalisasi,
GATT, QIZ dan sebagainya, dan mereka hanya dapat dikurangi melalui penguatan,
pengembangan dan peningkatan transaksi ekonomi di antara mereka yang mengarah
ke pasar bersama di antara mereka.
5. Hukum Islam tidak mengizinkan kebijakan monopoli, dumping, pencucian uang, dan
segala bentuk makan uang orang secara salah, jadi kita harus sangat berhati-hati
terhadap mereka
6. Kelangsungan hidup ekonomi Ummat Islam dari dominasi global tergantung pada
pembentukan pasar bersama Arab dan Islam, dan ketulusan pepatah: (Anfal: 73-75)
BAB IX
Islam adalah kurikulum komprehensif untuk semua aspek dunia, iman dan syariah,
ibadah dan transaksi, agama dan negara yang memadukan materialisme dan spiritualitas
dalam kerangka yang seimbang.
Penerapan ekonomi Islam telah melalui berbagai situasi sejak berdirinya Negara Islam
di Madinah dan sampai hari ini, dan ada upaya kontemporer di beberapa negara Islam untuk
menerapkannya dan beberapa model praktis telah muncul untuk ini, misalnya: bank islam,
perusahaan investasi Islam, perusahaan dan lembaga zakat, lembaga wakaf dan sebagainya,
dan beberapa entitas ekonomi dan keuangan tradisional telah mencoba menerapkan beberapa
formula dan produk ekonomi dan perbankan Islam.
16 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
Penerapan ekonomi Islam diharapkan berbanding lurus dengan prinsip sebagaimana
yang dibuat oleh Rasulullah tentang dasar-dasar transaksi ekonomi dan keuangan harus
berdasar prinsip-prinsip: kepercayaan pada akuntabilitas eskatologis, kejujuran, kejujuran,
toleransi, keyakinan, persaudaraan dan cinta, dan larangan riba, penipuan, monopoli,
penimbunan, eksploitasi, keserakahan, kesombongan, ketidaktahuan dan perjudian.
Kesuksesan tidak bisa dicapai dengan cara yang instan, diantara beberapa metode dan
tujuan baik ekonomi Islam, mestinya tidak akan terlepas dari beberapa hambatan. Salah satu
diantaranya adalah penyebaran pemikiran ekonomi sekuler di negara-negara Arab dan Islam.
Pemikiran sekuler telah menyusup ke semua aspek kehidupan di negara-negara Arab dan
Islam, termasuk: sistem pemerintahan, sistem pendidikan, sistem pendidikan, sistem budaya,
sistem ekonomi, sistem uang, dan sebagainya. Pemikiran sekuler di bidang ekonomi telah
mengambil banyak aspek, misalnya.
Sistem riba dalam segala bentuk, bentuk, dan institusinya di negara-negara Barat
17 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
4. Campur tangan keamanan dalam urusan beberapa entitas ekonomi Islam karena
alasan politik dan menyerang mereka dari dalam dan luar sebagai semacam perang
terhadap Islam dengan dalih memerangi terorisme
5. Penyimpangan dari kepatuhan terhadap aturan dan standar ekonomi Islam
1. Bank syariah
2. Dana investasi syariah
3. Perusahaan asuransi
4. Perusahaan leasing keuangan syariah
5. Perusahaan pertukaran
Secara keseluruhan, karya Syaikh Hasiin Husein Syahatah sangat bagus dan akan
sangat membantu para pelajar khususnya bagi pemula yang sedang mengembangkan
pengentahuannya tentang ilmu ekonomi. Karena Syaikh Hasiin Husein Syahatah
menyajikannya secara terkonsep sekali. Mulai dari apa itu ekonomi Islam serta dasar-
dasarnya? Relasi antara ekonomi dengan iman dan nilai-nilai moral, produksi ekonomi serta
menampilkan beberapa persoalan yang terjadi di dunia ekonomi dan bagaimana ekonomi
menanggapinya. Konten karya mulia ini sepertinya cukup komprehensif untuk mewakili judul
besarnya “Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik”
Namun, sedikit yang mengganggu di pikiran adalah bahasa penulis terkesan sedikit
sulit dipahami. Namun sekali lagi itu tidak mengurangi sedikit pun dari kelebihan karya
penulis. Sisi lain yang juga menarik adalah salah satunya pada pembahasan subsidi, penulis
merepresentasikan secara grafis konsep harga pokok barang bersubsidi dalam ekonomi Islam.
Sehingga akan mempermudah bagi kita untuk mengingat dan memahaminya.
KESIMPULAN
Berdasarkan kitab yang telah kami baca sekaligus review yang kami susun dapat
disimpulkan bahwa ekonomi Islam merupakan salah satu masalah terpenting di era modern
dan ekonomi Islam beroperasi sesuai dengan mekanisme yang menggabungkan orisinalitas
dan kesejajaran dengan stabilitas dan keteraturan, mampu menyerap jalannya zaman dalam
kerangka standar dan kontrol syari’ah. Yang mana prinsip ilmu ekonomi Islam mengajak kita
18 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
akan artinya transaksi yang baik yang steril dari segala bentuk yang merugikan baik kepada
diri sendiri ataupun orang lain. Baik juga harus menyeimbangkan antara kepentingan individu
atau kelompok karena didalam transaksi bukan hanya mencari keberlangsungan hidup
melainkan harus mengacu kepada prinsip dan model.
BIOGRAFI PENULIS
19 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
20 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k