Anda di halaman 1dari 20

JUDUL : EKONOMI ISLAM ANTARA TEORI DAN PRAKTEK

PENGARANG : Dr. HASIIN HUSEIN SYAHATAH


KATEGORI : ILMU PENGETAHUAN
BIDANG ILMU : EKONOMI
HALAMAN : 234
UKURAN : 24 cm
ISBN : 977-316-270-2

Ilmu ekonomi adalah termasuk bagian dari ilmu sosial yang mempelajari tindak-
tanduk manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut juga didorong oleh
perkembangan zaman dan teknologi yang terus maju. Sehingga kebutuhan manusia pun juga
terus berkembang dan beraneka ragam. Sementara di sisi lain jika kita amati sumber daya
alam tidaklah royal memberikan apa yang kita butuhkan. Menurut Alferd Marshall, ekonom
besar di abad ke-19 berkata bahwa ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Pertanyaannya, kenapa kita harus
mempelajari ilmu ekonomi? Salah satu alasannya adalah karena barang dan jasa sebagai alat
pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas, dalam arti kurang dari yang dibutuhkan atau
diperlukan pengorbanan untuk memperolehnya. Kenyataan inilah yg akhirnya menimbulkan
persoalan bagi manusia sekaligus yang melatarbelakangi munculnya ilmu ekonomi.

Syekh Hasiin Husein Syahatah mengarang kitab yang berjudul “ ekonomi Islam
antara teori dan praktek “ mengunakan pendekatan 2 metodologi, diantaranya:

1. Kurikulum Teoretis: Ini terdiri dari memperoleh konsep, fondasi dan prinsip-prinsip
ekonomi Islam dari sumber-sumber Syariah dan dari studi dan penelitian para ekonom
Islam kontemporer, dan ini mengarah pada pengembangan kerangka intelektual untuk
ekonomi Islam.
2. Metode Ilmiah Terapan: Hal ini direpresentasikan dalam aspek-aspek terapan
ekonomi Islam dalam terang pengalaman kontemporer dengan fokus pada komponen,
metode dan model, dan bagaimana merasionalisasi dan mengembangkannya, serta
peran ekonomi Islam dalam penanganan masalah ekonomi dalam penanganan masalah-
masalah Islam kontemporer di tingkat regional.

Selanjutnya kita akan mempelajari teantang dasar-dasar ekonomi Islam, peran iman
dan nilai-nilai moral dalam ekonomi Islam, pengendalian syariah terhadap ekonomi Islam,

1|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


dasar-dasar kurikulum pendidikan ekonomi dalam Islam, faktor produksi dalam sistem
ekonomi Islam, pengendalian perilaku ekonomi Islam untuk produksi, konsumsi, dan
investasi, metode ekonomi Islam dalam mengatasi persoalan ekonomi modern, pandangan
ekonomi Islam terhadap persoalan-persoalan ekonomi sekular, komponen dan faktor
penerapan ekonomi Islam kontemporer.

BAB I

DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM

Pada bagian pertama Syekh Hasiin Husain Syahatah membahas tentang dasar-dasar
dalam ekonomi Islam meliputi: konsep ekonomi Islam, karakteristik ekonomi Islam, landasan
ekonomi Islam, unsur-unsur sistem ekonomi Islam dan infrastruktur.

Ekonomi Islam adalah salah satu masalah terpenting di era modern dan ekonomi
Islam beroperasi sesuai dengan mekanisme yang menggabungkan orisinalitas dan kesejajaran
dengan stabilitas dan keteraturan, mampu menyerap jalannya zaman dalam kerangka standar
dan kontrol syari’ah.

Ekonomi Islam mencakup transaksi ekonomi yang berkaitan dengan eksploitasi apa
yang telah allah manfaatkan untuk manusia dalam sumber daya alam dan untuk arsitektur
bumi dan penyembahan tuhan. Karakteristik dari ekonomi Islam adalah komitmen setiap
orang yang mempraktikkan kegiatan ekonomi apapun terhadap seperangkat nilai-nilai moral
tinggi yang mengatur perilaku dalam transaksi, yang paling penting adalah kejujuran,
kredibelitas dan transparasi.

Para ahli hukum dan ekonom Islam telah menyimpulkan struktur unsur sistem
ekonomi islam diantaranya :Unsur kerja dan produksi untuk memperoleh keuntungan halal
yang baik.

1. Komponen konsumsi dan pengeluaran untuk urusan kehidupan (konsumsi)


2. Elemen kepemilikan factor (kepemilikan)

Sedangkan struktur ekonomi Islam terdiri dari sekelompok lembaga ekonomi,


keuangan, kota, pemerintah dan koperasi, dan diatur oleh seperangkat fondasi dan aturan dan
beroperasi sesuai dengan serangkaian prosedur.

2|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


Dalam bab ini juga membahas secara rinci perbedaan antara ekonomi islam dan system
ekonomi positivisme dalam hal tujuan dan sarana, nilai dan etika, kerangka acuan dan
sumber, metode dan sarana, segi tugas, kontrol sistem dan pasar, dan juga dalam hal
kepemilikan.

BAB II

PERAN IMAN DAN NILAI-NILAI MORAL DALAM EKONOMI ISLAM

Dalam bab ini pengarang membahas peran iman dan nilai-nilai moral dalam ekonomi
Islam dan dampaknya yang khas terhadap rasionalitas dan integritas perilaku ekonomi di
semua bidang diantaranya: produksi, konsumsi, tabungan, investasi,dan kepemilikan untyk
mencapai pembangunan yang efektif dan mengarah pada kehidupan yang sejahtera.

Ekonomi Islam didasarkan pada keimanan dan nilai-nilai moral para penyalur sebagai
salah satu ilmu sosial yang dipengaruhi oleh nilai-nilai, budaya, pemikiran dan adat istiadat
masyarakat islam, dan pendidikan Islam merupakan salah satu unsur keselamatan transaksi
ekonomi. Nilai -nilai iman dalam ekonomi islam diantaranya:

1. Keyakinan bahwa tuhan adalah pemilik sumber daya ekonomi yang asli dan sejati
2. Keyakinan bahwa tuhan telah memanfaatkan alam semesta untuk melayani manusia
dan untuk melakukan kegiatan ekonomi
3. Kepercayaan pada perbedaan mata pencaharian
4. Keyakinan bahwa praktik kegiatan ekonomi adalah ibadah dan syukur kepada Allah
SWT.
5. Kepercayaan pada pertanggung jawaban eskatologis
6. Kepercayaan bahwa tuhan memantau orang-orang atas semua tindakan.

Transaksi ekonomi didasarkan pada seperangkat nilai-nilai etika yang harus dipatuhi,
mencapai keberkahan dan kebaikan, mengendalikan dan membimbing perilaku ekonomi
nasabah, dan komitmen terhadap kehalalan dalam kegiatan ekonomi merupakan dasar etika
dalam segala transaksi dan kegiatan ekonomi serta menjadi dasar legitimasi di bidang
persahabatan Islam, maka nilai-nilai etika lainnya, diantaranya: kejujuran, sekretariatan,
amal, pemenuhan perjanjian dan kontrak, keadilan dan angsuran, nasehat, dan ketulusan dan
reformasi niat.

Pedagang muslim yang menganut nilai-nilai ini adalah model hidup ekonomi Islam
sebagai doktrin, syari’ah, metodologi dan duta besar, dan ini membuat banyak orang

3|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


memasui Islam secara sukarela tanpa paksaan, dan ini juga bukti yang tidak perlu
dipertanyakan lagi untuk menanggapi mereka yang mengatakan fitnah “Islam disebarkan oleh
pedang”.

BAB III

PENGENDALIAN SYARIAH TERHADAP EKONOMI ISLAM

Transaksi diatur secara umum oleh seperangkat aturan yurisprudensial holistik yang
berasal dari sumber-sumber hukum Islam, beberapa diantaranya secara umum, dan beberapa
diantaranya terkait erat dengan transaksi ekonomi.

Konsep pengendalian syari’ah adalah seperangkat standar syari’ah yang berasal dari
aturan, ketentuan dan prinsip-prinsip syari’ah Islam dalam suatu hal dan dirujuk ketika
melakukan transaksi ekonomi dan menilainya antara pembubaran dan larangan, ada beberapa
sumber pengendalian syari’ah untuk transaksi ekonomi:

1. Sumber daya Islam: Alqur’an, sunnah dan ijmak


2. Aturan yurisprudensial yang terkandung dalam buku asal usul yuriprudensi Islam
3. Fatwa ekonomi kontemprer yang dikeluarkan oleh akademi yurisprudensi Islam
internasional
4. Control dan standar yang dikeluarkan oleh badan, lembaga, dan pusat ekonomi
khusus Islam
5. Fatwa rekomendasi dan keputusan ekonomi kontemporer yang dikeluarkan oleh
konferensi internasional dan regional dan seminar ekonomi Islam.

Aturan yurisprudensi terkait transaksi ekonomi:

1. Bertindak dengan niat


2. Umat Islam memiliki syaratnya masing-masing kecuali syarat yang haram atau halal
dan haram.
3. Ghoror banyak merusak kontrak
4. Ketidaktahuan mengharuskan korupsi kontrak jika mereka menyebabkan
perselisihan yang bermasalah.

Kontrol kadang-kadang disebut dengan standar syari’ah dan ditujukan untuk hal-hal
berikut:

1. Menilai legalitas atau ilegalitas transaksi

4|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


2. Mengingat kinerja yang dievaluasi, penyimpangan diperbaiki dan transaksi
dikembangkan menjadi lebih baik
3. Memotivasi pelanggan untuk mencapai kepuasan psikologi .

Dan didalam bab ini penulis mencantumkan tujuan daripada bab tersebut adalah untuk
membantu dalam pernyataan ekonomi halal untuk dipatuhi, dan transaksi haram yang
dilarang oleh hukum untuk mengindarinya, dan ketika tujuan ini tercapai dalam transaksi
orang telah mencapai kepuasannya, meningkatkan keuntungan, menstabilkan transaksi dan
menerapkan hukum allah.

BAB IV

DASAR-DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI DALAM ISLAM

Arti pendidikan dakam Islam adalah pembentukan manusia dengan moral, psikologis
dan perilaku dalam kerangka sistem pengetahuan dan pengalaman agar layak untuk
melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan produktif untuk mencapi tujuan dan sasaran
tertentu. Namun ciri-ciri dari dasar pendidikan Islam yaitu:

1. Berfokus pada manusia adalah prerogatif Pendidikan


2. Kontemporer dalam penggunaan metode, sarana dan alat pendidikan ketika tidak
bertentangan dengan ketentuan dan prinsip hukum islam.
3. Tujuan pendidikan adalah pembentukan perilaku manusia menurut hukum Islam
yaitu reformasi individu, rumah, masyarakat dan negara.

Hubungan antara pendidikan Islam dan ekonomi yaitu bahwa Pendidikan ekonomi
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam. Selain itu, Pendidikan
komprehensif umat Islam dimulai dengan pembentukan kepribadian Islamnya sebagai doktrin
dan syari’at, perasaan dan hukum, hati nurani dan objektivitas, dan mengambi agama sebagai
pendukung dalam semua transaksinya termasuk ekonomi dan hasil dari perinsip ekonomi
adalah mengikuti ketentuan hukum Islam.

Adapun karakteristik dari pendidikan ekonomi Islam adalah dicirikan oleh


serangakaian karakteristik khas yang menyoroti fitur-fitur dasarnya, serta perbedaan antara
itu dan Pendidikan ekonomi tradisional dari situasi tersebut.

5|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


Identifikasi topik kurikulum pendidikan ekonomi Islam membutuhkan perkawinan
metode pendidikan, pengetahuan dan pelatihan dari para ahli yang berspesialisasi dalam
aspek-aspek berikut:

1. Para ahli yang berspesialisasi dalam pendidikan Islam


2. Para ahli yang berspesialisasi dalam budaya Islam
3. Para ahli yang berspesialisasi dalam yurisprudensi transaksi
4. Para ahli mengkhususkan diri dalam ekonomi Islam.
5. Para ahli yang berspesialisasi dalam psikologi dalam Islam
6. Para ahli yang berspesialisasi dalam pengobatan Islam

Aspek kurikulum pendidikan ekonomi Islam juga membahas tema-tema utama berikut:

1. Pendidikan ekonomi di bidang tenaga kerja, produksi dan pendapatan.


2. Pendidikan ekonomi di bidang pengeluaran dan konsumsi
3. Pendidikan Ekonomi Bidang Tabungan dan Investasi
4. Pendidikan ekonomi di bidang perdagangan pasar
5. Pendidikan ekonomi di bidang berurusan dengan non-Muslim.

Topik kurikulum dinilai sesuai dengan tingkatan berikut:

1. Tingkat rumah, pembibitan dan kantor hafalan Al-Quran


2. Tingkat sekolah, lembaga, universitas, pusat penelitian dan studi
3. Tingkat masyarakat dengan unit ekonomi dan kotanya
4. Tingkat negara dengan unit yang berbeda
5. Tingkat Ummat Islam di negara-negara Arab dan Islamnya.

Jadi, Pendidikan ekonomi islam tiadak kalah pentingnya dengan aspek Pendidikan
lainnya sehingga perilaku ekonomi konsisten dengan islam sebagai agama dan cara hidup
yang komprehensif.

BAB V

FAKTOR PRODUKSI DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM

Faktor-faktor produksi dalam sistem ekonomi Islam adalah sumber daya alam, tenaga
kerja dan uang, dan manusia berinteraksi dengan sumber daya alam secara rasional untuk
menghasilkan perilaku ekonomi produksi berdasarkan pencapaian manfaat. Oleh karena itu,
ekonomi postivisme membagi faktor-faktor produksi menjadi empat, diantaranya: Tanah dan

6|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


hasil sewanya, modal dan pengembalian bunganya, pekerjaan dan pengembalian upah,
penyelenggara dan pengembalian keuntungan.

Sedangkan ahli hukum dan ekonom Islam mambagi faktor-faktor produksi menjadi
tiga faktor utama: sumber daya alam, pekerjaan (sumber daya manusia) dan uang.

1. Konsep sumber daya alam


Sumber daya alam dalam sistem ekonomi Islam berarti sumber daya yang ada
di alam, dan mencakup semua sumber daya yang dihargai dengan uang, nyata dan
bawah sadar, jelas dan tersembunyi, diketahui dan tidak diketahui, dimiliki dan
diizinkan. Di antara sumber-sumber sumber daya alam adalah sebagai berikut:
a. Bumi, di atasnya dan di bawahnya.
b. Perairan.
c. Sungai, laut, dan dunia hidup apa yang berlimpah.
2. Konsep kerja dalam ekonomi Islam
Mengenai biaya-biaya yang dikenakan oleh Allah kepada manusia baik
pekerja atau majikan (investor), seorang penjaga atau pendeta adalah untuk bekerja
untuk arsitektur bumi dan menyembah Allah, sebagaimana firman allah dalam surat: (
Hud: 61), dan Rasulullah berfirman: "Halal meminta kewajiban menurut tata cara"
(diriwayatkan oleh al-Tabrani dari Ibnu Abbas).
Bekerja dalam Islam itu berharga, yang lebih unggul daripada tangan yang
lebih rendah, dan tangan yang memberi lebih baik daripada tangan yang mengambil,
dan bekerja dalam Islam adalah tugas vital dan bukan untuk menyombongkan diri,
kesombongan, prestise dan penampilan, itu adalah dasar dari penghasilan dan mata
pencaharian yang baik untuk rekonstruksi tanah.
3. Konsep uang dalam ekonomi Islam
Berarti segala sesuatu yang dimiliki manusia, memiliki nilai di antara manusia
dan dapat digunakan oleh hukum.
Ahli hukum dan ekonom Islam menetapkan bahwa agar itu menjadi uang,
diperlukan hal-hal berikut:
a. Objek memiliki nilai material atau moral.
b. Benda itu memiliki manfaat yang sah.
c. Untuk menjadi manusia dan mampu menggunakan, menjual atau membuangnya.

7|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


Adapun jenis uang dalam ekonomi Islam yaitu ada berbagai pembagian uang
dalam ekonomi Islam dari yang paling umum dan bekas pembagian uang menjadi
penawaran dan uang (harga), yaitu diantaranya: penawaran cannula (asset tetap) dan
penawaran dagang.

BAB VI

PENGENDALIAN PERILAKU EKONOMI ISLAM UNTUK PRODUKSI,


KONSUMSI, DAN INVESTASI

Produksi umumnya berarti melakukan upaya untuk menemukan dan mengeksploitasi


sumber daya alam yang tersedia. Konsep produksi dalam ekonomi Islam di perluas untuk
mencakup produksi barang dan jasa yang berguna bagi manusia, sesuai dengan aturan hukum
Islam dan sesuai dengan fondasi ekonomi islam.

Produksi dalam ekonomi Islam adalah salah satu elemen terpenting dalam rekontruksi
bumi dan penyediaan mata pencaharian yang baik bagi makhluk hidup.

Ada peraturan syariah yang mengatur perilaku ekonomi produktif, konsumer, dan
investasi dalam ekonomi syariah. Produksi dianggap sebagai elemen terpenting dari
rekonstruksi tanah, karena memenuhi kebutuhan material dan moral, dan memenuhi
kebutuhan yang diperlukan untuk melestarikan agama, jiwa, keturunan, pikiran dan uang, dan
ada tanggung jawab bagi negara dan individu terhadap ilmu pengetahuan produktif, dan ada
unsur-unsur perilaku rasional dalam ekonomi Islam, dan kontrol Syariah yang paling penting
adalah pengeluaran untuk Syariah yang diizinkan, moderasi dan pengeluaran sesuai dengan
prinsip prioritas Islam, dan ada juga kontrol Syariah dalam menghindari tabu. Ada juga
kontrol syariah dan unsur-unsur perilaku investasi, dan bentuk alternatif investasi sesuai
dengan sistem kepentingan riba, yaitu formula investasi syariah, dan perilaku produktif,
konsumen dan investasi diintegrasikan ke dalam sistem ekonomi Syariah untuk mengatasi
masalah ekonomi.

BAB VII

METODE EKONOMI ISLAM DALAM MENGATASI PERSOALAN EKONOMI


MODERN

Belakangan ini permasalahan ekonomi silih berganti menjadi topik perbincangan


utama dalam stasiun televisi, baik dalam kancah nasional maupun internasional.

8|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


Permasalahan-permasalahan tersebut sangat beragam dan terus berkembang. Hematnya,
mungkin bisa dikata sebagai salah satu faktor penentu dari kemajuan suatu negara.

Karya Syaikh Hasiin Husein Syahatah sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh
semua kalangan. Pada pembahasan ketujuh penulis memaparkan beragam metode atau solusi
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Permasalahan yang penulis angkat pada bagian
ketujuh ini meliputi: masalah perkembangan ekonomi, kemiskinan, pengangguran, kekacauan
antara gaji dan upah, inflasi, kemahalan, penentuan harga, tunjangan, privatisasi dan yang
terakhir adalah masalah yang tak kunjung menemukan titik terangnya, yakni korupsi
ekonomi.

Jika kita baca dan telaah, karya setebal 238 ini memiliki sisi keunikan tersendiri.
Namun terlepas dari itu, mesti ada celah kekurangannya. Reformasi ke jalan yang lebih baik
adalah hal yang mesti akan kita temui di setiap sub pembahasannya. Hal tersebut sangat
selaras sekali terhadap pengetahuan kita bahwa Islam memiliki sistem perekonomian
tersendiri yang memiliki karakteristik keimanan, moralisme dan metode yang berbeda dengan
ekonomi konvensional. Meski demikian, ada beberapa sub pembahasan yang

Pada sub pertama bagian ketujuh, perhatian penulis terhadap relasi antara tindakan
manusia dan syariat sangat tampak sekali dengan paparannya yang lebih condong
mengarahkan beberapa problematika ini pada kulliyah al-khamsah dalam maqasid al-syariah,
yakni menjaga agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta. Barangkali, secara langsung penulis
menemukan seperti konsep riba dan krisis moneter ataupun ekonomi yang masif sekali
terjadi. Sehingga, hal ini juga akan merembet kepada terjadinya kemiskinan yang penulis
jelaskan pada sub kedua disertai dampak-dampaknya seperti dampak kepada kebebasan
individu, akidah dan moral juga metode-metode untuk mengatasi masalah ini.

Diantara tiga masalah pertama yang tertera di kitab penulis, masalah perkembangan
ekonomi, kemiskinan dan pengangguran ketiganya memiliki metode penyelesaian yang
hampir sama dengan beberapa pendekatan dan program dialog praktis seperti mencetak
manusia yang bermoral, etis, dan profesional, memberikan tunjangan dana bagi mereka
ataupun instansi sosial, membuka lapangan kerja, dan mendukung proyek-proyek sipil.

Perekonomian menjadi sistem yang tidak terpisahkan dalam kehidupan semua orang.
Interaksi yang sangat menonjol dan acap kali dilakukan adalah transaksi tukar-menukar
dengan kesepakatan tertentu. Berkaca pada zaman yang terus terbaharukan dengan segala

9|Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik


dinamikanya, transaksi perekonomian tidak hanya terbatas pada harta namun juga jasa.
Dengan dua komponen itulah manusia bisa melakukan investasi, produksi ataupun konsumsi.
“kita diatur oleh sistem” mungkin itu ungkapan kasar dari interpretasi sebagai rakyat dalam
pemerintahan. Dengan itu tentulah kita akan menjumpai segala kebijakan, aturan-atutan dan
atau perundang-undangan dengan berbagai dimensi. Katakanlah dalam hal ini 90% ada di
tangan pemerintah. Salah satunya pemerintah memiliki peran penting sekaligus bertanggung
jawab dalam menentukan keseimbangan antara upah yang dalam hal ini jasa dan harga dalam
pasar. Sebagaimana yang disampaikan penulis “ketika harga sangat meningkat dan upah
tidak mengalami pengingkatan dalam proporsi yang sama maka akan menimbulkan sebuah
kontroversi” Maka tepat sekali kiranya perspektif Islam mengenai takaran biaya kebutuhan
awal bagi pekerja yang harus ditindak lanjuti utamanya oleh pemerintah, karena dari hal ini
pendapatan rata-rata pekerja tidak boleh kurang dari biaya kebutuhan ini bukan malah
sebaliknya, diantaranya:

1. Biaya makanan dan minuman untuk menopang keberlangsungan hidupnya


2. Biaya pakaian untuk menutupi auratnya
3. Biaya tempat tinggal
4. Biaya pengobatan untuk pertahanan diri
5. Biaya pendidikan untuk membentuk pikiran yang sehat
6. Biaya pernikahan untuk menghemat tampilan

Tak hanya terbatas pada beberapa poin diatas penulis juga menyampaikan perlu adanya
kontrol yang efektif dari pemerintah terhadap kondisi pasar karena sisi lain dari penyebab
tingginya harga adalah perilaku pengusaha, pedagang, atau produsen yang rakus sehingga
terkadang akan melakukan tindakan semena-mena seperti monopoli, kualitas rendah, suap
dan sejenisnya. Sebab-sebab ini sangat selaras sekali dengan persoalan kemahalan harga.
Terlebih lagi pemerintah harus memberikan pemberdayaan bagi pekerja miskin untuk
memenuhi haknya dalam rangka mewujudkan keadilan.

Dalam perekonomian, pasang surut harga terkadang menjadi momok bagi para pedagang
(produsen) ataupun pembeli (konsumen). Acap kali fenomena ini terjadi, orang-orang
langsung menyebutnya dengan sebutan “inflasi” tanpa tahu hakikat inflasi itu sendiri.
Sebelum membahas lebih dalam penulis terlebih dahulu menjelaskan sebab kemunculan
inflasi yakni karena penerapan kebijakan ekonomi dan kebijakan moneter berdasarkan sistem
bunga, pembuatan uang, ekspansi kredit, produksi perbaikan, hiburan, monopoli dan dan

10 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
kebijakan lain yang tidak disetujui oleh ekonomi Islam. Sementara pengertian inflasi menurut
Syaikh Hasiin Husein Syahatah secara bahasa adalah bertambahnya harga-harga atas
kebutuhan transaksi. Definisi tersebut adalah yang penulis kutip dari pakar bahasa Arab di
Kairo. Penulis juga mencantumkan makna inflasi dari sudut pandang Islam yakni ujian dari
Tuhan Yang Maha Esa bagi hamba-hamba-Nya atau hukuman bagi mereka karena pekerjaan
mereka yang buruk, tapi ini tak bisa dianggap sebagai inflasi kontemporer. Oleh karenanya
pada paragaraf terakhir pembahasan ini penulis menjelaskan tentang inflasi dalam pengertian
modern, yakni kenaikan harga secara terus-menerus_sebuah fenomena yang tidak ada dalam
Islam_.

Program eksekutif Islam yang diterapkan untuk menghadapi masalah ini juga sangat
relevan dengan pengaplikasian kebijakan ekonomi Islam untuk mengatasi masalah
kemahalan harga, antara lain:

1. Mereformasi sistem moneter dan keuangan


2. Menghapus sistem bunga dalam segala formatnya
3. Rasionalisasi dan pengendalian pengeluaran di semua tingkatan
4. Mencegah terjadinya monopoli
5. Negara mensubsidi barang dan jasa yang diperlukan saat dibutuhkan
6. Mengadakan amal sosial

Masih di dunia ekonomi keuangan. Sedikit menggelitik untuk ditanyakan. Seakan yang
dibahas sedari tadi adalah ekonomi konvensional, lalu bagaimana Islam menyikapi?
Kapankah intervensi negara dalam penetapan harga? Mengingat inflasi masing ada sangkut
paut dengan penentuan harga? Diantara prinsip-prinsip Islam yang paling ditekankan untuk
mengatur penentuan harga adalah kesepakatan penuh antara penjual dan pembeli. Hal ini
karena seperti yang telah disinggung oleh penulis di bab awal bahwa memperhatikan status
kepemilikan adalah sangat penting. Sehingga kesimpulan yang dilansir dari Ibnu Taymiyah
dapat dipadukan dengan baik pada kitabnya oleh penulis. Ibnu Taimiyah menyampaikan
“kepentingan umum umat Islam merupakan dasar bagi intervensi negara dalam penetapan
harga, dan bahwa penilaian atas kepentingan ini bervariasi dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat, dan yang mengatur kepentingan ini adalah mencapai keadilan dan
mencegah ketidakadilan dan kerusakan di antara orang-orang, karena kepentingan ini diatur
oleh nilai-nilai, cita-cita, dan perilaku wali, dan ia harus mencari bantuan dari spesialis
ketika menentukan harga”. Selanjutnya, syariat Islam juga mengontrol intervensi pemerintah

11 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
dalam penetapan harga yang diperbolehkan dalam beberapa keadaan misalnya; keadaan
monopoli, diskonto, aglomerasi produsen terhadap konsumen atau sebaliknya dan lain-lain.

Setelah panjang lebar membahas tentang permasalahan keuangan, kita beralih pada
subsidi, atau bahasa Islamisnya kita sebut dengan nikmat Tuhan. Ia memiliki aspek
yurisprudensi, sosial, ekonomi dan politik, dan dalam aspek ekonominya, kami menemukan
bahwa ia memiliki aspek yang terkait dengan harga dan di sisi lain terkait dengan biaya.
Penulis menjelaskan mengenai konsep harga pokok barang bersubsidi dalam ekonomi Islam
yakni harga barang atau jasa yang direpresentasikan sebagai nilai biaya yang dikorbankan
untuk produksi atau pengambilannya, yang ditentukan berdasarkan ketentuan dan prinsip
syariah Islam. Kemudian penulis memaparkan tentang prinsip pengendalian dan rasionalisasi
harga barang dan jasa bersubsidi dalam Islam.
Korupsi. Adalah pembahasan penutup yang penulis tuliskan. Dampak berbahaya yang
muncul akibat keterlibatan penguasa dan pejabat publik dalam bisnis bukan hanya
menurunkan etos kerja yang semakin lembek melainkan menyuburkan lahan korupsi. Ini
yang mayoritas terjadi pada dunia sekuler. Contohnya saja transformasi korupsi ekonomi
yang disampaikan penulis. Belakangan ini jelas nyata ada dan meluas sangat banyak,
diantaranya:
1. Bentuk-bentuk korupsi di bidang pekerjaan meliputi: kelalaian dan kelalaian,
pelanggaran perlengkapan kerja, kurangnya penguasaan, kurangnya disiplin dan
kepatuhan terhadap peraturan kerja, nepotisme dan peluang yang tidak setara, dan
meremehkan hak-hak pekerja
2. Bentuk-bentuk korupsi di bidang konsumsi dan pengeluaran meliputi: pemborosan,
pengeluaran mewah, boros dan dangkal, imitasi yang tidak berguna dan
ketidakpatuhan terhadap prioritas Islam.
3. Bentuk-bentuk korupsi di bidang perdagangan dan perdagangan meliputi: penipuan
dan penipuan, kesombongan dan ketidaktahuan, ketidakadilan dan pernyataan yang
meremehkan, penundaan dalam pelaksanaan hak, monopoli, transaksi fiktif,
penyuapan dan komisi palsu.
Dimana ada sebab di sana pasti ada akibat. Fenomena-fenomena diatas tidak lantas
disebabkan oleh faktor alam saja namun tangan-tangan manusia tentu bermain di dalamnya.
Alhasil, serangkaian alasan terangkum dalam serangkaian penjelasan penulis, antara lain:
1. Penyebaran manifestasi kelemahan iman
2. Penyebaran moral yang korup seperti kebohongan

12 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
3. Kelemahan perilaku baik, penyebaran materialisme di antara orang-orang
4. Memerintah tanpa apa yang telah Tuhan ungkapkan, mendominasi manusia, menekan
kebebasan ... Dan menerapkan sistem dan hukum positif yang bertentangan dengan
hukum Tuhan Yang Maha Esa
Seperti yang telah disinggung penulis pada bagian awal pembahasan tentang persoalan
perkembangan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran bahwa manusia adalah sebab utama
dari timbulnya permasalahan. Yang dalam hal ini manusia juga menjadi dasar utama untuk
mereformasi korupsi ekonomi dengan mematuhi hal-hal berikut:

1. Kesalehan, Iman, Pengamatan dan Pertanggungjawaban Diri


2. Mengacu pada hukum Allah Yang Maha Esa dan tuntunan Rasulullah, mereka
memahami dasar reformasi
3. Penerapan batas-batas yang terkandung dalam hukum Tuhan terhadap para pelaku
kejahatan ekonomi
4. Pemilihan pekerja yang baik berdasarkan keimanan dan nilai-nilai moral

BAB VIII

PANDANGAN EKONOMI ISLAM TERHADAP PERSOALAN-PERSOALAN


EKONOMI SEKULAR

Pada pembahasan ini pandangan penulis tentang ekonomi sangat meluas sehingga
melebar kepada pembahasan perjanjian GATT dan QIZ, globalisasi ekonomi, dumping,
boikot ekonomi dan penyucian uang.

Dalam melakukan interaksi dengan dengan dunia luar, transaksi ekonomi akan
tercakup di dalamnya. Inilah yang akan memuncukan persoalan-persoalan baru dalam
ekonomi sekular karena ada peleburan transaksi dan model dengan jenis yang berbeda. Oleh
karenanya Islam memberikan standarisasi-standarisasi tertentu dalam beberapa pembahasan
seperti yang terdapat di kitab penulis, yakni:

1. Transaksi orang Islam dengan saudaranya yang muslim


2. Transaksi orang Islam dengan non muslim yang berdamai dengan umat Islam
a. Transaksi yang dilakukan adalah halal, baik, sesuai dengan hukum-hukum dan
prinsip-prinsip syariat Islam

13 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
b. Berkomitmen terhadap nilai-nilai moral yang baik diantaranya: adil, tidak dzolim,
menepati janji dan kontrak, amanah, jujur, toleran, tegas, bermurah hati, dan
sebagainya.
c. Berkomitmen dengan fikih prioritas Islam: kebutuhan primer, sekunder dan tersier
d. Tidak lalim terhadap hartanya non muslim, harta mereka, kehormatannya,
darahnya adalah dilindungi
3. Transaksi orang Islam bersama non muslim yang memusuhi umat Islam

Kemudian penulis melanjutkan penjelasannya dengan membahas penerapan fikih


prioritas dalam bertransaksi dengan non muslim. Seperti halnya Imam al-Ghazali yang
membagi maslahah dipandang dari segi kekuatan substansinya, yakni pertama, daruriyah
(kebutuhan primer) meliputi sandang, pangan dan papan. Kedua, hajiyah (kebutuhan
sekunder) meliputi kesenangan atau kenyamanan. Ketiga, tahsiniyah (kebutuhan pelengkap
atau penyempurna) meliputi kemewahan. Begitu juga yang disampaikan penulis dalam
karyanya.

Fikih prioritas Islam telah mengatur hierarki mengenai bentuk interaksi dengan
individu, masyarakat dan negara sebagai berikut:

1. Tingkatan pertama adalah memprioritaskan melakukan interaksi dengan seorang


Muslim yang menjadi tetangga dekat
2. Tingkatan kedua : mengikuti dari posisi di atas yaitu berinteraksi dengan seorang
Muslim
3. Tingkatan ketiga: interaksi dengan warga negara non-Muslim (kewarganegaraan)
4. Tingkatan keempat: Berinteraksi dengan non-Muslim yang bukan berasal dari orang-
orang negara yang berdamai dengan kita, hal ini berlaku pada kebutuhan primer dan
sekunder saja, tidak ada halangan hukum untuk berinteraksi dengan mereka
5. Tingkatan kelima: Berinteraksi dengan non-Muslim yang memusuhi kita, interaksi ini
diperbolehkan hanya pada saat keadaan darurat saja dengan kontrol yang diterima
secara hukum dan dapat menguntungkan terhadap umat Islam, seperti dalam membeli
obat.

Meski hierarki tersebut telah diatur dengan rapi, dan transaksi ekonomi dengan non-musli
telah diatur sedemikian rupa sesuai dengan perangkat syariat namun prioritas pertama yang
perlu diingat adalah tetap memprioritaskan barang-barang dan jasa lokal.

14 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
Masih di dunia perekonomian, pada pembahasan ini kita akan menemukan pandangan
ekonomi Islam tentang globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi adalah bagian dari tatanan
dunia baru, dan didasarkan pada beberapa prinsip seperti pergerakan bebas barang, jasa,
uang, pekerja dan informasi melintasi batas-batas nasional dan regional. kekuatan untuk
mengendalikan perekonomian, masing-masing sesuai dengan kemampuan dan
kemampuannya. Beberapa pemikir melihat globalisasi sebagai taktik baru untuk melanjutkan
dominasi ekonomi atas kekayaan negara-negara dunia ketiga, termasuk negara-negara Arab
dan Islam. Hakikat tujuan globalisasi ekonomi adalah memperkaya yang kaya dan
memiskinkan yang miskin, “tajam ke atas tumpul ke bawah”. Ini adalah sebuah kejahatan
yang tak terhindarkan, karena risiko yang akan dihadapi negara-negara Islam sangat besar
diantaranya:

1. Kenaikan harga kebutuhan awal manusia untuk hidup dalam kemiskinan


2. Rendahnya pendapatan negara-negara miskin dari bea masuk impor
3. Peningkatan pengangguran di negara-negara dunia ketiga
4. Rendahnya upah para pekerja di negara-negara dunia ketiga dalam kaitannya dengan
upah rekan-rekan mereka di negara-negara maju meskipun keuntungan perusahaan-
perusahaan internasional tinggi
5. Bagi negara-negara kaya untuk membuang sampah di negara-negara miskin
6. Menyebarkan budaya korup yang menghilangkan nilai, moral, kepercayaan, dan adat
istiadat negara dunia ketiga

Solusi yang diberikan sangat sederhana, sebagaimana Islam tidak melarang kita untuk
bertransaksi dengan non-Muslim yang berdamai dengan kita. Islam menyeru untuk saling
tolong-menolong dalam kebaikan dan melarang kita untuk tolong menolong dalam hal
berbuat dosa dan agresi serta menyambut globalisasi ekonomi dengan landasan kerjasama
yang ikhlas dan bisa menguntungkan semua pihak. Ekonomi Islam tidak kehilangan metode
untuk menghadapi risiko globalisasi ekonomi yang sedang terjadi. Salah satu cara untuk
mewujudkannya adalah sebagai berikut:

1. Saling bekerjasama antara negara-negara Arab dan Islam


2. Mengaktifkan peran lembaga politik dan organisasi ekonomi antara negara-negara
Arab dan Islam
3. Kesetiaan, rasa memiliki dan cinta tanah air serta menghindari kesetiaan kepada
musuh agama dan tanah air.

15 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
4. Komitmen terhadap nilai dan moral, rekonsiliasi dengan Tuhan Yang Maha Esa

Diantara serangkaian fondasi dan kebijakan ekonomi Islam untuk menghadapi masalah
ini yang paling penting adalah:

1. Kesetiaan dan kepemilikan dalam transaksi ekonomi umat Islam dan warga negara
non-Muslim harus disahkan oleh perkataan Yang Mahakuasa: (Al-Taubah: 71)
2. Ahli hukum ekonomi Islam mengizinkan berurusan dengan Muslim yang tidak damai,
tetapi sesuai dengan ketentuan dan prinsip-prinsip hukum Islam.
3. Ahli hukum ekonomi Islam tidak mengizinkan berurusan dengan pejuang non-Muslim
kecuali jika perlu untuk mempertimbangkan Syariah yang relevan dengan pelestarian
tujuan hukum Islam.
4. Ada banyak risiko terhadap ekonomi negara-negara Arab dan Islam dari globalisasi,
GATT, QIZ dan sebagainya, dan mereka hanya dapat dikurangi melalui penguatan,
pengembangan dan peningkatan transaksi ekonomi di antara mereka yang mengarah
ke pasar bersama di antara mereka.
5. Hukum Islam tidak mengizinkan kebijakan monopoli, dumping, pencucian uang, dan
segala bentuk makan uang orang secara salah, jadi kita harus sangat berhati-hati
terhadap mereka
6. Kelangsungan hidup ekonomi Ummat Islam dari dominasi global tergantung pada
pembentukan pasar bersama Arab dan Islam, dan ketulusan pepatah: (Anfal: 73-75)

BAB IX

KOMPONEN DAN FAKTOR PENERAPAN EKONOMI ISLAM KONTEMPORER

Islam adalah kurikulum komprehensif untuk semua aspek dunia, iman dan syariah,
ibadah dan transaksi, agama dan negara yang memadukan materialisme dan spiritualitas
dalam kerangka yang seimbang.

Penerapan ekonomi Islam telah melalui berbagai situasi sejak berdirinya Negara Islam
di Madinah dan sampai hari ini, dan ada upaya kontemporer di beberapa negara Islam untuk
menerapkannya dan beberapa model praktis telah muncul untuk ini, misalnya: bank islam,
perusahaan investasi Islam, perusahaan dan lembaga zakat, lembaga wakaf dan sebagainya,
dan beberapa entitas ekonomi dan keuangan tradisional telah mencoba menerapkan beberapa
formula dan produk ekonomi dan perbankan Islam.

16 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
Penerapan ekonomi Islam diharapkan berbanding lurus dengan prinsip sebagaimana
yang dibuat oleh Rasulullah tentang dasar-dasar transaksi ekonomi dan keuangan harus
berdasar prinsip-prinsip: kepercayaan pada akuntabilitas eskatologis, kejujuran, kejujuran,
toleransi, keyakinan, persaudaraan dan cinta, dan larangan riba, penipuan, monopoli,
penimbunan, eksploitasi, keserakahan, kesombongan, ketidaktahuan dan perjudian.

Kesuksesan tidak bisa dicapai dengan cara yang instan, diantara beberapa metode dan
tujuan baik ekonomi Islam, mestinya tidak akan terlepas dari beberapa hambatan. Salah satu
diantaranya adalah penyebaran pemikiran ekonomi sekuler di negara-negara Arab dan Islam.
Pemikiran sekuler telah menyusup ke semua aspek kehidupan di negara-negara Arab dan
Islam, termasuk: sistem pemerintahan, sistem pendidikan, sistem pendidikan, sistem budaya,
sistem ekonomi, sistem uang, dan sebagainya. Pemikiran sekuler di bidang ekonomi telah
mengambil banyak aspek, misalnya.

Sistem riba dalam segala bentuk, bentuk, dan institusinya di negara-negara Barat

1. Suku bunga bank, tabungan dan tabungan dan sejenisnya.


2. Sistem asuransi berdasarkan gharar, ketidaktahuan dan riba
3. Lomba togel dan perjudian yang berasal dari fasilitator yang dilarang oleh hukum
4. Pajak yang tidak adil disebut cukai

Kemudian, tujuan ekonomi Islam memang patut diapresiasi namun dalam


penerapannya juga dibutuhkan kehati-hatian, salah satunya dari sisi metode dan sistem
penerapannya. Karena sebagaimana yang diketahui beberapa sistem ekonomi seperti sistem
kapitalis dan yang lain mengalami kegagalan karena penerapannya yang salah. Sehingga akan
berdampak pada efek negetif pula. Berikut paparan penulis mengenai model ekonomi Islam
yang harus dihindari:

1. Model perusahaan penempatan uang di beberapa negara Arab dan Islam,


2. Model beberapa pengusaha yang berdagang dalam konsep ekonomi Islam untuk
mendapatkan keuntungan dari keuntungan yang tidak adil ini, dan membiarkan diri
mereka memakan uang orang secara salah.
3. Model likuidasi atau perasaan beberapa bank syariah karena kesalahan
manajemennya

17 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
4. Campur tangan keamanan dalam urusan beberapa entitas ekonomi Islam karena
alasan politik dan menyerang mereka dari dalam dan luar sebagai semacam perang
terhadap Islam dengan dalih memerangi terorisme
5. Penyimpangan dari kepatuhan terhadap aturan dan standar ekonomi Islam

Model kontemporer ekonomi Islam yang saat ini sudah berkembang:

1. Bank syariah
2. Dana investasi syariah
3. Perusahaan asuransi
4. Perusahaan leasing keuangan syariah
5. Perusahaan pertukaran

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

Secara keseluruhan, karya Syaikh Hasiin Husein Syahatah sangat bagus dan akan
sangat membantu para pelajar khususnya bagi pemula yang sedang mengembangkan
pengentahuannya tentang ilmu ekonomi. Karena Syaikh Hasiin Husein Syahatah
menyajikannya secara terkonsep sekali. Mulai dari apa itu ekonomi Islam serta dasar-
dasarnya? Relasi antara ekonomi dengan iman dan nilai-nilai moral, produksi ekonomi serta
menampilkan beberapa persoalan yang terjadi di dunia ekonomi dan bagaimana ekonomi
menanggapinya. Konten karya mulia ini sepertinya cukup komprehensif untuk mewakili judul
besarnya “Ekonomi Islam antara Teori dan Praktik”

Namun, sedikit yang mengganggu di pikiran adalah bahasa penulis terkesan sedikit
sulit dipahami. Namun sekali lagi itu tidak mengurangi sedikit pun dari kelebihan karya
penulis. Sisi lain yang juga menarik adalah salah satunya pada pembahasan subsidi, penulis
merepresentasikan secara grafis konsep harga pokok barang bersubsidi dalam ekonomi Islam.
Sehingga akan mempermudah bagi kita untuk mengingat dan memahaminya.

KESIMPULAN

Berdasarkan kitab yang telah kami baca sekaligus review yang kami susun dapat
disimpulkan bahwa ekonomi Islam merupakan salah satu masalah terpenting di era modern
dan ekonomi Islam beroperasi sesuai dengan mekanisme yang menggabungkan orisinalitas
dan kesejajaran dengan stabilitas dan keteraturan, mampu menyerap jalannya zaman dalam
kerangka standar dan kontrol syari’ah. Yang mana prinsip ilmu ekonomi Islam mengajak kita

18 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
akan artinya transaksi yang baik yang steril dari segala bentuk yang merugikan baik kepada
diri sendiri ataupun orang lain. Baik juga harus menyeimbangkan antara kepentingan individu
atau kelompok karena didalam transaksi bukan hanya mencari keberlangsungan hidup
melainkan harus mengacu kepada prinsip dan model.

BIOGRAFI PENULIS

- PhD dalam Akuntansi Manajemen dari Brad Forad University, Inggris


- Guru Besar Akuntansi dan Auditing di Fakultas Perdagangan Universitas
Azhar, dan mantan Kepala Departemen Akuntansi
- Mengajarkan ilmu akuntansi Islam, pemikiran ekonomi dan keuangan di
universitas universitas Arab dan Islam
- Chartered Accountant, Konsultan Akuntansi, Audit dan Zakat
- Konsultan dalam transaksi keuangan Syariah kontemporer
- Penasihat Keuangan dan Syariah untuk Lembaga Keuangan dan Syariah
- Penasehat Lembaga dan Dana Zakat di Dunia Islam
- Penasihat Organisasi Akuntansi dan Audit Islam di Bahrain
- Anggota Dewan Syariah Internasional Zakat-Kuwait
- Anggota Asosiasi Ekonomi Islam-Mesir
- Anggota Dewan Tertinggi Serikat Pekerja
- Sekretaris Jenderal Divisi Akuntan dan Auditor Praktik
- Berpartisipasi dalam banyak konferensi dan seminar internasional di bidang
akuntansi dan Pemikiran ekonomi Islam, Zakat, bank syariah, perusahaan
investasi syariah, dan wakaf
- Dia memiliki banyak buku di bidang berikut:
1. Ensiklopedia Pemikiran Akuntansi Islam
2. Ensiklopedia Pemikiran Ekonomi Islam
3. Ensiklopedia Yurisprudensi dan Akuntansi Zakat
4. Ensiklopedia Keluarga Muslim
5. Ensiklopedia Pemikiran Islam
- Kumpulan buku telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Farisi,
Indonesia dan Melayu

19 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k
20 | E k o n o m i I s l a m a n t a r a T e o r i d a n P r a k t i k

Anda mungkin juga menyukai