Anda di halaman 1dari 17

BAB I HASIL DAN PEMBAHASAN

I.1 Uji Alat


Sebelum melakukan praktikum, kami melakukan uji alat terhadap
waterpass dan total station yang akan kami gunakan. Terdapat tiga jenis uji alat
yang dilakukan yaitu uji kolimasi waterpass, uji kolimasi total station, dan juga
uji indeks vertikal.
I.1.1 Uji Kolimasi Waterpass
Uji kolimasi pada waterpass dilakukan untuk mengetahui jika ada
kesalahan kolimasi pada alat yang akan digunakan.
I.1.1.1 Hasil
Pada uji kolimasi waterpass yang telah dilakukan oleh kelompok VII-B
mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel IV- 1 Data Hasil Uji Kolimasi Waterpass


Arah Beda
Kondisi BA BT BB
Bidik Tinggi

Belakang 1,545 1,496 1,446


1 0,018
Muka 1,528 1,478 1,428

Belakang 1,615 1,465 1,315


2 0,020
Muka 1,495 1,445 1,396

I.1.1.2 Pembahasan
Berdasarkan data di atas dapat diperoleh perhitungan menggunakan rumus
sebagai berikut:

∆ h 1−∆ h2
C= ......................................................................IV. 1
( Db2−Dm 2 )−( Db1−Dm 1)
(0,018)−(0,020)
C=
( 30−9,9 )−(10−10)
C=0,0001
I.1.2 Uji Kolimasi Total Station
Uji kolimasi adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah terjadi
kesalahan kolimasi atau tidak. Jika garis bidik tidak tegak lurus dengan sumbu II
maka bisa disebut kesalahan kolimasi. Kesalahan ini dapat diketahui dengan
selisih antara bacaan sudut horisontal biasa dan luar biasa yang tidak sama dengan
180˚.
I.1.2.1 Hasil
Pada uji kolimasi total station yang telah dilakukan oleh kelompok VII-B
mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel IV- 2 Data Hasil Uji Kolimasi Total Station


Bacaan Arah Horisontal Bacaan Arah Horisontal Kesalah
Titi
Biasa Luar Biasa an
k
° ’ ” ° ’ ” ”
1 0 0 0 180 00 10 5
I.1.2.2 Pembahasan
Berdasarkan data di atas dapat diperoleh perhitungan menggunakan
rumus sebagai berikut:

( LB−B )−180 ˚
β= ........................................................................................IV. 2
2
(180 ° 00 ' 10' '−0 ˚)−180 °
β=
2
β=0 ° 0 ' 05 ' '
I.1.3 Uji Indeks Vertikal
Uji kesalahan indeks vertikal dilakukan untuk mengetahui jika garis bidik
teropong benar-benar mendatar atau tidak.
I.1.3.1 Hasil
Pada uji indeks vertikal yang telah dilakukan oleh kelompok VII-B
mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel IV- 3 Data Hasil Uji Indeks Vertikal


Bacaan Arah Vertikal Bacaan Arah Vertikal
Titi Kesalahan
Biasa Luar Biasa
k
° ’ ” ° ’ ” ”
1 90 51 04 269 08 36 5
Tabel IV- 4 Data Hasil Uji Jarak
Bacaan Bacaan Jarak Optis Jarak Datar
No
Vertikal Horisontal (m) (m)
1 92° 52’00 237° 11’19’’ 4,959 5
2 92° 53’10’’ 237° 23’44’’ 9,972 10
3 92° 45’10’’ 237° 11’45’’ 14,982 15

I.1.3.2 Pembahasan
Berdasarkan data di atas dapat diperoleh perhitungan pengecekan indeks
vertikal menggunakan rumus sebagai berikut:

360 ˚−LB−B
β= .........................................................................................IV. 3
2
360 °−269 ° 08 ' 36 ' '−90 ° 51' 04 ' '
β=
2
'
β=0 ° 0 10 '
I.2 Pengukuran Waterpass Tertutup
Pengukuran waterpass tertutup dilaksanakan dengan sistem pergi dan
pulang dan pengukurannya harus kembali ke titik awal pada yang dimulai dari
BM kembali lagi ke BM.
I.2.1 Hasil
Pada pengkuran waterpass tertutup yang telah dilakukan oleh kelompok
VII-B mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel IV- 5 Data Hasil Pengukuran Waterpass Tertutup
No Titik Beda Tinggi
Rata- Elevasi
Dari Ke Pergi Pulang Koreksi Definitif
rata

210,852

BM P1 -0,955 0,955 -0,955 -0,0002 -0,955 209,897

P1 P2 -0,351 0,351 -0,351 -0,0002 -0,351 209,546

P2 P3 -0,455 0,455 -0,455 -0,0002 -0,455 209,091

P3 P4 -0,321 0,323 -0,322 -0,0002 -0,322 208,768

… … … … … … … …

P10 P11 0,511 -0,511 0,511 -0,0002 0,511 208,147

P11 P12 0,603 -0,602 0,603 -0,0002 0,602 208,749

P12 P13 0,474 -0,472 0,473 -0,0002 0,473 209,222

P13 BM 1,631 -1,629 1,630 -0,0002 1,630 210,852


Jumlah 0,007 0,002 0,0020 -0,002 0,00
I.2.2 Pembahasan
Berikut adalah hasil perhitungan dari pengukuran di lapangan :
1. Di dalam waterpass tertutup jumlah beda tinggi rata-rata harus sama
dengan jumah koreksi beda tinggi. Berdasarkan perhitungan tabel di atas,
jumah beda tinggi rata-rata yaitu 0,002 dan jumlah koreksi beda tinggi
yaitu -0,002. Sehingga jumlah definitif (beda tinggi yang telah dikoreksi)
adalah nol.
2. Perhitungan selanjutnya yaitu menghitung beda tinggi definitif yang
memiliki syarat yaitu jumlah seluruh definitif harus sama dengan nol.

Definitif = beda tinggi + koreksi ......................................IV. 4


Definitif BM11-P1 =-0,955 + (-0,0002)
= -0,9552
= -0,955 m (pembulatan)
3. Perhitungan elevasi (elevasi awal = 210,852 m) menggunakan rumus dan
perhitungan sebagai berikut :

Elevasi titik P1 = Elevasi titik BM + Beda tinggi definitif......... IV. 5


= 210,852 + (-0,955)
= 209,897m
4. Melakukan perhitungan elevasi dengan cara yang sama pada semua titik
dan elevasi kembali ke titik awal.
5. Perhitungan toleransi kesalahan penutup beda tinggi menggunakan rumus
12mm √ D dimana D (dalam km) merupakan jarak total, sebagai berikut :

Toleransi kesalahan penutup beda tinggi ¿ 12 mm √ D ...........................IV. 6


¿ 12 √302,65 m
¿ 12 √0,30265 km
¿ 6,601636 mm=0,007 m
6. Menghitung kesalahan penutup beda tinggi menggunakan rumus dan
perhitungan sebagai berikut :
Kesalahan penutup beda tinggi ¿ ΣΔh pergi−Σδh pulang ................................. IV. 7
¿ 0,007−0,002
¿ 0,005
I.3 Pengukuran Poligon Tertutup
Pengukuran poligon tertutup yang dilakukan oleh kelompok VII-B
menggunakan alat total station. Pengukuran menggunakan alat total station secara
otomatis mendapatkan data sudut, jarak, dan koordinat yang kemudian diolah dan
disajikan ke dalam excel.
I.3.1 Hasil

Tabel IV- 6 Data Hasil Pengukuran Poligon Tertutup


Koordinat
No.
X Y

438143,300 9220467,169 BM 16 GD

438124,344 9220485,912 BM11

438108,862 9220492,955 P1

438081,912 9220500,925 P2

438066,465 9220525,483 P3

… … …

438141,952 9220583,231 P10

438138,092 9220563,640 P11

438134,216 9220544,068 P12

438131,355 9220529,392 P13

438124,344 9220485,912 BM11


I.3.2 Pembahasan
Berikut ini perhitungan dari data yang didapat dari pelaksanaan
pengukuran di lapangan :
1. Menghitung koreksi sudut.
a. Jumlah sudut ukuran (∑ β ) dapat dihitung menggunakan rumus dan
perhitungan sebagai berikut :

∑ β=( n+ 2 ) × 180° ......................................................................IV. 8


¿ ( 14+2 ) ×180 ° ¿ 2880˚00’00’’
b. Pada hasil pengukuran di lapangan, didapat jumlah sudut ukuran
yang telah diolah menggunakan excel sebesar 2880˚00’10’’,
sehingga dapat mencari koreksi sudut menggunakan rumus dan
perhitungan sebagai berikut :

∑ β=[ ( n+ 2 ) ×180 ° ] + fβ...............................................................IV. 9

2880 ˚ 00’ 10 ’ ¿ [ ( 14+2 ) ×180 ° ] +fβ


'

2880 ˚ 00’ 10'' ¿ 2880 ˚ 00’ 00' ’ +fβ


fβ ¿−00 ˚ 00’ 10’ '
c. Selanjutnya melakukan perhitungan koreksi sudut tiap titiknya
menggunakan rumus dan perhitungan sebagai berikut :


Koreksi sudut per titik = ........................................................IV. 10
n
−00 ˚ 00 ’ 10 ’
¿
14
¿−00 ˚ 00’ 0.71' ’
¿−0.0002' ’ (dalam desimal)
2. Menghitung sudut terkoreksi
Sudut terkoreksi didapat menggunakan rumus dan perhitungan sebagai
berikut :

β Terkoreksi=βawal +koreksi sudut per titik ..................................IV. 11


βBM 11 Terkoreksi=βPBM 11awal +koreksi sudut per titik
¿ 119 ˚ 06 ’ 05' ’ +−00 ˚ 00 ’ 0.71 ' ’
'
¿ 119 ˚ 06 ’ 4,29 ’

3. Perhitungan Azimuth
a. Azimuth awal didapat menggunakan rumus dan perhitungan
sebagai berikut :

α awal=tan −1 ( xy 2−x
2− y 1 )
1
..........................................................IV. 12

¿ tan (
9220485.912−9220467.169 )
−1 438124.344−438143.3

¿ 175 ˚ 21 ’ 33,558 ’ ’
b. Perhitungan azimuth untuk setiap patok setelahnya, dapat
menggunakan persamaan seperti berikut :

α selanjutnya=α awal k 180 .......................................................................IV. 13


¿ 175 21’ 33,558”+119 º 6’ 4.286 ”−180
¿ 294 27 ’ 37,844 ”−180+126 º 31 ’ 15 ”−180
¿ 114 27 ’ 37,844 ”
4. Menghutung koreksi jarak
a. Perhitungan d sin α
Perhitungan d sin α dilakukan pada setiap patok menggunakan
persamaan sebagai berikut :

d sin α = dBM11-P1× sin α BM11-P1


= 17,007× sin 114 27 ’ 37,844 ”
= 15,481m
b. Perhitungan d cos α
Perhitungan d cos α dilakukan pada setiap patok menggunakan
persamaan sebagai berikut :

d sin α = dBM11-P1× cos α BM11-P1


= 17, 007 × cos 114 27 ’37,844 ”
= -7,042m
c. Perhitungan koreksi fx
Hasil perhitungan d sin α pada setiap titik tersebut selanjutnya akan
dijumlahkan, ternyata hasil yang didapat ≠ 0, melainkan -0,021
sehingga terdapat koreksi. Syarat d sin α = 0, maka besarnya
koreksi d sin α = 0,021 Jumlah dari koreksi tiap titik (kX/titik)
harus sama dengan koreksi (kx). Berikut adalah cara menghitung
koreksi pada setiap titik yaitu :

dBM 11−P 1
Koreksi xi ¿ ×k ∆ x
∑d
17,007
¿ ×(0,021)
304,106
= 0,001
d. Perhitungan koreksi fy
Hasil perhitungan d cos α pada setiap titik tersebut selanjutnya
akan dijumlahkan, hasil yang didapat ternyata ≠ 0, akan tetapi hasil
yang didapatkan yakni sebesar 0.014 sehingga itu terdapat koreksi.
Syaratnya yakni d cos α = 0, maka besarnya koreksi d cos α = -
0.014 . Jumlah dari koreksi tiap titik (ky/titik) harus sama dengan
koreksi (ky). Cara menghitung koreksi setiap titik, yaitu :

d 1 dBM 11−P 1
Koreksi yi ¿ × ky
∑d
17,007
= ×(−0,014)
304,106
= -0,001
5. Menghitung koordinat
Penentuan titik koordinat dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
XP1 = XBM11 + d sin αBM11-P1 + fxBM11-P1
= 38124,344 + 15,481 + 0,001
= 438139,826
YP1 = YBM11 + d cos αBM11-P1 + fyBM11-P1
= 9220485,912 + (-7,042) +(- 0,001)
= = 9220478,869
6. Menentukan kesalahan linier
a. Kesalahan linear dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :

fl¿ √ ( fx )2 + ( fy )2 ...........................................................................IV. 14
dimana,
fx (∑dSinα ) = 0.021 m
fy ( ∑dCosα ) = -0.014
Sehingga, kesalahan linear didapat menggunakan perhitungan
sebagai berikut :
fl = √ ( 0,021 ) + (−0,014 )
2 2

= 0,02497
b. Selanjutnya menghitung ketelitian linear jarak menggunakan
rumus dan perhitungan sebagai berikut :

∑d
Ketelitian linear jarak = .....................................................IV. 15
fl
304,106
=
0,02497
= 12178,66
Jadi, ketelitian linier jarak = 1 : 12178,66 Ketelitian linier jarak
yakni sebesar 1:12178,66. Besar toleransi ketelitian linier jarak
yakni 1:10000, sehingga pengukuran ini memenuhi syarat
pengukuran.
7. Menghitung toleransi kesalahan penutup sudut
Kesalahan penutup sudut berdasarkan data pengukuran dan
pengolahan sebesar 0°0′10″. Besar toleransi penutup sudut dapat
dihitung menggunakan rumus dan perhitungan sebagai berikut :

Toleransi kesalahan penutup sudut = 10”√N ..................................IV. 16


=10”√14
= 0˚0’37.416”.
Maka, pengukuran yang dilakukan oleh kelompok VII-B dapat
dikatakan masih memenuhi syarat pengukuran.
I.4 Pengukuran Detail Situasi
Pengukuran detail situasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data-
data lapangan khususnya data koordinat secara konkret yang dibutuhkan di dalam
pembuatan peta situasi. Pengukuran yang dilakukan oleh kelompok VII-B
mendapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel IV- 7 Data Hasil Pengukuran Situasi Detail


Koordinat Jarak Elevasi
TITIK Keterangan
X Y (m) (m)
9220481,16
PT1 PATOK 438108,027 17.007 210,330
5
9220470,13
PT2 PATOK 438082,211 28.079 209,935
0
9220479,18
PT3 PATOK 438054,692 28.974 209,491
6
9220498,09
JL1 JALAN 438118,696 13.429 210,445
5
9220496,50
JL2 JALAN 438118,468 12.110 210,536
1
9220494,14
JL3 JALAN 438116,647 11.268 210,622
0
9220494,86
TR1 TROTOAR 438116,015 12.229 210,672
4
9220493,22
TR2 TROTOAR 438113,102 13.409 210,555
0
9220479,33
TR3 TROTOAR 438082,293 42.566 210,040
2
9220492,05
PH1 POHON 438104,829 11.355 209,910
9
PH2 POHON 438094,393 9220487,43 15.005 210,048
0
9220483,33
PH3 POHON 438082,962 25.158 210,062
4
9220480,47
TL1 TIANG LAMPU 438082,311 25.726 210,215
8
… … … … … …
9220487,35
TM2 TAMAN 438082,684 17.231 209,910
2
9220488,19
TM3 TAMAN 438082,740 18.078 209,901
7
9220510,51
BDN1 BUNDARAN 438068,220 39.099 209,806
8
9220504,06
BDN2 BUNDARAN 438068,027 40.333 209,801
5
9220501,19
BDN3 BUNDARAN 438069,475 42.632 209,822
0
9220517,09
BG1 BANGUNAN 438035,103 5.701 209,496
1
9220512,08
BG2 BANGUNAN 438051,315 22.156 209,551
6
9220548,56
BG3 BANGUNAN 438044,146 15.445 209,789
5
9220548,04
SH1 SPOTHEIGHT 438038,760 12.372 209,773
8
9220553,85
SH2 SPOTHEIGHT 438036,178 17.544 209,802
4
9220565,28
SH3 SPOTHEIGHT 438068,386 5.850 208,890
3
9220580,09
SLK1 SELOKAN 438069,515 10.358 207,467
0
9220579,53
SLK2 SELOKAN 438068,507 10.578 207,493
1
9220494,53
SLK5 SELOKAN 438115,743 32.168 210,474
8
I.5 Pengukuran Bidang Tanah
I.5.1 Hasil

Tabel IV- 8 Koordinat BM Bidang Tanah


Koordinat
Titik
X Y
BM1 438143,142 9220581,477
BM2 438130,051 9220558,435
BM3 438118,313 9220565,104
BM4 438131,404 9220588.145

Tabel IV- 9 Luas Bidang Tanah Metode Siku-Siku


LUAS (m2) LUAS
BIDANG
A B BIDANG (m2)
1 7.999 7.999 15.998
2 7.999 7.999 15.998
3 7.999 7.999 15.998
4 7.999 7.999 15.998
5 7.999 7.999 15.998
LUAS TOTAL 79.990

Tabel IV- 10 Luas Bidang Tanah Metode Perpanjangan Sisi


LUAS (m2) LUAS
BIDANG
A B BIDANG (m2)
1 7.999 7.999 15.998

2 7.999 7.999 15.998

3 7.999 7.999 15.998

4 7.999 7.999 15.998


5 7.999 7.999 15.998

LUAS TOTAL 79.990

Tabel IV- 11 Luas Bidang Tanah Metode Trilaterasi Sederhana


LUAS (m2) LUAS
BIDANG
A B BIDANG (m2)
1 9.289 10.351 19.640

2 10.356 10.779 21.135

3 10.756 10.782 21.537

4 10.905 10.017 20.922

5 10.200 9.268 19.468

LUAS TOTAL 102.701

Tabel IV- 12 Luas Bidang Tanah Metode Pengikatan Titik Sembarang


LUAS (m2) LUAS
BIDANG
A B BIDANG (m2)
1 8.343 8.418 16.761

2 8.355 8.402 16.757

3 8.413 8.523 16.936

4 8.417 8.456 16.873

5 8.625 8.513 17.138

LUAS TOTAL 84.465


I.5.2 Pembahasan
Perhitung luas bidang dilakukan dengan menghitung luas dua segitiga
yang membentuk bidang tanah yang sudah diukur diagonalnya. Hal tersebut
dilakukan sampai semua bidang (bidang 1 s.d. 5) diketahui luasnya. Luas segitiga
dapat dihitung menggunakan rumus Heron :
L= √ s ( s−a ) ( s−b ) ( s−c ) ....................................................................................IV. 17

1
S= ( a+b+ c ) .....................................................................................................IV. 18
2
Keterangan :
L = luas segitiga
a = sisi mendatar segituga
b = sisi tegak segituga
c = sisi miring segitiga

Gambar IV- 1 Pengukuran Luas Daerah


Pengukuran bidang tanah dilakukan dengan menggunakan meteran untuk
mengukur jarak bidang satu ke bidang yang lain juga diagonal serta jarak dari BM
ke bidang tertentu yang diukur. Perhitungan bidang tanah sebagai berikut :
1. Luas segitiga satu
1 1
S1= ( AB+ AD + DB ) S1= ( AB + AD + DB )¿ 6,83 m
2 2

L1=√ s ( s− AB )( s−AD ) ( s−BD )


¿ √ 6,83 ( 6,83−4 ) ( 6,83−4 ) ( 6,83−5,66 )
2
¿ 7,999 m
2. Luas segitiga dua
1
S2= ( AB+ AD + DB )
2
1
¿ ( 4 +4 +5,66 )
2
¿ 6,83 m
L2=√ s ( s−CD ) ( s−CB )( s−BD )
¿ √ 6,83 ( 6,83−4 ) ( 6,83−4 ) ( 6,83−5,66 )
2
¿ 7,999 m
3. Luas bidang pertama
L=L1 + L2
¿ 7,999+7,999
2
¿ 15,998 m
4. Luas bidang keseluruhan

Ltotal=Luas bidang 1 + Luas bidang 2 +⋯ + Luas bidang 5 .........IV. 19


¿ 7,999+7,999+⋯ +7,999

2
¿ 79,990 m

Anda mungkin juga menyukai