Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT
TIDUR
DI PUSKEMAS MPUNDA KOTA BIMA

OLEH :
FITRAMYATUN

PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS KESEHTAN


UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDIN BAGU LOMBOK TENGAH
TAHUN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT
TIDUR

A. Pengertian
Makna istirahat dan kebutuhan tidur berbeda pada setiap individu. Istirahat
bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional, dan bebas dari ansietas.
Oleh karena itu istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktivitas; pada
kenyataannya, beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas
tertentu seperti berjalan di udara segar. Saat istirahat diprogramkan untuk
perawatan klien, perawat dan klien harus sama-sama mengetahui boleh
beraktivitas atau inaktivitas. (Kozier, 2011)
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah,
bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala
hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan. (Aziz Alimul,
2015)
Tidur telah dianggap sebagai perubahan status kesadaran yang di dalamnya
persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungannya mengalami penurunan. Tidur
dicirikan dengan aktivitas fisik yang menurun, tingkat kesadaran bervariasi,
perubahan fisiologis pada tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus
external. Beberapa faktor eksternal seperti asap, kebisingan, dan lainnya tak akan
membangunkan.
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atausensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan cirri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons
terhadap rangsangan dari luar (Aziz Alimul, 2015).
Insomnia adalah gangguan pada kuantitas dan kualitas tidur yang menghambat
fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang
periodic dan alami secara terus-menerus). Kesiapan meningkatkan tidur adalah
pola penurunan kesadaran ilmiah dan periodic yang memungkinkan istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
(SDKI, 2016:132)
B. Etiologi
1. Tanda dan Gejala Gangguan Pola Tidur
1) Tanda Mayor
a. Subjektif :
- Mengeluh sulit tidur
- Mengeluh sering terjaga
- Mengeluh tidak puas tidur
- Mengeluh pola tidur berubah
- Mengeluh istirahat tidak cukup
b. Objektif : -
2) Tanda Minor
a. Subjektif :
- Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
b. Objektif : -
2. Tanda dan Gejala Kesiapan Peningkatan Tidur
1) Tanda Mayor
a. Subjektif :
- Mengekspresikan keinginana untuk meningkatkan tidur
- Mengekspresikan perasaan cukup istirahatsetelah tidur
b. Objektif :
- Jumlah waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan perkembangan
2) Tanda Minor
a. Subjektif :
- Tidak menggunakan obat tidur
b. Objektif :
- Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur
C. Pathofisiologi

D. Manifestasi klinis
1. Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2. Perubahan mood
3. Mengantuk sepanjang hari
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat Penyakit dan Keluhan
a. Keluhan utama :
Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien
meminta bantuan pelayanan seperti :
- Apa yang dirasakan klien
- Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-
tiba atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
- Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
- Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu
klien
b. Riwayat penyakit sekarang :
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah
berlangsunglama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi
ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat diit
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat
mencerminkan gangguan pola tidur. Pola dan kebiasaan makan yang
salah dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi ini perlu
dikaji :
- Penurunan berat badan yang drastic
- Selera makan yang menurun
- Pola makan dan minum sehari-hari
- Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu
fungsi pencernaan
d. Riwayat Tidur :
Data yang perlu dikaji seperti deskripsi masalah tidur klien, pola
tidur biasa, perubahan tidur terakhir, rutinitas menjelang tidur dan ling
kungan tidur, penggunaan obat tidur, pola asupan diet, gejala yang
dialami selama terbangun, penyakit fisik yang terjadi secara
bersamaan, status emosional dan mental saat ini.
e. Status Sosial Ekonomi
Kaji status sosial ekonomi klien dengan menghindarkan pertanyaan
yang mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih
difokuskan pada kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusik
an dan juga menyimpulkan bersama merupakan upaya untuk
mengurangi kesalahan penafsiran.
f. Riwayat kesehatan keluarga :
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Observasi penampilan wajah, perilaku dan tingkat energi pasien.
b. Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu dan konjungtiva
merah.
c. Perilaku :
- Kurang perhatian
- Pergerakan lambat
- Bicara lambat
- Postur tubuh tidak stabil
- Tangan tremor
- Sering menguap
- Mata tampak lengket
- Menarik diri
- Bingung
- Kurang koordinasi
F. Penatalaksanaan Medis
Penanganan gangguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat
karena penggunaan obat dapat memberikan efek ketergantungan. Adapun
cara yang dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi Relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang
dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa
pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan,
aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.
b. Terapi Tidur yang Bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan
nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat
tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi Pengaturan Tidur
Terapi ini di tujukan untuk mengatur waktu tidur penderita mengikuti
irama sirkandian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin
menjalankan waktu tidurnya.
d. Terapi Psikologi/Psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat
yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh
tenaga ahli atau dokter psikiatri.
e. Mengubah Gaya Hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok
danalkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk
berekreasi ketempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan
seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter
yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan
tidur antaralain :
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
d. Golongan obat antihistamin.
Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang
telah disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat
dibantu dengan pemakaian masker oksigen (Continuous Positive Airway
Pressure) atau tindakan pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas
pernapasan. Pada Restless Leg Syndrome kita harus mencari penyakit
dasarnya untuk dapat memperoleh terapi yang adekuat.
G. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan
format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa,
alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara
pasien dengan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi apa keluhan yang dirasakan baik yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui pengamatan perawat.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali
atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit
keturunan.
3. Kebutuhan Biopsikososial spiritual
a. Bernapas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat tidur
f. Berpakaian
g. Pengaturan suhu tubuh
h. Personal Hygiene
i. Rasa Aman Nyaman
j. Komunikasi
k. Spiritual
l. Rekreasi
m. Bekerja
n. Pengetahuan atau belajar
4. Data Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna
kulit
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung,
mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
5. Data pemeriksaan penunjang
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan
pasien baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.
H. Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah kebutuhan
istirahat tidur sebagaimana menurut SDKI adalah sebagai berikut :
No Diagnosa Faktor yang berhubungan Batasan Karakteristik (Data
keperawatan (Etiologi/E) Subjektif/Objektif/Symptom/S)
(Problem/P)
1. Gangguan 1. Hambatan lingkungan (mis. 1. Tanda Mayor
Pola Tidur kelembapan lingkungan a. Subjektik :
sekitar, suhu lingkungan, - Mengeluh sulit tidur
pencahayaan, kebisingan, - Mengeluh sering terjaga
bau tidak sedap, jadwal - Mengeluh tidak puas tidur
pemantauan/pemeriksaan/tinda - Mengeluh pola tidur
kan) berubah
2. Kurang control tidur - Mengeluh istirahat tidak
3. Kurang privasi cukup
4. Restraint Fisik b. Objektif : -
5. Ketiadaan teman tidur 2. Tanda Minor
6. Tidak familiar dengan a. Subjektif :
peralatan tidur - Mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun
b. Objektif : -
2. Kesiapan Pola penurunan kesadaran alamiah 1. Tanda Mayor
Peningkatan dan periodik yang memungkinkan a. Subjektif :
Tidur istirahat adekuat, mempertahankan - Mengekspresikan
gaya hidup yang diinginkan dan keinginan untuk
dapat ditingkatkan meningkatkan tidur
- Mengekspresikan perasaan
cukup istiharat setelah tidur
b. Objektif :
- Menerapkan rutinitas tidur
yang meningkatkan
kebiasaan tidur
I. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi (SIKI) Rasional
(menurut kriteria hasil
SDKI) (SLKI)
1. Gangguan Setelah a. Observasi : a. Obsevasi :
Pola Tidur dilakukan asuhan 1. Identifkasi pola 1. Mengetahui pola
keperawatan aktivitas dan aktivitas dan
selama... x 24 tidur tidur pasien
jam diharapkan 2. Identifikasi faktor 2. Mengetahui
pola tidur pengganggu tidur faktor-faktor yang
membaik dengan (fisikdan/atau memperngaruhi
kriteria hasil : psikologis) pola tidurr
1. Keluhan sulit 3. Identifikasi 3. Mengetahui
tidur makanan dan makanna dan
menurun (1) minuman yang minuman yang
2. Keluhan mengganggutidur dikonsumsi
sering terjaga (mis. kopi, the, pasien apakah
menurun (1) alkohol, makan berpengaruh pada
3. Keluhan mendekati waktu pola tidur
tidak puas tidur, minum 4. Mengetahui obat-
tidur banyak air sebelum obatan yang
tidur)
menurun (1) 4. Identifikasi obat dikonsumsi
4. Keluhan pola tidur yang pasien apakah
tidur berubah dikonsumsi berpengaruh pada
menurun (1) b. Terapeutik : pola tidur
5. Keluhan 1. Modifikasi b. Terapeutik:
istirahat tidak lingkungan (mis. 1. Membuat pasien
cukup pencahayaan, nyaman dengan
menurun (1) kebisingan, suhu, lingkungannya
6. Kemampuan matras, dan 2. Agar tidak
beraktifitas tempat tidur) mempengaruhi
meningkat 2. Batasi waktu tidur malam
(1) tidur siang, jika 3. Membuat
perlu nyaman dan
3. Fasilitasi tenang saat
menghilangkan tertidur
stress sebelum 4. Membiasakan
tidur pola tidur yang
4. Tetapkan jadwal baik
tidur rutin 5. Membuat
5. Lakukan prosedur nyaman agar
untuk tidur
meningkatkan menjadi
kenyamanan (mis. nyaman
pijat, pengaturan 6. Membuat siklus
posisi, terapi tidur pasien lebih
akupresure) efektif .
6. Sesuaikan jadwal c. Edukasi :
pemberian obat 1. Agar pasien
dan/atau tidakan mengerti
untuk menunjang pentingnya tidur
siklus tidur- cukup
terjaga 2. Agar pasien
c. Edukasi : memiliki kebisaan
1. Jelaskan

pentingnya tidur pola tidur yang


cukup selama sakit baik
2. Anjurkan menepati 3. Agar tidak
kebiasaan waktu berpengaruh pada
tidur pola tidur pasien
3. Anjurkan 4. Agar kualitas tidur
menghindari pasien baik
makanan/minuman 5. Agar pasien dapat
yang mengganggu mengetahui apa
tidur saja faktor yang
4. Anjurkan dapat menganggu
penggunan obat pola tidur
tidur yang tidak 6. Agar pasien bisa
mengandung lebih nyaman saat
supresor terhadap akan tidur
tidur REM
5. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (mis.
psikologis, gaya
hidup, sering
berubah shift
bekerja)
6. Ajarkan relaksasi
otot autigenik atau
cara
nonfarmakologi
lainnya.
2. Kesiapan Setelah a. Observasi : a. Obsevasi :
Peningkatan dilakukan asuhan 1. Identifkasi pola 1. Mengetahui pola
Tidur keperawatan aktivitas dan tidur aktivitas dan tidur

selama... x 24 2. Identifikasi faktor pasien


jam diharapkan pengganggu tidur 2. Mengetahui
kesiapan (fisikdan/atau faktor-faktor yang
peingkatan tidur psikologis) memperngaruhi
membaik dengan 3. Identifikasi pola tidur
kriteria hasil : makanan dan 3. Mengetahui
1. Keluhan sulit minuman yang makanna dan
tidur mengganggu tidur minuman yang
menurun (1) (mis. kopi, the, dikonsumsi
2. Keluhan alkohol, makan pasien apakah
sering terjaga mendekati waktu berpengaruh pada
menurun (1) tidur, minum pola tidur
3. Keluhan banyak air sebelum 4. Mengetahui obat-
tidak puas tidur) obatan yang
tidur 4. Identifikasi obat dikonsumsi
menurun (1) tidur yang pasien apakah
4. Keluhan pola dikonsumsi berpengaruh pada
tidur berubah b. Terapeutik : pola tidur
menurun (1) 1. Modifikasi b. Terapeutik:
5. Keluhan lingkungan (mis. 1. Membuat pasien
istirahat tidak pencahayaan, nyaman dengan
cukup kebisingan, suhu, lingkungannya
menurun (1) matras, dan 2. Agar tidak
Kemampuan tempat tidur) mempengaruhi
beraktifitas 2. Batasi waktu tidur malam
meningkat tidur siang, jika 3. Membuat
(1) perlu nyaman dan
3. Fasilitasi tenang saat
menghilangkan tertidur
stress sebelum 4. Membiasakan
tidur pola tidur yang
4. Tetapkan jadwal baik
tidur rutin
5. Lakukan prosedur 5. Membuat
untuk nyaman agar
meningkatkan tidur
kenyamanan (mis. menjadi
pijat, pengaturan nyaman
posisi, terapi 6. Membuat siklus
akupresure) tidur pasien lebih
6. Sesuaikan jadwal efektif .
pemberian obat c. Edukasi :
dan/atau tidakan 1. Agar pasien
untuk menunjang mengerti
siklus tidur- pentingnya tidur
terjaga cukup
c. Edukasi : 2. Agar pasien
1. Jelaskan memiliki kebisaan
pentingnya tidur pola tidur yang
cukup selama sakit baik
2. Anjurkan menepati 3. Agar tidak
kebiasaan waktu berpengaruh pada
tidur pola tidur pasien
3. Anjurkan 4. Agar kualitas tidur
menghindari pasien baik
makanan/minuman 5. Agar pasien dapat
yang mengganggu mengetahui apa saja
tidur faktor yang dapat
4. Anjurkan menganggu pola
penggunan obat tidur
tidur yang tidak 6. Agar pasien bisa
mengandung lebih nyaman saat
supresor terhadap akan tidur
tidur REM
5. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (mis.
psikologis, gaya
hidup, sering
berubah shift
bekerja)
6. Ajarkan relaksasi
otot autigenik atau
cara
nonfarmakologi
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia : definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :


Definisi dan Kriteria hasil Keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Potter, perry.2010.Fundamental of Nursing,7th Edition.Jakarta:Salemba


Medika.

Lippincott dan Williams&Wilkins.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan


Lynda Juall Carpenito-Moyet Edisi 13. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai