Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FUNGSI EKSPONENSIAL DAN FUNGSI LOGARITMA

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Sekolah

Dosen Pengampu : Dr. Masriyah, M.Pd.

Disusun oleh:

Novinda Nalaratih (22070785001)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI S2-PENDIDIKAN MATEMATIKA
2022
1. Pertumbuhan Eksponensial Kontinyu
Pertumbuhan eksponensial merupakan suatu kondisi yang mengalami peningkatan
atau kenaikan setiap periodenya secara eksponen. Secara matematis, pertumbuhan
eksponensial didefinisikan sebagai ui=a r i dengan a adalah nilai atau kondisi awal, r
adalah laju pertumbuhan jika r>1 atau laju peluruhan jika r<1, dan i adalah jumlah satuan
waktu setelah kondisi awal.
Pertumbuhan eksponensial tidak hanya terjadi pada kondisi yang mengalami
peningkatan secara diskrit, tetapi juga terjadi pada kondisi yang mengalami peningkatan
dalam waktu terus menerus (kontinyu). Sehingga kondisi tersebut perlu dijelaskan oleh
fungsi yang domainnya berupa bilangan real. Adapun pertumbuhan eksponensial
kontinyu didefinisikan sebagai berikut.
x
f ( x )=ab dengan x ∈ R dan x >0
Dalam persamaan tersebut, a adalah nilai awal ketika x = 0, b adalah laju pertumbuhan
jika b > 1 atau laju peluruhan jika b < 1, dan x direpresentasikan sebagai waktu. Adapun
grafik dari fungsi f(x) ditunjukkan pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.

Gambar 1.1

Gambar 1.2
Gambar 1.1 menunjukkan grafik pertumbuhan eksponensial dengan b > 1, sedangkan
Gambar 1.2 menunjukkan grafik peluruhan eksponensial dengan 0 < b < 1. Pada
peluruhan eksponensial, semakin besar nilai x, grafik akan semakin mendekati sumbu x,
tetapi tidak akan pernah berimpit dan berpotongan dengan sumbu x.
Contoh Soal:
Populasi Amerika Serikat tumbuh secara eksponensial sejak tahun 1790. Hasil sensus
pada tahun 1860, populasi penduduk meningkat dari 3,9 juta menjadi 31,4 juta.
Berdasarkan informasi tersebut, berapa jumlah penduduk pada tahun 1990 jika laju
pertumbuhannya sama?
Penyelesaian :
Misalkan P juta adalah adalah jumlah penduduk x tahun setelah 1790.
Karena penduduk mengalami pertumbuhan secara eksponensial, maka populasi P pada x
tahun dapat ditulis sebagai berikut
x
P=3,9 b
(i) Menghitung nilai b
saat x = 70 maka P = 31,4, sehingga diperoleh
31,4=3,9 b70
31,4
=b 70
3,9

b= ( )
31,4 701
3,9
(ii) Menghitung nilai P saat x = 200
x
P=3,9 b

(( ) )
1 200
31,4
P=3,9 70
3,9

( )
200
31,4
P=3,9 70
3,9

P=3,9 (
3,9 )
200
31,4 70

P=1.510 , 95
Jadi, Jumlah populasi penduduk Amerika Serikat pada tahun 1990 adalah 1.510 , 95 juta

2. Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial merupakan fungsi yang memetakan setiap x ϵ bilangan real ke
x
f ( x )=b dengan b> 0 dan b ≠1 , x ∈ R Bentuk umum pada fungsi eksponensial dapat
ditulis sebagai berikut.
x
f ( x )=b , dengan b > 0 dan b ≠ 1, x ∈ R
Pada bentuk umum di atas, b disebut sebagai bilangan pokok atau basis dengan
syarat b > 0 dan b ≠ 1. x merupakan variabel bebas dengan domain
D= {−∞< x< ∞, x ∈ R } . Nilai x tidak perlu dibatasi hanya pada bilangan positif, karena

meskipun x bernilai negatif b =


−x
()
1
bx b
=
1 x
akan tetap menghasilkan nilai fungsi

eksponensial dengan range 0< f ( x )< ∞ .


Selanjutnya, grafik fungsi eksponensial dengan bentuk f ( x )=bx jika digambar pada
koordinat kartesius ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1
Berdasarkan gambar 2.1 dapat dilihat bahwa :
 Jika nilai b > 1 kurva akan monoton naik
Kurva fungsi eksponensial f ( x )=bx , dengan b > 1 merupakan kurva monoton naik,
karena untuk setiap x 1< x2 maka f ( x 1 ) < f ( x2 ) atau dengan kata lain “Ketika nilai x
semakin besar maka nilai f(x) pun semakin besar, dan sebaliknya, ketika nilai x
semakin kecil, maka nilai f(x) juga akan semakin kecil”.
 Jika nilai 0 < b < 1 kurva akan monoton turun
Kurva fungsi eksponensial f ( x )=bx , dengan 0 < b <1 merupakan kurva monoton
turun, karena untuk setiap x 1< x2 maka f ( x 1 ) > f ( x2 ) atau dengan kata lain “Ketika nilai
x semakin besar maka nilai f(x) semakin kecil, dan sebaliknya, ketika nilai x semakin
kecil, maka nilai f(x) akan semakin besar”.
 Kurva fungsi eksponensial dengan bentuk f ( x )=a b x dengan a ≠ 0 memotong sumbu Y
di titik (0, a ). Pada Gambar 2.1, karena semua fungsi eksponensial yang diberikan
memiliki nilai a=1 , maka kurva dari semua fungsi tersebut memotong sumbu Y di
titik (0,1).
 Sumbu X sebagai Asimtot, artinya untuk x menuju −∞ atau ∞ , maka nilai f ( x )
semakin mendekati nol atau dengan kata lain kurva akan semakin mendekati sumbu X
namun tidak pernah memotong sumbu X.
Contoh Soal :
Dengan sumbu yang sama, gambarlah grafik dari
a) y=1.25 x b) y=0.8x c) y=0.8− x
(Pure Mathematics 2&3, Exercise 3A nomor 5 halaman 34)
Penyelesaian :
Untuk menggambar grafik dari masing-masing fungsi eksponensial
x x −x
y=1.25 , y =0.8 , dan y=0.8 , kita perlu mencari titik-titik koordinat (x,y) yang
memenuhi masing-masing fungsi eksponensial tersebut. Misalkan diambil −4 ≤ x ≤ 4.
x -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
0,4 0,5 0,6 0,8 1,0 1,2 1,5 1,9 2,4
x
y=1.25 1 1 4 0 0 5 6 5 4
2,4 1,9 1,5 1,2 1,0 0,8 0,6 0,5 0,4
x
y=0.8 4 5 6 5 0 0 4 1 1
0,4 0,5 0,6 0,8 1,0 1,2 1,5 1,9 2,4
−x
y=0.8 1 1 4 0 0 5 6 5 4

Dari tabel nilai x dan y di atas, kita dapat menggambar grafik fungsi eksponensial
berdasarkan angka-angka tersebut.
a. Grafik y=1.25 x
b. Grafik y=0.8x

c. Grafik y=0.8− x

3. Fungsi Logaritma
Fugsi logaritma merupakan kebalikan atau invers dari fungsi eksponensial yang
digunakan untuk menentukan besar pangkat dari suatu basis atau bilangan pokok yang
dinotasikan dengan log b. Bentuk umum dari fungsi logaritma adalah sebagai berikut.
x
y=b ↔ x=log b y , x ∈ R , y ∈ R , y >0
Berdasarkan definisi dari fungsi logaritma yang merupakan invers dari fungsi
eksponensial, grafik fungsi logaritma y=log b x adalah refleksi dari fungsi eksponensial
y=b x terhadap garis y = x. Sebagai contoh, pada Gambar 3.1 menunjukkan grafik fungsi
logaritma dengan b = 3.
Gambar 3.1
Dari gambar di atas, titik (1,0) pada grafik y=log b x menunjukkan bahwa log b 1=0
untuk setiap basis b. Selanjutnya, titik lain pada grafik y=b x adalah (1,b), (2,b2), (3,b3),

( 1
)
dan −1 , , sehingga titik lainnya pada grafik y=log b x adalah (b,1), (b2,2), (b3,3),
b

( 1b ,−1) menunjukkan bahwa log b ( b )=1 , log b ( b2 )=2, log b ( b 3 )=3 , log b ( b−1 )=−1 ,

sehingga dapat diperoleh identitas dari fungsi logaritma adalah


log b b n=n , untuk semua n
Contoh Soal
1
Hitunglah nilai dari log 2 16, log 7 , dan log √2 8 √2 . (Pure Mathematics 2&3, Exercise
49
3A nomor 8)
Penyelesaian
4
 log 2 16=log 2 2 =4
1 1 −2
 log 7 =log 7 2 =log7 7 =−2
49 7

( 2 ) =3
1 3 1 3
 log √2 8 √ 2=log 2 2 =log 2 =log
1
3 2
1
2
1
2
22 22 22

4. Sifat-sifat Logaritma
Pada logaritma, terdapat beberapa sifat yang dapat diperoleh dari kesetaraan
log b x= y ↔ x =b y . Adapun sifat-sifat pada logaritma adalah sebagai berikut.
a) log b 1=0
b) log b b=1
c) log b x n=n log b x
Bukti:
Misalkan log b x=r ↔ x=br
n
x n=( b r ) =brn
Sehingga dalam bentuk logaritma, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
log b x n=rn=n log b x
1
d) log b √ x= log b x
n
n
Bukti:
Misalkan log b x=r ↔ x=br
1 1 r
x =( b ) =b
n r n n

Sehingga dalam bentuk logaritma, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai


r 1
log b √n x= = log b x
n n
m m
e) log b x = log b x
n
n
Bukti:
m m nr
Misalkan log b x =r ↔ x =b
n

x m=b rn
m rn
x n =b n
m
x =b r
n

Sehingga dalam bentuk logaritma, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai


m
m n m
log b x =log b x =
n log b x
n
f) log b ( pq ) =log b p +log b q

Bukti:
Misalkan log b p=r dan log b q=s, sehingga p=br dan q=b s
r s r +s
pq=b . b =b
Dalam bentuk logaritma, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
log b pq=r +s=log b p+ log b q

g) log b ( qp )=log p−log q


b b

Bukti:
Misalkan log b p=r dan log b q=s, sehingga p=br dan q=b s
p
q ()( )
br
= s =b
b
r−s

Dalam bentuk logaritma, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai


log b
p
q ()
=r −s=log b p−log b q
log n p
h) log b p=
log n b
Bukti:
Misalkan log b p=r ↔ p=br
r
p=b
log n p=log n br
log n p=r log n b
log n p
=r=log b p
log n b
1
i) log b p=
log p b
Bukti:
log p p 1
Dari sifat sebelumnya, log b p= =
log p b log p b
j) b log p =p
b

Contoh Soal:
1) Jika log 3 = p, log 5 = q, dan log 10 = r, nyatakan logaritma berikut dalam bentuk
p, q, dan r. (Semua logaritma memiliki basis yang sama namun tidak ditentukan
secara khusus).
1
a. log 2 b. log 45 c. log √ 90 d. log
6
(Pure Mathematics 2&3, Exercise 3B)
Penyelesaian
Diketahui : log 3 = p, log 5 = 1, dan log 10 = r
10
a. log 2 = log = log 10 – log 5 = r – q
5
b. log 45 = log (32.5) = log 32 + log 5 = 2 log 3 + log 5 = 2p + q
1 1 1 1
c. log √ 90 = log ( 32 .10 ) 2 = (log 32 + log 10) = (2 log 3 + log 10) = (2p + r)
2 2 2
1
d. log = log 1 – log 6 = 0 – log
6 ( )3.10
5
= 0 – (log 3 + log 10 – log 5) = -p – r +

2) Tunjukkan bahwa log b a × log c b ×log a c=1 dimana a, b, dan c adalah bilangan
positif.
(Pure Mathematics 2&3, Miscellaneous exercise 3 nomor 7)
Penyelesaian
Berdasarkan sifat-sifat logaritma persamaan log b a × log c b ×log a c dapat ditulis
sebagai berikut.
log a log b log c
log b a × log c b ×log a c= × ×
log b log c log a
log a
log b a × log c b ×log a c=
log a
log b a × log c b ×log a c=1

5. Persamaan dan Pertidaksamaan Logaritma


Kita tahu bahwa log 2 2=1 , log 2 4=2, lalu bagaimana kita dapat menemukan nilai dari
log 2 3?
Misalkan log 2 3=x , berdasarkan definisi 2x = 3
Untuk dapat menemukan nilai x, kita dapat menggunakan persamaan logaritma yang
ditulis sebagai
log 2x = log 3
x log 2 = log 3
Dengan menggunakan kalkulator, kita dapat memperoleh nilai log 2 = 0,301… dan log 3
= 0,477…, sehingga diperoleh
x × 0,301 … ≈ 0,477 …
log 3 0,477 …
x= = =1,58
log 2 0,301 …
log p
Jenis persamaan log b p= muncul dalam berbagai penerapan logaritma.
log b

Contoh Soal
1. Iodine – 131 adalah isotop radioaktif yang digunakan dalam pengobatan kelenjar
tiroid. Jumlah sel tiroid akan mengalami penurunan, setelah t hari, 1 unit isotop dapat
direduksi menjadi 0,9174t unit. Berapa hari yang diperlukan agar jumlahnya tersebut
turun menjadi kurang dari 0,1?
Penyelesaian
1. Berdasarkan soal tersebut, untuk dapat menemukan nilai t, kita memerlukan
pertidaksamaan logaritma.
0,9174t < 0,1
log (0,9174t) < log 0,1
t . log 0,9174 < log 0,1
Dengan menggunakan kalkulator, dapat diperoleh nilai log 0,9174 = - 0,037441…
dan log 0,1 = -1, sehingga
−1
t< ↔ t > 26,708…
−0,037 …
Jadi, jumlah iodine – 131 akan turun menjadi kurang dari 0,1 setelah 26,7 hari.
6. Logaritma Natural
Logaritma natural yang dinotasikan sebagai ln adalah logaritma dengan basis e, yaitu
sebuah konstanta euler dengan nilai e = 2,71828… Perbedaan logaritma dan logaritma
natural adalah terletak pada basisnya. Logaritma (log) memiliki basis 10 (log a = log 10 a),
sedangkan logaritma natural (ln) memiliki basis e (ln a = loge a). Karena logaritma
natural (ln) merupakan logaritma, maka sifat – sifat logaritma juga berlaku pada
logaritma natural, diantaranya sebagai berikut.
 ln 1 = 0
 ln (pq) = ln p + ln q

 ln()q
p
=ln p−ln q

 ln ap = p ln a
 e ln a = a
Selanjutnya, misalkan bentuk logaritma y = log x diubah ke dalam bentuk
eksponensial 10y = x. Dengan mengubah dalam bentuk ln di kedua ruas, diperoleh :
ln (10y) = ln x
y ln 10 = ln x
ln x
y=
ln10
1
Dengan menggunakan kalkulator, ln 10 = 2,302…, maka =0,434 …
ln 10
Sehingga,
log x = y = 0,434… × ln x
Berdasarkan persamaan tersebut, nilai y pada log x adalah 0,434... kali lipat dari nilai ln
x. Oleh karena itu, kita dapat memperbesar grafik ln x ke arah sumbu y dengan faktor
0,434… Adapun grafik y = log x dan y = ln x disajikan pada Gambar 6.1.

Gambar 6.1.
7. Penerapan Logaritma dalam Kehidupan
Logaritma sering ditemui penerapannya dalam bidang kimia, ekonomi, sosial,
ataupun bidang lain yang berkaitan dengan pertumbuhan atau penurunan eksponensial.
Contoh penerapan logaritma dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
 Menghitung pertumbuhan penduduk
 Menghitung kondisi keuangan
 Menghitung bunga bank
 Menghitung derajat keasaman suatu senyawa kimia

Misalkan kuantitas y mengalami pertumbuhan secara eksponensial dalam waktu t adalah


y = abt,
a dan b merupakan konstanta. Dengan mengambil logaritma pada kedua ruas maka
diperoleh
log y = log (abt)
log y = log a + log bt
log y = log a + t log b
Contoh Soal:
Data sensus populasi USA dari tahun 1790 sampai 1860 adalah sebagai berikut.

Tahun 1790 1800 1810 1820 1830 1840 1850 1860


Populasi (Juta) 3,9 5,3 7,2 9,6 12,9 17,0 23,2 31,4
Hitunglah populasi USA pada tahun 1836!

Penyelesaian:
Misalkan P adalah populasi USA dalam jutaan orang dan t adalah jumlah tahun setelah
1790. Sehingga pertumbuhan populasi P pada t tahun dapat ditulis sebagai berikut.
P = abt, untuk 0 ≤ t ≤ 70
Untuk mengubahnya menjadi persamaan linear, kita dapat menggunakan logaritma
dengan sembarang basis dari kedua ruas persamaan. Misalkan kita mengambil logaritma
dengan basis e, maka diperoleh persamaan
ln P = ln abt
ln P = ln a + ln bt
ln P = ln a + t ln b

Berdasarkan tabel data sensus sebelumnya, dapat diperoleh tabel baru t dan ln P

t 0 10 20 30 40 50 60 70
ln P 1,36 1,67 1,97 2,26 2,56 2,83 3,14 3,45

Grafik dari tabel di atas disajikan pada Gambar 7.1

Gambar 7.1
Berdasarkan grafik tersebut, intersep pada sumbu vertikalnya sekitar 1,36 dan gradiennya
3,45−1,36
adalah =0,03. Selanjutnya diperoleh persamaan
70−0
ln P = 1,36 + 0,03 t
Dari persamaan di atas,
ln a = 1,36 ↔ a = e1,36 ≈ 3,9
ln b = 0,03 ↔ b = e0,03 ≈ 1,03
Sehingga, selama periode 1790 sampai 1860 populasi mengalami pertumbuhan
eksponensial dengan persamaan
P = 3,9 × 1,03t
Selanjutnya, kita dapat menentukan P saat t = 1836 – 1790 = 46
P = 3,9 × 1,0346 = 15,3 …
Jadi, populasi USA pada tahun 1836 adalah sekitar 15,3 juta jiwa.

8. Model Perpangkatan menggunakan Logaritma


Model lain yang dapat diselidiki menggunakan logaritma adalah hukum pangkat. Bentuk
persamaan y = axn dapat ditulis dalam bentuk logaritma berikut.
log y = log (axn) = log a + log xn = log a + n log b
Berdasarkan persamaan tersebut, jika kita membuat grafik dari nilai log y terhadap log x,
kita akan mendapatkan garis lurus dengan gradien n dan titik potong terhadap sumbu y
adalah log a.

Contoh
Tabel berikut ini menunjukkan aktivitas metabolisme harian yang khas dari berbagai
spesies mamalia.

Weight (kg) Energy Expended


(Calories per kg)
Kelinci 2 58
Manusia 70 33
Kuda 600 22
Gajah 4000 13

Selidiki hubungan antara pengeluaran energi (E kalori per kg) dan berat (W kg) dari
berbagai spesies mamalia tersebut.
Penyelesaian
Permasalahan tersebut merupakan situasi yang menggunakan model hukum pangkat
E = aWn
Model tersebut dapat kita ubah dalam bentuk logaritma
log E = log a + n log W
Berdasarkan data yang ada pada tabel, dengan menggunakan kalkulator kita dapat
menghitung nilai log E dan log W seperti pada tabel berikut.

log W 0,30 1,85 2,78 3,60


log E 1,76 1,52 1,34 1,11
Grafik log W dan log E dari tabel di atas ditunjukkan pada Gambar 9.1.

Gambar 9.1
1,11−1,76
Berdasarkan Gambar 9.1, gradien dari grafik tersebut adalah n= =−0,19.
3,60−0,30
Selanjutnya kita perlu menentukan titik potong terhadap sumbu y dengan
mensubtitusikan nilai log E, log W, dan n pada persamaan
1,76 = log a - (0,19 × 0)
1,76 = log a - 0,057
log a = 1,76 + 0,057
log a = 1,82
a = 10 ≈ 66,1
1.82

Sehingga dapat diperoleh model matematika


E = 66,1 × W-0,19

Anda mungkin juga menyukai