Anda di halaman 1dari 6

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGAN KONSELING
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

A Komponen Layanan Dasar

B Bidang Layanan Sosial

C Topik / Tema Layanan Stop Bullying !

D Fungsi Layanan Pemahaman

E Tujuan Umum Anggota kelompok mampu menghindari perilaku Bullying

1. Peserta didik mampu menemukan bentuk-bentuk


Bullying
F Tujuan Khusus 2. Peserta didik mampu memperbaiki sikap bergaul agar
terhindar dari perilaku Bullying
3. Peserta didik mampu mengubah sikap bergaul supaya
tidak berperilaku Bullying
G Sasaran Layanan Kelas X

1. Pengertian Bullying
2. Penyebab Perilaku Bullying
H Materi Layanan 3. Bentuk Bullying
4. Dampak-dampak Bulying
5. Tips Menghindari perilaku Bullying
I Waktu 1 x 45 menit

 Bullying Adalah: Jenis, Bentuk, Ciri, Penyebab,


Dampak (pakdosen.co.id)
 Pengertian Bullying, Jenis dan Efeknya -
J Sumber Materi
BIMBINGAN KONSELING
 Pengertian Bullying -Penyebab, Bentuk, Macam,
Dampak Negatif Positif (materibelajar.co.id)
K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab

L Media / Alat LCD, Power Point Stop Bullying !

M Pelaksanaan

1. Tahap Awal /Pedahuluan

a. Pernyataan Tujuan 1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa


2. Membina hubungan baik dengan peserta didik

(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)

3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai

1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan


b. Penjelasan tentang tanggung jawab peserta didik
langkah-langkah 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini kita akan
kegiatan melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat
akan melakukan dengan baik.

c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penejelasan tentang topik


(konsolidasi) yang akan dibicarakan

d. Tahap peralihan Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik


( Transisi) melaksanakan kegiatan, dan memulai ke tahap inti

2. Tahap Inti

1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan, gambar, video)


2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
a. Kegiatan peserta 3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
didik 4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian
kelompok lain menanggapinya, dan seterusnya
bergantian sampai selesai.
1. Menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk brainstorming/curah
pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6
b. Kegiatan Guru
kelompok)
BK/Konselor
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama proses
layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan
mengungkapkan kemanfaatan dan kebermaknaan
kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak
peserta didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan
salam
N Evaluasi

Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan


memperhatikan proses yang terjadi :

1. Guru bimbingan konseling terlibat dalam


1. Evaluasi Proses menumbuhkan antusiasme peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
2. Guru bimbingan konseling membangun dinamika
kelompok
3. Guru bimbingan konseling memberikan penguatan dalam
peserta didik membuat langkah yang akan dilakukan
1. Mengajukan pertanyaan untuk mengungkap
pengalaman peserta didik dalam layanan
2. Evaluasi Hasil 2. Mengamati perubahan perilaku peserta setelah
bimbingan kelompok yaitu dengan peserta didik
mengisi instrumen penilaian dari guru pembimbing

Palangkaraya, 27 November
2022

Mengetahui
Kepala Sekolah SMAN 1 Muara Teweh Guru BK

RAZIKINNOR, S.Pd S RI ASTUTI


PANGALISANI,S.Pd.
NIP 19651119 198812 1 003 NIP. 199208172022212013
Materi
Pengertian Bullying
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau
sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa
tertekan, trauma, dan tak berdaya. Selain itu, bullying merupakan salah satu bentuk dari
perilaku agresi dengan kekuatan dominan pada perilaku yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan tujuan mengganggu anak lain atau korban yang lebih lemah darinya.  Kata
bullying sendiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang berarti banteng yang
senang merunduk kesana kemari.
Victorian Departement of Education and Early Chilhood Development mendefinisikan
bullying terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengganggu atau mengancam
keselamatan dan kesehatan seseorang baik secara fisik maupun psokologis, mengancam
properti, reputasi atau penerimaan sosial seseorang serta dilakukan secara berulang dan
terus menerus.

Peran dalam Bullying


Ada empat peran yang muncul saat terjadi bullying, yaitu:
a. Bullies (pelaku bullying) yaitu seseorang yang secara fisik dan/atau emosional melukai
orang lain secara berulang-ulang. Pelaku bullying juga cenderung memperlihatkan
simptom depresi yang lebih tinggi daripada orang yang tidak terlibat dalam perilaku
bullying dan simptom depresi yang lebih rendah daripada victim atau korban. Pelaku
bullying cenderung mendominasi orang lain dan memiliki kemampuan sosial dan
pemahaman akan emosi orang lain yang sama. 

b. Victim (korban bullying) yaitu seseorang yang sering menjadi target dari perilaku
agresif, tindakan yang menyakitkan dan hanya memperlihatkan sedikit pertahanan
melawan penyerangnya. Korban bullying cenderung menarik diri, depresi, cemas dan
takut akan situasi baru.

c. Bully-victim yaitu pihak yang terlibat dalam perilaku agresif, tetapi juga
menjadi korban perilaku agresif Bully victim menunjukkan level agresivitas verbal dan
fisik yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak lain.

d. Netral yaitu pihak yang tidak terlibat dalam perilaku agresif atau bullying.
Faktor Perilaku Bullying
Berdasarkan beberapa temuan, terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa
perilaku bullying itu terjadi:

1. Keluarga. 
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua yang sering
menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan
permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik
yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya.
Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku cobacobanya itu,
ia akan belajar bahwa “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku
agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”.
Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.

2. Sekolah 

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anakanak sebagai
pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan
intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan
sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya, misalnya berupa hukuman
yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan
menghormati antar sesama anggota sekolah;

3. Kelompok Sebaya

Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang
kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha
untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun
mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

4. Kondisi Lingkungan Sosial

Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah
satu faktor lingkungan social yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan.
Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar
siswanya.

5. Tayangan televisi dan media cetak 

Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang
mereka tampilkan. Survey yang dilakukan Kompas memperlihatkan bahwa 56,9% anak
meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya (64%)
dan kata-katanya (43%).

Jenis-Jenis Bullying
a. Bullying Fisik 

Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat
diidentifikasi di antara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian penindasan
fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan. Jenis penindasan
secara fisik di antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang,
menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang
menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan pakaian serta barangbarang milik anak
yang tertindas. Semakin kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya
jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.
b. Bullying Verbal

Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan, baik oleh anak
perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah dilakukan dan dapat
dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa terdeteksi. Penindasan
verbal dapat diteriakkan di taman bermain bercampur dengan hingar binger yang
terdengar oleh pengawas, diabaikan karena hanya dianggap sebagai dialog yang bodoh
dan tidak simpatik di antara teman sebaya. Penindasan verbal dapat berupa julukan
nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa
ajakan seksual atau pelecehan seksual. Selain itu, penindasan verbal dapat berupa
perampasan uang jajan atau barang-barang, telepon yang kasar, e-mail yang
mengintimidasi, surat-surat kaleng yang berisi ancaman kekerasan, tuduhantuduhan yang
tidak benar, kasak-kusuk yang keji, serta gosip.

c. Bullying Relasional 
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasionaladalah pelemahan harga diri
si korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian,
atau penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran, adalah alat penindasan
yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun
tetap akan mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk
mengasingkan atau menolak seorang teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak
persahabatan. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan
yang agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek,
dan bahasa tubuh yang kasar.

d. Cyber bullying 
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi,
internet dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan pesan
negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya.

e. Seksual bullying
Adalah tindakan yang berbahaya dan memalukan seseorang secara seksual. Intimidasi
seksual ini termasuk pemanggilan nama seksual atau cat-calling, gerakan vulgar,
menyentuh, dan materi pornografi. 

Anda mungkin juga menyukai