DI PULAU SUMATERA
Oleh :
ASRI INGRATUBUN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang dimana kebanyakan adalah orang yang menganut agama
Islam, karena dalam agama ini tidak ada sistem kasta atau yang lainnya seperti dalam agama
Hindu maupun agama Budha yang dimana agama itu sudah berkembang sebelum kedatangan
agama Islam. Dalam agama Islam derajat seseorang itu sama, baik ia kaya atau miskin, yang
menjadikan derajat orang itu tinggi adalah keimanan dan ketakwaan. Inilah yang menyebabkan
kebanyakan orang memilih Islam sebagai agama yang patut untuk di ikuti atau di yakini.
Dalam agama Islam ini Allah telah berfirman kepada manusia agar ia saling
menyampaikan agama Islam kepada orang lain, yang dimana Firman itu berbunyi “sampaikanlah
ajaranku walau satu ayat”. Rasulullah SAW telah menyampaikan ajaran Allah kepada seluruh
penduduk Makkah selama berpuluhan tahun dengan mendapatkan berbagai rintangan yang ia
hadapi, sebenarnya masyarakat pada wakyu itu sudah yakin dengan agama Islam , tapi para
bangsawan kaum quraisy membuanh jauh-jauh keyakinan itu, sebab dalam Islam ini tidak
mengenal aakn system kasta atau perbedaan yang lain, jadi kaum bangsawan sulit untuk di ajak
masuk Islam, dan dengan kesabaran dan dan akhirya agama itu dapat di terima oleh orang-orang
baik kaum bangsawan maupun rakyat jelata.Akhirnya agama Islam pun semakin berkembang.
Dari sinilah akhirnya Islam dapat masuk dan berkembang di Indonesia ini.
Sebelum Islam bertamu ke Indonesia, berbagai macam agama dan kepercayaan dianut oleh
masyarakat, seperti animisme, dinamisme, Hindu, dan Buddha. Namun, ajaran Rasulullah SAW
memasuki Nusantara lewat jalur perdagangan secara berangsur-angsur dan tanpa paksaan. Hal itu
membuat Islam mudah diterima oleh masyarakat. Mengutip buku “Tuntas: Pendidikan Agama
Islam”, sejak abad ke-7 Masehi (abad ke-1 Hijriah), Selat Malaka mulai dilalui para pedagang
muslim dari bangsa Arab, yang sejak masa Khilafah Utsman bin Affan telah mengembara lewat
di pantai Malabar (Gujarat) di pesisir barat India dan Sailan (Sri Lanka). Karenanya, muncul
kesan seolah-olah Islam yang datang ke Indonesia berasal dari pedagang muslim Gujarat, bukan
Bangsa Arab. Selain berniaga, para pengembara muslim tersebut turut menyebarkan ajaran Islam
di Nusantara. Banyak di antaranya yang memilih menetap di negeri yang mereka singgahi,
Di Sumatra, berdiri kerajaan Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia sejak 1261 M. Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan karena letaknya
strategis di dekat Selat Malaka. Adanya jalur perhubungan dengan Gujarat membuat sektor
perdagangan Samudera Pasai berkembang. Samudera Pasai telah mengadakan hubungan dengan
Sultan Delhi di India. Ketika Ibnu Batutah diutus Sultan Delhi ke Cina, ia singgah di Samudera
Di sisi lain, di Jawa Timur, telah berdiri suatu negara maritim yang besar, yakni Majapahit,
yang tidak membiarkan tumbuhnya kekuatan di sekitar selat Malaka. Hingga sekitar tahun 1350
M Samudera Pasai dibinasakan oleh armada Majapahit. Hampir bersamaan dengan runtuhnya
Malaka karena diduduki portugis, lahir kerajaan baru di Sumatra, yaitu kerajaan Aceh pada abad
XVI M.
Seiring dengan berkembangnya Islam ini para sejarawan melakukan berbagai penelitian
tentang bagaimana cara masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia ini, yang kemudian
adanya berbagai teori yang muncul dalam penelitian-penelitian yang di lakukan oleh para
sejarawan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori masuknya Islam di Indonesia?
2. Bagaimana kondisi masyarakat masa kedatangan Islam
3. Apa bukti bahwa Islam masuk di Sumatera?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa saja teori masuknya Islam di Indonesia
PEMBAHASAN
Berbagai teori tentang masuknyaIslam di Indonesia ini terus muncul sampai saat ini, Fokus
ini mengenai tempat asal kedatangan Islam di Indonesia ini, siapa pembawanya, dan waktu
1. Teori Makkah
Islam yang masuk dan berkembang di Indonesia berasal dari Jazirah Arab atau bahkan
dari Makkah pada abad ke7 M. Teori ini dikemukakan oleh Hamka (Haji Abdul Malik bin Abdul
Karim Amrullah), ia adalah seorang ulama’ sekaligus seorang sastrawan Indonesia. Hamka
mengemukakan pendapat ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis
perguruan tinggi Islam Negri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana
Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang di Indonesia ini tidak langsung dari Arab. Bahkan
argumentasi yang dijadikan rujukan Hamka adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab.
Selain itu yang tidak boleh diabaikan adalah fakta menarik lainnya adalah bahwa orang-orang
Arab sudah berlayar mencapai Cina pada abad ke-7 M dalam rangka berdagang. Hamka percaya
dalam perjalanan inilah mereka singgah di kepulauan Nusantara saat itu (Budiyanto, 2012).
2. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia ini berasal dari
Gujarat pada abad ke-13, Islam dibawa dan disebarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat yang
singgah di kepulauan Nusantara. Mereka menempuh jalur perdagangan yang sudah terbentuk
antara India dan Nusantara. Pendapat ini dkemukakan oleh Snouck Hurgronje. Ia mengambil
pendapat ini dari Pijnapel, seorang pakar dari Universitas Leiden Belanda, yang sering meneliti
artefak-artefak peninggalan di Indonesia. Pendapat Pijnapel ini juga dibenarkan oleh J.P Moquette
yang pernah meneliti bentuk nisan kuburan-kuburan raja-raja pasai. Kuburan Sultan Malik Ash-
Shalih. Nisan kuburan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur juga ditelitinya. Dan
ternyata sangat mirip dengan bentuk nisan-nisan kuburan yang ada di Cambay, Gujarat. Rupanya
pendapat ini disanggah oleh S.Q. Fatimi. Pendapat Fatimi ini adalah bahwa nisan-nisan kuburan
yang ada di Aceh dan Gresik justru lebih mirip dengan nian-nisan kuburan yang ada di Benggala,
3. Teori Cina
Teori ini mengungkapkan tentang agama Islam yang disebarkandi Indonesia oleh orang-
orang Cina. Mereka bermadhab Hanafi, pendapat ini disimpulkan oleh salah seorang pegawai
Belanda pada masa pemerintahan kolonial Belanda dulu. Hal ini diperkuat dengan berita Jepang
(784 M), yang menceritakan tentang perjalanan berita Kashin. (Mujahid, 2012).
Teori ini beranggapan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari para
perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam
dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu Buddha etnis Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan
penduduk Indonesia, terutama melalui kontak dagang. Bahkan ajaran Islam telah masuk ke Cina
pada abad ke-7 M, masa dimana agama ini baru berkmbang (Budiyanto, 2012).
4. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia beasal dari daerah
Persia atau Parsi (Iran). Pencetus dari teori inni adalah Hosein Djajadiningrat, sejarawan asal
Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hosein lebih menitik beratkan analisisnya pada
kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dsn Indonesia. Tradisi
tersebut antara lain : tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syi’ah
atas kematian Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut
di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang ditranslit
melalui bahasa Parsi. Tradisi lain adalah ajaran mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara
ajaran Syekh Siti Jenar dari JawaTenggah dengan ajaran Sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan
kebetulan keduanya mati dihukum oleh penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai
bertentangan dengan ketauhitan Islam (murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan social.
Alasan lain yang dikemukakan Hosein yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada kesamaan
seni kaligrafi pahat batu-batu nisan yang dipakai di kuburan Islam awal di Indonesia. Kesamaan
ini adalah bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab Syafi’i sama seperti kebanyakan muslim
(Budiyanto, 2012).
B. Kondisi Masyarakat Masa Kedatangan Islam
Agama Islam telah masuk ke Indonesia semenjak abad pertama Hijriyah atau antara abad
ke-7 dan 8 Masehi. Dimulai dari daerah pantai pesisir Sumatera, kemudian terbentuk kerajaan
Islam untuk yang pertama kali di Aceh. Sebelum Islam masuk di Aceh, sudah ada kerajaan-
kerajaan seperti Kerajaan Lamuri dan kerajaan lain yang disebutkan dalam sumber asing seperti
Perlak dan Pasai. Pada masa kerajaan Lamuri telah tercipta hubungan yang baik dengan luar negri
terutama Cina dan India. Ini memungkinkan karena letak Aceh yang strategis di jalan lintas
bagi kerajaan-kerajaan di negeri-negeri tersebut. Karena usaha-usaha mereka itu baru pada taraf
menjelajahi masalah-masalah di bidang pelayaran dan perdagangan. Kerajaan Sriwijaya dari abad
ke-7 sampai anbad ke-12 di bidang ekonomi dan politik masih menunjukkan kemajuannya, sejak
akhir abad ke-12 mulai menunjukkan kemundurannya yang prosesnya terbukti pada abad ke-13.
Sejalan dengan kelemahan yang dialami kerajan Sriwijaya, pedagang –pedagang muslim yang
keuntungan dagang dan keuntungan politik. Mereka menjadi pendukung daerah-daerah yang
muncul dan yang menyatakan dirinya sebagai sebagai kerajaan yang bercorak Islam ialah Samdra
Munculnya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh akan budaya, dari
kebudayaan orang yang membawa pengaruh Islam dengan Nusantara. Persentuhan hubungan ini
terjadi sebagai salah satu akibat dari hubungan yang dilakukan antara orang-orang Islam dengan
orang-orang yang ada di Nusantara. Sebab, daerah Nusantara merupakan jalur perdagangan
strategis yang menghubungkan antara dua negara, yaitu Laut Tengah dan Cina. Hubungan
perdagangan yang semakin lama semakin intensif menimbulkan pengaruh terhadap masuknya
pengaruh-pengaruh kebudayaan Arab, Parsi, India, dan Cina di Nusantara. Dengan kata lain,
terjadilah proses akulturasi antara kebudayaan negara-negara itu dengan kebudayaan Nusantara
(Husnayya, 2010)
1. Kondisi Sosial Budaya
Pada masa kedatangan Islam di Indonesia terdapat aneka ragan suku bangsa,
organisasi suku pemerintahan, struktur ekonomi, dan sosial-budaya. Suku bangsa
Indonesia yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman, dilihat dari sudut
antropologi budaya, belum banyak mengalami percampuranjenis-jenis bangsa dan budaya
dari luar, seperti India, Persia, Arab, dan Eropa. Struktur ekonomi, sosial, dan budaya agak
statis dibandingkan dengan suku bangsa yang mendiami daerah pesisir. Mereka yang
berdiam di pesisir lebih-lebih di kota pelabuhan, menunjukan cirri-ciri fisik dan sosial
budaya yang lebih berkembang yang disebabkan percampuran dengan bangsa dan budaya
dari luar (Poesponegoro & Notosusanto, 2010:14).
Kita mengetahui bahwa dalam masa kedatangan da penyebaran Islam, di Indonesia
terdapat Negara-negara yang bercorak Hindu, seperti di Sumatera yang terdapat kerajaan
Sriwijaya dan Melayu. Kerajaan-kerajaan di Sulawesi tersebut tidak menunjukkan
pengaruh India atau Indonesia Hindu, hal ini terlihat dari struktur birokrasi pemerintahan
yang merupakan federasi limpo-limpo dibawah pimpinan Arungmatoa yang biasanya
dipilih dari arung-arung, dan system pemerintahan yang mengenal unsure-unsur
demokrasi (Poesponegoro & Notosusanto, 2010:14).
Dari berita Tome Pire diketahui pula bahwa di daerah Sumatera di samping banyak
kerajaan yang sudah bercorak Islam juga banyak yang belum memeluk Islam, dank arena
itu sering kali disebut cafre. Struktur pemerintahan seperti telah diberitakan oleh Tome
Pire situ diperkuat lagi oleh Antonio Galvao yang menyebut bahwa di Maluku, setiap
tempat merdeka dengan daerah dan batas-batasnya sendiri. Penduduknya hidup
bersama dalam masyarakat-masyarakat yang memenuhi keperluannya sendiri.
Masyarakat-masyarakat tersebut diperintah oleh orang tua yang dianggap lebih baik dari
pad yang lain (Poesponegoro & Notosusanto, 2010:15).
A. Kesimpulan
Berbagai teori tentang masuknyaIslam di Indonesia ini terus muncul sampai saat ini,
Fokus ini mengenai tempat asal kedatangan Islam di Indonesia ini, siapa pembawanya, dan
waktu kedatangannya. Ada beberapa pendapat tentang masuknya Islam di Indonesia ini. Ada
teori Makkah, teori Gujarat, teori Cina, dan teori Persia.
Pada abad ke-12 situasi dan kondisi politik bahkan ekonomi kerajaan-kerajaan Indonesia-
Hindu pada masa kedatangaan orang-orang muslim ke daerah Sumatera dan Jawa, Sriwijaya
dan Majapahit mulai mengalami kemunduran. Dan pada waktu Srwijaya memgalami
kemunduran inilah terjadi perluasan Islam di Sumatera.
Kehadiran Islam secara lebih nyata terjadi sekitar akhir abad 13 M, yakni dengan
adanya makam Sultan Malik al-Saleh, terletak di kecamatan Samudra di Aceh utara. Pada
makam tersebut tertulis bahwa dia wafat pada Ramadhan 696 H/1297 M. Ia digambarkan
sebagai penguasa pertama Kerajaan Samudra Pasai.
DAFTAR PUSTAKA