Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN MENGGUNAKAN MEDIA


AUDIO VISUAL SD NEGERI 178 TULEKKO

Oleh

NUR AZIZA

NIM: 105401116518

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
2

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah

pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu

Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan

fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai

pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang ketika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis

kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam

dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang

tua Haeruddin dan Saniati yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,

mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula

penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan

motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dr. Suwardi M.Pd.,

dan Rismawati, M.Pd, selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang


3

telahmemberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan

proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; Prof. Dr. H.

Ambo Asse, M,Ag., Rektor Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib M.Pd., Ph.D.,

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar, dan Aliem Bahri S.Pd., M.Pd, ketua Program studi pendidikan Guru

Sekolah dasar serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan, Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan

saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun

karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa

adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca,

terutama bagi pribadi penulis. Amin.

Makassar, Februari 2022

Penulis
4

DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Masalah Penelitian 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7

A. Kajian Teori 7

B. Hasil Penelitian yang Relevan...................................................................

C. Kerangka Pikir..............................................................................................

D. Hipotesis Tindakan.....................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN 22

A. Jenis Penelitian……………………………………………………...22

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian ……………………………………23

C. Faktor yang diselidiki ……………………………………………23

D. Prosedur Penelitian..............................................................................27

E. Instrumen Penelitian ........................................................28

F. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................29

G. Tehnik Analisis Data......................................................................................32

H. Indikator Keberhasilan................................................................................
5

DAFTAR PUSTAKA 40

LAMPIRAN 42
6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat

penting dan menentukan. Karena sekolah dasar merupakan tempat pertama kali

siswa memperoleh pendidikan formal setelah memperoleh pendidikan di

keluarga. Sekolah dasar merupakan suatu lembaga pendidikan untuk

menanamkan konsep dasar berbagai ilmu untuk bekal melanjutkan ke lembaga

pendidikan yang lebih tinggi. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

pasal 37 tentang Sisdiknas mengamanatkan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang diwajibkan untuk

kurikulum pengetahuan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta

merupakan mata kuliah wajib untuk kurikulum tinggi. Mata pelajaran PKn

dapat dipergunakan untuk menanamkan pendidikan nilai, moral, dan norma

secara terus menerus, sehingga warga negara yang baik cepat terwujud.

Sejalan dengan adanya tatanan baru di Indonesia, maka konsep nilai,

moral, dan norma sudah selayaknya menjadi karakteristik utama PKn. Terlebih

jika mengingat kenyataan bahwa bangsa Indonesia sekarang sedang mengalami

krisis jati diri, sehingga nilai, moral, dan norma menjadi hal yang penting untuk

membentengi kekrisisan jati diri bangsa.

Namun demikian, Pendidikan Kewarganegaraan pada kenyataannya nilai

yang diperoleh siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV semester gasal yaitu 57,3


7

dari jumlah siswa sebanyak 22 siswa, padahal batas ketuntasan minimalnya

adalah 63. Berdasarkan data tersebut siswa yang mampu mencapai nilai > 63

hanya 40% yaitu sejumlah 10 orang siswa, sedangkan 12 siswa lainnya

memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal.

Setelah diadakan obsevasi yang dilakukan peneliti di kelas IV

menunjukkan bahwa siswa merasa cepat bosan dan sulit untuk menangkap atau

menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru, hal ini disebabkan guru hanya

menerangkan saja yang pada akhirnya siswa mengalami kejenuhan. Ilmiah yang

menyebabkan guru harus mengupayakan agar perhatian siswa dapat

terfokus terhadap pelajaran yang disampaikan

Untuk mengupayakan agar siswa lebih perhatian sewaktu

dilangsungkannya pembelajaran maka guru harus selalu memberikan motivasi

merupakan motor penggerak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Motivasi

berkaitan erat dengan tujuan belajar, artinya apabila siswa menyadari bahwa

tujuan belajar yang akan dicapai merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya, dan belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dilakukan, sehingga

siswa akan terdorong untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan belajar.

Motivasi dapat muncul dari dalam diri yang belajar (motivasi instrinsik), dan

muncul dari luar diri yang belajar (motivasi ekstrinsik). Agar siswa dapat

belajar secara optimal, maka guru harus menggunakan strategi pembelajaran

yang mampu menumbuhkan motivasi ekstrinsik yang mampu menumbuhkan

motivasi instrinsik.
8

Mengingat akan pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa

perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan motivasi hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif serta inovatif.

Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya yang

digunakan untuk memotivasi siswa agara dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain memotivasi siswa penggunaan media dapat mempermudah suatu proses

pembelajaran yang sulit untuk diterima hanya dengan kata-kata saja. Dalam hal

ini media yang digunakan adalah media visual (media gambar), karena gambar

bersifat lebih konkrit. Dengan gambar upaya untuk mengingat dan menarik

kembali informasi di kemudian hari akan lebih mudah daripada menggunakan

cara pencatatan dengan tulisan dan kata saja.

Penggunaan media pembelajaran terutama media gambar mempunyai

pengaruh yang positif terhadap proses belajar yaitu bahwa media gambar yang

digunakan dalam sebuah pembelajaran akan menarik perhatian siswa serta dapat

memperjelas sajian ide. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa begitu

besar pengaruh media gambar terhadap pembelajaran.

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran berdasarkan pada suatu

fenomena yang menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih suka melihat

gambar- gambar apalagi anak-anak. Tujuan ini berdasarkan pada fungsi dari

media gambar, yaitu membantu meningkatkan kemampuan siswa terhadap hal-hal

yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan, peneliti bermaksud mencobakan penggunaan media gambar


9

sebagai media pembelajaran di kelas IV SD Negeri 178 Tulekko, Kecamatan

Karanganom, Kabupaten Klaten. Media gambar ini diterapkan agar dapat

membantu guru khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,

agar penyajian bahan ajar PKn menjadi lebih menarik, sehingga diharapkan siswa

tidak lagi merasa bosan dan jenuh dengan materi pelajaran.

Berdasarakan uraian dan kondisi di lapangan menarik perhatian bagi guru

untuk mengadakan penelitian tindakan kelas ini dengan judul ”Peningkatan

Motivasi Belajar Siswa Melalui Penggunaan Media Visual dalam Pembelajaran

PKn pada Siswa Kelas IV SD Negeri 178 Tulekko, Tahun Ajaran 2021/2022

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Kurangnya sumber belajar berbasis digital membuat peserta didik

mengalami kendala dalam pembelajaran. Permasalahan yang muncul di sekolah

saat melaksanakan pembelajaran dalam bidang PKN adalah kurangnya motivasi

dari diri peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dimana peserta didik

kurang serius dalam memfokuskan diri dalam mengikuti materi pembelajaran.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah menggunakan media pembelajaran audio visual yaitu

a. Fase Perencanaan

b. Fase Fase Produksi

c. Kegiatan Tindak Lanjut, dan

d. Fase Penilaian dan Kesimpulan.


10

3. Rumusan Masalah

“Bagaimana peningkatan motivasi belajar PKN menggunakan media audio

visual murid kelas IV SD Negeri 178 Tulekko?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar PKN menggunakan audio visual murid kelas IV SD Negeri 178 Tulekko

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dalam

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan mengenai

motivasi belajar PKN melalui metode audio visual.

b. Memberikan informasi mengenai penguasaan kosa kata sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai bahan kepustakaan dalam mengembangkan

keilmuan.

c. Sebagai bahan untuk acuan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan masukkan bagi

Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dalam meningkatkan motivasi

belajar PKN menggunakan audio visual.

b. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman

belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama

perkuliahan dan menanbah wawasan pengetahuan.


11

c. Hasil penilitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta acuan

mahasiswa untuk penelitian selanjutnya.

Sebagai bahan bacaan Mahasiswa di Kampus Universitas Muhammadyah

Makassar.
12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan

keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik

apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar

dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) “motivasi belajar adalah dorongan internal

dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku,

pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung.

Indikator-indikator tersebut, antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil,

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan,

penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.”

Selain itu, Winkel (2005: 160), menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan

daya penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar itu demi

mencapai suatu tujuan. Sejalan dengan pendapat di atas, Sardiman A. M (2007:

75), menjelaskan motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak didalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.” Dari beberapa pendapat

di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak
13

psikis yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan dorongan untuk

belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.

a. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya

tanpa harus diransang dari luar karena didalam seseorang individu sudah ada

dorongan untuk melaksanakan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi

intrinsik maka secara sadar akan melakukan kegiatan dalam belajar dan selalu

ingin maju sehingga tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Hal ini

dilatarbelakangi keinginan positif, bahwa yang akan dipelajari akan berguna di

masa yang akan datang.

b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada

perangsang dari luar. Motivasi dikatakan ekstrinsik bila peserta didik

menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Berbagai

macam cara bisa dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Sesuai dengan

pendapat di atas, motivasi belajar yang ada pada diri seseorang dibedakan

menjadi dua yaitu motivasi intrinsik (dalam individu) dan motivasi ekstrinsik

(luar individu).

2. Pelajaran PKN

a. Pengertian PKn

PKn merupakan kependekan dari Pendidikan Kewarganegaraan. Konsep

pendidikan dan kewarganegaraan memiliki pengertian tersendiri. Konsep

pendidikan dalam arti luas dapat berarti, “Suatu proses untuk mengembangkan

semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan nilai, sikap, dan
14

keterampilannya. Pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan

melatih”

Tujuan pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta

didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mendidik yaitu usaha

yang lebih ditujukan pada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat,

kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan, dan lain-lain. “Mengajar berarti memberi

pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaatbagi perkembangan kemampuan

intelektual manusia. Melatih merupakan suatu usaha untuk memberi sejumlah

keterampilan tertentu, yang dilaksanakan secara berulang-ulang, sehingga akan

terjadi suatu pembiasaan dalam bertindak”. kewrganegaraan (citizhenship) dapat

diketahui dari pendapat para tokoh pendidikan kewarganegaraan dan berdasarkan

penjelasan dalam kurikulum 2006 Depdiknas.

Pendapat para tokoh dapat diketahui dari kutipan-kutipan Winataputra dan

Ine Kusuma Aryani mengenai penegrtian PK Konsep n. Menurut Best dalam

Winataputra menjelaskan, “Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran

dalam rangka membentuk pendidikan watak atau karakter, dan pendidikan etika

atau kebajikan.” “Chresore dalam Winataputra menjelaskan pendidikan

kewarganegaraan dijadikan bidang pengajaran yang lebih khusus, yaitu

kewarganegaraan yang berkenaan dengan mata pencaharian, kemasyarakatan, dan

perekonomian.”
15

Kewarganegaraan sebagai suatu studi tentang pemerintahan yang

dilaksanakan di sekolah yang merupakan mata pelajaran tentang bagaimana

pemerintahan demokrasi dilaksanakan dan dikembangkan, serta bagaimana

warga negara seyogyanya melaksanakan hak dan kewajibannya secara sadar dan

penuh tanggung jawab. “Kewarganegaraan sebagai suatu mata pelajaran dasar di

sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak

setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.” “Kewarganegaraan

merupakan program pembelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga siswa menjadi warga negara yang

baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisasikan atas dasar

konsep-konsep politik”

Menurut Chamim dalam Ine Kusuma Aryani berpendapat, “Pendidikan

kewarganegaraan (civic education) bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan

pengetahuan, sikap, mental, nilai-nilai, dan perilaku yang menjunjung tinggi

demokrasi, sehingga terwujud warga masyarakat yang demokratis dan mampu

menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat,

sejahtera, serta demokratis”.

Berdasrkan penjelasan Depdiknas, “Pendidikan kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang

beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, sesuai

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.


16

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang

Standar Isi, menjelaskan pengertian mata pelajaran PKn. “Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil,

dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran dan merupakan

program pembelajaran di sekolah dan Pendidikan kewarganegaraan merupakan

suatu disiplin ilmu bagi masyarakat di luar sekolah.

b. Karakteristik PKN

Di sekolah, Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

dikembangkan dalam program pembelajaran berisi materi kewarganegaraan yang

diarahkan kepada pembentukan diri berdasarkan segi agama, sosio-kultural,

bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang

cerdas, terampil, dan berkarakter yaitu membina dan mengembangkan

kepribadian peserta didik menjadi warga negara yang baik, memiliki karakter

kebangsaan, dengan disertai keragaman pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, terstruktur, dan logis berdasarkan latar belakang peserta didik

Karakteristik PKn Karakteristik atau ciri-ciri khusus PKn dapat diketahui dari

pengertian, tujuan dan ruang lingkupnya. Di antara karakteristik PKn adalah:

1) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu


17

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

2) Mendidik siswa memiliki sikap demokratis.

3) Mendidik siswa menghargai kebhinnekaan bangsa Indonesia.

4) Mempelajari makna dan isi Pancasila.

5) Memiliki ruang lingkup yang terdiri atas persatuan dan kesatuan bangsa,

norma, hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga Negara,

konstitusi Negara, kekuasan dan politik , Pancasila, serta globalisasi.

c. Ruang Lingkup PKN

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-

aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,

Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,

Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan

negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,

Keterbukaan dan jaminan keadilan

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,

Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan

daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsdan bernegara, Sistim

hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

3) kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM,

Pemajuan Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan,
18

penghormatan dan perlindungan HAM

4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai

warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan

pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan

kedudukan warga negara

5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan

dasar negara dengan konstitusi

6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem

politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem

pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi

terbuka.

Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan

organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi. Ruang lingkup PKn

merupakan materi pokok yang akan diajarkan kepada siswa. Dari delapan ruang

lingkup tersebut yang diajarkan di kelas II MI/SD semester I dan II adalah ruang

lingkup kebutuhan warga negara yang meliputi: Hidup gotong royong, Harga

diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan


19

mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,

Persamaan kedudukan warga negara.

d. Tujuan Pelajaran PKN

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut.

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-

korupsi.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsabangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

5) Ubaedillah menambahkan mengenai tujuan Pendidikan Kewargaan atau

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut: Tujuan Pendidikan Kewargaan

adalah untuk membangun karakter (chracter building) bangsa Indonesia,

membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan

bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menjadikan

warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis dan demokratis namun tetap
20

memiliki komitmen menjaga persatuan dan integrasi bangsa, mengembangkan

kultur demokrasi yang berkeadaban yaitu kebebasan, persamaan, toleransi,

dan tanggung jawab.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di atas berlaku secara umum bagi

bangasa Indonesia termasuk para siswa SD/MI. Bagi para siswa dtekankan pada

tujuan berfikir rasional, aktif dalam bermasyarakat, bersikap demokratis dan

mengetahui cara berinteraksi dengan bangsa- bangsa lain sesuai dengan norma

Pancasila. Bagi masyarakat umum adalah terbentuknya karakter bangsa, menjadi

warga negara yang aktif, cerdas, dan demokratis. Masyarakat juga ditananmkan

cinta tanah air dan setia pada negara Indonesia.

3. Media Pembelajaran Audio Visual

Komunikasi antara manusia (human comunication) merupakan ciri pokok

kehidupan manusia sebagai mahluk sosial pada tingkat kehidupan yang

sederhana.Namun dalam tingkat kehidupan yang modern dan lebih komplek

seperti sekarang ini, komunikasi pada hakekatnya merupakan wahana utama bagi

kehidupan manusia dan merupakan jantung dari segala kehidupan sosial.

Memang pada mulanya manusia berkomunikasi secara langsung bertatap muka

dengan menggunakan media tradisional. Akan tetapi ketika pergaulan manusia

dalam masyarakat berkembang, komunikasi dan tatap muka atau media tradisional

ternyata tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan manusia termasuk keperluan akan

informasi yang relevan dengan taraf kehidupannya. Akhirnya manusia

menemukan media komunikasi dan penyebaran informasi secara cepat, serentak,

serta sanggup menjangkau khalayak yang tidak terbatas. Media komunikasi


21

tersebut adalah media cetak atau media massa. Setelah beberapa tahun kemudian

muncullah media-media lain salah satunya adalah media audio visual. Kata media

berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah” perantara’

atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim kepada penerima pesan (Sultonik & Siddik, 2020) media secara

harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima

pesan. Menurut Oemar Hamalik media adalah teknik yang digunakan dalam

rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses

pendidikan dan pengajaran disekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa media adalah

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan

dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada

dirinya.

Audio visual berasal dari kata Audible dan Visible, audible yang artinya

dapat didengar, visible artinya dapat dilihat (Amir, 1985). Dalam kamus besar

Ilmu Pengetahuan, audio adalah hal-hal yang berhubungan dengan suara atau

bunyi (Save M, 2006). Audio berkaitan dengan indera pendengaran, pesan yang

akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal

(kedalam kata-kata atau lisan) maupun non verbal (Ekayani, 2017). Visual adalah

hal-hal yang berkaitan dengan penglihatan; dihasilkan atau terjadi sebagai

gambaran dalam ingatan. Audio visual adalah gabungan dari audio dan visual.

Audio adalah suara yang dapat didengar sedangkan visual adalah yang dapat

dilihat.
22

a. Ahmad Rohani audio visual atau AVA adalah media intruksional modern

yang sesuai dengan perkembangan zaman atau kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang meliputi media yang dapat dilihat, didengar dan dapat

dilihat serta didengar. Ahmad Rohani (1997).

b. Menurut Drs. Syaiful bahri dan Aswin Zain audio visual adalah media yang

mempunyai unsur-unsur suara dan unsur gambar.

c. Menurut Andre (1982:21) audio visual adalah suatu media yang terdiri dari

media visual yang disinkronkan dengan media audio yang sangat

memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara guru dan siswa dalam

proses belajar mengajar.

d. Menurut Azhar Arsyad audio visual adalah cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual Azhar Arsyad

(2002). Jadi audio visual adalah alat peraga yang bisa ditangkap dengan indera

mata dan indera pendengaran yakni yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar.

a. Media Audio Visual Gerak

Media audio visual gerak adalah media intruksional modern yang sesuai

dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) karena

meliputi penglihatan, pendengaran dan gerakan, serta menampilkan unsur gambar

yang bergerak. Jenis media yang termasuk dalam kelompok ini adalah televisi,

video tape, dan film bergerak antara lain sebagai berikut: Nana Sundjana (1973).

1) Film
23

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame demi

frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada

layar terlihat gambar itu hidup. Kemampuan film melukiskan gambar hidup

dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada

umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan

pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan ketrampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap Azhar

Arsyad (2003). Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:Dapat menarik minat anak

a) Benar dan autentik

b) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan

c) Sesuai dengan tingkatan kematangan audien

d) Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar

e) Kesatuan dan squence-nya cukup teratur

f) Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup

memuaskan. (Asnawir, Hal 95-96)

2) Video

Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin

lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat

bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti

misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun intruksional.

Sebagaimana besar tugas film dapat digantikan oleh video, maupun tidak
24

berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing

memiliki keterbatasan dan kelebihan sendiri.

3) Televisi (TV)

Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan

gambar hidup bersama suara melalui kabel dan ruang. Dewasa ini televisi

yang dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan mudah dapat

dijangkau melalui siaran dari udara ke udara dan dapat dihubungkan melalui

satelit. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang

direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa

yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak hanya menghibur, tetapi lebih

penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri,

antara lain yaitu:

a) Dituntun oleh instruktur, seorang instruksi atau guru menuntun siswa

sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik melalui

pengalaman-pengalaman visual.

b) Sistematis, siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan

tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.

c) Teratur dan berurutan, siaran disajikan dengan selang waktu yang

berurutan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari

siaran lainnya.

d) Terpadu, siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya, seperti

latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan

pemecahan masalah. Azhar Arsyad hlm. 50-51


25

b. Kelebihan media audio visual

Asra dan Sumiati (2007)mengatakan bahwa seorang ahli dalam

bidang audio visual mengatakan “perhatian yang semakin luas dalam

penggunaan alat-alat audio visual telah mendorong untuk diadakan

banyak penyelidikan ilmiah mengenai tempat dan nilai alat-alat audio visual

tersebut dalam pendidikan”. Penyelidikan itu telah membuktikan, bahwa alat-

alat media audio visual jelas mempunyai nilai yang berharga dalam bidang

pendidikan, antara lain:

1) Media audio visual dapat mempermudah orang dalam menyamkan

dan memudahkan dalam menerima sesuatu pelajaran atau informasi

serta dapat menghindarkan salah pengertian.

2) Alat-alat media audio visualmendorong keinginan untuk mengetaui

lebih banyak lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi

yang telah disampaikan oleh guru.

3) Alat-alat media audio visual tidak hanya menghasilkan cara

belajar yang efektif dalam waktu yang lebih singkat, tetapi

apayang diterima melalui alat-alat audio visual lebih lama dan lebih

baik, yakni tinggal dalam ingatan.

4) Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-

masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga

mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang

lambat membaca dan memahami.


26

Menurut Sudjana (2009), manfaat menggunakan audio visual dalam

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Mempermudah dalam menyamkan dan menerima pembelajaran atau

informasi serta dapat menghindari salah pengertian.

2) Mendorong keinginan untuk mengetaui lebih banyak, hal ini

disebabkan karena sifat audio visual yang menarik dengan gambar

yang dibuat sedemikian mungkin membuat anak tertarik dan

mempunyai keinginan untuk mengetaui lebih banyak.

3) Mengenalkan pengertian yang didapat, karena selain bisa

menampilkan gambar, grafik,diagram ataupun cerita. Sehingga

mengenalkan pengertian. Pembelajaran yang di serap melalui

pendengaran (audio) sekaligus dengan penglihatan (video) dapat

mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran

yang disampaikan.

4) Tidak membosankan, maksudnya ialah karena sifatnya yang variatif,

siswa dalam pembelajaran tidak merasa bosan. Karena sifatnya

yang beragam, tiga dimen si atau empat dimensi, dokumenter dan

yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif

dan tidak membosankan para siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

banyak kegunaan dan manfaat dari media audio visual diantaranya yaitu

seperti mempermudah guru dalam menyampikan pelajaran, mendorong minat


27

siswa untuk mengetaui lebih lagi mengenai pelajaran, materi yang

disampaikan melalui media audio visual mudah di ingat dan tinggal

dalam ingatan, materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa,

variatif dan tidak membosankan. Kelebihan dan kekurangan media audio

visual:

1) Pesan yang disampaikan pendidik dapat diterima secara merata oleh

peserta didik.

2) Media audio vis ual ini sangat baik dalam menerangkan materi

pembelajaran yang berkaitan dengan proses.

3) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, sehingga

pembelajaran dapat dilakukan kapan saja.

4) Materi yang disampaikan dapat diulang secara terus menerus dan dapat

dih entikan sesuai dengan kemauan dan kebutuhan.

5) Memiliki dan dapat merangsang kesan yang dalam kepada peserta

didik.

6) Media audio visual dapat mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan

teknologi, sehingga tidakakan tertinggal oleh zaman.

7) Dari menjadi sarana hi buran bagi peserta didik, sehingga tidak

timbul rasa bosan selama proses pembelajaran.

Berdasarkan dari kelebihan media audio visual ini, pendidik dapat

menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan menarik

perhatian peserta di dik, dengan memanfaatkan media pembelajaran dengan


28

kreatif, inovatif dan variatif. Dengan demikian, pembelajaran akan

berlangsung dengan optimal dan berorientasi pada prestasi peserta didik

c. Kekurangan media adudio visual

Selain kelebihan tentunya terdapat juga kekurangan dari mediaaudio

visual sebagai berikut.

1) Pembuatan media audio visual memerlukan waktu yang lama, karena

memadukan dua eleman, yakni audio dan visual.

2) Membutuhkan keterampilan dan ketelitianya dalam pembuatanya.

3) Biaya yang digunakan dalam pembuatan cukup mahal.

4) Jika tidak terdapat peranti akan sulit untukmembuatnya.

Dengan demikian,sebagai pendidik harus lebih meminalisir kekurangan

suatu media sehingga dapat diantisipasi menjadi lebih bermanfaat dan tepat guna.

Setiap produk media tidak ada yang sempurna tetapiseorang guru mampu

menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan

B. Hasil Penelitian Relevan

Mengenai peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio

visual pada mata pelajaran PKn, tulisan ini bukanlah merupakan yang

pertama.Sebelumnya telah banyak dilakukan mengenai tema yang sama.

Hanya saja, fokus pembahasannya yang berbeda. Jika pada tulisan ini

peningkatan motivasi belajar siswa difokuskan melalui media audio visual

dan dilakukan terhadap siswa kelasIV SDN 178 Tulekko, maka pada
29

penelitian sebelumnya penulis menemukan beberapa penelitian yang sama-

sama berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Namun, sekali lagi meskipun

membahas tema yang sama, penelitian-penelitian tersebut difokuskan pada

hal yang berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda pula.

Penelitian-penelitian tersebut antara lain :

1. Peningkatan Hasil Belajar Membaca Melalui Media Gambar Visual

Pelajaran Bahasa Indonesia pada Minat Baca Siswa Kelas IV Di MI Al

Husna Ciledug Tangerang Tahun Ajaran 2012/2013, Penelitian ini

menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

a. Adanya konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum yang

ditandai dengan kesesuaian tujuan pengajaran, bahan pengajaran yang

diberikan, jenis kegiatan yang dilaksanakan, peralatan yang digunakan dan

penilaian yang dilakukan.

b. Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan sesuai

dengan harapan, hal ini dapat dilihat dari dipahaminya dan diikutinya

petnjuk-petunjuk pembelajaran yang diberikan oleh guru, terlibatnya semua

siswa dalam melaksanakan tugas belajar dan pemecahan masalah,

munculnya keberanian bertanya kepada sesama siswa atau guru.

c. Media gambar dapat meningkatkan minat membaca pada aspek tanda

baca, tema bacaan, kemauan/minat, cara membaca dan keseriusan

2. Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual terhadap Motivasi Belajar


Siswa di MI Al-Bahri Kebon Nanas Jakarta.
30

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian interpretasi


data yang didapat, indeks korelasi sebesar 0, 946 dan termasuk kategori
yang sangat kuat (nilai r hitung pada rentang 0,90 – 1,00). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengaruh penggunaan media
audiovisual dengan motivasi belajar siswa MI l-Bahri.Adanya hubungan
yang sangat kuat/tinggi tersebut dinyatakan dengan adanya kontribusi
variable Y (motivasi belajar siswa). Maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah tinggi rendahnya motivasi belajar siswa ada hubungannya dengan
pengaruh penggunaan media audiovisual.Sesuai dengan perumusan masalah
dan hasil penelitian lapangan yang dilakukan dapatlah disimpulkan bahwa
antara penggunaan media audiovisual dan motivasi belajar siswa MI al-
Bahri terdapat hubungan yang sangat kuat atau tinggi.

3. Peranan Media Pembelajaran Visual dalam Meningkatkan Motivasi


Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn di MI Tahmidiyah Caringin Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan
media pembelajaran visual dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran PKn di MI Tahmidyah, dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaaan media visual yang kurang berdampak pada minimnya gairah
siswa dalam belajar, dan sejak media visual digunakan perubahan terhadap
prestasi cukup signifikan. Motivasi siswa meningkat ketika dalam
pembelajaran guru menggunakan media visual, hal tersebut dapat dilihat
dari prestasi siswa dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn.
Upaya guru dalam mengadakan dan mengupayakan media pembelajaran
visual telah maksimal sehingga membuahkan hasil berupa pencapaian KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu berupa hasil ulangan yang telah
mencapai 80%.

4. Peningkatan Motivasi Belajar melalui Metode Bermain Kelas III MI


Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta barat.
31

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan


pembelajaran menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi
belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn) Siswa pada kelas III MI
Hidayatul Istiqomah Basmol Kembangan Jakarta Barat.Motivasi belajar
siswa dapat dilihat melalui angket. Hasil perhitungan angket menunjukkan
motivasi belajar siswa sebesar 65 %, Siklus I sebesar 73% dan siklus 2
sebesar 80 %. Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran
menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.Tanggapan siswa terhadap penggunaan metode bermain yaitu
sebanyak 19 siswa dengan rata-rata sebesar 95 %. Jadi dapat diketahui
bahwa penggunaan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn)

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, maka peneliti merasa


tertarik untuk meneliti peningkatan motivasi belajar siswa kelas II di MI Al-
Husna Ciledug, sebab hal ini sesuai dengan asumsi peneliti sebelumnya
bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Adapun penggunaan
media audio visual yang menjadi pilihan dalam meningkatkan motivasi
tersebut, antara lain disebabkan oleh ketersediaannya di sekolah peneliti
namun penggunaannya masih relatif rendah. Selain itu, peneliti juga merasa
tertantang untuk mengasah dan mengeksplorasi kapabilitas peneliti sebagai
seorang pendidik.

C. Kerangka Pikir

Hasil belajar yang baik, ideal tercapai karena proses belajar mengajar

berlangsung dengan baik pula. Sehingga tercapai tujuan dari proses belajar yang

telah ditetapkan. Permasalahan yang muncul di sekolah saat melaksanakan

pembelajaran dalam bidang PKN adalah kurangnya motivasi dari diri peserta

didik dalam mengikuti proses pembelajaran dimana peserta didik kurang serius

dalam memfokuskan diri dalam mengikuti materi pembelajaran. Menurut hasil


32

observasi dengan guru kelas IV SD Negeri 178 tulekko, Ibu Hikmah, beliau

mengatakan bahwa selama pembelajaran daring pihaknya mengajar menggunakan

metode ceramah.

Rendahnya motivasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 178 tulekko

karena proses pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran dalam

pembelajaran PKN. Solusi untuk mengatasi masalah yaitu peneliti melakukan

PTK dengan dua siklus. Pada siklus pertama akan diberi tindakan yaitu

menggunakan media audio visual pada pembelajaran PKN. Setelah tindakan

dilakukan selanjutnya peneliti mengamati hasil tindakan dengan treatment. Jika

hasil tersebut belum mencapai target peningkatan motivasi belajar maka dilakukan

treatment atau tindakan pada siklus yang kedua yaitu dengan menggunakan audio

visual. Dari hasil siklus tersebut di harapkan terjadi peningkatan motivasi belajar

yang signifikan. Artinya bahwa penerapan media audio visual dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 178 Tulekko.

Kondisi Awal
Tidak menggunakan Motivasi belajar
media pada saat rendah
mengajar
33

Siklus I
Tindakan Menggunakan media Motivas belajar
Audio Visual pada siswa belum
pembelajaran meningkat
secara signifikan

Siklus II
Tindakan
Menggunakan media Motivasi belajar
Audio Visual pada siswa meningkat
pembelajaran secara signifikan

Kondisi Akhir

Hasil Akhir: diharapkan terjadi peningkatan signifikan pada


motivasi belajar PKN siswa kelas IV

(Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir)

D. Hipotesis Tindakan
34

Berdasarkan rumusan masalah dan teori di atas, maka hipotesis tindakan

dalam penelitian ini adalah Pembelajaran PKN menggunakan media pembelajaran

Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

action research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru

atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto, Sudharsono, dan

Supardi. 2008:3).

Penelitian tindakan kelas dibutuhkan oleh seorang pendidik untuk

meningkatkan kinerja belajar dan kompetensi siswa; meningkatkan kualitas proses

pembelajaran di kelas dan meningkatkan pengembangan pribadi siswa (Muslich,

2009:12). Mc Niff menegaskan tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah

memperbaiki proses pembelajaran. Langkah-langkah utama dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),

observasi (observing), dan refleksi (reflecting)(Arikunto, Sudharsono, dan

Supardi.2008:117).

B. Lokasi

1. Waktu

Penelitian yang berjudul “ Peningkatkan Motivasi Belajar PKN

Menggunakan Media Audio Visual di Kelas IV SD Negeri 178 tulekko” diadakan

di kelas IV SD Negeri 178 tulekko yang berada di Bonto Marannu Kecamatan


36

Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba dilakukan pada bulan Februari – Maret tahun

2022.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas IV SD Negeri 178

tulekko. Siswa kelas IV SD Negeri 178 tulekko berjumlah 20 orang siswa yang

terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Pelaksanaan

penelitian ini berdasarkan data awal hasil studi pendahuluan kelas materi

keberagaman budaya bangsaku IV SD Negeri 178 tulekko. Wawancara awal

selama studi pendahuluan pada salah satu guru SD Negeri 178 tulekko juga

menunjukkan motivasi belajar yang masih rendah sehingga diperlukan adanya

tindakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Faktor Yang Diselidiki

Faktor yang diselidiki pada penelitian ini adalah peningkatan motivasi

belajar PKN menggunakan pembelajaran audio visual pada siswa kelas V SD

Negeri 178 tulekko.

D. Prosedur Penelitian

1. Siklus 1

a. Perencanaan (Planning)

1. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus,

penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

2. Peneliti membuat kisi-kisi soal evaluasi siklus I.


37

3. Guru menyiapkan materi ajar mengenai keberagaman budaya bangsaku.

4. Peneliti menyiapkan lembar kerja diskusi setiap kelompok.

5. Peneliti menyiapkan langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran

audio visual.

6. Peneliti menyiapkan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi

bagi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa, lembar ini diisi selama proses

pembelajaran berlangsung.

7. Peneliti menyiapkan alat evaluasi.

b. Aksi atau tindakan (acting)

Tahap ini kegiatan berlangsung sesuai dengan skenario pembelajaran.

pelaksanaan tindakan pada siklus I direncanakan berlangsung satu kali pertemuan

selama dua jam pembelajaran (2 X 40 menit). Adapun kegiatan yang dilakukan

selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi kepada siswa

sebelum materi disampaikan.

2. Guru menjelaskan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

4. Guru menyampaikan materi mengenai konsep materi keberagaman budaya

bangsaku.

5. Guru membagi empat kelompok yang terdiri dari delapan sampai sembilan

orang siswa

6. Siswa berdiskusi sesuai dengan masalah yang setiap kelompok.

7. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.


38

8. Mengadakan tanya jawab antara siswa dan guru.

9. Guru dan siswa bersama menyimpulkan hasil diskusi.

c. Observasi (Observasing)

Pengamatan dilakukan saat pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung.

Aspek yang diamati antara lain, sebagai berikut :

1. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pelaksanaan

pembelajaran berlangsung.

2. Melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar siswa.

3. Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

audio visual oleh guru bidang studi dengan bantuan peneliti.

4. Semua hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan evaluasi terhadap proses dan hasil yang dicapai pada tahap

sebelumnya. Refleksi pada siklus I dilaksanakan secepatnya setelah pelaksanaan

dan pengamatan selesai. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan tindakan

pada tahap berikut. Berdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi siklus I, jika

sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan maka

penelitian dihentikan dan jika belum memenuhi indikator maka peneliti akan

melanjutkan siklus berikut.

2. Siklus 2

a. Perencanaan (Planning)
39

1. Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus,

penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

2. . Peneliti membuat kisi-kisi soal evaluasi siklus II

3. Guru dan peneliti menyiapkan materi keberagaman budaya bangsaku

4. Peneliti menyiapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan strategi

audio visual

5. Peneliti menyiapkan lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi

bagi kinerja guru dan motivasi belajar siswa, lembar ini diisi selama proses

pembelajaran berlangsung.

6. Peneliti menyiapkan alat evaluasi berupa lembar soal

7. Peneliti menyiapkan lembar kerja diskusi setiap kelompok.

8. Peneliti menyiapkan lembar angket yang berisi mengenai tanggapan siswa

mengenai pembelajaran audio visual.

b. Aksi atau Tindakan (Acting)

Tahap ini kegiatan berlangsung sesuai dengan skenario pembelajaran.

pelaksanaan tindakan pada siklus II direncanakan berlangsung satu kali pertemuan

selama dua jam pembelajaran (2 X40 menit). Adapun kegiatan yang dilakukan

selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi kepada siswa

sebelum materi disampaikan.

2. Guru mengingatkan kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya.

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

4. Guru menjelaskan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan.


40

5. Guru membagi empat kelompok yang terdiri dari delapan sampai

sembilan orang.

6. Guru membimbing siswa bergabung dengan kelompok masing-masing.

7. Siswa berdiskusi sesuai dengan masalah yang disampaikan kepada tiap

kelompok.

8. Guru membimbing siswa ketika sedang berdiskusi

9. Perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

10. Mengadakan tanya jawab

11. Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi.

c. Observasi (observasing)

Pengamatan dilakukan saat pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung.

Aspek yang diamati antara lain, sebagai berikut :

1. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dengan lembar kerja

observasi yang tersedia.

2. Melakukan observasi terhadap motivasi belajar siswa.

3. Pengamatan terhadap pelaksanaan dengan pembelajaran audio visual

oleh guru bidang studi dengan bantuan peneliti.

4. Semua hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan evaluasi terhadap proses dan hasil yang dicapai pada

tahap sebelumnya. Refleksi pada siklus II dilaksanakan secepatnya setelah

penerapan pelaksanaan dan pengamatan selesai. Hasil refleksi digunakan untuk


41

menentukan tindakan pada tahap berikut. Berdasarkan hasil observasi dan hasil

evaluasi siklus II, jika sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang

telah ditetapkan maka penelitian dihentikan dan jika belum memenuhi indikator

maka peneliti akan melanjutkan siklus berikut.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka terlebih dahulu dibuat

instrumen penelitian pengumpulan data yang yang trdiri dari:

1. lembar observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan teerhadap objek pnelitian. Pengamatan ini dilakukan secara langsung

maupun tidak langsung ketika penelitian sedang berlangsung. Observasi

dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaan media audio

visual terhadap motivfasi siswa sehingga berhasil mencapai harapan yang

ditargetkan serta observasi ini juga mengamati persiapan dan pelaksanaan

penelitain tindakan kelas.

Tabel Kisi-kisi instrument lembar observasi praktik mengajar

Variabel Indikator Instrumen


Pengajar Kemampuan membuka a. Menarik Perhatian siswa
pelajaran
b. Menghadirkan motivasi
c. memberi acuan bahan ajar yang
akan disajikan
d. Mengadakan apersepsi
42

Sikap Peneliti dalam proses a. Kejelasan suara


Pembelajaran
b. Gerakan tubuh tidak mengganggu
perhatian siswa
c. Mobilitas posisi tempat yang tidak
mengganggu siswa

Penguasaan bahan a. Penyajian bahan relevan dengan


pembelajaran indikator
b. Bahan-bahan pembelajaran
disajikan sesuai RPP
c. Menampakan kedalaman pokok
bahasan
Mencerminkan keluasan wawasan

Proses Proses pembelajaran a. Kesesuaian penggunaan strategi


atau metode
b. Kejelasan dalam menerangkan
materi
c. Keterampilan dalam menanggapi
respon siswa
d. Kecermatan dalam memanfaatkan
Waktu

Media Kemampuan menggunakan a. Keterampilan dalam


media mengoperasikan
b. Ketepatan saat penggunaan media
c. Keterampilan mengarahkan siswa

Evaluasi Kemampuan melakukan a. Mengadakan tanya jawab lisan


tindakan b. Mengadakan tes tertulis
c. Relevansi jenis-jenis penilaian
dengan indikator
d. Penilaian sesuai dengan RPP
43

Kemampuan menutup
a. Memberikan penguatan materi
pelajaran
b. Memberikan kesempatan bertanya
c. Memberikan kesimpulan
d. Menginformasikan materi
berikutnya

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Lembar Observasi Siswa

Variabel Indikator Instrumen

Siswa Sikap siswa a. Siswa menunjukan sikap senang


b. Siswa aktif dalam pembelajaran
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru
d. Siswa tidak mengantuk

Respon siswa a. Siswa mengomentari tayangan


b. b. Siswa bertanya kepada guru
c. Siswa menjawab pertanyaan guru
d. Siswa menunjukan ekspresi semangat
e. Siswa mnjawab pertanyaan teman
f. Siswa berkompetisi dalam menjawab

Ekspresi siswa
a. a. Siswa serius mengikuti pelajaran
b. b. Siswa fokus memperhatikan tayangan
c. c. Siswa tidak mencari kesibukan lain
d. Siswa terlihat ceria
e. Siswa merasa belajar cepat selesai
f. Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir

Media Audio Pengaruh Media e.a. Media audio visual merangsang minat siswa
Visual f. b. Media audio visual mengalihkan perhatian
siswa
g. c. Media audio visual membangkitkan
semangat siswa
44

h. d. Siswa merasakan sesuatu yang baru


dari media audio visual
i. e. Media audio visual membantu daya ingat
siswa
j. f. Media audio visual memberikan pembelajaran
bermakna pada siswa

Evaluasi Proses evaluasi Siswa mengerjakan test dengan konsentrasi

Tabel Lembar Observasi Praktik Mengajar

Nama
No Observer:
HAL YANG DIAMATI YA TIDAK
Jabatan :
1 Kemampuan membuka pelajaran
Hari/Tanggal : Perhatian siswa
a. Menarik
b. Menghadirkan motivasi
c. memberi acuan bahan ajar yang akan disajikan
d. Mengadakan apersepsi
2 Sikap Peneliti dalam proses pembelajaran
a. Kejelasan suara
b. Gerakan tubuh tidak mengganggu perhatian siswa
c. Mobilitas posisi tempat yang tidak mengganggu
siswa
3 Penguasaan bahan pembelajaran
a. Penyajian bahan relevan dengan indicator
b. Bahan-bahan pembelajaran disajikan sesuai RPP
c. Menampakan kedalaman pokok bahasan
d. Mencerminkan keluasan wawasan
4 Proses pembelajaran
a. Kesesuaian penggunaan strategi atau metode
b. Kejelasan dalam menerangkan materi
c. Keterampilan dalam menanggapi respon siswa
d. Kecermatan dalam memanfaatkan waktu
5 Kemampuan menggunakan media
a. Keterampilan dalam mengoprasikan
b. Ketepatan saat penggunaan media
c. Keterampilan mengarahkan siswa
6 Evaluasi
a. Mengadakan tanya jawab lisan
b. Mengadakan tes tertulis
c. Relevansi jenis-jenis penilaian dengan indikator
d. Penilaian sesuai dengan RPP
45

7 Kemampuan menutup pelajaran


a. Memberikan penguatan materi
b. Memberikan kesempatan bertanya
c. Memberikan kesimpulan
d. Menginformasikan materi berikutnya

Tabel Lembar Observasi Aktivitas Siswa

NO HAL YANG DIAMATI 4 3 2 1


1 Siswa menunjukan sikap senang
2 Siswa aktif dalam pembelajaran
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru
4 Siswa terlihat ceria
5 Siswa lebih banyak tersenyum
6 Siswa serius mengikuti pelajaran
7 Siswa fokus memperhatikan tayangan
8 Siswa mengomentari tayangan
9 Siswa menunjukan ekspresi semangat
10 Siswa bertanya kepada guru
11 Siswa menjawab pertanyaan guru
12 Siswa mnjawab pertanyaan teman
13 Siswa tidak mencari kesibukan lain
14 Siswa saling bekompetisi dalam menjawab
15 Siswa tidak merasa bosan
16 Siswa tidak mengantuk
17 Siswa merasa belajar cepat selesai
18 Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir
19 Media audio visual merangsang minat siswa
20 Media audio mengalihkan perhatian siswa
21 Media audio visual membangkitkan semangat
Siswa
22 Siswa merasakan sesuatu yang baru dari media
audio visual
23 Media audio visual membantu daya ingat siswa
24 Media audio visual memberikan pembelajaran
bermakna pada siswa
25 Siswa mengerjakan test dengan konsentrasi
Keterangan :
4 : Sangat Baik
46

3 : Baik
2 : Cukup
1
: Kurang Komentar :
F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tebel Teknik Pengumpulan Data

No. Kegiatan Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Pendahuluan Observasi awal

2. Proses Pembelajaran Pedoman observasi

G. Teknik Analisis Data

Dari penelitian yang dilakukan data yang terkumpul terdiri dari hasil aktivitas

siswa sebagai indikator motivasi belajar siswa, hasil observasi aktifitas guru

dalam melaksanakan pembelajaran model latihan secara individu dan hasil belajar

berupa tes setiap akhir siklus sebagai indikator pemahaman siswa terhadap

konsep yang disampaikan. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang

terkumpul dari setiap siklus adalah :Menganalisis data hasil observasi terhadap

pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif

yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan sederhana.”

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan

proses pembelajaran siswa di tunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi


47

belajar PKN menggunakan media audio visual. Penelitian ini dikatakan berhasil

apabila minimal 70% dari jumlah siswa mendapat nilai kkn yaitu 70%

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rohani, (1997), Media IntruksionalEdukatif. Jakarta; RinekaCipta

A.M, Sardiman (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo
A.M, Sardiman (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. PT. Grafindo Persada. Jakarta. 2003. hlm. 48.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Sebuah Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta. Arikunto, S. dan Jabar, C.S.A. (2008).
Arikunto, S., Suhardjono., & Supardi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
48

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arsyad, Media Pembelajaran. Grafindo. Jakarta, 2006 hlm. 3.

Azhar Arsyad. Op.cit., hlm. 50-51.

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. Ciputat Pers. Jakarta. hlm. 95-
96.
Amir Hamzah Sulaeman. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan
Penyuluhan. PT. Gramedia, Jakarta. 1985. hlm. 11.
B.Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ekayani, Ni Nengah Seri dan Made Pradana Adi Putra, 2003. Persepsi Akuntan dan
Mahasiswa Bali terhadap Etika Bisnis. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI.
Surabaya: 16-17 Oktober.
Muslich, Masnur. (2009). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nana Sudjana. Media Pengajaran. Pustaka Dua. Surabaya. 1973. hlm. 192.

Save M. Dagun. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Lembaga Kajian Kebudayaan Nusantara
(LPKN). Jakarta. 2006. hlm. 81.

Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. (Jakarta, Bumi Aksara, 2010).

Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014).

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta
Winarno Surakhmad. Pengantar interaksi belajar. Jakarta. 1985.

Winkel, W. S. (2005). Buku Bimbingan dn konseling di institusi pendidikan. Jakarta:


Grasindo

Anda mungkin juga menyukai