Agama
Agama
Juwita Rosana
A. PENDAHULUAN
Islam sangat mengagungkan keberadaan perempuan. Dalam Islam, wanita
dipandang sebagai makhluk yang sangat mulia dan terhormat. Martabat dan
martabat perempuan semakin terlihat dengan adanya kewajiban menutup aurat
sehingga tubuh perempuan adalah sesuatu yang sakral dan tidak dapat dilihat
dan dinikmati oleh manusia manapun. Oleh karena itu, Allah SWT
menciptakan suatu bentuk ibadah bagi wanita mukmin dengan menuntut agar
jilbab menutupi auratnya, yaitu seluruh tubuh dan seluruh perhiasannya, di
depan laki-laki yang bukan mahram.
Namun di zaman modern seperti sekarang ini, wanita tidak lagi malu ketika
bagian tubuhnya diekspos dan ditempel di media atau pada makanan atau
kemasan produk lainnya. Nyatanya, masyarakat tidak lagi menganggap
memamerkan aurat sebagai bentuk kemunkaran, melainkan membanggakan diri
dan berlomba-lomba menjadi terkenal dan menjadi bintang publisitas.
Kecantikan dan keindahan tubuh perempuan dengan demikian terekspos dan
imajinasi manusia menjadi liar dan tak terkendali. Jadi dunia saat ini adalah
untuk manusia, terutama untuk manusia, seperti gurun fitnah. Kini setiap pria
dapat dengan mudah menikmati dan membayangkan keindahan tubuh wanita.
Akibatnya, nafsu mereka tidak terkendali, bahkan lebih menakutkan, mereka
membiarkan gairah mereka mengamuk di mana saja dan ke tujuan acak,
sehingga pemerkosaan dan pelecehan seksual terjadi di mana-mana tanpa
memandang usia. Jumlah kasus kekerasan seksual di Indonesia terus
meningkat; Menurut laporan tahunan Komnas Perempuan 2016, kekerasan
seksual terhadap perempuan menempati urutan kedua dari semua kasus
kekerasan di ranah pribadi.
Fungsi utama pakaian adalah untuk menutup aurat dan menghiasi tubuh
manusia. Islam memerintahkan setiap orang untuk berpakaian dengan baik
dan menyenangkan. Bagus artinya sesuai dengan fungsi pakaian itu sendiri
yaitu untuk menutupi aura, dan bagus artinya cukup untuk bisa terasa seperti
permata tubuh, tergantung dari kemampuan pemakainya untuk memilikinya.
Untuk keadaan beribadah, misalnya untuk sholat di masjid, dianjurkan
memakai pakaian yang baik dan suci.
Berbusana dengan gaya kekinian bukanlah halangan, selama tidak
melanggar fungsi dalam Islam. Namun, disarankan untuk tidak berlebihan.
Pakaian bagi wanita mukmin dijelaskan dalam Al-Qur'an untuk menutupi
seluruh aura. Selain sebagai identitas mukmin juga menghindari gangguan
yang tidak diinginkan, pada kenyataannya busana muslim tidak menghalangi
penggunaannya dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Semuanya kembali
kepada niat pengguna untuk menjalankan ajaran Tuhan. Busana wanita dalam
syariat Islam memiliki dua makna utama, pertama, untuk menutupi aurat dan
melindunginya dari fitnah. Kedua, semacam perbedaan dan rasa hormat.
Dia mengatakan bahwa saudara perempuannya Asma' binti Abu Bakar
pernah memasuki rumah Nabi dengan pakaian halus sehingga kulitnya terlihat.
Kemudian dia berbalik dan berkata:
Menutupi aurat baik untuk menutupi seluruh anggota tubuh kecuali wajah
dan telapak tangan dengan memakai pakaian yang menutupi warna kulit atau
dengan memakai kerudung. Seperti yang disebutkan dalam ayat berikutnya.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Aurat perempuan yg harus ditutup merupakan segenap bahagian
tubuhnya, kecuali muka & 2 telapak tangannya. Sebahagian ulama
menambahkan 2 telapak kakinya. Batasan aurat yg demikian itu berlaku saat
perempuan sedang melaksanakan shalat & saat berhadapan dengan pria selain
suami & muhrimnya. Adapun saat perempuan berhadapan dengan muhrimnya,
atau pria lain yg tidak mempunyai syahwat & anak-anak yg belum memahami
soal aurat perempuan, batasan aurat harus longgar agar rambut, leher, ke 2
tangan hingga siku & ke 2 kali hingga lutut bukan termasuk pada ketegori aurat
yg tiak harus ditutup. Busana muslimah tidak identik dengan kostum
perempuan Arab, karena Islam tidak menentukan contoh kostum muslimah
tertentu. Lantaran itu, segala contoh kostum cocok buat Islam, sepanjang
memenuhi kriteria menutup aurat. Bahwa pada syarat tertentu, sinkron
menggunakan pekerjaannya yg berat & kasar, perempuan Indonesia tidak bisa
menutup seluruh auratnya secara normal. Dalam keadaan demikian, menurut
metode qiyas, mereka bisa memperoleh rukhshah, sebagai akibatnya batasan
auratnya saat bekerja, dipersamakan menggunakan batas-batas aurat saat
berhadapan bersama muhrimnya. Alasannya lantaran diserta hajat yg memaksa
perempuan mendapat keadaan seperti demikian.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan menurut output analisis data, penulis ingin
mengembangkan saran demi kebaikan bersama, khususnya kaum lelaki yg
memiliki keluarga, ibu, saudari, istri & anak perempuan, bahkan sahabat
perempuan. Atau lantaran wajib berinteraksi menggunakan insan yg lain maka
harus memperhatikan beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1. Perintah menutupi aurat bukan hanya pada perempuan, Tapi pula pada pria.
Bahkan pria pada urutan ayatnya lebih awal diperintahkan buat menjaga
pandangan & hawa nafsu agar tidak terjadinya tindakan negatif.
2. Wanita pun diperintahkan buat menjaga auratnya dan menunda pandangan
dan juga hawa nafsu agar tidak mendatangkan syahwat laki laki .
3. Wanita lebih cepat mendatangkan hawa nafsu daripada pria . Dengan
demikian perempuan lebih besar tuntutannya buat menjaga diri dan
tubuhnya menggunakan jilbab atau kerudung, memasang cadar apabila
diperlukan agar berpakaian yg santun dan Islami.
Biografi Penulis
Juwita Rosana, Lahir 31 Desember 1999 di Tembilahan,
Kab.Indragiri Hilir Riau. Menempuh pendidikan di SDN 001
hingga Madrasah Tsanawiyah di MTsN 2 Indragiri Hilir.
Pendidikan Madrasah Aliyah di selesaikan di MAN 1 Inhil
(2015). Sekarang sedang menempuh pendidikan Sarjana
Fakultas Teknik dan Ilmu komputer jurusan sistem informasi
di Universitas Islam Indragiri Tembilahan.
Instagram : Juwitarsna
Email : Juwitarosana05@gmail.com